PERKEMBANGAN PRASEJARAH DARI ABAD XIV HINGGA MASA KESULTANAN MAULANA MUHAMMAD

Fitriyani Rahman

Prodi Ilmu Hadist

Ushuluddin Dan Adab UIN Sultan Maulan Hasanuddin Banten [email protected]

Abstract

Banten is an object of historical phenomena that is interesting ti study the history in the Banten area not only has strategic geographical and economic potential, but also has very interesting local characteristics and is different from other areas around it. as for the process of islamization in banten was first carried out by sunan ampel, banten at the time had become a busy port visited by traders both local and international and at the same time a stopover for those who came from Arabic, China, India, and Perlak according to halwani michrob (1990:50) the spread of islamin this in Banten has started since the VII and VIII centuries AD

Keywords: History of Sultanate Leadership

Abstrak

banten merupakan suatu objek dari fenomena sejarah yang menarik untuk dikaji. sejarah yang ada di daerah banten ini tidak hanya mempunyai potensi strategis secara geografis dan ekonomis, akan tetapi juga mempunyai karakteristik lokal yang sangat menarik dan berbeda dengan daerah lain disekitarnya. adapun Proses islamisasi di banten pertama kali dilakukan oleh Sunan Ampel, banten pada saat itu sudah menjadi pelabuhan yang ramai di kunjungi oleh para pedagang baik local maupun internasional dan sekaligus menjadi tempat persinggahan mereka yang berasal dari: arab, cina, india dan perlak. menurut Halwani Michrob (1990:50) penyebaran islam di banten ini telah dimulai sejak abad ke-VII dan VIII M.

Kata Kunci: Sejarah, Kepemimpinan, Kesultanan, A. PENDAHULUAN

Daerah banten merupakan suatu objek dari fenomena sejarah yang menarik untuk dikaji. sejarah yang ada di daerah banten ini tidak hanya mempunyai potensi strategis secara geografis dan ekonomis, akan tetapi juga mempunyai karakteristik lokal yang sangat menarik dan berbeda dengan daerah lain disekitarnya. karakteristik lokal ini diwujudkan dalam struktur sosial yang berbentuk dalam kehidupan historis-sosiologis masyarakat banten sejak berabad-abad lamanya, serta mampu mempertahankan keberadaannya secara metafisika setelah eksistensi fisiknya berakhir dalam proses sejarahnya banten telah mengalami suatu perkembangan degradasi secara vertical dan disintegrasi. kemudian pada waktu itu banten secara mendadak meningkat perannya dan statusnya yang tidak bisa dilepaskan dari perubahan ekonomi, politik, regional, dan juga global. kemudian selama hampir dua abad yaitu abad XVI-XVII banten terkenal sebagai satu-satunya penguasa lada di bagian barat.

PEMBAHASAN

A. PERKEMBANGAN PRASEJARAH BANTEN PADA ABAD XIV

Pada abad XIV-XV banten sudah menjadi pelabuhan kerajaan sunda, di daerah sekitar ibu kota kerajaan sunda yakni pajajaran yang lokasinya sekitar bogor sekarang, dan ada dua jalur jalan darat penting yang menghubungkan daerah pantai utara dengan ibu kota. adapun sungai-sungai yang mengalir dari pedalaman ke utara jawa yang telah dimanfaatkan sebagai jalur hubungan daerah pedalaman dan daerah pantai, salah satu diantara dua jalur datar itu ialah: jalan dari ibu kota pajajaran menuju jasinga yang kemudian membelok ke utara Rangkas Bitung dan berakhir di Banten Girang. kemudian pada (tahun 1513 Tome Pires) mengadakan pengunjungan ke banten, dan pada waktu itu banten merupakan pelabuhan yang belum begitu berarti dan disebut sebagai pelabuhan kedua dari kerajaan . banten juga telah banyak melakukan hubungan dagang dengan Sumatera dan banyak perahu yang berlabuh ke pelabuhan banten. karna pada waktu itu banten sudah merupakan pelabuhan pengekspor beras, bahan makanan, dan lada, sekitar tahun 1522 banten sudah merupakan pelabuhan yang cukup berarti dimana kerajaan sunda melalui kerajaan banten dan sunda kelapa sudah mengekspor 1.000 pon lada pertahun1.

1 UKA TJANDRASASMITA BANTEN ABAD XV-XXI (Pencapaian Gemilang Penorehan Menjelang) Hlm 25 kesultanan banten didirikan oleh dua unsur utama yaitu kekuatan politik dan kekuatan ekonomi, kekuatan politik ini ditopang oleh Cirebon dan demak sedangkan kekuatan ekonomi ini di topang oleh dua pelabuhan yakni pelabuhan banten dan pelabuhan sunda kelapa, sejak abad ke-V M banten sudah ramai di kunjungi pedagang asing serta menjadi jalur perdagangan dan pelayaran internasional.

sejak abad ke-V bangsa asing dari berbagai negara seperti: arab, china, india, dan lainnya sudah berdatangan di banten, melalui dua pelabuhan yakni pelabuhan banten dan pelabuhan sunda kelapa, dan mereka datang dengan tujuan untuk berdagang. benten semakin ramai dengan kedatangan bangsa asing terutama setelah malaka jatuh ke tangan portugis pada tahun 1511, dan pasai pada tahun 1512. hal inilah yang menjaadikan benten sebagai pusat perdagangan. serta para saudagar islam yang terdiri dari orang arab, cina dan Persia memindahkan jalur perdagangannya dari malaka ke jawa barat yaitu banten. menurut hamka (1981) rute perdagangan dari pelabuhan banten ke arah timur rute banten-maluku dan rute barat meliputi banten-salida- padang-pariaman-singkel-barus-kemudian keaceh barat. kemudian sejak kesultanan banten dibawah otorita penjajahan belanda, tekanan belanda terhadap warga pribumi makin keras, yang kemudian medorong timbulnya berbagai gerakan sosial berupa perlawanan rakyat diberbagai daerah, diantara gerakan sosial yang pernah ada ialah: gerakan bajo laut merupakan gerakan yang menentang kerja paksa dan pembangunan pelabuhan diujung kulon tahun 1808 dan 1809, dan perlawanan pasir peuteuy di pandeglang tahun 1810, gerakan cikande udik 1845M, gerakan ciomas 1896M, serta gerakan di cilegon 1888M yang dipimpin oleh KH. Wasyid.

Sejak berdirinya kesultanan banten dan pengalihan pusat pemerintahan dari banten girang di bagian selatan ke daerah pesisir utara serta ditaklukkannya pelabuhan sunda kelapa menjadi (Jayakarta) Maulana Hasanudian sebagai sultan pertama berusaha melakukan berbagai upaya untuk memajukan banten diantaranya yakni: pengukuhan banten sebagai kota pelabuhan, dan ekspansi politik atau perluasan wilayah kekuasaan hingga keluar jawa, seperti lampung, Bengkulu dan selebar yang berbatasan dengan sumatera barat.

Sebelum munculnya kerajaan islam di daerah banten di bagian paling barat pulau jawa merupakan daerah yang terpengaruh budaya hindu menurut Friedrich saat meneliti arca-arca Siwa Mahadewa, Durga, Betara Guru, Ganesa, dan yang https://books.google.co.id> books ditemukan pertama kali ditempat yang disebut Cipanas, diatas gunung pulasari, pada tahun 1850, berdasarkan hasil penelitiannya bahwa didaerah ini telah tersebar peradaban dan seni hindu dengan ditemukannya arca-arca yang bergaya sangat mirip dengan gaya yang berlaku di jawa tengah pada awal abad ke-10 M. sejarah kerajaan yang telah meninggalkan peninggalan ini belum dapat dipastikan namun, yang pasti peninggalan kerajaan ini bukan dari kerajaan pajajaran, karna pajajaran jauh ketinggalan dalam bidang ilmu dan seni begitupula majapahit ketinggalan di banding benda-benda dari masa sebelumnya. jadi perlu kita ketahui bahwa benda-benda antic ini berasal dari zaman yang lebih tua dan adanya kerajaan hindu di banten itu sebelum zaman pajajaran. kemudian sejumlah pendatang hindu dari jawa tengah pernah menetap di daerah ini dan mendirikan sebuah kerajaan makmur yang kekayaannya berasal dari perniagaan di selat sunda.

kemudian sebelum islam datang terdapat candi Siwa bergaya jawa yang didirikan pada abad ke-10 diatas gunung keramat yaitu gunung pulasari oleh sebuah kerajaan yang ibu kotanya terletak di banten girang pada abad ke XVI. situs tersebut merupakan kompleks istana yang dikelilingi oleh sebuah system pertahanan yang kuat berupa benteng dari tanah dan parit luar hampir di seluruh bagian batas luarnya situs ini didirikan pada abad ke-X dan sejumlah ciri yang berasal dari zaman ini yaitu: prasasti pendek berbahasa jawa. perlu diketahui bahwa diawal abad ke XI tepatnya tahun 1030, pusat kerajaan sunda dengan penguasan Sri Jayabupati yang termengah diri dengan memakai gelar maharaja yang terletak di cicatih dekat cibadak di pegunungan sebelah barat sukabumi, merupakn satu pihak yang menyebabkan pengaruh jawa muncul di cibadak kemunculan itu tepat pada saat menghilang dari banten girang, larinya pihak jawa tentunya sezaman dengan pulihnya kembali kekuasaan sriwijaya atas sunda-banten kakuasaan ini bertahan sampai dipenghujung abad ke XII kemudian pada awal abad ke XIII Zhao Ragua menanamkan ‘’sin-to’’ (sunda) kota di jawa barat serta daerah-daerah sekitarnya merupakan tempat lada ditanam, oleh karna itu daerah banten dari dahulu selalu menjadi satu-satunya daerah penghasil rempah2.

jadi selama priode dari abad ke XI sampai abad ke XIII mengalami pertumbuhan sangat pesat yang merupakan bukti bahwa berlipat gandanya perdagangan dengan

2 F. Hirth & W.W. Rockhill, Chau Ju-kua: His work on the chines and arab trade in the twelftb and thirteenth centuries, entitled Chu-fan-chi, St-Petersburg, 1911, hlm. 62. china serta berlipat gandanya kemakmuran kerajaan kecil ini, selain nama tempat sunda yang kini menunjukkan kepada seluruh bagian barat pulau jawa sampai pada abad ke-XVI hanya dipakai untuk dataran pesisir wilayah ini dan untuk banten, kemudian di penghujung abad ke XVI orang belanda mencari keterangan di banten saat pelayaran pertama mereka ke hindia, mengklarifikasikan nama tempat yang sudah terlalu kabur ini dengan menulis: ’’sunda adalah pelabuhan banten beserta bagian paling barat jawa tempat tumbuhnya tanaman lada3. dan pada abad ke-XIII- XIV perkembangan ekonomi di banten girang sangat pesat dan dapat dinyatakan bahwa kerajaan sunda mengalami zaman keemasan selama prioden ini karna perkembangan perekonomian ini kemungkinan besar terjadi berkat perdagangannya dengan cina.

Jadi selama abad ke-XVI sunda kelapa sering kali disebut oleh beberapa orang eropa yang kemudian Tome Pires menggambarkan kelapa sebagai ’’pelabuhan terbesar dan terbaik diantar semua pelabuhan sunda’’ lalu 30 tahun kemudian Huygen van linschoten yang menulis Itinenario-nya di goa, dan tempat tinggal pada tahun1583 dan 1588 yang mengatakan juga bawa ’’pelabuhan yang sangat penting di pulau jawa adalah sunda celapa, yang kemudian nama ini lazim digunakan untuk menyebut selatnya’’. semua sumber mengatakan bahwa banten dan kelapa adalah dua pelabuhan yang terbesar dibagian barat jawa, kerajaan banten memanfaatkan kemerosotan kekuasaan pakuan untuk melepaskan diri dari kekuasaan pajajaran yang kemudian memang hanya tinggal sebutannya saja. sejak kedatangan eropa struktur sosial masyarakat banten (pribumi) terdiri dari golongan raja dan keluarganya, golongan elite yaitu para pegawai pangreh praja, bangsawan, agamawan, yang memiliki jabatan di kesultanan merka juga disebut dengan golongan priyayi, dan golongan non-elite yaitu para pedagang, petani, pekerja, tukang, tentara kerajaan, serta golongan budak yaitu buruh tani, dan nelayan.

Golongan non elit merupakan golongan yang paling besar jumlahnya yang termasuk kedalam golongan non elit ini adalah: para pedagang, petani, pejabat birokrat golongan bawah, golongan keagamaan yang hanya melayani orang-orang biasa, tentara dan seniman. sesuai dengan keletakkannya yang berada dipesisir, maka banyak peduduk banten yang bermata pencarian sebagai pedagang, adapun golongan pedagang asing yang tinggal dibanten antara lain: orang melayu, benggala, Gujarat

3 Guilot, Nurhakim & Wibisono, 1994, hlm. 61 dan abesinia, mereka inilah bertempat tinggal disepanjang pantai, pedagang-pedagang china juga memilik perkampungan tersendiri yang terletak disebelah barat dan bergabung dengan orang-orang portugis. akan tetapi golongan petani tidak banyak yang bertempat tinggal di dalam kota, adapun sebagian petani yang berada didalam kota tujuan nya untuk melakukan perdagangan, dan adapun nama tempat yang pernah dijadikan sebagai tempat perdagangan antara lain yaitu: kasunyatan (tempat tinggal ulama), kepandean atau kampung pande (tempat tinggal pandai besi), dan pagongan (tempat tinggal pembuatan gong), tempat ini mengingatkan kita pada tempat bermukimnya golongan tukang atau pekerja pada masa lulu.

adapun seseorang yang bernama syahbandar yakni orang tionghoa yang ingin memulihkan hubungan erat banten dan cina yang terjalin sejak beberapa abad sebelum diputus oleh J.P. Coen diawal abad ke-XVII tahun 1660an china nyaris tertutup bagi orang asing dan perang pecah di provinsi-provinsi selatan. pada awal perkembangannya banten tidak dapat dilepaskan dari pengaruh kerajaan demak pada tahun 1500-an karna mengalami kemajuan yang pesat dan menjadi kerajaan islam besar di pulau jawa. pada tahun 1521 pangeran trenggono diangkat menjadi raja demak dan pengaruh islam mengalami kemajuan yang pesat di jawa, tahun 1527 demak memperluas pengaruhnya dan berhasil menguasai jawa barat. namun setelah masa pemerintahan pangeran tranggono keadaan demak menjadi tidak terkendali karna adanya krisis kepemimpinan yang disebabkan perebutan kekuasaan. kemudian pada waktu yang bersamaan banten mengalami kemajuan melalui perdagangan situasi ini dimanfaatkan Hasanudin untuk melapaskan diri dari pengawasan demak4.

B. MASA KERAJAAN ISLAM BERDIRI

Kemudian kedatangan islam di banten diawali dengan datang nya Sunan Gunung Jati dari demak yang merebut kota itu secara tiba-tiba dari wilayah kerajaan sunda di banten girang dengan bantuan pasukan-pasukan jawa, setelah itu ia berangkat ke Cirebon dan digantikan oleh anaknya yaitu Maulana Hasanuddin (Djajadiningrat, 1983: 213-214). mereka ini ingin mendirikan sebuah kota dagang (yaitu kota surosowan) dikawasan pesisir pantai utara pulau jawa bagian barat (ongkodharma, 2006;73), lalu orang-orang non muslim ini menaklukkan banten girang dan memindahkan pusat kota yang bermula berada di banten girang kemudian di pindahkan ke kawasan yang sekarang dikenal dengan banten lama, sebelum islam 4 Drs. H. Tri Hatmadji, Ragam pusaka budaya banten, hlm 74 dan 75 datang daerah ini hanyalah kawasan pusat perdagangan, dan pelabuhan yang bernama karangantu itu belum menjadi kota yang penting, dan peristiwa ini terjadi pada tahun 1526-7. adapun alasan mengapa mereka ingin menguasai banten karna, tempat ini terletak sangat strategis. banten juga merupakan kawasan pusat perdagangan internasional dan penghasil lada yang merupakan komoditi yang sangat di minati para pedagang dari berbagai penjuru dunia saat itu (Ongkodharma, 2006: 1-3). lada ini telah ditanam di banten jauh sebelum islam datang ke daerah ini.

Proses islamisasi di banten pertama kali dilakukan oleh Sunan Ampel, banten pada saat itu sudah menjadi pelabuhan yang ramai di kunjungi oleh para pedagang baik local maupun internasional dan sekaligus menjadi tempat persinggahan mereka yang berasal dari: arab, cina, india dan perlak. menurut Halwani Michrob (1990:50) penyebaran islam dibanten ini telah dimulai sejak abad ke-VII dan VIII M. namun secara resmi memiliki dampak politis, ekonomi, dan budaya yang besar, islamisai dibanten dimulai oleh Sunan Gunung Djati (Syarif Hidayatullah) dan putranya Maulana Hasanuddin kemudian Proses islamisasi yang dilakukan oleh elite agama dari jawa yakni sebagai bentuk lain dari proses pasifikasi politik yang sebelumnya dilakukan oleh pendahulu dari majapahit yang tidak mengibarkan panji-panji agama dan menjadikan banten bukan hanya sebagi titik strategis dalam struktur geopolitik baru yang didominasi oleh kekuatan islam dan berpusat di demak, melainkan juga menjadi pelaku utama dalam system ekonomi maritime yang menopong struktur politik islam jawa selama abad XV-XVI.

Dalam tradisi sosial masyarakat banten, ulama atau kiyai tidak hanya di pandang sebagai tokoh agama atau orang yang ahli dalam ilmu-ilmu keagamaan islam semata, akan tetapi para ulama juga dianggap sebagai sosok yang paling dekat dengan pusat kekuatan supernatural, sehingga dipercaya memiliki kekuatan magis dan mistis yang lebih dikenal dengan ilmu-ilmu hikmah. peran ulama banten semakin nyata dalam masyarakat ketika otoritas kesultanan banten meredup dan dibawah pengaruh belanda para ulama itu tampil sebagai pemimpin dalam gerakan sosial melawan belanda. ketokohan para ulama banten dari masa kemasa cukup disegani bahkan sampai mancanegara diantara mereka adalah: Syekh Yusuf Al-Makasari merupakan penasehat Sultan Ageng Tirtayasa, Syekh Nawawi tanara Al-Bantani, Syekh Asnawi Al-Bantani caringin-pandeglang 1850-1937, KH. Wasid Bojonegara-serang merupakan tokoh geger cilegon, Syekh Maulana Mansur cikaduen-pandeglang, TB. Abuya Abdul Halim, Brigjen KH. Syam’un merupakan pendiri khairiyah, Abuya KH. Bustomi, Abuya KH. Dimyati dan lain sebagainya.

adapun dinasti rohaniawan politik yang ditegakkan oleh salah satu wali jiwa sunan gunung jati atau fatahillah. yang telah menjadikan banten sebagai salah satu dari beberapa kerajaan islam yang pertama yang mendominasi kekuasaan poltik dan ekonomi regional terutama yang terbentang dari muara sungai musi di Sumatra selatan hingga muara sungai ciliwung di jawa barat bagian tengah5. selain factor agama yang mendasari proses perubahan sosial yang profane, perlu diketahui bahwa lada saat itu menjadi salah satu primadona utama dalam perdagangan rempah-rempah di asia tenggara yang menjadi sumber pendapatan utama para penguasa banten kemudian selama hampir dua abad yakni abad XVI-XVII banten terkenal sebagai satu-satunya penguasa lada di Indonesia bagian barat, meskipun daerah produksinya lebih banyak terletak di lampung yang berada dibawah lingkup pengaruhnya.

banten merupakan kerjaan maritim sehingga kekuasaan politik maupun ekonomi dipegang oleh kaum bangsawan yang mendominasi perdagangan sebagai pemberi modal, pengawasan terhadap perdagangan dan pelayaran merupakan sendi-sendi kekuasaan mereka yang memungkinkan kerajaan memperoleh penghasilan dan pajak yang besar, hubungan antara sultan, keluarga sultan, para bangsawan, pejabat elit birokrat dengan perekonomian dan perdagangan erat sekali. golongan tersebut bukan hanya mempunyai status sosial yang tinggi di bidang politik dan sosial saja, tetapi juga di bidang ekonomi. selain islam dan lada yang menjadi potensi utama dalam menopong peran dan setatus dominan banten dijawa barat, kemudian ketika islam menegakkan pengaruhnya yang dominan dalam kehidupan politik dan sosial budaya di hampir seluruh pulau jawa jalinan kekerabatan dan ikatan primordial menjadi kekuatan penentu utama bagi keberadaan dinasti-dinasti politik yang berkuasa seperti raja-raja demak yang juga merupakan pewaris sah dari dinasti majapahit yang berhaasil menciptakan jaringan aliansi politik berdasarkan hubungan kekerabatan dan perkawinan. raja-raja dari banten, Cirebon, hingga Madura itu tidak bisa dilepaskan dari strategi elite penguasaan politik islam di demak yang dilindungi dan didukung oleh Sembilan wali islam6.

5 Anonim,’’Bantam’s eerste Mohammedansche vorst, historische bijdrage’’. dalam Tijdschrift voor Nederlandsch Indie. tahun 1871, vol. II, hal. 345 6 A. van der Linde (1869), ’’De Ondergang van Madjapahit’’ dalam Nederlandsch Spectator, nomor 6, hlm 42. Selama hampir satu abad Demak berhasil mempertahankan posisi sentralnya dalam konstelasi politik dan struktur politik yang ditopang oleh islam dijawa, banten, Cirebon, Surabaya, dan Madura yang juga membangun kekuatan politik lokal tetap mengarahkan orientasi politik terutama ekonomi mereka ke pesisir utara jawa tengah ini. sebagai pusat kedudukan para wali islam tertua yang dianggap suci dan juga dapat menjadi sumber inspirasi bagi para penguasa islam pesisir, Demak mampu menampilkan dirinya sebagai pengayom sekaligus stabilisator diantara para elite penguasa islam. akan tetapi pengaruh Demak ini pada kenyataannya hanya terbatas pada elite yang berada di sekitar kekuasaan (inner circle) kemudian keruntuhannya bisa dilihat secara profane dan membuktikan kelemahan jaringan selama ini bahkan banten, Cirebon, Madura, dan para bupati seperti pati, jepara dan tuban segera melepaskan diri dari orientasi politik lama mereka meskipun pada saat itu keberadaan Sembilan wali masih tetap bertahan.

kemudian sejak akhir abad ke-XV banten telah siap menjadi sebuah kekuatan besar secara politik, ekonomi, dan militer yang mendominasi perairan dan kawasan barat nusantara pengaruh inilah yang meluas hingga pedalaman Sumatra bagian selatan bahkan mencapai Indragiri di riau dan pengaruh ini juga lah yang membuktikan bahwa kerajaan baru ini mempumyai potensi yang besar dalam proses integrasi wilayah.

Kemudian pada abad XVI ketika kerajaan yang bercorak islam berdiri, pusat kekuasaan di wilayah ini yang semula berkedudukan di banten girang dipindahkan ke kota Surosowan di banten lama dekat dengan pantai.dari sudut politik dan ekonomi, pemindahan ini dimaksudkan untuk memudahkan hubungan pesisir utara jawa dengan pesisir sumatera, melaui selat sunda dan samudra Indonesia. situs ini berkaitan dengan kondisi politik di asia tenggara pada masa itu dimana malaka sudah jatuh dibawah kekuasaan portugis, sehingga pedagang-pedagang yang sedang berhubungan dengan portugis mengalihkan jalur dagang nya melalui selat sunda. dan berdirinya kota Surosowan sebagai ibu kota banten atas petunjuk dan perintah Sunan Gunung Jati kepada putranya Sultan Maulana Hasanudin yang kemudian menjadi Sultan Banten pertama. Kedatangan penguasa islam ke daerah banten itu di perkirakan terjadi pada tahun 1524-1525, pada saat itu dimana daerah banten masih ada dalam kekuasaan kerajaan sunda, berdasarkan tradisi setempat yang menjadi penguasa kerajaan sunda terakhir di daerah Wahanten Girang (banten girang) adalah Prabu Pucuk Umum yang merupakan putra Prabu Sada.

pada waktu mendirikan kota Surosowan di daerah banten lama Sunan Gunung Jati berpesan agar watu gilang yang ada di depan keraton tidak digeser kemana pun, karna pemindahan benda tersebut dapat meruntuhkan banten. Sultan Hasanudin pada tahun 1526 menikah dengan putri Sultan Trenggana dan dinobatkan menjadi Raja Banten pada tahun 1552. penguasa islam yang baru atas banten, rupanya Maulana Hasanudin tidak berusaha menyerang kota kerajaan pakuan yang terpotong hubungan nya dengan pantai karna perluasan daerah yang dilakukan penguasa islam baru (sunan gunung jati) di banten. ia memperluas kekuasaannya atas kota-kota pelabuhan jawa barat lain yang semula termasuk kekuasaan kerajaan pajajaran.

C. MASA KESULTANAN MAULANA HASANUDDIN YANG DIGANTIKAN DENGAN MAULANA YUSUF DAN MAULANA MUHAMMAD

Menurut sadjarah banten pendiri kesultanan banten ialah Maulana Hasanuddin, sedangkan menurut tradisi Cirebon, pendiri kesultanan banten ialah Syarif Hidayatullah yang juga mendirikan kesultanan Cirebon (Lubis, 2004:28), kemudian menurut beberapa sejarah setelah banten direbut oleh pasukan gabungan Cirebon dan demak, daerah itu menjadi bagian dari Cirebon dan dibawah penguasaan Sunan Gunung Djati. Sunan Gunung Jati atau Syaikh Hidayatullah yang menjadi penguasa utama di banten tidak mentasbihkan diri menjadi raja pertama tetapi menyerahkan kekuasaan kepada putranya Sultan Maulana Hasanudin. meskipun Hasanudin sebagai penguasa banten tetapi keputasan-keputusannya harus atas persetujuan ayahnya yakni Sunan Gunung Djati, pada awal kekuasaannya Maulana Hasanudin memproklamirkan bahwa kerajaan islam banten merupakan vassal dari demak karna banten dapat direbut dan dari kerajaan sunda pajajaran dan dapat diislamkan dengan bantuan Raja demak.

kemudian pada tahun 1528-1529 M, Sultan Trenggana menghadiakan sebuah Mariam besar buatan demak yang di bubuhi tahun tersebut kepada penguasa baru di banten sebagai tanda penghargaan atas hasil yang telah dicapai (Dwihastoro,1989: 12- 13), selain membuat keraton Surosowan, Hasanudin juga telah membangun dua buah masjid di sekitar banten lama, masjid pertama ialah masjid kerajaan yang terletak di sebelah barat alun-alun, Maulana Hasanudin juga memerdekakan banten pada tahun 1568 dan pada waktu itu mulai melemahnya kekuasaan demak dan dianggap sebagai raja atau sultan pertama banten. pada tahun 1570 Sultan Maulana Hasanudin meninggal pada tahun ini pula bersamaan dengan wafat ayahnya beliau yakni Sunan Gunung Jati (Djajadiningrat,1983: 213-214).

Setelah Maulana Hasanudin wafat kemudian Hasanudin digantikan oleh Sultan Maulana Yusuf sebagai Raja banten kedua pada tahun (1570-1580) ia telah memperluas wilayah kekuasaan banten sampai jauh ke pedalaman yang semula masih dikuasai kerajaan sunda pajajaran dan berhasil menduduki ibu kota kerajaan di pakuan. pada masa kesultanan Maulans Yusuf perdagangan dibanten mengalami kemajuan yang pesat, perkembangan perdagangan dibanten menarik minat banyak pendatang dari negri lain untuk datang dan berdagang dibanten. hadirnya Sultan Maulana Yusuf memberikan arti penting bagi kemajuan kesultanan banten yang periode pemetintahannya selama kurun waktu 10 tahun dari (1570-1580) yang dapat dianggap sebagai fase awal bagi pembangunan kesultanan banten sebagai kota cosmopolitan yang maju pesat disegala bidang. perkembangan kesultanan Banten menunjukkan signifikansinya ketika pemerintahan dikendalikan oleh Maulana Yusuf.

anak kandung Maulana Hasanudin ini memiliki kepribadian jasmani yang kuat, maulana yusuf merupakan manusia multidimensi yang selalu memimpin pasukannya digarda terdepan. dalam peperangan merebut pajajaran (1579), Maulana Yusuf menjadi pemimpin cum ulama yang menyebarkan yang menyebarkan agama islam ke berbagai pelosok banten, dan dalam perkembangan kesultanan banten Maulana Yusuf menjadi teknokrat yang mengembangkan kesultanan banten sebagai salah satu Bandar utama di Nusantara. sesudah kemenangan tercapai, pada perkembangan kesultanan banten oleh Sultan Maulana Yusuf dilakukan dengan membangun berbagai infrastruktur primer kota, dengan mengunakan bahan baku bangunan utama berupa batu-batu dan karang.

Infrastruktur kota banten yang dibangun dan dikembangkan oleh Sultan Maulana Yusuf adalah: pertama pengembangan keraton surosowan, kedua pengembangan masjid banten, ketiga pengembangan pasar dan pelabuhan, keempat jaringan irigasi dan juga air bersih, kelima pengembangan jembatan rante sebagai fasilitas transportasi darat yang menghubungkan dua jalan utama dikesultanan banten dan menjadi tolhuis atau tempat untuk menarik pajak kapal-kapal kecil yang melimtas diatasnya7. ia lebih giat melakukan pembangunan di ibu kota yang baru banten- surosowan. berdasarkan tradisi Yusuf Maulana telah memperluas bangunan Masjid Agung dengan membuat serambi dan juga telah membangun masjid lain di kasunyatan (selatan banten lama), adapun pengembangan pemukiman masyarakat yang beraneka latar belakang oleh Sultan Maulana Yusuf yang difasilitasi dengan penyediaan pemukiman berdasarkan pengelomppokan lapisan masyarakat dikesultanan banten. pengembangan permukiman terdiri atas empat kriteria pengelompokan yaitu pengelompokan pemukiman berdasar ras dan suku seperti pecinan dan pekojan, pengelompokan pemukiman berdasarkan sosial ekonomi seperti pabean, pawilahan dan pamarican, pengelompokan pemukiman berdasarkan status dalam pemerintahan dan masyarakat, diantaranya: keraton, kesatrian dan kewiragunan dan dua pemukiman yang dikenal adalah kasunyatan dan kefakihan. dalam tradisi ini Maulana Yusuf di pandang sebagai pendiri masjid besar di banten dan sebagai orang yang memulai penanaman padi sawah disana (Djajadiningrat,1983:214) tradisi ini menyebutkan bahwa masjid kasunyatan didirikan oleh Maulana Yusuf bersama dengan seorang ulama terkenal yang bernama Syekh Abdul Syukur yang makamnya berada disebelah timur masjid, dan masjid ini berfungsi sebagai pusat pengembangan ilmu agama islam (Juliadi, 2007:16). Maulana Yusuf ini bergelar ’’Pangeran Panembahan Pekalangan Gede’’ yang mentitik beratkan pada pengembangan kota, keamanan wilayah, perdagangan dan pertanian, juga menaklukkan kerajaan sunda pakuan, menetapkan batas wilayah dengan Cirebon, yaitu sungai citarum, pembangunan kraton surosowan, pembuatan tasikardi, pelabuhan banten menjadi daerah emporium perdagangan, dan pembagian wilayah pemukiman bagi pedagang asing.

Kemudian pada tahun 1580 Sultan Maulana Yusuf wafat dan yang berhak naik tahta adalah Maulana Muhammad kanjeng ratu banten surosowan yang memerintah sejak tahun 1580 hingga tahun 1596, Maulana Muhammad ini merupakan sultan banten yang ketiga. karna pada waktu itu Pangeran Muhammad masih kecil maka maka pemerintahan dijalankan oleh mangkubuni sebgai walinya dan yang bertindak sebagai wali raja ialah: Pangeran Aria Jepara, Maulana Muhammad dikenal sebagai orang yang amat taat kepada agama, ia juga bnayak mengarang kitab-kitab agama. sultan Muhammad juga diketahui sangat menghormati gurunya yang bernama Kyai

7 Muharam Albana, Agus Hiplunudin fenomena politik dan budaya dibanten, hlm 61-63 Dukuh yang bergelar pangeran kasunyatan dan tinggal dikampung kasunyatan (Djajadinigrat, 1983: 39 dan 164) masjid agung banten diperindah olehnya dengan melapisi tembok masjid dengan menggunakan porselen dan tiangnya dibuat dari kayu cendana (Michrob, 1981: 32), ia juga membuat satu tempat khusus untuk tempat sholat kaum perempuan yang disebut dengan pawastren atau pawadonan (Tjandrasasmita, 1975: 131-132) dalam masa pemerintahan Maulana Muhammad mulai lah kedatangan kapal-kapal belanda pada tahun 1596 yang berlabuh di pelabuhan banten yang di pimpin oleh Cornelis de Houtman. Maulana Yusuf ini bergelar ’’Kanjeng Ratu Banten Surosowan’’ yang merupakan penulis kitab-kitab islam, membangun masjid hingga kepeloso-pelosok, memperbaiki dan meperindah masjid agung, membangun pawestren atau pawadonan yaitu tempat khusus untuk shalat jamaa’ah kaum perempuan, dan yang terakhir melakukan ekspansi ke wilayah Palembang.

kemudian pada tanggal 6 agustus 1596 Jan Jensen Karel menyebutkan bahwa kapal-kapal asing yang berlabuh di pelabuhan banten harus mendapatkan izin Syah Bandar untuk memasuki kota banten. dapat dilihat dari pusat kota banten tahun 1596 bahwa kota banten sebagai ibu kota kerajaan yang sudah mempunyai pagar tembok dari batu bata sebagai tembok keliling kota, kemudian ketika Tomes Pires (1513) mengunjungi beberapa pelabuhan di pulau jawa dan mata uang yang di pakai sebagai alat tukar ialah mata uang china yakni cash. kemudian peristiwa yang menonjol dari masa pemerintahan Maulana Muhammad yakni dengan adanya penyerbuan ke Palembang, pada peristiwa ini yang mengakibatkan sultan Maulana Muhammad wafat akibat tertembak (Djajadiningrat, 1983: 41-42 dan Hamka, 1982: 74,84). peristiwa gugurnya Sultan Maulana Muhammad ini terjadi pada tahun 1596 berdasarkan pembacaan candrasengkala prabu lepas tataning prang (Djajadiningrat, 1983: 168), Maulana Muhammad meninggal dalam usia yang sangat muda kurang lebih 25 tahun dengan meninggalkan seorang putra yang berusia 5 bulan dari permaisuri ratu wanagiri putri dari mangkubumi, anak inilah yang menggantikan pemerintahan Maulana Muhammad setelah meninggal Sultan Maulana Muhammad diberi gelar Pengeran Seda Ing Palembang atau Pangeran Seda Ing Rana dan dikuburkan diserambi masjid agung (Djajadiningrat, 1983: 169)8. 8 Drs. H. Tri Hatmadji, Ragam pusaka budaya banten, hlm 75,76,77. D. Kesimpulan

Jadi Pada abad ke-V bangsa asing dari berbagai negara seperti: arab, china, india, dan lainnya sudah berdatangan di banten, dan mereka datang dengan tujuan untuk berdagang. dan Pada abad XIV-XV banten sudah menjadi pelabuhan kerajaan sunda, karna banten sudah merupakan pelabuhan pengekspor beras, bahan makanan, dan lada. perkembangan ekonomi di banten girang ini berkembang sangat pesat dan dapat dinyatakan bahwa kerajaan sunda mengalami zaman keemasan selama prioden ini, kemudian pada awal perkembangannya banten tidak dapat dilepaskan dari pengaruh kerajaan demak karna mengalami kemajuan yang pesat dan menjadi kerajaan islam besar di pulau jawa. Kemudian kedatangan islam di banten diawali dengan datang nya Sunan Gunung Jati dari demak, kemudian pada waktu mendirikan kota Surosowan di daerah banten lama pusat kekuasaan di wilayah ini yang semula berkedudukan di banten girang dipindahkan ke kota Surosowan di banten lama dekat dengan pantai.dari sudut politik dan ekonomi, pemindahan ini dimaksudkan untuk memudahkan hubungan pesisir utara jawa dengan pesisir sumatera, melaui selat sunda dan samudra Indonesia dan Sunan Gunung Jati berpesan agar watu gilang yang ada di depan keraton tidak digeser kemana pun, karna pemindahan benda tersebut dapat meruntuhkan banten.

Sunan Gunung Jati atau Syaikh Hidayatullah yang menjadi penguasa utama di banten yang kemudian beliau menyerahkan kekuasaan kepada putranya Sultan Maulana Hasanudin, Maulana hasanudin juga memerdekakan banten setelah itu beliau wafat bersamaan dengan wafat ayah nya. setalah Hasanudin wafat masa kesultanan banten di serahkan kepada sultan kedua banten yakni Maulana Yusuf, Maulana Yusuf ini bergelar ’’Pangeran Panembahan Pekalangan Gede’’ yang kemudian wafat pada tahun 1580 dan tahta kesultanan ini diberika kepada Maulana Muhammad. Maulana Muhammad merupakan sultan banten yang ketiga dan dikenal sebagai orang yang amat taat kepada agama, ia juga bnayak mengarang kitab-kitab agama, Maulana Yusuf ini bergelar ’’Kanjeng Ratu Banten Surosowan’’ kemudian Maulana Muhammad meninggal dalam usia yang sangat muda kurang lebih 25 tahun akibat tertembak. setelah meninggal Sultan Maulana Muhammad diberi gelar (Pengeran Seda Ing Palembang atau Pangeran Seda Ing Rana) dan dikuburkan diserambi masjid agung.

DAFTAR PUSTAKA

 UKA TJANDRASASMITA BANTEN ABAD XV-XXI (Pencapaian Gemilang Penorehan Menjelang, 2011).

 F. Hirth & W.W. Rockhill, Chau Ju-kua: His work on the chines and arab trade in the twelftb and thirteenth centuries, entitled Chu-fan-chi, St- Petersburg, 1911, hlm. 62.

 Claude Guilot, Nurhakim & Wibisono, 1994, BANTEN Sejarah dan Peradaban Adab X-XVII (Kepustakaan Populer Gramedia) 2008 hlm. 61

 Drs. H. Tri Hatmadji, Ragam pusaka budaya banten, Balai pelestarian peninggalan purbakala serang, provinsi banten, jawa barat, Dki dan lampung

 Anonim,’’Bantam’s eerste Mohammedansche vorst, historische bijdrage’’. dalam Tijdschrift voor Nederlandsch Indie. tahun 1871, vol. II,

 A. van der Linde (1869), ’’De Ondergang van Madjapahit’’ dalam Nederlandsch Spectator, nomor 6,

 Muharam Albana, Agus Hiplunudin fenomena politik dan budaya dibanten, cv budi utama, desember 2019