Pedoman Pemeriksa Podes 2018 I

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Pedoman Pemeriksa Podes 2018 I 76 Pedoman Pemeriksa Podes 2018 i ii Pedoman Pengawas/Pemeriksa iv Pedoman Pengawas/Pemeriksa DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ................................................................................. iii DAFTAR ISI .............................................................................................. v DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. v BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1 1.1. Latar Belakang ......................................................................... 1 1.2. Pentingnya Pengawasan/Pemeriksaan ...................................... 2 1.3. Pengawas/Pemeriksa Podes 2018 ............................................. 3 BAB 2 TUGAS PENGAWAS LAPANGAN/ PEMERIKSA DOKUMEN ........... 5 BAB 3 PROSEDUR PENGAWASAN DAN PEMERIKSAAN ......................... 7 3.1. Prosedur Pengawasan Lapangan .............................................. 7 3.2. Prosedur Pemeriksaan Dokumen .............................................. 7 Lampiran ............................................................................................... 9 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Lembar Kerja Pemeriksaan Dokumen PODES2018-DESA ...... 11 Lampiran 2 Lembar Kerja Pemeriksaan Dokumen PODES2018-KEC ........ 14 Lampiran 3 Daftar Kode Suku ................................................................... 15 Lampiran 4 Daftar Kode Bahasa ................................................................ 32 Lampiran 5 Daftar Kode Program/Kegiatan Pembangunan Desa ............... 55 Lampiran 6 Daftar Kode Program/Kegiatan Pemberdayaan Desa .............. 59 Lampiran 7 Mekanisme Pendataan PODES2018-DESA ............................. 66 Lampiran 8 Mekanisme Pendataan PODES2018-KEC dan PODES2018- KAB/KOTA ............................................................................. 67 Lampiran 9 Mekanisme Pengolahan PODES2018-DESA, PODES2018- KEC, dan PODES2018-KAB/KOTA ......................................... 68 Lampiran 10 Tata Cara Monitoring Pendataan dan Approval Gambar Kantor .................................................................................... 69 Pedoman Pengawas/Pemeriksa v BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan desa harus menjadi prioritas dalam pembangunan nasional karena sangat terkait dengan upaya membangun Indonesia dari pinggiran dengan cara memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Gerakan pembangunan desa ditujukan untuk mendukung pelaksanaan UU Desa dan mengawal pencapaian target-target Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) 2015-2019. Sesuai amanat UU No. 6 Tahun 2014, Pembangunan Desa adalah upaya peningkatan kualitas hidup dan kehidupan untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat desa. Adapun caranya adalah dengan mendorong pembangunan desa- desa mandiri dan berkelanjutan yang memiliki Data Podes adalah data ketahanan sosial, ekonomi, dan lingkungan. kewilayahan (spasial) satu- Kondisi desa yang demikian dapat satunya yang dimiliki oleh BPS mempersempit kesenjangan antara desa dan yang menekankan pada potensi kota. Selain itu, membangun keterkaitan situasi wilayah. ekonomi antara desa dan kota melalui pembangunan kawasan perdesaan. Implementasi kebijakan dan program pembangunan nasional dan daerah perlu didukung oleh ketersediaan data dan informasi berbasis wilayah (spasial) melengkapi data sektoral lainnya yang telah ada. Data dan informasi tentang potensi spesifik yang dimiliki oleh semua wilayah hingga tingkat terkecil (small areas) merupakan bahan yang penting bagi perencanaan, implementasi, pengendalian, dan evaluasi pembangunan daerah secara umum atau bahkan secara spesifik menurut wilayah tertentu. Data hasil pendataan Potensi Desa (Podes) hingga saat ini merupakan satu- satunya sumber data tematik berbasis wilayah yang mampu menggambarkan potensi yang dimiliki oleh suatu wilayah ditingkat desa, kecamatan, dan kabupaten/kota di seluruh Indonesia. Data Podes dapat digunakan oleh berbagai pihak yang membutuhkan. Sebagai contoh, data Podes digunakan untuk identifikasi tipologi wilayah misalnya perkotaan-perdesaan, pesisir-nonpesisir, tertinggal-nontertinggal, dan sebagainya. Sejalan dengan perkembangan jaman, kebutuhan terhadap data dan informasi kewilayahan hingga wilayah terkecil dirasakan semakin beragam dan mendesak untuk dapat dipenuhi. Podes telah dilaksanakan sejak tahun 1980. Pengumpulan data Podes dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali dalam kurun waktu 10 tahun, sebagai bagian dari siklus 10 tahunan kegiatan sensus yang dilakukan oleh BPS. Podes dilakukan 2 tahun sebelum Pedoman Pengawas/Pemeriksa 1 pelaksanaan sensus untuk mendukung kelancaran pelaksanaan sensus. Pada tahun berakhiran ‘1’, pendataan Podes dilaksanakan untuk mendukung Sensus Pertanian yaitu identifikasi wilayah konsentrasi usaha pertanian menurut sektor dan subsektor. Pada tahun berakhiran ‘4’, Podes dilaksanakan untuk mendukung Sensus Ekonomi dalam rangka identifikasi usaha menurut sektor dan subsektor. Pada tahun berakhiran ‘8’, Podes dilaksanakan untuk mendukung Sensus Penduduk yaitu untuk identifikasi wilayah permukiman baru. Akurasi informasi pada publikasi hasil Podes sangat dipengaruhi oleh kualitas dan keakuratan data yang dikumpulkan petugas lapangan, ketelitian dan konsistensi pengolahan data, serta ketepatan tabulasi dan penyajian data. Untuk memastikan akurasi dan ketepatan data yang dikumpulkan oleh petugas pencacah maka perlu dilakukan pengawasan dan pemeriksaan dokumen pencacahan secara benar. 1.2. Pentingnya Pengawasan/Pemeriksaan Pengawasan dan pemeriksaan yang baik dan benar selama proses pengumpulan data Podes 2018 ini menjadi sangat penting karena: 1. Keterangan yang dikumpulkan petugas lapangan akan menggambarkan fakta tentang berbagai potensi suatu desa/kelurahan. Kualitas dan akurasi data yang dicatat oleh petugas lapangan sangat terkait dengan pengawasan dan pemeriksaan lapangan. 2. Berdasarkan hasil pengolahan data Podes terdahulu, ternyata ditemukan banyak kesalahan pengisian dokumen yang pembetulan datanya jauh lebih mudah dilakukan di lapangan. Dengan pengawasan dan pemeriksaan yang baik dan benar maka berbagai kesalahan yang mungkin terjadi di lapangan dapat segera diidentifikasi oleh pengawas dan diperbaiki oleh petugas pencacah sebelum dokumen tersebut diolah. Dengan demikian maka kesalahan yang ditemukan waktu pengolahan data dapat dikurangi. 3. Konsistensi data yang dicatat pada kuesioner dapat diupayakan dengan sebaik-baiknya melalui peningkatan optimalisasi fungsi pengawasan dan pemeriksaan. Cukup banyak rincian pertanyaan yang isiannya harus dilakukan pemeriksaan silang antar beberapa rincian baik dalam satu blok maupun antar blok pertanyaan guna memastikan konsistensi dan akurasi data. Oleh karena itu petugas pengawas/pemeriksa harus bersungguh- sunguh dalam menjalankan tugasnya karena pengawas/pemeriksa mempunyai peran yang sangat penting sebagai salah satu penentu konsistensi dan akurasi data. 2 Pedoman Pengawas/Pemeriksa 1.3. Pengawas/Pemeriksa Podes 2018 Petugas pengawas mempunyai tiga jenis tugas yaitu sebagai administrator, pengawas lapangan, dan pemeriksa, yaitu: 1. Pengawas sebagai administrator berarti harus mengenal PCL dan wilayah kerja yang berada di bawah tanggung jawabnya dengan baik. Selain itu pengawas juga bertanggung jawab terhadap kelengkapan dokumen yang diterima oleh petugas pencacah terkait kecukupan dokumen untuk pelaksanaan lapangan. 2. Pengawas berfungsi sebagai pengawas lapangan artinya pengawas tidak boleh hanya menunggu laporan dari pencacahan dan hanya menunggu dokumen masuk dari pencacah tapi harus aktif mengunjungi setiap pencacah dan memastikan setiap tim pencacah sudah bekerja sesuai prosedur. Pengawasan dilakukan terhadap jadwal kunjungan dan prosedur pencacahan yang dilakukan oleh petugas pencacah. Pengawasan terhadap kinerja petugas di lapangan terkait mekanisme lapangan yang telah ditetapkan dan ketepatan jadwal penyelesaian. 3. Pengawas sebagai pemeriksa berarti setiap dokumen yang masuk dari pencacah harus diperiksa terkait kelengkapan konten isian, dan apabila terdapat kesalahan isian pada dokumen hasil pencacahan maka wajib diperbaiki. Kegiatan ini menunjukkan pengawasan terhadap kualitas hasil lapangan terkait kualitas data Podes 2018 yang dikumpulkan. Pedoman Pengawas/Pemeriksa 3 4 Pedoman Pengawas/Pemeriksa BAB 2 TUGAS PENGAWAS LAPANGAN/ PEMERIKSA DOKUMEN Pada prinsipnya pengawasan dan pemeriksaan dilakukan untuk menjamin kelancaran pendataan dan kualitas data dalam hal kelengkapan, keakuratan, dan konsistensi isian. Pengawasan lapangan dilakukan untuk memastikan proses pendataan berlangsung sesuai rencana. Sedangkan pemeriksaan dokumen dilakukan untuk memastikan akurasi dan konsistensi isian di kuesioner. Pengawasan lapangan Podes 2018 dilakukan secara aktif, terpadu, dan terfokus untuk menjamin kelancaran proses pendataan dan kualitas data. BPS daerah diminta mengatur strategi pengawasan agar pelaksanaan kegiatan berlangsung secara efektif sesuai jadwal. Sedangkan pemeriksaan dokumen Podes 2018 dilakukan secara aktif melibatkan berbagai pihak untuk memastikan data yang akan dientri sudah lengkap, valid, dan konsisten. Pengawas/Pemeriksa mempunyai wewenang, tugas dan tanggung jawab sebagai berikut. 1. Petugas PML Podes 2018 terdiri dari PML untuk pencacahan di tingkat desa/kelurahan dan kecamatan, 2. Mengikuti pelatihan petugas Podes 2018, 3. Pengawasan/pemeriksaan PODES2018-DESA dilakukan oleh PML, 4. Pengawasan/pemeriksaan PODES2018-KEC dilakukan oleh PML, 5. Mengorganisasikan
Recommended publications
  • Through Central Borneo
    LIBRARY v.. BOOKS BY CARL LUMHOLTZ THKODOH CENTRAL BORNEO NEW TRAILS IN MEXICO AMONG CANNIBALS Ea(k Profuitly llluilraUd CHARLES SCRIBNER'S SONS THROUGH CENTRAL BORNEO 1. 1>V lutKSi « AKI. J-lMHol,!/. IN IMK HI 1 N<. AN U H THROUGH CENTRAL BORNEO AN ACCOUNT OF TWO YEARS' TRAVEL IN THE LAND OF THE HEAD-HUNTERS BETWEEN THE YEARS 1913 AND 1917 BY ^ i\^ ^'^'' CARL LUMHOLTZ IfEMBER OF THE SOaETY OF SCIENCES OF CHRISTIANIA, NORWAY GOLD MEDALLIST OF THE NORWEGIAN GEOGRAPHICAL SOCTETY ASSOCIE ETRANGER DE LA SOCIETE DE L'ANTHROPOLOGIE DE PARIS, ETC. WITH ILLUSTRATIONS FROM PHOTOGRAPHS BY THE AUTHOR AND WITH MAP VOLUME I NEW YORK CHARLES SCRIBNER'S SONS 1920 COPYKICBT, IMO. BY CHARLF.'; '^CRIBN'ER'S SONS Publubed Sepcembcr, IMU We may safely affirm that the better specimens of savages are much superior to the lower examples of civilized peoples. Alfred Russel ffallace. PREFACE Ever since my camping life with the aborigines of Queensland, many years ago, it has been my desire to explore New Guinea, the promised land of all who are fond of nature and ambitious to discover fresh secrets. In furtherance of this purpose their Majesties, the King and Queen of Norway, the Norwegian Geographical So- ciety, the Royal Geographical Society of London, and Koninklijk Nederlandsch Aardrijkskundig Genootschap, generously assisted me with grants, thus facilitating my efforts to raise the necessary funds. Subscriptions were received in Norway, also from American and English friends, and after purchasing the principal part of my outfit in London, I departed for New York in the au- tumn of 1913, en route for the Dutch Indies.
    [Show full text]
  • Kontak Bahasa Belanda Dan Bahasa Sunda Sebagai Pemerkaya Kebudayaan: Serapan Kosakata1
    Kontak Bahasa Belanda dan Bahasa Sunda sebagai Pemerkaya Kebudayaan: Serapan Kosakata1 Oleh Dr. Sugeng Riyanto, M.A. Dr. H. Agus Nero Syofyan, M.Hum Nani Darmayanti, Ph.D. ABSTRACT Sundanese people open to outside influences to develop its culture. This is evident from the results of the study reported here. With qualitative research method, this research data is taken from the Sundanese dictionary Danadibrata (2009). There are 1164 Sundanese words that are derived from the Dutch language. That means that 2.91% of the 40,000 words of Sunda. Type the word which is most nouns, followed by adjectives and adverbs, and verbs, prepositions, and interjections. There is a loan word that does not change the forms and some words are changed in terms of both phonological and morphological. Adjustments are made if the Sundanese does not have the form. There are some words which experienced a total change. In terms of meaning there is no change but there is also a change, either narrowed or expanded. Keywords: loanwoards, fonological changing, morfological changing, changing in meaning. ABSTRAK Masyarakat Sunda terbuka terhadap pengaruh dari luar untuk mengembangkan kebudayaannya. Hal itu terbukti dari hasil penelitian yang dilaporkan di sini. Dengan metode penelitian berancangan kualitatif, data penelitian ini diambil dari kamus Danadibrata (2009). Dalam bahasa Sunda terdapat 1164 kata yang berasal dari bahasa Belanda. Itu berarti 2,91% dari 40.000 kata Sunda. Jenis kata yang terbanyak adalah nomina, disusul adjektiva dan adverbia, lalu verba, preposisi, dan interjeksi. Ada kata serapan yang tidak mengalami perubahan bentuk dan ada pula kata yang mengalami perubahan bentuk baik dari segi fonologis maupun morfologis.
    [Show full text]
  • Report on Biodiversity and Tropical Forests in Indonesia
    Report on Biodiversity and Tropical Forests in Indonesia Submitted in accordance with Foreign Assistance Act Sections 118/119 February 20, 2004 Prepared for USAID/Indonesia Jl. Medan Merdeka Selatan No. 3-5 Jakarta 10110 Indonesia Prepared by Steve Rhee, M.E.Sc. Darrell Kitchener, Ph.D. Tim Brown, Ph.D. Reed Merrill, M.Sc. Russ Dilts, Ph.D. Stacey Tighe, Ph.D. Table of Contents Table of Contents............................................................................................................................. i List of Tables .................................................................................................................................. v List of Figures............................................................................................................................... vii Acronyms....................................................................................................................................... ix Executive Summary.................................................................................................................... xvii 1. Introduction............................................................................................................................1- 1 2. Legislative and Institutional Structure Affecting Biological Resources...............................2 - 1 2.1 Government of Indonesia................................................................................................2 - 2 2.1.1 Legislative Basis for Protection and Management of Biodiversity and
    [Show full text]
  • A Dictionary of Kristang (Malacca Creole Portuguese) with an English-Kristang Finderlist
    A dictionary of Kristang (Malacca Creole Portuguese) with an English-Kristang finderlist PacificLinguistics REFERENCE COpy Not to be removed Baxter, A.N. and De Silva, P. A dictionary of Kristang (Malacca Creole Portuguese) English. PL-564, xxii + 151 pages. Pacific Linguistics, The Australian National University, 2005. DOI:10.15144/PL-564.cover ©2005 Pacific Linguistics and/or the author(s). Online edition licensed 2015 CC BY-SA 4.0, with permission of PL. A sealang.net/CRCL initiative. Pacific Linguistics 564 Pacific Linguistics is a publisher specialising in grammars and linguistic descriptions, dictionaries and other materials on languages of the Pacific, Taiwan, the Philippines, Indonesia, East Timor, southeast and south Asia, and Australia. Pacific Linguistics, established in 1963 through an initial grant from the Hunter Douglas Fund, is associated with the Research School of Pacific and Asian Studies at The Australian National University. The authors and editors of Pacific Linguistics publications are drawn from a wide range of institutions around the world. Publications are refereed by scholars with relevant expertise, who are usually not members of the editorial board. FOUNDING EDITOR: Stephen A. Wurm EDITORIAL BOARD: John Bowden, Malcolm Ross and Darrell Tryon (Managing Editors), I Wayan Arka, Bethwyn Evans, David Nash, Andrew Pawley, Paul Sidwell, Jane Simpson EDITORIAL ADVISORY BOARD: Karen Adams, Arizona State University Lillian Huang, National Taiwan Normal Peter Austin, School of Oriental and African University Studies
    [Show full text]
  • Persebaran Kosakata Belanda Di Berbagai Bahasa Di Dunia1 (Sugeng Riyanto, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran Bandung)
    Persebaran Kosakata Belanda di Berbagai Bahasa di Dunia1 (Sugeng Riyanto, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjadjaran Bandung) 1. Pembuka Bahasa Belanda tidak hanya meminjamkan kosakatanya pada bahasa dari negara-negara yang dulu menjadi koloninya, yakni yang terbesar adalah Indonesia dan yang lebih kecil adalah Afrika Selatan dan Suriname. Belanda juga pernah menduduki Malakka dan Sri Langka. Di Jepang Belanda pernah bercokol di pulau Deshima. Sebagai pelaut dan pedagang ulung orang Belanda pada masa lampau juga singgah di berbagai belahan benua lain dan ternyata bahasa Belanda juga meminjamkan banyak kata di bahasa-bahasa lainnya, misalnya bahasa Rusia, bahasa Cina, bahasa Jepang, bahasa Korea, bahasa Turki, dan bahkan bahasa Arab. Dalam bahasa Indonesia banyak kata diserap dari bahasa Belanda, misalnya: amplop, ban, dongkrak, koalisi, kusen, parlemen, politik, gratis. Kata-kata itu dalam bahasa Belanda adalah enveloppe, band, dommekracht, coalitie, kozijn, parlement, politik, gratis. Bahasa-bahasa lain di Indonesia, selain bahasa Indonesia juga menyerap kosakata bahasa Belanda. Dalam bahasa Jawa dikenal kata pit ‘sepeda’, potlot ‘pensil’, dan kelar ‘selesai’; tiga kata yang berasal dari fiets, potlood, dan klaar. Bahasa Sunda menyerap kelar, bus, onerdil (dalam bahasa Belanda bus, onderdeel). Bahasa Melayu Manado menyerap birman ‘tetangga’ (dalam bahasa Belanda buurman), snup ‘kudapan’ (dalam bahasa Belanda snoep). Bahasa Melayu Jakarta, Melayu Ambon, bahasa Madura, dan bahasa lain juga menyerap banyak kosa kata Belanda. Makalah ini membahas ekspansi bahasa Belanda ke berbagai bahasa-bahasa lain di dunia, yakni persebaran kosakata Belanda ke pelbagai bahasa yang ada di berbagai belahan dunia. Pembahasan diawali dengan sejarah ringkas ekspansi bahasa Belanda dan dilanjutkan dengan jumlah kata yang dipinjamkan pada berbagai bahasa beserta contoh kata-katanya.
    [Show full text]
  • Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sungai Ambon – Seram Tahun 2012
    POLA PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR WILAYAH SUNGAI AMBON – SERAM TAHUN 2012 DAFTAR ISI DAFTAR ISI i DAFTAR TABEL iii DAFTAR GAMBAR vi BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Maksud, Tujuan, dan Sasaran 2 1.2.1 Maksud 2 1.2.2 Tujuan 2 1.2.3 Sasaran 2 1.2.4 Visi dan Misi 2 1.3 Isu-isu Strategis 3 1.3.1 Isu Strategis Nasional 3 1.3.2 Isu Strategis Lokal 4 BAB II KONDISI PADA WILAYAH SUNGAI AMBON SERAM 6 2.1 Peraturan Perundang-undangan di Bidang Sumber Daya Air dan Peraturan Terkait Lainnya 6 2.2 Kebijakan Dalam Pengelolaan Sumber Daya Air 8 2.2.1 Kebijakan Nasional 8 2.2.2 Kebijakan Lokal 10 2.3 Inventarisasi Data 11 2.3.1 Data Umum 11 2.3.2 Data Sumber Daya Air 23 2.3.3 Kebutuhan Air 39 2.3.4 Data Lain-lain 44 2.4 Identifikasi Kondisi Lingkungan dan Permasalahan 57 2.4.1 Konservasi Sumber Daya Air 57 2.4.2 Pendayagunaan Sumber Daya Air 58 2.4.3 Pengendalian Daya Rusak Air 58 2.4.4 Sistem Informasi Sumber Daya Air 59 2.4.5 Pemberdayaan dan Peningkatan Peran Masyarakat dan Dunia Usaha 59 2.5 Identifikasi Potensi yang Bisa Dikembangkan 59 2.5.1 Konservasi Sumber Daya Air 59 2.5.2 Pendayagunaan Sumber Daya Air 60 2.5.3 Pengendalian Daya Rusak Air 60 i 2.5.4 Sistem Informasi Sumber Daya Air 61 2.5.5 Pemberdayaan dan Peningkatan Peran Masyarakat dan Dunia Usaha 61 BAB III ANALISA DATA 62 3.1 Asumsi, Kriteria dan Standar 62 3.2 Upaya Pemenuhan Kebutuhan Air Berdasarkan Skenario 76 3.3 Alternatif Pilihan Strategi Pengelolaan Sumber Daya Air 89 3.3.1 Konservasi Sumber Daya Air 89 3.3.2 Pendayagunaan Sumber Daya Air 89 3.3.3 Pengendalian Daya Rusak Air 90 3.3.4 Sistem Informasi Sumber Daya Air 91 3.3.5 Pemberdayaan dan Peningkatan Peran Masyarakat dan Dunia Usaha 91 BAB IV KEBIJAKAN OPERASIONAL PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR WILAYAH SUNGAI AMBON SERAM 93 ii DAFTAR TABEL Tabel 2.
    [Show full text]
  • 81 Nama Provinsi : MALUKU STATUS DESA BERDASARKAN INDEKS
    STATUS DESA BERDASARKAN INDEKS DESA MEMBANGUN Kode Provinsi : 81 Nama Provinsi : MALUKU KODEKAB KABUPATEN/KOTA KODEKEC KECAMATAN KODEDESA NAMA DESA IDM STATUS 81001 MALUKU TENGGARA BARAT 8100140 TANIMBAR SELATAN 81001401 LERMATANG 0,527 Tertinggal 81001 MALUKU TENGGARA BARAT 8100140 TANIMBAR SELATAN 81001402 LATDALAM 0,565 Tertinggal 81001 MALUKU TENGGARA BARAT 8100140 TANIMBAR SELATAN 81001410 OLILIT 0,630 Berkembang 81001 MALUKU TENGGARA BARAT 8100140 TANIMBAR SELATAN 81001411 SIFNANA 0,668 Berkembang 81001 MALUKU TENGGARA BARAT 8100140 TANIMBAR SELATAN 81001412 LAURAN 0,610 Berkembang 81001 MALUKU TENGGARA BARAT 8100140 TANIMBAR SELATAN 81001413 KABIARAT RAYA 0,552 Tertinggal 81001 MALUKU TENGGARA BARAT 8100140 TANIMBAR SELATAN 81001414 ILNGEI 0,505 Tertinggal 81001 MALUKU TENGGARA BARAT 8100140 TANIMBAR SELATAN 81001415 WOWONDA 0,547 Tertinggal 81001 MALUKU TENGGARA BARAT 8100140 TANIMBAR SELATAN 81001416 MATAKUS 0,463 Sangat Tertinggal 81001 MALUKU TENGGARA BARAT 8100140 TANIMBAR SELATAN 81001417 BOMAKI 0,543 Tertinggal 81001 MALUKU TENGGARA BARAT 8100141 WER TAMRIAN 81001411 TUMBUR 0,591 Tertinggal 81001 MALUKU TENGGARA BARAT 8100141 WER TAMRIAN 81001412 LORULUN 0,596 Tertinggal 81001 MALUKU TENGGARA BARAT 8100141 WER TAMRIAN 81001415 AMDASA 0,582 Tertinggal 81001 MALUKU TENGGARA BARAT 8100141 WER TAMRIAN 81001416 SANGLIAT DOL 0,539 Tertinggal 81001 MALUKU TENGGARA BARAT 8100141 WER TAMRIAN 81001417 SANGLIAT KRAWAIN 0,529 Tertinggal 81001 MALUKU TENGGARA BARAT 8100141 WER TAMRIAN 81001418 ARUI BAB 0,576 Tertinggal 81001 MALUKU TENGGARA
    [Show full text]
  • Maritime Indonesia and the Archipelagic Outlook Some Reflections from a Multidisciplinary Perspective on Old Port Cities in Java
    Multamia R.M.T. WacanaLauder Vol. and 17 Allan No. 1 (2016): F. Lauder 97–120, Maritime Indonesia 97 Maritime Indonesia and the Archipelagic Outlook Some reflections from a multidisciplinary perspective on old port cities in Java Multamia R.M.T. Lauder and Allan F. Lauder Abstract The present paper reflects on Indonesia’s status as an archipelagic state and a maritime nation from a historical perspective. It explores the background of a multi-year research project into Indonesia’s maritime past currently being undertaken at the Humanities Faculty of Universitas Indonesia. The multidisciplinary research uses toponymy, epigraphy, philology, and linguistic lines of analysis in examining old inscriptions and manuscripts and also includes site visits to a number of old port cities across the archipelago. We present here some of the core concepts behind the research such as the importance of the ancient port cities in a network of maritime trade and diplomacy, and link them to some contemporary issues such as the Archipelagic Outlook. This is based on a concept of territorial integrity that reflects Indonesia’s national identity and aspirations. It is hoped that the paper can extend the discussion about efforts to make maritime affairs a strategic geopolitical goal along with restoring Indonesia’s identity as a maritime nation. Allan F. Lauder is a guest lecturer in the Post Graduate Linguistics Department program at the Humanities Faculty of the Universitas Indonesia. Allan obtained his MA in the English Language at the Department of English Language and Literature, National University of Singapore (NUS), Singapore, 1988 – 1990 and his Doctorate Degree in Applied Linguistics, English Language at Atma Jaya University.
    [Show full text]
  • Youths and the Maintenance of the Portuguese Identity in Melaka
    Institut Penyelidikan Pembangunan Belia Malaysia 101 YOUTHS AND THE MAINTENANCE OF THE PORTUGUESE IDENTITY IN MELAKA E-JYNN YEOW, LEE YOK FEE & SARJIT S. GILL ABSTRACT The Portuguese identity plays an important role not only towards the Portuguese community but also to Malaysia. If the Portuguese community does not preserve their identity, they may lose their identity throughout time. It will be a loss for Malaysia as well because Malaysia is regarded as a country uniquely rich with its ethnic diversity. This Portuguese community is the only community in the world where they speak a localized Portuguese language, furthermore, their customs and cultures are influenced by the locals through assimilation. Thus, this paper aimed to examine the roles of language, customs and traditions in the maintenance of cultural identity among the Portuguese community in Melaka, Malaysia based on the Portuguese youths’ perspectives. In this article, we analyze the role of the youths in the maintenance of the Portuguese identity - a topic not widely explored. Data were collected from seven (7) open ended interview questions based on Berry’s acculturation model (2005). Eight (8) Portuguese youths were interviewed face-to- face in Melaka Portuguese settlement from May to June 2017. The results showed that the respondents emphasized that the maintenance of Portuguese identity should focus on the cultural perspectives such as the Portuguese traditional customs and festival celebration. However, unlike other ethnic groups in Malaysia, the element of language, i.e. Kristang language was deemed as unimportant in the youths’ opinion on Portuguese identity. Keywords: Portuguese, Cultural Identity, Youths, Maintaining Identity, Portuguese Community ABSTRAK Identiti Portugis memainkan peranan yang penting bukan sahaja kepada komuniti Portugis tetapi juga kepada Malaysia.
    [Show full text]
  • Workpapers in Indonesian Languages and Cultures
    ( J WORKPAPERS IN INDONESIAN LANGUAGES AND CULTURES VOLUME 6 - MALUKU ,. PATTIMURA UNIVERSITY and THE SUMMER INSTITUTE OP LINGUISTICS in cooperation with THE DEPARTMENT OF EDUCATION AND CULTURE WORKPAPERS IN INDONESIAN LANGUAGES AND CULTURES VOLUME 6 - MALUKU Nyn D. Laidig, Edi tor PAT'I'IMORA tJlflVERSITY and THE SUMMER IRSTlTUTK OP LIRGOISTICS in cooperation with 'l'BB DBPAR".l'MElI'1' 01' BDUCATIOII ARD CULTURE Workpapers in Indonesian Languages and cultures Volume 6 Maluku Wyn D. Laidig, Editor Printed 1989 Ambon, Maluku, Indonesia Copies of this publication may be obtained from Summer Institute of Linguistics Kotak Pos 51 Ambon, Maluku 97001 Indonesia Microfiche copies of this and other publications of the Summer Institute of Linguistics may be obtained from Academic Book Center Summer Institute of Linguistics 7500 West Camp Wisdom Road l Dallas, TX 75236 U.S.A. ii PRAKATA Dengan mengucap syukur kepada Tuhan yang Masa Esa, kami menyambut dengan gembira penerbitan buku Workpapers in Indonesian Languages , and Cultures. Penerbitan ini menunjukkan adanya suatu kerjasama yang baik antara Universitas Pattimura deng~n Summer Institute of Linguistics; Maluku . Buku ini merupakan wujud nyata peran serta para anggota SIL dalam membantu masyarakat umumnya dan masyarakat pedesaan khususnya Diharapkan dengan terbitnya buku ini akan dapat membantu masyarakat khususnya di pedesaan, dalam meningkatkan pengetahuan dan prestasi mereka sesuai dengan bidang mereka masing-masing. Dengan adanya penerbitan ini, kiranya dapat merangsang munculnya penulis-penulis yang lain yang dapat menyumbangkan pengetahuannya yang berguna bagi kita dan generasi-generasi yang akan datang. Kami ucapkan ' terima kasih kepada para anggota SIL yang telah berupaya sehingga bisa diterbitkannya buku ini Akhir kat a kami ucapkan selamat membaca kepada masyarakat yang mau memiliki buku ini.
    [Show full text]
  • Fundamental Management Journal ISSN: 2540-9816 (Print) Volume:3 No.1 2018
    fundamental management journal ISSN: 2540-9816 (print) Volume:3 No.1 2018 NORMATIVE STUDY ON THE AREA/SPACE STRUCTURE POLICY OF STATE BORDER IN MALUKU PROVINCE 1Posma Sariguna Johnson Kennedy 2Suzanna Josephine L.Tobing, 3Adolf Bastian Heatubun, dan 4Rutman Lumbantoruan [email protected] 1,2,4 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, UKI Jakarta 13630, Indonesia 3Universitas Pattimura, Maluku 97233, Indonesia Abstract The purpose of this paper is to review the management of border area functions in accordance with the mandate of Law no. 43 of 2008 on National Territory. This study is based on the Master Plan for State Boundary Management, and the Priority Location Master Plan, which is a common reference for all stakeholders. In this research, as the methodology used is the review literature using qualitative normative method. This means to review the regulations related to the arrangement of spatial function of State Border Area in Maluku Province. Spatial Planning of Border Areas in Maluku Province aims: To create a state defense and security function that ensures the integrity of the territorial sovereignty and order which borders are the State of Timor Leste and the State of Australia; Effective protected areas to protect biodiversity, protected forests, and coastal borders including in small outer islands (PPKT) and; Make border areas that are self- reliant and competitive. Keywords: State Border Area, National Strategic Activities Center (PKSN), Priority Location (Lokpri), Spatial Plan (RTRW) 1. Introduction1 Boundary State is a boundary line that is a separation of the sovereignty of a country based on international law. Border Region is a part of the territory of the country located on the inside side of the border of Indonesia with other countries, in the case of border area of the country on land, the border area is in the subdistrict.
    [Show full text]
  • Provinsi Maluku
    Data Dasar Puskesmas Kondisi 31 Desember 2018 PROVINSI MALUKU KEMENTERIAN KESEHATAN 2019 DATA DASAR PUSKESMAS PROVINSI MALUKU KONDISI DESEMBER 2018 KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA JAKARTA, 2019 REKAP PENGUMPULAN DATA DASAR PUSKESMAS 2018 MELALUI APLIKASI KOMDAT SAMPAI DENGAN 31 AGUSTUS 2019 Total PKM 31 Des No Provinsi Jumlah Kabupaten Total PKM Terisi % 2018 1 Aceh 23 348 270 77,59 2 Sumatera Utara 33 581 463 79,69 3 Sumatera Barat 19 275 272 98,91 4 Riau 12 216 216 100,00 5 Jambi 11 195 195 100,00 6 Sumatera Selatan 17 332 324 97,59 7 Bengkulu 10 180 179 99,44 8 Lampung 15 302 274 90,73 9 Kepulauan Bangka Belitung 7 64 64 100,00 10 Kepulauan Riau 7 83 83 100,00 11 DKI Jakarta 6 321 314 97,82 12 Jawa Barat 27 1069 552 51,64 13 Jawa Tengah 35 881 870 98,75 14 DI Yogyakarta 5 121 69 57,02 15 Jawa Timur 38 967 964 100,00 16 Banten 8 242 104 42,98 17 Bali 9 120 117 97,50 18 Nusa Tenggara Barat 10 166 166 100,00 19 Nusa Tenggara Timur 22 381 126 33,07 20 Kalimantan Barat 14 244 244 100,00 21 Kalimantan Tengah 14 200 81 40,50 22 Kalimantan Selatan 13 233 232 99,57 23 Kalimantan Timur 10 183 183 100,00 24 Kalimantan Utara 5 56 28 50,00 25 Sulawesi Utara 15 193 185 95,85 26 Sulawesi Tengah 13 202 192 95,05 27 Sulawesi Selatan 24 458 329 71,83 28 Sulawesi Tenggara 17 284 278 97,89 29 Gorontalo 6 93 72 77,42 30 Sulawesi Barat 6 94 47 50,00 31 Maluku 11 208 96 46,15 32 Maluku Utara 10 134 95 70,90 33 Papua Barat 13 159 159 100,00 34 Papua 29 408 209 51,23 Total 514 9993 8052 81,44 *Kab/Kota Terlampir |Data Dasar Puskesmas|i JUMLAH PUSKESMAS
    [Show full text]