MAKNA KESALEHAN SOSIAL TOKOH PRASETYA DALAM FILM
SURGA YANG TAK DIRINDUKAN
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Sos)
Oleh :
Mutiara Annisa
NIM: 1113051000177
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1438 H/ 2017 M
ABSTRAK
Nama : Mutiara Annisa Judul Skripsi : Makna Kesalehan Sosial Tokoh Prasetya dalam Film Surga yang Tak Dirindukan
Film memiliki kekuatan dalam memengaruhi khalayak baik dari segi positif maupun negatif. Positifnya yaitu pesan film yang disampaikan menanamkan nilai pendidikan, kebudayaan, dan kesalehan sosial. Di sisi lain, pengaruh negatifnya dapat ditiru bila pemilihan film tidak cermat. Namun, makna kesalehan sosial merupakan fokus penelitian ini. Berdasarkan konteks di atas, tujuan dari penulisan ini adalah untuk menjawab pertanyaan mayor dan minor. Adapun pertanyaan mayornya adalah bagaimana makna kesalehan sosial tokoh Prasetya dalam film „Surga yang Tak Dirindukan‟? Kemudian, minornya adalah apa denotasi makna kesalehan sosial tokoh Prasetya dalam film „Surga yang tak Dirindukan? Apa konotasi makna kesalehan sosial tokoh Prasetya dalam film ini? Apa mitos makna kesalehan sosial tokoh Prasetya dalam film ini? Makna kesalehan sosial dalam film „Surga yang Tak Dirindukan‟ dapat dilihat dari segi denotasi yang disampaikan oleh tokoh Prasetya. Lalu jika dipandang dari makna konotasi penyampaian makna kesalehan sosial terdapat pada adegan-adegan dalam scene Prasetya. Kemudian dari segi mitos disampaikan sesuai dengan ajaran dan kebudayaan agama Islam. Teori yang digunakan adalah semiotika Roland Barthes yang menjelaskan makna denotasi, konotasi dan mitos. Akan tetapi, ada beberapa pemaparan dari tokoh semiotika lainnya. Penelitian ini lebih memahami pesan atau simbol yang terkandung pada perilaku, dialog, tindakan, pengambilan gambar, gerak, dan ekspresi dari tokoh Prasetya. Metodologi penelitian yang digunakan skripsi ini adalah kualitatif melalui makna kesalehan sosial tokoh Prasetya. Dalam konteks denotasi, konotasi, dan mitos. Denotasi adalah makna yang sebenarnya. Konotasi adalah interaksi pesan atau tanda yang bertemu pada emosi pembaca. Sedangkan Mitos adalah pengodean makna dan nila-nilai sosial yang dianggap ilmiah dan budaya. Perilaku sosial yang terdapat pada tokoh adalah suka menolong, kepedulian, tanggung jawab, dan amanah. Faktor utama yang memengaruhi Prasetya adalah habluminnanas hubungan kepada sesama manusia tanpa melupakan habluminiAllah hubungan dengan Allah. Pesan dominan mengenai kesalehan sosial tokoh Prasetya adalah menolong manusia yang sedang kesulitan. Jadi kesalehan sosial dalam film Surga yang Tak Dirindukan menunjukkan hubungan sosial kepada manusia tanpa melupakan hubungan dengan Allah SWT. Dalam menolong orang tak harus melihat siapa, kapan, dan di mana kita harus Katamenolong. kunci: Tidak Kesalehan mengarapkan sosial, film, imbalan Surga dan yang pamrih Tak dalamDirindukan, membatu Prasetya, orang lain.Roland Bathes .
i
KATA PENGANTAR
Bismillairahmanirrahim
Alhamdulillahirabil‟alamin, penulis panjatkan puji serta syukur yang tak terhenti kehadirat Allah SWT yang telah memberikan segala nikmat iman, sehingga memberikan kekuatan dan kesabaran dalam menghadapi tantangan dan hambatan dalam penyelesaian skripsi ini. Shalawat serta salam tak lupa penulis limpahkan kepada nabi Muhammad SAW. Skripsi yang berjudul “Makna
Kesalehan Sosial tokoh Prasetya dalam Film Surga yang Tak Dirindukan” ini disusun guna memenuhi sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana di jurusan Komunikasi Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Semoga karya ini menjadi salah satu bentuk pembelajaran.
Dalam menyusun skripsi ini, penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, penulis tidak dapat menyelesaikan karya hingga titik ini. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Kedua orang tua tercinta, papa Alwapius dan mama Desmi Elita. yang
selalu mencurahkan cinta dan kasih sayangnya hingga penulis mampu
menjadi sarjana seperti saat ini.
2. Prof. Andi Faisal Bakti, MA, Ph.D Pembimbing skripsi yang telah
membimbing, memotivasi, mengingatkan, inspirasi, doa, dan membantu
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini dengan penuh kesabaran
ii
memberikan arahan serta membaca skripsi ini sangat teliti dari segi
sistematika penulisan sampai isi pembahasan.
3. Dr. Arief Subhan, M.Ag, Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi, Wakil Dekan 1 Suparto, M. Ed. Ph.D, Wakil Dekan II Dr.
Roudhonah, M.Ag, Wadek III Dr. Suhaimi, M. Si.
4. Dr. Masran, M. Ag dan Fita Fathurokhmah, M. Si selaku Ketua dan
Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam
5. Drs. Wahyu Prasetyawan, MA, sebagai dosen Penasehat Akademik KPI D
2013, yang telah memberikan bantuan dalam penyusunan proposal skripsi.
6. Seluruh dosen Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) jurusan
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang
tidak dapat disebutkan satu per satu tanpa mengurangi rasa hormat atas
ilmu dan pelajaran dalam perkuliahan atau di luar perkuliahan.
7. Pimpinan beserta staf perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang selalu ramah melayani
kebutuhan literatur.
8. Pimpinan beserta staf perpustakaan utama UIN Syarifhidayatullah Jakarta,
serta seluruh karyawan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, yang banyak memberikan bantuan kepada
penulis selama menjadi mahasiswa.
9. Ryan Perdana Putera, kakak tersayang yang telah memberikan dukungan
dan semangat dalam menempuh perjalanan kuliah ini dan kepada kakakku
yang baik hati telah membantu memberi arahan, Priandari Kusandrina.
iii
10. Hakiki Tertiari Hijriawan yang telah mendukung dan membantu penulis
dalam menyelesaikan skripsi.
11. Disney Princess, sahabat penulis, Adin, Dena, Febry yang telah
mengingatkan dan siap untuk direpotkan oleh penulis selama menempuh
jenjang pendidikan ini.
12. Teman-teman FIDKOM angkatan 2013 khususnya KPI D dan organisasi
lainnya yang telah menjadi bagian penting dalam perjalanan penulis
selama kuliah.
13. Sahabat KKN POLYMATH , Freaky, dan Inbest Wita, Abet, Ayu, dan
Dea yang telah memberikan doa yang tulus kepada penulis.
14. FLP, ATOM, dan komunitas teras KPI wadah penulis dalam menimba
ilmu kepenulisan.
15. Organisasi olah raga penulis, Basket FIDKOM, PINGKAL, UNITS, VOLI
Pada akhirnya,tentu banyak sekali kekurangan dalam penelitian ini, namun
kekurangan itu bisa diperbaiki di kemudian hari. Sehingga skripsi ini
bermanfaat bagi pembaca. Kesempurnaan hanya milik Allah SWT.
Jakarta, Juni 2017
Mutiara Annisa
iv
DAFTAR ISI
ABSTRAK...... i KATA PENGANTAR ...... ii DAFTAR ISI...... vi DAFTAR TABEL ...... viii DAFTAR LAMPIRAN ...... ix
BAB I ...... 1 PENDAHULUAN ...... 1 A. Latar Belakang Masalah...... 1 B. Identifikasi, Pembatasan, dan Rumusan Masalah ...... 7 1. Identifikasi Masalah ...... 7 2. Batasan Masalah ...... 7 3. Rumusan Masalah ...... 8 C. Tujuan Pernyataan dan Manfaat Penelitian...... 9 1. Tujuan Penelitian ...... 9 2. Pernyataan Penelitian ...... 9 3. Manfaat Penelitian ...... 9 D. Metodologi Penelitian dan Bagan Teori ...... 10 E.Karya Terdahulu ...... 15 F. Sistematika Penulisan ...... 17 BAB II ...... 19 LANDASAN TEORI ...... 19 A. Teori Semiotika ...... 19 1. Pengertian Semiotika ...... 19 2. Semiotika Roland Barthes ...... 21 Tabel 2.1 ...... 23 Peta Tanda Roland Barthes ...... 23 B. Tinjauan Umum tentang Film ...... 27 1. Pengertian film ...... 27 2. Tokoh dalam Film ...... 29
v
3. Unsur-unsur Film ...... 30 4. Jenis-Jenis Film ...... 31 C. Seputar Kesalehan Sosial ...... 33 1. Pengertian Kesalehan Sosial ...... 33 2. Makna Kesalehan Sosial pada Karakter Film ...... 38 BAB IV ...... 71 ANALISIS SEMIOTIK MAKNA KESALEHAN SOSIAL TOKOH PRASETYA DALAM FILM SURGA YANG TAK DIRINDUKAN ...... 71 BAB V ...... 149 PENUTUP ...... 149 A. Kesimpulan ...... 149 B. Saran-Saran ...... 151 DAFTAR PUSTAKA ...... 152 LAMPIRAN ...... 159
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Bagan Penelitian ...... 14 Tabel 2.1 Peta Tanda Roland Barthes ...... 23 Tabel 3.1 Scene 1 Suka Menolong ...... 72 Tabel 3.2 Scene 2 Suka Menolong ...... 78 Tabel 3.3 Scene 3 Suka Menolong ...... 86 Tabel 3.4 Scene 4 Suka Menolong ...... 95 Tabel 3.5 Scene 5 Kepedulian ...... 104 Tabel 3.6 Scene 6 Kepedulian ...... 107 Tabel 3.7 Scene 7 Kepedulian ...... 109 Tabel 3.8 Scene 8 Tanggung Jawab ...... 111 Tabel 3.9 Scene 9 Tanggung Jawab ...... 117 Tabel 3.10 Scene 10 Tanggung Jawab ...... 123 Tabel 3.11 Scene 11 Amanah ...... 132 Tabel 3.12 Scene 12 Amanah ...... 138
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Dosen Pembimbing Lampiran 2 Surat Izin Penelitian Lampiran 3 Surat Bukti Wawancara Lampiran 4 Wawancara Sutradara Lampiran 5 Bukti Wawancara Lampiran 6 Cover Film Surga Yang Tak Dirindukan
viii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kekuatan dan kemampuan sebuah film menjangkau banyak segmen sosial.
Film memiliki potensi untuk memengaruhi khalayak baik dari segi positif maupun negatif. Salah satu pengaruh positifnya yaitu pesan film yang disampaikan menanamkan nilai pendidikan, kebudayaan, kesalehan sosial, dan sebagainya.1 Di sisi lain, film dapat memiliki pengaruh negatif terhadap penikmat film, bila penyeleksian film tidak cermat. Belakangan ini terjadinya kemerosotan moral pada masyarakat Indonesia dari segala usia dikarenakan banyak beredar film yang tidak mempunyai manfaat. Masyarakat tidak mau peduli terhadap sesama dan hanya mementingkan kepentingan pribadinya masing-masing atau individualis, bahkan cenderung mengambil keuntungan pribadi dari beredarnya film-film tersebut.
Dewasa ini terjadi kasus pelecehan seksual, pembunuhan, konflik agama, dan lebih parahnya penghinaan serta perendahan agama akibat kurangnya manfaat tontonan yang hadir di dalam masyarakat. Sehingga bangsa ini membutuhkan perbaikan tingkah laku dari film yang ditontonnya, salah satunya dengan cara memasukkan perilaku kesalehan sosial dalam setiap tatanan kehidupan. Melihat
1 Alex Sobur, Analisis Teks Media Suatu Pengantar untuk Analisa Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis framing, (Bandung: PT remaja Rosdakarya, 2006), hal.127.
1
2
berbagai permasalahan tersebut, di negara ini upaya-upaya penanaman perilaku kesalehan sosial perlu dilakukan dalam rangka memperbaiki moral bangsa untuk bisa keluar dari krisis kemanusiaan seperti pendidikan kesalehan sosial dari usia dini, pemahaman agama dibidang sosial, dan melalui media komunikasi yaitu film religi.
Saat ini memang banyak film-film religi yang menampilkan kesalehan sosial yang bertemakan poligami seperti film Berbagi Suami (2006) yang disutradarai oleh Nia Dinata dan Ayat-Ayat Cinta (2008) besutan sutradara
Hanung Bramantyo.2 Namun, sudut pandangnya terlalu berfokus sisi perempuan yang dipoligami karena suaminya mencintai perempuan lain dan membuatnya terpaksa mengizinkan suaminya berpoligami. Fenomena poligami yang semakin marak di masyarakat membuat poligami suatu hal yang kontroversial, ada yang pro dan ada yang kontra. Pandangan miring tentang poligami yang telah menjamur di masyarakat luas dipahami sebagai pengaruh dari kebudayaan bahwa poligami hadir karena seorang suami yang menikah lagi terdorong oleh hasrat untuk kesenangan.
Film yang berjudul „Surga yang Tak Dirindukan‟ berbeda dengan film tentang poligami sebelumnya yang memberikan kesempatan bagi seorang suami untuk berbicara bahwa ada kebingungan, ada ketidakmampuan ketika ia menjadi sangat terbawa emosi dan sangat ingin berbuat baik, pada akhirnya menjerumuskan dia pada ujian. Film yang diadaptasi dari novel terlaris karya
Asma Nadia dengan judul yang sama yaitu „Surga yang Tak Dirindukan‟ ini
2 http://wanitabercerita.com/3-film-indonesia-bertema-poligami/ diakses pada tanggal 16 Januari 2017 pukul 20:11 WIB.
3
menghadirkan pentingnya tolong menolong, kepedulian, tanggung jawab, dan amanah melalui perilaku kesalehan sosial dari tokoh Prasetya yang disampaikan secara menarik, sopan, santun, dan penuh kasih sayang.
Film terlaris ke-13 sepanjang sejarah perfilman Indonesia setelah Warkop
DKI Reborn: Jangkrik Boss! Part 1, Laskar pelangi, Habibie&Ainun, Ada Apa
Dengan Cinta? 2, Ayat-Ayat Cinta, My Stupid Boss, Danur, Ada Apa dengan
Cinta?, Cek toko sebelah, Eiffel I'm in Love, Hangout, 5cm3 ini memberikan warna pesan dakwah yang berbeda melalui sikap kesalehan sosial tokoh Prasetya.
Karakter dari Fedi Nuril sebagai Prasetya dan Laudya Cynthia Bella sebagai Arini menguatkan isi pesan alur cerita film bertemakan poligami ini. Film
'Surga yang Tak Dirindukan' mencatatkan sejarah sebagai film religi terlaris pada musim lebaran 2015. Film yang tayang sejak 15 Juli 2015 sampai 8 September
20154 ini telah menembus angka satu setengah juta penonton atau 1.500.000 juta penonton dan 10 penghargaan di berbagai festival film ini sangat cocok dinikmati bagi khalayak yang ingin tahu sisi berbeda dari poligami.5
Di dalam film Surga yang Tak Dirindukan poligami ternyata membawa implikasi luas bagi kehidupan dan pada gilirannya membutuhkan pengorbanan.
Seperti Nabi Muhammad berpoligami bukan karena sebuah nafsu atau kesenangan seperti yang ditudingkan oleh masyarakat tentang makna poligami. Namun,
Rasulullah berpoligami karena mempunyai makna kesalehan sosial. Wanita yang
3 https://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_film_Indonesia_terlaris_sepanjang_masa diakses pada tanggal 13 Juli 2017 pukul: 20:15 WIB. 4 http://www.muvila.com/film/artikel/usia-surga-yang-tak-dirindukan-tembus-55-hari- penayangan--150909i.html diakses pada tanggal 23 Mei 2017 pukul 15:50 WIB. 5 http://www.bintang.com/celeb/read/2278223/surga-yang-tak-dirindukan-tembus-setengah- juta-penonton diakses pada tanggal 15 Januari 2017 pukul 20:30 WIB.
4
dipoligami Rasulullah semuanya janda kecuali Aisyah. Saat berpoligami usia nabi
Muhammad sudah tidak muda lagi dan setiap malamnya Rasulullah selalu beribadah kepada Allah SWT sampai kakinya bengkak. 6
Jika dilihat dari seluruh pernikahan nabi semuanya lebih dilandaskan pada sisi kemanfaatan dan kemaslahatan, baik bagi umat maupun bagi wanita itu sendiri. Hal ini sekaligus menampik tuduhan bahwa perkawinan Rasulullah dilandaskan pada kepentingan pemuasan seksual. Kesalehan sosial nabi
Muhammad berupa ta‟awun atau tolong- menolong, kepedulian, tanggung jawab, dan amanah.7
Berkaitan dengan hal ini, Islam juga mengajarkan umatnya untuk selalu tolong-menolong dan bertakwa kepada Allah SWT.
Di dalam Q.S Al-Maidah: 2 menjelaskan:
6 https://kristolog.com/2013/11/01/mengapa-nabi-muhammad-saw-poligami/ diakses pada tanggal 15 Januari 2017 pukul 20:40 WIB. 7 https://kristolog.com/2013/11/01/mengapa-nabi-muhammad-saw-poligami/ diakses pada tanggal 15 Januari 2017 pukul 20:40 WIB.
5
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu melanggar syi'ar-syi'ar
Allah, dan jangan melanggar kehormatan bulan-bulan haram, jangan
(mengganggu) binatang-binatang had-ya, dan binatang-binatang qalaa-id, dan jangan (pula) mengganggu orang-orang yang mengunjungi Baitullah sedang mereka mencari kurnia dan keridhaan dari Tuhannya dan apabila kamu telah menyelesaikan ibadah haji, maka bolehlah berburu. Dan janganlah sekali-kali kebencian(mu) kepada sesuatu kaum karena mereka menghalang-halangi kamu dari Masjidilharam, mendorongmu berbuat aniaya (kepada mereka). Dan tolong- menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.”
Di dalam ayat tersebut, jelas Islam sangat mengajarkan umatnya untuk saling tolong-menolong dalam kebaikan dengan beriringan dengan ketakwaan kepada-Nya. Dalam ketakwaan, terkandung ridha Allah SWT. Sementara saat berbuat baik, orang-orang akan menyukai (meridhai). Barang siapa memadukan antara ridha Allah SWT dan ridha manusia, sungguh kebahagiaannya telah sempurna dan kenikmatan baginya sudah melimpah.
Sebagai contoh sikap saling menolong dalam kebaikan dan ketakwaan,
Rasulullah Shallallahu „alaihi wa sallam bersabda:
6
Bantulah saudaramu, baik dalam keadaan sedang berbuat zhalim atau sedang teraniaya. Ada yang bertanya: “Wahai Rasulullah, kami akan menolong orang yang teraniaya. Bagaimana menolong orang yang sedang berbuat zhalim?”
Beliau menjawab: “Dengan menghalanginya melakukan kezhaliman. Itulah bentuk bantuanmu kepadanya.” [HR. al-Bukhâri]
Q.S Al-maidah: 2 dan sabda Rasulullah serta kisah poligami Rasulullah di atas tergambar jelas dengan kisah poligami Prasetya yang tidak menginginkan untuk menikah lagi, ia hanya ingin menyelamatkan nyawa seseorang perempuan frustrasi yang ingin bunuh diri karena ditinggal oleh calon suaminya dan meninggalkan bayi di dalam kandungannya. Jalan satu-satunya yang bisa dilakukan oleh Prasetya ialah dengan menikahinya. Prasetya menolong Meirose yang ingin berbuat zhalim, yaitu bunuh diri.
Berangkat dari fenomena tersebut, peneliti memutuskan untuk melakukan kajian lebih mendalam lagi untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul judul skripsi, yaitu: “Makna Kesalehan Sosial Tokoh Prasetya dalam Film Surga yang Tak Dirindukan.”
7
B. Identifikasi, Pembatasan, dan Rumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Sebelum membatasi masalah, penulis akan terlebih dahulu memberikan
identifikasi masalah mengenai judul yang diteliti berdasarkan latar belakang
masalah yang telah diuraikan sebelumnya. Masalah yang ditemukan penulis
dalam judul ini adalah “bagaimana menganalisis semiotika makna kesalehan
sosial yang terdapat dalam film Surga yang Tak Dirindukan?” Untuk
mengetahui narasi yang lebih mendalam dalam makna kesalehan sosial dalam
film tersebut, maka diperlukan suatu analisis, yaitu analisis semiotika.
Penulis menemukan bahwa teori yang tepat untuk dijadikan rujukan
adalah teori semiotika menurut Roland Barthes, yaitu: keterkaitan poligami
dengan kesalehan sosial, pro dan kontra poligami di Indonesia, mendahulukan
kepentingan orang lain daripada diri sendiri, Kesalehan individu dan sosial, dan
pengontruksian makna kesalehan sosial pada karakter tokoh dalam film.
2. Batasan Masalah
Untuk lebih fokus dalam penelitian ini, maka penulis membatasi
permasalahan mengenai makna arti kesalehan tokoh Prasetya dalam film Surga
yang Tak Dirindukan sebanyak 12 scene menggunakan pendekatan analisis
semiotika Roland Barthes. Teori semiotika ada tiga tokoh8, yaitu:
8 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), hal. 39.
8
a. Charles Sanders Pierce
b. Ferdinand de Saussure
c. Roland Barthes
Penelitian ini hanya dibatasi pada teori semiotika tokoh Roland Barthes.9
Hal ini untuk memudahkan dan melengkapi pembuatan skripsi serta
memudahkan pembaca agar memahami tujuan dari penulisan ini. Selain itu,
tidak semua isi film dibahas, agar hanya fokus pada sisi makna kesalehan sosial
yang terjadi pada tokoh Prasetya dalam film ini.
3. Rumusan Masalah
Agar permasalahan lebih fokus dan tidak terjadi kesalahpahaman dalam
memahami isi. Maka pembahasan skripsi ini peneliti merumuskan masalah
utama yang dianggap penting, yaitu bagaimana makna kesalehan sosial tokoh
Prasetya dalam film Surga yang Tak Dirindukan menggunakan pendekatan
semiotika? Adapun pertanyaan turunannya adalah sebagai berikut:
a. Bagaimana denotasi makna kesalehan sosial tokoh Prasetya dalam film
Surga yang Tak Dirindukan?
b. Bagaimana konotasi makna kesalehan sosial tokoh Prasetya dalam film ini?
c. Bagaimana mitos makna kesalehan sosial tokoh Prasetya dalam film ini?
9 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), hal. 63.
9
C. Tujuan Pernyataan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui makna kesalehan sosial dilihat dari
denotasi, konotasi, dan mitos dalam film Surga yang Tak Dirindukan.
2. Pernyataan Penelitian
Film yang diadaptasi dari novel Asma Nadia ini menghadirkan
pentingnya tolong menolong, kepedulian, tanggung jawab, dan amanah melalui
perilaku kesalehan sosial pada tokoh Prasetya. Film ini mencoba meluruskan
stigma negatif masyarakat luas mengenai poligami. Tindakan kesalehan sosial
yang dimiliki oleh tokoh Prasetya untuk menolong Meirose saat ingin bunuh diri
hingga berunjung dengan meminang Meirose menjadi masalah utama yang
mereka alami. Dalam film ini, memang mengedepankan makna kesalehan sosial
dengan konflik poligami yang masih tabu di kalangan masyarakat.
3. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian yang dihasilkan dengan adanya penelitian ini
adalah: a. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan mampu menambah khazanah keilmuan dalam
bidang ilmu komunikasi massa melalui film, dapat memberikan tambahan
informasi, dan pengetahuan khususnya di bidang Komunikasi Penyiaran
10
Islam untuk mengembangkan teori terkait dengan ilmu semiotika. Selain itu,
dapat mengetahui denotasi, konotasi, dan mitos tokoh Prasetya dalam film
Surga yang Tak Dirindukan.
b. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada pembaca
terhadap sesuatu yang merujuk kepada pembahasan mengenai semiotik
makna film, atau bagaimana film menyampaikan suatu pesan. Diharapkan
dapat digunakan bahan kajian yang bermanfaat bagi mahasiswa-mahasiswa
UIN Jakarta, khususnya jurusan Komunikasi Penyiaran Islam dan dapat
menjadi masukan mengenai kesalehan sosial dalam membawa wawasan bagi
masyarakat untuk bisa lebih mengartikan makna kesalehan sosial melalui
semiotika.
D. Metodologi Penelitian dan Bagan Teori
1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah kualitatif yang
bersifat deskriptif analisis, yaitu penelitian yang memberikan gambaran
secara objektif tentang pesan-pesan secara simbolis dalam film Surga yang
Tak Dirindukan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah analisis semiotik
model Roland Barthes yang berfokus pada gagasan tentang signifikasi dua
tahap (two order of signification) dengan tahap pertama hubungan antara
signifer (penanda) dan signified (petanda) di dalam sebuah tanda terdapat
11
realitas eksternal. Barthes menyebutnya sebagai denotasi yaitu makna paling
nyata dari tanda. Konotasi adalah istilah yang digunakan Barthes untuk
menunjukkan signifikasi tahap kedua. Pada signifikasi tahap ketiga yang
berhubungan dengan isi, tanda bekerja melalui mitos (myth). Mitos adalah
bagaimana kebudayaan menjelaskan atau memahami beberapa aspek tentang
realitas atau gejala alam.10
2. Subjek dan Objek Penelitian serta Unit analisis
Adapun subjek penelitian ini ialah film Surga yang Tak Dirindukan.
Sedangkan objek analisisnya adalah potongan gambar atau visual tokoh
Prasetya yang terdapat dalam film Surga yang Tak Dirindukan yang berkaitan
dengan rumusan masalah. Unit analisisnya adalah kesalehan sosial dan
poligami yang diihat dari aspek denotasi, konotasi, dan mitos.
3. Sumber Data
Sumber data terbagi menjadi dua, yaitu:
a. Data primer yakni data yang diperoleh dari rekaman video film Surga yang
Tak Dirindukan berupa kaset DVD kemudian dipilih gambar dari adegan-
adegan yang berkaitan dengan penelitian. Selain itu, data primer berasal
dari sutradara film.
10 Alex Sobur, Analisis Teks Media Suatu Pengantar untuk Analisa Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis framing, (Bandung: PT remaja Rosdakarya, 2006), hal.127-128.
12
b. Data sekunder yakni data yang diperoleh dari literatur yang mendukung
data primer, seperti kamus, internet, catatan kuliah, dan informasi dari
orang yang sudah terlibat langsung dengan film ini yaitu penonton.
c. Teknik wawancara yang dilakukan penulis melalui media email kepada
sutradara film „Surga yang Tak Dirindukan‟ kepada bapak Kunt Agus.
4. Teknik penelitian
Teknik penelitian yang dipakai ada dua yaitu:
a Observasi adalah sebagai kegiatan mengamati secara langsung tanpa
mediator sesuatu objek untuk melihat dengan dekat kegiatan yang
dilakukan objek tersebut.11 Secara langsung peneliti menonton dan
mengamati dialog-dialog setiap adegan dalam film Surga yang Tak
Dirindukan. Kemudian mencatat, memilih serta menganalisis sesuai
dengan model penelitian yang digunakan.
b Studi dokumentasi (document research,) yakni penulis mengumpulkan
data-data melalui telaah dan mengkaji berbagai literatur yang sesuai
dengan materi penelitian ini, yakni untuk dijadikan bahan argumentasi,
seperti DVD film surga yang tak dirindukan, arsip, majalah, surat kabar,
buku, catatan perkuliahan, interner, dan lain sebagainya.
11 Irawan, Soemartono, Metodelogi Penelitian Sosial, Suatu Teknik Penelitian Bidang Kesejahteraan Sosial dan Ilmu sosial lainnya, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), hlmal 106.
13
5. Teknik analisis Data
Setelah data primer dan sekunder terkumpul, kemudian diklarifikasikan sesuai pertanyaan yang terdapat pada rumusan masalah.
Kemudian, dilakukan analisis data menggunakan teknik analisis semiotik
Roland Barthes dengan makna konotasi, denotasi, dan mitos yang menghasilkan makna secara objektif untuk memahami makna tersurat dan terkait mitos dalam kesalehan sosial tokoh Prasetya dalam film „Surga yang
Tak Dirindukan‟ yang menjadi objek dalam penelitian ini.
6. Waktu dan Tempat Penelitian
1) Waktu : Februari 2017
2) Tempat : Juni 2017
14
Bagan Teoritis dan Metodologis Penelitian
Bagan Penelitian
Bagan 1.1
Denotasi
Analisis Semiotika Konotasi (Barthes, 2001)
Mitos
Suka menolong
Film Surga yang Tak Kepedulian Dirindukan Kesalehan Sosial (Abu (Agus,2015) Tanggung jawab Haidar, 2003) Amanah
15
E. Karya Terdahulu
Tinjauan pustaka yang menginspirasi penelitian dari skripsi-skripsi
terdahulu di antaranya:
1. “Kesalehan Sosial dalam Film Penjuru 5 Santri.” oleh Rina Yusrina,
tahun 2015, jurusan Komunikasi Penyiaran Islam. Skripsi tersebut
mempunyai keterkaitan dengan skripsi penulis mengenai kesalehan
sosial 5 santri secara denotasi dan konotasi. Kesamaan metode yang
digunakan yaitu analisis semiotika Roland Barthes menjadi alasan
penulis mengambil skripsi sebagai acuan. Tentu saja terdapat
perbedaan dengan skripsi penulis, yaitu dari segi kasus yang diteliti
dan media yang menjadi objek penelitiannya.12
2. “Analisis Semiotik Makna Ikhlas dalam Film Surga yang Tak
Dirindukan.” oleh Syifa Ismalia, tahun 2016, jurusan Komunikasi
Penyiaran Islam. Skripsi tersebut mempunyai keterkaitan dengan
skripsi penulis mengenai film Surga yang Tak Dirindukan. Akan
tetapi, fokus penelitian Syifa Ismalia adalah mengenai makna ikhlas
yang diperankan tokoh Arini dari aspek dipoligami. Sedangkan,
penelitian penulis adalah mengetahui makna kesalehan sosial pada
tokoh Prasetya. Kesamaan metode yang digunakan yaitu analisis
semiotika Roland Barthes menjadi alasan penulis mengambil skripsi
12 Rina Yusrina, Kesalehan Sosial Dalam Film “Penjuru 5 Santri” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, 2015).
16
sebagai acuan. Tentu saja terdapat perbedaan dengan skripsi penulis,
yaitu dari segi kasus dan tokoh yang diteliti.13
3. “Analisis Semiotik Makna Tawakal dalam Film Ummi Aminah.“ oleh
Diana Nopiana, tahun 2014, jurusan Komunikasi Penyaran Islam.
14Skripsi tersebut mempunyai keterkaitan dengan skripsi penulis
mengenai makna tawakal sebagai bagian dari makna kesalehan sosial
yang dimiliki oleh tokoh Prasetya secara denotasi dan konotasi.
Kesamaan metode yang digunakan yaitu analisis semiotika Roland
Barthes menjadi alasan penulis mengambil skripsi sebagai acuan .
Tentu saja terdapat perbedaan dengan skripsi penulis, yaitu dari segi
objek makna yang diteliti dan media atau film yang menjadi objek
penelitiannya.
Ketiga skripsi di atas memiliki objek yang berbeda dengan subjek yang sama, yaitu film. Ketiga skripsi di atas sesuai urutan menggunakan teori Roland
Barthes, walaupun dalam penelitian ini penulis merujuk pada skripsi di atas, namun tetap ada perbedaan. Dari objek penelitian saja sudah berbeda walaupun sama-sama meneliti film serta menggunakan teori semiotika Roland Barthes, tapi gambar-gambar yang dianalisis berbeda-beda.
Film ini sengaja dipilih penulis untuk diteliti karena menurut penulis banyak makna kesalehan sosial yang terdapat dalam film ini. Selain itu, film tersebut memberikan pesan poligami dari sudut yang berbeda. Salah satunya
13 Syifa Ismalia, Analisis Semiotik Makna Ikhlas dalam Film “Surga yang Tak Dirindukan” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, 2016). 14 Diana Nopiana, Analisis Semiotik Makna Tawakal dalam Film “Ummi Aminah“ (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, 2014).
17
adalah membiasakan diri untuk menulis hal apa pun yang dialami di kehidupan masyarakat. Harapan penulis semoga penelitian ini bisa menambah penelitian film, khususnya film yang bertemakan Islam.
F. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan penulisan, skripsi ini terdiri atas beberapa bab
secara teliti, maka penulis akan menyajikan karya ilmiah ini ke dalam
beberapa pembahasan mengenai sistematika penulisan tersebuh dengan
bab-bab yang ada. Sistematika pada skripsi ini adalah sebagai berikut:
Pada bab I penulis mulai dengan pendahuluan, di mana peneliti
mengungkap tentang fenomena kesenjangan yang melatarbelakangi
sebuah penelitian dan batasan pembahasan penelitian yang meliputi: latar
belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, pernyataan
penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, bagan teori, metodologi
penelitian, karya terdahulu, dan sistematika penulisan.
Untuk kerangka teoritis penulis bahas di bab II, yaitu tentang
beberapa hal yang menyangkut tentang pembahasan dalam skripsi ini.
Mereangkan tinjuan umum tentang film, yang berisi sejarah dan
perkembangan film. Film sebagai media dakwah, jenis, klarifikasi film,
struktur film, teori semiotika Roland Barthes, pengertian saleh, dan
kesalehan sosial.
18
Selanjutnya gambaran umum, tentang film yang dibahas pada bab
III yang berisikan tentang konsep dasar pembuatan film Surga yang Tak
Dirindukan,sinopsis film, penghargaan film, profil pemeran film.
Sebagai inti skripsi, yaitu temuan analisis di bab IV di mana penulis jelaskan makna kesalehan sosial tokoh Prasetya secara denotasi, konotasi, dan mitos, kesalehan sosial tokoh. Pembahasan tentang penyajian data yang berkaitan dengan penelitian pada bab ini bertujuan untuk memahami segala yang berkaitan dengan obyek penelitian yang meliputi: deskripsi obyek penelitian, penyajian data, analisis data dan pembahasan.
Akhirnya, bab V yang merupakan penutup skripsi yang terdiri atas kesimpulan dan saran penelitian. Pada bab ini penulis menyajikan inti dari hasil penelitian yang telah dilakukan dan mengungkapkan saran-saran tentang beberapa rekomendasi untuk dilakukan pada penelitian selanjutnya.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Teori Semiotika
1. Pengertian Semiotika
Istilah semiotics diperkenalkan oleh Hippocrates (460-337),
penemu ilmu media Barat, seperti ilmu gejala-gejala. Gejala menurut
Hippocrates merupakan semion yang berasal dari bahasa Yunani untuk
merujuk pada penunjuk (mark) atau tanda (sign) fisik.15
Semiotika berasal dari bahasa Yunani yaitu semion yang berarti
“tanda.” Tanda itu didefinisikan sebagai sesuatu yang berada di atas dasar
konvensi yang sudah terbangun sebelumnya, dapat mewakili sesuatu yang
lain. Semiotik juga bisa didefinisikan sebagai ilmu yang mempelajari
tentang sederet objek-objek, peristiwa dan seluruh kebudayaan sebagai
tanda.16 Semiotik sebagai ilmu tanda dan segala sesuatu yang berhubungan
dengan cara berfungsinya, hubungannya dengan kata lain, pengertiannya
dan penerimaannya oleh mereka yang menggunakannya.17
Pokok perhatian pada semiotika adalah tanda. Tanda itu sendiri
adalah sebagai sesuatu yang memiliki ciri khusus yang penting. Pertama,
tanda harus dapat diamati, dalam arti tanda itu dapat ditangkap. Kedua,
15 Marcel Danesi, Pesan, Tanda, dan Makna, (Yogyakarta: Jalasutra, 2010), hal 7. 16 Indiwan Seto, Semiotika Komunikasi Kualitatif, (Yogyakarta: Lkis, 2007), hal.155 17 Alex Sobur, Analisis Teks Media Suatu Pengantar untuk Analisa Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis framing, (Bandung: PT remaja Rosdakarya, 2006), hal.96.
19
20
tanda harus menunjuk pada sesuatu yang lain. Artinya bisa menggantikan,
mewakili, dan menyajikan. Sedangkan untuk menentukan tanda setidaknya
ada tiga unsur yang harus diperhatikan yaitu: tanda yang dapat ditangkap
itu sendiri, yang ditunjuknya, dan tanda baru dalam benak orang yang
menginterpretasikannya.18
Semiotika sebagai suatu model dari ilmu pengetahuan sosial
memahami dunia sebagai sistem hubungan yang memiliki unit dasar yang
disebut “tanda” dengan demikian, semiotika mempelajari hakikat tentang
keberadaan tanda, yaitu dikonstruksikan oleh simbol dan kata-kata yang
digunakan dalam konteks sosial. Semiotika dipakai sebagai pendekatan
untuk menganalisis sesuatu baik itu berupa teks, gambar, maupun simbol
di dalam media cetak ataupun elektronik seperti televisi, radio, dan ponsel.
Dengan asumsi media itu sendiri dikomunikasikan dengan simbol dan
kata.19
Semiotik menjadi salah satu kajian yang bahkan menjadi tradisi
dalam teori komunikasi. Tradisi semiotik terdiri atas sekumpulan teori
tentang bagaimana tanda-tanda merepresentasikan benda, ide, keadaan,
situasi, perasaan dan kondisi di luar tanda-tanda itu sendiri.20 Semiotik
bertujuan untuk mengetahui makna-makna yang terkandung dalam sebuah
18 Art Van Zoest, Semiotika tentang Tanda, Cara Kerjanya dan Apa yang Dilakukan,(Jakarta: Sumber Agung,1993), hal.14-15. 19 Alex sobur, Analisis Teks Media Suatu Pengantar untuk Analisa Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis framing, (Bandung: PT remaja Rosdakarya, 2006), hal.87. 20 Littlejohlmn, 2009 : hal 53
21
tanda atau menafsirkan makna tersebut sehingga diketahui bagaimana
komunikator mengonstruksi pesan.21
Tokoh-tokoh penting dalam bidang semiotik adalah Ferdinand De
Saussure, ahli linguistik dari Swiss, Charles Sander Pierce, seorang ahli
filsafat dan logika dari Amerika,22 dan Roland Barthes salah seorang
pemikir kebudayaan dari Prancis.23
2. Semiotika Roland Barthes
Roland Barthes yang dikenal sebagai salah satu seorang pemikir
strukturalis getol mempraktikkan model linguistik dan semiologi Saussure.
Tokoh asal Prancis juga sebagai skritikus sastra dan intelektual yang
ternama. Barthes lahir tahun 1915 dari keluarga kelas menengah Protestan
di Cherbourg dan dibesarkan di Bayonne, kota kecil dekat pantai Atlantik
di sebelah barat daya Prancis.24
Semiotika menurut Roland Barthes mengenai denotasi dan
konotasi serta mitos. Denotasi merupakan pertanda yang menjelaskan
hubungan penanda dan petanda pada realitas yang menghasilkan makna
eskplisit, langsung dan pasti. Konotasi menjelaskan hubungan penanda
21 http://arifbudi.lecture.ub.ac.id/2014/03/semiotik-simbol-tanda-dan-konstruksi-makna/ diakses pada tanggal 20 Januari 2017 pada pukul 14:49 WIB. 22 Rachmat Krisyanto, Teknik praktis dan Riset Komunikasi, (Jakarta:Kencana Prenada Media Group,2006), cet 3, hal.264. 23 http://ilmutuhan.blogspot.co.id/2010/08/tokoh-semiotika-modern.html diakses pada tanggal 25 Januari 2017 pada pukul 17:04 WIB. 24 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: Pt Rosda Karya, 2009), hal.63.
22
dan petanda yang maknanya tidak eksplisit, tidak langsung, dan tidak
pasti. Mitos terletak pada tingkat kedua penanda.
Barthes menggunakan istilah denotasi dan konotasi untuk
menunjukkan tingkatan-tingkatan makna. Makna denotasi adalah makna
tingkatan pertama yang bersifat objektif yang dapat diberikan terhadap
lambang-lambang, yakni mengaitkan secara langsung lambang antara
realitas atau gejala yang ditunjuk. Kemudian makna konotasi adalah
makna yang dapat diberikan pada lambang-lambang dengan mengacu pada
nilai-nilai budaya karenanya berada pada tingkatan kedua. Yang menarik
berkenaan dengan semiotika Roland Barthes adalah digunakannya istilah
mitos (myth) bersifat kultural (bersumber dari budaya yang ada) yang
menjelaskan gejala atau realitas yang ditunjuk dengan lambang-lambang
yang mengacu sejarah.25
Barthes melontarkan kosep tentang konotasi dan denotasi sebagai
kunci dari analisisnya. Barthes menggunakan versi yang jauh lebih
sederhana saat membahas model „glossematic sign‟ (tanda-tanda
glossematic). Mengabaikan dimensi dari bentuk dan subtansi, Barthes
mendefinisikan sebuah tanda (sign) sebagai sebuah sistem yang terdiri dari
(E) sebuah ekspresi atau signifier dalam hubungannya (R) dengan content
(atau signified) (C): ERC.26
25 Nawirohlm Vera, Semiotika dalam Riset Komunikasi, (Bogor: Ghalia Indoneisa, 2014), hal. 30. 26 Indiwan Seto Wahlmyu Wibowo, Semiotika Komunikasi, (Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media,2013), hal.21.
23
Roland Barhes berpendapat bahasa adalah sebuah sistem tanda
yang mencerminkan asumsi-asumsi dari suatu masyarakat tertentu dalam
waktu tertentu. Ia mengajukan pandangan ini dalam Writing Degree Zero
(1953; terj. Inggris 1977) dan Critical Essay (1964; terj. Inggris 1972).
Barthes menciptakan peta tentang bagaimana tanda bekerja:
Tabel 2.1
Peta Tanda Roland Barthes
2. signified
(Petanda)
3. Denotative Signifier (Tanda Denotatif)
4. CONNOTATIVE SIGNIFIER 5. CONNOTATIVE SIGNIFIED (Penanda Konotatif) (Petanda Konotatif)
6. CONNOTATIVE SIGN (TANDA KONOTATIF)
Dari peta di atas dapat dijelaskan bahwa tanda denotatif (3) terdiri
atas penanda (1) dan petanda (2). Akan tetapi, pada saat bersamaan tanda
denotatif adalah juga penanda konotatif (4). Dengan kata lain, hal tersebut
merupakan unsur material: hanya jika mengenal tanda “singa” barulah
konotasi seperti harga diri, kegarangan, dan keberanian menjadi mungkin.
Jadi, dalam konsep Barthes, tanda konotasi tidak sekadar memiliki
makna tambahan, namun juga mengandung kedua bagian tanda denotatif
yang melandasi keberandaanya. Sesungguhnya, inilah sumbangan Barthes
24
yang sangat berarti bagi penyempurnaan semiologi Saussure yang berhenti
pada penandaan dalam tataran denotatif.
a. Makna Denotasi
Makna denotasi adalah makna yang paling nyata dari tanda
(sign).27 Denotasi adalah makna awal utama dari sebuah tanda, teks, dan
sebagainya.28 Jadi dapat dipahami pengertian denotasi adalah suatu makna
yang menjelaskan arti yang sebenarnya. Dalam konteks ini, biasanya
makna tersebut bersifat faktual dan dapat dipahami oleh rasio manusia
tanpa melakukan penafsiran yang mendalam terhadap makna di balik
setiap adegan yang terdapat dalam sebuah film. Dengan kata lain, denotasi
pada sebuah film adalah segala sesuatu yang nampak dalam suatu adegan
yang tampil pada film.
b. Makna Konotasi
Makna konotas adalah istilah yang digunakan Barthes untuk
menunjukan signifikasi tahap kedua. Hal ini menggambarkan interaksi
yang terjadi ketika tanda bertemu dengan perasaan atau emosi dari
pembaca serta nilai-nilai dari kebudayaannya. Konotasi mempunyai
makna yang subjektif atau paling tidak intersubjektif.29
27 Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi, (Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media,2013), hal.21. 28 Marcel Danesi, Pengantar Memahami Semiotika Media, (Yogyakarta: Jalansutra, 2010) hal. 272. 29 Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi, (Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media,2013), hal.21-22.
25
Konotatif atau makna konotatif adalah suatu jenis makna di mana
stimulus dan respons mengandung nilai-nilai emosional. Makna konotatif
sebagian besar terjadi karena pembicara ingin menimbulkan perasaan
setuju-tidak setuju, senang-tidak senang dan sebagainya pada pihak
pendengar; dipihak lain, kata yang dipilih itu memperlihatkan bahwa
pembicaranya juga meredam perasaan yang sama.30
Jadi makna konotatif adalah makna yang tidak menunjukkan arti
yang sebenarnya. Maka dapat disebut makna tambahan dari makna
denotasi. Dalam hal ini, makna konotasi muncul karena adanya perasaan
atau emosional yang ingin disampaikan dari sutradara kepada penonton
melalui cerita yang terdapat dalam sebuah film. Oleh karena itu, sutradara
berusaha menyampaikan pesan perasaaan atau emosinya melalui makna
konotasi yang dimunculkan pada adegan sebuah film agar mudah
tersampaikannya pesan sutradanya kepada penonton.
c. Mitos
Mitos adalah suatu wahana di mana suatu ideologi berwujud. Mitos
dapat berangkai menjadi mitologi yang memainkan peran penting dalam
kesatuan-kesatuan budaya.31 Mitos adalah bagimana kebudayaan menjelaskan
atau memahami beberapa aspek tentang realitas atau gejala alam. Mitos
merupakan produk kelas sosial yang sudah mempunyai suatu dominasi. Mitos
primitif misalnya, mengenai hidup atau mati, manusia dan dewa, dan
30 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi, (Bandung: Pt Rosda Karya, 2009), hal. 266. 31 Indiwan Seto Wahyu Wibowo, Semiotika Komunikasi, (Jakarta: Penerbit Mitra Wacana Media,2013), hal.22.
26
sebagainya. Sedangkan mitos masa kini misalnya mengenai femininitas,
maskulinitas, dan ilmu pengetahuan dan kesuksesan.32
Mitos adalah dalah satu jenis sistem semiotik tingkat dua. Barthes
mendefinisikannya sebagai tipe wicara, hal ini karena mitos adalah “cara
orang berbicara, jadi bahasa sebagaimana kita pakai.”33
Jadi dalam konteks ini untuk mengetahui mitos yang ada dalam adegan
sebuah film, haruslah mengetahui makna konotasinya terlebih dahulu. Hal ini
disebabkan dalam sebuah konotasi itu terdapat mitos dari kebudayaan yang
melatarbelakangi kehidupan masyarakat bersangkutan untuk menjelaskan
sesuai dari makna adegan sebuah film itu sendri.
Dapat disimpulkan bahwa letak perbedaan semiotika dari ketiga ahli
tersebut ada pada penggunaan makna pada tanda. Menurut Saussure tanda
akan muncul jika ada pertanda dan penanda kedua hal ini seperti muka koin
yang tidak bisa dipisahkan, lalu menurut Pierce menggunakan tanda harus
bersama elemen utama lainnya yaitu object dan intepretant karena jika ketika
elemen ini tidak ada, maka pemaknaan tanda akan sulit dipahami. Lalu yang
terakhir adalah Roland Barthes mengatakan tanda akan bisa dimaknai apabila
dipahami secara denotasi, konotasi, dan mitos.
Peneliti menggunakan teori semiotik dari tokoh Roland Barthes karena
dia memandang semiotik itu paradigmatik artinya melihat bagaimana sebuah
32 Alex Sobur, Analisis Teks Media: Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotika, dan Analisis Framing, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), hal. 33 Sunardi, Semiotika Negativa (Yogyakarta: Buku Baik, 2004), hal. 74.
27
tanda membedakan antara satu manusia dengan yang lain atau sebuah tanda
bisa saja dimaknai berbeda oleh masing-masing orang sesuai dengan latar
belakang budayanya.
B. Tinjauan Umum tentang Film
1. Pengertian film
Secara etimologis, film berarti moving image, gambar bergerak. Awalanya film lahir sebagai bagian dari perkembangan teknologi. Ia ditemukan dari hasil pengembangan prinsip-prinsip fotografi dan penyektor. Thomas Edison yang untuk pertama kalinya mengembangkan kamera citra bergerak pada tahun 1888 ketika ia membuat film sepanjang 15 detik yang merekam salah seorang asistennya ketika sedang bersin. Lalu, Lumiere bersaudara memberikan pertunjukan film sinematik kepada umum di sebuah kafe di Paris.34
Menurut Onong Uchjana, “film adalah cerita singkat yang ditampilkan dalam bentuk gambar dan suara yang dikemas sedemikian rupa dengan permainan kamera, teknik editing, dan skenario yang ada sehingga membuat penonton terpesona.” Sejak pertama kali dibuat, film langsung dipakai sebagai alat komunikasi massa atau populernya sebagai alat bercerita.35
Film mengandung dua jenis pengodean atau rekaman: gambar dan suara/nada. Dalam film, terpadukan tindakan, bahasa, bunyi, dan musik. Yang
34 Marcel Danesi, Pengantar Memahami Semiotika Media, (Yogyakarta: Jalansutra, 2010) hal. 132. 35 Umar Ismail, Mengupas Film,(Jakarta: Lebar,1965), hal 47.
28
pertama-tama adalah gambar bergerak, penyusunan “teks gambar” yang meningkatkannya mejadi media tersendiri. Film tidak bermaksud menyajikan gambaran kenyataan dengan sewajarnya. Film lebih-lebih dimaksudkan untuk mewujudkan maksud apa yang dituju oleh pembuat film pada waktu memproduksinya. Untuk itu, diperlukan untuk menunjukkan unsurnya masing- masing. Film dengan kemampuan visualnya yang didukung dengan audio yang khas, sangat efektif sebagai media hiburan dan juga sebagai media pendidikan serta penyuluhan. Ia bisa diputar berulang kali pada tempat dan khalayak yang berbeda.36
Dunia perfilman saat ini sudah mampu merebut perhatian masyarakat.
Khususnya setelah abad ke-20, berkembangnya teknologi komunikasi massa yang dapat memberikan konstitusi bagi perkembangan dunia perfilman. Meskipun masih banyak bentuk-bentuk media massa yang lainnya, film memberikan efek eksklusif bagi para penontonnya. Sehingga kuatnya media memengaruhi pikiran, sikap, dan tindakan penonton.37
Dalam perkembangannya, film tidak hanya dijadikan sebagai media hiburan semata tetapi juga digunakan sebagai alat propaganda, terutama menyangkut tujuan sosial atau nasional. Perkembangan seni film di Indonesia mempunyai sisi kemajuan yang sangat pesat dan saat ini perfilman di negri
Indonesia sudah mampu menunjukkan keberhasilannya untuk menampilkan film yang lebih dekat dengan budaya bangsa Indonesia. Sebagai media komunikasi
36 Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,1998), hal 126. 37 Miftah Faridl, Dakwah Kontemporer Pola Altenatif Dakwah Melalui Televisi, (Bandung: Pusdai Press, 2000), hal 96.
29
massa, film dapat menyampaikan pesan-pesan tertentu kepada khalayak, termaksud pesan-pesan dakwah yang dihierarkikan secara bersahabat oleh para pemeluknya. Upaya penyebaran dakwah melalui film menjadi alat altenatif dalam membangun dinamika masa depan umat, dengan menempuh cara dan strategi yang lentur, kreatif, dan bijak.38
2. Tokoh dalam Film
Tokoh adalah pelaku yang mengemban dalam suatu cerita rekaan sehingga peristiwa itu menjalin suatu cerita, sedangkan cara sastrawan menampilkan tokoh tersebut adalah penokohan. Tokoh dalam karya rekaan selalu mempunyai sifat, sikap, tingkah laku atau watak-watak tertentu. Film-film yang berpusat pada penggambaran suatu tokoh tunggal yang unik melalui laku dan dialog. Daya tarik tokoh terkandung dalam keunikan, sifat, dan ciri yang membedakan dengan orang biasa. Tema sebuah film dapat dikemukakan dengan baik dalam pembeberan singkat dari tokoh utama, dengan memberikan tekanan pada aspek-aspek luar biasa dari kepribadian tokoh tersebut.39
Tokoh adalah pelaku yang mendukung peristiwa dalam karya satra, sehingga peristiwa itu mampu menjalin cerita. Sementara itu penokohan adalah penggambaran watak, pandangan hidup, dan moral tokoh dalam sebuah cerita.
Selanjutnya Grimes mengatakan bahwa berdasarkan perannnya, tokoh dibagi dalam dua kategori: tokoh utama yaitu tokoh yang sangat berperan dalam
38 Asep Saeful Muhtadi, Komunikasi Dakwah, teori pendekatan, dan aplikasi (Bandung, Simbiosa Rekatama Media, 2012), hal. 114 39 M Boggs Joseph, Cara Menilai Sebuah Film, Terj. Asrul Sani (Jakarta: Yayasan Citra, 1986), hal. 18.
30
membangun keseluruhan cerita: tokoh bawahan, yaitu tokoh yang kurang berperan bagi keseluruhan cerita dan hanya muncul untuk mendukung tokoh utama. Tokoh merupakan unsur yang paling penting dalam karya seni. Namun, hal itu tak berarti unsur plot dapat diabaikan begitu saja karena kejelasan mengenai tokoh dan penokohan dalam banyak hal tergantung pada pemplotannya.
Daya tarik dari tokoh-tokoh terkandung dalam keunikan mereka dalam sifat-sifat dan ciri-ciri yang membedakan mereka dari orang biasa. Tetapi, dalam film dapat dikemukakan dengan baik dalam sebuah pembeberan singkat dari tokoh utama dengan memberikan tekanan pada aspek-aspek luar biasa dari kepribadian tokoh tersebut.40
Pemilihan tokoh untuk film, pengarang cerita dituntut untuk jeli menyeleksi tokoh yang berperan dalam cerita agar tokoh mampu menyampaikan pesan dan permasalahan dalam sebuah film melalui penampilan para tokohnya.
Cerita akan hidup dengan hadirnya tokoh dan disertai konflik yang dihadapi.
3. Unsur-unsur Film
Film secara umum dapat dibagi atas dasar dua unsur yakni, unsur naratif
dan unsur sinematik, keduanya saling berinteraksi dan berkesinambungan
satu sama lain:
a. Unsur Naratif
40 M. Boggs Joseph, Cara Menilai Sebuah Film, terj. Asrul Sani (Jakarta: Yayasan Citra, 1986), hal 18.
31
Unsur naratif merupakan bahan (materi) yang berhubungan dengan
aspek cerita seperti tokoh, konflik, masalah, lokasi, dan waktu.
b. Unsur Sinematik
Unsur Sinematik merupakan cara untuk mengolah atau teknik
produksi sebuah film. Terdiri dari:
Mise en scene yang memiliki empat elemen pokok, yaitu: setting
atau latar, tata cahaya, kostum, dan make-up
Sinematografi
Editing, yaitu transisi sebuah gambar (shot) ke gambar lainnya
Suara, yaitu segala hal dalam film yang mampu kita tangkap
melalui indera pendengar.41
4. Jenis-Jenis Film
Film memiliki jenis-jenis atau kategori agar dapat memanfaatkan film sesuai dengan karakteristiknya. Tiga kategori film adalah film fitur, film dokumentasi, dan film animasi yang secara umum dikenal dengan film kartun.42
a. Film Fitur
Film Fitur merupakan karya fiksi, yang strukturnya berupa narasi, yang
dibuat dalam tiga tahap. Tahap praproduksi merupakan periode ketika
41 Himawan Pratista, memahami film (Yogyakarta: Homerian Pustaka, 2008), hal.1-2. 42 Marcel Danesi, Pengantar Memahami Semiotika Media (Yogyakarta: Jalasutra, cet 1 2010), hal. 134.
32
skenario diperoleh. Skenario ini bisa diadaptasi dari novel, cerita pendek,
karya cetakan lainnya, atau bisa juga ditulis secara khusus untuk dibuat
filmnya. Tahap produksi merupakan masa berlangsungnya pembuatan film
berdasarkan skenario itu. Tahap terakhir, pro-produksi (editing) ketika
semua bagian film yang pengambilan gambarnya tidak sesuai urutan
cerita, disusun menjadi suatu kisah yang menyatu.43
b. Film dokumenter
Film dokumenter merupakan film nonfiksi yang menggambarkan situasi
kehidupan nyata dengan setiap individu memperlihatkan pengalamannya
dalam situasi yang apa adanya, tanpa persiapan, langsung pada kamera
atau pewawancara. Dokumenter seringkali diambil tanpa skrip dan jarang
sekali ditampilkan di gedung bioskop yang menampilkan film-film fitur.
Akan tetapi, film jenis ini sering tampil di televisi. Dokumenter dapat
diambil pada lokasi pengambilan apa adanya atau disusun secara
sederhana dari bahan-bahan yang sudah diarsipkan.44
c. Film Animasi
Animasi adalah teknik pemakaian film untuk menciptakan ilusi gerakan
dari serangkaian gambaran benda dua atau tiga dimensi. Penciptaan
tradisional dari animasi gambar-gambar bergerak selalu diawali hampir
bersamaan dengan penyusunan storyboard , yaitu serangkaian sketsa yang
43 Ibid. hal. 134. 44 Ibid. hal. 134.
33
menggambarkan bagian penting dari cerita. Sketsa tambahan dipersiapkan
kemudian untuk memberikan ilustrasi latar belakang, dekorasi serta
tampilan dan karakter tokohnya. Pada masa kini, hampir semua (jika tidak
semuanya) film animasi dibuat secara digital dengan komputer.45
C. Seputar Kesalehan Sosial
1. Pengertian Kesalehan Sosial
Ditinjau secara etimologi (bahasa) kesalehan berasal dari kata saleh
yang artinya suci dan beriman atau taat serta sungguh-sungguh
menjalankan ibadah.46 Kesalehan berkaitan erat dengan ibadah. Ibadah
dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu ibadah khusus dan ibadah sosial.
Kesalehan ritualistik lebih menempatkan diri dalam bentuk zikr
(mengingat Allah), shalat lima waktu, dan berpuasa. Sedangkan kesalehan
sosial meliputi semua jenis kebajikan yang ditunjukan kepada semua
manusia (orang lain/banyak orang).47
Dalam perspektif Islam, komunikasi selain bertujuan untuk
mewujudkan hubungan secara vertikal dengan Pencipta, juga berfungsi
untuk menegakkan hubungan secara horizontal terhadap sesama manusia.
Komunikasi dengan Pencipta tercermin melalui ibadah mahdha (salat,
puasa, zakat dan haji) yang bertujuan untuk membentuk takwa. Sedangkan
45 Ibid. hal. 134. 46 Pius A. Partanto dan Trisno Yuwono, Kamus Kecil Bahasa Indonesia Edisi Terbaru (Surabaya: Penerbit Arloka, 1994), hal. 406. 47 Muhammad Sobary, Kesalehan Sosial, (Yogyakarta: LkiS Pelangi Aksara, 2007), hal. 33.
34
komunikasi dengan sesama manusia terwujud melalui penekanan
hubungan sosial yang yang tercermin dalam semua aspek kehidupan
manusia seperti sosial, budaya, politik, ekonomi, seni dan sebagainya.48
Kesalehan adalah suatu tindakan yang berguna bagi diri sendiri dan
orang lain, serta dilakukan atas kesadaran ketundukan pada ajaran Allah.
Kesalehan merupakan hasil pengejawantahan dari keberimanan,
pernyataan atau produk dari iman seseorang yang dilakukan secara sadar.49
Merujuk dari devinisi penjabaran tersebut, maka kesalehan individu adalah
orang yang bertauhid (mengesakan Allah) dengan tauhidnya tidak
beraviliasi dengan kehidupan sosial dan berbicara agama dalam dimensi
ritual. Kesalehan sosial adalah orang yang bertauhid dan bertakwa, dalam
ketauhidnya ia berperan dalam membangun, mengubah tatanan sosial
masyarakat ke arah yang lebih baik, dalam dimensi ini dimensi ritual
tercermin dalam dimensi sosial.50
Transformasi kesalehan adalah sebuah bentuk penegasan bahwa
tindakan saleh dapat melampaui batas-batas kedirian (individu) kebaikan
itu bukan sekadar untuk dirinya sendiri, tetapi juga bagi orang lain.
Kesalehan sosial, dibangun melalui ibadah-ibadah pada bulan Ramadhan,
48 Andi Faisal Bakti, Trendsetter Komunikasi di Era Digital: Tantangan dan Peluang Pendidikan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Jurnal Komunikasi Islam, Volume 04, Nomor 01, Juni 2014. Hal 23. 49 Mulkhan, Abdul Munir, Kesalehan Multikultural : Ber-Islam Secara Autentik Kontesktual di Aras Peradaban Global, (Jakarta: PSAP. hal. 7. 50 Jalaluddin Rahmad, Islam Altenatif Ceramah-Ceramah di Kampus, (Bandung: Mizan Anggota IKAIP), hal. 36-44.
35
antara lain, peduli, empati, dan simpati, serta bersedia menolong orang lain
yang sedang mendapatkan kesulitan, seperti sekarang ini.51
Al-Qur‟an memberikan bimbingan kepada manusia dalam
berinteraksi antara manusia dengan Pencipta (hablum minnallah) dan
manusia dengan manusia lain (hablum minannas). Dalam konteks
hubungan manusia dengan Pencipta lebih bersifat individu dan tentunya
akan berdampak pada sejauhmana seseorang bisa mengamalkan dalam
bentuk perintah dan larangan yang sudah dilegalkan dalam al-Qur‟an dan
hadist. Maka sudah barang tentu hal ini hanya dirasakan oleh individu dan
pertanggungjawabannya langsung pada Allah. Berbeda dengan yang
kedua, yaitu interaksi antara manusia dengan manusia lain, karena
pertanggung jawaban selain pada Allah juga lebih menitikberatkan sejauh
mana manusia ini bisa menumbuhkan rasa persaudaraan dan tolong
menolong (ta‟awun) antarsesama. Seiring dengan hal tersebut, tentu bukan
hal yang mudah dalam menjaga persaudaraan dan tolong menolong
(ta‟awun). Kesalehan sosial merupakan suatu keharusan bagi manusia
dalam menjaga interaksi antara manusia dengan manusia lain. Hal ini
dikarenakan bahwa di dalam Al-Qur‟an mempunyai makna yang
universal. Artinya Al-Qur‟an selain berisi petujuk bagi manusia juga
51Didin Hafidhuddin, Kesalehan Individual dan Sosial , http://dariislam.blogspot.co.id/2009/09/kesalehan-individual-dan-sosial.html diakses tanggal 20 Februari 2017 pukul 17:28 WIB.
36
mencakup segala aspek kehidupan manusia, baik teologis ataupun
sosiologis.52
Kesalehan sosial menunjuk pada perilaku orang-orang yang sangat
peduli dengan nilai-nilai islami, yang bersifat sosial. Bersikap santun pada
orang lain, suka menolong, sangat concern terhadap masalah-masalah
umat, memperhatikan dan menghargai hak sesama; mampu berpikir
berdasarkan perspektif orang lain, mampu berempati, artinya mampu
merasakan apa yang dirasakan orang lain, dan seterusnya. Kesalehan sosial
dengan demikian adalah suatu bentuk kesalehan yang tak cuma ditandai
oleh rukuk dan sujud, puasa, haji melainkan juga ditandai oleh seberapa
besar seseorang memiliki kepekaan sosial dan berbuat kebaikan untuk
orang-orang di sekitarnya. Sehingga orang merasa nyaman, damai,
tentram, berinteraksi, bekerjasama, dan bergaul dengannya.53
Kriteria kesalehan seseorang tidak hanya diukur dari seperti ibadah
ritualnya shalat dan puasanya, tetapi juga dilihat dari output sosialnya,
nilai-nilai, dan perilaku sosialnya: berupa kasih sayang pada sesama, sikap
demokratis, menghargai hak orang lain, cinta kasih, penuh kesantunan,
harmonis dengan orang lain, memberi dan membantu sesama.
52 Andry Wijayanto, Menumbuhkan Nilai Kesalehan Sosial dengan Al-quran http://haluankepri.com/rubrik/opini/79263-menumbuhkan-nilai-kesalehan-sosial-dengan-al- quran.html diakses pada tanggal 20 Februari 2017 pada pukul 20:44 WIB. 53 Helmiati, Kesalehan Individual dan Kesalehan Sosial, https://uin- suska.ac.id/2015/08/19/meyakini-shalat-sebagai-obat-muhammad-syafei-hasan/ diakses pada tanggal 20 Februari 2017 pada pukul 20:50 WIB.
37
Kesalehan sosial merupakan bentuk kesalehan yang lebih
ditentukan oleh kehidupan praksis seseorang, seberapa banyak kegiatan-
kegiatan sosial yang ia lakukan, seberapa jauh rasa toleransinya, tingkat
kepeduliaannya terhadap sesamanya, cinta kasih, harga-menghargai, dan
prilaku lainnya yang berdimensi sosial. Kesalehan sosial memandang
bahwa kesalehan tidak ditentukan oleh banyak dan panjangnya do‟a, zikir-
zikir, dan ritualitas keagamaan lainnya yang bisa saja dapat dinilai atau
mengesankan sikap hidup egoistis, tetapi kesalehan itu ada pada
perwujudan, manifestasi dan apresiasi keimanan dalam praksis sosial.
Kesalehan sosial muncul sebagai anti tesis dari kesalehan ritual. Kesalehan
sosial dilandasi oleh upaya memberikan solusi atas permasalahan-
permasalah sosial yang muncul di masyarakat.54
Kesalehan sosial adalah perilaku orang-orang yang peduli dengan
nilai-nilai Islam yang bersifat sosial. Sopan dan santun kepada orang lain,
suka menolong, berikap amanah, bertanggung jawab, dan sebagainya.
Selalu mengutamakan kepentingan orang lain tanpa meninggalkan dan
melupakan hubungannya dengan Allah SWT. Orang yang memiliki
kesalehan sosial dalam hidupnya selalu memberikan yang terbaik pada
54Haladyan Luthfi Julianto, Kesalehan Ritual dan Kesalehan Sosial dalam Sejarah Islam, http://luthfie2015.blogspot.co.id/2015/12/kesalehan-ritual-dan-kesalehan-sosial.html
38
sekelilingnya karena mempunyai kesadaran bahwa dalam hidupnya tidak
akan terlepas dari bantuan orang lain.55
2. Makna Kesalehan Sosial pada Karakter Film
Bentuk-bentuk kepedulian sosial dalam aktivitas sosial-politik
berupa suka menolong dan kepedulian seperti yang kita ketahui
bahwasanya orang-orang mukmin adalah bersaudara. Konsekuensinya dari
persaudaraan ini ialah tolong menolong dalam menghadapi segala masalah
dan kesusahan serta bekerjasama untuk menyelesaikannya.Oleh karena itu,
masyarakat saling peduli dalam membantu mengatasi kesulitan-kesulitan
sesamanya.56
Bentuk kesalehan sosial dalam menjalankan profesi sesuai dengan
keahliannya. Menjungjung tinggi amanah dan bertanggung jawab yang
diberikan serta selalu memberi kemanfaatan dan kemaslahatan untuk
kepentingan umat manusia.57
Kesalehan akan menjadi sempurna jika diiringi dengan sikap dan
perbuatan yang baik seperti, suka menolong, kepedulian, tanggung jawab,
dan amanah. Seperti halnya dengan fokus penelitian penulis untuk
55 Helmiati, Kesalehan Individual dan Kesalehan Sosial, https://uin- suska.ac.id/2015/08/19/meyakini-shalat-sebagai-obat-muhammad-syafei-hasan/ diakses pada tanggal 20 Februari 2017 pada pukul 20:50 WIB.
56 Ilyas Abu Haidar, Etika Islam dari Kesalehan Individual Menuju Kesalehan Sosial (Jakarta: Al- Huda,2003), hal.123. 57 Ilyas Abu Haidar, Etika Islam dari Kesalehan Individual Menuju Kesalehan Sosial (Jakarta: Al- Huda,2003), hal.150.
39
menemukan sikap kesalehan sosial yang tercermin dari penggambaran
tokoh Prasetya dengan menolong hal di sekelilingnya, bahkan ia menolong
seorang perempuan yang putus asa dengan kehidupannya sehingga ingin
bunuh diri dengan satu-satu caranya adalah menikahinya. Sikap
kepedulian Prasetya untuk menolong perempuan yang ingin berbuat
zhalim justru menjadi ujiannya berumah tangga dengan istri pertamanya,
Arini yang memiliki dongeng berumah tangga penuh cinta yang
diinginkannya. Adapun empat sikap kesalehan sosial yang tercermin pada
karakter Prasetya, diantaranya: 58
A. Taawun (Suka menolong)
Tolong menolong merupakan salah satu ibadah dalam kehidupan
muslim yang sangat dianjurkan oleh syariat Islam untuk memberi
pertolongan secara ikhlas. Sebagai makhluk sosial manusia membutuhkan
orang lain. Jika seseorang sudah terbiasa menerapkan sifat ta'awun ini
dalam kehidupannya sehari-hari, maka ia akan senantiasa peduli terhadap
kesulitan orang lain dan berusaha sedapat mungkin untuk menolongnya.
Begitu pun sebaliknya, kemudahan mendapat pertolongan dari orang lain
akan didapatkan. Tolong menolong adalah ibadah kepada Allah SWT
selama masih di dalam kaidah-kaidah keagamaan, budaya, dan sosial.
Sudah semestinya konsep tolong menolong ini dikemas sesuai
dengan syariat Islam, dalam artian tolong menolong hanya diperbolehkan
58 Ilyas Abu Haidar, Etika Islam dari Kesalehan Individual Menuju Kesalehan Sosial (Jakarta: Al- Huda,2003), hal.123.
40
dalam kebaikan dan takwa, dan tidak diperbolehkan tolong menolong
dalam hal dosa atau permusuhan. Allah Swt telah menyebutkan perintah
tolong menolong dalam firmannya:
“...... Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan
takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan
bertakwalah kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya”
(Q.S Al-Maidah 5:2)
B. Kepedulian
Kepedulian sosial yaitu sebuah sikap keterhubungan dengan kemanusiaan
pada umumnya, sebuah empati bagi setiap anggota komunitas manusia.
Kepedulian sosial adalah kondisi alamiah spesies manusia dan perangkat yang
mengikat masyarakat secara bersama-sama. Oleh karena itu, kepedulian sosial
adalah minat atau ketertarikan kita untuk membantu orang lain. Setiap
makhluk hidup tak luput dari kesusahan dan kesulitan yang membutuhkan
pertolongan orang lain. Oleh karena itu, masyarakat saling mengemban tugas
dan menyelesaikan masalah serta saling peduli dalam membantu nyelesaikan
kesulitan-kesulitan sesamanya.59
59 Dimas, Etika dan kepribadian http://dimas-p-a-fib11.web.unair.ac.id/artikel_detail-104726- Etika%20dan%20Kepribadian-Kepedulian%20Sosial.html diakses pukul 21:21 WIB.
41
C. Tanggung jawab
Tanggung jawab adalah berkewajiban menanggung, memikul jawab,
menanggung segala sesuatunya, dan memberikan jawab serta menanggung
akibatnya. Tanggung jawab adalah ciri manusia yang beradab karena
menyadari akibat baik atau buruk perbuatannya itu, dan menyadari pula bahwa
pihak lain memerlukan pengadilan dan perngorbanan, sehingga manusia tidak
hanya tanggung jawab kepada dirinya sendiri, tetapi untuk orang lain.
4. Amanah
“Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia.
Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh.” (QS. Al-Ahzab: 72)
Amanah dan janji menggabungkan semua yang dipikul manusia berupa perkara agama dan dunia, ucapan dan perbuatan. Dan hal ini meliputi pergaulan dengan manusia, janji-janji, dan selain yang demikian itu. Dan kesudahan yang demikian itu adalah menjaga dan melaksanakannya. Sebab manusia adalah makhluk sosial yang mempunyai tanggung jawab sosial.
BAB III
GAMBARAN UMUM FILM „SURGA YANG TAK DIRINDUKAN‟
A. Sekilas tentang Film 'Surga yang Tak Dirindukan‟
„Surga yang Tak Dirindukan‟ adalah film drama Indonesia yang dirilis
pada tahun 2015. Diangkat dari novel karya Asma Nadia pada tahun 2014
dengan judul yang sama. Film ini dibintangi oleh Fedi Nuril (1982)
sebagai Prasetya, seorang arsitek yang memiliki akhlak kesalehan sosial
terpaksa menikahi seorang wanita depresi demi menyelamatkan
nyawanya, Laudya Cynthia Bella (1988) sebagai Arini, istri dan cinta
sejati Prasetya, dan Raline Shah (1985) sebagai Mei Rose, seorang wanita
depresi yang diselamatkan oleh Prasetyaetya dan menimbulkan berbagai
konflik dalam rumah tangga Prasetya dan Arini. Surga yang Tak
Dirindukan dirilis perdana pada tanggal 15 Juli 2015 dan langsung
menjadi salah satu film paling sukses yang dirilis tahun itu.60
Pras mempunyai masa kanak-kanak yang suram karena terlahir dari
seorang ibu yang kecewa dengan suami kemudian memilih bunuh diri.
Pras terpaksa dibesarkan di panti asuhan. Latar yang kelam itu membentuk
karakter Pras yang solider dengan orang yang senasib. Ketika Pras dewasa,
takdir membawanya bertemu seorang bayi yang bernasib malang. Bayi itu
baru saja lahir dari seorang ibu yang ingin bunuh diri. Ibu itu bernama
60 https://id.wikipedia.org/wiki/Surga_yang_Tak_Dirindukan#Pemeran 18:23
42
43
Meirose. Walaupun sudah pernah gagal bunuh diri, ibu bayi itu masih saja mencari jalan untuk mati.
Rasa peduli Pras pada bayi tak berdosa yang diberinya sendiri nama
Akbar menguasai Pras. Spontan, tergeraklah hatinya untuk menyelematkan sang bayi yang tidak berdosa itu dengan cara menikahi sang ibu, Meirose.
Pras sendiri padahal sudah punya istri yang sangat ia sayangi, cantik, sholehah, dan setia, bernama Arini. Padahal, tidak ada masalah rumah tangga Pras dan Arini. Mereka hidup bahagia, berjanji saling setia, dan ingin membangun rumah tangga surgawi bersama anak mereka yang pintar, Nadia.
Prasetya membuat sebuah keputusan yang sangat nekat. Dengan keputusan itu berarti ia akan memulai sebuah drama kehidupan yang tak terbayangkan sebelumnya, yaitu poligami. Ada istri kedua yang pasti akan membakar hangus jiwa istri pertamanya, Arini. Ada pula anak orang yang tak jelas ayahnya namun tak boleh dibiarkan bernasib sama dengan dirinya.
Dari sisi karya sinematography, film ini saya nilai sangat bagus. Ada dua tokoh sentral Pras dan Arini . Di dalam film ini, saya tidak dapat menebak yang mana satu yang dijadikan tokoh protagonis atau hero. Di kebanyakan film, protagonisnya langsung bisa ditebak, di film ini sepertinya dibuat kabur. Pokoknya ada dua tokoh utama. Penonton pilih sendiri protagonisnya sesuai selera masing-masing. Pras dan Arini
44
dieksplorasi secara berimbang dan proporsional. Ekplorasi kedua karakter
ini saya nilai berhasil. Ferdi Nuril dan Laudya Cynthia bermain sangat
bagus dalam memerankan karakter masing-masing. Akting mereka nyaris
sempurna. Gugupnya, takutnya, marahnya, cemburunya, semua persis
seperti dalam keluarga poligami. Saya heran dari mana mereka belajar
berpoligami karena saya dengar mereka menikah saja belum. Raline Shah
yang memerankan tokoh Meirose, menurut saya, juga lumayan bagus.
Hanya saja, tokoh Meirose ini kurang dieksplorasi emosi-emosinya.
Seharusnya, istri keduapun tak kalah serunya bertarung dibanding istri
pertama dalam menghadapi masalah rumah tangga poligami. Tapi, dari
segi content saya cukup geleng-geleng kepala.
B. Sinopsis Film Surga yang Tak Dirindukan.
Film Surga yang Tak Dirindukan disutradarai oleh Kuntz Agus dan
naskah cerita ditulis oleh Alim Sudio. Film bertemakan religi dengan
mengedepankan kesalehan sosial ini bercerita tentang pernikahan ideal
Prasetya dan Arini. Pada kenyataannya, mereka memang hidup bahagia
dengan satu anak perempuan, Nadia. Mereka saling mencintai dalam
rumah yang mereka miliki sendiri. Sekali pun Arini tidak lagi mengejar
karirnya sebagai ilustrator komik anak, tapi dia bahagia mengabdikan
dirinya sebagai istri dan ibu yang baik untuk keluarganya. Dikala sahabat-
sahabatnya diributkan dengan masalah perselingkuhan suami dan
45
poligami, Arini tetap tenang, karena dia percaya Prasetya, laki-laki yang setia, yang tidak akan pernah menduakannya.
Prasetya memang sosok laki-laki seperti yang dibayangkan Arini. Dia setia, soleh, dan tidak pernah mempertimbangkan poligami sebagai pilihan kehidupan perkawinannya. Namun takdir berkata beda saat Prasetya menolong seorang perempuan bernama Meirose, yang mengalami kecelakaan mobil di hadapannya. Meirose ternyata sengaja menabrakan diri karena frustrasi. Dia baru saja ditipu oleh laki-laki yang berjanji hendak menikahi dirinya. Padahal diperutnya ada janin berusia 7 bulan.
Meirose berhasil diselamatkan, namun mengalami koma, sementara anak laki-lakinya, Akbar, lahir dengan selamat. Prasetya tidak tega meninggalkan bayi dan ibu yang ternyata hidup sebatang kara tersebut.
Meirose perlahan membaik, diluar dugaan, Meirose melakukan percobaan bunuh diri lagi, Meirose naik ke atas gedung rumah sakit bersiap loncat.
Meirose merasa di dunia ini tidak ada laki-laki baik. Beruntung Meirose diselamatkan Prasetya. Di dalam hidupnya Prasetya selalu mendahulukan kepentingan orang lain dari pada dirinya. Baginya membantu orang lain yang ingin berbuat zalim merupakan kewajibannya sebagai manusia.
Meirose meminta Prasetya untuk menikahinya.
Tidak disangka, setelah pernikahan yang tidak biasa ini, Meirose sangat berbahagia dengan pernikahannya dengan Prasetya. Meirose merasa terharu dan bahagia bisa bertemu dan dinikahi oleh laki-laki sebaik
46
Prasetya. Meirose pun menjadi mualaf dan belajar agama Islam. Dengan
demikian resmi sudah Prasetya melakukan poligami. Prasetya semakin
hari semakin merasa bersalah pada Arini. Sementara di sisi lain, Meirose
sangat mencintai Prasetya. Saat Prasetya berusaha menceritakan
poligaminya pada Arini, ayah Arini meninggal. Suasana semakin berat
bagi Prasetya saat mendengar pengakuan ibu Arini kalau ayahnya juga
poligami. Demi kebahagiaan Arini, ibu merahasiakan poligami ayahnya
dan ikhlas menerima takdirnya.
Namun akhirnya kenyataan poligami Prasetya ini tercium juga oleh
Arini. Bahtera perkawinannya yang ideal, runtuh seketika. Arini terpuruk
dalam mimpinya yang paling buruk.
C. Tim Produksi Film „Surga yang Tak Dirindukan‟
Sebuah film menjadi bagus dan sukses tidak luput dari tangan-tangan kreatif para crew dan pihak-pihak yang terlibat dalam penggarapan film.
Begitu juga dengan film Surga yang Tak Dirindukan yang juga sukses berkat orang-orang yang terlibat didalamnya. Berikut daftar orang-orang yang menjadikan dilm Surga yang Tak Drindukan bisa dinikmati oleh banyak orang.
Sutradara : Kuntz Agus
Produser : Manoj Punjabi
Skenario : Alim Sudio
Pemeran film : Fedi Nuril sebagai Prasetya
47
Laudya Cynthia Bella sebagai Arini
Raline Shah sebagai Mei Rose
Sandrinna Michelle sebagai Nadia
Kemal Palevi sebagai Amran
Tanta Ginting sebagai Hartono
Zaskia Adya Mecca sebagai Sita
Landung Simatupang sebagai ayah Arini
Ray Sitoresmi sebagai ibu Arini
Vitta Mariana sebagai Lia
Casting : Sanjay Mulani dan Widhi Susila Utama
Make Up : Darto
Penulis : Asma Nadia
Costume : Retno Ratih Damayanti
Art Director : Alan Sebastian
Sound Designer : Satrio Budiono
Editor : Cesa David Luckmansyah
Penata Musik : Tya Subiakto Satrio
Penata Kamera : Ipung Rachmad Syaiful
Associate Producer : Dian S. Faisal dan Hendrayadi R
Co-Excecutive Producer : Zairin Zain
Co-Producer : Hanung Bramantyo
Creatif Producer : Shania Punjabi
Excecutive Producer : Dhamoo Punjabi
48
D. Pemeran Film Surga yang Tak Dirindukan
1. Fedi Nuril
Fedrian Nuril atau yang lebih dikenal sebagai Fedi Nuril (lahir di
Jakarta, 1 Juli 1982; umur 34 tahun) adalah seorang musisi, model, aktor
Indonesia dan anggota grup musik Garasi. Pria setinggi 179 cm ini mulai
dikenal sejak bermain dalam film Garasi (2006) yang dibintangi oleh grup
bandnya. Bungsu tiga bersaudara ini melejit berkat perannya sebagai Fahri
dalam film adaptasi novel Ayat-Ayat Cinta yang berjudul sama.
Lulusan D3 Akuntansi Universitas Indonesia ini kemudian
mendapat tawaran dari Rudy Soedjarwo untuk membintangi film
Mengejar Matahari (2004). Setelah itu, Fedi seringkali bermain untuk
layar lebar, seperti Apa Artinya Cinta? (2005) dan Janji Joni (2005).
Hingga pada tahun 2006, Mira Lesmana mengajaknya bermain dalam film
Garasi (2006) bersama Ayu Ratna dan Aries Budiman. Dalam film itu,
49
mereka bertiga diceritakan sebagai anggota grup musik Garasi. Meski film
telah usai, grup band ini tetap eksis.
Nama Fedi kembali menjadi perbincangan pada tahun 2007, saat
Hanung Bramantyo berencana memfilmkan novel karya Habiburrahman
El Shirazy, Ayat-Ayat Cinta. Pemilihan Fedi sebagai tokoh Fahri
mengundang kontroversi di kalangan pembaca fanatik Ayat-Ayat Cinta.
Karena film Fedi Nuril sebelumnya menampilkan Fedi ciuman dengan
perempuan bukan muhrim. Fedi Nuril menikah pada Januari 2016 dengan
Vanny Widyasasti setelah melalui proses Taaruf sejak April 2014.61
2. Laudya Cynthia Bella
Laudya Cynthia Bella (lahir di Bandung, 24 Februari 1988; umur
28 tahun) adalah aktris dan penyanyi berdarah Jawa berkebangsaan
Indonesia. Bella berzodiak Pisces dan bershio Naga. Bella merupakan
61 https://id.wikipedia.org/wiki/Fedi_Nuril Diakses pada tanggal 5 Februari 2017 pukul 16:39 WIB.
50
anak bungsu dari 4 bersaudara. Sinetron terkenal yang pernah
dibintanginya antara lain Senandung Masa Puber, Juragan Jengkol, dan
Cinta Bunga. Ia juga mulai merambah dunia tarik suara bersama grup
vokal asuhan Melly Goeslaw yang di bentuk tahun 2006 yaitu Bukan
Bintang Biasa bersama Raffi Ahmad, Chelsea Olivia Wijaya, Dimas Beck,
dan Ayushita.
Laudya memulai karier sebagai model dan bintang iklan, sebelum
akhirnya berkecimpung di dunia akting. Bella pernah terpilih sebagai
finalis majalah Kawanku pada tahun 2002, namun namanya mulai dikenal
saat berperan sebagai Biyan di film Virgin. Melalui film Virgin ini
pulalah, Bella yang belajar akting dari Eka D. Sitorus, pengasuh Sakti
Acting School Jakarta. Ia terpilih sebagai salah satu nominasi pemeran
utama wanita terbaik Festival Film Indonesia 2005. Bella juga dinobatkan
sebagai Aktris Terpuji pada Festival Film Bandung 2005. Bella pernah
membintangi film antara lain Virgin, Berbagi Suami, Lentera Merah,
Bukan Bintang Biasa, Love, Di Bawah Lindungan Ka'bah, Belenggu, Haji
Backpacker, dan Assalamualaikum Beijing. Sinetron berjudul Juragan
Jengkol berhasil membawanya sebagai aktris paling ngetop versi SCTV
Awards 2006.62
62 https://id.wikipedia.org/wiki/Laudya_Cynthia_Bella Diakses pada tanggal 5 Februari 2017 pukul 16:43 WIB.
51
3. Ralin Shah
Raline Shah (lahir di Jakarta, 4 Maret 1985; umur 31 tahun) adalah seorang aktris Indonesia berdarah Melayu. Yang tinggal dan besar di
Medan. Ia dikenal ketika menjadi salah satu dari finalis Puteri Indonesia
2008 dan menjadi puteri terfaforit. Setelah itu, banyak tawaran di dunia hiburan yang ia terima, antara lain menjadi untuk acara Kitchen Beib di
Global TV, bintang iklan, maupun berakting. Dia mendapatkan pendidikan tinggi dari National University of Singapore di bidang ilmu politik, dan meraih gelar B.A in Political Science and New Media & Communications
(Hons).
Raline Shah Shah Saja tampil dalam debut karier perannya dalam film layar lebar 5 cm (2012). Ayahnya dikenal sebagai pengusaha, diplomat, pemburu kelas dunia, dan politisi yang berasal dari Medan,
Sumatera Utara berkewarganegaraan Indonesia. Sementara Ibu dari
Raline, Roseline Rahmat, adalah ibu rumah tangga yang juga saat ini yang
52
juga aktif dalam kegiatan-kegiatan sosial dan saat ini menjabat sebagai
ketua YPAC Medan. Raline juga mempunyai dua adik pria Rollin dan
Rollan yang selalu memberikan support untuknya.63
4. Andrinna Michelle Skornicki
Andrinna Michelle Skornicki (lahir di Lampung, 11 Januari 2007;
umur 10 tahun) merupakan artis cilik blasteran Amerika Serikat-Jawa.
Bersama adiknya, Richelle G. Skornicki, ia bermain film This Is Cinta
(2015). Ia mengawali kariernya di saat dia masih bayi, yakni saat usia 2
tahun. Ia dikenal baik dengan para penggemarnya di Instagram ataupun
Twitter.64
63 https://id.wikipedia.org/wiki/Raline_Shahm Diakses pada tanggal 21 Februari 2017 pukul 09:42 WIB. 64 https://id.wikipedia.org/wiki/Sandrinna_Michelle Diakses pada tanggal 21 Februari 2017 pukul 09:44 WIB.
53
5. Ahmad Kemal Palevi
Ahmad Kemal Palevi (lahir di Samarinda, 25 Agustus 1989; umur
27 tahun) adalah seorang pelawak tunggal berkebangsaan Indonesia. Ia dikenal sebagai juara 3 Stand Up Comedy Indonesia Kompas TV musim kedua pada tahun 2012 dan aktor film bergenre komedi. Kemal besar di
Samarinda dan datang ke Jakarta pada tahun 2007 untuk berkuliah, tepatnya di Institut Kesenian Jakarta. Pada tahun 2012, Kemal mengikuti audisi Stand Up Comedy Indonesia Kompas TV dan berhasil lolos sebagai perwakilan dari Jakarta. Dalam kompetisi ini, Kemal berhasil menembus babak 3 besar bersama Ge Pamungkas dan Gilang Bhaskara. Kemal merupakan comic absurd, di mana dia selalu membawakan materi komedi
54
mengenai hal-hal yang liar, kacau, dan aneh, namun tetap mampu
memancing tawa dari penonton.65
6. Tanta Jorekenta Ginting
Tanta Jorekenta Ginting atau dikenal dengan Tanta Ginting
(lahir di Medan, 16 Oktober 1981; umur 35 tahun) adalah seorang
aktor asal Indonesia yang memulai karier sebagai pemeran teater
musikal, di antaranya Gita Cinta The Musical, Musikal Laskar Pelangi,
serta Ali Topan The Musical. Ia dikenal dalam film layar lebar sebagai
pemeran Sutan Sjahrir (Soekarno, 2013) dan Semaoen
(Tjokroaminoto: Guru Bangsa, 2015)66
65 https://id.wikipedia.org/wiki/Kemal_Palevi Diakses pada tanggal 21 Februari 2017 pukul 09:45 WIB. 66https://id.wikipedia.org/wiki/Tanta_Ginting Diakses pada tanggal 21 Februari 2017 pukul 09:47 WIB.
55
7. Zaskia Adya Mecca
Zaskia Adya Mecca (lahir di Jakarta, 8 September 1987; umur
29 tahun) adalah pemeran sinetron dan bintang film Indonesia. Zaskia
memulai karier di dunia hiburan Indonesia saat mengikuti ajang
pemilihan Model Kawanku 2001 dan meraih juara II. Sukses itu
membuatnya dilirik oleh rumah produksi yang menjadikannya
pemeran pendukung dalam sinetron Senandung Masa Puber dan Cinta
SMU.
Nama Zaskia melejit saat dirinya membintangi sinetron arahan
sutradara Deddy Mizwar, Kiamat Sudah Dekat. Selain Kiamat Sudah
Dekat, anak kedua dari tujuh bersaudara ini juga membintangi
beberapa sinetron, antara lain, Cinta SMU, Senandung Masa Puber,
Lorong Waktu, Munajah Cinta, " Aqsa Madina" , Dibalik Jilbab Zaskia
dan Para Pencari Tuhan1-6.
Akhir bulan Desember 2006 Zaskia membintangi FTV TVRI
berjudul Ibunda, arahan Sutradara baru Rudi Imam, didukung oleh
56
pemain baru Fadhliyah Tania sebagai Dilla kecil, Eva Rosdiana Dewi
(Mantan Ketua PARFI) dan Ali Zaenal serta Jenderal Purnawirawan
Herman Saren Sudiro. Pada tahun 2007, Zaskia menjalani syuting layar lebar berjudul Kun Fayakun sebuah film religi karya ustad Yusuf
Mansyur. Film ini rencananya akan dilaunching akhir 2007. Pada tahun yang sama, Zaskia juga bermain dalam film bertema religi,
Ayat-Ayat Cinta, yang diangkat dari novel berjudul sama karangan
Habiburrahman El Shirazy. Film arahan sutradara Indonesia Hanung
Bramantyo ini didukung oleh Fedi Nuril sebagai Fahri, Rianti
Cartwright sebagai Aisha, Carissa Putri sebagai Maria, Zaskia Adya
Mecca sebagai Noura, dan Melanie Putria sebagai Nurul. Lalu Zaskia pun pernah bermain dalam film "Doa Yang Mengancam" sbg suster
Irene dan yang terakhir "Sang Pencerah" film tentang Kyai Haji
Ahmad Dahlan dia menjadi Nyai Walidah.
Berawal ketika Remaja Zaskia pernah menjadi presenter "GO
GIRLS" yang tayang di trans tv bersama rekannya Shandy Aulia dan
Nabila Syakieb. Reality Show dari rumah produksi TRIWARSANA pun pernah mengajak Zaskia menjadi presenter "TAK ADA YANG
ABADI" bersama Ali Zainal yang tayang di RCTI. Pada tahun 2011
SCTV kembali mempercayakan zaskia membawakan acara Gema
Ramadhan bersama Indra Bekti. Bulan Juni 2007, Zaskia bersama artis sinetron dan presenter Meidiana Hutomo menjadi presenter dan pengisi acara dalam perayaan ulang tahun Jakarta di PRJ. Mereka
57
dikontrak oleh salah satu bank swasta di tanah air untuk membawakan
acara 'talk show' mengenai perbankan syari'ah.67
8. Landung Simatupang
Landung Simatupang (lahir di Yogyakarta, 25 November 1951;
umur 65 tahun) merupakan seorang aktor film dan teater serta sutradara
teater berkebangsaan Indonesia. Ia merupakan alumnus Jurusan Inggris
Fakultas Sastra Universitas Gadjah Mada.
Landung mulai terjun ke dunia teater sejak berkuliah di Universitas
Gadjah Mada. Ia bergabung dengan Teater Gadjah Mada, lalu beralih
bergabung dengan STEMKA antara 1974 hingga 1988. Dan sejak saat itu
ia mulai terlibat dalam pementasan teater luar negeri bersama Black Swan
Theater Company dari Perth, Australia. Selain itu ia juga merupakan
seorang translator bahasa Inggris dan mengajar bahasa Inggris di berbagai
sekolah.
67 https://id.wikipedia.org/wiki/Zaskia_Adya_Mecca Diakses pada tanggal 21 Februari 2017 pukul 09:50 WIB.
58
Ia pernah menyutradarai Teater Garasi untuk pementasan teater
Endgame karya Samuel Beckett, bersama dengan Yudi Ahmad Tajuddin.
Pementasan ini dimainkan berkeliling dari Yogyakarta, Bandung,
Surabaya, dan Jakarta sejak 1999 hingga 2000. Landung pernah mengajar
di jurusan Inggris Fakultas Sastra UGM dan menjadi asisten publikasi
Lembaga Studi Pedesaan dan Kawasan UGM, asisten peneliti Lembaga
Pengkajian Kebudayaan UGM, serta peneliti Seksi Monitorig Sosial
Yayasan Dian Desa.68
9. Vitta Mariana
Vitta Mariana (lahir di Bogor, 13 Maret
1984; umur 32 tahun) adalah seorang aktris Indonesia. Ia mengawali
karier di dunia fesyen, kemudian mulai dikenal luas setelah bermain
film Habibie & Ainun. Ia juga bermain dalam sinetron Titipan Ilahi.
Saat ini, ia tergabung dalam MD entertainment. Wanita kelahiran
Bogor ini telah menyelesaikan studinya di kota kelahirannya pada
tahun 2005, kemudian menetap di Perancis dan belajar memasak.
68https://id.wikipedia.org/wiki/Landung_Simatupang Diakses pada tanggal 21 Februari 2017 pukul 09:55 WIB.
59
Ia mendapat gelar "New Sensual Woman" versi majalah Male
Emporium tahun 2005 serta masuk nominasi dan memenangkan Piala
Vidya pada tahun yang sama sebagai Pemeran Pembantu Wanita
Terbaik dalam sinetron Demi Masa. Selain itu, FTV yang dibintangi
olehnya yang berjudul Kongkalikong karya Putu Wijaya juga pernah
masuk nominasi FTV Terpuji pada Festival Film Bandung. Setelah
memenangkan Piala Vidya pada tahun 2005, ia vakum selama tahun.69
E. Penghargaan-penghargaan Film „Surga yang Tak Dirindukan
Penghargaan Tahun Kategori Penerima Hasil
Piala Citra untuk
Pemeran Pendukung Raline Shah Nominasi
Wanita Terbaik Festival Film
2015 Indonesia Piala Citra untuk Alim Sudio, Penulis Skenario Nominasi Bagus Bramanti Adaptasi Terbaik
Festival Film Surga yang Tak
2015 Film Terpuji Nominasi Bandung Dirindukan
69 hlmttps://id.wikipedia.org/wiki/Vitta_Mariana Diakses pada tanggal 21 Februari 2017 pukul 09:58 WIB.
60
Pemeran Utama Laudya Cynthia Menang Wanita Terpuji Bella
Pemeran Pembantu Raline Shah Menang Wanita Terpuji
Tya Subiakto
Penata Musik Terpuji Satrio & Krisna Nominasi
Purna Ratmana
Ipung Rachmat Penata Kamera Terpuji Nominasi Syaiful
Cesa David Penata Editing Terpuji Nominasi Luckmansyah
Pemeran Utama Laudya Cynthia Piala Maya 2015 Nominasi Wanita Terbaik Bella
Indonesian Surga yang Tak 2016 Film Terfavorit Nominasi Movie Actor Dirindukan
61
Awards Pemeran Anak-anak Sandrinna Nominasi Terbaik Michelle
Pemeran Utama Laudya Cynthia Piala Maya 2015 Nominasi Wanita Terbaik Bella
Laudya Cynthia Aktris Utama Terbaik Nominasi Bella
Penata Artistik Terbaik Allan Sebastian Nominasi
”Surga yang Tak
Lagu Tema Terbaik Dirindukan” cipt. Nominasi i-Cinema Melly Goeslaw 2015 Awards
Surga yang Tak Film Terfavorit Menang Dirindukan
Pemeran Pria Fedi Nuril Menang Terfavorit
Pemeran Wanita Raline Shah Nominasi
62
Terfavorit Laudya Cynthia Menang Bella
Fedi Nuril &
Pasangan Terfavorit Laudya Cynthia Menang
Bella
Film Box Office Surga yang Tak Menang Terbaik Dirindukan
Pemeran Utama Pria Fedi Nuril Menang Terbaik
Indonesia Box Pemeran Utama Laudya Cynthia
Office Movie 2016 Menang Wanita Terbaik Bella Awards
Pemeran Pendukung Tanta Ginting Nominasi Pria Terbaik
Pemeran Pendukung Raline Shah Menang Wanita Terbaik
63
Pemeran Sutradara Kuntz Agus Nominasi Terbaik
Penulis Skenario Alim Sudio Nominasi Terbaik
Surga yang Tak Poster Film Terbaik Nominasi Dirindukan
Surga yang Tak Trailer Film Terbaik Nominasi Dirindukan
Behind the Surga yang Tak Nominasi Scene Terbaik Dirindukan
”Surga yang Tak Original Dirindukan” cipt. Menang Soundtrack Terbaik Melly Goeslaw
Ensemble All cast Nominasi Talent Terbaik
64
Film Terlaris 2015- Surga yang Tak Piala Antemas 2016 Menang 2016 Dirindukan
Satu lagi prestasi berhasil ditorehkan oleh film Surga yang Tak Dirindukan.
Bertepatan dengan Hari Film Nasional yang jatuh pada 30 Maret, film produksi
MD Pictures ini meraih Piala Antemas 2016 berkat jumlah penontonnya yang mencapai 1.523.617 orang. Manoj Punjabi selaku produser film Surga yang Tak
Dirindukan merasa begitu bangga akan pencapaian tersebut. Ia pun membagikan momen berharga ini lewat media sosial pribadinya. Di situ, Manoj tampak tengah menerima penghargaan dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Anies
Baswedan.70
F. Tanggapan Terhadap Film ‘Surga yang Tak Dirindukan’
Hadirnya film berjudul "Surga yang Tak Dirindukan" mendapatkan beragam tanggapan positif dan negatif. Bahkan, sebagian tanggapan menyatakan bahwa film yang disutradarai oleh Kuntz Agus itu ternyata mengajarkan poligami bagi lelaki di Indonesia. Pro dan kontra tentang poligami dikalangan masyarakat menjadi tema utama di dalam film tersebut. Namun dilihat dengan berbagai sisi.
Poligami dengan segala kontroversinya pro dan kontra perlu dilihat secara bijak, sehingga nantinya dapat memupus rasa suudzon (buruk sangka) baik poligami itu sendiri serta para pelaku didalamnya.
70 http://www.bintang.com/celeb/read/2471704/film-surga-yang-tak-dirindukan-raih-piala- antemas-2016 diakses pukul 18:26 WIB.
65
Pergulatan mencapai puncaknya ketika Arini akhirnya 'terpaksa' rela menerima takdir Tuhan bahwa ia harus hidup berpoligami demi masa depan anaknya. Meski begitu, intisari yang ingin ditampilkan dalam film ini mencerminkan ekspektasi sebuah ungkapan cinta melalui kesalehan sosial tokoh
Prasetya bukan dalam arti poligami dihalalkan dalam film ini.
Ali Reza mengkritik film ini bahwa, “Saya terpaksa nonton film ini untuk menjawab tantangan sang penulis novelnya di grup FB untuk menunjukkan kesalahan dalam film ini. Permasalahan utama pada film bergenre seperti ini adalah selalu ingin didramatisir dan klise. Padahal, hal seperti ini sudah jarang ditemui dalam film-film Hollywood. Surga yang Tak Dirindukan mengusung idealisme agama yang membuat sang sutradara mesti berhati-hati walaupun akhirnya muncul juga kontroversi seputer posternya. Bagaimana pun juga film ini lebih baik dari Ketika Cinta Bertasbih, Filosofi Kopi, maupun Tenggelamnya
Kapal van Der Wick. Beberapa dalam film ini kesalahan cukup mengganggu dan malah ada yang menurut saya cukup fatal.”71
Namun, ada juga yang berhasil mendapatkan makna poligami yang dihadirkan pada film tersebut, “Entah kenapa saya merasa hadirnya film ini seperti sebuah pembenaran. Seperti ada yang harus dibenarkan dan itu adalah poligami. Ibaratnya, saya diajari makan daging kambing banyak itu bisa bikin tensi tinggi, tetapi kadangkala justru nggak apa-apa. Saya merasakan insecuritas
Asma Nadia dan teman-teman muslim soal poligami sehingga harus
71 Ali Reza, “Surga yang Tak Dirindukan” Surga yang Tak Dirindukan, Sebuah Kritik, https://sobatlama.wordpress.com/2016/01/29/surga-yang-tak-dirindukan-sebuah-kritik/ Diakses pada tanggal 26 Januari 2017 pukul 18:47 WIB.
66
menghadirkan Mas Pras yang poligami karena ingin membantu. Padahal, faktanya di lapangan lebih banyak poligami dilakukan dengan tidak demikian. Hampir semua pria yang poligami memiliki istri muda jauh lebih cantik. Mulai dari Lutfi
Hassan Iskhak sampai Yusril Ihza Mahendra. Nah lewat film ini Asma Nadia ingin memperlihatkan (kadangkala) indahnya niat berpoligami. Padahal, yang jadi masalah di masyarakat bukan itu. Yang jadi masalah adalah figur publik yang berpoligami dengan kesan intense semata hawa nafsu. Tetapi film ini malah lari dari kritik pada publik figur dan malah menyemprot mereka yang mengatakan poligami itu buruk.”
“Pada akhirnya, saya berharap sih pesan film „Surga yang Tak
Dirindukan‟ ini tersampaikan untuk lebih memahami posisi wanita. Yang agak saya khawatirkan, seperti di poin pertama, film ini bisa menjadi pembenaran untuk dilakukannya poligami atas nama membantu orang. Padahal, sebenarnya hanya berlandaskan nafsu semata,” kata pengamat film. 72
Menyimak adegan demi adegan film di bawah arahan sutradara kondang sajian MD Production ini, sajiannya memang bagus. Tata gambar dan tata suara bagus. Menurut saya, ini sebuah karya film yang bermutu. Walaupun ceritanya mempunyai banyak sub-plot (mungkin untuk menambah komplikasi) dan flash- back berulang-ulang, tapi jalan cerita utamanya secara keseluruhan cukup sederhana, kohesif, dan mudah diikuti tanpa harus banyak mikir. Yang lebih mengejutkan saya, poligami dimulai secara gampangan dan diakhiri pula secara
72 7 Poin Mengenai Film Surga yang Tak Dirindukan, http://duniasenyap.blogspot.co.id/2016/07/review-film-surga-yang-tak-dirindukan.html diakses pada tanggal 26 Januari 2017 pukul 18:48 WIB.
67
gampangan. Saya sadar kalau ceritanya pasti fiktif belaka, hasil renungan, bukan kejadian sebenarnya. Tapi, kalau dibuat terlalu fiktif, film ini terkesan jauh dari realitas.
“Dari film ini, banyak hal positif yang aku tangkap. Bahkan bagi saya pribadi, pesan yang disampaikan sangat mengena sekali dan sering terjadi di sekeliling kita. Sadar atau tidak, kenyataan memang demikian.”73
“Letak kontroversi poster film Surga yang Tak Dirindukan adalah posisi tubuh Fedi Nuril dan Laudya Chintya Bella yang berpelukan menghadap ke arah kanan. Fedi Nuril memejamkan mata dengan posisi tangan yang tidak terlihat, sedang di depannya Laudya Chintya Bella dengan mata berbinar menatap ke depan. Tangan Laudya Chintya Bella juga tidak terlihat karena terpotong batas gambar. Di belakang keduanya, ada Raline Shah dengan ekpresi murung, tampak berpikir keras.”74
“Film ini cukup menghibur dan mengena, dan tidak ada kesan terlalu menggurui. Cerita mengalir apa adanya dan berjalan natural. Ayat di kitab suci memang beberapa terselib sebagai penguat saja, yang semuanya dikembalikan lagi kepada pemirsa untuk dapat menafsirkannya sendiri.”75
73 Timur Matahari, Memetik Hikmah dari Film Surga yang Tak Dirindukan http://arsitekantara.blogspot.co.id/2016/03/memetik-hikmah-dari-film-surga-yang-tak- dirindukan.html diakses pada tanggal 30 Januari 2017 pukul 18:29 WIB. 74 Koko Nata, Kontroversi Poster Film Surga yang Tak Dirindukan http://www.koko- nata.net/2015/05/kontroversi-poster-film-surga-yang-tak_7.hml diakses pada tanggal 30 Januari 2017 pukul 18:36 WIB. 75Heri Supriyanto, Film Surga yang tak Dirindukan, Karena Memang itu Semu, http://www.kompasiana.com/hery_supriyanto/film-surga-yang-tak-dirindukan-karena-memang- itu-semu_55b08603397b61410546a5a2 diakses pada tanggal 30 Januari 2017 pukul 18:39 WIB.
68
Film religi Surga yang Tak Dirindukan tak hanya mampu mengundang ribuan penonton, tapi juga mengumpulkan pujian dari berbagai tokoh agama.
Melalui video yang dirilis oleh pihak MD Pictures belum lama ini, Menteri
Agama Lukman Hakin Saifuddin melayangkan ulasan positif usai menonton film ini.
"Ini film yang menarik dan memberikan pencerahan bagi kita. Khususnya bagi pasangan muda untuk membangun rumah tangga," ujar Lukman Hakim
Saifuddin.
Hal serupa juga diutarakan oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat
Muhammadiyah Prof. Dr. KH. Muhammad Sirajuddin Syamsuddin. "Berlomba- lombalah untuk menonton film ini, karena film ini sangat bagus. Layak dan penting untuk ditonton," ungkapnya.
Tak hanya dua orang tokoh negara tersebut saja yang terpukau pada film yang dibintangi Laudya Cynthia Bella ini. Salah satu ustad ternama
Indonesia, Yusuf Mansur, juga merasakan hal sama. "Mengharukan, seru, tegang, dan banyak hal tidak ketebak. Banyak quote-quote yang menarik. Dari sisi movielogi, keren abis. Over all, menurut saya, ini film yang beda," paparnya.
Review menarik yang dilayangkan oleh para tokoh agama ini memberikan nilai tambah bagi film Surga yang Tak Dirindukan. Sejak dirilis pada libur
Lebaran lalu, jumlah penonton film ini terus meningkat. Pada 28 Juli 2015, penonton Surga yang Tak Dirindukan sudah menyentuh angka 801.445 penonton.
Angka tersebut menjadikannya sebagai film religi terlaris Lebaran tahun ini.
69
Cerita Surga yang Tak Dirindukan sendiri mengadopsi novel laris karya Asma Nadia. Problematika rumah tangga Arini (Laudya Cynthia Bella) dan
Pras (Fedi Nuril) menjadi ulasan utama dalam film ini. Bahtera perkawinannya yang ideal, runtuh seketika saat Arini harus menghadapi kenyataan bahwa dirinya harus dimadu.
Film bertema keluarga ini memasangkan sederet bintang ternama, seperti Laudya Cynthia Bella, Fedi Nuril, Raline Shah, Zaskia Adya Mecca, Tanta
Ginting dan Kemal Pahlevi. Bagi Muvilaz yang penasaran dengan film ini, bisa menonton filmnya di bioskop-bioskop Indonesia.76
"Meskipun saya bukan sebagai sutradara, tapi saya di sini berbicara sebagai co-produser, saya agak keberatan dan sedikit risih saja ketika ini disebut sebagai film yang mengajarkan paham poligami, saya senang film ini disebut sebagai love story ya karena film ini memang bercerita tentang cinta bukan mengajarkan paham-paham poligami," ungkap Hanung Saat ditemui di press screening film "Surga Yang Tak Dirindukan" di Plaza Senayan, Jakarta Pusat,
Selasa (7/7).
Diakui Hanung, film yang dibintangi beberapa pemain berbakat ini dianggapnya sebagai film yang wajar dan sering terjadi dalam kehidupan nyata di masyarakat, khususnya di Indonesia.
76Mia Vita Della, Kesan Para Tokoh Agama tentang Film Surga yang Tak Dirindukan, http://www.muvila.com/film/artikel/kesan-para-tokoh-agama-terhadap-film-surga-yang-tak- dirindukan-150728w.html di akses pada pukul 18:34 WIB.
70
"Saya pikir jalan cerita film ini bercerita tetang kehidupan sehar-hari yang wajar dan sering dialami di Indonesia. Pesan moral yang terkandung di film ini dibuat selumrah mungkin tanpa bermaksud menggurui. Para penonton pun bisa mengambil hikmah atas apa yang diceritkan di film ini," lanjutnya.77
Pada film tersebut juga menjelaskan bahwa Pras menambah seorang istri bukan karena nafsu, tapi karena ingin membantu wanita tersebut. Habibie mengutarakan mungkin nanti bisa terjadi pro dan kontra, tapi alur pada film ini dapat dijadikan sebagai pengalaman dan film ini memang sangat cocok sekali bila dibilang dengan kualitas film yang luar biasa. BJ Habibie pun merasa terpukau dengan film Surga yang Tak Dirindukan.78
77 Khlmairul Fikri, Hanung Bramantyo Bantah Film "Surga yang Tak Dirindukan" Ajarkan Pria Berpoligami, http://www.beritasatu.com/hiburan/289294-hanung-bramantyo-bantah-film-surga- yang-tak-dirindukan-ajarkan-pria-berpoligami.html diakses pada tanggal 30 Januari 2017 pukul 20:37 WIB. 78 Pendapat BJ Habibie Mengenai Film Surga yang Tak Dirindukan,http://beritapetang.com/2290/pendapat-bj-habibie-mengenai-film-surga-yang-tak- dirindukan/ diakses pada tanggal 30 Januari 2017 pukul 20:43 WIB.
BAB IV
ANALISIS SEMIOTIK MAKNA KESALEHAN SOSIAL TOKOH
PRASETYA DALAM FILM SURGA YANG TAK DIRINDUKAN
Dalam bab ini peneliti menguraikan analisis dengan menggunakan metode semiotika pada film Surga yang Tak Dirindukan ditemukan beberapa bentuk makna kesalehan sosial yang tergambar pada karakter Prasetya. Adapun makna kesalehan sosial yang disampaikan dalam film Surga yang Tak Dirindukan adalah sebagai berikut:
a. Suka menolong (Taawun)
b. Kepedulian
c. Tanggung jawab
d. Amanah
Tanpa bermaksud untuk mengurangi esensi cerita secara keseluruhan, peneliti
akhirnya dapat mengidenfikasi beberapa scene yang berkaitan dengan masalah
yang diteliti. Tidak dimasukkan semua scene dalam film ini, semata-mata agar
analisis yang ada, sesuai dengan fokus penelitian. Dari beberapa scene
tersebut peneliti menemukan makna kesalehan sosial yang ada pada film
Surga yang Tak Dirindukan yang direpresentasikan dalam bentuk berdasarkan
referensi yang terlah ditulisakan dalam bab II kesalehan sosial
71
72
Tabel 3.1 Scene 1 Suka Menolong
Denotasi:
Pada gambar pertama berupa
Hartono melihat Prasetya yang ingin turun dari mobil.
Gambar 1
Pada gambar kedua Prasetya sedang menggendong seorang anak kecil, sedangkan Hartono ingin membantunya.
Gambar 2
Pada gambar ketiga Pras menggendong anak kecil sambil membuka pintu mobil, diikuti oleh
Hartono di belakangnya. Gambar 3
73
Pada gambar keempat terlihat
Prasetya menggendong anak kecil dan dibawanya ke Masjid tempat bocah itu ingin mengaji. Ada seorang yang berdiri dan enam Gambar 4 orang anak kecil yang sedang mengaji.
Konotasi yang muncul dari rangkaian gambar
KONOTASI adegan di atas adalah berawal dari kedatangan
Prasetya, Hartono, dan Amran ke Yogyakarta
untuk obsevasi tempat mengenai kuliah dan
pekerjaan mereka. Saat itu mereka baru tiba
Kerapian, Yogyakarta. Prasetya menanyai
kepada Hartono tujuan selanjutnya di dalam
mobil yang terparkir. Namun, Prasetya melihat
seorang anak laki-laki yang sedang naik sepeda
terjatuh. Lalu ia langsung bergegas turun dari
mobil dan menolong bocah tersebut. Prasetya
menggendong anak itu dan membawanya ke
dalam mobil. Padahal kedua temannya melarang
Prasetya untuk menolong bocah itu karena waktu
mereka tidak banyak, bahkan terlambat sedikit
74
pekerjaan mereka taruhannya. Namun Prasetya tidak peduli, ia tetap menolong bocah itu dan membawanya ke Masjid.
Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Hal ini membuat manusia memerlukan pertolongan dari orang lain. Sikap suka menolong Prasetya perlu untuk dilaksanakan oleh seluruh umat manusia, sebab tidak mungkin manusia hidup sendiri tanpa pertolongan orang lain. Menolong orang lain tak perlu memandang siapa yang hendak ditolongnya, seperti Prasetya yang menolong seorang anak kecil yang tidak ia kenali itu.
Tanpa pamrih dan ikhlas tertanam jelas dalam sikap Prasetya hingga ia merelakan masa depannya hanya demi menolong orang lain.
Di era modern ini banyak orang yang hanya memikirkan kepentingan sendirinya saja, itu terlihat jelas dalam sikap Hartono dan Amran yang tidak mau menolong bocah tersebut dan hanya mementingkan kuliah dan pekerjaannya saja karena takut terlambat jika mereka harus mengantar anak itu pergi ke Masjid untuk
75
mengaji. Terlebih Hartono melarang Prasetya
untuk buang-buang waktu menolong seorang
anak kecil. Tanpa menggubris perkataan
temannya sikap kesalehan sosial Prasetya patut
dicontoh oleh setiap kalangan sebagai makhluk
sosial agar bisa membantu orang lain yang
sedang kesulitan. Seperti yang dijelaskan oleh
sutradara film Surga yang Tak Dirindukan
“Memperkenalkan karakter Prasetya dari
awal-awal film dimulai, Pras tidak ingin
melihat orang-orang di sekitarnya merasakan
kesulitan seperti apa yang dia rasakan.
Impulsif dalam menolong.”79
Menolong orang lain, maka suatu saat akan
Mitos diberi pertolongan oleh orang lain. Hal ini
merupakan mitos dari kebudayaan Islam yang
sudah diterapkan dari dahulu kala. Tindakan
suka menolong seseorang memang sangat
menguntungkan pihak yang ditolong, tanpa
menguntungkan pihak penolong secara langsung.
Bahkan kadang perilaku menolong terkadang
79 Wawancara sutradara film Surga yang Tak Dirindukan via email pada tanggal 17 April 2017 pukul 13:43 WIB.
76
dapat menimbulkan risiko kepada si penolong.
Namun, di samping itu menjadi penolong akan mendapatkan ketenangan batin, menjalin kerja sama antar sesama manusia dalam menolong saudaranya demi kebaikan, memperat silahturahmi antar sesama manusia, menciptakan komunikasi yang baik antara masyarakat, menciptakan keharmonisan sesama manusia baik di lingkungan keluarga, masyarakat dan bernegara.
Tolong menolong dalam kebaikan adalah sifat yang terpuji, sedangkan tolong menolong dalam kejelekan dan permusuhan adalah sifat yang tercela. Rosulullah sholallahu „alaihi wa sallam adalah seorang yang senang dan bersemangat untuk menolong orang lain di sekitar yang membutuhkan bantuan secara materi maupun tenaga. Kemampuan manusia dalam memberikan bantuan berbeda-beda, maka hendaklah membantu orang lain sesuai dengan kemampuan kita.
77
a. Narasi Antar Adegan Utama dan Pendukung pada Tabel 3.1
Tabel di atas merupakan serangkaian narasi yang saling berkaitan dengan satu sama lain. Seluruh adegan ini ditampilkan mulai dari Prasetya terkejut melihat seorang anak kecil laki-laki yang sedang naik sepeda keserempet motor sampai Prasetya mengantarkan bocah tersebut ke rumahnya.
Pada gambar 1 tabel 3.1 terjadi sebuah dialog dimana Prasetya dan temannya tiba di sebuah tempat tuuan mereka untuk keperluan pekerjaan mereka.
Dilanjutkan suatu dialog yang menanyakan sebuah percakapan. Berikut dialog antara Prasetya dan kedua temannya.
Prasetya: Kenapa tuh?
Hartono : Pras...Pras ada apa sih?
Pada gambar 2 tabel 3.1 Prasetya berlari tanpa melihat kanan kiri sehingga ia hampir tertabrak motor. Prasetya terlalu mendahulukan menolong orang daripada keselamatnya sehingga membuat temannya, Ginting cemas. Tanpa menggubris Ginting, justru Prasetya menanyai tujuan anak itu memakai sepeda hingga terjatuh
Hartono :Lu kalo mau nolongin orang pikirin nyawa lu
juga dong
Prasetya: Kamu tinggal di mana sih?
Bocah : Di Masjid
Prasetya: Yaudah tunjukin Masjidnya
78
Pada gambar 3 tabel 3.1 Prasetya menggendong bocah tersebut ke dalam mobilnya. Namun, Hartono terus melarangnya.
Hartono : Pras...Pras kita harus pergi.
Prasetya : Bawain sepedanya.
Hartono :Lu tau pentingnya observasi untuk perusaan
kita kan? mestinya ini kita yang nentuin
semester ini kita jadi arsitek atau nggak.
Nggak usah buang-buang waktu untuk
begini-beginian dong ah.
Prasetya: Yaudah kamu duluan aja, aku nyusul nanti.
Yang penting kamu duluan sampe sana terus potoin nanti.
Tabel 3.2 Scene 2 Suka Menolong
Visualisasi
Denotasi:
Pada gambar pertama terlihat Pras yang melihat sebuah mobil sedan hitam masuk ke dalam jurang. Gambar 1
79
Pada gambar kedua terlihat Pras melihat ke arah kiri dengan wajah cemas, sedangkan mobil putihnya terparkir di belakang.
Gambar 2
Pada gambar ketiga terlihat Pras turun ke bawah jurang.
Gambar 3
Pada gambar keempat terlihat Pras turun ke dalam jurang dengan hati- hati dan terdapat mobil sedan hitam.
Gambar 4
Pada gambar kelima terlihat Pras melihat ke dalam mobil sedan hitam.
Gambar 5
80
Pada gambar keenam Pras sedang melihat ke arah belakang.
Gambar 6
Pada gambar ketujuh terlihat rumah sakit.
Gambar 7
Konotasi Konotasi pada rangkaian gambar di atas adalah
saat Prasetya sedang mengendarai mobil
menuju jembatan tempat ia bekerja, ia melihat
sebuah mobil sedan melaju kencang. Namun
tiba-tiba mobil sedan itu masuk ke dalam
jurang hendak melakukan bunuh diri. Prasetya
langsung memberhentikan mobilnya. Ia
berteriak berusaha mencari bantuan, namun tak
ada satu pun kendaraan yang lewat di jalan itu.
Tanpa memikirkan keselamatannya, Prasetya
langsung turun ke dalam jurang untuk segera
81
menolong. Meski ia sedikit terjatuh, ia tidak terluka. Prasetya selalu mendahulukan keselamatan orang lain yang tidak ia kenal itu padahal ia harus segera tiba di jembatan yang sedang dibangun oleh tim pekerjanya. Prasetya membawa wanita yang melakukan bunuh diri itu ke rumah sakit. Prasetya menolong sesama manusia tanpa mendapatkan imbalan. Makna suka menolong yang tergambar dalam tokoh
Prasetya itu mengajarkan bahwa pentingnya sesama manusia untuk saling tolong menolong.
Perilaku kesalehan sosial Prasetya dalam mementingkan kepentingan orang lain dan mengabaikan keperluan pribadi memang sangat perlu ditiru oleh khalayak, terlebih korban yang akan ditolong oleh Prasetya sangat darurat, bila terlambat sedikit nyawa korban tidak bisa diselamatkan.
Kegiatan suka menolong Prasetya dalam kesalehan sosial tentu bukan hanya dilihat untuk siapa dan kepada siapa kita harus memberikan pentolongan antar sesama.
Sebelumnya Prasetya menolong seorang anak
82
kecil dan pada rangkaian gambar pada tabel 3.2 ini ia menolong seorang wanita bernama
Meirose. Sama seperti Hasbi, bocah yang ditolongnya di Yogyakarta, Meirose adalah wanita yang sama sekali tidak dikenalinya, namun perilaku suka menolong yang tertanam di dalam diri Prasetya memang dilakukannya kepada siapa pun yang harus ia tolong tanpa melihat ras, agama, suku, antargolongan, gender, kedudukan dan lainnya.
Meirose adalah seorang wanita pemeluk agama non muslim, namun Prasetya tidak pernah memandang latar belakang orang yang ditolongnya. Adegan menolong ini menjadi awal dari tujuan dibuatnya film Surga yang Tak
Dirindukan sehinga dapat mengemas perilaku kesalehan sosial bagi penonton. Seperti yang diungkapkan oleh Sutradara Kuntz Agus, “Pola impulsif Prasetya yang sudah diperkenalkan dari awal film, tujuannya untuk scene plot ini. Ini adalah titik pertemuan Pras dan
Meirose. Titik Balik Pertama dalam film.
Kalau Pras tidak menolong Meirose, inti
83
dari film ini. Kalau Pras tidak menolong,
tidak akan terjadi poligami, cerita selesai.”80
Mitos Tolong menolong adalah kegiatan terpuji yang
sangat disukai oleh semua orang. Hal ini juga
diajarkan dalam agama Islam yang dikenal
dengan nama ta‟awun. Pengertian taawun
dalam Islam adalah saling tolong menolong
antar sesama manusia dan terlebih kepada
saudara seiman. Karena hubungan antar sesama
muslim sangat dekat bahkan lebih dekat dari
hubungan saudara sedarah. Bahkan sesama
muslim diibaratkan jika satu bagian tubuh
merasa sakit maka bagian tubuh lain akan
merasakan sakit. Yang menjadi catatan penting
bahwa taawun hanya diperbolehkan dalam hal
kebaikan dan ketaqwaan kepada Allah.
Contoh yang diajarkan dalam agama Islam
dalam menolong antar sesama dalam kebaikan
seperti membantu menyediakan makanan untuk
berbuka, menolong tetangga yang sedang kena
musibah, membantu korban bencana alam,
80 Wawancara sutradara film Surga yang Tak Dirindukan via email pada tanggal 17 April 2017 pukul 13:43 WIB.
84
membantu dalam memberikan doa kepada saudara muslim yang sedang berperang, dll.
Sebaliknya, Islam melarang keras kepada kaumnya untuk saling tolong menolong dalam keburukan, contohnya seperti menolong seeorang dalam berbuat kemaksiatan, menolong untuk mencelakai orang lain, menolong untuk merugikan seseorang, dan lain-lain. Hal ini dilarang karena pelaku akan diadili di akhirat kelak.
Suka menolong sangat dianjurkan kepada manusia karena memiliiki banyak hikmah dan manfaat kebaikan. Dengan suka menolong kita memiliki banyak teman, secara pribadi akan diberikan balasan yang setimpal oleh Allah
SWT jika kita sedang membutuhkan pertolongan. Jika sikap tolong menolong dilakukan banyak orang maka kehidupan bermasyarakat dan bernegara akan terjalin harmonis dan sejahtera,
85
a. Narasi Antar Adegan Utama dan Pendukung pada Tabel 3.2
Tabel di atas merupakan serangkaian narasi yang saling berkaitan dengan satu sama lain. Seluruh adegan ini ditampilkan mulai dari Prasetya terkejut melihat sebuah mobil sedan yang melaju kencang lalu masuk ke jurang sampai
Prasetya menolong korban tunggal, sang pengenda mobil hingga dibawanya ke rumah sakit.
Pada gambar 1 tabel 3.2 terlihat Prasetya yang melihat sebuah mobil sedan hitam masuk ke dalam jurang.
Pada gambar 2 tabel 3.2 terlihat Prasetya melihat ke arah kiri dengan wajah cemas, sedangkan mobil putihnya terparkir di belakang.
Pada gambar 3 tabel 3.2 terlihat Prasetya turun ke bawah jurang.
Pada gambar 4 tabel 3.2 terlihat Prasetya turun ke dalam jurang dengan hati-hati dan terdapat mobil sedan hitam.
Pada gambar 5 tabel 3.2 Prasetya melihat ke dalam mobil sedan hitam.
Pada gambar 6 tabel 3.2 Prasetya sedang melihat ke arah belakang.
Prasetya: Tolongg.....tolongg
Pada gambar 7 tabel 3.2 terlihat rumah sakit tempat Prasetya membawa
Meirose untuk ditangani lebih lanjut oleh dokter.
86
Tabel 3.3 Scene 3 Suka Menolong Pada gambar pertama terlihat
Prasetya sedang melihat ke arah bawah, tampak tangannya meraih sebuah tangan.
Gambar 1
Pada gambar kedua terlihat
Prasetya sedang meraih tangan
Meirose yang ingin bunuh diri.
Gambar 2
Pada gambar ketiga terlihat
Meirose sedang meraih tangan
Prasetya.
Gambar 3
Pada gambar keempat Prasetya terlihat berusaha sedang menarik tangan Meirose
Gambar 4
87
Pada gambar kelima terlihat
Prasetya dengan wajah penuh harapan agar Meirose terselamatkan.
Gambar 5
Pada gambar keenam terlihat
Meirose hampir terselamatkan dari atap gedung rumah sakit.
Gambar 6
Pada gambar ketujuh terlihat
Prasetya memeluk Meirose karena berhasil ia selamatkan dari usaha percobaan bunuh diri.
Gambar 7
Pada gambar kedelapan terlihat
Prasetya memeluk wanita tersebut dengan ekspresi wajah bimbang dan tegang. Gambar 8
88
Konotasi Pada rangkaian gambar adegan di atas terlihat
Prasetya sedang menolong Meirose yang ingin
bunuh diri setelah mencari keberadaan Meirose
yang tidak ada di dalam kamar rumah sakit.
Prasetya bertanya kepada resepsionis, suster, dan
dokter namun tidak ada satu pun yang melihat
Meirose. Lalu Prasetya teringat bahwa Meirose
sudah tak meninginkan untuk hidup lagi setelah ia
melihat video curahan hati Meirose di ponsel
Meirose yang berisi tentang frustrasinya terhadap
hidup. Benar saja setelah mencari ke semua
tempat, akhirnya Prasetya menemukan Meirose di
atas atap rumah sakit hendak melakukan bunuh
diri. Prasetya langsung terkejut dan berusaha
untuk menahannya. Berbagai cara dilakukan
Prasetya, namun Meirose tetap bersikukuh untuk
melompat dari atap gedung. Ia ingin segera
mengakhiri hidupnya karena sudah tidak percaya
pada lelaki lagi. Ibunya mati karena disiksa laki-
laki, ayahnya juga menyiksa ibunya, bahkan ia
juga dijanjikan untuk dinikahi oleh laki-laki yang
89
menghamilinya, namun ia ditinggalkan.
Saat Meirose melompat, Prasetya berhasil menangkap tangan Meirose. Meirose mengatakan untuk lepaskan dia jangan memedulilkan dia. Saat itu juga Prasetya mengatakan bahwa ia akan menikahi Meirose untuk menolongnya sekaligus membuktikan bahwa masih ada lelaki yang baik di dunia ini.
Sisi kesalehan sosial Prasetya kembali menghampirinya untuk segera mementingkan kepentingan orang lain daripada kepentingannya sendiri. Prasetya batal untuk pergi menemui para pekerjanya di jembatan, justru ia ingin segera menyelamatkan Meirose agar kejadian bunuh dirinya tidak terulang kembali. Apalagi Meirose sedang hamil seorang bayi laki-laki, hal ini membuat Prasetya teringat akan kejadian berapa tahun lalu, kejadiaan itu mirip seperti yang dilakukan ibu Prasetya yang bunuh diri.
Meninggalkan Prasetya sendiri dan hidup di panti asuhan. Prasetya tak ingin anak di dalam kandungan Meirose mengalami hal yang sama
90
dengannya. Bahkan setelah anak Meirose lahir,
Prasetya memberinya nama Muhammad Akbar.
Lalu Prasetya teringat akan dirinya yang hidup tanpa serang ibu karena melakukan bunuh diri, Ia tak ingin hal itu terjadi kepada Akbar. Segala cara dilakukan oleh Prasetya untuk menolong Mairose, yang belum dikenalnya itu.
Cara terakhir Prasetya yang bisa membantu
Meirose untuk tidak bunuh diri adalah menikahinya. Agar membutikan Meirose percaya bahwa tidak semua lelaki selalu menzhalimi wanita. Prasetya tidak memikirkan dampak pada dirinya sendiri, padahal Prasetya telah menikahi seorang wanita bernama Arini, bahkan mereka telah memiliki seorang anak perempuan. Tanpa memikirkan dampak yang terjadi pada dirinya,
Prasetya langsung berjanji akan menikahi
Meirose.
Hal ini diungkapkan oleh sutradara film Surga yang Tak Dirindukan “Yang saya yakini adalah poligami harus diniatkan untuk beribadah?
91
Pras tidak ingin anak yang baru saja
dilahirkan Meirose bernasib sama dengan
masa lalunya, dia tidak hanya menolong
Meirose, tapi (terlebih) anak itu, Akbar (yang
mengingatkan pada masa lalu ibunya yang
bunuh diri). Saya ingin menebalkan pesan
bahwa Poligami itu bukan tujuan (dalam hal
ini) tapi adalah jalan untuk berbagi kebaikan,
untuk menolong.”81
Makna suka menolong Prasetya terhadap orang
lain tidak terlepas pada kepentingannya kepada
Allah SWT. Pertolongan yang dilakukan Prasetya
bukanlah untuk mencampuri urusan orang lain,
tetapi lebih pada membantu menyelesaikan
permasalahan yang dihadapi orang lain dengan
tujuan kebaikan dan perdamaian. Perasaan
bertanggung jawab Prasetya atas kesulitan yang
dihadapi Meirose terdorong untuk melakukan
sesuatu untuk mengatasinya.
81 Wawancara sutradara film Surga yang Tak Dirindukan via email pada tanggal 17 April 2017 pukul 13:43 WIB.
92
Mitos Siapa yang membantu menyelesaikan kesulitan
seorang mukmin dari sebuah kesulitan di antara
berbagai kesulitan-kesulitan dunia, niscaya Allah
akan memudahkan salah satu kesulitan di antara
berbagai kesulitannya pada hari kiamat. Prasetya
sangat peduli terhadap lingkungan sekitar,
terutama manusia yang memiliki kesulitan. Ia
cenderung memudahkan orang yang sedang
kesulitan dan berbuat zalim tanpa melukan
kepededuliannya kepada Allah SWT.
Nabi Muhammad mengajarkan umatnya untuk
memberi bukan menerima untuk mengasihi yang
kecil dan menghormati yang besar.
Islam sangat menjunjung tinggi tolong menolong.
Tolong menolong telah menjadi sebuah
keharusan, karena apapun yang kita kerjakan tentu
membutuhkan pertolongan dari orang lain. Maka
dalam suatu budaya telah disebutkan, bahwa
antara mukmin yang satu dengan yang lainnya
bagaikan sebuah bangunan yang saling
memperkuat antara sebagian dengan yang lainnya.
Pun begitu juga dengan ta‟awun, tolong menolong
93
adalah suatu sistem yang benar-benar
memperindah Islam. Manusia satu dengan yang
lainnya pastilah saling membutuhkan. Tidak ada
seorang manusia pun di muka bumi ini yang tidak
membutuhkan pertolongan dari yang lain.
A. Narasi Antar Adegan Utama dan Pendukung pada Tabel 3.3
Tabel di atas merupakan serangkaian narasi yang saling berkaitan satu sama lain. Seluruh adegan ini ditampilkan saat Prasetya tidak menemukan kebedaan Meirose di dalam kamar rumah sakit. Ia mencari-cari keberadanya hingga menemukan Meirose di atas atap rumah sakit hendak bunuh diri. Berbagai cara dilakukan Prasetya agar Meirose tidak bunuh diri, hingga akhirnya Prasetya berjanji akan menikahi Meirose untuk membantunya tidak berbuat zalim. Lalu
Meirose mengurungkan niatnya untuk melakukan bunuh diri.
Pada gambar 1 tabel 3.3 terlihat Prasetya menahan Meirose, sedangkan wanita itu menyeringai kesal karena keberadaan Prasetya.
Prasetya: Mei jangan!
Meirose: Lepaskan aku.
Prasetya: Demi Allah. Aku akan nemenin kamu, aku janji.
Meirose: Bohong!
Prasetya: Demi Allah aku janji.
94
Meirose: Lepasin aku.
Prasetya: Mei!
Meirose: Lepasin!
Prasetya: Mei, aku akan nikahin kamu.
Meirose: Lepasin
Prasetya: Mei, aku akan nikahin kamu!
Demi Allah, aku janji akan nikahin kamu.
Sekarang! Demi Allah! Ayo naik!
Pada gambar 2 tabel 3.3 terlihat Prasetya sedang meraih tangan Meirose yang ingin bunuh diri.
Pada gambar 3 tabel 3.3 terlihat Meirose sedang meraih tangan Prasetya.
Pada gambar 4 tabel 3.3 Prasetya terlihat berusaha sedang menarik tangan
Meirose
Pada gambar 5 tabel 3.3 terlihat Prasetya dengan wajah penuh harapan agar
Meirose terselamatkan.
Pada gambar 6 tabel 3.3 terlihat Meirose hampir terselamatkan dari atap gedung rumah sakit.
Pada gambar 7 tabel 3.3 terlihat Prasetya memeluk Meirose karena berhasil ia selamatkan dari usaha percobaan bunuh diri.
Pada gambar 8 tabel 3.3 terlihat Prasetya memeluk wanita tersebut dengan ekspresi wajah bimbang dan tegang.
95
Tabel 3.4 Scene 4 Suka Menolong
Pada gambar pertama terlihat
Prasetya yang sedang mengemudi
mobil melihat ke arah kanan karena
ia mendengar suara teriakan wanita. Gambar 1
Pada gambar kedua terlihat seorang
pria memaksa wanita dan ingin
menyakitinya.
'
Gambar 2 Pada gambar ketiga terlihat
Prasetya datang menolong wanita
tersebut, lalu memukul preman.
Pada gambar keempat terlihat Gambar 3 Prasetya memukul preman untuk
menolong wanita yang berteriak
ketakutan karena diperlakukan
kasar oleh preman tersebut.
Prasetya menyur wanita itu Gambar 4 melarikan diri
96
Pada gambar kelima terlihat
Prasetya ingin melarikan diri, namun dijegat oleh dua pria yang membawa senjata di tangannya.
Gambar 5
Pada gambar keenam terlihat preman tersebut mengenggam pisau tajam. Dari kejauhan ada Prasetya yang memandangi preman tersebut dengan wajah cemas melihat pisau Gambar 6 itu.
Pada gambar ketujuh terlihat 3 orang pria memukuli Prasetya.
Gambar 7
Pada gambar kedelapan terlihat seorang pria memakai topi sedang menusuk pisau pada perut Prasetya.
Gambar 8
97
Pada gambar kesembilan terlihat ekspresi kesakitan Prasetya karena ditusuk pisau oleh pria tersebut.
Gambar 9
Pada gambar kesepuluh terlihat
Prasetya tergolek tak berdaya karena pertunya di tusuk pisau. Gambar 10 Sedangkan para preman pergi meninggalkannya.
Gambar kesebelas terlihat Prasetya terbaring di rumah sakit, tubuhnya penuh luka perban dan terlihat Gambar 11 seorang wanita menangis di pinggir ranjang Prasetya.
98
Konotasi Konotasi pada rangkaian adegan gambar di
atas adalah saat Prasetya sedang mengendarai
mobil hendak pergi ke rumah Meirose, yang
telah sah menjadi istri keduanya. Pikirannya
sedang sedih karena ia diusir oleh isteri
pertamanya, Arini. Arini tak terima karena ia
dipoligami, apalagi di saat yang bersamaan
Arini baru mengetahui bahwa ayahnya juga
mempoligami ibunya, saat ayah Arini
meninggal ternyata ada seorang wanita dan
seorang remaja perempuan datang ke
rumahnya yang ternyata itu adalah isteri
kedua dan anak dari ayahnya. Tak hanya di
situ, Arini juga tak menyukai poligami karena
temannya akan cerai karena suaminya telah
mendekati wanita lain. Hal itu membuat Arini
semakin tidak membenci poligami. Akhirnya
Arini melarang Prasetya untuk datang ke
rumahnya bahkan ia juga melarang Prasetya
untuk menemui anaknya.
Saat diperjalanan dengan lamunan
kesedihannya, Prasetya mendengar suara
99
teriakan wanita di tengah hujan lebat dan gelap gulita. Lalu ia keluar dari mobilnya untuk mencari sumber suara.
Perilaku Prasetya dalam menolong orang memang tak pernah memandang dari segi mana pun, ia selalu menolong orang yang butuh pertolongannya ditengah problematiknya. Padahal ia sedang memiliki masalah dalam hidupnya, namun makna suka menolong Prasetya dalam mendahulukan orang lain yang butuh pertolongannya memang harus sekali diterapkan di zaman saat ini. Adegan ini memperlihatkan bahwa disetiap ujian kita dari Allah, kita tidak boleh melupakan untuk tetap menolong orang yang kesulitan. Hal ini diungkapkan oleh bapak
Kuntz Agus, sutradara film Surga yang Tak
Dirindukan. “Ini adalah titik balik kedua dalam plot film, dalam development, kita membahas perlu sesuatu yang masih berhubungan dengan karakter impulsif
Prasetya. Pada saat Pras ingin
100
menyelesaikan hubungannya dengan
Meirose, kejadian malam itu malah
membelokkan jalan nasibnya. Pras hanya
bisa berencana, tapi ujian yang harus dia
jalani masih panjang.”82
Prasetya menemukan seorang wanita paruh
baya yang berteriak ketakutan karena ingin
dirampok oleh preman di sebuah jembatan
penyebrangan. Tidak ada seorang pun di sana
karena keadaan yang hujan lebat dan larut
malam.
Prasetya menolong ibu tersebut dari preman,
ia memukuli preman itu agar ibu tersebut bisa
lari menyelamatkan dirinya. Setelah preman
itu berhasil ia lumpuhkan, Prasetya akan
melarikan diri, tiba-tiba ada dua preman lagi
membawa kau dan besi yang datang
menghalangi jalannya. Lalu Prasetya lari ke
jalan yang berlawanan, namun ternyata ada
preman lagi yang menghambat jalannya,
bahkan ia membawa pisau.
82 Wawancara sutradara film Surga yang Tak Dirindukan via email pada tanggal 17 April 2017 pukul 13:43 WIB.
101
Mitos Allah mengajak untuk saling tolong-
menolong dalam kebaikan dengan beriringan
ketakwaan kepada-Nya. Negara Indonesia ini
mempunyai adat ketimuran yang menjunjung
sopan santun, suka bergotong royong dan
tolong menolong. Sebab dalam ketakwaan,
terkandung ridha Allah. Sementara saat
berbuat baik, orang-orang akan menyukai.
Barang siapa memadukan antara ridha Allah
dan ridha manusia, sungguh kebahagiaannya
telah sempurna dan kenikmatan baginya
sudah melimpah.
Adapun hikmah dari tolong menolong
(ta‟awun) antara lain yaitu, Menciptakan
hidup yang tentram dan harmonis dan juga
menumbuhkan rasa gotong-royong antar
sesama.
102
A. Narasi Antar Adegan Utama dan Pendukung pada Tabel 3.4
Tabel di atas merupakan serangkaian narasi yang saling berkaitan satu sama lain. Seluruh adegan ini ditampilkan saat Prasetya sedang mengendari mobil dengan perasaan kalut terhadap kehidupannya, namun tiba-tiba di malam hujan yang sangat besar, Prasetya mendengar suara wanita minta tolong dari atas jembatan layang. Prasetya berhasil menolong wanita tersebut, namun ia harus berakhir di rumah sakit karena ditusuk pisau oleh para preman.
Pada gambar 1 tabel 3.4 terlihat Prasetya yang sedang mengemudi mobil melihat ke arah kanan karena ia mendengar suara teriakan wanita meminta tolong.
Pada gambar 2 tabel 3.4 terlihat seorang pria memaksa wanita dan ingin menyakitinya.
Pada gambar 3 tabel 3.4 terlihat Prasetya datang menolong wanita tersebut, lalu memukul preman.
Pada gambar 4 tabel 3.4 terlihat Prasetya memukul preman untuk menolong wanita yang berteriak ketakutan karena diperlakukan kasar oleh preman tersebut.
Prasetya menyuruh wanita itu melarikan diri.
Prasetya: Lari bu, lari!
Pada gambar 5 tabel 3.4 terlihat Prasetya ingin melarikan diri, namun dijegat oleh dua pria yang membawa senjata di tangannya.
103
Pada gambar 6 tabel 3.4 terlihat preman tersebut mengenggam pisau tajam. Dari kejauhan ada Prasetya yang memandangi preman tersebut dengan wajah cemas melihat pisau itu.
Pada gambar 7 tabel 3.4 terlihat 3 orang pria memukuli Prasetya.
Pada gambar 8 tabel 3.4 terlihat seorang pria memakai topi sedang menusuk pisau pada perut Prasetya.
Prasetya: AUUUU
Pada gambar 9 tabel 3.4 terlihat ekspresi kesakitan Prasetya karena ditusuk pisau oleh pria tersebut.
Pada gambar 10 tabel 3.4 terlihat Prasetya tergolek tak berdaya karena pertunya di tusuk pisau. Sedangkan para preman pergi meninggalkannya.
Gambar 11 tabel 3.4 terlihat Prasetya terbaring dir umah sakit, tubuhnya penuh luka perban dan terlihat seorang wanita menangis di pinggir ranjang Prasetya.
104
Tabel 3.5 Scene 5 Kepedulian
Denotasi
Pada gambar pertama terlihat
Prasetya sedang mengayunkan
tangan kepada segerombolan anak Gambar 1 kecil yang berlari pulang mengaji.
Konotasi yang muncul dari gambar adegan di
atas adalah berawal dari usainya pengajian di Konotasi masjid tempat bocah yang ditolongnya
mengaji yang bernama Hasbi, lalu Prasetya
mengatakan kepada bocah yang bernama
Hasbi itu untuk jangan berlari. Mengingat
kaki Hasbi masih belum terlalu sembuh akibat
terjatuh. Prasetya sangat peduli pada bocah
yang baru ia lihat itu agar jangan berlari
karena akan menambah sakit di kaki Hasbi.
Perilaku kepedulian yang ditanamkan pada
sosok Prasetya merupakan sikap
memerhatikan atau rasa peduli terhadap orang
lain untuk membantu mengingatkan atau
105
menyelesaikan masalah yang dihadapai oleh
Hasbi agar kakinya tidak semakin sakit
dengan tujuan kebaikan.
Kata kepedulian berasal dari akar kata peduli
yang artinya memerhatikan atau Mitos menghiraukan. Menaruh peduli berarti
menaruh perhatian atau menghiraukan sesuatu
untuk kepentingan orang lain, bukan berarti
mencampuri urusan orang lain, tetapi lebih
pada membantu menyelesaikan permasalahan
yang dihadapi orang lain dengan tujuan
kebaikan. Manusia merupakan makhluk sosial
yang tak lepas dari hubungan kerja sama
dengan orang lain.
Sikap kepedulian sosial dalam hal ini yakni
kepedulian memang sangat dianjurkan agar
diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat.
Di dalam agama Islam Rasulullah bersabda
“Tidaklah termasuk beriman seseorang di
antara kami sehingga mencintai saudaranya
sebagaimana ia mencinta dirinya sendiri” H.R
106
Bukhari, Muslim, Ahmad dan Nasa‟i
Berdasarkan hadist di atas Rasulullah saja
mengajarkan kepada kita untuk mau peduli
terhadap sesama.
Sikap kepedulian sosial sangat dianjurkan
dalam ajaran Islam karena kepedulian sosial
mempunyai dampak positif dengan
menumbuhkan kerukunan dan kebersamaan
yang erat tanpa pamrih. Menjadikan
kepedulian sebagai bentuk ibadah yang akan
mendapatkan pahala dari Allah SWT.
A Narasi Antar Adegan Utama dan Pendukung pada Tabel 3.5
Adegan gambar di atas adalah bentuk kepedulian Prasetya kepada Hasbi
untuk mengingatkan jangan berlari seusai pulang mengaji karena Hasbi
baru saja terjatuh dari sepeda. Pada gambar 1 di tabel 3.5 terlihat Prasetya
sedang mengayunkan tangan kepada Hasbi dan segerombolan anak kecil
yang berlari pulang mengaji.
Prasetya: Jangan lari dulu ya, Hasbi
107
Tabel 3.6 Scene 6 Kepedulian
Pada gambar pertama terlihat
Prasetya sedang memperbaiki
saung di tempat Arini mengajar
bersama seorang laki-laki. Lalu
terlihat 6 orang anak kecil sedang
bermain ayunan dan putaran. Gambar 1
Konotasi Konotasi yang muncul dari gambar adegan di
atas adalah Prasetya membantu memperbaiki
saung tempat Arini mengajar karena ia sangat
hobi membangun sebuah bangunan.
Kepeduliannya terhadap Hasbi benar-benar
bukan hanya sebatas pertolongan dan
menghubungi untuk menanyai kabarnya saja,
bahkan Prasetya ikut serta dalam membangun
tempat mengaji Hasbi. Hal ini patut untuk
dicontoh oleh masyrakat umum bahwa tidak ada
hambatan dalam bersikap peduli antar sesama
umat manusia.
108
Kepedulian di dalam agama Islam merupakan
bagian dari ajaran Islam Itu sendiri. Rasa simpati
dan empati kepada orang lain lebih dicintai oleh Mitos Allah SWT. Sebaliknya, mereka yang hanya
mementingkan diri sendiri, egois, arogan, dan
memafaatkan kaum yang lemah akan mendapat
murka-Nya.
Rasulullah SAW sendiri termasuk orang yang
paling peduli pada sesama. Hingga kepada
keponakannya, Ali bin Abi Thalib, beliau
memberikan wasiat seperti ini: ”Wahai Ali!
Sebaik-baik manusia di antaramu adalah yang
paling banyak manfaatnya bagi manusia lain”
(HR. Bukhari). Karena itulah, manusia yang
mengaku sebagai seorang muslim sudah
seharusnya tunduk pada perintah Allah SWT
serta meneladani Rasulullah SAW. Jika
Rasulullah peduli pada sesama, mestinya kita
juga demikian. Sikap kesalehan sosial Prasetya
berupa peduli terhadap orang lain merupakan
teladani dari Rasulullahh SAW.
109
Tabel 3.7 Scene 7 Kepedulian
Gambar pertama terlihat Prasetya
sedang berdiri sambil berbicara
bersama Arini, isterinya.
Gambar 1
Konotasi Konotasi yang muncul dari gambar adegan di atas
adalah berawal dari keberngkatan Prasetya ke
pulau Progo untuk melihat jembatan yang sedang
ia kerjakan. Arini mengantar anaknya ke sekolah,
sedangkan Prasetya membawa mobil sendiri.
Kesalehan sosial Prasetya berupa kepedulian
terlihat saat ia akan pergi namun ia mengatakan
kepada Arin untuk berhati-hati. Meskipun ia tak
bisa mengantarkan anaknya, Prasetya memiliki
kepedulian sosial terhadap istrinya.
Mitos Menumbuhkan rasa kepedulian sosial agar bisa
menjadi individu yang peka terhadap masalah-
masalah sosial yang sedang terjadi, membantu
110
orang lain, memedulikan kepentingan orang lain.
Jangan mengacuhkan terhadap permasalahan di
lingkungan.
Sikap kepedulian memang terasa sangat penting
untuk kita tanamkan sedari kecil kepada anak cucu
kita dalam hadist Rasulullah SAW mengatakan
“Tangan di atas lebih baik daripada tangan di
bawah” (HR. Imam Ahmad)
Di dalam Islam berbagi kepedulian dengan orang
lain benar-benar sangat dianjurkan khususnya
kesalehan sosial berupa kepedulian yang timbul
dari hati yang terbuka untuk berbagi sesamanya
tanpa didorong atau disertai alasan-alasan tanpa
meminta imbalan apapun seperti mengingatkan
orang lain untuk berhati-hati tanpa pamrih. a. Narasi Antar Adegan Utama dan Pendukung pada Tabel 3.7
Tabel di atas adalah serangkaian Narasi yang saling berkaitan satu sama lain pada adegan gambar di atas adalah di awali dari kepergian Prasetya. Ia tak bisa mengantar anaknya sekolah, lalu ia sangat peduli atas keselamatan mereka. Pada gambar di atas tabel 3.7 terlihat Prasetya sedang berdiri sambil berbicara bersama
Arini, isterinya.
Prasetya: hati-hati yaa..
111
Tabel 3.8 Scene 8 Tanggung Jawab
Pada gambar pertama terlihat
Prasetya berjalan diikuti oleh
Hartono di belakang. Gambar 1
Pada gambar kedua terlihat
Prasetya sedang membaca koran,
di sampingnya ada Hartono
berdiri. Di sekelilingnya terlihat Gambar 2 aktivitas karyawan di kantor.
Pada gambar ketiga terlihat
Prasetya berjalan menoleh ke
belakang karena Hartono berusaha Gambar 3
untuk berbicara padanya. Lalu ada
seorang Amran berdiri di dekat
Prasetya.
112
Pada gambar keempat terlihat
Prasetya berdiri sambil berbicara kepada Hartono dan Amran. Gambar 4
Konotasi Pada rangkaian adegan gambar di atas
terlihat Prasetya sedang diikuti oleh
sahabatnya, Hartono sekaligus rekan
kerjanya. Hartono mengatakan untuk segera
membuat banguna Mall besar di sebuah
tempat, namun Prasetya menolak dan tidak
setuju karena jika hal itu dilakukan akan
berdampak pada pasar yang berada tak jauh
di lokasi yang akan dibangun mall. Prasetya
mengatakan bahwa dia harus bertanggung
jawab pada pedagang di pasar jangan sampai
mematikan usaha mereka. Baginya kalau
tidak bisa membantu jangan menambah
masalah. Sebagai arsitek Prasetya
mempunyai tanggung jawab terhadap
masyarakat di sekitar lokasi yang akan
dibangun sebuah bangunan. Sikap tanggung
113
jawab seorang pemimpin Prasetya patut
dicontoh karena dalam kehidupan dan apa
pun pekerjaannya ia tetap memikirkan
kepentingan orang lain. Memang Hartono
mengatakan bahwa proyek itu akan
menguntungkan bagi mereka, namun
tanggung jawab sebagai manusia kepada
sesamalah yang membuat Prasetya tidak
menyetujuinya.
Sebagai seorang pemimpin tanggung
jawabnya sangat besar dan tak boleh
dilalaikan. Jangan sampai karena
keserakahan dan kelalaian seorang
pemimpin membuat keberlangsungan hidup
rakyat menjadi beban hingga membuat
Allah SWT murka.
Mitos Sebagai manusia khususnya seorang
pemimpin peliharalah dirimu agar tidak
menimpa atau menyulitkan orang lain.
Dalam mitos jawa seorang pemimpin masih
menggunakan ilmu mistis dalam
bertanggung jawab saat memimpin. Namun,
114
sikap kepemimpinan Prasetya mengedepankan tanggung jawab atas segala perbuatan ia dan karyawannya agar tidak berbuat zalim. Kesalehan sosial seorang pemimpin harus mampu merubah bawahannya dari perbuatan zalim, contohnya dengan melarang bahwa melakukan perbuatan yang munkar, berilah pengertian bahwa hal yang akan dilakukan bawahan pemimpin itu tidak baik, sebagai arsitek jika ingin membangun sebuah bangunan janganlah merusak lingkungan di sekitar, dan tidak membiarkan bawahan melakukan kemaksiatan dan kezaliman sebisa mungkin. Sebagai arsitek dalam membangun sebuah mall tentu akan mendapatkan keuntungan yang fantastis, namun jika dilakukan secara sembunyi- sembunyi tanpa memikirkan nasip masyarakat di sekitar termaksud perbuatan dosa. Balasan atas dosa ini ditanggung sendiri oleh pelakunya. Sangsi sosial tidak hanya pada pemegang tanggung jawab,
115
karna pada hakikatnya semua adalah
pemegang tanggung jawab, setiap perilaku
tidak bertanggung jawab tentu ada dampak
bagi si pelaku bahkan menimpa pula orang
yang tidak tahu apa-apa.
a. Narasi Antar Adegan Utama dan Pendukung pada Tabel 3.8
Tabel di atas merupakan serangkaian narasi yang saling berkaitan satu sama lain dimulai pada rangkaian adegan gambar saat Hartono memaksa prasetya untuk membangun maal di suatu tempat karena akan mendapatkan keuntungan besar, namun Prasetya menolaknya karena akan berdampak pada pedagang kecil di dekat mall yang usahanya akan mati jika mall itu tetap dibangun. Bagi prasetya dalam bekerja harus mengutamakan kepentingan orang lain dan bertanggung jawab atas segala yang dikerjakan.
Pada gambar 1 tabel 3.8 terlihat Prasetya berjalan diikuti oleh Hartono di belakang memaksanya untuk segera membuat mall dengan keuntungan besar.
Hartono: Pras, ini tuh duitnya gede, bisa buat oprasional
setahun ke depan. Kenapa si....
Pada gambar 2 tabel 3.8 terlihat Prasetya sedang membaca koran, di sampingnya ada Hartono berdiri. Di sekelilingnya terlihat aktivitas karyawan di kantor.
Hartono masih memaksa Prasetya, namun prasetya tetap menolak.
116
Prasetya: Har, kalo mall itu dibangun, radius lima kilo
meter pedagang-pedagang di sana bakalan mati.
Pedagang-pedagang kecil di sana bakalan kehilangan
pendapatan.
Hartono: Pras, kita itu arsitek bukan badan sosial. Buat
apa kita mikirin orang miskin. Terus kalo negri ini tiba-
tiba miskin, terus jadi apa? Jadi tanggung jawab kita juga?
Pada gambar 3 tabel 3.8 terlihat Prasetya berjalan menoleh ke belakang karena
Hartono berusaha untuk berbicara padanya. Lalu ada Amran berdiri di dekat
Prasetya.
Prasetya: Kalo kita tidak bisa menyelesaikan masalah.
Jangan memperparah.
Hartono: Gua gak peduli, pokoknya ini gak bisa ditolak.
Udah voting aja deh, menurut lo gimana Ran?
Pada gambar 3 tabel 3.8 terlihat Prasetya berdiri sambil berbicara kepada Hartono dan Amran.
Amran: Udah gak usah votang-voting, lagian ane juga
setuju sama si Pras.
117
Tabel 3.9 Scene 9 Tanggung Jawab
Pada gambar pertama terlihat
Prasetya sedang berbicara kepada
dokter dan suster rumah sakit.
Gambar 1
Pada gambar kedua terlihat
Prasetya sedang memikirkan
sesuatu.
Gambar 2
Pada gambar ketiga terlihat
Prasetya sedang berbicara kepada
dokter dan suster rumah sakit. Gambar 3
Pada gambar keempat terlihat
Prasetya penuh ekpresi keyakinan. Gambar 4
118
Konotasi Konotasi pada rangkaian gambar adegan di
atas adalah saat Prasetya membawa
Meirose yang sama sekali tidak ia kenali
itu ke rumah sakit agar nyawanya bisa
diselamatkan akibat percobaan bunuh
dirinya dengan mengemudikan mobilnya
ke dalam jurang hingga membuatnya luka-
luka tak sadarkan diri. Saat itu dokter
bertanya kepada Prasetya siapa wali yang
bertanggung jawab terhadap korban?
Bahkan sang dokter mengira Prasetya
adalah suami sekaligus wali yang
bertanggung jawab pada pasien karena
Meirose ternyata sedang hamil tua.
Prasetya terkejut kalo ternyata ada dua
nyawa yang harus segera diselamatkan.
Tanpa buang-buang waktu Prasetya
langsung menyerahkan dirinya sebagai
wali yang bertanggung jawab untuk biaya
dan kebutuhan lainnya yang menyangkut
pasien. Semua itu dilakukannya agar ibu
dan bayi bisa diselamatkan kedua.
119
Kesalehan sosial dalam bertanggung jawab
Prasetya tergambar sangat jelas karena ia
menolong korban bukan hanya
mengantarkan sampai ke rumah sakit saja,
tapi ia juga siap menjadi wali untuk
masalah administrasi Meirose, wanita yang
tidak ia tahui namanya itu. Selain itu,
dalam medis dokter akan melakukan oerasi
jika ada wali yang bertanggung jawab pada
pasien, maka Prastya menjadi walinya
karena tidak ada orang lain selain dia.
Sperti yang diterakna oleh sutradara film
Surya yang Tak Dirindukan, “Untuk
prosedur medis dengan tindakan yang
serius, biasanya perlu persetujuan
keluarga untuk melakukan prosedur.
Pada saat itu, tidak ada keluarga yang
bisa dihubungi, Pras lah yang
mengajukan diri untuk tanggung jawab
itu. “83
83 Wawancara sutradara film Surga yang Tak Dirindukan via email pada tanggal 17 April 2017 pukul 13:43 WIB.
120
Mitos Tanggung jawab adalah salah satu ajaran
pokok dari setiap agama. Bahwa Tuhan
Maha Adil, maka setiap orang pasti akan
mempertanggung jawabkan perbuatannya,
sekecil apapun itu, dan akan mendapatkan
balasan yang setimpal. Balasan bisa di
terima kelak di akhirat, atau sekarang di
dunia, atau bahkan dua-duanya, dibalas di
dunia dan di akhirat.
Bawa leksana merupakan konsep tanggung
jawab tradisional kebudayaan Indonesia
dengan menyadari adanya tanggung jawab
seorang pemimpin harus berhati-hati dan
waspada dalam memimpin.
Perilaku tanggung jawab harus diterapkan
kapan saja dan di mana saja sesuai
keberadaan. Sikap terpuji ini wajib
dilakukan dalam segala bentuk yang telah
diperbuat, entah itu baik atau buruk.
Bentuk tanggung jawab manusia itu
berbeda-beda, ada yang bertanggung jawab
121
dalam beribadah kepada Tuhan, kepada
makhluk hidup, kepada alam, dan
tanggung jawab sebagai pemimpin yang
amanah.
Maka dari itu sebagai manusia, makhluk
yang sempurna harus bersikap tanggung
jawab dibidang apapun atau diprofesi
apapun yang dijalani agar semua yang
dilakukan mendapat Ridho dari Tuhan
yang Maha Esa.
a. Narasi Antar Adegan Utama dan Pendukung pada Tabel 3.9
Tabel di atas merupakan serangkaian narasi yng saling berkaitan satu sama lain dimulai dari Prasetya mengantarkan Meirose ke rumah sakit, lalu dokter menanyai siapa yang bertanggung jawab terhadap pasien karena harus segera operasi melahirkan. Prasetya yang dikira suaminya pasien oleh dokter terkejut bahwa
Meirose ternyata sedang hamil. Tanpa pikir panjang Prasetya langsung mengatakan ia yang bertanggung jawab terhadap pasien.
Pada gambar 1 tabel 3.9 terlihat Prasetya sedang berbicara kepada dokter dan suster rumah sakit mengenai operasi Meirose yang harus segera dilakukan.
122
Dokter: Pak Prasetya? Kami harus segera melakukan
operasi sesar.
Pada gambar 2 tabel 3.9 terlihat Prasetya sedang memikirkan sesuatu karena ia terkejut karena mengetahu ternyata wanita yang ditolongnya sedang hamil tapi melakukan bunuh diri.
Prasetya: Hah? Hamil?
Pada gambar 3 tabel 3.9 terlihat Prasetya sedang berbicara kepada dokter dan suster rumah sakit.
Dokter: Bukankah bapak suaminya?
Prasetya: Bukan dok. Saya bukan suaminya.
Dokter: Lalu siapa yang harus bertanggung jawab atas
semua ini?
Pada gambar 4 tabel 3.9 terlihat Prasetya penuh ekpresi keyakinan. Lalu tanpa pikir panjang ia langsung mengatakan untuk bertanggung jawab terhadap pasien.
Prasetya: Segera lakukan tindakan dok, saya yang akan bertanggung jawab.
Dokter: Baik pak.
123
Tabel 3.10 Scene 10 Tanggung Jawab
Pada gambar pertama terlihat Hartono dan Amran sedang berbincang.
Gambar 1
Pada gambar kedua terlihat surat an- nisa ayat 3 tentang poligami dari dalam ponsel.
Gambar 2 Pada gambar ketiga terlihat Amran memperlihatkan ayat tersebut kepda
Hartono melalui ponselnya.
Gambar 3
Pada gambar keempat terlihat surat an-nisa ayat 4 tentang poligami dari dalam ponsel.
Gambar 4
124
Pada gambar kelima terlihat Prasetya sedang berbicara.
Gambar 5
Pada gambar keenam terlihat Hartono sedang berbicara sambil memegangi pundak Prasetya.
Gambar 6
Pada gambar ketujuh terlihat Prasetya sedang berbicara.
Gambar 7
Konotasi Konotasi yang terdapat pada rangkaian gambar
adegan di atas adalah sebuah perbicangan
antara Prasetya, Hartono, dan Amran mengenai
poligami yang dilakukan oleh Prasetya.
Berawal dari keresahan dan kekecewaan
125
Hartono kepada Prasetya yang menikahi
Meirose wanita yang belum dia kenalnya hanya demi menyelamatkan nyawa wanita itu yang ingin bunuh diri. Bahkan Hartono menuduh
Prasetya sebenarnya suka pada Meirose dan menjadikan kejadian bunuh diri sebagai alasannya saja. Namun, Amran membela
Prasetya dengan menunjukkan surat An-nisa ayat 3 perintah tentang poligami melalui aplikasi Al-Quran ipada ponsel mereka. Lalu
Hartono mengatakan kalo baca ayat jangan setengah-setengah dan menunjukan surat An- nisa ayat 4 yang berbunyi bahwa jika tidak adil maka cukup satu saja.
Mendengar perdebatan kedua sahabatnya lalu
Prasetya mengatakan bahwa dalam surat An- nisa ayat 129 “dan jika kamu tidak akan berlaku adil di antara istri-istrimu janganlah terlalu cederung. Lalu Prasetya juga mengatakan bahwa jangan khawatir ini urusan dia dengan Allah dan Arin, istri pertamanya.
Sikap kesalehan sosial prasetya dalam menolong orang berbuat zhalim , bunuh diri
126
dan ia juga tidak mau Akbar, bayi di yang baru
dilahirkan Meirose mengalami hal yang sama
sepertinya. Hidup dan tumbuh tanpa kedua
orang tuanya. Hal itulah yang menguatkan
Prasetya untuk melakukan poligami. Tanpa
melupakan ayat-ayat Allah SWT yaitu surat
An-Nisa ayat 3, 4, dan 129. Baginya itu adalah
bentuk bertanggungjawab atas perintah Allah
yaitu berbuat adil pada kedua isrinya dan kedua
anaknya. Adegan ini mengajarkan bahwa untuk
poligami seorang suami harus mematuhi
perintah Allah SWT bahwa jika tidak bisa
berlaku adil pada istri-isrimu maka cukup satu.
Namun jika dapat melakukannya jangan
cenderung pada satu istri saja karena akan
membuat sakit hati atau kecemburuan istri
lainnya.
Mitos Mitos banyaknya kaum hawa menjadi alasan
seorang suami melakukan poligami. Alasan ini
terkesan mengada-ngada, mereka berpendapat
bahwa jumlah kaum wanita lebih banyak dari
pada kaum lelaki. Dengan berpoligami,
127
diharapkan kaum wanita bisa berkurang.
Prasetya melakukan poligami karena dia menolong seorang wanita yang ingin bunuh diri dan ia bertanggung jawab atas apa yang dilakukanya dan ia berlaku adil kepada kedua istrinya. Jika tidak, ia akan masuk neraka.
Adegan dan kesalehan sosial terhadap bertanggungjawabnya apa yang ia lakukan
Prasetya kepada istri kedunya dalam menikahi seorang wanita yatim, tanpa suami, dan sudah frustrasi dengan hidupnya merupakan bentuk arti poligami yang sesungguhnya. Poligami yang diterapkan oleh rasulullah dalam membantu janda-janda yang ditinggal suami maupun kelilit hutang, bukan karena nafsu saja.
Namun, beribadah kepada Allah dalam membantu sesama manusia.
Bukan seperti pada saat ini, banyak para suami yang melakukan poligami dengan berlandaskan ayat-ayat Allah SWT, tapi melupakan maksud dan tujuan dari ayat itu yang sebenarnya.
Memanfaatkan ayat tersebut hanya kesenangan dunia, hingga berdampak pada kehancuran
128
rumah tangganya pada istri pertama dan anak- anaknya. Menyakiti istri satu dan istri lainnya.
Hal inilah yang disalah artikan oleh kaum pria dalam berpoligami.
Perilaku Prasetya dalam berpoligami inilah yang patut untuk dipelajari oleh para suami sebelum bertekad bulat untuk poligami, karena poligami mempunyai risiko yang sangat besar.
Risiko terhadap keadilan dan bertanggung jawabnya kepada istri-isri dan anak-anak dipertanggungjawabkan oleh Allah SWT di akhirat kelak.
Allah SWT berfirman, penyalahgunaan ajaran- ajaran sakral agama seperti sumpah untuk kepentingan dunia akan berdampak pada melemahnya keyakinan dan kepercayaan masyarakat terhadap agama dan akan menyebabkan mereka menyimpang dari jalan kebenaran. Orang-orang yang telah menghalangi manusia dari jalan kebenaran akan mendapat kesulitan dan masalah pertama mereka di dunia. Mereka juga akan mendapat siksa yang pedih di Hari Kiamat. Oleh sebab
129
itu, jangan menjual nama Allah sebagai
sumpah untuk memperoleh kepentingan dunia
dan materi di dunia.
A. Narasi Antar Adegan Utama dan Pendukung pada tabel 3.10
Tabel di atas merupakan narasi pada rangkaian gambar adegan yang berkaitan satu dengan yang lainnya diawali dengan perbicangan Hartono yang kecewa terhadap pernikahan kedua Prasetya hanya karena menolong orang lalu Prasetya mengetahui ayat-ayat yang diperintahkan Allah SWT terhadap poligami yang dilakukannya. Ia juga akan bertanggungjawab pada tindakannya.
Pada gambar 1 tabel 3.10 terlihat Hartono dan Amran sedang berbincang mengenai surat An-nisa ayat 3 berisi tentang poligami.
Hartono: Gila lu Pras! Gila!
Prasetya: Aku ngerti Har, aku ngerti.
Hartono: Ya kalo lu ngerti kenapa lu harus....
Amran: Udah Har! Gak usah di perpanjang. Pras itu gak
salah. Nih baca nih surat An-nisa ayat tiga , Dan jika
kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap hak-hak
perempuan yang yatim bilamana kamu mengawininya,
maka kawinilah wanita-wanita lain yang kamu senangi:
dua, tiga atau empat.
130
Pada gambar 2 tabel 3.10 terlihat Al-Qur‟an surat An-nisa Ayat 3 dari ponsel.
Pada gambar 3 tabel 3.10 terlihat Amran memperlihatkan ayat tersebut kepda
Hartono melalui ponselnya.
Pada gambar 4 tabel 3.10 terlihat surat an-nisa ayat 4 tentang poligami dari dalam ponsel.
Hartono: Ente kalo baca ayat jangan setengah-setengah,
nih liat surat an-nisa ayat empat, Kemudian jika kamu
takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah)
seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang
demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat
aniaya. Terus baca juga ayat 129 nya.
Pada gambar 5 tabel 3.10 terlihat Prasetya sedang berbicara mengenai surat an- nisa ayat 129
Prasetya: Dan jika kamu tidak akan berlaku adil di antara
istri-istrimu walaupun kamu sangat menginginkan
demikian. Janganlah terlalu cederung. Itu ayat 129. Aku
tau konsekuensi keputusanku dan itu urusanku sama Allah
dan Arini.
Pada gambar 6 tabel 3.10 terlihat Hartono sedang berbicara sambil memegangi pundak Prasetya.
131
Hartono: Pras, ngaku aja deh. Lu suka sama Meirose juga
kan?
Pada gambar 7 tabel 3.10 terlihat Prasetya sedang berbicara bahwa dia baru kenal sama Meirose.
Prasetya: Har, aku aja kenal Meirose aja enggak. Dan ini
bukan antara suka atau engga, pernikahan ini itu untuk
nyelamatin nyawa orang.
Hartono: Yaudah, kalau mau nyelamatin ya selamatin aja,
tinggal bawa ke rumah sakit, kan udah beres. Gak usah
pake dinikahin segala.
Prasetya: kamu tau gak? Ada orang di depan kamu mau
loncat dari atap rumah sakit mau bunuh diri. Terus apa
yang harus kamu lakuin untuk nolong orang itu?
Amran: Hus... udahh... udahh... Pernikahannya kan udah
kejadian. Sekarang giliran urusannya Pras. Ente gak usah
ikut campur. Mubazir perkataan.
132
Tabel 3.11 Scene 11 Amanah
Pada gambar pertama terlihat
Prasetya sedang memeluk seorang
pria di rumah sakit.
Gambar 1
Pada gambar kedua terlihat
Prasetya sedang duduk memegang
mahar nikah, di sampingnya ada
dua pria mengenakai peci sedang
melihatnya.
Gambar 2
Gambar ketiga terlihat Prasetya,
dua orang ustad , dan Meirose.
Gambar 3
133
Pada gambar keempat terlihat
Amran sedang berbicara melalui ponselnya sedangkan Hartono sedang membaca.
Gambar 4 Pada gambar kelima terlihat
Prasetya sedang berjabat tangan dengan seorang pria, seorang dokter melihatnya, dan ada
Meirose berbaring di ranjang rumah sakit. Gambar 5
Pada gambar keenam terlihat
Prasetya sedang berjabat tangan dengan seorang pria, seorang dokter melihatnya, ada seorang pria melihatnya dan ada Meirose Gambar 6 berbaring di ranjang rumah sakit.
134
Pada gambar ketujuh terlihat
Prasetya, dokter, dan ustad sedang mengedangah tangan. Lalu ada
Meirose berbaring di ranjang Gambar 7 rumah sakit.
Gambar kedelapan terlihat
Prasetya, dokter, ustad, Meirose, dan seorang pria mengusap wajahnya. Lalu ada Amran dan Gambar 8 Hartono di ambang pintu akan masuk.
Pada gambar kesembilan terlihat
Amran dan Hartono berdiri di depan pintu. Gambar 9
135
Konotasi Pada rangkaian gambar adegan di atas terlihat
Prasetya sedang memeluk seorang ustad yang
akan menjadi wali nikahnya Meirose karena
Meirose tidak memiliki keluarga dan kerabat. Lalu
ada seorang ustad dan dokter yang menjadi saksi
nikah Prasetya dan Meirose, sebab dalam agama
Islam minimal dua oang untuk menjadi saksi
nikah. Janji Prasetya kepada Meirose bahwa ia
akan menikahi Meirose untuk mencegahnya
bunuh diri bukan hanya bualan semata. Malam itu
juga setelah Prasetya berhasil meyakini Meirose
untuk tidak bunuh diri, ia menepati janjinya untuk
menikahi Meirose. Setelah Meirose menjadi
mualaf Prasetya langsung mengucapkan ijab qabul
di depan para saksi dan wali nikah Meiose di
dalam ruangan rumah sakit. Dalam melaksanakan
amanahnya Prasetya tidak sembunyi-sembunyi, ia
mendatangkan kedua sahabatnya Hartono dan
Amran untuk menyaksikan akad nikahnya. Kedua
sahabatnya sangat terkejut melihat tindakan
poligami Prasetya. Janji adalah janji. Sebagai
ketaatannya pada Allah SWT dalam amanah pada
136
janjinya, Prasetya tidak mengingkarinya.
Meskipun ia tahu risiko yang akan terjadi pada
keluarganya.
Mitos Agama Islam mengajarkan umatnya untuk amanah
pada janji yang telah diucap, jangan sampai kita
menghianati orang yang telah kita beri janji. Hal
tersebut merupakan bukti kemunafikan. Ciri-ciri
orang munafik dalam Islam adalah jika berjanji ia
ingkar, dan jika bermusuhan ia keji.'' (HR Bukhari
dan Muslim).
Kita harus memulai dari diri kita untuk
menunaikan amanah itu agar terhindar dari sifat
munafik yang disebutkan dalam hadis di atas.
Dalam kebudayaan islam dinyatakan tidak ada
iman bagi yang tidak berlaku amanah. Dalam
konteks hubungan sosial manusia diperintahkan
untuk bermanah terhadap janji terlebih apabila
kita menjadi pemimpin baik untuk diri sendiri,
keluarga, apalagi pemimpin masyarakat. Mulai
dari yang terendah sampai pemimpin negara,
mereka harus memegang teguh pendirian bahwa
137
kepemimpinan itu merupakan amanah dari Allah.
Kesadaran ini akan membawanya kepada
tanggung jawab atas kepemimpinannya itu.
A. Narasi Antar Adegan Utama dan Pendukung pada tabel 3.11
Tabel di atas merupakan narasi pada rangkaian gambar adegan yang berkaitan satu dengan yang lainnya diawali dengan janji yang dikatakan Prasetya untuk menikahi Meirose jika tidak melakukan bunuh diri, lalu prasetya mengundang ustad dan wali nikahnya bersama Meirose ke rumah sakit. Sebelum menikah
Meirose telah dimualafkan terlebih dahulu.
Pada gambar 1 tabel 3.11 terlihat Prasetya sedang memeluk seorang pria di rumah sakit. Orang itu adalah ustad yangakan menikahkan Prasetya dan Meirose
Pada gambar 2 tabel 3.11 terlihat Prasetya sedang duduk memegang mahar nikah, di sampingnya ada dua pria mengenakai peci sedang melihatnya yang akna menjadi wali dan saksi pernikahan Prasetya dan Meirose.
Gambar 3 tabel 3.11 terlihat Prasetya, dua orang ustad, dan Meirose. Meirose sedang melafalkan dua kalimat syahadat karena ia telah menjadi mualaf.
Meirose: Asyhadu an-laa ilaaha illallaah Wa asyhadu
anna Muhammadan rasuulullaah
Pada gambar 4 tabel 3.11 terlihat Amran sedang berbicara melalui ponselnya sedangkan Hartono sedang membaca. Prasetya menelpon Amran dan Hartono untuk datang ke akad nikahnya dengan Meirose.
138
Pada gambar 5 tabeel 3.11 terlihat Prasetya sedang berjabat tangan dengan seorang pria, seorang dokter melihatnya, dan ada Meirose berbaring di ranjang rumah sakit. Prasetya sedang melakukan ijab qabul.
Pada gambar 6 tabel 3.11 terlihat Prasetya sedang berjabat tangan dengan seorang pria, seorang dokter melihatnya, ada seorang pria melihatnya dan ada Meirose berbaring di ranjang rumah sakit.
Pada gambar ke 7 tabel 3.11 terlihat Prasetya, dokter, dan ustad sedang mengedangah tangan melakukan doa. Lalu ada Meirose berbaring di ranjang rumah sakit.
Gambar 8 tabel 3.11 terlihat Prasetya, dokter, ustad, Meirose, dan seorang pria mengusap wajahnya. Lalu ada Amran dan Hartono di ambang pintu akan masuk.
Pada gambar 9 tabel 3.11 terlihat Amran dan Hartono berdiri di depan pintu.
Tabel 3.12 Scene 12 Amanah
Pada gambar pertama terlihat
Prasetya sedang mengendarai mobil
sambil berbicara melalu telepon
genggam.
Gambar 1
139
Gambar kedua terlihat Arini sedang berbicara melalui telepon genggamnya.
Gambar 2
Gambar ketiga terlihat Prasetya sedang berbicara melalui teleponnya sambil mengendarai mobil.
Gambar 3
Pada gambar keempat terlihat Prasetya sedang berbicara melalui telepon genggamnya sambil memegangi keningnya.
Gambar 4 Pada gambar kelima terlihat
Prasetya berbicara dengan Meirose di dekat ranjang tidur Akbar, anak
Meirose.
Gambar 5
140
Pada gambar keenam telihat
Prasetya sedang berbicara melalui telepon genggamnya.
Gambar 6
Pada gambar ketujuh telihat 15 orang sedang duduk di kursi.
Gambar 7
Pada gambar kedelapan terlihatArini sedang berbicara melalu telepon genggamnya.
Gambar 8
Pada gambar kesembilan terlihat
Prasetya berbicara pada Meirose.
Gambar 9
141
Pada gambar kesepuluh terlihat
Prasetya berdiri di ambang pintu, lalu di depannya ada seorang perempuan. Gambar 10
Pada gambar kesebelas terlihat
Prasetya bertatapan dengan Arini dari kejauhan di sebuah tempat penonton.
Gambar 11
Pada gambar kedua belas terlihat
Prasetya berdiri di samping bangku penonton dengan ekspresi terpukau.
Gambar 12
Konotasi Konotasi pada rangkaian gambar adegan di
atas dimulai saat Prasetya sedang diperjalanan
menuju gedung tempat anaknya, Nadia
melakuakn pameran dongeng Arini
menelponnya untuk segera datang karena
Nadia akan segera tampil. Namun Prasetya
142
masih dijalan. Tiba-tiba Prasetya dapat telepon dari Meirose kalau Akbar sakit, ia bingung harus berbuat apa. Lalu Prasetya memutakan mobilnya segera menuju ke rmh
Meirose untuk menolong Akbar dan mereka sedang siap-siap ke rumah sakit. Saat sedang bersiap, tiba-tiba Arini menelpon Prasetya untuk menyai keberadaanya sudah sampai di mana. Awalnya Arini terkejut karena Prasetya ternyata di rumah Meirose. Namun saat mengetahui jika Akbar sakit, Arini memberi tahu cara penganananya agar tidak usah dibawa ke rumah sakit. Arini yang masih belum iklas karena dipoligami, menjadi iklas dan senang ia bisa membantu Meirose dan
Akbar.
Setelah mulai membaik, Prasetya langsung datang ke gedung tempat Nadia pertunjukan.
Tepat saatNadia akan memulai dongennya,
Prasetya tiba dalam gedung dan membuat
Nadia senang.
Prasetya menepati janjinya kepada kedua istri
143
dan anak-anaknya. Meskipun ia sangat
kelelahan, namun ada amanah dan
tanggungjawab yang harus ia lakukan.
Sutradara Kuntz Agus menjelaskan bahwa
perilaku Prasetya dalam amanah pada janjinya
merupakan tanggung jawab kepada anaknya
“Sebenarnya sequence scene itu adalah
scene untuk Arini, titik balik karakter
Arini dalam bersikap kepada Pras. Titik
dimana Arini merasa bagaimanapun juga
Akbar adalah seorang anak kecil yang
sedang membutuhkan pertolongan. Perihal
Pras yang akhirnya tetap datang pada
pentas Nadia adalah bentuk tanggung
jawab janji ayah kepada anaknya. “84
Mitos Menepati janji merupakan sikap yang baik
dalam membangun hubungan sosial pada
antar sesama manusia. Islam mengajarkan
untuk memiliki sikap yang amanah kepada
siapa pun karena janji adalah hutang.
84 Wawancara sutradara film Surga yang Tak Dirindukan via email pada tanggal 17 April 2017 pukul 13:43 WIB.
144
Sedangkan hutang merupakan kewajiban
yang harus dipenuhi, jika tidak akan diminta
pertanggungjawabannya. Di dalam keadaan
yang terdesak Prasetya mampu menepati
janjinya kepada Nadia, padahal di satu sisi ia
harus menolong anaknya bernama Akbar.
Meskipun ia kelelah namun ia tetap mampu
amanah dalam janjinya.
A. Narasi Antar Adegan Utama dan Pendukung pada tabel 3.12
Tabel di atas merupakan narasi pada rangkaian gambar adegan yang berkaitan satu dengan yang lainnya diawali dengan janji Prasetya yang akan datang pada penampilan anaknya di sebuah kedung, namun pada waktu yang bersamaan
Meirose menelponnya karena Akbar sakit. Meirose tidak tahu apa yang harus dilakuykannya karena si mbok yang bekerja di rumahnya tidak masuk. Akhinya
Prasetya datang ke rumah Meirose untuk membawa Abar ke rumah sakit, namun
Arini membantunya melalui telepon untuk segera diberi minyak kayu putih dan tidak usah dibawa ke dokter. Akhirnya Prasetya datang ke tempat pertunjukan dongeng Nadia tepat Nadia akan mulai mendongeng. Prasetya amanah kepada dua janjinya.
Pada gambar 1 tabel 3.12 terlihat Prasetya sedang mengendarai mobil sambil berbicara melalu telepon genggam dengan Arini.
145
Prasetya: Halo
Arini: Assalamualaikum, Kamu di mana sih mas?
Prasetya: Waalaikumsalam. Ini masih dijalan. InsyaAllah
setengah jam lagi sampe.
Pada gambar 2 tabel 3.12 terlihat Arini sedang berbicara melalui telepon genggamnya.
Arini: Yaudah, Assalamualaikum
Pada gambar 3 tabel 3.12 terlihat Prasetya sedang berbicara melalui teleponnya sambil mengendarai mobil. Setelah telepon dengan Aini berakhir, Meirose menelponnya mengatakan bahwa Abar sakit dan dia bingung harus bertindak apa.
Prasetya: Halo
Meirose: Mas, Akbar muntah-muntah nih
Prasetya: Hah, MasyaAllah. Dari kapan?
Meirose: Dari tadi pagi subuh
Pada gambar 4 tabel 3.12 terlihat Prasetya sedang berbicara melalui telepon genggamnya sambil memegangi keningnya.
Prasetya: hmm, si mbok ke mana?
Meirose Si mbok gak masuk mas.
Prasetya: hmm. Kamu udah kasih apa?
Meirose: Aku.. aku.. aku gak tau.. Aku belum kasih apa-apa.
Aku takut salah.. Gimana nih mas? Mas...... mas...?
Prasetya: Oke kamu tunggu, aku ke sana sekarang.
146
Pada gambar 5 tabel 3.12 terlihat Prasetya berbicara dengan Meirose di dekat ranjang tidur Akbar, anak Meirose. Prasetya memutarbsliksn mobilnya ke rumah
Meirose untuk menolong Akbar yang sakit.
Prasetya: Masih muntrah-muntah?
Meirose: Masih mas.
Prasetya: Yaudah siapin tas, kita ke dokter.
Pada gambar 6 tabel 3.12 telihat Prasetya sedang berbicara melalui telepon genggamnya.
Prasetya: Halo.. Arini.
Arini: di mana kamu mas?
Prasetya: Aku masih....
Arini: Suara siapa itu mas? Kenapa ada suara anak kecil nangis
gitu?
Prasetya: Aku di rumah Meirose. Akbar muntah-muntah. Jadi
aku....
Meirose: Cepet mas..
Pada gambar 7 tabel 3.12 telihat 15 orang sedang duduk di kursi. Arini berbicara dengan ibunya sambil telepon genggamnya di telinganya
Arini: Dia udah janji bu, dia udah janji sama Nadia mau dateng
loh bu.
Ibu Arini: Lupakan saja, Istiqfar.
147
Pada gambar 8 tabel 3.12 terlihat Arini sedang berbicara melalu telepon genggamnya. Ia menelpon Prasetya lagi untuk membantu Akbar.
Prasetya: Kita ke dokter ya
Arini: muntahnya padet apa cair?
Prasetya: Cair
Arini: Suhu badannya tinggi?
Prasetya: Sebentar
Meirose: Iya panasnya tinggi mbak.
Arini: buang-buang air gak?
Meirose: Iya buang air
Arini: Kalo menurutku ini Cuma masuk angin, jadi kamu olesin
aja pake minyak kayu putih.
Meirose: Oke mbak, makasih ya.
Arini: Kalo kamu gak bisa dateng ke sini gak apa-apa mas, biar
aku yang jelasin ke Nadia.
Pada gambar 9 tabel 3.12 terlihat Prasetya melihat kepada Meirose yang sudah diberi tahu untuk mengoleskan minyak kayu putih oleh Arini.
Pada gambar 10 tabel 3.12 terlihat Prasetya berdiri di ambang pintu, lalu di depannya ada seorang perempuan.
Pada gambar 11 tabel 3.12 terlihat Prasetya datang bertatapan dengan Arini dari kejauhan di sebuah tempat penonton.
148
Pada gambar 12 tabel 3.12 terlihat Prasetya berdiri di samping bangku penonton dengan ekspresi terpukau melihat anaknya, Nadia akan segera tambil mendongeng di panggung yang megah.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah mendeskripsikan dan menganalisis data dari film “Surga yang Tak
Dirindukan” yang telah dikemukakan pada bab-bab sebelumnya maka
dapat ditarik kesimpulan berupa kesalehan sosial tokoh Prasetya dalam
film “Surga yang Tak Dirindukan” dengan mencari makna denotasi,
konotasi, dan mitos. Maka penulis merumuskan beberapa hal, yaitu:
1. Makna Denotasi
Makna denotasi pada penelitian ini adalah gambaran tentang perilaku
kesalehan sosial Prasetya dalam hubungannya pada manusia tanpa
melupakan hubungan dengan Allah SWT. Lalu makna denotasi yang
pada film Surga yang Tak Dirindukan terdapat 12 scene yang
mengggambarkan makna kesalehan sosial tokoh Prasetya. Di antaranya
4 Scene suka menolong, 3 scene kepedulian, 3 scene tanggung jawab,
dan 2 scene Amanah.
2. Makna Konotasi
Makna kontasi yang terlihat dalam film ini adalah perilaku Prasetya
dalam mendahulukan kepentingan orang lain. Hal ini terlihat pada
beberapa adegan yang menunjukan sikap kesalehan sosial berupa suka
menolong, kepedulian, tanggung jawab, dan amanah. Sikap kesalehan
sosial yang mencakup empat aspek tersebut dilakukan Prasetya untuk
149
150
kepentingan orang lain tanpa melupakan kepentingan kepada Allah
SWT. Prasetya menolong orang yang membutuhkan tanpa pamrih dan
imbalan. Lalu makna konotasi yang pada film Surga yang Tak
Dirindukan terdapat 12 scene yang mengggambarkan makna kesalehan
sosial tokoh Prasetya. Di antaranya 4 Scene suka menolong, 3 scene
kepedulian, 3 scene tanggung jawab, dan 2 scene Amanah.
3. Mitos
Pesan mitos yang terlihat pada film ini terangkum dalam perilaku
kesalehan sosial Prasetya. Mitos yang ada pada film ini merupakan
ajaran dan budaya agama Islam. Sikap kesalehan sosial yang diajari
oleh Rasullah melalui perintah Allah SWT menjadi suri tauladan tokoh
Prasetya dalam berhubungan kepada manusia. Lalu makna mitos yang
pada film Surga yang Tak Dirindukan terdapat 12 scene yang
mengggambarkan makna kesalehan sosial tokoh Prasetya. Di antaranya
4 Scene suka menolong, 3 scene kepedulian, 3 scene tanggung jawab,
dan 2 scene Amanah.
Dari ketiga makna di atas, maka penulis menemukan bahwa kesalehan
sosial dalam film Surga yang Tak Dirindukan ini merupakan perilaku
sehari-hari yang harus dimiliki oleh setiap umat manusia dalam
bersosial agar menjadi pribadi yang damai. Menyingkirkan sikap
individualisme dan egois menjadi kunci utama dalam menjalani
kehidupan yang bermartabat.
151
B. Saran-Saran
1. Penonton
Penonton harus teliti dan kritis dalam menanggkap makna pesan pada
sebuah film yang ingin disampaikan oleh sutradara dan penulis
skenario. Biasanya pesan makna yang disampaikan tidak secara
langsung dalam bentuk verbal, namun melalui simbol-simbol atau
makna tertentu. Jika penonton hanya mengamati saja tanpa mengetahui
apa makna dari film tersebut, maka interpretasi atas film yang ditonton
bisa saja tidak sesuai dengan apa yang dimaksud sutradara. Untuk itu,
sebagai pengamat film kita harus jeli dalam menelaah adegan-adegan
yang ditunjukan oleh para aktor.
2. Akademisi
Film ini memberikan wawasan yang bermaanfaat kepada manusia
dalam bersosialisasi kepada manusia lainnya. Khususnya pada seorang
laki-laki yang hendak berpoligami haruslah meneladani cara rasulullah
dalam melakukan poligami sebagai bentuk ibadah menolong janda-
janda atau anak yatim yang kesulitan. Bukan penjadikan tindakan
poligami rasulullah untuk kesenangan semata.
3. Sutradara
Saran penulis kepada sutradara film: pada industri perfilman hendalklah
sutradara memberikan karya bertemakan kesalehan sosial untuk
mencerdaskan khalayak penonton, bukan menafaatkan rating dan
agama islam untuk keuntungan semata.
DAFTAR PUSTAKA
Alex Sobur. 2013. Semiotika Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya
Alex Sobur. 2006. Analisis Teks Media Suatu Pengantar untuk Analisa Wacana,
Analisis Semiotik, dan Analisis framing. Bandung: PT remaja Rosdakarya.
Asep Saeful Muhtadi. 2012. Komunikasi Dakwah, teori pendekatan, dan aplikasi.
Bandung, Simbiosa Rekatama Media.
Art Van Zoest. 1993. Semiotika tentang Tanda, Cara Kerjanya dan Apa yang
Dilakukan. Jakarta: Sumber Agung.
Diana Nopiana. 2014. Analisis Semiotik Makna Tawakal dalam Film “Ummi
Aminah“ Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan
Komunikasi Penyiaran Islam.
Hafied Cangara. 1998. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT RajaGrafindo
Persada.
Himawan Pratista. 2008. Memahami Film . Yogyakarta: Homerian Pustaka.
Indiwan Seto. 2007. Semiotika Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta: Lkis.
Irawan, Soeharton. 2004. Metodelogi Penelitian Sosial, Suatu Teknik Penelitian
Bidang Kesejahteraan Sosial dan Ilmu sosial lainnya. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
152
153
Jalaluddin Rahmad. Islam Altenatif Ceramah-Ceramah di Kampus. Bandung:
Mizan Anggota IKAIP.
M Boggs Joseph. 1986. Cara Menilai Sebuah Film, Terj. Asrul Sani . Jakarta:
Yayasan Citra.
Marcel Danesi. 2010. Pengantar Memahami Semiotika Media. Yogyakarta:
Jalansutra.
Marcel Danesi. 2010. Pesan, Tanda, dan Makna. Yogyakarta: Jalasutra.
Miftah Faridl. 2000. Dakwah Kontemporer Pola Altenatif Dakwah Melalui
Televisi. Bandung: Pusdai Press.
Muhammad Sobary. 2007. Kesalehan Sosial. Yogyakarta: LkiS Pelangi Aksara.
Mulkhan, Abdul Munir. Kesalehan Multikultural : Ber-Islam Secara Autentik
Kontesktual di Aras Peradaban Global. Jakarta: PSAP.
Nawiroh Vera. 2014. Semiotika dalam Riset Komunikasi. Bogor: Ghalia
Indonesia.
Pawito. 2001. Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta:LkiS.
Pius A. Partanto dan Trisno Yuwono. 1994. Kamus Kecil Bahasa Indonesia Edisi
Terbaru. Surabaya: Penerbit Arloka.
154
Rachmat Krisyanto. 2006. Teknik praktis dan Riset Komunikasi. Jakarta:Kencana
Prenada Media Group.
Rina Yusrina. 2015. Kesalehan Sosial Dalam Film “Penjuru 5 Santri” . Skripsi
S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan Komunikasi Penyiaran
Islam.
Sunardi, Semiotika Negativa (Yogyakarta: Buku Baik, 2004), hal. 74.
Syifa Ismalia. 2016. Analisis Semiotik Makna Ikhlas dalam Film “Surga yang Tak
Dirindukan.” Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Jurusan
Komunikasi Penyiaran Islam.
Umar Ismail.1965. Mengupas Film. Jakarta: Lebar,1965.
Yasraf Amir Piliang. 2009. Semiotika Komunikasi Visual. Yogyakarta,
September.
DAFTAR PUSTAKA INTERNET, JURNAL, DAN BLOG http://wanitabercerita.com/3-film-indonesia-bertema-poligami/ diakses pada tanggal 16 Januari 2017 pukul 20:11 WIB. http://www.bintang.com/celeb/read/2278223/surga-yang-tak-dirindukan-tembus- setengah-juta-penonton diakses pada tanggal 15 Januari 2017 pukul 20:30 WIB. https://kristolog.com/2013/11/01/mengapa-nabi-muhammad-saw-poligami/ diakses pada tanggal 15 Januari 2017 pukul 20:40 WIB. http://arifbudi.lecture.ub.ac.id/2014/03/semiotik-simbol-tanda-dan-konstruksi- makna/ diakses pada tanggal 20 Januari 2017 pada pukul 14:49 WIB. http://ilmutuhan.blogspot.co.id/2010/08/tokoh-semiotika-modern.html diakses pada tanggal 25 Januari 2017 pada pukul 17:04 WIB. http://ilmutuhan.blogspot.co.id/2010/08/tokoh-semiotika-modern.html diakses pada rabu, 25 Januari 2017 pada pukul 18:15 WIB.
Didin Hafidhuddin, Kesalehan Individual dan Sosial , http://dariislam.blogspot.co.id/2009/09/kesalehan-individual-dan-sosial.html diakses tanggal 20 February 2017 pukul 17:28 WIB.
Andry Wijayanto, Menumbuhkan Nilai Kesalehan Sosial dengan Al-quran http://haluankepri.com/rubrik/opini/79263-menumbuhkan-nilai-kesalehan-sosial- dengan-al-quran.html diakses pada tanggal 20 February 2017 pada pukul 20:44
WIB.
155
156
Andi Faisal Bakti, Trendsetter Komunikasi di Era Digital: Tantangan dan
Peluang Pendidikan Komunikasi dan Penyiaran Islam, Jurnal Komunikasi Islam,
Volume 04, Nomor 01, Juni 2014. Hlm 23.
Helmiati, Kesalehan Individual dan Kesalehan Sosial, https://uin- suska.ac.id/2015/08/19/meyakini-shalat-sebagai-obat-muhammad-syafei-hasan/ diakses pada tanggal 20 February 2017 pada pukul 20:50 WIB.
Hadyan Luthfi Julianto, Kesalehan Ritual dan Kesalehan Sosial dalam Sejarah
Islam, http://luthfie2015.blogspot.co.id/2015/12/kesalehan-ritual-dan-kesalehan- sosial.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Surga_yang_Tak_Dirindukan#Pemeran 18:23
https://id.wikipedia.org/wiki/Fedi_Nuril Diakses pada tanggal 5 Februari 2017 pukul 16:39 WIB. https://id.wikipedia.org/wiki/Laudya_Cynthia_Bella Diakses pada tanggal 5
Februari 2017 pukul 16:43 WIB. https://id.wikipedia.org/wiki/Raline_Shah Diakses pada tanggal 21 Februari 2017 pukul 09:42 WIB. https://id.wikipedia.org/wiki/Sandrinna_Michelle Diakses pada tanggal 21
Februari 2017 pukul 09:44 WIB. https://id.wikipedia.org/wiki/Kemal_Palevi Diakses pada tanggal 21 Februari
2017 pukul 09:45 WIB.
157
https://id.wikipedia.org/wiki/Tanta_Ginting Diakses pada tanggal 21 Februari
2017 pukul 09:47 WIB. https://id.wikipedia.org/wiki/Zaskia_Adya_Mecca Diakses pada tanggal 21
Februari 2017 pukul 09:50 WIB. https://id.wikipedia.org/wiki/Landung_Simatupang Diakses pada tanggal 21
Februari 2017 pukul 09:55 WIB. https://id.wikipedia.org/wiki/Vitta_Mariana Diakses pada tanggal 21 Februari
2017 pukul 09:58 WIB. http://www.bintang.com/celeb/read/2471704/film-surga-yang-tak-dirindukan- raih-piala-antemas-2016 18:26
Ali Reza, “Surga yang Tak Dirindukan” Surga yang Tak Dirindukan, Sebuah
Kritik, https://sobatlama.wordpress.com/2016/01/29/surga-yang-tak-dirindukan- sebuah-kritik/ Diakses pada tanggal 26 Januari 2017 pukul 18:47 WIB.
7 Poin Mengenai Film Surga yang Tak Dirindukan, http://duniasenyap.blogspot.co.id/2016/07/review-film-surga-yang-tak- dirindukan.html diakses pada tanggal 26 Januari 2017 pukul 18:48 WIB.
Dimas, Etika dan kepribadian http://dimas-p-a- fib11.web.unair.ac.id/artikel_detail-104726-Etika%20dan%20Kepribadian-
Kepedulian%20Sosial.html 21:21 WIB.
158
Timur Matahari, Memetik Hikmah dari Film Surga yang Tak Dirindukan http://arsitekantara.blogspot.co.id/2016/03/memetik-hikmah-dari-film-surga-yang- tak-dirindukan.html diakses pada tanggal 30 Januari 2017 pukul 18:29 WIB.
Koko Nata, Kontroversi Poster Film Surga yang Tak Dirindukan http://www.koko-nata.net/2015/05/kontroversi-poster-film-surga-yang-tak_7.html diakses pada tanggal 30 Januari 2017 pukul 18:36 WIB.
Heri Supriyanto, Film Surga yang tak Dirindukan, Karena Memang itu Semu, http://www.kompasiana.com/hery_supriyanto/film-surga-yang-tak-dirindukan- karena-memang-itu-semu_55b08603397b61410546a5a2 diakses pada tanggal 30
Januari 2017 pukul 18:39 WIB.
Mia Vita Della, Kesan Para Tokoh Agama tentang Film Surga yang Tak
Dirindukan, http://www.muvila.com/film/artikel/kesan-para-tokoh-agama- terhadap-film-surga-yang-tak-dirindukan-150728w.html 18:34
Khairul Fikri, Hanung Bramantyo Bantah Film "Surga yang Tak Dirindukan"
Ajarkan Pria Berpoligami, http://www.beritasatu.com/hiburan/289294-hanung- bramantyo-bantah-film-surga-yang-tak-dirindukan-ajarkan-pria-berpoligami.html diakses pada tanggal 30 Januari 2017 pukul 20:37 WIB.
Pendapat BJ Habibie Mengenai Film Surga yang Tak
Dirindukan,http://beritapetang.com/2290/pendapat-bj-habibie-mengenai-film- surga-yang-tak-dirindukan/ diakses pada tanggal 30 Januari 2017 pukul 20:43
WIB.
LAMPIRAN
Analisis Semiotika Makna Kesalehan Sosial tokoh Prasetya dalam Film
Surga yang Tak Dirindukan
Assalamualaikum warhmatullahi wabarakaatuuh
Nama:Mutiara Annisa
Nim: 1113051000177
Saya Mutiara Annisa mahasiswi UIN Syarifhidayatullah Jakarta jurusan
Komunikasi Penyiaran Islam. Mohon maaf sebelumnya mengganggu, saya sedang menyelesaikan tugas akhir (skripsi) yang berjudul “Analisis semiotika makna kesalehan sosial tokoh Prasetya dalam film Surga yang Tak Dirindukan.”
Dengan adanya pesan ini saya ingin melakukan wawancara kepada penulis
SYTD, bunda Asma Nadia yang telah menciptakan karya luar biasa tentang kesalehan sosial seorang Prasetya, seorang laki-laki yang memiliki jiwa sosial dalam menolong, kepedulian, tanggung jawab, dan amanah dalam hidupnya.
Untuk itu saya meneliti sifat kesalehan sosial Prasetya agar masyarakat dapat mencontoh dan memahami jiwa sosial Prasetya yang mendahulukan
159
160
habluminannas (hubungan sosial/orang lain) tanpa melupakan habluminaallah
(hubungan dengan Allah).
Besar harapan saya untuk diberi kesempatan waktu wawancara perihal melengkapi analisis saya di bab IV.
Lampiran Hasil Wawancara
Transkip wawancara
Nama : Kuntz Agus
Jabatan : Sutradara
Berikut pertanyaan wawancara:
1. Bagaimana tanggapan sutradara Kuntz Agus terhadap film surga yang tak
dirindukan? Khususnya pada perilaku kesalehan sosial Prasetya berupa
(suka menolong, kepedulian, tangung jawab, dan amanah)?
Skema development naskah di film ini (film adaptasi) adalah
character driven. Proses development perlu membangun karakter
Pras memiliki motivasi yang cukup untuk memutuskan menikahi
Meirose pada pertemuan pertama. Saya percaya, keputusan menikahi
Meirose itu harus didasari pada apa-apa yang baik dan benar:
menolong. selain itu, dilandasi dengan sifat Pras yang impulsif, tidak
berpikir panjang, dan trauma dengan masa lalu.
161
2. Apa alasan pak Kuntz Agus menyutradarai film SYTD dikarenakan film
tersebut sangat menyentuh dan memiliki makna kesalehan sosial pada
tokoh Prasetya? Bahkan lewat tokoh Prasetya yang berpoligami dapat
mengupas stigma negatif tentang poligami.
Saya pribadi, ingin menggaris-bawahi ayat ini: Dan kamu sekali-kali
tidak akan dapat berlaku adil di antara istri-istri (mu), walaupun kamu
sangat ingin berbuat demikian, karena itu janganlah kamu terlalu
cenderung (kepada yang kamu cintai), sehingga kamu biarkan yang lain
terkatung-katung. Dan jika kamu mengadakan perbaikan dan memelihara
diri (dari kecurangan), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi
Maha Penyayang.
3. Di dalam film SYTD ada adegan Prasetya yang menolong anak kecil
bernama Hasbi di Yogyakarta karena terjatuh akibat naik sepeda bahkan
diantarkan sampai ke masjid. Handoko dan Amran melarangnya karena
akan berdampak pada kuliah mereka, namun Prasetya tetap ingin
menolong Hasbi. Apa yang ingin ditunjukan sutradara dari Perilaku suka
menolong Prasetya lewat adegan tersebut?
162
Memperkenalkan karakter Prasetya dari awal-awal film dimulai,
Pras tidak ingin melihat orang-orang disekitarnya merasakan
kesulitan seperti apa yang dia rasakan. Impulsif dalam menolong.
4. Selanjutnya ada adegan Prasetya menolong Meirose saat ingin bunuh diri
dengan mengemudikan mobil sedan hitamnya ke dalam jurang. Namun,
Prasetya menolongnya padahal ia sedang buru-buru untuk segera ke
jembatan yang sedang dibangunnya. Bagaimana menurut pak Kunt Agus
mengapa ingin menujukan adegan tersebut?
Pola impulsif Prasetya yang sudah diperkenalkan dari awal film,
tujuannya untuk scene plot ini. Ini adalah titik pertemuan Pras dan
Meirose. Titik Balik Pertama dalam film. Kalau Pras tidak menolong
Meirose, inti dari film ini. Kalau Pras tidak menolong, tidak akan
terjadi poligami, cerita selesai.
5. Perilaku suka menolong Prasetya memang sangat luar biasa, bahkan ia
merelakan surga yang dirindukan oleh istrinya demi menolong Meirose
untuk berbuat zalim, yaitu bunuh diri. Cara menolong Prasetya sangat
ekstrim, ia menikahi Meirose, membawanya menjadi mualaf, bahkan
merawat anaknya Meirose. Awalnya Meirose sudah tak percaya kepada
semua laki-laki. Namun lewat sikap kesalehan sosial Prasetya dalam
menolong Meirose, ia akhirnya percaya tak semua laki-laki itu jahat.
Makna terbesar apa yang ingin bapak sampaikan pada adegan tersebut?
163
Yang saya yakini adalah poligami harus diniatkan untuk beribadah?
Pras tidak ingin anak yang baru saja dilahirkan Meirose bernasib
sama dengan masa lalunya, dia tidak hanya menolong Meirose, tapi
(terlebih) anak itu, Akbar (yang mengingatkan pada masa lalu ibunya
yang bunuh diri). Saya ingin menebalkan pesan bahwa Poligami itu
bukan tujuan (dalam hal ini) tapi adalah jalan untuk berbagi
kebaikan, untuk menolong.
6. Untuk ketiga kalinya saat Prasetya mengendarai mobil ia turun untuk
menolong orang lain yang sama sekali tidak ia kenal, yaitu saat dia
menolong seorang wanita paru baya yang ingin dirampok di jembatan
layang saat hujan deras dan gelap gulita. Bahkan Prasetya ditusuk oleh
preman tersebut. Pesan apa yang ingin bapak Kuntz Agus sampaikan?
Ini adalah titik balik kedua dalam plot film, dalam development, kita
membahas perlu sesuatu yang masih berhubungan dengan karakter
impulsif Prasetya. Pada saat Pras ingin menyelesaikan hubungannya
dengan Meirose, kejadian malam itu malah membelokkan jalan nasib
nya. Pras hanya bisa berencana, tapi ujian yang harus dia jalani
masih panjang.
7. Nah, setelah menonton lebih dari 4 kali saya menemukan sifat kepedulian
164
Prasetya kepada Hasby orang yang ditolongnya, ia menelpon melaui Arini
dan menanyai kabarnya, menurut Bapak sikap kepeduliannya Prasetya
terhadap orang yang ditolongnya gimana? Lalu Prasetya datang ke tempat
Arini mengajar dan membantu membangun gazebo, itu bagaimana pak?
Sekali lagi, Hasbi adalah plot device pertama bagi Pras untuk dua hal,
mendeskripsikan karakter Pras, dan mempertemukan Pras dengan
Arini. Motivasinya dikuatkan kemudian dari seri impulsif yang
dilakukan oleh Pras.
8. Saat Meirose dilarikan ke rumah sakit, Prasetya langsung mengatakan ia
yang akan bertanggung jawab atas Meirose, padahal dia belum kenal.
Makna tanggung jawab apa yang ingin bapak sampaikan?
Untuk prosedur medis dengan tindakan yang serius, biasanya perlu
persetujuan keluarga untuk melakukan prosedur. Pada saat itu, tidak
ada keluarga yang bisa dihubungi, Pras lah yang mengajukan diri
untuk tanggung jawab itu.
9. Setelah menikahi Meirose menjadi istri keduanya, Prasetya selalu amanah
kepada keduanya istri dan anaknya, Ada adegan di saat Nadia ingin tampil
berdongeng, Prasetya sudah berjanji akan datang, namun tiba-tiba akbar
sakit. Diperjalanan Prasetya memutarbalikan mobilnya ke rumah Meirose
untuk membawa Akbar ke rumah sakit. Setelah akbar ia tolong, Prasetya
165
langsung pergi menonton putrinya. Dia amanah kepada janjinya.
Bagaimana menurut Pak Kuntz Agus, apakah yang ingin disampaikan
pada sikap amanah Prasetya?
Sebenarnya sequence scene itu adalah scene untuk Arini, titik balik
karakter Arini dalam bersikap kepada Pras. Titik dimana Arini
merasa bagaimanapun juga Akbar adalah seorang anak kecil yang
sedang membutuhkan pertolongan. Perihal Pras yang akhirnya tetap
datang pada pentas Nadia adalah bentuk tanggung jawab janji ayah
kepada anaknya.
Hasil wawancara ini bersifat rahasia dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. Saya harap penelitian ini diberikan jawaban yang jujur dan apa-adanya, sesuai dinyatakan pada pertanyaan di atas, sehingga hasilnya dapat memberikan gambaran yang baik pada penelitian ini. Saya ucapkan terima kasih kepada bapak sutradara Kuntz Agus telah mengarahkan karakter tokoh Prasetya untuk berdakwah dan telah memberikan jawaban atas wawancara.
Wassalamualaikum Warahmatulahi wabarakatuh.
166
Bukti permohonan wawancara Instagram dan Email
167
168
169
Lampiran Surat Wawancara
170