Relasi Kiai Dan Kekuasaan: Menguak Relasi Kiai Dan Pemerintahan Daerah Dalam Politik Lokal
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
RELASI KIAI DAN KEKUASAAN: MENGUAK RELASI KIAI DAN PEMERINTAHAN DAERAH DALAM POLITIK LOKAL Ahmad Subakir Kata Pengantar: Prof. Dr. H. Ridwan Nasir, MA Relasi Kiai dan Kekuasaan: Menguak Relasi Kiai dan Pemerintahan Daerah dalam Politik Lokal Penulis Ahmad Subakir Desain Cover Audina Tata Letak Qotrunnada Penerbit: STAIN Kediri Press Jl. Sunan Ampel 07 Ngronggo Kediri Jawa Timur 64127 Tlp. (0354) 689282, FAX (0354) 686564. ©STAIN Kediri STAIN Kediri Press, 2018 xxvi+229 hlm.; 14.5 x 21 cm ISBN: 978-602-8167-81-9 Cetakan Pertama, April 2018 Sanksi Pelanggaran Pasal 72 Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta 1. Barangsiapa dengan sengaja melanggar dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 Ayat (1) atau Pasal 49 Ayat (1) dan Ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/ atau denda paling sedikit Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) 2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran hak cipta atau hak terkait sebagai dimaksud pada ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah). KATA PENGANTAR PENULIS Puji syukur pada Allah SWT, akhirnya buku ini dapat diterbitkan. Kesempatan, ruang dan waktu yang luar biasa diberikan oleh- Nya, sehingga ditengah kesibukan saya masih bisa menulis karya ini. Mudah-mudahan Allah akan tetap melimpahkan rahmat-Nya pada saya, sehingga proses kreativitas dan produktivitas masih diberikan pada saya. Buku ini berawal dari penelitian (desertasi) yang merupakan syarat bagi selesainya program doctoral yang saya tempuh. Pengerjaannya cukup melelahkan, meskipun juga ada suka dan duka ketika meneliti maupun menuliskan laporan berupa tulisan yang harus dipertanggungjawabkan. Penelitian ini berangkat dari pertanyaan-pertanyaan tentang bagaimana proses terbentuknya relasi sosial antara kiai dengan pejabat pemerintah di kota Kediri. Lalu saya juga ingin mengetahui apa motif-motif pejabat pemerintahan kota Kediri dan Apa pula motif-motif kiai dalam membangun relasi sosial pada ranah kekuasaan masing-masing. Alhamdulillah, akhirnya juga menemukan alasan mengapa muncul klasifikasi sosial kekiaian dalam interrelasi pejabat pemerintah kota Kediri dengan kiai. Harus saya akui bahwa studi sosiologis merupakan kajian yang sangat menarik bagi saya, mengingat kajian ini akan membawa kita pada pemahaman tentang bagaimana agama iii iv Relasi Kiai dan Kekuasaan adalah produk sejarah yang muncul dari masyarakat, dan ia berinteraksi dengan relasi dalam hubungan-hubungan sosial. Posisi Kiai dalam masyarakat merupakan kajian sosiologi keagamaan yang menarik. Di tengah masyuarakat yang dinamis dan perkembangannya sangat cepat, saya juga ikut mencoba melihat bagaimana pola hubungan mereka dengan kekuasaan. Mengambil kota kediri sebagai titik pijak untuk melihat pola hubungan kiai dengan kekuasaan akan memudahkan bagi saya karena kota ini merupakan salah satu kota yang cukup diwarnai dengan nuansa reliji di mana kiai banyak berperan dalam mengendalikan dinamika masyarakat. Hubungan antara kiai dengan pemerintah kota akan menghasilkan gambaran tentang pola hubungan kiai dengan kekuasaan, melihat apa motivasi kiai membangun hubungan dengan pemerintah, bagaimana pola hubungan yang dikembangkan, serta bagaimana efeknya bagi proses sosial-politik yang terjadi. Apa yang saya uraikan dalam buku ini tak lepas dari peran para pembimbing penelitian ini. Sehingga penulis tak lupa menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada sejumlah pihak yang terlibat di dalamnya, baik langsung maupun tidak langsung, mulai dari awal penelitian, proses penulisan, sampai selesaianya disertasi ini, terutama kepada: Rektor Universitas Merdeka Malang, Dr. Kridawati Sadhana MS, yang telah memberikan dorongan dan motivasi untuk menyelesaikan studi pada jenjang strata tiga ini; Direktur Pendidikan Tinggi Islam, Depag RI, Prof. Dr. H. Machasin atas izin dan dukungannnya kepada penulis untuk melanjutkan studi pada jenjang strata tiga; Prof. Dr. H. Agus Sholahudin, MS sebagai promotor dan Prof. Dr. H. Kasuwi Syaoban, M.Ag. yang telah membimbing saya dengan penuh kesabaran dan kearifan, disertai penataan pemikiran yang lebih sistematis dan memberikan berbagai referensi pendukung mulai proses penelitian sampai selesainya penulisan karya ini; Prof. Dr. I Made Weni, SH., MS sebagai kopromotor dan Ketua Ahmad Subakir Relasi Kiai dan Kekuasaan v Program Studi Ilmu Sosial yang telah banyak memberikan motivasi, pengarahan mulai proses penelitian sampai selesainya penulisan disertasi yang menjadi buku ini. Prof. Dr. Anwar Sanusi, SE, MM, Direktur Program Pascasarjana yang memberikan izin dan motivasi selama penulis mengikuti program Doktor Ilmu Sosial Universitas Merdeka Malang. Seluruh dosen program doktor Universitas Merdeka Malang, antara lain: Prof. Dr. H. Soetandyo Wignyosoebroto, MPA, Prof. Dr. H. Irfan Islani, MPA., Prof. Dr. Solichin Abdul Wahab, MA., Prof. Dr. Kabul Santoso MS., Prof. Dr. Salladien., Prof. Dr. H. Agus Sholahuddin, MS., Dr. Kridawati Sadhana, MS., Prof. Dr. I. Made Weni, SH., Dr. Sanapiah S. Faisal, dan Dr. Ir. Didik Kusumahadi, MS., Prof. Dr. Bonaventura, Ng, MS, Prof. Dr. H. Sebastian Koto, M.Si. kepada semuanya haturkan terimakasih atas jasa-jasanya yang telah memberikan cakrawala baru yang sangat bermanfaat untuk menambah wawasan dalam ilmu sosial sebagai dasar untuk memahami fenomena yang terjadi di masyarakat. Seluruh kiai dan pejabat pemerintah atau mantan pejabat pemerintah yang telah berkenan menjadi informan dalam penelitian ini, kami sampaikan terima kasih atas informasi dan dukungannya, serta kami mohon maaf atas kelancangan kami merekam wawancara-wawancara informal kami. Seluruh kolega dosen di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Kediri yang banyak memberikan masukan dan ide-ide segar untuk mengembangkan disertasi ini. Seluruh Karyawan dan staf Pascasarjana Ilmu Sosial Universitas Merdeka Malang yang telah banyak membantu masalah-masalah administrasi, seluruh staf Perpustakaan Universitas Merdeka Malang, staf Perpustakaan STAIN Kediri, staf Perpustakaan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang memberikan bantuan penelusuran literatur. Ucapan terimakasih tak lupa saya haturkan pada seluruh keluarga besar penulis, terutama istri kedua Hj. Sri Lestasi S.Pd., atas dorongan, pengorbanan waktu dan perhatian yang tersita Kata Pengantar Penulis vi Relasi Kiai dan Kekuasaan akibat mengikuti program doktor ini. Lebih khusus pada Ibunda tercinta Hj. Siti Niswatin yang selalu memberi dorongan spirit pada penulis. Pada almamater ruhani penulis, Nahdlotul Ulama (NU) Kota Kediri, yang banyak memudahkan terlaksanannya penelitian dan penulisan karya ini—sekaligus memberikan inspirasi secara terus-menerus—, juga saya ucapkan terimakasih yang dalam dan tulus. Segala bantuan dan dorongan yang telah diberikan oleh semua pihak semoga menjadi amal shalih dan mendapatkan balasan yang setimpal dari Allah SWT. Penulis menyadari betul bahwa penjelasan, uraian, eksplorasi yang terekam dalam penelitian ini sangat dibatasi oleh ruang dan waktu, dengan demikian penulis persilahkan kepada segenap pembaca untuk melakukan verifikasi ulang atas temuan-temuan dalam penelitian ini, sehingga semakin memperkaya literatur dunia kiai dengan segala pernik-perniknya, serta akan menambah studi sosial di negeri ini. Penulis berharap semoga buku ini bermanfaat bagi kemaslahatan umat Islam dan bagi kita semua, amin. Kediri, 11 Februari 2018, Ahmad Subakir Ahmad Subakir PENGANTAR Prof. Dr. H. Ridwan Nasir, MA Sungguh berbahagia saya diberi kesempatan untuk menuliskan kata sambutan terhadap terbitnya buku yang berasal dari desertasi ini. Pertama-tama, saya sungguh mengapresiasi karena hasil penelitian yang dibukukan ini memberikan gambaran tersendiri tentang kajian mengenai posisi Kiai dalam kancah politik. Berikutnya, kajian dari hasil penelitian ini jelas akan mampu memperkaya khasanah ilmu pengetahuan sosial, budaya, khususnya masalah hubungan antara agama dan masyarakat yang terus saja mengalami dinamika yang luar biasa. Dalam situasi politik negara yang tambah ruwet sekarang ini, posisi Kiai dan Ulama amatlah dipertaruhkan (in a stake). Kenapa demikian, karena wilayah politik seringkali menjadi ajang bagi kegiatan yang identik dengan upaya beroleh kekuasaan semata— dan seringkali kekuasaan itu tak berpihak pada rakyat. Dan ketika Ulama atau Kiai berhubungan dengan politik dan kekuasaan, maka setidaknya bukan hanya citra suatu sosok manusia atau kelas tertentu yang tampak, tetapi juga memunculkan citra terhadap agama (Islam). Karena Ulama dan Kiai adalah orang yang berada pada garis depan penampakan keberagamaan di masyarakat. Harus diakui bahwa peran Kiai dan Ulama dalam politik selalu berkaitan dengan kekuasaan (negara). Karenanya juga akan diketahui hubungan Islam dengan negara. Dan seringkali vii viii Relasi Kiai dan Kekuasaan Islam dan para ulama atau kiainya larut dalam kepentingan politik negara tersebut. Kajian tentang hal itu banyak mengingatkan kita pada fenomena Kiai dan Ulama di jaman Orde Baru Soehaarto. Menurut Muhammad Asfar (Ulumul Qur’an, Vol. VI/No. 5/Thn. 1996), setidaknya ada tiga fenomena yang menandai kenyataan hegemoni negara atas agama Islam. Pertama, adanya fenomena kebulatan tekad yang dilakukan ulama. Seringkali dalam peristiwa pemilihan umum dan pencalonan presiden selalu didahului