Accounting Research Journal of Sutaatmadja (ACCRUALS) Volume 4 Nomor 01 Tahun 2020 (Hal :18-34) DOI : 10.35310/accruals.v4i01.382 https://ojs.stiesa.ac.id/index.php/accruals/index ISSN 2614-5286 (Print) ISSN 2615-0409 (Online)

LOCAL WISDOM: CAN IT MITIGATE THE RISK OF FRAUD? Yosua Febrian Putra Aditya1, Aprina Nugrahesthy Sulistya Hapsari2 1 Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga - 2 Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga - Indonesia [email protected]

INFO ARTIKEL ABSTRAK/ABSTRACT Histori Artikel : The risk of fraud in managing village funds is increasingly Tgl. Masuk : 27-02-2020 proportional to the increasing amount of funds provided by Tgl. Diterima : 10-03-2020 the central government every year. One of the ways that the Tersedia Online : 20-04-2020 government can use to mitigate the risk of fraud is to Keywords: implement local wisdom. This research was conducted to Village Fund, Fraud Risk, Local identify the fraud risk that occurs in managing village funds Wisdom in Kebonan Village and analyze local wisdom as one of the media to mitigate fraud in the management of village funds in the village. This research uses descriptive qualitative data method with primary data sources. The instrument used in the study was a semi-structured interview. The result of this study shows that even though there is already control to reduce and manage every fraud risk, local wisdom also can be used as a means of mitigating the fraud risk if it is properly imbued.

PENDAHULUAN Korupsi menjadi salah satu masalah besar yang dihadapi oleh pemerintah di berbagai negara. Survei tahunan yang dilakukan oleh Transparency International (TI) tahun 2018 pada 180 negara dunia menyatakan bahwa masih banyak negara yang terlibat kasus korupsi dan negara di Asia Pasifik dinilai rentan terjadi kasus ini (Muliana, 2018). Indonesia sendiri Sumber: Komisi Pemberantasan Korupsi (2018) mendapatkan Indeks Persepsi Korupsi Gambar 1. Kasus Korupsi di Indonesia, (IPK) dengan skor 38 dan berada pada Tahun 2004-2018. peringkat 89 tingkat dunia. Indonesian Corruption Watch (ICW) Sejak masa reformasi, kasus korupsi mencatat sektor pengelolaan anggaran di Indonesia mulai menyebar dan desa sebagai penyumbang kasus korupsi berkembang bukan hanya di pemerintahan terbesar daripada sektor yang lain pusat melainkan terjadi pada tingkatan sekaligus menjadi salah satu yang terbesar pemerintahan daerah. Menurut data yang dalam menyumbang kerugian negara pada ada di Komisi Pemberantasan Korupsi tahun 2018. Sejak dikucurkan pada tahun (KPK) dari tahun 2004 sampai dengan 2015, kasus korupsi dana desa yang terjadi tahun 2018 kasus korupsi di Indonesia terus meningkat dua kali lipat dari tahun ke tercatat fluktuatif dan dominan meningkat tahun. Pada 2015, kasus korupsi yang dari tahun ke tahun seperti yang nampak terjadi berjumlah 17 kasus kemudian dalam Gambar 1. mengalami peningkatan menjadi 41 kasus 2020 Accounting Research Journal of Sutaatmadja (ACCRUALS) 19 pada 2016. Tahun 2017 melonjak menjadi penyelenggaraan pemerintahan desa 96 kasus. Total kasus dari tahun 2015 harus dilaksanakan secara baik mulai dari sampai dengan semester 1 tahun 2018 perencanaan hingga pengawasan sebagai mencapai 181 kasus dan 141 kepala desa bagian dari pertanggungjawaban realisasi ditetapkan sebagai tersangka (Ihsanuddin, dana desa sehingga tidak ada kebijakan- 2018). Kasus ini meningkat berbanding kebijakan yang menyimpang (Taufik, lurus dengan peningkatan jumlah dana 2013). desa yang diberikan oleh pemerintah pusat setiap tahunnya melalui Anggaran Pasal 81 ayat (4) Undang-Undang No. Pendapatan Belanja Nasional (APBN) 6 Tahun 2014 Tentang Desa menegaskan seperti yang ada pada Gambar 2. bahwa setiap pembangunan berskala desa dilaksanakan sendiri oleh desa. Di lain sisi, UU ini mengakibatkan potensi resiko yang besar karena banyak desa yang belum mengetahui tata cara pengelolaan dana desa (Wibisono, 2018). Kelemahan ini rawan dimanfaatkan oleh pihak yang seharusnya dapat dipercaya oleh masyarakat untuk melakukan tindak kecurangan terhadap pengelolaan dana Sumber: Kementerian Keuangan Republik desa sehingga penggunaannya tidak tepat Indonesia (2018) sasaran. Sebagai contoh di Kabupaten Gambar 2. Anggaran Dana Desa di Konawe, Sulawesi Tenggara terdapat tiga Indonesia, Tahun 2015-2018. desa yang mendapatkan dana desa mencapai lima miliar rupiah sepanjang Kerugian terbesar di sektor tahun 2015-2018 namun pada pencatatan infrastruktur dilakukan oleh Kepala Desa pemerintah pusat zona administratifnya Olung Balo, Kabupaten Mulung Raya, tidak pernah ditemukan (Fauzi, 2019). Di Kalimantan Tengah, mencapai 441 juta Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, terdapat rupiah yang mulanya ditujukan untuk tiga pemegang kekuasaan tertinggi di desa pembangunan empat jembatan baru di tersangkut kasus korupsi dana desa desa tersebut (Adzkia, 2019). Kasus (Wenden, 2011). Penyebab terjadinya korupsi dana desa tersebut menunjukkan kasus tersebut adalah kurangnya adanya penyelewengan tujuan awal pengawasan yang dilakukan oleh pihak pengalokasian dana desa yaitu untuk masyarakat dan pemerintah. Sementara itu mencapai keberhasilan pembangunan Atmadja dan Saputra (2017) juga nasional yang dimulai dari pemerintahan menyebutkan bahwa masih banyak potensi daerah terkecil yaitu desa (Fajri et al., kecurangan yang terdapat pada 57 desa 2015). Hal lain yang mendukung adanya yang menerima dana desa di Kabupaten pengguliran dana desa ini adalah Nawacita Buleleng, Bali. Hal ini disebabkan karena Presiden Joko Widodo khususnya terkait adanya perilaku dari pimpinan maupun staf dengan pembangunan Indonesia dari dalam organisasi tersebut yang tidak pinggiran, bukan hanya sekedar pinggiran sesuai dengan pedoman. Penelitian lain kota melainkan secara langsung masuk ke yang dilakukan oleh Rahayu et al. (2018) di pedesaan. Dana desa memiliki tujuan pemerintahan desa wilayah Polanharjo, dalam meningkatkan pelayanan publik di penyebab terjadinya fraud dapat desa, mengentaskan kemiskinan, dipengaruhi oleh kompetensi aparatur memajukan perekonomian, mengatasi pemerintah desa serta pengendalian masalah kesenjangan pembangunan yang internal pada pengelolaan keuangan desa. terjadi antar desa, serta memperkuat masyarakat desa sebagai subjek Kecurangan dapat dimitigasi melalui pembangunan (Kementerian Keuangan berbagai cara salah satunya dengan Republik Indonesia, 2017). Oleh karena itu mengimplementasikan kearifan lokal peran masyarakat dan lembaga untuk (Saputra et al., 2018). Kearifan lokal adalah 20 Volume 4 No. 01 – Maret 2020

norma dan nilai-nilai sosial yang mengatur lebih bijaksana dalam mengelola keuangan tentang pembangunan keseimbangan desa dan dapat digunakan secara optimal, antara daya dukung lingkungan alam mendorong masyarakat Desa Kebonan dengan gaya hidup dan kebutuhan untuk terus melestarikan kearifan lokal manusia (Pattinama, 2009). Penelitian yang ada karena melihat dampak positif tersebut menjelaskan bahwa pawongan dari kearifan lokal dalam memitigasi risiko sebagai contoh kearifan lokal masyarakat kecurangan pengelolaan keuangan desa, Bali dapat memitigasi kecurangan dengan serta sebagai literatur bagi peneliti mewajibkan aparatur untuk selanjutnya. mempertanggungjawabkan realisasi anggarannya kepada masyarakat melalui KERANGKA TEORITIS publikasi anggaran tahunannya. Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Darmada et Dana Desa al. (2015) menyatakan bahwa masyarakat di Desa Penarukan dalam membuat Desa adalah kesatuan masyarakat laporan keuangan sudah terintegrasi hukum yang memiliki kewenangan dengan memaknai kearifan lokal Pade mengatur dan mengurus kepentingan Gelahang yang memupuk rasa masyarakat setempat berdasarkan asal- kebersamaan tanpa melihat latar belakang usul dan istiadat yang diakui dalam dan menjadi akar dalam mempererat sistem pemerintahan nasional dan berada hubungan antar anggota organisasi. Di di daerah kabupaten (Amalia dan Syawie, Jawa, khususnya Jawa Tengah kearifan 2015). Sejak tahun 2015, dalam rangka lokal masih sangat melekat dalam pemerataan pembangunan di Indonesia, kehidupan bermasyarakat sehari-hari, desa menjadi salah satu tujuan Presiden misalnya budaya merti dusun yang Joko Widodo. Hal ini dinyatakan dengan memiliki tujuan memagari desa dari hal-hal komitmen pemerintah untuk menggulirkan yang bersifat negatif serta meningkatkan dana desa. Menurut Pasal 1 angka 2 solidaritas sosial. Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2016 Tentang Dana Desa menjelaskan bahwa Berdasarkan latar belakang tersebut, dana desa adalah dana yang bersumber penelitian ini bertujuan untuk dari APBN yang diperuntukkan bagi desa mengidentifikasi risiko kecurangan yang dan ditransfer melalui APBD terjadi dalam pengelolaan dana desa di kota/kabupaten serta digunakan untuk Desa Kebonan dan melakukan analisis membiayai penyelenggaraan terkait kearifan lokal sebagai salah satu pemerintahan, pelaksanaan, bentuk sarana untuk memitigasi adanya pembangunan, dan pemberdayaan kecurangan dalam pengelolaan dana desa masyarakat. Berdasarkan Peraturan di Desa Kebonan. Alasan pemilihan Desa Menteri Dalam Negeri No. 20 Tahun 2018 Kebonan dalam penelitian ini adalah desa Tentang Pengelolaan Keuangan Desa, tersebut merupakan salah satu penerima juga menyampaikan bahwa pengelolaan dana desa dari APBN sejak tahun 2015, keuangan desa adalah keseluruhan mendukung visi dan misi Kabupaten kegiatan yang meliputi: perencanaan, Boyolali salah satunya bersih dan pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan, berintegritas, serta kearifan lokal yang ada dan pertanggungjawaban. masih terus dijunjung tinggi oleh masyarakat desa ditunjukkan dengan Perencanaan merupakan proses pelaksanaan merti desa di setiap tahun pemikiran dan penentuan dalam kegiatan sebagai rasa ucapan syukur masyarakat pembangunan infrastruktur dan kepada Sang Pencipta karena sudah pemberdayaan masyarakat desa untuk diberikan kelimpahan dan dijauhkan dari mencapai tujuan dari pengelolaan hal-hal negatif. Manfaat dari penelitian ini keuangan desa (Abidin, 2015). Pemerintah bagi perangkat Desa Kebonan sebagai desa memiliki kewenangan dalam sarana evaluasi pengendalian internal menyusun perencanaan pembangunan perangkat desa dan masyarakat supaya desa didasarkan pada perencanaan 2020 Accounting Research Journal of Sutaatmadja (ACCRUALS) 21 pembangunan yang ada di kabupaten/kota. Pelaporan atas realisasi penggunaan Perencanaan pembangunan desa wajib keuangan desa wajib dilaksanakan oleh dilaksanakan dengan melibatkan pemerintah desa melalui kepala desa masyarakat dalam musyawarah kepada Bupati/Walikota. Dalam Pasal 103 perencanaan pembangunan desa Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2014 (musrenbangdes) yang diikuti oleh Badan Tentang Desa menyatakan bahwa laporan Permusyawaratan Desa (BPD) untuk tersebut dilaksanakan dua kali yaitu pada menjadi pedoman dalam menyusun semester pertama disampaikan paling Rencana Pembangunan Jangka Menengah lambat pada bulan Juli tahun berjalan dan Desa (RPJMDes) untuk jangka waktu pada semester kedua disampaikan paling enam tahun dan Rencana Kerja lambat akhir bulan Januari tahun Pemerintah Desa (RKPDes) yang berikutnya. Laporan Pertanggungjawaban digunakan sebagai dasar pembuatan Realisasi Pelaksanaan APBDesa Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa merupakan bagian tidak terpisahkan dari (APBDes). Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Desa (LPPD). Masuk ke dalam tahap pelaksanaan keuangan desa yang telah ditetapkan Pertanggungjawaban yang dibahas untuk kegiatan pemerintahan desa dalam bersama dengan BPD kemudian pelaksanaan pembangunan desa, diserahkan kepada Bupati/Walikota dalam pelayanan, pembinaan maupun bentuk rancangan peraturan desa tentang pemberdayaan masyarakat desa disertai pertanggungjawaban pelaksanaan dengan bukti yang lengkap dan sah dimulai keuangan desa kemudian ditetapkan dari pelaksanaan kegiatan dengan sebagai peraturan desa disertai dengan Rencana Anggaran Biaya (RAB) sampai keputusan kepala desa mengenai dengan diterimanya bukti pembayaran dari keterangan pertanggungjawaban kepala penyedia barang/jasa. Dalam desa. Laporan pertanggungjawaban paling merealisasikan keuangan desa yang lambat disampaikan sebulan setelah akhir bertanggung jawab sebagai koordinator tahun anggaran bersangkutan. kegiatan yang dilakukan oleh perangkat dan masyarakat desa sebagai Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) adalah kepala desa dibantu dengan pendamping secara berjenjang. Pemanfaatan sumber daya manusia dan alam, serta daya guna swadaya maupun gotong royong masyarakat harus menjadi prioritas dalam pelaksanaan kegiatan.

Penatausahaan merupakan Sumber: Badan Pengelolaan Keuangan dan pengelolaan dan pencatatan oleh Aset (2016) bendahara desa atas semua kegiatan dan Gambar 3. Tahapan Pengelolaan Keuangan Desa. pelaksanaan keuangan desa yang telah ditetapkan oleh kepala desa melalui Kecurangan (Fraud) keputusan kepala desa. Formulir atau daftar yang dipergunakan meliputi: buku Menurut Association of Certified Fraud kas umum, buku kas pembantu pajak, dan Examiners (2018), salah satu asosiasi di buku bank. Bendahara desa diwajibkan Amerika Serikat yang melakukan usaha untuk mempertanggungjawabkan uang pencegahan dan pemberantasan melalui laporan pertanggungjawaban yang kecurangan akuntansi mendefinisikan fraud akan disampaikan kepada kepala desa adalah perbuatan-perbuatan menentang setiap bulan dan paling lambat pada hukum yang dilakukan secara sengaja oleh tanggal 10 bulan berikutnya. orang-orang di dalam maupun luar organisasi seperti manipulasi data dan 22 Volume 4 No. 01 – Maret 2020

memberikan laporan palsu kepada pihak lain untuk mendapatkan keuntungan pribadi atau kelompok yang secara langsung atau tidak langsung merugikan pihak lain. Sementara itu menurut Statement on Auditing Standards No.99 fraud merupakan sebuah tindakan disengaja yang mengakibatkan salah saji material dalam laporan keuangan yang Sumber: Fraud Triangle Framework oleh menjadi subjek dari audit. Cressey (1953) Gambar 4. Fraud Triangle. Berdasarkan perbuatannya, ACFE mengkategorikan kecurangan dalam tiga Kearifan Lokal kelompok yaitu: (1) asset misappropriation Kearifan lokal sebagai pemitigasi risiko meliputi pencurian atau penyalahgunaan kecurangan merupakan pandangan hidup aset perusahaan maupun pihak lain. dan ilmu pengetahuan serta berbagai Kecurangan seperti ini sangat mudah untuk strategi kehidupan yang dilakukan oleh dideteksi karena sifatnya yang tangible dan masyarakat yang hidup di suatu tempat dapat diukur, (2) fraudulent statements, tertentu dalam menjawab berbagai tindakan yang dilakukan oleh pejabat atau permasalahan yang dihadapi untuk eksekutif perusahaan maupun instansi pemenuhan kebutuhan mereka (Fajarini, pemerintah dalam merekayasa penyajian 2014). Sedangkan Pawarti et al. (2012) laporan keuangan untuk menutupi kondisi mendefinisikan kearifan lokal sebagai salah keuangan yang sesungguhnya supaya satu warisan budaya yang ada dan turun- mendapatkan keuntungan, (3) corruption temurun dilaksanakan oleh masyarakat yang sering kali tidak dapat dideteksi yang berada pada daerah tertentu dengan karena para pihak yang bekerja sama memanfaatkan sumber daya alam secara menikmati keuntungan atau adanya berkelanjutan. Menurut Sartini (2004) simbiosis mutualisme. kearifan lokal memiliki beberapa fungsi Dalam fraud triangle atau segitiga seperti: (1) berfungsi untuk konservasi dan kecurangan yang pertama kali diciptakan pelestarian sumber daya alam, (2) oleh Cressey (1953) terdapat tiga faktor mengembangkan sumber daya manusia, yang menjadi penyebab kecurangan (3) mengembangkan kebudayaan dan ilmu akuntansi yaitu: (1) rasionalisasi pengetahuan, (4) berfungsi sebagai (rationalization), yaitu adanya sikap, petuah, kepercayaan, sastra dan karakter, dan nilai-nilai etis yang pantangan bagi masyarakat lokal. memperbolehkan pihak-pihak tertentu Di Indonesia sangat majemuk dan untuk melakukan tindakan kecurangan mempunyai beragam suku dan atau orang-orang yang berada di sekitar kebudayaan yang menjadi bagian dari lingkungan organisasi maupun pihak-pihak kearifan lokal. Sebagai contoh di yang menekan untuk merasionalkan Kabupaten Dharmasraya sebagai bagian tindakan kecurangan, (2) tekanan wilayah dari Provinsi Sumatera Barat yang (pressure), adanya intensif atau kebutuhan memiliki budaya yang dikenal dengan seseorang untuk melakukan tindakan petitih alam takambang manjadi guru kecurangan. Tekanan dapat berupa gaya dengan menganggap alam sebagai guru hidup, tuntutan pekerjaan, tuntutan dalam menjalani kehidupan sehari-hari ekonomi dan lain-lain yang termasuk dalam (Pawarti et al., 2012). Kemudian bidang keuangan maupun non keuangan, masyarakat Baduy, Provinsi Banten masih (3) kesempatan (opportunity), situasi yang memegang teguh kearifan lokalnya seperti membuka kesempatan bagi pihak-pihak salah satu pikukuh lojor teu meunang tertentu melakukan tindakan kecurangan. dipotong, pondok teu meunang disambungan yang mempunyai makna tidak mengubah sesuatu dengan 2020 Accounting Research Journal of Sutaatmadja (ACCRUALS) 23 menambah atau mengurangi apa yang risiko kecurangan yang dapat terjadi. Data sudah ada serta apabila ada masyarakat yang didapatkan langsung berasal dari yang melanggar pikukuh ini akan narasumber seperti kepala desa, sekretaris memperoleh sanksi dari puun atau desa, serta bendahara desa, dengan pimpinan adat tertinggi masyarakat Baduy konfirmasi dari masyarakat Desa Kebonan (Permana et al., 2018). Contoh lain ada di melalui wawancara, sehingga data yang Jawa Tengah yang melakukan upacara digunakan dalam penelitian ini adalah data adat saparan dan merti desa. Saparan primer. Wawancara semi terstruktur yang dilakukan setiap bulan sapar menurut menjadi teknik pengumpulan data dalam kalender Jawa. Ritual saparan atau penelitian ini menggunakan panduan yaqowiyu di Klaten misalnya, muncul wawancara yang dapat dikembangkan pertama kali berbentuk majelis pengajian ketika wawancara berlangsung untuk yang dikunjungi umat Islam dan menggali informasi lebih mengenai risiko masyarakat sekeliling Jatinom untuk kecurangan yang dapat terjadi dikaitkan mengingat cikal bakal Jatinom yaitu dengan kearifan lokal yang ada di Desa Ageng Gribiq yang merupakan tokoh Kebonan didukung dengan catatan, alat penyebar agama Islam (Islami, 2014). perekam suara, dan dokumentasi. Selanjutnya Sulistyaningsih dan Badraningsih (2017) mengungkapkan Teknik analisis data yang digunakan bahwa di Dusun Pulesari, Desa dalam penelitian ini yaitu reduksi data, Wonokerto, Kabupaten Sleman melakukan penyajian data, dan penarikan kesimpulan. merti desa sebagai salah satu rangkaian Reduksi data bertujuan untuk acara saparan yang diadakan pada hari menghilangkan data yang tidak perlu untuk Rabu terakhir di bulan jawa, yaitu bulan menjawab pertanyaan-pertanyaan peneliti sapar. Merti desa merupakan merupakan terkait risiko kecurangan dengan kearifan upacara syukuran atau atas lokal sebagai pemitigasinya. Reduksi data keberkahan dan kelimpahan yang telah dimulai dengan meringkas dan didapat oleh warga. Adanya kegiatan memusatkan perhatian pada data-data bersih desa dalam salah satu ritual merti yang telah didapatkan di lapangan yang desa memiliki makna membersihkan desa berasal dari narasumber. Selanjutnya dari hal-hal kotor/negatif supaya dapat penyajian data dilakukan dengan menjadi desa yang bersih dari hal-hal mengklasifikasikan kumpulan informasi negatif. Apabila terdapat ritual merti desa berdasarkan pokok permasalahan tentang yang tidak dilakukan oleh masyarakat, risiko kecurangan dengan kearifan lokal diyakini desa akan mengalami malapetaka sebagai pemitigasinya, supaya peneliti di masa yang akan datang. Kearifan lokal dapat melihat secara keseluruhan maupun tersebut diharapkan dapat mengurangi bagian tertentu untuk menarik kesimpulan. adanya risiko-risiko kecurangan sebagai Penarikan kesimpulan merupakan tahapan salah satu hal yang diduga tidak baik akhir dari analisis data yang dilakukan oleh dalam desa. peneliti dengan mengambil inti dari data yang telah terkumpul kemudian METODOLOGI PENELITIAN menjelaskannya untuk menemukan arti atau makna data dalam menjawab Jenis Penelitian dan Teknik rumusan masalah penelitian. Peneliti Pengumpulan Data melakukan verifikasi kepada beberapa narasumber untuk mengkonfirmasi data Jenis penelitian ini merupakan selama penelitian ketika berada di penelitian deskriptif kualitatif karena di lapangan supaya mendapatkan keabsahan dalamnya menjelaskan tentang gambaran data sesuai dengan metoda triangulasi. peristiwa atau kejadian secara fakta, Model triangulasi yang digunakan dalam sistematis dan akurat yang berada di Desa penelitian ini adalah jenis triangulasi Kebonan, Kabupaten Boyolali yang sumber yaitu dengan membandingkan diharapkan dapat menganalisis dan informasi yang diperoleh melalui sumber mengkaji secara deskriptif mendetail terkait yang berbeda seperti membandingkan 24 Volume 4 No. 01 – Maret 2020

antara hasil wawancara narasumber satu Secara rinci, dana desa yang diterima oleh dengan narasumber yang lain, Desa Kebonan tahun 2015 sebesar Rp membandingkan hasil wawancara 264.692.000,00, tahun 2016 sebesar Rp narasumber dengan dokumen, serta 593.765.000,00, tahun 2017 sebesar Rp membandingkan hasil wawancara 771.702.000,00, tahun 2018 sebesar Rp narasumber dengan hasil observasi di 684.470.000,00, dan pada akhir tahun lapangan. 2019 sebesar Rp 770.501.00,00.

Gambar 4. Teknik Analisis Data. HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambaran Objek Penelitian

Desa Kebonan adalah sentral dari pemerintahan, perekonomian dan jasa di Kecamatan Karanggede, Kabupaten Boyolali yang berada pada jalur alternatif transportasi darat antar dua provinsi yaitu Sumber: Pemerintah Desa Kebonan (2017) Jawa Tengah dan Jawa Timur. Desa ini Gambar 5. Peta Penggunaan Lahan Desa memiliki luas wilayah 165 Ha yang menurut Kebonan, Kecamatan Karanggede, penggunaannya meliputi: (1) tanah untuk Kabupaten Boyolali. sawah seluas 95 Ha, (2) tanah tegal seluas Pengelolaan Dana Desa di Desa 6 Ha, (3) tanah untuk pekarangan seluas Kebonan 49 Ha, (4) tanah untuk digunakan keperluan lain seluas 15 Ha. Secara Pengelolaan dana desa di Desa administratif letak geografis Desa Kebonan Kebonan dimulai dari tahap perencanaan. di sisi barat berbatasan dengan wilayah Tahap ini diawali dengan adanya Kabupaten Semarang, di sisi timur musyawarah dusun untuk mengumpulkan berbatasan dengan Desa Sendang dan kebutuhan masyarakat dan menentukan Sranten, di sisi selatan berbatasan dengan skala prioritas pembangunan serta akan Desa Tegalsari, sementara di sisi utara dijadikan dasar pembahasan di dalam berbatasan dengan Desa Klari. Per Januari musrenbangdes yang dilaksanakan pada tahun 2020, Desa Kebonan yang terdiri bulan Januari. Kepala desa sebagai dari Dusun Kebonan, Dusun Trayondan pemimpin musyawarah akan mengarahkan Dusun Pulutan diketahui memiliki jumlah pembahasan antara skala prioritas penduduk sebesar 4095 jiwa dengan pembangunan dari masyarakat dengan jumlah jenis kelamin laki-laki sebesar 2067 setiap kebijakan yang berlaku di jiwa dan jumlah jenis kelamin perempuan pemerintah kabupaten maupun pusat. sebesar 2028 jiwa. Mata pencaharian Hasil dari musrenbangdes akan dijadikan penduduk Desa Kebonan didominasi oleh sebagai dasar penyusunan RKPDes yang buruh dan tani. merupakan penjabaran dari RPJMDes untuk melakukan pengajuan rancangan Sejak tahun 2015, Desa Kebonan APBDes kepada bupati melalui camat. menerima dana desa yang diberikan oleh Namun jika terdapat evaluasi dari camat pemerintah pusat melalui APBN. mengenai rancangan APBDes, maka Jumlahnya fluktuatif setiap tahunnya. 2020 Accounting Research Journal of Sutaatmadja (ACCRUALS) 25 rancangan anggaran tersebut akan dengan tahapan pencairannya kepada dikembalikan lagi ke desa untuk diperbaiki. bupati melalui camat. Selanjutnya di akhir Setelah APBDes disahkan, perangkat desa tahun anggaran, laporan menginformasikannya kepada masyarakat pertanggungjawaban realisasi pelaksanaan melalui pemasangan MMT, flyer, dan APBDesa dan SPJ dilaporkan tepat waktu melakukan update data di website. bahkan sebelum batas akhir pelaporan yang telah ditetapkan oleh pemerintah Masuk ke tahap selanjutnya yaitu pusat dibuktikan dengan surat serah terima pelaksanaan dengan pembentukan TPK dari desa ke kecamatan. Desa Kebonan yang terdiri dari masyarakat maupun perangkat desa yang memiliki Selain melaporkannya kepada bupati tugas untuk melakukan pembangunan, melalui camat, perangkat desa juga dimulai dari pengadaan barang/jasa hingga bertanggung jawab untuk selesainya kegiatan pembangunan. Selain menginformasikan setiap rencana dan itu, TPK juga bertanggung jawab atas realisasi pelaksanaan pembangunan yang setiap bukti kegiatan pembangunan yang telah dilakukan selama satu tahun nantinya dijadikan dasar oleh bendahara anggaran dana desa kepada masyarakat desa dalam menyusun SPJ. Pada tahap serta BPD untuk dievaluasi dan diperbaiki juga ini dilakukan pencairan dana desa di periode selanjutnya. Selain itu, untuk pelaksanaan pembangunan yang perangkat desa juga memiliki tanggung dibagi dalam tiga tahap, yaitu tahap jawab kepada kabupaten dengan pertama 40%, tahap kedua 40%, dan tahap menyerahkan SPJ melalui camat. ketiga 20%. Desa harus menyampaikan APBDes dan SPJ periode sebelumnya Risiko Kecurangan dalam Pengelolaan kepada kabupaten melalui camat untuk Dana Desa dan Bentuk melakukan pencairan dana desa tahap Pengendaliannya pertama, kemudian untuk tahap kedua dan ketiga desa harus menyampaikan laporan Berdasarkan hasil wawancara di penyerapan dana desa di tahap lapangan yang dilakukan pada objek yang sebelumnya minimal sebesar 75% serta diteliti, dihasilkan beberapa temuan membuat Surat Permintaan Pembayaran meliputi risiko kecurangan pada setiap (SPP) untuk rekomendasi camat ke tahapan pengelolaan dana desa di Desa kabupaten. Kebonan. Bermula pada tahap perencanaan, risiko kecurangan yang Bendahara desa yang mungkin terjadi dikarenakan adanya bertanggungjawab pada tahap kepentingan golongan tertentu menjadi penatausahaan, bertugas untuk melakukan prioritas dalam menyusun RKPDes selama pencatatan berupa buku kas umum, buku satu tahun anggaran sehingga terdapat pembantu pajak, dan buku bank atas beberapa kebutuhan masyarakat desa setiap pengelolaan dana desa pada yang tidak terpenuhi karena beberapa SISKEUDES berdasarkan bukti kegiatan perencanaan pembangunan didasarkan yang diserahkan oleh TPK. Di akhir tahun pada kepentingan-kepentingan kelompok anggaran dana desa bendahara desa juga tertentu. Hal tersebut sesuai dengan bertugas untuk menyusun laporan pernyataan dari kepala desa yaitu: pertanggungjawaban yang dikonfirmasi “dalam musrenbangdes banyak sekali oleh sekretaris desa serta mendapatkan otorisasi langsung dari kepala desa. Mas yang ingin menonjolkan setiap pembangunan yang ada di wilayah mereka Kepala desa kemudian menyerahkan masing-masing. Dusun maunya laporan penggunaan dana desa yang membangun ini dan ini, tapi kembali lagi berupa laporan semester 1 pada bulan bagaimana caranya desa untuk mengatasi Juni, laporan semester 2 pada bulan itu dalam hal pemerataan pembangunan Januari tahun berikutnya, serta laporan desa. Ya pilihnya tetep yang urgent dulu, realisasi anggaran dana desa sesuai Mas.” 26 Volume 4 No. 01 – Maret 2020

Pengendalian yang dilakukan oleh kebutuhan pemerintah daerah untuk perangkat desa yaitu dengan membuat tim selanjutnya dilakukan penyesuaian serta perumus RKPDes mengacu pada mengadakan sosialisasi kepada RPJMDes melalui keterlibatan langsung masyarakat sebagai bentuk pengawasan dalam masing-masing sasaran seperti dan pengendalian secara langsung dari Rukun Tetangga (RT), Rukun Warga (RW), masyarakat ke perangkat desa. karang taruna dan organisasi masyarakat lainnya yang berada di desa untuk “dalam pengelolaan dana desa merumuskan setiap masalah yang terjadi. diperlukan seorang leader yang kompeten Setelah itu dilakukan pengkajian bersama juga Mas, ketika kapasitasnya tidak untuk menentukan skala prioritas mencukupi dan tidak kompeten ya pasti pembangunan dengan sumber daya nanti bakal muncul gejolak. Semangat tersedia di setiap dusun dalam khawatirnya masyarakat sama pemerintah musrenbangdes yang dihadiri oleh BPD, pusat juga tinggi.” tokoh masyarakat, ketua RT, ketua RW serta perwakilan dari organisasi Berdasarkan pernyataan dari kepala masyarakat di desa sehingga setiap desa, risiko kecurangan lain pada tahap rencana pembangunan yang sudah perencanaan terjadi karena adanya kesan disahkan riil berdasarkan kebutuhan negatif dari masyarakat serta kekhawatiran masyarakat. pemerintah pusat kepada perangkat desa setelah adanya dana desa yaitu disalah “bahkan dalam perencanaan juga gunakan dalam merencanakan mereka memiliki beberapa kepentingan lho pengelolaannya seperti ancaman korupsi, dalam dana desa. Desa tidak kolusi dan nepotisme. Pengendalian untuk merencanakan namun ada interupsi untuk risiko kecurangan tersebut meliputi: (1) melakukan pembangunan ini. Sering juga perangkat desa melakukan transparansi ada perubahan aturan, regulasi, kebijakan RKPDes hingga APBDes selama satu dari atas.” periode melalui pemasangan MMT di tempat strategis, mengunggah di website Menurut kutipan wawancara tersebut, desa Kebonan supaya dapat diakses oleh risiko kecurangan lain pada tahap siapapun, mendatangi rapat dusun dan perencanaan dikarenakan adanya regulasi membahas rencana pembangunan di dan aturan yang berlaku terkait dusun yang sudah disahkan, serta pengelolaan dana desa menyebabkan bekerjasama dengan ketua RT untuk beberapa benturan kepentingan antara menyebarkan flyer di setiap rapat RT pada pemerintah daerah dan masyarakat desa awal tahun, (2) menanamkan karakter yang dalam rencana pembangunan desa baik kepada perangkat desa dengan sehingga pemenuhan kebutuhan membuktikkan kepada masyarakat secara masyarakat menjadi kurang maksimal. langsung bahwa perangkat desa dapat Bentuk pengendaliannya, perangkat desa bekerja jujur dengan orientasi untuk melakukan sinkronisasi antara rencana kepentingan bersama. pembangunan yang sudah disepakati menjadi skala prioritas di musrenbangdes Pada tahap pelaksanaan terdapat tiga dalam bentuk RKPDes sebagai dasar risiko kecurangan yang dapat terjadi di pengajuan APBDes dengan sistem yang Desa Kebonan. Pertama, TPK dinilai diberikan oleh pemerintah pusat yaitu kurang memahami pengelolaan dana desa Sistem Keuangan Desa (SISKEUDES). yang telah disepakati dalam RKPDes serta Setelah semua rencana pembangunan bukti kegiatan seperti foto dan nota diinput ke dalam sistem, pemerintah desa transaksi pengadaan barang/jasa untuk melakukan koordinasi untuk menetapkan penyusunan surat pertanggungjawaban rancangan APBDes dengan pemerintah (SPJ) dikarenakan latar belakang kabupaten melalui camat terkait kegiatan pendidikan yang rendah serta kegiatan lain pembangunan yang akan dilaksanakan diluar pembangunan desa. Hal tersebut selama satu periode dan mengakomodir 2020 Accounting Research Journal of Sutaatmadja (ACCRUALS) 27 didukung dengan kutipan wawancara dapat dimonitoring secara langsung, baik berikut: dari sisi pengadaan material hingga pembayaran tenaga kerja. “Fokusnya TPK dari masyarakat ya cuman pembangunan secara fisik Mas. “dana desa ditransfer ke rekening itu Materialnya bagaimana dan membutuhkan tidak pasti cairnya kapan, biasanya kita apa saja untuk pembangunannya? Ya melakukan pengadaan barang/jasa dulu sudah hanya sampai situ. Karena kan baru ada pembayaran, jadi sistemnya kebanyakan masyarakat desa cuman mau nalangi dulu Mas. Pemberitahuannya hasilnya saja, setelah itu kembali ke dilakukan sehari atau dua hari sebelum pekerjaan masing-masing berdagang dana itu cair jadi memang tidak ada karena sedikit juga yang kerja kantoran rencana dari awal tahun kapan dana akan Mas karena pendidikan juga ta.” itu akan ditransfer.”

Pengendalian yang diterapkan di Desa Ketiga, keterlambatan penyelesaian Kebonan yaitu mendelegasikan tugas dan pembangunan infrastruktur desa tanggungjawab sebagai TPK kepada dikarenakan implementasi waktu pencairan perangkat desa dengan bukti berita acara dana desa dari rekening pemerintah pusat dan surat keputusan tentang pengangkatan ke rekening pemerintah desa pada tahap TPK berdasarkan musyawarah pengkajian awal tahun anggaran tidak dapat rumusan masalah di tingkat desa yang dipastikan, serta porsi pencairan dana disetujui oleh kepala desa serta dilakukan desa dinilai tidak dapat memenuhi sosialisasi kepada masyarakat sebagai kebutuhan pembangunan, misalnya dalam bentuk keterbukaan pemerintah desa hal pengadaan barang/jasa desa harus dalam pemilihan TPK supaya pada melakukan bon kepada pihak penyedia. pelaksanaannya masyarakat dapat Pengendalian untuk risiko kecurangan mengkritisi, mengevaluasi dan memberikan tersebut meliputi: (1) perangkat desa saran konkrit atas kinerja TPK baik dari membuat timeline dengan tolok ukur yang dimulainya pelaksanaan kegiatan jelas atas setiap penyelesaian menggunakan RAB sampai dengan pembangunan infrastruktur yang akan diterimanya bukti pembayaran dari dilakukan selama satu tahun anggaran di penyedia barang/jasa. luar jadwal yang sudah ditetapkan oleh pemerintah pusat maupun daerah, “karena ada sumber daya yang kurang terkhusus dalam tahapan awal pencairan dari pencairan dana desa di tahap awal dana desa, (2) Pemerintah pusat maupun akhirnya TPK menyesuaikan dulu uang daerah perlu melakukan observasi yang ada untuk mencairkan dana desa langsung melalui kunjungan rutin tiap tahun tahap selanjutnya. Padahal kan terkait implementasi tahapan pencairan realisasinya sudah melebihi. Biasanya dana desa yang sudah berjalan menggunakan uang lain terlebih dulu Mas berdasarkan evaluasi dan saran di untuk menutupi kekurangannya.” lapangan dari setiap desa dalam penetapan kembali proporsi alokasi dasar Kedua, manipulasi bukti pengadaan pencairan besaran dana desa serta barang/jasa oleh perangkat desa sebagai ketepatan waktu di setiap tahapan. TPK dalam suatu proyek pembangunan desa yang tidak sesuai dengan RAB dan Pada tahap penatausahaan juga RKPDes. Tindakan pengendaliannya, terdapat risiko kecurangan yaitu dalam perangkat desa bekerjasama dengan ketua pengelolaan dan pencatatan atas semua RT untuk melibatkan masyarakat setempat kegiatan dan pelaksanaan keuangan desa dalam kegiatan pembangunan sebagai yang dilakukan oleh bendahara desa di tenaga kerja maupun penyedia barang/jasa SISKEUDES dengan menggunakan satu serta menjelaskan kepada masyarakat user dan password yang diketahui oleh sebagai pelaksana pembangunan terkait semua perangkat desa sehingga apabila dokumen Peraturan Menteri Desa bendahara desa berhalangan untuk (Permendes), RAB dan RKPDes supaya 28 Volume 4 No. 01 – Maret 2020

melakukan penatausahaan dapat “kendalanya kalau pakai sistem online digantikan oleh perangkat desa lainnya itu mati lampu, jadi ndak bisa kerja kan Wi- sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Fi juga ndak ada akses internet. Kadang Didukung dengan penuturan bendahara lho Mas saya pakai HP di rumah untuk desa sebagai berikut: hotspot sistemnya supaya tidak terlambat dalam membuat laporan. Dan kalau di “semua perangkat desa itu tahu Mas akhir tahun juga sering trouble gara-gara soal username dan passwordnya, karena banyak yang sedang melakukan input di hanya satu username dan password saja sistem.” untuk satu aplikasi. Kalau dibuka bareng, ya aplikasinya lemot.” Risiko kecurangan lain pada tahap penatausahaan berdasarkan hasil Hal ini memungkinkan perangkat desa wawancara terjadi ketika di akhir tahun untuk melakukan kecurangan manipulasi anggaran dana desa sering sekali terjadi data dalam penatausahaan pada inputnya gangguan maupun eror di SISKEUDES di SISKEUDES karena user dan password karena banyak user yang yang digunakan sama seperti milik menggunakannya untuk melakukan input bendahara desa sebagai data realisasi anggaran di setiap daerah. penanggungjawab. Pengendalian yang Selain itu risiko pemadaman listrik oleh dapat dijalankan meliputi: (1) semua PLN serta jaringan internet yang tidak pengelolaan dan pencatatan yang stabil mengharuskan bendahara desa dilakukan di SISKEUDES oleh bendahara mengerjakan penatausahaan di rumah desa harus didasarkan pada bukti transaksi supaya tidak terlambat dalam asli yang dilampirkan dalam SPJ seperti pelaporannya kepada bupati melalui nota transaksi, foto kegiatan, dan billing camat. Sebagai bentuk pengendaliannya, pajak. Hal tersebut harus dikoordinasikan semua hal yang berkaitan dengan langsung kepada kepala urusan umum dan penatausahaan oleh bendahara desa perencanaan pembangunan desa supaya dilakukan setiap kali terdapat proyek dapat dilakukan verifikasi dengan pihak kegiatan pembangunan yang telah selesai, penyedia barang/jasa, (2) ketika dalam sehingga tidak perlu menunggu sampai pelaksanaan terdapat selisih penerimaan akhir tahun anggaran dana desa kemudian pembiayaan lebih besar daripada defisit baru melakukan input data di SISKEUDES. anggaran yang terjadi maka dana tersebut Kegiatan penatausahaan dikerjakan di harus masuk ke dalam Sisa Lebih kantor desa dengan monitoring serta Pembiayaan Anggaran Tahun Berkenaan otorisasi langsung dari kepala desa, (SILPA) dan dilaporkan kepada supaya dapat meminimalisir adanya masyarakat pada rapat perubahan APDB manipulasi data oleh bendahara desa yang di bulan Juni untuk menambah anggaran tidak sesuai dengan APBDes serta bukti kegiatan pembangunan lain, (3) semua kegiatan realisasi di lapangan. input data dalam SISKEUDES dilakukan oleh bendahara desa sebagai “kalau di tahap pelaporan aman sih, penanggungjawab dalam tahap Mas. Karena selama ini kita juga belum penatausahaan dengan otorisasi langsung pernah mengalami keterlambatan. Cara dari kepala desa, sedangkan perangkat menyiasatinya kita membuat timeline desa lain memeriksa setiap laporan yang khusus diluar pemerintah pusat supaya telah dibuat oleh bendahara desa sesuai ndak terlambat dan sekarang pun dengan APBDes dan realisasi yang terjadi pemerintah daerah pintar kalau belum di lapangan ditunjukkan dengan bukti melaporkan laporannya gajinya ya ndak kegiatan tanpa memiliki hak untuk cair.” melakukan input data pada sistem, (4) User dan password ditambahkan kepada Pada tahap pelaporan tidak ditemukan masing-masing perangkat desa sehingga risiko kecurangan sesuai dengan mempermudah mendeteksi pengguna yang pernyataan dari kepala desa dan melakukan update data pada SISKEUDES. bendahara desa. Pelaporan yang 2020 Accounting Research Journal of Sutaatmadja (ACCRUALS) 29 disampaikan oleh kepala desa kepada dan buku LPPD yang berisikan tentang kabupaten melalui camat tidak pernah pembangunan yang telah dilakukan desa mengalami keterlambatan. Hal ini didukung selama satu periode di rapat-rapat RT dengan pengendalian yang telah melalui ketua RT. dilaksanakan yaitu: (1) perangkat desa menetapkan timeline khusus untuk Kearifan Lokal sebagai Pengendali dan melaporkan hasil pengelolaan dana desa Pemitigasi Risiko Kecurangan kepada bupati melalui camat selama satu tahun anggaran sebelum batas yang sudah Salah satu hal yang bisa dipakai untuk ditetapkan oleh pemerintah pusat, (2) menambah kuatnya pengendalian menjadikan laporan pertanggungjawaban pengelolaan dana desa di Desa Kebonan pengelolaan dana desa sebagai salah satu adalah kearifan lokal. Beberapa bentuk syarat penerimaan gaji bagi perangkat kearifan lokal yang ada di Desa Kebonan desa didukung dengan surat serah terima yaitu merti desa, sadranan, dan ewuh pekewuh. Pertama, merti desa. Kearifan dari desa ke kecamatan. lokal ini dilakukan secara rutin oleh Desa Pada tahap pertanggungjawaban, Kebonan setiap dua tahun sekali di hari risiko kecurangan yang mungkin terjadi pasaran yaitu Sabtu Kliwon dan Minggu adalah penyalahgunaan wewenang Legi menurut kalender Jawa. Rangkaian perangkat desa dalam laporan merti desa dimulai dengan masyarakat pertanggungjawaban baik kepada secara bergotong-royong membersihkan kabupaten maupun masyarakat yang tidak lingkungan sekitar desa dilanjutkan dengan sesuai dengan APBDes, realisasi yang acara wayang kulit dan berdoa bersama. terjadi di lapangan, serta data yang diinput Pernyataan ini sesuai dengan kutipan dalam SISKEUDES. wawancara sebagai berikut:

“BPD, dan masyarakat hanya “merti desa itu diadakannya setiap dua memastikan semua pembangunan desa tahun sekali, Mas. Acaranya ya bersih- sudah selesai atau belum sampai akhir bersih desa terus nanti bikin panggung tahun anggaran. Perangkat desa hanya untuk wayangan di malam harinya. Dan itu bertugas menginformasikan kepada ya dilakukan sampai sekarang supaya masyarakat bahwa perencanaan di awal desa dijauhkan dari memala kalau kata periode telah terlaksana seluruhnya.” orang Jawa.”

Hal yang dilakukan perangkat desa Nilai merti desa yang diyakini oleh sebagai bentuk pengendalian adalah masyarakat adalah supaya desa dijauhkan membuat sebuah forum diskusi yang dari hal-hal negatif dan apabila setiap ritual dihadiri oleh BPD sebagai dewan tidak dijalankan maka desa akan menerima pengawas, ketua RT, ketua RW, kepala malapetaka di masa yang akan datang. dusun dan perwakilan dari masyarakat Jika nilai yang terkandung di dalam merti lainnya untuk membahas laporan desa dikaitkan dengan pengendalian pertanggungjawaban serta evaluasi dari pengelolaan dana desa maka merti desa setiap rencana yang sudah ditetapkan dapat mencegah perangkat desa untuk dengan hasil realisasi pembangunan desa melakukan hal-hal negatif pada yang telah dilakukan selama satu tahun masyarakat desa seperti tindakan korupsi, anggaran dengan menampilkan kolusi dan nepotisme. SISKEUDES sebagai buktinya. Selain itu, melakukan pertanggungjawaban kepada “terus ada lagi itu sadranan, bupati melalui camat berupa SPJ dengan sebenarnya kalau lebih mau tahu artinya ya ke juru kuncinya. Tapi secara garis bukti kegiatan, serta kepada masyarakat besar kalau merti desa bersih-bersih desa, dengan memasang MMT rencana maupun realisasi anggaran dana desa di tempat kalau sadranan bersihinnya makam- strategis, melakukan update data di makam para leluhur. Setelah itu website Desa Kebonan, menyebarkan flyer masyarakat kan membawa makanan tuh, sekalian didoakan dan dimakan bersama di 30 Volume 4 No. 01 – Maret 2020

makam itu juga. Artinya ya itu menandakan kesalahan pun harus ada buktinya dulu kebersamaan di masyarakat Kebonan dan baru ngomong.” mendoakan leluhur supaya ditempatkan di tempat yang terbaik.” Ketiga, ewuh pekewuh. Masyarakat Desa Kebonan masih menjiwai budaya Kedua, sadranan di Desa Kebonan Jawa yaitu ewuh pekewuh, perasaan dilakukan setiap setahun dua kali pada sungkan untuk melakukan hal-hal yang pertengahan bulan Ruwah menurut bertentangan dengan norma yang berlaku. kalender Jawa dengan ritual Selain itu, merupakan salah satu tindakan membersihkan makam di sekitar desa hormat kepada orang yang lebih tua kemudian melakukan doa bersama. Hal karena dianggap memiliki pengalaman dan tersebut mengandung makna pengetahuan lebih. Kaitannya nilai yang penghormatan kepada leluhur yang terkandung dalam ewuh pekewuh dengan dianggap memiliki peran penting semasa pengendalian risiko kecurangan pada hidupnya bagi desa dan keluarga dari pengelolaan dana desa yaitu adanya sikap masyarakat yang telah meninggal supaya toleransi pada setiap kebutuhan diberikan pengampunan serta masyarakat sebagai wujud saling mendapatkan tempat yang terbaik. Selain menghormati antar masyarakat desa serta itu, berdoa bagi desa supaya dilimpahkan sebagai sarana pengingat forum diskusi rezeki serta dijauhkan dari hal-hal buruk. ketika terdapat hal yang tidak sesuai Dalam ritual sadranan, setiap keluarga dengan kebutuhan masyarakat maupun wajib membawa makanan seperti nasi, peraturan yang berlaku. lauk pauk berserta sayur untuk dimakan bersama dengan masyarakat Desa Pembahasan Kebonan lainnya sebagai wujud ucapan syukur atas berkat yang diberikan Tuhan Berdasarkan hasil wawancara dengan dan rasa saling menghormati antar seluruh narasumber, dapat dilihat bahwa masyarakat desa. Apabila nilai yang pengelolaan dana desa di Desa Kebonan terkandung di dalam sadranan dijiwai dan pada tahap perencanaan, pelaksanaan, diimplementasikan dalam pengelolaan penatausahaan, dan pertanggungjawaban dana desa sebagai bentuk pengendalian masih menunjukkan adanya risiko maka timbul adanya rasa kebersamaan kecurangan. Pada tahap perencanaan, dalam membangun desa dengan orientasi risiko yang dapat terjadi disebabkan oleh utamanya pada masyarakat, sehingga adanya kepentingan dari kelompok tidak boleh hanya digunakan untuk tertentu, regulasi dan aturan yang berlaku kepentingan sepihak saja. Selain itu, desa serta adanya kesan negatif dari menjadi aman dari hal buruk yang dapat masyarakat kepada perangkat desa karena mendatangkan malapetaka bagi dana desa masih dianggap hal baru dan masyarakat desa seperti memprioritaskan rawan untuk disalah gunakan. Kemudian kepentingan golongan, manipulasi data, pada tahap pelaksanaan, risiko muncul dan korupsi karena setiap tugas dan fungsi karena TPK dari masyarakat dinilai tidak perangkat desa diawasi oleh para leluhur. dapat menjalankan tugasnya dengan maksimal, adanya kesempatan “disini juga masih ada budaya sopan memanipulasi bukti transaksi santunnya, Mas. Ewuh pekewuhnya ke pembangunan desa yang tidak sesuai orang yang lebih tua itu tetap ada. Karena dengan RAB dan RKPDes serta adanya misalkan kita mau banyak omong dengan potensi keterlambatan pembangunan orang yang lebih tua kan dikiranya infrastruktur karena implementasi tahapan menggurui, mending ndak. Rasa ndak pencairan dana desa yang tidak sesuai enakan itu masih ada. Dalam diskusi pun dengan kebutuhan. Selanjutnya pada tetap menang yang tua. Hal sederhana tahap penatausahaan yang dilakukan oleh seperti itu sih Mas. Apalagi kan mau bendahara desa, risiko yang dapat terjadi melakukan hal-hal yang salah. Kalau ada adalah manipulasi data dalam SISKEUDES serta deadline yang padat di akhir tahun 2020 Accounting Research Journal of Sutaatmadja (ACCRUALS) 31 anggaran dana desa yang mengharuskan tahapannya terdapat risiko-risiko bendahara desa melakukan kecurangan, seperti adanya kepentingan penatausahaan di rumah. Pada tahap dari kelompok tertentu, regulasi dan aturan pertanggungjawaban, risiko kecurangan yang berlaku sehingga mengakibatkan dikarenakan adanya penyalahgunaan benturan kepentingan, kesan negatif dari wewenang oleh perangkat desa. masyarakat, memanipulasi bukti transaksi pembangunan desa yang tidak sesuai Secara keseluruhan apabila risiko dengan RAB dan RKPDes, TPK dari kecurangan pengelolaan dana desa di masyarakat dinilai tidak dapat menjalankan Desa Kebonan dikaitkan dengan fraud tugasnya dengan maksimal, manipulasi triangle, maka kesempatan menjadi faktor data dalam SISKEUDES serta deadline penyebab utama di dalamnya. Hal ini yang padat di akhir tahun anggaran dana ditunjukkan dengan adanya risiko desa yang mengharuskan bendahara desa perangkat desa menyalahgunakan melakukan penatausahaan di rumah, jabatannya untuk melakukan tindak penyalahgunaan wewenang oleh kecurangan, keterlambatan pencairan dana perangkat desa. Meskipun di setiap risiko desa pada tahap awal yang berpengaruh sudah terdapat bentuk pengendalian untuk pada pembuatan laporan realisasi dapat mengurangi dan mengelola risiko anggaran yang tidak sesuai dengan tersebut, namun kearifan lokal dirasa dapat sebenarnya supaya dapat mencairkan juga dipakai sebagai sarana pemitigasi dana desa di tahap selanjutnya, serta risiko kecurangan jika dijiwai dengan baik. deadline yang padat di akhir tahun Namun yang terjadi di Desa Kebonan, anggaran yang membuat laporan kearifan lokal seperti merti desa, sadranan, pertanggungjawaban harus dikerjakan di dan ewuh pekewuh sejauh ini hanya dijiwai rumah. sebagai tradisi turun-temurun tanpa lebih lanjut mengambil nilai atau filosofi yang Kearifan lokal dapat dipakai sebagai lebih dalam implementasi pengelolaan salah satu alat pemitigasi risiko dana desa. kecurangan jika filosofinya dijiwai dan diimplementasikan dengan baik. Sejauh ini IMPLIKASI DAN kearifan lokal yang ada di Desa Kebonan, seperti merti desa, sadranan, dan ewuh KETERBATASAN pekewuh secara rutin terus dilaksanakan, namun kearifan lokal yang ada belum Implikasi dari hasil penelitian ini adalah benar dijiwai jika dikaitkan dengan mendorong masyarakat untuk terus pengelolaan dana desa. Hal tersebut melestarikan kearifan lokal yang ada terlihat ketika masyarakat Desa Kebonan karena melihat dampak positif dari kearifan melaksanakan kearifan lokal hanya lokal dalam memitigasi risiko kecurangan menjadi sebuah tradisi yang wajib pengelolaan keuangan desa. Selain itu, dilakukan setiap tahun, namun dalam dapat dijadikan sarana evaluasi pelaksanaannya masyarakat kurang pengendalian internal perangkat desa dan memahami tentang filosofi dan nilai yang masyarakat supaya lebih bijaksana dalam terkandung. Masyarakat hanya memaknai mengelola keuangan desa dan dapat secara umum bahwa ketika kearifan lokal digunakan secara optimal. tidak dilakukan, maka desa akan menerima malapetaka. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah narasumber yang dianggap sebagai KESIMPULAN juru kunci kearifan lokal Desa Kebonan dan sesepuh desa tidak dapat diwawancarai Secara umum, pengelolaan dana desa karena masalah kesehatan. Selain itu, di Desa Kebonan sudah mengikuti alur perkembangan teknologi saat ini membuat pengelolaan dana desa yang disyaratkan masyarakat menjadi lebih modern dalam Permendagri No.20 Tahun 2018. sehingga kearifan lokal hanya dilakukan Adapun di dalam implementasi di setiap sebagai sebuah tradisi turun-temurun dari 32 Volume 4 No. 01 – Maret 2020

nenek moyang tanpa menghayati nilai yang strict&rlz=1C1GCEA_enID851ID851& terkandung di dalamnya. biw=1366&bih=657&tbm=isch&sa=1& ei=4c4zXeq4O5eVwgP74b2ACQ&q=5 Penelitian selanjutnya diharapkan +Tahapan+Pengelolaan+Keuangan+D dapat dilakukan menggunakan metode esa.&oq=5+Tahapan+Pengelolaan+K kuantitatif seperti menguji pengaruh euangan+Desa.&gs_l=img.3...7737.78 implementasi filosofi kearifan lokal 64..8258...0.0..0.183.302.0j2... terhadap niat untuk melakukan whistleblowing. Selain itu, penelitian Cressey, D. (1953). Other People’s Money: mendatang tidak hanya dilakukan di Jawa a Study in the Social Psychology of Tengah melainkan di setiap daerah yang Embezzlement. IL: Free Press. ada di Indonesia, karena setiap daerah memiliki nilai kearifan lokal sendiri Darmada, D. K., Atmadja, A. T., & sehingga tidak dapat Sinarwati, N. K. (2015). Pade menggeneralisasikannya di daerah lain. Gelahang Sebagai Kearifan Budaya Lokal Untuk Mewujudkan Integrasi REFERENCES Dalam Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Organisasi Subak (Studi Abidin, M. Z. (2015). Tinjauan Atas Fenomena Pada Subak Multikultur di Pelaksanaan Keuangan Desa dalam Desa Penarukan Kecamatan Mendukung Kebijakan Dana Desa. Buleleng, Kabupaten Buleleng, Jurnal Ekonomi & Kebijakan Publik, Provinsi Bali). Jurnal Ilmiah 6(1), 61–76. Mahasiswa Akuntansi Universitas https://doi.org/http://dx.doi.org/10.2221 Pendidikan Ganesha, 3. 2/jekp.v6i1.156 Fajarini, U. (2014). Peranan Kearifan Lokal Adzkia, A. (2019). Dana Desa Ladang Dalam Pendidikan Karakter. Jurnal Basah Korupsi Dana Desa. Beritagar. Sosio Didaktika: Social Science https://beritagar.id/artikel/berita/ladang Education Journal, 1(2). -basah-korupsi-dana-desa https://doi.org/10.15408/sd.v1i2.1225

Amalia, A. D., & Syawie, M. (2015). Fajri, Setyowati, E., & Siswidiyanto. (2015). Pembangunan Kemandirian Desa Akuntabilitas Pemerintah Desa pada Melalui Konsep Pemberdayaan: Suatu Pengelolaan Alokasi Dana Desa Kajian dalam Perspektif Sosiologi. (Studi Pada Kantor Desa Ketindan, Jurnal Kementerian Sosial Republik Kecamatan Lawang, Kabupaten INdonesia, 175–188. Malang). Jurnal Elektronik Mahasiswa Jurusan Administrasi Publik Association of Certified Fraud Examiners. Universitas Brawijaya, 3(7), 1099– (2018). Survei Fraud Indonesia. 1104. Auditor Essentials, 7–10. https://doi.org/10.1201/978131517814 Fauzi, I. (2019). Membongkar Misteri Desa 1-3 Siluman. Retrieved from Kumparan News website: Atmadja, A. T., & Saputra, A. K. (2017). https://kumparan.com/kumparannews/ Pencegahan Fraud dalam membongkar-misteri-desa-siluman- Pengelolaan Keuangan Desa. Jurnal 1sEPlodiKI2 Ilmiah Akuntansi Dan Bisnis, 1, 7. https://doi.org/10.24843/jiab.2017.v12. Ihsanuddin. (2018). ICW: Ada 181 Kasus i01.p02 Korupsi Dana Desa, Rugikan Negara Rp 40,6 Miliar. Kompas.Com. Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset. https://nasional.kompas.com/read/201 (2016). Tahapan Pengelolaan 8/11/21/19000481/icw-ada-181-kasus- Keuangan Desa. korupsi-dana-desa-rugikan-negara-rp- https://www.google.com/search?safe= 406-miliar?page=all 2020 Accounting Research Journal of Sutaatmadja (ACCRUALS) 33

Islami, M. E. N. (2014). Simbol dan Makna https://doi.org/10.1590/s1809- Ritual Yaqowiyu di Jatinom Klaten. 98232013000400007 Jurnal Media Wisata, 12(2), 102–115. Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2016 Kementerian Keuangan Republik Tentang Dana Desa, (2016). Indonesia. (2017). Buku Saku Dana Desa. Dana Desa untuk Permana, R. C. E., Nasution, I. P., & Kesejahteraan Rakyat. 7. Gunawijaya, J. (2018). Kearifan Lokal Tentang Mitigasi Bencana Pada Komisi Pemberantasan Korupsi. (2018). Masyarakat Baduy. Makara Human Kasus Korupsi di Indonesia Tahun Behavior Studies in Asia, 15(1), 67. 2004-2018. https://acch.kpk.go.id/id/ https://doi.org/10.7454/mssh.v15i1.95 4 Muliana, V. A. (2018). Daftar Negara Paling Korup di Asia Pasifik, Indonesia Undang-Undang No. 6 Tahun 2014 Nomor Berapa? Liputan 6. Tentang Desa, 45 (2016). https://www.liputan6.com/bisnis/read/3 https://doi.org/10.1145/2904081.2904 313605/daftar-negara-paling-korup-di- 088 asia-pasifik-indonesia-nomor- berapa?related=dable&utm_expid=.9Z Rahayu, D., Rahmayati, A., & Narulitasari, 4i5ypGQeGiS7w9arwTvQ.1&utm_refe D. (2018). Determinan Pencegahan rrer= Fraud Pengelolaan Keuangan Desa. Jurnal Ilmiah Among Makarti, 11, 97– Pattinama, M. J. (2009). Poverty Reduction 107. through Local Wisdom. Jurnal Makara, Sosial Humaniora, 13(1), 1–12. Saputra, Putu Budi Anggiriawan, I Nyoman Sutapa, K. A. K. (2018). Akuntabilitas Pawarti, A., Purnaweni, H., Didi, D., Pengelolaan Keuangan Desa Dalam Anggoro, D., Magister, M., Perspektif Budaya Tri Hita Karana. Lingkungan, I., Bkd, S., Dharmasraya, Jurnal Riset Akuntansi Dan Bisnis K., & Sumatera Barat, P. (2012). Nilai Airlangga, 3(1), 306–321. Pelestarian Lingkungan dalam https://doi.org/10.31093/jraba.v3i1.90 Kearifan Lokal Lubuk Larangan Ngalau Agung di Kampuang Sartini. (2004). Menggali Kearifan Lokal Kabupaten Dharmasraya Provinsi Nusantara Sebuah Kajian Filsafati. Sumatera Barat. Prosiding Seminar Jurnal Filsafati, Fakultas Filsafat, Nasional Pengelolaan Sumberdaya Universitas Gadjah Mada, 14. Alam Dan Lingkungan, September, https://journal.ugm.ac.id/wisdom/articl 98–103. e/view/33910/20262 http://eprints.undip.ac.id/37597/1/017- Amin_Pawarti_edited.pdf Sulistyaningsih, C., & Badraningsih. (2017). Makna Simbolik Makanan Pada Pemerintah Desa Kebonan. (2017). Peta Upacara Tradisional Pager Bumi Rebo Penggunaan Lahan Desa Kebonan, Wekasan di Dusun Puesari, Sleman. Kecamatan Karanggede, Kabupaten Jurnal Universitas Negeri Yogyakarta, Boyolali. Retrieved from https://desa- 3–11. kebonan.site/page/detail/peta-desa- Taufik, T. (2013). Pengelolaan Keuangan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 20 Desa dalam Sistem Keuangan Negara Tahun 2018 Tentang Pengelolaan Republik Indonesia. Jurnal Jurusan Keuangan Desa, 72 Physical Review Akuntansi Fakultas Ekonomi B 1 (2018). Universitas Riau, 17(1), 1–11. http://download.portalgaruda.org/articl Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 2014 e.php?article=31387&val=2268 Tentang Desa, 6 (2014). Wenden, A. L. (2011). Peran Badan 34 Volume 4 No. 01 – Maret 2020

Permusyawaratan Desa (BPD) dalam Pengelolaan Dana Desa. Jurnal Universitas Surakarta, 3(September).

Wibisono, N. (2018). Mengungkap Fenomena Pengawasan Publik Terhadap Dana Desa Di Kabupaten

Madiun. Jurnal AKSI (Akuntansi Dan

Sistem Informasi), 1(2), 8–19.

https://doi.org/10.32486/aksi.v1i2.115