Menunggu Jaksa Agung Baru
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Volume 5/November 2010 1 Volume 5/November 2010 RUANG IKLAN 2 3 DAFTAR ISI EDITORIAL 8 20 Menunggu Jaksa Agung Baru Kalau boleh memilih antara Namun, terlepas dari jaksa karir atau non karir yang sebaik- hangatnya wacana jabatan Jaksa nya menjadi Jaksa Agung Republik Agung itu, kita harus mengatakan Indonesia menggantikan Hendarman bahwa kondisi saat ini merupakan 26 Supandji, Persatuan Jaksa Indonesia momentum yang tepat bagi Kejak- 25 (PJI) seratus persen memilih jaksa saan untuk melakukan pembenahan karir. Mengapa? Jaksa Agung adalah secara internal. Citra positif itu tidak jabatan tertinggi dalam profesi Jaksa. dapat dibangun dalam sehari, juga Alangkah bahagianya kalau seorang tidak bisa dilakukan dengan ayunan Jaksa yang merintis karir dari bawah sebuah tongkat ajaib seperti yang bisa mencapai puncak profesi itu. dilakukan tukang sulap. Kejaksaan Menjadi Jaksa Agung ada- perlu mengevaluasi kembali sistem Ilustrasi cover: Endro Rukmono lah cita-cita setiap Jaksa. Namun, nyatanya cita-cita kerjanya. Bagaimana sistem pembinaan terhadap 30 34 itu tidak selalu menjadi kenyataan. Ketentuan Undang- para Jaksa yang bermasalah? Bagaimana pola undang No. 16 Tahun 2004 membatasinya. Dalam hubungan kerja Kejaksaan dengan para stakeholder EDITORIAL REQTALK pasal 19 (2) UU itu ditetapkan, bahwa yang berhak penegakan hukum yang lain, terutama kepolisian, 3 Menunggu Jaksa Agung Baru 48 Adhyaksa Legal Writing memilih dan memberhentikan Jaksa Agung adalah pengadilan, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Presiden. Itu hak prerogatif Presiden. Konsekuen- BPKP dan sebagainya? Kejaksaan juga perlu mengi- KOMENTAR SOSOK sinya, siapa pun Jaksa Agung pilihan Presiden, korps kuti proses realisasi program reformasi birokrasi Ke- 4 Sistem Hukum Yang Menyembuhkan 50 Agus Budi Santosa, SH, MM, Adhyaksa wajib hukumnya untuk menerima. jaksaan. Sampai di mana kemajuannya? KOMENTAR Kajari Temanggung Sidak di Pengadilan Faktanya, hingga kini sudah 22 Jaksa Agung Persoalan-pesoalan inilah yang kami angkat 6 Kontroversi Timur Pradopo 53 Hengky Henuk yang memimpin Kejaksaan, dan dari jumlah itu 17 menjadi laporan utama majalah Requisitor kali ini. 8 Makin Banyak Jaksa Nakal Yang Dihukum Mengabdi Dalam Kesederhanaan Jaksa Agung non karir dan hanya 5 Jaksa Agung dari Mari kita mengkawal Presiden dalam memilih Jaksa 10 Kasus Bibit - Chandra Jaksa karir. Kalau performa Jaksa Agung yang menja- Agung yang akan memimpin Gedung Bundar sambil 11 Darmono Lantik 19 Pejabat Eselon II BEDAH KASUS di ukuran keberhasilan Kejaksaan dalam menegakkan mendorong para pimpinan Kejaksaan saat ini untuk 54 Pemeriksaan Komisaris BPR KS hukum, maka kita dapat merekomendasikan kepada mengambil langkah-langkah yang tepat demi perbai- 12 LINTAS BERITA Berujung di Meja Hijau Presiden – tanpa mengabaikan hak prerogatifnya - se- kan citra korps Adhyaksa. 56 Kontroversi Eksekusi baiknya Presiden memberikan kesempatan lebih ban- Ikuti wawancara khusus kami dengan Men- LAPORAN UTAMA di Atas Lahan Sengketa yak kepada Jaksa karir untuk menduduki itu. Siapa teri Hukum dan HAM, Patrialis Akbar, yang menyoroti 20 Mengembalikan Kepercayaan Masyarakat tahu kinerja Kejaksaan bisa semakin membaik. kebobrokan administrasi di penjara-penjara kita dan 25 Susah Mengubah Mindset FUTURE Wacana mengenai Jaksa karir dan non karir berbagai upaya untuk mensinerjikan cara kerja dari 26 Tiga Perintah, Tiga Larangan 58 Mencuri Asam Berakhir di Meja Hijau untuk jabatan Jaksa Agung mencuat seiring dengan berbagai lembaga penegakan hukum yang ada. Juga 28 Jangan Ada Lagi Berkas Bolak Balik 60 Menjadi Pemimpin Itu Tidak Mudah makin kuatnya sorotan terhadap kinerja Kejaksaan. jangan lewatkan perbincangan kami dengan advokat 30 Paradigma Baru Pengawasan Kejaksaan Masyarakat menilai, kejaksaan sebagai salah satu pi- senior Adnan Buyung Nasution yang berbicara blak- 32 Mengapa memilih Jaksa Agung Karier INSPIRASI lar penegakan hukum di Indonesia masih goyah. Pen- blakan tentang avokakat-advokat palsu yang menjadi 62 Prof. DR. Baharudding Lopa citraan lembaga Kejaksaan di mata publik pun negatif. makelar kasus dan menguasai lembaga peradilan. PROFIL Yang Saya Kenal Ini lebih disebabkan karena keterlibatan sejumlah ok- Akhirnya, mari kita menunggu Jaksa Agung 34 Adnan Buyung Nasution num Jaksa dalam mafia hukum (mafia peradilan), juga pilihan Presiden dan selamat membaca! Bongkar Advokat Palsu 68 ETALASE ketidakmampuan Kejaksaan menuntaskan perkara- perkara yang menjadi perhatian orang banyak. PANORAMA LENSA 38 Patrialis Akbar 72 Pelepasan Hendarman Supandji Tegakkan Hukum Dengan Hati Sebagai Jaksa Agung 40 Mahkumjakpol Perkuat Koordinasi 74 Seminar Sehari: Criminal Justice System Antar Instansi di Negara Hukum Indonesia Founders: Persatuan Jaksa Indonesia , Dr. (HC) Hendarman Supandji • Board of Editors: Nyomananda , Gabriel Mahal, Jaya Laksana, Chuck Suryosumpeno • Chairman: Edwin P. Situmorang • Chief Editor: William Syukur • Art Consultant: Hari Mulyanto • Creative: Rindy Atmoko • 75 Pasar Seni ITB Photographer: Kresno Adji • Chief Operating Officer: R Ayu Retno Kusumastuti • Sales & Marketing: Dessy E. Triyono • Publisher: PT. Media Indra SOROTAN Buana • Contributors: Dr. Djoko Moelyo, MP. SH, Dr. Chrysnada DL • Address: Graha Pena Lt. 8 Jl. Kebayoran Lama No. 12 Jakarta Selatan 12210 42 Politisasi Mirandagate Lemahkan KPK Phone: (6221) 53670958, Fax: (6221) 53671658 • email: [email protected] 46 Informasi Tertutup, Suburkan Markus 4 5 KOMENTAR Volume 5/November 2010 SISTEM HUKUM YANG MENYEMBUHKAN Nyomananda Hukum itu harus membebaskan, dan bukan sama dengan maling profesional. sebaliknya, memenjarakan. Beribu-ribu orang saat Hukum itu harus ada rasa keadilan. Denise ini, atas nama hukum, terkurung dalam penjara, mulai Breton, pengarang bersama buku The Paradigm dari anak-anak hingga jompo, dari yang sehat hingga Conspiracy: Why Our Social Systems Violate Our yang sakit-sakitan dan cacat. Bahkan orang-orang Human Potential and How We Can Change Them, yang sudah sekarat pun masih berada di bui. Saking dan Stephen Lehman, mantan publisher serta editor banyaknya warga binaan sementara fasilitas penjara dari Elysian Fields Quarterly, menulis: “Justice isn’t sangat minim, akhirnya mereka berdesak-desakan di only about laws, courts, police, and prisons. It’s about ruangan sempit dalam kondisi yang memprihatinkan. creating what’s right, good, and principled in all our Tidak ada orang yang memperdulikan mereka. Tidak relationships. Justice is about all of us everyday, be- ada rasa kemanusiaan. Kesannya, Indonesia bukan cause it has to do with how we harmonize our ways of negara hukum, tetapi negara hukuman. being together — how we create peace and happiness Wajah hukum di Republik ini kejam. Itu penga- among us.” Keadilan bukan persoalan hukum semata, kuan Menteri Hukum dan HAM, Patrialis Akbar. Sete- tapi berkaitan dengan bagaimana melakoni hidup lah berkunjung ke berbagai lembaga pemasyarakat, keseharian kita bersama-sama dengan orang lain. di berbagai belahan Indonesia, ia menuturkan sampai Bagaimana kita menciptakan rasa aman dan bahagian menitikkan air mata, bahwa hukum di negeri ini tidak bersama orang lain. mencerminkan keadilan. Orang-orang yang terbukti Kalau penegakan hukum tidak memperhatikan bersalah memang harus mendapatkan hukuman yang unsur-unsur di luar hukum, yang akan terjadi justru setimpal. Para tersangka koruptor, contohnya, harus ketidakadilan. Hal ini menuntut aparat penegak hukum diseret ke muka pengadilan dan dijebloskan ke dalam memiliki kepekaan dan kecerdasan untuk menggali penjara kalau terbukti melakukan kejahatan. Demikian aspek-aspek lain di luar masalah hukum. “Justice is juga para pelanggar hukum lainnya. Ini untuk mene- not an ideal state or theory, but a matter of personal gakkan hukum dan demi keadilan. sensibility, a set of emotions that engage us with the Tetapi, penjara sebenarnya bukan tempat perhen- world and make us care,” tulis Robert Solomon dalam tian terakhir satu-satunya bagi para pelanggar hukum. A Passion for Justice. Kepekaan personal menjadi Sama halnya pengadilan bukan satu-satu solusi untuk salah satu faktor kunci dalam menilai suatu perkara. menyelesaikan perkara. Mengapa para penegak hu- Model keadilan reward-punishment yang berlaku kum tidak mengutamakan konsep-konsep diversi, tidak dalam sistem hukum kita saat ini telah menciptakan menerapkan konsep dan pendekatan dengan menggu- wajah hukum yang tidak ramah. Model keadilan seperti nakan kearifan-kearifan lokal? Mengapa mereka tidak ini menimbulkan paranoia, rasa dendam, ketidakper- mempertimbangkan alternatif lain seperti restorative cayaan dan sinisme terhadap sistem hukum yang justice system? Mengapa mereka tidak mengutamakan berlaku dalam diri para korban dan keluarganya. Seba- konsep perdamaian? Mengapa semua orang harus gai gantinya, Breton dan Lehman merekomendasikan dihajar untuk masuk penjara? sebuah alternatif untuk keadilan retributif (retributive Akar persoalannya adalah karena para polisi, justice) — keadilan yang menyembuhkan (restorative jaksa, KPK hingga hakim dalam menangani perkara justice). hanya fokus pada aspek hukum, namun tidak pernah Keadilan yang menyembuhkan ini didasarkan mempertimbangkan faktor-faktor lain, seperti HAM, pada dorongan hati ketimbang desakan-desakan aspek sosial, kemiskinan dan lainnya. Padahal, pene- dari luar, terkait dengan penyembuhan dan transfor- gakan hukum harus dilandasi berbagai aspek. Dan masi dari semua — orang-orang yang bersalah, para penegakan hukum mestinya tidak boleh kaku. Para korban, keluarga, teman-teman dan masyarakat. penegak hukum dalam menyelesaikan