Perkembangan Prasejarah Banten Pada Abad Xiv Hingga Masa Kesultanan Maulana Muhammad
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
PERKEMBANGAN PRASEJARAH BANTEN PADA ABAD XIV HINGGA MASA KESULTANAN MAULANA MUHAMMAD Fitriyani Rahman Prodi Ilmu Hadist Ushuluddin Dan Adab UIN Sultan Maulan Hasanuddin Banten [email protected] Abstract Banten is an object of historical phenomena that is interesting ti study the history in the Banten area not only has strategic geographical and economic potential, but also has very interesting local characteristics and is different from other areas around it. as for the process of islamization in banten was first carried out by sunan ampel, banten at the time had become a busy port visited by traders both local and international and at the same time a stopover for those who came from Arabic, China, India, and Perlak according to halwani michrob (1990:50) the spread of islamin this in Banten has started since the VII and VIII centuries AD Keywords: History of Sultanate Leadership Abstrak banten merupakan suatu objek dari fenomena sejarah yang menarik untuk dikaji. sejarah yang ada di daerah banten ini tidak hanya mempunyai potensi strategis secara geografis dan ekonomis, akan tetapi juga mempunyai karakteristik lokal yang sangat menarik dan berbeda dengan daerah lain disekitarnya. adapun Proses islamisasi di banten pertama kali dilakukan oleh Sunan Ampel, banten pada saat itu sudah menjadi pelabuhan yang ramai di kunjungi oleh para pedagang baik local maupun internasional dan sekaligus menjadi tempat persinggahan mereka yang berasal dari: arab, cina, india dan perlak. menurut Halwani Michrob (1990:50) penyebaran islam di banten ini telah dimulai sejak abad ke-VII dan VIII M. Kata Kunci: Sejarah, Kepemimpinan, Kesultanan, A. PENDAHULUAN Daerah banten merupakan suatu objek dari fenomena sejarah yang menarik untuk dikaji. sejarah yang ada di daerah banten ini tidak hanya mempunyai potensi strategis secara geografis dan ekonomis, akan tetapi juga mempunyai karakteristik lokal yang sangat menarik dan berbeda dengan daerah lain disekitarnya. karakteristik lokal ini diwujudkan dalam struktur sosial yang berbentuk dalam kehidupan historis-sosiologis masyarakat banten sejak berabad-abad lamanya, serta mampu mempertahankan keberadaannya secara metafisika setelah eksistensi fisiknya berakhir dalam proses sejarahnya banten telah mengalami suatu perkembangan degradasi secara vertical dan disintegrasi. kemudian pada waktu itu banten secara mendadak meningkat perannya dan statusnya yang tidak bisa dilepaskan dari perubahan ekonomi, politik, regional, dan juga global. kemudian selama hampir dua abad yaitu abad XVI-XVII banten terkenal sebagai satu-satunya penguasa lada di Indonesia bagian barat. PEMBAHASAN A. PERKEMBANGAN PRASEJARAH BANTEN PADA ABAD XIV Pada abad XIV-XV banten sudah menjadi pelabuhan kerajaan sunda, di daerah sekitar ibu kota kerajaan sunda yakni pajajaran yang lokasinya sekitar bogor sekarang, dan ada dua jalur jalan darat penting yang menghubungkan daerah pantai utara dengan ibu kota. adapun sungai-sungai yang mengalir dari pedalaman ke utara jawa yang telah dimanfaatkan sebagai jalur hubungan daerah pedalaman dan daerah pantai, salah satu diantara dua jalur datar itu ialah: jalan dari ibu kota pajajaran menuju jasinga yang kemudian membelok ke utara Rangkas Bitung dan berakhir di Banten Girang. kemudian pada (tahun 1513 Tome Pires) mengadakan pengunjungan ke banten, dan pada waktu itu banten merupakan pelabuhan yang belum begitu berarti dan disebut sebagai pelabuhan kedua dari kerajaan sunda kelapa. banten juga telah banyak melakukan hubungan dagang dengan Sumatera dan banyak perahu yang berlabuh ke pelabuhan banten. karna pada waktu itu banten sudah merupakan pelabuhan pengekspor beras, bahan makanan, dan lada, sekitar tahun 1522 banten sudah merupakan pelabuhan yang cukup berarti dimana kerajaan sunda melalui kerajaan banten dan sunda kelapa sudah mengekspor 1.000 pon lada pertahun1. 1 UKA TJANDRASASMITA BANTEN ABAD XV-XXI (Pencapaian Gemilang Penorehan Menjelang) Hlm 25 kesultanan banten didirikan oleh dua unsur utama yaitu kekuatan politik dan kekuatan ekonomi, kekuatan politik ini ditopang oleh Cirebon dan demak sedangkan kekuatan ekonomi ini di topang oleh dua pelabuhan yakni pelabuhan banten dan pelabuhan sunda kelapa, sejak abad ke-V M banten sudah ramai di kunjungi pedagang asing serta menjadi jalur perdagangan dan pelayaran internasional. sejak abad ke-V bangsa asing dari berbagai negara seperti: arab, china, india, dan lainnya sudah berdatangan di banten, melalui dua pelabuhan yakni pelabuhan banten dan pelabuhan sunda kelapa, dan mereka datang dengan tujuan untuk berdagang. benten semakin ramai dengan kedatangan bangsa asing terutama setelah malaka jatuh ke tangan portugis pada tahun 1511, dan pasai pada tahun 1512. hal inilah yang menjaadikan benten sebagai pusat perdagangan. serta para saudagar islam yang terdiri dari orang arab, cina dan Persia memindahkan jalur perdagangannya dari malaka ke jawa barat yaitu banten. menurut hamka (1981) rute perdagangan dari pelabuhan banten ke arah timur rute banten-maluku dan rute barat meliputi banten-salida- padang-pariaman-singkel-barus-kemudian keaceh barat. kemudian sejak kesultanan banten dibawah otorita penjajahan belanda, tekanan belanda terhadap warga pribumi makin keras, yang kemudian medorong timbulnya berbagai gerakan sosial berupa perlawanan rakyat diberbagai daerah, diantara gerakan sosial yang pernah ada ialah: gerakan bajo laut merupakan gerakan yang menentang kerja paksa dan pembangunan pelabuhan diujung kulon tahun 1808 dan 1809, dan perlawanan pasir peuteuy di pandeglang tahun 1810, gerakan cikande udik 1845M, gerakan ciomas 1896M, serta gerakan di cilegon 1888M yang dipimpin oleh KH. Wasyid. Sejak berdirinya kesultanan banten dan pengalihan pusat pemerintahan dari banten girang di bagian selatan ke daerah pesisir utara serta ditaklukkannya pelabuhan sunda kelapa menjadi (Jayakarta) Maulana Hasanudian sebagai sultan pertama berusaha melakukan berbagai upaya untuk memajukan banten diantaranya yakni: pengukuhan banten sebagai kota pelabuhan, dan ekspansi politik atau perluasan wilayah kekuasaan hingga keluar jawa, seperti lampung, Bengkulu dan selebar yang berbatasan dengan sumatera barat. Sebelum munculnya kerajaan islam di daerah banten di bagian paling barat pulau jawa merupakan daerah yang terpengaruh budaya hindu menurut Friedrich saat meneliti arca-arca Siwa Mahadewa, Durga, Betara Guru, Ganesa, dan Brahma yang https://books.google.co.id> books ditemukan pertama kali ditempat yang disebut Cipanas, diatas gunung pulasari, pada tahun 1850, berdasarkan hasil penelitiannya bahwa didaerah ini telah tersebar peradaban dan seni hindu dengan ditemukannya arca-arca yang bergaya sangat mirip dengan gaya yang berlaku di jawa tengah pada awal abad ke-10 M. sejarah kerajaan yang telah meninggalkan peninggalan ini belum dapat dipastikan namun, yang pasti peninggalan kerajaan ini bukan dari kerajaan pajajaran, karna pajajaran jauh ketinggalan dalam bidang ilmu dan seni begitupula majapahit ketinggalan di banding benda-benda dari masa sebelumnya. jadi perlu kita ketahui bahwa benda-benda antic ini berasal dari zaman yang lebih tua dan adanya kerajaan hindu di banten itu sebelum zaman pajajaran. kemudian sejumlah pendatang hindu dari jawa tengah pernah menetap di daerah ini dan mendirikan sebuah kerajaan makmur yang kekayaannya berasal dari perniagaan di selat sunda. kemudian sebelum islam datang terdapat candi Siwa bergaya jawa yang didirikan pada abad ke-10 diatas gunung keramat yaitu gunung pulasari oleh sebuah kerajaan yang ibu kotanya terletak di banten girang pada abad ke XVI. situs tersebut merupakan kompleks istana yang dikelilingi oleh sebuah system pertahanan yang kuat berupa benteng dari tanah dan parit luar hampir di seluruh bagian batas luarnya situs ini didirikan pada abad ke-X dan sejumlah ciri yang berasal dari zaman ini yaitu: prasasti pendek berbahasa jawa. perlu diketahui bahwa diawal abad ke XI tepatnya tahun 1030, pusat kerajaan sunda dengan penguasan Sri Jayabupati yang termengah diri dengan memakai gelar maharaja yang terletak di cicatih dekat cibadak di pegunungan sebelah barat sukabumi, merupakn satu pihak yang menyebabkan pengaruh jawa muncul di cibadak kemunculan itu tepat pada saat menghilang dari banten girang, larinya pihak jawa tentunya sezaman dengan pulihnya kembali kekuasaan sriwijaya atas sunda-banten kakuasaan ini bertahan sampai dipenghujung abad ke XII kemudian pada awal abad ke XIII Zhao Ragua menanamkan ‘’sin-to’’ (sunda) kota di jawa barat serta daerah-daerah sekitarnya merupakan tempat lada ditanam, oleh karna itu daerah banten dari dahulu selalu menjadi satu-satunya daerah penghasil rempah2. jadi selama priode dari abad ke XI sampai abad ke XIII mengalami pertumbuhan sangat pesat yang merupakan bukti bahwa berlipat gandanya perdagangan dengan 2 F. Hirth & W.W. Rockhill, Chau Ju-kua: His work on the chines and arab trade in the twelftb and thirteenth centuries, entitled Chu-fan-chi, St-Petersburg, 1911, hlm. 62. china serta berlipat gandanya kemakmuran kerajaan kecil ini, selain nama tempat sunda yang kini menunjukkan kepada seluruh bagian barat pulau jawa sampai pada abad ke-XVI hanya dipakai untuk dataran pesisir wilayah ini dan untuk banten, kemudian di penghujung abad ke XVI orang belanda mencari keterangan di banten saat pelayaran pertama mereka ke hindia, mengklarifikasikan nama tempat yang sudah terlalu kabur ini dengan menulis: ’’sunda adalah pelabuhan banten beserta bagian paling barat jawa tempat tumbuhnya tanaman lada3. dan pada abad ke-XIII- XIV perkembangan ekonomi di banten girang sangat pesat