TRADISI PENGGUNAAN ROTI BUAYA DALAM PERNIKAHAN ADAT BETAWI (Kajian Semiotika Di Kampung Petukangan Utara, Jakarta Selatan)

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

TRADISI PENGGUNAAN ROTI BUAYA DALAM PERNIKAHAN ADAT BETAWI (Kajian Semiotika Di Kampung Petukangan Utara, Jakarta Selatan) TRADISI PENGGUNAAN ROTI BUAYA DALAM PERNIKAHAN ADAT BETAWI (Kajian Semiotika di Kampung Petukangan Utara, Jakarta Selatan) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana S1 Dalam Ilmu Ushuluddin dan Humaniora Jurusan Aqidah dan Filsafat Islam Oleh: YANIEK ICHTIAR MA’RIFA (134111052) FAKULTAS USHULUDDIN DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2019 ii iii iv v MOTTO Kesetiaan adalah penjaga hati agar tidak retak; yang membuat cintamu akan terus mekar dan berkembang di sela-sela taman kehidupan. (Mario Teguh) vi TRANSLITERASI ARAB LATIN Transliterasi kata-kata bahasa arab yang digunakan dalam skripsi ini berpedoman pada “Pedoman Transliterasi Arab-Latin” yang dikeluarkan berdasarkan keputusan bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI tahun 1987. Pedoman tersebut adalah sebagai berikut: a. Kata Konsonan Fonem konsonan bahasa Arab yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf, dalam transliterasi ini sebagian dilambangkan dengan huruf dan sebagian dilambangkan dengan tanda, dan sebagian lain lagi dengan huruf dan tanda sekaligus. Di bawah ini daftar huruf Arab itu dan Transliterasinya dengan huruf Latin. Huruf Nama Huruf Latin Nama Arab alif tidak tidak dilambangkan ا dilambangkan ba b be ة ta t te ت (sa ṡ es (dengan titik di atas ث jim j je ج ha ha (dengan titik di ح ḥ bawah) kha kh ka dan ha خ dal d de د vii zal zet (dengan titik di ر ż atas) ra r er ر zai z zet ز sin s es س syin sy es dan ye ش sad es (dengan titik di ص ṣ bawah) dad de (dengan titik di ض ḍ bawah) ta te (dengan titik di ط ṭ bawah) za zet (dengan titik di ظ ẓ bawah) (ain ‟ koma terbalik (di atas„ ع gain g ge غ fa f ef ف qaf q ki ق kaf k ka ن lam l el ل mim m em م nun n en ن wau w we و ha h ha ه Hamzah ‟ apostrof ء ya y ye ي b. Vokal Vokal bahasa Arab, seperti vokal bahasa Indonesia, yaitu terdiri dari vokal tunggal dan atau monoftong dan vokal rangkap atau diftong. viii 1. Vokal Tunggal Vokal tunggal bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda atau harakat, transliterasinya sebagai berikut : Huruf Huruf Arab Nama Nama Latin fathah a a َ kasrah i i َ dhammah u u َ 2. Vokal Rangkap Vokal Rangkap Bahasa Arab yang lambangnya berupa gabungan antara harakat dan huruf, transliterasinya berupa gabungan huruf, yaitu : Huruf Huruf Arab Nama Nama Latin fathah dan Ai a dan i ي ya‟ fathah dan Au a dan u و wau Contoh : kataba - كت ت su’ila - سئ ل ix c. Maddah Maddah atau vokal panjang yang lambangnya berupa harakat dan huruf, transliterasinya berupa huruf dan tanda, yaitu: Nama Huruf Latin Nama Huruf Arab fathah dan alif a dan garis ᾱ ي ا atau ya‟ diatas i dan garis kasrah dan ya Ῑ diatas ي dhammah dan u dan garis Ū و wau diatas Contoh : qᾱla - ل ب ل qῙla - ل ْي ل yaqūlu - ي م ْى ل d. Ta Marbutah Transliterasi untuk ta marbutah ada dua: 1. Ta marbutah hidup, Ta marbutah yang hidup atau mendapat harakat fathah, kasrah, dan dhammah, transliterasinya adalah /t/ rauḍatu - ر ْو ضة 2. Ta Marbutah mati: Ta marbutah yang mati atau mendapat harakat sukun, transliterasinya adalah /h/ x rauḍah - ر ْو ض ْة 3. Kalau pada kata yang terakhir dengan ta marbutah diikuti oleh kata yang menggunakan kata sandang al serta bacaan kedua kata itu terpisah maka ta marbutah itu ditransliterasikan dengan ha (h) Contoh: rauḍah al- aṭfᾱl - ر ْو ضة ا ْْل ْطف ب ْل e. Syaddah (tasydid) Syaddah atau tasydid yang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan sebuah tanda, tanda syaddah atau tanda tasydid, dalam transliterasi ini tanda syaddah tersebut dilambangkan dengan huruf, yaitu huruf yang sama dengan huruf yang diberi tanda syaddah itu. Contoh : rabbanᾱ - رثَّن ب f. Kata Sandang Kata sandang dalam sistem tulisan Arab namun dalam ال dilambangkan dengan huruf transliterasi ini kata sandang dibedakan atas kata sandang yang diikuti huruf syamsiah dan kata sandang yang diikuti oleh huruf qamariah. 1. Kata sandang diikuti huruf syamsiah Kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiah ditransliterasikan sesuai dengan bunyinya, xi yaitu huruf /l/ diganti dengan huruf yang sama dengan huruf yang langsung mengikuti kata sandang itu. 2. Kata sandang diikuti huruf qamariah Kata sandang yang diikuti huruf qamariah ditransliterasikan sesuai dengan aturan yang digariskan di depan dan sesuai pula dengan bunyinya. Baik diikuti oleh huruf syamsiah maupun huruf qamariah, kata sandang ditulis terpisah dari kata yang mengikuti dan dihubungkan dengan kata sandang. Contoh : al-qalamu - أ لم ل ن ’as-syifᾱ - أ ل شف بء g. Hamzah Dinyatakan di depan bahwa hamzah ditransliterasikan dengan apostrof, namun itu hanya berlaku bagi hamzah yang terletak di tengah dan di akhir kata. Bila hamzah itu terletak di awal kata, ia tidak dilambangkan karena dalam tulisan Arab berupa alif. Contoh : ’an-nau - أ لنَّ ْىء xii h. Penulisan kata Pada dasarnya setiap kata, baik itu fi‟il, isim maupun harf ditulis terpisah, hanya kata-kata tertentu yang penulisannya dengan huruf Arab sudah lazimnya dirangkaikan dengan kata lain karena ada huruf atau harakat yang dihilangkan maka dalam transliterasi ini penulisan kata tersebut dirangkaikan juga dengan kata lain yang mengikutinya. Contoh : wa annallᾱha lahuwa khairur rᾱziqin - وأ َّن هللا ل ه ى خ ْي رال َّرا زل ْي ه ibrᾱhimul Khalil - إ ْث ر ا ه ْي ن ا ْل خل ْيل i. Huruf Kapital Meskipun dalam sistem tulisan Arab huruf kapital tidak dikenal, dalam transliterasi ini huruf tersebut digunakan juga. Penggunaan huruf kapital seperti apa yang berlaku dalam EYD, diantaranya: huruf kapital digunakan untuk menuliskan huruf awal nama diri dan permulaan kalimat. Bila nama diri itu didahului oleh kata sandang, maka yang ditulis dengan huruf kapital tetap huruf awal nama diri tersebut, bukan huruf awal kata sandangnya. Contoh: Wa laqad ra‟āhu bil ufuqil mubĭni - ولمذراه ثبْلفك المجيه Penggunaan huruf kapital untuk Allah hanya berlaku bila dalam tulisan Arabnya memang lengkap xiii demikian dan kalau penulisan itu disatukan dengan kata lain, sehingga ada huruf atau harakat yang dihilangkan, huruf kapital tidak dipergunakan. j. Tajwid Bagi mereka yang menginginkan kefasihan dalam bacaan, pedoman transliterasi ini merupakan bagian yang tak terpisahkan dengan Ilmu Tajwid. Karena itu, peresmian pedoman transliterasi Arab Latin (Versi Internasional) ini perlu disertai dengan pedoman tajwid. xiv UCAPAN TERIMA KASIH Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, bahwa atas taufiq dan hidayah-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Skripsi ini berjudul Penggunaan Roti Buaya dalam pernikahan Adat Betawi (Kajian Semiotika di Kampung Petukangan Utara, Jakarta Selatan), disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S.1) Fakultas Ushuluddin dan Humaniora Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang. Penulis banyak mendapatkan bimbingan dan saran-saran dari berbagai pihak dalam penyusunan skripsi ini, sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan. Penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1. Bapak Ma‟rub dan Ibu Kismiah (orang tua) yang penulis cintai. Kasih sayang, dukungan dan doa restu mereka membuat penulis mampu terus melangkah menggapai segala mimpi. Pengorbanan serta jerih payah mereka baik moril maupun materil membuat penulis terus maju. Terimakasih selalu membesarkan hati saya dikala saya merasa kecil hati, dikala saya terpuruk dalam kesedihan. Adik-adikku tercinta Sulton Fajar Ayu Maulida Ma‟rufa, Den Putri Amalia Maulida Ma‟rufa, dan Gus Ismail Ma‟ruf terimakasih yang selalu membuat penulis semangat dan senyumanmu membuat penulis giat untuk cepat lulus. xv 2. Seluruh keluarga besar Mbah Kasmuri dan Mbah Mulud yang telah memberikan penulis motivasi untuk terus belajar dan belajar. 3. Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang, Prof. Dr. H. Imam Taufiq, M.Ag 4. Dr. H. Hasyim Muhammad, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Ushuluddin dan Humaniora Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang yang telah merestui pembahasan skripsi ini. 5. Muhtarom, M.Ag selaku ketua jurusan Aqidah dan Filsafat Islam serta wali dosen dan Tsuwaibah, M.Ag selaku sekretaris jurusan Aqidah dan Filsafat Islam yang telah memberikan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini. 6. Dr. H. Nasihun Amin, M.Ag dan Tsuwaibah, M.Ag Dosen Pembimbing I dan Dosen Pembimbing II yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini. 7. Tokoh adat dan masyarakat Kampung Petukangan Utara, yang telah mengijinkan penulis untuk melakukan penelitian di Petukangan Utara, Jakarta Selatan. 8. Para Dosen Fakultas Ushuluddin dan Humaniora UIN Walisongo Semarang yang telah membekali berbagai pengetahuan sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi. 9. Kepala perpustakaan pusat UIN Walisongo Semarang serta Kepala perpustakaan Fakultas Ushuluddin dan Humaniora UIN Walisongo Semarang beserta para petugasnya yang telah xvi memberikan ijin dan layanan kepustakaan yang diperlukan dalam penyusunan skripsi ini. 10. Hanik Oktafia, S.Ag dan keluarga besar, yang telah bersedia meluangkan waktu untuk sharing dan memberikan pengarahan dalam penulisan skripsi ini. 11. Teman-teman Aqidah dan Filsafat Islam A dan B 2013 khususnya (hanik, fifah, Indah, Lutfi, Puji, Tami, Tyas, Ipeh, Eriana, Irfan, Turaikhan, Imam, Saddam, Zaim, Ikmal, Kharisma, Luthfi ndut) yang telah memberikan berbagai kesan serta kisah pertemanan dan persaudaraan selama bersama menempuh studi di UIN Walisongo Semarang. 12. Keluarga besar Teater Metafisis, serta semua pihak yang telah memberikan motivasi dan kebersamaan dalam arti kekeluargaan. 13. Teman-teman KKN UIN Walisongo Semarang Posko 5 yang telah memberikan motivasi dalam arti kebersamaan. 14. Saudara-saudaraku kost Wisma Rahmana (Mba emmy, Mba Ika, Mba Fada, Mba Isna, Mba Nafis, Mba Matsna, Mba Chola, Mba Ina, Mba Fathiya, Olip, Nazil, Ummu). Kost Bu Novi (Hanik, Ade, Mba Shoh, Mba Faid, Zul, Fiqa, Susan, Isti, Unyil, Mba Nurul) yang telah menemani dan memberikan semangat kepada penulis selama proses studi dan penulisan skripsi. Terimakasih telah membuat penulis tidak merasa sendirian. 15.
Recommended publications
  • 1. Kuliner Ikonik Dari Provinsi Aceh
    Dalam pengembangan pariwisata suatu daerah atau Provinsi dari seluruh Indonesia biasanya terdapat juga Kuliner yang menjadi ikon dan khas dari daerah tersebut. Kuliner ikonik ini contohnya Mie Aceh dari Provinsi Aceh, Rendang dari Sumbar ada juga Ayam Taliwang dari Lombok NTB nah artikel ini akan mengupas lebih dalam terkait ragam kuliner Ikonik yang menyebar di seluruh Nusantara. 1. Kuliner Ikonik dari Provinsi Aceh Terkenal dengan Syariat Islam kota Banda aceh menyimpan ragam kuliner yang siap menyambut para wisatawan yang datang ke kota ini. Salah satu yang paling ikonik ialah Mie Aceh, versi lain dari mi aceh ini ada mie racing namun miimin sendiri belum pernah mencicipi mi racing ini, so kita akan membahas mi aceh biasa aja yang mudah di temui di Banda Aceh. 1.a Mie Aceh dan Timun Serut kelezatan mi aceh kering dan basah (img custom via google img) Varian dari mie aceh terdiri dari mi aceh basah dan kering, sementara varian campuran terdiri dari, kepiting, daging sapi, udang dan telur ayam. Biasanya konsumen akan memesan sesuai selera, untuk anda yang kolestrol tinggi mungkin jangan varian kepiting yang standar biasa aja. Tidak lupa pelengkap minuman yang khas dari pasangan miaceh yaitu timun serut. Jika anda mengininkan makanan berat ada ayam sampah atau ayam tangkap, yang dicampur dengan dedaunan khas Banda Aceh. 1.b Kopi Sanger (Bean Gayo) Kenikmatan kopi sanger espresso banda aceh (img via kampretnews) Jenis kopi sanger ini terdiri dari Hot dan Ice, dengan campuran susu kenikmatan kopi sanger aceh ini sangat pas. Bean yang digunakan dalam racikan kopi ialah Gayo yang di mix antara robusta dan arabika dengan roasting standar barista aceh.
    [Show full text]
  • BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Makanan
    BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Makanan merupakan kebutuhan pokok manusia, selama penduduk dunia masih ada maka kebutuhan akan makanan akan tetap ada. Beragam jenis makanan dalam berbagai kategori dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Kategori itu dapat digolongkan atas makanan pokok dan makanan pelengkap. Makanan pokok adalah makanan yang menjadi makanan utama sehari-hari sementara makanan pelengkap sering dijadikan teman ketika minum teh pada jamuan keluarga, kunjungan tamu, pelengkap sebuah acara maupun oleh- oleh pada saat berkunjung. Makanan pelengkap ini terkadang hanya diproduksi di daerah tertentu dan dijadikan ciri khas daerah tersebut. Misalnya, di Betawi atau Jakarta terdapat Roti Buaya, di Malang ada Lumpia dan di Ponorogo terdapat Jenang. Sebagai makanan yang identik dengan kota Ponorogo, Jenang dapat ditemukan hampir di semua tempat, baik sebagai makanan pendamping minuman di rumah-rumah penduduk, dijual di toko-toko/outlet, maupun dijajakan di pinggir jalan oleh pedagang kaki lima. Salah satu tempat yang memproduksi sekaligus menyediakan Jenang di Ponorogo adalah di Jalan Wibisono dengan produk andalan Jenang Teguh Rahardjo . 1 Meski lebih dikenal sebagai produsen Jenang, produsen Jenang Teguh Rahardjo juga menyediakan jenis jenang lain dalam beragam jenis. Penyediaan jenang dalam bentuk yang beraneka ragam tersebut dalam rangka memuaskan konsumennya. Kepuasan konsumen ini menjadi faktor yang penting dalam persaingan bisnis yang semakin ketat, khususnya dalam rangka meningkatkan dan mempertahankan usaha. Peningkatan jumlah konsumen berkorelasi dengan peningkatan penghasilan perusahaan. Oleh sebab itu, konsumen harus dipuaskan atau diberikan produk yang bermutu. Jika tidak, dapat dipastikan akan berdampak buruk bagi usaha itu sendiri, seperti menurunnya pendapatan dan hilangnya konsumen. Sementara itu kepuasan konsumen ditentukan oleh berbagai faktor, diantaranya faktor harga, rasa dan kemasan produk.
    [Show full text]
  • Bab Iv Deskripsi Informan Dan Analisis Resepsi
    BAB IV DESKRIPSI INFORMAN DAN ANALISIS RESEPSI OBJEKTIFIKASI SEKSUAL DALAM TAYANGAN PUTERI INDONESIA 2020 Bab ini akan menguraikan deskripsi dari delapan informan yang terlibat dalam penelitian. Selanjutnya, analisis resepsi terkait pemaknaan informan terhadap objektifikasi seksual dalam tayangan Puteri Indonesia 2020 akan dibahas dan dikelompokkan berdasarkan konsep dalam Teori Analisis Resepsi dan Teori Standpoint. Konsep Teori Analisis Resepsi yaitu active audience digunakan untuk menjelaskan keberagaman pemaknaan informan terkait daya tarik tayangan Puteri Indonesia. Selain itu, konsep Teori Standpoint akan membantu menjelaskan kategori adegan objektifikasi seksual dalam tayangan Puteri Indonesia 2020. Konsep dari Teori Standpoint seperti, sudut pandang kelompok berkuasa, kepentingan kelompok berkuasa, dan pengetahuan tersituasi akan digunakan untuk menjelaskan analisis resepsi dari informan. Analisis resepsi mengacu pada preferred reading yang menghubungkan makna-makna yang dinegosiasikan dari suatu pesan dengan struktur sosial tempat berfungsinya pesan dan pembaca. Elaborasi Hall terkait pengelompokkan 3 sistem pemaknaan individu atau dalam hal ini penonton (posisi dominan, negosiasi, dan oposisi) menunjukkan cara menerima pesan-pesan dari media massa (Fiske, 2008:153). 223 224 4.1 Deskripsi Informan Penelitian ini memiliki delapan subjek penelitian atau informan yang mewakili usia dan latar belakang yang berbeda. Informan pertama yang terlibat dalam penelitian bernama Dilis Priyuana Hutama. Ia berusia 25 tahun, dan merupakan seorang karyawan yang bekerja di PT Sango Ceramics Semarang. Informan pertama yang akrab dipanggil Dilis, merupakan lulusan S1 Pendidikan Bahasa Inggris, Universitas Negeri Semarang. Selain sibuk bekerja, Dilis memiliki usaha sampingan online shop yang menjual produk make-up dan skincare dengan nama online shop Trust of Skin. Ketertarikan Dilis dengan acara Puteri Indonesia dimulai sejak tahun 2004 dan terus berlanjut hingga kini.
    [Show full text]
  • Seserahan Dalam Perkawinan Adat Betawi: Sejarah Dan Makna Simbolis
    Jayapangus Press ISSN 2615-0913 (E) http://jayapanguspress.penerbit.org/index.php/ganaya Vol. 4 No. 1 (2021) Seserahan Dalam Perkawinan Adat Betawi: Sejarah dan Makna Simbolis Jenny Sista Siregar1, Lulu Hikmayanti Rochelman2 12Universitas Negeri Jakarta [email protected] Keywords: Abstract Betawi Bride; One of the series of Betawi traditional marriages is Seserahan. Marriage; Seserahan is an event where the prospective groom gives things Seserahan, to the woman that has meaning. The purpose of this study is to Symbol provide a comprehensive description of Seserahan and its symbolic meaning. This study uses a qualitative method. Data were collected using observation and interviews with informants and continued by analyzing Symbolic Interaction theory. The findings in the field show that Seserahan has differences in terms of what is written in the Betawi marriage book which is written in general even though the purpose is the same. In Seserahan, the prospective groom gives Seserahan objects to the woman which are divided into three categories, namely Compulsory, Customary, and Sunnah (may or may not be implemented). Mandatory objects are symbols of the groom's seriousness towards a wife based on religion, Customary objects are symbols of strengthening the bonds of brotherhood which indicate the distinctive characteristics of Betawi culture, Sunnah objects are symbols of prosperity and gratitude to face the household. Seserahan is given as a form of husband's readiness to his wife, a form of appreciation and respect for women. Kata Kunci: Abstrak Pengantin Salah satu rangkaian dalam perkawinan adat Betawi adalah Betawi; Seserahan. Seserahan merupakan acara dimana calon pengantin Perkawinan; laki-laki memberikan benda -benda kepada pihak perempuan Seserahan, yang memiliki makna.
    [Show full text]
  • Rancang Bangun Sistem Klasifikasi Konten Berita Menggunakan Algoritma Long Short-Term Memory (Lstm)
    RANCANG BANGUN SISTEM KLASIFIKASI KONTEN BERITA MENGGUNAKAN ALGORITMA LONG SHORT-TERM MEMORY (LSTM) LAPORAN SKRIPSI Dibuat untuk Melengkapi Syarat-Syarat yang Diperlukan untuk Memperoleh Sarjana Terapan Nadia Nurul Hikmah 4616010052 PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER POLITEKNIK NEGERI JAKARTA 2020 HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS Skripsi/Tesis/Disertasi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya nyatakan dengan benar. Nama : Nadia Nurul Hikmah NPM : 4616010052 Tanggal : 10 Agustus 2020 Tanda Tangan : LEMBAR PENGESAHAN Skripsi diajukan oleh : Nama : Nadia Nurul H NIM : 4616010052 Program Studi : Teknik Informatika Judul Skripsi : Rancang Bangun Sistem Klasifikasi Konten Berita Menggunakan Algoritma Long Short-Term Memory (LSTM) Telah diuji oleh tim penguji dalam Sidang Skripsi pada hari Senin Tanggal 13 Bulan Juli Tahun 2020 dan dinyatakan LULUS. Disahkan oleh Pembimbing : Dr. Dewi Yanti Liliana, S.Kom., M.Kom. ( ) Penguji I : Eriya, S.Kom., M.T. ( ) Penguji II : Mauldy Laya, S.Kom., M.Kom. ( ) Penguji III : Iklima Ermis Ismail, S.Kom., M.Kom. ( ) Mengetahui: Jurusan Teknik Informatika dan Komputer Ketua Mauldy Laya, S.Kom., M.Kom NIP. 197802112009121003 iii KATA PENGANTAR Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan skripsi ini. Penulisan laporan skripsi ditujukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Terapan Politeknik. Penulis menyadari bahwa penyusunan laporan skripsi tidak terlepas dari dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada: a. Ibu Dr. Dewi Yanti Liliana, S.Kom., M.Kom. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu, tenaga dan fikiran untuk membimbing dan membantu penulis dalam menyusun laporan skripsi.
    [Show full text]
  • Bab I Pendahuluan
    BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia adalah negara dengan wilayah kepulauan yang memiliki adat budaya yang besar dan beragam. Salah satunya yaitu suku Betawi, adalah hasil percampuran antar etnis dan bangsa asing pada zaman kolonial dahulu, Betawi itu sendiri telah memiliki budaya sendiri dengan sejumlah nilai dan norma yang menjadi acuan dalam berbagai pehamanannya. Masyarakat Betawi terkenal dengan keramahannya, hal ini terlihat pada arus urbanisasi ke Jakarta dan hadirnya modernisasi terhadap perkembangan masyarakat dan budaya namun ditanggapi dengan keramah tamahan yang menjunjung tinggi toleransi terhadap keberagaman. Masyarakat Betawi pada zaman dahulu juga terbilang menghormati budaya yang mereka warisi. Hal ini terlihat dari perilaku warga yang gemar memainkan lakon dan kesenian lainnya seperti Ondel-ondel, Gambang Kromong, Lenong, dan lain- lain. Dalam pernikahan adat Betawi, tradisi pernikahan dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu pranikah, akad nikah, dan sesudah pernikahan. Saat hari pelaksanaan akad nikah, penganten pria akan diarak menuju tempat pelaminan dengan membawa seserahan salah satunya roti buaya sebagai ikonik adat Betawi, dan membawa beberapa pemeran sebagai jawara Betawi untuk menghadapi jawara yang menunggu sebagai palang pintu. Kedua prosesi adat tersebut memiliki banyak makna yang terkandung didalamnya. Asal-usul buaya digunakan sebagai ikon roti dalam seserahan, yaitu karena filosofi buaya yang diyakini oleh masyarakat Betawi sebagai hewan suci yang menyimbolkan kesetiaan, hal ini karena buaya adalah hewan monogami yang hanya kawin sekali dan memiliki satu pasangan dalam seumur hidupnya. Selain itu ketahanan buaya yang dapat bertahan hidup di dua alam menyimbolkan pasangan yang tangguh dalam segala hal. Tidak hanya itu, sifat buaya yang sabar dalam memburu mangsanya juga diartikan sebagai kesabaran masyarakat Betawi dalam menanggapi masalah namun berani dalam bertindak, dan masih banyak lagi.
    [Show full text]
  • Makna Simbolik Dalam Pernikahan Betawi Gedong”
    MAKNA SIMBOLIK DALAM PERNIKAHAN BETAWI GEDONG Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh Nurul Fathya Zahra NIM: 1112111000022 PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017 M/1439 H ABSTRAK Skripsi ini menganalisis mengenai “Makna Simbolik dalam Pernikahan Betawi Gedong”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui proses perilaku masyarakat Betawi Gedong dalam pelaksanaan pernikahan serta mengetahui perubahan fungsi, makna dan simbol-simbol yang terdapat dalam pernikahan adat Betawi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara, observasi partisipatif, serta studi dokumentasi. Data yang didapatkan kemudian dianalisa dengan menggunakan kerangka teori. Kerangka teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsep-konsep pemikiran Herbert Blumer yaitu teori interaksionisme simbolik. Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan teori interaksionisme simbolik, penulis menemukan bahwa: masyarakat gedong berperilaku berdasarkan “omongan orang” yang menjadi penting bagi mereka karena adanya unsur interpretasi sehingga masyarakat memikirkan bagaimana masyarakat lain memandang dirinya. Dengan demikian, terdapat adanya respon yang berupa perubahan perilaku masyarakat Gedong terhadap bentuk pernikahan, fungsi simbol serta kontekstual. Kata kunci: Makna, Simbol, Pernikahan Betawi iv KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, taufik serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat beserta salam semoga senantiasa terlimpah dan tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarganya, para sahabatnya, serta kepada umatnya hingga akhir zaman. Dalam penyusunan skripsi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi namun atas berkat dorongan dan bantuan dari beberapa pihak alhamdulillah skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
    [Show full text]
  • Gastronomi Makanan Betawi Sebagai Salah Satu Identitas Budaya Daerah
    National Conference of Creative Industry: Sustainable Tourism Industry for Economic Development Universitas Bunda Mulia, Jakarta, 5-6 September 2018 e-ISSN No: 2622-7436 GASTRONOMI MAKANAN BETAWI SEBAGAI SALAH SATU IDENTITAS BUDAYA DAERAH Antonius Rizki Krisnadi Hospitality dan Pariwisata, Universitas Bunda Mulia, Jakarta, [email protected] ABSTRAK: Indonesia terdiri dari aneka ragam suku bangsa yang masing-masing memiliki adat istiadat, seni budaya dan bahasa yang khas, yang merupakan sumber untuk tumbuh dan berkembangnya kreatifitas. Berdasarkan hakikat pengertian Identitas Nasional Bangsa sebagaimana dijelaskan diatas maka Identitas Nasional suatu bangsa tidak dapat dipisahkan dengan jati diri suatu bangsa atau lebih populer. Identitas Nasional pada hakikatnya juga merupakan manifestasi nilai nilai budaya yang tumbuh dan berkembang dalam berbagai aspek kehidupan. Hubungan budaya dan gastronomi terbentuk karena gastronomi adalah produk budidaya pada kegiatan pertanian sehingga pengejawantahan warna, aroma dan rasa dari suatu makanan dapat ditelusuri asal usulnya dari lingkungan tempat bahan bakunya dihasilkan. Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Fokus dalam penelitian ini adalah Gastronomi makanan Betawi sebagai Identitas Budaya. Berdasarkan hasil wawancara dengan narasumber dan studi literature dapat disimpulkan bahwa istilah gastronomi menekankan kepada budaya atau filosofi yang terkandung dalam makanan khas atau makanan tradisional di suatu daerah. Dilihat dari 4 tahapan
    [Show full text]
  • Enhancing the Added Value of Akar Kelape Snack: an Effort to Improve Marketing Performance
    Enhancing The Added Value of Akar Kelape Snack: An Effort to Improve Marketing Performance Agus Cholik1, Resista Vikaliana2 {[email protected], [email protected]} Fakultas Ilmu Sosial dan Manajemen, Institut Ilmu Sosial dan Manajemen Stiami, Jakarta, Indonesia1,2 Abstract. The purpose of this research is to generally aim at realizing culinary delights that are intended to be a typical Betawi culinary tourism destination, which is to make a standard recipe for Akar Kelape and to make Root Kelape products have high selling value. This research was conducted with qualitative approach. The presentation of Akar Kelape from the standard recipe which is the result of this research, can be used as a guide for culinary preservation, especially traditional Betawi cuisine. In this study, based on observations, the brand given to the predetermined standard recipe was Akar Kelape "Nyak Babe", a Betawi Typical Snack with the tagline "Right Treats at the Right Time”. To further increase the selling value, a design for the Akar Kelape product packaging has been produced. Keywords: Akar Kelape, Standard Recipe, Marketing Performance. 1 Introduction Jakarta, as the capital city of Indonesia, is a tourist destination visited by both domestic and foreign tourists. Apart from being the country's gateway to other tourist destinations, these tourists have made Jakarta their main destination. Indonesian Central Statistics Agency/ BPS Data for DKI Jakarta Province as of August 2018, reported the number of foreign tourist visits. Cumulatively (January-August 2018), the number of foreign tourist visits to Indonesia reached 10.58 million visits, an increase of 12.30 percent compared to the number of foreign tourist visits in the same period in 2017 which totaled 9.42 million visits.
    [Show full text]
  • Hak Cipta Dan Penggunaan Kembali: Lisensi Ini Mengizinkan Setiap
    Hak cipta dan penggunaan kembali: Lisensi ini mengizinkan setiap orang untuk menggubah, memperbaiki, dan membuat ciptaan turunan bukan untuk kepentingan komersial, selama anda mencantumkan nama penulis dan melisensikan ciptaan turunan dengan syarat yang serupa dengan ciptaan asli. Copyright and reuse: This license lets you remix, tweak, and build upon work non-commercially, as long as you credit the origin creator and license it on your new creations under the identical terms. Team project ©2017 Dony Pratidana S. Hum | Bima Agus Setyawan S. IIP BAB III METODOLOGI 3.1. Metodologi Pengumpulan Data Pada penelitian ini, penulis menggunakan metode kualitatif. Terdapat dua jenis sumber data pada penelitian ini, yaitu data primer dan data sekunder. Berikut metode yang penulis gunakan dalam pengumpulan data. 3.1.1. Wawancara Penulis melakukan pengumpulan data melalui wawancara. Wawancara dilakukan pada 3 narasumber yaitu Bang Indra (Sekertaris Perkampungan Betawi di Setu Babakan), Ibu Rofikoh (Kepala Unit Pengelola Kawasan Perkampungan Budaya Betawi), dan Ibu Yulia Retno K. (Kepala Seksi Redaksi Elex Media) untuk mendapatkan data mengenai makanan tradisional khas Betawi dan perancangan sebuah buku ilustrasi. Berikut hasil wawancara dengan Ibu Rofikoh selaku kepala UPK PBB. 1. Apa saja jenis-jenis jajanan khas Betawi? Dari yang saya ketahui, ada Kerak Telur, Kembang Goyang, Akar Kelapa, Rengginang, Kembang Ros, Jalabia, kue Pepe, kue Cucur, Geplak, Tape Uli, Wajik, Sagon, Dodol Betawi, Bir Pletok, Selendang Mayang, dan Cincau. 50 Perancangan Buku Ilustrasi..., Nadya Permata Putri, FSD UMN, 2017 Gambar 3.1 Wawancara dengan Ibu Rofikoh selaku kepala UPK PBB Sumber: Dokumen Pribadi Hasil wawancaradengan narasumber Bang Indra selaku sekertaris Perkampungan Budaya Betawi di Setu Babakan.
    [Show full text]
  • Hukum Adat Betawi Yang Menggunakan Roti Buaya
    HUKUM ADAT BETAWI YANG MENGGUNAKAN ROTI BUAYA DALAM SESERAHAN PERNIKAHAN PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Studi Kasus di Kampung Pisangan Kelurahan Ragunan Kecamatan Pasar Minggu Kotamadya Jakarta Selatan) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat MemperolehGelar Sarjana Syariah (S.Sy) Oleh: DIAN RANA AFRILIA NIM. 1111043100001 KONSENTRASI PERBANDINGAN MAZHAB FIKIH PRODI PERBANDINGAN MAZHAB DAN HUKUM FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015M/ 1436 H LEMBAR PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya santumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, September 2015 28 Dzulhijjah 1436 Dian Rana Afrilia ABSTRAK DIAN RANA AFRILIA : 1111043100001. HUKUM ADAT BETAWI YANG MENGGUNAKAN ROTI BUAYA DALAM SESERAHAN PERNIKAHAN PERSPEKTIF HUKUM ISLAM (Studi Kasus di Kampung Pisangan Kelurahan Ragunan Kecamatan Pasar Minggu Kotamadya Jakarta Selatan), skripsi. Konsentrasi Perbandingan Mazhab Fikih, Progam Studi Perbandingan Mazhab dan Hukum, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015. Masalah roti buaya yang sudah muncul sejak lama ini merupakan adat kebiasaan yang terjadi di masyarakat Betawi menjelang seserahan pernikahan, beberapa masyarakat Betawi memang menyertakan roti buaya dalam seserahan pernikahannya.
    [Show full text]
  • Kategori Pangan
    BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 34 TAHUN 2019 TENTANG KATEGORI PANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN, Menimbang : a. bahwa kategori pangan merupakan kriteria yang menjadi dasar dalam penetapan standar dan/atau persyaratan keamanan, mutu, dan gizi pangan; b. bahwa standar dan/atau persyaratan keamanan, mutu, dan gizi pangan diperlukan untuk pengawasan pangan; c. bahwa kategori pangan sebagaimana telah diatur dalam Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 21 Tahun 2016 tentang Kategori Pangan sudah tidak sesuai dengan kebutuhan hukum serta perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan inovasi di bidang pangan sehingga perlu diganti; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c perlu menetapkan Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan tentang Kategori Pangan; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 227, Tambahan Lembaran Negara Republik -2- Indonesia Nomor 5360); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 131, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3867); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu, dan Gizi Pangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 107, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4244); 4. Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2017 tentang Badan Pengawas Obat dan Makanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 180); 5. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 26 Tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengawas Obat dan Makanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1745); 6.
    [Show full text]