KONDISI JAWA TENGAH PADA ABAD VIII SAMPAI ABAD XV M Oleh

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

KONDISI JAWA TENGAH PADA ABAD VIII SAMPAI ABAD XV M Oleh KONDISI JAWA TENGAH PADA ABAD VIII SAMPAI ABAD XV M Oleh: Siti Maziyah ABSTRACT Using historical method, this research attempts to find out Central Java condition in the 8th to 15th Centuries. Collecting data from ancient inscriptions, ancient books, and earlier researches, indications are found that the 8th to 10th centuries Central Java seems existing as an old kingdom territory, but in the 11th to 15th centuries, it became a subordinate territory in the old kingdom. Data also indicate that the centre of the kingdom often changed places. Keywords: ancient Central Java, old kingdom, subordinate territory A. PENDAHULUAN yakni Semarang, Rembang, Kedu, Banyumas, dan Pekalongan. Surakarta Jawa Tengah adalah sebuah masih merupakan daerah swapraja provinsiIndonesia yang terletak di bagian kerajaan (vorstenland) yang berdiri sendiri tengah Pulau Jawa. Provinsi ini berbatasan dan terdiri dari dua wilayah, yaitu dengan Provinsi Jawa Barat di sebelah Kasunanan Surakarta dan Mangkunegaran, barat, Samudra Hindia dan Daerah sebagaimana Yogyakarta yang terdiri dari Istimewa Yogyakarta di sebelah selatan, Pakualaman dan Kasultanan Jawa Timur di sebelah timur, dan Laut Ngayogyakarta. Masing-masing gewest Jawa di sebelah utara. Luas wilayahnya terdiri atas kabupaten-kabupaten. Waktu 32.548 km², atau sekitar 25,04% dari luas itu Gewest Rembang juga meliputi Pulau Jawa. Provinsi Jawa Tengah juga Regentschap Tuban dan meliputi Pulau Nusakambangan di sebelah Bojonegoro.Setelah diberlakukannya selatan, serta Kepulauan Karimun Jawa di Decentralisatie Besluit pada tahun 1905, Laut Jawa. gewesten diberi otonomi dan dibentuk Pengertian Jawa Tengah secara Dewan Daerah. Selain itu juga dibentuk geografis dan budaya kadang-kadang juga gemeente (kotapraja) yang otonom, yaitu mencakup wilayah Daerah Istimewa Pekalongan, Tegal, Semarang, Salatiga, Yogyakarta. Jawa Tengah dikenal sebagai dan Magelang. "jantung" budaya Jawa. Meskipun Sejak tahun 1930, provinsi demikian, di provinsi ini ada pula suku ditetapkan sebagai daerah otonom yang bangsa lain yang memiliki budaya yang juga memiliki Dewan Provinsi berbeda dengan suku Jawa seperti suku (Provinciale Raad). Provinsi terdiri atas Sunda di daerah perbatasan dengan Jawa beberapa karesidenan (residentie), yang Barat, ada pula warga Tionghoa-Indonesia, meliputi beberapa kabupaten Arab-Indonesia dan India-Indonesia yang (regentschap), dan dibagi lagi dalam tersebar di seluruh provinsi ini. beberapa kawedanan (district). Provinsi Menurut sejarahnya, Jawa Tengah Jawa Tengah terdiri atas 5 karesidenan, sebagai provinsi dibentuk sejak zaman yaitu Pekalongan, Jepara-Rembang, Hindia Belanda. Hingga tahun 1905, Jawa Semarang, Banyumas, dan Kedu. Tengah terdiri atas 5 wilayah (gewesten) Setelah kemerdekaan Indonesia, desa/kelurahan.Sebelum diberlakukannya pada tahun 1946 pemerintah membentuk Undang-Undang Nomor 22/1999 tentang daerah swapraja Kasunanan dan Pemerintahan Daerah, Jawa Tengah juga Mangkunegaran, dan dijadikan terdiri atas 4 kota administratif, yaitu karesidenan. Pada tahun 1950 melalui Purwokerto, Purbalingga, Cilacap, dan Undang-Undang ditetapkan pembentukan Klaten. Namun sejak diberlakukannya kabupaten dan kotamadya di Jawa Tengah Otonomi Daerah tahun 2001 kota-kota yang meliputi 29 kabupaten dan 6 administratif tersebut dihapus dan menjadi kotamadya. Penetapan Undang-Undang bagian dalam wilayah kabupaten. Adanya tersebut hingga kini diperingati sebagai kebijakan otonomi daerah, menyebabkan 3 Hari Jadi Provinsi Jawa Tengah, yakni kabupaten memindahkan pusat tanggal 15 Agustus1950. pemerintahan ke wilayahnya sendiri, yaitu Secara administratif, Provinsi Jawa Kabupaten Magelang, dari Kota Magelang Tengah terdiri atas 29 kabupaten dan 6 ke Mungkid; Kabupaten Tegal, dari Kota kota. Administrasi pemerintahan Tegal ke Slawi; serta Kabupaten kabupaten dan kota ini terdiri atas 545 Pekalongan, dari Kota Pekalongan ke kecamatan dan 8.490 Kajen. Peta Jawa Tengah (sumber: Wikipedia) Permasalahan yang muncul pada demikian, maka data utama yang artikel ini adalah bagaimanakah kondisi digunakan di dalam penelitian ini adalah Jawa Tengah pada abad VIII sampai abad prasasti-prasasti sezaman dengan XV M, khususnya dalam kancah permasalahan yang dikaji. Prasasti yang pemerintahan kerajaan-kerajaan kuno di sesuai dengan topik permasalahan dapat Jawa. dilacak pada kumpulan prasasti karya J.L.A. Brandes yang berjudul Oud- B. METODE PENELITIAN Javaansche Oorkonden, yang telah diterbitkan pada VBG (Verhandelingen van Penelitian ini adalah penelitian de Koninklijk Bataviaasch Genootschap van sejarah, khususnya sejarah kuna. Dengan Kunsten en Wetenschappen) Volume LX, maupun pada prasasti-prasasti yang telah Canggal digunakan dalam bentuk candra diteliti oleh para ahli sebelumnya. Setelah sengkala yang berbunyi çrutîndriya rasair ditemukan beberapa prasasti yang atau dalam bahasa Jawa Kuna berbunyi dimaksud, dilakukan penerjemahan untuk çruti-indriya-rasa yang berarti angka mengetahui isi dari masing-masing tahun 654 Ç (732 M). prasasti tersebut. Secara lengkap penanggalan pada Selain prasasti, digunakan pula prasasti Canggal berbunyi sebagai berikut: kitab-kitab kesusasteraan serta hasil-hasil —ÇkNendre‘tigate orutîndriya±rasair penelitian terdahulu yang dapat menunjang ankîkêrte vatsare. Vârendrau dhavala- data. Setelah semua data yang diperlukan trayodaçi-tithau bhadrottare kartika. terkumpul, dilakukan interpretasi dan /agne Numbhamaye...“ Artinya: —3ada selanjutnya dirangkai dalam sebuah tulisan tahun Çaka yang telah lalu dengan ditandai berupa hasil penelitian yang menjawab angNa —çrutîndriyaœrasa“ yang berarti permasalahan yang telah dikemukakan. angka tahun 654 Ç (732 M), hari Senin, hari baik, tanggal 13 paro terang, bulan C. HASIL DAN PEMBAHASAN Kartika, dalam naungan zodiak Kumbha (Aquarius)“. 1. Sumber-Sumber Penting mengenai Menurut penanggalan Masehi, Keberadaan Jawa Tengah tanggal 13 paro terang, bulan Kartika tahun 654 Ç adalah sama dengan tanggal Ada beberapa prasasti penting yang 28 Oktober 732 M. Pada waktu itu Sanjaya memuat informasi mengenai keberadaan yang sebenarnya telah naik tahta sejak daerah-daerah di Jawa Tengah terutama tahun 717 M, mendirikan sebuah lingga pada masa-masa yang sangat awal. (perwujudan Dewa Çiwa dalam bentuk Prasasti-prasasti itu menunjukkan adanya tugu batu) di bukit Çtirangga untuk peristiwa-peristiwa penting di daerah Jawa keselamatan rakyatnya karena sebelumnya Tengah lengkap dengan penanggalannya, kerajaan itu telah diserang oleh tentara seperti pada prasasti Canggal Sriwijaya yang mengakibatkan kerusakan (Poerbatjaraka, 1952), prasasti Mantyasih hebat. Pada kesempatan itu pula Sanjaya (de Caparis, 1950:124-6) dan prasasti menyatakan bahwa ia adalah putra Wanua Tengah III (Kusen, 1988). Sannaha, saudara perempuan raja Sanna. Prasasti Canggal adalah prasasti Dengan kata lain, Sanjaya menggunakan yang pertama kali ditemukan di daerah prasasti Canggal ini sebagai sarana Jawa Tengah, tepatnya di halaman legitimasi terhadap tahtanya pada Kerajaan percandian di atas Gunung Wukir, desa Mataram Kuna. Canggal, Kecamatan Salam, Kabupaten Sebetulnya ada prasasti yang lebih Magelang. Prasasti itu masih tua menurut paleografinya, yaitu prasasti menggunakan bahasa Sansekerta dan Sojomerto yang ditemukan di daerah hurufnya pun masih berbentuk huruf Pekalongan. Prasasti itu berbahasa Melayu Pallawa, sebagaimana prasasti-prasasti Kuna dan menyebutkan nama Dapunta yang dikeluarkan sezaman seperti pada Salendra beserta nama ayah dan ibunya, prasasti Tuk Mas yang sebenarnya yaitu Santanu dan Bhadrawati, serta nama berdasarkan paleografi menunjukkan masa istrinya yaitu Sampula. Di dalam prasasti yang lebih tua daripada prasasti Canggal, itu masih ada satu tokoh lagi yang disebut maupun pada prasasti-prasasti dari dengan predikat Hiyang, jadi mungkin Kerajaan Sriwijaya. Perbedaan yang merupakan tokoh yang telah diperdewakan sangat nyata dengan prasasti-prasasti dari dan dianggap sebagai leluhur Dapunta Sriwijaya terletak pada penulisan angka Salendra. Dari nama Dapunta Salendra ini tahun, karena pada prasasti-prasasti dari kemudian diyakini oleh para ahli sejarah Sriwijaya itu angka tahun menggunakan bahwa tokoh inilah cikal-bakal raja-raja angka biasa, sedangkan pada prasasti Mataram Kuna di Jawa Tangah. Meskipun dan sejarahnya dapat dibedakan dengan demikian, prasasti Mantyasih, 907 M dan daerah di Jawa Barat maupun di Jawa prasasti Wanua Tengah III, 908 M Timur. Sumber tertua yang menyebut menyatakan bahwa sebenarnya cikal-bakal pulau Jawa dengan kata Yawa, sekaligus raja-raja Mataram Kuna adalah Sanjaya menginformasikan keberadaan Jawa dengan menyebutkannya sebagai raja Tengah pada zaman kuna dalam artian Mataram Kuna yang pertama. Kedua sebagai sebuah daerah kerajaan adalah prasasti itu dikeluarkan oleh Rakai prasasti Canggal (Poerbatjaraka, ibid, hlm. Watukura Dyah Balitung yang dapat naik 52-55). Prasasti yang ditemukan di tahta karena perkawinannya dengan salah halaman percandian di atas Gunung seorang putri raja seperti yang diberitakan Wukir, desa Canggal, Kecamatan Salam, oleh prasasti Mantyasih, 907 M. Pada Kabupaten Magelang ini dikeluarkan oleh prasasti itu juga disebutkan raja-raja Raja Sañjaya pada tanggal 6 Oktober 732 Mataram Kuna yang berkuasa di Medang M untuk memperingati telah didirikannya yang terletak di Poh Pitu. Anehnya, raja- bangunan suci untuk pemujaan lingga di raja yang telah disebutkan pada prasasti itu daerah itu. Kerajaan itu bernama Mataram kemudian direvisi melalui prasasti Wanua dan beribukota di Mêdang seperti yang Tengah III yang diterbitkan setahun disebutkan
Recommended publications
  • Concise Ancient History of Indonesia.Pdf
    CONCISE ANCIENT HISTORY OF INDONESIA CONCISE ANCIENT HISTORY O F INDONESIA BY SATYAWATI SULEIMAN THE ARCHAEOLOGICAL FOUNDATION JAKARTA Copyright by The Archaeological Foundation ]or The National Archaeological Institute 1974 Sponsored by The Ford Foundation Printed by Djambatan — Jakarta Percetakan Endang CONTENTS Preface • • VI I. The Prehistory of Indonesia 1 Early man ; The Foodgathering Stage or Palaeolithic ; The Developed Stage of Foodgathering or Epi-Palaeo- lithic ; The Foodproducing Stage or Neolithic ; The Stage of Craftsmanship or The Early Metal Stage. II. The first contacts with Hinduism and Buddhism 10 III. The first inscriptions 14 IV. Sumatra — The rise of Srivijaya 16 V. Sanjayas and Shailendras 19 VI. Shailendras in Sumatra • •.. 23 VII. Java from 860 A.D. to the 12th century • • 27 VIII. Singhasari • • 30 IX. Majapahit 33 X. The Nusantara : The other islands 38 West Java ; Bali ; Sumatra ; Kalimantan. Bibliography 52 V PREFACE This book is intended to serve as a framework for the ancient history of Indonesia in a concise form. Published for the first time more than a decade ago as a booklet in a modest cyclostyled shape by the Cultural Department of the Indonesian Embassy in India, it has been revised several times in Jakarta in the same form to keep up to date with new discoveries and current theories. Since it seemed to have filled a need felt by foreigners as well as Indonesians to obtain an elementary knowledge of Indonesia's past, it has been thought wise to publish it now in a printed form with the aim to reach a larger public than before.
    [Show full text]
  • Identity Representation on Personal Travel Blog
    Identity Representation on Personal Travel Blog THESIS by: Ahmad Zakki Maulana NIM 14320079 ENGLISH LETTERS DEPARTMENT FACULTY OF HUMANITIES UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2018 i Identity Representation on Personal Travel Blog THESIS Presented to Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang in Partial Fulfillment of the Requirements for the Degree of Sarjana Sastra composed by: Ahmad Zakki Maulana NIM 14320079 supervisor: Masrokhin, M. A NIDT 19780410201608011035 ENGLISH LETTERS DEPARTMENT FACULTY OF HUMANITIES UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG 2018 APPROVAL SHEET ii LEGITIMATION SHEET iii STATEMENT OF AUHENTICITY iv MOTTO Learn from past, live for present, hope for future. v DEDICATION I proudly dedicate this thesis to my lovely family, including my father H. M. Muzayyin, my mother Hj. Umi Faizah, my sister and her husband Tutun Atufah and Nur Salim, my nephew and niece, as well as the other members of my family who have stayed next to me in every single step of mine. I do thank for your love, support, guidance given to me till I can finish my study. vi ACKNOWLEDGEMENT All praise to Allah S.W.T. who has given His guidance and blessing for all creatures in the universe, including me, so I can finish this thesis entitled “Identity Representation on Personal Travel Blog”. Shalawat and Salam are always praised to our beloved Prophet Rasulullah Muhammad p.b.u.h, the messenger as well as the one who brings good news to human life. I am able to accomplish this thesis successfully due to some talented as well as inspired people who always give me advice, guidance, and critique in order to improve this thesis.
    [Show full text]
  • Batu Tabung Berprasasti Di Candi Gunung Sari (Jawa Tengah) Dan Nama Mata Angin Dalam Bahasa Jawa Kuno Baskoro Daru Tjahjono, Arlo Griffiths, Véronique Degroot
    Batu tabung berprasasti di Candi Gunung Sari (Jawa Tengah) dan nama mata angin dalam bahasa Jawa Kuno Baskoro Daru Tjahjono, Arlo Griffiths, Véronique Degroot To cite this version: Baskoro Daru Tjahjono, Arlo Griffiths, Véronique Degroot. Batu tabung berprasasti di Candi Gunung Sari (Jawa Tengah) dan nama mata angin dalam bahasa Jawa Kuno. Berkala Arkeologi (Yogyakarta), Balai Arkeologi D.I. Yogyakarta, 2014, 34 (2), pp.161-182. 10.30883/jba.v34i2.23. halshs-01908636 HAL Id: halshs-01908636 https://halshs.archives-ouvertes.fr/halshs-01908636 Submitted on 30 Oct 2018 HAL is a multi-disciplinary open access L’archive ouverte pluridisciplinaire HAL, est archive for the deposit and dissemination of sci- destinée au dépôt et à la diffusion de documents entific research documents, whether they are pub- scientifiques de niveau recherche, publiés ou non, lished or not. The documents may come from émanant des établissements d’enseignement et de teaching and research institutions in France or recherche français ou étrangers, des laboratoires abroad, or from public or private research centers. publics ou privés. BATU TABUNG BERPRASASTI DI CANDI GUNUNG SARI (JAWA TENGAH) DAN NAMA MATA ANGIN DALAM BAHASA JAWA KUNO1 THE INSCRIBED STONE CYLINDERS AT CANDI GUNUNG SARI (CENTRAL JAVA) AND THE NAMES OF THE DIRECTIONS OF SPACE IN OLD JAVANESE Baskoro Daru Tjahjono1, Arlo Griffths2 dan Veronique Degroot2 1Balai Arkeologi Medan 2Ecole française d'Extrême-Orient, Jakarta [email protected] [email protected] [email protected] ABSTRACT This article presents an architectural and epigraphical study of several objects recovered from the Central Javanese temple site of Gunung Sari.
    [Show full text]
  • Pesona Candi Ratu Boko Di Yogyakarta
    Domestic Case Study 2018 Sekolah Tinggi Pariwasata Ambarrukmo Yogyakarta Pesona Candi Ratu Boko di Yogyakarta Mely Anita Sari 1702689 Sekolah Tinggi Pariwasata Ambarrukmo Yogyakarta Abstract : Makalah ini merupakan hasil laporan Domestic Case Study untuk syarat publikasi ilmiah di Sekolah Tinggi Pariwasata Ambarrukmo Yogyakarta dengan judul Pesona Candi Ratu Boko di Yogyakarta. 1. Pendahuluan DCS atau dikenal dengan Domestic Case Study merupakan salah satu hal yang wajib dilakukan oleh para mahasiswa Sekolah Tinggi Pariwisata Ambarrukmo Yogyakarta (STIPRAM). Domestic Case Study dilaksanakan pada awal semester ke 3 yang wajib dikumpulkan dalam bentuk laporan atau jurnal ilmiah ang dibuat untuk memennuhi syarat pada saat mengikuti ujian pendadaran di akhir semester ke 8. Ada beberapa tempat tujuan untuk mengikut DCS yang dilaksanakan oleh pihak kampus pada bulan Januari 2018, seperti Jambore Nasional di Kliurang dan Seminar yang dilaksanakan di kampus. Para mahasiswa diperkenankan untuk memilih salah satu tempat tujuan DCS tersebut. Namun mahasiswa juga diperkenankan untuk memilih tujuan DCS selain yang telah ditentukan oleh pihak kampus, seperti yang dilakukan oleh pihak penulis yang mengambil objek tujuan DCS diluar ketentuan kampus, sehingga penulis dapat mengangkat objek wisata yang terdapat di daerahnya sendiri[1]. Dalam hal ini untuk memenuhi syarat DCS harus tercantum sertifikat sertifikat tentang seminar yang berkaitan dengan Pariwisata. Untuk memenuhi syarat tersebut, penulis mengikuti seminar yang bertemakan “Responsible Tourism”
    [Show full text]
  • The Śailendras Reconsidered
    NALANDA-SRIWIJAYA CENTRE WORKING PAPER SERIES NO. 12 THE ŚAILENDRAS RECONSIDERED Photo source: Gunkarta Gunawan Kartapranata, http://commons.wikimedia.org/wiki/File:Sailendra_King_and_Queen,_Borobudur.jpg Anton O. Zakharov NALANDA-SRIWIJAYA CENTRE WORKING PAPER SERIES NO. 12 (Aug 2012) THE ŚAILENDRAS RECONSIDERED Anton O. Zakharov Anton O. Zakharov obtained his PhD in History from the Institute of Oriental Studies, Russian Academy of Sciences, Moscow (2005). His PhD Thesis is entitled Problems of Political Organization of the Southeast Asian Insular Societies in the Early Middle Ages (the 5th–8th Centuries) As Evidenced by Inscriptions. Currently, he is Senior Research Fellow at the Institute of Oriental Studies, Russian Academy of Sciences. He has published extensively on early Southeast Asian history. Email: [email protected] The NSC Working Paper Series is published Citations of this electronic publication should be electronically by the Nalanda-Sriwijaya Centre of the made in the following manner: Institute of Southeast Asian Studies in Singapore. Anton O. Zakharov, The Śailendras Reconsidered, Nalanda-Sriwijaya Centre Working Paper © Copyright is held by the author or authors of each No 12 (Aug 2012), http://www.iseas.edu.sg/ Working Paper. nsc/documents/working_papers/nscwps012.pdf NSC WPS Editors: NSC Working Papers cannot be republished, reprinted, or Geoff Wade Joyce Zaide reproduced in any format without the permission of the paper’s author or authors. Nalanda-Sriwijaya Centre Editorial Committee: ISSN: 2529-7287 Tansen Sen Geoff Wade Joyce Zaide The Nalanda-Sriwijaya Centre Working Paper Series has been established to provide an avenue for swift publication and wide dissemination of research conducted or presented within the Centre, and of studies engaging fields of enquiry of relevance to the Centre.
    [Show full text]
  • Photography Book Costums and Traditions of Kampung Naga Tasikmalaya, West Java
    6th Bandung Creative Movement International Conference in Creative Industries 2019 (6th BCM 2019) --------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- Photography Book Costums and Traditions of Kampung Naga Tasikmalaya, West Java Sylvia Rakhman1, Gredi Gradana Sembada2 1Visual Communication Design Study Program, Telkom University, Bandung, Indonesia [email protected] (Sylvia Rakhman), [email protected] (Gredi Gradana Sembada) Abstract Indonesia is a country with vast cultural diversity as well as high historical value, due to many historical sites found in various regions including Magelang Regency, Central Java. Beside the largest temple called Borobudur, there are also several others scattered on all places of Magelang. These temples are not yet exposed to the world, namely Lumbung, Asu, Pendem, Gunung Sari, Gunung Wukir, Losari, and any other temples. These temples become the cultural heritage with its own beauty and high historical values with different functions and objectives from each other. The existence of these temples need to be preserved because of its use for science, education, religion and any other aspects. Government Tourism Office have already made an effort in the publication through websites, brochures, and magazines. After analyzing the publication, there are shortcomings in the delivery of the publication through the media. Therefore, to provide historical information and documentation of the temples in Magelang as historical evidence there is a need for putting more effort. The survey was done by the author through questionnaire and interview, the author concludes to use photobook as media to convey the information about these temples and to use photos to document these temples. Keywords Photobook, Ancient Temples, Magelang Regency city of Tasikmalaya. Precisely located in Neglasari Village, Salawu, Tasikmalaya, West Java.
    [Show full text]
  • UNESCO World Heritage Site Yogyakarta 57454 Indonesia
    Candi Perwara, Bokoharjo, Prambanan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa UNESCO World Heritage Site Yogyakarta 57454 Indonesia unesco | 1 PRAMBANAN THE LEGEND The astonishing temples of Prambanan, believed to be the proof of love from Bandung Bondowoso to Princess Loro Jonggrang, are the best remaining examples of Java’s extended period of Hindu culture. Located 17 kilometers northeast of Yogyakarta, the temples boast of a wealth of sculptural detail and are considered to be one of Indonesia’s most phenomenal examples of Hindu art. Legend says that there were once a thousand temples standing in the area, but due to a great earthquake in the 16th century, accelerated by the treasure hunters and locals searching for building material, many of the temples are gone now. Initiatives to restore the temples have been conducted to some extent, though many stand in ruin today. The UNESCO World Heritage Site of the Prambanan Temple Compounds. PHOTO BY MICHAEL TURTLE prambanan | 2 prambanan | 3 CONSTRUCTION The Prambanan temple is the largest Hindu temple of ancient Java, and the first building was completed in the mid-9th century. It was likely started by Rakai Pikatan as the Hindu Sanjaya Dynasty’s answer to the Buddhist Sailendra Dynasty’s Borobudur and Sewu temples nearby. Historians suggest that the construction of Prambanan probably was meant to mark the return of the Hindu Sanjaya Dynasty to power in Central Java after almost a century of Buddhist Sailendra Dynasty domination. The construction of this massive Hindu temple signifies that the Medang court had shifted its patronage from Mahayana Buddhism to Shaivite Hinduism.
    [Show full text]
  • Ratu Boko, Sejarah, Dan Potret Keadaanya
    halaman 7 BAH II RATU BOKO, SEJARAH, DAN POTRET KEADAANYA 2.t. Tinjauan Sejarab dan Arkeologis Kawasan Prambanan 2.1.1. Sejarah Mataram Kooo Kebudayaan Jawa kuno di Jawa Tengah merupakan suatu pembauran antara budaya dan kepercayaan masyarakat setempat dengao budaya India dan menghasilkan suatu unique Hinduized religious art yang lebih dikenal dengan kebudayaan Hindu-Jawa (JICA: 1979). Disamping Sumatra, Jawa Tengah merupakan pusat peradaban di Indonesia pada abad vm - X. ketika kerajaan Hindu menapaki kejayaan dan budaya Hindu-Buddha tumbuh subur di sana. Pengaruh budaya India ini merasuk begitu dalam pada kehidupan masyarakatnya, baik dalam struktur pemerintahan. teknologi pertanian dan industri, serta sem rancang bangunnya. Gelombang pertama masuknya Hindu keIndonesia diperkirakan pada abad I - n dan masa poocaknya pada sekitar abad V. Pengaruh agama Buddha masuk sekitar abad vm dan dengan cepat menyebar di Pulau Jawa dalam beberapa taboo. Agama Hindu, khususnya sekte Syiwa berkembang pesat berdampingan dengan kerajaan-kerajaan Jawa dan menjalin kerja sarna diantara mereka. Didalam perjalanannya, agama Hindu dan Buddha dapat berjalan beriringan. Di abad VII dan VIII saat terjadi akulturasi begitu cepat dan mendalam dari budaya India kedalam budaya lokal. Bndaya asing tersebut diterima, bokan saja dalam hal kepercayaan, tetapi juga dalam hal kehidupan sehari-hari, perekonomian masyarakat, pembentukan pemerintaban, sem bina kota, dan sebagainya. Dari reruntuhan bangunan yang ada di Jawa Tengah didapatkan kesimpulan, tinggalan tersebut
    [Show full text]
  • Perancangan Buku Informasi Candi Sewu Sebagai Kompleks Candi Buddha Terbesar Di Indonesia
    Visual Heritage: Jurnal Kreasi Seni dan Budaya e-ISSN:2623-0305 Vol. 3 No. 3, Mei--Agustus 2021 Hlm. 261--273 PERANCANGAN BUKU INFORMASI CANDI SEWU SEBAGAI KOMPLEKS CANDI BUDDHA TERBESAR DI INDONESIA Siti Khotami1), Yayah Rukiah2), Herliana Rosalinda3) Program Studi Desain Komunikasi Visual, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Indraprasta PGRI Jl. Nangka No. 58 C, Tanjung Barat, Jakarta Selatan, 12530, Indonesia Email: [email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk merancang buku informasi Candi Sewu sebagai kompleks candi Buddha terbesar di Indonesia. Hasil perancangan buku informasi ini bertujuan sebagai bahan pengetahuan tentang warisan budaya bersifat kebendaan untuk pendidikan dan penelitian, agar menambah wawasan dan kecintaan masyarakat tentang kebudayaan. Metode penelitian yang digunakan adalah jenis penelitian kualitatif. Metode kualitatif bertujuan untuk mendeskripsikan fenomena sejarah objek serta aktivitas sosial yang terjadi dalam lingkungan kompleks Candi Sewu karena meneliti tentang arsitektur, relief dan pemugaran. Teknik pengumpulan data berupa studi pustaka (data didapatkan dari buku, jurnal dan online), observasi dan wawancara narasumber dari arkeologi dan BPCB Unit Candi Sewu. Hasil yang dicapai adalah menciptakan media informasi yaitu buku informasi. Buku informasi ini berisi tentang sejarah Candi Sewu berdasarkan Kerajaan Mataram dan Prasasti Manjusrigrha, arsitektur bangunan Kompleks Candi Sewu, mulai dari Candi Induk, Candi Perwara dan Candi Apit, Ragam hias yang ada pada Candi Sewu, terakhir mengenai Pemugaran Candi dan Perawatan Candi. Kata Kunci: Buku Informasi, Candi Sewu, Buddha Abstract The research objective is to design an information book on Sewu Temple as the largest Buddhist temple complex in Indonesia. The results of the design of this information book are aimed at providing knowledge about material cultural heritage for education and research, in order to broaden people's knowledge and love of culture.
    [Show full text]
  • Candi, Space and Landscape
    Degroot Candi, Space and Landscape A study on the distribution, orientation and spatial Candi, Space and Landscape organization of Central Javanese temple remains Central Javanese temples were not built anywhere and anyhow. On the con- trary: their positions within the landscape and their architectural designs were determined by socio-cultural, religious and economic factors. This book ex- plores the correlations between temple distribution, natural surroundings and architectural design to understand how Central Javanese people structured Candi, Space and Landscape the space around them, and how the religious landscape thus created devel- oped. Besides questions related to territory and landscape, this book analyzes the structure of the built space and its possible relations with conceptualized space, showing the influence of imported Indian concepts, as well as their limits. Going off the beaten track, the present study explores the hundreds of small sites that scatter the landscape of Central Java. It is also one of very few stud- ies to apply the methods of spatial archaeology to Central Javanese temples and the first in almost one century to present a descriptive inventory of the remains of this region. ISBN 978-90-8890-039-6 Sidestone Sidestone Press Véronique Degroot ISBN: 978-90-8890-039-6 Bestelnummer: SSP55960001 69396557 9 789088 900396 Sidestone Press / RMV 3 8 Mededelingen van het Rijksmuseum voor Volkenkunde, Leiden CANDI, SPACE AND LANDscAPE Sidestone Press Thesis submitted on the 6th of May 2009 for the degree of Doctor of Philosophy, Leiden University. Supervisors: Prof. dr. B. Arps and Prof. dr. M.J. Klokke Referee: Prof. dr. J. Miksic Mededelingen van het Rijksmuseum voor Volkenkunde No.
    [Show full text]
  • A Social Psychology of Loving-Kindness Carved in Stone – Maurits G.T
    A Social Psychology of Loving-kindness Carved in Stone – Maurits G.T. Kwee Abstract A social psychological perspective is elucidated while virtually touring the Borobudur, a Mahayana wonder from about the year 800 located between two twin volcanoes on Java- island. Its history is dealt with by commemorating the builders, Javanese Buddhism, and Dharmarakshita Suvarnadvipa, Borobudur’s premier proponent. It is surmised that the stupa- like pyramid served the function of devotion to glorify Buddhism and of ceremony to coronate the Sailendra kings as Bodhisattvas. Besides, this was a dynastic gift to the people: an educational centre. The Borobudur is instrumental to realize awakening in one lifetime by ascending to extinguish craving (Nirvana) in awakening motivation (absolute bodhicitta) and to liberate all beings from the cycle of psychological malaise (Samasara) by disseminating loving-kindness, once descended to the secular world (relative bodhicitta). Based on the Gandavyuha Sutra as depicted on reliefs of the Borobudur (exhorting that the world is an “empty bubble”), a practice-oriented view is presented which goes beyond the Abhidharma philosophical psychology by rendering a “Psychology of Relational Buddhism”: meaning and happiness are derived from the interpersonal care in intrapersonal harmony. Accentuating the “languaging” dimension of the body/speech/mind karmic triad, postmodern Social Construction is embraced to illuminate the emptiness of “transcendental truth” and to elucidate “relational (inter-)being”. Psychological studies and initiatives researching relationships’ congealing properties are reviewed. In effect, the Borobudur’s message is to realize the “in-between self” (non-individuality) through the interpersonal value/quality of loving-kindness and its ramifications: compassion, joy, friendliness, and impartial mentality.
    [Show full text]
  • RESEARCH NOTES Javanese Names During the Height Of
    KEMANUSIAAN Vol. 20, No. 2, (2013), 81–89 RESEARCH NOTES Javanese Names during the Height of the Hindu-Buddhist Kingdoms in Java: An Ethnolinguistic Study SAHID TEGUH WIDODO Universitas Sebelas Maret, Indonesia. [email protected] Abstract. Javanese names have undergone numerous developments throughout the course of human civilisation. The study of names is an important means of discovering the desires, cultural tastes and lifestyles of the Javanese from one period to another. This study used a qualitative descriptive research method. The data for the research were obtained from Indonesian historical sources, the story of Babad Tanah Jawa, epigraphs and selected informants. The techniques used to collect the data were content analysis and interviews with a number of historical and language experts. The analysis resulted in a description of the development of the form and structure of Javanese names. Based on the historical context, these names were strongly influenced by the Sanskrit language of the centuries- old Hindu and Buddhist traditions in India. The influence of the ancient Javanese language on Javanese names began to appear at the beginning of the Javanese Hindu era, along with a decline in the Hindu-Buddhist influence in Java. This influence was marked by the appearance of elements in names that do not exist as syllables in Sanskrit. This phenomenon indicates an acculturation of the Javanese, Hindu and Buddhist cultures. Ancient Javanese influences are still found today in modern Javanese names, such as in the use of the names Dyah, Jaya, Dewi/Devi, Wardhana, Arya and Rangga. Keywords and phrases: name, Javanese, Hindu, Buddhist, Sanskrit Introduction The height of the Hindu and Buddhist era in Java was marked by the establishment of large kingdoms and a high level of civilisation.
    [Show full text]