RIPNAS Siap Cetak-Dikompresi.Pdf

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

RIPNAS Siap Cetak-Dikompresi.Pdf KementeriaN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERKERETAAPIAN REVIEW RENCANA INDUK PERKERETAAPIAN NASIONAL KATA PENGANTAR Transportasi mempunyai peran penting dalam mendukung pembangunan nasional. Menuju Indonesia Emas 2045 dengan visi “Berdaulat, Maju, Adil dan Makmur” diperlukan sistem transportasi yang handal sebagai pendukung roda penggerak ekonomi bangsa. Menyongsong era ke depan, menuntut pelayanan transportasi yang handal serta berwawasan lingkungan. Saat ini kapasitas layanan jalan semakin terbatas. Keterbatasan ini dapat dijawab oleh moda transportasi kereta api, di mana kereta api lebih unggul dari kapasitas angkut, kecepatan, keamanan, hemat energi dan ramah lingkungan. Rencana Induk Perkeretaapian Nasional merupakan dokumen jangka panjang yang menggambarkan satu kesatuan sistem perkeretaapian sebagai amanat Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian. Pada prinsipnya, penyusunan dokumen Rencana Induk Perkeretaapian Nasional yang terbit pada Desember 2018 ini adalah proses periodik pengkajian tinjau ulang. Tinjau ulang yang dilakukan mempertimbangkan perubahan lingkungan strategis. Dokumen Rencana Induk Perkeretaapian Nasional telah memuat strategi-strategi: 1) Pengembangan Jaringan Pelayanan, 2) Peningkatan Keamanan dan Keselamatan, 3) Alih Teknologi dan Pengembangan Industri, 4) Pengembangan Sumber Daya Manusia, 5) Pengembangan Kelembagaan, serta 7) Strategi Investasi dan Pendanaan. Seyogianya Rencana Induk Perkeretaapian Nasional dapat menjadi acuan seluruh stakeholders perkeretaapian nasional untuk berperan dalam perkeretaapian ke depan. Semoga perkeretaapian Indonesia semakin berjaya. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi Direktorat Jenderal Perkeretaapian Nasional – Kementerian Perhubungan 2.3.4. Kebutuhan Energi Transportasi Perkeretaapian II-28 2.4. Kebijakan II-29 DAFTAR ISI 2.5. Program Utama II-29 KATA PENGANTAR BAB III Strategi Peningkatan Keselamatan dan Keamanan III-1 3.1. Pendahuluan III-1 BAB I Perkeretaapian Nasional I-1 3.2. Sasaran III-2 1.1. Sejarah Perkeretaapian I-1 3.3. Kebijakan III-2 3.4. Program Utama III-2 1.2. Penyusunan Rencana Induk Perkeretaapian Nasional I-3 1.2.1. Umum I-3 BAB IV Strategi Alih Teknologi dan Pengembangan Industri IV-1 1.2.2. Maksud dan Tujuan I-4 1.2.3. Definisi I-4 4.1. Pendahuluan IV-1 1.2.4. Ruang Lingkup I-5 4.2. Sasaran IV-2 1.3. Arah Kebijakan dan Peranan Perkeretaapian Nasional 4.3. Kebijakan IV-2 dalam Keseluruhan Moda Transportasi I-10 4.4. Program Utama IV-3 1.3.1. Umum I-10 BAB V Strategi Pengembangan SDM V-1 1.3.2. Strategi dan Target Pengembangan Perkeretaapian Nasional dalam Tataran I-11 5.1. Pendahuluan V-1 Transportasi Nasional 5.2. Sasaran V-1 1.4. Kebutuhan Pengembangan Perkeretaapian I-15 5.3. Kebutuhan SDM V-1 1.4.1. Hubungan Antar Moda Transportasi I-16 5.4. Kebijakan V-2 1.4.2. Prakiraan Perpindahan Orang dan/ atau 5.5. Program Utama V-2 Barang Menurut Asal Tujuan Perjalanan I-16 BAB VI Strategi Pengembangan Kelembagaan VI-1 pada Tataran Nasional 1.5. Capaian Pembangunan Periode 2010-2018 I-35 6.1. Pendahuluan VI-1 BAB II Strategi Pengembangan Jaringan dan Layanan II-1 6.2. Sasaran VI-3 6.3. Kebijakan VI-3 2.1. Pendahuluan II-1 6.4. Program Utama VI-3 2.2. Sasaran II-4 BAB VII Strategi Investasi dan Pendanaan VII-1 2.3. Kebutuhan Pengembangan Layanan II-5 2.3.1. Jaringan Kereta Api II-5 7.1. Pendahuluan VII-1 2.3.2. Kebutuhan Sarana II-25 7.2. Sasaran VII-2 2.3.3. Kebutuhan Kereta Api Perkotaan II-27 7.3. Kebutuhan Pendanaan VII-2 7.4. Kebijakan VII-3 7.5. Program Utama VII-3 BAB VIII Penutup VIII-1 Daftar Istilah VIII-2 Daftar Singkatan VIII-6 Tabel 16. Peringkat Infrastruktur Indonesia di Tingkat Dunia II-1 Tabel 17. Sarana Kereta Api Siap Operasi II-1 DAFTAR TABEL Tabel 18. Rencana Jaringan Kereta Api Tahun 2030 II-5 Tabel 19. Kebutuhan Nasional Sarana Perkeretaapian II-25 Tabel 20. Kebutuhan Jalur Kereta Api Perkotaan Tahun 2030 II-27 Tabel 21. Kebutuhan Sarana Kereta Api Perkotaan Tahun 2030 II-28 Tabel 1. Perbandingan Konsumsi Energi BBM/KmPnp I-8 Tabel 22. Kebutuhan Energi Kereta Api Penumpang II-28 Tabel 2. Prakiraan Perjalanan Penumpang dan Barang dan Barang Berbasis Pulau Tahun 2030 Menggunakan Moda Kereta Api Tahun 2030 I-18 Tabel 23. Kebutuhan Energi Listrik Kereta Api Perkotaan II-29 Tabel 3. Matriks Asal Tujuan Penumpang Pulau Sumatera Tahun 2030 Tahun 2030 I-19 Tabel 24. Data Kejadian Kecelakaan Kereta Api 2010-2017 III-1 Tabel 4. Matriks Asal Tujuan Perjalanan Barang Tabel 25. Data Korban Kecelakaan Kereta Api 2010-2017 III-1 Pulau Sumatera Tahun 2030 I-19 Tabel 26. Industri Perkeretaapian IV-1 Tabel 5. Mariks Asal Tujuan Penumpang Pulau Jawa Tabel 27. Kebutuhan SDM Perkeretaapian Nasional 2030 V-2 Tahun 2030 I-21 Tabel 28. Kebutuhan Pendanaan Perkeretaapian Tabel 6. Matriks Asal Tujuan Perjalanan Barang Nasional 2030 VII-3 Pualu Jawa Tahun 2030 I-21 Tabel 7. Matriks Asal Tujuan Penumpang Pulau Kalimantan Tahun 2030 I-23 Tabel 8. Matriks Asal tujuan Perjalanan Barang Pulau Kalimantan Tahun 2030 I-23 Tabel 9. Matriks Asal Tujuan Penumpang Pulau Sulawesi Tahun 2030 I-25 Tabel 10. Matriks Asal Tujuan Perjalanan Barang Pulau Sulawesi Tahun 2030 I-25 Tabel 11. Matriks Asal Tujuan Penumpang Pulau Papua Tahun 2030 I-27 Tabel 12. Matriks Asal Tujuan Perjalanan Barang Pulau Papua Tahun 2030 I-27 Tabel 13. Matriks Asal Tujuan Penumpang Pulau Bali Tahun 2030 I-29 Tabel 14. Matriks Asal Tujuan Penumpng Pulau Batam Tahun 2030 I-31 Tabel 15. Matriks Asal Tujuan Penumpang Pulau Madura Tahun 2030 I-33 Gambar 12. Rencana Jaringan Kereta Api di Pulau II-8 DAFTAR GAMBAR Sumatera Tahun 2030 Gambar 13. Rencana Jaringan Kereta Api di Pulau II-11 Jawa Tahun 2030 Gambar 14. Rencana Jaringan Kereta Api Cepat di Pulau II-12 Gambar 1. Sejarah Perkeretaapaian di Indonesia I-2 Jawa Tahun 2030 Gambar 2. Desire Line Perjalanan Penumpang dan Barang Gambar 15. Rencana Jaringan Kereta Api di Pulau Kalimantan II-14 Menggunakan Moda Kereta Api di Pulau Sumatera I-20 Tahun 2030 Tahun 2030 Gambar 16. Rencana Jaringan Kereta Api di Pulau Sulawesi II-16 Gambar 3. Desire Line Perjalanan Penumpang dan Barang Tahun 2030 Menggunakan Moda Kereta Api di Pulau Jawa I-22 Gambar 17. Rencana Jaringan Kereta Api di Pulau Papua II-18 Tahun 2030 Tahun 2030 Gambar 4. Desire Line Perjalanan Penumpang dan Gambar 18. Rencana Jaringan Kereta Api di Pulau Bali II-20 Barang Menggunakan Moda Kereta Api I-24 Tahun 2030 di Pulau Kalimantan Tahun 2030 Gambar 19. Rencana Jaringan Kereta Api di Pulau Madura II-22 Gambar 5. Desire Line Perjalanan Penumpang dan Barang Tahun 2030 Menggunakan Moda Kereta Api di Pulau Sulawesi I-26 Gambar 20. Rencana Jaringan Kereta Api di Pulau Batam II-24 Tahun 2030 Tahun 2030 Gambar 6. Desire Line Perjalanan Penumpang dan Barang Gambar 21. Skema Pendanaan Pembangunan Infrastruktur VII-5 Menggunakan Moda Kereta Api di Pulau Papua I-28 Transportasi Tahun 2030 Gambar 7. Desire Line Perjalanan Penumpang Menggunakan I-30 Moda Kereta Api di Pulau Bali Tahun 2030 Gambar 8. Desire Line Perjalanan Penumpang Menggunakan I-32 Moda Kereta Api di Pulau Batam Tahun 2030 Gambar 9. Desire Line Perjalanan Penumpang Menggunakan I-34 Moda Kereta Api di Pulau Madura Tahun 2030 Gambar 10. Kondisi Jaringan Jalur Kereta Api Tahun 2017 II-2 Gambar 11. Kondisi Jaringan Jalur Kereta Api Perkotaan II-3 Jabodetabek DAFTAR KOTAK Kotak 1. Peta Jaringan TRANS ASIAN RAILWAY I-6 Kotak 2. TRANS ASIAN RAILWAY I-7 Kotak 3. Best Practice Shinkansen Jepang I-9 Kotak 4. Emisi CO2 Tahun 2005 di EU27 Berdasarkan I-10 Sektor dan Moda Transportasi (Dalam Juta Ton) Kotak 5. Kebutuhan Layanan Kereta Api tahun 2030 I-17 Kotak 6. Permasalahan Pengembangan Teknologi IV-1 Perkeretaapian Nasional Kotak 7. Teknologi yang Dikembangkan BUMN IV-1 Kotak 8. Aset Manajemen VI-1 Kotak 9. Restrukturisasi Perkeretaapian di Inggris VI-2 dan Jepang Kotak 10. Definisi Public Service Obligation VII-1 Kotak 11. Definisi Infrastructure Maintenance and Operation VII-1 Kotak 12. Definisi Track Access Charges VII-1 BAB I PERKERETAAPIAN NASIONAL Januari 1950 dibentuklah Djawatan Kereta Api (DKA) 1.1. Sejarah Perkeretaapian yang merupakan gabungan DKARI dan SS/VS. Perjalanan panjang kereta api di Indonesia dimulai dari Pada tanggal 25 Mei 1963, terjadi perubahan status DKA zaman penjajahan Belanda tahun 1840 sampai dengan menjadi Perusahaan Negara Kereta Api (PNKA) saat ini. Secara historis penyelenggaraan kereta api berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1963. dimulai sejak zaman Pemerintah kolonial Hindia Belanda Pada tahun 1971 berdasarkan Peraturan Pemerintah (1840-1942), kemudian dilanjutkan pada masa penjajahan Nomor 61 Tahun 1971 terjadi pengalihan bentuk usaha Jepang (1942-1945) dan setelah itu diselenggarakan PNKA menjadi Perusahaan Jawatan Kereta Api (PJKA). oleh Pemerintah Indonesia (1945–sekarang). Pada Selanjutnya pada tahun 1990 berdasarkan Peraturan pasca Proklamasi Kemerdekaan (1945-1949) setelah Pemerintah Nomor 57 Tahun 1990, PJKA beralih bentuk terbentuknya Djawatan Kereta Api Republik Indonesia menjadi Perusahaan Umum Kereta Api (Perumka), dan (DKARI) pada tanggal 28 September 1945 masih terdapat terakhir pada tahun 1998 berdasarkan Peraturan beberapa perusahaan kereta api swasta yang Pemerintah Nomor 12 Tahun 1998, Perumka beralih tergabung dalam SS/VS (Staatsspoorwagen/Vereningde bentuk menjadi PT. KA (Persero). Pada perjalanannya, PT. Spoorwagenbedrijf atau gabungan perusahaan kereta api KA (Persero) berguna memberikan layanan yang lebih baik pemerintah dan swasta Belanda) yang ada di Pulau Jawa pada angkutan kereta api komuter, telah menggunakan dan DSM (Deli Spoorweg Maatschappij) yang ada di sarana Kereta Rel Listrik di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Sumatera Utara, masih menghendaki untuk beroperasi di Tangerang (Serpong) dan Bekasi (Jabodetabek) serta Indonesia. Berdasarkan UUD 1945 pasal 33 ayat (2), pengusahaan di bidang usaha non angkutan penumpang angkutan kereta api dikategorikan sebagai cabang membentuk anak perusahaan PT. KAI Commuter produksi penting bagi negara yang menguasai hajat hidup Jabodetabek berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 5 orang banyak, oleh karena itu pengusahaan angkutan Tahun 2008 dan Surat Menteri Negara BUMN Nomor S- kereta api harus dikuasai negara.
Recommended publications
  • 2.4.1 Indonesia Aceh and Sumatra Railway Assessment
    2.4.1 Indonesia Aceh and Sumatra Railway Assessment Indonesia Aceh and Sumatra Railway Assessment Railway Companies and Consortia Capacity Table Key Route Information Key Stations Indonesia Aceh and Sumatra Railway Assessment The railway transport in Aceh and North Sumatra provinces is under management of PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Regional Division I North Sumatra, a state-owned company operating in Java and Sumatra islands. The railway from the border of Aceh-North Sumatra province in Besitang to Binjai city is no longer in function due to damage in several locations. However the railway from Binjai to Medan is operational. There is also a railway line of 28km from Medan to Kuala Namu International Airport. The rail link between Medan and Kuala Namu International Airport is the first of its kind in the Republic of Indonesia. Transit time is between 35-45 minutes and there are currently 15 scheduled services per day. Railway Companies and Consortia For information on Indonesia railway contact details, please see the following link: 4.2.8 Indonesia Railway Company Contact List Capacity Table Rail Operator Capacity PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Regional Division Operates on (lines) From Lhokseumawe City to Krueng Geukueh Sub-District: 14km only 12km passable Page 1 Max train length and/or pulling capacity 2 carriages Locomotives (electric/diesel/steam) 1 diesel Freight Wagons (covered) / size 0 Freight Wagons (flat bed) / size 0 Freight Wagons (high-sided)/size 0 Freight Wagons (drop-side)/size 0 Key Route Information Standard
    [Show full text]
  • Persero) Medan
    PENGARUH FASILITAS DAN PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PADA PT. KERETA API INDONESIA (PERSERO) MEDAN Andri Roy PS, S.E., M.M Selfitrida A Yani, S.S., M.S Manajemen Pemasaran, Politeknik Unggul LP3M Jln Iskandar Muda No 3 Medan- Sumatera Utara +6282166456100 [email protected] ABSTRAK . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fasilitas dan pelayanan terhadap kepuasan pelanggan pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Medan. Populasi dalam penelitian yaitu pelanggan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Medan yang berjumlah 115 orang dengan teknik penentuan sampel menggunakan rumus slovin sehingga sampel dalam penelitian ini yaitu 61 orang. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Teknik analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah uji validitas, reliabilitas, analisis regresi linier berganda, uji-t, uji-f, dan koefisien determinasi dengan menggunakan SPSS versi 20. Berdasarkan hasil penelitian analisis regresi sederhana yaitu Y = 5,069 + 0,500X1 + 0,259X2 + e yang menjukkan fasilitas dan pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan pelanggan dan secara parsial (uji-t) bisa dilihat dari hasil perhitungan uji-t untuk variabel fasilitas (X1) yang menghasilkan thitung= 3,239 > ttabel= 2,001 pada tingkat signifikansi (α) = 5% (0,05) dan dari hasil perhitungan uji-t untuk variable pelayanan (X2) yang menghasilkan thitung= 3,302 > ttabel= 2,001 pada tingkat signifikansi (α) = 5% (0,05). Secara bersama-sama (uji F) fasilitas (X1) dan pelayanan (X2) berpengaruh signifikan positif terhadap kepuasan pelanggan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Medan. Hal ini bisa dilihat dari hasil perhitungan uji F yang menghasilkan Fhitung= 48,438 > F tabel 3,16. Sedangkan nilai regresi korelasi sebesar 0,791, artinya secara bersama-sama fasilitas dan pelayanan terhadap Kepuasan mampu menjelaskan pada taraf yang kuat.
    [Show full text]
  • Stasiun Kereta Api Tipe B Di Kota Makassar the Accessibility Andinterconnection Approach M
    STASIUN KERETA API TIPE B DI KOTA MAKASSAR THE ACCESSIBILITY ANDINTERCONNECTION APPROACH M. Choir ul Maruf ISSN: 2721-8686 (online) STASIUN KERETA API TIPE B DI KOTA MAKASSAR: The Accessibility and Interconnection Approach M. Choirul Maruf ABSTRAK Program Studi Arsitektur Fakultas Sains dan Pemerintah Kota Makassar memiliki rencana meningkatkan serta Teknologi Universitas Teknologi Yogyakarta menambah sarana dan prasarana transportasi di Kota Makassar untuk [email protected] meningkatkan ekonomi masyarakat serta menciptakan kota yang kondusif dengan wilayah pinggiran kota. Berasaskan visi dan misi daerah yaitu meningkatkan daya saing daerah yang mencakup terpenuhinya fasilitas yang dapat mengakselerasi pertumbuhan dan trasformasi perekonomian serta berkembangnya jaringan kerjasama antar daerah. Dengan menggunakan pendekatan aksesibilitas dan interkoneksi dan dipadupadankan dengan analisa SWOT yang tepat akan sangat membantu stasiun-stasiun kereta api yang akan di bangun nantinya, aksesibilitas akan mengacu pada cukup tingginya tingkat disabilitas yang ada di Kota Makassar, akses kenyamanan dan sirkulasi yang memadai sangat dibutuhkan dalam merancang stasiun kereta api di Kota Makassar. Interkoneksi antar ruang menjadi salah satu hal penting disini. Maka dar hasil analisa di atas terlahirlah rencana pembuatan Stasiun Kereta api Tipe B di Kota Makassar sebagai bentuk perencanaan pemerintah kota sejak tahun 2011. Sasaran pengembangan jaringan rel kereta api di pulau Sulawesi ini adalah untuk menghubungkan wilayah dan kota yang sangat memiliki
    [Show full text]
  • Indonesia-11-Contents.Pdf
    ©Lonely Planet Publications Pty Ltd Indonesia Sumatra Kalimantan p490 p586 Sulawesi Maluku p636 p407 Papua p450 Java p48 Nusa Tenggara p302 Bali p197 THIS EDITION WRITTEN AND RESEARCHED BY Loren Bell, Stuart Butler, Trent Holden, Anna Kaminski, Hugh McNaughtan, Adam Skolnick, Iain Stewart, Ryan Ver Berkmoes PLAN YOUR TRIP ON THE ROAD Welcome to Indonesia . 6 JAVA . 48 Imogiri . 127 Indonesia Map . 8 Jakarta . 52 Gunung Merapi . 127 Solo (Surakarta) . 133 Indonesia’s Top 20 . 10 Thousand Islands . 73 West Java . 74 Gunung Lawu . 141 Need to Know . 20 Banten . 74 Semarang . 144 What’s New . 22 Gunung Krakatau . 77 Karimunjawa Islands . 154 If You Like… . 23 Bogor . 79 East Java . 158 Cimaja . 83 Surabaya . 158 Month by Month . 26 Cibodas . 85 Pulau Madura . 166 Itineraries . 28 Cianjur . 86 Sumenep . 168 Outdoor Adventures . 32 Bandung . 87 Malang . 169 Probolinggo . 182 Travel with Children . 43 Pangandaran . 96 Central Java . 102 Ijen Plateau . 188 Regions at a Glance . 45 Borobudur . 106 Meru Betiri National Park . 191 Yogyakarta . 111 PETE SEAWARD/GETTY IMAGES © IMAGES SEAWARD/GETTY PETE Contents BALI . 197 Candidasa . 276 MALUKU . 407 South Bali . 206 Central Mountains . 283 North Maluku . 409 Kuta & Legian . 206 Gunung Batur . 284 Pulau Ternate . 410 Seminyak & Danau Bratan . 287 Pulau Tidore . 417 Kerobokan . 216 North Bali . 290 Pulau Halmahera . 418 Canggu & Around . .. 225 Lovina . .. 292 Pulau Ambon . .. 423 Bukit Peninsula . .229 Pemuteran . .. 295 Kota Ambon . 424 Sanur . 234 Gilimanuk . 298 Lease Islands . 431 Denpasar . 238 West Bali . 298 Pulau Saparua . 431 Nusa Lembongan & Pura Tanah Lot . 298 Pulau Molana . 433 Islands . 242 Jembrana Coast . 301 Pulau Seram .
    [Show full text]
  • BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Gambaran Umum
    BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Gambaran umum penelitian berisi tentang pembahasan lokasi dimana penelitian dilakukan, dalam penelitian ini adalah PT Kereta Api Indonesia khususnya Humasda Daop 8 Surabaya. 4.1 PT Kereta Api Indonesia (Persero) 4.1.1 Sejarah Singkat Dalam perjalanannya, PT Kereta Api Indonesia mengalami perjalanan sejarah yang sangat panjang dalam pengelolaan perkeretaapian di Indonesia, mulai dari masa kolonial penjajahan Belanda, penjajahan Jepang, dan Republik Indonesia sampai saat kini. Seiring perkmebangan jaman, banyak perubahan yang terjadi dalam pengelolaan perkeretaapian di Indonesia. a. Zaman Kolonial Sejarah mengenai perkeretaapian di Indonesia dimulai oleh pencangkulan pertama dalam proyek pembangunan rel kereta api pertama di desa Kemijen pada Jumat tanggal 17 Juni 1864 oleh Gubernur Jenderal Hindia Belanda, Mr. L.A.J Baron Sloet van de Beele. Pembangunan di awali oleh “Namlooze Venotschap nederlandsch Spoorweg Maatschaapij” (NV NISM) yang dipimpin oleh Ir. J.P de Bordes dari Desa Kemijen menuju Desa Tanggung dengan jarak 26 KM dan lebar sepur standart Internasional 1435 mm. Rel ini mulai dibuka untuk umum pada hari sabtu, 10 agustus 1867. 40 Setelah pembangunan perdana tersebut, pada tahun-tahun berikutnya mulailah dibuka anfkutan umum lintas Semarang, Kedung Jati, Surakarta, Gundih, Yogyakarta dan Lempuyangan, juga Bogor-Jakarta yang selanjutnya diambil alih oleh perusahaan Kereta Api SS (Staat Spoorweg) kemudian dilanjutkan ke lintas Bogor, Bandung, Sukabumi, Banjar, Yogyakarta dan Surabaya. Setelah pemasangan rel lintas Semarang dan Surabaya, pemerintah kolonial Belanda mengizinkan modal swasta untuk turut serta menginvestasikan modalnya dalam usaha perkertaapian Indonesia. Jumlah perusahaan yang menanamkan modalnya di perekeretaapian Indonesia berjumlah 12 perusahaan yang pada umumnya bermotif komersil. Pembangunan kemudian dilanjutkan dengan pemasangan rel di lintas Cilele dan Kotaraja (Banda Aceh) yang digunakan untuk perang Aceh, serta pemasangan rel di Makassar dan Takalar.
    [Show full text]
  • Report Knkt.17.09.03.02
    KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI REPUBLIK INDONESIA LAPORAN AKHIR KNKT.17.09.03.02 LAPORAN INVESTIGASI KECELAKAAN PERKERETAAPIAN ANJLOK KRL KA 1340 KM 0+3/4 EMPLASEMEN STA. JAKARTA KOTA DKI JAKARTA DAOP 1 JAKARTA 14 SEPTEMBER 2017 2018 KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI “Keselamatan dan Keamanan Transportasi Merupakan Tujuan Bersama” DASAR HUKUM Laporan ini diterbitkan oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), dengan dasar sebagai berikut: 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian; 2. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api; 3. Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 2013 tentang Investigasi Kecelakaan Transportasi; 4. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2012 tentang Komite Nasional Keselamatan Transportasi. Keselamatan adalah merupakan pertimbangan yang paling utama ketika KNKT menyampaikan rekomendasi keselamatan sebagai hasil dari suatu penyelidikan dan penelitian. Para pembaca sangat disarankan untuk menggunakan informasi yang ada di dalam laporan KNKT ini dalam rangka meningkatkan tingkat keselamatan transportasi; dan tidak diperuntukkan untuk penuduhan atau penuntutan. i KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Alhamdulillah dipanjatkan kepada Alloh, SWT Tuhan Yang Maha Esa atas penyelesaian Laporan Akhir Investigasi Kecelakaan Perkeretaapian Anjlokan KA 1340 di Km. 0+3/4 Emplasemen Stasiun Jakarta Kota, Wilayah Operasi Daop 1 Jakarta, Kota Jakarta Barat, Propinsi DKI Jakarta, tanggal 14 September 2017. Laporan Akhir Investigasi Kecelakaan merupakan pelaksanaan
    [Show full text]
  • Layout Railway Edisi Juni 2013.Indd
    MENGABDI DENGAN KEAKHLIAN INDONESIA RAILWAY INSTITUTE REVIEW Juni, 2013 Menatap Era Baru Perkeretaapian Dari Redaksi Undang-Undang No.23 Tahun 2007 disusun atas dasar keinginan Pimpinan Umum untuk mereformasi perkeretaapian di Indonesia, yang pada Harun Al Rasyid Lubis pokoknya bertujuan untuk melaksanakan : desentralisasi, multi Pemimpin Redaksi operator dan privatisasi, agar perkeretaapian maju, berkembang, Budhihardjo Trenggono eketif dan efi sien, aman, lancar dan terjangkau. Redaktur Pelaksana Setelah enam tahun dua bulan peraturan perundangan tersebut Husni M. Harris hadir, sektor perkeretaapian di Indonesia, jalan ditempat. Malahan, Dewan Redaksi fungsi-fungsi kepemerintahan dan kepengusahaan tampak Bambang Sugeng, Budhihardjo Trenggono, rancu dan tumpang tindih, jauh dari hakekat yang mendasari Darwis Darlis, Hendry Tampubolon, diterbitkannya peraturan perundangan diatas. Sehingga, tidak Husni M. Harris, Ruth Hanna Simatupang, berlebihan dan tidak salah, kalau anggapan sementara kalangan, Tatyana Sutara. bahwa, reformasi perkeretaapian di Indonesia dijalankan dengan Sekretaris Redaksi setengah hati. Ayub Pramudia Pelaksanaan Undang-Undang tersebut menjadi mandeg dan Rancang Grafi s mati suri, tak kala diterbitkannya Peraturan Presiden No. 83 Nandes Fachromi, Surahman Tahun 2011, 24 November 2011 tentang Proyek Kereta Api Administrasi Bandara dan Jalur Lingkar Jakarta, yang menempatkan kembali Dyah Indarti PT.Kereta Api Indonesia (Persero), sekaligus sebagai regulator dan operator. Penerbit Indonesia Railways Istitute (IRWI) Indonesia Railway Institute Review edisi kali ini, menurunkan Alamat Redaksi beberapa tulisan para akhli dan pemerhati perkeretaapian, yang Jl. Tebet Raya No. 17 menyorot fenomena diatas. Jakarta 12810 - Indonesia Telp. (62-21) 837 86711 Disamping itu, kalau tidak ada aral melintang, Insya Allah, E-mail : [email protected] pelaksanaan konstruksi Mass Rapid Transit Jakarta Utara - Selatan Phase I, yang telah ditunggu sejak tahun 1994, akan segera dimulai pada Oktober 2013.
    [Show full text]
  • Stasiun Kereta Api Di Palangka Raya, Kalimantan Tengah
    LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN KERETA API DI PALANGKA RAYA, KALIMANTAN TENGAH DISUSUN OLEH: FERINA SINTA 13 01 14831 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA 2020 ABSTRAK Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan berencana untuk membangun sarana transportasi yang dapat menghubungkan seluruh wilayah di Indonesia. Salah satunya adalah sarana transportasi berupa kereta api sebagai penghubung antar ibukota provinsi di Kalimantan. Kereta api merupakan salah satu sarana transportasi darat yang dinilai sangat efisien digunakan sebagai angkutan antar kota karena mampu mengangkut penumpang dengan jumlah banyak. Dalam proyek perkembangan sarana transportasi di Kalimantan diperlukan pembangunan sarana penunjang berupa stasiun kereta api pada setiap kota tujuan, salah satunya adalah Palangka Raya. Stasiun merupakan salah satu gerbang kedatangan bagi turis lokal maupun mancanegara di suatu wilayah. Kesan pertama yang ditimbulkan ketika datang ke suatu wilayah merupakan pengalaman berharga yang tentunya diimpikan semua orang. Maka dari itu, bangunan Stasiun Kereta Api direncanakan diharapkan dapat mencerminkan kebudayaan yang menjadi ciri khas masyarakat setempat yaitu budaya Dayak melalui pendekatan Arstektur Regionalis. Pendekatan yang dilakukan sesuai dengan paham regionalisme dalam rangka mengolah bentuk ruang dan bangunan dilandasi dengan unsur- unsur kebudayaan setempat namun tetap sesuai dengan kondisi iklim dan alam saat ini. Kata kunci: Stasiun Kereta Api, Arsitektur Regionalis, Kebudayaan Dayak, Palangka Raya, Kalimantan Tengah. KATA PENGANTAR Petama, penulis ucapkan puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan karunia-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan Landasan Konseptual Perencanaan dan Perancangan dengan judul “Stasiun Kereta Api di Palangka Raya, Kalimantan Tengah” ini dengan baik dan tepat waktu. Adapun tujuan penulisan ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Program Studi Arsitektur di Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
    [Show full text]
  • Digitalize Indonesia 2019 Conference Material
    Ministry of Transportation Directorate General of Railway DIGITAL TRANSFORMATION IN RAILWAYS - Presented By: Member Of : Ir. Erni Basri, ST. M.Eng, IPM, ASEAN Eng. Deputy Director 1 Infrastructure Railway, Project Manager LRT Jabodebek, DGR, MOT POTENTIAL RAILWAY DEVELOPMENT IN INDONESIA 2030 - Special new development Urban Transport by new Capital city - 6 Metropolitan Cities prioritized for the development of rail-based urban mass public transport in 2020-2024, that is : 1 2 3 4 5 6 7 Medan – Binjai – Deli Makassar Urban LRT Medan LRT Batam LRT Cibubur – Bogor Bandung Urban Semarang Urban Serdang (Mebidang) (MAMINASATA) (22,74 Km) (55,47 Km) (26,4 Km) (15,6 Km) (78,4 Km) (61,59 Km) (62,73 Km) By cities Prioritized 2020-2024 1 2 Sumatera 8 1) Metropolitan Medan) (Mebidangro Java 3 Kalimantan 2) Metropolitan Surabaya New Capital City (Gerbangkertosusilo) Connectivity 3) Metropolitan Jakarta (Jabodetabek) 9 13 4) Metropolitan Bandung (Bandung Raya) 7 10 5) Metropolitan Semarang (Kedungsepur) Sulawesi 4 11 6 5 12 6) Metropolitan Makassar (Mamminasata) 14 8 9 10 11 12 13 14 Siantar – Kota Padang – Shortcut of Mengwitani - Lahat – Tarahan Kertajati Airport Tanjung – Parapat Pulau Baai Cibungur – Singaraja (Bali) (249,78 Km) Railway Banjarmasin (64,7 Km) (168,2 Km) Tanjung Rasa (90 Km) (213,93 Km) (95,520 Km) (10,62 Km) OUTLOOK FORWARD KABINET INDONESIA MAJU Human GWP Development and Government work plan Defense and Security Poverty Alleviation Stability Connectivity Economic and Equity Value Added Food Security, and Water, Energy and Employment the Environment Opportunities Disaster Vulnerability Transformasi Gender Equality Governance Socio Cultural and Climate Change Capital Digital How to get there? Development paths to complete urban mobility by Integrated city management * PN : Priority National HOW ` Source : Photo Drone PT.
    [Show full text]
  • Public Transportation Or Private Transportation Case Study: Sarbagita Metropolitan Area
    The Dilemma of the Choice Between: Public Transportation or Private Transportation Case Study: Sarbagita Metropolitan Area I.G.A.A Karishma Maharani Raijaya1, Chotib2 {[email protected], [email protected]} 1 Master in Economics of Population and Labor (MEKK), Universitas Indonesia, 2Urban Studies Program, School of Strategic and Global Studies, Universitas Indonesia Abstract. Indonesia has entered a third trend of three mega-demographics trends, namely the transition of migration to non-permanent mobility such as commuter and circular movement. Most of the population does movement due to work factors. The higher rate of worker mobility, and the infrastructure of transportation are urgently needed. Commuting is a type of non-permanent movement where a person works in a different place from his residence. They leave the house, home, and apartment in the morning and return in the afternoon or evening every day or back to house, home, and apartment no longer than 24 hours. Many problems will arise when the rate of mobility is high. There are several problems regarding transportation facilities and infrastructure, for example, a severe traffic jam and no exception in the bali province. Another problem in Bali is declining support of trans sarbagita operational funds and the reduction in the number of fleets. This study aims to identify the probability of public transportation use by workers in the sarbagita region. This study uses sakernas 2018 data, using the binary logistic regression model. The results of this study are the use of public transportation depends on individual characteristics such as distance, sex, education, age, and marital status.
    [Show full text]
  • May 2018'S Green Infrastructure Investment Opportunities
    GREEN INFRASTRUCTURE INVESTMENT OPPORTUNITIES INDONESIA Published by the Climate Bonds Initiative Developed in partnership with Pembiayaan Investasi Non-Anggaran Pemerintah (PINA), a project of the National Development Planning Agency (BAPPENAS), and PT. EBA Indonesia. Green Infrastructure Investment Opportunities, Indonesia Contents This report highlights green infrastructure investment 3 Executive summary opportunities in Indonesia 4 Indonesia’s green infrastructure: an This report has been prepared to support “green”, are presented in a pipeline of opportunity for change Indonesia’s mission to develop low-carbon opportunities for investment in 2018-2019. and climate-resilient infrastructure. It Priorities for investment beyond 2019 are 5 Enabling infrastructure highlights green infrastructure investment also covered. investments will boost growth opportunities, with the aim of facilitating The report is part of a research series 7 Opportunities in global green engagement on this topic between project which will investigate green infrastructure finance owners and developers, and investors. investment opportunities in ASEAN 13 Green infrastructure investment The report is intended for a wide range (Association of Southeast Asian Nations) opportunities of stakeholders in Indonesia and abroad, member countries. including domestic and international 14 Transport In developing this report the Climate investors, companies and developers, 17 Energy Bonds Initiative consulted the Indonesian and relevant Indonesian Government 21 Water and waste
    [Show full text]
  • Profil Pengembangan Dan Penyiapan Kewilayahan Investasi Di Wilayah Kedungsepur
    PROFIL PENGEMBANGAN DAN PENYIAPAN KEWILAYAHAN INVESTASI DI WILAYAH KEDUNGSEPUR DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROVINSI JA WA TENGAH 2019 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya penyusunan buku Investment Project Ready To Offer (IPRO) dan Profil Pengembangan Potensi dan Penyiapan Kewilayahan Investasi di Wilayah Kawasan Kedungsepur. Penyusunan profil dilatarbelakangi perlunya penyiapan wilayah pengembangan industry di luar wilayah pusat pengembangan industry nasional di Kedungsepur. Penyiapan wilayah tersebut, disamping untuk penyebaran investasi, juga untuk mendukung pengembangan industry di Kedungsepur serta mengoptimalkan pemanfaatan pembangunan infrastruktur wilayah, baik yang sudah terbangun maupun antisipasi tahap perencanaan. Adapun tujuan penyusunan profil adalah menyediakan informasi kesiapan pengembangan Kawasan industry di wilayah Kedungsepur ( Kabupaten Kendal, Kabupaten Demak, Kabupaten Semarang, Kota Semarang, Kota Salatiga dan Kabupaten Grobogan). Ucapan terimakasih kami sampaikan kepada narasumber dari Pemerintah Kabupaten/Kota, pihak-pihak terkait, maupun pendamping kegiatan dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNIKA Soegijapranata, Semarang. Dengan harapan agar informasi ini dapat memicu tumbuhnya industry di Kawasan Kedungsepur. Semarang, 2019 KEPALA DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU PROVINSI JAWA TENGAH RATNA KAWURI, SH PROFIL PENGEMBANGAN DAN PENYIAPAN KEWILAYAHAN 3 INVESTASI DI WILAYAH KEDUNGSEPUR PENGEMBANGAN POTENSI DAN PENYIAPAN KEWILAYAHAN
    [Show full text]