PENGGUNAAN TEPUNG BIJI WIJEN HITAM DALAM PEMBUATAN MACARON

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

dalam menempuh studi pada

Program Diploma III

Oleh :

CHRISTINE SURYA SENJAYA

Nomor Induk : 201621582

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PATISERI

SEKOLAH TINGGI PARIWISATA BANDUNG 2019

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan judul “PENGGUNAAN TEPUNG BIJI WIJEN HITAM DALAM PEMBUATAN MACARON”.

Dalam proses pembuatan Tugas Akhir ini, penulis tidak luput dari dukugan, dorongan serta bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu izinkan penulis untuk mengucapkan terimakasih, atas bantuan dari banyak pihak yang telah membimbing, membina, dan memberikan fasilitas dalam proses penyusunan Tugas Akhir ini. Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Faisal, MM. Par., CHE. selaku Ketua Sekolah Tinggi Pariwisata NHI Bandung. 2. Bapak Andar Danova L. Goeltom, S.Sos., M.Sc. selaku Kabag. Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung. 3. Bapak Tedi Sutadi, S. ST. Par., MM. Par. selaku Ketua Program Studi Manajemen Patiseri. 4. Bapak Tedi Sutadi, S. ST. Par., MM. Par. selaku Pembimbing I yang telah membimbing dan membantu penulis dalam menyelesaikan Usulan Penelitian. 5. Ibu Tristy Firlyanie Luthfi, MM. Par. selaku Pembimbing II yang telah membimbing dan membantu penulis dalam menyelesaikan Usulan Penelitian. 6. Seluruh Dosen dan Staff Pengajar Program Studi Manajemen Patiseri Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat. 7. Orang tua dan keluarga tercinta yang selalu memberikan dukungan dalam pembuatan Usulan Penelitian. 8. Seluruh teman-teman di Manajemen Patiseri Semester 6 yang berjuang bersama untuk mencapai kelulusan.

iii

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna dikarenakan keterbatasan kemampuan, pengetahuan, dan juga pengalaman yang penulis miliki.

Oleh karena itu, saran dan kritikan sangat diharapkan sebagai sarana perbaikan di masa mendatang. Akhir kata, semoga Tugas Akhir ini dapat berguna bagi pembaca.

Bandung, Juli 2019

Penulis

iv

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………..………iii

DAFTAR ISI……………………………………...……………………..………v

DAFTAR TABEL…………………………………………………………..…..vii

DAFTAR GAMBAR……………………………………..…….……………...viii

DAFTAR LAMPIRAN...... ix

BAB I PENDAHULUAN…………………………….…..…..………….……...1

A. Latar Belakang Penelitian…………….………………………..………….1 B. Pertanyaan Penelitian………………………………………………..….…4 C. Tujuan Penelitian…………………………………………...………..……4 D. Pendekatan dan Metode Penelitian……………………...……………..…5 E. Lokasi dan Waktu Penelitian………………………………………….…11

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PROSEDUR PERCOBAAN…….….12

A. Tinjauan Pustaka…………………………………...…………………….12 B. Prosedur Percobaan…………………………………………………...….21 C. Rencana Ekperimen……………………………………………………...31 D. Resep Macaron…………..……………………………………………….31 E. Uji Organoleptik...... 38 F. Hambatan………………………………………………………………...41

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN……..…..……...…………………….42

A. Tekstur…………….……………………………………………………..43 B. Penampilan……………………………………………………………….45 C. Rasa………………………………………………………………………47 D. Aroma……………………………………………………………………49

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN……...………………………...……..52

A. Kesimpulan………………………………………………………………52 B. Saran………………………………..……………………………………54

v

DAFTAR PUSTAKA………………………...……………………………..…..56

LAMPIRAN…………………………………………………………………..…58

BIODATA PENULIS……………………………………………………….….60

vi

DAFTAR TABEL

TABEL 1.1 PERBANDINGAN GIZI ALMOND DENGAN BIJI WIJEN HITAM…………………………………………………………...... 3

TABEL 1.2 KRITERIA PENILAIAN OLEH PANELIS…………………...…….9

TABEL 1.3 SKALA PENILAIAN………………………………………………..9

TABEL 1.4 JARAK INTERVAL KRITERIA PENILAIAN PANELIS……...…10

TABEL 2.1 KANDUNGAN GIZI ALMOND…………………………………....17

TABEL 2.2 KANDUNGAN GIZI BIJI WIJEN HITAM………………………..20

TABEL 2.3 PERALATAN YANG DIGUNAKAN DALAN PEMBUATAN MACARON……………………………………………………….…21

TABEL 2.4 RENCANA PRA EKSPERIMEN………………………………...... 29

TABEL 2.5 RENCANA EKSPERIMEN……………………………………...... 31

TABEL 2.6 RESEP MACARON PEMBANDING……………………………....32

TABEL 2.7 RESEP MACARON EKSPERIMEN……………………….……….35

TABEL 2.8 FORMAT ASPEK PENILAIAN…………………………………...40

TABEL 2.9 SKALA PENILAIAN………………………………………………41

TABEL 3.1 PERBANDINGAN MACARON PEMBANDING DAN MACARON EKSPERIMEN……………………………………………………...42

TABEL 3.2 HASIL UJI HEDONIK DARI 25 ORANG PANELIS TERHADAP TEKSTUR MACARON PEMBANDING DAN EKSPERIMEN..….44

TABEL 3.3 HASIL UJI HEDONIK DARI 25 ORANG PANELIS TERHADAP PENAMPILAN MACARON PEMBANDING DAN EKSPERIMEN…………………………………………………..….46

TABEL 3.4 HASIL UJI HEDONIK DARI 25 ORANG PANELIS TERHADAP RASA MACARON PEMBANDING DAN EKSPERIMEN…….….48

TABEL 3.5 HASIL UJI HEDONIK DARI 25 ORANG PANELIS TERHADAP AROMA MACARON PEMBANDING DAN EKSPERIMEN….….50

vii

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 2.1 TEPUNG ALMOND…………………………...………….…….24

GAMBAR 2.2 GULA PASIR……………………………………………………25

GAMBAR 2.3 GULA HALUS………………………………………………….26

GAMBAR 2.4 PUTIH TELUR………………………………………………….27

GAMBAR 2.5 TEPUNG BIJI WIJEN HITAM…………………………………28

GAMBAR 2.6 PRA EKSPERIMEN MACARON 50% TEPUNG BIJI WIJEN HITAM………………………………………………………….29

GAMBAR 2.7 PRA EKSPERIMEN MACARON 75% TEPUNG BIJI WIJEN HITAM………………………………………………………….30

GAMBAR 2.8 PRA EKSPERIMEN MACARON 50% TEPUNG BIJI WIJEN HITAM………………………………………………….………30

viii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1……………………...…………………………...………….…….58

LAMPIRAN 2……………………………………………………………………59

ix

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Makanan penutup dikenal dengan sebutan hidangan pencuci mulut. Hidangan

pencuci mulut biasanya sering disebut teman saat minum teh atau kopi. Hidangan

ini tergolong hidangan yang manis dan beraneka ragam jenisnya, sebagai contoh

coklat, , cookies, pudding, dan ice cream. Hidangan pencuci mulut yang manis

ini disukai oleh berbagai kalangan usia mulai dari anak-anak hingga lanjut usia

(Wulandari, 2013).

Salah satu makanan penutup yang sekarang sudah dikenal oleh banyak orang

di yaitu Macaron. Macaron diperkenalkan dari Itali ke Perancis pada

abad ke 16 SM oleh Ratu Italia yaitu Catherine de’ Medici. Pada abad ke 17 SM,

Macaron pertama kali di buat di St-Emilion, Perancis oleh biarawati dan

kemudian menyebar ke kota Nancy, Amiens, dan Montmorillon (Marechal, 2010).

Pada tahun 2002, Macaron masuk ke Indonesia dan menjadi salah satu makanan

penutup yang populer (Wulandari, 2013). Macaron memliki keunikan dengan

bentuknya yang mungil dan ketertarikan dari warnanya yang membuat orang

penasaran untuk mencicipi. Sayangnya Macaron tidak mudah dibuat oleh

masyarakat Indonesia karena bahan dasar dari Macaron salah satunya adalah

tepung almond.

Tepung almond merupakan bahan Macaron yang sulit ditemukan di Indonesia

dan tergolong cukup mahal karena bahan tersebut merupakan bahan impor. Kini,

tanaman almond banyak tumbuh di sekitar Laut Mediterania, termasuk Spanyol,

1

2

Italia, Portugal, Maroko dan California (Astawan, 2009). Sesungguhnya, almond bukanlah kacang, tetapi merupakan biji dari pohon almond sehingga lebih dikenal dengan istilah tree nuts. Almond memiliki dua jenis, yaitu manis dan pahit.

Almond manis dikonsumsi oleh masyarakat karena rasanya gurih dan enak, sedangkan almond pahit dijadikan bahan baku pembuatan minyak dan aroma almond (Astawan, 2009).

Almond yang digunakan dalam pembuatan Macaron adalah almond manis, sehingga penambahan gula dalam Macaron tidak terlalu banyak. Macaron menggunakan tepung almond yang merupakan almond utuh kemudian digiling menjadi bubuk dan dicampurkan dengan dan gula, lalu adonan nya dibakar dalam oven dengan suhu rendah. Dalam pembuatan Macaron, dibutuhkan bahan dasar tepung almond yang kering, tetapi di Indonesia mempunyai kelembapan udara yang cukup tinggi sehingga mempengaruhi kelembapan tepung almond (Wulandari, 2013).

Dalam pembuatan Macaron yang memiliki bahan dasar yang cukup mahal, dapat digantikan dengan bahan dasar yang lebih murah dan dikembangkan di

Indonesia yaitu biji wijen. Di Indonesia terdapat pusat penanaman biji wijen yang terdapat di Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumbawa, Dompu, Bima, dan Sulawesi

Selatan (Astawan,2016). Oleh karena itu, biji wijen mudah ditemukan dengan harga yang relatif murah jika dibandingkan dengan harga tepung almond yang relatif mahal di pasar Indonesia. Biji wijen memiliki dua macam warna yaitu biji wijen hitam dan biji wijen putih. Kedua jenis wijen hitam dan putih dipakai untuk masakan sebagai rempah atau kue. Masing – masing wijen memiliki aroma yang berbeda, yaitu biji wijen putih memiliki aroma lebih wangi dan ringan. Sedangkan 3

biji wijen hitam lebih pekat dan berat. Biji wijen putih umumnya dipakai untuk memasak, karena rasa nya yang gurih dengan aroma wangi yang khas membuat masakan lebih sedap. Sedangkan biji wijen hitam lebih banyak di pakai untuk kue.

Biji wijen merupakan sumber protein dan lemak yang baik, sehingga sangat cocok untuk diolah menjadi tepung dan minyak. (Astawan, 2009). Kandungan vitamin E cukup tinggi pada biji wijen begitu pula dengan almond.

Mengkonsumsi biji wijen dapat meningkatkan aktivitas vitamin E, yang dipercaya dapat mencegah kanker dan penyakit jantung, sedangkan Vitamin E dalam almond merupakan antioksidan alami untuk melindungi tubuh dari serangan radikal bebas, penyebab penyakit kanker (Astawan, 2009).

Berikut informasi mengenai perbandingan kandungan gizi almond dengan biji wijen hitam:

Tabel 1.1 PERBANDINGAN GIZI ALMOND DENGAN BIJI WIJEN HITAM (Takaran saji per 100 g)

Kandungan Gizi Almond Biji Wijen Hitam Energy 578 kcal 600 kcal Protein 22 g 20 g Lemak 51 g 50,87 g Karbohidrat 20 g 20 g Kalsium 248 mg 1200 mg Zat Besi 4 mg 7.20 mg Gula 5 g 0 g Sumber : DATA NUTRISI USDA 4

Berdasarkan tabel 1.1 di atas, gizi almond dan biji wijen hitam memiliki

persamaan antara keduanya. Sehingga biji wijen hitam dapat menggantikan

almond dalam pembuatan Macaron.

Penulis sudah melakukan pra-eksperimen sebanyak tiga kali dengan

menggunakan 100%, 75% dan 50% tepung biji wijen hitam dalam pembuatan

Macaron. Kemudian penulis menentukan Macaron yang menggunakan tepung

biji wijen hitam 100% berdasarkan hasil teori dan observasi penulis.

Berdasarkan kajian di atas, penelitian ini dilakukan untuk memanfaatkan

tepung biji wijen hitam dalam pembuatan Macaron, dan untuk mengetahui

perbandingan yang dihasilkan dari Macaron tepung biji wijen hitam dan Macaron

tepung almond. Sesuai dengan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk

membuat Macaron dengan menggunakan tepung biji wijen hitam. Dengan

demikian penulis akan mengangkat Tugas Akhir yang berjudul,

“ PENGGUNAAN TEPUNG BIJI WIJEN HITAM DALAM PEMBUATAN

MACARON “

B. Pertanyaan Penelitian

1. Bagaimana tekstur yang dihasilkan Macaron tepung almond dan Macaron

tepung biji wijen hitam?

2. Bagaimana penampilan pada Macaron tepung almond dan Macaron tepung biji

wijen hitam?

3. Bagaimana rasa dan aroma pada Macaron tepung almond dan Macaron tepung

biji wijen hitam?

5

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui tekstur yang dihasilkan Macaron tepung almond dan

Macaron tepung biji wijen hitam.

2. Untuk mengetahui penampilan pada Macaron tepung almond dan Macaron

tepung biji wijen hitam.

3. Untuk mengetahui rasa dan aroma pada Macaron tepung almond dan Macaron

tepung biji wijen hitam.

D. Pendekatan dan Metode Penelitian

1. Pendekatan Pengembangan Produk

Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, penulis memilih metode kuantitatif yaitu

eksperimen sebagai metode pengembangan produk. Menurut Purwanto, dkk

(2011) yang menyatakan bahwa metode eksperimen dilakukan untuk

mengetahui adanya perbedaan dengan adanya pengaruh dari suatu variabel atau

tidak. Perubahan variabel yang dilakukan secara sengaja ini, dikontrol secara

ketat dan diamati secara saksama dalam kondisi terkendali. Pada pendekatan

produk ini, penulis akan melakukan eksperimen pembuatan Macaron yang

dilakukan dengan cara mengganti 100% komposisi tepung almond dengan

tepung biji wijen hitam. Melalui penelitian ini, penulis akan melakukan

perbandingan eksperimen menggunakan tepung biji wijen hitam dan tepung

almond dalam pembuatan Macaron dengan mengamati perbedaan yang melihat

aspek tekstur, penampilan, rasa, dan aroma.

Dalam penelitian ini, penulis akan melakukan perbandingan eksperimen

penggunaan tepung biji wijen hitam dan tepung almond dalam pembuatan 6

Macaron. Penulis akan mengamati perbedaan Macaron dengan melihat aspek

tekstur, penampilan, rasa dan aroma.

2. Prosedur Pendekatan Pengembangan Produk

Penulis akan melakukan beberapa tahapan untuk prosedur pendekatan

pengembangan produk sebagai berikut:

a. Penulis akan melakukan studi pustaka terlebih dahulu untuk mengetahui

asal, pemakaian, dan pengaplikasian tepung almond untuk pembuatan

Macaron.

b. Penulis mulai mencari bahan pengganti untuk Macaron yang sudah

beredar di pasaran dan menentukan untuk menjadi bahan pembanding

yang menggunakan tepung almond dan bahan eksperimen yang

menggunakan tepung biji wijen hitam.

c. Menentukan resep yang terbaik menurut penulis untuk produk eksperimen

dan produk pembanding. Pada eksperimen ini, produk eksperimen dan

produk pembanding mengalami proses pembuatan yang sama dengan

resep yang sudah ditentukan oleh penulis, yaitu tepung almond sebagai

produk pembanding dan tepung biji wijen hitam sebagai produk

eksperimen dalam pembuatan Macaron.

d. Penulis akan melakukan sebanyak 3 kali percobaan untuk melihat

perbedaan pada eksperimen tersebut dan mendapatkan hasil yang terbaik.

e. Melakukan uji panelis untuk mengetahui perbedaan tekstur, penampilan,

rasa dan aroma pada Macaron yang menggunakan tepung almond dan

Macaron yang menggunakan tepung biji wijen hitam. 7

f. Menganalisis hasil data yang di dapatkan dari uji panelis.

g. Menarik kesimpulan dari hasil eksperimen penulis berdasarkan data yang

didapatkan.

3.Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Observasi adalah metode pengumpulan data berdasarkan data dan

fakta yang disaksikan oleh peneliti yang kemudian dicatat sebagai sumber

informasi. Informasi tersebut didapat melalui penglihatan, pendengaran,

ataupun pengindraan lain selama penelitian, yang kemudian dicatat

seobjektif mungkin (Gulo, 2002). Pada eksperimen ini, penulis akan

mengobservasi perubahan dalam aspek tekstur, penampilan, rasa, dan

aroma antara produk pembanding dan produk eksperimen.

b. Studi Kepustakaan

Metode penelitian studi kepustakaan adalah teknik pengumpulan

data dengan melakukan penelaahan terhadap berbagai buku, literatur,

catatan, serta berbagai laporan yang berkaitan dengan masalah yang ingin

dipecahkan (Nazir, 1998). Penulis melakukan studi kepustakaan untuk

memperoleh data mengenai penelitian yang sejenis atau yang berkaitan

dengan penelitian penulis dari beberapa buku, jurnal, dan referensi.

Penulis membutuhkan bahan tertulis dari bermacam – macam sumber

sebagai bukti autentik dan pendukung suatu kebenaran. Hasil dari studi

pustaka dijadikan dasar bagi penulis dalam melakukan eksperimen

mengenai pengertian, kegunaan, dan pembuatan Macaron.

c. Kuesioner 8

Kuesioner adalah teknik pengumpulan data dengan cara memberi

seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

menjawabnya (Sugiyono, 2012). Penulis akan menggunakan jenis

Kuesioner Tertutup memudahkan responden dalam menjawab

pertanyaan yang diberikan. Penulis akan melakukan uji organoleptik

dengan skala hedonik yang akan diberikan kepada panelis tidak terlatih

yang terdiri dari 25 orang. Uji organoleptik ini akan mengukur produk

secara langsung dengan menggunakan indera panelis. Serta, skala

hedonik digunakan untuk mengungkapkan pendapat mengenai tingkat

kesukaan panelis terhadap terkstur, penampilan, rasa, dan aroma pada

produk. Penulis akan melakukan kuesioner kepada panelis yang tidak

terlatih, pemilihan panelis tidak terlatih mengutamakan segi sosial seperti

latar belakang pendidikan, asal daerah, kelas ekonomi dalam masyarakat

dan sebagainya (Soekarto, 1985). Kuesioner ini akan diuji meliputi

tekstur, penampilan, rasa dan aroma dari produk eksperimen tersebut.

4. Pengukuran Data dan Teknis Analisis

Skala pengukuran data yang digunakan penulis sebagai teknik pengumpulan

data yaitu skala hedonik. Skala hedonik akan diubah dalam bentuk skala

numerik dengan angka tingkat kesukaan terhadap produk. Skala hedonik banyak

digunakan untuk menilai produk akhir (Soewarno, 1981). Uji panelis yang

menggunakan skala hedonik ini dilakukan oleh panelis umum, yang sudah

maupun belum terlatih (Sarastani, 2012). 9

Dalam konteks mengukur hasil pengumpulan data yang telah dilakukan oleh penulis terhadap panelis menggunakan uji organoleptik.

Berikut adalah tabel kriteria penilaian Macaron yang digunakan oleh panelis:

Tabel 1.2

KRITERIA PENILAIAN

Aspek 1 2 3 4 5 penilaian Tekstur Sangat Tidak Cukup Suka Sangat tidak suka suka suka suka Penampilan Sangat Tidak Cukup Suka Sangat tidak suka suka suka suka Rasa Sangat Tidak Cukup Suka Sangat tidak suka suka suka suka Aroma Sangat Tidak Cukup Suka Sangat tidak suka suka suka suka Sumber : Olahan Penulis, 2019

Tabel 1.3

SKALA PENILAIAN

No Skala Jawaban Skor 1 Sangat tidak suka 1 2 Tidak suka 2 3 Cukup suka 3 4 Suka 4 5 Sangat suka 5 Sumber : Sugiyono, 2012

Dari data yang didapat di atas kemudian penulis akan menghitung rata-rata dan mean dengan menggunakan rumus: 10

x 100%

p = presentase f = frekuensi

n = banyak data 100% = jumlah tetap

Dibutuhkan tabel interval untuk mengetahui hasil akhir yang didapatkan penulis. Untuk mencari tabel interval maka di butuhkan rumus :

Jumlah panelis = 25 responden

Nilai tetinggi = 5 x 25 = 125 >

Nilai terendah = 1 x 25 = 25 >

Interval = = = 16%

Maka jarak interval untuk kriteria penilaian adalah 16

Tabel 1.4

JARAK INTERVAL KRITERIA PENILAIAN PANELIS

Jawaban Keterangan 20% - 35,99% Sangat tidak suka 36% - 51,99% Tidak suka 52% - 67,99% Cukup suka 68% - 83,99% Suka 84% - 100% Sangat suka Sumber : Olahan Penulis, 2019

Penulis akan menganalisis sebanyak 3 kali percobaan Macaron untuk melihat

perbedaan tingkat tekstur, penampilan, rasa dan aroma. Hasil data yang 11

terkumpul kemudian penulis analisis sesuai data yang didapat saat melakukan

uji panelis dan observasi.

Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif yang

mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul (Sugiyono,

2012). Hasil pengolahan tersebut akan dipaparkan dalam bentuk angka agar

memudahkan untuk dipahami.

E. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

a. Ekperimen

Penelitian ini dilakukan penulis di SSP Sariwangi Perumahan

Berteknologi no E/14, Kelurahan Sariwangi, Kecamatan Parongpong,

Bandung yang merupakan rumah penulis.

b.Uji Panelis

Penulis akan memberikan kuesioner di 23 Paskal Shopping Center yang

berada di Jalan Pasir Kaliki No. 25-27, Bandung.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dan kegiatan eksperimen yang dilakukan penulis dimulai

pada bulan Januari 2019 hingga Juni 2019.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN PROSEDUR PERCOBAAN

A. TINJAUAN PUSTAKA

1. Pengenalan Komoditi

a. Macaron

Konon Macaron berasal dari Italia, diambil dari kata maccherone

yang berarti fine dough (adonan yang halus). Adonan yang halus ini

terbentuk saat mencampurkan tepung almond dengan putih telur dan

gula. Macaron pada awalnya berbentuk seperti biscuit amaretti, berupa

satu keping dengan krim diatasnya (Marechal, 2010). Kemudian dalam

perjalanan sejarahnya menjadi terkenal dengan bentuk yang sekarang

ini, yaitu terdiri dari dua keping, memiliki “kaki” dan direkatkan

dengan isian (filling) yang berisi ganache, selai dan buttercream

(Wulandari, 2013).

Sejarah Macaron ini mempunyai 2 versi yang berbeda. Pertama,

Macaron dibawa oleh seorang chef yang pindah ke Perancis pada

tahun 1533. Chef ini diajak pindah oleh majikannya, seorang wanita

bangsawan bernama Catherine de’Medici, istri Raja Perancis, King

Henry II (Marechal, 2010). Kemudian yang kedua yaitu kisah tentang

dua orang biarawati Carmelite, yang pada tahun 1792 meminta

perlindungan di Nancy, Perancis, saat terjadi revolusi Perancis. dua

biarawati ini, konon, membuat Macaron dan kemudian menjualnya

untuk menyambung hidup, sejak saat itulah Macaron menjadi popular.

12

13

Pada abad 20, barulah Macaron dimodifikasi dengan sangat cerdas oleh seorang Chef Perancis, Pierre Desfontaines, cucu Louis-Ernest

Laduree, pemilik Pastry Café Laduree yang terkemuka. Pierre

Desfontaines yang pertama kali memiliki ide brilian untuk merekatkan dua keping biscuit Macaron dengan isian, seperti selai, vanilla, keju, coklat, dan sebagainya. Walaupun demikian, yang kemudian mendapat akreditasi dan pengakuan secara luas sebagai Macaron Art Master adalah Pierre Herme, yang telah menciptakan Macaron dengan citra rasa modern.

Macaroon dan Macaron memiliki arti yang sama, baik Macaroon maupun Macaron berasal dari bahasa Italia, ammaccare, yang berarti garing. Hanya itu saja kesamaannya. Sedangkan untuk bentuk dan rasa, keduanya sangat jauh berbeda.

Macaroon (dengan menggunakan dua huruf “O”) adalah kue kering yang berasal dari Amerika, yang menggunakan kelapa parut sebagai bahan dasarnya. Kue ini terbuat dari kelapa, putih telur, dan gula yang biasanya dibentuk dengan menyerupai pipa. Untuk menikmati Macaroon, terkadang dicelupkan kedalam cokelat. Nama lain kue Macaroon ini adalah Congolais, yang juga sangat terkenal di

Perancis. Macaroon sering disajikan saat perayaan paskah karena bahannya tidak mengandung tepung (Wulandari, 2013).

Sedangkan Macaron (dengan satu huruf “O”) adalah kue yang berasal dari Italia, yang kemudian dibawa dan dikembangkan di

Perancis. Macaron sendiri terbuat dari tepung almond, putih telur, dan 14

gula pasir yang bagian tengahnya diisi dengan krim mentega atau krim buah-buahan. Rasa Macaron ini renyah ketika digigit, namun lembut ketika sudah berada di dalam mulut.

Ciri-ciri Macaron yang baik menurut Wulandari (2013) yaitu sebagai berikut :

1. Ketika digigit, kulit Macaron atau isian tidak lengket. 2. Renyah dan tidak keras 3. Ukuran yang proposional, tidak terlalu kecil atau terlalu besar. 4. Tidak berbau tengik. 5. Adanya “kaki” pada Macaron. 6. Permukaan kulit Macaron halus dan tidak ada benjolan atau bintik-bintik di permukaannya. Secara umum ada tiga cara membuat Macaron, berdasarkan teknik yang berkembang di negara asalnya:

1. French Meringue

Teknik ini berkembang di Perancis, teknik ini dapat

dibilang paling sederhana, tapi membutuhkan tingkat kehati-

hatian yang tinggi. Teknik ini hanya membutuhkan telur

mentah, tidak dipanaskan dan juga tidak dicampur sirup gula

panas. Teknik ini hanya putih telur dikocok bersama gula halus

hingga kaku dan mengkilat, kemudian di campur dengan

tepung almond.

2. Italian Meringue

Teknik ini terbilang cukup rumit, Karena membutuhkan

alat-alat yang lebih banyak. Dalam teknik ini diperlukan sirup 15

gula panas dengan derajat panas tertentu. Karena itu diperlukan

thermometer untuk mengukur suhu hingga 115-120°c. Standing

mixer sangat diperlukan untuk teknik ini, karena akan

mengalami kesulitan pasa saat menuangkan sirup gula panas ke

telur mentah pada saat mengocok. Tingkat keberhasilan sangat

tinggi karena Meringue yang dibuat matang atau stabil

sehingga tidak cepat kempes.

3. Swiss Meringue

Teknik ini mengutamakan telur putih dimatangkan terlebih

dahulu dengan proses di tim (au bain marie), dengan

matangnya putih telur, adonan Macaron aja menjadi stabil.

Cara penyimpanan Macaron yang sudah terisi filling pada chiller tidak dapat disimpan pada waktu yang cukup lama. Kandungan air yang berasal dari filling dapat menembus pori-pori Macaron dan akan membuat Macaron menjadi shoggy (lembab) dan mudah hancur.

Untuk penimpanan Macaron dalam kondisi berisi filling dapat bertahan selama satu minggu dalam chiller, jika ingin menyimpan lebih lama lagi dapat disimpan dalam freezer.

Lebih baik lagi penyimpanan Macaron dalam keadaan belum diisi dengan filling agar lebih awet dan tahan lama di dalam freezer. Pada saat penyimpanan Macaron, tempat container yang kedap udara dan dialasi dengan wax paper agar tidak ada udara yang masuk kedalam container. 16

b. Tepung Almond

Almond tersebut sering disebut dengan salah satu jenis kacang-

kacangan, namun sebenarnya almond bukan termasuk kacang-

kacangan, melainkan biji dari pohon almondnya sendiri yang biasanya

disebut tree nuts. Almond berasal dari Asia Barat dan Afrika Utara, dan

sekarang almond sudah banyak tumbuh di sekitar Spanyol, Italia,

Maroko, dan California (Astawan, 2009).

Almond terbagi menjadi dua jenis yaitu manis dan pahit. Almond

manis dikonsumsi oleh masyarakat karena rasanya yang gurih dan

enak, sedangkan almond pahit dijadikan bahan baku pada pembuatan

minyak dan aroma almond. Almond memiliki asam lemak tidak jenuh

sehingga sangat baik bagi penurunan kadar kolestrol dan mencegah

hipertensi dan stroke. Almond memliki vitamin E yang memiliki

antioksidan alami untuk melindungi dari penyakit kanker (Astawan,

2009).

Tepung Almond merupakan bahan dasar untuk membuat Macaron.

Tepung almond memiliki kandungan minyak yang pas umtuk

membuat kue ini. Meskipun sudah dalam bentuk bubuk, tepung

almond harus dihaluskan lagi agar diperoleh butiran tepung yang

benar-benar sangat halus. Tepung almond yang kurang halus akan

membuat permukaan Macaron tidak halus (Wulandari, 2013)

Agar menghasilkan Macaron yang sempurna sebaiknya

menggunakan tepung almond yang tidak berbau dan kualitas terbaik.

Tepung almond yang tidak baik untuk digunakan dalam Macaron 17

biasanya memiliki tepung yang mengumpal dikarenakan basah. Bila tepung almond sedikit basah atau berminyak dapat menghasilkan permukaan Macaron yang tidak sempurna atau retak. Oleh karena itu, tepung almond dapat dikeringkan di oven agar kelembaban dari tepung tersebut dapat berkurang dan bisa pakai untuk pembuatan Macaron yang permukaannya halus (Wulandari, 2013). Dalam pembuatan

Macaron di Indonesia bahan-bahan dasar yang digunakan harus di perhatikan dikarenakan kondisi kelembaban di Indonesia sangat tinggi.

Berikut merupakan tabel kandungan gizi yang terdapat pada

Almond:

TABEL 2.1

KANDUNGAN GIZI ALMOND

Kandungan Gizi Almond Energy 578 kcal Protein 22 g Lemak 51 g Karbohidrat 20 g Kalsium 248 mg Zat Besi 4 mg Gula 5 g Sumber : DATA NUTRISI USDA, 2018

Agar menghasilkan kulit Macaron yang sempurna, gunakan

tepung almond dengan kualitas terbaik. Periksa tepung almond,

apakah tidak bau apek, periksa juga apakah ada gumpalan di dalam

tepung tersebut. Jika membeli tepung almond dalam kemasan yang

tertutup rapat, periksa apakah tidak lewat tanggal kadaluarsanya. 18

Jika tepung almond yang digunakan untuk membuat

Macaron sedikit basah atau berminyak, dapat menyebabkan keping

Macaron menjadi retak. Selain itu, jika kondisinya lembab, tepung

almond bisa cepat menjadi busuk. Tepung ini tidak boleh lembab

atau basah. Oleh karena itu, keringkan tepung almond di oven.

Di Indonesia memliki udara yang lembab sehingga tepung

almond harus di keringkan dahulu sebelum membuat Macaron.

Penyimpanan tepung almond juga penting karena jika tidak, maka

tepung almond akan menjadi basah dan tidak bisa digunakan dalam

membuat Macaron.

Tepung almond dapat disimpan di wadah yang rapat, dan

dimasukkan kedalam chiller atau freezer untuk penyimpanan

dalam waktu yang lama. Pada saat digunakan, tepung almond

dikeluarkan dari chiller dan keringkan dengan cara di panaskan di

oven dengan suhu 165°celcius selama 15 menit atau hingga kering.

Tepung almond juga dapat disimpan ditempat yang kering, tidak

lembab, tidak dekat dengan area yang berair dan menggunakan

silica gel agar tidak lembab. c. Tepung Biji Wijen

Wijen berasal dari Afrika, tumbuhan ini dapat tumbuh di daerah

dengan kisaran suhu 25°C - 35°C yang berada pada iklim tropis dan

subtropis. Penggunaan biji wijen sangat luas yaitu, bahan baku

minyak, rempah-rempah, obat-obatan, makanan, dll. Biji wijen

berukuran kecil, pipih, dan meruncing pada bagian ujungnya sering 19

dijadikan taburan dalam makanan seperti, onde-onde, gambang, bolu, martabak, cookies, es krim, sup, permen, dll. sebelum di konsumsi, biji wijen disangrai agar aromanya menjadi lebih wangi dan rasanya pun lebih gurih (Astawan, 2009).

Biji wijen terbagi menjadi dua jenis yaitu biji wijen hitam dan biji wijen putih. Kedua jenis wijen hitam dan putih dipakai untuk masakan sebagai rempah atau kue. Masing – masing wijen memiliki aroma yang berbeda, yaitu biji wijen putih memiliki aroma lebih wangi dan ringan.

Sedangkan biji wijen hitam lebih pekat dan berat. Biji wijen putih umumnya dipakai untuk memasak, karena rasa nya yang gurih dengan aroma wangi yang khas membuat masakan lebih sedap. Sedangkan biji wijen hitam lebih banyak di pakai untuk kue.

Biji wijen putih diolah menjadi minyak dan biji wijen hitam diolah menjadi pangan kesehatan. Biji wijen hitam dapat digunakan untuk obat-obatan seperti menjegah kanker, stroke, hipertensi, dll. Selain kaya protein, biji wijen mengandung lemak tidak jenuh dan serat serta mengandung sesamin dan sesamolin yang memiiki efek untuk menurunkan kadar kolesterol dan hipertensi. Serta, biji wijen berkhasiat untuk mencegah terjadinya kanker dan penyakit jantung karena kandungan vitamin E yang dimilikinya sangat tinggi. Biji wijen merupakan biji-bijian penghasil minyak pertama yang dikenal manusia sehingga biji wijen dapat diolah menjadi minyak. (Astawan, 2009).

Biji wijen hitam merupakan sumber protein dan lemak yang baik, sehingga sangat cocok untuk diolah menjadi tepung. (Astawan, 2009). 20

Dikarenakan biji wijen memiliki kandungan lemak yang hampir sama dengan almond sehingga dapat dijadikan substitusi dalam pembuatan

Macaron.

Berikut adalah tabel kandungan gizi yang terdapat dalam biji wijen hitam :

TABEL 2.2

KANDUNGAN GIZI BIJI WIJEN HITAM

Kandungan Gizi Biji Wijen Hitam Energy 600 kcal Protein 20 g Lemak 50,87 g Karbohidrat 20 g Kalsium 1200 mg Zat Besi 7.20 mg Gula 0 g Sumber : DATA NUTRISI USDA, 2017

Di Indonesia, pusat penanaman biji wijen terdapat di Jawa Tengah,

Jawa Timur, Sumbawa, Dompu, Bima, dan Sulawesi Selatan.

(Astawan, 2009). Dikarenakan biji wijen sudah memiliki pusat penanaman di Indonesia, maka biji wijen dapat ditemukan dengan mudah di pasaran dan memiliki harga yang terjangkau murah.

Cara penyimpanan tepung biji wijen dengan menggunakan container yang kedap udara dan ditutupi dengan wrap agar tepung biji wijen hitam tidak basah dan tidak ada udara yang masuk, tepung biji wijen hitam disimpan ditempat yang sejuk dan tidak dekat dengan tempat yang berair. 21

B. PROSEDUR PERCOBAAN

1. Peralatan yang digunakan

Dalam penelitian ini, penulis membutuhkan peralatan yang dapat

membantu dalam pembuatan Macaron. Peralatan yang digunakan

dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

TABEL 2.3

PERALATAN YANG DIGUNAKAN DALAM PEMBUATAN MACARON

No Nama Alat Gambar Keterangan Digunakan untuk menimbang bahan 1 Timbangan yang akan digunakan secara akurat Digunakan untuk Chopper menghaluskan 2 atau Food bahan hingga Processor menjadi bubuk atau tepung Digunakan untuk menyaring bahan agar menghasilkan 3 Saringan bahan yang halus dan tidak ada

gumpalan yang masuk ke adonan

22

TABEL 2.3 PERALATAN YANG DIGUNAKAN DALAM PEMBUATAN MACARON (lanjutan)

Digunakan untuk 4 Stand Mixer mengocok bahan makanan

Dunakan untuk membersihan 5 Spatula adonan yang menempel pada bowl

Digunakan untuk memudahkan 6 Piping Bag untuk membentuk adonan yang diinginkan

Digunakan untuk 7 Saucepan memasak bahan makanan

Digunakan untuk 8 Termometer mengukur suhu bahan makanan

23

TABEL 2.3 PERALATAN YANG DIGUNAKAN DALAM PEMBUATAN MACARON (lanjutan)

Di gunakan sebagai cetakan 9 Silpat untuk adonan Macaron

Digunakan untuk 10 Bowl menyimpan bahan yang akan diaduk

Di gunakan untuk 11 Oven memanggang Macaron

Digunakan untuk Portable 12 memasak gula Stove untuk Meringue

Digunakan untuk 13 Sendok mengambil bahan yang diperlukan

Sumber : Olahan Penulis, 2019

24

2. Bahan-bahan yang Digunakan

Dibawah ini merupakan bahan-bahan yang akan digunakan penulis

dalam pembuatan Macaron:

a. Tepung Almond

GAMBAR 2.1 TEPUNG ALMOND

Sumber : Olahan Penulis, 2019

Tepung Almond merupakan bahan dasar untuk membuat

Macaron. Meskipun sudah dalam bentuk bubuk, tepung almond

harus dihaluskan lagi agar diperoleh butiran tepung yang benar-

benar sangat halus. Tepung almond yang kurang halus akan

membuat permukaan Macaron tidak halus.

25

b. Gula pasir

GAMBAR 2.2 GULA PASIR

Sumber: Olahan Penulis, 2019

Gula pasir berbutir kecil digunakan dalam pembuatan

Macaron untuk menhasilkan adonan yang halus dan bertekstur

ringan. Gula pasir dapat di temukan di pasaran dengan mudah.

Gula pasir diperlukan untuk membangun struktur Meringue dari

Macaron dengan kombinasi dengan putih telur. Ukuran kristal

halus gula pasir membantu membentuk Meringue menjadi stabil

lebih cepat ketika digabungkan dengan air dan protein dari putih

telur. Juga berfungsi untuk mengentalkan sehingga putih telur tidak

cepat menyusut kembali setelah mengambang.

26

c. Gula halus

GAMBAR 2.3 GULA HALUS

Sumber : Olahan Penulis, 2019

Gula halus atau gula bubuk dan biasa sering disebut dengan

icing sugar, merupakan salah satu elemen kunci dalam pembuatan

Macaron. Gula halus dapat menghaluskan tekstur kulit Macaron.

Selain itu, gula halus juga membentuk struktur kulit Macaron.

Untuk membuat kulit Macaron, menggunakan Icing sugar

asli, bukan gula halus biasa. Karena dalam gula halus, sering diberi

campuran tepung maizena sehingga harus menggunakan icing

sugar yang 100% gula asli. Tambahan maizena dalam gula halus

digunakan untuk mencegah terjadinya penggumpalan. Tapi, dalam

pembuatan Macaron, gula ini dapat mengakibatkan adonan

menjadi padat, sehingga tidak mengembang. Walaupun sudah

sangat halus, tapi dalam pembuatan Macaron, icing sugar tetap

harus dimasukan ke dalam Food Processor bersama tepung 27

almond, agar menjadi campuran yang benar benar halus, merata,

dan tidak menggumpal. d. Putih telur

GAMBAR 2.4 PUTIH TELUR

Sumber : Olahan Penulis, 2019

Putih telur berguna untuk melarutkan dengan cepat bahan-

bahan lain. Putih telur dalam pembuatan Macaron yang baik

adalah menggunakan Agging Egg White. Agging Egg White adalah

putih telur yang sudah kita diamkan di suhu ruangan minimal 24

jam. Agging Egg White merupakan putih telur yang sudah

dipisahkan dengan kuning telur dan sudah di diamkan di suhu

ruangan. Dalam pembuatan Macaron putih telur tidak boleh ada

albumin atau bagian telur yang kental seperti benang dalam

adonan. Karena jika tercampur dengan albumin dalam pembuatan

Macaron, maka putih telur akan susah mengembang.

Pemdiaman putih telur berfungsi untuk membentuk

Macaron menjadi kokoh, kulitnya kuat tapi renyah, serta mencegah 28

adonan menjadi liat dan lengket di dasar loyang. Putih telur

mempunyai ketahanan terhadap tumbuhnya bakteri. Putih telur

melindungi kuning telur dari bakteri, sehingga dapat di pastikan

aman jika mendiamkan putih telur di suhu ruangan selama

beberapa hari. Proses Agging Egg White adalah proses

menguapkan kandungan air dalam putih telur sendiri, untuk

memudahkan proses Whipping atau pengocokan putih telur agar

memiliki konsistensi yang bagus. e. Tepung Biji Wijen Hitam

GAMBAR 2.5 TEPUNG BIJI WIJEN HITAM

Sumber : Olahan Penulis, 2019

Tepung biji wijen hitam terbuat dari biji wijen hitam yang

telah disangrai dan di blender sehingga menjadi tepung biji wijen

hitam. Tepung biji wijen hitam memiliki kadungan gizi yang

hampir sama dengan tepung almond sehingga penulis memilih

tepung biji wijen hitam sebagai pengganti tepung almond dalam

pembuatan Macaron. 29

3. Prosedur Pembuatan Macaron

a. Pra Eksperimen

Penulis melakukan pra-eksperimen untuk mencari tahu

penggunaan tepung biji wijen hitam yang terbaik dalam pembuatan

Macaron.

TABEL 2.4 RENCANA PRA EKPERIMEN Pra Pra Pra Eksperimen 1 Eksperimen 2 Eksperimen 3 Percobaan Macaron Macaron Macaron Eksperimen Eksperimen Eksperimen Tepung 50% 25% 0% Almond Tepung Biji Wijen 50% 75% 100% Hitam Sumber : Olahan Penulis, 2019

GAMBAR 2.6 PRA EKSPERIMEN MACARON 50% TEPUNG BIJI WIJEN HITAM

Sumber : Olahan Penulis, 2019

Pada pra-eksperimen 50% penggunaan tepung biji wijen

hitam dalam pembuatan Macaron yang didapat, Macaron tidak

mengembang secara sempurna atau dapat dibilang tidak memiliki 30

“kaki”. Akhirnya penulis menambahkan tepung biji wijen hitam

menjadi 75% pada pra-eksperimen selanjutnya.

GAMBAR 2.7 PRA EKSPERIMEN MACARON 75% TEPUNG BIJI WIJEN HITAM

Sumber : Olahan Penulis, 2019

Pada pra-eksperimen 75% penggunaan tepung biji wijen

hitam, Macaron memliki “kaki” hanya sedikit dan tidak

mengembang secara sempurna. Penulis akan menggunakan 100%

tepung biji wijen hitam dalam pembuatan Macaron.

GAMBAR 2.8 PRA EKSPERIMEN MACARON 100% TEPUNG BIJI WIJEN HITAM

Sumber : Olahan Penulis, 2019 31

Pada pra-eksperimen yang terakhir, penulis menggunakan

100% tepung biji wijen hitam dan membuat Macaron menjadi

sempura dan memiliki “kaki” dan permukaan nya yang halus.

C. RENCANA EKSPERIMEN

Berdasarkan hasil dari ketiga pra-eksperimen, penulis

memilih untuk menggunakan 100% tepung biji wijen hitam dalam

pembuatan Macaron sehingga Macaron yang dihasilkan memiliki

bentuk yang baik.

TABEL 2.5 RENCANA EKPERIMEN

Macaron Macaron Percobaan Pembanding Eksperimen Tepung Almond 100% 0% Tepung Biji Wijen 0% 100% Hitam Sumber : Olahan Penulis, 2019

Dalam eksperimen ini, penulis menggunakan standar resep

dari Buku Secret of Macarons oleh Jose Marechal.

D. RESEP MACARON

Berikut ini merupakan resep Macaron Pembanding dan resep

Macaron Eksperimen :

32

TABEL 2.6 RESEP MACARON PEMBANDING Yield : 60 pcs Macaron

Metode Jumlah Bahan Penjelasan Gambar Hasil Macaron

Peralatan Siapkan yang dibutuhkan

Timbang Semua bahan

Tepung 200g Masukan Almond Ke dalam

dan food blender Gula processor 200g Halus

Campuran tepung dan Saring gula ke dalam mixing bowl

Air Didalam 75ml saucepan Panaskan Gula hingga 200g Pasir 115°celcius

Di mixer bersamaan Putih Kocok 160g dengan telur memanaskan cairan gula

33

TABEL 2.6 RESEP MACARON PEMBANDING (lanjutan)

Cairan gula ke dalam putih telur Campur hingga menjadi meringue Adonan kering dengan meringue secara Campur perlahan hingga membentuk adonan seperti lava

Adonan ke Masukan dalam piping bag

Ke cetakan Cetak Macaron dan

Selama 30 menit atau hingga Diamkan permukaan Macaron mengering

34

TABEL 2.6 RESEP MACARON PEMBANDING (lanjutan)

Oven hingga Panaskan 150°celcius Macaron selama 14 Panggang menit dan keluarkan dari oven

Macaron dari Keluarkan oven Macaron Diamkan hingga dingin

Isian atau filling dan Tambahkan sandwich Macaron

Sumber : Olahan Penulis, 2019

35

TABEL 2.7 RESEP MACARON EKSPERIMEN Yield : 60 pcs Macaron

Metode Jumlah Bahan Penjelasan Gambar Hasil Macaron

Peralatan Siapkan yang dibutuhkan

Timbang Semua bahan

Tepung 200g biji

wijen Ke dalam Masukan hitam food dan blender processor

Gula 200g Halus Campuran tepung dan Saring gula ke dalam mixing bowl

Panaskan Air 75ml didalam

Siapkan saucepan Gula 200g hingga Pasir 115°celcius

Di mixer bersamaan Putih Kocok 160g dengan telur memanaskan cairan gula 36

TABEL 2.7 RESEP MACARON EKSPERIMEN (lanjutan)

Cairan gula ke dalam putih telur Campur hingga menjadi

meringue Adonan kering dengan meringue secara Campur perlahan

hingga membentuk adonan seperti lava

Adonan ke

Masukan dalam piping

bag

Ke cetakan Cetak Macaron dan

37

TABEL 2.7 RESEP MACARON EKSPERIMEN (lanjutan)

Selama 30 menit atau hingga Diamkan permukaan Macaron mengering Oven hingga Panaskan 150°celcius

Macaron Panggang selama 14 menit

Macaron dari Keluarkan oven Macaron Diamkan hingga dingin

Isian atau filling dan Tambahkan sandwich Macaron

Sumber : Olahan Penulis, 2019

Dalam eksperimen ini, penulis mengganti tepung almond dengan

tepung biji wijen hitam sebanyak 200 gram pada resep eksperimen

Macaron Biji Wijen Hitam. Teknik dan perlakuan pada saat membuat

kedua resep tersebut tidak ada yang berbeda. Setelah melakukan

eksperimen, Macaron pembanding dan eksperimen memiliki perbedaan 38

dalam penmapilannya, tekstur adonan dan aroma pada kedua Macaron

tersebut.

E. UJI ORGANOLEPTIK

Uji organoleptik merupakan penilaian dengan menggunakan panca

indera manusia untuk mengamati tekstur, warna, bentuk, aroma, rasa suatu

produk makanan (Ayustaningwarno, 2014). Uji organoleptik ini dilakukan

dengan memberikan kuesioner kepada 25 panelis tidak terlatih (Soekarto,

2002). Panelis tidak terlatih diperbolehkan untuk menilai menggunakan uji

organoleptik, namun uji organoleptik yang diberikan kepada panelis

merupakan uji yang sederhana seperti menguji tingkat kesukaan pada

produk menggunakan skala hedonik (Ayustaningwarno, 2014).

Uji organoleptik yang menggunakan skala hedonik merupakan uji

tingkat kesukaan panelis terhadap suatu produk atau sampel. Uji panelis

menggunakan skala hedonik atau pengukuran nilai tingkat kesukaan

konsumen (Sofiah dan Achyar, 2008). Metode ini memberikan nilai

terhadap bahan yang diuji tentang kesukaan atau ketidaksukaan pada

tingkat skala hedonik (Soekarto, 1985).

Panelis akan menilai tingkat kesukaan pada Macaron pembanding

dan Macaron eksperimen secara jujur dan subjektif. Uji panelis ini

meliputi empat aspek yaitu tekstur, penampilan, rasa dan aroma.

a. Tekstur

Tekstur adalah sesuatu yang dirasakan dan dilihat oleh indera

manusia. Tekstur memiliki pengaruh terhadap, kekasaran,

kehalusan, dan kekentalan semuanya dapat mempengaruhi bau rasa 39

(DeMan, 1997). Tekstur Macaron memliki crunchy pada permukaan luar Macaron sedangkan dalamnya lembut saat dimakan. b. Penampilan

Penampilan menjadi salah satu faktor terpenting terhadap makanan. Dalam penampilan, Macaron di lihat dari warna, bentuk atau ukuran yang sesuai dengan Macaron yang biasanya. Adanya

“kaki”, mengembang dengan sempurna, dan tidak ada retak pada

Macaron. Dengan hasil yang bagus atau memuaskan, maka konsumen pun akan tertarik untuk membeli dan mencicipi produk tersebut. c. Rasa

Rasa dari bahan pangan merupakan kombinasi dari cita rasa dan bau (Winarno, 1992). Rasa yang dihasilkan dari Macaron adalah memiliki rasa almond dan biji wijen yang kuat, karena

Macaron eskperimen ini menggunakan 100% tepung almond dan

100% tepung biji wijen hitam serta memiliki rasa manis. d. Aroma

Dalam pengujian sifat sensori, indera penciuman sangat penting digunakan dalam mengidentifikasi aroma yang dihasilkan pada objek penelitian. Aroma merupakan salah satu parameter dalam pengujian ini. Aroma tersebut akan diterima jika bahan yang digunakan memiliki aroma spesifik (Kusmawati, dkk, 2012). 40

Aroma yang dihasilkan Macaron ini memiliki wangi almond dan

biji wijen hitam yang kuat. Karena bahan utama dalam Macaron

adalah tepung almond dan tepung biji wijen hitam.

Dalam melakukan uji panelis, penulis akan mengambil data

dari panelis tidak ahli atau orang awam. Penulis mengambil data

dari 25 orang panelis dari kalangan umur 15 – 30 tahun di sekitar

Bandung. Uji panelis ini dilakukan untuk mengetahui tingkat

kesukaan pada tekstur, penampilan, rasa dan aroma pada Macaron

pembanding dan Macaron eksperimen.

Berikut merupakan format penilaian panelis terhadap cita rasa

Macaron Pembanding dan Macaron Eksperimen.

TABEL 2.8 FORMAT ASPEK PENILAIAN

MACARON ASPEK MACARON 1 MACARON 2 PENILAIAN 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 TEKSTUR PENAMPILAN RASA AROMA Sumber : Olahan Penulis, 2019

Format penilaian panelis diatas akan dibagikan kepada panelis

oleh penulis. Panelis akan membubuhkan tanda centang pada

kolom penilaian yang tersedia.

Setiap jawaban dari panelis akan dihitung berdasarkan kategori

penilaian sebagai berikut : 41

TABEL 2.9 SKALA PENILAIAN No Skala Jawaban Skor 1 Sangat tidak suka 1 2 Tidak suka 2 3 Cukup suka 3 4 Suka 4 5 Sangat suka 5 Sumber : Sugiyono, 2012

Setelah data panelis terkumpul, penulis akan melakukan proses

perhitungan untuk mengetahui hasil dan kesimpulan akhir dari

kuesioner uji hedonik yang telah dilakukan oleh penulis.

F. HAMBATAN

Hambatan yang penulis temukan dalam pembuatan eksperimen untuk

tugas akhir ini yaitu :

1. Penulis sulit untuk menemukan data, jurnal, dan buku mengenai biji

wijen hitam sehingga menghambat dalam proses pembuatan Tugas

akhir ini.

2. Dalam eksperimen Macaron ini penulis membutuhkan ketelitian dalam

proses pembuatannya, dari kualitas bahan yang digunakan memiliki

standar mutu yang baik, folding adonan Macaron agar menjadi seperti

lava, proses pengeringan Macaron, dan pembakaran Macaron yang

tepat waktu dalam suhu rendah.

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penulis sudah melakukan tiga kali eksperimen membuat Macaron tepung almond dan Macaron tepung biji wijen hitam. Kedua Macaron ini menggunakan bahan yang berbeda, sehingga adanya perbedaan diantara keduanya. Berikut adalah hasil eksperimen dari kedua Macaron tersebut :

TABEL 3.1

PERBANDINGAN MACARON PEMBANDING DAN MACARON EKSPERIMEN

PEMBANDING KETERANGAN EKSPERIMEN

Hasil akhir Macaron

Gambar 3.1 Gambar 3.2 Sumber : Olahan Penulis, 2019

Berikut ini adalah hasil kuesioner dari uji panelis yang penulis berikan kepada masyarakat awam mengenai aspek tekstur, penampilan, rasa, dan aroma terhadap Macaron pembanding dan Macaron eksperimen :

Dari semua hasil kuesioner yang penulis dapatkan, kurang lebih masyarakat awam mengetahui bahwa Macaron adalah kue kering yang manis.

Dalam 1 tahun kurang lebih panelis hanya mencicipi Macaron satu kali saja.

42

43

A. Tekstur

1. Hasil Observasi

Dalam hasil observasi yang dilakukan oleh penulis, tekstur

hampir sama, namun Macaron eksperimen memiliki tekstur yang

lebih kasar dikarenakan tepung biji wijen dibuat oleh penulis hitam

tidak sehalus tepung almond. Tekstur dari kedua adonan Macaron

juga memiliki perbedaan, yaitu Macaron pembanding memiliki

tekstur yang kental sendangkan Macaron eksperimen memiliki

adonan yang lebih cepat cair pada saat proses pengadukan sehingga

Macaron eksperimen tidak boleh mengaduk terlalu lama. Tekstur

pada Macaron tepung almond memiliki permukaan yang crunchy

dan dalamnya yang lembut, sedangkan Macaron tepung biji wijen

hitam memiliki permukaan yang crunchy dan dalamnya kering

karena perbedaan bahan.

2. Hasil Uji Panelis

Berikut ini data yang diperoleh dari 25 orang panelis tidak

terlatih adalah yang dilakukan dengan cara penulis memberikan

lembar kuesioner kepada panelis untuk mengetahui perbandingan

tekstur antara Macaron pembanding dan Macaron eksperimen :

44

TABEL 3.2

HASIL UJI HEDONIK DARI 25 ORANG PANELIS TERHADAP TEKSTUR MACARON PEMBANDING DAN EKSPERIMEN

Pembanding Eksperimen Kriteria Jumlah Persen Jumlah Persen Penilaian f Nilai f Nilai Nilai tase Nilai tase Sangat Suka 11 5 55 56,12% 9 5 45 47,87% Suka 4 4 16 16,33% 6 4 24 25,53% Cukup Suka 7 3 21 21,43% 7 3 21 22,34% Tidak Suka 3 2 6 6,12% 2 2 4 4,26% Sangat Tidak 0 1 0 0% 0 1 0 0% Suka Total nilai 98 100% Total Nilai 94 100% Sumber : Olahan Penulis, 2019

Berdasarkan hasil data diatas dapat diketahui bahwa:

a. Macaron Pembanding

Berdasarkan hasil perhitungan uji organoleptik yang telah

dilakukan penulis terhadap tekstur Macaron pembanding

menunjukan bahwa Macaron pembanding yang menggunakan

tepung almond mendapatkan persentase 56,12% kategori

sangat suka, 16,33% dalam kategori suka, 21,43% kategori

cukup suka, dan 6,12% dalam kategori tidak suka. Dengan

demikian, total dari kategori sangat suka, suka, dan cukup suka

yaitu 93,88%. Dilihat dari kriteria penilaian panelis bahwa

Macaron pembanding disukai oleh panelis. Karena tekstur

Macaron Pembanding lebih lembut dibandingkan dengan

Macaron Eksperimen.

45

b. Macaron Eksperimen

Berdasarkan hasil perhitungan uji organoleptik diatas

diketahui bahwa presentase Macaron eksperimen dalam aspek

tekstur yaitu 47,87% kategori sangat suka, 25,53% kategori

suka, 22,34% dalam kategori cukup suka, dan 4,26% kategori

tidak suka. Dengan hasil total persentase dari kategori sangat

suka, suka, dan cukup suka yang berjumlah 95,74%, panelis

sangat suka dengan hasil produk Macaron eksperimen tersebut.

Macaron pembanding lebih disukai dibandingkan dengan

Macaron eksperimen karena tepung biji wijen hitam tidak

sehalus tepung almond sehingga saat dimakan masih bisa

merasakan biji wijen yang masih kasar.

B. Penampilan

1. Hasil Observasi

Berkaitan dengan hasil observasi yang penulis lakukan

terhadap aspek penampilan yaitu Macaron pembanding dan

Macaron eksperimen memliki bentuk yang sama. Macaron

pembanding dan Macaron eksperimen memiliki warna yang

berbeda, dikarenakan dari bahan yang penulis gunakan yaitu

menggunakan tepung almond dan tepung biji wijen hitam sehingga

Macaron pembanding memiliki warna putih kekuningan

sedangkan Macaron eksperimen memiliki warna abu kehitaman.

Penampilan dari segi bentuk pada kedua Macaron hampir sama, 46

mempunyai “kaki” yang tinggi dan permukaan Macaron tidak ada

retak.

2. Hasil Uji Panelis

Berikut adalah data mengenai perbandingan aspek

penampilan antara Macaron pembanding dan Macaron eksperimen

yang penulis dapatkan dari 25 orang panelis :

TABEL 3.3

HASIL UJI HEDONIK DARI 25 ORANG PANELIS TERHADAP PENAMPILAN MACARON PEMBANDING DAN EKSPERIMEN

Pembanding Eksperimen Kriteria Jumlah Persen Jumlah Persen Penilaian f Nilai f Nilai Nilai tase Nilai tase Sangat Suka 7 5 35 33.98% 11 5 55 50% Suka 14 4 56 54,37% 13 4 52 47,27% Cukup Suka 4 3 12 11,65% 1 3 3 2,73% Tidak Suka 0 2 0 0% 0 2 0 0% Sangat Tidak 0 1 0 0% 0 1 0 0% Suka Total Nilai 103 100% Total Nilai 110 100% Sumber : Olahan Penulis, 2019

a. Macaron Pembanding

Dari hasil penilaian panelis terhadap penampilan Macaron

pembanding mendapatkan presentase sebesar 33,98% kategori

sangat suka,54,37% kategori suka, dan 11,65% kategori cukup

suka, sehingga berdasarkan kriteria penilaiain panelis, panelis

suka dengan penampilan Macaron pembanding yang

menggunakan tepung almond. Warnanya yang putih

kekuningan membuat terlihat polos, sehingga lebih memilih

Macaron eksperimen. 47

b. Macaron Eksperimen

Dari hasil diatas dan kriteria penilaian panelis, dapat

diketahui bahwa hasil presentase Macaron eksperimen adalah

50% kategori sangat suka, 47,27% kategori suka, dan 2,73%

kategori cukup suka. Panelis sangat menyukai Macaron

eksperimen yang menggunakan tepung biji wijen hitam. Warna

Macaron eksperimen ini sangat unik karena memiliki warna

abu kehitaman yang jarang dilihat oleh panelis sehingga panelis

lebih menyukai Macaron eksperimen dibandingkan Macaron

pembanding.

C. Rasa

1. Hasil Observasi

Dalam hasil observasi yang penulis dapatkan, Macaron

pembanding dan Macaron eksperimen memiliki rasa yang berbeda.

Macaron pembanding memiliki rasa almond yang tidak terlalu kuat

dan manis dari gula sehingga lebih dominan rasa manis dari Macaron

tersebut, sedangkan Macaron eksperimen memiliki rasa biji wijen

yang kuat dan manis dari gula.

2. Hasil Uji Panelis

Berikut adalah hasil data yang didapatkan dari uji panelis terhadap

aspek rasa antara Macaron pembanding dan Macaron eksperimen:

48

TABEL 3.4

HASIL UJI HEDONIK DARI 25 ORANG PANELIS TERHADAP RASA MACARON PEMBANDING DAN EKSPERIMEN

Pembanding Eksperimen Kriteria Jumlah Persen Jumlah Persen Penilaian f Nilai f Nilai Nilai tase Nilai tase Sangat Suka 13 5 65 60,19% 10 5 50 47,62% Suka 7 4 28 25,92% 10 4 40 38,09% Cukup Suka 5 3 15 13,89% 5 3 15 14,29% Tidak Suka 0 2 0 0% 0 2 0 0% Sangat Tidak 0% 0% 0 1 0 0 1 0 Suka Total Nilai 108 100% Total Nilai 105 100% Sumber : Olahan Penulis, 2019

a. Macaron Pembanding

Dari kriteria penilaian panelis dan hasil penilaian panelis

terhadap rasa Macaron pembanding mendapatkan presentase

sebesar 60,19% kategori sangat suka, 25,92% kategori suka ,

dan 13,89% dalam kategori cukup suka, sehingga dilihat dari

kriteia penilaian panelis, bahwa panelis sangat menyukai rasa

Macaron pembanding yang menggunakan tepung almond. Rasa

dari Macaron pembanding yang manis dan sudah biasa panelis

makan membuat Macaron ini lebih disukai dibandingkan

Macaron eksperimen.

b. Macaron Eksperimen

Dari hasil diatas dan kriteria penilaian panelis, dapat

diketahui bahwa hasil presentase Macaron eksperimen adalah

47,62% kategori sangat suka, 38,09% kategori suka, dan

14,29% cukup suka. Maka panelis sangat suka Macaron 49

eksperimen yang menggunakan tepung biji wijen hitam.

Panelis merasakan rasa baru yaitu rasa dari biji wijen hitam,

sehingga panelis belum terbiasa dengan rasa ini sehingga

panelis lebih menyukai Macaron pembanding dibandingkan

Macaron eksperimen.

D. Aroma

1. Hasil Observasi

Berkaitan dengan hasil observasi yang didapatkan oleh penulis

dalam aspek aroma dari Macaron pembanding dan Macaron

eksperimen adalah aroma dari Macaron pembanding memiliki aroma

almond yang khas, sedangkan Macaron eksperimen memiliki aroma

biji wijen hitam yang kuat sehingga adanya perbedaan antara kedua

Macaron tersebut.

Namun aroma yang dimiliki almond tidak terlalu kuat

dibandingkan aroma yang dihasilkan oleh biji wijen hitam. Biji wijen

hitam mengeluarkan aroma kacang yang khas dan kuat sehingga

Macaron eksperimen memiliki aroma yang lebih kuat dibandingkan

dengan Macaron pembanding.

2. Hasil Uji Panelis

Berikut adalah hasil data yang didapatkan dari uji panelis terhadap

aspek aroma antara Macaron pembanding dan Macaron eksperimen:

50

TABEL 3.5

HASIL UJI HEDONIK DARI 25 ORANG PANELIS TERHADAP AROMA MACARON PEMBANDING DAN EKSPERIMEN

Pembanding Eksperimen Kriteria Jumlah Persen Jumlah Persen Penilaian f Nilai f Nilai Nilai tase Nilai tase Sangat Suka 6 5 30 31,58% 11 5 55 50,46% Suka 8 4 32 33,68% 12 4 48 44,04% Cukup Suka 11 3 33 34,74% 2 3 6 5,50% Tidak Suka 0 2 0 0% 0 2 0 0% Sangat Tidak 0 1 0 0% 0 1 0 0% Suka Total Nilai 95 100% Total Nilai 109 100% Sumber : Olahan Penulis, 2019

a. Macaron Pembanding

Dapat dilihat dari hasil penilaian panelis terhadap aroma

Macaron pembanding mendapatkan presentase sebesar 31,58%

kategori sangat suka, 33,68% kategori suka, dan 34,74% cukup

suka, sehingga dari kriteria penilaian panelis cukup menyukai

aroma Macaron pembanding yang menggunakan tepung

almond. Aroma dari Macaron pembanding ini tidak sekuat

dengan Macaron eksperimen, sehingga panelis cukup

menyukai dengan aromanya

b. Macaron Eksperimen

Dari hasil diatas dan kriteria penilaian panelis, dapat

diketahui bahwa hasil presentase uji panelis Macaron

eksperimen adalah 50,46% kategori sangat suka, 44,04%

kategori suka, dan 5,50% kategori sukup suka. Maka panelis

sangat menyukai Macaron eksperimen yang menggunakan 51

tepung biji wijen hitam. Aroma yang dihasilkan dari biji wijen hitam sangat kuat sehingga panelis menyukai aroma Macaron eksperimen.

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Macaron menggunakan tepung almond sebagai bahan utama dalam

pembuatan Macaron, namun dengan menggantikan bahan utama tersebut

dengan bahan lain seperti tepung biji wijen hitam yang memiliki kriteria

yang hampir sama dengan tepung almond, penulis melakukan eksperimen

dan observasi pada aspek tekstur, penampilan, rasa, dan aroma yang

memiliki kesimpulan sebagai berikut :

a. Tekstur

Tekstur pada Macaron tepung almond memiliki tekstur

yang lebih lembut dibandingkan dengan Macaron tepung biji

wijen hitam, karena tepung biji wijen hitam memiliki tekstur

lebih kasar. Adonan pada Macaron tepung biji wijen hitam

lebih cepat menyatu daripada Macaron tepung almond,

sehingga pada proses pengadukan antara kedua Macaron akan

berbeda.

b. Penampilan

Penampilan pada kedua Macaron sangat berbeda dari

warnanya, karena tepung almond memiliki warna kekuningan

sedangkan tepung biji wijen hitam memiliki warna kehitaman.

Warna yang dihasilkan oleh Macaron menjadi putih

52

53

kekuningan pada Macaron tepung almond, sedangkan warna

Macaron tepung biji wijen hitam menjadi abu kehitaman.

Dalam segi bentuk memiliki bentuk yang sama dan memiliki

“kaki” yang sempurna juga.

c. Rasa

Dalam aspek rasa, dikarenakan masyarakat awam jarang

memakan makanan yang memakai bahan utama biji wijen

hitam, sehingga pada saat memakan Macaron biji wijen hitam

terasa asing. Rasa pada Macaron tepung almond tidak terlalu

kuat sehingga lebih disukai oleh masyarakat awam

dibandingkan dengan Macaron biji wijen hitam.

d. Aroma

Aroma yang dihasilkan Macaron tepung almond tidak

sekuat Macaron tepung biji wijen hitam. Macaron tepung

almond tidak memiliki aroma yang kuat, hanya memiliki aroma

yang manis dari gula, sedangkan Macaron tepung biji wijen

hitam memiliki aroma yang lebih kuat karena biji wijen hitam

memiliki aroma seperti kacang, sehingga aroma yang

dihasilkan berasal dari biji wijen hitam melainkan manis dari

gula.

Hasil dari eksperimen ini masih belum sebaik pembanding, eksperimen ini masih membutuhkan penelitian lebih lanjut, seperti bahan utama yang digunakan dalam pembuatan Macaron.

54

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang penulis lakukan, adapun saran untuk

memperbaiki dan membuat Macaron tepung biji wijen hitam lebih baik

yaitu :

1. Pada tekstur Macaron eksperimen lebih kasar dikarenakan

tepung yang diolah sendiri kurang halus. Tepung biji wijen

hitam tidak ditemukan di pasaran sehingga harus membuat

sendiri, sebaiknya menggunakan mesin penggiling tepung

khusus agar mendapatkan hasil yang lebih baik pada tepung

Macaron eksperimen.

2. Penampilan pada Macaron eksperimen dapat diberi taburan biji

wijen hitam pada kulit Macaron agar lebih menarik dan

konsumen mengetahui bahwa Macaron ekperimen

menggunakan bahan dasar biji wijen hitam.

3. Rasa pada Macaron eksperimen akan lebih menarik perhatian

dan dinikmati masyarakat awam apabila Macaron tersebut

ditambahkan essence almond agar rasa biji wijen tidak terlalu

kuat.

4. Adanya eksperimen pembuatan Macaron menggunakan tepung

biji wijen hitam, dengan eksperimen ini dapat dijadikan sebagai

inovasi baru untuk masyarakat yang membuat dan menjual

Macaron di dunia kuliner.

Dari semua saran yang penulis sampaikan, pembuatan Macaron

memerlukan alat dan bahan yang berkualitas, ketepatan dalam mencari 55

suhu dan waktu pada pembuatan Macaron. Ketelitian dalam proses pembuatan Macaron dari awal hingga akhir tanpa ada kesalahan dari awal pembuatan akan menghasilkan Macaron yang bagus dan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Astawan, M. (2009). Sehat dengan Hidangan Kacang & Biji-Bijian. : Penebar Swadaya. Astawan, M. (2016). Sehat dengan Rempah dan Dapur. Jakarta : Buku Kompas. Ayustaningwarno, F. (2014). Teknologi Pangan; Teori Praktis dan Aplikasi. Yogyakarta : Graha Ilmu DeMan, J. M. (1997). Kimia Makanan. Bandung : ITB. Gulo, Z. (2002). Metodologi Penelitian. Jakarta : Grasindo. Kusumawati, D. D., Amanto, B. S., dan Muhammad, D. R. A. (2012). Pengaruh Perlakuan Pendahuluan dan Suhu Pengeringan Terhadap Sifat Fisik, Kimia, dan Sensori Tepung Biji Nangka ( Artocarpus Heterophyllus). Jurnal Teknosains Pangan. Vol. 1 No. 1. Page : 41-48. Marechal, J. (2010). Secrets of Macarons. Australia : Murdoch Books. Moh. Nazir. (1998). Metode Penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia. Sarastani D. (2012). Penuntun Praktikum Analisis Organoleptik. Bogor : Program Diploma IPB. Soekarto, S. T. (2002). Penilaian Organoleptik Untuk Industri Pangan Dan Hasil Pertanian. Jakarta : Bharata Karya Aksara. Soekarto, S. T. (1985). Penilaian Organoleptik Untuk Industri Pangan Dan Peternakan. Jakarta : Bharata Karya Aksara. Soewarno, dan T. Soekarto. (1981). Penilaian Organoleptik. Bogor : IPB Press. Sofiah, B. D., Achyar, T. S. (2008). Penilaian Indera. Bandung : Universitas Padjadjaran. Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: AFABETA United State Departement of Agriculture. (2018). All Nutrient Almond Powder. Diakses 4 Maret 2019, dari : https://ndb.nal.usda.gov/ndb/foods/show/45158811?fgcd=&manu=&format=& count=&max=25&offset=&sort=default&order=asc&qlookup=almond+powder& ds=&qt=&qp=&qa=&qn=&q=&ing=

56

57

United State Departement of Agriculture. (2017). All Nutrient Roasted Black Sesame Seed. Diakses 4 Maret 2019, dari : https://ndb.nal.usda.gov/ndb/foods/show/45082703?fgcd=&manu=&format=& count=&max=25&offset=&sort=default&order=asc&qlookup=black+sesame+see d&ds=&qt=&qp=&qa=&qn=&q=&ing= Winarno, F. G. (1992). Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. Wulandari, N. (2013). A-Z Macaron. Jakarta : Halimun Media Citra.

LAMPIRAN 1

PENILAIAN PANELIS

PENGGUNAAN TEPUNG BIJI WIJEN HITAM DALAM PEMBUATAN MACARON

Dengan hormat,

Kepada Bapak/Ibu/Saudara/i untuk mengisi format penilaian secara jujur dan objektif berdasarkan dengan produk yang dihasilkan oleh penulis. Terimakasih atas waktu dan ketersediaannya.

NAMA : PROFESI : UMUR : JENIS KELAMIN :

Apakah yang anda ketahui tentang Macaron?

Apakah anda penah mencicipi Macaron?

a. Ya, pernah b. Tidak, belum pernah

Apabila pernah, berapa kali dalam 1 tahun anda membeli Macaron?

a. 1 kali b. 2 – 5 kali c. Lebih dari 5 kali

MACARON ASPEK PENILAIAN MACARON 1 MACARON 2 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 TEKSTUR PENAMPILAN RASA AROMA Keterangan :

Skor 1 = Sangat tidak suka Skor 2 = Tidak suka Skor 3 = Cukup suka Skor 4 = Suka Skor 5 = Sangat Suka

(Nama Jelas dan Tanda Tangan) 58

LAMPIRAN 2

Resep Buttercream

Yield : 30 pcs Macaron

Metode Jumlah Bahan Penjelasan Hasil Buttercream Peralatan yang akan Siapkan digunakan Timbang Semua bahan Masukkan 100 g Butter Ke dalam mixing bowl Butter selama kurang lebih 5 Kocok menit hingga menjadi putih pucat Kedalam mixing bowl agar Saring 15 g Gula halus tidak ada gumpalan Ke mixing bowl yang berisi Campur butter yang sudah dikocok Kocok Sampai semua tercampur rata Masukkan Kedalam piping bag dan Pipe Isian filling ke Macaron Sumber : Olahan Penulis, 2019

59

BIODATA PENULIS

I. Data Pribadi Nama : Christine Surya Senjaya N.I.M : 201621582 Tempat Lahir : Bandung Tanggal Lahir : 13 November 1997 Alamat : SSP Sariwangi Perumahan Berteknologi No E/14, Bandung II. Data Orang Tua Nama Ayah : Hidayat Senjaya Selamet Pekerjaan : Wirausaha Nama Ibu : Desiani Suryadi Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Alamat Orang Tua: SSP Sariwangi Perumahan Berteknologi No E/14, Bandung III. Pendidikan Tahun Nama Sekolah Kota Keterangan Tamat

SD Kristen I Paulus Bandung 2010 Lulus

SMPK 1 BPK Penabur Bandung 2013 Lulus

SMAK 1 BPK Penabur Bandung 2016 Lulus

Sekolah Tinggi Pariwisata NHI Bandung 2019 Bandung

IV. Pengalaman Kerja Nama Tempat Periode Jabatan Perusahaan Grand Mercure Jakarta, Januari 2018 - Pastry and Jakarta Harmoni Indonesia Juli 2018 Bakery Trainee

60

PENGGUNAAN TEPUNG BIJI WIJEN HITAM DALAM PEMBUATAN MACARON

ORIGINALITY REPORT

18% 11% 0% 10% SIMILARITY INDEX INTERNET SOURCES PUBLICATIONS STUDENT PAPERS

PRIMARY SOURCES

Submitted to Sekolah Tinggi Pariwisata 1 % Bandung 6 Student Paper

library.binus.ac.id 2 Internet Source 4%

torikin-kesehatan.blogspot.com 3 Internet Source 1%

www.primarasa.co.id 4 Internet Source 1%

kulinerku-enakbanget.blogspot.com 5 Internet Source 1%

Submitted to Universitas Pendidikan Indonesia 6 Student Paper 1%

id.123dok.com 7 Internet Source 1%

www.uf1.info 8 Internet Source 1% Submitted to Universitas Negeri Jakarta 9 Student Paper <1%

Submitted to Sekolah Ciiputra High School 10 Student Paper <1%

Submitted to Universitas Muhammadiyah 11 % Surakarta <1 Student Paper

Submitted to Universitas Muria Kudus 12 Student Paper <1%

eprints.uny.ac.id 13 Internet Source <1%

alfauzia.blogspot.com 14 Internet Source <1%

eprints.umm.ac.id 15 Internet Source <1%

Submitted to Politeknik Negeri Jember 16 Student Paper <1%

repository.ipb.ac.id 17 Internet Source <1%

Submitted to LL Dikti IX Turnitin Consortium 18 Student Paper <1%

www.daftarkulinerunik.web.id 19 Internet Source <1% informasihotel.com 20 Internet Source <1%

media.neliti.com 21 Internet Source <1%

www.berkuliah.com 22 Internet Source <1%

Submitted to Universitas Terbuka 23 Student Paper <1%

Submitted to Universitas Brawijaya 24 Student Paper <1%

edoc.site 25 Internet Source <1%

docshare.tips 26 Internet Source <1%

Submitted to Universitas Negeri Surabaya The 27 % State University of Surabaya <1 Student Paper

edoc.pub 28 Internet Source <1%

repository.upi.edu 29 Internet Source <1% Exclude quotes Off Exclude matches Off Exclude bibliography Off