Rancangan Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor Tentang Penetapan Barang Yang Dilarang Dan Barang Yang Dibatasi Perdaga
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG PENETAPAN BARANG YANG DILARANG DAN BARANG YANG DIBATASI PERDAGANGANNYA DI DALAM NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 35 ayat (2) Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan, perlu menetapkan Peraturan Presiden tentang Penetapan Barang yang Dilarang dan Barang Yang Dibatasi Perdagangannya Di Dalam Negeri; Mengingat : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5512); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PRESIDEN TENTANG PENETAPAN BARANG YANG DILARANG DAN BARANG YANG DIBATASI PERDAGANGANNYA DI DALAM NEGERI - 2 - Pasal 1 Dalam Peraturan Presiden ini yang dimaksud dengan: 1. Perdagangan Dalam Negeri adalah perdagangan barang dan/atau jasa dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang tidak termasuk perdagangan luar negeri 2. Barang adalah setiap benda, baik berwujud maupun tidak berwujud, baik bergerak maupun tidak bergerak, baik dapat dihabiskan maupun tidak dapat dihabiskan, dan dapat diperdagangkan, dipakai, digunakan, atau dimanfaatkan oleh konsumen atau Pelaku Usaha. 3. Pelaku Usaha adalah setiap orang perseorangan warga negara Indonesia atau badan usaha yang berbentuk badan hukum atau bukan badan hukum yang didirikan dan berkedudukan dalam wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yang melakukan kegiatan usaha di bidang Perdagangan. 4. Barang yang Dilarang Perdagangannya adalah Barang yang tidak boleh diperdagangkan di dalam negeri. 5. Barang yang Dibatasi Perdagangannya adalah Barang yang dapat diperdagangkan di dalam negeri dengan persyaratan tertentu. 6. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang- Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 7. Pemerintah Daerah adalah gubernur, bupati atau walikota, dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah. 8. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang Perdagangan. - 3 - Pasal 2 (1) Pemerintah menetapkan Barang yang Dilarang Perdagangannya dan Barang yang Dibatasi Perdagangannya di dalam negeri. (2) Penetapan Barang yang Dilarang Perdagangannya dan Barang yang Dibatasi Perdagangannya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan untuk kepentingan nasional dengan alasan: a. melindungi kedaulatan ekonomi; b. melindungi keamanan negara; c. melindungi moral dan budaya masyarakat; d. melindungi kesehatan dan keselamatan manusia, hewan, ikan, tumbuhan, dan lingkungan hidup; e. melindungi penggunaan sumber daya alam yang berlebihan untuk produksi dan konsumsi; f. melindungi neraca pembayaran dan/atau neraca Perdagangan; g. melaksanakan peraturan perundang-undangan; dan/atau h. pertimbangan tertentu sesuai dengan tugas Pemerintah. (3) Uraian jenis, Barang yang Dilarang Perdagangannya tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Presiden ini. (4) Uraian jenis Barang yang Dibatasi Perdagangannya tercantum dalam Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Presiden ini. (5) Uraian jenis Barang yang Dilarang Perdagangannya dan Barang yang Dibatasi Perdagangannya sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dan ayat (4) dapat diubah, berdasarkan usulan Menteri setelah berkoordinasi dengan menteri/kepala lembaga pemerintah nonkementerian terkait. - 4 - Pasal 3 (1) Setiap Pelaku Usaha dilarang memperdagangkan Barang yang Dilarang Perdagangannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (3). (2) Setiap Pelaku Usaha yang memperdagangkan Barang yang Dilarang Perdagangannya dikenai sanksi pidana sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 3A (1) Barang yang dilarang perdagangannya dalam Peraturan Presiden ini tidak termasuk Barang yang berdasarkan sifatnya yang membahayakan tidak boleh diperdagangkan. (2) Barang sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan. Pasal 4 (1) Setiap Pelaku Usaha yang memperdagangkan Barang yang Dibatasi Perdagangannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (4) wajib memenuhi persyaratan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. (2) Persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa: a. pembatasan jumlah/volume barang yang dapat diperdagangkan; b. pembatasan pelaku usaha yang dapat memperdagangkan; c. pembatasan berdasarkan kondisi dan karakter barang; d. pembatasan wilayah perdagangan; e. pembatasan konsumen yang dapat membeli/menggunakan/memanfaatkan barang; dan/atau f. Pembatasan persyaratan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. - 5 - (3) Setiap Pelaku Usaha yang melanggar ketentuan penetapan Barang yang Dibatasi Perdagangannya dikenai sanksi administratif berupa pencabutan perizinan di bidang perdagangan dan/atau sanksi administratif lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan perdagangan atas Barang yang Dibatasi Perdagangannya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan sanksi administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (3) diatur dengan Peraturan Menteri, menteri, dan/atau kepala lembaga pemerintah nonkementerian. Pasal 4A Barang yang dibatasi perdagangannya dalam Peraturan Presiden ini tidak termasuk barang yang berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan wajib memenuhi standar/persyaratan teknis/mutu, keamanan, khasiat, label, serta petunjuk penggunaan dan jaminan purna jual. Pasal 5 (1) Pemerintah dan Pemerintah Daerah mempunyai wewenang melakukan pengawasan terhadap Barang yang Dilarang Perdagangannya dan Barang yang Dibatasi Perdagangannya. (2) Pengawasan oleh Pemerintah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Menteri. (3) Dalam melaksanakan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Menteri dapat berkoordinasi dengan menteri dan/atau kepala lembaga pemerintah non kementerian. (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur dengan Peraturan Menteri menteri dan/atau kepala lembaga pemerintah non kementerian. - 6 - Pasal 6 Pemerintah Daerah dalam melakukan pengawasan terhadap Barang yang Dilarang Perdagangannya dan Barang yang Dibatasi Perdagangannya harus mengacu pada kebijakan yang ditetapkan oleh Pemerintah. Pasal 7 (1) Dalam hal ditemukan Barang yang mengganggu kepentingan nasional sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 dan belum tercantum dalam lampiran Peraturan Presiden ini, Menteri dapat melarang perdagangan dan peredaran untuk sementara waktu, dan/atau memerintahkan penarikan Barang dari pasar dalam negeri. (2) Larangan perdagangan dan peredaran barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sebagai langkah pencegahan dalam rangka deteksi dini terhadap barang yang berpotensi mengancam kepentingan nasional. (3) Larangan perdagangan dan peredaran barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan Menteri setelah berkoordinasi dengan menteri/kepala lembaga pemerintah nonkementerian terkait. (4) Ketentuan lebih lanjut mengenai penghentian kegiatan Perdagangan untuk sementara waktu dan/atau penarikan Barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Menteri. Pasal 8 Biaya yang diperlukan dalam pelaksanaan pengawasan Barang yang Dilarang Perdagangannya dan Barang yang Dibatasi Perdagangannya bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara serta Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah. Pasal 9 Pada saat Peraturan Presiden ini mulai berlaku, semua - 7 - peraturan perundang-undangan yang telah mengatur mengenai Barang yang Dibatasi Perdagangannya, dinyatakan masih tetap berlaku. Pasal 10 Pada saat Peraturan Presiden ini mulai berlaku, semua peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai Barang yang Dilarang Perdagangannya, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku dinyatakan masih tetap berlaku. Pasal 11 Peraturan Presiden ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Presiden ini dengan penempatannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, JOKO WIDODO - 8 - LAMPIRAN I PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG PENETAPAN BARANG YANG DILARANG DAN BARANG YANG DIBATASI PERDAGANGANNYA DI DALAM NEGERI DAFTAR BARANG YANG DILARANG PERDAGANGANNYA DI DALAM NEGERI NO. NAMA BARANG 1. Gombal baru dan gombal bekas asal impor. 2. Pakaian Bekas asal impor . 3. Barang industri percetakan produksi dalam negeri dan asal impor yang dinyatakan dilarang beredar oleh instansi berwenang. 4. Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) a. Aldrin b. Chlordane c. DDT (Dihlorodiphenyltrichloroethane) d. Dieldrin e. Endrin f. Heptachlor g. Mirex h. Toxaphene i. Hexachlorobenzene j. PCBs (Polychlorinated Biphenyls) 5. Bahan Perusak Ozon (BPO) (Chloro Fluoro Carbon (CFC) dan Halon) 6. Barang berbasis sistem pendingin yang menggunakan Hydro Chloro Floro Carbon - 22 (HCFC - 22) 7. Alat Pemadam Kebakaran (isi) asal impor 8. Turunan Halogenisasi, sulfonasi, Nitrasi yang mengandung halogen dan garam 9. Sisa dan skrap timbal asal impor 10. Aki dan baterai dalam keadaan tidak baru asal impor 11. Tekstil dan produk tekstil motif batik asal impor 12. Gula Mentah (Raw Sugar) - 9 - 13. Gula Kristal Rafinasi asal impor 14. Alat kesehatan dan/atau PKRT (Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga) dalam keadaan tidak baru. 15. Bahan Radioaktif