311 KOMUNIKASI POLITIK PADA PEMILIHAN UMUM 2014 Atmadji
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Sumarkidjo: Komunikasi Politik pada Pemilihan Umum 2014 KOMUNIKASI POLITIK PADA PEMILIHAN UMUM 2014 Atmadji Sumarkidjo Kepala Produksi RCTI e-mail: [email protected] Abstract. Jokowi name in early 2013 emerged as a candidate for the "newest" Presiden RI 2014 dramatically changed the political map in Indonesia. From March 2013 until January 2014 the name of Joko Widodo has always topped the surveys or polls were held, despite the PDI-Struggle (PDI-P), which is the bearer party official Jokowi until early February 2014 was never officially announced their names as candidates of their President in Presidential Election come. This is known as Jokowi Effect. Has five characteristics of, first, the emergence of the name of the former mayor of Solo, who only three months in office as Governor of Jakarta to exchange a Presidential candidate in the 2014 polls. Second, the bandwagon effect after Jokowi name appeared in the survey on social media and then knowingly disseminated through conventional mass media such as newspapers and television.Third, the emergence of Jokowi name with the popularity and the highest elektabilitas consistently in surveys throughout the year 2013 has changed the landscape of national political calculations competition 2014 candidates. Keyword :political communication, election, popularity Abstrak . Pemilihan Umum (Pemilu) sudah didepan mata. Pemilihan untuk menentukan anggota-anggota DPR-RI, DPRD I dan DPRD II akan diselenggarakan pada 9 April 2014 sementara pemilihan Presiden akan dilaksanakan pada 9 Juli 2014. Tidak mengherankan para calon legislatif sudah bersiap untuk dikenal, diketahui dan nantinya dipilih oleh para konstituennya, dan meskipun periode untuk kampanye secara resmi dimulai 11 Januari 2014. Nama Jokowi pada awal tahun 2013 muncul sebagai kandidat “terbaru” Pres iden RI 2014 mengubah secara dramatis peta politik di Indonesia. Sejak Maret 2013 hingga Januari 2014 nama Joko Widodo selalu menduduki peringkat teratas berbagai survei atau poll yang diselenggarakan, meskipun PDI-Perjuangan (PDIP) yang merupakan partai pengusung resmi Jokowi sampai awal Februari 2014 tidak pernah secara resmi mengumumkan namanya sebagai bakal calon Presiden mereka pada Pilpres mendatang. Kata Kunci: komunikasi politik, Pemilihan umum, popularitas PENDAHULUAN besarnya kekuatan perwakilan organisasi politik (partai politik) di DPR, DPRD I dan Pemilihan umum secara langsung DPRD II parallel dengan besarnya dukungan (direct election) dan demokratis yang pemilih karena pemilih (masyarakat) pertama digunakan di Indonesia pada tahun memberikan suara mereka kepada 2004. Sebelumnya sejak tahun 1971 hingga Organisasi Peserta Pemilu (OPP), dan tahun 1999 pemilihan umum menggunakan bukannya kepada individu-individu dari sistem perwakian berimbang (proporsional) OPP. dengan sistem stelsel daftar. Ini artinya 311 Jurnal Visi Komunikasi Volume 13, No. 02, November 2014: 311– 325 Sumarkidjo: Komunikasi Politik pada Pemilihan Umum 2014 Pada Pemilu 2004 digunakan sistem tampil untuk memimpin Republik Indonesia proporsional dengan Daftar Calon Terbuka 2014-2019. Tidak ada calon petahana yang untuk DPR dan DPRD sementara sistem bersaing dengan calon baru seperti di tahun distrik Berwakil Banyak digunakan untuk 2004 atau 2009. memilih calon anggota Dewan Perwakilan Pada tahun 2012, Lembaga Survei Daerah (DPD). Itu artinya, masyarakat Indonesia (LSI) melakukan sejumlah survei memilih nama si calon dan bukannya OPP nasional dan menemukan kenyataan bahwa nya. Demikian pula, pemilihan Presiden dan belum ada tokoh yang mendapat dukungan Calon Presiden dilakukan dengan cara yang kuat, yaitu individu yang akan dipilih pemilihan langsung oleh rakyat, secara spontan (top of mind) sebagai menggantikan sistem pemilihan oleh MPR presiden RI berikutnya dengan jumlah suara pada beberapa periode sebelumnya. rata-rata di atas 10%. Ada lima nama yang Sistem pemilihan Presiden pada tahun muncul dalam penelitian awal oleh LSI, 2014 ini didasarkan pada UU Nomor 42 yaitu Prabowo Subianto, Megawati Tahun 2008 Tentang Pemilihan Presiden Soekarnoputri, Aburizal Bakrie, Jusuf Kalla dan Wakil Presiden. Pasal 8 menyatakan dan Surya Paloh. LSI menemukan bahwa bahwa calon Presiden dan calon Wakil yang mencapai skor tertinggi adalah Presiden diusulkan dalam satu pasangan Prabowo, tetapi skornya hanya sekitar 9 % oleh Partai Politik atau Gabungan Partai saja. Keempat nama lain angkanya Politik. Pasal 9 menyatakan bahwa Pasangan bervariasi antara 7% hingga sekitar 1% saja Calon diusulkan oleh Partai Politik atau (LSI, 2012). Gabungan Partai Politik peserta pemilu yang Untuk dapat menemukan sosok calaon memenuhi persyaratan perolehan kursi pemimpin yang paling ideal, maka LSI paling sedikit 20% dari jumlah kursi DPR melakukan wawancara terhadap 223 opinion atau memperoleh 25% dari suara sah leader (para tokoh pembentuk opini) di nasional atau popular disebut sebagai Indonesia untuk menentukan atau presidential threshold dalam pemilu anggota menemukan nama-nama tokoh yang DPR sebelum pelaksanaan Pemilu Presiden memenuhi kriteria menyangkut kapablitas dan Wakil Presiden (UU No 42 tahun 2008 atau kompetensi, integritas dan tentang pemilihan presiden dan calon wakil akseptabilitas sebagai pemimpin ideal presiden). Indonesia untuk pilpres tahun 2014. Yang Ini berarti Pemilihan Presiden akan dimaksudkan dengan kapabiltas adalah diselenggarakan sesudah dilaksanakannya pintar, berwawasan luas, punya visi untuk Pemilihan Legislatif karena dari hasil dari jabatan yang diembannya, bisa memimpin, Pileg yang akan diselenggarakan pada 9 tegas, decisive dan berani mengambil risiko. April 2014 bisa memetakan komposisi Yang dimaksudkan dengan integritas adalah partai-partai yang memperoleh kursi di bermoral, satu dalam kata dan perbuatan, DPR-RI dan apakah sebuah partai maupun bersih dari cacat moral, etik dan hukum. gabungan partai tersebut memperoleh hak Sementara yang dimaksudkan dengan untuk mengajukan seorang Capres. akseptabilitas adalah mampu merangkul dan Pemilihan Capres putaran pertama akan berdiri di atas berbagai kelompok diselenggarakan pada 9 Juli 2014. kepentingan. Pilihan Masyarakat, Karena perintah Menurut jawaban dari para opinion UUD 1945, maka pada pemilihan presiden leader yang diwawancarai oleh LSI, dari tahun 2014 SBY tidak boleh mencalonkan sekitar 24 tokoh yang diajukan, maka diri lagi, berarti harus ada tokoh baru yang sebanyak 18 orang dianggap “lulus” dalam 312 Jurnal Visi Komunikasi Volume 13, No. 02, November 2014: 311– 325 Sumarkidjo: Komunikasi Politik pada Pemilihan Umum 2014 uji kualitas personal untuk menjadi presiden yang cukup mengejutkan karena Jokowi tahun 2014 ini. Ke 24 orang tokoh yang suaranya paling tinggi di antara yang lain, diajukan tersebut adalah (sesuai abjad) : menyalip nama-nama seperti Megawati, Aburizal Bakrie, Agus Martowardojo, Anas Prabowo, Aburizal Bakrie dan lainnya.” Urbaningrum, Chaerul Tanjung, Dahlan Secara hampir bersamaan nama Jokowi Iskan, Djoko Suyanto, Endriartono Sutarto, muncul juga pada survei awal tahun 2013 Gita Wiryawan, Hatta Rajasa, Hidayat yang diselenggarakan oleh Pol-Tracking Nurwahid, Kristiani Herawati, M. Jusuf Institute dan Lembaga Survei Nasional Kalla, Mahfud MD, Megawati (LSN). Soekarnoputri, Muhaimin Iskandar, Tetapi hasil survei ketiga lembaga Prabowo Subianto, Pramono Edhie Wibowo, tersebut belum mendapatkan tanggapan dari Puan Maharani, Sri Mulyani Indrawati, para politisi atau partai. Mungkin ada Sukarwo, Suryadharma Ali, Suryo Paloh, anggapan bahwa hasil polling awal tahun Sutiyoso dan Wiranto. Sementara pada 18 tersebut merupakan “hasil pesanan” atau nama yang “lulus” itu tidak terdapat nama- merupakan rekayasa oleh lembaga penelitian nama Aburizal Bakrie, Anas Urbaningrum, abal-abal. Bila sikap tersebut benar, tentu Muhaimin Iskandar, Suryadharma Ali, cukup mengherankan karena hasil pemilihan Sutiyoso dan Wiranto. gubernur DKI Jakarta pada Oktober 2012 Kita ketahui ada beberapa nama di dimana Jokowi dan Ahok (Basuki Cahaya atas sampai makalah ini ditulis masih masuk Purnama) secara mengejutkan mampu pada peringkat yang patut/pantas mengalahkan calon gebernur petahana Fauzi diperhitungkan pada pemilihan presiden Bowo yang bersama calon Wagub Nachrowi tahun 2014 mendatang, meskipun sebagian Ramli serta didukung oleh mayoritas partai besar nama-nama di atas “rontok” yang (kecuali PDI-P dan Gerindra). Pada waktu tidak pernah disebut-sebut lagi dalam itu, “alarm” telah berbunyi karena Ketua sejumlah polling terbaru. Umum DPP Partai Persatuan Pembangunan Nama Joko Widodo tidak ada dalam (PPP) Suryadharma Ali mengatakan bahwa daftar LSI karena ketika survei dilakukan, ia kemenangan Jokowi-Ahok “adalah masih menjabat sebagai Walikota Solo yang kekalahan kualitas figur kepemimpinan. berusaha bertanding untuk menjadi Oleh karena itu Pilkada DKI Jakarta menjadi Gubernur DKI Jakarta. Jadi wajar ketika evaluasi besar bagi PPP untuk melihat lebih hasil penelitian mereka diumumkan pada jauh kondisi-kondisi serupa yang bisa terjadi November 2012, belum ada namanya dalam pada pemilu 2014...” “radar” pihak LSI. Sementara itu dalam masalah yang Nama Jokowi baru muncul di sama, Ketua Badan Pemenangan Pemilu permukaan dalam hasil survei oleh Pusat Partai Amanat Nasional (PAN) Viva Yoga Data Bersatu (PDB) pada Januari 2013. Mauladi mengatakan bahwa, Survei tersebut dilakukan antara 3-18 ”…keberhasilan Jokowi melawan petahana Januari 2013 (berarti sekitar 100 hari Jokowi Fauzi Bowo, meyakini pentingnya figur menjadi Gubernur DKI Jakarta) terhadap dalam pemilihan calon anggota legislatif 1200 responden