Laporan Akhir 2 - 1

BAB 2

KARAKTERISTIK PERUMAHAN

DAN PERMUKIMANDI

KABUPATEN TANGERANG

2.1 ADMINISTRASI Kabupaten Tangerang merupakan salah satu wilayah di Propinsi terletak di bagian Timur Propinsi Banten pada koordinat 106o20’-106o43’ Bujur Timur dan 6o20’-6o20’ lintang selatan dengan luas wilayah 959,61 km2 atau 12,62 % dari seluruh luas wilayah propinsi Banten dengan batas-batas wilayah:  Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Jawa  Sebelah Timur berbatasan dengan DKI Jakarta,Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan.  Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Bogor dan Kabupaten Lebak  Sebelah Barat dengan Kabupaten Serang

Kabupaten Tangerang secara geografis memiliki topografi yang relatif datar dengan kemiringan tanah rata-rata 0-8% menurun ke Utara.Ketinggian wilayah berkisar antara 0-50 m di atas permukaan laut.Daerah Utara Kabupaten Tangerang merupakan daerah pantai dan sebagian besar daerah urban, daerah timur adalah daerah rural dan pemukiman sedangkan daerah barat merupakan daerah industri dan pengembangan perkotaan. Secara administratif pada tahun 2009 Kabupaten Tangerang memiliki 29 wilayah Kecamatan yang terdiri dari 274 wilayah Desa dan Kelurahan.

Rencana Program Investasi Jangka Menengah(RPIJM) Kabupaten Tangerang

Laporan Akhir 2 - 2

Gambar 2.1. Peta Administrasi Kabupaten Tangerang

Rencana Program Investasi Jangka Menengah(RPIJM) Kabupaten Tangerang

Laporan Akhir 2 - 3

2.2 SOSIAL DAN KEPENDUDUKAN Tahun 2010 Jumlah penduduk Kabupaten Tangerang mencapai 2.838.621 jiwa terdiri dari 1.454.914 jiwa laki-laki dan 1.383.707 jiwa perempuan, dilihat dari. Jumlah penduduk tersebut mengalami kenaikan bila dibandingkan dengan tahun 2009.Berdasarkan distribusinya perkecamatan, terlihat bahwa kecamatan dan Pasar Kemis menjadi kecamatan yang memiliki jumlah penduduk terbanyak, hal ini sepadan dengan perkembangan perekonomian yang cukup signifikan di kedua wilayah kecamatan ini. Penduduk dengan jumlah terendah terdapat di kecamatan Jambe. Untuk lebih jelasnya jumlah penduduk berdasarkan kecamatan tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 2.1

Tabel 2.1 Jumlah dan Distribusi Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2010 NO KECAMATAN LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH 1 37.043 35.170 72.213 2 35.068 33.903 68.971 3 51.772 49.963 101.735 4 Jambe 20.628 20.032 40.660 5 Cikupa 99.014 97.532 196.546 6 36.212 34.998 71.210 7 Curug 73.170 70.771 143.941 8 69.677 70.342 140.019 9 44.237 42.332 86.569 10 42.133 40.747 82.880 11 23.925 23.518 47.443 12 97.890 97.452 195.342 13 36.142 35.491 71.633 14 53.800 51.833 105.633 15 Jayanti 30.494 29.847 60.341 16 Suka Mulya 31.497 30.913 62.410 17 33.071 31.810 64.881 18 Gunung Kaler 27.734 26.995 54.729 19 29.780 29.431 59.211 20 Mekar Baru 19.981 19.634 39.615 21 Mauk 41.254 40.065 81.319 22 Kemiri 22.322 21.870 44.192 23 29.093 27.843 56.936 24 57.709 56.093 113.802 25 40.171 38.516 78.687

Rencana Program Investasi Jangka Menengah(RPIJM) Kabupaten Tangerang

Laporan Akhir 2 - 4

NO KECAMATAN LAKI-LAKI PEREMPUAN JUMLAH 26 38.491 37.110 75.601 27 53.929 51.674 105.603 28 67.062 64.310 131.372 29 Kosambi 56.961 54.824 111.785 JUMLAH 1.300.260 1.265.019 2.565.279 Sumber : BPS Kab. Tangerang, Th 2010

Ditinjau dari kelompok umur, jumlah penduduk Kabupaten Tangerang yang produktif dari usia 20- 54 tahun terbilang cukup banyak mencapi 51,9 % dari total jumlah penduduk Kabupaten Tangerang, 41,0% sisanya adalah penduduk usia sekolah, sementara hanya 8 % merupakan penduduk usia lanjut. Tabel 2.2 Penduduk Menurut Golongan Umur (Jiwa) NO KELOMPOK UMUR LAKI – LAKI PEREMPUAN JUMLAH 1 0 – 4 138.799 128.170 266.969 2 5 – 9 136.079 129.136 265.215 3 10 - 14 138.339 130.882 269.221 4 15 - 19 127.301 123.022 250.323 5 20 - 24 122.836 132.502 255.344 6 25 - 29 124.587 139.904 264.491 7 30 - 34 118.002 128.469 246.471 8 35 - 39 107.369 100.972 208.341 9 40 - 44 85.573 76.318 161.891 10 45 - 49 61.856 51.207 113.073 11 50 - 54 45.200 36.772 81.972 12 55 - 59 29.210 23.650 52.860 13 60 - 64 21.399 21.445 42.844 14 65 - 69 15.826 15.786 31.617 15 70 - 74 11.407 12.964 24.371 16 75+ 16.467 13.814 30.281 JUMLAH 1.300.260 1.265.019 2.565.279 Sumber : BPS Kab. Tangerang, Th 2010

Rencana Program Investasi Jangka Menengah(RPIJM) Kabupaten Tangerang

Laporan Akhir 2 - 5

Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Tangerang per tahun selama sepuluh tahun terakhir yakni dari tahun 2000‐2010 sebesar 3,82 persen. Laju pertumbuhan penduduk Kecamatan Panongan adalah yang tertinggi dibandingkan kecamatan lain di Kabupaten Tangerang yakni sebesar 6,58 persen, sedangkan yang terendah di Kecamatan Kronjo yakni sebesar 1,43 persen. Kecamatan Cikupa walaupun menempati urutan kedua dari jumlah penduduk di Kabupaten Tangerang namun dari sisi laju pertumbuhan penduduk adalah masih di bawah Kecamatan Tigaraksa (5.02%) dan Cisauk (4,78%) yakni hanya sebesar 4,11 persen. Kecamatan Pasarkemis merupakan kecamatan yang jumlah penduduknya paling banyak tetapi laju pertumbuhannya hanya menempati urutan kedua di bawah Kecamatan Panongan yakni sebesar 5,98 persen.

2.3 PEREKONOMIAN Perekonomian Kabupaten Tangerang masih didominasi oleh kegiatan dibidang industri pengolahan. Data PDRB tahun 2009 yang diungkapkan dalam Kabupaten Tangerang dalam angka 2010 menunjukkan kalau industri pengolahan menyumbang 58 % dari total PDRB kabupaten tangerang berdasarkan harga konstan yang mencapai 17,48 Triliun Rupiah. Ditempat

Rencana Program Investasi Jangka Menengah(RPIJM) Kabupaten Tangerang

Laporan Akhir 2 - 6

kedua diikuti oleh sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.2.

12,000,000 Pertanian, Peternakan, Ke 10,000,000 hutanan dan Perikanan Pertambangan dan 8,000,000 Penggalian Industri Pengolahan 6,000,000 Listrik, Gas dan Air Bersih 4,000,000

Bangunan 2,000,000

Perdagangan, Hotel dan - Restoran 2006 *) 2007 *) 2008 *) 2009 **)

Gambar 2.2. PDRB Kabupaten Tangerang Atas Harga Konstan 2006-2009

Dilihat dari laju pertumbuhannya, perekonomian kabupaten Tangerang dari tahun 2007 hingga 2009 cenderung menurun, laju pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan dari 10,09 % di tahun 2007 menurun menjadi 9,62 % di tahun 2008 dan menjadi 9,29% di tahun 2009. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 2.3.

Rencana Program Investasi Jangka Menengah(RPIJM) Kabupaten Tangerang

Laporan Akhir 2 - 7

12.00 10.09 9.62 10.00 9.29

8.00 7.00 6.00

4.00

2.00

- 2006 *) 2007 *) 2008 *) 2009 **)

Gambar 2.3. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Tangerang 2006-2009

2.4 PERUMAHAN 1. Backlog Perumahan Berdasarkan data dari Bappeda Kabupaten Tangerang sampai tahun 2010Jumlah Rumah di Kabupaten Tangerang mencapai 663.489 Rumah terdiri dari 460.536 unit rumah permanen, 121.513 unit semi permanen dan 81.440 unit non permanen. Dibandingkan dengan jumlah KK yang mencapai 592.041 maka sebenarnya ketersediaan rumah di Kabupaten Tangerang melebihi jumlah KK yang ada.Namun jika dibandingkan menurut kecamatan maka terlihat sekali jumlah-jumlah rumah yang berlebihan terapat hanya pada beberapa kecamatan saja yakni Solear, Jambe, Cikupa, Panongan, Curug, Cisauk, Pasar Kemis dan Sepatan.Jika ditilik lebih dalam maka jumlah rumah yang bekelibihan cukup banyak adalah di kecamatan Curug, Cisauk dan Pasar Kemis, yang merupakan daerah sentra-sentra pengembangan perumahan.Lebih jelas dapatdilihat pada Tabel 2.3.

Rencana Program Investasi Jangka Menengah(RPIJM) Kabupaten Tangerang

Laporan Akhir 2 - 8

Tabel 2.3. Jumlah Rumah di Kabupaten Tangerang

JENIS RUMAH JUMLAH KEBUTUHAN JUMLAH KECAMATAN SEMI TIDAK RUMAH RUMAH PERMANEN KK 2010 PERMANEN PERMANEN 2010 2010 Cisoka 5.463 5.503 3.285 14.251 18.436 4.185 Solear 19.026 1.924 1.530 22.480 16.692 (5.788) Tigaraksa 19.272 4.758 1.361 25.391 25.852 461 Jambe 8.863 2.024 1.994 12.881 8.453 (4.428) Cikupa 39.428 3.409 473 43.310 33.952 (9.358) Panongan 16.387 3.154 2.263 21.804 16.058 (5.746) Curug 71.775 1.492 36 73.303 32.546 (40.757) Kelapa Dua 26.650 628 101 27.379 28.156 777 Legok 13.236 4.017 1.424 18.677 24.517 5.840 Pagedangan 9.402 5.364 2.190 16.956 24.594 7.638 Cisauk 44.192 2.788 1.174 48.154 12.055 (36.099) Pasarkemis 76.893 9.114 1.945 87.952 46.214 (41.738) Sindang Jaya 5.555 3.989 3.567 13.111 14.481 1.370 Balaraja 18.008 1.199 778 19.985 24.400 4.415 Jayanti 9.064 2.343 1.196 12.603 13.365 762 7.390 3.325 4.188 14.903 15.649 746 Kresek 5.071 4.607 3.836 13.514 14.804 1.290 Gunung Kaler 2.779 3.321 2.614 8.714 12.004 3.290 Kronjo 3.803 3.896 3.879 11.578 14.637 3.059 Mekar Baru 1.984 3.048 3.265 8.297 9.246 949 Mauk 10.582 1.021 3.710 15.313 19.690 4.377 Kemiri 3.799 2.639 1.938 8.376 11.411 3.035 Sukadiri - - - 10.710 13.290 2.580 Rajeg 6.950 4.455 6.962 18.367 26.430 8.063 Sepatan 11.237 4.416 2.026 17.679 17.227 (452) Sepatan Timur 5.551 5.994 6.100 17.645 18.403 758 Pakuhaji 8.265 10.965 6.541 25.771 27.323 1.552 Teluknaga 1.485 12.002 7.484 20.971 26.172 5.201 Kosambi 8.426 10.118 5.580 24.124 25.984 1.860 TANGERANG 460.536 121.513 81.440 663.489 592.041 (71.448)

Sebaran Rumah yang dibangun oleh Pengembang Peran swasta dalam pembangunan perumahan dan permukiman di Kabupaten Tangerang sangat signifikan keberadaannya, hal ini dapat dilihat dari data ijin perencanaan tapak yang dikeluarkan oleh Dinas Penataan Ruang Kabupaten Tangerang, sebanyak 8.906 unit rumah telah dikeluarkan ijin di tahun 2011.

Rencana Program Investasi Jangka Menengah(RPIJM) Kabupaten Tangerang

Laporan Akhir 2 - 9

Dilihat secara kumulatif ijin site plan dan Pemanfaatan Ruang yang telah disahkan hanya tersebar pada lokasi-lokasi permukiman yang berbatasan dengan Kota Tangerang Selatan, Kota Tangerang dan DKI Jakarta. Lokasi-lokasi itu antara lain kecamatan Cisauk, Kelapa Dua, Pagedangan, Rajeg dan Curug. Luas ijin pemanfaatan untuk perumahan terbesar ada di kecamatan cisauk mencapai 204,58 Ha sementara terendah di kecamatan Balaraja yang mencapai 3,06 Ha. Lebih jelas dapat dilihat pada Gambar 2.4 dan Gambar 2.5.

160,00 148,60 140,00

120,00 114,12 97,58 97,42 100,00

80,00 2010 Luas (Ha) 56,08

60,00 50,00 2011 Luas (Ha) 34,47 40,00 34,02 21,84 20,51 19,16 13,79 12,95 12,46 11,45 10,43

20,00 9,39 9,34 7,15 6,40 3,76 2,89 2,69 2,44 2,00 0,62 -

Gambar 2.4. Grafik Luas Sebaran Ijin Lokasi Perumahan di Kabupaten Tangerang

2. Kawasan Kumuh Kondisi Permukiman di Kabupaten Tangerang saat ini apabila dilihat dari sisi kelayakan belum dapat dikatakan sepenuhnya layak. Di beberapa tempat masih terdapat permukiman-permukiman kumuh baik di kawasan legal (slump) maupun di kawasan illegal (squatter). Ketidaklayakanpermukiman tersebutumumnya timbul akibat kerapatan hunian yang tinggi, masih belum terpenuhinya/memadainya sarana dan prasarana di permukiman tersebut,

Rencana Program Investasi Jangka Menengah(RPIJM) Kabupaten Tangerang

Laporan Akhir 2 - 10

Lokasi

ke . wilayah Ijin – ag el Tangs

berdekatan Kota

Sebaran Cenderung Mengarah wilayah yang dengan dan Tangerang

Tangerang . Kab

Ruang

Tata Dinas

: ITDIST

Su 20 Gambar 2.5. Sebaran Ijin Lokasi Perumahan di Kabupaten Tangerang

Rencana Program Investasi Jangka Menengah(RPIJM) Kabupaten Tangerang

Laporan Akhir 2 - 11

seperti belum adanya atau rusaknya perkerasan jalan lingkungan dan jalan setapak, keterbatasan prasarana air bersih, air limbah dan persampahan, masih rendahnya kesadaran akan sanitasi lingkungan, dan belum tersedianya/tidak memadainya saluran drainase sehingga sering menimbulkan genangan.

Berdasarkan data tahun 2010 Bappeda Kabupaten Tangerang menyebutkan bahwa di Kabupaten Tangerang terdapat 407 lokasi kawasan kumuh dengan total jumlah KK mencapai 13.590 KK. Tersebar di kecamatan-kecamatan Cisoka, Solear, Tigaraksa, Jembe, Cikupa, Kelapa Dua, Pasar Kemis, Sindang Jaya, Balaraja, Sukamulya, Kresek, Gunung Kaler, Kronjo, Mekar Baru, Kemiri, Sepatan, Sepatan Timur, Pakuhaji, Teluk Naga dan Kosambi. Sementara permukiman kumuh yang bertumbuh di kawasan ilegal (Slum) pada umumnya terjadi di bantaran-bantaran sungai yang merupakan wilayah yang dilindungi (kawasan perlindungan sempadan sungai). Jumlah KK di bantaran sungai mencapai 5.283 KK dengan jumlah rumah mencapai 3.836 buah. Secara lebih jelas dapat dilihat pada tabel 2.4. Tabel 2.4. Kondisi Permukiman Kumuh di Kabupaten Tangerang JUMLAH PERMUKIMAN KUMUH JUMLAH RUMAH LUAS KELUARGA DI NO. KECAMATAN DI BANTARAN (HA) Jumlah Jumlah BANTARAN SUNGAI Lokasi Keluarga SUNGAI 1 Cisoka 2.878,20 57 900 7 5 2 Solear 3.101,10 14 1.107 92 85 3 Tigaraksa 5396,2 10 274 66 33 4 Jambe 2728,1 29 498 32 22 5 Cikupa 4340,7 4 44 30 25 6 Panongan 3.666,80 - - 47 39 7 Curug 2.915,80 - - - - 8 Kelapa Dua 2.578,70 2 15 85 85 9 Legok 3.614,30 - - 84 83 10 Pagedangan 4.778,20 - - 70 70

Rencana Program Investasi Jangka Menengah(RPIJM) Kabupaten Tangerang

Laporan Akhir 2 - 12

JUMLAH PERMUKIMAN KUMUH JUMLAH RUMAH LUAS KELUARGA DI NO. KECAMATAN DI BANTARAN (HA) Jumlah Jumlah BANTARAN SUNGAI Lokasi Keluarga SUNGAI 11 Cisauk 2.691,40 - - - - 12 Pasarkemis 2.619,20 5 48 - - 13 Sindang Jaya 3.807,30 8 160 66 63 14 Balaraja 3.540,00 7 90 - - 15 Jayanti 2.540,90 - - 38 28 16 Sukamulya 2.402,30 7 242 - - 17 Kresek 2.797,00 42 2.279 977 490 18 Gunung Kaler 3.119,80 50 1.534 106 61 19 Kronjo 4.529,70 21 956 613 597 20 Mekar Baru 2.472,60 40 2.084 130 33 21 Mauk 4.009,50 - - 191 171 22 Kemiri 3.213,70 16 65 133 133 23 Sukadiri 2.059,50 - - - - 24 Rajeg 5.366,50 - - - - 25 Sepatan 1.769,00 10 250 6 6 26 Sepatan Timur 1.906,30 2 10 85 80 27 Pakuhaji 4.646,20 19 786 512 437 28 Teluknaga 5.272,80 39 2.160 1.728 1.115 29 Kosambi 2.894,50 25 448 185 175 TANGERANG 97.656,30 407 13950 5.283 3.836

2.5 PRASARANA DAN SARANA DASAR PERMUKIMAN 1. Jalan Hampir seluruh bagian desa dan pusat-pusat permukiman telah dilayani oleh jaringan jalan dengan kondisi sedang sampai baik.Dilihat persebarannya jaringan jalan dominan terbentuk di wilayah baik tengah dan selatan.Untuk lebih jelasnya panjang jalan dan kondisi jalan menurut status dan kewenangan dapat dilihat pada Gambar 2.6.

Rencana Program Investasi Jangka Menengah(RPIJM) Kabupaten Tangerang

Laporan Akhir 2 - 13

Gambar 2.6 Sebaran Jalan Menurut Fungsi

Rencana Program Investasi Jangka Menengah(RPIJM) Kabupaten Tangerang

Laporan Akhir 2 - 14

Gambar 2.7 Panjang Jalan Menurut Status

Rencana Program Investasi Jangka Menengah(RPIJM) Kabupaten Tangerang

Laporan Akhir 2 - 15

11

Simpang Dadap

Teluk .

Simpang Kukun Legok

Bts Pasar Naga -

Raya

Kemis . Simpang Cadas Psr Tangerang KEMACETAN TITIK SEBARAN Ruas Kota

Raya Curug

Simpang Bitung

Mauk

Pasar Pasar Cikupa

UU DUKUN

P S Pa G

Gambar 2.8 Sebaran Titik Kemacetan

Rencana Program Investasi Jangka Menengah(RPIJM) Kabupaten Tangerang

Laporan Akhir 2 - 16

Beberapa titik kemacetan dapat dilihat pada gambar…, Sebaran titik kemcetan pada umumnya terjadi pada pusat-pusat perdagangan dan jasa serta titik-titik persinggungan antara ruas-ruas jalan dengan volume kendaraan yang cukup besar terutama kendaraan truk dari kawasan pabrik.

2. Drainase Keadaan drainase wilayah kabupaten tangerang belum bisa dikatakan baik, padahal kabupaten ini memiliki dua buah sungai besar yakni sungai cisadane, dan sungai cidurian.Sementara sebagai exk wilayah pertanian lahan basah wilayah kabupaten tangerang juga dilalui oleh salurang- saluran irigasi serta situ-situ yang masih mengalirkan air.

Sampai dengan saat ini Kabupaten Tangerang belum memiliki rencana induk drainase kabupaten, sementara dibeberapa tempat menjadi wilayah langganan banjir terutama di wilayah utara Kabupaten Tangerang.Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 2.5. Kondisi Banjir di Kabupaten Tangerang

N0 KECAMATAN DESA PENYEBAB BANJIR Sarana Drainase tidak tersedia, Kelurahan Mauk Timur 1 Mauk Kerusakan saluran dan prasarana Kelurahan Mauk Barat drainase Sarana Drainase tidak tersedia, Jl. Raya Kampung Melayu 2 Paku Haji Kerusakan saluran dan prasarana Dareah bibir pantai drainase, Abrasi laut. luapan Sungai dan saluran pembuang, Penyempitan saluran 3 Cikupa Perum tataka putrid pembuang, Kerusakan saluran dan prasarana drainase, sarana drainase tidak ada luapan Sungai dan saluran pembuang, Penyempitan saluran 4 Sepatan pembuang, Kerusakan saluran dan prasarana drainase, sarana drainase tidak ada Penyumbatan saluran dan sarana 5 Rajeg drainase tidak ada

Rencana Program Investasi Jangka Menengah(RPIJM) Kabupaten Tangerang

Laporan Akhir 2 - 17

N0 KECAMATAN DESA PENYEBAB BANJIR 6 Kronjo Sarana drainase tidak ada luapan Sungai dan saluran pembuang, Penyempitan saluran 7 Kresek pembuang, Kerusakan saluran dan prasarana drainase, sarana drainase tidak ada luapan Sungai dan saluran pembuang, Penyempitan saluran Desa Surapati, Desa Banyu Asih, 8 Sukadiri pembuang, Sarana drainase dan Desa Jatiwaringin disatukan dengan buangan air limbah, sarana drainase tidak ada Luapan saluran pembuang dan 9 Pagedangan Perum Setneg kerusakan sarana dan prasrana drainase Luapan saluran irigasi yang lebih Kampung Melayu Timur, tinggi dengan badan jalan, Perbatasan Kampung Melayu penyempitan saluran pembuang, 10 Teluk Naga Timur dan Kampung Melayu sarana drainase tidak ada, Barat, didepan pasar Kampung kerusakan saluran dan prasarana Melayu Desa Tanjung Pasir drainase Penyempitan saluran pembuang, Jl. Salembaran - Jl. Dadap, Sarana drainase disatukan dengan sebagian desa cegklong, 11 Kosambi buangan air limbah, sarana drainase sebagian desa Kosambi Barat tidak ada, penyumbatan saluran dan Timur karena timbunan sampah

3. Air Bersih Kondisi pelayanan air bersih di Kabupaten Tangerang belum dapat dikatakan maximal. Prosentasi pelayanan air minum perpipaan baru mencapai 30 % dari total penduduk yang ada. Wilayah utara adalah wilayah dengan tingkat krisis air bersih yang cukup besar. Penduduk di wilayah ini umumnya membeli air karena kualitas air tanah sudah tidak memadai akibat intrusi air laut, sementara pelayanan air minum perpipaan belum maksimal.Dalam RTRW sampai dengan tahun 2030 pemerintah berencana meingkatkan pelayanan perpipaan hinga 50 % dari penduduk yang terlayani.

Sementara untuk penduduk di wilayah tengah dan selatan pada umumnya memanfaatkan air tanah untuk kebutuhan air bersihnya.Pelayanan PDAM berkembang pada wilayah tengah diantaranya Cikupa, Kelapa Dua, Curug, Pasar Kemis.

Rencana Program Investasi Jangka Menengah(RPIJM) Kabupaten Tangerang

Laporan Akhir 2 - 18

Hasil inspeksi sanitasi oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang Tahun 2010 tentang penggunaan air bersih pada setiap keluarga, dari 228.193 KK yang diperiksa bahwa keluraga yang memiliki akses air bersih telah mencapai 85,79 % dengan perincian sebagai berikut :

Tabel 2.6. Akses Air Bersih di Kabupaten Tangerang NO AKSES AIR BERSIH PROSENTASE

1 Sumur Gali 36,08 % 2 Sumur Pompa tangan 27,02 % 3 Ledeng 29,90 % 4 PAH 3,52 % 5 Kemasan 3,51 % 6 Lain – lain 9,62 % Sumber : Profil Dinas Kesehatan Kab. Tangerang, Th 2010

4. Persampahan Pelayanan persampahan di Kabupaten Tangerang seperti halnya air bersih juga belum maksimal. Jumlah armada persampahan masih terbatas, bahkan kapasitas TPA yang ada boleh dikatakan sudah tidak memadai lagi. Data tahun 2011 menyebutkan kapasitan palyanan baru mencapai 22 % dari jumlah penduduk yang ada.

Wilayah cakupan pelayanan persampahan umumya berada di wilayah Tengah dan Selatan, sebagian besar wilayah utara belum terlayani sistem pengangkutan persampahan. Di sini masyarakat umumnya mengelola secara swadaya dengan cara di bakar atau ditimbun. Pelayanan persampahan yang buruk ditandai dengan menumpuknya sampah- sampah rumah tangga di pantai, di bibir sungai, bahkan juga di situ-situ.

Rencana Program Investasi Jangka Menengah(RPIJM) Kabupaten Tangerang

Laporan Akhir 2 - 19

Tabel 2.7. Produksi Sampah Kabupaten Tangerang NO URAIAN JUMLAH 1 Jumlah Penduduk (jiwa ) 2.577.806 jiwa 2 Produksi sampah per orang/hari(lt) 2,5 lt/orang/hari 3 Jumlah timbulan Produksi Sampah Kabupaten (m3/hari) 5.155,6 m3/hari 4 Total timbulan sampah perkotaan 1.134,23m3/hari 5 Produksi sampah yang terangkut (22% dari jumlah 1.134,23m3/hari penduduk perkotaan. 6 Cakupan pelayanan 15 Kecamatan Sumber: Dinas Kebersihan, Pertamanandan Pemakaman Kabupaten Tangerang 2011

5. Limbah Pada dasarnya pelayanan limbah baik domestic maupun rumah tangga belum berjalan optimal.Saat ini penduduk pada umumnya menggunakan septictank dan cubluk untuk penanganan limbah domestic.Meskipun demikian terdapat desa-desa yang belum mengenal sistem septictank dan MCK.

Penggunaan septictank komunal dengan sistem perpipaan baru berkembang di beberapa wilayah permukiman skala besar.Meski demikian pemerintah berencana mengembangkan sistem pelayanan limbah terpadu dengan IPAL di Sepatan.Penggunaan septictank dengan teknologi yang kurang baik beresiko merusak potensi air tanah dangkal yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat untuk minum.

Mengutip data dinas kesehatan berdasarkan inspeksi sanitasi terhadap 228.193 keluarga tentang kepemilikan sarana jamban keluarga di wilayah Kabupaten Tangerang pada Tahun 2010 dibandingkan dengan Tahun 2009 terhadap 125.414 KK yang diperiksa, ternyata terjadi peningkatan jumlah keluarga yang memiliki jamban dari 72.480 KK menjadi 153.802 KK, sedangkan untuk KK yang memiliki jamban sehat dari 48.875 KK (67,43 %) menjadi 64.271 KK (64,61%). Jika data sampel diatas dapat mewakili keseluruhan profil maka baru 67% penduduk Kabupaten Tagerang yang memiliki jamban untuk menangani limbah rumah tangga.

Rencana Program Investasi Jangka Menengah(RPIJM) Kabupaten Tangerang

Laporan Akhir 2 - 20

Limbah cuci dan limbah dapur pada umumnya dialirkan langsung ke saluran drainase dan dibuang ke badan air bebas hal ini tentu saja memberikan dampak cukup signifikan terhadap kualitas lingkungan.

6. Parameter Teknis Wilayah Pemilihan sistem prasarana dan sarana permukiman serta pengembangan permukiman baru harus memperhatikan parameter teknis di suatu wilayah. Berikut adalah karakteristik wilayah Kabupaten Tangerang : Tabel 2.8 Parameter Teknis Wilayah NO. URAIAN BESARAN KETERANGAN 1. Jumlah Penduduk 2.838.621jiwa Tingkat Kepadatan 2.958 jiwa/km2 - Tinggi (≥ 200 jiwa/ha) - - Sedang (100 - 200 jiwa/ha) - - Rendah (50 – 100 jiwa/ha) Seluruh Kecamatan 2. Tinggi muka air tanah (rata- 10 - 20 m Air tanah dangkal rata) 3. Topografi Dataran rendah di Utara; perbukitan di Selatan 4. Kemiringan Lereng 2-15 % di Selatan; 0-5 % tersebar wilayah utara

Rencana Program Investasi Jangka Menengah(RPIJM) Kabupaten Tangerang