Studi Kekayaan Hayati Kawasan Bentang Alam Rimbang Baling, Riau

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Studi Kekayaan Hayati Kawasan Bentang Alam Rimbang Baling, Riau 2016 STUDI KEKAYAAN HAYATI KAWASAN BENTANG ALAM RIMBANG BALING, RIAU Prosiding Seminar Hasi Kuliah Kerja Lapangan Fakultas Biologi Universitas Nasional Sabtu, 4 Juni 2016 Editor: Fachruddin M. Mangunjaya Imran SL Tobing Tatang Mitra Setia Ikhsan Matondang STUDI KEKAYAAN HAYATI KAWASAN BENTANG ALAM RIMBANG BALING, RIAU Prosiding Seminar Hasil Kuliah Kerja Lapangan (KKL) Fakultas Biologi Universitas Nasional, Sabtu, 4 Juni 2016 Editor: Fachruddin M. Mangunjaya Imran SL Tobing Tatang Mitra Setia Ikhsan Matondang ix + 197 halaman ISBN : 978-602-0819-21-1 Diterbitkan oleh: Lembaga Penerbitan Universitas Nasional, Jakarta Jl. Sawo Manila, No 61 Ps Minggu Jakarta Selatan 12550 Telp: 021-78833384 e-mail: [email protected], [email protected] [email protected] KATA PENGANTAR PANITIA Assalamualaikum wr.wb., Alhamdulillah, Puji Syukur dihaturkan kehadirat Illahi Rabbi, kami dapat menjalankan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) dan menyelenggarakan Seminar Ilmiah di Fakultas Biologi Universitas Nasional, pada 4 Juni 2016. KKL merupakan salah satu bidang studi unggulan yang menarik minat para mahasiswa untuk menguji teori-teori yang mereka dapatkan di bangku kuliah terutama di bidang pengamatan dan penelitian. KKL ini menurut kurikulum fakultas, diikuti oleh mahasiswa pada semester VI, yang kemudian menjadi batu loncatan bagi mahasiswa untuk melatih keterampilannya meneliti, serta memperoleh data primer dari penelitannya di lapangan. Penelitian lapangan ini juga bersifat sebagai pemancing minat mahasiswa yang kemudian dapat membawa mahasiswa tertarik pada bidang minat dan kemudian mendorongnya untuk kembali melakukan penemenelitian lebih dalam lalu menuliskannya dalam sebuah penelitian skripsi sebagai syarat akhir untuk mendapatkan gelar Sarjana Sains (SSi) dari Fakultas Biologi. Kegiatan kali ini, kami adakan jauh di Sumatera yaitu di Bentang Alam Suaka Marga Satwa Bukit Rimbang Baling, Riau. Kegiatan ini terwujud berkat Bantuan yang kami peroleh dari WWF Indonesia melalui mitranya Yayasan Pendidikan Konservasi Alam (YAPEKA). Kedua organisasi ini sangat mendorong adanya kegiatan lapangan yang dapat menghasilkan kader muda yang bersemangat dan bermanfaat untuk perlindungan alam Indonesia yang kaya dan unik ini. Proceeding seminar hasil yang ada ini merupakan hasil Eksplorasi Lapangan dalam studi singkat, dimana kami mengharapkan studi ini dapat berkontribusi secara ilmiah dalam memahami alam Rimbang Baling. Kami juga ingin mengucapkan terima kasih kepada yang terlibat baik langsung maupun tidak langsung: Kepada Pihak Universitas Nasional, Pembantu Rektor Bidang Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Universitas Nasional, Dekan Fakultas Biologi Universitas Nasional, WWF Riau yang telah mengakomodasi kami di camp riset yang menarik dan indah “Camp Subayang”. Selain itu pula, masyarakat Tanjung Belit, di Kawasan Rimbang Baling memberikan pengetahuan baru bagi kami. Kami banyak berterima kasih pula kepada Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau yang memberikan fasilitas perizinan kepada kami sehingga dapat melakukan penelitian dan kegiatan ilmiah ini. v Terima kasih kami sampaikan khususnya kepada pihak Public Relation (PR) atau Humas Universitas Nasional, DAAI TV dan TVRI, juga beberapa koran nasional dan berita online terkemuka seperti Mongabay dan juga tidak lupa website Universitas Nasional. Terakhir tidak lupa diucapkan terima kasih yang sangat besar kepada para dosen pembimbing lapangan untuk masing masing bidang dan para dosen peneliti yang tidak dapat disebutkan satu persatu. Billahi taufik wal hidayah, wassalamualaikum wr wb. Jakarta, 18 Juli 2016 KETUA PANITIA Dr. Fachruddin Majeri Mangunjaya vi KATA SAMBUTAN DEKAN FAKULTAS BIOLOGI UNAS Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Syukur Alhamdulillah kita panjatkan ke hadirat Yang Maha Berilmu; Fakultas Biologi Universitas Nasional (Fabiona) telah berhasil merampungkan kegiatan Kuliah Kerja Lapangan (KKL), mulai dari pelaksanaan penelitian di Lapangan, penulisan makalah, dan seminar tentang hasil yang diperoleh. Kegiatan KKL merupakan program kurikuler di Fabiona yang wajib diikuti oleh mahasiswa. Kegiatan ini dirancang agar mahasiswa dapat mengembangkan pola pikir, daya nalar dan sikap intelektual serta dapat menyingkap rahasia alam yang berkaitan dengan bidang biologi dan dapat menganalisis serta mendiseminasikan hasilnya. Oleh sebab itu mulai dari persiapan (pembuatan proposal), pelaksanaan (penelitian di lapangan), dan pasca pelaksanaan (penulisan makalah dan seminar) mahasiswa dilatih lebih proaktif dan mandiri walaupun tetap dalam bimbingan dosen. Selain melakukan riset lapangan, kegiatan KKL juga melakukan pengabdian pada masyarakat agar mahasiswa (dan dosen) berinteraksi dengan masyarakat untuk berbagi ilmu, pengetahuan dan pengalaman sehingga diharapkan ada manfaatnya bagi masyarakat setempat. Kegiatan KKL pada tahun 2016 dilaksanakan di kawasan Rimbang Baling-Riau. Pemilihan lokasi ini sangat terkait erat dengan hubungan baik antara Fabiona dan WWF-IP; sehingga kegiatan ini mendapat dukungan dari WWF-IP, terutama dalam hal fasilitas dan bantuan dana untuk pelaksanaan kegiatan. Sehubungan dengan itu, kami haturkan banyak terimakasih kepada pihak-pihak yang berkontribusi mensukseskan kegiatan KKL ini, terutama atas bantuan dana dari WWF Indonesia melalui mitranya YAPEKA (Yayasan Pendidikan Konservasi Alam). Selanjutnya, kami juga haturkan terima kasih kepada Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA)-Riau atas fasilitas perizinan yang diberikan kepada kami sehingga kegiatan ini dapat dilaksanakan dengan baik. Para peserta KKL di Rimbang Baling; baik mahasiswa maupun dosen Fabiona, tidak hanya sekedar penelitian; tetapi juga belajar dari alam; dan belajar dari masyarakat. Kami sangat berterimakasih atas segala dukungan dan sambutan positif masyarakat di sekitar kawasan Rimbang Baling atas kehadiran kami. vii Saling dukung dalam melaksanakan kegiatan yang bertujuan untuk konservasi, diharap tidak berhenti sampai di sini; tetapi dapat terus berlanjut dengan kegiatan-kegiatan lainnya, dan sebisa mungkin ditingkatkan agar lebih berkontribusi positif bagi masyarakat dan lingkungan. Prosiding ini merupakan hasil-hasil penelitian mahasiswa (peserta KKL) dan dosen Fabiona dalam rangka KKL tahun 2016 di kawasan dan sekitar Suaka Margasatwa Rimbang Baling- Riau. Makalah-makalah yang dimuat dalam prosiding ini telah diseminarkan secara khusus sebagai bagian dari diseminasi hasil penelitian serta untuk memperoleh kritik konstruktif dalam upaya menampilkan hasil secara baik. Pimpinan Fakultas Biologi Universitas Nasional menghaturkan terimakasih kepada seluruh pihak yang mendukung kegiatan KKL ini; terutama kepada WWF-IP dan YAPEKA, BBKSDA Riau, dan masyarakat di sekitar kawasan Rimbang Baling-Riau. Selanjutnya, terimakasih juga dihaturkan kepada Panitia Pelaksana KKL, para Pembimbing setiap bidang minat, para Dosen Peneliti dan seluruh mahasiswa peserta KKL tahun 2016; atas segala kerja keras dan pemikirannya. Sekali lagi; terimakasih atas segala dukungannya, mohon maaf atas segala kekurangan dan kekhilafan kami. Semoga hasil penelitian yang telah dirangkum dalam prosiding ini bermanfaat adanya. Jakarta, 19 Juli 2016 Dekan, ttd Imran SL Tobing viii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR PANITIA ................................................................................................................................ v KATA SAMBUTAN DEKAN FAKULTAS BIOLOGI UNAS .................................................................... viI MAKALAH Studi Etnobotani Masyarakat Desa Tanjung Belit, Batu Sanggan, dan Muara Bio Landscape Suaka Margasatwa Bukit Rimbang Bukit Baling, Provinsi Riau Reni Amelia, Tunjung Wigatiningrum ................................................................................................... 1 Studi Lubuk Larangan di Bentang Alam Bukit Rimbang Bukit Baling Riau Annisa Hayyu Rahmadina, Nadia Putri Rachma dan Fachruddin Majeri Mangunjaya……………. 27 Studi Potensi dan Prospek Budi Daya Jamur Makroskopis dari Kawasan Suaka Margasatwa Bukit Rimbang Bukit Baling, Provinsi Riau Dennys Perdana Armanda, Noverita ……………………………………………………... 43 Studi Avifauna pada Dua Tipe Habitat di Sekitar Camp Subayang Kawasan SM. Bukit Rimbang Baling, Riau Mutia Afianti, Panji B. Surata Azis, Gautama Wisnubudi………………………………………… 61 Inventarisasi Tumbuhan Berpotensi Bahan Industri di Suaka Margasatwa Bukit Rimbang Baling, Riau Ritchie Y.H L.T, Reddy Aryanto, Ikhsan Matondang…………………………………………… 93 Inventarisasi Primata di Kawasan Suaka Margasatwa Bukit Rimbang Bukit Baling Kabupaten Kampar Provinsi Riau Eggi Septian Prayogi , Sri Suci Atmoko…………………………………………………………..... 115 Jenis-Jenis Mamalia Pada Dua Tipe Habitat di Stasiun Riset Subayang dan Sekitar Air Terjun Batu Dinding Kawasan Suaka Margasatwa Rimbang Baling, Riau Aliyya Lathifa, Nabela Hanyvia Bersenica, Tatang Mitra Setia……………………………….. 129 Keanekaragaman Kupu-Kupu (Lepidoptera) di Sekitar Kawasan Suaka Margasatwa Bukit Rimbang Baling Kabupaten Kampar Provinsi Riau Hasni Ruslan dan Ikhsan Matondang……………………………………………………………… 151 Inventarisasi Pohon Sarang dan Tumbuhan Pakan Apis Dorsata, Serta Pemanfaatan Madu Hutan Di Kawasan Suaka Margasatwa Rimbang Baling – Riau Retno Widowati, Afri Yondra & Ahmad Yusuf ……………………………………………………... 167 Pemanfaatan Tumbuhan Selama Kehamilan Dan Setelah Melahirkan di Desa Tanjung Belit, Muara Bio dan Batu Sanggan Kecamatan Kampar Kiri Hulu Kabupaten Kampar Propinsi Riau Yarni …………………………………………………………………………………………………. 187 ix STUDI ETNOBOTANI MASYARAKAT DESA TANJUNG BELIT, BATU SANGGAN, DAN MUARA
Recommended publications
  • 9 2013, No.1136
    2013, No.1136 8 LAMPIRAN I PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50/M-DAG/PER/9/2013 TENTANG KETENTUAN EKSPOR TUMBUHAN ALAM DAN SATWA LIAR YANG TIDAK DILINDUNGI UNDANG-UNDANG DAN TERMASUK DALAM DAFTAR CITES JENIS TUMBUHAN ALAM DAN SATWA LIAR YANG TIDAK DILINDUNGI UNDANG-UNDANG DAN TERMASUK DALAM DAFTAR CITES No. Pos Tarif/HS Uraian Barang Appendix I. Binatang Hidup Lainnya. - Binatang Menyusui (Mamalia) ex. 0106.11.00.00 Primata dari jenis : - Macaca fascicularis - Macaca nemestrina ex. 0106.19.00.00 Binatang menyusui lain-lain dari jenis: - Pteropus alecto - Pteropus vampyrus ex. 0106.20.00.00 Binatang melata (termasuk ular dan penyu) dari jenis: · Ular (Snakes) - Apodora papuana / Liasis olivaceus papuanus - Candoia aspera - Candoia carinata - Leiopython albertisi - Liasis fuscus - Liasis macklotti macklotti - Morelia amethistina - Morelia boeleni - Morelia spilota variegata - Naja sputatrix - Ophiophagus hannah - Ptyas mucosus - Python curtus - Python brongersmai - Python breitensteini - Python reticulates www.djpp.kemenkumham.go.id 9 2013, No.1136 No. Pos Tarif/HS Uraian Barang · Biawak (Monitors) - Varanus beccari - Varanus doreanus - Varanus dumerili - Varanus jobiensis - Varanus rudicollis - Varanus salvadori - Varanus salvator · Kura-Kura (Turtles) - Amyda cartilaginea - Calllagur borneoensis - Carettochelys insculpta - Chelodina mccordi - Cuora amboinensis - Heosemys spinosa - Indotestudo forsteni - Leucocephalon (Geoemyda) yuwonoi - Malayemys subtrijuga - Manouria emys - Notochelys platynota - Pelochelys bibroni
    [Show full text]
  • Theorems in Quran About the Creation of Insects and Its Diversity in Undaan Park Surabaya
    JOURNAL INTELLECTUAL SUFISM RESEARCH (JISR) e-ISSN : 2622-2175 p-ISSN : 2621-0592 JISR 1(2), Mei 2019, 5-10 Email : [email protected] Theorems in Quran about the Creation of Insects and Its Diversity in Undaan Park Surabaya N „Aini1, I A Wira2, V Y Pratami3 1Islamic Building School of Jagad Alimussirry Surabaya, Indonesia 2Biology Postgraduate Program, Universitas Airlangga, Indonesia 3Biology Postgraduate Program, Universitas Sebelas Maret, Indonesia Email: [email protected] Abstract. In the Al-quran there are many verses that explain the animals that exist in this universe, one of which is about Insect. The research on Insect diversity around the Surabaya Undaan Park aims to describe the diversity of Insects and compare the number of members of each order in the Insect class around the Surabaya Undaan Park and look for their relevance to the Qur'anic proposition about the creation of Insects. The method used in this research assignment was observation, which was to go directly to the field to catch Insects in 5 plots in the vicinity of Surabaya Undakan Park with 4 repetitions in each plot, then collect data to be identified. Based on the results of observations, collection and identification, it can be found that there are various Insects in the area. This was evidenced by the discovery of various orders from Insectas, among others: Order Lepidoptera, Order Odonata, Order Hymenoptera, Order Diptera, and Order Orthoptera. Comparison of the number of species from each order is different. The most dominant number of species is in the order of Lepidoptera which was then followed by the order Hymenoptera.
    [Show full text]
  • 1 Inventarisasi Keanekaragaman Jenis Kupu
    INVENTARISASI KEANEKARAGAMAN JENIS KUPU-KUPU (Lepidoptera) DI TAMAN WISATA ALAM GUNUNG TUNAK INVENTORY OF BUTTERFLY SPECIES DIVERSITY (Lepidoptera) IN THE GUNUNG TUNAK NATURE TOURISM PARK Muhammad Agisni Syukur1), Sitti Latifah2), dan Maiser Syaputra3) 1)Mahasiswa 2)Dosen Pembimbing Utama 3)Dosen Pembimbing Pendamping Program Studi Kehutanan, Universitas Mataram Jln. Majapahit No 62, Mataram, NTB E-mail; [email protected] Abstract Conservation is one of the efforts to maintain and Conservation is divided into conserving biodiversity and its ecosystem. The conservation area is divided into three natural reserve areas (nature reserves and wildlife sanctuaries), natural conservation areas (national parks, natural tourist parks and forest parks) and new parks. Mount Tunak natural tourism park is a conservation area in West Nusa Tenggara that has a coastal forest ecosystem. Mount Tunak Natural Tourism Park has a variety of potential butterflies. butterflies are animals that have a function as pollinators in the process of flowering both flora and fauna, one of is the potential of butterflies. Butterflies are animals that have a function as pollinators in the process of flowering. Natural Resources Conservation Center West Nusa Tenggara as the manager of Mount Tunak Natural Tourism Park currently makes butterflies as one of the tourist attraction in Mount Tunak Natural Tourism Park. This study aims to determine the diversity of butterfly species and analyze the level of species diversity, species richness, evenness of species, dominance of species and similarity of species of butterflies in Mount Tunak Natural taourism Park. The data collection method used in this study is a combination of Time Search method and point transect method.
    [Show full text]
  • Diversity of Butterflies in Four Different Forest Types in Mount Slamet, Central Java, Indonesia
    BIODIVERSITAS ISSN: 1412-033X Volume 16, Number 2, October 2015 E-ISSN: 2085-4722 Pages: 196-204 DOI: 10.13057/biodiv/d160215 Diversity of butterflies in four different forest types in Mount Slamet, Central Java, Indonesia IMAM WIDHIONO Faculty of Biology, Jenderal Soedirman University. Jl. Dr. Soeparno No. 68, Purwokerto, Banyumas 53122, Central Java, Indonesia. Tel. +62-281- 638794, Fax: +62-281-631700, email: [email protected] Manuscript received: 26 May 2015. Revision accepted: 20 August 2015. Abstract. Widhiono I. 2015. Diversity of butterflies in four different forest types in Mount Slamet, Central Java, Indonesia. Biodiversitas 16: 196-204. The study was carried out in four different habitat types (secondary forest, plantation forest, agroforest, and tourist area) on the southern slope of Mount Slamet, Baturaden Forest, Central Java, Indonesia from July 2009 to August 2010. A total of 99 species belonging to eight families showed a dominance of Nymphalidae (30 species) followed by Pieridae (17 species), Lycaenidae (15 species), Papilionidae (13 species), Satyridae (11 species), Danaidae (6 species), Amathusidae (4 species), and Riodinidae (3 species). From the 99 butterflies species found on the southern slope of Mount Slamet, 32 species (30%) were specific to the forest, whereas 63 species (60.6%) were common to all habitats sampled, and the last 10 species (9.4%) were endemics species with one protected species (Troides helena). The present results was showed that butterflies diversity, abundance, and endemism is still relatively high, representing 18% of all butterfly species found in Java and supporting 71.4% endemic species found in Central Java. The plantation forest were contributed the highest diversity and abundance of butterfly species, whereas the agroforest showed the lowest diversity, abundance, and endemism.
    [Show full text]
  • (Lepidoptera: Rhopalocera) Pada Kawasan Hutan Resort Cinta Raja, Taman Nasional Gunung Leuser
    KEANEKARAGAMAN JENIS KUPU-KUPU (LEPIDOPTERA: RHOPALOCERA) PADA KAWASAN HUTAN RESORT CINTA RAJA, TAMAN NASIONAL GUNUNG LEUSER SKRIPSI DEVI RAHMAYANI SYAHFITRI 140805043 PROGRAM STUDI BIOLOGI S-1 FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2019 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA KEANEKARAGAMAN JENIS KUPU-KUPU (LEPIDOPTERA: RHOPALOCERA) PADA KAWASAN HUTAN RESORT CINTA RAJA, TAMAN NASIONAL GUNUNG LEUSER SKRIPSI Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Sains DEVI RAHMAYANI SYAHFITRI 140805043 PROGRAM STUDI BIOLOGI S-1 FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2019 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA i UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ii UNIVERSITAS SUMATERA UTARA KEANEKARAGAMAN JENIS KUPU-KUPU (LEPIDOPTERA: RHOPALOCERA) PADA KAWASAN HUTAN RESORT CINTA RAJA, TAMAN NASIONAL GUNUNG LEUSER ABSTRAK Kupu-kupu adalah salah satu jenis serangga dari ordo Lepidoptera yang berperan penting dalam mempertahankan keseimbangan ekosistem dan nilai keindahan. Hutan Cinta Raja merupakan salah satu kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) yang memiliki banyak tanaman berbunga. Daerah penelitian dilalui dua aliran sungai (Long 3 dan Long 4) yang merupakan habitat bagi kupu-kupu. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan deskripsi keanekaragaman jenis kupu-kupu serta jenis tumbuhan pakan dan tumbuhan inang pada subordo Rhopalocera. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus sampai dengan Desember 2018 di kawasan hutan primer resort Cinta Raja, TNGL. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah survei eksploratif dan pemotretan. Hasil penelitian didapatkan 4 famili kupu-kupu yaitu Nymphalidae, Pieridae, Papilionidae dan Lycaenidae. Total jenis kupu-kupu yang didapat berjumlah 47 jenis yang terdiri dari Nymphalidae sebnayak 31 jenis, Pieridae sebanyak 7 jenis, Papilionidae sebanyak 6 jenis dan Lycaenidae sebanyak 3 jenis.
    [Show full text]
  • Müllerian Mimicry of Delias
    Entomological Science (2018) doi: 10.1111/ens.12318 ORIGINAL ARTICLE Müllerian mimetic radiation of Delias butterflies (Lepidoptera: Pieridae) in Bali and Timor Sadaharu MORINAKA1 , Erni ERNIWATI2, Nobuhiro MINAKA3 and Tadashi MIYATA4 1Saitama Study Center, The Open University of Japan, Saitama, Japan, 2Entomology Laboratory, Zoology Division, Research Center for Biology, Indonesian Institute of Sciences (LIPI), Bogor, Indonesia, 3Institute for Agro-Environmental Sciences, National Agriculture and Food Research Organization, Tsukuba, Japan and 4Graduate School of Bioagricultural Sciences, Nagoya University, Nagoya, Japan Abstract Mimicry rings are present among Delias butterflies, and those butterflies are also considered to be mimetic models of other lepidopteran insects; however, experimental evidence for their unpalatability to predators is limited. In Bali and Timor, a total of three mimicry rings of Delias species are present; particularly, male and female D. lemoulti join different rings in Timor. The present study examined the unpalatability of Delias in Bali and Timor to the caged avian predator Pycnonotus aurigaster. The birds ate eight Delias spe- cies in similar numbers, and ate the palatable butterfly Mycalesis horsfieldii much more frequently than Delias butterflies. The result suggests that the three mimicry rings of Delias species in Bali and Timor are Müllerian rather than Batesian. Based on previous findings on their phylogenetic relationships, the Müller- ian mimicry rings of Delias in Bali and Timor are suggested to have emerged through the convergent evolu- tion and phylogenetic constraints of wing color patterns. In the D. hyparete species group, mimetic radiation may have occurred between Bali and Timor. Key words: Greater Sunda Islands, Indo-Pacific archipelago, learning, Lesser Sunda Islands, palatability, toxicity.
    [Show full text]
  • Download This PDF File
    Ethos (Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat): 48-54 KEANEKARAGAMAN KUPU-KUPU DI WILAYAH PEMUKIMAN DESA PANGANDARAN CIAMIS JAWA BARAT THE BUTTERFLIES DIVERSITY IN SETTLEMENT REGION OF THE PANGANDARAN VILLAGE CIAMIS, JAWA BARAT 1Nurullia Fitriani; 2Ani Royani; 3Gilang M. Nur Iqbal; 4Yumna T. Rahmania 1,2,3,4 Program Studi Biologi Universitas Padjadjaran Email : [email protected] Abstract. Butterflies are insects of the order Lepidoptera most widely known through the shape and color of the wings. Butterflies are found in a variety of ecosystems including the settlement in the village of Pangandaran bordering the Pangandaran Nature Reserve. This study aims to determine the diversity of butterflies in a residential area of Pangandaran. The method used in this study is a survey by exploration around the locality. Observations were made every day at 08.00 to 17.00 during the week. Butterflies are found to be captured by using insect net and preserved for the sake of identification. In this study, also conducted measurements of environmental parameters such as temperature, humidity, light intensity and wind speed as well as a recording of plant species in the vicinity of the study. The data were analyzed descriptively. The results show there are seven species of butterflies from the family nymphalid, four species of family papilonidae and nine species of the family Pieridae. Keywords: diversity, butterflies, survey Abstrak. Kupu-kupu merupakan serangga dari ordo lepidoptera yang paling banyak dikenal melalui bentuk dan warna sayapnya. Kupu-kupu banyak ditemukan di berbagai ekosistem termasuk pemukiman di Desa Pangandaran yang letaknya berbatasan dengan Cagar Alam Pangandaran. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keanekaragaman kupu-kupu di wilayah pemukiman Pangandaran.
    [Show full text]
  • Phylogeography of the Delias Hyparete Species Group (Lepidoptera: Pieridae): Complex Historical Dispersals Into and out of Wallacea
    Biological Journal of the Linnean Society, 2017, 121, 576–591. With 6 figures. Phylogeography of the Delias hyparete species group (Lepidoptera: Pieridae): complex historical dispersals into and out of Wallacea SADAHARU MORINAKA1*, ERNIWATI2, NOBUHIRO MINAKA3, TADASHI MIYATA4 and SUGIHIKO HOSHIZAKI5* 1Saitama Study Center, The Open University of Japan, Ômiya-ku 330–0853, Japan 2Entomology Laboratory, Zoology Division, Research Center for Biology, Indonesian Institute of Sciences (LIPI), Cibinong 16911, Indonesia 3Institute for Agro-Environmental Sciences, NARO, Tsukuba, Ibaraki 305-8604, Japan 4Graduate School of Bioagricultural Sciences, Nagoya University, Chikusa-ku, Nagoya 464–8601 Japan 5Department of Agricultural and Environmental Biology, Graduate School of Agricultural and Life Sciences, The University of Tokyo, Yayoi, Bunkyo-ku, Tokyo 113–8657, Japan Received 13 November 2016; revised 6 February 2017; accepted for publication 13 February 2017 The unique and highly endemic fauna of Wallacea has been extensively examined; however, the diversification of a single animal lineage in Wallacea has not yet been studied in detail. The Delias hyparete (Linnaeus) species group is distributed in the Oriental and Australian regions as well as throughout Wallacea (i.e. North Maluku, South Maluku, Sulawesi and Lesser Sunda), with the highest species diversity occurring in Wallacea. The present study reconstructed the phylogeny and estimated the between- and within-species divergence of the D. hyparete group using two genes: mitochondrial NADH-dependent dehydrogenase subunit 5 (ND5) and nuclear elongation factor 1 alpha (EF1-α). Two out of five clades were associated with Lesser Sunda, and the remaining three clades were associated with North Maluku, South Maluku and Sulawesi, respectively. Ancestral area analyses and molecular dating suggested five colonization events into Wallacea at various times with the Australian and Oriental regions inferred as the geographical origins; Lesser Sunda may have been colonized twice.
    [Show full text]
  • Kuota Penangkapan Jenis Satwa Dan Pengambilan Jenis Tumbuhan Appendiks Ii Cites Periode 2016
    Lampiran Surat No. : SK. 283/KSDAE-SET/2015 Tanggal : 11 Desember 2015 KUOTA PENANGKAPAN JENIS SATWA DAN PENGAMBILAN JENIS TUMBUHAN APPENDIKS II CITES PERIODE 2016 Jatah Lokasi No. Nama Jenis Keterangan Tangkap Export Tangkap/Ambil MAMALIA 1 Pteropus vampyrus 250 225 Total Common Flying-fox Sumut 200 Kalong Kapauk 50 Jateng REPTILIA ULAR / SNAKES 1 Liasis (Apodora) papuanus 300 270 Total Papuan Olive Python / 200 Papua Barat Hidup (Pet) Papua Ular Sanca Irian 100 2 Candoia aspera 1.200 1.080 Total Papuan Ground Boa / 800 Papua Barat Hidup (Pet) Ular Boa Tanah 400 Papua 3 Candoia carinata 600 540 Total Papuan Tree Boa / Hidup (Pet) Ular Boa Pohon 350 Papua Barat 250 Papua 4 Candoia paulsoni 200 180 Total Halmahera Ball Boa / 200 Maluku Utara Hidup (Pet) Ular Boa Halmahera (Halmahera) 5 Bothrochilus 500 450 Total (Leiopython) albertisi 300 Papua Barat Hidup (Pet) White-lipped / D'Albert's 200 Papua Ular Sanca Bibir Putih 6 Total Simalia (Morelia) amethistina 150 135 Scrub / Amesthistine Python 50 Papua Barat Hidup (Pet) Ular Sanca Permata 100 Papua 7 Simalia (Morelia) tracyae 50 45 Total Halmahera python 50 Maluku Utara Hidup (Pet) Ular Sanca Halmahera (Halmahera) 8 Simalia (Morelia) nauta 50 45 Maluku Total Nauta Tanimbar Python 50 (yamdena dan Hidup (Pet) Ular Sanca Tanimbar Tanimbar) 9 Simalia (Morelia) clastolepis 50 45 maluku Total Southern Moluccas Python 50 Hidup (Pet) 1 Jatah Lokasi No. Nama Jenis Keterangan Tangkap Export Tangkap/Ambil Ular Sanca Seram (ambon & Seram) 10 Liasis mackloti mackoti 100 90 Total Macklot's Python / Ular
    [Show full text]
  • The Impact of Herbivorous Insect on Leaves of Mangrove Species Rhizophora Stylosa and Its Relation to Leaf Nutrient Level
    BIODIVERSITAS ISSN: 1412-033X Volume 20, Number 5, May 2019 E-ISSN: 2085-4722 Pages: 1409-1415 DOI: 10.13057/biodiv/d200533 The impact of herbivorous insect on leaves of mangrove species Rhizophora stylosa and its relation to leaf nutrient level INDAH TRISNAWATI♥, MUKHAMMAD MURYONO, ISKA DESMAWATI Ecology Laboratory, Department of Biology, Faculty of Natural Sciences, Institut Teknologi Sepuluh Nopember. Gedung H Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111, East Java, Indonesia. Tel./fax.: +62-31-5963857. ♥email: [email protected] Manuscript received: 7 February 2019. Revision accepted: 28 April 2019. Abstract. Trisnawati I, Muryono M, Desmawati I. 2019. The impact of herbivorous insect on leaves of mangrove species Rhizophora stylosa and its relation to leaf nutrient level. Biodiversitas 20: 1409-1415. Intertidal mangrove ecosystem is a very unique ecosystem which is under threat due to anthropogenic disturbances like land conversion to promote paddy cultivation and aquaculture and pollution. Increased nutrient loading from human activities is expected to have stronger responses to both mangroves and their associated herbivores. This research is aimed to investigate vulnerability of mangroves caused by herbivory of herbivorous insects, focusing on the diversity and abundance of herbivorous insects, the level of mangrove leaf damage and its relation to nutrient levels within leaves in term of nitrogen, phosphorus, potassium and water content. We observed mangrove habitats located around Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Campus in Surabaya, East Java dominated by Rhizophora vegetation. Herbivorous insects showed individual abundance of 15.15% of the total insects found in mangroves around the studied areas. The area of relative leaf damage in Rhizophora stylosa leaves tended to be high in sapling habitus (11.96-24.56%) compared to tree habitus (6.97-16.71%).
    [Show full text]
  • Acyphoderes Hirtipes Uit Surinaams Hout (Col.) Door W
    26 ENTOMOLOGISCHE BERICHTEN, DEEL 15, 1.II. 1954 Appias en Delias uit Indonesië (Lep.) door W. K. J. ROEPKE Op de 85e Wintervergadering van 15 Maart 1953 demonstreerde ik een vrouwelijk exemplaar van Appias libythea F. uit N.O. Sumatra. Deze Pieride is alleen bekend van Continentaal Azië en de Philippijnen, verscheen echter kort geleden, volgens een correspondent, in vrij groten getale op de N.O. kust van Sumatra. Het geldt waarschijnlijk een trekker, die naar Sumatra is overgevlogen en zich hier misschien staande zal houden. In elk geval is het een nieuwe aanwinst voor de dagvlinderfauna van de Maleise archipel. Voorts demonstreerde ik 2 exemplaren van het geslacht Delias, die mij kort geleden door een correspondent van het eiland Flores werden toegezonden. De ene soort, een zeer fraai dier, is van het eiland bekend als D. sambawana everetti Roths. Deze soort met haar subspecies is alleen van de eilanden Lombok, Soem- bawa en Flores bekend. De tweede soort is een subspecies van de op Java alge¬ mene D. periboea Gdt. Zij is tot nog toe niet van Flores bekend, maar wel van Lombok en Soemba-Soembawa. Het meest komt zij overeen met de subspecies livia Fruhs. van Lombok, maar zij onderscheidt zich hiervan doordat de discus van de reeks der rode randvlekken op de achtervleugelonderzijde volledig is. Wij hebben hier klaarblijkelijk met een nieuwe subspecies te doen, die een naam ver¬ dient: floresiana n. subsp. Het type bevindt zich in mijn collectie: 1 $ , midden Flores. De afbeelding van D. periboea livia Fruhs. in Seitz 9, 1910, PI. 56d, onder¬ zijde, geeft een $ weer, en niet een $ , zoals abusievelijk op de plaat is vermeld.
    [Show full text]
  • Arnold Pagenstecher (Wiesbaden.)
    ZOBODAT - www.zobodat.at Zoologisch-Botanische Datenbank/Zoological-Botanical Database Digitale Literatur/Digital Literature Zeitschrift/Journal: Jahrbücher des Nassauischen Vereins für Naturkunde Jahr/Year: 1896 Band/Volume: 49 Autor(en)/Author(s): Pagenstecher Arnold Artikel/Article: Beiträge zur Lepidopteren-Fauna des Malayischen Archipels (XI.) 93-170 © Biodiversity Heritage Library, http://www.biodiversitylibrary.org/; www.zobodat.at BEITBAGE ZUR LEPIÜOPTEßEN-FAUNA DES MALAYISCHEN ARCHIPELS. (XL) ÜBER DIE LEPIDOPTEREN VON SUMBA UND SAMBAWA. Von DR- ARNOLD PAGENSTECHER (WIESBADEN.) (HIERZU TAFEL I, II u. III.) © Biodiversity Heritage Library, http://www.biodiversitylibrary.org/; www.zobodat.at © Biodiversity Heritage Library, http://www.biodiversitylibrary.org/; www.zobodat.at JJie Insel S u m b a , auch Pulo Tschindana, Sandelbosch oder Sandelholzinsel genannt, gehört, wie Sumbawa, wie sie die Holländer zumeist nennen oder Samb a w a , wie sie richtiger nach Doherty ge- nannt werden muss, zu den kleinen Sundainseln. S a m b a w a liegt direkt innerhalb jener vulkanischen Kette, welche, an den Andamanen beginnend, über Sumatra, Java, Bali, Lombok, Sambawa, Flores, Wetter nach der Banda-See sich erstreckt. Sie ist westlich durch die Strasse von Alias von Lombok und östlich durch die Strasse von Sapi von den Inseln Kommodo und Flores getrennt. Sie gehört administrativ zu Celebes und ist namentlich durch den gewaltigen Ausbruch des Vulkans Tambora in der Landschaft Bima in 1835 bekannt geworden. Sumba liegt südlich von Sambawa und Flores, mit der Mitte in dem Kreuzungs- punkte des 10*^ südl. Breite und des 120*^ östlicher Länge von G-reen- wich. Sie gehört administrativ zu Timor und ist besonders durch die ihr eigenthümlichen Pferde (Ponies) bekannt.
    [Show full text]