Perihal Partisipasi Masyarakat

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Perihal Partisipasi Masyarakat BAWASLU B A D A N P E N G A W A S P E M I L I H A N U M U M Serial Evaluasi Penyelenggaraan Pemilu Serentak 2019 PERIHAL PARTISIPASI MASYARAKAT Editor : Masykurudin Haidz Penulis: Abdi Akbar - Ade Irfan Santosa - Agus Muhammad - Astuti Usman - Bagus Sarwono Bejo Untung - David Efendi, dkk - Faizal Akbar - Idris - Melda Imanuela Roiuddin - Saiful Jihad - Sad Dian Utomo - Yayan Hidayat Serial Evaluasi Penyelenggaraan Pemilu Serentak 2019 Perihal Partisipasi Masyarakat P e n e r b i t BAWASLU B A D A N P E N G AWA S P E M I L I H A N U M U M TIM PENYUSUN Adriansyah Pasga Dagama Serial Evaluasi Penyelenggaraan Pemilu Serentak 2019 Perihal Partisipasi Masyarakat @Hak Cipta Dilindungi oleh Undang-Undang Pengupan, Pengalihbahasaan dan Penggandaan (copy) Isi Buku ini, Diperkenankan dengan Menyebutkan Sumbernya Diterbitkan Oleh: BAWASLU B A D A N P E N G AWA S P E M I L I H A N U M U M www.bawaslu.go.id Cetakan Pertama Desember 2019 I TIM PENULIS Serial Evaluasi Penyelenggaraan Pemilu Serentak 2019 Perihal Partisipasi Masyarakat Editor: Masykuruddin Hafidz Penulis: Abdi Akbar Ade Irfan Santosa Agus Muhammad Astu Usman Bagus Sarwono David Efendi dkk Bejo Untung Faizal Akbar Idris Melda Imanuela Rofiuddin Sad Dian Utomo Saiful Jihad Yayan Hidayat BAWASLU B A D A N P E N G AWA S P E M I L I H A N U M U M II Kata Pengantar Pemilihan umum merupakan sarana untuk mewujudkan kedaulatan rakyat dalam pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 1945. Pemilu diselenggarakan secara regular untuk memilih calon pemimpin eksekutif dan legislatif (DPR, DPD, DPRD Provinsi, dan DPRD Kabupaten/Kota) dengan prinsip-prinsip langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil. Pengawasan pemilu merupakan proses sadar, sengaja, dan terencana sebagaihakikat demokratisasi. Pemilu yang dijalankan tanpa mekanisme dan iklim pengawasan yang bebas dan mandiri menjadikannya proses pembentukan kekuasaan yang rentan kecurangan. Hal itu membuat pemilu kehilangan legitimasinya dan pemerintahan yang dihasilkan sesungguhnya tidak memiliki integritas sekaligus akuntabilitassejakpembentukannya. Berangkat dari pemahaman inilah, pengawasan merupakan kebutuhan dasar Pemilu 2019. Pengawasan merupakan keharusan, bahkan merupakan elemen yang melekat kuat pada tiap penyelenggaraan pemilu.Dan yang lebihpentinglagi, pengawasan akan lebih maksimal dilakukan bersamaan dengan partisisipasi masyarakat yang kuatdanmerata. Oleh karena itu, partisipasi masyarakat merupakan salah satu kunci suksesnya pelaksanaan Pemilu. Besar atau kecilnya partisipasi masyarakat sangat menentukan kualitas dari Pemilu. Partisipasi masyarakat dalam praktiknya memang beragam. Ada yang berupa partisipasi masyarakat dalam memilih, pendidikan pemilih, dan ada juga partisipasi dalam ranah keterlibatan masyarakat dalam pemantauan Pemilu. III Partisipasi dalam Pemilu adalah aktivitas memastikan proses tahapan- tahapan Pemilu dengan cara mengumpulkan data, informasi serta menginventarisasi temuan kasus terkait pelaksanaan Pemilu yang dilakukan oleh kelompok masyarakat atau organisasi yang independen dan non- partisan. Aktivitas ini bertujuan untuk terselenggaranya proses pemilihan umumyang jujur, adil, bersih dan transparan serta hasilnya bisa diterima oleh semua pihak baik peserta Pemilu maupun masyarakat secara luas. Buku ini adalah upaya Bawaslu yang memiliki peran strategis dalam mewujudkan proses dan hasil pemilu yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil (luber dan jurdil)dalam melakukan pencegahan dengan meningkatkan strategi kelembagaan dalam merespon tantangan kekinian dan sesuai dengan kebutuhan. Buku ini juga menggambarkan gerakan organisasi dan kelompok masyarakat dalam mewujudkan proses pemilihan umum yang terbuka, transparan, akuntabel dan akses bagi kelompok rentan. Tujuan penyusunan buku ini yaitu merekam proses, capaian dan praktik baik (best practice) dalam pengawasan partisipatif Pemilu serentak tahun 2019. Para pembaca dapat mengambil pembelajaran sebagai strategi peningkatan partisipasi dalam Pemilu dan Pilkada di masa yang akan datang. Selamat Membaca. Abhan Ketua Bawaslu RI Daftar Isi Tim Penyusun________________________________ I Tim Penulis__________________________________II Kata Pengantar_______________________________III Daftar ISI____________________________________IV Daftar Penulis_______________________________431 Bab 1 Pendahuluan: Menguatkan Partisipasi Masyarakat Dalam Pengawasan Pemilu Serentak 2019 (Masykurudin Hafidz) _________________________3 Bab 2 Implementasi Pengawasan Partisipatif di Bawaslu Provinsi Kepulauan Riau Untuk Mendorong Partisipasi Masyarakat Dalam Pengawasan Pemilu: H a s i l P e l a k s a n a a n P r o g r a m K a m p u n g Pengawasan Di Kabupaten Karimun, Provinsi Kepulauan Riau (Idris dan Ade Irfan Santosa)_________________33 Bab 3 Pendekatan Seni Budaya Untuk Sosialisasi Pengawasan Pemilu Serentak 2019 (Rofiuddin)_____________65 Bab 4 Desa Massamaturu, Desa Model Pengawasan Partisipatif di Sulawesi Selatan (Saiful Jihad)_______________________________95 Bab 5 Pendidikan Politik Melalui Mangente Kampung Dalam Peningkatan Kualitas Pemilu Di Desa Terpencil (Studi Pada Dusun Wasalai, Desa Wamsisi, Kecamatan Waesama, Kabupaten Buru Selatan (Astuti Usman) ____________________________133 IV Bab 6 Daya Tahan Kampung Sawah Menghadapi Politisasi SARA Dalam Pilkada Jabar 2018 Dan Pilpres 2019 (Agus Muhammad)_______173 Bab 7 Gerakan Sosial Desa Anti Politik Uang Dalam Pemilu 2019 (Bagus Sarwono) _______________________213 Bab 8 KKN Desa Anti Politik Uang Sebagai Proses Kolaboratif Pengawasan Pemilu Partisipatif Pada Pemilu Serentak 2019 Di Daerah Istimewa Yogyakarta (David Efendi, Dkk)______________________249 Bab 9 Kawal Pemilu-Jaga Suara 2019 Menjaga Integritas Hasil Pemilu (Faizal Akbar)__________________________291 Bab 10 Peran Koalisi Perempuan Indonesia Dalam Meningkatkan Partisipasi Politik Perempuan (Melda Imanuela)_____________321 Bab 11 Menelisik Netralitas ASN: Pemantauan Cso Terhadap Perilaku Politik ASN Pada Pemilu 2019 (Bejo Untung Dan Sad Dian Utomo)________365 Bab 12 Ragam Hambatan Partisipasi Masyarakat Adat Dalam Pemilu 2019: Studi Kasus Komunitas Adat Kajang, Dayak Meratus, Dan Rakyat Penunggu (Yayan Hidayat Dan Abdi Akbar)___________393 Perihal Partisipasi Masyarakat Menguatkan Partisipasi Masyarakat dalam Pengawasan Pemilu Serentak 2019 Masykurudin Hafidz A. Pendahuluan Pemilihan Umum adalah sebuah prosedur yang cukup teruji dalam menentukan siapa pemegang kedaulatan yang dipilih oleh rakyat. Oleh sebab itu keberadaan lembaga- lembaga pemegang kedaulatan menjadi penentu masa depan negara Republik Indonesia. Menurut Jean Bodin yang dikenal sebagai bapak teori kedaulatan,“Suatu keharusan tertinggi dalam suatu negara, dimana kedaulatan dimiliki oleh negara dan merupakan ciri utama yang membedakan organisasi negara dari organisasi yang lain di dalam negara. Karena kedaulatan adalah wewenang tertinggi...........” . (1) Oleh sebab itu dengan Pemilu maka Negara menerapkan sistem Politik yang benar. Henry B Mayo dalam buku Introduction to Democratic Theory memberi definisi sebagai berikut “Sistem politik yang demokratis ialah dimana kebijaksanaan umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh wakil-wakil yang diawasi secara efektif oleh rakyat dalam pemilihan-pemilihan berkala yang didasarkan atas prinsip kesamaan politik dan diselenggarakan dalam suasana terjaminnya kebebasan politik”. (2) 1 Teuku Amir Hamzah, dkk, Ilmu Negara, hal. 153 2 Miriam Budiarjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, PT Gramedia, Jakarta, 1999, h. 61 3 Serial Evaluasi Penyelenggaraan Pemilu Serentak 2019 Dalam kerangka pentingnya Pemilu tersebut terselip problem mendasar tentang isu partisipasi politik rakyat. Hal ini mengingat partisipasi rakyat pada Pemilu merupakan bagian integral dari penyelenggaraan Pemilu sesuai asasnya yang bersifat langsung. Sehingga menjadi sangat substansial terkait pentingnya partisipasi politik rakyat dalam proses penyelenggaraan Pemilu. Sejatinya Pemilu adalah sarana konversi suara rakyat. (3) Atas dasar suara rakyat itulah Pemilu menghasilkan pejabat legislatif (DPR, DPD, DPRD) dan eksekutif (Presiden-Wakil Presiden dan kepala daerah). Dengan demikian, untuk menjamin hasil yang baik dan berkualitas maka proses penyelenggaraannya pun harus memenuhi derajat yang berkualitas pula. Sehingga setiap tahapan Pemilu harus diupayakan dan dipastikan secara jujur dan adil demi menyelamatkan suara rakyat. Dari sanalah legitimasi proses dan hasilnya dapat terukur. Bisa dipastikan secara etis, apabila setiap tahapan Pemilu harus mencerminkan adanya proses partisipasi politik rakyat yang sebenar-benarnya. Pengawasan pemilu adalah bagian dari usaha untuk menghormati serta meningkatkan kepercayaan terhadap hak- hak asasi manusia khususnya hak-hak sipil dan politik dari warga negara. Misalnya penghormatan terhadap hak untuk menyatakan kebebasan dalam menyatakan pendapat dan memilih sesuai kehendak hati nurani. Penghormatan terhadap hak-hak pemilih juga menyangkut kegiatan partisipasi dan pemantauan yaitu hak untuk terdaftar sebagai pemilih, hak untuk menentukan pilihan secara mandiri, hak atas kerahasiaan pilihan, hak untuk bebas dari intimidasi, hak untuk memperoleh informasi mengenai tahapan-tahapan Pemilu secara benar, hak untuk memantau dan hak untuk melaporkan adanya pelanggaran Pemilu. Salah satu kunci penting pelaksanaan Pemilu jujur dan adil adalah tingginya keterlibatan masyarakat untuk 3 Selain itu, Pemilu juga dikatakan sebagai mekanisme pemindahan konflik kepentingan dan sarana
Recommended publications
  • Film Sebagai Gejala Komunikasi Massa
    BUKU AJAR FILM SEBAGAI GEJALA KOMUNIKASI MASSA Dr REDI PANUJU, M.Si PRAKATA Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkat Rahmat dan Hidayahnya akhirnya Buku Ajar ini dapat diterbitkan secara nasional oleh penerbit ber-ISBN. Bermula dari hibah penelitian yang peneliti terima dari Kementerian Ristekdikti melalui format Penelitian Dasar Unggulan Perguruan Tinggi (PDUPT) tahun 2018-2019 dengan judul PERJALANAN SINEMA INDONESIA, dihasilkan banyak data yang menunjukkan bahwa film bukan hanya sebagai karya seni yang keberadaannya sebagai tontonan dan hiburan, namun ternyata film sarat dengan gejala persoalan persoalan struktural. Dalam film, selain aspek sinematografi yang bersifat teknis, yang amat menarik adalah dari aspek pesan yang disampaikan. Film adalah gejala komunikasi massa. Posisinya sebagai media komunikasi massa yang memiliki tujuan penting, yakni menyampaikan sesuatu. Itulah yang disebut pesan (message). Pesan disampaikan melalui rangkaian scine yang membentuk cerita (story), bisa juga melalui dialog dialog antar tokoh dalam film, latar belakang dari cerita (setting) dan bahkan melalui karakter tokoh tokoh yang ada. Melalui pesan itulah penonton mendapat pesan tentang segala sesuatu. Menurut beberapa teori komunikasi massa, justru pada tataran pesan itu efek terhadap penonton bekerja. Karena itu, dalam sejarah sinema Indonesia sering Negara masuk (mengatur) sampai ke pesan film. Misalnya, pada periode Penjajahan Jepang, film dipakai sebagai alat propaganda. Pada masa itu, film dibuat dengan tujuan untuk mempengaruhi penduduk Indonesia mendukung imperialisme Nipon dengan semboyan Persaudaraan Asia. Demikian juga pada masa pasca Proklamasi yang dikenal sebagai sebagai masa Orde Lama (1945-1966), regim Orde Baru menganggap bahwa revolusi Indonesia tidak pernah selesai, karena itu semua hal termasuk kesenian harus diposisikan sebagai alat revolusi.
    [Show full text]
  • Sang Kyai” (Sebuah Analisis Semiotika Roland Barthes)
    NILAI PERJUANGAN KEMERDEKAAN DALAM FILM “SANG KYAI” (SEBUAH ANALISIS SEMIOTIKA ROLAND BARTHES) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I Komunikasi Islam Disusun Oleh : Wawan Supriyanto NIM. 07210028 Dosen Pembimbing : Mohammad Zamroni, S.Sos.I.,M.Si. NIP. 19780717 200901 1 012 PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2014 i MOTTO “PERJUANGAN HENTI TATKALA IMAN TERGERUS KEDANGKALAN BERFIKIR, BIJAKLAH BERPERANGAI SEBAGAI WUJUD ABDI TUHAN DI MUKA BUMI” - KH. Hasyim Asy’ari (Dinukil dari Film “Sang Kiai”) - v HALAMAN DARMABAKTI Kudarmabaktikankan Karya Sederhana ini kepada Almamater Tercinta: Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta vi KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah Subhanahu Wata’ala, Tuhan semesta alam yang telah memberikan segala sesuatu kepada para makhluk sesuai kadarnya. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada kanjeng Nabi Muhammad Salallahu‘alaihi wasallam. Dalam penulisan tugas akhir ini, penulis menghaturkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang telah memberikan motivasi dan dukungan kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas akhir ini. Diantaranya penulis ucapkan banyak terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. Musa Asy’ari selaku rektor Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. 2. Bapak Dr. H. Waryono, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi. 3. Ibu Khoiro Ummatin, S.Ag, M.Si., selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. 4. Bapak Saptoni, S.Ag., MA., sebagai Pembimbing Akademik penulis. Terimakasih untuk tidak bosan-bosannya menanyakan kapan skripsi penulis selesai. 5.
    [Show full text]
  • The Cultural Traffic of Classic Indonesian Exploitation Cinema
    The Cultural Traffic of Classic Indonesian Exploitation Cinema Ekky Imanjaya Thesis submitted for the degree of Doctor of Philosophy University of East Anglia School of Art, Media and American Studies December 2016 © This copy of the thesis has been supplied on condition that anyone who consults it is understood to recognise that its copyright rests with the author and that use of any information derived there from must be in accordance with current UK Copyright Law. In addition, any quotation or extract must include full attribution. 1 Abstract Classic Indonesian exploitation films (originally produced, distributed, and exhibited in the New Order’s Indonesia from 1979 to 1995) are commonly negligible in both national and transnational cinema contexts, in the discourses of film criticism, journalism, and studies. Nonetheless, in the 2000s, there has been a global interest in re-circulating and consuming this kind of films. The films are internationally considered as “cult movies” and celebrated by global fans. This thesis will focus on the cultural traffic of the films, from late 1970s to early 2010s, from Indonesia to other countries. By analyzing the global flows of the films I will argue that despite the marginal status of the films, classic Indonesian exploitation films become the center of a taste battle among a variety of interest groups and agencies. The process will include challenging the official history of Indonesian cinema by investigating the framework of cultural traffic as well as politics of taste, and highlighting the significance of exploitation and B-films, paving the way into some findings that recommend accommodating the movies in serious discourses on cinema, nationally and globally.
    [Show full text]
  • Download Thesis
    This electronic thesis or dissertation has been downloaded from the King’s Research Portal at https://kclpure.kcl.ac.uk/portal/ Have Decentralisation and Democratisation been Effective in Promoting an Inclusive Social Protection System in Indonesia? A Comparative Case Study of the Implementation of Social Protection Programmes in Central Java Wardhana, Dharendra Awarding institution: King's College London The copyright of this thesis rests with the author and no quotation from it or information derived from it may be published without proper acknowledgement. END USER LICENCE AGREEMENT Unless another licence is stated on the immediately following page this work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International licence. https://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0/ You are free to copy, distribute and transmit the work Under the following conditions: Attribution: You must attribute the work in the manner specified by the author (but not in any way that suggests that they endorse you or your use of the work). Non Commercial: You may not use this work for commercial purposes. No Derivative Works - You may not alter, transform, or build upon this work. Any of these conditions can be waived if you receive permission from the author. Your fair dealings and other rights are in no way affected by the above. Take down policy If you believe that this document breaches copyright please contact [email protected] providing details, and we will remove access to the work immediately and investigate
    [Show full text]
  • Modal Sosial Anggota Legislatif Muda Dprd Kabupaten Pasaman Barat Pada Pemilu Legislatif Tahun 2019”
    “MODAL SOSIAL ANGGOTA LEGISLATIF MUDA DPRD KABUPATEN PASAMAN BARAT PADA PEMILU LEGISLATIF TAHUN 2019” SKRIPSI Diajukan untuk Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Politik Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas Oleh: SUCI INDAH RATNA PRATIWI BP. 1610831005 Dosen Pembimbing: Dr. AIDINIL ZETRA, M.A JURUSAN ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2020 ABSTRAK Suci Indah Ratna Pratiwi, 1610831005, Jurusan Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Andalas, Judul Skripsi “Modal Sosial Anggota Legislatif Muda DPRD Kabupaten Pasaman Barat Pada Pemilu Legislatif Tahun 2019”. Pembimbing I : Dr. Aidinil Zetra, M.A Pada tahun 2019 menjadi pemilu serentak pertama yang melaksanakan pemilihan presiden dan legislatif sekaligus karena pemilu serentak dianggap lebih efisien dari segi waktu dan segi anggaran. Ketika berbicara mengenai pemilihan, tentunya tidak lepas dari peran dan keterlibatan generasi muda. Menariknya, pada pemilu tahun 2019 ini jumlah partisipasi generasi muda pada politik mengalami peningkatan. Terbukti dengan adanya 878 pendaftaran para caleg yang ada pada tingkat nasional yang berusia di bawah 30 tahun. Dan tidak sedikit pula dari mereka yang mendapatkan kursi di lembaga legislatif. Hal yang sama juga terjadi di Kabupaten Pasaman Barat, dimana terjadinya peningkatan terhadap jumlah caleg muda yang berhasil duduk di kursi legislatif dari periode sebelumnya. Salah satu faktor terpilihnya generasi muda adalah dengan memiliki modal sosial yang cukup kuat. Modal sosial menurut Bourdieu merupakan suatu sumber daya baik aktual maupun potensial yang dimiliki oleh seseorang dari jaringan sosial yang terlembagakan dan terjadi secara terus menerus sehingga memberikan dukungan kolektif terhadap anggotanya. Hal ini juga tidak terlepas dari peran keluarga dan jaringan sosial yang dimilikinya.
    [Show full text]
  • Pendidikan Antikorupsi
    PENDIDIKAN ANTIKORUPSI Edisi Revisi Undang-undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta Lingkup Hak Cipta Pasal 2 : 1. Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya, yang timbul secara otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut peraturan perundang- undangan yang berlaku. Ketentuan Pidana Pasal 72 : 1. Barangsiapa dengan sengaja atau tanpa hak melakukan per­­buatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah). 2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 tahun dan/atau denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). PENDIDIKAN ANTIKORUPSI Edisi Revisi Dr. Eko Handoyo, M.Si. www.penerbitombak.com 2013 PENDIDIKAN ANTIKORUPSI Copyright©Dr. Eko Handoyo, M.Si., 2013 Cetakan I: Fakultas Ilmu Sosial UNNES dan Widya Karya, Semarang, 2009 Diterbitkan kembali oleh Penerbit Ombak (Anggota IKAPI), 2013 Perumahan Nogotirto III, Jl. Progo B-15, Yogyakarta 55292 Tlp. (0274) 7019945; Fax. (0274) 620606 e-mail: [email protected] facebook: Penerbit Ombak Dua website: www.penerbitombak.com PO.***.**.’13 Penulis: Dr. Eko Handoyo, M.Si. Tata letak: Nanjar Tri Mukti Sampul: Dian Qamajaya Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT) PENDIDIKAN ANTIKORUPSI Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2013 ** + *** hlm.; 14,5 x 21 cm ISBN: 978-602-258-***-* DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAN GAMBAR KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN PENDIDIKAN ANTIKORUPSI PERLUKAH? BAB II KORUPSI, ANTIKORUPSI, DAN PENDIDIKAN ANTIKORUPSI A.
    [Show full text]
  • Contemporary Indonesian Film: Spirits of Reform and Ghosts from the Past Heeren, C.Q
    Contemporary Indonesian film: spirits of reform and ghosts from the past Heeren, C.Q. van Citation Heeren, C. Q. van. (2009, June 9). Contemporary Indonesian film: spirits of reform and ghosts from the past. Retrieved from https://hdl.handle.net/1887/13830 Version: Not Applicable (or Unknown) Licence agreement concerning inclusion of doctoral thesis in License: the Institutional Repository of the University of Leiden Downloaded from: https://hdl.handle.net/1887/13830 Note: To cite this publication please use the final published version (if applicable). Contemporary Indonesian film: Spirits of Reform and ghosts from the past Katinka van Heeren Contemporary Indonesian film: Spirits of Reform and ghosts from the past Proefschrift ter verkrijging van de graad van Doctor aan de Universiteit Leiden, op gezag van Rector Magnificus prof.mr. P.F. van der Heijden, volgens besluit van het College voor Promoties te verdedigen op dinsdag 9 juni 2009 klokke 16.15 uur door Catherine Quirine van Heeren Geboren te Jakarta in 1973 III Promotiecommissie Promotor: Prof. dr. B. Arps Referent: Prof. dr. H. Schulte Nordholt (Vrije Universiteit Amsterdam) Leden: Prof. dr. K. van Dijk Prof. dr. B. Meyer (Vrije Universiteit Amsterdam) Prof. dr. P. Nas Prof. dr. I. Smits Prof. dr. P. Spyer . The research for this dissertation was carried out under the auspices of the Indonesian Mediations Project, part of the Indonesia in Transition programme (2001-2005), funded by the Royal Netherlands Academy of Arts and Sciences (KNAW). I would like to thank the School of Asian, African, and Amerindian Studies (CNWS), and the Netherlands Organization for Scientific Research (NWO) for their financial support.
    [Show full text]
  • MEDIA, COMMUNICATION and SOCIETY EMPOWERMENT
    MEDIA, COMMUNICATION and SOCIETY EMPOWERMENT Foreword: Dr. Heri Budianto M.Si (The Chair of International Conference Committee) Edited by : Didik Haryadi Santoso|Agustinus Hary Setyawan|Elysa Hartati|Noor Aeni Supported by: MEDIA, COMMUNICATION AND SOCIETY EMPOWERMENT Copyright: Mercu Buana University of Yogyakarta, Universiti Sains Malaysia, ASPIKOM Author : Sika Nur Indah, Herlina Agustin, Dadang Rahmat Hidayat, Renata Anisa, Heri Budianto, Ellen Meianzi Yasak, Muhamad Sulhan, Muhammad Nastain, Anom Erman, Ibrahim Faridah, Rosada Dede, Didik Haryadi Santoso, Rani Dwi Lestari, Dian Marhaeni K, Mubarok, Zulhefi, Ruslan Hurasan, Veranus Sidharta, Dian Wardiana Sjuhro, Eka Yusuf, Yoki Yusanto, Heri Ruslan, Bachtiar Wahab, Irmawanti, Rachmaniar, Ikhsan Fuady, Meria Octavianti, Detta Rahmawan, Slamet Mulyana, Rd. Funny , Rizky Imania, Dahniarny Maulina Bahar, Muhammad Arif Syuhada, Dadang Sugiana, Saputra Malik, Aurelius Teluma, Muhammad Annas Triwibowo, Atwar Bajari, Rully Khairul Anwar, Evi Novianti, Moch. Dulkiah, M. Taufiq Rahman, Yuli Setyowati, Widodo Muktiyo, Mahendra Wijaya, Sarah RumHandayani, Siti Komsiah, Eli Jamilah, Dian Harmaningsih, Lasmery RM Girsang, Agus Setiaman, Dadang Sugiana, Betty Tresnawaty, Samson Halomoan Novan, Robertus Romrome, Rahimin, Pir Owners, Ditha Prasanti, Kismiyati El Karimah, Elysa Hartati, Iskak Ismuwidarto, Mohammad Ibnur khalid, Idin Saidin Foreword: Dr. Heri Budianto M.Si The Chair of International Conference Committee Edited by: Didik Haryadi Santoso, Agustinus Hary Setyawan, Elysa Hartati, Noor Aeni Design Cover & Lay out: Ibnu Teguh W Published by: Buku Litera Yogyakarta Minggiran MJ II/1378, RT 63/17 Suryodiningratan, Mantrijeron, Yogyakarta Telp. 0274-388895, 08179407446 [email protected] Supported by: Mercu Buana University of Yogyakarta Universiti Sains Malaysia ASPIKOM Special Copies, November 2016 Printed on Matapadi Yogyakarta viii+ 408 page; 155 x 235 mm ISBN: 978-602-6751-39-3 FOREWORD Alhamdulillahirobil ‘alamiin, we are the committee would like to express our gratitude for finishing this book.
    [Show full text]
  • Ok 04 Eka Nada Sofa.Rtf
    Jurnal Penelitian Humaniora, Vol. 16, No.1, April 2011: 60-75 MENGUAK RELASI PATRIOTISME, REVOLUSI DAN NEGARA DALAM FILM INDONESIA Oleh: Eka Nada Shofa Alkhajar Staf Pengajar Ilmu Komunikasi FISIP UNS Abstract The research aims to know how Pagar Kawat Berduri film describe about patriotism discourse, how the audiences interprete this film and what factors that make it produced by using critical discourse analaysis technique from Norman Fairclough model. This research uses qualitative approach with critical paradigm. Fairclough model analysis uses three dimensions as frame work: text, discourse practice (production and consumption) and socioculture practice. In text level, used semiotic analysis, then in discourse practice level, used documentary study and literature study to analize production matter and in other hand used indepth interview to analize consumption matter and also used documentary study and literature study for analizing in socioculture practice level. The research shows that Pagar Kawat Berduri film carried patriotism discourse in the scenes, attitudes, and dialogues by the actors. And also including the simbolizations that showed both from visual and picture languages: mimics, gestures, lighting, costumes etc. In the production side of discource practice level, the values of life from the director influenced very strong the film of Pagar Kawat Berduri. Then in the consumption side, audiences catch well about the messages in this film similar as that researcher had analized it in text analysis. At last in socioculture practice level, although Asrul Sani as the director gived great influence in his film but the authorize still limited by social structure where he lived. It’s means that the power of the state (government) in the era giving the greatest influence in this film because if there is a film didn’t match with the state (government) policy such as contributing in reinforced the revolution spirit, it will be band immediately.
    [Show full text]
  • Pemutaran Dihadiri Oleh Tinta, Pak Hadi, Prinka, Kuro, Faris, Dan Beberapa Komikus Yang Kebetulan Sedang Berada Di C2O: Dimas, Benny
    REPORT PEMUTARAN & DISKUSI FILM Tjoet Nja’Dhien | Eros Djarot (1986) Sabtu, 15 Agustus 2009 @ 17.00 Perpustakaan C2O, Jl. Dr. Cipto 20 Surabaya 60264 Pemutaran dihadiri oleh Tinta, Pak Hadi, Prinka, Kuro, Faris, dan beberapa komikus yang kebetulan sedang berada di C2O: Dimas, Benny. Erlin dan kat datang menyusul 15 menit kemudian, sementara Pundi dan Ayak setelah 1 jam kemudian. Kuro, Faris dan Prinka pergi keluar lebih dulu. Selama film berlangsung, banyak orang-orang keluar masuk, merokok di luar, membicarakan hal-hal lain (gigs, komik, pameran, dll). Suara film sendiri banyak naik turun sehingga banyak dialog yang tidak terdengar. Setelah film selesai, Pundi menginisiasi diskusi dengan melontarkan beberapa pertanyaan kepada Pak Hadi. Menurut Pak Hadi, Tjoet Nja’Dhien adalah film Indonesia terbaik, karena Eros Djarot serius melakukan risetnya. (Lihat artikel “Tjoet Nja’dhien Bukanlah Film Sejarah.”) Ini adalah film pertama dan terakhir Eros Djarot. Produksi film memakan biaya sangat besar, dengan banyak kerugian dari kantong produser/aktor sendiri. (Aktor-aktor tidak digaji untuk film ini, atau lebih tepatnya, gaji mereka habis untuk produksi. Lihat artikel “Christine Hakim: ‘Tjoet Nya’Dhien’ Perfilman Nasional.”) Pemutarannya sendiri, mengalami hambatan-hambatan (politik) dari “geng 21” / Cendana, sehingga pemutarannya sangat sebentar dan dihalang-halangi. (Berita ini berlawanan dengan data Katalog Film Indonesia 1926-2005 (Kristanto 2005) yang menyatakan film ini sebagai “Film Terlaris V di Jakarta, 1988, dengan 214.458 penonton menurut data Perfin.”) Kenapa Tjoet Nja’dhien yang dipilih untuk mewakili pemimpin Aceh? (Bukan, misalnya, Tjoet Meutia?) Padahal, di Aceh, tradisi literaturnya kuat, cenderung lebih melek dulu daripada pulau lain. Seorang penyair kuat sekali menggambarkan rasa pengkhianatan di sinopsis.
    [Show full text]
  • Contemporary Indonesian Film Indonesian
    This highly informative book explores the world of Post- film Indonesian Contemporary Soeharto Indonesian audio-visual media in the exiting era of Reform. From a multidisciplinary approach it considers a wide variety of issues such as mainstream and alternative Contemporary film practices, ceremonial and independent film festivals, film piracy, history and horror, documentary, television soaps, and Islamic films, as well as censorship from the state Indonesian film and street. Through the perspective of discourses on, and practices of film production, distribution, and exhibition, this book gives a detailed insight into current issues of Indone- Spirits of Reform and ghosts from the past sia’s social and political situation, where Islam, secular reali- ties, and ghosts on and off screen, mingle or clash. Dr. Katinka van Heeren was born on 7 January 1973 in Jakarta Indonesia. She has been a student of Indonesian Languages and Cultures since 1995. Over the years she built up a specialization in Javanese culture, Indonesian Islam, and contemporary audio-visual media. In 2000 she obtained her Masters degree at the University of Leiden with a thesis on media, identity politics and socio-political influences of New Order rule in Indonesian culture in the analysis of two Katinka van Heeren van Katinka Indonesian films. From 2001 to 2005 she was member of the Indonesian Mediations research project. This project was part of a larger Dutch KNAW research project of Indonesia in Transition. In June 2009 she obtained her doctorate. Between 2001 and 2010 she has organized several film screenings in the Netherlands and Indonesia, as well as took part at different film festivals as a member of the jury.
    [Show full text]
  • Politik Uang Di Indonesia
    PO PO P Editor: atr Edward Aspinall onase dan Klientelisme di P LI POLITIK UANG di indonesia LI Mada Sukmajati Patronase dan Klientelisme di Pemilu Legislatif 2014 T T I I K UA Berbeda dengan kebanyakan studi tentang pemilu di Indonesia K UA yang hanya fokus pada pola dan tren kinerja partai politik di tingkat nasional secara umum, buku ini fokus pada beberapa N hal terkait dengan mekanisme patronase dan klientelisme N G d dalam pemilu di tingkatan akar rumput. Buku ini menjabarkan G d fenomena bahwa politik patronase merupakan aspek sentral dalam strategi kampanye sebagian besar kandidat. Selain itu, i i di seluruh daerah di Indonesia, sebagian besar kandidat juga emilu Le n n mengandalkan jaringan informal perantara (broker)—biasanya d disebut sebagai 'tim sukses' atau sebutan lainnya—untuk d o o menjangkau pemilih. Secara umum, buku ini mengeksplorasi gislatif n n POPOLILITTIIKK UAUANNGG kampanye pemilu, relasi kandidat dengan pemilih, bagaimana es bentuk relasi itu diperlancar oleh patronase dan dibentuk oleh es klientelisme, dan bagaimana para kandidat menggunakan 2014 DI INDONESIA i i DI INDONESIA a mekanisme, jaringan, dan teknik tertentu untuk meraih a Patronase dan Klientelisme sebanyak-banyaknya suara pemilih. di Pemilu Legislatif 2014 Mada Sukmajati Ed Editor w ar d Aspinall : ISBN: 978-602-71962-0-9 bekerja sama dengan RESEARCH CENTRE FOR POLITICS AND GOVERNMENT RESEARCH CENTRE FOR POLITICS AND GOVERNMENT 9786027196209 RESEARCH CENTRE FOR POLITICS AND GOVERNMENT Department of Politics & Government - FISIPOL UGM Department of Politics & Government - FISIPOL UGM POLITIK Department of Politics & Government - FISIPOL UGM Politik Uang di Indonesia: Patronase dan Klientelisme pada Pemilu Legislatif 2014 Editor: Edward Aspinall dan Mada Sukmajati Politik Uang di Indonesia: Patronase dan Klientelisme pada Pemilu Legislatif 2014 Hak cipta © Penerbit PolGov, 2015 All rights reserved Editor: Edward Aspinall & Mada Sukmajati Penyelaras Bahasa: Dewi Kharisma Michellia, Umi Nurun Ni’mah, dan Utan Parlindungan Perancang sampul: Eka Apriliawan Tata Letak Isi: M.
    [Show full text]