TAMAN WISATA RATU BOKO PERENCANAAN DAN PERANCANGAN Fasilrras PENDUKUNG KEGIATAN WISATA
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
-,-----------_.-_.-_.- -_._-... _- ---._~- ------.., TAMAN WISATA RATU BOKO PERENCANAAN DAN PERANCANGAN FASILrrAS PENDUKUNG KEGIATAN WISATA LANDASANKONSEPSUALPERANCANGAN TUGASAKHIR \ I, ( Oleh: I,: INUNG PURWATI SAPTASARI 9 1 3 400 1 0 I~ ~~ ~ ,e 1: :l ';, :..:j' JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 1996 __0 TAMAN WISATA RATU BOKO PERENCANAAN DAN PERANCANGAN FASILITAS PENDUKUNG KEGIATAN WISATA LANDASAN KONSEPSUAL PERANCANGAN Tugas Akhir ini Diajukan Kepada Jurusan Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perentanaan Universitas Islam Indonesia Sebagai Salah Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Teknik Arsitektur Oleh: INUNG PURWATI SAPTASARI 9 1 340 0 1 0 JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA TAMAN WISATA RATU BOKO PERENCANAAN DAN PERANCANGAN FASILITAS PENDUKUNG KEGIATAN WISATA LANDASAN KONSEPSUAL PERANCANGAN TUGAS AKHIR Oleh: INUNG PURWATI SAPTASARI 9 1 340 0 1 0 Yogyakarta, 27 Mei 1996 Menyetujui, Pembimbing Utama Pembimbing Pembantu '- //;'"/'/7/}/V/ _< v-. ~-:7--Ji _ <> yj/ L - '/ c~ ~ ~?-7 r'rY~//;t:' ..l;,.... r' /.-/. ~-./ /' Ir.AMm ADENAN Ir. WIRYONO RAHARJO, M. Arch. Mengetahui, Jurusan Teknik Arsitektur '\. I; Ii .. ~ -.J' _:.....:._--,. Kepada Ayah dan Ibu yang selalu memaojatkao do'a bagi anaoda, kepada adikku terciota Nanang Priyo Utomo, yang memberikan dorongan dan inspirasi bagi terselesaikannya tugas ini. .. _.~ KATAPENGANTAR Puji syukur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmah dan hidayah-Nya, Alhamdulillah tugas akhir dengan judul Taman Wisata Ratu Boko ini dapat terselesaikan dengan baik. Karya ini diajukan kepada Jurusan Teknik Arsitektur Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Islam Indonesia sebagai salah syarat untuk mencapai gelar Sarjana Teknik Arsitektur. Atas segala bentuk peran, bimbingan dan bantuan dalam penyusunan k31')'a ini, penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada : I. Ir. Wiryono Raharjo, M.Arch, dalam kedudukan beliau sebagai Ketua Jurusan Teknik Arsitektur FTSP Universitas Islam Indonesia 2. Ir. Amir Adenan sebagai Pembimbing Utama penulisan 3. Ir. Wiryono Raharjo. M. Arch. sebagai Pembimbing Pembantu penulisan 4. Ir. Hanif Budiman beserta Tekan dari Sttupa Studio yang telah banyak membantu dengan berbagai fasilit'dS S. Keluarga , rekan. dan semua pihak yang telah banyak membantu dan memberikan dorongan dalam penyelesaian karya ini. Akhimya, semoga karya ini bennanfaat bagi semua. Yogyakarta, 27 Mei 1996 Inung P. Saptasari I -i I 1 I, I! --Y DAFTAR lSI Halarnan Judul .i Lembar Pengesahan .ii LeInbar Persembahan .iii Kata Pengantar .iv Daftar lsi v Abtraksi vi BAB I PENDAHULUAN 1 1.1. Latar Belakang 1 1.2. Rumusan Pennasalahan 3 1.3. Tujuan dan Sasaran 4 1.4. Lingkup Pembahasan 4 1.5. Sistematika Pembahasan 5 BAB II RATU BOKO, SEJARAH, dan POTRET KEADAANNYA 7 2.1. Tinjauan Sejarah dan Arkeologis Kawasan Prambanan 7 2.1.1. Sejarah Mataram Kuno 7 2.1.2. SisteJIl Kemasyarakatan 8 2.1.3. Tinggalan Arkeologis Kawasan Purbakala 9 2.2. Tinjauan Sejarah dan Arkeologis Kawasan ratu Boko 10 2.2.1. Sejarah Situs Ratu Boko 10 2.2.2. Hasil Ekskavasi dan Interpretasi Fungsi Kawasan 11 2.2.3. Deskripsi Data Arkeologis 12 . 2.2.3.1. Temuan Bangunan 12 2.2.3.2. Temuan Lcpos 15 2.2.4. Interpretasi Kawasan 15 2.3. Rona Lingkungan Kawasan Ratu Boko 16 2.3.1. Lingkungan Fisik Kawasan 16 2.3.1.1. Topografi , 16 2.3.1.2. Kondisi Tanah dan Air 16 2.3.1.3. Ikilm 17 2.3.1.4. Vegetasi 17 ,I 'Ii !: ; 2.3.2. Lingkungan Sosial Budaya 17 2.4. Potensi dan Kendala Kawasan Ratu Bako Sebagai Pijakan Pengembangan 18 2.4.1. Potensi Kawasan 18 2.4.1.1. Historis 18 2.4.1.2. Karakteristik Kawasan 18 2.4.1.3. Setting Lingkungan 18 2.4.1.4. Kesenian Yang Tumbuh Subur di Tengah Masyarakat 18 2.4.2. Kendala Pengembangan 19 2.4.2.1. Berbaumya Situs dengan Komunitas Masyarakat 19 2.4.1.2. Antagonis antara Pelestarian dan Pariwisata .19 2.4.2.3. Bentang Alam 19 2.5. Data Eksisting Kawasan Studi 20 2.5.1. Area Terbangun 20 2.5.1.1. Area I 20 2.5.1.2. Area II 21 2.5.1.3. Area ill 22 2.5.2. Pergerakan 23 2.5.2.1. Pencapaian 23 2.5.2.2. Sirkulasi 24 2.5.3. Kegiatan Yang Telah Ditumbuhkan 25 2.6. Simpulan 25 BAB m RATU BOKO dan KUTUB-KUTUB DINAMIS yang MENDASARI PENGEMBANGANNYA 26 3.1. Tinjauan Kepariwisataan 26 3.1.1. Pengertian Pariwisata 26 3.1.2. Potensi Kepariwisataan Yogyakarta 27 3.1.3. Perkemabangan Pariwisata Yogyakarta 28 3.1.4. Kawasan ratu Boko Sebagai Obyek Wisata 29 3.2. Tinjauan Pelestarian 33 3.2.1. Tinjauan Umum 33 3.2.2. Motivasi Pelestarian 33 3.2.3. Kriteria Pelestarian 35 3.2.4. RagaIll Tindak Pelestarian 35 3.2.5. Peletarian Sebagai Usaha Pengembangan Tatanan Urban 36 3.2.6. Kawasan Ratu Boko Sebagai Kawasan Pelestarian 37 3.3. Kajian Terhadap Kegiatan Yang Diprogramkan .38 3.3.1. Pengertian Pariwisata 39 3.3.2. Sosok Kawasan Sebagai Magnet Utama .39 3.3.3. Pola Kegiatan Wisatawan 40 3.4. Kajian Terhadap Tipologi Taman Wisata Arkeologi .42 3.5. Simpulan 43 BAB IV FASILITAS PENDUKUNG KEGIATAN WISATA KAWASAN RATV BOKO 46 4.1. Kelembagaan 46 4.2. Analisis Kawasan Studi : 47 4.3. Analisis Fasilitas Pendukung Kegiatan Wisata 52 .4.3.1. MacaID. Kegiatan 52 4.3.1.1. Kegiatan Arkeologi 53 4.3.1.2. Kegiatan Wisata Edukasi 53 4.3.1.3. Kegiatan Wisata Rekreatif 54 4.3.1.4. Kegiatan Penunjang Wisata .55 4.3.1.5. Kegiatan Pengelolaan _ 56 4.3.2. Karakter Kegiatan dan Kebutuhan Ruang 57 4.3.3. Analisis Pengunjung Sebagai Dasar Penentuan Besaran Ruang Fasilitas 58 4.4. Analisis Lokasi Fasilitas 60 4.5. Analisis Pergerakan : 62 4.5.1. Pencapaian : 62 4.5.2. Sirkulasi 62 4.6. Analisis Lansekap dan Tata Vegetasi 63 4.6.1. Mintakat dan Pola Ruang Penyediaan Fasilitas 64 4.6.2. Tata Vegetasi 65 4.6.2.1. Fungsi Klimatologis 65 4.6.2.2. Fungsi Arsitektural 65 4.7. Analisis Ekspresi Visual Elemen Fisik 66 4.7.1. Pendekatan Massa dan Ruang 67 4.7.2. Pendekatan Loka 68 4.7.3. Pendekatan Karakteristik Massa 68 4.7.4. Penataan Ruang Luar 68 4.7.5. Sistem Struktur 69 4.7.6. Sistem Utilitas 69 ~ ( ___Jr BAB V KONSEP PERENCANAAN dan PERANCANGAN 70 5.1. Konsep Dasar 70 5.2. Konsep Perencanaan Ruang Lingkungan 70 5.3. Konsep Wadah Kegiatan 71 5.4. Konsep Pencapaian dan Sirkulasi 72 5.5. Konsep Tata Ruang dan Tata Vegetasi 75 5.5.1. Tata Ruang Fasilitas 75 5.5.2. Tata Vegetasi 76 5.6. Konsep Penampilan Bangunan 76 5.6.1. Penyusunan Massa dan Ruang 76 5.6.2. Loka 77 5.6.3. Karakteristik Massa 78 5.6.4. Sistem Utilitas 78 Daftar Pustaka 80 ABSTRAKSI Keberadaan candi yang ada di Kawasan Ratu Boko merupakan suatu monumen kesejarahan dan budaya peradaban masyarakat Hindu-Jawa. Artefak-artefak tersebut bukan hanya sekedar gejala fisik bangunan pada masanya, tetapi lebih jauh merupakan biasan kompleksitas budaya dan peradaban masyarakat serta lingkungan yang melatarbelakangi kehadirannya. Keberadaannya merupakan torehan sejarah perjalanan peradaban masyarakat Indonesia. Bermula dari catatan Van Broeckholtsz di tahun 1790 AD. tentang adanya peninggalan di dataran tinggi. Boko, diperoleh keterangan bahwa peninggalan sejarah tersebut ternyata telah terpendam selama lebih dari 10 ahad. Dan yang lebih menarik lagi Petilasan Ratu Boko merupakan satu-satunya situs pemukiman elite yang ada di jaman Hindu-Jawa. Banyak sudah penelitian dan ekskavasi yang dilakukan arkeolog dan ilmuwan dari berbagai bangsa. Interpretasi terhadap situs bergulir dan melahirkan hipotesis-hipotesis yang kadang saling bertentangan. Dan bahkan sampai saat ini pun intepretasi terhadap kawasan ini belum mendapatkan kesatuan pendapat. Namun, pelestarian secara intensif merupakan kebutuhan dengan derajat urgensi tinggi., mengingat keadaan situs yang kian sulit mengais kehidupan di tengah-tengah komunitas baru di sekitarnya. Pelestarian bukan lagi berkiblat pada pengejawantahan sebagai museum yang mati, tetapi justru diharapkan akan mernberikan nafas baru kehidupansitus yang akan mampu memberikan kontribusi positifpada lingkungan dengan berpijak pada orientasi situs yang merupakan landasan munculnya orientasi wilayah yang menyangkut hubungan manusia dengan lingkungan. Membentuk suatu kawasan binaan baru yang berpijak pada kawasan lampau membutuhkan penyatuan dan penyeragarnan bahasa, baik fisik bangunan maupun atmosfer suasananya. Pengambilan bentuk asli sebagai parameter diharapkan bukan merupakan langkah plagiat yang justru akan mengurangi nilai peninggalan dan nilai histori yang sarat dengan perspektif makna. Pengembangan dan penataan kawasan yang tetap memperhatikan pola tata fisik dan tata lingkungan akan melahirkan suatu tatanan yang padu dan serasi. Sebagai peninggalan masa lampau dalam arahan rancangan pengernbangan kawasan perlu memperhatikan faktor pola ungkapan fisiknya. v ---l BABI PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pelestarian tinggalan budaya pada saat ini bukan lagi berorientasi- pada tindak pengawetan dan mempertahankan warisan semata, namun lebm jauh berusaha untuk mengungkap potensi pengembangannya sebagai aset pembangunan di masa kini dan masa mendatang. Pelestarian merupakan tindak penghargaan terhadap masa lalu sebagai bagian dari rentang masa yang ada. Pelestarian akan lebih bermakna bila mampu meletakkan tinggalan budaya tersebut dalam konteks penyinambungan masa lampau, ~ dan masa datang dengan jalan pengaktualisasian serta pemanfaatan secara optimal. Melihat kecenderungan arab pariwisata yang mulai beringsut dari wisata massal ke arab wisata dengan minat khusus, maka dengan pengertian babwa pelestarian dengan usaha pemanfaatan obyek wisata merupakan langkah yang sejalan, maka aktivitas pariwisata dituntut sebagai alat pelestari obyek-obyek budaya tersebut. Pada saat ini kegiatan wisata bukao lagi sebagai kegiatan pelepasan dari segala rutinitas semata, narnum lebih jauh merupakan aktivitas pengaktualisasian din yang dilatarbelakangi pendidikan, pengalaman, komunikasi, serta kreativitas. Sektor pariwisata telah membuktikan dirinya sebagai penopang perekonomian eli baoyak negara. Profil kepariwisataan Indonesia sendiri telah bergeser baik dad aspek pandangan terbadap kegiatan pariwisata itu sendiri, juga pergeseran dari biclang non potensial menjadi potensial, serta dari potensi swnber daya menjadi swnber penghasilan riil (ptlsat Studi Jepang,/995).