View metadata, citation and similar papers at core.ac.uk brought to you by CORE

provided by E-Jurnal ISBI Bandung (Institut Seni Budaya Indonesia)

Relevansi Selera Musikal dengan Politik Golongan di Indonesia Era Soekarno

Arhamuddin Ali1 Institut Seni Indonesia (ISI) Jalan Parangtritis Km 6,5. Sewon Bantul Yogyakarta

ABSTRACT

The aim of this study is to explain diff erences in musical tastes in upper social class. The study also describes the relationship between musical tastes with the political groups in the community of Indo- nesia in era. As a conceptual basis, we use the views of Bourdieu about habitus, arenas, and cultural capital. Also used a conceptual view of the Schuessler relationship of musical tastes and ages. This case study concludes that the old group closed with the development of new music tends to assume the old music as the best. On the other side, the young man open to the development of new types of music. Besides, the diff erences in musical tastes of young and old groups lead to a clash between them. Diff erences in their taste of music creates an identity as a diff erentiator between them, resulting in a process of political groups in it.

Keywords: musical tastes, political group, age and identity

PENDAHULUAN kat yang berpendidikan hingga taraf per- guruan tinggi dan memiliki pendapatan Kajian mengenai selera musik sudah ekonomi di atas $ 15 senang dengan musik banyak dibahas oleh beberapa peneliti ter- klasik. Di sini ditekankan bahwa tingkat dahulu. Penelitian Sook Auh, Walker, Jong, pendidikan dan ekonomi berpengaruh ter- Kim (2001) menunjukkan ada perbedaan hadap selera musikal masyarakat. selera musikal di antara mahasiswa musik Selain itu, dalam perkembangannya, ka- dari latar belakang negara berbeda. Pene- jian selera musikal sudah menyentuh wila- litian mereka menjelaskan bahwa maha- yah politik. Selera musik dijadikan sebagai siswa Korea lebih banyak memilih musik legitimasi posisi masyarakat tertentu dalam pop Korea (etniknya sendiri) dibandingkan kelas sosial (Bourdieu:1994). Pada titik ini, dengan mahasiswa Australia dan Amerika. Bourdieu menunjukkan selera musikal ber- Padahal, masing-masing di antara mere- hubungan dengan status sosial suatu ma- ka sama-sama mendapatkan pendidikan syarakat. Dari perspektif selera musik, ma- musik klasik Barat. syarakat terbagi menjadi tiga kelas, yaitu Di samping itu, penelitian Di Maggio kelas atas, menengah, dan bawah atau po- & Ussen yang dibahas oleh Russel (dalam puler. Kelas atas senang dengan musik kla- Hargreaves, 2003:143-145) menunjukkan sik, kelas menengah cenderung mengikuti bahwa ada pengaruh tingkat pendidikan selera kelas atas, sedangkan kelas bawah dan penghasilan ekonomi terhadap selera harus membuat seleranya sendiri karena musikal masyarakat. Secara umum, peneli- tidak dapat mengakses selera kelas atas. tian mereka menjelaskan bahwa masyara- Masing-masing kelas masyarakat terse-

12 - Pantun Vol. 1 No. 1 Juni 2016 - but membedakan dirinya dengan maksud HASIL DAN PEMBAHASAN menunjukkan posisinya di masyarakat. Di Pembentukan Selera Musik, Golongan sinilah aspek politis berhubungan dengan Umur dan Strategi Membedakan Diri selera musikal. Dalam kerangka konseptual Bourdieu, Namun, dari beberapa penelitian terse- pembentukan selera musik masyarakat but, tentunya masih terdapat beberapa as- dipengaruhi oleh habitus. Habitus meru- pek yang belum dibahas. Kajian pertama pakan satu struktur yang menstruktur- hanya menunjukkan adanya perbedaan se- kan individu (1994:170). Dengan kata lain, lera musikal di antara beberapa mahasiswa konsep ini dapat diterjemahkan sebagai yang berasal dari negara berbeda. Penelitian kebiasaan yang selalu dilakukan berulang- ini tidak menjelaskan mengapa perbedaan ulang dalam waktu lama. selera musikal terjadi. Kajian kedua hanya Habitus kemudian membentuk penge- menunjukkan adanya pengaruh antara tahuan manusia, dalam istilah Bourdieu tingkat pendidikan dan status pekerjaan disebut modal budaya (Bourdieu, 1994:13). terhadap selera musik masyarakat. Kajian Habitus dan modal budaya saling terkait membentuk selera musik seseorang. Pe- ketiga merupakan sebuah kajian kompleks ngetahuan seseorang terhadap suatu jenis karena menunjukkan aspek politis dari se- musik (modal budaya) tentunya dipenga- lera musikal masyarakat. Namun, kajian ini ruhi dari kebiasaannya mendengarkan, lebih menekankan pembahasan berdasar- membaca, atau membicarakan musik terse- kan logika kelas sosial tanpa mendalami a- but. Di sini habitus keluarga, sekolah dan danya perbedaan selera di dalam satu kelas teman sebaya menjadi indikator utama sosial yang sama, misalnya perbedaan selera pembentukannya (Bourdieu, 1994:14). musik bagi sesama masyarakat kelas atas. Dari hal ini, selera musikal kemudian Tulisan ini membahas tentang adanya berhubungan dengan arena politik antarke- perbedaan selera musikal di antara ma- las masyarakat. Di sini, arena dijelaskan se- syarakat kelas atas. Perbedaan selera mu- bagai ruang pertemuan produksi dan kon- sikal tersebut berhubungan dengan politik sumsi (Bourdieu, 1994:3). Kelas atas memiliki antargolongan di dalam kelas masyarakat modal budaya berupa pengetahuan terhadap tersebut, khususnya bagi kalangan tua dan jenis musik bernilai tinggi yang diperoleh dari muda. Aspek ini penting dibahas untuk pendidikan, seperti misalnya lagu-lagu kla- mengisi kekosongan kajian selera musikal sik dan lainnya yang kemudian digunakan yang hanya menekankan aspek seperti dije- dalam arena. Kemampuan mereka mengap- resiasi jenis musik tersebut secara tidak lang- laskan sebelumnya. Maka dari itu, kasus sung menempatkan masyarakat ini di posisi yang dibahas adalah kondisi musik populer atas stratafi kasi sosial (Bourdieu, 1994:28) dan masyarakat Indonesia era Soekarno. sehingga mampu memenangkan arena. A- Adapun pertanyaan yang akan dijawab dapun kelompok masyarakat menengah dalam penelitian ini, antara lain: bisa beradaptasi dengan kondisi ini sedang- 1. Mengapa masing-masing golongan kan masyarakat kelas bawah mau tidak mau dalam masyarakat kelas atas memiliki sele- hanya bisa menikmati posisinya karena tidak ra musikal yang berbeda? memiliki akses pengetahuan untuk menga- 2. Bagaimana bentuk hubungan sele- presiasi jenis musik tersebut. ra musikal dengan politik golongan dalam Sejatinya, berdasarkan konsep Bourdieu masyarakat kelas atas di Indonesia era Soe- dapat dilihat bahwa pilihan apresiasi musik karno? suatu masyarakat merupakan upaya mem-

13 - Ali: Relevansi Selera Musikal dengan Politik Golongan di Indonesia Era Soekarno - bedakan diri dengan kelompok masyara- Selera Musikal Sokarno sebagai Representasi kat lainnya (Bourdieu, 1994:6). Di sini juga Selera Musikal Golongan Tua dijelaskan bahwa dalam masyarakat, ke- Perkembangan musik Indonesia di era beradaan golongan tua selalu bertentang- Soekarno tergolong beragam. Ada lagu- an dengan golongan muda. Perbedaan lagu daerah yang diaransemen menjadi sistem negara dan pendidikan menyebab- rock’n roll, cha-cha dan R&B. Di samping itu kan pertentangan di antara dua golongan ada juga jenis musik dilombakan di ajang ini (Bourdieu, 1994:83). Golongan tua cende- Bintang Radio saat itu. Jenis musik di rung mempertahankan status qou, sedangkan dalam bintang radio inilah salah satu yang golongan anak muda memiliki ambisi serta dijelaskan pada bagian ini. Selain itu, di sini juga dijelaskan beberapa pemusik atau pun penuh dengan inovasi (Lane, 2006:79). penyanyi yang disenangi oleh Soekarno. Menambahkan hal tersebut, Schuessler Pertama, Bintang Radio merupakan ajang merumuskan beberapa poin mengenai pencarian bakat penyanyi Indonesia. Ajang selera musik. Salah satunya mengguna- ini pertama kali dihelat oleh Radio Repu- kan pandangan berdasarkan aspek umur. blik Indonesia (RRI) pada 1951 dalam rangka Menurutnya, umur menjadi hal utama memperingati hari radio pada 11 Desember. pembentukan selera musik. karena, dalam Melalui ajang ini, pemerintahan Soekarno penelitian yang ia lakukan, ditemukan ke- menaruh harapan untuk menghasilkan seni- cenderungan orang tua lebih senang de- man yang dapat mengembangkan lagu revo- ngan lagu-lagu lama. Sedangkan orang lusioner sesuai dengan kepribadian bangsa. yang muda lebih membuka diri terhadap Tujuannya untuk melawan pengaruh musik lagu-lagu jenis baru (1948:334). asing yang dianggap dekaden (Sakri, 2014). Orang tua tidak senang dengan jenis Jenis musik di dalam Bintang Radio ada musik baru karena mereka kurang bersen- tiga. Lagu-lagu ini antara lain keroncong, se- tuhan dengan jenis musik baru tersebut. riosa, dan lagu-lagu amusement atau hiburan. Ketiga kategori lagu ini merupakan repre- Golongan ini cenderungan tertutup ter- sentasi kesenangan golongan elit pada masa hadap keberadaan jenis-jenis musik baru. itu. Golongan elit itu pun hanya dari golong- Sikap tersebut terbentuk karena kebiasaan an tua. Sedangkan kaum anak muda rata- mengisolasi diri dari musik. Maka dari itu, rata telah dipengaruhi oleh musik rock’n roll mereka akhirnya tidak dapat mengetahui (wawancara Remy Sylado, 23 Agustus 2015). arah perkembangan musik dan tidak per- Kategori lagu yang dilombakan dalam caya dengan musik baru, sebaliknya mere- ajang Bintang Radio merupakan kategori ka justru selalu menganggap musik lama musik lama dibandingkan dengan jenis sebagai jenis musik yang baik (Schuessler, rock’ n roll. Soekarno pun masih cenderung 1948:334). menyenangi jenis-jenis musik tersebut. Pada kondisi sebaliknya, anak muda Menurut Remy Sylado, pendekatan musik memiliki kebiasaan mendengarkan jenis-je- kesenangan golongan elit saat itu adalah nis musik baru. Kebiasaan ini membuatnya musik yang tertib (wawancara Remy Syla- terbuka dan memberi perhatian terhadap do, 20 Februari 2016). Di sini, musik yang tertib terwakili dalam kategori musik yang musik tersebut. Maka dari itu, anak muda dilombakan dalam Bintang Radio. Sedang- terhindar dari sikap isolasi dan terbuka de- kan rock’n roll hanya disenangi oleh kalang- ngan segala macam jenis musik, khususnya an anak muda karena merangsang tubuh terhadap musik-musik baru (Schuessler, untuk meloncat-loncat (wawancara Remy 1948:334). Sylado, 23 Agustus 2015).

14 - Pantun Vol. 1 No. 1 Juni 2016 -

Selain jenis musik, Bintang Radio juga musik Lensois memiliki sederet lagu seper- menghasilkan penyanyi-penyanyi hebat se- ti Genjer-genjer, Solerem, dan lagu berjudul perti Bing Slamet, Sam Saimun, Titik Puspa Bersuka Ria. Judul lagu terakhir merupakan dan lainnya yang kemudian beberapa di lagu ciptaan Bung Karno (Wawancara Titik antaranya menjadi penyanyi kesenangan Puspa di Metro TV, 30 Desember 2015). Soekarno. Sam Saimun dikenal dengan ke- Lagu ciptaan Bung Karno berjudul Ber- mampuannya menyanyikan lagu-lagu ke- sukaria dinyanyikan oleh Bing Slamet, Rita roncong dan seriosa, begitu juga dengan Zahara, Titiek Puspa, dan Nien Lesmana. Titik Puspa, sedangkan Bing Slamet dike- Aransemen musiknya dikerjakan oleh Jack nal sebagai sosok serba bisa karena juga Lesmana. Lagu tersebut dimasukkan di menjadi bintang fi lm saat itu. dalam album “Bersukaria dengan Irama Kedua, salah satu penyanyi istana Lenso”. Album ini merupakan proyek negara era Soekarno yaitu Titik Puspa musik Soekarno yang mencoba mempro- menjelaskan pengalamannya menjadi pe- mosikan tarian Lenso. nyanyi Istana setelah berhasil menjuarai Pada gambar 1 terdapat tanda tangan Bintang Radio. Menurutnya, Soekarno se- Soekarno yang dilengkapi dengan catatan bagai presiden RI pertama selalu memang- “saya restui, setuju diedarkan”. Selain itu gil pemusik dan penyanyi Indonesia untuk ada cap stempel penjelasan bahwa album bermain musik di Istana, termasuk diri- ini merupakan persembahan dari seniman nya. Beberapa nama seperti Jack Lesmana, Indonesia dan karyawan Irama yang ber- Gordon Tobing dan sebagainya merupa- talian dengan Dasa-Warsa Konferensi Asia- kan musisi favorit Soekarno saat itu. Ber- Afrika. Terlihat juga keterangan waktu al- sama Titik Puspa, mereka pernah dibawa bum ini disetujui pada 14 April 1965. keliling Eropa selama dua puluh hari. Saat Kesenangan Soekarno atas jenis musik itu, Soekarno membentuk kelompok musik seperti dijelaskan di atas memang ber- bernama Lensois (Wawancara Titik Puspa hubungan dengan kondisi asal-usul sosial di Metro TV, 30 Desember 2015). dia berada. Dalam catatan Adams (1965), Selain mengundang dan melibatkan di usia remaja, Soekarno sudah dekat de- musisi Indonesia dalam kegiatan negara, ngan dunia kehidupan musik. Penggam- Soekarno juga melakukan kerja kolaborasi baran kedekatan Soekarno dengan musik kreativitas bersama mereka. Kelompok tampak dalam kesenangannya pada salah satu musik rakyat Amerika berjudul Yanke Doodle. Lagu ini bernuansa patriotik. Soe- karno mengenalnya di sela-sela aktivitas menonton fi lm. Pada saat menonton fi lm, biasanya ada waktu jeda, saat itulah lagu Yanke Doodle kerap ia dengarkan. Ternyata, lagu ini juga masih sering ia nyanyikan ke- tika usianya telah beranjak tua (1965:48). Melihat fakta tersebut, habitus musik Soekarno memang memang sudah terben- tuk sejak kecil. Maka tidak mengherankan jika kemudian ia senang dengan musik dan bahkan melibatkan musik dalam praktik Gambar 1 politik negara. Modal budaya berupa ke- Tampilan belakang sampul album “Bersukaria dengan Irama Lenso” senangan dan pengetahuan terhadap musik Doc. Sakri menjadi satu hal yang mencirikan kepriba-

15 - Ali: Relevansi Selera Musikal dengan Politik Golongan di Indonesia Era Soekarno - diannya. Namun, jika melihat secara teori- gila-gilaan dan lain-lain sebagainja lagi? tis melalui pandangan Bourdieu, di sini …” (1965 : 380). Soekarno justru mengapresiasi musik po- Sejak adanya pidato tersebut, jenis musik puler. Sedangkan dalam konsep Bourdieu, Rock’n roll, cha-cha, dan ngak ngik ngok dilarang. kalangan masyarakat kelas atas senang Konser diawasi, piringan hitam dimusnah- dengan jenis musik klasik yang dianggap kan dan aktivitas di radio yang memperde- sebagai musik bernilai tinggi. Di sinilah le- ngarkan lagu-lagu Elvis Presley dihentikan. tak perbedaan pandangan Bourdieu dengan Wujud peraktik pelarangan ini di- fakta selera musikal seorang presiden ber- pertegas ketika RRI mengeluarkan aturan nama Soekarno. Bahwa, masyarakat kelas tentang program Pembangunan Semesta atas juga mengapresiasi jenis-jenis musik Berencana Indonesia (PSBI) setelah kebi- populer. jakan presiden tahun 1959 diberlakukan. Dari hal di atas, dapat juga dilihat bah- Tujuannya adalah menjalankan perintah wa Soekarno sebagai golongan tua masih negara untuk mengantisipasi ancaman bu- menekankan model-model jenis musik daya Barat. Musik dan lagu menjadi perha- lama. Ciri-ciri musiknya yaitu masih terke- tian utamanya karena kedua unsur ini di- san tertib layaknya musik dalam kategori anggap sebagai dimensi kebudayaan yang Bintang Radio dan lagu dalam album Irama dapat membangun mental masyarakat. Lenso. Seperti dikatakan Schueller (1948), Sehingga, musik harus diarahkan pada in- golongan tua masih cenderung senang dikator tertentu: memberikan ketenangan dengan jenis musik lama dan mengisolasi pikiran dan perasaan, hiburan sehat serta dirinya dari perkembangan musik baru. bernuansa kegembiraan (20/11/1963). Namun, aspek yang membedakan antara Pada sisi lain, kelompok musik anak padangan Schoeller dengan kasus selera muda justru tidak bisa lepas dari pengaruh musik Soekarno ialah pada wilayah politis. musik Barat, khususnya Elvis. Mereka ma- Soekarno sebagai pemimpin Indonesia saat sih sering memainkan boogie woogie, namun itu mencoba membentuk dominasi selera- tetap mempertimbangkan larangan presiden nya di masyarakat melalui aparatus negara, Soekarno. Maka dari itu, mereka mencoba dalam hal ini melalui ajang Bintang Radio membuat aransemen musik dengan mengo- yang diadakan oleh RRI. laborasikan lagu-lagu rakyat dengan kom- posisi musik Barat. Seperti yang dilakukan Pertentangan Selera Musikal Soekarno oleh Oeslan Husein yang mencoba meng- dengan Golongan Anak Muda aransemen lagu daerah Minang Kampuan Jauh di Mato dan lagu keroncong Bengawan Sejak merdeka, Indonesia disibukkan Solo menjadi R&B dan Rock’n roll. Peristiwa dengan mencari jati diri atau identitas ke- ini terjadi pada kurung waktu 1950-1960-an budayaannya. Kondisi ini membuat Soe- (wawancara Remy Sylado). karno mencoba menutup pengaruh musik Sama dengan Oslan Husein, Trio Par- Barat di Indonesia melalui pidato Manifes- sito bersama dengan Band Medenasz to Politik pada 1959. Seperti berikut ini: mencoba menyanyikan lagu-lagu dae- rah Batak dengan irama layaknya musik “…Dan engkau, hai pemuda-pemuda dan pemudi-pemudi, engkau jang tentunya Everly Brothers, ditambah dengan gaya anti imperialisme ekonomi dan menen- musik latin. Namun mereka menggunakan tang imperialisme ekonomi, engkau jang menentang imperialisme politik,-kenapa tiga penyanyi layaknya kelompok Trio Los dikalangan engkau banjak jang masih rock- Panchos. Beberapa lagu daerah Batak yang n’-roll-rock-n’rollan, dansi-dansian a la cha- mereka aransemen ulang antara lain Badju cha-cha, musik-musikan a la ngak-ngik-ngek

16 - Pantun Vol. 1 No. 1 Juni 2016 -

Kurung2 dan Hurimpu3. Sedangkan lagu ditemukan dalam karya mereka seperti Oh mereka lainnya ada yang bergaya rock’n Kasihku, Senja, Kuduslah Cintamu, Bintang roll, seperti lagu Marilah ke Mari4. Kecil, Di Pantai Bali, dan sebagainya. Selain Selain keberadaan Elvis Presley, sebe- itu, pada bagian interlude lagu Bintang Kecil, lumnya telah disebutkan kelompok musik mereka menggunakan skala melodi blues Everly Brothers. Dengan gaya vokal duet, layaknya musik Elvis. musik mereka ternyata berhasil meme- Pengaruh lagu-lagu Barat seperti lagu ngaruhi pecinta musik Indonesia sehingga dari Everly Brothers dan Elvis Presley tidak kelompok-kelompok musik anak muda ba- dapat dihindari dalam musik Indonesia. nyak yang mengikuti gaya musiknya. Salah Seperti dijelaskan sebelumnya, Elvis telah satu dari kelompok musik Indonesia yang memengaruhi musisi Indonesia seperti Os- meniru kelompok ini adalah Everly Bros, lan Husein, sedangkan Everly memenga- mereka memainkan lagu-lagu Everly Bro- ruhi kelompok Everly Bros dan Trio Parsito thers, mengikuti cara berpakaian dan teknik bersama Band Medenasz. vokal duetnya. Efek dari musik Barat di Indonesia ti- Di sisi lain, kemunculan Everly Brothers dak hanya selesai pada titik itu. Menjelang juga memengaruhi kelompok musik Koes pertengahan dekade 1960-an, The Beatles Bersaudara. Koes Bersaudara mencoba men- muncul meramaikan industri musik du- ciptakan lagu sendiri dan merekamnya di nia. Rombongan musisi dari Inggris ini po- perusahaan Irama. Namun, lagu-lagu dan puler di Indonesia melalui industri rekaman gaya musik mereka masih terpengaruh oleh Amerika Serikat. Masyarakat Indonesia khu- Everly Brothers (wawancara Nomo, 23 De- susnya anak muda kalangan menengah ke sember 2015). Yang paling menonjol adalah atas menyenangi lagu-lagu John Lennon dan teknik vokal duet dengan interval terts dan kawan-kawan. Lagu-lagunya diperdengar- penggunaan bas betok dalam karya-karya kan di tempat hiburan malam dan restoran- musiknya. Ciri musik Everly Brothers dapat restoran. Begitu juga di Istora yang saat

Gambar 2 Gambar 3 Everly Bros, salah satu kelompok Penampilan Koes Bersaudara musik Indonesia era 1960-an Doc. Edy Kuncoro Doc. Edy Kuncoro

17 - Ali: Relevansi Selera Musikal dengan Politik Golongan di Indonesia Era Soekarno - itu menjadi salah satu tempat pertunjuk- Jadi, kesenangan anak muda terhadap jenis an musik terbesar di (wawancara musik rock’n roll sudah membudaya di ka- Halim Hade, 20 September 2015). langan anak sekolahan saat itu. Koes Bersaudara adalah salah satu kelom- Melihat dominannya pengaruh The pok musik yang sering kali membawakan Beatles di kalangan anak muda, Soekarno lagu-lagu The Beatles. Mereka sering mem- akhirnya mengeluarkan Penetapan Presi- bawakan lagu I Saw Her Standing There5 atas den No. 11 tahun 1963. Akibat dari terbit- permintaan penonton. Empat putra Koes- nya penpres tersebut, personil kelompok woyo tidak bisa menolak permintaan musik Koes Bersaudara mendapat sanksi penggemar yang membayarnya. Kondisi pemenjaraan. Empat putra Koeswoyo ini ini terus berulang dan membuat mereka dituduh sebagai kelompok subversif dan menjadi perhatian pemerintah. dianggap melanggar penpres No. 11 tahun Selain memainkan lagu The Beatles, Koes 1963 tersebut karena sering membawakan Bersaudara juga meniru penampilannya. lagu The Beatles. Akhirnya, mereka dipen- Hal paling menonjol terlihat dari gaya ram- jarakan selama tiga bulan di penjara Glo- but poni mereka. Sedangkan pakaian jas, dok Jakarta.6 sepatu boot, dasi memang sudah menjadi ciri Menurut Haji Koestono, pemenjaraan khas musisi saat itu. Karena, jauh sebelum Koes Bersaudara merupakan salah satu The Beatles populer di Indonesia, pakaian cara Soekarno menasehati anak muda. Di musisi Indonesia sudah menggunakan Sini, Soekarno menempatkan dirinya seba- setelan jas lengkap dengan sepatu boot. gai orang tua yang memberi peringatan ke- Pada gambar 3, personil Koes Bersauda- pada anaknya. Sedangkan menurut Remy ra yang terdiri dari Toni, Nomo, Yon, dan Sylado, langkah Soekarno tersebut meru- Yok terlihat menggunakan pakaian setelan pakan wujud frustasinya menghadapi jas lengkap dan sepatu bot. Jika dibanding- serangan musik-musik Barat. Soekarno i- kan dengang gaya Everly Bros, perbedaan- ngin menurunkan prustasinya kepada anak nya dilihat dari model rambut. Koes Ber- muda agar melanjutkan perjuangannya. saudara sudah menggunakan model poni, Dari sudut pandang personil Koes Ber- sedangkan Everly Bros belum bergaya ram- saudara, pemenjaraan itu justru dianggap but seperti itu. Koes Bersaudara menggu- sebagai satu cahaya yang menerangi jalan nakan model rambut ini karena mengikuti Koes Bersaudara ke depan. Nasionalisme gaya rambut The Beatles (wawancara Haji mereka terbangun dari kejadian ini. Bah- Koestono, 17 September 2014). kan, mereka bangga karena telah terlibat Yan Mintarga, salah satu kerabat dekat dalam satu konstelasi politik negara saat personil Koes Bersaudara menjelaskan itu (wawancara Nomo dan Yok, 23 Desem- dalam sebuah fi lm dokumenter bahwa ber 2015). Namun, di balik itu mereka juga Toni Koeswoyo, salah satu personil Koes masih beranggapan bahwa bermusik meru- Bersaudara pertama kali mendengar musik pakan perwujudan jiwa bebas (Yon dalam The Beatles melalui piringan hitam. Yan video dokumenter), sehingga empat ber- mendapat hadiah piringan hitam dari pa- saudara ini tetap kukuh memainkan musik carnya yang pulang dari Roma. Ia kemudi- rock’n roll sebagai perwujudan budaya anak an memperdengarkan piringan hitam terse- muda saat itu. but kepada Toni Koeswoyo. Di sinilah Koes Dari penjelasan tersebut, dapat dilihat Bersaudara pertama kali terpengaruh oleh bahwa kalangan masyarakat kelas atas The Beatles. Selanjutnya, Yan juga menjelas- seperti presiden Soekarno dan anak-anak kan bahwa saat itu mereka juga telah ter- muda Koes Bersaudara memiliki selera biasa berdansa ala rock’n roll di sekolahan. musik berbeda. Walaupun secara strati-

18 - Pantun Vol. 1 No. 1 Juni 2016 -

fi k asi sosial keduanya berasal dari kelas mendefi nisikan dirinya sesuai dengan masyarakat atas, namun perbedaan umur bintang musik pop dan genre musik. Ter- membedakan selera musik mereka. Di sini- kadang fans musik pop menganggap di- lah telihat ketidaksamaan selera musikal rinya seperti bintang musik pop. Sedang- antara golongan tua dan muda (Schueller, kan genre musik membentuk identitas 1948). Masing-masing golongan ini mem- seseorang melalui cara membedakannya perjuangkan musik kesenangannya. Soe- dengan genre lain. Di sini penggemar karno melalui kekuasaannya sebagai pre- genre musik tertentu membedakan dirinya siden, sedangkan Koes Bersaudara nekat dengan kelompok sosial lainnya yang juga memainkan lagu-lagu The Beatles walaupun memiliki kesenangan terhadap jenis musik harus menempuh hukuman penjara. lain (Frith, 1987:141). Dari logika identitas yang ditunjukkan oleh Frith, terlihat bagaimana dua golongan Musik Populer dan Identitas Golongan Masyarakat: Sebuah Diskusi masyarakat Indonesia era Soekarno terli- bat dalam pertarungan pencarian identi- Kajian hubungan antara musik dan ma- tas. Soekarno mengidentifi kasi diri beserta syarakat menurut Frith (dalam Leppert & lingkungan sosialnya melalui musik-musik McClary:1987) terbagi menjadi dua. Ia ma- tertib, seperti kategori lagu Bintang Radio sih mendikotomikan antara analisis musik dan lagu-lagu di dalam album Lensois. Di serius dan pop. Di sini, perbedaan antara sisi lain, kelompok anak muda juga meng- musik serius dan pop merupakan hasil dari identifi kasi dirinya melalui musik-musik nilai musikal. Analisis musik serius lebih rock’n roll sehingga yang tampak adalah mengutamakan nilai transenden, pada ana- identitas golongan masyarakat berdasar- lis musik pop justru mengutamakan pem- kan kategori umur. Dengan kata lain, kasus bicaraan tentang fungsi sosial musik. selera musik ini merupakan pertarungan Pembahasan ini lebih berkonsentrasi pencarian identitas antara golongan tua pada aspek kedua, yaitu membicarakan dan anak muda. tentang musik pop dan fungsi sosialnya. Dalam pandangan Frith, fungsi sosial musik masih terbagi menjadi tiga. Pertama, musik SIMPULAN terkait dengan masalah identitas, kedua Kajian selera musikal tidak hanya dili- berfungsi sebagai pengatur hubungan an- hat dari aspek perbedaan latar belakang tara publik dan kehidupan emosional yang budaya, tingkat pendidikan, ekonomi dan bersifat privat, ketiga yaitu berguna untuk kelas sosial. Perbedaan selera musik juga mengorganisir memori (1987:141-142). terjadi dalam satu tingkatan stratafi kasi Salah satu dari fungsi sosial musik sosial yang sama. Dalam tingkatan ma- pop adalah sebagai media pembentukan syarakat seperti ini, ternyata masih terdapat identitas. Pada titik ini, produksi identitas golongan yang terdiri dari golongan orang juga terkait dengan produksi nonidentitas. tua dan anak muda. Orang tua cenderung Dalam arti, orang tidak hanya mengetahui senang dengan jenis musik lama dan me- musik apa yang disukainya, tetapi juga nutup diri dari perkembangan musik gaya tahu tentang musik yang tidak disukai. Di baru. Di samping itu, mereka juga me- sinilah peran selera musikal terjadi yang ke- maksakan seleranya ke anak muda me- mudian menegaskan keberadaan yang lain. lalui kekuasaan yang dimiliki. Sebaliknya, Pembentukan identitas melalui musik golongan anak muda justru terbuka dengan pop juga dapat dilihat dari sisi pengge- segala jenis musik khususnya terhadap je- mar musiknya. Para penggemar biasanya nis musik baru. Selain itu, dalam kajian

19 - Ali: Relevansi Selera Musikal dengan Politik Golongan di Indonesia Era Soekarno - selera musik ini tidak lagi mengidentikkan hingga acara talk show stasiun TV swasta. Na- musik klasik sebagai ciri khas masyarakat mun, saya juga berkesempatan mengulik lebih jauh keterangan megenai hal ini melalui obrol- kelas atas. Mengapa, arena dalam kasus an langsung dengan Nomo Koeswoyo di kedi- tulisan ini, ternyata kalangan atas yang ter- amannya. diri dari golongan tua dan anak muda juga mengapresiasi jenis musik populer dan Daftar Pustaka menjadikannya sebagai media pembentuk- an identitas golongannya masing-masing. Adam, Cindy. 1965. Sukarno, An AutoBiogra- Jadi, dapat disimpulkan bahwa kategori phy as Told to Cundy Adams. New umur menyebabkan perbedaan selera York: The Bobbs-Merril Company musikal masyarakat walaupun berasal dari Inc. stratafi kasi sosial yang sama. Selain itu, je- Bourdieu, Pierre. 1994. Distinction: A Social nis musik populer juga dijadikan media Critique of the Judgement of Taste. Lon- oleh masyarakat kelas atas. don: Routledge. Perbedaan selera musik setiap golong- an tersebut menyebabkan benturan di an- C. North, Adrian. 2010. Individual Diff erences tara mereka. Golongan tua selalu memper- in Musical Taste, dalam The American tahankan status qou dengan cara menolak Journal of Psychology, Vol. 123, No. 2 keberadaan jenis musik baru. Sedangkan (Summer 2010), pp. 199-208. golongan anak muda dengan cirinya yang ambisius dan inovatif selalu nekat untuk F. Lane, Jeremy. 2006. Bourdieu’s Politics. Prob- memainkan/mengapresiasi gaya musik lem and Possibilities. New York: Rout- baru. Namun, secara identitas, keberadaan ledge. musik anak muda mempertegas posisi Frith, Simon. 1984. Towards an Aesthetic of golongan tua karena secara tidak lang- Popular Music, dalam Leppert, Ri- sung telah membedakan dirinya dengan chard & McClary, Susan. 1984. Mu- anak muda. Hal demikian juga berlaku bagi sic and Society. The Politics of Compo- anak muda. Keterbukaannya terhadap gaya sition, Performance and Reception. New musik baru juga memosisikannya berbeda York: Cambridge University Press. dengan golongan orang tua. Jadi, selera musikal masyarakat mempunyai hubung- Koeswoyo, Yon. 2005. Panggung Kehidupan. an dalam politik keberadaan golongan tua Jakarta: PT. Candra Awe Selaras. dan muda karena melalui logika perbedaan, mereka saling mendefi nisikan atau mengi- P.A. Russel. 2003. Musical Taste and Society, dentifi kasi dirinya masing-masing. dalam Hargreaves, D. J and North, A. C. 2003. The Psychology of Music. New Catatan Akhir York: Oxford University Press.

1 Arhamuddin Ali, SPd., M.Sn, Mahasiswa Sakrie, Denny. 2015. 100 Tahun Musik Indone Pengkajian Musik Pps ISI Yogyakarta dan Peng- ajar di Politeknik SoCA (School of Creative sia. Jakarta: Gagas Media. Arts). 2Lihat h ttps://www.youtube.com/ Schuessler, Karl F. 1948. Social Background and watch?v=laJsatyZl3. Musical Taste, dalam American Socio- 3 Lihat h ttps://www.youtube.com/ watch?v=zLEWIakrc2U. logical Review, Vol. 13, No. 3 (Jun., 4Lihat https://www.youtube.com/ 1948), pp. 330-335. watch?v=QZFNdtXvQ4Y. 5Lihat Yon Koeswoyo dalam Panggung Ke- Soekarno. 1964. Di Bawah Bendera Revolusi. hidupan 6Keterangan ini telah banyak beredar di Jakarta: Panitia Penerbit Di bawah media Indonesia baik media cetak, elektronik Bendera Revolusi.

20 - Pantun Vol. 1 No. 1 Juni 2016 -

Sook AUh, Myung. Walker, Robert, Hee webtografi : Jong, Jin. Won Kim, Sook. A Cross Cul- h ps://www.youtube.com/watch?v=cIv7JT tural Investigation of Musical Tastes of d5R5I. Kisah dari Istana Part III. Korean, American, and Australian Uni- Bersama Sukmawati Soekarno Putri - Gemala Meutia dan Halidah Ha a. versity Students Focusing on Informal and Formal Musical Experiences, da- h p s://www.youtube.com/watch?v=laJsaty Zl3o lam Bulletin of the Council for Research in Music Education, No. 147, The 18th h ps://www.youtube.com/watch?v=zLEWI International Society for Music Educa- akrc2U tion ISME Research Seminar (Winter, h ps://www.youtube.com/watch?v=QZFN 2000/2001), pp.9-14. dtXvQ4Y

Uimonen, Heikki. 2004. ‘Sorry, Can’t Hear Sumber lain: You! I’m on a Train!’ Ringing Tones, Titik Puspa dalam tayangan Melawan Lupa, Meanings and the FinnishSoundscape, Metro TV. dalam Popular Music, Vol. 23, No. 1 (Jan., 2004), pp. 51-62. Majalah Selecta No. 154, Th Ke V. 1963.

Tom F.M. ter Bogt, Marc J.M.H. Delsing, Narasumber: Maarten van Zalk, Peter G. Christen- Yok Koeswoyo (Personil Koes Bersaudara: son and Wim H.J. Meeus. 2011. In- Drummer). tergenerational Continuity of Taste: Pa- Nomo Koeswoyo (Personil Koes Bersauda- rental and Adolescent Music Preferences, ra: Vocalist dan Bassist). dalam Social Forces, Vol. 90, No. 1 Halim Hade (Budayawan). (September 2011), pp. 297-319. Haji Koestono (Anggota Militer pada era Soe- karno, Pengawal Koes Bersaudara). Remy Sylado (Budayawan, Wartawan Mu- sik, dan Seniman).

21