Kamus Bahasa Indonesia-Bali/Oleh I Made Denes, I Made Purwa, I Gede Nyeneng, I Made Suamdhi, Dan I Ketut Merta
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
.. .,. .. TIDAK DIPE&DAGANGKAN UNTUK UMUM ANWS BAHASA INDONESIA-BALI A-K I Made Denes I Made Purwa I Gede Nyeneng I Made Suandhi I Ketut Merta Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Jakarta 1997 ISBN 979 459 783 X Penyunting Naskah Drs. A. Gaffar Ruskhan, M.Hum. Pewajah Kulit Agnes Santi Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang. Sebagian atau seluruh isi buku mi dilarang diperbanyak dalam bentuk apa pun tanpa izin dari penerbit, kecuali dalam hal pengutipan untuk keperluan penulisan artikel atau karangan ilmiah. Proyek Pembinaan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Pusat Drs. S.R.H. Sitanggang, M.A. (Pemimpin) Drs. Djamani (Sekretanis), Sartiman (Bendaharawan) Drs. Teguh Dewabrata, Drs. Sukasdi, Dede Supriadi, Tukiyar, Hartatik, dan Samijati (Staf) Katalog Dalam Terbitan (KDT) 499.213 499 261 1 KAM Kaxnus#ju k Kamus bahasa Indonesia-Bali/oleh I Made Denes, I Made Purwa, I Gede Nyeneng, I Made Suamdhi, dan I Ketut Merta. --Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1997. xvi,452 him.; 21 cm ISBN 979 459 783 X 1. Bahasa Indonesia-Kamus-Bali 11 KEPALA PUSAT PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN BAILASA Masalah bahasa dan sastra di Indonesia berkenaan dengan tiga masalah pokok, yaitu masalah bahasa nasional, bahasa daerah, dan bahasa asing. Ketiga masalah pokok itu perlu digarap dengan sungguh- sungguh dan berencana dalam rangka pembinaan dan pengembangan bahasa. Sehubungan dengan bahasa nasional, pembinaan bahasa ditujukan pada peningkatan mutu pemakaian bahasa Indonesia dengan baik, sedangkan pengembangan bahasa pada pemenuhan fungsi bahasa Indonesia sebagai sarana komunikasi nasional dan sebagai wahana pengungkap berbagai aspek kehidupan, sesuai dengan perkembangan zaman. Upaya pencapaian tujuan itu, antara lain, dilakukan melalui penelitian bahasa dan sastra dalam berbagai aspek, baik aspek bahasa Indonesia, bahasa daerah maupun bahasa asing. Adapun pembinaan bahasa dilakukan melalui kegiatan pemasyarakatan bahasa Indonesia yang baik dan benar serta penyebarluasan berbagai buku pedoman dan terbitan hasil penelitian. Hal mi berarti bahwa berbagai kegiatan yang berkaitan dengan usaha pengembangan bahasa dilakukan di bawah koordinasi proyek yang tugas utamanya ialah melaksanakan penelitian bahasa dan sastra Indonesia dan daerah, termasuk menerbitkan hasil penelitiannya. Sejak tahun 1974 penelitian bahasa dan sastra, baik Indonesia, daerah maupun asing ditangani oleh Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, yang berkedudukan di Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. In Pada tahun 1976 penanganan penelitian bahasa dan sastra telah diperluas ke sepuluh Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah yang berkedudukan di (1) Daerah Istimewa Aceh, (2) Sumatera Barat, (3) Sumatera Selatan, (4) Jawa Barat, (5) Daerah Istimewa Yogyakarta, (6) Jawa Timur, (7) Kalimantan Selatan, (8) Sulawesi Utara, (9) Sulawesi Selatan, dan (10) Bali. Padatahun 1979 penanganan penelitian bahasa dan sastra diperluas lagi dengan dua Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra yang berkedudukan di (11) Sumatera Utara dan (12) Kalimantan Barat, dan tahun 1980 diperluas ke tiga propinsi, yaitu (13) Riau, (14) Sulawesi Tengah, dan (15) Maluku. Tiga tahun kemudian (1983), penanganan penelitian bahasa dan sastra diperluas lagi ke lima Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra yang berkedudukan di (16) Lampung, (17) Jawa Tengah, (18) Kalimantan Tengah, (19) Nusa Tenggara Timur, dan (20) Irian Jaya. Dengan demikian, ada 21 proyek penelitian bahasa dan sastra, termasuk proyek penelitian yang berkedudukan di DKI Jakarta. Tahun 1990/1991 pengelolaan proyek mi hanya terdapat di (1) DKI Jakarta, (2) Sumatera Barat, (3) Daerah Istimewa Yogyakarta, (4) Sulawesi Selatan, (5) Bali, dan (6) Kalimantan Selatan. Pada tahun anggaran 1992/1993 nama Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah diganti dengan Proyek Penelitian dan Pembinaan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah. Pada tahun anggaran 1994/1995 nama proyek penelitian yang berkedudukan di Jakarta diganti menjadi Proyek Pembinaan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Pusat, sedangkan yang berkedudukan di daerah menjadi bagian proyek. Selain itu, ada satu bagian proyek pembinaan yang berkedudukan di Jakarta, yaitu Bagian Proyek Pembinaan Buku Sastra Indonesia dan Daerah-Jakarta. Buku Kamus Bahasa Indonesia-Bali A--K mi merupakan salah satu hasil Proyek Pembinaan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Bali tahun 1990/1991. Untuk itu, kami ingin menyatakan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada para penyusun, yaitu (1) Sdr. I Made Denes, (2) Sdr. I Made Purwa, (3) Sdr. I Gede Nyeneng, (4) Sdr. I Made Suandhi, dan (5) Sdr. I Ketut Merta. Penghargaan dan ucapan terima kasih juga kami tujukan kepada para pengelola Proyek Pembinaan Bahasa dan Sastra Indonesia dan lv Daerah Pusat Tahun 1996/1997, yaitu Drs. S.R.H. Sitanggang, M.A. (Pemimpin Proyek), Drs. Djamari (Sekretaris Proyek), Sdr. Sartiman (Bendaharawan Proyek), Drs. Teguh Dewabrata, Drs. Sukasdi, Sdr. Dede Supriadi, Sdr. Hartatik, Sdr. Tukiyar, serta Sdr. Samijati (Staf Proyek) yang telah berusaha, sesuai dengan bidang tugasnya, sehingga hasil penelitian tersebut dapat disebarluaskan dalam bentuk terbitan buku mi. Pernyataan terima kasih juga kami sampaikan kepada Drs. Abdul Gaffar Ruskhan, M.Hum. yang telah melakukan penyuntingan dari segi bahasa. Jakarta. Februari 1997 Dr. Hasan Aiwi V UCAPAN TERINIA KASIFI Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat-Nya tugas penyusunan Kamus Indonesia-Bali abjad A- K dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Hal mi dapat terlaksana berkat adanya kerja sama yang baik antara anggota tim di satu pihak dan pemimpin Proyek Pembinaan Bahasa dan Sastra Indonesia di pihak lain. Penyusunan Kamus Indonesia-Bali ditangani oleh sebuah tim, yang susunan anggotanya terdiri atas Drs. I Made Denes sebagai ketua tim; Drs. I Ketut Darmalaksana dan Drs. I Made Purwa sebagai anggota, serta Made Suandhi dan I Ketut Suastiana sebagai pembantu. Disadari sepenuhnya bahwa naskah Kamus Indonesia-Bali masih mengandung kekurangan dan kelemahannya. Hal itu disebabkan, antara lain, oleh terbatasnya waktu yang tersedia, keterbatasan kemampuan pada tim, dan terbatas pula dana yang disediakan. Atas segala kekurangan itu dengan segala kerendahan hati, kami selalu terbuka menerima kritik dan saran pembaca demi kesempurnaan Kamus Indonesia-Bali. Kepada semua pihak yang turut membantu penyelesaian Kamus Indonesia-Bali i, kami ucapkan terima kasih. Denpasar, Januari 1990 Ketua Tim PETUNJUK PEMAKAIAN Petunjuk pemakaian Kamus Indonesia-Bali pada umumnya mengacu pada petunjuk dalam Kamus Bahasa Indonesia (1983). Rinciannya ialah sebagai berikut. A. Ejaan 1. Ejaan yang dipergunakan dalarn Kamus Indonesia-Bali mi, terutama yang berkaitan dengan penulisan tema pokok dan contoh berupa frasa atau kalimat ialah ejaan bahasa Indonesia yang diatur dalam buku Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah (Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1980). 2. Gugus konsonan awal kata-kata serapan yang berasal dari bahasa daerah dalam hal tertentu disisipi e di antara konsonan pertama dan konsonan kedua pada gugus konsonan awal itu. Contoh: krasan -+ kerasan crita 4 cerita trampil -, terainpil krupuk -, kerupuk 3. Gugus konsonan awal kata serapan asing dalam beberapa hal masih dipertahankan. vu Contoh: classic 4 kiasik critik 4 kritik structural -+ struktural graphology -+ grafologi 4. Penulisan deskripsi makna, baik tema pokok, sublema, maupun contoh berupa frasa atau kalimat, berdasarkan ejaan bahasa Bali dengan huruf Latin. a. Bunyi ucapan yang bersuara / / pada suku kata akhir terbuka ditulis dengan huruf a. Contoh: meja I mej / 4 meja gula / gul / 4 gula bapa / bap/ 4 bapa ada / ad3/ - ada b. Kata-kata bahasa Bali yang bersuara e ditulis dengan memberi tanda strip miring di atasnya. Contoh: rare 4 rar 'bay? base -* bas 'sirih' emed emed 'tank' kenken -+ kenke'n 'bagaimana' meme -9 mme 'ibu' B. Penyukuan Kata 1. Penyukuan kata dilakukan terhadap kata-kata yang berkedudukan sebagai lema pokok. Termasuk pula salah satu unsur gabungan kata atau kata ulang yang menjadi lema yang belum pernah diangkat sebagai lema pokok. Contoh: a. Kata Dasar ba.lik ne.ga.ra n b. Kata Ulang bo.Iak-ba.lik v La.bah-la-bah n c. Gabungan kata (perkecualian) tanggung jawab garis bawah ITSM 2. Penyukuan kata dasar dilakukan sebagai berikut. a. Penyukuan dilakukan di antara kedua huruf vokal di tengah kata. Contoh: bu.ah ,z ca.ir a ma.in v b. Apabila di tengah kata terdapat konsonan di antara dua vokal, penyukuan dilakukan sebelum konsonan. Contoh: ba.rang n a.kanp a.syik a c. Apabila di tengah kata terdapat dua buah konsonan yang berurutan kecuali gabungan konsonan, penyukuan dilakukan di antara dua konsonan itu. Contoh: som.bong a capiok v am.pun v d. Apabila di tengah kata terdapat tiga konsonan atau lebih, penyukuan dilakukan di antara konsonan yang pertama. Contoh: in.stru.men n uLtra a bang.krut v cang.kul n e. Apabila suatu kata terdiri dari dua unsur atau lebih dan salah satu unsurnya dapat bergabung dengan unsur lain. penyukuan dilakukan dalam dua tahap sebagai berikut. Contoh: kilo + gram -, ki.lo.gram kilo + meter -4 ki.lo.me.ter bio + grafi -+ bi.o.gra.fi intro + speksi 4 in.tro.spek.si C. Bentuk Susunan Kamus Cara penyusunan kamus dwibahasa bersandar pada efisiensi bagi pemakai kamus untuk itu dapat diperhatikan beberapa aspek sebagai berikut. x a. Aspek kemudahan bagi pemakai kamus. Kemudahan disini berarti bahwa kamus