PERHEPI Dari Masa Ke Masa

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

PERHEPI Dari Masa Ke Masa PERHEPI Dari Masa ke Masa Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia 2017 PERHEPI Dari Masa ke Masa Penulis: Rudi Wibowo Bayu Krisnamurthi Hermanto Siregar Erizal Jamal Feryanto Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (PERHEPI) 2017 Judul Buku PERHEPI dari Masa ke Masa Penulis Rudi Wibowo Bayu Krisnamurthi Hermanto Siregar Erizal Jamal Feryanto Desain Sampul Hamid Jamaludin Muhrim Layout dan Pengumpul Data Rizky Prayogo Ramadhan Herawati Penerbit: PERHIMPUNAN EKONOMI PERTANIAN INDONESIA (PERHEPI) d.a. Gedung Departemen Agribisnis FEM-IPB, Jl. Kamper Wing 4 Level 4 Kampus IPB Dramaga Bogor 16680 Terbitan Pertama Agustus 2017 Dicetak oleh Raffi Offset, Jakarta Isi di luar tanggung jawab Percetakan Hak cipta dilindungi oleh Undang-Undang Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari Penerbit. Copyright © 2017 Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (PERHEPI) ISBN : 978-979-8420-19-1 PERHIMPUNAN EKONOMI PERTANIAN INDONESIA (PERHEPI) Adalah perhimpunan peminat ekonomi pertanian Indonesia. Anggotanya terdiri atas para dosen, peneliti, pemerhati, wartawan, pelaku usaha, birokrat, pegiat swadaya masyarakat, dan mahasiswa. Selama ini, perhimpunan ini selalu berupaya memperkuat manusia-manusia ekonomi pertanian yang bersumber daya serta mengembangkan dan menyebarkan dasar-dasar pengetahuan ekonomi pertanian, khususnya kepada para pemuda Indonesia. PERHIMPUNAN EKONOMI PERTANIAN INDONESIA KATA PENGANTAR PERHEPI: DARI MASA KE MASA PERJALANAN ENAM WINDU (1969-2017) Bersyukur dan berterima kasih. Bersyukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah memberi rahmat dan hidayah, sehingga Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia (PERHEPI) mampu berdiri dan berkegiatan selama 48 tahun dari tahun 1969 sampai dengan sekarang. Tidak banyak organisasi profesi yang semata-mata mengandalkan semangat anggotanya mampu menjaga keberlangsungan organisasi dan aktif berkegiatan hingga selama itu. Berterima kasih kepada seluruh pengurus, anggota, pendukung, donatur, pemerintah, dan semua pihak yang telah langsung maupun tidak langsung menjadi faktor penentu hidup dan jalannya organisasi. Dan faktor penentu kehidupan organisasi PERHEPI adalah mereka yang berdedikasi mengelola organisasi, melaksanakan kegiatan, memikirkan dan memberi ide, membangun jaringan dan kerjasama, termasuk juga yang diam-diam mendukung dan memberi doa. Kegiatan organisasi sulit berkembang tanpa dukungan dana, dan dana kegiatan PERHEPI selama ini hampir selallu datang dari tempat yang tidak diduga-duga. Hanya dengan peran-peran kecil atau besar, sendiri-sendiri atau bersama-sama, dalam ramai atau diam; itulah yang membuat berbagai hal menjadi mungkin. Untuk organisasi yang telah berlangsung lama, proses perjalanan itu melewati periode-demi-periode, lazimnya ditandai dengan periode masa kepemimpinan dari organisasi itu. Setiap periode memiliki tantangan dan kesulitannya masing-masing, tetapi juga kemampuan untuk mengatasi tantangan dan kesulitan itu sehingga organisasi ini mampu meretas perjalanan yang panjang. Masa 48 tahun itu adalah bukti dengan sendirinya bahwa kekuatan utama PERHEPI adalah pada tokoh-tokoh, anggota, dan pengurus PERHEPI yang mencintai organisasi ini, yang meyakini bahwa ada PERHEPI: DARI MASA KE MASA | v PERHIMPUNAN EKONOMI PERTANIAN INDONESIA misi dan nilai luhur yang diperjuangkan melalui organisasi ini, dan yang mampu secara kreatif mencari cara mengatasi setiap masalah yang dihadapi. Dinamika perjalanan itu sendiri penuh dengan warna dan nuansa. Usaha mengembangkan keprofesian dalam lingkup internal organisasi selalu menarik dan tidak pernah mudah. Perjuangan menyampaikan pemikiran dan ide pembangunan pertanian dan peningkatan ekonomi petani selalu membutuhkan kesabaran, persistensi dan diplomasi. Hubungan dengan pemerintah selalu harus dijaga dalam suasana perkembangan politik yang berbeda dari masa ke masa. Menyeimbangkan antara kegiatan membangun pemikiran, pendidikan, dan wacana dengan kegiatan-kegiatan praktik langsung di lapangan juga merupakan tantangan tersendiri. Keseimbangan peran profesional dibidang pendidikan dan bisnis adalah hal yang lain lagi. Dan terakhir – tetapi mungkin yang terpenting – menjaga kesinambungan organisasi dari sisi pendanaan dan sumberdaya selalu menjadi tantangan. Perjalanan 48 tahun PERHEPI hingga saat ini bukanlah perjalanan yang telah selesai. Bahkan sebaliknya, semangat untuk meretas jalan 48 tahun berikutnya sudah terbentuk dan bergelora, dengan kesadaran penuh bahwa perjalanan yang akan datang itu sangat mungkin jauh lebih besar tantangannya. Namun, selama masih ada yang hal terkait ekonomi pertanian dan kesejahteraan petani, terutama di Indonesia, yang perlu diperjuangkan atau masalah yang perlu diatasi maka profesi ekonomi pertanian akan terus memiliki ladang amal yang subur untuk menanamkan ide dan pemikiran, kerja lapangan dan advokasi kebijakan, serta melakukan pendidikan bagi generasi berikutnya. Buku ini bukan merupakan analisa komprehensif atas perjalanan 48 tahun PERHEPI atau pemikiran yang mendalam mengenai tantangan masa depan. Buku ini hanya merupakan kolase catatan perjalanan, sebuah kumpulan potret pengingat yang diharapkan juga menjadi pemberi semangat bahwa PERHEPI telah mampu melewati banyak tantangan dan kesulitan. Terima kasih kepada Prof. Rudi Wibowo dan Prof. Hermanto Siregar atas tulisan- tulisannya tentang PERHEPI sejak awal berdiri hingga 2011 serta Prof. Erizal Jamal dan Feryanto, M.Si atas catatan kegiatan 2011-2017. Terima kasih pula kepada seluruh pengurus, khususnya dan terutama para pengurus vi | PERHEPI: DARI MASA KE MASA PERHIMPUNAN EKONOMI PERTANIAN INDONESIA Komisariat Daerah (Komda) yang telah menjadikan daerah-daerah sebagai pusat-pusat kegiatan PERHEPI, setidaknya dalam enam tahun terakhir. Semoga Allah SWT Tuhan Yang Maha Kuasa meridhoi perjalanan 48 tahun PERHEPI 1969-2017 dan memberi hidayah jalan yang lurus bagi perjalanan PERHEPI selanjutnya. Bogor, 9 Agustus 2017 Dr. Bayu Krisnamurthi Ketua Umum PERHEPI 2011-2017 PERHEPI: DARI MASA KE MASA | vii PERHIMPUNAN EKONOMI PERTANIAN INDONESIA viii | PERHEPI: DARI MASA KE MASA PERHIMPUNAN EKONOMI PERTANIAN INDONESIA DAFTAR ISI Kata Pengantar v Daftar Isi ix Apa dan Siapa PERHEPI? 1 Arti Lambang PERHEPI 4 Sejarah Perjalanan PERHEPI 5 Dinamika Pemikiran PERHEPI 9 1. Masa Awal Kelahiran PERHEPI Hingga Tahun 1980-an 10 2. Masa Dasawarsa 1980 - 1990-an 11 3. Masa Dasawarsa 1990 - 2000-an 12 4. Masa Dasawarsa 2000 - 2010-an 14 Pidato Ketua Umum PP. PERHEPI Tahun 2014 Kebijakan untuk Petani: Pemberdayaan untuk Pertumbuhan dan 19 Pertumbuhan yang Memberdayakan Dinamika Konfernas dan Kongres PERHEPI 39 1. Konfernas PERHEPI XIV Tahun 2004 39 2. Konfernas PERHEPI XV Tahun 2007 43 3. Konfernas XVI dan Kongres XV 46 4. Konferensi Nasional PERHEPI 2011 56 5. Konferensi Nasional XVII, Seminar Internasional I, dan Kongres 56 XVI PERHEPI Tahun 2014 6. Menjelang Konferensi Nasional XVIII, Konferensi Internasional 60 dan Kongres XVII PERHEPI Tahun 2017 Laporan Pertanggungjawaban PERHEPI 2011-2014 65 Laporan Pertanggungjawaban PERHEPI 2014-2017 115 Kepengurusan PP. PERHEPI 2014-2017 158 PERHEPI: DARI MASA KE MASA | ix PERHIMPUNAN EKONOMI PERTANIAN INDONESIA DAFTAR ISI Lampiran 161 1. Pengurus PP. PERHEPI dari Masa ke Masa 163 2. Daftar Komisariat Daerah 189 3. Anggaran Dasar 2014 197 4. Anggaran Rumah Tangga 2014 207 5. Dokumentasi Publikasi 219 6. Dokumentasi Kegiatan 233 x | PERHEPI: DARI MASA KE MASA PERHIMPUNAN EKONOMI PERTANIAN INDONESIA APA DAN SIAPA PERHEPI Oleh: Rudi Wibowo dan Feryanto PERHEPI adalah akronim dari Perhimpunan Ekonomi Pertanian Indonesia, yang dalam bahasa Inggris diberi singkatan ISAE, kependekan dari Indonesian Society of Agricultural Economics. Secara resmi, perhimpunan ini berdiri pada tanggal 13 Februari 1969 di Ciawi, Bogor, dalam suatu seminar/konferensi ekonomi pertanian Indonesia. Perhimpunan ini dibentuk oleh tokoh-tokoh ilmuwan dan praktisi serta berfungsi sebagai wahana bagi kegiatan dan pemikiran dalam ekonomi pertanian serta mengembangkan ilmu, dalam rangka pembangunan bangsa dan negara. Sejak lahirnya, perhimpunan ini mencakup berbagai disiplin ilmu yang ada hubungannya dengan ekonomi pertanian. Oleh karenanya, fokus kiprahnya ada pada tiga bidang utama, yaitu (a) memajukan dan mengembangkan ilmu ekonomi pertanian, (b) mengamalkan ekonomi pertanian bagi pembangunan bangsa dan negara, dan (c) memperluas dan memperdalam pengetahuan dan pengalaman para anggota dalam ilmu ekonomi pertanian, untuk bekal sebagai warga negara yang ikut bertanggungjawab terhadap pembangunan bangsa dan negara. Bagi PERHEPI, ilmu ekonomi pertanian dianggap sebagai ilmu perjuangan. Walaupun melalui masa-masa pasang surut organisasinya, dengan konsepsi- konsepsi dan tulisan-tulisannya PERHEPI senantiasa berjuang membela/memihak petani dan masyarakat pertanian ke arah kehidupan yang lebih baik dan lebih adil melalui peningkatan produktivitas dan pendapatannya. Untuk sekedar contoh, masih kita ingat keberhasilan "pembelaan PERHEPI" dalam penetapan harga padi di tahun 70-an dengan Rumus Tani, ketidaktepatan kebijakan Inpres 9/1975 dalam bagi hasil gula petani di tahun 1980-an, "reaksi PERHEPI" terhadap strategi industrialisasi besar-besaran yang "mengacuhkan" pertanian dan kemiskinan di perdesaan di era 90-an, dan seterusnya. PERHEPI: DARI MASA KE MASA | 1 PERHIMPUNAN EKONOMI PERTANIAN INDONESIA Dalam perjalanannya, berbagai dinamika dilalui dengan romantika pasang surut kegiatan perhimpunan ini. Akan tetapi satu hal yang tetap adalah, gerak organisasi ini senantiasa dilandasi oleh Pancasila sebagai
Recommended publications
  • 1708-06Detik-Detik-Indonesia
    Bacharuddin Jusuf Habibie Detik-Detik yang Menentukan Jalan Panjang Indonesia Menuju Demokrasi THC Mandiri Detik-Detik yang Menentukan Jalan Panjang Indonesia Menuju Demokrasi Penulis: Bacharuddin Jusuf Habibie Desain Kulit: Anom Hamzah Layout: M. Ilyas Thaha Foto kulit: Harian Umum Republika/Sekneg Cetakan Pertama September 2006 Cetakan Kedua September 2006 Diterbitkan oleh: THC Mandiri Jl Kemang Selatan No. 98 Jakarta 12560 - Indonesia Tel: 6221 7817211, Fax: 6221 7817212 www.habibiecenter.or.id, E-mail: [email protected] Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT) Detik-Detik yang Menentukan: Jalan Panjang Indonesia Menuju Demokrasi / Bacharuddin Jusuf Habibie. -- Jakarta, THC Mandiri, 2006. 549 hlm. ; 15 x 21 cm ISBN: 979-99386-6-X 1. Demokrasi. 321.8 Hak Cipta dilindungi Undang-undang. Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini dalam bentuk apa pun, baik secara elektronik maupun mekanik, termasuk memfotokopi, merekam, atau dengan sistem penyimpanan lainnya, tanpa izin tertulis dari Penerbit. Daftar Isi Pengantar i Prolog 1 Menjelang bab 1 Pengunduran Diri Pak Harto 31 bab 2 100 Hari Pertama Menghadapi Masalah Multikompleks dan Multidimensi 69 bab 3 Antara 100 Hari Pertama dan 100 Hari Terakhir, Sebelum Pemilihan Presiden ke-4 RI 159 bab 4 Seratus Hari Sebelum Pemilihan Presiden ke-4 RI 301 Epilog 447 Lampiran 510 Akronim 523 Glosari 529 Indeks 536 Biodata 546 Pengantar Sejumlah buku sudah terbit dan mengungkapkan sejarah politik kontemporer Indonesia, khusus masa lahirnya reformasi yang ditandai dengan mundurnya Presiden Soeharto dari gelanggang politik di Indonesia. Buku-buku tersebut —beberapa di antaranya ditulis oleh pelaku sejarah— telah membantu kita menelaah sejarah perpolitikan di Indonesia, dalam sebuah kurun waktu tertentu.
    [Show full text]
  • A Abdullah Ali, 227, 288, 350, 359, 390 Abdurrahman Wahid (Gus Dur)
    INDEX A anti-Chinese riots, 74, 222–23, 381–84, Abdullah Ali, 227, 288, 350, 359, 390 393 Abdurrahman Wahid (Gus Dur), 245, see also Malari riots; May 1998 riots 269, 416, 417, 429–32, 434–35, Anthony (Anthoni) Salim, see Salim, 438–39, 444, 498, 515 Anthony Aburizal Bakrie, 393, 399, 402 Apkindo (Indonesian Wood Panel Achmad Thahir, 200 Association), 4 Achmad Tirtosudiro, 72, 166–67 Aquino, Cory, 460–61 Adam Malik, 57, 139, 164–66 Arbamass Multi Invesco, 341 Adi Andoyo, 380 Ari H. Wibowo Hardojudanto, 340 Adi Sasono, 400, 408 Arief Husni, 71, 91 Adrianus Mooy, 246 Arifin Siregar, 327 Agus Lasmono, 113 Army Strategic Reserve Command Agus Nursalim, 91 (Kostrad), 56, 59, 64, 72–73, 108, Ahmad Habir, 299 111, 116, 166, 171, 176, 209 Akbar Tanjung, 257, 393, 395 Argha Karya Prima, 120–21 Alamsjah Ratu Prawiranegara, 65–66, Argo Manunggal Group, 34 68, 69, 72 A.R. Soehoed, 328 “Ali Baba” relationship, 50 ASEAN (Association of Southeast Ali Murtopo, 57, 60, 65–66, 69–70, Asian Nations), 155, 362, 498 73–75, 117, 153, 222–23, 326 AsiaMedic, 474 Ali Sadikin, 224, 238–39 Asian financial crisis, 33, 85, 87, 113, Ali Wardhana, 329, 393 121–23, 130, 147, 193, 228, 248, American Express Bank, 192, 262, 276, 284, 286, 290–91, 311, 329, 271 336, 349, 352, 354–67, 369, 392, Amex Bancom, 262–64 405, 466, 468, 473, 480 Amien Rais, 381, 387–88 Aspinall, Edward, 496 Ando, Koki, 410–11 Association of Indonesian Muslim Ando, Momofuku, 292, 410 Intellectuals (ICMI), 379 Andreas Harsono, 351 Association of Southeast Asian Andrew Riady, 225 Nations, see ASEAN
    [Show full text]
  • Michael Malley
    T he 7th D evelopment Cabinet: Loyal to a Fault? Michael Malley Five years ago, amid speculation that B. J. Habibie and his allies in the Association of Indonesian Muslim Intellectuals (ICMI) would gain a large number of seats in the cabinet, State Secretary Moerdiono announced that "expertise" would be Soeharto's chief criterion for choosing ministers. This year, despite the economic crisis that enveloped the country, few people even thought to suggest that Soeharto sought the most technically qualified assistants. As the outgoing cabinet's term wore to a close, the jockeying for influence among ministers and their would-be successors emphasized the most important qualification of any who would join the new cabinet: loyalty. As if to diminish any surprise at the lengths he would go to create a cabinet of loyalists, Soeharto fired his central bank chief, Soedradjad Djiwandono, in mid- February, just two weeks before the 6 ^ Development Cabinet's term expired. Together with the finance minister, Mar'ie Muhammad, Soedradjad had worked closely with the International Monetary Fund to reach the reform-for-aid agreements Soeharto signed in October 1997 and January this year. Their support for reforms that would strike directly at palace-linked business interests seems to have upset the president, and neither were expected to retain their posts in the 7 ^ Cabinet. But Soedradjad made the further mistake of opposing the introduction of a currency board system to fix the rupiah's value to that of the US dollar. The scheme's main Indonesian proponents were Fuad Bawazier, one of Mar'ie's subordinates, and Peter Gontha, the principal business adviser to Soeharto's son Bambang Trihatmodjo.
    [Show full text]
  • Book 3: Foreign Aid, Business, and State Enterprise – Counting the Cost
    STEALING FROM THE PEOPLE 16 Studies on Corruption in Indonesia Book 3 Foreign Aid, Bussines, and State Enterprises: Counting the Cost Editor of English Edition Richard Holloway Stealing from the People 16 Studies of Corruption in Indonesia Book 3: Foreign Aid, Bussiness, and State Enterprises: Counting the Cost Editor of the English Edition Richard Holloway First Printing : January 2002 Published by the Aksara Foundation on behalf of the Partnership for Governance Reform in Indonesia Cover Design by the Aksara Foundation incorporating (with permission) Firman Ichsan’s photograph of Dolorosa Sinaga’s statue “Waiting for Godot” This book is published in both English and Bahasa Indonesia. The Indonesian title is “Mencuri Uang Rakyat”. The contents of both are largerly the same, except where adjustments were made in recognition of the different readership, language idioms, and editing styles. The Indonesian edition is the definitive edition. Publishing Data for the Indonesian National Library Stealing from the People – 16 Studies of Corruption in Indonesia/Editor, Richard Holloway - Jakarta: Aksara Foundation, 2002, 4 volumes, 18 cms. Contents: 1. Corruption - from top to bottom. 2. The Big Feast: soldier, judge, banker, civil servant. 3. Foreign Aid, Business, and State Enterprise: counting the cost. 4. The Clamp Down: in search of a new paradigm Book 1: Corruption - From Top to Bottom ISBN: (for complete set) 979-3093-05-6 ISBN: (for Book 1) 979-3093-06-4 ii “Stealing from the People” Foreward to the English Edition Stealing from the People is published by the Partnership for Government Reform in Indonesia. The Partnership’s aim is to promote and support a program of governance reform.
    [Show full text]
  • Monopoli Bulog Pada Masa Orde Baru
    MONOPOLI BULOG PADA MASA ORDE BARU Oleh: Dr. A. Muhammad Asrun, S.H., M.H. 2 Monopoli BULOG Pada Masa Orde Baru Perhimpunan Pusat Studi Hukum Publik Jakarta 2015 Monopoli Bulog Pada Masa Orde Baru Penulis: Dr. A. Muhammad Asrun, S.H., M.H. Penerbit : Perhimpunan Pusat Studi Hukum Publik Alamat: Jl. Pedati Raya No. 6 Jakarta Timur. Email: [email protected] Dr. A. Muhammad Asrun, S.H., M.H 3 Cetakan Pertama, Juli 2015 ISBN: 9786027237339 Hak Cipta dilindungi undang-undang Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan cara apapun tanpa ijin tertulis dari penerbit. 4 Monopoli BULOG Pada Masa Orde Baru KATA PENGANTAR Naskah buku ini berasal dari Tesis yang diajukan penulis sebagai Mahasiswa Pascasarjana Ilmu Hukum Universitas Indonesia dan dipertahankan dalam sidang pengujian tesis. Oleh karena itu, untuk kepentingan penerbitan buku ini diadakan beberapa penyesuaian konteks persoalan. Bahan tulisan ini dipersiapkan ketika bangsa Indonesia sedang menghadapi masalah melonjaknya harga sembilan bahan pokok sebagai akibat dari krisis moneter yang terjadi sejak bulan Juli 1997. Krisis moneter ini juga telah memicu kerusuhan sosial di beberapa kota di Jawa, Sulawesi, Sumatera, dan Kalimantan pada tanggal 13-14 Mei 1998. Kerusuhan-kerusuhan sosial tersebut dan tekanan mahasiswa telah memaksa Soeharto berhenti sebagai Presiden Republik Indonesia kedua pada tanggal 21 Mei 1998. Perundingan antara mantan Presiden Soeharto dan Managing Director IMF (International Monetary Fund) Michael Camdessus pada tanggal 15 Januari 1998, antara lain, telah menyepakati penghapusan monopoli Bulog terhadap bahan-bahan kebutuhan pokok, kecuali untuk beras. Namun, dalam perundingan antara tanggal 19 Maret hingga 8 April 1998, IMF melunakkan sikapnya dengan memperbolehkan Bulog tetap memegang monopoli bahan-bahan pokok sampai waktu membaiknya ekonomi Indonesia.
    [Show full text]
  • "Corruption Ruins Everything": Gridlock Over Suharto's Legacy in Indonesia (Part II)
    Volume 6 | Issue 3 | Article ID 2680 | Mar 03, 2008 The Asia-Pacific Journal | Japan Focus "Corruption Ruins Everything": Gridlock over Suharto's Legacy in Indonesia (Part II) Peter King “Corruption Ruins Everything”: Gridlock Tanjung Priok, was moved out and replaced by over Suharto’s Legacy in Indonesia (Part 840 newcomers; salaries were doubled, and II) goods throughput and customs revenue have reportedly soared. The reforms are slated to be Peter King extended by this “islands of integrity” method to the courts and the most KKN-prone government agencies, but both internal and Part I can be read here. external resistance have surfaced already, especially in parliament. The Speaker of the Gridlock over KKN DPR (Dewan Perwakilan Rakyat--People's Representative Council), Agung Laksono, The examples above suggest governmental argues that spectacular targeted salary increases are unfair and may lead to… paralysis in the face of a pervasive corruption “jealousy” (!).[51] It remains to be seen which impacts severely upon every important whether the islands of integrity will be washed policy and institution in the republic. The away by the storms of self-seeking. President takes initiatives but hesitates fatally to follow through, and compromises his own Perhaps the greatest irony of the KKN saga reputation and effectiveness in the process. surrounding the Presidency is that the post- Most government ministries, for whom tactical Suharto President with the most imposing funds and off-budget budgets are the stuff of credentials for reform (including even KKN life,[50] do not even have a reform plan in front reform), reconciliation and democratic of them which would permit them to parlay dealing—Gus Dur-- was impeached and sacked their own essential income-boosting black by the MPR (Majelis Permusyawaratan Rakyat funds (civil service pay being universally –People’s Consultative Assembly) in 2001 for a inadequate) against budgetary reform and a big comparative bagatelle of corruption.
    [Show full text]
  • Studi Kasus Pengadaan Beras Dan Tepung Terigu A. Muhammad Asrun
    20 Hukum dan Pembangunan DISTORSI PELAKSANAAN MONOPOLI BULOG: Studi Kasus Pengadaan Beras dan Tepung Terigu A. Muhammad Asrun Lengsernya Suharto dilatarbelaleangi dengan kri­ sis ekonami yang ditandai dengan melanjalenya harga sembilan bahan pakak. Krisis tersebut, telah memicu kerusuhan sasial secara luas di beberapa kata di Jawa dan Sumatera pada tang­ gal 13-14 Mei 1998. Riset ini membuktikan ada distarsi terhadap implementasi monopoli BU­ LOG untuk pengadaan beras dan tepung terigu, yaitu berupa pemberian hale ekslusif impar beras dan tepung terigu bagi perusahaan yang memi­ lilei hubungan dekat dengan mantan presiden Soeharta. Pengadaan beras dan tepung terigu se­ harusnya dilakukan melalui mekanisme tender yang terbuka, sehingga akan tercapai harga yang kampetitif· I. Pendahuluan A. Perdebatan Soal Manapali Perdebatan masalah monopoli sebagai bagian dari pembahasan ekonomi dan hukum telah berlangsung sejakawal kemerdekaan Indo­ nesia. Para pendiri republik ini menegaskan bahwa sistem ekonomi kita tidak boleh berlandaskan pada paham free fight liberalism ataupun etatism. Esensi perdebatan monopoli terletak pada dua kelompok pendapat, yaitu perlindungan praktek monopoli demi kepentingan rakyat banyak sebagai pengecualian dan pengaturan pelarangan praktek monopoli yang dilakukan sekelompok orang. Pembahasan masalah monopoli juga dikaitkan dengan pema­ haman terhadap konsep demokrasi ekonomi di Indonesia. Sebagai salah satu penggagas konsep demokrasi ekonomi Ikatan Sarjana Eko­ nomi Indonesia (lSED mengaitkan pemikiran demokrasi ekonomi de- Januari - Pebruari 1999 Distorsi Pelaksanaan Monopoli BULoe Z1 ngan pengaturan rnonopoli.1 Menurut ISEl, "hanya perusahaan yang tidak rnenguasai hajak hidup orang banyak boIeh ada di tang an orang-seorang." ISEI hanya rnernbenarkan rnonopoli oleh negara, yaitu daIarn hal " ... cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat hidup orang banyak dikuasai oIeh negara."2 Karena itu, rnenurut organisasi para ekonorn ini, pelaksanaan rnonopoli negara harus dilaksanakan dengan pengawasan oleh lembaga perwakilan rakyat.
    [Show full text]
  • The Politics of Protest Events
    INFORMATION TO USERS This manuscript has been reproduced from the microfilm master. UMI films the text directly from the original or copy submitted. Thus, some thesis and dissertation copies are in typewriter face, while others may be from any type of computer printer. The quality of this reproduction is dependent upon the quality of the copy subm itted. Broken or indistinct print, colored or poor quality illustrations and photographs, print bleedthrough, substandard margins, and improper alignment can adversely affect reproduction. In the unlikely event that the author did not send UMI a complete manuscript and there are missing pages, these will be noted. Also, if unauthorized copyright material had to be removed, a note will indicate the deletion. Oversize materials (e.g., maps, drawings, charts) are reproduced by sectioning the original, beginning at the upper left-hand comer and continuing from left to right in equal sections with small overlaps. Photographs included in the original manuscript have been reproduced xerographically in this copy. Higher quality 6" x 9” black and white photographic prints are available for any photographs or illustrations appearing in this copy for an additional charge. Contact UMI directly to order. Bell & Howell Information and Learning 300 North Zeeb Road, Ann Artror, Ml 48106-1346 USA 800-521-0000 UMI’ DEMOCRATIZATION FROM BELOW PROTEST EVENTS AND REGIME CHANGE DSr INDONESIA 1997-1998 DISSERTATION Presented in Partial Fulfillment of the Requirements For the Degree Doctor of Philosophy in The Graduate School of the Ohio State University By Denny J. Ali The Ohio State University 2001 Dissertation Committee Approved by Professor R.
    [Show full text]
  • REORGANISING POWER in INDONESIA: the POLITICS of OLIGARCHY in an AGE of MARKETS Richard Robison and Vedi R
    ‘Russia and the other transition economies have taught us that policy change involves a struggle over assets and that market-oriented reform can be hijacked to sustain, or even generate, new structures of power and corruption. In this powerful and historically rich book, Robison and Hadiz make the same point for the Indonesian oligarchy, showing its tremendous resilience in the face of a variety of external and internal pressures, from the IMF to the democratic opposition.’ Stephan Haggard, University of California San Diego, USA ‘[This] is the first study to spell out the nature of the relationship between a national oligarchy and the global market place. As such it is not only an important empirical study, it also represents a major critique of the neo-classical understanding of development that prevailed throughout the late 20th century.’ Richard Higgott, Editor, The Pacific Review ‘Vedi Hadiz and Richard Robison argue that what is taking place in Indonesia is the reorganization of the power relations incubated within the Soeharto regime rather than their fundamental transfor- mation, and that democratizing was instituted for the survival of the interests nurtured under Soeharto's rule as the institutional structures of the New Order became unviable. A must read for anyone inter- ested in Indonesia and “third world” transformations.’ Takashi Shiraishi, Kyoto University, Japan REORGANISING POWER IN INDONESIA Reorganising Power in Indonesia is a new and distinctive analysis of the dramatic fall of Soeharto, the last of the great Cold-War capitalist dictators, and of the struggles that are reshaping the institutions and systems of power and wealth in Indonesia.
    [Show full text]
  • Peran Icmi Dalam Pemberdayaan Masyarakat
    PERAN ICMI DALAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT Rohman IAIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten Abst ak Pada masa O de Ba u tepatnya pada tahun 1990 be di ilah sebuah o ganisasi kaum cendekia Muslim yang be nama Ikatan Cendekiawan Muslim se-Indonesia (ICMI,. Pendi ian ICMI men.adi salah satu pe istiwa be se.a ah sepan.ang pe iode peme intahan O de Ba u ka ena kemunculannya dianggap sebagai salah satu bentuk be palingnya a ah kebi.akan peme intahan Suha to yang awalnya cende ung antipati te hadap umat Islam kemudian pada saat itu .ust u men.adikan Islam sebagai bagian da i peme intahan O de Ba u. ICMI memiliki pe an yang cukup st ategis untuk mewu.udkan tu.uan be di inya Nega a dan sekaligus men.adi salah satu tu.uan o gansasi ini yaitu mewu.udkan kemandi ian ekonomi dan kese.ahte aan umat. Munculnya indust ialisasi di Indonesia tentu memiliki efek positif maupun negatif. Efek positifnya tentu dengan adanya peningkatan pe tumbuhan ekonomi. Namun tentu hasil pe tumbuhan ekonomi ini belum dapat seca a me ata di asakan oleh masya akat. Salah satu pe an yang dilakukan oleh ICMI setelah be di i selama adalah dengan melakukan pembe dayaan masya akat dalam angka mencapai kese.ahte aan masya akat. Kata Kunci0 ICMI1 Pembe dayaan Masya akat1 A. Pendahuluan ICMI (Ikatan Cendekiawan Muslim Se-Indonesia, bukan o ganisasi dengan basis intelektual Muslim pe tama yang be di i di Indonesia. Bebe apa o ganisasi intelektual Muslim pe nah dilahi kan dan dibentuk pada pe iode peme intahan yang be beda.
    [Show full text]
  • Stealing from the People Book 1
    STEALING FROM THE PEOPLE 16 Studies of Corruption in Indonesia Book 1 Corruption - from Top to Bottom Editor of the English Edition Richard Holloway CORRUPTION FROM T OP TO BOTTOM - BOOK 1 Stealing from the People 16 Studies of Corruption in Indonesia Book 1: Corruption - From Top to Bottom Editor of the English Edition Richard Holloway First Printing : January 2002 Published by the Aksara Foundation on behalf of the Partnership for Governance Reform in Indonesia Cover Design by the Aksara Foundation incorporating (with permission) Firman Ichsan’s photograph of Dolorosa Sinaga’s statue “Waiting for Godot” This book is published in both English and Bahasa Indonesia. The Indonesian title is “Mencuri Uang Rakyat”. The contents of both are largerly the same, except where adjustments were made in recognition of the different readership, language idioms, and editing styles. The Indonesian edition is the definitive edition. Publishing Data for the Indonesian National Library Stealing from the People – 16 Studies of Corruption in Indonesia/Editor, Richard Holloway - Jakarta: Aksara Foundation, 2002, 4 volumes, 18 cms. Contents: 1. Corruption - from top to bottom. 2. The Big Feast: soldier, judge, banker, civil servant. 3. Foreign Aid, Business, and State Enterprise: counting the cost. 4. The Clamp Down: in search of a new paradigm Book 1: Corruption - From Top to Bottom ISBN: (for complete set) 979-3093-05-6 ISBN: (for Book 1) 979-3093-06-4 ii Foreword “Stealing from the People” Foreward to the English Edition Stealing from the People is published by the Partnership for Government Reform in Indonesia. The Partnership’s aim is to promote and support a program of governance reform.
    [Show full text]
  • Mencuri Uang Rakyat 3
    STEALING FROM THE PEOPLE 16 Studies on Corruption in Indonesia Book 4 The Clampdown: In Search of New Paradigms Editor of English Edition Richard Holloway Stealing from the People 16 Studies of Corruption in Indonesia Book 4: The Clampdown: In Search of New Paradigms Editor of the English Edition Richard Holloway First Printing : January 2002 Published by the Aksara Foundation on behalf of the Partnership for Governance Reform in Indonesia Cover Design by the Aksara Foundation incorporating (with permission) Firman Ichsan’s photograph of Dolorosa Sinaga’s statue “Waiting for Godot” This book is published in both English and Bahasa Indonesia. The Indonesian title is “Mencuri Uang Rakyat”. The contents of both are largerly the same, except where adjustments were made in recognition of the different readership, language idioms, and editing styles. The Indonesian edition is the definitive edition. Publishing Data for the Indonesian National Library Stealing from the People – 16 Studies of Corruption in Indonesia/Editor, Richard Holloway - Jakarta: Aksara Foundation, 2002, 4 volumes, 18 cms. Contents: 1. Corruption - from top to bottom. 2. The Big Feast: soldier, judge, banker, civil servant. 3. Foreign Aid, Business, and State Enterprise: counting the cost. 4. The Clamp Down: in search of a new paradigm Book 1: Corruption - From Top to Bottom ISBN: (for complete set) 979-3093-05-6 ISBN: (for Book 1) 979-3093-06-4 ii “Stealing from the People” Foreward to the English Edition Stealing from the People is published by the Partnership for Government Reform in Indonesia. The Partnership’s aim is to promote and support a program of governance reform.
    [Show full text]