The 2018 Papua Gubernatorial Election: Politics of Identity, Governance, and Life Forces of Papuan Natives

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

The 2018 Papua Gubernatorial Election: Politics of Identity, Governance, and Life Forces of Papuan Natives PEMILIHAN GUBERNUR PAPUA 2018: POLITIK IDENTITAS, TATA KELOLA PEMERINTAHAN, DAN KETAHANAN ORANG ASLI PAPUA THE 2018 PAPUA GUBERNATORIAL ELECTION: POLITICS OF IDENTITY, GOVERNANCE, AND LIFE FORCES OF PAPUAN NATIVES Cahyo Pamungkas & Devi Triindriasari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia [email protected] Abstract Indonesia is currently dealing with a wave of identity politics both at the national and at the regional level. During this time, the election of governor or regencies’ head was often the arena of identity politics by both dominant and subordinate groups, mainly by using religious issues. Most present studies of identity politics focus on the use of religious issues in the 2017 Jakarta gubernatorial election. Different from these studies, this research investigates the use of ethnic identity in the 2018 Papua gubernatorial election. Conceptual objectives of this research are how far the use of identity politics in the elections in Papua strengthens or weakens local governance and the resilience of indigenous Papuans in the future. This research uses observations, interviews, and focuses group discussions in Jayapura and Wamena, between May and June 2018s. The argument of this study is that identity politics is inherent in the experience of Papuans in the colonial period, the New Order, and Special Autonomy. After Special Autonomy of Papua, tribal identity strengthens to defeat Papua in the new realm of local politics. As a result, most Papuan political elite place elections as a strategy for fighting over resources rather than building governance and improving the resilience of Papuan natives. Keywords: Identity Politics, Gubernatorial Election, Governance, Resilience, National Integration. Abstrak Indonesia sekarang ini sedang menghadapi gelombang politik identitas, baik di Pusat maupun di daerah. Selama ini, pemilihan kepala daerah sering menjadi arena politik identitas, baik oleh kelompok yang dominan maupun yang tersubordinat, terutama dengan menggunakan isu agama. Kebanyakan pengamat politik identitas memfokuskan kajian pada penggunaan isu agama dalam ranah Pilkada, seperti yang terjadi di DKI pada tahun 2017. Berbeda dengan studi-studi tersebut, artikel ini mengkaji penggunaan identitas etnik dalam Pilkada serentak di Provinsi Papua pada tahun 2018. Tujuan yang bersifat konseptual dari penelitian ini adalah sejauh mana penggunaan politik identitas dalam pilkada di Papua memperkuat atau memperlemah tata kelola pemerintahan dan ketahanan orang asli Papua pada masa mendatang. Sumber data dari penulisan artikel ini adalah pengamatan, wawancara, diskusi kelompok terpumpun di Jayapura pada bulan Mei dan Juni 2018 serta studi pustaka. Argumen yang dibangun dalam artikel ini adalah politik identitas sudah melekat pada pengalaman orang Papua pada masa kolonial, Orde Baru, maupun Otonomi Khusus. Setelah Otonomi Khusus, identitas kesukuan menguat kembali mengalahkan ke-Papua-an dalam ranah baru politik lokal. Sebagai akibatnya, Pemilu lebih ditempatkan sebagai strategi dan siasat elit untuk memperebutkan sumber daya daripada membangun tata kelola pemerintahan dan meningkatkan ketahanan orang asli Papua. Kata Kunci: Politik Identitas, Pemilihan Gubernur, Tata Kelola, Ketahanan, Integrasi Nasional. Pendahuluan Horowitz (1989), Heyes (2007), dan Agnes Heller (1996) memandang politik identitas Pemilihan kepala daerah seringkali sebagai tindakan politik untuk mengutamakan dilihat dalam perspektif ilmu politik, sebagai kepentingan suatu kelompok sekaligus salah satu bentuk mekanisme demokrasi modern mengecualikan kelompok lain berdasarkan atas untuk memilih pemimpin pemerintahan di kesamaan identitas yang dimilikinya, seperti ras, tingkat lokal. Namun, dalam perspektif sosial, etnisitas, jender, atau keagamaan. Sebagian pemilihan kepala daerah ditempatkan sebagai pengkaji ilmu politik berpandangan bahwa arena tempat menggunakan perbedaan identitas penggunaan identitas sebagai suatu yang budaya sebagai sebuah instrumen politik. diterima dalam sistem politik demokrasi. Amy Jurnal Masyarakat & Budaya, Volume 20 No. 3 Tahun 2018 391 Chua (2018) menyebutkan bahwa pemanfaatan (focus group discussion), dan sejumlah observasi identitas pada masa kini tidak dapat dihindarkan serta wawancara penulis ketika mengunjungi dalam kontestasi politik karena demokrasi Jayapura dan Wamena pada bulan Mei-Juni berfungsi untuk menjamin kebebasan. Sementara 2018, menjelang pelaksanaan Pilkada serentak. itu, Amy Gutman (2011) mengatakan bahwa Informan dalam penelitian lapangan yang juga identitas dalam demokrasi merupakan manifestasi menjadi peserta diskusi mencakup tokoh-tokoh dari agregasi kepentingan. Ia dapat diterima bila masyarakat dari kalangan gereja, masyarakat mampu mendorong nilai solidaritas dalam adat, organisasi non-pemerintah, dan para mengkonstruksi kesadaran publik tentang akademisi di Jayapura. Hasil dari penelitian kewargaan dan melawan diskriminasi terhadap lapangan kemudian dianalisis dengan menggunakan kelompok lain. pendekatan deskriptif dengan membandingkan berbagai temuan kajian literarur mengenai politik Adapun pandangan yang lain menyebutkan identitas dan multikulturalisme. bahwa penggunaan politik identitas dapat menjadi sumber persekusi terhadap kelompok Otonomi Khusus Papua Dan Sentimen sosial tertentu yang berbeda. Misalnya, dalam Primordial konteks Indonesia terutama kasus Pilkada DKI 2017, identitas agama tertentu digunakan oleh Geertz (1973) menyebutkan bahwa sejumlah elit politik untuk melakukan mobilisasi unsur pembentuk masyarakat plural adalah politik (Mietzner & Muhtadi, 2018). Sebagian sentimen primordial. Menurutnya, sentimen besar narasi besar mengenai politik identitas primordial adalah sesuatu yang terberi sebagai sekarang ini lebih banyak menyoroti mengenai sesuatu yang bersifat given atau sebagai budaya menguatnya konservatisme agama. Banyak istilah yang diasumsikan terberi dalam suatu dimunculkan untuk menyebut politik identitas masyarakat yang eksis; hubungan kekeluargaan seperti conservative turn (Bruinessen, 2013) dan tersebut berakar dari sejak lahir hingga menjadi illiberal turn (Hadiz, 2017). Konsep-konsep komunitas agama tertentu, berbahasa tertentu, tersebut terbentuk sebagai sebuah respon dan mengikuti tradisi-tradisi sosial tertentu. terhadap semakin menguatnya penggunaan Sentimen-sentimen primordial ini seringkali identitas agama dalam ruang publik termasuk dijadikan dasar dari pembenutkan unit-unit ranah politik. Diskursus politik identitas masih politik yang memiliki otonomi. Seringkali terjadi tetap relevan untuk dikaji mengingat peta politik ketegangan-ketegangan antarkelompok yang dan arah perubahan ke depan lebih menuju pada memunculkan pandangan-pandangan seperti politik yang semakin plural (Habibi, 2017). tribalisme, parokalisme, dan komunalisme. Masyarakat plural, merujuk pada Geertz, adalah Tulisan ini akan melihat penggunaan suatu masyarakat yang terdiri dari berbagai politik identitas dalam pemilihan kepala daerah, kelompok yang terikat pada sentimen primordial. dengan melihat dimensi yang berbeda yakni Literatur klasik mengenai masyarakat plural konsolidasi elit di daerah yang masyarakatnya merujuk pada pandangan Van den Berghe (1967) masih termarjinalkan, yakni Provinsi Papua. yang mengatakan bahwa konsekuensi logis dari Kebanyakan studi-studi sebelumnya lebih masyarakat plural adalah adanya interseksi, memusatkan perhatiannya pada praktik pemilu yakni pertemuan atau persilangan antar- noken ataupun menggunakan perspektif tata kelompok-kelompok sosial dari berbagai unsur kelola pemerintahan. Pemilihan gubernur Papua seperti ras, agama, etnik, dan bangsa. Interseksi yang bersamaan dengan Pilkada Serentak tahun ini berimplikasi pada meningkatkan solidaritas 2018 merupakan babak baru dalam perjalanan kelompok pada satu sisi dan menimbulkan politik Papua bersama Indonesia. Permasalahan ketegangan atau konflik pada sisi lain. Interseksi yang hendak dijawab dalam tulisan ini adalah ini dapat terjadi melalui relasi-relasi bagaimanakah politik identitas digunakan dalam perdagangan, perkawinan, pendidikan, dan Pilkada Papua pasca-2004 dan bagaimana pula politik. implikasinya terhadap perbaikan tata kelola pemerintahan dan ketahanan orang asli orang Masyarakat plural atau majemuk atau Papua yang pada akhirnya mampu memperkuat multikultur merupakan sesuatu yang bersifat integrasi nasional. terberi. Namun kemudian, realitas yang plural ini memiliki makna yang berbeda ketika dilihat Tulisan ini merupakan hasil dari dalam spektrum ideologi-ideologi politik. penelitian literatur, diskusi kelompok terpumpun Liberalisme, Marxisme, dan fasisme memiliki 392 Jurnal Masyarakat & Budaya, Volume 20 No. 3 Tahun 2018 pandangan yang berbeda-beda dalam melihat demikian, politik identitas mengasumsikan masyarakat plural. Misalnya, liberalisme bahwa hanya satu dari banyak identitas yang kita menekankan perlunya konsep mulitikulturalisme, punya sebagai identits yang menentukan atau yang bertujuan untuk melindungi kelompok- minimal mendominasi politik kita. Konsekuensinya, kelompok minoritas dalam suatu masyarakat politik identitas harus membuang pihak lain yang plural dari relasi-relasi dominasi dan represi berbeda karena tidak sesuai dengan diri kita. kelompok-kelompok mayoritas. Marxisme Ketiga, identitas atau ekspresi identitas bukan memandang bahwa identitas-identitas kebudayaan sesuatu yang tetap, bahkan mengharapkan kita merupakan urusan privat dan tidak menjadi dasar untuk memilih satu dari banyak potensial dari tindakan-tindakan sosial karena yang dinilai identitas yang sesuai, misalnya seseorang
Recommended publications
  • PUTUSAN Nomor : 62/G/2015/PTUN-JKT
    PUTUSAN Nomor : 62/G/2015/PTUN-JKT. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta yang memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa Tata Usaha Negara pada Tingkat Pertama dengan Acara Biasa, telah menjatuhkan putusan sebagai berikut, dalam sengketa antara : DEWAN PIMPINAN PUSAT PARTAI GOLONGAN KARYA (DPP GOLKAR), baik yang dihasilkan oleh Musyawarah Nasional (Munas) VIII Partai GOLKAR di Pekanbaru tanggal 5 s.d 8 Oktober 2009, maupun yang dihasilkan oleh Munas IX Partai GOLKAR di Bali tanggal 30 November s.d 4 Desember 2014, yang dalam hal ini diwakili oleh: 1. Ir. ABURIZAL BAKRIE, Kewarganegaraan Indonesia, Pekerjaan Ketua Umum DPP Partai GOLKAR Periode 2009-2014 maupun Ketua Umum DPP Partai GOLKAR Periode 2014-2019, bertempat tinggal di Jalan Magunsarkoro Nomor 42, Menteng, Jakarta Pusat ; 2. IDRUS MARHAM, Kewarganegaraan Indonesia, Pekerjaan Sekretaris Jenderal DPP Partai GOLKAR Periode 2009-2014 maupun Sekretaris Jenderal DPP Partai GOLKAR Periode 2014-2019, bertempat tinggal di Komplek DPRD DKI Jakarta Blok F Nomor 3 Cibubur, Jakarta Timur; Dalam halini memberikan Kuasa Khusus kepada : 1. Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra, S.H.,M.Sc.; 2. Widodo Iswantoro, S.H.; 3. Arfa Gunawan,S.H.; 4. Nur Syamsiati Duha, S.H. ; 5. Eddi Mulyono, S.H. ; Halaman 1 dari 173 halaman. Putusan Nomor 62/G/2015/PTUN-JKT. 6. Deni Aulia Ahmad, S.H.; 7. Sururudin, S.H.; 8. Gugum Ridho Putra, S.H. ; 9. Bayu Nugroho, S.H. ; Yang tergabung dalam TIM KUASA HUKUM PARTAI GOLKAR, Kesemuanya Warga Negara Indonesia, Pekerjaan Advokat dan Asisten Advokat pada Kantor Hukum ”IHZA & IHZA Law Firm”, beralamat di Kasablanka Office Tower, Tower, Lt.19, Kota Kasablanka, Jalan Casablanca Kav.88 Kuningan, Jakarta 12870, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 23 Maret 2015; Selanjutnya disebut sebagai PENGGUGAT ; Melawan : I.
    [Show full text]
  • The Habibie Center Peace and Policy Review
    ACEH WEST NORTH CENTRAL KALIMANTAN MALUKU SULAWESI WEST PAPUA MALUKU GREATER JAKARTA PAPUA The Habibie Center EAST NUSA TENGGARA Peace and Policy Review Edition 04/August 2013 Map of Violence in Indonesia (January-April 2013) and the Issue of Local Electoral Violence One of the most important incidents is the assault Executive Summary toward members of TNI and civilians by an armed • The National Violence Monitoring System (NVMS) group in Sinak Sub-district, Puncak District, Papua, has undertaken systematic and continuous in February. The incident resulted in the deaths of monitoring in a number of provinces, including seven members of TNI and four civilians. Aceh, West Kalimantan, Maluku, North Maluku, • In the category of identity-related conflict, Central Sulawesi, Papua, West Papua, East inter-ethnic conflict in Mimika Regency, Papua, Nusa Tenggara, and the Greater Jakarta area resulted in nine deaths and 11 injuries. One (Jabodetabek-Jakarta Bogor Depok Tangerang of the important incidents is the inter-ethnic Bekasi). Through the NVMS program, The Habibie conflict between Kei ethnic group from Southeast Center (THC) Peace and Policy Review intends to Maluku and the Kamoro ethnic group in February, highlight the trend of violence monitored in the which was triggered by the death of one of Kei period of January-April 2013 and the issue of local ethnic members. Moreover, incidents related to electoral violence. minority issues must also be taken note of, such • In the period of January-April 2013, 2.056 as the violent incident experienced by Jamaah incidents of violence were recorded, resulting in Ahmadiyah in Pondok Gede Sub-district, Bekasi 241 deaths, 1.650 injuries, 208 rapes, and 234 City, West Java.
    [Show full text]
  • AGAMA DAN KEPEMIMPINAN POLITIK Analisis Terhadap Dukungan Partai Keadilan Sejahtera Atas Kandidat Non-Muslim Pada Pilkada Papua 2018
    AGAMA DAN KEPEMIMPINAN POLITIK Analisis terhadap Dukungan Partai Keadilan Sejahtera atas Kandidat Non-Muslim pada Pilkada Papua 2018 Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) oleh: Ginanjar Pangestu Aji 11161120000067 PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1442 H/2020 M AGAMA DAN KEPEMIMPINAN POLITIK Analisis terhadap Dukungan Partai Keadilan Sejahtera atas Kandidat Non- Muslim pada Pilkada Papua 2018 Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) oleh: Ginanjar Pangestu Aji NIM: 11161120000067 Dosen Pembimbing, Khoirun Nisa, MA.Pol NIP: 19850311 201801 2 001 PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1442 H/2020 M i PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME Skripsi yang berjudul: AGAMA DAN KEPEMIMPINAN POLITIK Analisis terhadap Dukungan Partai Keadilan Sejahtera atas Kandidat Non- Muslim pada Pilkada Papua 2018 1. Merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya saya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan jiplakan dari karya orang lain, maka saya
    [Show full text]
  • Mahkamah Agu Mahkamah Agung Republik
    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id PUTUSAN Nomor 490 K/TUN/2015 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH AGUNG Mahkamah AgungMemeriksa perkara tata usahaRepublik negara dalam tingkat kasasi Indonesiatelah memutuskan sebagai berikut dalam perkara: DEWAN PIMPINAN PUSAT PARTAI GOLONGAN KARYA (DPP GOLKAR), baik yang dihasilkan oleh Musyawarah Nasional (Munas) VIII Partai Golkar di Pekanbaru tanggal 5 s.d. 8 Oktober 2009, maupun yang dihasilkan oleh Munas IX Partai Golkar di Bali tanggal 30 November s.d. 4 Desember 2014, yang dalam hal ini diwakili oleh: 1. Ir. Aburizal Bakrie, Kewarganegaraan Indonesia, Pekerjaan Ketua Umum DPP Partai Golkar Periode 2009-2014 maupun Ketua Umum DPP Partai Golkar Periode 2014-2019, bertempat tinggal di Jalan Magunsarkoro Nomor 42, Menteng, Jakarta Pusat; 2. Idrus Marham, Kewarganegaraan Indonesia, Pekerjaan Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar Periode 2009-2014 maupun Sekretaris Jenderal DPP Partai Golkar Periode 2014- Mahkamah Agung2019, bertempat Republik tinggal di Komplek DPRD DKI Indonesia Jakarta Blok F Nomor 3 Cibubur, Jakarta Timur; Dalam hal ini memberikan Kuasa Khusus kepada: 1. Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra, S.H., M.Sc.; 2. Zulkarnain Yunus, S.H., M.H.; 3. Agus Dwiwarsono, S.H., M.H.; 4. Widodo Iswantoro, S.H.; 5. Gousta Feriza, S.H., M.H.; 6. Mansur Munir, S.H.; 7. Adria Indra Cahyadi, S.H., M.H.; 8. Arfa Gunawan, S.H.; 9. Eddi Mulyono, S.H.; 10. Deni Aulia Ahmad, S.H.; 11. Nur Syamsiati Duha, S.H.; 12. Rozy Fahmi, S.H.; Mahkamah Agung13. Sururudin, S.H.; Republik Indonesia Halaman 1 dari 51 halaman.
    [Show full text]
  • Available Here
    Seri Memoria Passionis No. 19 MEMORIA PASSIONIS DI PAPUA TAHUN 2006 MEMORIA PASSIAONIS DI PAPUA TAHUN 2006 ii MEMORIA PASSIONIS DI PAPUA TAHUN 2006 diterbitkan oleh: OFFICE FOR JUSTICE SEKRETARIAT KEADILAN AND PEACE DAN PERDAMAIAN CATHOLIC DIOCESE OF JAYAPURA KEUSKUPAN JAYAPURA 2008 iii MEMORIA PASSIAONIS DI PAPUA TAHUN 2006 MEMORIA PASSIONIS DI PAPUA TAHUN 2006 Penulis: Tim SKP Jayapura Editor: Hanif Suranto layout & desain cover: Muid Mularnoidin Korektor: Nadjib Abu Yasser Cetakan Pertama 2008 Hak Cipta © SKP JAYAPURA Perpustakaan Nasional RI: Katalog Dalam Terbitan (KDT) SKP Jayapura, Tim MEMORIA PASSIONIS DI PAPUA TAHUN 2006 Cetakan Pertama, Jakarta: SKP JAYAPURA , 2008 xxii + 424 halaman; 14 x 21 cm ISBN 979-9381-03-7 SKP JAYAPURA: Jl. Kesehatan No. 4 Dok II Jayapura Phone / Fax.:(62) (967)-534993 Website: www.hampapua.org Email: [email protected] iv dipersembahkan bagi mereka yang dibungkam karena menyuarakan kebenaran v MEMORIA PASSIAONIS DI PAPUA TAHUN 2006 vi DAFTAR ISI Kata Pengantar––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––xiii Daftar Singkatan––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––xv Bab I KEKERASAN DAN KETAKUTAN DI AWAL TAHUN–––––––xxii Papua Aktual Januari – Maret 2006 Penulis : A.F. Sari Rosa Moiwend BAGIAN I LINTASAN PERISTIWA HAK ASASI MANUSIA––––––––––1 A. Situasi Hak-Hak Sipil dan Politik––––––––––––––––––––––1 A.1 Irian Jaya Barat (IJB) VS Otsus–––––––––––––––––––––––1 A.2 Hiruk Pikuk Pilkada Gubernur Papua A.3 Kasus 16 Maret 2006 A.4 Catatan Mengenai Kebebasan Warga B. Situasi Hak-Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya B.1 Kesejahteraan B.2 Hak Atas Kesehatan: Wabah HIV-AIDS B.3 Perlindungan Terhadap Perempuan dan Anak B.4 Hak Atas Pendidikan B.5 Pengurasan Sumberdaya Alam B.6 Penyelengaraan Pemerintahan BAGIAN II ANALISIS LINTASAN PERISTIWA A.
    [Show full text]
  • Table of Contents DISCLAIMER
    Volume 8 : As of 4 May 2020 Table of Contents DISCLAIMER ....................................................................................................................................................... 2 NATIONAL OVERVIEW ...................................................................................................................................... 3 1. Policy and regulation ............................................................................................................................... 3 2. Budget and program shifting ................................................................................................................... 3 3. Food supply ............................................................................................................................................. 4 East Java ......................................................................................................................................................... 5 1. Policy and regulation ............................................................................................................................... 5 2. Budget and program shifting ................................................................................................................... 6 3. Food supply ............................................................................................................................................. 6 4. Rural economy ........................................................................................................................................
    [Show full text]
  • Menimbang Tawaran Tesla Atau China
    HARGA KORAN : ECERAN : Rp.5.000.- LANGGANAN : Rp.55.000,- (Jabodetabek) LUAR JABODETABek : Rp. 7.500,- Kamis, 4 Februari 2021 3 INFO NASionAL 4 INFO OTONOMI 6 INFO LEGISLATIF MOELDOKO BANJARMASIN PKS KECEWA DIDESAK MUNDUR MASIH BANYAK DARI KSP JIKA DIKEPUNG FRAKSI INGIN NYAPRES BANJIR “BALIK BADAN” WASPADA Apakah cukup vaksin Sinovac atau Pfizer, atau AstraZeneca juga? Saya kuatir swasta cari vak- KOngkALIKONG sin yang mahal dan dijual lagi. BERbungkus GOTONG ROYONG JAKARTA - Rencana Koordinator Bidang Perekonomian yang juga menjabat Ketua Komite Penanganan COV- pemerintah menerbitkan ID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional peraturan menteri untuk (KPCPEN), Airlangga Hartarto, kemarin. “Di atas kertas, kebijakan ini bisa per- vaksinasi mandiri oleh cepat vaksinasi. Dalam pelaksanaan perusahaan swasta harus vaksinasi selama ini, kita harus jujur, mendapat pengawasan memang ada kesulitan dalam soal distribusi dan pengadaan. Hambatan ketat dari publik. Sebab, kedua, dalam hal penyimpanan vaksin potensi penyimpangan di daerah-daerah,” ujar Trubus saat diwawancara, Rabu (3/2/2021) sore. dalam implementasi la- Dia menilai semangat vaksinasi pangannya cukup besar. gotong royong adalah pelibatan partisipasi publik dalam program Hal tersebut dikatakan pengamat kebija- vaksinasi COVID-19 skala na- kan publik, Trubus Rahadiansyah, menang- sional. Tetapi, harus diwaspadai gapi rencana penerbitan Peraturan Menteri potensi penyimpangan di lapan- Ke sehatan (Permenkes) tentang vaksinasi gannya sangat besar. Presiden Joko Widodo melakukan vaksinasi kedua 27, gotong royong seperti diutarakan Menteri 4 BERSAMBUNG KE HAL 11 KOL. 4 Januari 2021. (Istimewa) Pemerintah Buka Keran Vaksinasi Swasta Soal Hormat ke SBY, Moeldoko JAKARTA - Pemerintah menga- “Terkait vaksin gotong royong, Ngaku Tak Pernah Berubah komodasi permintaan kalangan Menteri Kesehatan akan membuat JAKARTA - Kepala Staf Kepreside- (3/2/2021).
    [Show full text]
  • E-Paper Perpustakaan Dpr-Ri
    E-PAPER PERPUSTAKAAN DPR-RI http://epaper.dpr.go.id Judul : Jokowi Janjikan Perlakuan Khusus bagi Papua Tanggal : Selasa, 29 Oktober 2019 Surat Kabar : Kompas Halaman : 10 Presiden Joko Widodo menjanjikan perlakuan khusus untuk pemekaran provinsi di Papua. Selain itu, ia juga berkomitmen tidak hanya membangun infrastruktur, tetapi juga sumber daya manusia di Papua. Oleh FABIO M. LOPES COSTA / LAKSANA AGUNG SAPUTRA / WAWAN HADI PRABOWO Kunjungan kerja perdana ke Papua setelah dilantik untuk periode kedua menyiratkan komitmen Presiden Joko Widodo memprioritaskan pembangunan di Papua. JAKARTA, KOMPAS—Presiden Joko Widodo menjanjikan perlakuan khusus untuk pemekaran provinsi di Papua. Selain itu, ia juga berkomitmen tidak hanya membangun infrastruktur, tetapi juga sumber daya manusia di Papua. Saat berdialog dengan masyarakat Kabupaten Jayawijaya, Papua, Senin (28/10/2019), Presiden menegaskan janji perlakuan khusus tentang pemekaran itu. Janji serupa disampaikan saat bertemu 61 tokoh Papua dan Papua Barat di Istana Negara, 10 September lalu. Tidak ada pemekaran di seluruh Indonesia. Karena apa? Karena ada 183 pemekaran, baik provinsi, kabupaten, maupun kota yang diusulkan kepada saya. Begitu dibuka satu, yang lain pasti ngantri di depan kantor saya setiap hari, ”Saya ngomong apa adanya. Sebetulnya, kita, kan, sudah sampaikan sejak awal, kita sudah moratorium. Tidak ada pemekaran di seluruh Indonesia. Karena apa? Karena ada 183 pemekaran, baik provinsi, kabupaten, maupun kota yang diusulkan kepada saya. Begitu dibuka satu, yang lain pasti ngantri di depan kantor saya setiap hari,” tutur Presiden. ”Tapi, khusus untuk Pegunungan Tengah, jangan tepuk tangan dulu, akan saya tindak lanjuti,” kata Presiden yang disambut tepuk tangan hadirin. Dialog itu dihadiri tokoh masyarakat, agama, dan adat Papua.
    [Show full text]
  • Burning Paradise the Oil Palm Practices of Korindo in Papua and North Maluku
    Burning Paradise The oil palm practices of Korindo in Papua and North Maluku Commissioned by Mighty, the Korea Federation for Environmental Movements, SKP-KAMe Merauke and PUSAKA August 2016 Photo: Pristine forest in Papua © Greenpeace / Ardiles Rante, 2008 Photo: Korindo having cleared forest for oil palm in Papua © Mighty; 4 June 2016; Latitude 6°45'43.49"S, Longitude 140°48'27.70"E; Credit: Yudhi Mahendra 2 Colophon Aidenvironment report: Burning Paradise: The oil palm practices of Korindo in Papua and North Maluku Commissioned by: Mighty, the Korea Federation for Environmental Movements, SKP-KAMe Merauke and PUSAKA Date: August 2016 Mighty: Address: 2000 M St NW #720, Washington, DC 20036, United States. E-mail: [email protected] Cover photo: Smoke rising from burning wood rows in Korindo’s PT Berkat Cipta Abadi concession ©Ardiles Rante/Greenpeace; 26 March 2013 Aidenvironment Jalan Burangrang No. 18 Bogor 16153, West Java, Indonesia +62 (0) 251 837 1219 E-mail: [email protected] www.aidenvironment.org Aidenvironment is part of Stichting AERA, registered at the Chamber of Commerce of Amsterdam in the Netherlands, number 41208024 3 Burning paradise: The oil palm practices of Korindo in Papua and North Maluku Executive summary 5 Foreword 7 1. Korindo’s oil palm businesses 9 1.1 Plantations 9 1.2 Introduction to Papua 11 1.3 Introduction to South Halmahera 12 2. Practices and sustainability commitments 13 2.1 Practice: extensive deforestation 13 2.2 Practice: systematic use of fire to clear land 15 2.3 Practice: denial of community rights 18 2.4 Forests at risk of being cleared 20 2.5 Commitments 21 3.
    [Show full text]
  • Jhon Wempi Wetipo Jabat Wamen PUPR, Siapa Dia?
    Jhon Wempi Wetipo Jabat Wamen PUPR, Siapa Dia? PROPERTY INSIDE – Jhon Wempi Wetipo resmi ditunjuk Presiden Joko Widodo menjabat Wakil Menteri Pekerjaan Umum & Perumahan Rakyat mendampingi Menteri Basuki Hadimuljono. Mantan calon gubernur Papua pada pilgub 2018 yang diusung PDI-P & Gerindra ini dipanggil presiden pada Jumat pagi, (25/10) dan resmi ditunjuk menduduki jabatan itu. Presiden meminta Wempi untuk memperketat pengawasan pembangunan yang dilaksanakan Kementerian PUPR. Selain itu dirinya juga diminta untuk memacu pertumbuhan infrastruktur di kawasan Timur Indonesia. Baca juga: Sangking Jujurnya, Menteri PU Ini Rumahnya Bocor & Tak Bisa Bayar Tagihan Listrik “Saya dipanggil Presiden dan diberi kepercayaan sebagai Wamen PUPR membantu menteri PU menjalankan tugas pembangunan infrastruktur, dan memacu pertumbuhan infrastruktur di timur,” jelas Wempi usai dipanggil ke Istana. Lalu siapa sebenarnya sosok Jhon Wempi ini? Wempi pernah menjabat Bupati Jayawijaya dua periode, (2008-2013 dan 2013-2018). Wempi dilahirkan pada 15 September 1972 di kampung Hulekaima di distrik Maima, Kabupaten Jayawijaya. Berasal dari suku Dani, ia adalah satu-satunya putra Habel Wetipo dan melakukan pendidikan dasar di sekolah- sekolah misionaris. Kemudian, dia pindah ke Jayapura untuk sekolah menengahnya. Setelah menyelesaikan pendidikan dasar, ia belajar selama 3 tahun di Akademi Pariwisata Manado. Kemudian, ia lulus dari program sarjana dan magister di Universitas Cenderawasih. Wempi mulai bekerja sebagai pegawai negeri pada tahun 1996, dan kemudian menjadi kepala dinas pariwisata di kabupaten tersebut. Dia kemudian berpartisipasi dalam pemilihan langsung pertama kabupaten pada 2008 dan menang, disumpah pada 24 Desember 2008. Baca juga: Ciputra: Pemindahan Ibukota Tidak akan Mengurangi Harkat dan Martabat Jakarta Wempi juga memprakarsai Festival Budaya Lembah Baliem, yang dimaksudkan untuk menarik wisatawan.
    [Show full text]
  • Nindya Karya Warkom Edisi
    WARKOMWARKOM EDISIEDISI III/DESEMBER/2019III/DESEMBER/2019 WARKOM WARUNG KOMUNIKASI NINDYA NINDYA ditangan Generasi Milenial Kabar NINDYA: Proyek Jembatan Holtekamp Jadi Ikon Baru Bumi Cendrawasih Scan QR Code to ULANGNindya TAHUN Karya PT NINDYA@nindyakarya KARYA (Persero)@nindyakarya Ke-59 Nindya Karya Visit Our Website Disclaimer: www.nindyakarya.co.idDipublikasikan Hanya untuk Kalangan Internal Nindya Karya 1 WARKOM EDISI III/DESEMBER/2019 WARKOM EDISI III/DESEMBER/2019 SAMBUTAN DIREKSI Kepentingan, Nindya dapat terus karakteristik generasi tersebut untuk SAMBUTAN mengukir prestasi. memaksimalkan potensi mereka. Demi mencapai visi dan meningkatkan Tahun 2019 lalu, Nindya telah Daya Saing perusahaan, konsep DIREKSI melakukan berbagai terobosan kerja perusahaan yang konvensional – terobosan guna memajukan perlu kita perbaharui agar dapat Assalamualaikum, Warahmatullahi perusahaan, salah satunya mengakomodir semua generasi Wabarakatuh meningkatkan peran Karyawan – dengan memadupadankan eksistensi Karyawati Generasi Milenial melalui Generasi Milenial yang memiliki daya Insan Nindya yang saya hormati, pembentukan Organisasi Milenial juang tinggi dengan pengalaman – dengan dipimpin oleh seorang Kapten pengalaman inovatif dari generasi Puji Syukur kehadirat Allah SWT, yang mereka pilih sendiri. Disamping sebelumnya. Tuhan Yang Maha Esa kita telah itu mereka juga diberikan keluasaan melalui periode tahun 2019 ini untuk menentukan arah gerakan Harapannya dengan perpaduan dengan cukup baik. Meskipun banyak organiasasi Milenial tersebut agar
    [Show full text]
  • 0 VISIONER Vol 13 No 2 Agustus 2021.Indd
    IMPLEMENTASI KEBIJAKSANAAN “PROSPEK” ȍPROGRAM STRATEGIS PEMBANGUNAN KAMPUNGȎ DALAM MEMBERDAYAKAN MASYARAKAT PAPUA MANDIRI DAN SEJAHTERA DI KABUPATEN JAYAPURA PROVINSI PAPUA (Studi Kasus di Distrik Sentani Barat, Sentani, dan Sentani Timur) Oleh Petrus Nero1, Ermaya Suradinata2, Deti Mulyati3 1) Pemerintah Daerah Kota Jayapura Program Magister Terapan Studi Pemerintahan Daerah Institut Pemerintahan Dalam Negeri [email protected] 2, 3) Institut Pemerintahan Dalam Negeri AćĘęėĆĈę “IMPLEMENTATION POLICY OUTLOOK RISE IN PAPUA SELF EMPOWERMENT AND PROSPEROUS OF REGENCY JAYAPURA, PAPUA PROVINCE” his research study to provide an overview of Program Policy Implementation Regency Tdevelopment strategies in community development independent and prosperous Papua rose in Regency Jayapura Papua province, and ϔind solutions that are useful in the effort to do programs in empowering Regency development strategy effectiveness district government ofϔicers as one of the implementing public policy implementation in the area. The design of this study used descriptive qualitative approach in which the researcher wants to describe and explain how the policy implementation strategies village development programs in Papua Revive Self empowerment and Prosperity in Regency, as set in the applicable legislation. Data collection techniques used in this study was to combine the interview with documentation. Based on the survey results revealed that one of the weaknesses in policy implementation strategies village development program in community development is still weak role both provin- cial governments have not involved the role of community leaders, religious leaders and tradition- al leaders and village headmen and the device is still in the process of socialization itu.Pemerintah memorable works by relying on the power hierarki bureaucracy, where the orientation and work- shop involves only structural ofϔicials at the district level.
    [Show full text]