Jurnal Geologi , Vol. 3 No. 4 Desember 2008: 205-216

Potensi air tanah di cekungan air tanah Sambas, Provinsi Kalimantan Barat

Ro b i S. Hi d a y a t Pusat Lingkungan Geologi, Badan Geologi, Jl. Diponegoro No. 57, Bandung

Sa r i Pengelompokan wilayah potensi air tanah Sambas dengan menggunakan matriks kuantitas dan kuali- tas dapat dibedakan menjadi tiga wilayah potensi. Pertama adalah wilayah potensi air tanah tinggi pada akuifer tertekan yang meliputi Kecamatan Jawai, Teluk Keramat, Sejangkung, dan Kecamatan Sekura. Kedua, wilayah potensi air tanah sedang pada akuifer tertekan meliputi Kecamatan Sambas dan Kecamatan Tebas. Ketiga, wilayah potensi air tanah rendah pada akuifer tertekan meliputi Kecamatan Sanggau Ledo dan Kecamatan Seluas. Kata kunci: potensi, air tanah, matriks, kuantitas, kualitas

Ab s t r a c t The grouping of the groundwater potential of Sambas area using the quantity and quality matrix of those groundwater can be divided into three classes. First, high groundwater potential area distributed in the Jawai, Teluk Keramat, Sejangkung, and Sakura Sub-regencies. Second, the moderate groundwater potential area covers the Sambas and Tebas Sub-regencies. Third, the low groundwater potential area cov- ers the Sanggauledo and Seluas Sub-regencies. Keywords: potential, groundwater, matrix, quantity, quality

Pe n d a h u l u a n - Belum dilaksanakan penyelidikan dan pemetaan potensi air tanah secara bersistem dan seragam Latar Belakang untuk seluruh wilayah Kalimantan Barat dengan Kebutuhan air bersih yang bersumber dari air skala 1:100.000 atau lebih besar. bawah tanah di daerah Sambas meningkat dari tahun - Belum dievaluasi secara seksama tentang tingkat ke tahun seiring dengan pertumbuhan penduduk ketersediaan dan potensi air tanah yang ada saat dan kegiatan pembangunan (Hidayat, 2007). Untuk ini, sehubungan dengan semakin meningkatnya melayani kebutuhan air bersih yang bersumber dari kebutuhan air untuk berbagai keperluan melalui air tanah tersebut, perlu diketahui potensi air tanah di pengambilan air bawah tanah. daerah Sambas dan sekitarnya, baik secara kuantitas - Belum ada informasi mutakhir tentang perim- maupun kualitas. bangan jumlah ketersediaan air tanah saat ini dengan jumlah air tanah yang telah digunakan Permasalahan dalam suatu wilayah cekungan. Permasalahan yang mendasari diadakannya penyelidikan ini adalah: Maksud, Tujuan, dan Manfaat - Belum tersedia informasi dasar potensi air tanah Maksud penyelidikan ini adalah untuk meng- dalam kerangka satuan wilayah cekungan untuk evaluasi dan menganalisis potensi air tanah mendukung kegiatan pembangunan di Kabupa- di daerah penyelidikan secara kualitatif, serta ten Sambas khususnya, dan Provinsi Kalimantan prospek dan kelayakan pengembangan peman- Barat pada umumnya. faatannya.

205 206 Jurnal Geologi Indonesia, Vol. 3 No. 4 Desember 2008: 205-216

Adapun tujuannya adalah untuk pengembangan Menurut Kepmen itu, evaluasi potensi air ta- data dan informasi air tanah nasional, serta sebagai nah yang berlandaskan cekungan air tanah skala bahan acuan untuk penyusunan rencana umum tata 1:100.000 mencakup kegiatan pengumpulan data ruang wilayah dari aspek keairtanahan. sekunder, survei lapangan, pengujian kualitas air, Hasil utama yang diharapkan dari penyelidikan analisis, dan penarikan kesimpulan. Diagram alir ini adalah: kegiatan tersebut tersaji pada Gambar 1. - Informasi potensi air tanah daerah penyelidikan menyangkut kuantitas dan kualitasnya. - Peta Potensi air tanah skala 1:100.000, termasuk daerah resapan (recharge area) dan lepasan (dis- charge area). Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penyelidikan ini adalah: - Sebagai dasar acuan bagi para perencana di daerah maupun instansi terkait, dalam rangka upaya pengembangan wilayah dan pengelolaan sumber daya air tanah yang berwawasan lingkungan. - Data dan informasi potensi air tanah yang diper- oleh dapat dipakai sebagai masukan bagi pengem- bangan sistem basis data dan informasi air tanah daerah.

Metodologi Secara umum, ruang lingkup penelitian meli- puti: a). pengumpulan data primer dan sekunder, yang meliputi data hidrogeologi permukaan maupun bawah permukaan sumur bor dan penyelidik- an geolistrik, hidroklimatologi, dan sosial ekonomi; b). analisis percontoh air tanah secara lengkap di laboratorium yang meliputi parameter fisika dan Gambar 1. Diagram alir metodologi penelitian. kimia untuk kajian persyaratan air minum; c). evaluasi dan analisis data terkumpul primer, Lokasi Daerah Penelitian sekunder, maupun hasil analisis laboratorium, Daerah penelitian mencakup seluruh daerah dan, Sambas, yang secara geografis terletak dalam d). perangkuman dan penyajian hasil evaluasi dan koordinat 108o 40' - 110o 00' Bujur Timur dan 01o analisis data secara lengkap. 00' - 01o 45' Lintang Utara (Gambar 2). Secara Metode penyelidikan potensi air tanah yang administrasi pemerintahan, daerah penyelidikan ini dilaksanakan mengacu kepada Kepmen ESDM meliputi Kota Sambas, Kabupaten Sambas, dan se- Nomor 1451 K/10/MEM/2000 tentang Pedoman bagian Kabupaten Sanggauledo, termasuk wilayah Teknis Penyelenggaraan Tugas Umum Pemerin- Provinsi Kalimantan Barat. tahan di Bidang Pengelolaan Air Bawah Tanah. Daerah penyelidikan ini yang meliputi luas Peruntukan air bawah tanah secara berturut-turut kurang lebih 3.229 km2, sekitar 75% terdiri atas dat- berdasarkan prioritasnya adalah: air minum, rumah aran dengan elevasi rata-rata berkisar antara 0 - 50,0 tangga, industri, peternakan, pertanian, irigasi, per- m di atas permukaan laut (dpl) dan selebihnya secara tambangan, usaha perkotaan, dan untuk kepentingan setempat-setempat merupakan medan perbukitan lainnya. dengan elevasi sekitar 50 – 1200 m dpl. Potensi air tanah di cekungan air tanah Sambas, Provinsi Kalimantan Barat (R. S. Hidayat) 207

o o o o 108 30’BT 109 00’ 109 30’ 110o 00’ 110 30’ 111o 00’ BT 15’ LU 15’ 15’ LU 15’ o o 2 2

o 2o 00’ 2 00’

Cermai

Sekuyu Paloh

Sasak Sedaya o 1o 30’ 1 30’ Pampang Sejangkung SAMBAS Ledo Sentebang

Tebas Beramas

Pelanjau

Selakau Kedondong LEMBAR : 1417 SILUAS o 1o 00’ 1 00’ Sebakan

Balai Karangan Bengkayang Duwa Petunga Samalatan Serimbu Nayan Sei Raya Tanjung Beduai

Darit Sungai Duri Karangan Kembayan o 0o 30’ Sungai Kunyit 0 30’ Balai Sebut Toho Sidas Ngabang Bonti Mempawah Mandor Pahauman Sei Pinyuh Sosok

Bodok

SANGGAU Jungkat Semunta 00’ LS 00’ 00’ LS 00’ o o 0 0

KETERANGAN

Sungai U Batas wilayah kabupaten Jalan

Batas Negara Batas cekungan air tanah 0 10 20 30 40 Km

Gambar 2. Peta lokasi daerah penyelidikan Cekungan Air Tanah Sambas Kalimantan Barat.

Ta t a a n Ge o l o g i Satuan Morfologi Dataran Satuan morfologi dataran ini menempati sekitar Morfologi 60 % seluruh luas daerah penyelidikan. Ketinggian Morfologi daerah penyelidikan dibagi menjadi rata-rata kurang dari 50 m dpl. dan merupakan dua satuan yaitu Satuan Morfologi Dataran dan daerah endapan sungai dan rawa. Endapan sungai Satuan Morfologi Perbukitan (Gambar 3). menempati daerah bantaran banjir (flood plain), 208 Jurnal Geologi Indonesia, Vol. 3 No. 4 Desember 2008: 205-216

2 6 00 109 00’3 8 0 15’3 3 2 30’ 3 6 45’ 3 8 110 00’ 40 00 115 00’BT Tg Datu

U 2 00’LU B T 2 200 2 200

S Tg Api S. 5 0 5 10 15 20 25 30 Bantanan

G. ASUANISANG 2 0 G.BATU 2 0 K A L I M A T A N Tg Belimbing S.Paloh

45’ 45’ Liku G. BELAUTUNGGAL Daerah penyelidikan

L A U T C I N A S E L A T A N

Tanahitam

1 8 S.Bantanan 1 8 Bantanan Kalimantan Baharu S. Ngehana

Tg Bajung 30’ S.Bantanan 30’ Tanjungkolot Sendoyan G. Senujuh 1 6 1 6 Sebataan S.Sambas

Jambu

SAMBAS

Risau Semanggau Sendayung Siluas 1 4 1 4 15’ 15’ TEBAS Masang JUBA S KAPUAS

Tg Bila PEMANGKAT

Sanggoledo

G. Bengkawan Tg Gunung Dawor 1 200 1 200 Sungainyerah G. Angah G. SIMPADANG

Sungaidalung Batuajung

PETA MORFOLOGI DAERAH SAMBAS KALIMANTAN BARAT

Simbol Satuan Ciri Morfologi Peta Morfologi Litologi Tata Guna Lahan Elevasi(m aml) Pola Aliran Kemiringan

0 - 50 Sub dendritik 0% - 3% Pasir,lempung, Kebun, pesawahan, Pedataran kerikil pemukiman

50 - 1000 Batuan gunung api Semak belukar, ladang Perbukitan Dendritik 5% - 15% batuan terobosan pemukiman

Gambar 3. Peta morfologi daerah Sambas, Kalimantan Barat. sedangkan rawa meliputi daerah bagian pesisir barat, kebun campuran, dan pertanian berupa persawahan, utara, dan bagian selatan daerah penelitian. Mor- dan ladang. fologi ini ditempati oleh material lepas berukuran Daerah aliran sungai yang sebagian atau se- lempung hingga kerakal, hasil erosi sungai, yang luruhnya termasuk dalam satuan morfologi ini umumnya dimanfaatkan sebagai lahan permukiman, adalah Sungai Sambas Besar, Selakau, Bantanan, Potensi air tanah di cekungan air tanah Sambas, Provinsi Kalimantan Barat (R. S. Hidayat) 209

Tampanan, Empayang, Sentimo, Setatuk, Biang, sungai, dan rawa berupa lumpur, pasir, kerikil, dan Blang, dan Sungai Kumba. Proses erosi sungai yang sisa tumbuhan. Batupasir Kayan tersusun oleh terjadi sudah mengarah lateral, sehingga penampang batupasir kuarsa, serpih, batulanau, dan sisipan sungai menyerupai bentuk huruf U, serta alur sungai konglomerat berumur Tersier. Batuan Gunung Api yang berkelok-kelok. Mengingat proses tersebut, Niut yang terdiri atas basal dan andesit piroksen sungai-sungai yang mengalir pada morfologi ini berumur Tersier. Batuan terobosan yang terdiri atas sangat berperan dalam mengisi air tanah (influent diorit, dasit, andesit, dan granodiorit berumur Ter- stream). Pola aliran sungai di daerah morfologi ini sier. Granit Puch yang berupa granit dan andamelit adalah pola aliran anastomatik. berumur Kapur. Formasi Pedawan yang berumur Kapur tersusun oleh serpih, batupasir, batulumpur Satuan Morfologi Perbukitan karbonatan, sedikit sisipan batugamping, dan Satuan morfologi ini menempati daerah bagian malihan. Batugamping Bau berumur Jura berupa selatan, timur, dan barat laut, dengan luas sekitar batugamping berlapis. Kompleks Serabang yang 45 % daerah penyelidikan. Ketinggian berkisar berumur Jura dan telah mengalami pensesaran antara 50 – 1.275 m dpl. dan kemiringan lereng terdiri atas batuan ultramafik, gabro, basal malih, antara 2o - 60o. Puncak bagian selatan ketinggian- rijang spillit dan berasosiasi seperti bancuh dengan nya 800 m dpl., timur 425 m dpl., dan barat laut batusabak, filit, sekis, batupasir malih, dan batu- 1.275 m dpl. tanduk. Kelompok Bengkayang, yang juga berumur Batuan penyusun morfologi ini, terdiri atas Jura, terdiri atas batupasir, batulempung, batulanau, batuan gunung api, batuan terobosan, sedimen, dan konglomerat, serpih, batupasir tufan, tuf, dan gra- batuan malihan berumur Tersier. Batuan tersebut nodiorit. Batuan Gunung Api Sekadau berupa basal, telah mengalami proses tektonika yang mengaki- dolerit, andesit, tuf, breksi, dan aglomerat, berumur batkan terjadinya struktur lipatan dan sesar. Trias. Formasi Seminis terdiri atas batusabak, filit, Secara umum, aliran sungai-sungainya mem- dan batupasir malih. perlihatkan pola dendritik dengan lembah sebagian berbentuk huruf V, yang menunjukkan bahwa Curah Hujan dan Suhu Udara proses erosi ke arah vertikal masih berlangsung Data curah hujan tahunan di daerah penyelidik- dan sungai-sungai tersebut airnya dipasok oleh air an (BPS Sambas, 2005) berkisar antara 2.737 tanah (effluent stream). sampai 3.050 mm/tahun atau rata-rata tahunan Daerah morfologi ini, sebagian merupakan sebesar 2.893 mm/tahun dengan rata-rata bulanan daerah akumulasi air tanah dan sebagian merupa- sebesar 241 mm/bulan. Bila curah hujan ini jatuh kan daerah imbuh air tanah bagi wilayah yang ada di atas daerah Cekungan Air Tanah (CAT) Sambas di bawahnya. Kualitas, kuantitas, dan kedalaman dengan luas sekitar 3.229 km2 atau 3.229 juta m2 air tanah di daerah ini bervariasi. akan diperoleh debit curah hujan sekitar 778.189 Peruntukan lahan pada morfologi ini sebagian juta m3/tahun. besar masih berupa hutan lebat dan belukar, se- Distribusi curah hujan per bulan umumnya bagian kecil sudah dipakai sebagai perkebunan > 100 mm (bulan relatif basah). Data ini juga dan perladangan. mencerminkan daerah penyelidikan umumnya ber- iklim relatif basah (Stasiun Meteorologi Sambas). Stratigrafi Besarnya intensitas hujan (curah hujan dibagi hari Secara litostratigrafis, daerah penyelidikan hujan) di daerah penyelidikan, yakni berkisar dari menurut jenis dan umur batuannya dapat dikelom- 8,2 sampai 24,6 mm/hari atau rata-rata sekitar 15,9 pokkan menjadi tiga satuan, yakni Endapan Aluvium mm/hari. Suhu udara bulanan di daerah penyelidik- Kuarter, Batuan Sedimen Tersier, serta Batuan Beku an berkisar dari 26,12 sampai 27,200 C. dan Malihan Pratersier. Masing-masing satuan batuan tersebut yang ter- Evapotranspirasi saji dalam Gambar 4 (Rusmana dan Pieters, 1993), Evapotranspirasi (evapotranspiration) adalah dari muda hingga tua dapat diuraikan seperti berikut: proses kembalinya air ke udara yang disebabkan Endapan aluvium yang terdiri atas aluvium pantai, oleh penguapan yang berasal dari permukaan tanah 210 Jurnal Geologi Indonesia, Vol. 3 No. 4 Desember 2008: 205-216

2 6 00 109 00’ 3 8 3 0 15’ 3 2 30’ 3 6 45’ 3 8 110 00’ 40 00 115 00’BT

2 00’LU

110 15 BT

2 200 U 2 200 Qc

Qa B T Qc

Qa S

5 0 5 10 15 20 25 30

Qc

2 0 2 0 JKls JKls Qa

45’ 45’ Qc TKk K A L I M A T A N TKk G. BELAUTUNGGAL

JKls Kup L A U T C I N A S E L A T A N Qa TKk Daerah penyelidikan

1 8 1 8 Tanahitam TKk Kalimantan Baharu Qc S.Tampapan

JKLs Qa

30’ Qa 30’

S.Bantanaan JKLs Tanjungkolot Sendoyan JKLs 1 6 G. Senujuh TKk 1 6 TPn

Sebataan Qa Qa TKk Qa Qc Qa SAMBAS TKk TRJl TKk Risau

Qa Toms Qa Kp TRJl PZRs TRjb KpSiluas 1 4 Qa 1 4 15’ Qc Qa 15’ Kp Toms TEBAS PZRs Masang Kp JUBA S KAPUAS Tpn PEMANGKAT TKk Qc TRjb Qa TRjb TRjb Sanggoledo PZRs Kp TKk Tpn PZRs Toms Toms G. Bengkawan 1 200 Dawor Tpn 1 200 Sungainyerah Qa TRjb Toms G. Angah Kp TKk Kp TPn Tpn Qa G. SIMPADANG TRjb TKk PZRs Toms TKk Tpn Kp Sungaidalung TRjb TRUsk TRjb Batuajung

2 6 00 109 00’ 3 8 3 0 15’ 3 2 30’ 3 6 45’ 3 8 110 00’ 40 00 115 00’BT

KETERANGAN Komplek Serabang : Batu ultramafik,gabro,basal malih Qa Endapan aluvial dan rawa : Lumpur, pasir,kerikil, JKLs TOPOGRAFI sisa tumbuhan rijang,sepilit berasosiasi seperti bancuh Sungai Endapan litoral : Lumpur, pasir,kerikil, setempat TRjl Granodiorit Jaboy : Biotit granodiorit terutama kuarsa majemuk Qc gampingan sisa tumbuhan Jalan raya Batuan Gunungapi Sebadau : Basal,dolomit, andesit, Tpn Batuan Gunungapi Niut : Basal, andesit piroksen TRusk tuf,breksi aglomerat Batas Negara Batuan Terobosan Sumatang : Diorit, dasit, andesit, TRjb Kelompok Bengkayang : Batu pasir, batu lumpur, batu lanau, Toms gramodiorit konglomerat,serpih batu pasir tufan Sesar Batuan pasir Kayan : Batupasir kuarsa, serpih, batu lanau, PZRs Formasi Seminis : Batusabak, filit,batupasir malih TKk dan sisipan Formasi Pedawan : Serpih, batu pasir, batu lumpur karbonan, Kup Granit Kueh : Granit adomelit Kp sedikit sisipan batu gamping

Gambar 4. Peta Geologi daerah Sambas - Siluas, Provinsi Kalimantan Barat (Rusmana & Pieters, 1993).

(sungai, danau) dan tumbuh-tumbuhan. Proses lebih kecil dari evapotranspirasinya, maka nilai serupa namun hanya berasal dari tubuh air (water evapotranspirasi yang dipakai adalah sebesar body) atau permukaan tanah tanpa tetumbuhan curah hujan itu sendiri. disebut evaporasi (evaporation). Jumlah uap Hasil penghitungan menunjukkan ETp bulanan air yang kembali ke udara tersebut merupakan rata-rata antara 124 – 151 mm dan ETp tahunan komponen pengurang (losses) yang berpengaruh mencapai 1.524 mm. Sementara itu, dari besarnya terhadap terbentuknya air tanah. Perhitungan evapotranspirasi nyata (actual evapotranspira- evapotranspirasi potensial (potential evapo- tion, ETa) bulanan terhitung antara 9,55 – 235,15 transpirasition, ETp) dilakukan dengan metode mm dan ETa tahunan yang mencapai 1.328 mm Emaruchi (1984). dalam luasan 13.400 km2 akan menghasilkan Perhitungan evapotranspirasi nyata atau hujan volume evapotranspirasi nyata (hujan efektip) efektif didasarkan pada selisih antara curah hujan sebesar 17.795 juta m3/tahun (sekitar 45 % total dan evapotranspirasi potensial. Bila curah hujan hujan). Potensi air tanah di cekungan air tanah Sambas, Provinsi Kalimantan Barat (R. S. Hidayat) 211

Penduduk dan Kebutuhan Air Bersih Konfigurasi Sistem Akuifer Mata pencaharian penduduk umumnya bertani, Evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui berdagang, dan bekerja di pertambangan. Ber- sebaran lateral dan vertikal serta dimensi sistem dasarkan hasil sensus penduduk (BPS Sambas, akuifer dan nonakuifer yang merupakan suatu wadah 2005), daerah Kabupaten Sambas dengan luas atau media tempat air bawah tanah tersimpan dan daerah sekitar 6.395,70 km2, dihuni oleh 494.613 mengalir. jiwa, dengan tingkat kepadatan penduduk secara Evaluasi konfigurasi sistem akuifer di daerah keseluruhan adalah 77 jiwa/km2 atau 2.688 jiwa/ penyelidikan yang mencakup sebaran lateral dan desa. vertikal adalah sebagai berikut: Kabupaten Sambas meliputi enam belas keca- matan. Kecamatan Pemangkat merupakan kawasan Sebaran Lateral Akuifer dengan tingkat kepadatan penduduk tertinggi yaitu Secara lateral, berdasarkan keterdapatan air ta- 308 jiwa/km2, sedangkan Kecamatan Sajingan nahnya, sistem akuifer daerah penyelidikan dikelom- Besar merupakan daerah dengan tingkat kepadatan pokkan menjadi dua sistem. Pertama, sistem akuifer penduduk terendah, yaitu 6 jiwa/km2. Adanya per- dengan aliran air tanah melalui ruang antarbutir, bedaan tingkat kepadatan penduduk pada tiap ke- sebarannya menempati satuan morfologi dataran camatan ini tentunya berkaitan erat dengan adanya sebagian Kecamatan Jawai sekitar Desa Parit Kunasi, lahan pertanian serta ketersediaan sumber daya air Palimpaan, dan Tamang; sebagian Kecamatan Teluk yang dapat dimanfaatkan, baik untuk keperluan Keramat sekitar Desa Danau, Kolam Pecah, dan rumah tangga, rumah makan, penginapan maupun Pangkalan Barang; sebagian Kecamatan Sejangkung, keperluan pengolahan pertanian. sekitar Desa Duren, Selamer, danTangga Ama; serta Kebutuhan air domestik di Kabupaten Sambas sebagian Kecamatan Sekura, sekitar Desa Bogam, dan sekitarnya diperhitungkan berdasarkan jumlah Sekura, Tanjung Bandang, dan Tebing Dayak. Kelu- penduduk dan tingkat pertumbuhannya, dikaitkan lusan umumnya sedang sampai tinggi. dengan perencanaan air baku untuk domestik dengan Kedua, sistem akuifer dengan aliran air tanah asumsi kebutuhan 100 l/orang/hari (National Water melalui rekahan terdapat di daerah morfologi per- Resources Council, Republic of The , bukitan agak curam dengan litologi akuifer disusun 1980). oleh batuan sedimen padu, batuan malihan, dan Berdasarkan data tersebut di atas, kebutuhan air batuan vulkanik. Lokasi penyebaran di sebagian bersih minimum daerah Kabupaten Sambas pada Kecamatan Sanggau Kota, yakni sekitar Desa Eng- tahun 2005 dengan jumlah penduduk 494.613 jiwa kanang dan Desa Plangsor; sebagian Kecamatan adalah 49.461,3 m3/hari, yang saat ini telah di- Siluas, sekitar Pahang, Desa Pareh, dan Desa Seja- upayakan untuk dipenuhi oleh Perusahaan Daerah ran. Kelulusan rendah. Air Minum (PDAM) dari sumber air baku di Sungai Sambas dan Danau Sebedang yang berkapasitas Sebaran Vertikal Akuifer 100 l/detik, sehingga terdapat defisit 445.152 m3/ Sebaran vertikal sistem akuifer di daerah penye- hari. Selain pemanfaatan air permukaan tersebut, lidikan diperoleh dari data kedudukan permukaan air umumnya pemanfaatan air tanah dilakukan oleh tanah bebas, yang diperoleh dari hasil pengukuran penduduk melalui sumur gali dan pengeboran air sumur gali penduduk terpilih, sedangkan data li- tanah. tologi bawah permukaan diperoleh dari penampang sumur bor, pendugaan geolistrik, dan tataan geologi wilayah. Hi d r o g e o l o g i Hasil analisis data kedudukan permukaan air tanah yang memberikan gambaran tentang batas atas sistem Dalam pengelompokan satuan hidrostratigrafi, akuifer adalah sebagai berikut: beberapa satuan batuan dapat digabungkan menjadi a). Di daerah dataran yang disusun oleh endapan satu satuan hidrostratigrafi atau satuan batuan dapat aluvium, kedalaman permukaan air tanah teru- dibedakan menjadi unit akuifer dan nonakuifer (Sea- kur antara 0,1 sampai 1,4 m di bawah muka ber, 1988; vide Anderson, 1993). tanah setempat (bmt), dengan fluktuasi permu- 212 Jurnal Geologi Indonesia, Vol. 3 No. 4 Desember 2008: 205-216

kaan air tanah umumnya kurang dari 1 m. Di daerah Kecamatan Tebas terdapat tiga sumur b). Di daerah perbukitan yang disusun oleh satuan bor, yaitu sumur EP-06, EP-17, dan EP-18, masing- batuan beku dan batuan malihan, kedudukan per- masing dengan kedalaman sumur 78 m, 97 m, dan 88 mukaan air tanah terukur terletak di kedalaman m bmt. Data pemboran menunjukkan bahwa batuan antara 0,4 sampai 11,28 m, dengan fluktuasi per- yang menutupi daerah ini berupa lempung, lempung mukaan air tanah umumnya kurang dari 2 m. pasiran, dan pasir kuarsa. Akuifer yang terdapat pada lapisan pasir kuarsa, kedalamannya antara 10 – 47 m, Parameter Sistem Akuifer 7 – 33 m, dan 13 – 41 m bmt, dan lapisan ini menipis Nilai parameter sistem akuifer yang meliputi koe- ke arah selatan. Batuan dasar akuifer ini adalah batu fisien kelulusan (Coefficient of permeability, )K dan sabak. Debit Jenis (Qs) berkisar antara 0,20 – 0,26 keterusan (transmissivity, T) diperoleh dengan cara l/det/m; Transmisivity (T) antara 215 – 318 m2/hari; menghitung nilai rata-rata harmonik (harmonic mean) dan Debit Optimum (Qopt) berkisar antara 8,4 – 9,6 sistem akuifer tersebut berdasarkan data penampang l/det yang dikategorikan berpotensi sedang. litilogi sumur bor yang mencakup ketebalan serta nilai Daerah Kecamatan Pemangkat diwakili satu K lapisan akuifer dan nonakuifer hasil pengujian. Jika sumur bor yang berlokasi di Desa Parit Jawi dan Pen- pada lapisan akuifer dan nonakuifer tertentu tidak jajab (sumur E-16) dengan kedalaman masing-masing tersedia data nilai K hasil pengujian, nilainya ditentu- 122 m dan 91 m bmt. Batuan penyusunnya terdiri atas kan berdasarkan metode deduksi. Perhitungan nilai K lempung, pasir lempungan, pasir halus – kasar, dan sistem dilakukan dengan persamaan Todd (1980). batu lempung. Kedalaman akuifer pada sumur E-16 Dari empat belas lubang pengeboran air tanah berkisar antara 15 – 19 m dan 27 – 40 m bmt. Debit berdiameter 8 inci yang pernah dilakukan, hanya Jenis (Qs) 0,12 l/det/m; Transmisivity (T) sekitar 146 enam sumur yang ada data tertulisnya, sedangkan m2/hari, dan Debit Optimum (Qopt) mencapai 3,6 l/ data sumur lainnya kurang lengkap. Sumur yang det (< 10 l/det = potensi sedang). datanya lengkap dan digunakan dalam analisis pada penyelidikan ini adalah: Sumur E – 19 dan E – 20 Kuantitas Air Tanah di Kecamatan Sambas; E – 06, E – 17 dan E – 18 Kuantitas air tanah dipengaruhi oleh jenis dan sifat di Kecamatan Tebas; serta E – 16 di Kecamatan fisik batuan (kesarangan dan kelulusan batuan), mor- Pemangkat. Batuan yang menutupi daerah ini, dari fologi, curah hujan, dan tutupan lahan. Karena adanya atas ke bawah, terdiri atas lempung, lempung pasiran, perbedaan faktor-faktor tersebut, sebaran kuantitas air dan pasir kuarsa. Debit Jenis (Qs) berkisar antara tanah di daerah penyelidikan tidak merata. 0,30 – 0,70 l/det/m. Transmisivity (T) berkisar antara Perhitungan kuantitas air tanah di daerah penye- 130 – 499 m2/hari, dan Debit Optimum (Qopt) 5 – 7 lidikan, dilakukan terhadap jumlah imbuhan air tanah l/det dikategorikan sebagai berpotensi sedang. Sumur bebas secara vertikal (vertical groundwater recharge) dengan debit optimum < 5 l/det berpotensi rendah dan yang dihitung dengan metode estimasi kuantitatif > 10 l/det berpotensi tinggi. (quantitative estimation) (Haryadi drr., 2003). Hasil Daerah Kecamatan Sambas dan Kartiasa diwakili perhitungan dengan metode tersebut menunjukkan oleh dua lubang sumur, yaitu sumur E-19 dan E-20 jumlah imbuhan air tanah di daerah penyelidikan dengan kedalaman masing-masing 95 m dan 136 m mencapai 1.477,7 juta m3/tahun. Di daerah yang di- bmt. Batuan yang terdeteksi dari atas ke bawah terdiri tutupi oleh endapan aluvium, ketinggiannya 0 – 50 atas lempung, lempung pasiran, pasir halus – sedang, m, RC sebesar 15 %, P sebesar 3.050 mm/tahun, dan dan pasir kuarsa. Akuifer yang kedalamannya ber- luas imbuhan sekitar 3.230 km2. Jumlah imbuhan air variasi antara 24 – 33 m, 39 – 45 m, 30 – 60 m, 66 – 72 tanah pada endapan aluvium adalah sebesar 1.174,4 m, dan 78 – 84 m bmt, lapisannya menebal ke arah juta m3/tahun, sedangkan jumlah imbuhan di daerah timur - selatan. Batuan dasar ini terdiri atas batuan perbukitan mencapai 303,3 juta m3/tahun. malihan dan batupasir. Debit Jenis (Qs) berkisar antara 0,08 – 0,2 l/det/m; Transmisivity (T) berkisar Kualitas Air Tanah antara 103 – 258 m2/hari, dan Debit Optimum (Qopt) Untuk mengetahui kualitas air tanah di daerah mencapai 2 – 7 l/det yang dikategorikan berpotensi penyelidikan, telah diambil dua puluh lima percon- sedang - rendah. toh air tanah bagi keperluan analisis sifat kimia dan Potensi air tanah di cekungan air tanah Sambas, Provinsi Kalimantan Barat (R. S. Hidayat) 213 fisika airnya di Laboratorium Air, Pusat Lingkungan Berdasarkan perbandingan hasil analisis kimia Geologi (PLG), Bandung. Parameter kimia penentu percontoh air tanah, baik data primer maupun data yang digunakan untuk menentukan tingkat potensi sekunder, terhadap baku mutu kualitas air tersebut, air tanah dalam, bagi keperluan air minum disajikan ternyata air tanah akuifer tak tertekan maupun pada Tabel 1. Berdasarkan kriteria kualitasnya, air akuifer tertekan di daerah pemetaan umumnya tanah daerah penyelidikan dibedakan menjadi dua memenuhi baku mutu kualitas air minum, yakni kelas sebagai berikut: di samping mengandung ZPT < 1000 mg/l, juga • Baik, jika kadar unsur/senyawa kimia penentu kandungan Cl < 55 mg/l, dan harga Daya Hantar kualitas air tanah sesuai dengan ketentuan stan- Listrik (DHL) rendah yang berkisar antara 42 – 500 dard kualitas air minum (Tabel 1). umhos/cm. Di daerah sekitar Selakau, DHL berkisar • Jelek, jika kadar unsur/senyawa kimia penentu antara 900 – 11.000 umhos/cm. Derajat keasaman kualitas air tanah tidak sesuai dengan ketentuan (pH) percontoh yang dianalisis menunjukkan bahwa standard kualitas air minum (Tabel 1). umumnya air tanah bersifat asam, yakni pH 3 – 6. Sementara itu, hasil perhitungan menunjukkan nilai Tabel 1. Parameter Kimia Penentu Kualitas Air Tanah untuk parameter sistem akuifer di daerah penyelidikan Air Minum adalah seperti terlihat pada Tabel 2.

Unsur Fisika Batas Maksimum yang No dan Kimia Diperbolehkan 1. PH 6,5 - 8,5 Po t e n s i Ai r Ta n a h 2. ZPT / TDS 1000 mg/l 3. Fe 0,3 mg/l Penilaian tingkat potensi air tanah di daerah pe- 4. Mn 0,1 mg/l nyelidikan, yang berbasis skala 1:100.000, dilakukan 5. Na 200 mg/l secara terpisah antara sistem akuifer tak tertekan dan 6. Cl 250 mg/l akuifer tertekan. Sistem akuifer ini dapat dibedakan 7. SO 250 mg/l 4 menjadi tiga kriteria (Tabel 3). 8. NO 3 mg/l 2 Atas dasar hal tersebut, di daerah penyelidikan 9. NO 50 mg/l 3 terdapat tiga wilayah potensi air tanah seperti yang diuraikan berikut ini (Gambar 5). Tabel 2. Nilai Parameter Akuifer Tertekan Debit Kedudukan Keterusan Debit Jenis Sumur Lokasi Kedalaman Optimum Akuifer Litologi T Qs (Kecamatan) (m) Qopt (mbmt) (m²/hari) (l/det/m) (l/det) E-19 Sambas 95 - 136 24 - 33 E-20 34 - 45 pasir halus 103 - 258 103 - 258 2,0 -7,0 39 - 45 30 - 60 66 - 72 78 - 84 EP-06 Tebas 78 - 97 13 - 17 pasir kasar 215 - 318 0,20 - 0,26 8,4 - 9,6 EP-17 EP-18 EP-16 Pemangkat 99 -122 15 -19 pasir halus 146 0,12 3,6 27 - 40

Tabel 3. Matriks Tingkat Potensi Air Tanah Untuk Air Minum Kualitas Kuantitas Memenuhi persyaratan Tidak memenuhi persyaratan air minum air minum (Kepmenkes RI, 2002) (Kepmenkes RI, 2002) Tinggi Qopt = > 10 l/dtk Tinggi Sedang Qopt = 2 – 10 l/dtk Sedang Nihil Rendah Qopt = < 2 l/dtk Rendah 214 Jurnal Geologi Indonesia, Vol. 3 No. 4 Desember 2008: 205-216

2 60000 mT (E) 2 70 109 00’ 2 80 2 90 3 00 15’ 3 10 3 20 3 30 30’ 3 40 3 50 3 60 45’ 3 70 3 80 3 90

G. MELINTANG

Nibung

S. BatangAyer

G. KERANJI 90000 mU(N) S. Seputeh Besar 1 Luba POTENSI AIR TANAH 90000 mU(N) 1 Tanjung Wilayah potensi air tanah tak-tertekan sedang G. TANAH MERAH G. TAIDI dan air tanah tertekan tinggi 25

- Teberai 1 Pandam 80 25 Tapang 1 80 S. Manas Wilayah potensi air tanah tak-tertekan rendah Tanah Silam Sajingan Baharu dan air tanah tertekan sedang G. SETAAP

S.TampapanNanung G. NOMING Kalimantan G. DINDER G. SNIPIS Wilayah potensi air tanah rendah pada air tanah Ngehang Haur tak-tertekan dan air tanah tertekan 25 200 G.SEBUNGA Baharu MALAYSIA Perigi Agung Tabing Dayak Lubuk Beka Tumpuk Baharu U 100 Nihil Tanjung Bendang G. NANGUH S.Berjongkong

Meranti Bungan Mengkawang S. Serabung Puduk Kerti Pandan Parit 1 Pulo Gading Dulai B T 70 Tanjung Latu 1 70 Pendahan Jambu Lubuk Bendang Baharu 25 se Dayu Tg Bajung Adun Bambangan Sayung Llir Sekura S. Terumai S. Lempak S Lubuk Duyung Tanggo Amas Pogopuk 30’ Sebadi B Skala 1: 100.000 30’ Mengkajar S. Riu empat Selubung Saga Kolam pecah Kelumpang 0 4 8 Km Kiu Tiga Tanjungsarau Pering Neklebar

Kiu Dua P. sakura Mensungai S. Bantanan

S. Senebi Madura Telukkalang Perigiparik Nibung pugu S. rakit samping Tanjungkolot Kembayat Sersang Adm Kecamatan Sejangkong Bitah Nawangrimba Disusun oleh : Robi.S.Hidayat Sendoyan S. Sendoyan G. Senujuh S. Semayung SEJANGKUNG Parit Sekanan BANDUNG, 2007 Bukitpiantu Bakung TELUK KERAMAT SEKURA Durian S. Seburat Sendoyan s. danuu Nadar SendoyanS. Senjujuh Danuu Perigilanggar Sekanan Kantan 1 Madura 1 60 Sajangkobalai S. Semayang 60 G. Senujuh Sajinganilir SEJANGKONG Rasua G. UNDAN S. Buta S. Mutus S. Sambas Perigibengaran G. Kalimau Sekeduk G. RAYA S Sikumba Sebataan

Setelik ulu BT. BESI S. Sambas Sebelitak Sebatang Terusan Baru Bengang Panabalan Bantian Kuayan Segerunding Medang Sejuwah Jirak Tengguli S I L U A S Terusan Sempalik Pareh A Mansemat S. Kubah Kubung P. Bungin I Pahang Tamang Selimban Pahang Kuala Sebambang Parit Kuala 1S. Sebelitak Kartiasa

Sentimok Sekejau Semberang Kumba Simpang kiri Lorong 25 S. Pelimpaan Lamnak Jagoi Belida SenyawanSAMBASKeranji Separan Pelimpaan Tanjungrasau Jagoi Risau JAWAI 25 S. Sendawa Sekayung S. Ensmat Taman P. Bungin II Saing Sukaramai Pangkalan jawa S. Sembuyu besar Jagoi Sajare 25 Parit S. baru SILUAS Parit Kanasi S. Baru Perasa Temiang 1 50 S. Bakau S. Tebarau Sabuk 1 50 Bakau Saing II Sejarau

Tempukung Tanggamas S A M B A S Jagoi Babang G. JAGUI S. Bunbang S. Sikatut Sungai baru Sebatan I S. Sambas kecil Lumbang Nyingin Paum2 Risau S. Layar Baharu S. Sentebang SAMBAS Adm Kecamatan Sambas Laut cina selatan Jagoi Take S. Cebela Segawang tengah Lumbang Penyengat SENTEBANG Sebatan II Risau

Paritserang Dungunlaut Paum S. Dungun TEBAS S. Semanggau SANGGAU Pisang Sengawanghilir Rantaupanjang I G. BRUNAI Sekenang Satai 25 G. BRUNAI Bukit Jawai Matangkuwang Sempadian I Kotabangun Sebawi B Segaralimus S. Sambas besar Sebatu II S. Sebatu Tanjungbuluh B Sepuk I S. Sabang MatangsuriSuahapi Sebawi A Siluas S. Semangkau SILUAS Tamberau Parigilajak S. Sambas kecil Matangkuwang II S. Parang S. Tekarang G. Sepuk S. Seminis 1 40 Parangaji 1 40

Semperiuk A Sebawi S. S. Merabi Terusan S. Batang Tekarang Sebedang Matang taraf Segarauparit Mensabu SANGGAU LEDO Sarilaba B Sebaranparit Sempalai lapong D. Sebedang Pidi G. Damar Sepandak

Sempalat 15’ Sei Siapin Suhapi G. TEMIYANG Simpangtrimulya JAWAI Sungaibatang Merampai bawah Segorong Sabaran Merampai Sumberrejeki Sei Semparuk Semparu S A M B A S G. MAJAU Engkanang Masang Kalangbau Sei Singabang Merampai Sei Batang Tebas Arang Plangor

L A U T C I N A S E L A T A N Batang S. TEBAS Semparuk Tebas Sungai Kalangbau SAMBAS Sapak Hilir Karangsari S Sei Tebas Batu Ahin Pejampih Muara Perikanan Sei Semparu Sei Sebawi Arga Putingbeliung Sei Peresa Piju Baru Piju Lama S. Perapakantanjung Sei Parakan hulu Sungaibiang Bukitindah Sei Sintalek Pura Bukitpermai Daan Muara Sambas Enggadang KECAMATAN SAMBAS Margautama S.Turi Semparu Sei Buluh Enggadang G. Tanjungbatu Sebalos 1 Banjar 30 G. RINGGIT Sumbermakmur Minsu Raharja 1 30 Tanjung Bila Paratanbesi G. GURUK Pembangunan Sempuring Kelambu Enggadangserdang G. KERENSUMA G. KERENSUNA Sapak Hulu Sidang Girimulyo Param Nusantara Sababa (Nanak) G. SEKADAU PT. Mitra Inti Sejati Plantation Malo Muara Kaduk Teluk Piyai PEMANGKAT Mantibar ( PT. Mist ) Sebujit

Parit Yusep Sejahtera Sepinggan Sababa (Semparuk) Sungai Tubala G. Gajah Lakun Lakun Balai Gemurah JELUTUNG Duginang Parit Pancur Sei Sebangkau Pakongsi Seilakum S. Sebatuan Sepinggan gelik Penabahan Palai B Serunai Tumpak Sanggoledo Melayang G. KENCI PT. Mitra Inti Sejati Plantation Sei Cisuke ( PT. Mist ) Simpangempat Sei Sebangkau G. TEMBERAU Raminjadi Bagak Soleh Sungai Anau Tamong Tebingbuluh Sembudinghilir Sebaho Panda Tebingbuluh Sungaitanam Sei Uba besar Romo PT. Mitra Inti Sejati Plantation JawaJawa Sungaitana Sodong Tengah Upt 34 Mensade Panjak G. PELANJAU Sekayam Sutera Rambai S.Sebangkau Seradi Serunaiparit Sodong Ulu Selindung Lubuk ubah Sejadis PandaPanda Muara Sebangkau Sejajah Sebakul Airterjun KECAMATAN TEBAS Serunaitumpal Sei Buduk Tebuahseraup Segunde Nibung Batukura Paritlintang Nipo Sei Sintangan G. Bengkawan Bt. Tanjunggunung G. SERINDUNG SegundeSegunde Suradibaru Elokasam Kandasan Bt. Batulangkah Tebuahsunggun Setiabudi 1 20 Sentalang Komplek LANUD 1 T E B A S PENAMPANG HIDROGEOLOGI 20 Tg Gunung Setiabangun Eloksempita KandasanKandasan Dawor Paritlintang MarongMarong Sei Bakung Kedondong Siatung Bentuni Seranggan Merus Lalang Skala Vertikal 1 : 50.000 Sungainyerah Sempauk KUALA Danau Selakau tua Skala Horizontal 1 : 100.000 S. SelakauNahoda Gili G. Angah

Simpadang Setiakarya Setiausaha Tubung Selakau Selakau muda Selangkin Hilir G. MERIBAS Terusan Gentung G. Sekunang Jelatang Pangkalan Bemban Daerah Lepasan ( m ) ( m ) S. Bantanaan Daerah Imbuhan G. DADA KayuanakKayuanak Dawar Sei Betung Semawing Silabat 500 500 Balai Beniyang SangatrasSangatras Semadum G. Sungairusa G. SIMPADANG S E L A K A U G. UPU G. SIMPADANG G. SILIBUT A0 0 B Pulaunangka Sungairubak Sei Simpadang Laik S. Dalung G. MELAYANG Daunseragau Belatik Utara Bumbung 500 500 Sempila S. Daun Sei Selakau G. PENEGET Sungaidalung KECAMATAN SAMALANTAN KECAMATAN LEDO Batuajung Belatik Selatan

Semalangi Sei Selakau ` G. KABANG 1 10 S. Semelagi 1 10 2 60000 mT(E) 2 70 109 00’ 2 80 2 90 3 00 15’ 3 10 3 20 3 30 30’ 3 40 3 50 3 60 45’ 3 70 3 80 110 00’

Gambar 5. Peta potensi air tanah daerah Sambas - Siluas.

Wilayah Potensi Air Tanah Tinggi Pada Akuifer 0,30 - 0,36 l/dt/m, dan debit optimum sumur (Qopt) Tertekan 10,5 - 16,8 l/dt. Wilayah potensi air tanah ini, terdapat di bagian tengah daerah penyelidikan yang termasuk di dalam Wilayah Potensi Air Tanah Sedang Pada Akui- morfologi dataran. Daerah ini meliputi sebagian Ke- fer Tertekan camatan Jawai sekitar Desa Parit Kunasi, Palimpaan, Wilayah potensi air tanah ini, sebagian terdapat dan Tamang; sebagian Kecamatan Teluk Keramat di daerah morfologi dataran dan kaki perbukitan sekitar Desa Danau, Kolam Pecah, dan Pangkalan landai - miring dengan litologi akuifer disusun Barang; sebagian Kecamatan Sejangkung, sekitar oleh endapan rawa dan sungai. Daerah ini meliputi Desa Duren, Selamer, dan Tangga Ama, dan se- sebagian Kecamatan Sambas sekitar Desa Tamang, bagian Kecamatan Sekura, sekitar Desa Bogam, Sekayung, dan Tanah Silam; sebagian Kecamatan Sekura, Tanjung Bandang, dan Tebing Dayak. Tebas, sekitar Dusun Sepuk I, Sebawi, Sempalat, Parameter akuifer tak tertekan pada wilayah ini Sebedang, Baharu, dan sebagian Kecamatan Pe- adalah kedalaman dasar akuifer antara 5 - 30 m bmt, mangkat. kelulusan (K) hasil uji pemompaan sekitar 8,6 x 10-1 Parameter akuifer tak tertekan pada wilayah ini, m/hari, keterusan (T) sekitar 17 m2/hari, kedalaman kedudukan dasar akuifer 10 – 20 m bmt, kelulusan permukaan air tanah antara 0,2 - 2 m bmt, debit jenis (K) 0,8 m/hari, keterusan (T) 15,6 m2/hari, kedala- sumur (Qs) sekitar 0,17 l/dt/m, dan debit optimum man permukaan air tanah antara 0,2 - 0,5 m bmt, sumur sekitar 2,5 l/dt. debit jenis sumur (Qs) 0,07 l/dt/m, dan debit opti- Parameter akuifer tertekan, kedudukan dasar mum sumur 1,4 l/dt. akuifer antara 50 - 150 m bmt, kelulusan (K) 6 - 8,6 Parameter akuifer tertekan, kedudukan dasar m/hari, keterusan (T) 430 - 370 m2/hari, permukaan akuifer 40 - 50 m bmt, kelulusan (K) 4 – 8,6 m/ air tanah statis 1 - 1,2 m amt, debit jenis sumur (Qs) hari, keterusan (T) 103 - 449 m2/hari, permukaan Potensi air tanah di cekungan air tanah Sambas, Provinsi Kalimantan Barat (R. S. Hidayat) 215 air tanah 0,5 – (+ 2) m amt, debit jenis sumur (Qs) 2,5 l/dt dengan kedalaman sumur sekitar 30 0,08 – 0,7 l/dt/m, dan debit optimum sumur (Qopt) m bmt. Qopt pengambilan air tanah tertekan 3,6 – 7,7 l/dt. sekitar 13,5 l/dt dengan kedalaman sumur sekitar 150 m bmt Wilayah Potensi Air Tanah Rendah Pada Akui- b) Wilayah potensi air tanah sedang pada akui- fer Tertekan fer tertekan, meliputi sebagian Kecamatan Wilayah potensi ini umumnya terdapat di daerah Sambas, sekitar Desa Tamang, Sekayung, morfologi perbukitan agak curam dengan litologi dan Tanah Silam; sebagian Kecamatan akuifer disusun oleh batuan sedimen padu, batuan Tebas, sekitar Desa Sepuk I, Sebawi, Sem- malihan, dan batuan vulkanik. Lokasi penyebaran, palat, Sebedang, dan Baharu; serta sebagian sebagian Kecamatan Sanggau Kota, sekitar Desa Kecamatan Pemangkat. Qopt pengambilan Engkanang dan Plangsor; sebagian Kecamatan Si- air tanah tak tertekan bervariasi dari 1,4 l/ luas, sekitar Pahang, Desa Pareh, dan Sejaran. dt dengan kedalaman sumur 10 – 20 m bmt. Parameter akuifer tak tertekan pada wilayah ini, Qopt pengambilan air tanah tertekan 3,5 – kedudukan dasar akuifer 5 – 10 m bmt, kelulusan 7,7 l/dt dengan kedalaman sumur sekitar 90 (K) 8.10-2 – 0,2 m/hari, keterusan (T) 8,6 – 0,8 m2/ m bmt. hari, kedalaman permukaan air tanah 0,5 - 4 m bmt, c) Wilayah potensi air tanah rendah pada akui- debit jenis sumur (Qs) 0,2 l/dt/m, dan debit optimum fer tertekan menempati sebagian Kecamatan sumur 0,3 l/dt. Sanggau Kota, sekitar Desa Engkanang dan Parameter akuifer tertekan, kedudukan dasar Plangsor; sebagian Kecamatan Siluas, seki- akuifer 50 m bmt, kelulusan (K) 30.10-2 – 0,5 m/ tar Pahang, Desa Pareh, dan Sejaran. Qopt hari, keterusan (T) 86 - 95 m2/hari, kedalaman per- pengambilan air tanah tak tertekan sekitar mukaan air tanah 0,5 - 4 m bmt, debit jenis sumur 0,2 l/dtk dengan kedalaman sumur berkisar (Qs) 0,7 – 0,8 l/dtk/m, debit optimum sumur 2 - 4 antara 5 - 10 m bmt. Qopt pengambilan air l/dtk. tanah tertekan 2 – 4 l/dt dengan kedalaman sumur sekitar 50 m bmt. 2. Peta potensi air tanah dapat dipakai sebagai: Ke s i m p u l a n a). Petunjuk umum (skala regional) untuk ke- perluan rekomendasi debit pengambilan air Berdasarkan hasil penyelidikan Potensi Air Ta- tanah dan kedalaman sumur bor. nah Daerah Sambas dapat dikemukakan beberapa b). Bahan masukan dalam penyusunan rancang- hal sebagai berikut: an tata ruang wilayah provinsi dari aspek 1. Adanya tiga wilayah potensi air tanah menurut kebijakan regional pengelolaan air tanah, kriteria kuantitas dan kualitas air tanah untuk di antaranya penetapan daerah imbuhan keperluan air minum, yakni: (recharge area) atau daerah konservasi air a) Wilayah potensi air tanah tinggi pada akui- tanah dan daerah lepasan (discharge area) fer tertekan, terdapat di bagian pantai barat atau daerah budi daya air tanah untuk sistem daerah penyelidikan yang termasuk di dalam air tanah tertekan. morfologi dataran. Daerah ini meliputi se- c). Keperluan rekomendasi debit pengambilan bagian Kecamatan Jawai sekitar Desa Parit harus diikuti dengan penelitian tapak (site Kunasi, Palimpaan, dan Tamang; sebagian investigation) dan uji pemompaan sumur Kecamatan Teluk Keramat sekitar Desa Da- pada skala lokal. nau, Kolam Pecah, dan Pangkalan Barang; 3. Pengelolaan sumber daya air tanah melalui kon- sebagian Kecamatan Sejangkung, sekitar sep cekungan air tanah secara utuh diperlukan Desa Duren, Selamer, dan Tangga Ama, kerja sama (koordinasi) yang bijaksana antar- serta sebagian Kecamatan Sekura, sekitar daerah otonom tersebut di atas. Desa Bogam, Sekura, Tanjung Bandang, 4. Penelitian parameter akuifer terutama menge- dan Tebing Dayak. Debit optimum (Qopt) nai kelulusan (K), keterusan (T), dan debit jenis pengambilan air tanah tak tertekan sekitar sumur (Qs) melalui uji pemompaan (pumping 216 Jurnal Geologi Indonesia, Vol. 3 No. 4 Desember 2008: 205-216

test) untuk sistem akuifer tak tertekan dan akui- Ac u a n fer tertekan yang mewakili satuan hidro-geolo- gi (endapan aluvium pantai, rawa, dan sungai) Anderson, 1993. Introduction to groundwater modeling, finite difference and finite element methods, h.80-83. perlu ditingkatkan. Badan Pusat Statistik (BPS) Sambas, 2005. Provinsi 5. Setiap kali ada kegiatan pengeboran air tanah Kalimantan Barat Dalam Angka sebaiknya dilengkapi dengan inventarisasi ba- Emaruchi, B., 1984. A Computer Programme for Calculating sis data yang memadai dan sistematis, terutama Potensial Evapotranspiration. International Institute for mengenai lokasi/koordinat, tahun pelaksanaan, Areal Survey and Earth Sciences, Netherland. pelaksana, pengamatan batuan (litologi), pe- Heryadi T., Sungkawa, E.W., Akus, U.T., Kasoep, J., dan Aris, S., 2003. Prosedur Kerja Baku (Standard Operating nampang sumur (logging), konstruksi sumur Procedure) Penyediaan Air Bersih Melalui Pembuatan bor, uji pemompaan, dan uji kualitas air tanah. Sumur Bor di Daerah Sulit Air, SOP No. 01/PPAT- 6. Penelitian yang lebih akurat mengenai jari-jari PAT/10/2003. Direktorat Tata Lingkungan Geologi dan pengaruh (radius of influence) karena pemom- Kawasan Pertambangan, Bandung. paan sumur masih diperlukan melalui uji pe- Hidayat, R.S., 2007. Penyelidikan Potensi Air Tanah CAT mompaan dengan sistem sumur pemompaan Sambas, Provinsi Kalimantan Barat (Perpustakaan Pusat Lingkungan Geologi). dan sumur pemantauan. Kepmen ESDM No. 1451 K/10/MEN/2000, 2000. Pedoman 7. Daerah imbuhan air tanah sebaiknya digunakan Teknis Penyelenggaraan Tugas Umum Pemerintahan di sebagai lahan yang mempunyai fungsi mere- Bidang Pengelolaan Air Bawah Tanah. sapkan air tanah dengan rasio antara lahan ter- Rusmana, E. dan Pieters, P.E., 1993. Peta Geologi Lembar buka (pekarangan rumah, kebun campuran, dan Sambas dan Siluas, Kalimantan, skala 1:250.000. Pusat hutan) dan lahan tertutup (pemukiman) secara Penelitian dan Pengembangan Geologi, Bandung. National Water Resources Council, Republic of The proporsional sesuai dengan peraturan daerah Philippines, 1980. h.95-100. yang telah ditetapkan. Permenkes No.907/MENKES/SK/VII/2002, 2002. Standard Kualitas Air Minum. Ucapan Terima Kasih Penulis mengucapkan terima kasih Todd, D.K., 1980. Groundwater Hydrology, 2nd Edition. kepada semua pihak yang telah membantu, sehingga maka- John Wiley & Sons, New York, Chichester, Brisbane, lah ini dapat diselesaikan dan menjadi lebih baik. Toronto, h.162-170.

Naskah diterima : 18 Februari 2008 Revisi terakhir : 12 November 2008