PROFIL KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK isi dikutip dari:

• Peraturan Menteri Keuangan Nomor 184/PMK.01/2010

Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kementerian Keuangan

• Keputusan Menteri Keuangan Nomor 187/Kmk.01/2010

Tentang Standar Prosedur Operasi (Standard Operating

Procedure) Layanan Unggulan Kementerian Keuangan

• Website Resmi Kementerian Keuangan dan Direktorat

terkait 30 Oktober Hari Oeang Indonesia

www.kemenkeu.go.id keuangan sehari-hari. Keadaan ekonomi keuangan awal Sejarah kemerdekaan amat buruk, dimana terjadi inflasi yang tinggi yang disebabkan beredarnya tiga buah mata uang yang berlaku di wilayah RI, yaitu mata uang De Javasche Bank, mata uang pemerintah Hindia Belanda, dan mata uang pendudukan Jepang. Permasalahan ekonomi ini menyebabkan diadakannya VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie), yang pada saat rapat tanggal 2 september 1945 oleh BPKKP dan BKR di itu dipimpin oleh Gubernur Jenderal Jan Pieterzoon Coen karesidenan Surabaya. Mereka sama-sama menyadari, disamping (1619-1623 dan 1627-1629), diberi hak octrooi yang salah mempertahankan kemerdekaan selain kekuatan bersenjata juga satunya adalah mencetak uang dan melakukan kebijakan diperlukan kekuatan dana untuk membiayai perjuangan. perekonomian. Sejak tahun 1600-an, VOC mengeluarkan kebijakan untuk menambah isi kas negara dengan menetapkan Kabinet presidensial pertama R.I 19 Agustus 1945, Soekarno peraturan verplichte leverentie (kewajiban menyerahkan hasil mengangkat Dr. Samsi sebagai Menteri Keuangan. Ketika itu bumi pada VOC), contingenten (pajak hasil bumi, pembatasan beliau mendapatkan informasi bahwa di dalam Bank Escompto jumlah tanaman rempah-rempah agar harganya tinggi, dan Surabaya terdapat uang peninggalan pemerintahan Hindia preangerstelsel (kewajiban menanam pohon kopi). Belanda yang dikuasai Jepang. Kedekatannya dengan pemerintah Jepang memudahkannya untuk melakukan upaya pencairan Akibat terjadinya keadaan ekonomi yang memprihatinkan dana, sehingga dapat digunakan untuk perjuangan. Pada 26 dikarenakan adanya peraturan agraria Laissez faire laissez September 1945 Dr. Samsi mengundurkan diri dan digantikan passer - perekonomian diserahkan pada pihak swasta (kaum oleh A.A. Maramis. kapitalis) - yang dilakukan atas desakan kaum Humanis Belanda, pemerintahan Hindia Belanda membentuk Departement van 24 Oktober 1945, Menteri Keuangan A.A Maramis Financien dibentuk. Tempat pengelolaan keuangan dipusatkan di menginstruksikan tim serikat buruh G. Kolff selaku tim pencari istana Daendles, dimaksudkan untuk memudahkan pengontrolan pemasukan dan pengeluaran negara.

Pada masa pendudukan Jepang di tanah air, Jepang menjadikan kota sebagai pusat pemerintahan. Gedung Departement of Finance dijadikan tempat untuk melakukan aktivitas keuangan sehari-hari dan pengolahan keuangan dan pemutusan kebijakan ekonomi oleh Jepang. Pada tahun 1946 Jepang juga melakukan invasion money di pulau Jawa. Tujuan invasion money ini adalah menghancurkan nilai mata uang Belanda yang sudah terlanjur beredar di Hindia Belanda.

Pasca Kemerdekaan R.I Setelah kemerdekaan Republik Indonesia, Gedung Department of Financien masih berfungsi sebagai pusat kegiatan pengolahan Usaha penerbitan uang sendiri Pemerintah Indonesia menyatakan tanggal tersebut sebagai tanggal beredarnya ORI dimana uang Jepang, uang NICA, dan memperlihatkan hasilnya dengan uang Javasche Bank tidak berlaku lagi. Mata uang yang dicetak diterbitkannya emisi pertama tersebut ditandatangani oleh Alexander Andries Maramis (15 uang kertas ORI (Oeang Republik mata uang periode 1945-1947). Pada akhirnya, 30 Oktober Indonesia) pada tanggal 30 Oktober disahkan sebagai Hari Oeang Indonesia oleh Presiden R.I. Untuk menghargai jasa A.A Maramis, maka gedung Department of 1946. Financien atau gedung Daendels diberi nama gedung A.A Maramis. Gedung ini menjadi pusat kerja Menteri Keuangan data untuk menemukan tempat percetakan uang dengan selaku pimpinan Departemen Keuangan Republik Indonesia saat teknologi yang relatif modern. Hasilnya, percetakan G. Kolff menjalankan tugasnya sehari-hari. Seiring dengan kebutuhan Jakarta dan Nederlands Indische Mataaalwaren en Emballage akan koordinasi antar unit, sejak tahun 2007 gedung Menteri Fabrieken (NIMEF) Malang dianggap memenuhi persyaratan. Keuangan dipindah ke Gedung Djuanda 1 yang berlokasi di Menteri pun melakukan penetapan pembentukan Panitia seberang gedung A.A Maramis. Penyelenggaraan Percetakan Uang Kertas Republik Indonesia yang diketuai oleh TBR Sabarudin. Akhirnya, uang ORI (Oeang Menindaklanjuti Undang-Undang Nomor 39 tahun 2008 tentang Republik Indonesia) pertama berhasil dicetak. Upaya percetakan Kementerian Negara juncto Peraturan Presiden Nomor 47 tahun ORI ini ditangani oleh RAS Winarno dan Joenet Ramli. Pada 6 2009 tentang pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara, Maret 1946, panglima AFNEI (Allied Forces for East serta merujuk pada surat edaran Sekretaris Jenderal Departemen Indies) mengumumkan berlakunya uang NICA di daerah yang Keuangan Nomor SE-11 MK.1/2010 tentang perubahan dikuasai sekutu. Hal ini menyebabkan kabinet Sjahrir berupaya Nomenklatur Departemen Keuangan menjadi Kementerian untuk menindaklanjuti pengumuman NICA tersebut untuk keuangan, maka sejak 2009, Departemen Keuangan resmi mengedarkan ORI. berubah nama menjadi Kementerian Keuangan.

www.kemenkeu.go.id Peranan vital Kementerian Keuangan adalah mengelola keuangan negara dan membantu pimpinan negara dalam bidang keuangan dan kekayaan negara. Oleh karena itu, Kementerian Keuangan dapat dikatakan sebagai penjaga keuangan negara (Nagara Dana Rakca).

17 Padi dan 10 Kapas Cita-cita upaya untuk mengisi kesejahteraan Bangsa dan sekaligus diberi arti sebagai tanggal lahirnya Negara Republik Indonesia

Sayap Melambangkan ketangkasan dalam menjalankan tugas

Gada Daya upaya menghimpun, mengerahkan, mengamankan keuangan negara

Ruang segi lima Dasar negara Pancasila

Arti keseluruhan Makna dari lambang tersebut adalah ungkapan suatu daya yang mempersatukan dan menyerasikan dalam gerak kerja untuk melaksanakan tugas Kementerian Keuangan Visi

“Kami akan menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi Indonesia yang inklusif di abad ke-21” Misi

Untuk mewujudkan visi tersebut, Kementerian Keuangan mempunyai 5 (lima) misi yaitu: a. Mencapai tingkat kepatuhan pajak, bea dan cukai yang tinggi melalui pelayanan prima dan penegakan hukum yang ketat; b. Menerapkan kebijakan fi skal yang prudent; c. Mengelola neraca keuangan pusat dengan risiko minimum; d. Memastikan dana pendapatan didistribusikan secara efi sien dan efektif; e. Menarik dan mempertahankan talent terbaik di kelasnya dengan menawarkan proposisi nilai pegawai yang kompetitif.

www.kemenkeu.go.id Nilai-Nilai Kementerian Keuangan Integritas • Profesionalisme • Sinergi • Pelayanan • Kesempurnaan

Integritas kepentingan, untuk menghasilkan karya yang bermanfaat dan Berpikir, berkata, berperilaku dan bertindak dengan baik dan berkualitas benar serta memegang teguh kode etik dan prinsip-prinsip moral

Pelayanan Profesionalisme Memberikan layanan yang memenuhi kepuasan pemangku Bekerja tuntas dan akurat atas dasar kompetensi terbaik dengan kepentingan yang dilakukan dengan sepenuh hati, transparan, cepat, penuh tanggung jawab dan komitmen yang tinggi akurat dan aman

Sinergi Kesempurnaan Membangun dan memastikan hubungan kerjasama internal yang Senantiasa melakukan upaya perbaikan di segala bidang untuk produktif serta kemitraan yang harmonis dengan para pemangku menjadi dan memberikan yang terbaik Struktur Organisasi Kementerian Keuangan R.I

Menteri Keuangan

Wakil Wakil Menteri Keuangan Menteri Keuangan

Staff Ahli Menteri Inspektorat Jenderal Sekretariat Jenderal

Direktorat Jenderal Direktorat Jenderal Direktorat Jenderal Direktorat Jenderal Direktorat Jenderal Anggaran Pajak Bea dan Cukai Perbendaharaan Kekayaan Negara

Direktorat Jenderal Badan Pengawas Badan Pendidikan Direktorat Jenderal Badan Kebijakan Perimbangan Pasar Modal dan dan Pelatihan Pengelolaan Utang Fiskal Keuangan Lembaga Keuangan Keuangan

Pusat Pusat Pusat Pusat Pembinaan Akuntansi Sistem Informasi dan Analisis dan Layanan Pengadaan dan Jasa Penilai Teknologi Keuangan Harmonisasi Kebijakan Secara Elektronik

Pusat Sekretariat Sekretariat Komite Investasi Pemerintah Pengadilan Pajak Pengawasan Pajak

www.kemenkeu.go.id Kementerian Keuangan mempunyai tugas menyelenggarakan urusan di bidang keuangan dan kekayaan negara dalam pemerintahan untuk membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara. (Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 24 Tahun 2010 Tentang Kedudukan, Tugas, Dan Fungsi Kementerian Anny Ratnawati Bambang Negara Serta Susunan Organisasi, Tugas, Dan Fungsi Eselon I Brodjonegoro Kementerian Negara) Menteri Keuangan Wakil Menteri Keuangan Wakil Menteri Keuangan

Berdasarkan UU No.17 tahun 2003, Menteri Keuangan memiliki Fungsi kekuasaan dalam pengelolaan keuangan negara yaitu, sebagai • Perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengelola fiskal, menjadi wakil pemerintah dalam kepemilikan keuangan dan kekayaan negara kekayaan negara yang dipisahkan, dan sebagai pengguna • Pengelolaan Barang Milik/Kekayaan Negara yang menjadi anggaran/barang. tanggung jawab Kementerian Keuangan • Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Dalam rangka pelaksanaan kekuasaan atas pengelolaan fiskal, Kementerian Keuangan Menteri Keuangan memiliki tugas sebagai berikut: • Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan • Menyusun kebijakan fiskal dan kerangka ekonomi makro urusan Kementerian Keuangan di daerah • Menyusun rancangan APBN dan rancangan Perubahan APBN • Pelaksanaan kegiatan teknis yang berskala nasional • Mengesahkan dokumen pelaksanaan anggaran • Pelaksanaan kegiatan teknis dari pusat sampai ke daerah • Melakukan perjanjian internasional di bidang keuangan • Melaksanakan pemungutan pendapatan negara yang telah Sesuai Peraturan Menteri Keuangan No. 184/PMK.01/2010 ditetapkan dengan Undang-Undang Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kementerian Keuangan, Wakil • Melaksanakan fungsi bendahara umum negara Menteri Keuangan bertugas untuk membantu Menteri Keuangan • Menyusun laporan keuangan yang merupakan dalam memimpin pelaksanaan tugas Kementerian Keuangan. pertanggungjawaban pelaksanaan APBN • Melaksanakan tugas-tugas lain di bidang pengelolaan fiskal berdasarkan ketentuan Undang-Undang Purwiyanto Andin Hadiyanto Rionald Silaban Isa Rachmatarwata Bobby Achirul Awal Nazief Staf Ahli Menteri Staf Ahli Menteri Staf Ahli Bidang Staf Ahli Bidang Kebijakan Staf Khusus Menteri Keuangan Bidang Keuangan Bidang Organisasi, Birokrasi dan dan Regulasi Jasa Keuangan Bidang IT Pengeluaran Negara Hubungan Ekonomi Teknologi Informasi Keuangan dan Pasar Keuangan Internasional Modal

Tugas Memberikan telaahan mengenai masalah-masalah di bidang penerimaan negara, pengeluaran negara, makro ekonomi dan keuangan internasional, kebijakan dan regulasi jasa keuangan dan pasar modal, dan organisasi, birokrasi, dan teknologi informasi secara keahlian, dan memberikan penalaran pemecahan konsepsional atas petunjuk Menteri

Fungsi • Pengolahan dan penelaahan masalah-masalah di bidang penerimaan negara, pengeluaran negara, makro ekonomi dan keuangan internasional, kebijakan dan regulasi jasa keuangan dan pasar modal, dan organisasi, birokrasi, dan teknologi informasi, serta penyiapan penalaran secara konsepsional • Penalaran konsepsional suatu masalah di bidang keahliannya atas inisiatif sendiri dan pemecahan persoalan secara mendasar dan terpadu untuk bahan kebijakan Menteri sebagai penelaahan Staf • Pemberian bantuan kepada Menteri dalam penyiapan bahan untuk keperluan rapat, seminar, dan lain-lain yang dihadiri oleh Menteri • Pelaksanaan tugas-tugas lain atas petunjuk Menteri

www.kemenkeu.go.id

Tugas Sekretariat Melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi Jenderal di lingkungan Kementerian Keuangan Fungsi • Koordinasi kegiatan Kementerian Keuangan • Koordinasi dan penyusunan rencana dan program Kementerian Keuangan • Pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, arsip, dan dokumentasi Kementerian Keuangan • Pembinaan dan penyelenggaraan organisasi dan tata laksana, kerja sama, dan hubungan masyarakat Kiagus Ahmad Badaruddin • Koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan Sekretaris Jenderal dan bantuan hukum • Penyelenggaraan pengelolaan barang milik/kekayaan negara • Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Menteri Gedung E (Gedung Juanda 1), Keuangan. Jl. Dr. Wahidin Raya No. 1 Jakarta Pusat 10710 Susunan Organisasi T. (021) 344.9230, (021) 384.0651, Untuk mendukung tugas dan fungsi-nya, Sekretariat Jenderal (021) 351.0055 memiliki beberapa Biro yang terdiri dari: F. (021) 384.4784 • Biro Perencanaan Keuangan www.setjen.depkeu.go.id • Biro Organisasi dan Ketatalaksanaan Call Center • Biro Hukum (021) 351.2221 • Biro Bantuan Hukum Desk Info • Biro Sumber Daya Manusia (021) 386.1489 • Biro Komunikasi dan Layanan Informasi • Biro Perlengkapan • Biro Umum • Pusat Sistem Informasi dan Teknologi Keuangan • Pusat Analisis dan Harmonisasi Kebijakan • Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai

www.kemenkeu.go.id • Pusat Layanan Pengadaan Secara Elektronik Bagian Akuntansi dan Pelaporan Keuangan, Biro Perencanaan • Pusat Investasi Pemerintah dan Keuangan • Sekretariat Pengadilan Pajak* • Sekretariat Komite Pengawas Perpajakan* Organisasi dan Ketatalaksanaan • Penataan organisasi di lingkungan Kementerian Keuangan Sekretariat Jenderal juga membawahi beberapa badan atau pusat berdasarkan usulan unit organisasi Eselon I yang memiliki tugas dan fungsi khusus yang berbeda dengan Biro. Badan atau Pusat dibentuk untuk melaksanakan tugas dari Hukum Menteri Keuangan sehingga Badan atau Pusat ini bertanggung • Penelaahan Perumusan Rancangan Peraturan Perundang- jawab langsung kepada Menteri Keuangan. Namun karena Undangan pembinaan administratif dilakukan dibawah Sekretariat Jenderal, • Pengelolaan dan pengembangan content dan penemuan maka dalam struktur organisasi, Badan dan Pusat tersebut berada kembali (Retreaval System) informasi peraturan perundang- di dalam naungan Sekretariat Jenderal. undangan bidang keuangan dan kekayaan negara melalui website JDI Hukum. * Berbeda dengan Pusat-Pusat yang lain, dalam kinerjanya • Penerbitan pendapat hukum (Legal Opinion) atas: Sekretariat Pengadilan Pajak dan Sekretariat Komite Pengawas - Pinjaman/hibah luar negeri pemerintah Perpajakan tidak bertanggung jawab kepada Menteri Keuangan. - Purchase Agreement/Indenture/Subsricption Agreement/ Secara operasional Sekretariat Pengadilan Pajak berada di Sertificate of Authorizationuntuk penerbitan/penjualan bawah dan bertanggung jawab kepada Ketua Pengadilan Pajak. Surat Utang Negara dalam Valuta Asing di pasar perdana Sedangkan Sekretariat Komite Pengawas Perpajakan, secara internasional fungsional berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Ketua Komite Pengawas Perpajakan. Namun secara administratif keduanya berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Sekretaris Jenderal.

Layanan Unggulan Perencanaan dan Keuangan • Penyelesaian usulan revisi satuan anggaran per satuan kerja (SAPSK)/Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Tahun Anggaran 20XY Kementerian Keuangan BA 15 pada Biro Perencanaan dan Keuangan • Penerbitan Surat Perintah Membayar (SPM) di lingkungan Sekretariat Jenderal • Bimbingan teknis penyelenggaraan SAI dan penyusunan laporan keuangan, serta pendampingan pemeriksaan BPK - Certificate Purchase Agreement/Declaration of Trust Hubungan Masyarakat (saat ini menjadi Biro Komunikasi dan untuk penerbitan/penjualan Surat Berharga Syariah Layanan Informasi) Negara dalam Valuta Asing di pasar perdana internasional. • Pengelolaan dan pengembangan news website Penerbitan pendapat hukum (Legal Opinion) Atas Surat • Penyiapan dan penyelenggaraan konferensi pers Jaminan Pemerintah (Letter Of Guarantee (LOG)), Surat • Penyusunan resume berita harian Persetujuan Pemerintah (Letter Of Consent(LOC)) Atas Perjanjian Kredit (Loan Agreement) PT Perusahaan Umum Listrik Negara (Persero) dalam rangka pembangunan • Penatausahaan dan pelaporan pembayaran langsung belanja pembangkit tenaga listrik yang menggunakan bahan pegawai dan non belanja pegawai. bakar batubara untuk proyek 10.000 MW. • Penatausahaan produk hukum peraturan menteri keuangan

Bantuan Hukum Pusat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai • Pendampingan menteri/pejabat/pegawai dan/atau mantan • Pelayanan penyelesaian perizinan akuntan publik dan penilai menteri/pejabat/pegawai Kementerian Keuangan dalam publik kasus hukum. Pusat Layanan Pengadaan Secara Elektronik Sumber Daya Manusia • Pelayanan helpdesk pada LPSE • Proses penyelesaian kenaikan pangkat Pegawai Negeri Sipil • Pelayanan verifikasi calon penyedia pada LPSE Kementerian Keuangan • Pembentukan admin agency pada Kementerian/Lembaga

www.kemenkeu.go.id Direktorat Jenderal Anggaran

ASKOLANI Direktur Jenderal Anggaran

Gedung “D” (Gedung Sutikno Slamet), Lt. 4 Jl. Dr. Wahidin Raya No.1 Jakarta Pusat 10710 T. (021) 384.9315 F. (021) 384.7157 www.anggaran.depkeu.go.id Tugas Negara Bukan Pajak (PNBP) atau revisi yang berlaku bagi Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi Kementerian/Lembaga teknis di bidang penganggaran • Penyusunan target dan pagu penggunaan PNBP pada Kementerian/Lembaga untuk RAPBN tahun anggaran yang Fungsi akan datang atau revisi target dan pagu penggunaan PNBP • Perumusan kebijakan di bidang penganggaran untuk APBNP tahun anggaran berjalan • Pelaksanaan kebijakan di bidang penganggaran • Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang penganggaran • Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang penganggaran • Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Anggaran

Susunan Organisasi Untuk mendukung tugas dan fungsi-nya, Direktorat Jenderal Anggaran membawahi beberapa direktorat yang terdiri dari: • Sekretariat Direktorat Jenderal • Direktorat Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara • Direktorat Anggaran I • Direktorat Anggaran II • Direktorat Anggaran III • Direktorat Penerimaan Negara Bukan Pajak • Direktorat Sistem Penganggaran • Direktorat Harmonisasi Peraturan Penganggaran

Layanan Unggulan • Pelayanan penyelesaian Peraturan Presiden (Perpes) tentang Rincian Anggaran Belanja Pemerintah Pusat beserta lampirannya (SAPSK) • Pelayanan penyelesaian revisi SAPSK (non Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) • Pelayanan penyelesaian Standar Biaya Khusus (SBK) • Pelayanan penyusunan konsep Rancangan Peraturan Pemerintah (RPP) tentang jenis dan tarif atas Penerimaan

www.kemenkeu.go.id Direktorat Jenderal Pajak

A. Fuad Rahmany Direktur Jenderal Pajak

Gedung Utama Jl. Jend. Gatot Subroto No. 40-42 Jakarta 12190 T. (021) 529.60791 F. (021) 520.3184 www.pajak.go.id Email Pengaduan [email protected] Kring Pajak, Call Center (021) 500.200 SMS Center 0813 178 PAJAK (0813 178 72525) Tugas Pengusaha Kena Pajak (PKP) Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi • Pelayanan penyelesaian permohonan pengembalian teknis di bidang perpajakan kelebihan pembayaran Pajak Pertambahan Nilai (PPN) • Pelayanan penerbitan Surat Perintah Membayar Kelebihan Fungsi Pajak (SPMKP) • Perumusan kebijakan di bidang perpajakan • Pelayanan penyelesaian permohonan keberatan penetapan • Pelaksanaan kebijakan di bidang perpajakan Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, dan Pajak • Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang Penjualan atas Barang Mewah perpajakan • Pelayanan penyelesaian Surat Keterangan Bebas (SKB) • Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang Pemungutan PPh Pasal 22 Impor perpajakan • Pelayanan penyelesaian Permohonan Pengurangan PBB • Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Pajak • Pelayanan pendaftaran Obyek Pajak Baru dengan Penelitian Kantor Susunan Organisasi • Pelayanan penyelesaian Mutasi Seluruhnya Obyek dan Subjek Untuk mendukung tugas dan fungsi-nya, Direktorat Jenderal PBB Pajak membawahi beberapa direktorat yang terdiri dari: • Pelayanan penyelesaian Permohonan Surat Keterangan Bebas • Sekretariat Direktorat Jenderal (SKB) Pemotongan PPh Pasal 23 • Direktorat Peraturan Perpajakan I • Pelayanan penyelesaian permohonan Surat Keterangan Bebas • Direktorat Peraturan Perpajakan II (SKB) pemotongan PPh atas Bunga Deposito dan Tabungan • Direktorat Pemeriksaan dan Penagihan Serta Diskonto SBI yang diterima atau diperoleh Dana Pensiun • Direktorat Intelijen dan Penyidikan yang pendiriannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan • Direktorat Ekstensifikasi dan Penilaian • Pelayanan penyelesaian permohonan Surat Keterangan Bebas • Direktorat Keberatan dan Banding (SKB) PPh atas pnghasilan dari pengalihan hak atas tanah dan/ • Direktorat Potensi, Kepatuhan, dan Penerimaan atau bangunan • Direktorat Penyuluhan, Pelayanan, dan Hubungan Masyarakat • Pelayanan penyelesaian permohonan Surat Keterangan Bebas • Direktorat Teknologi Informasi Perpajakan (SKB) PPN atas Barang Kena Pajak (BKP) Tertentu • Direktorat Kepatuhan Internal dan transformasi Sumber Daya • Pelayanan penyelesaian permohonan keberatan Pajak Bumi Aparatur dan Bangunan • Direktorat Transformasi Teknologi Komunikasi dan Informasi • Pelayanan penyelesaian permohonan pengurangan atau • Direktorat Transformasi Bisnis penghapusan sanksi administrasi • Pelayanan penyelesaian permohonan pengurangan atau Layanan Unggulan pembatalan ketetapan pajak yang tidak benar • Pelayanan penyelesaian permohonan pendaftaran Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) • Pelayanan penyelesaian permohonan pengukuhan

www.kemenkeu.go.id Direktorat Jenderal Bea Dan Cukai

Agung Kuswandono Tugas Direktur Jenderal Bea dan Cukai Melaksanakan sebagian tugas pokok Kementrian Keuangan di bidang kepabeanan dan cukai, berdasarkan

Gedung Utama kebijaksanaan yang ditetapkan oleh Jl. Achmad Yani Menteri dan mengamankan kebijaksanaan pemerintah yang berkaitan dengan lalu T. (021) 489.0308 ext 821/822 lintas barang yang masuk atau keluar F. (021) 475.0805 Daerah Pabean dan pemungutan Bea www.beacukai.go.id Masuk dan Cukai serta pungutan negara lainnya berdasarkan peraturan perundang- undangan yang berlaku

Fungsi • Perumusan kebijakan di bidang kepabeanan dan cukai • Pelaksanaan kebijakan di bidang kepabeanan dan cukai Jaminan (SPPJ), dan Pengembalian Jaminan dalam rangka • Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang KITE kepabeanan dan cukai • Pelayanan penerbitan SK pembebasan dalam rangka KITE • Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang dengan menggunakan media penyimpan data elektronik kepabeanan dan cukai • Pelayanan penerbitan Nomor Induk Perusahaan (NIPER) • Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dalam rangka KITE secara manual • Pelayanan penyelesaian barang impor untuk dipakai Jalur Susunan Organisasi MITA prioritas dengan PIB yang disampaikan melalui sistem Untuk mendukung tugas dan fungsi-nya, Direktorat Jenderal Bea PDE Kepabeanan Cukai membawahi beberapa direktorat yang terdiri dari: • Pelayanan penyelesaian barang impor untuk dipakai jalur • Sekretariat Direktorat Jenderal hijau dengan PIB yang disampaikan melalui sistem PDE • Direktorat Teknis Kepabeanan kepabeanan • Direktorat Fasilitas Kepabeanan • Pelayanan pengembalian bea masuk berdasarkan putusan • Direktorat Cukai pengadilan pajak pada Kantor Pelayanan Utama tipe A • Direktorat Penindakan dan Penyidikan Tanjung Priok • Direktorat Audit • Pelayanan pemberian izin impor dengan penangguhan • Direktorat Kepabeanan Internasional pembayaran bea masuk, pajak dalam rangka impor dan/ • Direktorat Penerimaan dan Peraturan Kepabeanan dan Cukai atau cukai (Vooruitslag) pada Kantor Pelayanan Utama tipe A • Direktorat Informasi Kepabeanan dan Cukai Tanjung Priok • Pelayanan pemberian persetujuan pemberitahuan Layanan Unggulan pendahuluan (Pre-Notification) pada Kantor Pelayanan Utama • Pelayanan pembebasan bea masuk atas impor bibit dan Tipe A Tanjung Priok benih untuk pembangunan dan pengembangan industri • Pelayanan penyelesaian barang awak sarana pengangkut pertanian, peternakan dan perikanan • Pelayanan penyelesaian barang pribadi penumpang yang • Pelayanan pembebasan bea masuk atas impor barang tiba bersama penumpang berdasarkan Kontrak Bagi Hasil (Production Sharing Contracts) • Pelayanan penyelesaian barang pribadi penumpang yang minyak dan gas bumi tidak tiba bersama penumpang dengan menggunakan • Pelayanan pemberian keringanan bea masuk atas impor customs declaration barang dalam rangka pembangunan/pengembangan • Pelayanan pengujian laboratoris dan identifikasi barang bagi industri/industri jasa pengguna jasa internal DJBC • Pelayanan permohonan penyediaan pita cukai minuman • Pelayanan pengujian laboratoris dan identifikasi barang bagi mengandung Etil Alkohol Asal Impor (P3C MMEA) pengguna jasa eksternal DJBC • Pelayanan pemesanan pita cukai hasil tembakau (CK-1) secara • Pelayanan permohonan penyediaan pita cukai hasil tembakau manual (P3C) pengajuan awal secara elektronik • Pelayanan laporan penyelesaian barang/bahan asal impor • Pelayanan pemesanan pita cukai hasil tembakau (CK-1) secara (BCL.KT01), Penerbitan Surat Pemberitahuan Penyesuaian elektronik

www.kemenkeu.go.id Direktorat Jenderal Perbendaharaan

Marwanto Harjowiryono Direktur Jenderal Perbendaharaan

Gedung Perbendaharaan I (Gedung Prijadi Praptosuhardjo I), Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4 Jakarta Pusat 10710 T. (021) 384.2234, (021) 345.0959, (021) 344.9230 F. (021) 345.7490 www.perbendaharaan.go.id Pengaduan (021) 381.4411 [email protected] Ditjen Perbendaharaan melaksanakan pelayanan terhadap • Direktorat Sistem Perbendaharaan pencairan anggaran, penatausahaan penerimaan negara, serta • Direktorat Transformasi Perbendaharaan pertanggungjawaban APBN dalam bentuk laporan keuangan. Layanan Unggulan Ditjen Perbendaharaan juga mengemban tugas sebagai Dengan diprogramkannya Layanan Unggulan diharapkan seluruh pengelola kas negara. Pengelolaan kas negara dilakukan agar Kanwil Ditjen Perbendaharaan mampu memberikan layanan tidak terjadi idle money yang mengakibatkan hilangnya potensi publik yang sekurang-kurangnya memenuhi kaidah kepastian penerimaan negara karena timbulnya biaya kesempatan layanan, transparan, norma waktu yang jelas (cepat), akuntabel, (opportunity cost). dan tanpa biaya. • Pelayanan penelaahan dan pengesahan Daftar Isian Tugas Pelaksanaan Anggaran (DIPA) pusat Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi • Pelayanan penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana teknis di bidang perbendaharaan negara (SP2D) Belanja non pegawai (UP/TUP/GUP/LS) pada KPPN percontohan Fungsi • Pelayanan revisi DIPA pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal • Perumusan kebijakan di bidang perbendaharaan negara Perbendaharaan • Pelaksanaan kebijakan di bidang perbendaharaan negara • Pelayanan pengajuan permintaan ambahan Uang Persediaan • Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang (TUP) padakantor wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan perbendaharaan negara • Pelayanan rekonsiliasi tingkat KPPN • Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perbendaharaan negara • Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Perbendaharaan

Susunan Organisasi Untuk mendukung tugas dan fungsi-nya, Direktorat Jenderal Perbendaharaan membawahi beberapa direktorat yang terdiri dari: • Sekretariat Direktorat Jenderal • Direktorat Pelaksanaan Anggaran • Direktorat Pengelolaan Kas Negara • Direktorat Sistem Manajemen Investasi • Direktorat Pembinaan Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum • Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan

www.kemenkeu.go.id Direktorat Jenderal Kekayaan Negara

Hadiyanto Direktur Jenderal Kekayaan Negara

Gedung PAIK (Gedung Syafrudin Prawiranegara) Jl. Lapangan Banteng Timur 2-4 Jakarta Pusat 10710 T. (021) 344.9230, F. (021) 384.7742, (021) 344.8390 www.djkn.depkeu.go.id Tugas • Penetapan Status Penggunaan Barang Milik Negara Berupa Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi Tanah dan/atau Bangunan pada Kantor Pusat DJKN teknis di bidang kekayaan negara, piutang negara, dan lelang • Penetapan status penggunaan Barang Milik Negara berupa tanah dan/atau bangunan pada Kantor Wilayah DJKN Fungsi • Penetapan status penggunaan Barang Milik Negara berupa • Perumusan kebijakan di bidang kekayaan negara, piutang tanah dan/atau bangunan pada KPKNL negara,dan lelang • Persetujuan/penolakan penjualan BMN selain tanah dan/atau • Pelaksanaan kebijakan di bidang kekayaan negara, piutang bangunan pada Kantor Pusat DJKN negara, dan lelang • Persetujuan/penolakan penjualan BMN selain tanah dan/atau • Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang bangunan pada Kantor Wilayah DJKN kekayaan negara, piutang negara, dan lelang • Persetujuan/penolakan penjualan BMN selain tanah dan/ • Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang kekayaan atau bangunan pada Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan negara, piutang negara dan lelang Lelang (KPKNL) • Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Kekayaan Negara • Penerbitan surat pernyataan piutang negara lunas/selesai • Penyetoran hasil bersih lelang kepada penjual melalui Susunan Organisasi bendahara penerimaan Untuk mendukung tugas dan fungsi-nya, Direktorat Jenderal • Pelayanan permohonan penebusan barang jaminan senilai/di Kekayaan Negara membawahi beberapa direktorat yang terdiri atas nilai pengikatan dari: • Sekretariat Direktorat Jenderal • Direktorat Barang Milik Negara • Direktorat Kekayaan Negara Dipisahkan • Direktorat Piutang Negara dan Kekayaan Negara Lain-lain • Direktorat Pengelolaan Kekayaan Negara dan Sistem Informasi • Direktorat Penilaian • Direktorat Lelang • Direktorat Hukum dan Hubungan Masyarakat

Layanan Unggulan • Pelayanan permohonan keringanan utang pada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) • Pelayanan Permohonan Keringanan Utang pada KPKNL • Pelayanan Permohonan Penarikan Pengurusan Piutang Negara • Pelayanan Pelaksanaan Lelang

www.kemenkeu.go.id Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan

Boediarso Teguh Widodo Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan

Gedung ”D” (Gedung Sutikno Slamet), Lt. 16 Jl. Dr. Wahidin Raya No.1 Jakarta Pusat 10710 T. (021) 350.9442, (021) 343.57758 F. (021) 350.9443 www.djpk.depkeu.go.id Tugas semua unsur di lingkungan Direktorat Jenderal Perimbangan Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi Keuangan teknis di bidang perimbangan keuangan Susunan Organisasi Fungsi Untuk mendukung tugas dan fungsi-nya, Direktorat Jenderal • Perumusan kebijakan di bidang perimbangan keuangan Perimbangan Jeuangan membawahi beberapa direktorat yang • Pelaksanaan kebijakan di bidang perimbangan keuangan terdiri dari: • Penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang • Sekretariat Direktorat Jenderal perimbangan keuangan • Direktorat Dana Perimbangan • Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang • Direktorat Pajak Daerah dan Retribusi Daerah perimbangan keuangan • Direktorat Pembiayaan dan Kapasitas Daerah • Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Perimbangan • Direktorat Evaluasi Pendanaan dan Informasi Keuangan Keuangan Daerah

Kewenangan Layanan Unggulan Dari fungsi tersebut, DJPK memiliki kewenangan untuk: • Pelayanan penghitungan alokasi Dana Alokasi Umum (DAU) • Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi • Pelayanan penghitungan alokasi Dana Alokasi Khusus (DAK) teknis di bidang perimbangan keuangan antara Pemerintah per daerah Pusat dan Daerah sesuai dengan kebijakan yang ditetapkan • Pelayanan penghitungan alokasi Dana Bagi Hasil (DBH) SDA oleh Menteri Keuangan, dan berdasarkan peraturan • Pelayanan penghitungan alokasi Dana Bagi Hasil (DBH) pajak perundang-undangan yang berlaku • Pelayanan evaluasi rancangan Peraturan Daerah tentang • Menyiapkan perumusan kebijakan, standardisasi, bimbingan pajak Daerah dan Retribusi Daerah (PDRD) teknis, pemantauan, analisis, dan evaluasi di bidang pajak • Pelayanan penerbitan Surat Perintah Pembayaran (SPP), Surat daerah dan retribusi daerah Perintah Membayar (SPM) transfer ke daerah • Menyiapkan perumusan kebijakan, koordinasi dan fasilitasi, perhitungan alokasi, standardisasi, bimbingan teknis, pemantauan dan evaluasi di bidang belanja untuk daerah (Dana Perimbangan dan Dana Otonomi khusus) • Menyiapkan perumusan kebijakan, standardisasi, bimbingan teknis, pemantauan, dan evaluasi di bidang pinjaman, hibah dan kapasitas daerah • Menyiapkan perumusan kebijakan, standardisasi, bimbingan teknis, pemantauan, dan evaluasi pendanaan daerah serta penyelenggaraan informasi keuangan daerah • Memberikan pelayanan teknis dan administratif kepada

www.kemenkeu.go.id Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang

Robert Pakpahan Direktur Jenderal Pengelolaan Utang

Gedung A.A. Maramis II (d/h. Gedung Utama) Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4 Jakarta Pusat 10710 T. (021) 381.0175, 350.0841 F. (021) 384.6635 www.dmo.or.id Pemerintah Indonesia menerapkan anggaran defisit untuk • Direktorat Pinjaman dan Hibah memacu pertumbuhan ekonomi. Sumber pembiayaan defisit • Direktorat Surat Utang Negara anggaran sampai saat ini masih didominasi oleh utang, yaitu • Direktorat Pembiayaan Syariah melalui penerbitan surat berharga dan pengadaan pinjaman • Direktorat Strategi dan Portofolio Utang Pemerintah. Di samping untuk menutup defisit anggaran, utang • Direktorat Evaluasi, Akuntansi, dan Setelmen juga dimanfaatkan untuk membiayai investasi Pemerintah dan penjaminan. Layanan Unggulan • Pelayanan pengadaan pinjaman program Dengan demikian, jumlah utang dapat lebih tinggi dari besaran • Pelayanan lelang Surat Utang Negara di pasar perdana dan defisit anggaran. Pengelolaan utang perlu dilakukan secara penyelesaian transaksinya efektif, efisien, dan akuntabel. Untuk mencapainya, Direktorat • Pelayanan penerbitan/penjualan Surat Berharga Syariah Jenderal Pengelolaan Utang (DJPU) menyusun suatu pedoman Negara (SBSN) di pasar perdana pengelolaan utang jangka menengah. Dokumen ini memuat • Dalam negeri dengan cara bookbuilding dan penyelesaian target portofolio dan risiko utang yang hendak dicapai pada akhir transaksinya periode dan disertai pernyataan strategis.

Tugas Merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis di bidang pengelolaan utang

Fungsi • Perumusan kebijakan di bidang pengelolaan utang • Pelaksanaan kebijakan di bidang pengelolaan utang • Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengelolaan utang • Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengelolaan utang • Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang

Susunan Organisasi Untuk mendukung tugas dan fungsi-nya, Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang membawahi beberapa direktorat yang terdiri dari: • Sekretariat Direktorat Jenderal

www.kemenkeu.go.id Inspektorat Jenderal

V. Sonny Loho Inspektur Jenderal

Gedung “F” (Gedung Juanda II), Lt. 6 Jl. Dr. Wahidin Raya No. 1 Jakarta Pusat 10710 Kotak Pos 21 T. (021) 345.4236 F. (021) 352.3252 www.itjen.depkeu.go.id www.wise.depkeu.go.id SMS Pengaduan Ketik INFO kirim ke 0815.9966662 Peran intern audit menurut the Institute of Internal Auditors Susunan Organisasi adalah untuk mendorong peningkatan efektivitas manajemen Untuk mendukung tugas dan fungsi-nya, Inspektorat Jenderal risiko, pengendalian, dan tata kelolaorganisasi. Untuk dibagi menjadi beberapa direktorat yang terdiri dari: mewujudkannya, Itjen terus melakukan transformasi proses • Persentase Sekretariat Inspektorat Jenderal; bisnis. Transformasi ditempuh melalui perubahan mindset dari • Inspektorat I suatu lembaga yang memiliki kemampuan untuk menyingkap • Inspektorat II kekurangan, kelemahan, dan penyimpangan, menjadi lembaga • Inspektorat III yang menyodorkan solusi atas masalah yang dihadapi. • Inspektorat IV • Inspektorat V Peran konsultatif lebih dikedepankan Itjen dengan memposisikan • Inspektorat VI diri sebagai strategic business partner bagi Eselon I lain. Output • Inspektorat VII akhir dari pengawasan bukan lagi sekedar jumlah temuan, • Inspektorat Bidang Investigasi. namun sejumlah policy recommendation yang dapat mengatasi permasalahan utama dari tiap TPU. Layanan Unggulan Pelayanan pengaduan masyarakat pada Inspektorat Jenderal Tugas Melaksanakan pengawasan intern di lingkungan Kementerian Keuangan

Fungsi • Penyiapan perumusan kebijakan pengawasan intern di lingkungan Kementerian Keuangan • Pelaksanaan pengawasan intern di lingkungan Kementerian Keuangan terhadap kinerja dan keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya • Pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Menteri Keuangan • Penyusunan laporan hasil pengawasan di lingkungan Kementerian Keuangan; • Pelaksanaan administrasi Inspektorat Jenderal

www.kemenkeu.go.id

Kebijakan fiskal merupakan salah satu perangkat kebijakan Badan Kebijakan ekonomi makro untuk dapat mencapai sasaran pembangunan. Melalui kebijakan fiskal yang ditetapkan, pemerintah Republik Indonesia tengah berupaya melakukan peningkatan dalam Fiskal hal kesejahteraan rakyat, pertumbuhan ekonomi dan untuk peningkatan pembangunan.

BKF selalu bersinergi dan berkoordinasi dengan instansi lain dalam lingkup internal maupun eksternal Kementerian Keuangan. Hal ini ditempuh dalam rangka akselerasi penciptaan stabilitas ekonomi makro secara berkesinambungan untuk mempercepat upaya pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran seluruh rakyat Indonesia.

Tugas Badan Kebijakan Fiskal mempunyai tugas melaksanakan analisis di bidang kebijakan fiskal

Andin Hadiyanto Fungsi Plt. Kepala Badan Kebijakan Fiskal • Penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program analisis di bidang kebijakan fiskal • Pelaksanaan analisis dan pemberian rekomendasi di bidang Gedung “B” (Gedung R.M. Notohamiprodjo) kebijakan fiskal Jl. Dr. Wahidin Raya No. 1 • Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan analisis di Jakarta Pusat 10710 bidang kebijakan fiskal T. (021) 348.33486 • Pelaksanaan administrasi Badan Kebijakan Fiskal F. (021) 384.8049 www.fiskal.depkeu.go.id Susunan Organisasi Untuk mendukung tugas dan fungsi-nya, BKF dibagi menjadi beberapa direktorat yang terdiri dari: • Sekretariat Badan • Pusat Kebijakan Pendapatan Negara • Pusat Kebijakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara • Pusat Kebijakan Ekonomi Makro • Pusat Pengelolaan Risiko Fiskal • Pusat Kebijakan Pembiayaan Perubahan Iklim dan Multilateral • Pusat Kebijakan Regional dan Bilateral

www.kemenkeu.go.id

Tugas Badan Pendidikan Melaksanakan pendidikan dan pelatihan di bidang keuangan negara dan Pelatihan Fungsi • Penyusunan kebijakan teknis, rencana dan program Keuangan pendidikan dan pelatihan di bidang keuangan negara • Pelaksanaan pendidikan dan pelatihan di bidang keuangan negara • Pemantauan, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan pendidikan dan pelatihan di bidang keuangan negara • Pelaksanaan administrasi Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan

Susunan Organisasi Untuk mendukung tugas dan fungsi-nya, BPPK dibagi menjadi beberapa direktorat yang terdiri dari: Kamil Sjoeib • Sekretariat Badan Kepala Badan Pendidikan Pelatihan Keuangan • Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pengembangan Sumber Daya Manusia • Pusat Pendidikan dan Pelatihan Anggaran dan

Jl. Purnawarman No. 99 Perbendaharaan Kebayoran Baru • Pusat Pendidikan dan Pelatihan Pajak Jakarta Selatan 12110 • Pusat Pendidikan dan Pelatihan Bea dan Cukai • Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kekayaan Negara dan T. (021) 739.4666, (021) 722.3009 Perimbangan Keuangan F. (021) 726.1775 www.bppk.depkeu.go.id • Pusat Pendidikan dan Pelatihan Keuangan Umum

Layanan Unggulan • Ujian Saringan Masuk Sekolah Tinggi Akutansi Negara (STAN) • Seleksi program pascasarjana • Pemanfaatan e-learning BPPK

www.kemenkeu.go.id Menteri Keuangan Republik Indonesia

22.04.2013 - sekarang

Kabinet Indonesia Bersatu II 22.04.2013 - 21.05.2014

Muhamad Chatib Basri Kabinet Indonesia Bersatu II 20.05.2010 - 22.04.2013

(Plt. Menteri Keuangan) Kabinet Indonesia Bersatu II 07.12.2005 - 20.05.2010

Hatta Rajasa Agus D.W. Martowardojo Kabinet Indonesia Bersatu 29.10.1999 - 28.08.2000 Indrawati Kabinet Persatuan Nasional 23.05.1998 – 09.10.1999

Bambang Sudibyo Kabinet Reformasi 16.03.1998 – 23.05.1998

Pembangunan Kabinet Pembangunan VII .03.1993 – .03.1998

Bambang Subianto Fuad Bawazier Kabinet Pembangunan VI Mar’ie Muhammad

17.10.1967 - 06.06.1968

Kabinet Ampera yang 25 .07.1966 - 17.10.1967

disempurnakan Kabinet Ampera 28.03.1966 - 25.07.1966 Frans Seda Kabinet Dwikora yang 27.08.1964 - 28.03.1966

disempurnakan Kabinet Dwikora (Koordinator) (Koordinator) 09.04.1957 - 10.07.1959 Sumarno Sumarno Kabinet Karya 24.03.1956 – 09.04.1957

Sutikno Slamet Kabinet II 12.08.1955 – 24.03.1956

Jusuf Wibisono Kabinet Burhanuddin 30.07.1953 – 12.08.1955

Harahap Kabinet Ali Sastroamidjojo I 21.01.1950 – 06.09.1951

Kabinet Halim 20.12.1949 – 06.09.1950

Lukman Hakim Kabinet R.I.S. 14.11.1945 – 12.03.1946

Sjafruddin Prawiranegara Kabinet Sjahrir I 14.11.1945 – 12.03.1946

Surachman Tjokrodisurjo Kabinet Sjahrir I Sunarjo Kolopaking diganti oleh Surachman Tjokrodisurjo 21.10.2004 - 07.12.2005

Kabinet Indonesia Bersatu 10.08.2001- 21.10.2004

Jusuf Anwar Kabinet Gotong Royong 13.07.2001 - 10.08.2001 Kabinet Persatuan Nasional 28.08.2000 – 13.07.2001

Rizal Ramli Kabinet Persatuan Nasional 03.1988 - 1993 Prijadi Praptosuhardjo Kabinet Pembangunan V 31.03.1983 – 21.03.1988

Johannes Baptista Kabinet Pembangunan IV 27.03.1973 – 31.03.1983

Sumarlin Kabinet Pembangunan II 06.06.1968 - 27.03.1973 & Menteri Muda Keuangan Kabinet Pembangunan I Nasruddin Sumintapura Ali Wardhana

13.11.1963 – 27.08.1964

Kabinet Kerja IV 06.03.1962 – 13.11.1963

(Koordinator) Kabinet Kerja III 18.02.1960 – 06.03.1962

Sumarno R.M Notohamiprodjo Kabinet Kerja II 10.07.1959 - 18.02.1960

H. Djuanda & Kabinet Kerja I R.M Notohamiprodjo H. Djuanda 03.04.1952 – 30.07.1953

Kabinet 27.04.1951 – 03.04.1952 06.09.1950 – 27.04.1951 Sumitro Djojohadikusumo Kabinet Sukiman-Suwirjo 20.09.1949 – 21.01.1950 Jusuf Wibisono Kabinet Natsir (Kabinet Negara Kesatuan Kabinet Susanto yang pertama) Lukman Hakim 19.08.1945 – 14.11.1945 Sjafrudin Prawiranegara

Kabinet Presidensial Samsi diganti oleh A. A Maramis Gedung Keuangan Negara

Gedung Keuangan Negara (GKN) merupakan kantor perwakilan vertikal Kementerian Keuangan yang terletak di beberapa daerah di Indonesia. GKN memiliki tugas dan fungsi sebagai perwakilan Kementerian Keuangan dalam memberikan pelayanan masyarakat serta penyelenggaraan urusan bidang keuangan dan kekayaan negara di daerah bersangkutan.

GKN tersebar di 16 ibukota propinsi dan 4 ibukota kabupaten/ kota. Seluruh GKN tersebut secara administratif berada dibawah koordinasi unit Sekretariat Jenderal, dan pembinaannya selama ini dilaksanakan oleh Biro Perlengkapan.

Sedangkan untuk pengelolaan GKN di daerah, telah diatur dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 124/KMK.01/1983 tanggal 7 Februari 1983 tentang kedudukan, Tugas/Kewajiban dan Tanggung Jawab Kepala Perwakilan Departemen Keuangan dan Kepala Rumah Tangga GKN. GKN Ambon GKN Jayapura GKN II Jl. Raya No. 18 Ambon Jl. A. Yani No. 8 Jayapura , Prov. Papua Jl. Imam Bonjol No. 1d Semarang T. 0911311373 T. 0967537102 T. 0243542161 F. 0911344354 F. 0967353963 F. 0243567922

GKN Balikpapan GKN Kupang GKN Singaraja Jl. A. Yani No. 68 Balikpapan Jl. El- Tari II Walikota-Baru Kupang Jl. Udayana No. 10 Singaraja T. 0542420285 T. 0380823501 T. 036227380 F. 0542428768 F. 0380823509 F. 036226595

GKN Banda GKN GKN Sorong Jl. Tgk. Chik Di Tiro, Desa Kampung Ateuk Jl. Bethesa No. 6-8 Jl. Basuki Rachmat KM.7 Sorong T. 065131070 T. 042621279 T. 0951321096 F. 065131069 F. 0431853128/863713 F. 0951321263

GKN GKN GKN Surabaya I Jl. Asia Afrika No. 114 Kelurahan Cikawao Jl. Urip Sumiharjo Km. 4 Makassar Jl. Indrapura No. 5 Surabaya Kec. Lengkong,Kodya Bandung 4062 T. 041456954 T. 0313525229 T. 0224230129 F. 0411456853 F. 0313523096 F. 0224207148 GKN Medan GKN Surabaya II GKN Biak Jl. Pangeran No. 30 A Medan Jl. Dinoyo No. 111 Surabaya Jl. Majapahit No. 1 Biak T. 0614153035 T. 0315615395 T. 09812611 F. 0614538638 F. 0315615389 F. 098121367 GKN GKN GKN Denpasar I Jl.Kapten A. Rivai Nomor 4 Palembang Jl. Kusumanegara No. 11 Yogyakarta Jl Dr. Kusuma Atmaja, Renon Denpasar T. 0711317146 T. 0274512304 T. 0361236616 F. 0711358158 F. 0274512305 F. 0361263892/233364 GKN Semarang I GKN Denpasar II Jl. Pemuda No. 2 Semarang Jl. Kapten Tantular No. 4 Denpasar T. 0243515989 T. 0361263891 F. 0243514782 F. 0361222844/3523096

www.kemenkeu.go.id

Diterbitkan oleh Biro Komunikasi dan Layanan Informasi Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan

Gedung E (Gedung Juanda I), Lt. 11 Jl. Dr.Wahidin Raya No. 1 Jakarta Pusat 10710

T. (021) 350.0849 F. (021) 3844784

www.kemenkeu.go.id Oktober 2014