BAB I PENDAHULUAN A. Dasar Pemikiran Rangkaian Peristiwa

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

BAB I PENDAHULUAN A. Dasar Pemikiran Rangkaian Peristiwa BAB I PENDAHULUAN A. Dasar Pemikiran Rangkaian peristiwa sepanjang tahun 1965–1966 yaitu pada saat peristiwa G30S PKI melambungkan nama Sarwo Edhie sekaligus menjadi titik balik hidupnya. Pada 1 Oktober 1965 pukul 19.00 Sarwo Edhie mempunyai peran penting dalam menggagalkan rencana kup yang dikenal sebagai peristiwa G30S PKI dan berhasil melambungkan namanya sebagai orang yang berjasa bagi negara. Namun, beberapa waktu beredar kabar bahwa Sarwo Edhie akan menggulingkan Soeharto. Ali Murtopo adalah orang yang berperan ”dibuangnya” Sarwo Edhie jauh dari pusat kekuasaan. Pada pertemuan dengan wartawan di Markas Operasi Khusus, Ali Moertopo yang saat itu menjabat sebagai penasihat utama Soeharto mengatakan jika adanya “matahari kembar” di Indonesia akan menjadi bencana1. Istilah “matahari kembar” artinya ada 2 sosok yang berpengaruh di Indonesia yaitu Soeharto dan Sarwo Edhie Wibowo. Faktor lain yang menyebabkan Sarwo Edhie dijauhkan dari pusat kekuasaan saat hari kedua Peristiwa G30S PKI, terkait dengan saat itu Sarwo Edhie pergi ke Bogor untuk menemui Soeharto, namun saat di Istana Bogor bertemu dengan Soekarno karena Soeharto belum sampai2. 1 Tim Liputan Khusus, Sarwo Edhie Wibowo dan Misteri 1965, Tempo, 13 November 2011, h.84 2 Salim Haji Said,Menyaksikan 30 tahun Pemerintahan Otoriter Soeharto, (Bandung:PT. Mizan Pustaka,2016), h.35 Hal tersebut menimbulkan kecurigaan Soeharto bahwa mereka mempunyai rencana sendiri tanpa sepengetahuan Soeharto. Faktor lain yang menyebabkan terbuangnya Sarwo Edhie adalah dulu semasa pendudukan Jepang, Sarwo Edhie akrab bahkan seperti saudara dengan Ahmad Yani. Soeharto tidak suka kepada Ahmad Yani karena peristiwa tahun 1950. Pada saat itu Soeharto menjabat sebagai Panglima Tentara Teritorial Diponegoro Jawa Tengah melakukan penyelendupan beras. Hal tersebut membuat Ahmad Yani marah karena menganggap penyelundupan tersebut memalukan Angkatan Darat3. Ahmad Yani mengusulkan agar Soeharto diadili Mahkamah Militer dan segera dipecat dari AD. Namun, pemecatan Soeharto tidak dilaksanakan karena permasalahan diselesaikan dengan kekeluargaan oleh Angkatan Darat faktor lainnya yaitu peran dari ayah angkat Soeharto bernama Mayor Jenderal Gatot Soebroto yang kala itu mempunyai jabatan yang tinggi sebagai wakil KSAD ( Kepala Staf Angkatan Darat) akhirnya Soeharto diberikan hukuman untuk melanjutkan pendidikan di SESKOAD (Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat)4. Peristiwa masa lalu tersebut menyebabkan Soeharto menyimpan dendam kepada Ahmad Yani dan ingin menyingkirkan orang-orang Ahmad Yani dikekuasannya. Pada peristiwa G30S PKI Sarwo Edhie selaku Komandan Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) mempersiapkan pasukan RPKAD menghadapi kemungkinan penyerangan ke gedung RRI dan Perusahaan Negara 3 Petrik Matanasi, Persinggungan Soeharto dengan Para Pahlawan Revolusi, diakses dari https://tirto.id/persinggungan-soeharto-dengan-para-pahlawan-revolusi-bXsU , pada tanggal 3 Februari 2021 pukul 16.46 WIB 4 Petrik Matanasi, Soeharto diselamatkan Gatot Subroto Dalam Kasus Penyelundupan Beras, diakses dari https://tirto.id/persinggungan-soeharto-dengan-para-pahlawan-revolusi-bXsU , pada tanggal 3 Februari 2021 pukul 16.46 WIB Telekomunikasi yang diduduki komplotan Untung5. Itu adalah tugas pertama yang diberikan oleh Pangkostrad Soeharto kepada Sarwo Edhie untuk menumpas sayap militer PKI. Tugas itu berhasil dilakukan oleh pasukannya tanpa perlawanan sehingga RRI dan Perusahaan Negara Telekomunikasi bisa dikuasai kembali. Memasuki masa Orde Baru Sarwo Edhie masih tetap di bidang militer tetapi bukan sebagai Komandan RPKAD. Sarwo Edhie ditugaskan ke Medan sebagai Panglima Kodam Bukit Barisan pada 25 Juni 1967. Di Medan, ditugaskan membekukan PNI untuk melemahkan pengaruh Soekarnois. Namun pada akhir Desember 1967 Sarwo Edhie dipindahtugaskan menjadi Panglima Kodam Cendrawasih sampai tahun 1970. Pada tahun 1974 pemerintah menugaskan Sarwo Edhie menjadi Duta Besar berkuasa penuh RI di Korea Selatan. Pada tanggal 1 Oktober 1974 Pemerintah Korea Selatan memberikan persetujuan atas pengangkatan Sarwo Edhie sebagai Duta Besar Republik Indonesia untuk Korea Selatan yang dijabatnya hingga 19786. Pada minggu awal bulan Agustus tahun 1979 Sarwo Edhie menjabat sebagai Inspektur Jenderal Departemen Luar Negeri menggantikan Husein Mutahar. Pada 15 Juni tahun 1984 Sarwo Edhie dilantik menjadi Kepala BP 7 (Badan Pembinaan Pendidikan Pelaksanaan Pedoman Penghayatan dan 5 Bahrudin Supardi.Kebenaran di Atas Jalan Tuhan (Bandung:PT. Remaja Rosdakarya,2012), h.160 6 Ibid, h.229 Pengamalan Pancasila). Sarwo Edhie menjabat sebagai Kepala BP 7 selama 5 tahun sampai tahun 1988. Setelah tidak lagi menjabat sebagai kepala BP 7, Sarwo Edhie menjadi anggota DPR dari FKP (Fraksi Karya Pembangunan/Golkar) untuk periode 1988 – 1993. Namun pada bulan Maret 1988 Sarwo Edhie mengajukan pengunduran diri dari DPR karena alasan pribadi. Menurutnya menjadi seorang DPR tidak bisa berbuat banyak untuk Indonesia. Beliau pun merasa bahwa dirinya sudah nonproduktif alangkah lebih baik jika diganti dengan generasi muda yang lebih produktif. Mundur dari FKP DPR RI bukan berarti Sarwo Edhie tidak mempunyai pekerjaan. Sejumlah jabatan masih dipegang Sarwo Edhie seperti pelindung Kyukeinsen Karatedo Indonesia, Pelindung Wanadri, dan Ketua Taekwondo Indonesia (1984 – 1988)7. Sarwo Edhie mengalami stroek dan dibawa ke rumah sakit pada tanggal 6 Maret 1989 sekembalinya dari Bandung untuk menghadiri penutupan pendidikan Wanadri. Sarwo Edhie merasakan tubuhnya tidak enak. Menurut Prof.Hembing ahli akupuntur langganannya, Sarwo Edhie mengalami lumpuh sebelah dan meminta kepada sopirnya untuk dibawa ke rumah sakit MMC. Sarwo Edhie dipindahkan dari Rumah Sakit MMC ke Rumah Sakit di RSPAD pada tanggal 4 Juli 1989 karena rumah sakit RSPAD ditujukan untuk para prajurit TNI. Sarwo Edhie yang sudah mengalami koma pada saat masuk rumah sakit MMC dan hanya 7Ibid, h.247 bergantung pada peralatan yang menempel pada tubuhnya. Pada tanggal 9 November 1989 Sarwo Edhie menghembuskan nafas terakhirnya di usia 62 tahun. Untuk penulisan skripsi ini, penulis menemukan sumber dari skripsi yang membahas tentang Sarwo Edhie. Judul skripsi yang pertama adalah Peranan Sarwo Edhie Dalam Penumpasan Gerakan 30 September 1965 di Jakarta dan Jawa Tengah yang ditulis oleh Gandhi Ramadhan mahasiswa Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Yogyakarta. Skripsi ini menulis tentang peran Sarwo Edhie dalam peristiwa G30S PKI 1965 saja tidak membahas pasca - peristiwa G30S PKI 1965. Penulis juga menemukan penelitian kedua berjudul Sepak Terjang Sarwo Edhie Dalam Menjaga Stabilitas Keamanan Nasional Indonesia (1965-1989) yang ditulis oleh Acep Nurodin mahasiswa Departemen Pendidikan Sejarah Universitas Pendidikan Indonesia, pada skripsi ini membahas tentang jabatan dari Sarwo Edhie serta karir yang pernah dicapai namun tidak membahas tentang kebijakan Sarwo Edhie semasa karirnya. Pada dua penulisan tersebut penulis menjadikan sebagai pembanding serta referensi untuk membuat data skripsi dengan informasi yang tidak berisi tentang jabatan dan karir yang pernah dicapai oleh Sarwo Edhie tetapi membahas lebih lengkap mengenai peran yang pernah dilakukan Sarwo Edhie setelah menumpas peristiwa G30S PKI 1965 hingga wafat. B. Perumusan dan Pembatasan Masalah 1. Rumusan Masalah : a. Bagaimana peran Sarwo Edhie di bidang militer pasca Peristiwa G30S PKI 1965? b. Bagaimana kontribusi Sarwo Edhie di pemerintahan pasca Peristiwa G30S PKI 1965? c. Bagaimana peran yang dilakukan Sarwo Edhie setelah kegiatan di pemerintahan berakhir? 2. Pembatasan Masalah Berdasarkan dasar pemikiran dan rumusan masalah, maka ruang lingkup permasalahan dibatasi secara temporal. Hal ini berdasarkan pertimbangan bahwa cakupan masalah dalam penelitian ini sangat kompleks dan agar penelitian ini lebih terfokus pada titik persoalan sehingga dapat menjawab substansi permasalahan secara memadai. Batas awal temporalnya adalah tahun 1967 karena pada tahun tersebut merupakan titik balik karir Sarwo Edhie dalam dunia militer setelah menumpas peristiwa G30S PKI 1965 sampai tahun 1989 yang merupakan tahun beliau meninggal dunia karena sakit. C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : a. Untuk mengetahui karir militer dan kebijakan yang dilakukan Sarwo Edhie setelah peristiwa G30S PKI 1965 b. Untuk mengetahui karir politik dan kebijakan yang dilakukan Sarwo Edhie pasca peristiwa G30S PKI 1965 c. Untuk mengetahui peran yang dilakukan Sarwo Edhie setelah tidak lagi menjabat di pemerintahan 2. Adapun kegunaan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: a. Bagi peneliti, menambah pengetahuan dan wawasan tentang perjalanan karir Sarwo Edhie setelah peristiwa G30S PKI 1965 dan sebagai syarat kelulusan program sarjana b. Diharapkan hasil penelitian ini menjadi referensi bagi peneliti yang akan datang. D. Metode dan Bahan Sumber 1. Metode penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode historis, yaitu cara-cara penelitian dan penulisan sejarah. Langkah–langkah dalam pemilihan topik, pengumpulan sumber, kritik, interpretasi dan penyajian dalam bentuk tulisan tentang Sarwo Edhie Pasca Peristiwa G30S PKI 1967 – 1989.8 2. Bahan Sumber Langkah pertama adalah pemilihan topik sebaiknya dipilih berdasarkan kedekatan emosional dan kedekatan intelektual. Dua syarat itu subjektif dan objektif, sangat penting, karena orang hanya akan bekerja dengan baik kalau dia senang dan mampu. Setelah topik ditemukan biasanya membuat rencana 8 Kuntowijioyo, Pengantar Ilmu
Recommended publications
  • Bachelor of Science in Mathematics No Institution Address
    INSTITUTIONS FOR FIELDWORK PRACTICE Bachelor of Science in Mathematics No Institution Address Jl. Diponegoro, Dauh Puri Klod, Kec. Denpasar Bar., Kota Denpasar, 1 AJB Bumiputera 1912 Kantor Wilayah Denpasar Bali Bali 80232 Jl. Kyai Mojo No.56, Bener, Tegalrejo, Kota Yogyakarta, Daerah 2 Badan Kepegawaian Daerah DIY Istimewa Yogyakarta 55243 Komplek THR, Jl. Brigjen Katamso, Keparakan, Kec. Mergangsan, Kota 3 Badan Pertanahan Nasional Kantor Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55152 Wilayah DIY Komplek THR, Jl. Brigjen Katamso, Keparakan, Kec. Mergangsan, Kota 4 Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55152 Badan Pusat Statistik Jalan Dr. Wahidin Nomor 1, Wonogiri, Sabggrahan, Giripurwo, Kec. 5 Badan Pusat Statistik Kab. Wonogiri Wonogiri, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah 57612 Jl. Pemuda No.19A, Rejosari, Baleharjo, Kec. Wonosari, Kabupaten 6 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN GUNUNGKIDUL Gunung Kidul, Jawa Tengah 55881 Jl. Purbaya, Tundan, Sumberadi, Mlati, Warak Lor, Sumberadi, Kec. 7 Badan Pusat Statistika Kabupaten Mlati, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta 55288 Sleman 8 Bank Indonesia Jambi Jl. Jenderal A. Yani No. 14, Telanaipura, Kota Jambi, Jambi 36361 Jl. Brigjen Katamso No.13-15, Prawirodirjan, Kec. Gondomanan, Kota 9 Bank Rakyat Indonesia cabang Katamso Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta 55121 Jl. Pemuda, Gd. II, No. 290, Tegalyoso, Klaten Selatan, Dusun 1, 10 Tegalyoso, Kec. Klaten Sel., Kabupaten Klaten, Jawa Tengah 57424 BAPPEDA Kabupaten Klaten l. Jenderal Sarwo Edhie Wibowo No.2, Cacaban, Magelang Tengah, 11 BAPPEDA Magelang Kota Magelang, Jawa Tengah 56172 Jl. Parasamya, Tridadi, Kec. Sleman, Kabupaten Sleman, Daerah 12 BAPPEDA SLEMAN Istimewa Yogyakarta 55511 Jl. Parasamya, Tridadi, Kec. Sleman, Kabupaten Sleman, Daerah 13 BAPPEDA Sleman Istimewa Yogyakarta 55511 JL. Rudolf Wolter Monginsidi, Bantul, Kec.
    [Show full text]
  • Officieren Van De Militaire School
    367 BIJLAGE X (SIAPA DIA, WHO'S WHO )1) Bijvoegsel 1Inlandse officieren van de militaire school. Bijvoegsel 2(Aspirant-)officieren van KMA-Breda. Bijvoegsel 3(Aspirant-)officieren van de Hoofd Cursus. Bijvoegsel 4Aspirant-officieren van KMA-Bandoeng. Bijvoegsel 5Inheemse officieren van gezondheid. Bijvoegsel 6Aspirant-officieren van het CORO. Bijvoegsel 7Aspirant-officieren van de Inheemse Militie. Bijvoegsel 8Aspirant-officieren van de ML-KNIL. Bijvoegsel 9Andere vooroorlogse en oorlogs-opleidingen. Bijvoegsel 10De opleidingen van de SROI en het OCO. Bijvoegsel 11Officieren van andere na-oorlogse opleidingen. Bijvoegsel 12De reserve-legerpendeta en -legerpredikanten. 1) De informatie in de volgende bijvoegsels is in hoofdzaak afkomstig uit stamboeken, persoonsdossiers, archiefonderzoek en interviews. 368 BIJVOEGSEL 1 BIJ BIJLAGE X: INLANDSE OFFICIEREN * naam (geboortedatum) ** in werkelijke dienst (rang bij pensioen) *** overleden vóór 17-8-'45? (overleden) [wel/niet bij skn RI] * 1. ASMINO. (11-4-1891) ** 1-7-1910 (-) *** ? [-] 10-10-1913 inlands tlnt infanterie. Geplaatst bij diverse bataljons op Java. Ontslag niet op eigen verzoek per 29-1-1917. 2. HOLLAND SOEMODILOGO, Raden Bagoes (SOENDJOJO, Raden .). (12-6-1890) 1-7-1909 (kapt) - (okt 1945) [+] 22-10-1914 inlands tlnt infanterie, 22-10-1917 inlands elnt, 31-7-1925 opgenomen in de ranglijst der Europese officieren. Onderwierp zich 11-8-1926 aan het voor Europeanen vastgestelde burgerlijk- en handelsrecht, waarbij hij de geslachtsnaam Holland Soemodilogo aannam onder toevoeging van zijn toenmalige titel Raden Bagoes . Juni 1927 aangesteld als wervingsofficier van de II e Divisie. 27-9-1927 kapt. 31-7-1935 op verzoek e.o.. Kwam als niet-reserveplichtig gepensioneerd officier bij de algemene mobilisatie weer in dienst.
    [Show full text]
  • The Professionalisation of the Indonesian Military
    The Professionalisation of the Indonesian Military Robertus Anugerah Purwoko Putro A thesis submitted to the University of New South Wales In fulfilment of the requirements for the degree of Doctor of Philosophy School of Humanities and Social Sciences July 2012 STATEMENTS Originality Statement I hereby declare that this submission is my own work and to the best of my knowledge it contains no materials previously published or written by another person, or substantial proportions of material which have been accepted for the award of any other degree or diploma at UNSW or any other educational institution, except where due acknowledgement is made in the thesis. Any contribution made to the research by others, with whom I have worked at UNSW or elsewhere, is explicitly acknowledged in the thesis. I also declare that the intellectual content of this thesis is the product of my own work, except to the extent that assistance from others in the project's design and conception or in style, presentation and linguistic expression is acknowledged. Copyright Statement I hereby grant to the University of New South Wales or its agents the right to archive and to make available my thesis or dissertation in whole or in part in all forms of media, now or hereafter known. I retain all property rights, such as patent rights. I also retain the right to use in future works (such as articles or books) all or part of this thesis or dissertation. Authenticity Statement I certify that the Library deposit digital copy is a direct equivalent of the final officially approved version of my thesis.
    [Show full text]
  • Entering New Political Competition (1960-1965)
    UvA-DARE (Digital Academic Repository) Miners, managers and the state: A socio-political history of the Ombilin coal- mines, West Sumatra, 1892-1996 Erwiza, Erman Publication date 1999 Link to publication Citation for published version (APA): Erwiza, E. (1999). Miners, managers and the state: A socio-political history of the Ombilin coal-mines, West Sumatra, 1892-1996. General rights It is not permitted to download or to forward/distribute the text or part of it without the consent of the author(s) and/or copyright holder(s), other than for strictly personal, individual use, unless the work is under an open content license (like Creative Commons). Disclaimer/Complaints regulations If you believe that digital publication of certain material infringes any of your rights or (privacy) interests, please let the Library know, stating your reasons. In case of a legitimate complaint, the Library will make the material inaccessible and/or remove it from the website. Please Ask the Library: https://uba.uva.nl/en/contact, or a letter to: Library of the University of Amsterdam, Secretariat, Singel 425, 1012 WP Amsterdam, The Netherlands. You will be contacted as soon as possible. UvA-DARE is a service provided by the library of the University of Amsterdam (https://dare.uva.nl) Download date:08 Oct 2021 CHAPTER VE ENTERING NEW POLITICAL COMPETITION (1960-1965) Introduction In the preceding chapter I have explained how the mining society was exposed to politics. Tts members were mobilized by the leaders of political parties, and involved in strikes, conflicts, and competition between various actors located at different layers in political hierarchy.
    [Show full text]
  • The West Papua Dilemma Leslie B
    University of Wollongong Research Online University of Wollongong Thesis Collection University of Wollongong Thesis Collections 2010 The West Papua dilemma Leslie B. Rollings University of Wollongong Recommended Citation Rollings, Leslie B., The West Papua dilemma, Master of Arts thesis, University of Wollongong. School of History and Politics, University of Wollongong, 2010. http://ro.uow.edu.au/theses/3276 Research Online is the open access institutional repository for the University of Wollongong. For further information contact Manager Repository Services: [email protected]. School of History and Politics University of Wollongong THE WEST PAPUA DILEMMA Leslie B. Rollings This Thesis is presented for Degree of Master of Arts - Research University of Wollongong December 2010 For Adam who provided the inspiration. TABLE OF CONTENTS DECLARATION................................................................................................................................ i ACKNOWLEDGEMENTS ............................................................................................................. ii ABSTRACT ...................................................................................................................................... iii Figure 1. Map of West Papua......................................................................................................v SUMMARY OF ACRONYMS ....................................................................................................... vi INTRODUCTION ..............................................................................................................................1
    [Show full text]
  • FACTUM Volume 6, Nomor 1, April 2017 3 SEPAK
    FACTUM Volume 6, Nomor 1, April 2017 SEPAK TERJANG SARWO EDHIE WIBOWO DALAM MENJAGA STABILITAS KEAMANAN NASIONAL INDONESIA (1965-1989) Oleh: Acep Nurodin, Didin Saripudin, Moch. Eryk Kamsori1 ABSTRAK Artikel ini merupakan hasil penelitian yang membahas mengenai “Sepak Terjang Sarwo Edhie Wibowo dalam Menjaga Stabilitas Keamanan Nasional Indonesia (1965- 1989)”. Masalah utama yang diangkat dalam skripsi ini adalah “Bagaimana Sepak Terjang Sarwo Edhie Wibowo dalam Menjaga Stabilitas Keamanan Nasional Indonesia (1965-1989)”. Metode penelitian yang digunakan untuk mengkaji permasalahan tersebut dengan menggunakan metode historis melalui tahap-tahap seperti pengumpulan sumber, kritik sumber, interpretasi dan historiografi. Untuk memperdalam analisis, peneliti menggunakan pendekatan interdisipliner melalui kajian ilmu sosiologi dan politik. Masa jabatan Sarwo Edhie Wibowo sebagai Komandan Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) merupakan masa yang paling mencuri perhatian. Berdasarkan perintah dari PANGKOSTRAD Mayor Jenderal Soeharto, Sarwo Edhie berhasil mengatasi percobaan kudeta oleh kelompok yang mengatasnamakan sebagai Gerakan 30 September. Memasuki masa Orde Baru, Sarwo Edhie menjabat sebagai Pangdam II/Bukit Barisan dan membantu operasi pembekuan PNI di Sumatra Utara hingga kemudian menjadi Pangdam XVII/Cendrawasih. Sebagai Pangdam Cendrawasih, Sarwo Edhie berperan dalam menyukseskan pelaksanaan PEPERA. Di penghujung karirnya, Sarwo Edhie menjabat sebagai Gubernur AKABRI, Duta Besar di Korea Selatan, Kepala BP7, dan terakhir adalah anggota DPR/MPR. Hingga akhirnya pensiun dan meninggal dunia pada 10 November 1989. Kata Kunci: G30S, Keamanan Nasional, PKI, RPKAD, Sarwo Edhie Wibowo. ABSTRACT This research entitled “The Action of Sarwo Edhie Wibowo in Maintaining Stability of Indonesia National Security (1965-1989)”. The Main problem in this research is “How was Sarwo Edhie Wibowo’s Action in Maintaining Indonesian National Security (1965-1989)”.
    [Show full text]
  • Hearing Function Among Squadron 11/Attack Helicopter Pilots in 2019–2020
    Asian Journal of Applied Sciences (ISSN: 2321 – 0893) Volume 9 – Issue 3, June 2021 Hearing Function among Squadron 11/Attack Helicopter Pilots in 2019–2020 Sigit Sasongko1*, Awan Buana2, Dara Fuji Rahayu3, Wildan Kurniawan4 1ENT Dept. of Gatot Soebroto Army Central Hospital Jakarta, Indonesia 2Eye Laboratory, Medical Faculty of General Achmad Yani University Cimahi, Indonesia 3Medical Committee of Dustira Army Hospital Cimahi, West Java, Indonesia 4ENT Dept. Medical Faculty of General Achmad Yani University Cimahi, Indonesia *Corresponding author’s email: sieragoiftht [AT] yahoo.com _________________________________________________________________________________________________ ABSTRACT—Noise-Induced Hearing Loss (NIHL) is sensorineural deafness resulting from prolonged exposure to loud noise. In the military environment, personnel with NIHL are often found. One of the professions that are at risk for NIHL is an aviator. Some of the factors that influence the degree of deafness are age and length of work. This research is a descriptive quantitative observational study with a cross-sectional design. The research subjects were Squadron 11/Attack helicopter pilots at Achmad Yani Air Base, Semarang, totaling 32 pilots, which were taken from medical record data. Sampling was done by total sampling. The data obtained were processed using SPSS and grouped into tables accompanied by descriptive explanations of each characteristic. The audiogram results showed that 32 pilots were normal, across all age and length of service categories. This result is due to the appropriate use of hearing protection device (HPD), in the form of a helmet that reduces noise up to 14 dB at 250 Hz, 21 dB at 1000 Hz, 26 dB at 2000 Hz, 37 dB at 4000 Hz, and 42 dB at a frequency of 8000 Hz, which pilots use.
    [Show full text]
  • General Nasution Brig.Jen Sarwo Edhie Let.Gen Kemal Idris Gen
    30 General Nasution Brig.Jen Sarwo Edhie Let.Gen Kemal Idris Gen Simatupang Lt Gen Mokoginta Brig Jen Sukendro Let.Gen Mokoginta Ruslan Abdulgani Mhd Roem Hairi Hadi, Laksamana Poegoeh, Agus Sudono Harry Tjan Hardi SH Letjen Djatikusumo Maj.Gen Sutjipto KH Musto'in Ramly Maj Gen Muskita Maj Gen Alamsyah Let Gen Sarbini TD Hafas Sajuti Melik Haji Princen Hugeng Imam Santoso Hairi Hadi, Laksamana Poegoeh Subchan Liem Bian Kie Suripto Mhd Roem Maj.Gen Wijono Yassien Ron Hatley 30 General Nasution (24-7-73) Nasution (N) first suggested a return to the 1945 constitution in 1955 during the Pemilu. When Subandrio went to China in 1965, Nasution suggested that if China really wanted to help Indonesia, she should cut off supplies to Hongkong. According to Nasution, BK was serious about Maphilindo but Aidit convinced him that he was a world leader, not just a regional leader. In 1960 BK became head of Peperti which made him very influential in the AD with authority over the regional commanders. In 1962 N was replaced by Yani. According to the original concept, N would become Menteri Hankam/Panglima ABRI. However Omar Dhani wrote a letter to BK (probably proposed by Subandrio or BK himself). Sukarno (chief of police) supported Omar Dhani secara besar). Only Martadinata defended to original plan while Yani was 'plin-plan'. Meanwhile Nasution had proposed Gatot Subroto as the new Kasad but BK rejected this because he felt that he could not menguasai Gatot. Nas then proposed the two Let.Gens. - Djatikusuma and Hidayat but they were rejected by BK.
    [Show full text]
  • 04 Tahun 2020 Tanggal : 23 Oktober 2020
    LAMPIRAN : KEPUTUSAN PENGURUS YAYASAN BEASISWA JAKARTA NOMOR : 04 TAHUN 2020 TANGGAL : 23 OKTOBER 2020 TENTANG : NAMA-NAMA MAHASISWA PERGURUAN TINGGI (PT) PENERIMA BEASISWA LANJUTAN YAYASAN BEASISWA JAKARTA TAHUN ANGGARAN 2020 No. NIM NAMA MAHASISWA L/P SMT PROG CAB/CAPEM NO. REK FAKULTAS UNIVERSITAS ALAMAT UNIVERSITAS NOMINAL 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Jakarta Pusat 1 2183310035 Reza Abdul Razak L 5 D3 Matraman 500.27.58627.0 Akuntansi Akademi Akuntansi YAI Jl. Diponegoro No.74 10340 T. 3904857 Rp4,200,000 2 2183310036 Salwah Muliavani P 5 D3 Matraman 500.27.58629.6 Akuntansi Akademi Akuntansi YAI Jl. Diponegoro No.74 10340 T. 3904857 Rp4,200,000 3 18031 Nofi Luthfiah Muntaha P 5 D3 Balaikota 10827027815 Kebidanan Akbid. RSPAD Gatot Soebroto Jl. Dr Abdul Rahman Saleh No. 24 T.3441008 Rp4,200,000 4 18015 Haina Raesita P 5 D3 Balaikota 10827027866 Kebidanan Akbid. RSPAD Gatot Soebroto Jl. Dr Abdul Rahman Saleh No. 24 T.3441008 Rp4,200,000 5 18012 Gabrieliya Sabatini P 5 D3 Balaikota 10827027858 Kebidanan Akbid. RSPAD Gatot Soebroto Jl. Dr Abdul Rahman Saleh No. 24 T.3441008 Rp4,200,000 6 18018 Iliza Fitria P 5 D3 Balaikota 10827027823 Kebidanan Akbid. RSPAD Gatot Soebroto Jl. Dr Abdul Rahman Saleh No. 24 T.3441008 Rp4,200,000 7 18032 Nofriyana P 5 D3 Balaikota 10827027840 Kebidanan Akbid. RSPAD Gatot Soebroto Jl. Dr Abdul Rahman Saleh No. 24 T.3441008 Rp4,200,000 8 18033 Novita May Diana P 5 D3 Balaikota 10827027807 Kebidanan Akademi Kesehatan Gigi Puskesad Jl.
    [Show full text]
  • DEMOKRASI DALAM SEJARAH MILITER INDONESIA Kajian Historis Tentang Pemilihan Panglima Tentara Pertama Pada 1945 Widyo Nugrahanto
    Sosiohumaniora - Jurnal Ilmu-ilmu Sosial dan Humaniora Vol. 20, No. 1, Maret 2018: 78 - 85 ISSN 1411 - 0903 : eISSN: 2443-2660 DEMOKRASI DALAM SEJARAH MILITER INDONESIA Kajian Historis Tentang Pemilihan Panglima Tentara Pertama Pada 1945 Widyo Nugrahanto dan Rina Adyawardhina Program Studi Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran E-mail: [email protected] ABSTRAK, Penelitian ini berjudul Demokrasi dalam Sejarah Militer Indonesia; Kajian Historis Tentang Pemilihan Panglima Tentara Pertama pada 1945. Penelitian ini adalah tentang bagaimana Soedirman terpilih sebagai Panglima Tentara Indonesia yang pertama. Begitu juga bagaimana cara pemilihannya sehingga Soedirman terpilih dan Oerip Soemohardjo terpilih mendampinginya sebagai kepala staf. Metode penelitian yang digunakan adalah metode sejarah. Metode Sejarah terdiri dari empat tahapan, yaitu heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Sumber-sumber penelitian ini menggunakan koran-koran sezaman, majalah sezaman, buku, dan jurnal. Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa terpilihnya Soedirman (Panglima Tentara) dan Oerip Soemohardjo (kepala Staf Tentara) merupakan cara-cara demokrasi langsung yang dilaksanakan pertama kali setelah Indonesia meredeka. Uniknya adalah cara ini justru digunakan oleh tentara dalam pemilihan panglima tertingginya. Kata kunci: Panglima, TNI, Demokrasi. DEMOCRACY IN INDONESIAN MILITARY HISTORY Historical Study about the Election of the First Army Commander in 1945 ABSTRACT, The main subject this study is election the first commander of Indonesia’s Military. In this case, Soedirman chose as Military Commander and Oerip Soemohardjo as Chief of Staff. Study emlpoys a Historical Method, which consists of four stage: Heuristic, Critic, Interpretation, Historiography. The study utilize some sources such as newspaper, magazine, book, and journal. Main finding of this study are the election applied a direct democratic system.
    [Show full text]
  • Many Shot Dead by Troops
    Tapol bulletin no, 65, September 1984 This is the Published version of the following publication UNSPECIFIED (1984) Tapol bulletin no, 65, September 1984. Tapol bulletin (65). pp. 1-20. ISSN 1356-1154 The publisher’s official version can be found at Note that access to this version may require subscription. Downloaded from VU Research Repository https://vuir.vu.edu.au/26281/ British Campaign for the Defence of Political Prisoners and Human Rights in Indonesia T APOL Bulletin No. 65. September 1984 Tanjung Priok incident Many shot dead by troops Well over two dozen people were shot dead and many more Tanjung Priok is Jakarta's dockland where economic and social wounded when troops fired on demonstrators in Tanjung Priok problems are serious: who were demanding that the police release four people. Tempo (22 September) put the number killed at 28, while the Petititon­ Economically, (it is) not the worst off but work is irregular and life of-50 group in a statement (see below) said forty people died. insecure. The country's imports have been down dramatically, re­ ducing port employment, and recently the government has suddenly The event which occurred on 12 September was the climax to banned much stevedoring activity . .. There is also an ecological a series of incidents provoked by local police and army security problem: fresh water is difficult and expensive to obtain in Tanjung officers. On 7 September, a mubalig (preacher) had made a Priok. (Far Eastern Economic Review, 27 September 1984.) sermon at the Rawa Badak mosque denouncing government policy, in particular, according to Tempo, land seizures, the Many dockworkers and seamen in the area are from devout family planning programme and the Societies Law (see page 2) .
    [Show full text]
  • Peran Politik Militer (Abri) Orde Baru Terhadap
    PERAN POLITIK MILITER (ABRI) ORDE BARU TERHADAP DEPOLITISASI POLITIK ISLAM DI INDONESIA (Studi Terhadap Hegemoni Politik Militer Orde Baru Terhadap Politik Islam Tahun 1967-1990) Oleh EDHY HARIYANTO 101045222258 PROGRAM STUDI JINAYAH SIYASAH JURUSAN SIYASAH SYAR’IYYAH FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH J A K A R T A 1427 H/2006M PERAN POLITIK MILITER (ABRI) ORDE BARU TERHADAP DEPOLITISASI POLITIK ISLAM DI INDONESIA (Studi Terhadap Hegemoni Politik Militer Orde Baru Terhadap Politik Islam Tahun 1967-1990) Oleh EDHY HARIYANTO 101045222258 PROGRAM STUDI JINAYAH SIYASAH JURUSAN SIYASAH SYAR’IYYAH FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH J A K A R T A 1427 H/2006M KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT. Penulis panjatkan atas segala rahmat dan karunia-NYA yang telah dilimpahkan kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan tugas penyusunan skripsi ini. Shalawat dan salam semoga tetap dilimpahkan kepada nabi Muhammad SAW, rasul paling mulia dan penutup para Nabi, serta iringan doa untuk keluarga, sahabat dan seluruh pengikutnya yang selalu setia sampai akhir zaman. Tidak terasa perjalanan panjang menempuh studi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta telah berakhir. Satu tahap perjalanan akademis yang merupakan perjalnan kecil dibalik kehidupan, telah penulis telusuri dengan segala suka dan duka, bahagia bercampur haru mengiringi rasa syukur atas karunia ini tidak dapat penulis sembunyikan dari lubuk hati yang paling dalam. Akhirnya penulis tersadarkan bahwa perjalan dalam menyelesaikan skripsi ini telah memberikan perjalanan hidup yang melekat dalam sanubari, sekecil apapun pekerjaan yang kita lakukan, apabila kita hadapi dengan penuh penghayatan dan keikhlasan, maka tak akan menghasilkan kesia-siaan.
    [Show full text]