Konflik Batin Tokoh Korep Dalam Naskah Drama Tengul Karya Arifin C Noer Dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Sastra Di Sekolah

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Konflik Batin Tokoh Korep Dalam Naskah Drama Tengul Karya Arifin C Noer Dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Sastra Di Sekolah KONFLIK BATIN TOKOH KOREP DALAM NASKAH DRAMA TENGUL KARYA ARIFIN C NOER DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMBELAJARAN SASTRA DI SEKOLAH Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Fikry Bermaki NIM 1112013000030 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017 ABSTRAK Fikry Bermaki, 111201300030. “Konflik Batin Tokoh Korep dalam Naskah Drama Tengul Karya Arifin C Noer dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Sastra di Sekolah”. Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dosen Pembimbing: Ahmad Bahtiar, M.Hum. Korep merupakan rakyat kecil yang memiliki keinginan besar untuk menjadi kaya, tetapi caranya kurang tepat karena cara kerjanya menimbulkan berbagai risiko yang menimpanya sampai ia mengalami konflik batin pada dirinya sendiri. Penelitian bertujuan untuk mendeskripsikan konflik batin tokoh Korep dalam naskah drama Tengul karya Arifin C Noer dan implikasinya terhadap pembelajaran sastra di sekolah. Metode yang digunakan adalah deskriptif analisis. Pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini melakukan simak dan baca.Berdasarkan analisis disimpulkan bahwa Korep mengalami konflik batin. Pertama, superego Korep muncul dalam konflik dengan istrinya. Kedua, ego Korep muncul dalam konflik batin dengan pekerjaannya. Ketiga, id Korep muncul dalam konflik batin dengan Tuhannya. Keempat, id Korep muncul dalam konflik batin dengan dirinya sendiri. Kelima, ego Korep muncul dalam konflik batin dengan tokoh Batu Hitam. Keenam, ego Korep muncul dalam konflik batin dengan dirinya sendiri. Mekanisme pertahanan yang digunakan represi, pengalihan, sublimasi, dan regresi. Melalui tokoh Korep, siswa dapat mengetahui bagaimana sikap bijak yang akan diambil dalam menentukan sebuah keputusan. Kata kunci: Konflik Batin, Naskah Tengul, Pembelajaran Sastra. i ABSTRACT Fikry Bermaki, 111201300030. “Inner Conflict Character Korep in the Tengul Drama Script by Arifin C Noer and the Implication to Learning Literary in the School”. Department of Indonesian Language and Literature, Faculty of Tarbiya and Teacher Sciences, Islamic State University Syarif Hidayatullah Jakarta. Supervisor: Ahmad Bahtiar, M.Hum. Korep is a citizen that have big will to be a rich man, but his way was not appropriate because the work causing many risk that befall him till he had inner conflict to himself. This research aim to describe the inner conflict of character Korep in Tengul drama script by Arifin C Noer and the implication to learning literary in the school. The method used is analysis descriptive. Data collecting used in this research is observing and read. Based on the analysis concluded that Korep had inner conflict. First, Korep’s superego appear in conflict with his wife. Second, Korep’s ego appear in inner conflict with his job. Third, Korep’s id appear in inner conflict with his God. Fourth, Korep’s id appear in inner conflict with himself. Fifth, Korep’s ego appear in inner conflict with Batu Hitam character. Sixth, Korep’s ego appear in inner conflict with himself. Defense mechanism used repression, shifting, sublimassion, and regression. Through the character of Korep, student can know how the wise attitude would be taken in order to make a choice. Keywords: Inner Conflict, Tengul Script, Learning Literary. ii KATA PENGANTAR Bismillahirrohmanirrohim. Segala puji dan syukur ke hadirat Allah Swt yang telah memberi nikmat iman dan nikmat Islam, juga nikmat kesehatan baik jasmani maupun rohani kepada penulis sehingga penulis diberi kemudahan dalam menyelesaikan skripsi yang berjudul “Konflik Batin pada Tokoh Korep dalam Naskah Drama Tengul Karya Arifin C Noer dan Implikasinya Terhadap Pembelajaran Sastra di Sekolah”. Salawat serta salam selalu tercurah kepada Baginda Besar, Nabi Muhammad Saw, beserta keluarganya, sahabatnya, dan pengikutnya. Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat menempuh gelar sarjana pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan. Dalam penulisan skripsi ini, penulis mengalami beberapa kendala seperti kurang percaya diri serta kebimbangan dalam menulis. Namun, karena adanya dukungan moral dan dukungan doa dari berbagai pihak, juga adanya saran dan nasihat yang ada membuat penulis terbantu dalam merampungkan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada: 1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Makyun Subuki, M.Hum., Ketua Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. 3. Ahmad Bahtiar, M.Hum., dosen pembimbing skripsi yang telah dengan tulus meluangkan waktu, tenaga, pikiran, saran, nasihat, semangat dan motivasi kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 4. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, namun tidak mengurangi rasa hormat penulis. Terimakasih atas bekal ilmu yang telah diberikan selama ini. 5. Bapak (Alm) Masyar dan Ibu Nuryani, Orang tua tercinta, yang telah sabar mendidik anak-anaknya di rumah. Terlalu amat banyak dukungan yang diberi hingga penulis tidak bisa menyebutkan segala dukungannya karena penulis tidak iii mampu membalas segala dukungannya. Terimakasih bagi Bapak dan Ibu, yang tiada lelahnya mendukung anak-anaknya dalam jenjang pendidikan. 6. Banny Khadafi dan Fuja Dinda Fadila, Adik-adik tercinta, yang telah membantu penulis dengan hiburan-hiburannya sehingga penulis tidak merasa lelah dalam menyelesaikan skripsi ini. 7. Ustaz Syarifudin, guru mengaji, yang telah memberi banyak ilmu dan nasihat sehingga berguna bagi penulis dalam mengamalkan segala tindak tutur dan tindak perilaku. 8. Teman-teman Majelis Ta’lim Al-Alawiyah, yang telah membantu penulis dalam bentuk dukungan moral dan doa, juga dengan candaan yang membuat penulis tidak merasa bosan dalam merampungkan skripsi ini. 9. Teman-teman Pasbrama: Arif, Ahmad, Andri, Dayat, Dewa, Hardi, Idham, Rifqi, dan Yasin, yang telah memberikan semangat serta warna baru bagi hidup penulis selama berada di PBSI. 10. Dinda Mufirdah, yang sudah sedia menyemangati penulis untuk menyelesaikan skripsi. Terimakasih atas usahanya menyemangati sampai akhirnya selesai pada waktunya. 11. Feti, Azizah, Srinita, dan Anisa Rahayu Bahtiar, yang telah mau membantu penulis dalam meminjamkan beberapa referensi. Terimakasih atas dukungan dan doanya. 12. Tim Sastranesia, Futsal FITK, dan Ekskul Futsal MAN 10 yang telah memberi dukungan kepada penulis. 13. Teman-teman PBSI 2012, baik kelas A dan B, yang telah sama-sama bekerja keras, telah membuat kenangan dalam suka dan duka, yang senasib, dan seperjuangan demi tercapainya gelar sarjana pendidikan 14. Teman-teman PPKT di MTsN 13 Jakarta: Amalia, Amri, Ami, Eli, Nisa, Hardi, Nur, yang telah dengan kompak bekerjasama dalam praktik mengajar. Terimakasih atas pengalaman, keceriaan, dan dukungan. iv Terimakasih pula kepada pihak-pihak yang belum disebutkan namanya, karena begitu banyak yang memberi dukungan kepada penulis, baik secara struktural maupun kultural, baik berbentuk saran maupun kritikan. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam skripsi ini, karena itu penulis mengaharapkan kritik dan saran yang membangun dalam penelitian ini. Semoga penelitian ini bermanfaat bagi penulis, pembaca, dan pada umumnya. Jakarta, 17 Juni 2017 Penulis v DAFTAR ISI ABSTRAK …………………………………………………………………………... i ABSTRACT ………………………………………………………………………... ii KATA PENGANTAR …………………………………………………………….. iii DAFTAR ISI …………………………….………………………………………… vi BAB 1 PENDAHULUAN ………………………………………………………….. 1 A. Latar Belakang ………..…………………………………………………….. 1 B. Identifikasi Masalah ………………………………………………………… 4 C. Batasan Masalah …………………………………………………………….. 4 D. Rumusan Masalah …………………………………………………………… 4 E. Tujuan Penelitian ……………………………………………………………. 5 F. Manfaat Penelitian …………………………………………………………... 5 G. Metode Penelitian …………………………………………………………… 6 1. Sumber Data ………………………………………………………… 6 2. Teknik Pengumpulan Data ………………………………………….. 7 3. Teknik Analisis Data ………………………………………………... 7 BAB 2 KAJIAN TEORI ………………………………………………………….... 8 A. Hakikat Psikologi …………………………………………………………… 8 1. Pengertian Psikologi ………………………………………………… 8 2. Konflik Batin ……………………………………………………..…. 9 3. Mekanisme Pertahanan …....……………………………………….. 11 B. Hakikat Drama ……………………………………………………………... 14 1. Pengertian Drama ………………………………………………….. 14 vi C. Unsur Intrinsik Drama ……………………………………………………... 15 D. Pembelajaran Sastra ………………………………………………………... 21 E. Penelitian Relevan …………………………………………………………. 23 BAB 3 BIOGRAFI PENGARANG ……………………………………………... 26 A. Biografi Arifin C Noer ……………………………………………………. 26 B. Karya Arifin C Noer ………………………………………………………. 29 C. Pemikiran Arifin C Noer ………………………………………………….. 31 BAB 4 PEMBAHASAN DAN ANALISIS ……………………………………… 37 A. Unsur Intrinsik Naskah Drama Tengul Karya Arifin C Noer …………….. 37 B. Konflik Batin Tokoh Korep dalam Naskah Drama Tengul Karya Arifin C Noer ……………………………………………………………………….. 79 C. Implikasi Terhadap Pembelajaran Sastra di Sekolah ……………………... 86 BAB 5 PENUTUP ……………………………………………………………….. 90 A. Simpulan ………………………………………………………………….. 90 B. Saran …………………………………………………………………….... 91 DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………..... 92 LAMPIRAN-LAMPIRAN LEMBAR UJI REFERENSI RIWAYAT PENULIS vii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra mencakup prosa, puisi, dan drama. Perbedaan naskah drama dengan karya
Recommended publications
  • Film Sebagai Gejala Komunikasi Massa
    BUKU AJAR FILM SEBAGAI GEJALA KOMUNIKASI MASSA Dr REDI PANUJU, M.Si PRAKATA Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkat Rahmat dan Hidayahnya akhirnya Buku Ajar ini dapat diterbitkan secara nasional oleh penerbit ber-ISBN. Bermula dari hibah penelitian yang peneliti terima dari Kementerian Ristekdikti melalui format Penelitian Dasar Unggulan Perguruan Tinggi (PDUPT) tahun 2018-2019 dengan judul PERJALANAN SINEMA INDONESIA, dihasilkan banyak data yang menunjukkan bahwa film bukan hanya sebagai karya seni yang keberadaannya sebagai tontonan dan hiburan, namun ternyata film sarat dengan gejala persoalan persoalan struktural. Dalam film, selain aspek sinematografi yang bersifat teknis, yang amat menarik adalah dari aspek pesan yang disampaikan. Film adalah gejala komunikasi massa. Posisinya sebagai media komunikasi massa yang memiliki tujuan penting, yakni menyampaikan sesuatu. Itulah yang disebut pesan (message). Pesan disampaikan melalui rangkaian scine yang membentuk cerita (story), bisa juga melalui dialog dialog antar tokoh dalam film, latar belakang dari cerita (setting) dan bahkan melalui karakter tokoh tokoh yang ada. Melalui pesan itulah penonton mendapat pesan tentang segala sesuatu. Menurut beberapa teori komunikasi massa, justru pada tataran pesan itu efek terhadap penonton bekerja. Karena itu, dalam sejarah sinema Indonesia sering Negara masuk (mengatur) sampai ke pesan film. Misalnya, pada periode Penjajahan Jepang, film dipakai sebagai alat propaganda. Pada masa itu, film dibuat dengan tujuan untuk mempengaruhi penduduk Indonesia mendukung imperialisme Nipon dengan semboyan Persaudaraan Asia. Demikian juga pada masa pasca Proklamasi yang dikenal sebagai sebagai masa Orde Lama (1945-1966), regim Orde Baru menganggap bahwa revolusi Indonesia tidak pernah selesai, karena itu semua hal termasuk kesenian harus diposisikan sebagai alat revolusi.
    [Show full text]
  • Sang Kyai” (Sebuah Analisis Semiotika Roland Barthes)
    NILAI PERJUANGAN KEMERDEKAAN DALAM FILM “SANG KYAI” (SEBUAH ANALISIS SEMIOTIKA ROLAND BARTHES) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I Komunikasi Islam Disusun Oleh : Wawan Supriyanto NIM. 07210028 Dosen Pembimbing : Mohammad Zamroni, S.Sos.I.,M.Si. NIP. 19780717 200901 1 012 PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2014 i MOTTO “PERJUANGAN HENTI TATKALA IMAN TERGERUS KEDANGKALAN BERFIKIR, BIJAKLAH BERPERANGAI SEBAGAI WUJUD ABDI TUHAN DI MUKA BUMI” - KH. Hasyim Asy’ari (Dinukil dari Film “Sang Kiai”) - v HALAMAN DARMABAKTI Kudarmabaktikankan Karya Sederhana ini kepada Almamater Tercinta: Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta vi KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah Subhanahu Wata’ala, Tuhan semesta alam yang telah memberikan segala sesuatu kepada para makhluk sesuai kadarnya. Shalawat dan salam senantiasa tercurahkan kepada kanjeng Nabi Muhammad Salallahu‘alaihi wasallam. Dalam penulisan tugas akhir ini, penulis menghaturkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang telah memberikan motivasi dan dukungan kepada penulis sehingga penulis mampu menyelesaikan tugas akhir ini. Diantaranya penulis ucapkan banyak terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. Musa Asy’ari selaku rektor Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta. 2. Bapak Dr. H. Waryono, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi. 3. Ibu Khoiro Ummatin, S.Ag, M.Si., selaku Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. 4. Bapak Saptoni, S.Ag., MA., sebagai Pembimbing Akademik penulis. Terimakasih untuk tidak bosan-bosannya menanyakan kapan skripsi penulis selesai. 5.
    [Show full text]
  • East-West Film Journal, Volume 5, No. 1
    EAST-WEST FILM JOURNAL VOLUME 5 . NUMBER 1 SPECIAL ISSUE ON MELODRAMA AND CINEMA Editor's Note I Melodrama/Subjectivity/Ideology: The Relevance of Western Melodrama Theories to Recent Chinese Cinema 6 E. ANN KAPLAN Melodrama, Postmodernism, and the Japanese Cinema MITSUHIRO YOSHIMOTO Negotiating the Transition to Capitalism: The Case of Andaz 56 PAUL WILLEMEN The Politics of Melodrama in Indonesian Cinema KRISHNA SEN Melodrama as It (Dis)appears in Australian Film SUSAN DERMODY Filming "New Seoul": Melodramatic Constructions of the Subject in Spinning Wheel and First Son 107 ROB WILSON Psyches, Ideologies, and Melodrama: The United States and Japan 118 MAUREEN TURIM JANUARY 1991 The East-West Center is a public, nonprofit educational institution with an international board of governors. Some 2,000 research fellows, grad­ uate students, and professionals in business and government each year work with the Center's international staff in cooperative study, training, and research. They examine major issues related to population, resources and development, the environment, culture, and communication in Asia, the Pacific, and the United States. The Center was established in 1960 by the United States Congress, which provides principal funding. Support also comes from more than twenty Asian and Pacific governments, as well as private agencies and corporations. Editor's Note UNTIL very recent times, the term melodrama was used pejoratively to typify inferior works of art that subscribed to an aesthetic of hyperbole and that were given to sensationalism and the crude manipulation of the audiences' emotions. However, during the last fifteen years or so, there has been a distinct rehabilitation of the term consequent upon a retheoriz­ ing of such questions as the nature of representation in cinema, the role of ideology, and female subjectivity in films.
    [Show full text]
  • The Cultural Traffic of Classic Indonesian Exploitation Cinema
    The Cultural Traffic of Classic Indonesian Exploitation Cinema Ekky Imanjaya Thesis submitted for the degree of Doctor of Philosophy University of East Anglia School of Art, Media and American Studies December 2016 © This copy of the thesis has been supplied on condition that anyone who consults it is understood to recognise that its copyright rests with the author and that use of any information derived there from must be in accordance with current UK Copyright Law. In addition, any quotation or extract must include full attribution. 1 Abstract Classic Indonesian exploitation films (originally produced, distributed, and exhibited in the New Order’s Indonesia from 1979 to 1995) are commonly negligible in both national and transnational cinema contexts, in the discourses of film criticism, journalism, and studies. Nonetheless, in the 2000s, there has been a global interest in re-circulating and consuming this kind of films. The films are internationally considered as “cult movies” and celebrated by global fans. This thesis will focus on the cultural traffic of the films, from late 1970s to early 2010s, from Indonesia to other countries. By analyzing the global flows of the films I will argue that despite the marginal status of the films, classic Indonesian exploitation films become the center of a taste battle among a variety of interest groups and agencies. The process will include challenging the official history of Indonesian cinema by investigating the framework of cultural traffic as well as politics of taste, and highlighting the significance of exploitation and B-films, paving the way into some findings that recommend accommodating the movies in serious discourses on cinema, nationally and globally.
    [Show full text]
  • Download Thesis
    This electronic thesis or dissertation has been downloaded from the King’s Research Portal at https://kclpure.kcl.ac.uk/portal/ Have Decentralisation and Democratisation been Effective in Promoting an Inclusive Social Protection System in Indonesia? A Comparative Case Study of the Implementation of Social Protection Programmes in Central Java Wardhana, Dharendra Awarding institution: King's College London The copyright of this thesis rests with the author and no quotation from it or information derived from it may be published without proper acknowledgement. END USER LICENCE AGREEMENT Unless another licence is stated on the immediately following page this work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-NoDerivatives 4.0 International licence. https://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0/ You are free to copy, distribute and transmit the work Under the following conditions: Attribution: You must attribute the work in the manner specified by the author (but not in any way that suggests that they endorse you or your use of the work). Non Commercial: You may not use this work for commercial purposes. No Derivative Works - You may not alter, transform, or build upon this work. Any of these conditions can be waived if you receive permission from the author. Your fair dealings and other rights are in no way affected by the above. Take down policy If you believe that this document breaches copyright please contact [email protected] providing details, and we will remove access to the work immediately and investigate
    [Show full text]
  • Analisis Wacana Dalam Film Titian Serambut Dibelah
    ANALISIS WACANA FILM TITIAN SERAMBUT DIBELAH TUJUH KARYA CHAERUL UMAM Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) Oleh: ZAKKA ABDUL MALIK SYAM NIM: 105051001918 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2010 M / 1430 H ABSTRAK “Analisis Wacana Film Titian Serambut Dibelah Tujuh karya Chaerul Umam” Oleh : Zakka Abdul Malik Syam 105051001918 Film Titian Serambut dibelah Tujuh merupakan salah satu film ber-genre drama religi, mengusung tema seputar perjuangan sesosok guru muda yang bernama Ibrahim yang telah menimba ilmu dari pesantren. Dalam langkahnya sebagai guru muda yang ingin menerapkan ilmunya di tengah masyarakat ia menemui banyak sekali tantangan dan lika-liku dalam kehidupannya, namun semua itu ia hadapi dengan keikhlasan dan kesabaran serta perjuangan. Kemudian yang menjadi pertanyaan utama adalah bagaimana gagasan atau wacana yang terdapat dalam film Titian Serambut Dibelah Tujuh yang di sutradarai oleh Chaerul umam? Selanjutnya akan melahirkan sub-question mengenai nilai-nilai moral apa saja yang terdapat dalam film titian serambut dibelah tujuh ini? Metode yang digunakan adalah analisis wacana dari model Teun Van Dijk. Dalam model Van Dijk ada tiga dimensi yang menjadi objek penelitiannya, yaitu dimensi teks, kognisi sosial, dan juga konteks sosial adalah pandangan atau pemahaman komunikator terhadap situasi yang melatar belakangi dibuatnya film tersebut. Sedangkan dimensi teks adalah susunan struktur teks yang terdapat dalam film ini. Jika dianalisa, secara umum guru Ibrahim dalam film titian serambut dibelah tujuh ini hendak mengkonstruksi tema besar yakni tentang keikhlasan, kesabaran dan perjuangan menegakkan amar ma’ruf nahi munkar serta cobaan yang dihadapinya.
    [Show full text]
  • Modal Sosial Anggota Legislatif Muda Dprd Kabupaten Pasaman Barat Pada Pemilu Legislatif Tahun 2019”
    “MODAL SOSIAL ANGGOTA LEGISLATIF MUDA DPRD KABUPATEN PASAMAN BARAT PADA PEMILU LEGISLATIF TAHUN 2019” SKRIPSI Diajukan untuk Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Politik Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Andalas Oleh: SUCI INDAH RATNA PRATIWI BP. 1610831005 Dosen Pembimbing: Dr. AIDINIL ZETRA, M.A JURUSAN ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2020 ABSTRAK Suci Indah Ratna Pratiwi, 1610831005, Jurusan Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Andalas, Judul Skripsi “Modal Sosial Anggota Legislatif Muda DPRD Kabupaten Pasaman Barat Pada Pemilu Legislatif Tahun 2019”. Pembimbing I : Dr. Aidinil Zetra, M.A Pada tahun 2019 menjadi pemilu serentak pertama yang melaksanakan pemilihan presiden dan legislatif sekaligus karena pemilu serentak dianggap lebih efisien dari segi waktu dan segi anggaran. Ketika berbicara mengenai pemilihan, tentunya tidak lepas dari peran dan keterlibatan generasi muda. Menariknya, pada pemilu tahun 2019 ini jumlah partisipasi generasi muda pada politik mengalami peningkatan. Terbukti dengan adanya 878 pendaftaran para caleg yang ada pada tingkat nasional yang berusia di bawah 30 tahun. Dan tidak sedikit pula dari mereka yang mendapatkan kursi di lembaga legislatif. Hal yang sama juga terjadi di Kabupaten Pasaman Barat, dimana terjadinya peningkatan terhadap jumlah caleg muda yang berhasil duduk di kursi legislatif dari periode sebelumnya. Salah satu faktor terpilihnya generasi muda adalah dengan memiliki modal sosial yang cukup kuat. Modal sosial menurut Bourdieu merupakan suatu sumber daya baik aktual maupun potensial yang dimiliki oleh seseorang dari jaringan sosial yang terlembagakan dan terjadi secara terus menerus sehingga memberikan dukungan kolektif terhadap anggotanya. Hal ini juga tidak terlepas dari peran keluarga dan jaringan sosial yang dimilikinya.
    [Show full text]
  • Gelar a Tribute to Teguh Karya Slamet Rahardjo Dan Christine Hakim Kamis, 15 September 2005 Teater Populer Bakal Menggelar a Tr
    Gelar A Tribute to Teguh Karya Slamet Rahardjo dan Christine Hakim Kamis, 15 September 2005 Teater Populer bakal menggelar A Tribute to Teguh Karya yang rencananya akan digelar di Balai Kartini, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Rabu (28/9) mendatang. Sejumlah penyanyi dan musisi akan terlibat dalam kegiatan tersebut. Misalnya, Idris Sardi dan Erros Djarot (komposer musik), Addie MS (konduktor), serta sejumlah penyanyi yang akan diiringi oleh Twilite Orchestra. Dalam konser ini akan ditampilkan original soundtrack film-film karya Teguh Karya seperti film Pacar Ketinggalan Kereta, November 28, Badai Pasti Berlalu, Ibunda, Wajah Seorang Lelaki dan lain-lain. Selain didukung oleh musisi kawakan, acara ini juga akan diramaikan oleh para penyanyi senior seperti Anna Mathovani yang pernah mengisi vokalnya di soundtrack film Cinta Pertama, Berlian Hutahuruk (Badai Pasti Berlalu), Aning Katamsi, Harvey Malaihollo, Ruth Sahanaya, Rafika Duri, Marini, Christopher Abimanyu, Fryda Luciana, serta para aktor kawakan lainnya yang pernah membintangi film-film karya Teguh Karya seperti Slamet Rahardjo, Christine Hakim, Roy Marten, Leny Marlina, Alex Komang, Jenny Rahman, Niniek L Karim, N. iantiarno, dan Rima Melati. Slamet Rahardjo yang menjadi salah satu penggagas acara ini mengatakan bahwa acara ini bukanlah upaya untuk mengkultuskan seorang Teguh Karya. Tetapi, dalam kegairahan perfilman saat ini perlu diberikan sebuah keteladanan yang bisa dipetik dari sosok Teguh Karya. "Kegiatan ini juga didasari oleh pengertian bahwa film bukan hanya sekedar akting saja, melainkan di dalamnya ada juga unsur musik yang mempengaruhi sebuah karya film," ujar Slamet Rahardjo di sanggar Teater Populer, Jalan Kebon Pala, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Slamet mengatakan, A Tribute to Teguh Karya adalah salah satu wasiat yang diamanahkan kepada dirinya setahun sebelum Teguh Karya meninggal pada 11 Desember 2001 lewat ungkapan Teguh yang berbunyi "kreativitas tidak boleh mati".
    [Show full text]
  • Reconfiguring Ideal Masculinity: Gender Politics in Indonesian Cinema
    Reconfiguring Ideal Masculinity: Gender Politics in Indonesian Cinema Evi Eliyanah A thesis submitted for the degree of Doctor of Philosophy Australian National University February 2019 © Copyright Evi Eliyanah All Rights Reserved I declare that the work presented in this thesis is my own. Where information has been derived from other sources, I confirm that this has been indicated in the thesis. Signed: 12 February 2019 Word Count: 77,081 Two roads diverged in a wood, and I— I took the one less travelled by, And that has made all the difference. Robert Frost, The Road Not Taken For Fadli. Thanks for being with me in travelling the less trodden path. Acknowledgements Praise to Allah, the Lord Almighty that I can finally get to the end of the tunnel. This thesis will never be in its final version without the constant support, confidence, and intellectually rigorous feedback and inspiration from my supervisor: Prof Ariel Heryanto. He was the one who convinced me that I could do a PhD, something previously unthinkable. He was also the one who convinced me to work in an area which I had never trodden before: masculinities. But, Robert Frost said that the road less travelled has ‘made all the difference’. It did and will always do so. My most sincere appreciation also goes to my two other highly supportive supervisors: Dr Ross Tapsell and Dr Roald Maliangkaij. Their confidence in me, intellectual insights and support have helped me build my self-confidence. They are just exceptionally kind and supportive. I would also like to thank Prof Kathryn Robinson for countless hours of fruitful discussion on masculinities in Indonesia and theories of masculinities.
    [Show full text]
  • Inventaris Arsip Perseorangan Guruh Sukarno Putra 1973 - 1990
    INVENTARIS ARSIP PERSEORANGAN GURUH SUKARNO PUTRA 1973 - 1990 DIREKTORAT PENGOLAHAN DEPUTI BIDANG KONSERVASI ARSIP ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA JAKARTA 2016 KATA PENGANTAR Pasal 19 Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2009 tentang Kearsipan menyatakan bahwa Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) sebagai lembaga kearsipan nasional wajib melakukan pengelolaan arsip statis yang berskala nasional agar dapat diakses dan dimanfaatkan untuk kepentingan pengguna arsip dan masyarakat secara luas. Salah satu hasil pengolahan arsip statis yang telah diselesaikan pada Tahun Anggaran 2016 adalah Inventaris Arsip Perseorangan Guruh Sukarno Putra 1973-1990. Substansi arsip yang dimuat dalam Inventaris Arsip ini terdiri dari arsip tekstual yang tercipta atas kegiatan pencipta arsip yang dalam hal ini adalah Guruh Sukarno Putra (GSP) sebagai seorang seniman dan anggota masyarakat. Dengan tersusunnya inventaris arsip ini diharapkan dapat meningkatkan akses masyarakat terhadap arsip statis Perseorangan Guruh Sukarno Putra yang tersimpan di ANRI. Kami menyadari inventaris arsip ini masih belum sempurna, namun inventaris arsip ini sudah dapat digunakan untuk mengakses arsip statis Perseorangan Guruh Sukarno Putra periode 1973- 1990 yang tersimpan di ANRI. Akhirnya, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada pimpinan ANRI, Keluarga Besar Guruh Sukarno Putra, para anggota tim dan semua pihak yang telah membantu penyusunan inventaris arsip ini. Semoga Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa membalas amal baik yang telah Bapak/Ibu/Saudara berikan. Amin. Jakarta, Maret 2017 Direktur Pengolahan Drs. Azmi, M.Si ii ! DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL i KATA PENGANTAR ii DAFTAR ISI iii I. PENDAHULUAN 1 A. Riwayat Hidup 1 B. Sejarah Arsip 10 C. Pertanggungjawaban Pembuatan Inventaris Arsip 12 D. Petunjuk Akses Arsip 17 1. Persyaratan Akses Arsip 17 2.
    [Show full text]
  • Pendidikan Antikorupsi
    PENDIDIKAN ANTIKORUPSI Edisi Revisi Undang-undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta Lingkup Hak Cipta Pasal 2 : 1. Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk mengumumkan atau memperbanyak ciptaannya, yang timbul secara otomatis setelah suatu ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut peraturan perundang- undangan yang berlaku. Ketentuan Pidana Pasal 72 : 1. Barangsiapa dengan sengaja atau tanpa hak melakukan per­­buatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima milyar rupiah). 2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 tahun dan/atau denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). PENDIDIKAN ANTIKORUPSI Edisi Revisi Dr. Eko Handoyo, M.Si. www.penerbitombak.com 2013 PENDIDIKAN ANTIKORUPSI Copyright©Dr. Eko Handoyo, M.Si., 2013 Cetakan I: Fakultas Ilmu Sosial UNNES dan Widya Karya, Semarang, 2009 Diterbitkan kembali oleh Penerbit Ombak (Anggota IKAPI), 2013 Perumahan Nogotirto III, Jl. Progo B-15, Yogyakarta 55292 Tlp. (0274) 7019945; Fax. (0274) 620606 e-mail: [email protected] facebook: Penerbit Ombak Dua website: www.penerbitombak.com PO.***.**.’13 Penulis: Dr. Eko Handoyo, M.Si. Tata letak: Nanjar Tri Mukti Sampul: Dian Qamajaya Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT) PENDIDIKAN ANTIKORUPSI Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2013 ** + *** hlm.; 14,5 x 21 cm ISBN: 978-602-258-***-* DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAN GAMBAR KATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN PENDIDIKAN ANTIKORUPSI PERLUKAH? BAB II KORUPSI, ANTIKORUPSI, DAN PENDIDIKAN ANTIKORUPSI A.
    [Show full text]
  • Lontar Newsletter
    Mementoes In Indonesian there are several words for “souvenir.” One is oleh-oleh: gifts brought back from a trip, often snacks particular to the region visited (tempé crisps from Malang, for instance, or fermented cassava from Lontar Newsletter Purwakarta). Another is cinderamata: keepsake items given away at weddings and even funerals which are frequently of questionable taste and use—a Email: [email protected] November 2019 miniature wooden plaque, for instance, engraved with the words “Bagus & Feby Forever”—but, sometimes, at exclusive wedding receptions of only Greetings from the Ruminations by John McGlynn: 3,000 close friends for children of the super rich, a Montblanc pen (marred by the words “Bagus & Feby Forever”). A third is tanda-mata, a memento Executive Director Mementoes that might be material or immaterial in form. Doea Tanda Mata is a 1985 film by Teguh Karya which I subtitled as Mementoes. Storytelling has come a long way since the In Indonesian there are several words for “souvenir.” One is oleh-oleh: gifts bygone days when people – young and old – brought back from a trip, often snacks particular to the region visited Older friends of Teguh Karya, especially members of Sanggar Teater used to sit around a venerable figure under a (tempé crisps from Malang, for instance, or fermented cassava from big banyan tree and listen rapturously to Populer H.I. who performed in plays at Hotel Indonesia during the period Purwakarta). Another is cinderamata: keepsake items given away at weddings 1961–1972 when Teguh worked as the hotel’s artistic director, called him exciting tales of heroism, adventure and and even funerals which are frequently of questionable taste and use—a mystery.
    [Show full text]