Negara Dan Pluralisme Agama Program Studi Ilmu Politik

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Negara Dan Pluralisme Agama Program Studi Ilmu Politik NEGARA DAN PLURALISME AGAMA (Studi Pemikiran Hasyim Muzadi Tentang Pluralisme Agama Di Indonesia Pasca Orde Baru) Oleh Anang Lukman Afandi NIM : 103 033 227 810 PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H / 2011 M ABSTRAKSI Pluralisme agama sepertinya menemui jaman keemasan kembali. Di saat masyarakat Indonesia sering terjadi konflik yang bernuansa agama, pembahasan tentang pluralisme akan kembali menjadi topik perbincangan para tokoh lintas agama di Indonesia. Dalam hal ini penulis akan mencoba untuk mengulas kembali makna pluralisme menurut salah satu tokoh moderat Islam yaitu Hasyim Muzadi, Rois Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama. Kajian tentang pluralisme agama Hasyim Muzadi dalam skripsi ini dilatar-belakangi bahwa penulis menganggap bahwa selama ini masih sedikit karya-karya yang berisi pemikiran Hasyim Muzadi. Tujuan penulis adalah ingin memperdalam pengetahuan pemikiran- pemikiran Hasyim Muzadi tentang pluralisme serta langkah-langkah yang beliau lakukan guna memperjuangkan pluralitas keagamaan di Indonesia. Hasyim Muzadi sebagai salah satu tokoh moderat yang konsisten memperjuangkan Pluralisme, menawarkan sebuah solusi atas kebuntuan dialog antar agama maupun keyakinan. Pluralisme dianggap sebagai sebuah keniscayaan untuk mempertahankan pluralitas keagamaan di Indonesia dan menjaga kerukunan antar umat yang berbeda agama maupun keyakinan sehingga dapat memperkuat keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kesimpulan dari pembahasan tentang pemikiran-pemikiran Hasyim Muzadi diantaranya pemikiran tentang Pluralisme sebagai bagian dari Humanisme serta perbedaan pluralisme teologis dan pluralisme sosiologis. Menurut Hasyim Muzadi, umat beragama di Indonesia harus sadar bahwa masalah-masalah yang dihadapi selama ini adalah buntunya dialog antar golongan yang berbeda interpretasi ajaran-ajaran agama yang mereka anut. Jadi menurut penulis, pembahasan ini sangatlah penting untuk menyadarkan kembali pehaman tentang pluralisme agama dengan tujuan terciptanya kerukunan sesama agama maupun antar agama walaupun perbedaan keyakinan dan agama adalah suatu keniscayaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yang majemuk ini. i KATA PENGANTAR Alhamdulillah, sebagai rasa syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya, memberikan akal dan pikiran kepada manusia sehingga dapat melaksanakan aktivitas sehari-hari dengan baik. Sholawat dan salam semoga tercurahkan selamanya kepada Nabi Muhammad SAW, berserta para keluarga, sahabat dan pengikutnya dan semoga menjadi tauladan bagi kita semua. Dengan kerendahan hati, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, membimbing, dan mendukung penulis secara fisik maupun moral dalam penyusunan skripsi ini yang tidak akan tercapai kesempurnaan lantaran bantuannya. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada : 1. Bapak Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, selaku Rektor Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk dapat menempuh studi di kampus peradaban ini. 2. Bapak Prof. Dr. Bahtiar Effendi, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Bapak Dr. Alimun Hanif, MA, selaku Ketua Jurusan Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. 4. Bapak Dr. Sirojuddin Aly, MA, selaku pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktunya untuk selalu memberikan saran dan kritik guna terselesaikannya skripsi ini. ii 5. Bapak dan Ibu Dosen yang telah memberikan kontribusi pemikiran Ilmu Politik kepada penulis selama kuliah di Jurusan Ilmu Politik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 6. Ayahanda tercinta Imam Nawawi (Boniran) dan Ibunda tersayang Khomsatun, Kakek Boyamin dan Mbok Samijem, orang tua penulis yang tiada lelah memberikan do’a, semangat dan motivasi dengan kasih sayang yang tak terhingga. Serta keluarga besar Imam Nawawi, Kakakku Ali Murtadho, Yeni Siswanti serta saudara-saudaraku Shidiq dan kholil. 7. Almaghfurlah KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur), dan KH. Bahruddin yang telah mengasuh dan memberikan ilmu yang tak terhingga saat penulis mondok di Pesantren Ciganjur dan Darul Hikam Ciputat. 8. Sahabat-sahabat selam kuliah di kampus tercinta UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, khususnya Usep Kholil, Dedi, Farid, Dian, Budi, Bayan, Hamid, Furqon, Janan, Bagus, Yamin, Iwan, Hamdi, Fuad, dan semuanya yang tidak penulis sebutkan satu per satu. 9. Sahabat dan teman kerja di Bio Team Ciputat, Andi, Shofyan, Zulfan, Enjum, Ujang, Roy, Rifki, serta teman pondok di Pesantren Darul Hikam Ciputat, Rahmat Kabir dan Shoghir, Harid, Fatoni, Tsani, Abu, Azis, Malik, Iwan, Syu’eib, Firman dan semuanya. 10. Terkhusus untuk calon istriku tercinta, Umi Charisah yang telah memberikan motivasi dan semangat sehingga penulis dapat segera menyelesaikan skripsi ini. iii iv DAFTAR ISI ABSTRAK ………………………………………………………………………. i KATA PENGANTAR …………………………………………………………. ii DAFTAR ISI ………………………………………………………………….... v BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1 B. Batasan dan Rumusan Masalah ............................................. 6 C. Tujuan Dan Manfaat Penulisan ............................................. 7 D. Tinjauan Pustaka ................................................................... 8 E. Metode Penelitian ................................................................. 9 F. Sistematika Penulisan ........................................................... 10 BAB II NEGARA DAN PLURALISME A. Pengertian Negara …………………………………………. 12 B. Pengertian Pluralisme ……………………………………… 14 C. Pendapat Para Ahli Tentang Pluralisme …………………… 31 D. Pro-Kontra Tentang Pluralisme ……………………………. 33 E. Wacana Pluralisme di Indonesia ………………………….. 37 BAB III BIOGRAFI INTELEKTUAL & POLITIK HASYIM MUZADI A. Kehidupan Sosio-Kultural Hasyim Muzadi ……………….. 41 B. Latar Belakang Pemikiran Hasyim Muzadi ……………….. 44 C. Karier Organisasi dan Politik ……………………………… 47 v D. Karya-karya Hasyim Muzadi ……………………………… 46 BAB IV PEMIKIRAN HASYIM MUZADI TENTANG PLURALISME AGAMA DI INDONESIA A. PEMIKIRAN PLURALISME HASYIM MUZADI ……… 49 1. Islam Rahmatan lil Alamin ……………………………... 54 2. Pluralisme Teologis Dan Sosiologis ……………………. 55 3. Pendekatan Dialog Peradaban ………………………….. 56 4. Pluralisme Agama Sebagai Bagian dari Humanisme ….. 61 a. Dimensi Humanisme Dalam Agama ………………… 61 b. Kerjasama Islam Dengan Agama Lain …………….... 64 B. PANDANGAN HASYIM MUZADI TERHADAP FATWA MUI ………………………………………………………… 69 C. KOMITMEN MENJAGA PLURALITAS KEAGAMAAN.. 71 BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ........................................................................... 78 B. Saran-Saran ........................................................................... 81 DAFTAR PUSTAKA vi 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam konteks masa depan Islam Indonesia khususnya serta Islam pada umumnya yang terjadi hari ini justru yang muncul adalah indikasi yang kuat untuk bersama-sama membangun paradigma baru tentang Islam terutama Islam Indonesia di mata dunia Internasional. Karena Islam, terutama pasca serangan 11 September 2001 yang menghancurkan Gedung WTC (World Trade Centre), telah dimaknai oleh Barat sebagai agama kekerasan, dan pada saat itu hal-hal yang menyangkut agama menjadi kian sensitif. Padahal mayoritas masyarakat Islam di Dunia tidak pernah menganggap Barat sebagai musuh. Kasus hancurnya gedung World Trade Center (WTC) di New York dan Pentagon di Washington DC, yang diduga dilakukan sekelompok ekstrimis Islam di bawah komando Osama bin Laden membuat penilaian negatif masyarakat Barat terhadap umat Islam semakin kencang dan hubungan keduanya mencapai titik nadir.1 Kondisi itu mengakibatkan kaum muslim di dunia dipandang buruk dan disebut sebagai pengikut ajaran agama yang dogmanya hanya menyebarkan teror dan kekerasan. Pandangan yang sangat buruk itu terjadi karena masyarakat barat melampiaskan kekecewaannya terhadap umat Islam yang diyakininya sebagai kaum yang tidak bisa hidup berdampingan dengan kaum lainnya. Padahal kebanyakan penduduk barat itu tidak tahu secara pasti ajaran Islam sesungguhnya 1 John L. Esposito, Saatnya Muslim Bicara, Ahmad Arif (terj.), (Bandung: Mizan, 2008), h. 9. 2 dan hanya didasari atas pemberitaan kasus terorisme dari media massa yang pemberitaan dan content-nya hanya menyudutkan umat Islam, yang distigmakan sebagai kaum yang lekat dengan dunia kekerasan dan tidak bisa berdamai dengan ajaran lainnya. Sehingga membuat umat lain menjadi berang kepada umat Islam. Tantangan yang dihadapi dewasa ini sebenarnya bukan dalam bidang ekonomi, politik, sosial dan budaya, tetapi tantangan pemikiran. Sebab persoalan yang ditimbulkan oleh bidang-bidang ekonomi, politik, sosial, dan budaya ternyata bersumber dari pemikiran. Di antara tantangan pemikiran yang paling serius saat ini adalah di bidang pemikiran keagamaan. Tantangan yang sudah lama disadari adalah tantangan internal yang berupa fanatisme, taklid buta, bid'ah, kurafat, dan sebagainya. Sedangkan tantangan eksternal yang sedang dihadapi saat ini adalah masuknya paham liberalisme, sekulerisme, relativisme, pluralisme agama dan lain sebagainya, kedalam wacana pemikiran keagamaan bangsa Indonesia.2 Skripsi ini akan membahas salah satu tantangan eksternal dengan memfokuskan pada makna pluralisme agama beserta sejarah, faktor-faktor, penyebaran, dampak dan solusinya. Pluralisme, selama ini bangsa Indonesia terlalu takut dan bahkan antipati dengan kata
Recommended publications
  • P.27 Artikulasi, Politik Islam, Pasca Orde Baru, Islam Tradisionalis
    903100909-risdafatimah-2013 Artikulasi, Politik Islam, Pasca Orde Baru, Islam Tradisionalis BAB II SITUASI DAN KONDISI POLITIK DI INDONESIA PASCA ORDE BARU A. Hubungan Islam Tradisionalis dan Negara pada masa Orde Baru Indonesia telah mengalami sejarah panjang dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kemerdekaan yang berhasil diraih setelah mengalami penjajahan selama kurang lebih 350 tahun merupakan hasil perjuangan seluruh rakyat Indonesia yang dimotori oleh pemuda. Para pemuda yang melihat situasi dunia pasca Perang Dunia II dengan kalahnya Jepang dalam perang tersebut, memberikan peluang bagi Indonesia untuk segera melepaskan diri dari para penjajah. Mereka pun mendesak Soekarno dan Hatta untuk segera menyatakan kemerdekaan Indonesia. Akhirnya pada tanggal 17 Agustus 1945, Indonesia menyatakan kemerdekaannya dan mulailah babak baru yang harus dihadapi Indonesia sebagai sebuah negara yang merdeka. Berbagai hal telah dihadapi Indonesia dalam perjalanan sejarahnya sebagai sebuah negara, seperti penjajah yang masih ingin menjajah Indonesia hingga ancaman komunisme. Ancaman komunisme itulah yang telah menimbulkan pergantian pemimpin dari Soekarno yang dikenal dengan rezim Orde Lama menuju rezim Orde Baru yang dipimpin oleh Soeharto. Pemerintahan yang berlangsung selama 32 tahun dan telah mengalami berbagai hal yang menjadi catatan sejarah Indonesia. Islam di Indonesia sebagai kekuatan mayoritas telah mengambil peran nyata dalam sejarah. Selain itu, secara sosiologis Islam juga dapat berperan perpustakaanSTAINKEDIRI p.27 903100909-risdafatimah-2013 Artikulasi, Politik Islam, Pasca Orde Baru, Islam Tradisionalis aktif dalam proses pemberdayaan masyarakat yang ada di wilayah Indonesia ini. Kenyataan tersebut sepertinya sesuai dengan argumen yang dikemukakan banyak orang bahwa agama dapat dilihat sebagai instrumen ilahiah yang memahami dunia.1 Pandangan tersebut telah mendorong sejumlah umat Islam untuk percaya bahwa Islam mencakup cara hidup yang total, termasuk hubungannya dengan negara atau politik.
    [Show full text]
  • DERADIKALISASI ISLAM INDONESIA Pusat Penelitian Dan Penerbitan Lembaga Penelitian Dan Pengabdian Kepada Masyarakat UNI Sunan
    DERADIKALISASI ISLAM INDONESIA Studi Pemikiran Islam Nahdlatul Ulama Laporan Penelitian Kelompok Mendapat Bantuan Dana dari DIPA-RM UIN SGD Bandung Tahun Anggaran 2016 Sesuai dengan Kontrak No: Un.05/P1/TL.00.1/000/2016 Oleh: Ketua : Dr. Hasbiyallah - 197809182003121002 Anggota : Dr. Undang Burhanudin - 196403241994021001 Dr. Moh. Sulhan - 196905092008011011 Dr. Heri Khoiruddin - 197811172008011016 Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat UNI Sunan Gunung Djati Bandung 2016 i KATA PENGANTAR Puji dan Syukur kehadirat Allah Swt, yang berkat kasih dan sayang- Nya, penelitian ini dapat diselesaikan. Shalawat dan salam semoga tercurah limpah kepada Rasulullah Saw. Semoga kita semua berada dalam kasih-sayang dan ampunan Allah Swt, serta dalam syafa’at Rasulullah Saw. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh berbagai kekerasan yang diatasnamakan agama. Agama yang awal kehadirannya sebagai piranti untuk membangun kedamaian kehidupan masyarakat lahir dan bathin, telah diubah oleh sebagian orang menjadi sumber konflik. Di tengah munculnya berbagai kekerasan yang diatasnamakan agama ini, NU hadir dengan berbagai pemikiran yang dapat didialogkan dalam menjawab masalah krusial ini, disertai dengan berbagai tindakan sebagai upaya untuk meredam kekerasan dan konflik sehingga agama tetap hadir sebagai piranti yang mendamaikan kehidupan masyarakat. Kami menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna dan perlu adanya koreksi dari berbagai pihak, baik dari sisi redaksi ataupun substansi. Namun terlepas dari kekurangan itu, kami ucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada berbagai pihak atas kepercayaan, kesempatan dan dukungan yang telah diberikan. Khususnya kepada Pusat Penelitian dan Penerbitan Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat dan segenap Pimpinan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Bandung, Oktober 2016 Dr.
    [Show full text]
  • Tahun 1990An, Hari-Hari Terberat Gus Dur: Perjuangan Melawan Pencekalan - 01-01-2019 by Hamzah Sahal - Alif.ID
    Tahun 1990an, Hari-Hari Terberat Gus Dur: Perjuangan Melawan Pencekalan - 01-01-2019 by Hamzah Sahal - Alif.ID - https://alif.id Tahun 1990an, Hari-Hari Terberat Gus Dur: Perjuangan Melawan Pencekalan Ditulis oleh Hamzah Sahal pada Selasa, 01 Januari 2019 Pasca Munas NU di Bandar Lampung, Januari 1992, Gus Dur menjalani tugas sebagai ketua umum PBNU dengan lebih percaya diri. Diskursus keagamaan hasil Munas menjadi bahan perbincangan nasional. Ide dari mazhab Qauli ke mazhab Manhaji disambut hangat. Dan makin meneguhkan NU sebagai organisasi yang berhasil dalam mengembangkan tradisi pemikiran keagamaan. Ini membuat Gus Dur senang. Tahun 1990, dinamika anak-anak muda NU di banyak daerah membawa optimisme di tengah kuatnya Orde Baru yang makin tiran. Orang-orang NU tumbuh melalui lembaga resmi NU, PMII, pesantren, kelompok studi, lembaga swadaya masyarakat. Kiai-kiai muda di banyak pesantren semangat berorganisasi dan melakukan kajian-kajian kitab kuning. Sungguh menggembirakan. Gus Dur pastinya sangat senang. Mereka kritis, giat belajar ilmu sosial, produktif menghasilkan karya intelektual, aktif mengembangkan masyarakat, dan membela rakyat yang tertindas, tapi sekaligus memegangi tradisi intelektualnya: Pesantren. 1 / 7 Tahun 1990an, Hari-Hari Terberat Gus Dur: Perjuangan Melawan Pencekalan - 01-01-2019 by Hamzah Sahal - Alif.ID - https://alif.id Gus Dur sendiri terus membangkitkan kepercayaan diri warga NU dengan aktif mendatangi kantong-kantong. Dia aktif mengisi forum ilmiah, dalam dan luar negeri. Semua warga NU di kampung-kampung sangat bersemangat dan bangga kalau melihat Gus Dur masuk televisi atau hanya mendengar suaranya lewat radio. Lebih-lebih jika mendengar kabar bahwa Gus Dur sedang di luar negeri. Tidak lupa, Gus Dur rajin menulis, mempromosikan kiai dan pesantren di pelbagai media, yang dilakukan sejak tahun 1970an.
    [Show full text]
  • Relasi Kiai Dan Kekuasaan: Menguak Relasi Kiai Dan Pemerintahan Daerah Dalam Politik Lokal
    RELASI KIAI DAN KEKUASAAN: MENGUAK RELASI KIAI DAN PEMERINTAHAN DAERAH DALAM POLITIK LOKAL Ahmad Subakir Kata Pengantar: Prof. Dr. H. Ridwan Nasir, MA Relasi Kiai dan Kekuasaan: Menguak Relasi Kiai dan Pemerintahan Daerah dalam Politik Lokal Penulis Ahmad Subakir Desain Cover Audina Tata Letak Qotrunnada Penerbit: STAIN Kediri Press Jl. Sunan Ampel 07 Ngronggo Kediri Jawa Timur 64127 Tlp. (0354) 689282, FAX (0354) 686564. ©STAIN Kediri STAIN Kediri Press, 2018 xxvi+229 hlm.; 14.5 x 21 cm ISBN: 978-602-8167-81-9 Cetakan Pertama, April 2018 Sanksi Pelanggaran Pasal 72 Undang-undang Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta 1. Barangsiapa dengan sengaja melanggar dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 Ayat (1) atau Pasal 49 Ayat (1) dan Ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/ atau denda paling sedikit Rp1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah) 2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran hak cipta atau hak terkait sebagai dimaksud pada ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah). KATA PENGANTAR PENULIS Puji syukur pada Allah SWT, akhirnya buku ini dapat diterbitkan. Kesempatan, ruang dan waktu yang luar biasa diberikan oleh- Nya, sehingga ditengah kesibukan saya masih bisa menulis karya ini. Mudah-mudahan Allah akan tetap melimpahkan rahmat-Nya pada saya, sehingga proses kreativitas dan produktivitas masih diberikan pada saya.
    [Show full text]
  • Status, Competition, and Violent Islamic Mobilization in Indonesia
    Radical Leaders: Status, Competition, and Violent Islamic Mobilization in Indonesia By Alexandre Paquin-Pelletier A thesis submitted in conformity with the requirements for the degree of Doctor of Philosophy Political Science University of Toronto © Copyright by Alexandre Pelletier, 2019 Radical Leaders: Status, Competition, and Violent Islamic Mobilization in Indonesia Alexandre Paquin-Pelletier Doctor of Philosphy Department of Political Science University of Toronto 2019 Abstract Why do some Muslim leaders radicalize while others do not? Drawing on a study of radical mobilization in Indonesia, this dissertation argues that Muslim leaders radicalize when they find religious authority hard to gain and maintain. It makes two specific points: 1) radical mobilization is more likely among weak and precarious religious leaders, those with few followers and little institutionalization; and, 2) weak and precarious leaders are more likely to radicalize in crowded and competitive religious markets, because they need to be creative if they want to survive. It argues that weak Muslim leaders, in competitive environment, are the ones most likely to use strategies of outbidding, scapegoating, and provocation. The dis- sertation’s empirical puzzle is the cross-regional variations in Islamist mobilization observed in post-transition Java, Indonesia. Since 1999, radical groups have proliferated and mobi- lized more in some regions than others. The study finds that in regions with radical groups and mobilization, most clerics have weak religious institutions, fragmented networks, and operate in competitive religious markets. In these markets, radical mobilization provides ii low-status clerics with a cheap and efficient way to bolster their religious authority. In re- gions where radical groups did not proliferate, most clerics have strong religious institutions with deep roots in society, extensive networks, and operate in much less competitive reli- gious environments.
    [Show full text]
  • Covers the Nuances of the Three Terms
    CONTEMPORARY INTERPRETATION OF KODRAT PEREMPUAN: LOCAL DISCOURSE OF MUSLIM WOMEN’S LEADERSHIP IN INDONESIA DE TEGENWOORDIGE INTERPRETATIE VAN KODRAT PEREMPUAN: HET LOKALE DISCOURS OVER VROUWELIJK LEIDERSCHAP IN INDONESIË Thesis to obtain the degree of Doctor from the Erasmus University Rotterdam by command of the rector magnificus Prof.dr. H.A.P. Pols and in accordance with the decision of the Doctorate Board. The public defence shall be held on Thursday 13 April 2017 at 13.30 hrs by Kusmana born in Tasikmalaya, Indonesia Promotiecommissie: Promotor : Prof. dr. Dick Douwes Other members : Prof.dr. A.A. van Stipriaan Prof.dr. C. Derichs Dr. N.J.G. Kaptein - ii - ABSTRACT This study discusses the contemporary interpretation of local women’s lead- ership framed in the lens of constructed female nature, and of cultural citizen- ship. The study contests the view which asserts that constructed woman kodrad deeply impedes woman’s social engagement. It argues that kodrat does hinder women’s participation but not totally. In other words, the perception of kodrat supports limitedly women’s participation. It means women have space and op- portunity to socially engage but within the limitation of the perception of kodrat. The scope of this limitation is fluid and can be changed over times and contexts depending on women’s situation and capacities themselves. The more conducive the context they live in and the more capacities they have, the more probable women are able to engage socially. So, basically it discusses women’s strategies (experiences) in their effort to bypass the limitations. In this Reformasi era, where democratization and gender equity development are occupying greater space in the Indonesian landscape, opportunities for women’s social engagement are also greater.
    [Show full text]
  • Nalar Pemikiran Etika Politik A. Mustofa Bisri PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA 2019
    i Nalar Pemikiran Etika Politik A. Mustofa Bisri (Perspektif Maqāṣid al-Siyāsah) DISERTASI Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Doktor dalam Program Studi Studi Islam Pada Pascasarjana UIN Sunan Ampel Surabaya Oleh Agus Irfan NIM. F53416002 Halaman Sampul PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA 2019 iii iv v vi vii ABSTRAK Judul : Nalar Pemikiran Etika Politik A. Mustofa Bisri Penulis : Agus Irfan Promotor : Prof. Masdar Hilmy, MA., Ph.D.; Dr. Ahmad Nur Fuad, MA. Kata Kunci : A. Mustofa Bisri, Nalar Politik, Etika Politik, Maqāṣid al Siyāsah. Disertasi ini membahas tentang “Nalar Pemikiran Etika Politik A. Mustofa Bisri” yang dijabarkan dalam tiga sub rumusan masalah, yaitu: (1) Bagaimana pandangan A. Mustofa Bisri tentang etika politik? (2) Apa relevansi pemikiran etika politik tersebut dengan dinamika politik kontemporer di Indonesia? (3) Bagaimana corak dan nalar pemikiran etika politik A. Mustofa Bisri dalam perspektif maqāṣid al-siyāsah?. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan maqāṣid al-siyāsah dan melibatkan pendekatan sosiologi pengetahuan. Hasil akhir penelitian ini menunjukkan: Pertama, politik kebangsaan dapat dipahami sebagai langkah proaktif dan konsisten di dalam mempertahankan NKRI sebagai wujud final, yang diekspresikan oleh A. Mustofa Bisri melalui gagasannya tentang revitalisasi Pancasila dan kritiknya terhadap gerakan ideologisasi Islam. Sementara, politik kerakyatannya diwujudkan melalui upaya penyadaran tentang hak-hak dan kewajiban rakyat disertai advokasi kepada kalangan lemah. Konsepsi pemikiran etika politik A. Mustofa Bisri tersebut tersirat dari tiga dimensi etika politik seperti tujuan, sarana dan aksi politik yang bermuara pada visi keadilan dengan melibatkan peran civil society sebagai pengejawantahan amar ma’rūf nahī munkar. Kedua, Gagasan A. Mustofa Bisri ini memiliki relevansi yang lestari dengan dinamika politik di Indonesia khususnya di dalam mewujudkan kultur demokrasi deliberatif.
    [Show full text]
  • PERAN NAHDLATUL ULAMA SEBAGAI KEKUATAN POLITIK ISLAM DI INDONESIA PADA AWAL REFORMASI ABDUL SAIKUM 130906027 Dosen Pembimbing: A
    PERAN NAHDLATUL ULAMA SEBAGAI KEKUATAN POLITIK ISLAM DI INDONESIA PADA AWAL REFORMASI ABDUL SAIKUM 130906027 Dosen Pembimbing: Adil Arifin, S.Sos, M.A. DEPARTEMEN ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2017 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU POLITIK Abdul Saikum (130906027) Peran Nahdlatul Ulama Sebagai Kekuatan Politik Islam Di Indonesia Pada Awal Reformasi. Rincian isi skripsi, 120 halaman, 37 buku, wawancara 7 narasumber, 4 jurnal, dan 32 situs internet. ABSTRAK Penelitian Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana Peran Nahdlatul Ulama Sebagai Kekuatan Politik Islam Di Indonesia Pada Awal Reformasi. Penelitian ini dilakukan dengan mengacu pada tiga pokok peran, yaitu : (1) Kiprah NU pada pemilu tahun 1999 melibatkan para ulama dalam pemenangan PKB, (2) Peran NU pada pemilihan Presiden tahun 1999 mengintruksikan semua kader NU yang ada di parlemen ataupun partai- partai lain selain PKB untuk memilih Gus Dur sebagai Presiden, (3) Peran NU pada Pemerintahan Abdurrahman Wahid (Gus Dur) mempengaruhi landasan berpikir kepemimpinan Abdurrahman Wahid dengan memasukkan konsep bernegara sesuai dengan norma etik yang ada di dalam organisasi NU. Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah deskriptif. Teknik pengupulan data yang digunakan berupa data sekunder data primer. Teknik analisis data yang digunakan penulis, yaitu teknik analisis data kualitatif, yaitu permasalahan yang diangkat akan digambarkan berdasarkan fakta- fakta yang ada dan kemudian akan diselaraskan antara fakta yang satu dengan fakta yang lainnya sehingga dapat ditarik sebuah kesimpulan. UNIVERSITY OF NORTHERN SUMATRA FACULTY OF SOCIAL SCIENCE AND POLITICAL SCIENCE DEPARTMENT OF POLITICAL SCIENCE Abdul Saikum (130906027) The Role Of Nahdlatul Ulama As The Power Of Islamic Politics In Indonesia In The Beginning Of Reform.
    [Show full text]
  • Muktamar 2015 Dan Politik Nu Dalam Sejarah Kenegaraan
    MUKTAMAR 2015 DAN POLITIK NU DALAM SEJARAH KENEGARAAN Oleh: Moh. Rosyid Dosen STAIN Kudus Abstract NU and its followers is a national asset that needs to be affirmed by the state. Since its establishment, NU has colored the journey of the nation. This is confirmed by the number of NU figures who became national heroes, public officials and others. However, as mass organization, NU finds difficulties to contribute in politics, so they look back to the 1926 khittah. As one of Muslim organization, NU is expected to respect and care for others including their opponents. NU Muktamar in Jombang, East Java August 2015 showed the political dynamics within NU, between two groups: proponents of Ahlul halli wal aqdi (AHWA) and its opponents. Keywrods: politics, NU, dynamics A. Pendahuluan Pidato Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada Puncak Peringatan Hari Lahir (Harlah) ke-85 Nahdlatul Ulama (NU) di Gelora Bung Karno Senayan Jakarta Ahad 17 Juli 2011 menilai, NU memiliki reputasi baik dalam sejarah perjuangan bangsa dan tak pernah berbuat onar apalagi memberontak. Presiden mengaku senang NU akan terus bekerja sama dan berdampingan dengan pemerintah, menghargai sikap NU yang secara jelas antikekerasan, antiterorisme, dan antiseparatisme. Hal ini sangat diperlukan agar Indonesia tetap dapat menjaga kedaulatan dan keutuhan wilayah dari berbagai ancaman, termasuk separatisme. Presiden mengajak jamaah NU untuk tetap menggalang persatuan dan kesatuan bukan perpecahan. Di saat pidato pada acara yang sama, Ketua Umum PB NU, Said Aqil Siraj menyatakan bahwa NU mendukung jalannya roda pemerintahan Presiden SBY. Namun dukungan itu diberikan sejauh pemerintahannya menjalankan program prorakyat. Jika tidak prorakyat, akan kita koreksi.
    [Show full text]
  • Cak Imin Yakini PKB Akan Muncul Jadi Kekuatan Terakhir Sebagai Solusi Bangsa
    Cak Imin Yakini PKB Akan Muncul Jadi Kekuatan Terakhir sebagai Solusi Bangsa Realitarakyat.com – Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar menegaskan PKB akan hadir menjadi solusi untuk bangsa Indonesia. “PKB akan hadir menjadi solusi, PKB akan jadi kekuatan terakhir untuk jadi solusi,” kata Muhaimin, dalam keterangan tertulisnya, Jumat (23/7/2021). DPP PKB menggelar Doa Bersama dan Syukur 23 Tahun Melayani Bangsa secara virtual, Kamis (23/7/2021), memperingati hari lahir partai ke 23 tahun. Muhaimin menyatakan kegiatan itu merupakan ungkapkan rasa syukur, bahagia dan bangga jika hari ini bertepatan 23 tahun PKB berkiprah, mengabdi dan melayani Indonesia. Wakil Ketua DPR RI itu menyatakan 23 tahun lalu, PKB dideklarasikan oleh para ulama dan kiai, terutama Pengurus Besar Nadhlatul Ulama (NU) seperti KH Ilyas Ruhiat, KH Abdurrahman Wahid, KH Mustofa Bisri, KH Munasir Ali, KH Muchit Muzadi, termasuk yang ikut membantu di antaranya KH Dimyati Rois dan KH Said Aqil Siradj. “Para Deklarator PKB adalah orang-orang mulia dan tanpa pamrih, tanpa niat untuk dirinya. Partai ini dilahirkan dengan ketulusan dan komitmen serta cita-cita,” kata Cak Imin, Sapan akrabnya. Menurutnya, hal itulah yang membuat PKB tumbuh dan kuat secara natural dan murni dalam denyut perjuangan keislaman, kebangsaan dan keindonesiaan. Komitmen inilah, kata Cak Imin, akan membuat PKB kokoh, abadi dan tidak goyah oleh keadaan apa pun. Selain rasa syukur, hari ini, kata Cak Imin, seluruh kader PKB harus memberikan penghormatan dan kecintaan kepada seluruh pendiri PKB yang telah meninggal dunia dan yang masih setia mendampingi PKB saat ini. Tanggung jawab kader PKB saat ini tidaklah ringan, karena harus membuktikan jika partai ini telah dijalankan sesuai dengan cita-cita yang dimandatkan yaitu jadi solusi.
    [Show full text]
  • ISLAM KAFFAH Kajian Tasawuf Dan Tarekat
    ISLAM KAFFAH Kajian Tasawuf dan Tarekat Oleh Drs. Agus Mulyadi Utomo, M.Erg (Dosen Institut Seni Indonesia Denpasar) Hak Cipta @ 2010 ISBN 978- 602- 8566- 60- 5 Revisi Agustus 2010 Penerbit Udayana University Press Bekerjasama Institut Seni Indonesia Denpasar Fakultas Seni Rupa dan Desain i Keterangan & Anjuran Untuk melengkapi pengetahuan agama Islam, dipersilahkan mencari buku agama di toko-toko atau di perpustakaan dan bacalah buku-buku agama Islam terutama amalan dan ibadah dzahir, berupa syariat / figih atau undang – undang / Hukum Islam, ilmu sosial- kemasyarakatan dan sejarah ke–Islam-an pada umumnya. Kiranya sudah cukup banyak dan baik buku-buku tentang hal tersebut (ribuan), baik yang bersifat sederhana dan praktis maupun buku yang membahas secara detail dan tebal dari para ulama fikih, ulama hadist dan ulama ahli kitab serta para sarjana-sarjana, Doctor dan Profesor dalam Agama Islam yang semuanya dapat membuka dan memberi wawasan. Khusus untuk peramalan bathin, aqidah dalam ilmu Tasauf Islam, khususnya Tariqatullah dibahas dalam buku ini secara tersendiri, untuk bisa dikaji oleh mahasiswa secara mendalam serta dapat dipraktekkan, agar bisa merasakan dan mendapat kesan mendalam sampai pada maqam ikhsan serta dapat membuktikan tentang kebenaran Islam Mulia Raya dengan bimbingan rohani ahli dzikir. Rasulullah SAW bersabda: “Perbedaan pendapat diantara umatKu adalah Rahmat” (Hadits) Bahasan dalam buku ini bukan “satu-satunya jalan”, tentu banyak jalan menuju Roma. Tapi paling tidak dapat menjadi bahan renungan dan intropeksi diri menuju arah kebaikan. Apabila ada yang kurang berkenan mohon dimaafkan dan sumbang saran yang positif lebih diutamakan untuk melengkapi buku kajian ini. ii P r a k a t a Assalamu’alaikum Wr.
    [Show full text]