Kinerja Pengembangan Dan Pelayanan Candi Ratu Boko Dalam Mendukung Kesempatan Usaha Masyarakat Setempat
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Jurnal Khasanah Ilmu - Volume 7 No.1 – 2016 – lppm3.bsi.ac.id/jurnal/khasanah_ilmu/ Kinerja Pengembangan Dan Pelayanan Candi Ratu Boko Dalam Mendukung Kesempatan Usaha Masyarakat Setempat Atun Yulianto Akademi Pariwisata “BSI Yogyakarta” E-mail : [email protected] Abstract - Candi Ratu Boko is the culture heritage sites in the 8th century the heyday of the Sailendra dynasty. This temple maintained entirely by BUMN appointed by the government that is PT. Taman Wisata Candi. In accordance with UU RI No.10 tahun 2009 about tourism consider that the tourism development be required to grow the society business opportunities. On the basis these conditions The purpose of this research is know the successful development and service of the temple especially Ratu Boko in an attempt supporting the business opportunity local communities. Research methods that used is qualitative descriptive supported by surveys and quantitative data. Results of the study provide the qualifications, that site temple Ratu Boko with indicators of diversity, uniqueness, potential for conservation, and economic potential measured from employees internals considered to be already good with score grade 2, so that it can support community business opportunity and potential market rated enough with a grade score 1. While service efforts the business opportunity for local people has been given with properly by PT. Taman Wisata Candi units Ratu Boko Temple, but is not fully utilized by the local people. Keywords: Performance, Development, Services, Business Abstrak - Candi Ratu Boko adalah situs peninggalan sejarah pada abad ke 8 masa kejayaan dinasti Sailendra. Wisata candi ini dikelola sepenuhnya oleh BUMN yang ditunjuk pemerintah yaitu PT. Taman Wisata Candi. Sesuai dengan UU RI No.10 tahun 2009 tentang kepariwisataan mempertimbangkan bahwa pembangunan kepariwisataan diperlukan untuk mendorong pemerataan kesempatan berusaha bagi masyarakat. Atas dasar hal tersebut penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberhasilan pengembangan dan pelayanan objek wisata candi khususnya Ratu Boko dalam upaya mendukung kesempatan usaha masyarakat setempat. Metode Penelitian yang digunakan adalah diskriptif kualitatif yang didukung survey dan data kuantitatif. Hasil penelitian memberikan kualifikasi bahwa kinerja pengembangan situs wisata candi Ratu Boko dengan indikator keragaman, keunikan, potensi konservasi, dan potensi ekonomi diukur dari internal karyawan dinilai baik dengan grade score dua sehingga dapat mendukung kesempatan usaha masyarakat dan potensi pasar dinilai cukup dengan grade score satu. Sedangkan upaya pelayanan untuk kesempatan usaha masyarakat setempat telah diberikan dengan baik oleh PT.Taman Wisata Candi, namun tidak dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat setempat. Kata Kunci : Kinerja, Pengembangan, Pelayanan, Usaha 1.1. Latar Belakang lainnya telah tersedia. Pariwisata Yogyakarta Salah satu sektor yang menjadi andalan menempatkan wisata budaya sebagai salah negara Indonesia dalam mendatangkan devisa satu identitasnya. UU No.10 Tahun 2009 adalah sektor pariwisata. Diakui bahwa menegaskan bahwa, budaya adalah salah sumbangan sektor pariwisata terhadap satu sumber daya pembangunan pariwisata perolehan devisa dan penciptaan lapangan nasional. Artinya budaya dalam bentuknya kerja secara makro cukup signifikan yang intangibel dan tangibel perlu dioptimalkan (Damanik, 2013). Indonesia merupakan sebagai daya tarik pariwisata dan budaya negara kepulauan yang memiliki banyak sebagai kekayaan bangsa perlu dilestarikan potensi pariwisata daerah seperti kekayaan untuk kepentingan genarasi mendatang alam, peninggalan sejarah dan kebudayaan sebagai identitas jati diri bangsa (Damanik, yang berbeda-beda. 2013). Potensi wisata daerah dikelola Sebagian peninggalan candi di kota pemerintah daerah melalui Dinas Pariwisata Yogyakarta sebagai salah satu warisan Propinsi sesuai dengan UU No. 10 Tahun budaya belum tergali secara optimal, sehingga 2009 Pasaal 29 (b) yakni kewenangan mampu menigkatkan daya tarik wisatawan dan mengkoordinasikan penyelenggaraan kesejahteraan ekonomi masyarakat sekitar. kepariwisataan diwilayahnya. Yogyakarta Fokus pemasaran dan promosi pada wisata merupakan satu diantara sekian banyak budaya khususya candi terkadang masih daerah yang menjadi destinasi tujuan wisata bertumpu pada objek yang dominan. (DTW). Tempat wisata menarik ditawarkan Akibatknya wisatawan lebih tertarik pada candi seperti kraton, pantai, candi, monumen, tertentu dan kurang tertarik mengunjungi objek pegunungan, kerajinan, bahkan tempat yang lain. Permasalahan tersebut dapat perbelanjaan dan lain-lain. Dukungan industri diamati dari jumlah kunjungan wisatawan akomodasi yang menunjang kepariwisataan pengelolaan wisata candi oleh PT. Taman seperti hotel, biro wisata, jasa boga dan Wisata Candi berikut ini : ISSN : 2087 - 0086 11 Jurnal Khasanah Ilmu - Volume 7 No.1 – 2016 – lppm3.bsi.ac.id/jurnal/khasanah_ilmu/ Tabel 1. Jumlah Kunjungan Wisatawan produk wisata budaya yang diciptakan Candi Candi Candi Ratu Tahun (Damanik, 2013). Keadaan alam, flora dan Borobudur Prambanan Boko fauna, peninggalan purbakala, peninggalan 2010 2.439.779 1.100.484 90.823 2011 2.177.845 1.136.845 129.541 sejarah serta seni dan sosial budaya yang 2012 3.024.212 1.274.514 113.856 berada di suatu daerah merupakan sumber 2013 3.375.705 1.415.729 173.002 daya dan modal yang potensial bagi usaha 2014 3.428.719 1.614.735 211.655 pengembangan kepariwisataan daerah. Sumber : Annual report PT. Taman Wisata Candi (diolah) Berdasarkan hal tersebut pengembangan Tabel 1.1 menjelaskan bahwa terdapat pariwisata budaya harus mempertimbangkan ketimpangan jumlah kunjungan dari ketiga variabel-variabel ekonomi yang melibatkan objek wisata candi yang dimungkinkan karena masyarakat setempat. Masyarakat memiliki belum optimalnya mekanisme manajemen kekayaaan budaya yang dapat diekploitasi bisnis yang diterapkan salah satu objek wisata untuk menambah daya tarik objek wisata oleh pengelola. Pengelolaan manejemen sebagai bagian dari pengembangan pariwisata bisnis wisata budaya yang kurang optimal dan budaya yang menjadi produk utama. tidak didukung oleh komitmen pihak terkait Pengembangan pariwisata khususnya dengan program-program pengembangan DIY sesuai PERDA Propinsi DIY No.4 tahun inovatif yang melibatkan masyarakat setempat 1999 pasal 15 tentang rencana induk memiliki kemungkinan menghambat proses pengembangan pariwisata daerah, terciptanya sinergi yang mendukung promosi menyebutkan bahwa pengembangan produk untuk mendatangkan wisatawan dan peluang pariwisata merupakan suatu kegiatan untuk usaha masyarakat sekitar. meningkatkan kuantitas dan kualitas Candi Ratu Boko adalah situs komponen Produk Pariwisata, yang terdiri atas peninggalan sejarah pada abad ke 8 masa kegiatan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi kejayaan dinasti Sailendra yang berada di dan pemantauan komponen produk pariwisata Yogyakarta. Wisata candi ini dikelola yang meliputi objek dan daya tarik wisata, sepenuhnya oleh BUMN yang ditunjuk usaha sarana pariwisata, sarana dan pemerintah yaitu PT. Taman Wisata Candi. prasarana, sumber daya manusia, Sesuai dengan UU RI No.10 tahun 2009 kelembagaan, fasilitas penunjang, dan tentang kepariwisataan mempertimbangkan lingkungan. bahwa pembangunan kepariwisataan Keterlibatan masyarakat dalam diperlukan untuk mendorong pemerataan pengembangan pariwisata sering menjadi kesempatan berusaha bagi masyarakat. Atas permasalahan karena sebagai masyarakat dasar hal tersebut penelitian ini bertujuan akan dirasa menguntungkan dan sebagian lain untuk mengetahui proses keberhasilan mungkin memberatkan. Permasalahan ini pengembangan dan pelayanan objek wisata muncul dari terciptanya distribusi hasil candi khususnya Ratu Boko dalam upaya pariwisata dan guncangan budaya akibat mendukung kesempatan usaha masyarakat pengaruh luar. Dalam penelitian ini fokus setempat. Hal ini dilakukan agar pariwisata masalah adalah kinerja pengembangan yang dikelola mampu memberikan sumbangan pariwisata yang berkaitan dengan dukungan yang signifikan bagi kesejahteraan masyarakat masyarakat, seperti digambarkan pada bagan dengan skema program yang berorientasi dibawah ini : pada penguatan kapasitas masyarakat lokal di Keragaman dalam mengelola dan meningkatkan manfaat sumber daya pariwisata setempat. Keunikan Kebijakan 2.1. Tinjauan Pustaka Potensi Dukungan Pengembangan 1. Pengembangan Pariwisata Budaya Konservasi Masyarakat Pariwisata Daya tarik wisata yang juga disebut obyek Budaya wisata merupakan potensi yang menjadi Potensi pendorong kehadiran wisatawan ke suatu Ekonomi daerah tujuan wisata. Pariwisata budaya Potensi sebagai sebuah destinasi pariwisata Pasar merupakan sebuah jaringan hubungan yang saling berkaitan antara berbagai pihak yang Sumber : (Damanik, 2013) berkepentingan untuk dapat saling Gambar 1. Kerangka Teori Pengembangan Pariwisata Budaya bekerjasama mewujudkan suatu produk pariwisata yang diminati. Menurut Camprubi, Gambar 1 menjelaskan hubungan antara et.al (2008), berbagai pihak yang terlibat variabel bebas yang terdiri dari keragaman, memiliki kepentingan masing-masing dalam keunikan, potensi konservasi, potensi struktur kerjasama dan keterpaduan tindakan ekonomi, dan potensi pasar. Sementara dilapangan sehingga sangat menentukan variabel perantara adalah dukungan kinerja sekaligus daya saing destinasi maupun masyarakat, sedangkan kebijakan ISSN : 2087 - 0086 12 Jurnal Khasanah Ilmu - Volume 7 No.1 – 2016 – lppm3.bsi.ac.id/jurnal/khasanah_ilmu/ pengembangan pariwisata adalah variabel selanjutnya perusahaan dapat melakukan