LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA NOMOR 13 TAHUN 1980 SERI C Nomor 1

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA NOMOR 13 TAHUN 1980 SERI C Nomor 1 LEMBARAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA NOMOR 13 TAHUN 1980 SERI C Nomor 1 PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II S U R A K A R T A NOMOR : 6 TAHUN 1979 TENTANG PEMBERIAN NAMA JALAN, NOMOR RUMAH DAN PEMASANGAN PAPAN NAMA DENGAN RAKHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTAMADYA KEPALA DAERAH TINGKAT II SURAKARTA Menimbang : a. Bahwa dengan pesatnya perkembangannya pembangunan dalam wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta dewasa ini, maka bertambah pula banyak pembangunan rumah-rumah baru dan pembangunan jalan-jalan baru; b. Bahwa dengan di tetapkannya Rencana Induk Kota (masterplan) Dua Puluh Tahun Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta memberi kemungkinan perkembangan kota menjadi lebih pesat lagi; c. Bahwa dalam rangka usaha penertiban dan untuk menjadi adanya keindahan dan kelancaran hubungan antara penduduk dari suatu tempat dengan penduduk dari suatu tempat lainnya, maka dipandang perlu menetapkan Peraturan Daerah Tingkat II Surakarta tentang Pemberian Nama Jalan, Nomor Rumah dan Pemasangan Papan 1 Nama. Mengingat : 1. Undang-undang No. 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah; 2. Undang-undang No. 16 tahun 1950 tentang Pembentukan Kota-kota Besar dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta; 3. Undang-undang No 12/Drt tahun 1957 tentang Peraturan Umum Retribusi Daerah; 4. Peraturan Daerah Kota Besar Surakarta Nomor 1 tahun 1956 Bangunan sebagaimana telah beberapakali diubah dan ditambah terakhir dengan Peraturan Daerah Tingkat II Surakarta No 16 tahun 1977; 5. Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta No. 5 tahun 1975 Tentang Rencana Induk Kota (masterplan) Dua Puluh Tahun Kotamadya Tingkat II Surakarta. Dengan persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta M E M U T U S K A N Menetapkan : PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II TENTANG PEMBERIAN NAMA JALAN, NOMOR RUMAH DAN PEMASANGAN PAPAN NAMA BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : Kepala Daerah : Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Surakarta; Rumah : Tempat kediaman, asrama, gudang, gedung, atau bangunan lainnya beserta bagian-bagian nya, terpisdah atau tidak.; 2 Papan Nama : Papan Nama Jalan, Papan Nama Kepala Keluarga, Papan Nama Badan- badan Pemerintah atau Swasta; Jalan : Suatu jalur lalu lintas darat yang memenuhi ketentuan Peraturan Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta No. 5 Tahun 1975 yaitu Jalan-jalan Raya Utama, Utama Kota, Antar Lingkungan dan Jalan-jalan Lingkungan; Gang : Jalan Lingkungan Kwarter ( quartier ) yang lebarnya 6 ( enam ) meter atau kurang; Jalan Poros : Jalan Utama Kota yang menghubungkan antara Jembata Kleco sampai Jembatan Jurug melalui Palang Purwosari, Gladag, Balaikota, Pasar Gede, Panggung Jebres, Tugu Kentingan dan Sekar Pace. BAB II PEMBERIAN NAMA JALAN Pasal 2 (1) Semua jalan dan gang di Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta diberi nama. (2) Bagi satu jalur jalan yang mempunyai kelas, fungsi dan arah yang sama serta tidak memotong jalan poros diberi satu nama. (3) Bagi jalur jalan tersebut ayat 2 yang berubah arahnya dengan sudut tumpul dan yang memenuhi persyaratan tikungan, tetap diberi satu nama selama perubahan arahnya tidak sampai kembali kearah semula. Pasal 3 Pelaksanaan pemberian nama jalan dan gang sebagaimana dimaksud pasal 2 ayat 1 ditentukan sebagai berikut : a. Bagi jalan-jalan raya utama, Utama Kota, antara lingkungan dan jalan lingkungan, diberi nama dengan menggunakan nama Pahlawan Revolusi, Tokoh Sejarah, Tokoh Daerah dan istilah /peristiwa yang mampu melestarikan identitas dan kebangsaan nasional; b. Bagi jalan-jalan antar lingkungan dan jalan-jalan lingkungan apabila dipandang perlu dapat diberi nama dengan menggunakan nama kampung terdekat; c. Bagi gang-gang dalam satu jalan kecuali jalan poros, diberi nama mengikuti nama jalan tersebut dengan dibubuhi angka romawi; d. Bagi jalan-jalan yang terletak didalm satu lingkungan/kompleks tertentu, diberi satu kelompok nama untuk tiap-tiap lingkungan/komplek itu. 3 Pasal 4 (1) Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini nama-nama jalan di Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta ditetapkan sebagaimana tersebut dalam lampiran I Peraturan Daerah ini; (2) Nama-nama jalan dan gang sebagaimana dimaksud Pasal 3 Sub c dan b ditetapkan oleh Kepala Daerah; (3) Kelompok nama jalan sebagaimana dimaksud Pasal 3 sub d ditetapkan sebagaimana tersebut dalam Lampiran II Peraturan Daerah ini; (4) Nama-nama Jalan Raya utama, Utama Kota, antar lingkungan sesudah dinyatakan mulai berlakunya Peraturan Daerah ini ditetapkan oleh Kepala Daerah dengan Persetujuan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta . Pasal 5 (1) Semua jalan dan gang yang dimaksud didalam pasal 3 diberi papan nama. (2) Bentuk, ukuran, warna dan cara pemadangan papan nama jalan dan gang ditetapkan oleh kepala daerah. BAB III PEMBERIAN NOMOR RUMAH Pasal 6 (1) Semua rumah atau persil pekarangan kosong di wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta harus diberi nama. (2) Pemberian nomor pada rumah atau persil pekarangan kosong sebagaimana disebut ayat 1 dimulai dari ujung jalan terdekat pada Kantor Kepala Daerah dan Jalan Poros kota kesegala arah. (3) Nomor genap ditempatkan pada rumah-rumah yang terletak disebelah kanan jalan sedangkan nomor ganjil pada rumah-rumnah yang terletak disebelah kiri jalan dari jurusan sebagaimana dimaksud ayat 2 (4) Bagi rumah-rumah yang terletak pada tepi lapangan sungai dan sebagainya sehinggga cara pemberian nomor sebagaimana dimaksud ayat 3 pasal ini tidak dapat dilakukan,maka rumah- rumah itu diberi nomor urut yaitu berganti-ganti nomor ganjil dan nomor genap. Pasal 7 Pelaksanaan pemberi nomor harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 4 a. Urutan nomor pada rumah-rumah dan persil pekarangan kosong dimulai dan diakhiri sepanjang jalan dimana rumah-rumah tadi berada. b. Bagi rumah-rumah yang terletak di dalam kampung dan tidak berada ditepi jalan/gang nomor- nomor rumah dimulai dan di akhiri pada tiap-tiap RT dengan membubuhkan urutan nomor RT masing-masing. c. Bagi rumah baru yang didirikan diantara rumah-rumah yang telah diberi nomor, maka rumah yang baru itu diberi nomor yang sama dengan rumah sebelahnya yang lebih kecil nomornya, ditambah huruf a, b, c dan seterusnya. Pasal 8 (1) Semua rumah atau persil pekarangan kosong dalm wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta harus diberi papan nomor dari bahan yang tahan lama yang menyebutkan nomor tiap- tiap rumah dengan angka Arab berwarna Putih diatas dasar hitam (2) Bentuk, ukuran papan nomor sebagaimana dimaksud ayat 1 ditetapkan seperti contoh gambar dalam lampiran III Peraturan Daerah ini. (3) Kepala Daerah mengatur pembuatan papan-papan nomor dan angka-angkanya serta pemasangan papan nomor itu. (4) Atas pembuatan dan pemasangannya maka pemilik, penghuni, pengurus atau kuasanya dikenakan bea pengganti jasa yang jumlahnya ditetapkan sebagai berikut : a. Tipe A : Bagi rumah-rumah yang terletak ditepi jalan Rp. 800,- (delapan ratus rupiah) b. Tipe B : Bagi rumah-rumah yang terletak ditepi gang lainnya Rp. 600,- (enam ratus rupiah) c. Tipe c : Bagi rumah-rumah yang terletak didalam kampung Rp. 250,- (dua ratus lima puiluh rupiah) (5) Bagi mereka yang tidak mampu, dengan menunjukan surat keterangan tidak mampu dari Kepala Kampung setempat dapat dibebaskan dari bea pengganti jasa seperti tersebut ayat (4) Pasal 9 (1) Papan nomor harus dipasang pada dekat salah satu pintu masuk tiap-tiap rumah dan atas salah satu pintu masuk halaman rumah, kecuali bagi suatu pekarangan yang beberapa rumah, papan nomornya harus dipasang pada/dekat salah satu pintu masuk tiap-tiap rumah. (2) Bagi persil pekarangan kosong papan nomornya dipasang dengan menggunakan tiang yang ukurannya ditentukan oleh Kepala Daerah. (3) Bagi tanah kosong yang dicadangkan untuk perumahan penomorannya ditentukan oleh Kepala Daerah berdasarkan rencana lingkungan. 5 BAB IV PEMASANGAN PAPAN NAMA Pasal 11 (1) Pada semua rumah tempat tinggal dalam Kotamadya Daerah Tingkat II Surakarta atas beaya dan tanggungjawab Kepala Keluarga, yang ditulis dengan huruf latin dengan ukuran tinggi paling sedikit 3 (tiga) centimeter dari bahan yang tahan lama. (2) Papan nama sebagaimana dimaksud ayat 1 diatas harus dipasang didekat salah satu pintu masuk tiap-tiap rumah dan atau salah satu pintu masuk halaman rumah, kecuali bagi suatu pekarangan yang terdiri dari beberapa rumah papan nama harus dipasang didekat salah satu pintu masuk tiap-tiap rumah itu. (3) Bagi rumah tidak berpenghuni kepada pemilik diwajibkan memasang papan yang memuat nama pemilik. (4) Bagi Kepala Keluarga yang tidak mampu dengan menunjukkan surat keterangan tidak mampu dari Kepala Kampung setempat, dapat dibantu oleh Kepala Daerah. Pasal 12 (1) Terhadap rumah tinggal yang pada saat Peraturan Daerah ini mulai berlaku sudah ada penghuninya maka dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sesudah saat berlakunya Peraturan Daerah ini, Kepala Keluarga dari penghuni yang bersangkutan harus sudah memasang papan nama ; (2) Bagi Kepala Keluarga dari penghuni yang mulai mendiami rumah tempat tinggal dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan sejak berlakunya Peraturan Daerah ini berlaku ketentuan tersebut ayat 1; (3) Bagi kepala keluarga dari penghuni yang mendiamai rumah tempat tinggal sesudah jangka jangka waktu 3 bulan sejak Peraturan Daerah ini mulai berlaku dalam jangka waktu 1 (satu) bulan sesudah ia mulai mendiami rumah tempat tinggal itu harus sudah memasang papan nama; (4) Untuk rumah-rumah yang tidak berpenghuni bagi pemilik berlaku ketentuan-ketentuan
Recommended publications
  • National Heroes in Indonesian History Text Book
    Paramita:Paramita: Historical Historical Studies Studies Journal, Journal, 29(2) 29(2) 2019: 2019 119 -129 ISSN: 0854-0039, E-ISSN: 2407-5825 DOI: http://dx.doi.org/10.15294/paramita.v29i2.16217 NATIONAL HEROES IN INDONESIAN HISTORY TEXT BOOK Suwito Eko Pramono, Tsabit Azinar Ahmad, Putri Agus Wijayati Department of History, Faculty of Social Sciences, Universitas Negeri Semarang ABSTRACT ABSTRAK History education has an essential role in Pendidikan sejarah memiliki peran penting building the character of society. One of the dalam membangun karakter masyarakat. Sa- advantages of learning history in terms of val- lah satu keuntungan dari belajar sejarah dalam ue inculcation is the existence of a hero who is hal penanaman nilai adalah keberadaan pahla- made a role model. Historical figures become wan yang dijadikan panutan. Tokoh sejarah best practices in the internalization of values. menjadi praktik terbaik dalam internalisasi However, the study of heroism and efforts to nilai. Namun, studi tentang kepahlawanan instill it in history learning has not been done dan upaya menanamkannya dalam pembelaja- much. Therefore, researchers are interested in ran sejarah belum banyak dilakukan. Oleh reviewing the values of bravery and internali- karena itu, peneliti tertarik untuk meninjau zation in education. Through textbook studies nilai-nilai keberanian dan internalisasi dalam and curriculum analysis, researchers can col- pendidikan. Melalui studi buku teks dan ana- lect data about national heroes in the context lisis kurikulum, peneliti dapat mengumpulkan of learning. The results showed that not all data tentang pahlawan nasional dalam national heroes were included in textbooks. konteks pembelajaran. Hasil penelitian Besides, not all the heroes mentioned in the menunjukkan bahwa tidak semua pahlawan book are specifically reviewed.
    [Show full text]
  • Kelas3 Ips Danangendarto.Pdf
    Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional Dilindungi Undang-Undang IPS Terpadu 3 Untuk SMP/MTs Kelas IX 300.7 ILM Ilmu Pengetahuan Sosial 3 : Untuk SMP/MTs Kelas ix / Danang Endarto…[et al] ; penyunting, Achmad Buchory, llustrator, Purwanto . — Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009. xii, 286 hlm. : ilus. ; 25 cm. Bibliografi : hlm. 279-280 Indeks ISBN 978-979-068-675-5 (no.jilid lengkap) ISBN 978-979-068-681-6 1. Ilmu-ilmu Sosial-Studi dan Pengajaran I. Judul II. Achmad Buchory III. Purwanto Hak Cipta Buku ini dibeli oleh Departemen Pendidikan Nasional dari Penerbit CV. HaKa MJ Diterbitkan oleh Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2009 Diperbanyak oleh ..... ii IPS Terpadu SMP dan MTs Kelas IX Kata Sambutan Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya, Pemerintah, dalam hal ini, Departemen Pendidikan Nasional, pada tahun 2009, telah membeli hak cipta buku teks pelajaran ini dari penulis/penerbit untuk disebarluaskan kepada masyarakat melalui situs internet (website) Jaringan Pendidikan Nasional. Buku teks pelajaran ini telah dinilai oleh Badan Standar Nasional Pendidikan dan telah ditetapkan sebagai buku teks pelajaran yang memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam proses pembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2007 tanggal 25 Juni 2007. Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para penulis/ penerbit yang telah berkenan mengalihkan hak cipta karyanya kepada Departemen Pendidikan Nasional untuk digunakan secara luas oleh para siswa dan guru di seluruh Indonesia. Buku-buku teks pelajaran yang telah dialihkan hak ciptanya kepada Departemen Pendidikan Nasional ini, dapat diunduh (down load), digandakan, dicetak, dialihmediakan, atau difotokopi oleh masyarakat.
    [Show full text]
  • Sejarah Pertentangan Soekarno-Hatta Dan Pengaruhnya Terhadap Kebijakan Politik Indonesia (1956-1965)
    SEJARAH PERTENTANGAN SOEKARNO-HATTA DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEBIJAKAN POLITIK INDONESIA (1956-1965) SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Sejarah pada Universitas Negeri Semarang Oleh : Hadi Hartanto NIM 3114990034 UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG FAKULTAS ILMU SOSIAL JURUSAN SEJARAH 2005 i PERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Semarang, April 2005 Hadi Hartanto NIM 3114990034 ii MOTTO DAN PERSEMBAHAN Bismillah, Binasrillah, Wa Biquwatillah. Segalanya mengalir atas nama Allah, dengan pertolongan Allah, dan dengan kekuatan Allah semata. Skripsi ini dengan sepenuh eikhlasan kupersembahkan kepada : Kedua orang tua ku atas doa dan kasih sayang. Mereka adalah tauladan saya. Vita Vinia Ardisari atas motivasi dan dukungannya dalam penulisan skripsi ini. Keluarga besar Kopma, Hima, IMST, Joglo serta. Sahabatku Udin, Andi, Didik, atas inspirasinya. Anak-anak Sejarah “99. iii PRAKATA Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang merupakan salah satu syarat untuk mecapai gelar Sarjana Pendidikan Sejarah di Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang. Dalam menyusun skripsi ini, penulis memperoleh bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan kerendahan hati, penulis ucapkan terima kasih kepada : 1. Dr. H. Ari Tri Soegito, SH, MM selaku Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberi kesempatan penulis menimba ilmu dengan segala kebijakannya. 2. Drs. Sunardi selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang yang dengan kebijaksanaannya penulis bisa menyelesaikan skripsi dan studi dengan baik.
    [Show full text]
  • Modul PJJ Mata Pelajaran IPS - Kelas IX Semester Genap
    i Modul PJJ Mata Pelajaran IPS - Kelas IX Semester Genap Hak Cipta © 2020 pada Direktorat Sekolah Menengah Pertama Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah - Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI Dilindungi Undang-Undang MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN __________________________________________________________________ Pengarah: Drs. Mulyatsyah, MM (Direktur Sekolah Menengah Pertama) Penanggung jawab: Dra. Ninik Purwaning Setyorini, MA (Koordinator Bidang Penilaian) __________________________________________________________________ Modul 1 PERDAGANGAN INTERNASIONAL Penulis: Dr. Titik Sunarti Widyaningsih, M.Pd. (SMPN 1 Pandak, Bantul, DI Yogyakarta) Penelaah: I Dewa Putu Eskasasnanda, S.Ant., MA (Universitas Negeri Malang) Modul 2 EKONOMI KREATIF Penulis: Dr. Titik Sunarti Widyaningsih, M.Pd. (SMPN 1 Pandak, Bantul, DI Yogyakarta) Penelaah: I Dewa Putu Eskasasnanda, S.Ant., MA (Universitas Negeri Malang) Modul 3 PUSAT KEUNGGULAN EKONOMI Penulis: Dr. Titik Sunarti Widyaningsih, M.Pd. (SMPN 1 Pandak, Bantul, DI Yogyakarta) Modul PJJ Mata Pelajaran IPS - Kelas IX Semester Genap ii Penelaah: I Dewa Putu Eskasasnanda, S.Ant., MA (Universitas Negeri Malang) Modul 4 PROKLAMASI KEMERDEKAAN DAN TERBENTUKNYA NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA Penulis: Moch. Jainuri, M.Pd. (SMPN 3 Bagor, Nganjuk, Jawa Timur) Penelaah: Dr. Supardi, M.Pd. (Universitas Negeri Yogyakarta) Modul 5 MASA DEMOKRASI PARLEMENTER DAN DEMOKRASI TERPIMPIN DI INDONESIA (1950 – 1965) Penulis: Moch. Jainuri, M.Pd. (SMPN 3 Bagor, Nganjuk, Jawa Timur) Penelaah: Dr. Supardi, M.Pd. (Universitas Negeri Yogyakarta) Modul 6 PERKEMBANGAN KEHIDUPAN MASYARAKAT INDONESIA PADA MASA ORDE BARU DAN REFORMASI Penulis: Moch. Jainuri, M.Pd. (SMPN 3 Bagor, Nganjuk, Jawa Timur) Penelaah: Dr. Supardi, M.Pd. (Universitas Negeri Yogyakarta) __________________________________________________________________ Editor: Elly Wismayanti (Direktorat Sekolah Menengah Pertama, Kemdikbud) Desain dan Tata Letak : 1.
    [Show full text]
  • Perancangan Buku Ilustrasi Pengenalan Pahlawan Nasional Sebagai Upaya Meningkatkan Rasa Nasionalis Pada Anak Usia 9 – 11 Tahun
    PERANCANGAN BUKU ILUSTRASI PENGENALAN PAHLAWAN NASIONAL SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN RASA NASIONALIS PADA ANAK USIA 9 – 11 TAHUN TUGAS AKHIR Program Studi. S1 Desain Komunikasi Visual. Oleh: . Lukman Hadi Widjoyo. 16420100048. FAKULTAS TEKNOLOGI DAN INFORMATIKA. UNIVERSITAS DINAMIKA. 2020. PERANCANGANBBUKU ILUSTRASI PENGENALAN PAHLAWAN NASIONAL SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN RASA NASIONALIS PADA ANAK USIA 9 – 11 TAHUN .TUGAS AKHIR Diajukannsebagaiisalahhsatu.syarat untuk menyelesaikan.Program Sarjanaa Desain.Komunikasi Visuala Oleh: Nama : Lukman Hadi Widjoyo NIM : 16420100048 Program Studi :. S1 Desain.Komunikasi.Visual FAKULTAS.TEKNOLOGI.DAN.INFORMATIKA UNIVERSITAS DINAMIKA . .2020.. .Tugas.Akhir. aPERANCANGAN BUKU.ILUSTRASI PENGENALAN PAHLAWAN NASIONAL SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN RASA NASIONALIS PADA ANAK USIA 9 – 11 TAHUN aDipersiapkan dan disusun.oleh Lukman.Hadi.Widjoyo NIM: .16420100048 Telah.diperiksa, dibahasadan disetujui oleh.Dewan.Pembahas Pada : 25 Agustus 2020 Susunan.Dewan Pembahas Pembimbing: I. Dhika Yuan Yurisma, M.Ds., ACA NIDN: . 0716127501 II. Siswo Martono, S.Kom., M.M. NIDN: . 0726027101 Pembahas: Darwin Yuwono Riyanto, S.T. M.Med. Kom., ACA. NIDN: . 0704068505 Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana .Dr. Jusak... .NIDN:0708017101. Dekan.Fakultas.Teknologi dan.Informatika UNIVERSITAS.DINAMIKA iii LEMBAR MOTTO “Semua yang menanam pasti akan menuai pada akhirnya” iv LEMBAR PERSEMBAHAN Sayaapersembahkan laporan.tugas akhir.ini kepada Orang Tua Saya.dan.orang-orang yang telah membantu Sehingga saya sampai di titik ini v SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI DAN KEASLIAN KARYA ILMIAH SebagailmahasiswalUniversitas.Dinamika, lSaya: Namal : Lukman Hadi Widjoyo NIM : 16420100048. Program Studil : S1.Desain.Komunikasi.Visuala Fakultasl : Fakultas Teknologi dan Informatika Jenis Karya : Laporan Tugas Akhir. Judul Karya : PERANCANGANaBUKUlILUSTRASI PENGENALAN PAHLAWAN NASIONAL SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN RASA NASIONALIS PADA ANAK USIA 9 – 11 TAHUN Menyatakanldenganlsesungguhnya, lbahwa: 1.
    [Show full text]
  • Perjuangan Bangsa Indonesia Merebut Irian Barat Indikator 1
    Standar Kompetensi : 6. Memahami usaha mempertahankan Republik Indonesia Kompetensi Dasar 6.1 Mendeskripsikan perjuangan bangsa Indonesia merebut Irian Barat Indikator 1. Menguraikan latar belakang terjadinya perjuangan mengembalikan Irian Barat 2. Mengidentifikasi perjuangan diplomasi dalam upaya mengembalikan Irian Barat 3. Mengidentifikasi perjuangan dengan konfrontasi politik dan ekonomi dalam upaya mengembalikan Irian Barat 4. Mengeidentifikasi pelaksanaan Trikora untuk merebut Irian Barat 5. Mengidentifikasi persetujuan New York dan pengaruhnya dalam penyelesaian Masalah Irian Barat 6. Menjelaskan arti penting penentuan Pendapat Rakyat (Pepera) Ringkasan Materi Pelajaran Salah satu hasil Konferensi Meja Bundar ( KMB ) adalah bahwa Kedudukan Irian Barat akan ditentukan selambat- lambatnya satu tahun setelah pengakuan kedaulatan. Namun dalam kenyataannya Belanda tidak memiliki iktikad baik untuk menyelesaikan masalah Irian Barat dengan pihak RI. Berbagai upaya telah ditempuh oleh pemerintah RI dalam penyelesaian masalah Irian Barat diantaranya adalah : A. Perjuangan Melalui Jalur Diplomasi Sejak masa demokrasi liberal, setiap cabinet mencantumkan program kerjanya mengenai pembebasan Irian Barat mulai dari kabinet Natsir hingga kabinet Djuanda. Beberapa jalur diplomasi yang ditempuh oleh pemerintah RI dalam memperjuangan pengembalian Irian Barat diantaranya adalah : 1. Konferensi Tingkat Menteri dalam rangka Uni Indonesia – Belanda Konferensi ini diadakan di Jakarta pada tanggal 24 Maret 1950 dengan keputusan membentuk sebuah komisi yang anggota-anggotanya terdiri atas wakil-wakil pemerintah Indonesia dan Belanda guna menyelidiki masalah Irian Barat Hasil kerja komisi dilaporkan kepada Konferensi Tingkat Menteri kedua di Den Haag pada bulan Desember 1950. Namun upaya ini belum membuahkan hasil yang berarti dalam peyelesaian Irian Barat. 2. Konferensi Asia – Afrika di Bandung KAA diadakan di Bandung pada tanggal 18 – 24 April 1955, dihadiri oleh 29 negara dari Asia dan Afrika.
    [Show full text]
  • Bab Iv Soekarno Sesudah Kemerdekaan Menggagas Pemikiran Sekularisasi Politik Islam
    BAB IV SOEKARNO SESUDAH KEMERDEKAAN MENGGAGAS PEMIKIRAN SEKULARISASI POLITIK ISLAM A. Sekularisasi Politik Islam Soekarno Soekarno adalah sosok fenomenal yang menarik untuk dikaji lebih dalam dalam berbagai hal. Penulis menganalisa tentang kebijakan politiknya yang cenderung sekularisme tapi berbeda dengan rumusan sekular pada umumnya, yakni memisahkan agama dari negara. Pemikiran Soekarno tidak memihak Islam tetapi juga tidak melepaskan pemahaman keislaman. Hal inilah yang menarik untuk menjadi kajian lebih dalam. Ada beberapa hal yang bisa penulis munculkan berkenaan dengan bentuk sekularisasinya, yaitu : 1. Agama tidak ada Hubungan dengan Negara Soekarno berpendapat bahwa Islam adalah agama wahyu, yaitu wahyu Allah, dan bukan satu sistem sosial, yakni sebagai satu sistem yang mengandung aturan -aturan kemasyarakatan, seperti pengaturan organisasi sosial politik dan berisi pedoman kehidupan bermasyarakat, 1 meningkatkan ketinggian budi pekerti dan moral, serta mencegah manusia terjerumus pada hal-hal yang dapat merendahkan martabat kemanusiaan. 2 Menurut Soekarno, tidak ditemukan dalam al-Qur’an dan Hadis pernyataan yang terperinci tentang pengaturan kemasyarakatan. Demikian halnya dengan pendapat yang berkembang dikalangan sebagian besar umat Islam tentang peraturan agama dengan negara. Soekarno menolak pendapat yang mengharuskan peraturan agama dengan negara, karena tidak ditemukan dalam sumber ajaran Islam yang menyatakan demikian. Kalau bentuk pemerintahan yang menyatukan antara agama dengan negara ada, maka menurut Soekarno harus ada kesepakatan, atau ijma 1 Soekarno, “Me-moeda”kan Pengertian Islam”, untuk lebih jelas lihat Pandji Islam, No. 15, 15 April 1940, hlm. 127. Dan Soekarno, Dibawah Bendera Revolusi, Loc. cit.. hlm. 380 148 dikalangan umat Islam untuk menyatukan antara agama dengan negara. 3 Soekarno membandingkan antara motivasi pemisahan agama dengan negara yang terjadi di Turki dengan Indonesia, Soekarno mengatakan : Bagi kita keadaan di Turki itu sebenarnya bukan keadaan asing.
    [Show full text]
  • Klasterisasi Pahlawan Nasional Indonesia Berdasarkan Daerah Asal Menggunakan Algoritma Community Detection
    SISTEMASI: Jurnal Sistem Informasi ISSN:2302-8149 Volume 10, Nomor 1, Januari 2021: 52-63 e-ISSN:2540-9719 Klasterisasi Pahlawan Nasional Indonesia Berdasarkan Daerah Asal Menggunakan Algoritma Community Detection Luh Putu Gayatri Widiastuti*, Nida Inayah Maghfirani, Nur Aini Rakhmawati Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Elektro dan Informatika Cerdas, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Jl. Teknik Kimia, Keputih, Kec. Sukolilo, Kota SBY, Jawa Timur 60111 *e-mail: [email protected] (received: 15 September 2020, revised: 4 November 2020, accepted: 3 Januari 2021) Abstrak Kisah sejarah sampai kemerdekaan Indonesia tak pernah lepas dari kurikulum pendidikan wajib belajar 12 tahun. Namun seiring dengan perkembangan zaman, hipotesis-hipotesis sejarah Indonesia juga ikut berkembang. hipotesis-hipotesis juga membantu sejarawan untuk melihat sejarah Indonesia menjadi lebih utuh. Untuk mendukung perkembangan tersebut, penulis mencoba mengimplementasikan algoritma Community Detection untuk mencari keterkaitan antar pahlawan nasional. Sumber data pahlawan nasional yang digunakan pada penelitian ini adalah id.dbpedia. Namun akibat inkonsistensi dan sedikitnya data yang disimpan di id.dbpedia, maka pengumpulan data tidak berhenti di id.dbpedia saja. Salah satu sumber data yang jumlah datanya lebih banyak dari id.dbpedia adalah Wikipedia. Data yang diperoleh kemudian dilakukan standarisasi secara manual, dan dibuatkan graf di Jupyter. Algoritma Community Detection digunakan untuk menemukan klaster- klaster komunitas pahlawan nasional Indonesia
    [Show full text]
  • BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengenalan Pahlawan Revolusi
    BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Pengenalan Pahlawan Revolusi Tahukah apa gelar pahlawan revolusi, pahlawan Revolusi adalah gelar pahlawan yang diberikan kepada sejumlah perwira militer yang gugur pada peristiwa G30S tahun 1965. G30S merupakan kepanjangan dari Geraka 30 September atau sering juga di sebut GESTAPU gerakan september tiga puluh, gelar ini diakui juga sebagai Pahlawan Nasional. Ada 10 pahlawan revolusi tersebut: 1. Jenderal Achmad Yani Jenderal Achmad Yani yang lahir di Jenar, Purworejo pada tanggal 19 Juni 1922, ini adalah putra dari Sarjo bin Suharyo (ayah) dan Murtini (ibu). Pendidikan formal diawalinya di HIS (setingkat Sekolah Dasar) Bogor, yang diselesaikannya pada tahun 1935. Kemudian ia melanjutkan sekolahnya ke MULO (setingkat Sekolah Menegah Pertama) kelas B Afd. Bogor. Dari sana ia tamat pada tahun 1938, selanjutnya ia masuk ke AMS (setingkat Sekolah Menengah Umum) bagian B Afd. Jakarta. Sekolah ini dijalaninya hanya sampai kelas dua, sehubungan dengan adanya milisi yang diumumkan oleh Pemerintah Hindia Belanda. Ia kemudian mengikuti pendidikan militer pada Dinas Topografi Militer di Malang dan secara lebih intensif lagi di Bogor. Dari sana ia mengawali karier militernya dengan pangkat Sersan. Kemudian setelah tahun 10 1942 yakni setelah pendudukan Jepang di Indonesia, ia juga mengikuti pendidikan Heiho di Magelang dan selanjutnya masuk tentara Pembela Tanah Air (PETA) di Bogor. Berbagai prestasi pernah diraihnya pada masa perang kemerdekaan, antara lain berhasil melucuti senjata Jepang di Magelang. Setelah Tentara Keamanan Rakyat (TKR) terbentuk, dirinya diangkat menjadi Komandan TKR Purwokerto. Selanjutnya karier militernya pun semakin cepat menanjak. Prestasi lain diraihnya ketika Agresi Militer Pertama Belanda terjadi. Pasukannya yang beroperasi di daerah Pingit berhasil menahan serangan Belanda di daerah tersebut.
    [Show full text]
  • G-Plasma Edisi Kali Ini Hadir Untuk Mengulas Sejarah Yang Membahas Kisah-Kisah G30/SPKI Dan Kesaktian Pancasila Dalam Cerita Yang Informatif Dan Menarik Untuk Dibaca
    BULETIN PLASMA SejarahGESS Bangsa Jangan Dilupa, Generasi Muda Pelajari Kisahnya JAS MERAH “JANGAN SEKALI-KALI LUPAKAN SEJARAH” BANGSA Edisi Oktober 2020 1 SALAM REDAKSI Bagi bangsa Indonesia, Pancasila adalah pusaka sakti yang harus dirawat dan dijaga dengan erat. Dalam sejarah Indonesia, ada beragam serangan terhadap Pancasila baik itu dari internal atau eksternal bangsa. Pahlawan Kita bahkan harus berkoban nyawa dalam mempertahankan Pancasila. Maka dalam peringatan mengenang sejarah bangsa, buletin G-Plasma Edisi kali ini hadir untuk mengulas sejarah yang membahas kisah-kisah G30/SPKI dan Kesaktian Pancasila dalam cerita yang informatif dan menarik untuk dibaca. Dalam buletin edisi kali ini, berisikan cerita Pahlawan hingga Peran generasi muda untuk bangsa. Besar harapan kami setelah membaca Buletin edisi kali ini, pembaca dapat memahami dan mempelajari kisah dan mana dibalik peristiwa G30/SPKI dan Kesaktian Pancasila. Kami jajaran Redaksi G-Plasma sangat menghargai segala bentuk saran dan kritik yang diberikan. Dengan saran dan kritik yang membangun, tentunya akan membuat karya-karya G-Plasma akan menjadi lebih baik untuk kedepannya. --Selamat Membaca-- Oktober, 2020 Redaksi UKM Pers G-Plasma SUSUNAN REDAKSI Pelindung Koordinator Muhammad Fajar Subkhan, S.T,.M.T. Winda Eka R Reporter Penannggung Jawab Tim Divisi Design & Layout, Prasetyo Yekti Utomo, S.E,.M.M Tim Divisi Litbang, Tim Divisi Reporter, Tim Divisi Editor, Pembina Tim Divisi Kominfo, Ardian Prima Atmaja S.Kom.,M.Cs. Tim Sekertaris dan Bendahara. Editor Pimpinan Umum Elvira Amri S, Murni Febri Rima Maulidya P, Jenny Refa AM, Pimpinan Redaksi Dany Sekty A, Indah Pranataning Tyas Winda Eka R, Hanisa Putri A. Design dan Layout Ahmad Hilal M 2 Ini Pahlawan Revolusi G30SPKI Peristiwa Penting Sejarah Indonesia 3 Gerakan 30 September Selain itu, beberapa orang merupakan gerakan yang bertujuan lainnya juga menjadi korban untuk menggulingkan pemerintahan pembunuhan.
    [Show full text]
  • IPS Untuk SMP/Mts Kelas IX
    Hak Cipta pada Departemen Pendidikan Nasional Dilindungi Undang-undang IPS Untuk SMP/MTs Kelas IX Penulis : Sutarto Sunardi Nanang Herjunanto Penny Rahmawaty Bambang Tri Purwanto Ilustrasi, Tata Letak : Viva Perancang Kulit : Agus Sudiyanto Ukuran Buku : 17,6 x 25 cm 300.7 SUTARTO IPS IPS 3: untuk SMP/MTs kelas IX/Sutarto, Sunardi... [et.al.], -- Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2008. x, 334 hlm.: ilus.; 25 cm. Bibliografi : 325-327 Indeks. ISBN 979 - 462 - 930 - 8 1. Ilmu-ilmusosial-Studi dn Pengajaran I. Judul II. Sutarto Diterbitkan oleh Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2008 Diperbanyak oleh ... Hak Cipta Buku ini dibeli oleh Departemen Pendidikan Nasional dari Penerbit Rizqi Mandiri, CV Kata Sambutan Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia- Nya, Pemerintah, dalam hal ini, Departemen Pendidikan Nasional, pada tahun 2008, telah membeli hak cipta buku teks pelajaran ini dari penulis/penerbit untuk disebarluaskan kepada masyarakat melalui situs internet (website) Jaringan Pendidikan Nasional. Buku teks pelajaran ini telah dinilai oleh Badan Standar Nasional Pendidikan dan telah ditetapkan sebagai buku teks pelajaran yang memenuhi syarat kelayakan untuk digunakan dalam proses pembelajaran melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 34 Tahun 2008. Kami menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada para penulis/penerbit yang telah berkenan mengalihkan hak cipta karyanya kepada Departemen Pendidikan Nasional untuk digunakan secara luas oleh para siswa dan guru di seluruh Indonesia. Buku-buku teks pelajaran yang telah dialihkan hak ciptanya kepada Departemen Pendidikan Nasional ini, dapat diunduh (down load), digandakan, dicetak, dialihmediakan, atau difotokopi oleh masyarakat. Namun, untuk penggandaan yang bersifat komersial harga penjualannya harus memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah.
    [Show full text]
  • Peristiwa Sejarah G30SPKI
    Peristiwa sejarah G30SPKI sejarah-negara.com/1797/peristiwa-g30spki Supriyadi Pro 1 Agustus 2015 Peristiwa sejarah G30SPKI – PKI menjelang akhir masa Demokrasi Terpimpin telah memperoleh kedudukan yang kuat dan menjadi salah satu partai terbesar dalam Pemilu pertama 1955 setelah PNI, Masyumi, dan NU. Aksi PKI Sebelum Memberontak Beberapa tindakan PKI sebelum peristiwa G-30-S/PKI adalah sebagai berikut: 1. Melakukan aksi-aksi pemogokan yang mengakibatkan terjadinya kecelakaan kereta api, seperti di Purwokerto (Januari 1964), Cirebon (14 Mei 1964), Semarang (6 Juli 1964), Bandung (31 Agustus 1964), dan di Tasikmalaya (11 Oktober 1964). 2. Melakukan aksi-aksi kekerasan yang dilakukan oleh ormas-ormas PKI di beberapa daerah seperti di Indramayu (16 Oktober 1964), Bandar Betsy (14 Mei 1965), Kanigoro ( 13 Januari 1965), dan pengrusakan kantor gubernur Jawa Timur (27 September 19 65). 3. Melakukan infiltrasi (penyusupan) dalam organisasi masyarakat dan sosial politik serta TNI. 4. Mengusulkan pembentukan angkatan kelima. 5. Mengadakan latihan kemiliteran bagi ormasnya, seperti Pemuda Rakyat dan Gerwani. 6. Menciptakan isu Dewan Jenderal yang akan melakukan kudeta kepada pemerintah. 7. Menyingkirkan lawan-lawan politik PKI, seperti pembubaran Partai Murba oleh pemerintah atas desakan PKI. Pertentangan antara PKI dan Angkatan Darat Adanya perbedaan ideologi dan kepentingan antara PKI dan Angkatan Darat menyebabkan keduanya bersaing satu sama lain. Sesuai dengan ideologi yang dianutnya, PKI berkepentingan merintis berdirinya negara komunis. Adapun Angkatan Darat sebagai kekuatan pertahanan negara berkepentingan mengamankan Pancasila sebagai dasar negara. Pada bulan Januari 1966 PKI mengajukan gagasan pembentukan angkatan kelima. Gagasan tersebut berisi tuntutan agar kaum buruh dan tani dipersenjatai. Hal tersebut dilakukan untuk menggalang kekuatan menghadapi neokolonial imperialisme (neokolim) Inggris dalam rangka Dwikora.
    [Show full text]