Implementation of Naive Bayes for Classification and Potentially Msmes Analysis
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Load more
Recommended publications
-
Buku Profil Anggota DPRD Kabupaten Tangerang
PROFIL ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TANGERANG PERIODE 2014 – 2019 KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TANGERANG DAERAH PEMILIHAN TANGERANG 1 Kecamatan : BALARAJA JAYANTI TIGARAKSA JAMBE CISOKA SOLEAR JUMLAH KURSI : 9 JUMLAH SUARA SAH : 240,349 ANGKA BILANGAN PEMBAGI PEMILIH (BPP) : 26,705 Halaman 1 PROFIL ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TANGERANG PERIODE 2014 – 2019 KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TANGERANG NAMA : BURHAN TEMPAT/TANGGAL LAHIR : Jakarta, , 02 September 1975 ALAMAT : Taman Kirana Surya Rt. 006/08 Pasanggrahan Solear AGAMA : ISLAM JENIS KELAMIN : LAKI-LAKI STATUS PERKAWINAN : MENIKAH NAMA ISTERI/SUAMI : AWALIYANTI JUMLAH ANAK : 2 PEKERJAAN : SWASTA/PEKERJAAN LAINNYA RIWAYAT PENDIDIKAN : - SEKOLAH DASAR : 1981-1987, SD, SDN 06 PASEBAN, JAKARTA PUSAT - SEKOLAH MENENGAH PERTAMA : 1987-1990, SLTP, SMPN 1 BALARAJA, TANGERANG - SEKOLAH MENENGAH ATAS : 1990-1993, SLTA, SMAN 1 BALARAJA, TANGERANG - PERGURUAN TINGGI : - RIWAYAT ORGANISASI : - RIWAYAT PEKERJAAN : - PARTAI : PKB NOMOR URUT : 2 DAPIL : Tangerang 1 (satu) SUARA CALON : 2293 SUARA PARTAI : 14718 KUOTA KURSI : 26705 SUARA Halaman 2 PROFIL ANGGOTA DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TANGERANG PERIODE 2014 – 2019 KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TANGERANG NAMA : SURYANI ANYA, S.Sos TEMPAT/TANGGAL LAHIR : Tangerang, 02 Maret 1990 ALAMAT : Kp. Saredang Rt. 002/003 Matagara Tigaraksa AGAMA : ISLAM JENIS KELAMIN : PEREMPUAN STATUS PERKAWINAN : BELUM MENIKAH NAMA ISTERI/SUAMI : JUMLAH ANAK : PEKERJAAN : WIRASWASTA RIWAYAT PENDIDIKAN : - SEKOLAH -
Lembaran Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 13 Tahun
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 13 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN TANGERANG TAHUN 2011-2031 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG , Menimbang : a. bahwa berdasarkan Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang Pasal 78 ayat (4) huruf c mengamanatkan penyusunan atau penyesuaian Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten; b. bahwa rencana tata ruang Kabupaten Tangerang sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Tangerang Nomor 3 Tahun 1996 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tangerang sebagaimana telah dua kali diubah terakhir dengan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Tangerang Nomor 3 Tahun 1996 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tangerang tidak sesuai lagi dengan perkembangan sosial, ekonomi, politik, lingkungan regional , dan global, sehingga berdampak pada penurunan kualitas ruang di Kabupaten Tangerang; c. bahwa penataan ruang dilakukan sesuai kaidah - kaidah perencanaan yang mencakup azas keselarasan, keserasian, keterpaduan, kelestarian, keberlanjutan, serta keterkaitan antarwilayah; d. bahwa ... -2- d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tangerang; Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang–Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang–Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Provinsi Jawa Barat (Berita Negara Tahun 1950); 3. Undang–Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok–Pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 104 Tambahan Lembaran Negara Nomor 2043); 4. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 22 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3274); 5. -
Bab 3 Rencana Pembangunan Wilayah Di Kabupaten
Laporan Akhir 3 - 1 BAB 3 RENCANA PEMBANGUNAN WILAYAH DI KABUPATEN TANGERANG 3.1 RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH Sesuai RKPD visi Kabupaten Tangerang adalah ”Menuju Masyarakat Kabupaten Tangerang yang Beriman, Sejahtera, Berorientasi Industri dan Berwawasan Lingkungan”, yang dimaksud dengan : 1. Masyarakat kabupaten Tangerang; adalah kelompok orang dengan segala aspek kehidupannya, yang meliputi sikap perilaku dan pola pikir dalam sosial budaya, agama, politik, ekonomi, hukum, ilmu pengetahuan teknologi yang memanfaatkan sumbar daya alam dan sumber daya buatan yang ada di Kabupaten Tangerang; 2. Beriman; adalah percaya, yakin dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan memenuhi segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya serta hidup rukun antar umat manusia.Terpenuhinya kebutuhan manusia dari segi meteri memerlukan penyeimbang dari sisi rohani, sehingga terjamin keseimbangan mental dan spiritual; 3. Maju; berarti cerdas, sehat dan dinamis menuju taraf hidup yang lebih baik, proaktif, kreatif, dan disiplin sesuai dengan fungsi, peran dan kedudukan masing-masing anggota masyarakat; 4. Mandiri; berarti mampu mengatasi permasalahan dan hidup bertanggung jawab dengan tidak ada ketergantungan pada pihak lain Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Tangerang Laporan Akhir 3 - 2 atau dikendalikan oleh pihak lain. Visi kemandirian adalah tetap berada koridor Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan pada Pancasila dan UUD 1945; 5. Berorientasi Industri; berarti perilaku yang mengarah pada pertimbangan ekonomis dengan memperhitungkan tenaga, waktu, biaya, dan sumber daya teknologi yang terus berkembang dan tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri tapi beriorentasi pasar; 6. Berwawasan Lingkungan; berarti orientasi pembangunan mempertimbang-kan kondisi lingkungan yang harus dipatuhi oleh setiap pelaku pembangunan karena pembangunan berwawasan lingkungan akan memberi manfaat bagi kelangsungan hidup dan pembangunan. -
H. Winarso Access to Main Roads Or Low Cost Land? Residential Land Developers Behaviour in Indonesia
H. Winarso Access to main roads or low cost land? Residential land developers behaviour in Indonesia In: Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde, On the roadThe social impact of new roads in Southeast Asia 158 (2002), no: 4, Leiden, 653-676 This PDF-file was downloaded from http://www.kitlv-journals.nl Downloaded from Brill.com10/04/2021 02:29:57AM via free access HARYO WINARSO Access to main roads or low cost land? Residential land developers' behaviour in Indonesia The rapid growth of the urban population in the Third World has obvious implications not only for the provision of basic infrastructure but also for land development. It has been reported that in 1990, around 42 per cent of the Third World's total urban population was living in informal settlements, many of them located on urban fringes (World Resource Institute, quoted by Browder, Bohland, and Scarpaci 1995). But many urban residents also live in settlements on urban fringes created by land developers. This is particularly visible in cities of countries that have enjoyed massive economie growth, such as Bangkok (Foo 1992a, 1992b; Dowall 1991). In Jabotabek,1 the private sector has urbanized 16,600 hectares of rural land far away from the built-up area of Jakarta, selling around 25,000 hous- ing units annually. This was achieved by private developers in the Jabotabek area, an emerging mega-urban region in Indonesia, between the 1970s and the 1990s (Winarso 1999; Winarso and Kombaitan 1995). In the Jabotabek area, land developments, particularly those for residential use, have pen- etrated far into rural areas, creating urban sprawl (Henderson, Kuncoro, and Nasution 1996; Firman and Dharmapatni 1994; Firman 1994; Noe 1991; Winarso and Kombaitan 1995). -
Data Spbu Di Kabupaten Tangerang
DATA SPBU DI KABUPATEN TANGERANG DATA TEKNIS POMPA UKUR BBM PEMRIKSAAN TINDAKAN HASIL PENGAWASAN HARI/ TANDA TERA NO NAMA PERUSAHAAN ALAMAT PENANGGUNG JAWAB MER TIPE/NO. LAMBANG GELAS PENUNJUKAN PENUNJUKAN ALAT TANDA KETERANGAN SERTIFIKASI PENGECEKAN DITERA/TE PENTUPAN ALASAN TGL NOZZLE TOTALISATOR DAN SISTEM KETERANGAN K SERI SATUAN PENGLIHAT HARGA LITER TAMBAHAN TERA HASIL PENGUJIAN PASTI PAS OLEH SPBU RA ULANG SEMENTARA PENUTUPAN PENYEGELAN KECAMATAN BALARAJA (6) 1 34-15604 CV.PETRO NIAGA JL.Raya Serang Km.30 Desa Sdr.Karim Panjaitan PRIME 8004.D.Id14 SI Penuh Baik Betul Betul Baik Ada Berlaku/B Ada Sudah Dilakukan Dilakukan Dilakukan Tidak Tidak Dilakukan 04-03-2018 Gembong Kec.Balaraja 11804D- aik Dilakukan 021-59450148 PRIME 8004.D.Id14 11804D- TATSUN GDA.1222.A O A- 0 PT.KOPRASI BERKARYA H.PUAD EPANDI./TITIK TATSUN 34- Berlaku/B Tidak Dilakukan 2 34-15510 Jln Raya Kronjo Balaraja SI Penuh Baik Betul Betul Baik Ada Ada Sudah Dilakukan Dilakukan Dilakukan Tidak Dilakukan 29-03-2018 ALAM SADIYANTI O 15510.GSA- aik TATSUN 34-15608- Berlaku/B Tidak Dilakukan 3 34-15608 PT.MULTI SUMBER ENERGI Jln.Raya Kresek Balaraja SUKATEJO SI Penuh Baik Betul Betul Baik Ada Ada Sudah Dilakukan Dilakukan Dilakukan Tidak Dilakukan 29-03-2018 O GSA- aik 4 PT. CIKANDE CAHAYAS JL.Raya Serang Km.22 Hj.Sunarsih TATSUN GSA.1222.AA- SI Penuh Baik Betul Betul Baik Ada Berlaku/B Ada Sudah Dilakukan Dilakukan Dilakukan Tidak Tidak Dilakukan x MANDIRI Desa. O 152078.2006- aik Dilakukan Hp.087771700150 5 34-15601 PT. SIDIK PERDANA PUTRA JL.Raya Serang Km.25 Ujang Suhrawadi GILBARC 6242034, SI Penuh Baik Betul Betul Baik Ada Berlaku/B Ada Sudah Dilakukan Dilakukan Dilakukan Tidak Tidak Dilakukan 19-09-2018 Desa. -
Metropolitan Bogor, Tangerang, and Bekasi Urban Development (Sector) Project
Performance Evaluation Report Reference Number: PPE:INO 2009-58 Project Number: 29446 Loan Number: 1511-INO December 2009 Indonesia: Metropolitan Bogor, Tangerang, and Bekasi Urban Development (Sector) Project Independent Evaluation Department CURRENCY EQUIVALENTS Currency Unit – rupiah (Rp) At Appraisal At Project Completion At Independent Evaluation (31 October 1996) (30 September 2003) (11 March 2009) Rp1.00 = $0.00043 $0.00011 $0.000083 $1.00 = Rp2,327 Rp9,000 Rp11,912 ABBREVIATIONS ADB – Asian Development Bank AFC – Asian financial crisis BAPEDAL – Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (local government environmental agency) BAPPENAS – Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (national development planning agency) BME – benefit monitoring and evaluation BOT – build-operate-transfer BOTABEK – Bogor, Tangerang, and Bekasi BTOR – back-to-office report CDM – clean development mechanism DED – detailed engineering design DGHS – Directorate General of Human Settlements DGURD – Directorate General of Urban and Rural Development EA – executing agency EIRR – economic internal rate of return FDS – final disposal site FIRR – financial internal rate of return IED – Independent Evaluation Department IEM – Independent Evaluation Mission IPLT – sludge processing plant IUIDP – integrated urban infrastructure development project KIP – kampung improvement program LG – local government LIDAP – local institutional development action plan MDG – Millennium Development Goal MIIP – market infrastructure improvement program MOHA – Ministry of Home Affairs MOHARA -
Pt.Bumi Citra Pratama
PUBLIC EXPOSE 2019 PT. BUMI CITRA PERMAI, Tbk THE LEADING AND THE LARGEST INDUSTRIAL ESTATE IN THE TANGERANG REGIONAL JL. KRAMAT RAYA NO. 32-34 JAKARTA PUSAT 10450 Visi dan Misi Perusahaan Visi Memposisikan PT Bumi Citra Permai Tbk sebagai developer kawasan industri yang dapat diperhitungkan, baik oleh pelaku industri dalam negeri maupun luar negeri, dan memiliki produk kawasan industri yang berkualitas. Misi Memberikan kenyamanan bagi tenant, yaitu pelaku industri, dalam melaksanakan kegiatan industrinya, terutama sarana dan prasarana yang didukung oleh Sumber Daya Manusia yang profesional. Sejarah Perusahaan Berdiri dengan nama PT BUMI CITRA PERMAI bergerak di bidang usaha Pengembangan Kawasan Industri dan Pergudangan di CikupaTigaraksa, Kabupaten Tangerang dengan nama MILLENNIUM INDUSTRIAL ESTATE seluas ±400 hektar. Memulai aktivitas komersialnya sejak tahun 2003 dengan permohonan sampai dikeluarkan perizin, pembebasan tanah, pengembangan lahan dan pembangunan infrastruktur, PT BUMI CITRA PERMAI melakukan pemasaran dan penjualan gudang dan tanah kavling di Kawasan Industri Millennium. Perusahaan melakukan Penawaran Umum Perdana (IPO) pada tanggal 11 Desember 2009 dan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia dengan Kode Emiten : BCIP Susunan Pengurus Dewan Komisaris Dewan Direksi Komisaris Utama : Tahir Ferdian Direktur Utama : Edward Halim Komisaris : Annie Halim Direktur Keuangan : Handry Soesanto Komisaris : Kwek Kie Jen Direktur Independen : Sugihardjo Komisaris Independen : Albertus Banunaek Komposisi Kepemilikan Saham -
Metropolitan Bogor, Tangerang and Bekasi Urban Development (Sector) Project (Loan 1511-INO) in Indonesia
Project Completion Report PCR: INO 29446 Metropolitan Bogor, Tangerang and Bekasi Urban Development (Sector) Project (Loan 1511-INO) in Indonesia October 2005 CURRENCY EQUIVALENTS Currency Unit – rupiah (Rp) At Appraisal At Project Completion (31 October 1996) (30 September 2003) Rp1.00 = $.00043 $.00011 $1.00 = Rp2.327 Rp90001 ABBREVIATIONS ADB − Asian Development Bank APBD − Anggaran Pembangunan dan Belanjar Daerah (local development and expenditure budget) BAPEDAL − Badan Pengendalian Dampak Lingkungan (local government environmental agency) BAPPENAS − Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (national development planning agency) BCR − benefit cost ratio BME − benefit monitoring evaluation BOTABEK − Bogor, Tangerang and Bekasi CBUIM − Capacity Building for Urban Infrastructure Management DED − detailed engineering design DGHS − Directorate General of Human Settlements DGURD − Directorate General of Urban and Rural Development DPRD − Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (local parliaments) EA − executing agency EIA − environmental impact assessment EIRR − economic internal rate of return EOCC − economic opportunity cost of capital FIRR − financial internal rate of return IA − implementing agency IEE − initial environmental examination IPLT − sludge processing plant FDS − final disposal sites FRAP − financial recovery action plan IUIDP − integrated urban infrastructure development program KIP − kampung improvement program LIDAP − local institutional development action plan MCK − mandi-cuci-kakus (bathing-washing-toilet) MIIP − market infrastructure improvement program MOHA − Ministry of Home Affairs MOHARA − Ministry of Home and Regional Affairs MPW − Ministry of Public Works MSRD − Ministry of Settlements and Regional Development 1 During project implementation, particularly during the peak of the fiscal crisis in 1997–98, the exchange rate fluctuated substantially. In 1999 it rose to Rp16,000 for $1.00; in 1999 it came back to Rp10,000, and since 2002 it is below Rp10,000. -
Perda No 20 2006 Tentang Pembentukan Kecamatan
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG Nomor 20 Tahun 2006 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 20 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN KECAMATAN SUKAMULYA, KELAPA DUA, SINDANG JAYA, SEPATAN TIMUR, SOLEAR, GUNUNG KALER DAN MEKAR BARU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG, Menimbang : a. bahwa dengan memperhatikan perkembangan jumlah penduduk, luas wilayah dan semakin meningkatnya beban tugas serta valume kerja dibidang pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan di Kecamatan Balaraja, Curug, Cisoka, Pasar Kemis, Sepatan, Kresek, Kronjo, Rajeg, Legok, Jayanti, dan Pagedangan, dipandang perlu dimekarkan dengan membentuk Kecamatan Sukamulya, Kelapa Dua, Sindang Jaya, Sepatan Timur, Solear, Gunung Kaler dan Mekar Baru; b. bahwa pembentukan Kecamatan sebagaimana dimaksud pada huruf a, dapat mendorong peningkatan pelayanan dibidang pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan serta kemajuan dalam memanfaatkan dan mengembangkan potensi yang ada di wilayahnya guna mendukung penyelenggaraan otonomi daerah; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b serta sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku perlu ditetapkan Peraturan Daerah tentang Pembentukan Kecamatan Sukamulya, Kelapa Dua, Sindang Jaya, Sepatan Timur, Solear, Gunung Kaler dan Mekar Baru. Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Propinsi Banten (Lembaran Negara Tahun 2000 Nomor 182, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4010); 2. Undang-undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pedoman Pembentukan Peraturan Perundang-undangan -
Bupati Tangerang Provinsi Banten
BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 30 TAHUN 2019 TENTANG PEMBENTUKAN UNIT PELAKSANA TEKNIS DAERAH PADA DINAS DAN BADAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN TANGERANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TANGERANG, Menimbang : a. bahwa Pembentukan Unit Pelaksana Teknis Pada Dinas Dan Badan Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Tangerang telah diatur dalam Peraturan Bupati Peraturan Bupati Nomor 115 Tahun 2016 tentang Pembentukan Unit Pelaksana Teknis Pada Dinas dan Badan di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Tangerang sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bupati Nomor 38 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati Nomor 115 Tahun 2016 tentang Pembentukan Unit Pelaksana Teknis Pada Dinas Dan Badan Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Tangerang; b. bahwa dengan tetapkannya Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 12 tahun 2017 tentang Pedoman Pembentukan dan Klasifikasi Cabang Dinas dan Unit Pelaksana Teknis Daerah, maka peraturan Bupati sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu diganti untuk disesuaikan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b dan untuk melaksanakan Surat Gubernur Banten Nomor 069/486-Org/2018 tanggal 29 Januari 2018 perihal Rekomendasi Pembentukan UPTD di Lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Tangerang, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Pembentukan Unit Pelaksana Teknis Daerah Pada Dinas Dan Badan Di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Tangerang; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Djawa Barat (Berita Negara Tahun 1950) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1968 tentang Pembentukan Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang dengan mengubah Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Djawa Barat (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1968 Nomor 31, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2851); 2.Undang-Undang… -2- 2. -
Implementasi Program Simpanan Keluarga Sejahtera Di Kantor Pos Tigaraksa Kabupaten Tangerang
IMPLEMENTASI PROGRAM SIMPANAN KELUARGA SEJAHTERA DI KANTOR POS TIGARAKSA KABUPATEN TANGERANG SKRIPSI Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial pada Konsentrasi Kebijakan Publik Program Studi Ilmu Administrasi Negara Oleh: Mentari Ratna Dewi NIM. 6661120735 FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA 2016 ABSTRAK Mentari Ratna Dewi. NIM 6661120735. Skripsi. Implementasi Program Simpanan Keluarga Sejahtera di Kantor Pos Tigaraksa Kabupaten Tangerang. Pembimbing I: Leo Agustino, Ph.D dan Pembimbing II: Riny Handayani, M.Si Program Simpanan Keluarga Sejahtera adalah program pemberian bantuan tunai kepada Rumah Tangga Sasaran (RTS) yang ditetapkan pemerintah dalam rangka kompensasi atas kenaikan harga BBM yang sifatnya seperti buku tabungan. Tujuan dari Program Simpanan Keluarga Sejahtera adalah untuk mencegah penurunan daya beli masyarakat dan kompensasi menyusul pengurangan subsidi Bahan Bakar Minyak. Adapun permasalahannya yakni penentuan penerima dana masih menggunakan data Pendataan Program Perlindungan Sosial tahun 2011, kurangnya sosialisasi, penetapan lokasi pencairan dana dan penetapan jadwal pencairan dana Program Simpanan Keluarga Sejahtera. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bagaimana proses implementasi Program Simpanan Keluarga Sejahtera di Kantor Pos Tigaraksa Kabupaten Tangerang. Metode penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif deskriptif. Subjek penelitian adalah masyarakat penerima dana Program Simpanan Keluarga Sejahtera di Kantor Pos Tigaraksa Kabupaten Tangerang. Teori yang digunakan adalah teori Van Metter dan Van Horn. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, kuesioner dan studi dokumen. Uji hipotesis yang digunakan adalah t-test satu sampel. Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa hasil menunjukkan bahwa presentase Program Simpanan Keluarga Sejahtera hanya mencapai 54.94% dan belum berjalan dengan baik karena dibawah angka minimal 60%. -
Data Kecamatan Jayanti
Oleh Nama : Yunpana Dewi Npm : AP201510022 DATA KECAMATAN JAYANTI Jayanti adalah sebuah kecamatan di kabupaten tangerang, provinsi banten, Indonesia. Kecamatan ini merupakan pemekaran dari Kecamatan Cisoka dan Kecamatan Balaraja. Kecamatan ini di lalui oleh jalan tol Jakarta - Merak, tepatnya di desa dangdeur dan Desa Pangkat. Daftar Nama Desa / Kelurahan Di Kecamatan Jayanti 1. Desa Cikande ( Dari Kecamatan Cisoka ) 2. Desa Jayanti ( Dari Kecamatan Cisoka ) 3. Desa Pasir Muncang ( Dari Kecamatan Cisoka ) 4. Desa Sumur Bandung ( Dari Kecamatan Cisoka ) 5. Desa Pasir Gintung ( Dari Kecamatan Kresek ) 6. Desa Pangkat ( Dari Kecamatan Kresek ) 7. Desa Dangdeur ( Dari Kecamatan Balaraja ) 8. Desa Pabuaran ( Dari Kecamatan Balaraja ) Oleh Nama : Yunpana Dewi Npm : AP201510022 Gambaran Umum Kecamatan Jayanti 1. Luas wilayah kecamatan jayanti 2.38 km2 atau sekitar 2,5 dari luas wilayah Kabupaten Tangerang Luas wilayah Terdiri Dari No Nama luas Per 1 Lahan sawah 13.64 Ha 2 Lahan irigasi 786 Ha 3 Tadah hujan 578 Ha 4 Tegalan 200 Ha 5 Kebun campuran 71 Ha 6 Pekarangan 525 Ha 7 Rata-rata produksi padi 16 Ton 2. Jumlah desa sebanyak 8 desa ; Jayanti, Cikande , Pasir Muncang , Sumur Bandung , Pabuaran , Dangdeur , Pangkat Dan Desa Pasir Gintung. 3. Jumlah penduduk sebanyak 60..091 jiwa yang terdiri dari laki-laki = 30.736 jiwa dan perempuan 29.355 jiwa.. 4. Kecamatan Jayanti berada Di sebelah barat Kabupaten Tangerang dan berbatasan dengan Kecamatan Cikande dan Kabupaten Serang. Cikande merupakan salah satu kawasan industry di Serang Timur Provinsi Banten. 5. Kecamatan Jayanti di lalui jalan arteri primer (jalan Negara) sepanjang 5.35 km (antara Cikande – Gembong Kec.Balaraja ).