PENGARUH GAYA HIDUP DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA CINEMA XXI MEDAN

(Studi Pada Mahasiswa Administrasi Niaga Politeknik Negeri Medan)

SKRIPSI

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Terapan

Oleh EKO DWI LAKSONO NIM 1505171052

PROGRAM STUDI MANAJEMEN BISNIS JURUSAN ADMINISTRASI NIAGA POLITEKNIK NEGERI MEDAN MEDAN 2019

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada ALLAH SWT berkat rahmat dan hidayah-Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Gaya

Hidup dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Pada Cinema XXI Medan

(Studi Pada Mahasiswa Jurusan Administrasi Niaga Politeknik Negeri

Medan)”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada program studi Manajemen Bisnis, Jurusan Administrasi Niaga

Politeknik Negeri Medan.

Peneliti menyadari banyak sekali dukungan dan bantuan yang diberikan dalam penyelesaian skripsi ini dari berbagai pihak, oleh karena itu dengan sepenuh hati peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak M. Syahruddin, S.T., M.T., Direktur Politeknik Negeri Medan.

2. Bapak Agus Edy Rangkuti, S.E., M.Si., Ketua Jurusan Administrasi Niaga

Politeknik Negeri Medan

3. Bapak Harris Pinagaran Nasution, S.E., M.M., Kepala Program Studi

Manajemen Bisnis Politeknik Negeri Medan.

4. Bapak Edy Sahputra S, S.E., M.Si., Dosen Pembimbing I yang telah banyak

memberikan bimbingan, dukungan, dan arahan sehingga peneliti dapat

menyelesaikan penelitian ini dengan baik.

5. Ibu Jumjuma, S.E., M.Si., Dosen Pembimbing II yang telah banyak

memberikan bimbingan, dukungan, dan arahan sehingga peneliti dapat

menyelesaikan penelitian ini dengan baik.

6. Ibu Netty, S.E., M.Si., Dosen Pembanding I yang telah memberikan arahan dan

saran kepada peneliti demi kesempurnaan skripsi ini.

iv

7. Bapak Drs. Pantas S, M.Hum., Dosen Pembanding II yang telah memberikan

arahan dan saran kepada peneliti demi kesempurnaan skripsi ini.

8. Seluruh dosen dan staf di Jurusan Administrasi Niaga Politeknik Negeri Medan

untuk segaa jasanya selama perkuliahan.

9. Orang tua tercinta, Ayahanda Alm. Sito dan Ibu Rabiah Dra., yang telah

memberikan dukungan secara moril maupun materil, nasehat, doa serta

motivasi kepada peneliti sehingga dapat menyelesaikan penelitian ini.

10. Kepada teman dekat peneliti dalam menyusun skripsi yaitu Rifka Aulia Amd.,

Muhammad Rizky Ramadana Amd., Fandi Selistio, dan Chandra Tongamdo

Hutajulu, terima kasih banyak telah memberikan semangat dan dukungan

dalam penyusunan skripsi ini.

11. Kepada teman-teman seperjuangan dalam menyusun skripsi yaitu Adi

Wibowo, Fadlan Ariansyah, Beby Sarah Larasati Arizki, Nafisa Pradita, Shifa

Azhari dan Yenny Framida serta teman-teman yang tidak dapat saya sebutkan

satu persatu, terima kasih banyak atas dukungan selama menjalani perkuliahan

maupun selama penulisan skripsi ini.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna, untuk itu peneliti mengharapkan kritik dan saran yang membangun dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Terima kasih.

Medan, Peneliti

Eko Dwi Laksono NIM 1505171052

v

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL LEMBAR PERSETUJUAN SKRIPSI LEMBAR PENGESAHAN KELULUSAN LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS KATA PENGANTAR ...... iv DAFTAR ISI ...... vi DAFTAR TABEL ...... ix DAFTAR GAMBAR ...... x DAFTAR LAMPIRAN ...... xi ABSTRAK ...... xii ABSTRACT ...... xiii BAB 1 PENDAHULUAN ...... 1 1.1 Latar Belakang ...... 1 1.2 Rumusan Masalah ...... 5 1.3 Batasan Penelitian ...... 5 1.4 Tujuan Penelitian ...... 5 1.5 Manfaat Penelitian ...... 6 1.6 Sistematika Penulisan ...... 7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ...... 8 2.1 Landasan Teori ...... 8 2.1.1 Definisi Gaya Hidup ...... 8 2.1.2 Pengukuran Gaya Hidup ...... 12 2.2 Harga ...... 12 2.2.1 Pengertian Harga ...... 12 2.2.2 Strategi Penetapan Harga ...... 15 2.2.3 Tujuan Penetapan Harga ...... 15 2.3 Keputusan Pembelian ...... 16 2.3.1 Pengertian Keputusan Pembelian ...... 16 2.3.2 Proses Keputusan Pembelian Konsumen ...... 17

vi

2.3.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian... 19 2.4 Kerangka Konseptual ...... 20 2.5 Hipotesis ...... 21 2.6 Penelitian Terdahulu ...... 22 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN ...... 24 3.1 Pendekatan Penelitian ...... 24 3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ...... 24 3.3 Populasi dan Sampel ...... 25 3.3.1 Populasi ...... 25 3.3.2 Sampel ...... 25 3.4 Definisi Operasional ...... 26 3.5 Sumber Data ...... 27 3.6 Teknik Pengumpulan Data ...... 28 3.7 Skala Pengukuran Variabel ...... 29 3.8 Teknik Analisis Data ...... 29 3.8.1 Analisis Statistik Deskriptif ...... 30 3.8.2 Uji Instrumen ...... 30 3.8.2.1 Uji Validitas ...... 30 3.8.2.2 Uji Reliabilitas ...... 31 3.8.3 Uji Asumsi Klasik ...... 31 3.8.3.1 Uji Normalitas ...... 31 3.8.3.2 Uji Multikolonieritas ...... 32 3.8.3.3 Uji Heteroskedastisitas ...... 32 3.8.4 Analisis Regresi Linier Berganda ...... 33 3.8.5 Uji Hipotesis ...... 34 3.8.5.1 Uji Parsial (Uji - t) ...... 34 3.8.5.2 Uji Simultan (Uji-f) ...... 35 3.8.5.3 Koefisien Determinasi (R2) ...... 35 BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...... 36 4.1 Deskripsi Objek Penelitian ...... 36 4.1.1 Cinema 21 ...... 37

vii

4.1.2 The Premiere ...... 39 4.1.3 IMAX ...... 40 4.2 Penyajian Data ...... 40 4.2.1 Karakteristik Responden ...... 41 4.2.2 Distribusi Jawaban Responden ...... 43 4.3 Analisis Data ...... 49 4.3.1 Analisis Statistik Deskriptif ...... 49 4.3.2 Uji Instrumen ...... 51 4.3.2.1 Uji Validitas ...... 51 4.3.2.2 Uji Reliabilitas ...... 52 4.3.3 Uji Asumsi Klasik ...... 53 4.3.3.1 Uji Normalitas ...... 53 4.3.3.2 Uji Multikolinearitas ...... 56 4.3.3.3 Uji Heteroskedastisitas ...... 57 4.3.4 Analisis Regresi Linier Berganda ...... 58 4.3.5 Pengujian Hipotesis ...... 59 4.3.5.1 Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t) ...... 59 4.3.5.2 Uji Hipotesis Serempak (Uji F) ...... 61 4.3.5.3 Uji Koefisien Determinasi (R2) ...... 62 4.4 Pembahasan ...... 63 4.4.1 Pengaruh Gaya Hidup terhadap Keputusan Pembelian ...... 63 4.4.2 Pengaruh Harga terhadap Keputusan Pembelian ...... 64 4.4.3 Pengaruh Gaya Hidup dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian ...... 65 BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN ...... 66 5.1 Simpulan ...... 66 5.2 Saran ...... 66

viii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Data Film Peringkat Teratas dalam Perolehan Jumlah Penonton Berdasarkan Tanggal Rilis Film……………………...... 2 Tabel 2.1 Inventarisasi Gaya Hidup……………….…………………………... 9 Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu………………………………………………...21 Tabel 3.1 Definisi Operasional………………………………………………...27 Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert……………………………………………...29 Tabel 4.1 Data bioskop XXI di Medan………………………………………..39 Tabel 4.2 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin…………………………….41 Tabel 4.3 Responden Berdasarkan Usia………………………………………41 Tabel 4.4 Responden Berdasarkan Jurusan…………………………………...42 Tabel 4.5 Responden Berdasarkan Jumlah Melakukan Pembelian di Cinema XXI Medan…………………………………………….….42 Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Gaya Hidup

(X1)………………………………………………………………....43

Tabel 4.7 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Harga (X2)….....45 Tabel 4.8 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Keputusan Pembelian (Y)……………………………………………………....46 Tabel 4.9 Analisis Statistik Deskriptif Bagian I…………………………….…49 Tabel 4.10 Analisis Statistik Deskriptif Bagian II……………………………...49 Tabel 4.11 Hasil Uji Validitas…………………………………………………..51 Tabel 4.12 Hasil Uji Reliabilitas………………………………………………...52 Tabel 4.13 Uji Normalitas Kolmogorov Smirnov (K-S)………………………...54 Tabel 4.14 Uji Multikolinearitas………………………………………………...57 Tabel 4.15 Uji Glejser …………………………………………………………..57 Tabel 4.15 Hasil Uji Regresi Linier Berganda …………………………………..57 Tabel 4.16 Hasil Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t).……………………….…58 Tabel 4.17 Hasil Uji Simultan (Uji F)……………………………………….…60 Tabel 4.18 Hasi Uji Koefisien Determinasi (R2)……………………………….…61

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Proses Keputusan Pembelian………………………………...…..18 Gambar 2.2 Kerangka Konseptual…………………………………………….20 Gambar 4.1 Logo 21 Cineplex group………………………………………….37 Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas Analisis Grafik Histogram………………...54 Gambar 4.3 Hasil Uji Normalitas Analisis Grafik Normal Probability Plot….55 Gambar 4.4 Hasil Uji Heterokedastisitas Grafik Scatterplot………………….57

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Lampiran 2 Tabulasi Data Jawaban Responden Lampiran 3 Hasil Pengolahan Data Menggunakan SPSS

xi

ABSTRAK

PENGARUH GAYA HIDUP DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA CINEMA XXI MEDAN (Studi pada Mahasiswa Jurusan Administrasi Niaga Politeknik Negeri Medan)

Perkembangan industri hiburan baik nasional maupun global dapat menimbulkan persaingan yang ketat dalam memperebutkan pangsa pasar seperti ini. Salah satu usaha industri hiburan yang masih bertahan hingga saat ini adalah Cinema XXI. Para pengusaha industri hiburan agar menerapkan beberapa kiat seperti gaya hidup dan harga supaya dapat bertahan di dunia usaha untuk menarik konsumen dalam memutuskan pembelian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh gaya hidup dan harga terhadap keputusan pembelian yang dilakukan pada mahasiswa Jurusan Administrasi Niaga Politeknik Negeri Medan yang pernah melakukan pembelian pada Cinema XXI Medan. Metode penelitian yang digunakan adalah asosiatif kausal dengan pendekatan kuantitatif. Data yang telah memenuhi uji validitas, uji reliabilitas, dan uji asumsi klasik diolah sehingga menghasilkan persamaan regresi linier berganda Y=6,539 + 0,780 X1 + 0,556 X2. Melalui uji t dan uji F diperoleh bahwa gaya hidup, dan harga mempunyai pengaruh positif dan signifikan secara parsial dan simultan terhadap keputusan pembelian sehingga hipotesis diterima. Variabel gaya hidup sebagai variabel yang paling dominan dalam keputusan pembelian. Besarnya pengaruh gaya hidup,dan harga melalui uji koefisien determinasi (R2) R Square adalah 52,9% mempengaruhi keputusan pembelian Mahasiswa Jurusan Administrasi Niaga Politeknik Negeri Medan di Cinema XXI, sedangkan 47,1% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dijelaskan dalam penelitian ini.

Kata Kunci: Gaya Hidup, Harga, Keputusan Pembelian.

xii

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF LIFESTYLE AND PRICE ON PURCHASE DECISION IN CINEMA XXI MEDAN (Study on Students of the Department of Commerce in Medan State Polytechnic)

The development of the national and global entertainment industries can lead to intense competition in fighting for market share like this. One of the entertainment industry businesses that still survives today is Cinema XXI. Entertainment industry entrepreneurs apply some tips such as lifestyle and prices in order to survive in the business world to attract consumers in deciding purchases. This study aims to determine and analyze the influence of lifestyle and prices on purchasing decisions made on students of the Department of Commerce Administration Medan State Polytechnic who had made a purchase at Cinema XXI Medan. The research method used is associative causal with a quantitative approach. Data that has fulfilled the validity test, reliability test, and classical assumption test are processed to produce a multiple linear regression equation Y = 6.539 + 0.780

X1 + 0.556 X2. Through the t test and F test, it is obtained that lifestyle, and price have a positive and significant influence partially and simultaneously on purchasing decisions so that the hypothesis is accepted. Lifestyle variables as the most dominant variable in purchasing decisions. The magnitude of the effect of life style, and price through the test of the coefficient of determination (R2) R Square is 52.9% influence purchasing decisions Student Administration State Polytechnic Medan at Cinema XXI, while 47.1% are influenced by other variables that are not described in the study this.

Keywords: Lifestyle, Price, Purchasing Decision .

xiii

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan industri hiburan (entertainment) baik nasional maupun global dapat menimbulkan persaingan yang cukup ketat dalam memperebutkan pangsa pasar seperti saat ini. Perusahaan tidak hanya bisa mengandalkan produk maupun jasa yang berkualitas, harga yang bersaing serta jumlah outlet yang banyak, namun harus didukung juga oleh strategi dan upaya-upaya penting dalam memasarkan produk dan jasa yang dihasilkan. Berdasarkan perkembangan industri hiburan

(entertainment) menyebabkan banyak mempengaruhi gaya hidup seseorang dalam memilih hiburannya sendiri sesuai dengan keinginannya.

Gaya hidup adalah perilaku seseorang yang ditunjukkan dalam aktivitas, minat dan opini khususnya yang berkaitan dengan citra diri untuk merefleksikan pada status sosialnya. Gaya hidup menunjukkan bagaimana suatu pola atau cara individu mengekspresikan atau mengaktualitaskan cita-cita, kebiasaan/hoby, opini dengan lingkungannya melalui cara yang unik yang menyimbolkan peranan individu bagi lingkungannya. Menurut Nugroho (2018:80), gaya hidup secara luas dapat didefinisikan sebagai cara hidup yang diidentifikasikan oleh bagaimana seseorang dalam menghabiskan waktu mereka (aktivitas), apa yang mereka anggap penting dalam lingkungannya (ketertarikan) dan apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri dan juga dunia di sekitarnya (pendapat).

Perkembangan gaya hidup dipengaruhi oleh banyaknya jenis hiburan yang bisa dinikmati, salah satunya adalah dengan menonton film di bioskop. Industri perfilman nasional maupun global banyak memproduksi dengan berbagai genre

1

2

film dengan alur cerita yang beragam setiap tahunnya. Film-film yang selalu ditayangkan di bioskop selalu up to date sehingga membuat konsumennya tidak pernah bosan untuk menonton film keluaran terbaru di bioskop. Lokasi gedung bioskop banyak terletak di tempat yang strategis dan berada di setiap sudut kota sehingga memudahkan konsumen untuk menonton film di bioskop tersebut, hal ini dapat dibuktikan dengan jumlah penonton berdasarkan 15 film nasional yang telah tayang di bioskop di jaringan Cinema XXI pada tahun 2018 lalu yang diperoleh dari filmindonesia.or.id, diantara lain adalah :

Tabel 1.1 Data Film Indonesia Peringkat Teratas dalam Perolehan Jumlah Penonton Berdasarkan Tanggal Rilis Film

No. Judul Tanggal Rilis Penonton 1 Dilan 1990 25 Januari 2018 6.315.664 2 Suzzanna Bernapas dalam kubur 15 November 2018 3.346.185 3 Danur 2 28 Maret 2018 2.572.871 4 Si Doel the Movie 02 Agustus 2018 1.757.653 5 Asih 11 Oktober 2018 1.714.798 6 Teman tapi menikah 28 Maret 2018 1.655.829 7 Milly & Mamet 20 Desember 2018 1.563.188 8 Wiro Sableng 30 Agustus 2018 1.552.014 9 Jailangkung 2 15 Juni 2018 1.498.635 10 A Man Called Ahok 08 November 2018 1.465.145 11 Sabrina 12 Juli 2018 1.337.510 12 Kuntilanak 15 Juni 2018 1.236.000 13 Sebelum Iblis Menjemput 09 Agustus 2018 1.122.187 14 Eiffel I’m In Love 2 14 Februari 2018 1.008.392 15 Yowis Ben 22 Februari 2018 935.622 Sumber: Film indonesia.or.id, 2018

Harga juga menjadi faktor penting dalam pertimbangan konsumen untuk melakukan pembelian terhadap tiket di bioskop. Harga adalah merupakan sesuatu yang diserahkan dalam pertukaran untuk mendapatkan suatu barang atau jasa.

3

Harga juga mempengaruhi konsumen terhadap keputusan pembelian tiket di bioskop. Cinema XXI memberikan penawaran harga yang berbeda yaitu dengan strategi pada hari apa dan di gedung bioskop mana mereka akan menonton film tersebut. Di Indonesia Cinema XXI telah berusia beberapa dekade dan berada di beberapa tempat yang strategis sehingga mudah dijumpai. Saat ini Cinema 21 telah berubah nama menjadi Cinema XXI, perubahan nama dilakukan sebagai strategi dan jawaban untuk pangsa pasar dan penggemar penonton film yang berkualitas.

Perubahan nama pada bioskop juga mempengaruhi perubahan pada kualitas suara di gedung bioskop menjadi lebih baik dan tempat duduk di bioskop pun menjadi lebih nyaman. Cinema XXI memegang peranan besar dalam perkembangan film

Indonesia sekarang ini dari segi pemasaran atau distribusinya. Hal itu didasarkan oleh kenyataan bahwa hampir setiap kota di Indonesia ini pasti sudah ada bioskop tersebut dan bisa menggelar pemutaran film secara serentak setiap ada judul baru baik dari dunia perfilman Indonesia maupun film luar negeri.

Perubahan gaya hidup bisa didasarkan oleh harga suatu produk atau jasa, harga juga mempengaruhi seseorang untuk memutuskan membeli atau menggunakan produk maupun jasa tersebut. Berdasarkan kenyataan bahwa tidak semua orang gemar untuk menonton film di bioskop, bahkan para konsumen ada juga yang suka mengoleksi DVD film daripada menonton film di gedung bioskop hanya untuk sekali menonton film yang mereka bayarkan. Beberapa juga ada yang beralasan dengan mengoleksi DVD film bisa menonton film dengan judul yang sama secara berulang-ulang, walaupun untuk menunggu DVD yang dijual di pasaran harus menunggu lebih lama beredar di pasaran.

4

Menurut Kotler & Keller (2012), keputusan pembelian adalah tindakan dari konsumen untuk mau membeli atau tidak terhadap produk. Dari berbagai faktor yang mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian suatu produk atau jasa, biasanya konsumen selalu mempertimbangkan kualitas, harga, dan produk yang sudah dikenal oleh masyarakat sebelum konsumen memutuskan untuk membeli. Oleh karena itu pengambilan keputusan pembelian konsumen merupakan suatu proses pemilihan salah satu alternatif penyelesaian masalah dengan tindak lanjut yang nyata. Setelah itu konsumen dapat melakukan evaluasi pilihan dan kemudian dapat menentukan sikap yang akan diambil selanjutnya.

Individu dalam keputusan finalnya untuk menggunakan jasa produk yang telah dibeli dengan sendirinya akan menyesuaikan diri dengan kesanggupan yang dimiliki. Kesanggupan tersebut akan menyesuaikan dengan kemampuan finansial diri (keuangan) kualitas dan harga produk, bentuk dan model produk dan tentunya gaya hidup (individu) seseorang. Gaya hidup (lifestyle) seseorang memiliki pengaruh besar pada individu karena akan berdampak pada selera sehingga harga dan kekuatan finansial tidak menjadi penghalang untuk membelinya. Keadaan ini akan mempengaruhi konsumen dan berusaha memenuhi seleranya sesuai dengan gaya hidupnya. Berapa pun harganya dan dimana pun tempatnya akan dicari untuk memenuhi kebutuhan sosialnya.

Berdasarkan fenomena di atas bahwa gaya hidup dan juga harga suatu produk dapat mempengaruhi konsumen dalam menetukan keputusan pembelian, maka penulis tertarik meneliti dengan judul “Pengaruh Gaya Hidup dan Harga

Terhadap Keputusan Pembelian pada Cinema XXI Medan (Studi Pada

Mahasiswa Jurusan Administrasi Niaga Politeknik Negeri Medan)”.

5

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah terdapat Pengaruh Gaya hidup terhadap Keputusan Pembelian Produk

Cinema XXI Medan pada Mahasiswa Jurusan Administrasi Niaga Politeknik

Negeri Medan?

2. Apakah terdapat Pengaruh Harga terhadap Keputusan Pembelian Produk Cinema

XXI Medan pada Mahasiswa Jurusan Administrasi Niaga Politeknik Negeri

Medan?

3. Apakah terdapat Pengaruh Gaya Hidup dan Harga secara simultan terhadap

Keputusan Pembelian Produk Cinema XXI Medan pada Mahasiswa Jurusan

Administrasi Niaga Politeknik Negeri Medan?

1.3 Batasan Penelitian

Peneliti hanya akan melakukan dua masalah yaitu Gaya hidup dan Harga terhadap Keputusan Pembelian pada Cinema XXI Medan.

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui Pengaruh Gaya hidup terhadap Keputusan Pembelian

Produk Cinema XXI Medan pada Mahasiswa Jurusan Administrasi Niaga

Politeknik Negeri Medan.

6

2. Untuk mengetahui Pengaruh Harga terhadap Keputusan Pembelian

Produk Cinema XXI Medan pada Mahasiswa Jurusan Administrasi Niaga

Politeknik Negeri Medan.

3. Untuk mengetahui Pengaruh Gaya hidup dan Harga secara simultan

terhadap Keputusan Pembelian Produk Cinema XXI Medan pada

Mahasiswa Jurusan Administrasi Niaga Politeknik Negeri Medan.

1.5 Manfaat Penelitian

1. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan saran dan masukan yang

bermanfaat bagi perusahaan yang bersangkutan mengenai pengaruh gaya

hidup dan harga terhadap keputusan pembelian pada Cinema XXI Medan.

2. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan

wawasan peneliti mengenai pengaruh gaya hidup dan harga terhadap

keputusan pembelian pada Cinema XXI Medan.

3. Bagi Program Studi Manajemen Bisnis

Penelitian ini dapat menjadi bahan informasi, refrensi, perbandingan untuk

peneliti selanjutnya dalam mengkaji nilai-nilai sosial dalam melakukan

penelitian selanjutnya terkait dengan gaya hidup dan harga terhadap

keputusan pembelian pada Cinema XXI Medan.

7

1.6 Sistematika Penulisan

Untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai penelitian yang dilakukan, maka sistematika penulisan penelitian ini adalah:

BAB 1 : PENDAHULUAN

Bab ini berisikan tentang latar belakang masalah, perumusan masalah,

tujuan penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB 2 : TINJAUAN PUSTAKA

Bab ini berisikan landasan teori mengenai hal-hal yang berkaitan dengan

penelitian dan model penelitian, serta beberapa penelitian terdahulu yang

akan mendukung penelitian ini dalam mengembangkan hipotesis.

BAB 3 : METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisikan tentang variabel-variabel penelitian dan definisi

operasional variabel, populasi dan sampel, jenis dan sumber data, metode

pengumpulan data, dan metode analisis.

BAB 4 : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisikan hasil pengolahan data dan analisis atas hasil pengolahan

data tersebut.

BAB 5 : PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil penelitian serta saran-saran.

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Definisi Gaya Hidup

Menurut Nugroho (2018:80), gaya hidup secara luas didefinisikan sebagai cara hidup yang diidentifikasikan oleh bagaimana seseorang menghabiskan waktu mereka

(aktivitas), apa yang mereka anggap penting dalam lingkungannya (ketertarikan), dan apa yang mereka pikirkan tentang diri mereka sendiri dan juga dunia di sekitarnya

(pendapat). Gaya hidup suatu masyarakat akan berbeda dengan masyarakat lainnya.

Bahkan dari masa ke masa gaya hidup suatu individu dan kelompok masyarakat tertentu akan bergerak dinamis. Namun demikian, gaya hidup tidak cepat berubah sehingga pada kurun waktu tertentu gaya hidup relatif permanen.

Kemudian menurut Kotler dalam Sumarwan (2011:173), menyatakan bahwa gaya hidup adalah pola hidup seseorang di dunia yang diekspresikan dalam aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup menggambarkan “keseluruhan diri seseorang” dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Dari uraian di atas maka yang dimaksud gaya hidup adalah pola seseorang yang ditunjukkan dalam kegiatan, minat dan pendapatnya dalam membelanjakan uangnya dan bagaimana mengalokasikan waktunya.

Sedangkan dalam perspektif ekonomi menurut Tatik dalam Simbolon (2018:17), gaya hidup adalah bagaimana seseorang mengalokasikan pendapatannya dan memilih produk atau jasa dan berbagai pilihan lainnya ketika memilih alternatif dalam satu kategori jenis produk yang ada.

8

9

Gaya hidup sering kali digambarkan dengan kegiatan, minat, dan opini dari seseorang (activity, interest, and opinion). Gaya hidup akan berkembang pada masing-masing dimensi AIO (activity, interest, and opinion) seperti yang diidentifikasi oleh Plummer dan Assasel dalam Nugroho (2018:82) yang tersaji dalam tabel 2.1.

Tabel 2.1 Inventarisasi Gaya Hidup

Activity Interest Opinion

Bekerja Keluarga Diri mereka sendiri Hobi Rumah Masalah-masalah sosial Peristiwa sosial Pekerjaan Politik Liburan Komunitas Bisnis Hiburan Rekreasi Ekonomi Anggota klub Pakaian Pendidikan Komunitas Makanan Produk Belanja Media Masa depan Olahraga Prestasi Budaya Sumber : Nugroho (2018:82)

Gaya hidup seseorang biasanya tidak permanen dan juga tidak cepat berubah.

Konsep yang terkait dengan gaya hidup adalah psikografik (Psychographic).

Psikografik adalah suatu instrumen untuk mengukur gaya hidup, yang memberikan pengukuran kuantitatif dan bisa dipakai untuk menganalisis data yang sangat besar.

Analisis Psikografik sering juga diartikan sebagai suatu riset konsumen yang menggambarkan segmen konsumen dalam hal kehidupan mereka, pekerjaan dan aktivitas lainnya.

Menurut Mowen dan Minor dalam Fitriyadin (2015:4), psikografik dapat diartikan sebagai pengukuran AIO (activity, interest, opinion):

10

1) Aktivitas (Activity)

Aktivitas adalah meminta konsumen untuk mengidentifikasikan apa yang mereka

lakukan. Aktivitas merupakan karakteristik konsumen dalam kehidupan sehari-

harinya. Dengan adanya aktivitas konsumen, perusahaan dapat mengetahui kegiatan

apa saja yang dapat dilakukan oleh pasar sasarannya, sehingga mempermudah

perusahaan untuk menciptakan strategi dan informasi yang didapat tersebut.

Aplikasi dari aktivitas konsumen yaitu perusahaan dapat mencari kesesuaian

hubungan antara produk yang ditawarkan dan kelompok gaya hidup seseorang di

pasar sasaran.

2) Minat (Interest)

Minat merupakan faktor pribadi konsumen dalam mempengaruhi proses

pengambilan keputusan. Setiap perusahaan dituntut untuk memahami minat dan

hasrat para pelanggannya, sehingga dapat memudahkan perusahaan dalam

menciptakan ide-ide guna mempengaruhi proses pembelian pada pasar sasarannya.

3) Opini (Opinion)

Opini mengidentifikasi sudut pandang dan perasaan konsumen mengenai topik-

topik peristiwa dunia, lokal, ekonomi, sosial. Opini merupakan pendapat dari

setiap konsumen yang berasal dari pribadi mereka sendiri. Opini ini digunakkan

untuk menjelaskan interpretasi, harapan, dan evaluasi seperti keyakinan atau

kepercayaan mengenai intensi orang lain, dan antisipasi terhadap kejadian yang

akan datang.

Tujuan riset psikografis biasanya adalah untuk aplikasi dasar, yaitu dipergunakan oleh peneliti pasar untuk menguraikan segmen konsumen yang nantinya akan membantu organisasi mencapai dan memahami konsumennya.

11

Menurut Brandon dan Forney dalam Suhandifo (2018:20), menyatakan bahwa gaya hidup berasal dari nilai-nilai dasar individu yang mendasari perilaku konsumen seseorang yang dapat merefleksikan suatu trend dan gaya berpakaian orang tersebut.

Gaya hidup seseorang merupakan fungsi karakteristik atau sifat individu yang sudah dibentuk melalui interaksi lingkungan orang yang semula tidak boros (hemat) menjadi pemboros setelah bergaul dengan orang-orang pemboros. Gaya hidup seseorang mempengaruhi perilaku pembelian, yang bisa menentukan banyak keputusan konsumsi perorangan, jadi gaya hidup bisa berubah karena pengaruh lingkungan.

Pemasar juga perlu memahami gaya hidup konsumen. Menurut Nugroho

(2018:87), ada empat manfaat yang diperoleh oleh pemasar dari pemahaman gaya hidup konsumen, yaitu:

1. Pemasar dapat menggunakan gaya hidup konsumen untuk melakukan segmentasi

pasar sasaran.

2. Pemahaman gaya hidup konsumen juga akan membantu dalam memposisikan

produk di pasar dengan menggunakan iklan.

3. Apabila gaya hidup telah diketahui, maka pemasar dapat menempatkan iklan

produknya pada media yang mampu menjangkau segmen sasarannya.

4. Pemasar bisa mengembangkan produk sesuai dengan tuntutan gaya hidup

konsumen.

12

2.1.2 Pengukuran Gaya Hidup

Menurut Sumarwan (2011:193), untuk mengukur gaya hidup yang memberikan pengukuran kuantitatif disebut dengan psikografik. Psikografik memuat beberapa pernyataan yang menggambarkan kegiatan, minat, dan pendapat konsumen. Studi psikografik atau gaya hidup mencakup beberapa dimensi seperti berikut:

1. Sikap, pernyataan evaluatif tentang orang lain, tempat, ide/gagasan, produk dan

lain sebagainya.

2. Nilai (value), mencakup kepercayaan (belief) tentang apa yang bisa diterima atau

diinginkan.

3. Kegiatan atau interest, perilaku “nonoccupational behavior” dimana konsumen

menggunakan waktu dan upaya, seperti hobi, olahraga, pelayanan umum, mesjid

(sembahyang lingkungan/ wilayah, pengajian).

4. Demografi, umur, pendidikan, pendapatan, kedudukan, struktur family, latar

belakang etnis, jenis kelamin, lokasi geografis (orang pantai seperti nelayan,

orang pegunungan seperti petani).

5. Pola media-media yang bisa dipergunakan (cetak/elektronik).

6. Tingkat penggunaan (usage state), ukuran konsumsi dalam satu kategori produk

spesifik, seperti konsumen dikelompokkan menjadi pengguna berat, medium,

ringan.

2.2 Harga

2.2.1 Pengertian Harga

Menurut Tjiptono dalam Martini (2015:121), harga adalah jumlah uang ditambah beberapa produk (apabila memungkinkan) yang dibutuhkan untuk

13

mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan pelayanannya yang berdasarkan sudut pandang pemasaran harga merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya termasuk barang dan jasa yang ditukarkan dengan memperoleh hak kepemilikan suatu barang atau jasa. Harga merupakan unsur dari bauran pemasaran yang bersifat fleksibel artinya dapat berubah secara tepat. Hal ini tentunya berbeda dengan karakteristik produk atau komitmen terhadap saluran distribusi yang tidak dapat berubah atau disesuaikan secara mudah dan secara cepat karena biasanya menyangkut keputusan jangka panjang.

Pendapat Kotler dan Amstrong dalam Waskita (2016:132), harga adalah jumlah uang yang dibebankan untuk suatu jasa atau produk dan jumlah nilai yang dipertukarkan konsumen untuk manfaat yang dimiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut. Kebijakan penetapan harga harus selaras dengan kebijakan- kebijakan penetapan harga perusahaan. Pada saat yang sama, perusahaan tidak menolak untuk menetapkan penalti penetapan harga dalam keadaan tertentu.

Kemudian di dalam literatur Sumarwan (2011:369), harga adalah atribut produk atau jasa yang paling sering digunakan oleh sebagian besar konsumen untuk mengevaluasi produk. Berdasarkan penjelasan harga di atas, maka tiap perusahaan seharusnya dapat mendapatkan harga yang paling tepat dalam arti yang dapat memberikan keuntungan yang paling baik dalam jangka panjang maupun jangka pendek.

Sedangkan pendapat Alma (2016:169), harga merupakan suatu atribut yang melekat pada suatu barang yang memungkinkan barang tersebut dapat memenuhi kebutuhan (needs), keinginan (wants) dan memuaskan konsumen (statisfaction).

14

Berdasarkan definisi tersebut, maka harga merupakan jumlah uang yang diperlukan sebagai penukar berbagai kombinasi produk dan jasa, dengan demikian maka suatu harga haruslah dihubungkan dengan bermacam-macam barang ataupun pelayanan, yang akhirnya akan sama dengan suatu produk dan jasa. Ada empat hal yang mencirikan harga menurut pendapat Stanton dalam Rasyid dan Indah

(2018:41) yaitu : a. Keterjangkauan harga

Artinya konsumen bisa menjangkau harga yang telah ditetapkan oleh

perusahaan. Produk biasanya ada beberapa jenis dalam satu merek, dan harganya

juga berbeda dari termurah sampai termahal. b. Kesesuaian harga dengan kualitas produk

Harga sering dijadikan sebagai indikator kualitas bagi konsumen. Orang sering

memilih harga yang lebih tinggi diantara dua barang karena melihat adanya

perbedaan kualitas. Apabila harga lebih tinggi orang cenderung beranggapan

bahwa kualitasnya juga lebih baik. c. Daya saing harga

Konsumen sering membandingkan harga suatu produk dengan produk lainnya.

Mahal murahnya harga suatu produk sangat dipertimbangkan oleh konsumen. d. Kesesuaian harga dengan manfaat

Semakin tinggi manfaat yang dirasakan oleh konsumen dari barang atau jasa

tertentu, semakin tinggi pula nilai tukar barang atau jasa tersebut, semakin besar

pula alat penukar yang tersedia yang dikorbankan konsumen.

15

2.2.2 Strategi Penetapan Harga

Menurut Abdurrahman & Sanusi (2015:118), strategi penetapan harga dibagi menjadi lima macam yaitu: a. Penetapan harga line produk (product line pricing) adalah menetapkan jenjang

harga antara berbagai produk dalam sebuah line produk berdasarkan perbedaan

biaya antara produk, evaluasi pelanggan terhadap berbagai fitur berbeda dan

harga pesaing. b. Penetapan harga produk tambahan adalah penetapan harga produk tambahan

atau pelengkap beserta product utama (optimal product pricing). c. Penetapan harga produk terikat (caplive product pricing) adalah penetapan harga

untuk produk yang harus digunakan beserta produk utama seperti film untuk

kamera. d. Penetapan harga produk sampingan (by product pricing) adalah menetapkan

harga untuk produk sampingan guna membuat harga produk utama lebih

kompetitif. e. Penetapan harga paket produk (product bundle pricing) adalah menggabungkan

beberapa produk penawaran paket produk dengan harga yang lebih murah.

2.2.3 Tujuan Penetapan Harga

Tujuan penetapan harga perlu ditentukan terlebih dahulu, agar tujuan perusahaan dapat tercapai. Hal ini penting karena tujuan perusahaan merupakan dasar atau pedoman bagi perusahaan dalam menjalankan kegiatan pemasaran, termasuk kebijakan penetapan harga. Adapun tujuan penetapan harga menurut

Indriyo Gitosudarmo dalam Yasin ( 2014:138), yaitu:

16

1. Mencapai target pengembalian investasi atau tingkat penjualan netto suatu

perusahaan.

2. Memaksimalkan profit.

3. Alat persaingan terutama untuk perusahaan sejenis.

4. Menyeimbangkan harga itu sendiri.

5. Sebagai penentu market share, karena dengan harga tertentu dapat diperkirakan

kenaikan atau penurunan penjualannya

2.3 Keputusan Pembelian

2.3.1 Pengertian Keputusan Pembelian

Menurut Nugroho (2018:342), pengambilan keputusan adalah proses pengintegrasian yang mengombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif dan memlih salah satu diantaranya. Hasil dari proses pengintegrasian ini adalah suatu pilihan (choice) yang disajikan secara kognitif sebagai keinginan berperilaku.

Menurut Basu Swastha dalam Martini (2015:120), keputusan pembelian adalah sebuah pendekatan penyelesaian masalah pada kegiatan manusia untuk membeli suatu barang atau jasa dalam memenuhi keinginan dan kebutuhannya yang terdiri dari pengenalan kebutuhan dan keinginan pencarian informasi, evaluasi terhadap alternatif pembelian, keputusan pembelian dan tingkah laku setelah pembelian.

Kemudian pendapat Ghozali (2013:86), keputusan pembelian ialah dimulai ketika seseorang mendapatkan stimulus (pikiran, tindakan atau motivasi) yang

17

mendorong dirinya untuk mempertimbangkan pembelian barang maupun pembelian jasa tertentu.

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa keputusan pembelian adalah tindakan yang dilakukan konsumen untuk melakukan pembelian sebuah produk. Oleh karena itu, pengambilan keputusan pembelian konsumen merupakan sesuatu proses pemilihan salah satu dari beberapa alternatif penyelasaian masalah dengan tindak lanjut yang nyata. Setelah itu konsumen dapat melakukan evaluasi pilihan dan kemudian dapat menentukan sikap yang akan diambil selanjutnya.

2.3.2 Proses Keputusan Pembelian Konsumen

Menurut Nugroho (2018:345), proses keputusan pembelian konsumen terdiri dari lima tahap: pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian.

1. Pengenalan masalah

Pengenalan masalah merupakan tahap pertama dari proses pengambilan

keputusan pembeli dimana konsumen menyadari adanya masalah kebutuhan.

Pembeli menyadari terdapat perbedaan antara kondisi sesungguhnya dan kondisi

yang dinginkannya. Pada tahap ini pemasar harus meneliti konsumen untuk

menemukan jenis kebutuhan atau masalah apa yang muncul, apa yang

memunculkan mereka, dan bagaimana dengan adanya masalah tersebut,

konsumen akan termotivasi untuk memilih produk tertentu.

2. Pencarian informasi

Pencarian informasi (information search) merupakan tahap dimana konsumen

telah tertarik untuk mencari lebih banyak informasi. Dalam hal ini, mungkin

18

konsumen akan mencari informasi secara aktif dan konsumen dapat informasi dari mana sumber itu berasal, seperti: a. Sumber pribadi: keluarga, teman, tetangga, dan kenalan. b. Sumber komersial: Iklan, tenaga penjualan, penyalur, kemasan dan

pameran. c. Sumber umum: media massa dan organisasi konsumen. d. Sumber pengalaman: pernah menangani, menguji, dan menggunakan

produk.

3. Evaluasi alternatif

Evaluasi alternatif (alternative evaluation) merupakan tahap dimana

konsumen menggunakan informasi yang ia dapatkan untuk mengevaluasi

merek-merek alternatif dalam susunan pilihan. Bagaimana konsumen

mengevaluasi alternatif pembelian tergantung pada konsumen dan situasi

pembelian tertentu.

4. Keputusan pembelian

Keputusan pembelian merupakan tahap dimana konsumen dalam tahap

pngambilan keputusan pembelian sampai konsumen benar-benar membeli

produk atau jasa tersebut.

5. Perilaku pasca pembelian

Perilaku pasca pembelian merupakan tahap dalam proses pengambilan

keputusan pembelian dimana konsumen mengambil tindakan lebih lanjut

setelah membelli berdasarkan kepuasan atau tidakpuasan yang konsumen

rasakan. Konsumen tersebut juga akan terlibat dalam tindakan sesudah

pembelian dan penggunaan produk yang akan menarik minat pemasar.

19

Gambar 2.1 Proses Keputusan Pembelian

Pengenalan Pencarian Evaluasi Keputusan Perilaku masalah Informasi Alternatif Pembelian PascaPembelian

Sumber: Nugroho (2018:345)

2.3.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian

Menurut Sangadji dan Sopiah dalam Pangestu dan Suryoko (2016), ada tiga faktor yang mempengaruhi konsumen untuk mengambil keputusan, yaitu:

1. Faktor Psikologis

Faktor psikologis mencakup persepsi, motivasi, pembelajaran, sikap, dan

kepribadian. Sikap dan kepercayaan merupakan faktor psikologis yang

mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Sikap adalah suatu

kecenderungan yang dipelajari untuk beraksi terhadap penawaran produk dalam

situasi dan kondisi tertentu secara konsisten. Sikap mempengaruhi kepercayaan,

dan kepercayaan mempengaruhi sikap. Kepribadian merupakan faktor

psikologis yang mempengaruhi perilaku konsumen. Kepribadian adalah pola

individu dalam merespon stimulus yang muncul dari lingkungan. Termasuk

dalam kepribadian adalah opini, minat dan prakarsa. Konsumen akan belajar

setelah mendapat pengalaman dari orang lain. Setelah membeli dan

mengonsumsi produk, konsumen akan merasa puas atau tidak puas. Jika puas,

konsumen akan melakukan pembelian ulang di lain waktu. Sebaliknya, jika tidak

puas, konsumen tidak akan melakukan pembelian di lain waktu.

2. Faktor Situsional

Faktor situsional mencakup keadaan sarana dan prasarana tempat belanja, waktu

berbelanja, penggunaan produk, dan kondisi saat pembelian. Keadaan sarana dan

20

prasarana tempat belanja mencakup tempat parkir, gedung, eksterior, dan interior

toko, pendingin udara, penerangan / pencahayaan, tempat ibadah, dan sebagainya.

Waktu berbelanja bisa pagi, siang, sore ataupun malam hari. Waktu yang tepat untuk

berbelanja bagi setiap orang tentu berbeda. Orang yang sibuk bekerja pada malam

hari akan memilih waktu belanja pada sore atau malam hari. Kondisi saat pembelian

produk adalah sehat, senang, sedih, kecewa, atau sakit hati. Kondisi saat melakukan

pembelian akan mempengaruhi pembuatan keputusan konsumen.

3. Faktor Sosial

Faktor sosial mencakup undang-undang/peraturan, keluarga, kelompok refrensi,

kelas sosial dan budaya.

2.4 Kerangka Konseptual

Menurut Sekaran dalam Sinulingga (2014:361), kerangka atau model konseptual yang disebut juga dengan kerangka teoritis ialah sebuah model yang ditunjukkan dalam bentuk diagram yang memperlihatkan struktur dan sifat hubungan logis antar variabel penelitian yang telah diidentifikasi dari teori dan temuan-temuan hasil review artikel akan digunakan dalam menganalisis masalah penelitian.

Berdasarkan teori maka dapat dilihat kerangka konseptual yang menggambarkan hubungan dari variabel independen, dalam hal ini adalah Gaya Hidup (X1) dan Harga

(X2), terhadap variabel dependen yaitu Keputusan pembelian (Y). Variabel-variabel tersebut akan dianalisis dalam penelitian sehingga diketahui seberapa besar pengaruh masing-masing variabel tersebut dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Kerangka konseptual dapat dilihat sebagai berikut:

21

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual

Gaya Hidup (X1 ) Keputusan Pembelian (Y)

Harga (X2)

Sumber: (Sinulingga, 2014:301)

2.5 Hipotesis

Menurut Sinulingga (2014:114), hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian (a hypothesis is some phenomenon or event).

Disebut sebagai jawaban sementara karena dalam rumusan hipotesis dikandung jawaban atas masalah penelitian yang kemudian akan dibuktikan kebenarannya melalui suatu prosedur keilmuan. Maksudnya, hipotesis adalah suatu pernyataan tentang jawaban terhadap fenomena yang kebenarannya akan diuji. Melihat penjelasan di atas maka keberadaan suatu hipotesis dalam penelitian sangat penting karena pengujian terhadap pernyataan dalam hipotesis tersebut akan menjadi inti penelitian. Berdasarkan kerangka konseptual, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:

H0 : Gaya hidup dan harga tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian

pada Cinema XXI Medan.

H1 : Gaya hidup dan harga berpengaruh terhadap keputusan pembelian pada

Cinema XXI Medan.

22

2.6 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu

No Nama Judul Penelitian Metode Variabel Hasil Penelitian Peneliti Penelitian Penelitian

1 Memori Pengaruh Gaya 1. Uji Variabel Pengujian Hasugian hidup, Harga dan validitas Bebas: hipotesis (2016) Kelompok Referensi 2. Uji menggunakan uji terhadap Keputusan reliabilitas 1. Gaya t menunjukkan Pembelian pada 3. Uji asumsi Hidup bahwa gaya bioskop The klasik 2. Harga hidup, harga, dan Premiere studi pada 4. Analisis 3. Kelompok kelompok mahasiswa/I regresi Refrensi referensi Fakultas Ilmu Soisal berganda berpengaruh dan Ilmu Politik 5. Uji F Variabel positif dan Universitas 6. Uji T Terikat: signifikan Sumatera Utara. terhadap 1. Keputusan keputusan Pembelian pembelian. Melalui uji F diketahui bahwa secara serentak gaya hidup, harga, dan kelompok referensi berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. 2. Try Pengaruh Gaya 1. Uji validitas Variabel Melalui uji t dan Suhandifo hidup dan Harga 2. Uji Bebas: uji F diperoleh (2018) Terhadap reliabilitas bahwa gaya Keputusan 3. Uji asumsi 1. Gaya hidup, dan harga Pembelian pada klasik Hidup mempunyai Cinema XXI 4. Regresi 2. Harga pengaruh positif (Studi Pada linier dan signifikan Mahasiswa berganda Variabel secara parsial Fakultas Ilmu 5. Uji F Terikat: dan simultan Sosial dan Ilmu terhadap 6. Uji T Politik 1. Keputusan keputusan Universitas Pembelian pembelian Sumatera Utara) sehingga hipotesis diterima.

23

3 Murniati Analisis Pengaruh 1. Uji validitas Variabel Koefisien (2014) Harga, Lokasi dan 2. Uji Bebas : determinasi Gaya Hidup reliabilitas 1. Harga yang terlihat Terhadap 3. Uji asumsi 2. Lokasi pada Adjusted R Keputusan klasik 3. Gaya Hidup Square sebesar Pembelian 4. Regresi 0,043 Konsumen linier Variabel menunjukan (Studi Pada Music berganda Terikat: bahwa 4,3% Coffe Jl. Dr. 5. Uji F 1. Keputusan variabel Mansyur Medan) Uji T Pembelian keputusan pembelian dapat dijelaskan oleh variabel harga, lokasi, dan gaya hidup sedangkan sisanya 95,7% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Sumber: Data diolah dari skripsi Memori Hasugian (2016), Try Suhandifo (2018), Muniarti (2014)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Bentuk penelitian yang dilakukan dalam penulisan skripsi ini adalah metode penelitian asosiatif dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Sinulingga (2014:38), metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme memandang realita atau gejala dan fenomena sebagai suatu yang tetap, konkrit, teramati (observable), terukur (measurable).

Penelitian ini digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/stastistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.

Data dalam penelitian ini didapat dari kuisioner yang disebarkan keseluruh responden yang kemudian diolah dengan menggunakan SPSS. Hasil data yang ada digunakan untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis yang diajukan.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Jurusan Administrasi Niaga Politeknik Negeri

Medan Jalan Almamater No. 1 Kampus USU Medan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2019 dan lama penelitian disesuaikan dengan kebutuhan dalam pengumpulan informasi dan data.

24

25

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Menurut Sekaran dalam Sinulingga (2014:190), populasi adalah keseluruhan anggota atau kelompok yang membentuk objek yang dikenakan investigasi oleh peneliti. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh Mahasiswa

Jurusan Administrasi Niaga Politeknik Negeri Medan, dengan jumlah Mahasiswa yang sering membeli tiket pada Cinema XXI Medan yaitu berkisar 1000 orang.

3.3.2 Sampel

Menurut Sinulingga (2014:190), sampel adalah subset dari populasi yang terdiri dari sejumlah elemen dari populasi ditarik sebagai sampel melalui mekanisme tertentu dengan tujuan tertentu. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode purposive sampling yaitu teknik pengumpulan dengan menggunakan pertimbangan atau kriteria-kriteria tertentu. Kriteria dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Jurusan Administrasi Niaga Politeknik Negeri Medan.

Penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin yang dituliskan sebagai berikut :

N 푛 = 1 + (푁푒2)

Keterangan :

푛 : Jumlah Sampel

푁 : Jumlah Populasi

푒 : Batas toleransi kesalahan sebesar 10%

Dengan rumus di atas, maka diperoleh perhitungan sebagai berikut :

26

1000 푛 = 1 + (1000)(0,1)2

= 90,909

= 91

Maka jumlah responden yang diteliti dalam penelitian ini adalah sebesar 91 responden.

3.4 Definisi Operasional

Menurut Sinulingga (2014:102), definisi operasional adalah penjelasan sistematis dari konsep dan variabel yang membentuk kerangka teoritis. Tujuan dari definisi operasional bukan ditekankan pada pengertian atau makna dari sebuah istilah seperti dikenal dalam pengertian biasa tetapi penjelasan tentang pengukuran indikator-indikator dari variabel terkait. Adapun definisi operasional dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel dalam

penelitian ini adalah Gaya hidup (X1).

2. Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel dalam

penelitian ini adalah Harga (X2).

3. Variabel dependen adalah variabel yang mempengaruhi variabel independen

dalam penelitian ini adalah keputusan pembelian konsumen (Y).

27

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Skala Variabel Definisi Indikator Pengukuran

Gaya hidup adalah pola hidup

seseorang di dunia yang 1. Activity

diekspresikan dalam aktivitas, (Aktivitas)

Gaya hidup minat, dan opininya. Gaya 2. Interest Skala Likert (X1) hidup menggambarkan (Minat) “keseluruhan diri seseorang” 3. Opinion dalam berinteraksi dengan (Opini) lingkungannya.

Harga adalah sejumlah nilai 1.Keterjangkauan yang ditukarkan pelanggan Harga dengan manfaat dari memiliki 2. Daya Saing Harga atau menggunakan produk Skala Likert atau jasa yang nilainya Harga (X2) ditetapkan oleh pembeli atau 3. Kesesuaian penjual dan ditetapkan oleh Harga dengan penjual untuk suatu harga Kualitas yang sama terhadap semua 4. Kesusaian pembeli. Harga dengan Manfaat

1. Pemenuhan Keputusan pembelian adalah proses pengintegrasian yang Kebutuhan Keputusan mengombinasikan 2. Pencarian

Pembelian Informasi pengetahuan untuk (Y) mengevaluasi dua perilaku 3. Evaluasi Skala Likert alternatif atau lebih dan Alternatif memilih salah satu 4. Keputusan diantaranya. Pembelian 5. Pembelian Ulang

Sumber : Martini (2015), Nugroho (2018), Sumarwan (2011)

3.5 Sumber Data

Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder sebagai berikut :

28

1. Data Primer

Data primer diambil dari responden yang sudah ditentukan karakteristiknya,

yaitu konsumen yang relatif sudah sering menonton di Cinema XXI Medan,

dengan menggunakan kuesioner yang jawabannya bersifat tertutup, dengan

asumsi responden memahami setiap pertanyaan yang disampaikan.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang sudah tersedia oleh pihak lain sehingga tidak

perlu lagi digali secara langsung oleh peneliti dan peneliti tidak perlu

melaksanakan interview mengajukan kuesioner atau mengadakan observasi

untuk mendapatkannya tetapi cukup dengan cara meminta data yang sudah

teroleh (seleksi, tabulasi, diagram, grafik dan lain-lain) dari sumbernya.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Menurut Sinulingga (2014:178), kuesioner adalah suatu bentuk instrumen

pengumpulan data dalam format pertanyaan tertulis yang dilengkapi dengan kolom

dimana responden akan menuliskan jawaban atas pertanyaan yang diarahkan

kepadanya. Angket atau kuesioner (questionaire), dapat dilakukan dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan-pertanyaan tertulis kepada responden untuk

menjawabnya.

2. Studi Pustaka, peneliti mengumpulkan data dengan menggunakan buku-buku

literatur yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Dengan memanfaatkan

perpustakaan Universitas dan berbagai sumber-sumber buku yang ada di

29

kawasan tempat peneliti berada, sehingga dapat mendukung penelitian ini dan

dapat memperkuat teori dan memperluas jangkauan daya pikir dari peneliti.

3.7 Skala Pengukuran Variabel

Skala pengukuran data yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala

Likert. Menurut Sinulingga (2014:162), skala Likert adalah termasuk dalam skala interval dan perbedaan dalam jawaban antara dua poin yang mempunyai nilai yang sama. Pada umumnya tingkat kesetujuan itu dibagi atas lima tingkatan. Pengukuran variabel dilakukan bukan melalui pertanyaan (question) tetapi melalui pernyataan

(statement) dan responden diminta membuat pilihan tentang tingkat kesetujuannya sesuai dengan persepsinya dengan cara melingkari salah satu angka. Adapun skala pengukuran variabel terhadap jawaban responden yaitu :

Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert

No Alternatif Jawaban Skor 1 Sangat Tidak Setuju 1 2 Tidak Setuju 2 3 Netral 3 4 Setuju 4 5 Sangat Setuju 5

3.8 Teknik Analisis Data

Data peneliti yang terkumpul akan dianalisis melalui pendekatan kuantitatif dengan menggunakan teknik sebagai berikut:

30

3.8.1 Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan situasi objek penelitian apa adanya tanpa bermaksud mengambil kesimpulan tertentu berdasarkan semua data yang telah terkumpul (Sinulingga, 2014:262). Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minumum dan range.

3.8.2 Uji Instrumen

Untuk memastikan apakah instrumen yang digunakan dalam penelitian ini merupakan alat ukur yang akurat dan dapat dipercaya, maka digunakan dua jenis pengujian yaitu uji validitas dan uji reliabilitas.

3.8.2.1 Uji Validitas

Menurut Sinulingga (2014:226), validitas data ialah suatu ukuran yang mengacu kepada derajad kesesuaian antara data yang dikumpulkan dan data sebenarnya dalam sumber data. Data yang valid akan diperoleh apabila instrumen pengumpulan data juga valid. Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam suatu daftar pertanyaan atau pernyataan dalam mendefinisikan variabel. Langkah selanjutnya adalah secara statistik, angka korelasi yang diperoleh dengan melihat tanda bintang pada hasil skor total, atau membandingkan dengan angka bebas korelasi nilai r yang menunjukkan valid. Pada penelitian ini uji validitas akan dilakukan dengan bantuan program SPSS (Statistical Package for

Social Sciences). Kriteria penilaian uji validitas adalah :

31

1. Apabila r hitung > r tabel, maka butir kuesioner tersebut valid.

2. Apabila r hitung < r tabel, maka dapat dikatakan butir kuesioner tidak valid.

3.8.2.2 Uji Reliabilitas

Menurut Sinulingga (2014:240), reliabilitas adalah sebuah alat ukur berkenaan dengan derajad konsitensi dan stabilitas data yang dihasilkan dari proses pengumpulan data dengan menggunakan instrumen tersebut. Untuk mengetahui kuesioner tersebut sudah reliabel akan dilakukan pengujian reliabilitas kuesioner dengan bantuan program SPSS (Statistical Package for Social Sciences). Kriteria penilaian uji reliabilitas adalah :

1. Apabila hasil koefisien Alpha lebih besar dari taraf signifikan 60% atau 0,6

maka kuesioner tersebut reliabel.

2. Apabila hasil koefisien Alpha lebih kecil dari taraf signifikan 60% atau 0,6 maka

kuesioner tersebut tidak reliabel.

3.8.3 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan untuk melihat atau mengkaji model yang termasuk layak atau tidak layaknya digunakan dalam penelitian. Uji asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

3.8.3.1 Uji Normalitas

Uji normalitas yang artinya bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Seperti diketahui uji t dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi

32

normal. Cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidaknya dengan analisis grafik yaitu dengan melihat grafik histogram dan normal probability plot (Ghozali, 2016:154). Data yang baik dan layak digunakan dalam penelitian adalah data yang memiliki distribusi normal. Normalitas data dalam penelitian ini dapat dilihat juga dari normalitas nilai residual dengan menggunakan uji statistik Kolomogorov-Smirnov dengan pedoman data dikatakan normal jika nilai sig. > 0,05.

3.8.3.2 Uji Multikolonieritas

Uji multikolonieritas dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah pada model regresi ditemukan korelasi antara variabel independen. Model regresi yang baik adalah jika tidak ditemukannya korelasi antar variabel independen. Kriteria pengujian pada uji multikolonieritas, nilai tollerance ≤ 0.10 atau sama dengan nilai

VIF (Variance Inflation Factor) ≥ 10 menunjukkan adanya multikolonieritas antar variabel independen dalam model regresi (Ghozali, 2016:103). Cara umum yang digunakan untuk mendeteksi problem multikolonieritas pada model regresi adalah dengan melihat nilai tollerance dan VIF (Variance Inflation Factor). Nilai yang direkomendasikan untuk menunjukkan tidak adanya problem multikolonieritas adalah nilai tollerance harus ≥ 0.10 dan nilai VIF ≤ 10.

3.8.3.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain.

Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut

33

homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas (Ghozali,

2016:134). Untuk mendeteksi problem heteroskedastisitas pada model regresi dengan cara melihat grafik Scatterplot dan menggunakan uji Glejser. Regresi yang tidak terjadi gejala heteroskedastisitas menggunakan Scatterplot yaitu:

1. Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0.

2. Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja.

3. Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar

kemudian menyempit dan melebar kembali.

4. Penyebaran titik-titik data tidak berpola.

Salah satu cara yang paling akurat untuk mendeteksi heteroskedastisitas adalah dengan menggunakan glejser. Uji glejser dilakukan dengan cara meregresikan variabel independen (bebas) dengan nilai absolut residualnya. Dasar pengambilan keputusan dalam uji heteroskedastisitas menggunakan uji glejser, yaitu:

1. Jika nilai signifikansi (Sig) antara variabel independen dengan absolut residual lebih

besar dari 0,05 maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas.

3.8.4 Analisis Regresi Linier Berganda

Metode analisis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode analisa kuantitatif. Dimana mencapai tujuan pertama yaitu menganalisis pengaruh gaya hidup, harga terhadap keputusan pembelian pada Cinema XXI Medan dengan menggunakan analisis regresi berganda (multiple regresional analisis).

Pada penelitian ini menggunakan alat bantu program SPSS (Statistical

Package for social sciences) untuk mempermudah proses pengolahan data-data penelitian dari program tersebut akan didapat output berupa hasil pengolahan dari

34

data yang telah dikumpulkan, kemudian output hasil pengolahan tersebut diinterpretasikan akan dilakukan analisis terhadapnya. Setelah dilakukan analisis barulah kemudian diambil sebuah kesimpulan sebagai hasil dari penelitian.

Regresi berganda dilakukan untuk mengetahui sejauh mana variabel bebas mempengaruhi variabel terikat. Pada regresi berganda terdapat satu variabel terikat dan lebih dari satu variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikatnya adalah keputusan pembelian pada Cinema XXI Medan, sedangkan yang menjadi variabel bebas adalah gaya hidup, dan harga. Model hubungan keputusan pembelian dengan variabel-variabel tersebut dapat disusun dalam fungsi atau persamaan sebagai berikut:

Y= a +b퐗ퟏ +b퐗ퟐ+ e

Keterangan :

Y : Keputusan Pembelian pada Cinema XXI Medan a : Konstanta b : Koefisien regresi

X1 : Gaya Hidup X2 : Harga

3.8.5 Uji Hipotesis

3.8.5.1 Uji Parsial (Uji - t)

Uji signifikan Parameter Individual (t-test) menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen (Ghozali, 2016:171). Apabila nilai probalitas signifikan lebih kecil dari

0,05 (5%) maka suatu variabel independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :

35

1. Jika t hitung > t tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima.

2. Jika t hitung < t tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak.

3.8.5.2 Uji Simultan (Uji-f)

Uji statistik f menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen atau terkait (Ghozali, 2016:171). Kriteria pengambilan keputusan dengan menggunakan angka probabilitas signifikansi sebagai berikut :

1. Jika F hitung > F tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima.

2. Jika F hitung < F tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak.

3.8.5.3 Koefisien Determinasi (퐑ퟐ)

Menurut Ghozali (2016:171), koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari beberapa variabel dalam pengertian yang lebih jelas. Tujuan analisis ini adalah untuk menghitung besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Nilai R2 menunjukkan seberapa besar proporsi dari total variasi variabel tidak bebas yang dapat dijelaskan oleh variabel penjelasannya. Semakin tinggi nilai R2 maka semakin besar proporsi dari total variasi variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen.

BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

Cineplex 21 group adalah sebuah jaringan bioskop di Indonesia, dan pelopor jaringan Cineplex di Indonesia. Jaringan bioskop ini tersebar di beberapa kota besar di seluruh Indonesia dan sebagian besar di antaranya terletak di dalam pusat perbelanjaan, dengan film-film Hollywood dan Indonesia sebagai menu utama,dan didukung oleh teknologi tata suara Dolby digital dan THX dan yang terbaru Dolby

Atmos. Cineplex 21 memulai kiprahnya di industri hiburan sejak tahun 1986, hingga juni 2015 Cinema 21 Group memiliki total 1240 layar yang tersebar di 33 kota di

146 lokasi di seluruh Indonesia. Group ini didirikan oleh Sudwikatmono bekerjasama dengan Benny Suherman dan Harris Lesmana.

Seiring dengan tuntutan perkembangan zaman, Cineplex 21 group telah melakukan sejumlah pembenahan dan pembaharuan, di antaranya adalah membentuk jaringan bioskopnya menjadi 4 merek dagang terpisah, yakni Cinema

XXI, The Premiere, Cinema 21, dan IMAX untuk target pasar yang berbeda-beda.

Studio 21 pertama dibangun di jalan MH Thamrin Kav 21 oleh Sudwikatono pada tahun 1986, setelah berhasil melakukan uji coba sinepleks dengan mengubah ruang bioskop Kartika Chandra menjadi beberapa layar. Studio pertama, Sinepleks di kartika Chandra ini juga bekerja sama dengan Raam Punjabi. Nama “21” diambil dari nomor kaveling jalan MH. Thamrin di lokasi studio 21 pertama dibangun.

Namun, ada juga yang mengatakan, bahwa nama itu sesungguhnya merupakan akronim dari Su-Dwi-kat-Mono. Saat ini, Gedung

36

37

Studio 21 pertama tersebut sudah berubah menjadi gedung pencakar langit

BII Tower. Pada tahun 1999 Sudwikatmono melepaskan kepemilikan jaringan bioskop 21 itu kepada partner-nya, Benny Suherman dan Harris Lesmana.

Gambar 4.1 Logo Perusahaan

Sumber: www.21cineplex.com

4.1.1 Cinema 21

Cinema 21 memiliki jaringan bioskop terbanyak yang tersebar di seluruh

Nusantara sebelum Cinema XXI berdiri. Cinema 21 menguasai keseluruhan pangsa pasar penonton bioskop Indonesia dengan memberlakukan harga tiket bervariasi dan jenis film yang sedang diputar, sesuai dengan lokasi yang dituju.

Setelah Cinema XXI berdiri, perlahan Cinema 21 berubah menjadi jaringan bioskop kelas dua, dengan sebagian besar film yang diputar merupakan film-film karya negeri sendiri dan film-film asing yang tidak diputar di Cinema 21 lagi. Namun hal ini tidak berlaku di beberapa kota di luar yang belum tersedia Cinema XXI dan tidak banyak terdapat Cinema 21.

Cinema XXI pertama kali didirikan di Plaza Indonesia Entertainment X’nter pada bulan Januari 2004, dengan 4 buah theater reguler dan 2 buah theater

Premiere. Cinema XXI yang diberi nama Studio XXI ini merupakan satu-satunya

Cinema XXI yang menggunakan sofa empuk di keseluruhan studio-nya, dan memiliki sertifikat THX untuk semua studio-nya. Tanggal 1 Juli 2004 adalah hari terakhir beroperasinya Cinema XXI di tempat ini.

38

Mayoritas film-film yang diputar di Cinema XXI merupakan film-film

Hollywood yang terbaru. Namun, beberapa XXI juga turut memutar film Indonesia, sesuai dengan lokasi dan pasar pengunjung pusat perbelanjaan yang bersangkutan.

Beberapa Cinema 21 turut direnovasi menjadi Cinema XXI, dengan penambahan karpet, perubahan desain, dan penggantian kursi studio.

Setiap tahunnya, kemunculan di kota-kota besar terus meningkat, menggantikan kemunculan Cinema XXI maupun 21 masih terus dilakukan pembenahan. Di penghujung tahun 2008, seiring dengan perkembangan teknologi

3D dan makin maraknya flm-fil berbasis format tersebut, Cinema XXI turut mengaplikasikan teknologi Dolby Digital Cinema 3D di beberapa XXI yang memadai. Jumlah Cinema XXI yang mengadakan fasilitas ini pun masih terus bertambah, seiring dengan perkembangan ffilm-film berformat digital dan 3D yang makin meningkat jumlahnya.

Pada November 2013, Cinema XXI memperkenalkan sistem suara Dolby

Atmos, pertama kali diluncurkan di studio 1 Epicentrum XXI, dan di tahun 2016 ini sistem suara Dolby Atmos sudah tersebar di 40 studio di wilayah Jakarta, ,

Tanggerang, Bekasi, , Semarang, , Surabaya, Palembang,

Medan, Balikpapan, Makasar, dan . Perbedaan mencolok antara Cinema

XXI dengan Cinema 21 adalah dengan disediakannya sejumlah fasilitas seperti games, cafe, lounge, hingga ruang merokok di sejumlah gerai XXI. Berikut ini adalah daftar Cinema XXI yang ada di Medan:

39

Tabel 4.1 Data bioskop XXI di Medan

Cinema XXI Alamat Jumlah Studio Hermes XXI Hermes Place Polonia, Lantai 2, Medan 6

Center Point Center Point Mall, Lantai 3, Medan 6 XXI Ringroad Ringroad Citywalks, Lantai 3, Jl. Gagak Hitam 6 Citywalks XXI No. 2, Medan Sunggal, Medan, Sumatera Utara. Manhattan Times Jalan Gatot Subroto No. 217, Sei Sikambing 6 Square Medan B, Medan Sunggal, Medan, Sumatera Utara XXI 20123 Millennium XXI Jl. Kapten Muslim No. 111 Dwikora, Medan 4 Helvetia, Kota Medan Sumatera Utara 20118 Suzuya Plaza Jl. Marelan Raya No. 207 Tanah Enam Ratus 7 XXI Kec. Medan Marelan, Medan – Sumatera Utara Thamrin Plaza Jl. MH Thamrin 75 Medan 4 XXI Sumber: www.21cineplex.com

4.1.2 The Premiere

Ditargetkan untuk pecinta film yang menginginkan fasilitas yang lebih mewah, terdapat pula The Premiere, suatu konsep bioskop yang dilengkapi dengan segala kemewahan yang ada, termasuk di dalamnya lobby khusus, kursi khusus layaknya kelas bisnis di dalam sebuah pesawat, dan juga selimut serta kemewahan- kemewahan lainnya. The Premiere hingga saat ini sudah hadir di beberapa kota besar di Indonesia. The Premiere mematok harga Rp. 60.000 – Rp. 150.000.

Bandung merupakan kota pertama yang menghadirkan The Premiere di luar

Jakarta. Dibuka pada tanggal 1 Mei 2009, The Premiere di Bandung terletak di

Ciwalk XXI dengan harga Rp. 50.000. Mulai 2010, The Premiere juga ada di

Surabaya, terletak di Mall Grand City dan Lenmarc. Tahun 2011, The Premiere

40

ketiga di Surabaya juga dibuka di Cipultra World Surabaya, dan tahun 2015 The

Premiere juga ada di Mall Tunjungan Plaza 5. Tahun 2012, The Premiere keempat di Bali dibuka di Beach Walk.

4.1.3 IMAX

IMAX pertama kali dibuka oleh 21 Cineplex dibuka di Gandaria City pada 4

Mei 2012 dengan film The Avengers sebagai film pertama yang diputar. Bioskop

IMAX Gandaria City memiliki layar seluas 11 x 20 meter dengan kapasitas kursi

391 kursi. Studio IMAX yang kedua dibuka setahun kemudian, berlokasi di Mall

Kelapa Gading pada tanggal 24 April 2013 dengan film Iron Man 3. Bioskop IMAX

Gading XXI ini memiliki layar yang lebih besar dari IMAX di Gandaria City dan juga kapasitas tempat duduk yang lebih banyak, dengan 539 kursi.

4.2 Penyajian Data

Kuesioner merupakan instrumen yang digunakan dalam penelitian ini.

Terdapat 20 butir pernyataan dalam kuesioner yang berhubungan dengan tiga variabel yaitu gaya hidup (X1) 6 butir pernyataan, harga (X2) 5 butir pernyataan, serta satu variabel dependen yaitu keputusan pembelian (Y) 9 butir pernyataan.

Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa Jurusan Administrasi Niaga

Politeknik Negeri Medan yang pernah melakukan keputusan pembelian pada

Cinema XXI Medan.

41

4.2.1 Karakteristik Responden

Setiap data yang diperoleh merupakan alat pengambil keputusan dalam pemecahan persoalaan yang ada. Responden pada penelitian ini merpakan mahasiswa Jurusan Administrasi Niaga Politeknik Negeri Medan. Hal-hal yang dianalisis dari responden adalah data pribadi responden yang terdiri dari jenis kelamin, usia, berdasarkan jurusan dan berdasarkan jumlah pembelian di Cinema

XXI Medan.

1. Responden berdasarkan jenis kelamin

Tabel 4.2 Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jumlah Persentase Jenis Kelamin No Responden (%) 1 Laki-laki 37 41% 2 Perempuan 54 59% Total 91 100% Sumber: Hasil Olah Data Statistik (2019)

Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa dari 91 responden terdapat 37 orang berjenis kelamin laki- laki (41%) dan 54 orang berjenis kelamin perempuan

(59%). Hal ini menunjukkan bahwa responden wanita merupakan responden yang paling dominan dalam penelitian ini, karena wanita lebih tertarik pada kenyamanan dan fasilitas yang ditawarkan oleh Cinema XXI Medan.

2. Responden berdasarkan usia

Tabel 4.3 Responden Berdasarkan Usia

No Usia Jumlah Responden Persentase (%) 1 18-20 tahun 32 35% 2 21-23 tahun 41 45% 3 >24 tahun 18 20% Total 91 100% Sumber: Hasil Olah Data Statistik (2019)

42

Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa dari 91 responden terdapat yang usia 18-20 tahun sebanyak 32 orang (35%), responden yang berusia 21-23 tahun sebanyak 41 orang (45%), dan responden yang berusia > 24 tahun sebanyak 18 orang (20%). Hal ini menunjukkan bahwa responden yang berusia 21-23 tahun lebih dominan menonton di Cinema XXI Medan.

3. Responden berdasarkan jurusan

Tabel 4.4 Responden Berdasarkan Jurusan

Jumlah Persentase No Jurusan Responden (%) 1 D III Administrasi Bisnis 31 34% 2 D IV MICE 28 31% 3 D IV Manajemen Bisnis 32 35% Total 91 100% Sumber: Hasil Olah Data Statistik (2019)

Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa responden yang paling banyak menonton di Cinema XXI Medan adalah dari ju rusan D IV Manajemen Bisnis yaitu sebanyak 32 orang (35%), kemudian dari jurusan D III Administrasi Bisnis yaitu sebanyak 31 orang (34%), dan dari jurusan D IV MICE yaitu sebanyak 28 orang

(31%).

4. Responden berdasarkan jumlah melakukan pembelian di Cinema XXI

Tabel 4.5 Responden Berdasarkan Jumlah Melakukan Pembelian di Cinema XXI Medan

43

Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa kebanyakan responden yang menonton film lebih dari dua kali (>2 kali) di Cinema XXI yaitu ada sebanyak 60 orang (66%), dan yang telah menonton di Cinema XXI 1-2 kali ada sebanyak 31 orang (34%).

4.2.2 Distribusi Jawaban Responden

Deskripsi jawaban responden menggambarkan bagaimana distribusi jawaban responden atas pernyataan yang diajukan dalam kuesioner. Berikut ini dapat dilihat distribusi jawaban responden mengenai variabel Gaya Hidup (X1), variabel Harga

(X2), dan variabel Keputusan Pembelian (Y) sebagai berikut:

1. Variabel Gaya Hidup (X1)

Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Gaya Hidup (퐗ퟏ)

Pernyataan Skor Gaya Hidup Total SS S N TS STS (퐗ퟏ) Pernyataan 1 21 47 19 4 0 91 Pernyataan 2 17 29 26 16 3 91 Pernyataan 3 19 43 24 5 0 91 Pernyataan 4 43 26 21 1 0 91 Pernyataan 5 40 41 10 0 0 91 Pernyataan 6 27 45 15 4 0 91 Sumber: Hasil Olah Data Statistik (2019)

Berdasarkan tabel 4.6 diperoleh jawaban responden untuk variabel gaya hidup (X1), yaitu: a. Pada pernyataan pertama “Saya suka menonton di Cinema XXI untuk

menyegarkan pikiran karena penat dengan aktivitas rutin kuliah” ada sebanyak

21 orang menyatakan sangat setuju, 47 orang menyatakan setuju, 19 orang

menyatakan netral, dan 4 orang menyatakan tidak setuju. Ini menunjukkan

44

bahwa sebagian besar responden setuju menonton di Cinema XXI untuk

menyegarkan pikiran saat penat dengan aktivitas rutin kuliah. b. Pada pernyataan kedua “Menonton di Cinema XXI tidak membuat saya lupa

berolahraga” ada sebanyak 17 orang menyatakan sangat setuju, 29 orang

menyatakan setuju, 26 orang menyatakan netral, dan 16 orang menyatakan tidak

setuju, dan 3 orang menyatakan sangat tidak setuju. Ini menunjukkan bahwa

sebagian besar responden setuju untuk tidak lupa berolahraga karena menonton

di Cinema XXI. c. Pada pernyataan ketiga “Menonton di Cinema XXI merupakan bagian dari

rekreasi saya”ada sebanyak 19 orang menyatakan sangat setuju, 43 orang

menyatakan setuju, 24 orang menyatakan netral, 5 orang menyatakan tidak

setuju. Ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden setuju bahwa

menonton di Cinema XXI merupakan bagian dari rekreasi mereka. d. Pada pernyataan keempat “Menonton di Cinema XXI terasa nyaman bersama

teman atau keluarga” ada sebanyak 43 orang menyatakan sangat setuju, 26 orang

menyatakan setuju, 21 orang menyatakan netral, 1 orang menyatakan tidak

setuju. Ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden setuju menonton di

Cinema XXI terasa nyaman bersama teman atau keluarga. e. Pernyataan kelima “Cinema XXI merupakan salah satu contoh bisnis perfilman

yang tetap bertahan di era global media elektronik” ada sebanyak 40 orang

menyatakan sangat setuju, 41 orang menyatakan setuju, 10 orang menyatakan

netral. Ini menunjukkan sebagian besar responden memilih setuju bahwa

Cinema XXI salah satu contoh bisnis yang tetap bertahan di era global media

elektronik.

45

f. Pernyataan keenam “Jenis film yang ada di Cinema XXI merupakan produk

unggulan yang berkualitas” ada sebanyak 27 orang menyatakan sangat setuju, 45

orang menyatakan setuju, 15 orang menyatakan netral, dan 4 orang menyatakan

tidak setuju. Ini menunjukkan sebagian besar responden menyatakan setuju bahwa

jenis film yang ada di Cinema XXI merupakan produk unggulan dan berkualitas.

2. Variabel Harga (X2)

Tabel 4.7 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Harga (퐗ퟐ)

Pernyataan Skor Total Harga (퐗ퟐ) SS S N TS STS Pernyataan 7 13 45 28 3 2 91 Pernyataan 8 8 43 34 6 0 91 Pernyataan 9 17 53 20 1 0 91 Pernyataan 10 22 47 21 1 0 91 Pernyataan 11 14 52 25 0 0 91 Sumber: Hasil Olah Data Statisik (2019)

Berdasarkan tabel 4.7 diperoleh jawaban responden terhadap variabel harga

(X2), yaitu: a. Penyataan ketujuh “Cinema XXI menawarkan harga yang sesuai dengan daya

beli masyarakat” ada sebanyak 13 orang menyatakan sangat setuju, 45 orang

menyatakan setuju, 28 orang menyatakan netral, 3 orang menyatakan tidak

setuju, dan 2 orang menyatakan sangat tidak setuju. Ini menunjukkan sebagian

besar responden menyatakan setuju bahwa harga yang ditawarkan oleh Cinema

XXI sesuai dengan daya beli masyarakat. b. Pernyataan kedelapan “Cinema XXI menawarkan harga yang terjangkau dengan

kondisi keuangan saya” ada sebanyak 8 orang menyatakan sangat setuju, 43

orang menyatakan setuju, 34 orang menyatakan netral, 6 orang menyatakan tidak

46

setuju. Ini menunjukkan sebagian besar responden setuju bahwa Cinema XXI

menawarkan harga yang terjangkau dengan kondisi keuangan saya. c. Pernyataan kesembilan “Cinema XXI menawarkan harga yang bersaing dengan

bioskop sejenis lainnya” ada sebanyak 17 orang menyatakan sangat setuju, 53

orang menyatakan setuju, 20 orang menyatakan netral, 1 orang menyatakan tidak

setuju”. Ini menunjukkan sebagian besar responden setuju bahwa Cinema XXI

menawarkan harga yang bersaing dengan bioskop sejenis lainnya. d. Pernyataan kesepuluh “Cinema XXI menawarkan harga yang sesuai dengan

fasilitas dan pelayanan yang disediakan” ada sebanyak 22 orang menyatakan sangat

setuju, 47 orang menyatakan setuju, 21 orang menyatakan netral, 1 orang

menyatakan tidak setuju. Ini menunjukkan sebagian besar responden setuju bahwa

Cinema XXI menawarkan harga sesuai dengan fasilitas dan pelayanan yang

disediakan. e. Pernyataan kesebelas “Cinema XXI menawarkan harga yang sesuai dengan

manfaat yang dirasakan (hiburan yang menghilangkan rasa jenuh)” ada

sebanyak 14 orang menyatakan sangat setuju, 52 orang menyatakan setuju, 25

orang menyatakan netral. Ini menunjukkan sebagian besar responden setuju

bahwa Cinema XXI menawarkan harga yang sesuai dengan manfaat yang

dirasakan (hiburan yang menghilangkan rasa jenuh).

3. Variabel Keputusan Pembelian (Y)

Tabel 4.8 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Keputusan Pembelian (퐘)

Pernyataan Keputusan Skor Total Pembelian (Y) SS S N TS STS Pernyataan 12 27 47 15 2 0 91 Pernyataan 13 16 47 20 8 0 91

47

Pernyataan 14 39 39 12 1 0 91 Pernyataan 15 24 38 26 3 0 91 Pernyataan 16 21 56 11 0 3 91 Pernyataan 17 18 48 18 7 0 91 Pernyataan 18 18 37 29 7 0 91 Pernyataan 19 23 43 23 2 0 91 Pernyataan 20 33 36 20 2 0 91 Sumber: Hasil Olah Data Statistik (2019)

Berdasarkan tabel 4.8 diperoleh jawaban responden terhadap variabel keputusan pembelian (Y), yaitu: a. Pada pernyataan kedua belas “Cinema XXI dapat memenuhi kebutuhan dalam

menonton di studio bioskop” ada sebanyak 27 orang menyatakan sangat setuju,

47 orang menyatakan setuju, 15 orang menyatakan netral, 2 oang menyatakan

tidak setuju. Ini menunjukan sebagian besar responden setuju bahwa Cinema

XXI dapat memenuhi kebutuhan dalam menonton di studio bioskop. b. Pernyataan ketiga belas “Saya membuat kriteria-kriteria tentang tipe-tipe produk

Cinema XXI yang saya butuhkan” ada sebanyak 16 orang menyatakan sangat

setuju, 47 orang menyatakan setuju, 20 orang menyatakan netral, 8 orang

menyatakan tidak setuju. Ini menunjukkan sebagian besar responden setuju

untuk membuat kriteria tentang tipe produk yang dibutuhkan. c. Pernyataan ke empatbelas “Saya mencari informasi tentang film yang sedang

tayang di Cinema XXI melalui aplikasi atau website yang tersedia” ada sebanyak

41 orang menyatakan sangat setuju, 39 orang menyatakan setuju, 10 orang

menyatakan netral, 1 orang menyatakan tidak setuju. Ini menunjukkan sebagian

besar responden menyatakan sangat setuju untuk mencari infromasi tentang film

yang sedang tayang di Cinema XXI melalui aplikasi atau website yang tersedia. d. Pernyataan kelima belas “Saya mendapatkan pengetahuan tentang karakteristik

produk Cinema XXI melalui informasi yang saya peroleh” ada sebanyak 24 orang

48

menyatakan sangat setuju, 38 orang menyatakan setuju, 26 orang menyatakan

netral, 3 orang menyatakan tidak setuju. Ini menunjukkan sebagian besar responden

setuju mendapatkan pengetahuan tentang karakteristik produk Cinema XXI. e. Pernyataan ke enambelas “Saya mengevaluasi beberapa film yang sedang tayang

di Cinema XXI” ada sebanyak 21 orang menyatakan sangat setuju, 56 orang

menyatakan setuju, 11 orang menyatakan netral, 3 orang menyatakan sangat

tidak setuju. Ini menunjukkan sebagian besar responden setuju utuk

mengevaluasi beberapa film yang sedang tayang di Cinema XXI. f. Pernyataan ketujuh belas “Saya melakukan seleksi terhadap beberapa bioskop

sesuai dengan kriteria yang saya butuhkan” ada sebanyak 18 orang menyatakan

sangat setuju, 48 orang menyatakan setuju, 18 orang menyatakan netral, 7 orang

menyatakan tidak setuju. Ini menunjukkan sebagian besar responden setuju untuk

melakukan seleksi terhadap beberapa bioskop sesuai dengan kriteria yang

dibutuhkan. g. Pernyataan kedelapan belas “Saya memutuskan melakukan pembelian di Cinema

XXI setelah mengevaluasi beberapa alternatif yang ada” ada sebanyak 18 orang

menyatakan sangat setuju, 37 orang menyatakan setuju, 29 orang menyatakan

netral, 7 orang menyatakan tidak setuju. Ini menunjukkan sebagian besar responden

setuju untuk memutuskan melakukan pembelian di Cinema XXI setelah

mengevaluasi beberapa alternatif yang ada. h. Pernyataan kesembilan belas “Saya memilih untuk menonton di Cinema XXI

berdasarkan keputusan saya sendiri” ada sebanyak 23 orang menyatakan sangat

setuju, 43 orang menyatakan setuju, 23 orang menyatakan netral, 2 orang

49

menyatakan tidak setuju. Ini menunjukkan sebagian besar responden setuju

memillih untuk menonton di Cinema XXI berdasarkan keputusan saya sendiri. i. Pernyataan kedua puluh “Saya akan menonton kembali di Cinema XXI” ada

sebanyak 33 orang menyatakan sangat setuju, 36 orang menyatakan setuju, 20

orang menyatakan netral, 2 orang menyatakan tidak setuju. Ini menunjukkan

sebagian besar responden setuju untuk menonton kembali di Cinema XXI.

4.3 Analisis Data

4.3.1 Analisis Statistik Deskriptif

Anlaisis statistik deskriptif merupakan suatu gambaran karakteristik umum yang lebih rinci dari sampel yang digunakan dalam penelitian ini, sehingga dapat diketahui nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, kurtosis, dan skewness (ketepatan distribusi). Statistik deskriptif disajikan sebagai berikut:

Tabel 4.9 Analisis Statistik Deskriptif Bagian I

50

Tabel 4.10 Analisis Statistik Deskriptif Bagian II

Berdasarkan tabel 4.9 dan 4.10 menunjukkan jumlah responden adalah 91.

Dari 91 responden yang berpendapat mengenai variabel gaya hidup (X1) yang memiliki jumlah poin terendah (minimum) adalah 18, tertinggi (maksimum) 30, rata-rata (mean) 23,81 dengan standar deviasi 3,200. Skewness dan kurtosis mengukur puncak dari distribusi data. Data yang berdistribusi secara normal mempunyai nilai yang mendekati nol, sedangkan pada data X1 mempunyai nilai sebesar 0,038 dan -0,803 sehingga berdistribusi dengan normal. Nilai range merupakan selisih nilai maksimum dengan nilai minimum sebesar 12, dan nilai sum merupakan penjumlahan dari 91 responden (n) yaitu sebesar 2.167.

Responden yang berpendapat mengenai variabel (X2) dengan jumlah poin terendah (minimum) adalah 12, jumlah poin tertinggi (maksimum) 25. Rata-rata

(mean) 19,10 dengan standar deviasi 2,490. Skewness dan kurtosis pada data X2 mempunyai nilai -0,212 dan 0,868 sehingga berdistribusi normal. Nilai range merupakan selisih nilai antara nilai maksimum dengan nilai minimum yaitu sebesar

13, serta nilai sum merupakan penjumlahan dari 91 responden yaitu 1.738.

Kemudian responden yang berpendapat pada variabel (Y) dengan jumlah poin terendah (minimum) adalah 26, jumlah poin tertinggi (maksimum) adalah 45, rata- rata (mean) 35,74 dengan standar deviasi 4,558. Skewness dan kurtosis pada data

Y mempunyai nilai 0,036 dan -0,178 sehingga berdistribusi normal. Nilai range

51

yang merupakan selisih nilai maksimum dengan minimum sebesar 19, serta nilai sum merupakan nilai dari 91 responden yaitu sebesar 3.252.

4.3.2 Uji Instrumen

Untuk memastikan apakah instrumen yang digunakan dalam penelitian ini merupakan alat ukur yang akurat dan dapat dipercaya, maka digunakan dua macam pengujian, yaitu: uji validitas dan uji reliabilitas.

4.3.2.1 Uji Validitas

Uji validitas ialah suatu ukuran yang mengacu kepada derajad kesesuaian antara data yang dikumpulkan dan data sebenarnya dalam sumber data. Data yang valid akan diperoleh apabila instrumen pengumpulan data juga valid. Instrumen penelitian yang valid mampu mengukur apa yang diinginkan dan mampu mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tetap. Cara mengukur uji validitas dengan membandingkan rhitung dengan rtabel dengan dasar pengambilan rhitung > rtabel. Dalam penelitian ini uji validitas diukur dengan 91 responden menggunakan uji validitas product moment pearson correlation. Sehingga rhitung dapat dilihat pada pearson correlation, dan rtabel dilihat dari nilai -nilai r standar product moment dengan N= 91 dan taraf signifikasi 5% (0,05).

52

Tabel 4.11 Hasil Uji Validitas

Variabel Pernyataan ɾhitung ɾtabel keterangan 1 0,644 0,206 Valid 2 0,586 0,206 Valid 3 0,742 0,206 Valid Gaya Hidup (X ) 1 4 0,631 0,206 Valid 5 0,575 0,206 Valid 6 0,666 0,206 Valid 7 0,766 0,206 Valid 8 0,704 0,206 Valid Harga (X2) 9 0,633 0,206 Valid 10 0,674 0,206 Valid 11 0,635 0,206 Valid 12 0,583 0,206 Valid 13 0,701 0,206 Valid 14 0,454 0,206 Valid 15 0,720 0,206 Valid Keputusan Pembelian 16 0,636 0,206 Valid (Y) 17 0,668 0,206 Valid 18 0,724 0,206 Valid 19 0,574 0,206 Valid 20 0,583 0,206 Valid Sumber: Hasil Olah Data Statistik (2019)

Berdasarkan tabel 4.11 diketahui bahwa nilai rhitung dari seluruh pernyataan dalam kuesioner lebih besar dari rtabel (0,206). Dan kemudian dapat disimpulkan bahwa seluruh pernyataan dalam indikator gaya hidup (X1), harga (X2), dan keputusan pembelian (Y) dinyatakan valid dan dapat digunakan.

4.3.2.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah suatu pengujian untuk memastikan apakah kuesioner penelitian yang akan dipergunakan untuk mengumpulkan data variabel penelitian reliabel atau tidak. Kuesioner dikatakan reliabel jika kuesioner tersebut dilakukan pengukuran ulang maka akan mendapatkan hasil yang sama. Cara mengukurnya adalah dengan menghitung koefisien reliabilitas dan membandingkan dengan cronbach’s alpha yang taraf signifikannya lebih besar 60% (0,6) maka reliabel dan

53

apabila taraf signifikannya lebih kecil dari 60% (0,6) maka tidak reliabel. Pada penelitian ini digambarkan dengan cronbach’s alpha >cronbach’s standard (0,6).

Tabel 4.12 Hasil Uji Reliabilitas

No Variabel Cronbach's Cronbach's Keterangan Alpha Standard

1 Gaya Hidup (X1) 0,700 0,6 Reliabel 2 Harga (X2) 0,716 0,6 Reliabel 3 Keputusan Pembelian (Y) 0,810 0,6 Reliabel Sumber: Hasil Olah Data Statistik (2019)

Berdasarkan tabel 4.12 dapat diketahui bahwa nilai cronbach’s Alpha seluruh variabel lebih besar dari 0,6. Dengan demikian, hasil uji reliabilitas terhadap variabel gaya hidup (X1), harga (X2), keputusan pembelian (Y) dapat dikatakan reliabel.

4.3.3 Uji Asumsi Klasik

4.3.3.1 Uji Normalitas

Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah sebaran data yang ada berdistribusi secara normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat normal probality plot yang membandingkan distribusi kumulatif dan distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal dan ploting data residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal maka garis yang menggambarkan data sesugguhnya akan mengikuti garis diagonalnya. Uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan apabila tidak hati-hati, karena mungkin secara visual terlihat normal, padahal secara

54

statistik bisa sebaliknya. Oleh sebab itu ada juga penelitian yang menggunakan uji grafik juga menggunakan uji statistik. Salah satu uji statistik yang bisa digunakan untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik non parametik Kolmogorov-

Smirnov (K-S). Dasar pengambilan keputusannya, yaitu:

1. Nilai sig atau signifikansi > 0,05 Distribusi adalah normal.

2. Nilai sig atau signifikansi < 0,05 Distribusi adalah tidak normal

Tabel 4.13 Uji Normalitas Kolmogorov Smirnov (K-S)

Sumber: Hasil Olah Data Statistik (2019)

Berdasarkan tabel 4.13 bahwa nilai signifikan sebesar 0,721 dimana nilai tersebut lebih besar dari 0,05 sehingga dapat dinyatakan bahwa data yang diuji terdistribusi secara normal.

55

Sumber: Hasil Olah Data Statistik (2019) Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas Analisis Grafik Histogram

Berdasarkan gambar 4.2 dapat dilihat bahwa grafik histogram memberikan pola distribusi yang normal dengan grafik membentuk pola lonceng atau tidak miring ke kanan maupun ke kiri. Oleh karena itu, model regresi sesuai dengan asumsi normalitas karena memenuhi kriteria normalitas analisis grafik yang pertama yaitu data berdistribusi normal.

Sumber: Hasil Olah Data Statistik (2019)

Gambar 4.3 Hasil Uji Normalitas Analisis Grafik Normal Probality Plot

56

Berdasarkan gambar 4.2 grafik normal probality plot terlihat titik-titik menyebar di sekitar garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data terdistribusi secara normal.

4.3.3.2 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan linear yang sempurna atau sangat kuat diantara variabel-variabel bebas dalam regresi. Uji multikolinearitas dapat dilakukan dengan melihat nilai TOL

(tolerance) dan VIF (Variance Inflation Factor) dari masing-masing variabel bebas dan variabel terikat. Dasar pengambilan uji multikolinearitas:

1. Melihat nilai tolerance : jika nilai tolerance lebih besar dari > 0,10 maka artinya

tidak terjadi multikolinearitas.

2. Melihat nilai VIF : Jika nilai VIF lebih kecil dari < 10 maka artinya tidak terjadi

multikolinearitas.

Tabel 4.14 Uji Multikolinearitas

Sumber: Hasil Olah Data Statistik (2019)

Berdasarkan tabel 4.14 menunjukan bahwa tidak ada variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada terjadinya multikolinearitas antar variabel dalam model regresi.

57

4.3.3.3 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain.

Model regresi yang baik adalah homokedastisitas atau tidak terjadinya heteroskedastisitas. Untuk menguji ada tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik Scatterplot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID). Dasar analisis gejala heteroskedastisitas, yaitu:

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang

teratur maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik yang menyebar di atas dan di bawah

angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas.

Sumber: Hasil Olah Data Statistik (2019)

Gambar 4.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Scatterplot

Berdasarkan gambar 4.4 dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar secara acak serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka 0 pada sumbu Y, sehingga dapat disimpulkan tidak terjadinya masalah heteroskedastisitas. Kemudian cara yang

58

paling akurat untuk mengetahui ada atau tidaknya gejala heteroskedastisitas dapat dilihat pada uji glejser seperti berikut:

Tabel 4.15 Uji Heteroskedastisitas Glejser

Sumber: Hasil Olah Data Statistik (2019)

Berdasarkan tabel 4.15 dapat dilihat bahwa nilai signifikansi variabel gaya hidup dan harga lebih besar dari 0,05, yang artinya tidak terjadi gejala heteroskedastisitas.

4.3.4 Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis linier berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen gaya hidup dan harga terhadap variabel dependen keputusan pembelian. Adapun bentuk persamaan analisis regresi linier berganda adalah sebagai berikut:

Y= a +b퐗ퟏ +b퐗ퟐ+e

Keterangan :

Y : Keputusan Pembelian pada Cinema XXI Medan a : Konstanta b : Koefisien regresi

X1 : Gaya Hidup X2 : Harga

Berdasarkan pengujian menggunakan software statistic, maka hasil persamaan regresi linier berganda dapat dilihat sebagai berikut:

59

Tabel 4.16 Hasil Uji Regresi Linier Berganda

Sumber: Hasil Olah Data Statistik (2019)

Berdasarkan hasil pengolahan data pada tabel 4.16 maka persamaan regresi linier berganda yang terbentuk adalah sebagai berikut:

Y = 6,539 + 0,780 퐗ퟏ + 0,556 퐗ퟐ

Persamaan regresi tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

Jika seluruh variabel independen (퐗ퟏ dan 퐗ퟐ) dianggap konstan maka nilai keputusan pembelian (Y) adalah sebesar 6,539. Dan dapat dilihat juga bahwa nilai koefisien regresi gaya hidup sebesar 0,780 lebih besar dibandingkan nilai koefisien harga sebesar 0,556. Dapat disimpulkan bahwa variabel gaya hidup mempunyai pengaruh yang lebih besar terhadap keputusan pembelian dibandingkan dengan variabel harga.

4.3.5 Pengujian Hipotesis

4.3.5.1 Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh suatu variabel independen secara parsial (individu) terhadap variabel dependen. Jika nilai probalitas signifikan lebih kecil dari 0,05 (5%) maka suatu variabel independen berpengaruh

60

signifikan terhadap variabel dependen. Dasar pengambilan keputusannya sebagai berikut:

1. Jika t hitung > t tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima.

2. Jika t hitung < t tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak.

Nilai t tabel dapat dilihat pada 푎 = 5% yang diperoleh dari degree of freedom dengan rumus:

df = n-k

Keterangan: df = degree of freedom n = jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian yaitu 91 k = jumlah variabel yang digunakan dalam penelitian yaitu 3

Sehingga t tabel dengan sampel 91, probabilitas 5% dan df sebesar 88 adalah

1,662. Hasil pengujian hipotesis secara parsial dapat dilihat pada tabel 4.16 sebagai berikut:

Tabel 4.17 Hasil Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t)

Sumber: Hasil Olah Data Statistik (2019)

Dari tabel 4.17 dapat diinterpretasikan sebagai berikut:

1. Variabel Gaya Hidup (X1)

Nilai t hitung variabel gaya hidup adalah 6,830 dan nilai t tabel 1,662 maka t

hitung > t tabel (6,830 > 1,662) sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel gaya

hidup berpengaruh positif dan signifikan (0,00 < 0,05) secara parsial. Jika

61

variabel gaya hidup ditingkatkan maka keputusan pembelian akan meningkat

sebesar 0,780.

2. Variabel Harga (X2)

Nilai t hitung variabel harga adalah 3,786 dan nilai t tabel 1,662 maka t hitung >

t tabel (3,786 > 1,662) sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel harga

berpengaruh positif dan signifikan (0,00 < 0,05) secara parsial.

4.3.5.2 Uji Hipotesis Serempak (Uji F)

Uji F dilakukan untuk melihat apakah variabel bebas yang terdiri dari gaya hidup dan harga yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel keputusan pembelian.

Kriteria pengambilan keputusan:

1. Jika F hitung > F tabel maka H0 ditolak dan H1 diterima

2. Jika F hitung < F tabel maka H0 diterima dan H1 ditolak

Untuk melihat Ftabel dapat dilihat pada tingkat kesalahan (a) = 5% yang di peroleh dari df (degree of freedom) dengan rumus:

Derajat pembilang (df) = k-1 = 3-1

Derajat penyebut (df) = n-k = 91-3

Keterangan: df = degree of freedom (derajat) n = jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian adalah 91 k = jumlah variabel yang digunakan dalam penelitian adalah 3

Sehingga Ftabel dengan sampel 91, probabilitas 5%, dan df pembilang 2, df penyebut 88 adalah 3,10. Berikut adalah tabel uji F dari statistic software :

62

Tabel 4.18 Hasil Uji Simultan (Uji F)

Sumber: Hasil Olah Data Statistik (2019)

Berdasarkan tabel 4.18 hasil pengujian hipotesis dapat dilihat bahwa nilai F hitung (49,350) > F tabel (3,10) dan nilai signifikan (0,000) < (0,05), maka hipotesis diterima. Hal ini menunjukkan bahwa variabel independen gaya hidup (X1) dan harga (X2) secara simultan atau bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel dependen keputusan pembelian (Y).

4.3.5.3 Uji Koefisien Determinasi (퐑ퟐ)

koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari beberapa variabel dalam pengertian yang lebih jelas. Tujuan analisis ini adalah untuk menghitung besarnya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Semakin tinggi nilai R2 maka semakin besar proporsi dari total variasi variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen.

Tabel 4.19 Hasi Uji Koefisien Determinasi (퐑ퟐ)

Sumber: Hasil Olah Data Statistik (2019)

63

Berdasarkan tabel 4.19 diketahui bahwa nilai R2 adalah sebesar 0,529 yang artinya bahwa variasi dari variabel independen yaitu gaya hidup dan harga dapat menerangkan variabel keputusan pembelian sebesar 52,9% sedangkan sisanya

47,1% diterangkan oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

4.4 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian sesuai analisa data yang telah dilakukan melalui software statistic dapat diketahui bahwa gaya hidup dan harga mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan baik secara parsial maupun secara simultan terhadap keputusan pembelian pada Cinema XXI Medan studi pada mahasiswa

Jurusan Administrasi Niaga Politeknik Negeri Medan. Hasil tersebut sesuai dengan hipotesis yang ditujukan, sehingga hipotesis dapat diterima.

4.4.1 Pengaruh Gaya Hidup terhadap Keputusan Pembelian

Gaya hidup diartikan sebagai “bagaimana seseorang hidup” (how one lives).

Gaya hidup seseorang meliputi produk yang dibelinya, bagaimana menggunakannya dan bagaimana seseorang tersebut berfikir dan merasakan semua itu. Secara umum dapat diartikan sebagai suatu gaya hidup yang dikenal dengan bagaimana orang menghabiskan waktunya (aktivitas), apa hal terpenting yang orang pertimbangkan pada lingkungan (minat), dan apa yang orang pikirkan tentang diri sendiri dan dunia sekitarnya (opini).

Berdasarkan uji parsial (uji t) yang dilakukan dalam penelitian ini diperoleh bahwa gaya hidup berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pada mahasiswa Jurusan Administrasi Niaga Politeknik Negeri Medan di Cinema XXI. Apabila dilihat berdasarkan tanggapan yang diberikan responden terhadap gaya hidup, maka dapat diketahui bahwa kebanyakan responden sangat

64

setuju dan setuju menonton film di Cinema XXI untuk mengisi waktu luang, responden juga berpendapat bahwa Cinema XXI nyaman dari pada menonton di bioskop lainnya.

Tanggapan yang diberikan responden terhadap pernyataan mengenai gaya hidup pada penelitian ini cukup bervariasi. Hal ini dapat dilihat pada pernyataan yang memiliki tanggapan netral, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Artinya, walaupun berdasarkan (uji t) pada penelitian ini diperoleh bahwa gaya hidup berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian, Cinema XXI juga perlu untuk memperbaiki hal-hal yang berkaitan tentang gaya hidup konsumen agar keputusan pembelian semakin meningkat.

Hasil penelitian ini juga didukung oleh hasil penelitian yang pernah dilakukan

Try Suhandifo (2018) yang berjudul ”Pengaruh Gaya Hidup dan Harga terhadap

Keputusan Pembelian Pada CINEMA XXI (studi pada mahasiswa Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara)”. Setelah dilakukan pengujian secara parsial, maka hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel gaya hidup berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.

4.4.2 Pengaruh Harga terhadap Keputusan Pembelian

Menurut Sumarwan (2011:369), harga adalah atribut produk atau jasa yang paling sering digunakan oleh sebagian besar konsumen untuk mengevaluasi produk. Berdasarkan uji parsial (uji t) yang dilakukan dalam penelitian ini dapat diperoleh bahwa harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian mahasiswa Jurusan Administrasi Niaga Politeknik Negeri Medan pada

Cinema XXI Medan. Berdasarkan tanggapan yang diberikan oleh responden

65

terhadap harga, maka dapat diketahui bahwa kebanyakan responden sangat setuju dan setuju terhadap seluruh pernyataan pada variabel harga.

Tanggapan yang diberikan responden terhadap pernyataan mengenai harga pada penelitian ini menunjukkan bahwa harga yang ditawarkan di Cinema XXI sudah baik.

Namun, Cinema XXI juga perlu memperhatikan harga yang ditetapkan, karena masih terdapat beberapa responden yang menjawab tidak setuju bahwa harga yang ditawarkan tidak sesuai dengan kondisi keuangan responden. Hal ini perlu diperhatikan agar keputusan pembelian semakin meningkat untuk kedepannya.

Hasil penelitian ini juga didukung oleh hasil penelitian yang pernah dilakukan

Try Suhandifo (2018) yang berjudul ”Pengaruh Gaya Hidup dan Harga terhadap

Keputusan Pembelian Pada CINEMA XXI (studi pada mahasiswa Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara)”. Setelah dilakukan pengujian secara parsial, maka hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa variabel harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.

4.4.3 Pengaruh Gaya Hidup dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian

Berdasarkan hasil uji secara simultan (uji f) pada penelitian ini dapat diketahui bahwa gaya hidup dan harga secara bersama-sama (simultan) berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Dari uji koefisien determinasi pada penelitian ini diketahui bahwa R2 adalah 0,529 yang artinya bahwa variasi dari variabel independen yaitu gaya hidup dan harga dapat menerangkan variabel keputusan pembelian sebesar 52,9% sedangkan sisanya 47,1% diterangkan oleh variabel lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

BAB 5

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Penelitian ini membahas tentang pengaruh gaya hidup dan harga terhadap keputusan pembelian studi pada mahasiswa Jurusan Administrasi Niaga Politeknik

Negeri Medan. Berdasarkan analisa yang dilakukan dari data yang diperoleh penulis melalui penyebaran kuisioner dan pengolahan data kuisioner mengenai variabel gaya hidup, harga dan keputusan pembelian pada Cinema XXI, maka penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Gaya Hidup berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian

pada Cinema XXI

2. Harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pada

Cinema XXI.

3. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan secara simultan pada variabel

independen gaya hidup (X1), dan harga (X2) terhadap variabel dependen

keputusan pembelian (Y) pada konsumen Cinema XXI studi pada mahasiswa

Jurusan Administrasi Niaga Politeknik Negeri Medan. Kemampuan variabel

gaya hidup, harga dan keputusan pembelian dilihat dari R2 sebesar 52,9 %

sedangkan sisanya 47,1% diterangkan oleh variabel lainnya yang tidak diteliti dalam

penelitian ini.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dijelaskan sebelumnya, maka

66

67

penulis memberikan saran sebagai berikut:

1. Cinema XXI sebaiknya lebih memperhatikan gaya hidup konsumen agar dapat

mengikuti trend pada konsumen saat ini.

2. Dengan adanya pengaruh harga yang signifikan terhadap keputusan pembelian,

maka penulis memberikan masukan pada Cinema XXI untuk lebih

memperhatikan harga yang diterapkan dengan strategi harga yang lebih

bersahabat. Untuk strategi harga, Cinema XXI dapat membuat harga yang lebih

murah pada hari dan jam tertentu sehingga akan meningkatkan penjualan dan

lebih menarik minat para konsumen khususnya pada para mahasiswa sebagai

target dari strategi harga yang ditetapkan.

3. Bagi penulis yang akan meneliti mengenai keputusan dalam menentukan

pembeliannya di bioskop, diharapkan dapat menambah atribut dan variabel

penelitian lainnya karena 47,1% dari keputusan pembelian konsumen

menentukan Cinema XXI dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam

penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Abdurrahman, N. H., & Sanusi Achmad. (2015). Manajemen Strategi Pemasaran (1st ed.; Setia Pustaka Desain, ed.). Bandung: CV PUSTAKA SETIA.

Alma, B. (2016). Manajemen Pemasaran dan Pemasaran Jasa (12th ed.). Bandung: ALFABETA, CV.

Ghozali Achmad. (2013). Teori dan Praktik Pemasaran Barang dan Jasa (1st ed.; Safira, ed.). Jakarta: CV. Rizky Aditya.

Imam Ghozali. (2016). Aplikasi Analisis Multivariete Dengan Program SPSS (8th ed.; Harto Prayogo P, ed.). Semarang: Universitas Diponegoro.

Kotler, P., & Keller, K. L. (2012). Manajemen pemasaran Jilid 1. In Jakarta: Indeks.

Setiadi, nugroho. (2018). Perilaku Konsumen Perspektif kontemporer Pada Motif, Tujuan, Dan Keinginan Konsumen (Revisi; kharisma Utama, ed.). Jakarta: PRENADAMEDIA GROUP.

Sinulingga Sukaria. (2014). Metode Penelitian (3rd ed.; USU Press, ed.). Medan, Indonesia: Universitas Sumatera Utara.

Sumarwan, U. (2011). Riset Pemasaran dan Konsumen (Seri 1; P. K. Hans Baihaqi, Yuki Hana, Elvina, ed.). Bogor: PT Penerbit IPB Press.

Sumber Jurnal:

Fitriyadin, E. (2015). Pengaruh Faktor Gaya Hidup Terhadap Keputusan Pembelian Konsumen (Studi Pada Pengguna Produk Elektronik di Purworejo).1– 11.Retrievedfrom http://ejournal.umpwr.ac.id/index.php/segmen/article/download/3997/37 58

Martini, T. (2015). Analisis Pengaruh Harga, Kualitas Produk dan Desain Terhadap Keputusan Pembelian Kendaraan Bermotor Merek Honda jenis Skutermatic. jurnal penelitian, 9(1). https://doi.org/10.21043/jupe.v9i1.854

Pangestu, S. D., & Suryoko, S. (2016). Pengaruh Gaya Hidup (Lifestyle) dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian (Studi Kasus Pada Pelanggan Peacockoffie Semarang). Administrasi Bisnis.

Rasyid, H. Al, & Indah, A. T. (2018). Pengaruh Inovasi Produk dan Harga Terhadap

Keputusan Pembelian Sepeda Motor Yamaha di Kota Tangerang Selatan. Perspektif, 16(1), 39–49.

Simbolon, O. (2018). Pengaruh Gaya Hidup dan Kualitas Pelayanan terhadap Keputusan Pembelian ( Studi Kasus pada Pelanggan Mcdonald ’ s Jl . Ringroad Medan).1–98.Retrieved from http://repositori.usu.ac.id/handle/123456789/9849

Suhandifo, T. (2018). Pengaruh Gaya Hidup dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian Pada CINEMA XXI ( Studi Pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara ).

Waskita, Y. (2016). Pengaruh citra merek, harga dan promosi terhadap loyalitas konsumen. 5(September).

Yasin Hanifa. (2014). Pengaruh Promosi dan Harga Terhadap Minat Beli Perumahan Obama PT. Nailah Adi Kurnia Sei Mencirim Medan Muhammad Fakhru Rizky Nst 1)Hanifa Yasin 2) 1) Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara 2) STIE Nusa Bangsa. Jurnal Manajemen & Bisnis , 14, 135–143

Sumber Internet: http://filmindonesia.or.id/movie/viewer/2018#.XFrYuSMxc0M diakses pada tanggal 06 Februari 2019.

LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian

KUESIONER PENELITIAN

PENGARUH GAYA HIDUP DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA BIOSKOP XXI (STUDI PADA MAHASISWA ADMINISTRASI NIAGA POLITEKNIK NEGERI MEDAN)

Mahasiswa/i responden yang terhormat, ditengah kesibukan rutinitas kuliah izinkanlah saya memohon kesediaan waktu untuk mengisi kuesioner ini. Kuesioner ini dimaksudkan untuk penulisan Skripsi yang menjadi salah satu syarat menyelesaikan pendidikan pada Politeknik Negeri Medan Jurusan Administrasi Niaga Program Studi Manajemen Bisnis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Gaya Hidup dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian pada Bioskop XXI, dengan ketentuan: 1. Identitas Mahasiswa/i akan dirahasiakan 2. Tidak ada jawaban yang benar atau salah dalam pilihan Mahasiswa/i, segala jawaban akan dirahasiakan. 3. Diharapkan Mahasiswa/i dapat memilih jawaban yang paling sesuai dengan kondisi yang Mahasiswa/i rasakan saat ini. 4. Dimohon untuk membaca pertanyaan secara berhati-hati dan memberikan jawaban secara lengkap keseluruhan (tidak ada yang ditinggalkan)

I. Identitas Responden

Nama (Tidak wajib diisi) :

Jenis Kelamin : Pria Wanita

Usia : 18-20 21-23 >24

Program Studi : D III Administrasi Bisnis

D IV MICE

D IV Manajemen Bisnis

Melakukan Pembelian Sebanyak : 1-2 >2 kali

II. Petunjuk Pengisian

Pilih satu pernyataan yang paling sesuai menurut pendapat saudara dengan memberikan check list (√ ) pada kolom yang tersedia. Keterangan : STS : Sangat Tidak Setuju TS : Tidak Setuju N : Netral S : Setuju SS : Sangat Setuju

Gaya Hidup (X1)

No Pernyataan SS S N TS STS A. Aktivitas 1 Saya suka menonton di Cinema XXI untuk menyegarkan pikiran karena penat dengan aktivitas rutin kuliah. 2 Menonton di Cinema XXI tidak membuat saya lupa berolahraga. B. Minat 3 Menonton di Cinema XXI merupakan bagian dari rekreasi saya. 4 Menonton di Cinema XXI terasa nyaman bersama teman atau keluarga. C. Opini 5 Cinema XXI merupakan salah satu contoh bisnis perfilman yang tetap bertahan di era global media elektronik. 6 Jenis film yang ada di Cinema XXI merupakan produk unggulan yang berkualitas.

Harga (X2)

No. Pernyataan SS S N TS STS A. Keterjangkauan Harga 1 Cinema XXI menawarkan harga yang sesuai dengan daya beli masyarakat. 2 Cinema XXI menawarkan harga yang terjangkau dengan kondisi keuangan saya. B. Daya Saing Harga 3 Cinema XXI menawarkan harga yang bersaing dengan bioskop sejenis lainnya. C. Kesesuaian Harga dengan Kualitas 4 Cinema XXI menawarkan harga yang sesuai dengan fasilitas dan pelayanan yang disediakan.

D. Kesesuaian Harga dengan Manfaat 5 Cinema XXI menawarkan harga yang sesuai dengan manfaat yang dirasakan (hiburan atau menghilangkan rasa jenuh).

Keputusan Pembelian (Y)

No Pernyataan SS S N TS STS

A. Pemenuhan Kebutuhan 1 Cinema XXI dapat memenuhi kebutuhan dalam menonton di studio Bioskop. 2 Saya membuat kriteria-kriteria tentang tipe- tipe produk Cinema XXI yang saya butuhkan. B. Pencarian Infromasi 3 Saya mencari informasi tentang film yang sedang tayang di Cinema XXI melalui aplikasi atau website yang tersedia. 4 Saya mendapatkan pengetahuan tentang karakteristik produk Cinema XXI melalui informasi yang saya peroleh. C. Evaluasi Alternatif 5 Saya mengevaluasi beberapa film yang sedang tayang di Cinema XXI. 6 Saya melakukan seleksi terhadap beberapa bioskop sesuai dengan kriteria yang saya butuhkan. D. Keputusan Pembelian 7 Saya memutuskan melakukan pembelian di Cinema XXI setelah mengevaluasi beberapa alternatif yang ada. 8 Saya memilih untuk menonton di Cinema XXI berdasarkan keputusan saya sendiri. E. Pembelian Ulang 9 Saya akan menonton kembali di Cinema XXI. “Terimakasih Atas Partisipasi Anda”

Lampiran 2: Tabulasi Data Jawaban Responden

1. Tabulasi Data Jawaban Responden Variabel Gaya Hidup (퐗ퟏ)

No 1 2 3 4 5 6 Total 1 5 4 5 5 5 5 29 2 5 1 4 5 5 4 24 3 4 5 5 5 5 5 29 4 4 4 2 5 4 5 24 5 4 5 4 5 5 4 27 6 3 2 3 4 3 4 19 7 5 3 5 5 5 5 28 8 4 3 4 4 4 4 23 9 4 4 4 2 4 2 20 10 4 4 5 4 5 4 26 11 3 5 5 3 5 5 26 12 4 4 4 4 4 4 24 13 2 2 2 3 5 4 18 14 4 2 4 4 4 3 21 15 5 3 4 5 5 3 25 16 5 4 5 5 5 5 29 17 5 3 5 5 5 5 28 18 4 2 4 3 5 2 20 19 5 3 5 5 5 5 28 20 4 2 4 4 4 4 22 21 4 3 4 4 4 4 23 22 3 5 3 5 4 4 24 23 2 3 3 3 4 4 19 24 4 5 4 5 5 5 28 25 4 3 4 5 5 5 26 26 4 5 4 3 5 5 26 27 4 5 4 3 5 5 26 28 4 3 4 5 4 4 24 29 3 3 3 3 4 4 20 30 3 3 3 3 4 3 19 31 4 2 4 3 5 2 20 32 3 3 4 4 4 4 22 33 3 1 3 5 5 4 21 34 4 2 4 3 5 3 21 35 4 4 5 5 5 4 27 36 3 3 2 3 4 4 19 37 4 2 4 3 5 2 20

38 4 3 4 5 5 5 26 39 4 5 5 5 5 5 29 40 4 1 4 5 5 5 24 41 5 5 5 4 5 5 29 42 5 2 4 5 4 3 23 43 4 4 3 3 4 4 22 44 5 4 5 5 5 4 28 45 4 2 5 5 5 5 26 46 2 4 2 4 4 4 20 47 4 3 3 4 4 5 23 48 2 4 2 4 4 4 20 49 4 2 4 4 4 5 23 50 3 2 3 4 3 3 18 51 5 3 5 4 5 5 27 52 3 2 3 5 4 3 20 53 4 2 4 3 3 4 20 54 4 3 4 5 4 3 23 55 3 4 4 4 3 4 22 56 4 4 4 3 4 4 23 57 5 2 3 4 3 4 21 58 5 3 3 3 4 3 21 59 3 4 3 3 5 4 22 60 4 4 3 4 5 4 24 61 3 4 3 3 5 4 22 62 5 2 3 4 3 4 21 63 5 4 4 3 4 5 25 64 3 3 3 4 3 3 19 65 5 5 4 5 4 5 28 66 5 3 5 5 4 4 26 67 4 3 3 4 5 4 23 68 3 4 4 4 3 4 22 69 3 3 5 5 4 5 25 70 5 5 4 5 4 5 28 71 5 5 5 5 5 5 30 72 4 4 4 5 4 4 25 73 4 4 4 5 4 4 25 74 4 4 4 5 4 4 25 75 3 3 3 3 3 3 18 76 4 4 4 4 4 4 24 77 4 3 3 5 4 4 23 78 3 5 4 5 5 3 25

79 4 4 4 5 5 4 26 80 4 3 3 5 4 4 23 81 4 4 4 4 4 4 24 82 4 5 3 5 5 3 25 83 4 4 4 4 4 4 24 84 5 5 5 5 5 5 30 85 4 4 4 5 4 4 25 86 4 4 4 4 4 4 24 87 5 5 5 5 5 5 30 88 4 4 4 5 4 4 25 89 4 4 4 5 4 4 25 90 3 3 3 3 3 3 18 91 4 5 3 5 5 3 25

2. Tabulasi Data Jawaban Variabel Harga (퐗ퟐ) dan Variabel Keputusan Pembelian (퐘)

Harga (퐗ퟐ) Keputusan Pembelian (퐘)

No 1 2 3 4 5 Total No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 Total 1 4 4 4 4 4 20 1 4 4 5 4 5 4 4 5 5 40 2 4 4 4 5 5 22 2 4 4 5 4 5 5 5 5 5 42 3 5 4 5 5 4 23 3 4 5 5 5 4 5 5 5 5 43 4 5 4 3 3 4 19 4 3 2 5 3 1 2 2 5 5 28 5 2 2 5 5 5 19 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45 6 2 2 3 4 3 14 6 3 5 5 4 4 3 4 4 4 36 7 5 5 5 5 5 25 7 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45 8 4 4 4 4 4 20 8 4 3 4 4 4 4 4 4 4 35 9 4 4 4 4 5 21 9 3 4 3 3 4 4 4 3 3 31 10 5 5 5 5 5 25 10 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45 11 5 5 3 4 5 22 11 3 4 5 5 5 4 4 5 5 40 12 4 4 4 4 4 20 12 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 13 3 3 4 4 4 18 13 4 2 4 2 4 4 2 2 2 26 14 4 4 3 3 3 17 14 3 4 3 3 4 4 4 3 3 31 15 3 3 4 4 4 18 15 5 4 5 2 4 4 4 3 5 36 16 4 4 4 4 5 21 16 4 4 5 5 4 5 4 4 4 39 17 5 5 5 5 5 25 17 5 4 5 5 4 5 3 5 5 41 18 4 4 3 4 3 18 18 3 4 3 3 4 4 4 3 3 31 19 4 4 4 4 4 20 19 4 4 5 5 4 5 3 3 4 37

20 3 3 3 4 3 16 20 3 3 4 3 3 3 3 4 4 30 21 2 2 5 5 5 19 21 4 3 5 3 4 4 3 4 4 34 22 4 4 3 4 4 19 22 3 3 5 4 4 4 4 4 3 34 23 4 4 4 4 4 20 23 3 3 4 3 3 2 2 3 4 27 24 4 4 4 5 4 21 24 5 4 5 4 4 5 4 4 5 40 25 4 4 4 4 5 21 25 5 5 5 5 5 5 4 5 5 44 26 4 4 4 4 4 20 26 4 2 4 5 5 2 3 5 5 35 27 4 4 4 5 4 21 27 4 2 4 5 5 2 3 5 5 35 28 3 4 4 5 4 20 28 4 3 2 4 4 3 4 4 4 32 29 3 3 3 2 3 14 29 3 3 4 3 3 4 4 4 4 32 30 3 3 3 3 3 15 30 4 2 4 2 4 4 2 2 2 26 31 3 3 4 5 3 18 31 2 2 5 4 4 4 4 3 4 32 32 3 3 3 4 4 17 32 3 3 4 3 3 3 3 4 4 30 33 4 4 3 4 3 18 33 4 2 5 3 1 2 2 4 4 27 34 1 2 3 3 3 12 34 4 3 4 3 3 3 3 4 3 30 35 3 4 4 3 3 17 35 4 4 5 4 3 2 3 4 4 33 36 3 4 4 4 4 19 36 3 3 3 3 3 3 3 3 3 27 37 1 2 3 3 3 12 37 4 2 5 3 1 2 2 4 4 27 38 4 4 4 4 3 19 38 5 3 5 4 4 3 3 5 5 37 39 4 4 5 5 4 22 39 4 4 4 4 4 4 3 5 5 37 40 3 3 3 4 4 17 40 4 3 5 3 4 3 3 4 3 32 41 5 5 5 4 5 24 41 5 4 5 5 5 5 5 5 5 44 42 3 3 4 3 4 17 42 4 3 3 4 4 3 3 4 5 33 43 4 4 4 4 4 20 43 4 4 4 3 4 4 4 4 4 35 44 3 3 5 5 4 20 44 5 4 4 4 5 4 5 3 3 37 45 5 5 4 4 3 21 45 4 4 5 4 4 4 4 5 5 39 46 4 3 4 4 3 18 46 4 4 3 3 4 4 4 4 4 34 47 4 4 2 4 5 19 47 2 4 5 4 4 3 4 4 4 34 48 3 4 4 3 3 17 48 4 3 4 4 4 4 3 3 3 32 49 3 4 4 3 3 17 49 4 3 4 4 4 4 3 3 3 32 50 5 5 5 3 4 22 50 4 3 3 5 3 5 4 4 5 36 51 4 4 4 4 3 19 51 5 4 4 5 5 5 3 4 5 40 52 4 4 4 4 4 20 52 4 4 4 3 5 4 4 3 5 36 53 4 4 4 4 4 20 53 4 4 5 4 3 3 3 4 5 35 54 3 4 4 4 3 18 54 4 4 5 3 3 3 3 5 5 35 55 4 3 4 4 3 18 55 4 4 4 4 4 3 4 4 5 36 56 4 3 4 4 4 19 56 4 3 4 3 4 4 4 4 5 35 57 4 3 3 4 3 17 57 3 5 5 3 3 3 4 4 5 35 58 3 4 4 3 3 17 58 4 4 3 3 4 4 4 5 5 36 59 4 3 4 4 3 18 59 4 4 3 4 4 4 4 3 3 33 60 5 4 4 5 3 21 60 5 4 4 4 4 4 5 3 4 37

61 5 5 5 3 4 22 61 5 4 4 4 5 4 5 3 3 37 62 4 4 5 5 4 22 62 5 4 4 4 5 4 5 3 3 37 63 5 3 4 5 4 21 63 4 5 4 5 4 4 5 4 4 39 64 4 3 5 4 4 20 64 5 4 4 4 5 4 4 3 3 36 65 4 4 4 5 4 21 65 3 5 5 5 5 3 3 4 4 37 66 3 3 4 3 4 17 66 4 4 3 4 4 4 3 4 3 33 67 4 4 4 4 4 20 67 4 5 4 3 4 4 2 3 3 32 68 5 3 4 5 4 21 68 5 3 5 4 4 4 4 4 4 37 69 4 2 3 3 3 15 69 5 5 5 5 5 5 5 5 5 45 70 4 3 4 4 4 19 70 4 4 4 4 4 4 4 4 4 36 71 4 3 4 4 4 19 71 5 4 5 5 4 4 5 4 5 41 72 4 4 5 5 4 22 72 5 4 4 4 4 4 4 5 4 38 73 4 3 5 4 4 20 73 4 4 4 4 4 4 4 3 4 35 74 4 4 3 3 4 18 74 4 4 5 4 4 4 4 4 3 36 75 3 3 4 3 4 17 75 4 4 4 3 4 4 3 3 4 33 76 3 3 4 3 4 17 76 3 5 5 4 4 3 4 4 4 36 77 4 3 4 4 4 19 77 5 4 4 4 4 4 3 4 4 36 78 4 4 5 5 4 22 78 5 5 5 5 5 5 5 4 4 43 79 4 3 4 5 5 21 79 4 4 4 5 4 4 4 4 4 37 80 4 4 3 4 4 19 80 4 3 4 4 4 4 3 4 3 33 81 4 4 4 5 4 21 81 5 5 5 5 4 4 5 5 4 42 82 3 3 3 3 3 15 82 4 5 5 3 5 5 5 3 3 38 83 3 3 5 4 4 19 83 4 4 4 4 4 4 3 4 4 35 84 4 4 3 4 4 19 84 5 4 5 5 4 4 5 4 5 41 85 3 3 4 4 4 18 85 5 4 4 4 4 4 4 5 4 38 86 3 3 4 3 4 17 86 4 4 4 5 4 4 4 4 4 37 87 3 3 4 4 5 19 87 5 4 5 5 4 5 3 5 5 41 88 3 3 4 3 4 17 88 5 4 4 4 4 4 3 3 4 35 89 4 3 4 4 4 19 89 4 4 4 4 4 3 3 4 4 34 90 3 4 4 4 4 19 90 4 3 4 3 4 3 3 3 3 30 91 3 3 4 3 4 17 91 5 5 5 3 5 5 5 4 5 42

Lampiran 3: Hasil Pengolahan Data

1. Penyajian Data

Jenis Kelamin Jumlah Persentase Jenis Kelamin No Responden (%) 1 Laki-laki 37 41% 2 Perempuan 54 59% Total 91 100%

Usia Jumlah No Usia Persentase (%) Responden 1 18-20 tahun 32 35% 2 21-23 tahun 41 45% 3 >24 tahun 18 20% Total 91 100%

Jurusan Jumlah Persentase No Jurusan Responden (%) 1 D III Administrasi Bisnis 31 34% 2 D IV MICE 28 31% 3 D IV Manajemen Bisnis 32 35% Total 91 100%

Melakukan Pembelian

Jumlah Melakukan Pembelian Jumlah Persentase No Responden di Responden (%) Cinema XXI

1 1-2 kali 31 34% 2 >2 kali 60 66% Total 91 100%

2. Analisis Statisik Deskriptif

3. Hasil Uji Validitas

a. Gaya Hidup (퐗ퟏ)

b. Harga (퐗ퟐ)

c. Keputusan Pembelian (퐘)

4. Hasil Uji Reliabilitas

a. Gaya Hidup (퐗ퟏ)

b. Harga (퐗ퟐ)

c. Keputusan Pembelian (퐘)

5. Hasil Uji Normalitas a. Uji Kolomogorov Smirnov

b. Grafik Histogram

c. Grafik Normal Probability Plot

6. Hasil Uji Multikolinieritas

7. Uji Heteroskedastisitas a. Gambar Scatterplot

b. Hasil Uji Glejser

8. Hasil Uji Analisis Regresi Berganda

9. Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji t)

10. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

11. Hasil Uji Koefisien Determinasi (퐑ퟐ)