Analisis Strategi Model Bisnis Kanvas Pada Pt. Angkasa Pura II Untuk
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang PT Angkasa Pura II merupakan perusahaan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang bergerak dalam layanan jasa kebandaraudaraan di Indonesia khususnya wilayah Indonesia bagian barat. Mengelola 13 bandara, yaitu Bandara Soekarno-Hatta (Jakarta), Halim Perdanakusuma (Jakarta), Kualanamu (Medan), Supadio (Pontianak), Minangkabau (Padang), Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang), Sultan Syarif Kasim II (Pekanbaru), Husein Sastranegara (Bandung), Sultan Iskandar Muda (Banda Aceh), Raja Haji Fisabilillah (Tanjung Pinang), Sultan Thaha (Jambi), Depati Amir (Pangkal Pinang) dan Silangit (Tapanuli Utara), tujuan mengelola bisnis bandara yaitu menjalankan pengelolaan dan pengusahaan dalam bidang jasa kebandaraudaraan dengan mengoptimalkan pemberdayaan potensi sumber daya yang dimiliki dan penerapan tata kelola perusahaan yang baik. Perusahaan ini mendapatkan kepercayaan yang baik dari pelanggan dan pemerintah Indonesia. Pelayanan yang dilakukan oleh PT Angkasa Pura II diharapkan dapat menghasilkan serta memberikan layanan jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing secara kuat sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan dan kepercayaan masyarakat. Menurut Carol, Eleonora, Pooja, Annethly, David, Mark, Jim, David dan Lynton (2012) menyatakan bahwa pada tahun 2010 Bandara Internasional Soekarno Hatta sebagai bandara tersibuk nomor 13 dengan total penumpang pesawat sejumlah 44 355 998 orang sampai tahun 2025, permintaan diperkirakan akan meningkat hingga 87 juta penumpang per tahun. Bandara Soekarno Hatta memiliki kapasitas layanan penuh sebanyak 22 juta penumpang, kondisi tersebut merupakan kemampuan penuh bandara untuk dapat melayani sejumlah penumpang dalam kondisi yang tertib, terkendali dan nyaman, dalam kurun waktu tertentu. Akan tetapi, sampai tahun 2011 penumpang yang terbang melalui Soekarno Hatta tercatat lebih dari 51 juta penumpang. Pada Gambat 1 terlihat bahwa di Indonesia peran pertumbuhan lalu lintas udara akan mendorong pertumbuhan ekonomi suatu daerah maupun sebaliknya. Terlebih lagi dengan adanya kebijakan Open Skies menyebabkan pertumbuhan terus meningkat. Oleh karena itu pertumbuhan ekonomi akan menciptakan suatu kebijakan dalam transportasi udara yang berupa “lingkaran kebajikan” yang diikuti oleh peningkatan permintaan penumpang. Pertumbuhan dalam industri atau layanan jasa transportasi udara mengakibatkan peningkatan kebutuhan dalam melakukan perjalanan. Selain itu terdapat beberapa manfaat ekonomi mikro dan makro serta manfaat sosial yang terkait dengan jasa layanan udara. Transportasi udara juga penting untuk menunjang sejumlah besar industri tertentu. Sumbangan yang diberikan transportasi udara terhadap sektor-sektor industri yang berbeda dengan menggunakan indeks intensitas penerbangan. Transportasi udara secara khusus penting bagi kesejahteraan ekonomi Indonesia karena tingkat kegiatan yang relatif tinggi di negeri ini dalam bidang pertanian, ekstraksi minyak, gas, dan 2 mineral, yang menduduki peringkat tinggi di antara industri yang mengandalkan transportasi udara. Sumber : Carol et al., (2012) Gambar 1 Lingkaran kebajikan transportasi udara Bandara Internasional Soekarno-Hatta saat ini sedang mengalami kelebihan penggunaan diatas kapasitas, meskipun sudah dilakukan pembangunan yang sudah direncanakan akan tetapi laju permintaan pelanggan dengan kapasitas bandara tidak seimbang sehingga kenyamanan serta kepentingan para pelanggan menjadi terhambat. Pada dasarnya bandara di Indonesia serta infrastruktur pengendalian lalu lintas udara juga akan memerlukan peningkatan (upgrading) untuk dapat memenuhi permintaan yang diproyeksikan, serta sistem kelembagaan dan peraturan dikembangkan sejalan dengan infrastruktur. Dalam hal ini ada beberapa faktor eksternal yang terkait dengan terkendalanya fasilitas serta infrastruktur di bandara seperti regulasi dan deregulasi secara nasional maupun internasional, trend pertumbuhan ekonomi, kecenderungan sosial politik, pasar dan persaingan yang sangat berpengaruh terhadap kemajuan bisnis jasa pelayanan bandara. Kapasitas bandara menjadi salah satu permasalahan yang dirasa sangat penting untuk diatasi karena hal tersebut menyangkut kepada kenyamanan penumpang dan pesawat. Penumpang dan pesawat setiap tahun terus meningkat tidak seimbang dibandingkan kondisi fasilitas yang ada di bandara Internasional Soekarno Hatta. Berdasarkan penuturan dari pihak Biro Perencanaan Strategis dan Manajemen Kinerja Perusahaan PT Angkasa Pura II, permasalahan kapasitas bandara sudah terjadi sekitar tujuh tahun yang lalu yang sampai sekarang belum dilakukan perbaikan secara maksimal. Fasilitas bandara sudah seharusnya mementingkan keamanan serta kenyamanan penumpang dan pesawat, terlebih lagi dengan peningkatan penumpang tersebut maka meningkat pula para industri ritel kecil yang berjualan di bandara Internasional Soekarno Hatta. Di sisi lain harus ada manajemen pengaturan kebandaraan yang tepat. Sehingga tidak terjadi penambahan rute penerbangan yang tidak seimbang dengan kemampuan kapasitas bandara. Kepadatan lalu lintas akan berdampak pada berkurangnya waktu pemeliharaan bandara sementara dari sisi operasional operator akan berdampak pada perhitungan, salah satunya terkait penggunaan bahan bakar pesawat. 3 Pada dasarnya, permasalahan kapasitas akan menyebabkan efek domino tersendiri bagi arus lalu lintas di bandara. Penumpang yang setiap tahun terus meningkat akan merasa kurang nyaman karena semakin padatnya penumpang yang tidak diimbangi dengan perluasan kapasitas serta penambahan fasilitas yang mendukung kenyamanan penumpang sehingga akan menyebabkan kerugian tersendiri bagi penumpang. Selain itu, arus lalu lintas pesawat menjadi terhambat sehingga sering terjadi kemacetan di udara. Misalnya saja jam penerbangan yang terkadang tidak sesuai dengan jadwal yang seharusnya sudah ditentukan dikarenakan landasan pacu atau landasan lepas landas di bandara masih terhambat oleh kondisi pesawat yang belum teratur karena terhambatnya kapasitas bandara sehingga akan mempengaruhi volume (total penerbangan) lalu lintas bandara. Pada Gambar 2 terlihat adanya dua tingkatan kapasitas, pertama merupakan kapasitas dari fasilitas terminal yang ada saat ini dan yang direncanakan, ditampilkan sebagai garis putih. Kedua adalah kapasitas penumpang yang secara teori berasal dari operasi pada dua landasan pacu bandara yang ada. Bandara Soekarno Hatta beroperasi pada kisaran kasar dua kali kapasitas terminal yang dimiliki. Meski ada peningkatan yang direncanakan, bandara ini kemungkinan akan tertinggal secara signifikan terhadap permintaan pada masa mendatang, meski proyeksi lalu lintas konservatif telah digunakan. Pada masa yang akan datang, apabila pihak bandara tidak mengoptimalkan permintaan penumpang yang semakin bertambah akan tetapi tidak sejalan dengan kapasitas fasilitas bandara yang sudah disediakan. Hal tersebut menjadi suatu tantangan bagi pihak Bandara Soekarno Hatta untuk mengoptimalkan fasilitas yang dibutuhkan oleh pelanggan. Sumber : Carol et al., (2012) Gambar 2 Perbandingan permintaan dan kapasitas di Bandara Soekarno-Hatta Bandara Internasional Soekarno Hatta dapat melihat pesaing dalam lingkup regional seperti Changi Airport Singapura sebagai bandara terbaik di dunia. Bandara Changi bisa menampung 32.43 juta penumpang yang terus mengalami kenaikan sebesar 7% dari tahun sebelumnya. Sampai saat ini Bandara Changi sudah berhasil membuat dua terminal baru, yaitu Terminal CIP yang diberi nama JetQuay dan Budget Terminal. Bandara Changi bisa menciptakan Airport City sehingga penumpang merasa nyaman dalam melakukan lalu lintas di 4 bandara. Fasilitas bagi penumpang dan pesawat disediakan secara optimal sehingga tidak terdapat hambatan dalam arus lalu lintas dibandara. Pada Gambar 3 terlihat secara umum bahwa dalam rangka menunjang tercapainya sasaran perusahaan, maka PT Angkasa Pura II telah menetapkan strategi pengembangan bisnis perusahaan. Sumber : PT Angkasa Pura II (2012) Gambar 3 Strategi pengembangan PT Angkasa Pura II Business Focus, yaitu: - Memacu peningkatan pendapatan; - Mengendalikan biaya dan meningkatkan dayaserap investasi; - Melakukan intensifikasi bidang usaha; - Mewujudkan segmentasi dan optimalisasi usaha. Customer Service & Care, yaitu: - Memenuhi standar Level of Service (safety, security &services); - Menerapkan Service Level Agreement dan Service Level Guarantee; - Memenuhi ketersediaan kapasitas pelayanan. Operations Excellence, yaitu: - Regulatory compliance; - Mengembangkan Total Airport Management System; - Mengembangkan sistem dan prosedur. Leadership Effectiveness, yaitu: - Melakukan penyelarasan Visi, Misi, dan sasaran jangka panjang; - Menerapkan performance excellence criteria. HR Effectiveness, yaitu: - Melakukan evaluasi dan perbaikan sistem manajemen Sumber Daya Manusia; - Mengembangkan HR Plan & Roadmap SumberDaya Manusia; - Pendidikan dan pelatihan; 5 - Memperbaiki sistem penilaian kinerja karyawan. Total Logistic Network, yaitu: - Membangun aliansi strategis dengan mitra kerjadan mitra usaha dalam rangka mewujudkan biayatransportasi yang kompetitif dan efisien; - Membangun kerjasama dalam penyediaan jaringan komunikasi, duty free, fuel supply, power supply. Sifat dinamis dari industri penerbangan dan pentingnya industri penerbangan bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan di Indonesia, perencanaan dan pengembangan infrastruktur pendukung tentu bukan kegiatan yang dapat dilakukan sekali saja (one-off). Pada saat yang sama ketika rencana yang ada dilaksanakan, sifat industri ini yang terus berubah harus dipantau secara hati-hati dan terus-menerus