Bab Iii Analisis Teks Terkait Adegan Objektifikasi
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
BAB III ANALISIS TEKS TERKAIT ADEGAN OBJEKTIFIKASI SEKSUAL DALAM TAYANGAN PUTERI INDONESIA 2020 Bab ini akan menguraikan analisis teks yang berfokus pada adegan-adegan objektifikasi seksual dalam tayangan Puteri Indonesia 2020. Model analisis semiotika dari John Fiske digunakan untuk membantu menemukan preferred reading. Analisis semiotika yang digunakan memiliki tiga level analisis yaitu, level realitas, level representasi, dan level ideologi. Berdasarkan hal tersebut, adegan objektifikasi seksual dalam tayangan Puteri Indonesia 2020 ditentutan berdasarkan elemen-elemen yang mengacu pada penjelasan dari Aubrey & Frisby (2010:341) bahwa objektifikasi seksual dapat dilihat melalui (a) presentasi visual tubuh, (b) tematik konten yang menekankan pentingnya tubuh dan penampilan. Selain itu, penentuan adegan dilihat melalui penjelasan Dworkin yaitu, (c) pemanfaatan perempuan sebagai komoditas (Papadaki, 2010:341). Berikut 10 adegan objektifikasi seksual yang terdapat dalam 9 sesi acara Puteri Indonesia yang akan dianalisis lebih lanjut: 1. Tampilan feminin dalam video “The Jewel of Indonesia NTT” 2. Pemanfaatan tubuh finalis dalam sesi opening dance 3. Peluang dan tampilan finalis Aceh dalam sesi opening number 4. Skill dalam sesi catwalk 75 76 5. Penilaian dalam sesi tanya-jawab 6. Pelatihan dalam sesi karantina 7. Pemanfaatan Puteri Indonesia dalam sesi promosi produk Mustika Ratu 8. Ketentuan busana dalam sesi cuplikan ajang Miss Universe 9. Transformasi fisik Puteri Indonesia dalam sesi cuplikan ajang Miss Universe 10. Standar kecantikan ideal 3 besar Puteri Indonesia 2020 dalam sesi pengumuman pemenang 3.1 Analisis Teks Analisis semiotika John Fiske digunakan untuk menemukan kode-kode televisi melalui tayangan Puteri Indonesia 2020. Kode adalah sistem tanda yang diatur oleh aturan dan norma yang dibagikan kepada masyarakat di dalam suatu budaya, untuk menghasilkan, dan menyebarkan makna yang dibentuk. Selain itu, kode adalah penghubung antara produser, teks, dan khalayak. Selanjutnya, kode juga memiliki konsep intertekstualitas di mana teks yang saling terkait akan disebarkan dalam jaringan makna yang membentuk budaya (Fiske, 2001:3). Semiotika Fiske menjelaskan tiga level untuk memahami kode dalam televisi. Level pertama, level realitas adalah tahapan yang menganalisis peristiwa yang benar- benar ditampilkan nyata dan sesuai fakta. Selanjutnya, level representasi menampilkan suatu tindakan yang merepresentasikan sesuatu diluar dari yang ditampilkan, dapat diartikan sebagai tanda, atau simbol yang terdapat dalam suatu tayangan. Terakhir, level ideologi merupakan sistem kepercayaan dan sistem nilai dalam penerimaan 77 tayangan media yang dikoordinasi melalui kode sosial (Fiske, 2001:4). Kode-kode yang terdapat dalam setiap level digunakan dalam menganalisis teks dijelaskan melalui tabel berikut: Tabel 3.1 Analisis Semiotika John Fiske (Fiske, 2001:4) Level Semiotika Fiske Kode Level Realitas Appearance, dress, make up, environment, behavior, speech, gesture, expression, dan sound. Level Representasi Aspek technical codes, yang mencakup hal seperti camera, lighting, editing, music, sound. Level Ideologi Penerimaan tayangan media yang dikoordinasi melalui kode ideologis, seperti: individualisme, patriarki, ras, kelas, materialisme, kapitalisme. 3.1.1 Analisis Teks Tampilan Feminin Sesi Video “The Jewel of Indonesia NTT” 1. Level Realitas Level realitas dalam video “The Jewel of Indonesia NTT” dijabarkan melalui aspek seperti: kode appearance, kode dress, kode make-up, kode environment, kode behavior, kode speech, kode gesture, kode expression, dan kode sound. Penjelasan terkait kode dalam level ini sebagai berikut: 78 a. Kode appearance Video “The Jewel of Indonesia” Nusa Tenggara Timur muncul sebagai pembuka dalam acara Puteri Indonesia 2020. Video ini bertujuan untuk promosi destinasi pariwisata NTT yang bekerja sama dengan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, serta Pemerintah Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur. Kode appearance dalam adegan ini menampilkan 3 besar Puteri Indonesia 2019. Adegan yang menjadi video pembuka dalam acara Puteri Indonesia 2020 ini, menceritakan perjalanan Frederika Alexis Cull (Puteri Indonesia 2019), Jolene Marie Rotinsulu (Puteri Indonesia Lingkungan 2019), dan Jessica Fitriana Martasari (Puteri Indonesia Pariwisata 2019) di Pulau NTT. Kehadiran Top 3 Puteri Indonesia 2019 yang memiliki julukan yaitu Trio Flores, dikategorikan sebagai dukungan dari seorang public figure. Penggunaan orang terkenal atau selebriti menjadi lebih menonjol dalam industri periklanan. Kehadiran selebriti perempuan identik pada produk-produk kecantikan, dan berkaitan dengan estetika (Paek, Nelson, & Vilela, 2011: 198). Kehadiran selebriti perempuan dapat membuat produk dipercaya dan disukai, sehingga dapat menghasilkan dukungan. Selain itu, aspek physical appearance model perempuan mendukung aspek femininitas. Mereka sering ditampilkan dengan citra sebagai “girls next door” yang mendukung tampilan muda, kulit yang bercahaya, dan sikap lovely (Brown & Knight, 2015:77). Aspek physical appearance ini senada dengan tampilan dari Trio Flores yang digunakan untuk menarik penonton dalam menangkap pesan promosi pariwisata, dan produk sponsor kecantikan. 79 b. Kode dress Penggunaan dress atau pakaian melengkapi penampilan Trio Flores (Frederika, Jolene, dan Jessica) sebagai 3 besar pemegang gelar dalam kontes Puteri Indonesia 2019. Aspek dress dalam adegan ini didominasi dengan penggunaan gaun modern di tengah masyarakat NTT yang tampil dengan pakaian sederhana, dan busana tradisional mereka. Beberapa busana dalam adegan video juga memperlihatkan pemilihan gaun yang membentuk tubuh, dan dress sleeveless atau gaun tanpa lengan. Adegan tersebut salah satunya terlihat dengan gaun warna hijau, dan ungu yang dikenakan oleh Puteri Indonesia 2019, Frederika saat ia berinteraksi dengan masyarakat NTT. Gambar 3.1 Level Realitas Kode Dress Tampilan Puteri Indonesia 2019 Tseëlon, dan Entwistle (dalam Twigg, 2020:105) menjelaskan bahwa pakaian yang dikenakan seseorang menjadi perantara antara tubuh dan dunia sosial. Pakaian menjadi bagian dari cara penyampaian gagasan tentang identitas didasarkan pada visual. Selain itu, pakaian menjadi cara di mana harapan sosial ditindaklanjuti dan dibuat nyata secara material, dan budaya. Gelar sebagai 3 besar kontes kecantikan 80 Puteri Indonesia 2019 memvisualisasikan identitas mereka dengan pemilihan busana modern yang menunjukkan tampilan feminin dalam setiap kegiatan. Penggunaan pakaian yang memperjelas status sebagai pemegang gelar kontes kecantikan terlihat dalam scene yang menampilkan penggunaan gaun merah, dan aksesoris mahkota. Gambar 3.2 Level Realitas Kode Dress Tampilan Trio Flores c. Kode make-up Penggunaan produk sponsor yaitu Mustika Ratu oleh Puteri Indonesia 2019, Frederika Alexis Cull masuk dalam kategori kode make-up. Penggunaan produk make-up seperti cushion dan lipstick diperlihatkan oleh Puteri Indonesia 2019. Penggambaran scene menunjukkan keterampilan Frederika dalam aplikasi make-up di sela-sela kegiatannya berbincang dan berinteraksi dengan masyarakat NTT. Penggunaan make-up yang sesuai seperti, mengetahui gaya riasan yang tepat untuk diterapkan di suatu momen, merupakan hal penting dalam manajemen kecantikan. Penggunaan make-up untuk mengelola tampilan yang cantik dan ideal menampilkan bagian dari appropriate femininity (Liebelt, Böllinger, & Vierke, 2018:180). Harapan sosial berkaitan dengan femininitas, di mana wanita didorong oleh masyarakat untuk berpakaian dengan cara tertentu. Perempuan terutama yang berusia muda diharapkan memiliki rambut panjang, memakai riasan, mengenakan rok, dan gaun (Lindemuth, Thomas, Mates, & Casey, 81 2011:30). Pandangan tersebut memperjelas bagaimana realitas tampilan Frederika sebagai pemegang gelar Puteri Indonesia 2019 yang perlu mempertahankan tampilan feminin, dan penggambaran perempuan yang ideal dengan penggunaan make-up. Gambar 3.3 Level Realitas Penggunaan Make-up oleh Puteri Indonesia 2019 d. Kode environment Kode environment atau lingkungan dalam adegan video “The Jewel of Indonesia” NTT menampilkan bagaimana perjalanan Trio Flores di Pulau NTT. Interaksi yang terjalin antara Frederika, dan Jessica menunjukkan keberadaan mereka di lingkungan pemukiman warga NTT. Interaksi yang dilakukan keduanya menampilkan lingkungan yang masih menjunjung tinggi kebudayaan khas setempat ditunjukkan dengan adegan seperti, kegiatan upacara tradisional, adegan membuat kain tenun, adegan permainan tradisional NTT, dan lokasi pemukiman yang memiliki desain rumah tradisional. Penggambaran scene yang dilakukan oleh Frederika, dan Jessica terikat dengan kode lingkungan secara sosial. Manusia terikat dengan social environment di mana melibatkan hubungan sosial dan lingkungan budaya yang melibatkan interaksi dengan kelompok-kelompok tertentu (Barnett & Casper, 2001:465). Selain itu, lingkungan sosial berkaitan erat dengan lingkungan fisik. Lingkungan fisik diibaratkan sebagai suatu contemporary landscapes yang dapat 82 merefleksikan seni, unsur historis, kebudayaan, dan juga dimanfaatkan sebagai sumber kehidupan. Lingkungan fisik meliputi, sumber daya air, dan sumber daya alam lainnya yang setidaknya telah dikonfigurasi sebagian oleh proses sosial manusia (Barnett & Casper, 2001:465). Kode lingkungan secara fisik terlihat dalam video melalui adegan yang menggambarkan keindahan alam melalui perjalanan Jolene. Adegan dari Jolene menampilkan keindahan alam dari NTT yang mengambil lokasi di beberapa objek seperti, laut, perbukitan,