Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

BAB VII RENCANA PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR CIPTA KARYA

7.1 PENGEMBANGAN PERMUKIMAN

Permukiman didefinisikan sebagai bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain di kawasan perkotaan atau perdesaan (UU No. 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman).

Kegiatan pengembangan permukiman terdiri dari pengembangan permukiman kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan. Pengembangan permukiman kawasan perkotaan terdiri dari pengembangan kawasan permukiman baru dan peningkatan kualitas permukiman kumuh, sedangkan untuk pengembangan kawasan perdesaan terdiri dari pengembangan kawasan permukiman perdesaan, kawasan pusat pertumbuhan, serta desa tertinggal.

Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan

A. Isu Strategis Pengembangan Permukiman

Rencana pengembangan permukiman di kabupaten harus dapat menjawab dan menyelesaikan berbagai isu dan permasalahan saat ini. Berbagai isu strategis nasional yang berpengaruh terhadap pengembangan permukiman saat ini di antaranya:  Mengimplementasikan konsepsi pembangunan berkelanjutan serta mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim;  Percepatan pencapaian target MDGs 2020 yaitu penurunan proporsi rumah tangga kumuh perkotaan;  Perlunya dukungan terhadap pelaksanaan Program-Program Direktif Presiden yang tertuang dalam MP3EI dan MP3KI;  Meminimalisir penyebab dan dampak bencana sekecil mungkin;  Meningkatnya urbanisasi yang berimplikasi terhadap proporsi penduduk perkotaan yang bertambah, tingginya kemiskinan penduduk perkotaan, dan bertambahnya kawasan kumuh;

Laporan Akhir VII-1 Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

 Belum optimalnya pemanfaatan Infrastruktur Permukiman yang sudah dibangun;  Perlunya kerjasama lintas sektor untuk mendukung sinergitas dalam pengembangan kawasan permukiman; dan  Belum optimalnya peran pemerintah daerah dalam mendukung pembangunan permukiman. Ditopang oleh belum optimalnya kapasitas kelembagaan dan kualitas sumber daya manusia serta perangkat organisasi penyelenggara dalam memenuhi standar pelayanan minimal di bidang pembangunan perumahan dan permukiman.

Isu-isu strategis di atas merupakan isu terkait pengembangan permukiman yang terangkum secara nasional. Selain isu-isu di atas, di Kabupaten Kepahiang juga terdapat beberapa isu strategis dalam pengembangan permukiman. Penjabaran isu- isu strategis ini difokuskan pada bidang keciptakaryaan, seperti kawasan kumuh di perkotaan, dan mengenai kondisi infrastruktur di perdesaan. Isu-isu strategis pengembangan permukiman di Kabupaten Kepahiang dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 7.1 Isu-isu Strategis Pengembangan Permukiman di Kabupaten Kepahiang NO ISU STRATEGIS Belum menyebarnya pembangunan permukiman secara merata ke seluruh wilayah 1 kabupaten masih terpusat pada satu kawasan yaitu pada di desa Pasar Kepahiang

Penataan perumahan dan permukiman yang kurang tertata, bangunan yang 2 terbangun masih terlalu berdekatan dengan jalan sehingga sulit mengatasinya ketika beban jalan meningkat dan memerlukan pelebaran jalan

Belum terorganisasikannya perencanaan dan pemrogaman pembangunan 3 perumahan dan permukiman yang dapat saling mengisi antara ketersediaan sumber daya dan kebutuhan yang berkembang di masyarakat Penyelenggaraan pembangunan perumahan dan permukiman, yang nampaknya 4 belum menjadi prioritas bagi pemerintah daerah, karena berbagai sebab dan keterbatasan. Belum tertampungnya aspirasi dan kepentingan masyarakat yang memerlukan 5 rumah, termasuk hal untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan pembangunan perumahan dan permukiman Penyediaan tanah, prasarana dan sarana, teknologi bahan bangunan, konstruksi dan 6 kelembagaan yang masih memerlukan pengaturan yang dapat mengakomodasikan muatan dan kapasitas lokal

Belum terselesaikannya masalah ketidakseimbangan pembangunan desa kota yang telah menumbuhkan berbagai kesenjangan sosioekonomi. Akibatnya desa menjadi 7 kurang menarik dan dianggap tidak cukup prospektif untuk dihuni, sedang kota semakin padat dan tidak nyaman untuk dihuni. Sumber : Kajian Lingkungan Perumahan Kabupaten Kepahiang

Laporan Akhir VII-2 Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

B. Kondisi Eksisting Pengembangan Permukiman

Data Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Provinsi Bengkulu tahun 2015 menyebutkan angka rumah tangga kumuh perkotaan masih tinggi. Misalnya Kota Bengkulu menduduki posisi pertama dengan 8,63%, disusul Kabupaten Rejang Lebong 10,46%, Bengkulu Selatan 12,39%, Bengkulu Utara 12,59%, Kaur 13,37%, Seluma 13,59%, Bengkulu Tengah 13,99%, Mukomuko 14,92%, Lebong 17,03% dan Kepahiang 18,17%.

Kawasan permukiman perkotaaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama non pertanian dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. Ciri utama wilayah ini adalah merupakan pusat pelayanan jasa, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi perkotaan, serta jumlah penduduk yang relatif padat tetapi dengan luasan lahan yang relatif kecil. Arahan dalam pengembangan kawasan permukiman perkotaan yakni: 1. Pengarahan dan pembatasan kegiatan permukiman perkotaan terutama di sepanjang jalan dalam kaitan dengan pengendalian pemanfaatan ruang. 2. Pemanfaatan ruang perkotaan berpola konsentris dibandingkan linear sebagai upaya meningkatkan efisiensi pelayanan kota. 3. Penyusunan rencana tata ruang kota pada kawasan yang menunjukkan kecenderungan perkembangan pesat serta ibukota kecamatan. 4. Peningkatan sarana dan prasaranan permukiman terutama sarana air bersih, drainase, limbah, persampahan, listrik, dan telekomunikasi pada beberapa pusat permukiman perkotaan.

Secara umum intensitas pemanfaatan lahan Kabupaten Kepahiang didominasi oleh permukiman dan perumahan, hal ini menunjukan sebagian besar wilayah ini telah bersifat urban. Penggunaan lahan untuk kegiatan perumahan dan permukiman termasuk penggunaan yang paling dominan dalam pemanfaatan lahan terbangun kegiatannya dapat dibedakan dalam dua kelompok, yaitu :

 Perumahan/permukiman yang tumbuh dan berkembang tidak tertata dalam skala ruang yang relatif kecil atau yang lazim disebut perkampungan. Perumahan penduduk secara individual ini tersebar, dari bentuk, ukuran kapling, sempadan

Laporan Akhir VII-3 Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

bangunan maupun lokasinya. Penempatan perumahan individual relatif kurang ada kesamaan. sehingga terkesan tidak teratur.

 Perumahan yang tumbuh dan berkembang dibangun oleh perusahaan atau lembaga pengembang dalam skala ruang yang relatif besar dengan berbagai kelengkapan prasarana, sarana dan utilitas yang umumnya disebut kompleks perumahan.

Masing-masing kegiatan perumahan mempunyai pola sebaran berbeda. Untuk perkampungan yang berada di sekitar pusat kota pada umumnya menunjukkan pola sebaran menerus merapat. Orientasi akses perumahan penduduk umumnya memanfaatkan jaringan jalan utama kota. Perumahan di kawasan pusat kota relatif banyak terkelompok pada kawasan ‘dalam’ dengan jaringan jalan penghubung atau jalan lingkungan yang relatif sempit dan berupa gang, serta kepadatannya sudah relatif tinggi.

Kondisi orientasi akses yang tetap memanfaatkan jalan utama kota sebagai akses pergerakan lokal memudahkan timbulnya kemacetan lalu lintas di jalan utama. Sedangkan kompleks perumahan pada umumnya pola pengembangannya tidak menerus dan menyesuaikan terhadap luas dan bentuk lahan yang berhasil dibebaskan.

Sebaran perumahan yang terdapat di Kabupaten Kepahiang, sebagian besar berada di Kecamatan Kepahiang, , dan dan penyebarannya cukup besar seperti Kelurahan Pensiunan, Pasar Kepahiang dan Pasar Ujung.

Pembangunan dan pengembangan perumahan di Kecamatan Kepahiang sudah mulai dilaksanakan terutama untuk pembangunan Perumahan PNS yang letaknya di Desa Sidomakmur, Kecamatan Kebawetan. Pembangunan perumahan tersebut dilaksanakan oleh 4 pengembang yaitu PT. Melati Putri Indonesia, PT. Amanah Maju Bersama, PT. Cesatu Mitra Griya dan PT. Kiat Muda Berkarya. Rencana pembangunan perumahan tersebut mencapai 931 unit rumah, selesai hingga tahun 2019 dan yang telah terbangun serta serah terima sudah 55 unit rumah.

Adapun masing-masing unit jumlah perumahan yang disediakan Pengembang Perumahan adalah sebagai berikut: PT. Kiat Muda Berkarya di Desa Sido Makmur sebanyak 32 unit. Perumahan du Desa Kelilik oleh PT. Melati Putri Indonesia 70 unit. Perumahan di Desa Pelangkian oleh PT. Amanah Maju Bersama sebanyak 240 unit. Perumahan di Desa Pagar Gunung oleh PT. Cesatu Mitra Griya sebanyak 300 unit.

Laporan Akhir VII-4 Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

Permukiman Kumuh

Berdasarkan kondisi dan permasalahan Iingkungan permukiman, kawasan permukiman kumuh dapat dibedakan dalam 3 (tiga) tipologi. Tipologi permukiman kumuh tersebut adalah sebagai berikut:

1. Permukiman kumuh dekat pusat kegiatan sosial ekonomi. Ini merupakan permukiman kumuh yang terletak di sekitar pusat-pusat aktifitas sosial-ekonomi. Seperti halnya lingkungan industri, sekitar pasar tradisional, pertokoan, lingkungan pendidikan/kampus, sekitar obyek-obyek wisata dan pusat-pusat pelayanan sosial-ekonomi lainnya.

2. Permukiman kumuh pusat kota Merupakan permukiman kumuh yang terletak di tengah kota (urban core), yang sebagai permukiman lama atau kuno atau tradisional. Permukiman yang dimaksud disini adalah permukiman yang dahulu merupakan permukiman yang diperuntukkan bagi hunian kalangan menengah ke bawah.

3. Permukiman kumuh pinggiran kota Merupakan permukiman kumuh yang berada di luar pusat kota (urban fringe), yang ada pada umumnya merupakan permukiman yang tumbuh dan berkembang di pinggiran kota sebagai konsekuensi dari perkembangan kota, perkembangan penduduk yang sangat cepat serta tingkat perpindahan penduduk dari desa ke kota yang sangat tinggi.

Berikut adalah kawasan yang dikategorikan sebagai kawasan permukiman kumuh di Kabupaten Kepahiang dapat dilihat pada tabel 7.2.

Tabel 7.2 Kawasan kumuh di Kawasan Perkotaan Kabupaten Kepahiang

No. Kecamatan/Kelurahan/Desa Luas (Ha) 1. Kecamatan Kepahiang a. Kampung Pensiunan 17,12 b. Pasar Kepahiang 4,51 c. Pasar Ujung 9,87 d. Pensiunan 4,35 e. Sijantung 0,98 f. Tebat Monok 1,95 2. Kecamatan Merigi a. Durian Depun 2,55 Sumber : Database Kumuh, Direktorat Jenderal Cipta Karya, Tahun 2017

Laporan Akhir VII-5 Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

Kawasan Permukiman Perdesaan

Kawasan perdesaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama pertanian termasuk pengolahan sumber daya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa sosial, dan kegiatan ekonomi. Kawasan permukiman perdesaan lokasinya menyebar dalam bentuk pusat-pusat permukiman desa. Dalam kawasan perdesaan paling tidak terdapat kegiatan berupa: 1. Pusat pelayanan jasa sosial ekonomi, seperti pasar, peribadatan, pendidikan. 2. Lahan usaha pertanian, seperti: sawah irigasi teknis, sawah irigasi semi teknis, tegalan, perkebunan dan kebun campuran.

Pengembangan pusat permukiman harus dikaitkan secara serasi, selaras dan saling menguatkan dengan sistem kota dan pengembangan kawasan-kawasan produksi dan prasarana wilayah. Dalam rangka memadukan perkembangan desa dan kota perlu dipilih pusat-pusat desa yang merupakan desa-desa yang mempunyai keterkaitan dengan desa-desa lain dan pusat-pusat permukiman kota. Arahan kebijakan pengembangan perdesaan yakni: 1. Perbaikan sistem dan mekanisme budidaya pertanian antara lain melalui perbaikan prasarana produksi, peningkatan panyuluhan bagi petani dan pemberian insentif (berupa kredit) dalam memacu produksi petani. 2. Peningkatan prasarana perhubungan dan pemasaran antar desa dan kota.

Kawasan Permukiman Khusus

Permukiman pada kawasan bencana di Kabupaten Kepahiang meliputi Kawasan rawan bencana di wilayah Kabupaten Kepahiang meliputi kawasan rawan tanah longsor, banjir, gempa bumi dan bencana gunung berapi.

1. Kawasan Permukiman Rawan Tanah Longsor Kecamatan-Kecamatan yang berada pada kawasan-kawasan bukit dan perbukitan dengan struktur geologi dan lapisan tanah yang rentan dengan kemiringan lereng lebih dari 40%. Kawasan Kecamatan , Kabawetan, Muara Kemumu dan . pada kawasan-kawasan bukit dan perbukitan dengan struktur geologi dan lapisan tanah yang rentan dengan kemiringan lereng lebih dari 40%.

2. Kawasan Permukiman Rawan Banjir Kawasan permukiman rawan banjir meliputi Kecamatan Bermani Ilir dan Kecamatan Muara Kemumu pada kawasan yang dilalui oleh Sungai air Belimbing;

Laporan Akhir VII-6 Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

3. Kawasan Permukiman Rawan Bencana Geologi Kawasan permukiman rawan bencana geologi meliputi kawasan permukiman di Kecamatan Muara kemumu dan Kecamatan Seberang Musi.

4. Kawasan Permukiman Rawan Bencana Gunung berapi Untuk permukiman kawasan rawan Gunung berapi meliputi sekitar aliran sungai yang bagian hulunya berada di Kecamatan Kabawetan sampai pada radius 15 Km. Untuk jalur evakuasi bencana di Kabupaten Kepahiang terdiri dari 3 (tiga) jalur penyelamatan bencana, hal ini dilihat dari sisi daerah yang berdekatan dengan lokasi pegunungan Bukit Kaba yang terletak di Kecamatan Kabawetan adapun 3 (tiga) jalur tersebut adalah:  Gunung Kaba ke Desa Suka Sari-Permu, dan Bandung Baru - Tangsi Duren (jalur ini terletak di kecamatan Kabawetan);  Bandung Baru – Taba Ribut Desa Batu Bandung (jalur ini terletak di Kec. Muara Kemumu); dan Bandung Baru – Bukit Menyan (Kecamatan Bermani Ilir).  Gunung Kaba – Batu Ampar – Pekalongan (Kec. Merigi).  Gunung Kaba – Batu Ampar – Durian Depun (Kec Merigi).

Tabel 7.3 Keluarga yang Tinggal di Kawasan Potensi Bencana Alam Kabupaten Kepahiang

Rawan Tanah Gempa Gunung No Kecamatan Banjir Longsor Bumi Berapi 1 Muara Kemumu 583 3.349 3.349 2 Bermani Ilir 498 728 2.789 3 Seberang Musi 489 1.313 4 Tebat Karai 5 Kepahiang 6 Kabawetan 1.634 2.291 7 Ujan Mas 8 Merigi 2.231 Jumlah KK 498 3.434 3.848 9.846 Sumber: Hasil Analisis RPIJM Kab. Kepahiang 2018-2022 RTRW Kabupaten Kepahian 2012-2032

C. Permasalahan dan Tantangan Pengembangan Permukiman

Pengembangan permukiman senantiasa dihadapkan pada berbagai permasalahan dan tantangan. Permasalahan dan tantangan tersebut dapat dikelompokkan ke dalam permasalahan dan tantangan tingkat nasional maupun tingkat kabupaten. Permasalahan pengembangan permukiman pada tingkat nasional antara lain:

Laporan Akhir VII-7 Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

1. Tedapatnya kawasan kumuh sebagai permukiman tidak layak huni sehingga dapat menyebabkan terjadinya degradasi lingkungan, dan pelayanan infrastruktur yang masih terbatas; 2. Masih terbatasnya prasarana sarana dasar pada daerah tertinggal, pulau kecil, daerah terpencil, dan kawasan perbatasan; dan 3. Belum berkembangnya Kawasan Perdesaan Potensial.

Sementara itu tantangan pengembangan permukiman pada tingkat nasional antara lain:

1. Percepatan peningkatan pelayanan kepada masyarakat; 2. Pencapaian target/sasaran pembangunan dalam Rencana Strategis Ditjen Cipta Karya sektor Pengembangan Permukiman; 3. Pencapaian target MDG’s 2015, termasuk di dalamnya pencapaian Program- Program Pro Rakyat (Direktif Presiden); 4. Perhatian pemerintah daerah terhadap pembangunan bidang Cipta Karya khususnya kegiatan Pengembangan Permukiman yang masih rendah; 5. Memberikan pemahaman kepada pemerintah daerah bahwa pembangunan infrastruktur permukiman yang saat ini sudah menjadi tugas pemerintah daerah provinsi dan kabupaten/kota; dan 6. Penguatan Sinergi RP2KP/RTBL KSK dalam Penyusunan RPI2JM bidang Cipta Karya pada Kabupaten/Kota.

Sebagaimana isu strategis, di Kabupaten Kepahiang terdapat permasalahan dan tantangan pengembangan yang bersifat lokal dan spesifik serta belum tentu djumpai di kabupaten/kota lain. Permasalahan dan tantangan tersebut di antaranya adalah sebagai berikut.

Tabel 7.4 Identifikasi Permasalahan dan Tantangan Permukiman Kabupaten Kepahiang

Permasalahan Pengembangan No Tantangan Pengembangan Permukiman 1 Aspek Teknis  Target SPM 0% kawasan kumuh  Belum terorganisasikannya pada tahun 2019 perencanaan dan pemrogaman  Belum terlaksananya penanganan pembangunan perumahan dan peningkatan kawasan kumuh permukiman yang dapat saling mengisi berdasarkan SK kawasan kumuh di antara ketersediaan sumber daya dan Kabupaten Kepahiang

Laporan Akhir VII-8 Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

Permasalahan Pengembangan No Tantangan Pengembangan Permukiman kebutuhan yang berkembang di  Keterbatasan lahan yang berdampak masyarakat. pada tingginya harga lahan untuk  Penyediaan tanah, prasarana dan permukiman, tingginya pemukim di sarana, teknologi bahan bangunan, kawasan ilegal (bantaran sungai) konstruksi dan kelembagaan yang masih memerlukan pengaturan yang dapat mengakomodasikan muatan dan kapasitas lokal. 2 Aspek Kelembagaan  Kebijakan otonomi daerah yang  Pemberian ijin penguasaan lahan untuk makin menciptakan kemandirian kawasan perumahan dan permukiman wilayah, kemandirian sektoral yang yang umumnya belum dilandaskan terkadang kontraproduktif terhadap pada kerangka penataan ruang wilayah perencanaan dan pelaksanaan yang lebih menyeluruh. pembangunan yang menciptakan  Belum terorganisasikannya konflik dan inkonsistensi dalam perencanaan dan pemrogaman pelaksanaan program pembangunan pembangunan perumahan dan perumahan permukiman. permukiman yang dapat saling mengisi  Arah pembangunan permukiman antara ketersediaan sumber daya dan secara nyata nampak dalam kebutuhan yang berkembang di pembangunan perumahan pada masyarakat kawasan baru yang diprakarsai oleh  Penyediaan tanah, prasarana dan swasta developer sedangkan sarana, teknologi bahan bangunan, pembangunan permukiman yang konstruksi dan kelembagaan yang bersifat rehabilitasi, penanganan masih memerlukan pengaturan yang lingkungan (mis: peremajaan kota) dapat mengakomodasikan muatan dan menjadi tidak populer dan kurang kapasitas lokal. mendapatkan prioritas, dan harus  Masih banyaknya perumahan yang ditangani oleh pemerintah sendiri belum serah terima karena swasta sulit untuk dilibatkan. Dengan keterbatasan dana pemerintah maka program semacam itu menjadi tidak berjalan sebagai mana mestinya. 3 Aspek Pembiayaan Pendanaan melalui sumber Berkembangnya penguasaan lahan skala pembiayaan komersial (swasta) hanya besar oleh banyak pihak tidak disertai dapat melayanai kebutuhan non MBR dengan kemampuan untuk membangun (golongan masyarakat menengah atau merealisasikan pada waktunya. keatas), sedangkan untuk MBR perlu dibiayai oleh pemerintah. 4 Aspek Peran Serta Masyakat/Swasta  Pandangan masyarakat yang masih Belum tertampungnya aspirasi dan menganggap bencana banjir kepentingan masyarakat yang merupakan rutinitas, karena memerlukan rumah, termasuk hal untuk seringnya masalah tersebut muncul. ikut berpartisipasi dalam kegiatan  Keterbatasan kemampuan developer/pemerintah dalam

Laporan Akhir VII-9 Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

Permasalahan Pengembangan No Tantangan Pengembangan Permukiman pembangunan perumahan dan memperluas jangkauan permukiman. pembangunan rumah 5 Aspek Lingkungan Permukiman Belum terselesaikannya masalah ketidak seimbangan pembangunan desa-kota yang telah menumbuhkan berbagai kesenjangan sosioekonomi. Akibatnya desa menjadi kurang menarik dan dianggap tidak cukup prospektif untuk dihuni, sedang kota semakin padat dan tidak nyaman untuk dihuni.

Analisis Kebutuhan Pengembangan Permukiman

Analisis kebutuhan merupakan tahapan selanjutnya dari identifikasi kondisi eksisting. Analisis kebutuhan mengaitkan kondisi eksisting dengan target kebutuhan yang harus dicapai. Arahan kebijakan yang menjadi acuan penetapan target pembangunan bidang Cipta Karya khususnya sektor pengembangan permukiman baik di tingkat Pusat maupun di tingkat kabupaten/kota, di antaranya RPJMN 2015-2019, MDGs 2015 (pengurangan proporsi rumah tangga kumuh tahun 2020), Standar Pelayanan Minimal (SPM) untuk pengurangan luasan kawasan kumuh sebesar 10% pada tahun 2014 dan pengurangan kawasan kumuh menjadi 0% kawasan kumuh pada tahun 2019, arahan MP3EI dan MP3KI, arahan Direktif Presiden untuk program pro-rakyat, serta Renstra Ditjen Cipta Karya 2015- 2019. Sementara itu arahan di tingkat kabupaten meliputi target RPJMD, RTRW Kabupaten Kepahiang, dan Renstra SKPD. Acuan kebijakan tersebut merupakan dasar analisis kebutuhan pengembangan permukiman.

Program-Program dan Kriteria Kesiapan Sektor Pengembangan dan Permukiman

Berdasarkan lokasi pelaksanaan, program-program sektor pengembangan permukiman dapat digolongkan ke dalam 2 jenis program/kegiatan, yaitu program/kegiatan untuk kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan. Pengembangan permukiman kawasan perkotaan terdiri dari pengembangan kawasan permukiman baru dalam bentuk pembangunan Rusunawa dan peningkatan kualitas permukiman kumuh dan RSH. Program/kegiatan yang dilaksanakan di kawasan perkotaan dapat berupa: 1. Infrastruktur kawasan permukiman kumuh; 2. Infrastruktur permukiman RSH; 3. Rusunawa beserta infrastruktur pendukungnya, dan

Laporan Akhir VII-10 Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

4. Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) merupakan Program lanjutan dari Program PNPM Mandiri Perkotaan.

Sementara pengembangan kawasan perdesaan terdiri dari pengembangan kawasan permukiman perdesaan untuk kawasan potensial (Agropolitan dan Minapolitan), rawan bencana, serta perbatasan dan pulau kecil; pengembangan kawasan pusat pertumbuhan dengan program PISEW (RISE); dan desa tertinggal dengan program PPIP dan RIS PNPM. Program/kegiatan yang dilaksanakan di kawasan perdesaan dapat berupa: 1. Infrastruktur kawasan permukiman perdesaan potensial (Agropolitan/ Minapolitan) 2. Infrastruktur kawasan permukiman rawan bencana 3. Infrastruktur kawasan permukiman perbatasan dan pulau kecil 4. Infrastruktur pendukung kegiatan ekonomi dan sosial (PISEW) 5. Infrastruktur perdesaan PPIP 6. Infrastruktur perdesaan RIS PNPM.

Pelaksanaan program/kegiatan pengembangan permukiman sangat bergantung pada kesiapan pemerintah. Beberapa kriteria yang dapat dijadikan pedoman dalam mengukur tingkat kesiapan pemerintah kabupaten untuk pelaksanaan pengembangan permukiman di antaranya adalah sebagai berikut: 1. Ada rencana kegiatan rinci yang diuraikan secara jelas. 2. Indikator kinerja sesuai dengan yang ditetapkan dalam Renstra. 3. Kesiapan lahan (sudah tersedia). 4. Sudah tersedia DED. 5. Tersedia Dokumen Perencanaan Berbasis Kawasan (RP2KP, RTBL KSK, Masterplan. Agropolitan & Minapolitan, dan KSK) 6. Tersedia Dana Daerah untuk Urusan Bersama (DDUB) dan dana daerah untuk pembiayaan komponen kegiatan sehingga sistem bisa berfungsi. 7. Ada unit pelaksana kegiatan. 8. Ada lembaga pengelola pasca konstruksi.

Kriteria-kriteria di atas termasuk ke dalam kriteria kesiapan umum. Selain kriteria tersebut di atas terdapat pula beberapa kriteria khusus sesuai dengan program/kegiatan yang akan dilaksanakan.

Dalam pengembangan permukiman di Kabupaten Kepahiang, kriteria kesiapan daerah yang sudah ada dan yang akan dilaksanakan meliputi dokumen RP2KP Kabupaten Kepahiang.

Laporan Akhir VII-11 Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

Usulan Pogram dan Kegiatan Pengembangan dan Permukiman

Usulan program dan kegiatan terdiri dari program dan kegiatan yang diusulkan untuk sektor pengembangan permukiman beserta pembiayaannya.

A. Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan Permukiman

Program dan kegiatan yang diusulkan merupakan upaya pemenuhan kebutuhan permukiman di masa yang akan datang berdasarkan hasil analisis kondisi eksisting dan target yang ingin dicapai. Akan tetapi usulan program dan kegiatan terbatas oleh waktu dan kemampuan pendanaan pemerintah kabupaten/kota sehingga untuk jangka waktu perencanaan lima tahun dalam RPI2JM dibutuhkan suatu kriteria untuk menentukan prioritas dari tahun pertama hingga kelima.

Tabel 7.5 Format Usulan dan Prioritas Program Infrastruktur Permukiman Kabupaten Kepahiang

BIAYA NO RINCIAN KEGIATAN VOLUME SATUAN LOKASI (Rp x Juta) Infrastruktur Kawasan Permukiman 1 Perkotaan Infrastruktur Kawasan Permukiman 1.a. Kumuh yang Meningkat Kualitasnya DED Penataan Kawasan Permukiman Kec. Kepahiang dan 4 Paket 500,00 Kumuh Kec. Merigi Supervisi Pengawasan Pelaksanaan Kec. Kepahiang dan Peningkatan Kawasan Permukiman 6 Paket 1.200,00 Kec. Merigi Kumuh (Kec. Kepahiang dan Kec. Merigi) Infrastruktur Kawasan Permukiman 1.b. Kumuh Kelurahan Kampung Pensiun 2,37 Ha 2.200,00 Kec. Kepahiang Kelurahan Pasar Ujung 9,87 Ha 8.600,00 Pensiunan 4,35 Ha 3.788,85 Sijantung 0,98 Ha 853,58 Tebat Monok 1,95 Ha 1.698,45 Durian Depun 2,55 Ha 2.221,05 Kec. Merigi Kec. Kepahiang dan Pembangunan Rumah Tidak Layak Huni 150 Unit 825,00 Merigi Infrastruktur Permukiman RSH Yang 1.c. Meningkat Kualitasnya DED PSD Perkim Bagi RSH (Kecamatan 2 Paket 500,00 Ujan Mas; dan Kecamatan Tebat Karai) Supervisi Pengawasan Pelaksanaan PSD Perkim pada Kawasan Perkotaan (Kec. 7 Paket 2.800,00 Ujan Mas dan Kec. Tebat Karai) Bantuan PSD Perkim Pada Kawasan 1.d Perkotaan Peningkatan Jalan Lingkungan Daspetah 1.000 M1 1.750,00 Kec. Ujan Mas Peningkatan Jalan Lingkungan Daspetah 1.000 M1 1.750,00 II

Laporan Akhir VII-12 Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

BIAYA NO RINCIAN KEGIATAN VOLUME SATUAN LOKASI (Rp x Juta) Peningkatan Jalan Lingkungan Ujan Mas 1.000 M1 1.750,00 Bawah Peningkatan Jalan Lingkungan Ujan Mas 1.000 M1 1.750,00 Atas Peningkatan Jalan Lingkungan Ujan Sido 1.000 M1 1.750,00 Muncar Peningkatan Jalan Lingkungan 1.000 M1 1.750,00 Pekalongan Peningkatan Jalan Lingkungan Pungguk 1.000 M1 1.750,00 Meranti Peningkatan Jalan Lingkungan Bumi Sari 1.000 M1 1.750,00 Peningkatan Jalan Lingkungan Tertik 1.000 M1 1.750,00 Kec. Tebat Karai Peningkatan Jalan Lingkungan Peraduan 1.000 M1 1.750,00 Binjai Peningkatan Jalan Lingkungan Talang 1.000 M1 1.750,00 Karet Peningkatan Jalan Lingkungan Tebat 1.000 M1 1.750,00 Karai Peningkatan Jalan Lingkungan Tebing 1.000 M1 1.750,00 Penyamun Infrastruktur Kawasan Permukiman 2 Perdesaan Infrastruktur kawasan permukiman 2.a. perdesaan potensial yang meningkat kualitasnya Pendampingan PIP untuk operasional 21 Desa (Kab. 400,00 dan pengawasan Kepahiang ) Pemberdayaan Masyarakat dalam rangka Pembangunan Infrastruktur 2.000,00 Perdesaan Supervisi Pengawasan Pelaksanaan PSD Perkim pada Kawasan Perdesaan 5 paket 1.000,00 (Kabawetan, Bermani Ilir, Seberang Musi, Muara Kemumu, Merigi) Bantuan PSD Perkim Pada Kawasan

Perdesaan Jalan Poros Desa Kecamatan Kabawetan 2.000 M1 1.000,00 Kec. Kabawetan Jalan Poros Desa Kecamatan Bermani Ilir 2.000 M1 1.000,00 Kec. Bermani Ilir Jalan Poros Desa Kecamatan Seberang 2.000 M1 1.000,00 Kec. Seberang Musi Musi Jalan Poros Desa Kecamatan Muara Kec. Muara 2.000 M1 1.000,00 Kemumu Kemumu Jalan Poros Desa Kecamatan Merigi 2.000 M1 1.000,00 Kec. Merigi Saluran Drainase (Kiri-Kanan) 20.000 M1 2.000,00 Jalan Lingkungan Tangsi Baru 1.500 M1 500,00 Desa Tangsi Baru Jalan Lingkungan Tugu Rejo 1.500 M1 500,00 Desa Tugu Rejo 500,00 Desa Benuang Jalan Lingkungan Benuang Galing 1.500 M1 Galing Jalan Lingkungan Ari Pesi 1.500 M1 500,00 Desa Ari Pesi 500,00 Desa Talang Jalan Lingkungan Talang Babatan 1.500 M1 Babatan Jalan Lingkungan Sungai Jernih 1.500 M1 500,00 Desa Sungai Jernih Jalan Lingkungan Kembang Seri 1.500 M1 500,00 Desa Kembang Seri

Laporan Akhir VII-13 Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

BIAYA NO RINCIAN KEGIATAN VOLUME SATUAN LOKASI (Rp x Juta) Jalan Lingkungan Kota Agung 1.500 M1 500,00 Desa Kota Agung Jalan Lingkungan Embok Ijuk 1.500 M1 500,00 Desa Embok Ijuk Jalan Lingkungan Cinto Mandi 1.500 M1 500,00 Desa Cinto Mandi Jalan Lingkungan Keban Agung 1.500 M1 500,00 Desa Keban Agung Jalan Lingkungan Belarik 1.500 M1 500,00 Desa Belarik Jalan Lingkungan Langgar Jaya 1.500 M1 500,00 Desa Langgar Jaya Jalan Lingkungan Batu Kalung 1.500 M1 500,00 Desa Batu Kalung Jalan Lingkungan Sosokan Taba 1.500 M1 500,00 Desa Sosokan Taba Jalan Lingkungan Batu Bandung 1.500 M1 500,00 Desa Batu Bandung Jalan Lingkungan Air Punggur 1.500 M1 500,00 Desa Air Punggur Jalan Lingkungan Durian Depun 1.500 M1 500,00 Desa Durian Depun Jalan Lingkungan Pulo Geto 1.500 M1 500,00 Desa Pulo Geto Jalan LingkunganTaba Mulan 1.500 M1 500,00 Desa Taba Mulan Jalan Lingkungan Kota Bingin 1.500 M1 500,00 Desa Kota Bingin

B. Usulan Pembiayaan Pengembangan Permukiman

Berdasarkan usulan program dan kegiatan pengembangan dapat diidentifikasi kemungkinan sumber pembiayaan baik dari APBD Kabupaten/Kota, APBD Provinsi, APBN, maupun dari masyarakat dan swasta, sesuai dengan kemampuan pembiayaan pemerintah Kabupaten Kepahiang. Usulan pembiayaan pembangunan permukiman di Kabupaten Kepahiang dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 7.6 Usulan Pembiayaan Program Infrastruktur Permukiman Kabupaten Kepahiang

APBN APBD APBD SWASTA Masyarakat CSR (Rp x PROV. KAB NO RINCIAN KEGIATAN Juta) (Rp x (Rp x Juta) Juta) Infrastruktur Kawasan 1 Permukiman Perkotaan Infrastruktur Kawasan Permukiman 1.a. Kumuh yang Meningkat Kualitasnya DED Penataan 500,00 Kawasan Permukiman Kumuh Supervisi 1.200,00 Pengawasan Pelaksanaan

Peningkatan Kawasan Permukiman Kumuh

Laporan Akhir VII-14 Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

APBN APBD APBD SWASTA Masyarakat CSR (Rp x PROV. KAB NO RINCIAN KEGIATAN Juta) (Rp x (Rp x Juta) Juta) (Kec. Kepahiang dan Kec. Merigi) Infrastruktur Kawasan 1.b. Permukiman Kumuh Kelurahan Kampung 2.200,00 Pensiun Kelurahan Pasar 8.600,00 Ujung Pensiunan 3.788,85 Sijantung 853,58 Tebat Monok 1.698,45 Durian Depun 2.221,05 Pembangunan 470,00 375,00 Rumah Tidak Layak Huni Infrastruktur Permukiman RSH 1.c. Yang Meningkat Kualitasnya DED PSD Perkim 500,00 Bagi RSH (Kecamatan Ujan Mas; dan Kecamatan Tebat Karai) Supervisi 2.800,00 Pengawasan Pelaksanaan PSD Perkim pada Kawasan Perkotaan (Kec. Ujan Mas dan Kec. Tebat Karai) Bantuan PSD 1.d Perkim Pada Kawasan Perkotaan Peningkatan Jalan Lingkungan 1.750,00 Daspetah Peningkatan Jalan Lingkungan 1.750,00 Daspetah II Peningkatan Jalan Lingkungan Ujan 1.750,00 Mas Bawah Peningkatan Jalan Lingkungan Ujan 1.750,00 Mas Atas Peningkatan Jalan Lingkungan Ujan 1.750,00 Sido Muncar

Laporan Akhir VII-15 Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

APBN APBD APBD SWASTA Masyarakat CSR (Rp x PROV. KAB NO RINCIAN KEGIATAN Juta) (Rp x (Rp x Juta) Juta) Peningkatan Jalan Lingkungan 1.750,00 Pekalongan Peningkatan Jalan Lingkungan Pungguk 1.750,00 Meranti Peningkatan Jalan Lingkungan Bumi 1.750,00 Sari Peningkatan Jalan 1.750,00 Lingkungan Tertik Peningkatan Jalan Lingkungan 1.750,00 Peraduan Binjai Peningkatan Jalan Lingkungan Talang 1.750,00 Karet Peningkatan Jalan Lingkungan Tebat 1.750,00 Karai Peningkatan Jalan Lingkungan Tebing 1.750,00 Penyamun Infrastruktur Kawasan 2 Permukiman Perdesaan Infrastruktur kawasan permukiman 2.a. perdesaan potensial yang meningkat kualitasnya Pendampingan PIP 400,00 untuk operasional dan pengawasan Pemberdayaan 2.000,00 Masyarakat dalam rangka Pembangunan Infrastruktur Perdesaan Supervisi 1.000,00 Pengawasan Pelaksanaan PSD Perkim pada Kawasan Perdesaan (Kabawetan, Bermani Ilir, Seberang Musi,

Laporan Akhir VII-16 Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

APBN APBD APBD SWASTA Masyarakat CSR (Rp x PROV. KAB NO RINCIAN KEGIATAN Juta) (Rp x (Rp x Juta) Juta) Muara Kemumu, Merigi) Bantuan PSD Perkim Pada Kawasan Perdesaan Jalan Poros Desa Kecamatan 1.000,00 Kabawetan Jalan Poros Desa Kecamatan Bermani 1.000,00 Ilir Jalan Poros Desa Kecamatan 1.000,00 Seberang Musi Jalan Poros Desa Kecamatan Muara 1.000,00 Kemumu Jalan Poros Desa 1.000,00 Kecamatan Merigi Saluran Drainase 2.000,00

(Kiri-Kanan) Jalan Lingkungan 500,00 Tangsi Baru Jalan Lingkungan 500,00

Tugu Rejo Jalan Lingkungan 500,00

Benuang Galing Jalan Lingkungan Ari 500,00

Pesi Jalan Lingkungan 500,00

Talang Babatan Jalan Lingkungan 500,00

Sungai Jernih Jalan Lingkungan 500,00

Kembang Seri Jalan Lingkungan 500,00

Kota Agung Jalan Lingkungan 500,00

Embok Ijuk Jalan Lingkungan 500,00

Cinto Mandi Jalan Lingkungan 500,00

Keban Agung Jalan Lingkungan 500,00

Belarik Jalan Lingkungan 500,00

Langgar Jaya Jalan Lingkungan 500,00

Batu Kalung Jalan Lingkungan 500,00

Sosokan Taba

Laporan Akhir VII-17 Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

APBN APBD APBD SWASTA Masyarakat CSR (Rp x PROV. KAB NO RINCIAN KEGIATAN Juta) (Rp x (Rp x Juta) Juta) Jalan Lingkungan 500,00

Batu Bandung Jalan Lingkungan Air 500,00

Punggur Jalan Lingkungan 500,00

Durian Depun Jalan Lingkungan 500,00

Pulo Geto Jalan 500,00 LingkunganTaba Mulan Jalan Lingkungan 500,00

Kota Bingin

Laporan Akhir VII-18 Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

Tabel 7.7 Usulan Prioritas Kegiatan dan Pembiayaan Pengembangan Permukiman Kabupaten Kepahiang

SUMBER PENDANAAN x Rp. 1.000,- NO RINCIAN KEGIATAN LOKASI VOLUME SATUAN TAHUN APBN APBD DAK APBD KAB BUMD SWASTA Masyarakat CSR Rp. MURNI PHLN PROV. 1 Infrastruktur Kawasan Permukiman Perkotaan Infrastruktur Kawasan Permukiman Kumuh yang 1.a. Meningkat Kualitasnya Kec. Kepahiang dan Kec. DED Penataan Kawasan Permukiman Kumuh 4 Paket 2018 500.000 Merigi Supervisi Pengawasan Pelaksanaan Peningkatan 1 Paket 2018 300.000 Kawasan Permukiman Kumuh (Kec. Kepahiang) Supervisi Pengawasan Pelaksanaan Peningkatan 1 Paket 2019 300.000 Kawasan Permukiman Kumuh (Kec. Kepahiang) Supervisi Pengawasan Pelaksanaan Peningkatan 1 Paket 2020 300.000 Kawasan Permukiman Kumuh (Kec. Kepahiang) Supervisi Pengawasan Pelaksanaan Peningkatan 1 Paket 2021 300.000 Kawasan Permukiman Kumuh (Kec. Merigi) 1.b. Infrastruktur Kawasan Permukiman Kumuh Kawasan Kumuh Kampung Pensiun Kel. Kampung Pensiun 2,37 Ha 2018 2.200.000 Kawasan Kumuh Pasar Ujung Kel. Pasar Ujung 9,87 Ha 2018 8.600.000 Kawasan Kumuh Pensiunan Kel. Pensiunan 4,35 Ha 2019 3.788.850 Kawasan Kumuh Sijantung Kel. Sijantung 0,98 Ha 2020 853.580 Kawasan Kumuh Tebat Monok Kel. Tebat Monok 1,95 Ha 2020 1.698.450 Kawasan Kumuh Durian Depun Kel. Durian Depun 2,55 Ha 2021 2.221.000 Pembangunan Rumah Tidak Layak Huni Kel. Sijantung 2018 110.000 125.000 Pembangunan Rumah Tidak Layak Huni Kel. Tebat Monok 2019 125.000 125.000 Pembangunan Rumah Tidak Layak Huni Kel. Durian Depun 2020 235.000 125.000 Infrastruktur Permukiman RSH Yang Meningkat 1.c. Kualitasnya Kec. Ujan Mas; dan Kec. DED PSD Perkim Bagi RSH 2 Paket 2018 500.000 Tebat Karai Supervisi Pengawasan Pelaksanaan PSD Perkim pada Kawasan Perkotaan (Kec. Ujan Mas dan Kec. 2 2019 550.000 Tebat Karai) Supervisi Pengawasan Pelaksanaan PSD Perkim pada Kawasan Perkotaan (Kec. Ujan Mas dan Kec. 2 2020 600.000 Tebat Karai) Supervisi Pengawasan Pelaksanaan PSD Perkim pada Kawasan Perkotaan (Kec. Ujan Mas dan Kec. 2 2021 650.000 Tebat Karai) Supervisi Pengawasan Pelaksanaan PSD Perkim 1 2022 325.000 pada Kawasan Perkotaan (Kec. Ujan Mas) 1.d Bantuan PSD Perkim Pada Kawasan Perkotaan Peningkatan Jalan Lingkungan Daspetah Kec. Ujan Mas 1.000 M1 2019 1.750.000 Peningkatan Jalan Lingkungan Daspetah II 1.000 M1 2019 1.750.000 Peningkatan Jalan Lingkungan Ujan Mas Bawah 1.000 M1 2020 1.750.000 Peningkatan Jalan Lingkungan Ujan Mas Atas 1.000 M1 2020 1.750.000 Peningkatan Jalan Lingkungan Ujan Sido Muncar 1.000 M1 2021 1.750.000 Peningkatan Jalan Lingkungan Pekalongan 1.000 M1 2021 1.750.000 Peningkatan Jalan Lingkungan Pungguk Meranti 1.000 M1 2022 1.750.000

Laporan Akhir VII-19 Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

SUMBER PENDANAAN x Rp. 1.000,- NO RINCIAN KEGIATAN LOKASI VOLUME SATUAN TAHUN APBN APBD DAK APBD KAB BUMD SWASTA Masyarakat CSR Rp. MURNI PHLN PROV. Peningkatan Jalan Lingkungan Bumi Sari 1.000 M1 2022 1.750.000 Peningkatan Jalan Lingkungan Tertik Kec. Tebat Karai 1.000 M1 2019 1.750.000 Peningkatan Jalan Lingkungan Peraduan Binjai 1.000 M1 2019 1.750.000 Peningkatan Jalan Lingkungan Peraduan Binjai 1.000 M1 2020 1.750.000 Peningkatan Jalan Lingkungan Talang Karet 1.000 M1 2020 1.750.000 Peningkatan Jalan Lingkungan Tebat Karai 1.000 M1 2021 1.750.000 Peningkatan Jalan Lingkungan Tebing Penyamun 1.000 M1 2021 1.750.000 2 Infrastruktur Kawasan Permukiman Perdesaan Infrastruktur kawasan permukiman perdesaan 2.a. potensial yang meningkat kualitasnya Pendampingan PIP untuk operasional dan 2018 400.000 pengawasan Pemberdayaan Masyarakat dalam rangka 2018 2.000.000 Pembangunan Infrastruktur Perdesaan Supervisi Pengawasan Pelaksanaan PSD Perkim Kec. Kabawetan 1 Paket 2019 500.000 pada Kawasan Perdesaan Supervisi Pengawasan Pelaksanaan PSD Perkim Kec. Seberang Musi 1 Paket 2019 500.000 pada Kawasan Perdesaan Supervisi Pengawasan Pelaksanaan PSD Perkim Kec. Bermani Ilir 1 Paket 2020 500.000 pada Kawasan Perdesaan Supervisi Pengawasan Pelaksanaan PSD Perkim Kec. Muara Kemumu 1 Paket 2021 500.000 pada Kawasan Perdesaan Supervisi Pengawasan Pelaksanaan PSD Perkim Kec. Merigi 1 Paket 2021 500.000 pada Kawasan Perdesaan Bantuan PSD Perkim Pada Kawasan Perdesaan Jalan Poros Desa Kecamatan Kabawetan Kec. Kabawetan 2019 1.000.000 Jalan Poros Desa Kecamatan Bermani Ilir Kec. Seberang Musi 2019 1.000.000 Jalan Poros Desa Kecamatan Seberang Musi Kec. Bermani Ilir 2020 1.000.000 Jalan Poros Desa Kecamatan Muara Kemumu Kec. Muara Kemumu 2021 1.000.000 Jalan Poros Desa Kecamatan Merigi Kec. Merigi 2022 1.000.000 Saluran Drainase (Kiri-Kanan) Kec. Kabawetan 2019 2.000.000 Jalan Lingkungan Tangsi Baru Kec. Kabawetan 2019 500.000 Jalan Lingkungan Tugu Rejo Kec. Kabawetan 500.000 Jalan Lingkungan Benuang Galing Kec. Seberang Musi 2019 500.000 Jalan Lingkungan Ari Pesi Kec. Seberang Musi 500.000 Jalan Lingkungan Talang Babatan Kec. Seberang Musi 500.000 Jalan Lingkungan Sungai Jernih Kec. Seberang Musi 500.000 Jalan Lingkungan Kembang Seri Kec. Bermani Ilir 2020 500.000 Jalan Lingkungan Kota Agung Kec. Bermani Ilir 500.000 Jalan Lingkungan Embok Ijuk Kec. Bermani Ilir 500.000 Jalan Lingkungan Cinto Mandi Kec. Bermani Ilir 500.000 Jalan Lingkungan Keban Agung Kec. Bermani Ilir 500.000 Jalan Lingkungan Belarik Kec. Bermani Ilir 500.000 Jalan Lingkungan Langgar Jaya Kec. Bermani Ilir 500.000 Jalan Lingkungan Batu Kalung Kec. Muara Kemumu 2021 500.000 Jalan Lingkungan Sosokan Taba Kec. Muara Kemumu 500.000 Jalan Lingkungan Batu Bandung Kec. Muara Kemumu 500.000 Jalan Lingkungan Air Punggur Kec. Muara Kemumu 500.000

Laporan Akhir VII-20 Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

SUMBER PENDANAAN x Rp. 1.000,- NO RINCIAN KEGIATAN LOKASI VOLUME SATUAN TAHUN APBN APBD DAK APBD KAB BUMD SWASTA Masyarakat CSR Rp. MURNI PHLN PROV. Jalan Lingkungan Durian Depun Kec. Merigi 2021 500.000 Jalan Lingkungan Pulo Geto Kec. Merigi 500.000 Jalan LingkunganTaba Mulan Kec. Merigi 500.000 Jalan Lingkungan Kota Bingin Kec. Merigi 500.000

Laporan Akhir VII-21 Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

7.2 PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN

Penataan bangunan dan lingkungan adalah serangkaian kegiatan yang diperlukan sebagai bagian dari upaya pengendalian pemanfaatan ruang, terutama untuk mewujudkan lingkungan binaan, baik di perkotaan maupun di perdesaan, khususnya wujud fisik bangunan gedung dan lingkungannya.

Penataan bangunan dan lingkungan di kabupaten tentu harus mengacu pada berbagai arahan dan target peraturan pada skala nasional dan provinsi seperti undang-undang, peraturan pemerintah, dan peraturan menteri. Di Kabupaten Kepahiang sendiri, belum terdapat peraturan daerah/peraturan gubernur/peraturan bupati/peraturan lainnya terkait penataan bangunan dan lingkungan.

A. Isu Strategis Penataan Bangunan dan Lingkungan

Isu strategis tingkat nasional dalam sektor penataan bangunan dan lingkungan sangat dipengaruhi oleh berbagai agenda pembangunan seperti Agenda Habitat, Isu Pemanasan Global, MDGs, Pogram Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU), serta SPM bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang. Berdasarkan hasil tinjauan terhadap agenda-agenda tersebut dapat dirumuskan isu strategis penataan bangunan dan lingkungan tingkat nasional adalah sebagai berikut:

1) Penataan Lingkungan Permukiman

a. Pengendalian pemanfaatan ruang melalui RTBL;

b. PBL mengatasi tingginya frekuensi kejadian kebakaran di perkotaan;

c. Pemenuhan kebutuhan ruang terbuka publik dan ruang terbuka hijau (RTH) di perkotaan;

d. Revitalisasi dan pelestarian lingkungan permukiman tradisional dan bangunan bersejarah berpotensi wisata untuk menunjang tumbuh kembangnya ekonomi lokal;

e. Peningkatan kualitas lingkungan dalam rangka pemenuhan Standar Pelayanan Minimal;

f. Pelibatan pemerintah daerah dan swasta serta masyarakat dalam penataan bangunan dan lingkungan.

2) Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara

Laporan Akhir VII-22

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

a. Tertib pembangunan dan keandalan bangunan gedung (keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan);

b. Pengendalian penyelenggaraan bangunan gedung dengan perda bangunan gedung di kab/kota;

c. Tantangan untuk mewujudkan bangunan gedung yang fungsional, tertib, andal dan mengacu pada isu lingkungan/berkelanjutan;

d. Tertib dalam penyelenggaraan dan pengelolaan aset gedung dan rumah negara;

e. Peningkatan kualitas pelayanan publik dalam pengelolaan gedung dan rumah Negara.

3) Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan

a. Jumlah masyarakat miskin pada tahun 2017 mengalami penurunan menjadi 27,77 juta atau sekitar 10,64% dari total penduduk Indonesia dibandingkan dengan kondisi tahun 2012 sebesar 29,13 juta orang atau sekitar 11,96% dari total penduduk Indonesia;

b. Realisasi DDUB tidak sesuai dengan komitmen awal termasuk sharing in-cash sesuai MoU PAKET;

c. Keberlanjutan dan sinergi program bersama pemerintah daerah dalam penanggulangan kemiskinan.

Selain berbagai isu di atas, terdapat pula beberapa isu strategis terkait penataan bangunan dan lingkungan di Kabupaten Kepahiang, di antaranya seperti tercantum pada tabel berikut ini.

Tabel 7.8 Isu Strategis Penataan Bangunan dan Lingkungan Kabupaten Kepahiang

No Kegiatan Sektor PBL Isu Strategis Sektor PBL Masih adanya permukiman kumuh di Kabupaten Kepahiang Kurang diperhatikannya permukiman-permukiman tradisional dan bangunan bersejarah yang memiliki potensi wisata. Penataan Lingkungan 1. Terjadinya degradasi kawasan strategis yang memiliki potensi Permukiman ekonomi untuk mendorong pertumbuhan kota Sarana lingkungan hijau/open space atau public space, sarana olah raga dan lain-lain kurang diperhatikan Kurang ditegakkannya aturan keselamatan, keamanan dan Penyelenggaraan Bangunan 2. kenyamanan Bangunan Gedung termasuk pada daerah- Gedung dan Rumah Negara daerah rawan bencana.

Laporan Akhir VII-23

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

No Kegiatan Sektor PBL Isu Strategis Sektor PBL Prasarana dan sarana hidran kebakaran banyak yang tidak berfungsi dan kurang mendapatkan perhatian Lemahnya pengaturan penyelenggaraan Bangunan Gedung di Daerah serta rendahnya kualitas pelayanan publik dan perijinan Banyaknya Bangunan Gedung Negara yang belum memenuhi persyaratan keselamatan, keamanan dan kenyamanan. Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara kurang tertib dan efisien Masih banyaknya asset Negara yang tidak teradministrasikan dengan baik. Jumlah Penduduk miskin yang semakin bertambah Belum mantapnya kelembagaan komunitas untuk Pemberdayaan Komunitas meningkatkan peran masyarakat 3. dalam Penanggulangan Belum dilibatkannya masyarakat secara aktif dalam proses Kemiskinan perencanaan dan penetapan prioritas pembangunan di wilayahnya

A. Kondisi Eksisting Penataan Bangunan dan Lingkungan

Jumlah penduduk Kabupaten Kepahiang tahun 2017 yaitu 133.703 jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar 201 jiwa/Km2. Kabupaten Kepahiang memiliki penduduk miskin sebesar 38.962 jiwa atau 29% dari total jumlah penduduk.

Kabupaten Kepahiang sendiri telah memiliki peraturan yang mengatur tentang penataan bangunan, peraturan tersebut termuat dalam Perda Kabupaten Kepahiang Nomor 1 Tahun 2015 tentang Bangunan Gedung. Kemudian Peraturan Daerah Kabupaten Kepahiang Nomor 5 Tahun 2016 Tentang Ketenteraman Dan Ketertiban Umum Dalam Wilayah Kabupaten Kepahiang. Sebelumnya Kabupaten Kepahiang telah memiliki Peraturan Daerah lainnya terkait dengan bangunan dan lingkungan yaitu Retribusi Mengenai IMB (Ijin Mendirikan Bangunan) Nomor 03 tahun 2011.

B. Permasalahan dan Tantangan Penataan Bangunan dan Lingkungan

Dalam kegiatan penataan bangunan dan lingkungan terdapat beberapa permasalahan dan tantangan yang dihadapi hampir oleh seluruh kabupaten/kota. Permasalahan dan tantangan tersebut di antaranya:

1. Penataan Lingkungan Permukiman:

a. Masih kurang diperhatikannya kebutuhan sarana sistem proteksi kebakaran; b. Belum siapnya landasan hukum dan landasan operasional berupa RTBL untuk lebih melibatkan pemerintah daerah dan swasta dalam penyiapan infrastruktur guna pengembangan lingkungan permukiman;

Laporan Akhir VII-24

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

c. Menurunnya fungsi kawasan dan terjadi degradasi kawasan kegiatan ekonomi utama kota, kawasan tradisional bersejarah serta heritage; d. Masih rendahnya dukungan pemda dalam pembangunan lingkungan permukiman yang diindikasikan dengan masih kecilnya alokasi anggaran daerah untuk peningkatan kualitas lingkungan dalam rangka pemenuhan SPM.

2. Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara:

a. Masih adanya kelembagaan bangunan gedung yang belum berfungsi efektif dan efisien dalam pengelolaan Bangunan Gedung dan Rumah Negara; b. Masih kurangnya perda bangunan gedung untuk kota metropolitan, besar, sedang, kecil di seluruh Indonesia; c. Meningkatnya kebutuhan NSPM terutama yang berkaitan dengan pengelolaan dan penyelenggaraan bangunan gedung (keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan); d. Kurang ditegakkannya aturan keselamatan, keamanan dan kenyamanan Bangunan Gedung termasuk pada daerah-daerah rawan bencana; e. Prasarana dan sarana hidran kebakaran banyak yang tidak berfungsi dan kurang mendapat perhatian; f. Lemahnya pengaturan penyelenggaraan Bangunan Gedung di daerah serta rendahnya kualitas pelayanan publik dan perijinan; g. Banyaknya Bangunan Gedung Negara yang belum memenuhi persyaratan keselamatan, keamanan dan kenyamanan; h. Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara kurang tertib dan efisien; i. Masih banyaknya aset negara yang tidak teradministrasikan dengan baik. 3. Penyelenggaraan Sistem Terpadu Ruang Terbuka Hijau: Masih kurang diperhatikannya kebutuhan sarana lingkungan hijau/terbuka, sarana olah raga. 4. Kapasitas Kelembagaan Daerah: a. Masih terbatasnya kesadaran aparatur dan SDM pelaksana dalam pembinaan penyelenggaraan bangunan gedung termasuk pengawasan; b. Masih adanya tuntutan reformasi peraturan perundang-undangan dan peningkatan pelaksanaan otonomi dan desentralisasi;

Laporan Akhir VII-25

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

c. Masih perlunya peningkatan dan pemantapan kelembagaan bangunan gedung di daerah dalam fasilitasi penyediaan perangkat pengaturan.

Di samping permasalahan dan tantangan di atas, penataan bangunan dan lingkungan di Kabupaten Kepahiang juga memiliki berbagai permasalahan dan tantangan tersendiri, seperti tercantum pada tabel berikut.

Analisis Kebutuhan Penataan Bangunan dan Lingkungan Analisis kebutuhan program dan kegiatan untuk sektor PBL mengacu pada lungkup tugas DJCK untuk sektor PBL (Permen PU Nomor 8 Tahun 2010), meliputi:

1. Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman

Kegiatan yang terkait dengan penataan lingkungan permukiman adalah penyusunan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK), pembangunan prasarana dan sarana lingkungan permukiman tradisional dan bersejarah, pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM), dan pemenuhan Ruang Terbuka Hijau (RTH) diperkotaan.

Tabel 7.9 SPM Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan

Standar Pelayanan Minimal Waktu Jenis Pelayanan Dasar Keterangan Indikator Nilai Pencapaian Penataan Izin Terlayaninya Dinas yang Bangunan Mendirikan masyarakat dalam membidangi 100% 2018 dan Bangunan pengurusan IMB di Perijinan Lingkungan (IMB) kabupaten/ kota. (IMB). Harga Tersedianya Standar Dinas yang pedoman Harga Bangunan membidangi Standar Bangunan 100% 2018 Gedung Pekerjaan Gedung Negara di Negara Umum. kabupaten/kota. (HSBGN) Tersedianya Penyediaan Dinas/SKPD luasan RTH publik Ruang yang Penataan sebesar 20% dari Terbuka 25% 2018 membidangi Ruang luas wilayah kota/ Hijau (RTH) Penataan kawasan Publik Ruang. perkotaan.

2. Kegiatan Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara

Kegiatan penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara meliputi menguraikan kondisi bangunan gedung negara yang belum memenuhi persyaratan

Laporan Akhir VII-26

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

keandalan yang mencakup (keselamatan, keamanan, kenyamanan dan kemudahan); menguraikan kondisi Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara; dan menguraikan aset negara dari segi administrasi pemeliharaan.

3. Kegiatan Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan

Program yang mencakup pemberdayaan komunitas dalam penanggulangan kemiskinan adalah PNPM Mandiri, yang dilaksanakan dalam bentuk kegiatan P2KP (Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan) sekarang menjadi KOTAKU. KOTAKU merupakan program pemerintah yang secara substansi berupaya menanggulangi kemiskinan melalui pemberdayaaan masyarakat dan pelaku pembangunan lokal lainnya, termasuk Pemerintah Daerah dan kelompok peduli setempat.

Adapun kebutuhan sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan untuk jangka waktu 5 tahun ke depan adalah sebagai berikut.

Tabel 7.10 Analisis Kebutuhan Penataan Bangunan dan Lingkungan

Kebutuhan No Uraian Satuan Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Ket I II III IV V I. Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman Ruang Terbuka 1 m2 √ √ √ √ √ Hijau (RTH) 2 Ruang Terbuka m2 √ √ √ √ √ 3 PSD unit √ √ √ √ √ 4 PS Lingkungan unit √ √ √ √ √ 5 HSBGN laporan √ √ √ √ √ Pelatihan Teknis 6 Tenaga Pendata laporan √ √ √ √ √ HSBGN 7 lainnya √ √ √ √ √ II. Kegiatan Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara Bangunan Fungsi 1 unit √ √ √ √ √ Hunian Bangunan Fungsi 2 unit √ √ √ √ √ Keagamaan Bangunan Fungsi 3 unit √ √ √ √ √ Usaha Bangunan Fungsi 4 unit √ √ √ √ √ Sosial Budaya

Laporan Akhir VII-27

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

Kebutuhan No Uraian Satuan Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Ket I II III IV V Bangunan Fungsi 5 unit √ √ √ √ √ Khusus Bintek 6 Pembangunan laporan √ √ √ √ √ Gedung Negara 7 lainnya III. Kegiatan Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan 1 KOTAKU √ √ √ √ √ 2 lainnya

Program-Program dan Kriteria Kesiapan Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan

Program-Program Penataan Bangunan dan Lingkungan, terdiri dari: a. Kegiatan Penataan Lingkungan Permukiman; b. Kegiatan Penyelenggaraan Bangunan Gedung dan Rumah Negara; dan c. Kegiatan Pemberdayaan Komunitas dalam Penanggulangan Kemiskinan.

Untuk penyelenggaraan program-program pada sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan (PBL) maka dibutuhkan Kriteria Kesiapan (Readiness Criteria) yang mencakup antara lain rencana kegiatan rinci, indikator kinerja, komitmen Pemda dalam mendukung pelaksanaan kegiatan melalui penyiapan dana pendamping, pengadaan lahan jika diperlukan, serta pembentukan kelembagaan yang akan menangani pelaksanaan proyek serta mengelola aset proyek setelah infrastruktur dibangun.

Tabel 7.11 Program/Kegiatan dan Kriteria Kesiapan Penataan Bangunan dan Lingkungan

No Program/Kegiatan Kriteria Kesiapan 1 Fasilitasi RanPerda Kriteria Khusus: Bangunan Gedung  Kabupaten/kota yang belum difasilitasi penyusunan ranperda Bangunan Gedung;  Komitmen Pemda untuk menindaklanjuti hasil fasilitasi Ranperda BG 2 Penyusunan Rencana Kriteria Khusus: Penataan Lingkungan  Kawasan di perkotaan yang memiliki lokasi PNPM-Mandiri Permukiman Berbasis Perkotaan; Komunitas  Pembulatan penanganan infrastruktur di lokasi-lokasi yang sudah ada PJM Pronangkis-nya;  Bagian dari rencana pembangunan wilayah/kota;  Ada rencana pengembangan dan investasi Pemda, swasta, dan masyarakat; Laporan Akhir VII-28

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

No Program/Kegiatan Kriteria Kesiapan  Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat. 3 Penyusunan Rencana Kriteria Lokasi: Tata Bangunan Dan  Sesuai dengan kriteria dalam Permen PU No.6 Tahun 2006; Lingkungan (RTBL)  Kawasan terbangun yang memerlukan penataan;  Kawasan yang dilestarikan/heritage;  Kawasan rawan bencana;  Kawasan gabungan atau campuran (fungsi hunian, fungsi usaha, fungsi sosial/ budaya dan/atau keagamaan serta fungsi khusus, kawasan sentra niaga (central business district);  Kawasan strategis menurut RTRW Kab/Kota;  Komitmen Pemda dalam rencana pengembangan dan investasi Pemerintah daerah, swasta, masyarakat yang terintegrasi dengan rencana tata ruang dan/atau pengembangan wilayahnya;  Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat;  Pekerjaan dilaksanakan oleh Pemerintah Pusat. 4 Penyusunan Rencana Kriteria Umum: Tindak Revitalisasi  Sudah memiliki RTBL atau merupakan turunan dari lokasi Kawasan, Ruang perencanaan RTBL (jika luas kws perencanaan > 5 Ha) atau; Terbuka Hijau (RTH)  Turunan dari Tata Ruang atau masuk dlm skenario dan Permukiman pengembangan wilayah (jika luas perencanaan < 5 Ha); Tradisional/Bersejarah  Komitmen pemda dalam rencana pengembangan dan investasi Pemerintah daerah, swasta, masyarakat yang terintegrasi dengan Rencana Tata Ruang dan/atau pengembangan wilayahnya;  Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat. Kriteria Khusus Fasilitasi Penyusunan Rencana Tindak Penataan dan Revitalisasi Kawasan:  Kawasan diperkotaan yang memiliki potensi dan nilai strategis;  Terjadi penurunan fungsi, ekonomi dan/atau penurunan kualitas;  Bagian dari rencana pengembangan wilayah/kota;  Ada rencana pengembangan dan investasi pemda, swasta, dan masyarakat;  Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat. Kriteria Khusus Fasilitasi Penyusunan Rencana Tindak Ruang Terbuka Hijau:  Ruang publik tempat terjadi interaksi langsung antara manusia dengan taman (RTH Publik);  Area memanjang/jalur dan/atau mengelompok, yang penggunaannya bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman baik alamiah maupun ditanam (UU No. 26/2007 tentang Tata ruang);  Dalam rangka membantu Pemda mewujudkan RTH publik minimal 20% dari luas wilayah kota;

Laporan Akhir VII-29

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

No Program/Kegiatan Kriteria Kesiapan  Ada rencana pengembangan dan investasi Pemda, swasta, masyarakat;  Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat. Kriteria Khusus Fasilitasi Penyusunan Rencana Tindak Permukiman Tradisional Bersejarah:  Lokasi terjangkau dan dikenal oleh masyarakat setempat (kota/kabupaten);  Memiliki nilai ketradisionalan dengan ciri arsitektur bangunan yang khas dan estetis;  Kondisi sarana dan prasarana dasar yang tidak memadai;  Ada rencana pengembangan dan investasi Pemda, swasta, dan masyarakat;  Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat. Kriteria Fasilitasi Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK):  Ada Perda Bangunan Gedung;  Kota/Kabupaten dengan jumlah penduduk > 500.000 orang;  Tingginya intensitas kebakaran per tahun dengan potensi resiko tinggi  Kawasan perkotaan nasional PKN, PKW, PKSN, sesuai PP No.26/2008 ttg Tata Ruang;  Ada rencana pengembangan dan investasi Pemda, swasta, dan masyarakat;  Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat. Kriteria dukungan PSD Untuk Revitalisasi Kawasan, RTH Dan Permukiman Tradisional/Ged Bersejarah:  Mempunyai dokumen Rencana Tindak PRK/RTH/Permukiman Tradisional-Bersejarah;  Prioritas pembangunan berdasarkan program investasinya;  Ada DDUB;  Dukungan Pemerintah Pusat maksimum selama 3 tahun anggaran;  Khusus dukungan Sarana dan Prasarana untuk permukiman tradisional, diutamakan pada fasilitas umum/sosial, ruang-ruang publik yang menjadi prioritas masyarakat yang menyentuh unsur tradisionalnya;  Ada rencana pengembangan dan investasi Pemda, swasta, dan masyarakat;  Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat. Kriteria dukungan Prasarana dan Sarana Sistem Proteksi Kebakaran:  Memiliki dokumen RISPK yang telah disahkan oleh Kepala Daerah (minimal SK/peraturan bupati/walikota);  Memiliki Perda BG (minimal Raperda BG dalam tahap pembahasan dengan DPRD);  Memiliki DED untuk komponen fisik yang akan dibangun;  Ada lahan yg disediakan Pemda;

Laporan Akhir VII-30

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

No Program/Kegiatan Kriteria Kesiapan  Ada rencana pengembangan dan investasi Pemda, swasta, dan masyarakat;  Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat. Kriteria Dukungan Aksesibilitas Pada Bangunan Gedung Dan Lingkungan:  Bangunan gedung negara/kantor pemerintahan;  Bangunan gedung pelayanan umum (puskesmas, hotel, tempat peribadatan, terminal, stasiun, bandara);  Ruang publik atau ruang terbuka tempat bertemunya aktivitas sosial masyarakat (taman, alun-alun);  Kesiapan pengelolaan oleh stakeholder setempat.

Usulan Pogram dan Kegiatan Penaataan Bangunan dan Lingkungan

Program dan kegiatan yang diusulkan merupakan upaya pemenuhan kebutuhan penataan bangunan dan lingkungan di masa yang akan datang berdasarkan hasil analisis kondisi eksisting dan target yang ingin dicapai. Akan tetapi usulan program dan kegiatan terbatas oleh waktu dan kemampuan pendanaan pemerintah kabupaten/kota sehingga untuk jangka waktu perencanaan lima tahun dalam RPI2JM dibutuhkan suatu kriteria untuk menentukan prioritas dari tahun pertama hingga kelima.

Laporan Akhir VII-31

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

Tabel 7.12 Usulan Prioritas Kegiatan dan Pembiayaan Penataan Bangunan dan Lingkungan Kabupaten Kepahiang SUMBER PENDANAAN x Rp. 1.000,- NO URAIAN KEGIATAN LOKASI VOLUME SATUAN TAHUN APBN APBD APBD DAK BUMD SWASTA Masyarakat CSR Rp. MURNI PHLN PROV. KAB/KOTA 1 PERATURAN PENATAAN BANGUNAN DAN LINGKUNGAN DRAFT NSPK DAERAH BIDANG PENATAAN BANGUNAN DAN 1.a. LINGKUNGAN Penyusunan RTBL Kelurahan Pasar Kepahiang Kec. Kepahiang 1 Paket 2018 700.000 Penyusunan RTBL Pusat Agropolitan Karet Keban Agung Kec. Bermani Ilir 1 Paket 2019 650.000 Penyusunan RTBL Pusat Agropolitan Kopi Ujan Mas Atas Kec. Ujan Mas 1 Paket 2019 650.000 Penyusunan RTBL Kawasan Durian Depun Kec. Merigi 1 Paket 2019 650.000 Penyusunan Naskah Akademis dan Review RDTR Kecamatan Kec. Bermani Ilir 1 Paket 2020 850.000 Bermani Ilir Penyusunan Naskah Akademis dan Review RDTR Kecamatan Kec. Ujan Mas 1 Paket 2021 850.000 Ujan Mas Penyusunan Naskah Akademis dan Review RDTR Kecamatan Kec. Merigi 1 Paket 2022 850.000 Merigi Pengembangan Sisem Informasi Geografis Kab. Kepahiang 1 Paket 2018 750.000 Penyusunan Peraturan Zonasi Kawasan Perkotaan Bermani Ilir Kec. Bermani Ilir 1 Paket 2021 450.000 Penyusunan Peraturan Zonasi Kawasan Perkotaan Ujan Mas Kec. Ujan Mas 1 Paket 2022 450.000 Penyusunan Peraturan Zonasi Kawasan Perkotaan Merigi Kec. Merigi 1 Paket 2022 450.000 LAPORAN PEMBINAAN PELAKSANAAN PENATAAN BANGUNAN 2 DAN LINGKUNGAN, PENGELOLAAN GEDUNG DAN RUMAH TANGGA LAPORAN PEMBINAAN PELAKSANAAN PENATAAN BANGUNAN 2.a. DAN LINGKUNGAN, PENGELOLAAN GEDUNG DAN RUMAH TANGGA Bantuan Teknis/Administratif/Manajemen Peningkatan/Pemantapan Kelembagaan Bangunan Gedung - Bantuan Teknis Pembentukan TABG Kab.Kepahiang 1 Paket 2019 50.000 - Bantuan Teknis Penerbitan SLF Kab.Kepahiang 1 Paket 2019 50.000 Pengelolaan Bangunan Gedung dan Rumah Negara - Inventarisasi arsitektur bangunan bersejarah Kab.Kepahiang 1 Paket 2019 150.000 Penyusunan Ranperda Bangunan Gedung - Penyusunan naskah akademik revisi perda bangunan gedung Kab.Kepahiang 1 Paket 2018 50.000 Sosialisasi/Diseminasi/Workshop/Seminar Diseminasi Peraturan/ Perundang-undangan Kab.Kepahiang 3 Paket 2018 50.000 2019 50.000 2020 50.000 3 BANGUNAN GEDUNG DAN FASILITASNYA 3.a. AKSESIBILITAS BANGUNAN GEDUNG DAN LINGKUNGAN Pembangunan Percontohan Aksesibilitas Bangunan Gedung dan Lingkungan Kab.Kepahiang 2 Paket 2018 150.000 (Perencanaan DED Aksesibilitas) 2019 150.000 3.e. REHABILITASI BANGUNAN BERSEJARAH Pembangunan Lainnya

Laporan Akhir VII-32

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

SUMBER PENDANAAN x Rp. 1.000,- NO URAIAN KEGIATAN LOKASI VOLUME SATUAN TAHUN APBN APBD APBD DAK BUMD SWASTA Masyarakat CSR Rp. MURNI PHLN PROV. KAB/KOTA Dukungan Sarana dan Prasarana Pusat Informasi Pengembangan Kab.Kepahiang 1 Paket 2020 1.500.000 Permukiman dan Bangunan 4 SARANA DAN PRASARANA LINGKUNGAN PERMUKIMAN SARANA DAN PRASARANA PENANGGULANGAN BAHAYA 4.a. KEBAKARAN Pembangunan Percontohan Pos Pemadam Kebakaran (tahap lanjutan) Kab. Kepahiang 1 Paket 2019 1.000.000 Sarana dan prasarana penanggulangan bahaya kebakaran Sarana dan prasarana sistem proteksi kebakaran (Lanjutan Kab. Kepahiang 1 Paket 2020 500.000 pembangunan tahun 2019) Perencanaan Teknik Penyusunan Rencana Induk Sistem Proteksi Kebakaran (RISPK) Kab. Kepahiang 1 Paket 2019 500.000 4.b. SARANA DAN PRASARANA REVITALISASI KAWASAN Pembangunan Implementasi fisik percontohan RTBL Kelurahan Pasar Kepahiang Kec. Kepahiang 1 Paket 2019 1.500.000 Implementasi fisik percontohan RTBL Kawasan Keban Agung Kec. Bermani Ilir 1 Paket 2020 1.500.000 Implementasi fisik percontohan RTBL Kawasan Ujan Mas Kec. Ujan Mas 1 Paket 2020 1.500.000 Implementasi fisik percontohan RTBL Kawasan Durian Depun Kec. Merigi 1 Paket 2021 1.500.000 SARANA DAN PRASARANA PENATAAN RUANG TERBUKA HIJAU 4.c. (RTH) Pembangunan Penataan RTH IKK Kec. Muara Kemumu 1 Paket 2020 250.000 Kec. Bermani Ilir 1 Paket 2020 250.000 Kec. Seberang Musi 1 Paket 2020 250.000 Kec. Tebat Karai 1 Paket 2020 250.000 Kec. Kepahiang 1 Paket 2020 250.000 2020 1 Paket 250.000 Kec. Kabawetan Kec. Ujan Mas 1 Paket 2020 250.000 Kec. Merigi Program Pembangunan dan Penataan Ruang Publik Lanjutan Penataan Kawasan Kantor Kecamatan Muara Kemumu Kec. Muara Kemumu 1 Paket 2021 1.000.000 Lanjutan Penataan Kawasan Kantor Kecamatan Bermani Ilir Kec. Bermani Ilir 1 Paket 2021 1.000.000 Lanjutan Penataan Kawasan Kantor Kecamatan Seberang Musi Kec. Seberang Musi 1 Paket 2021 1.000.000 Lanjutan Penataan Kawasan Kantor Kecamatan Tebat Karai Kec. Tebat Karai 1 Paket 2021 1.000.000 Lanjutan Penataan Kawasan Kantor Kecamatan Kepahiang Kec. Kepahiang 1 Paket 2021 1.000.000 Lanjutan Penataan Kawasan Kantor Kecamatan Kabawetan Kec. Kabawetan 1 Paket 2021 1.000.000 Lanjutan Penataan Kawasan Kantor Kecamatan Ujan Mas Kec. Ujan Mas 1 Paket 2021 1.000.000 Lanjutan Penataan Kawasan Kantor Kecamatan Merigi Kec. Merigi 1 Paket 2021 1.000.000

Laporan Akhir VII-33

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

7.3 SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM (SPAM)

Penyelenggaraan pengembangan SPAM adalah kegiatan merencanakan, melaksanakan konstruksi, mengelola, memelihara, merehabilitasi, memantau, dan/atau mengevaluasi sistem fisik (teknik) dan non fisik penyediaan air minum. Penyelenggara pengembangan SPAM adalah badan usaha milik negara (BUMN)/Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), koperasi, badan usaha swasta, dan/atau kelompok masyarakat yang melakukan penyelenggaraan pengembangan sistem penyediaan air minum.

A. Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan, dan Tantangan

Penyelenggaraan pengembangan SPAM di kabupaten tentu harus mengacu pada berbagai arahan dan target peraturan pada skala nasional dan provinsi seperti undang-undang, peraturan pemerintah, dan peraturan menteri. Peratura-peraturan tersebut di antaranya Undang-Undang No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air, Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang Rencana Program Jangka Panjang (RPJP) Tahun 2005-2025, Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 20/PRT/M/2006 tentang Kebijakan dan Strategi Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum, dan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 14/PRT/M/2010 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Tata Ruang. Selain peraturan di atas kabupaten juga memiliki berbagai peraturan yang dapat dijadikan acuan dalam penyelenggaraan pengembangan SPAM.

Isu Strategis Pengembangan SPAM

Penyelenggaraan pengembangan SPAM di kabupaten harus dapat menjawab dan menyelesaikan berbagai isu dan permasalahan saat ini. Berbagai isu strategis nasional yang berpengaruh terhadap penyelenggaraan pengembangan SPAM saat ini di antaranya:

a. Peningkatan Akses Aman Air Minum; b. Pengembangan Pendanaan; c. Peningkatan Kapasitas Kelembagaan; d. Pengembangan dan Penerapan Peraturan Perundang-undangan; e. Pemenuhan Kebutuhan Air Baku untuk Air Minum; f. Rencana Pengamanan Air Minum; g. Peningkatan Peran dan Kemitraan Badan Usaha dan Masyarakat; dan h. Penyelenggaraan Pengembangan SPAM yang Sesuai dengan Kaidah Teknis dan Penerapan Inovasi Teknologi.

Laporan Akhir VII-34 Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

Sementara itu isu penyelenggaraan pengembangan SPAM yang sedang berkembang saat ini di Kabupaten Kepahiang di antaranya: 1. Kurangnya kesadaran masyarakat dalam mengelola jaringan air minum yang sudah ada. 2. sistem perpipaan yang dikelola oleh PDAM masih belum terintegrasi dalam satu sistem pelayanan terpadu. 3. jaringan distribusi yang sudah cukup tua sehingga mempunyai tingkat kebocoran yang cukup tinggi. 4. belum seluruhnya wilayah perkotaan Kabupaten Kepahiang terlayani oleh Air Bersih Perpipaan terutama wilayah yang termasuk wilayah rawan air.

Kondisi Eksisting Pengembangan SPAM

Gambaran umum kondisi eksisting pengembangan SPAM terdiri dari gambaran apek teknis, aspek pendanaan, kelembagaan, peraturan perundangan, dan peran serta masyarakat.

Aspek Teknis

PDAM Kepahiang saat ini sumber air baku memanfaatkan mata air yang berjumlah 9 buah. Sumber air PDAM Kabupaten Kepahiang belum termanfaatkan seluruhnya karena masih terdapat instalasi pengolahan air dengan pola distribusi air yang belum beroperasi 24 jam per hari karena masih menggunakan sistem perpompaan.

Tabel 7.13 Kondisi Jaringan Transmisi dan Distribusi PDAM Kepahiang

Laporan Akhir VII-35 Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

Jumlah penduduk yang terlayani sebanyak 21.548 jiwa atau 16,99% dari jumlah paenduduk sebanyak 126.789 jiwa. Sedangkan penduduk di wilayah teknis yang terlayani sebanyak 21.548 jiwa atau 25,96% dari jumlah penduduk yang ada jaringan pipa PDAM sebanyak 83.013 jiwa. Cakupan pelayanan masih di bawa target RPJMN tahun 2011 sebesar 62,5% dikarenakan tidak tersedia dana dari kas perusahan untuk investasi instalasi produksi/transmisi.

Upaya yang dilakukan PDAM untuk meningkatkan cakupan pelayanan adalah menambah jaringan pada daerah yang potensial serta memperbaiki jaringan transmisi dan distribusi yang rusak/tidak berfungsi. Hal ini sudah tercapai peningkatan jumlah sambungan berdasarkan data PDAM Tahun 2016 sudah mencapai 9.646 SR dibandingkan dengan tahun 2103 masih terdapat 3.592 SR.

Tabel 7.14 Jumlah Sambungan Rumah PDAM Tirta Alami Kabupaten Kepahiang Tahun 2016

No. Kecamatan Jumlah SR 1. Kepahiang 4.472 2. Tebat Karai 3.600 3. Ujan Mas 704 4. Sukasari (Kabawetan) 631 5. Bermani Ilir/Seberang Musi 239 Jumlah 9.646

Sumber: PDAM Kabupaten Kepahiang, 2016

Sistem Non Perpipaan

Berdasarkan data yang didapat, bahwa hampir seluruh kecamatan yang terdapat di Kabupaten Kepahiang masyarakatnya masih menggunakan air minum sistem non- perpipaan. Dimana sumber air yang digunakan berasal dari sumur dangkal atau mata air baik yang terlindungi maupun tidak terlindungi.

Sistem pengelolaan air minum non-perpipaan di Kabupaten Kepahiang dilakukan dengan cara pengambilan dari mata air, ditampung di bak penangkap air, lalu disalurkan ke masyarakat. Selain itu dilakukan juga pengeboran air tanah baik dengan tenaga listrik (diesel, PLN) maupun tenaga surya.

Laporan Akhir VII-36 Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

Secara umum pemenuhan kebutuhan air minum masyarakat di kawasan perkotaan diarahkan kepada upaya-upaya perbaikan mutu dan perluasan daerah layanan air bersih perpipaan yang dikelola PDAM.

Pengembangan air minum perdesaan diarahkan untuk mengentaskan desa-desa yang termasuk dalam kategori rawan air bersih. Bentuk kegiatan yang dilakukan dalam hal ini meliputi pencarian sumber air dan penyaluran air hingga ke pusat-pusat komunitas.

Aspek Kelembagaan

Sistem non perpipaan perdesaan, dalam penyediaannya dilakukan oleh Dinas Cipta Karya, dimana pengelolaan selanjutnya diserahkan kepada masyarakat. Untuk sistem perpipaan, saat ini pengelolaan air minum baik sistem perpipaan perkotaan maupun sistem perpipaan IKK masih dikelola oleh PDAM.

Peraturan Perundangan

Saat ini peraturan mengenai air minum non perpipaan khusus untuk Kabupaten Kepahiang belum ada.

Peran Serta Masyarakat

Bagian ini berisi pejelasan mengenai peran serta masyarakat dalam pengelolaan air minum terkait dengan kepatuhan membayar retribusi air, inisiatif masyarakat mengembangan SPAM di wilayah mereka, peran serta masyarakat memelihara kuantitas dan kualitas sumber air. Diuraikan pula permasalahan yang dihadapi terkait dengan peran negatif masyarakat dalam menjaga keberlanjutan sumber air, jaringan yang ada.

Permasalahan SPAM Kabupaten Kepahiang

Laporan Akhir VII-37 Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

Sumber: BPPSPAM Identifikasi Potensi Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (tahun 2014)

Laporan Akhir VII-38 Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

Permasalahan dan Tantangan Pengembangan SPAM

Dalam penyelenggaraan pengembangan SPAM terdapat beberapa permasalahan dan tantangan yang dihadapi hampir oleh seluruh kabupaten/kota. Permasalahan dalam pengembangan SPAM di antaranya:

1) Peningkatan Cakupan dan Kualitas

a. Tingkat pertumbuhan cakupan pelayanan air minum sistem perpipaan belum seimbang dengan tingkat perkembangan penduduk

b. Perkembangan pesat SPAM non-perpipaan terlindungi masih memerlukan pembinaan.

c. Tingkat kehilangan air pada sistem perpipaan cukup besar dan tekanan air pada jaringan distribusi umumnya masih rendah.

d. Pelayanan air minum melalui perpipaan masih terbatas dan harus membayar lebih mahal.

e. Ketersediaan data yang akurat terhadap cakupan dan akses air minum masyarakat belum memadai.

f. Sebagian air yang diproduksi PDAM telah memenuhi kriteria layak minum, namun kontaminasi terjadi pada jaringan distribusi.

g. Masih tingginya angka prevalensi penyakit yang disebabkan buruknya akses air minum yang aman.

2) Pendanaan

a. Penyelenggaraan SPAM mengalami kesulitan dalam masalah pendanaan untuk pengembangan, maupun operasional dan pemeliharaan.

b. Investasi untuk pengembangan SPAM selama ini lebih tergantung dari pinjaman luar negeri.

c. Komitmen dan prioritas pendanaan dari pemerintah daerah dalam pengembangan SPAM masih rendah.

3) Kelembagaan dan Perundang-Undangan

a. Lemahnya fungsi lembaga/dinas di daerah terkait penyelenggaraan SPAM.

Laporan Akhir VII-39 Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

b. Prinsip pengusahaan belum sepenuhnya diterapkan oleh penyelenggara SPAM (PDAM).

c. Pemekaran wilayah di beberapa kabupaten/kota mendorong pemekaran badan pengelola SPAM di daerah.

4) Air Baku

a. Kapasitas daya dukung air baku di berbagai lokasi semakin terbatas.

b. Kualitas sumber air baku semakin menurun.

c. Adanya peraturan perijinan penggunaan air baku di beberapa daerah yang tidak selaras dengan peraturan yang lebih tinggi.

d. Belum mantapnya alokasi penggunaan air baku sehingga menimbulkan konflik kepentingan di tingkat pengguna.

5) Peran Masyarakat

a. Air masih dipandang sebagai benda sosial meskipun pengolahan air baku menjadi air minum memerlukan biaya relatif besar dan masih dianggap sebagai urusan pemerintah.

b. Potensi yang ada pada masyarakat dan dunia usaha belum sepenuhnya diberdayakan oleh Pemerintah.

c. Fungsi pembinaan belum sepenuhnya menyentuh masyarakat yang mencukupi kebutuhannya sendiri.

Tantangan yang harus dihadapi dalam pengembangan SPAM di Indonesia adalah:

1) Tantangan Internal

a. Tantangan dalam peningkatan cakupan kualitas air minum saat ini adalah mempertimbangkan masih banyaknya masyarakat yang belum memiliki akses air minum yang aman yang tercermin pada tingginya angka prevalensi penyakit yang berkaitan dengan air. Tantangan lainnya dalam pengembangan SPAM adalah adanya tuntutan PP 16/2005 untuk memenuhi kualitas air minum sesuai kriteria yang telah disyaratkan.

b. Banyak potensi dalam hal pendanaan pengembangan SPAM yang belum dioptimalkan. Sedangkan adanya tuntutan penerapan tarif dengan prinsip full cost recovery merupakan tantangan besar dalam pengembangan SPAM.

Laporan Akhir VII-40 Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

c. Adanya tuntutan untuk penyelenggaraan SPAM yang profesional merupakan tantangan dalam pengembangan SPAM di masa depan.

d. Adanya tuntutan penjaminan pemenuhan standar pelayanan minimal sebagaimana disebutkan dalam PP No. 16/2005 serta tuntutan kualitas air baku untuk memenuhi standar yang diperlukan.

e. Adanya potensi masyarakat dan swasta dalam pengembangan SPAM yang belum diberdayakan.

2) Tantangan Eksternal

a. Tuntutan pembangunan yang berkelanjutan dengan pilar pembangunan ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup.

b. Tuntutan penerapan Good Governance melalui demokratisasi yang menuntut pelibatan masyarakat dalam proses pembangunan.

c. Komitmen terhadap kesepakatan Millennium Development Goals (MDGs) 2015 dan Protocol Kyoto dan Habitat, dimana pembangunan perkotaan harus berimbang dengan pembangunan perdesaan.

d. Tuntutan peningkatan ekonomi dengan pemberdayaan potensi lokal dan masyarakat, serta peningkatan peran serta dunia usaha, swasta

e. Kondisi keamanan dan hukum nasional yang belum mendukung iklim investasi yang kompetitif.

Sementara itu permasalahan dan tantangan dalam penyelenggaraan pengembangan SPAM di Kabupaten Kepahiang di antaranya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 7.15 Identifikasi Permasalahan Pengembangan SPAM

Tindakan Aspek Pengelolaan Air Yang Yang No Permasalahan Minum Sudah Sedang Dilakukan Dilakukan A Kelembagaan/Perundangan  Lemahnya fungsi 1. Organisasi SPAM lembaga/dinas di 2. Tata Laksana (SOP, daerah terkait

koordinasi, dll) penyelenggaraan 3. SDM SPAM sehingga peran pembinaan

Laporan Akhir VII-41 Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

Tindakan Aspek Pengelolaan Air Yang Yang No Permasalahan Minum Sudah Sedang Dilakukan Dilakukan pengembangan SPAM menjadi sangat lemah  Prinsip pengusahaan belum sepenuhnya diterapkan oleh penyelenggara SPAM (PDAM), termasuk rekruitmen SDM belum terpadu dengan program pengembangan SDM Penyelenggara SPAM  Pemekaran wilayah di beberapa kabupaten/kota mendorong pemekaran badan pengelola SPAM di daerah B Teknis Operasional  Tingkat 1. Sumber Air Baku pertumbuhan 2. Bangunan Intake cakupan pelayanan 3. IPA air minum sistem 4. Reservoir dan Pompa perpipaan dalam 10 Distribusi tahun terakhir 5. Jaringan Transmisi belum dapat 6. Jaringan Distribusi mengimbangi 7. Sambungan Rumah pesatnya tingkat 8. Meter Pelanggan perkembangan penduduk  SPAM non- perpipaan selama 30 tahun terakhir berkembang lebih pesat daripada SPAM perpipaan, namun perkembangan

Laporan Akhir VII-42 Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

Tindakan Aspek Pengelolaan Air Yang Yang No Permasalahan Minum Sudah Sedang Dilakukan Dilakukan SPAM non- perpipaan terlindungi masih memerlukan pembinaan  Tingkat kehilangan air pada sistem perpipaan berkisar antara 10%-50% dengan kehilangan rata-rata sekitar 37% pada tahun 2004 dan tekanan air pada jaringan distribusi umumnya masih rendah  Pelayanan air minum melalui perpipaan masih terbatas untuk masyarakat menengah ke atas di perkotaan, sementara pelayanan air minum untuk masyarakat miskin selain belum memadai, juga harus membayar lebih mahal  Ketersediaan data yang akurat terhadap cakupan dan akses air minum masyarakat belum memadai  Sebagian air yang diproduksi PDAM telah memenuhi kriteria layak minum, namun

Laporan Akhir VII-43 Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

Tindakan Aspek Pengelolaan Air Yang Yang No Permasalahan Minum Sudah Sedang Dilakukan Dilakukan kontaminasi terjadi pada jaringan distribusi  Masih tingginya angka prevalensi penyakit yang disebabkan buruknya akses air minum yang aman  Kapasitas daya dukung air baku di berbagai lokasi semakin terbatas akibat pengelolaan daerah tangkapan air yang kurang baik  Kualitas sumber air baku semakin menurun akibat meningkatnya aktivitas dan kegiatan masyarakat dan industri tidak disertai dengan perlindungan terhadap lingkungan  Adanya peraturan perijinan penggunaan air baku di beberapa daerah yang tidak selaras dengan peraturan yang lebih tinggi sehingga pemanfaatan air baku yang lintas wilayah seringkali menimbulkan konflik

Laporan Akhir VII-44 Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

Tindakan Aspek Pengelolaan Air Yang Yang No Permasalahan Minum Sudah Sedang Dilakukan Dilakukan  Belum mantapnya alokasi penggunaan air baku sehingga menimbulkan konflik kepentingan di tingkat pengguna C Pembiayaan  Penyelenggaraan 1. Sumber-sumber SPAM mengalami pembiayaan kesulitan dalam 2. Tarif Retribusi masalah pendanaan 3. Mekanisme penarikan untuk retribusi pengembangan, 4. Realisasi penerimaan maupun retribusi operasional dan pemeliharaan yang diantaranya disebabkan oleh masih rendahnya tarif dan masih tingginya beban utang  Investasi untuk pengembangan SPAM selama ini lebih tergantung dari pinjaman luar negeri daripada dan belum mengoptimalkan pengembangan sumber pendanaan dalam negeri serta potensi masyarakat dan dunia usaha/ swasta  Komitmen dan prioritas pendanaan dari pemerintah daerah dalam pengembangan SPAM masih rendah

Laporan Akhir VII-45 Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

Tindakan Aspek Pengelolaan Air Yang Yang No Permasalahan Minum Sudah Sedang Dilakukan Dilakukan  Banyak potensi dalam hal pendanaan pengembangan SPAM yang belum dioptimalkan, antara lain adanya potensi sumber dana dari donor, swasta, bank, dan masyarakat yang belum termanfaatkan serta masih belum termobilisasinya dana daerah. Sedangkan adanya tuntutan penerapan tarif dengan prinsip full cost recovery merupakan tantangan besar dalam pengembangan SPAM D Peran Serta Masyarakat  Air masih 1. Penyuluhan dipandang sebagai 2. Kemampuan membayar benda sosial retribusi meskipun 3. Kemauan berpartisipasi pengolahan air baku menjadi air minum memerlukan biaya

relatif besar dan masih dianggap sebagai urusan pemerintah  Potensi yang ada pada masyarakat dan dunia usaha belum sepenuhnya

Laporan Akhir VII-46 Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

Tindakan Aspek Pengelolaan Air Yang Yang No Permasalahan Minum Sudah Sedang Dilakukan Dilakukan diberdayakan oleh Pemerintah  Fungsi pembinaan belum sepenuhnya menyentuh masyarakat yang mencukupi kebutuhannya sendiri

B. Analisis Kebutuhan SPAM

Target dari pengembangan SPAM di Kabupaten Kepahiang difokuskan pada masyarakat yang belum terlayani air bersih. Untuk itu PDAM Kepahiang mendapat batuan dari Pemerintah Daerah untuk pembangunan jaringan pipa distribusi dan perumahan untuk kota Kepahiang.

Perkiraan kebutuhan air bersih diperhitungan berdasarkan kebutuhan air per kapita, pertumbuhan dan pengembangan penduduk dan pengklasifikasian jenis kebutuhan. Perlu juga diperhitungkan adanya perkembangan tingkat perekonomian dan kemampuan penyedia dalam melayanin perkembangan kebutuhan air bersih di masa yang yang akan datang.

Diterbitkannya PP 16 tahun 2005 yang mengharuskan para penyedia air untuk mampu mendistribusikan air layak minum (potabel water) pada tahun 2026 juga harus menjadi pertimbangan. Untuk kebutuhan air bersih yang akan digunakan dalam studi ditetapkan 120 l/o/h untuk perkotaan dan 80 l/o/h untuk perkotaan. Kehilangan air ditahun 2007 dengan sistem perpipaan pelayanan PDAM sekitar 41.9% dan akan diprediksikan menurun agar mencapai target yang ditetapkan oleh standar yaitu mencapai maksimal 20% pada tahun 2026.

Proyeksi Kebutuhan Air Minum berikut menunjukkan proyeksi kebutuhan air di daerah pelayanan Kabupaten Kepahiang.

Laporan Akhir VII-47 Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

1. Untuk Cabang Kepahiang

Rencana penambahan intake (30 l/dt) dan IPA (20 l/dt). Asumsi-asumsi yang dipergunakan meliputi:

 Pemakaian air domestik sebesar 130 liter/orang/hari  Kapasitas IPA 20 l/dt hanya dapat dipergunakan sampai tahun 2020 untuk melayani  SR sampai 1600.  Cakupan pelayanan dari tahun ke tahun sebesar 1,65% - 13,65% dari total jumlah  penduduk di daerah pengembangan  Kebutuhan air non domestik dari tahun ke tahun sebesar = 20% kebutuhan air  domestik  Tingkat Kebocoran menurun dari tahun ke tahun sebesar= 25 %  Faktor Hari Maksimum = 1,2 x Hari Rata-Rata  Faktor Jam Puncak = 1,5 x Hari Rata-Rata.

2. Untuk Cabang Ujan Mas

Rencana penambahan bronkaptering 50 l/dt. Asumsi-asumsi yang dipergunakan meliputi:

 Pemakaian air domestik sebesar 130 liter/orang/hari (Tahun 2013 – 2019); 140 liter/orang/hari (Tahun 2020 -2023); 150 liter/orang/hari (Tahun 2021 -2026)  Bronkaptering dengan kapasitas 50 l/dt hanya dapat dipergunakan (KAPASITAS TERPAKAI 100%) sampai tahun 2026 untuk melayani SR sampai 3200.  Cakupan pelayanan dari tahun ke tahun sebesar 1,65% -33,33% dari total jumlah penduduk di daerah pengembangan  Kebutuhan air non domestik dari tahun ke tahun sebesar = 20% kebutuhan air domestik  Tingkat Kebocoran dari tahun ke tahun sebesar= 25 %  Faktor Hari Maksimum = 1,2 x Hari Rata-Rata  Faktor Jam Puncak = 1,5 x Hari Rata-Rata.

Laporan Akhir VII-48 Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

C. Program dan Kriteria Penyiapan, serta Skema Kebijakan Pendanaan Pengembangan SPAM

1. Program-Program Pengembangan SPAM

Program SPAM yang dikembangkan oleh Pemerintah antara lain Program SPAM IKK, Program Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), Program Perdesaan Pola Pamsimas, Program Desa Rawan Air/Terpencil, dan Program Pengamanan Air Minum.

2. Kriteria Penyiapan (Readiness Criteria)

Kelengkapan (readiness criteria) usulan kegiatan Pengembangan SPAM pemerintah kabupaten/kota adalah sebagai berikut:

a. Tersedia Rencana Induk Pengembangan SPAM (sesuai PP No. 16 /2005 Pasal 26 ayat 1 s.d 8 dan Pasal 27 tentang Rencana Induk Pengembangan SPAM).

b. Tersedia dokumen RPI2JM bidang Cipta Karya

c. Tersedia studi kelayakan/justifikasi teknis dan biaya

 Studi Kelayakan Lengkap: Penambahan kapasitas ≥ 20 l/detik atau diameter pipa JDU terbesar ≥ 250 mm

 Studi Kelayakan Sederhana: Penambahan kapasitas 15-20 l/detik atau diameter pipa JDU terbesar 200 mm;

 Justifikasi Teknis dan Biaya: Penambahan kapasitas ≤ 10 l/detik atau diameter pipa JDU terbesar ≤ 150 mm;

3. Tersedia DED/Rencana Teknis (sesuai Permen No. 18/2007)

4. Ada indikator kinerja untuk monitoring

a. Indikator Output: 100 % pekerjaan fisik

b. Indikator Outcome: Jumlah SR/HU yang dimanfaatkan oleh masyarakat pada tahun yang sama

Laporan Akhir VII-49 Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

5. Tersedia lahan/ada jaminan ketersediaan lahan

6. Tersedia Dana Daerah Untuk Urusan Bersama (DDUB) sesuai kebutuhan fungsional dan rencana pemanfaatan sistem yang akan dibangun

7. Institusi pengelola pasca konstruksi sudah jelas (PDAM/PDAB, UPTD atau BLUD)

8. Dinyatakan dalam surat pernyataan Kepala Daerah tentang kesanggupan/ kesiapan menyediakan syarat-syarat di atas.

9. Skema Kebijakan Pendanaaan

Pendanaan pengembangan SPAM dapat dilakukan dengan skema kebijakan pendanaan. Pembiayaan oleh APBN dapat dilakukan dengan pendekatan Non Cost- Recovery dan Cost Recovery. Pendekatan Non Cost-Recovery berupa Fasilitasi pengembangan SPAM (unit air baku dan unit produksi) pada IKK, kawasan perbatasan/ pulau terdepan; Fasilitasi pengembangan SPAM (unit air baku dan unit produksi) bagi kawasan-kawasan tertinggal (kawasan kumuh, kawasan nelayan, dan ibu kota kabupaten pemekaran; Fasilitasi pengembangan SPAM bagi perdesaan (desa rawan air) melalui pemicuan perubahan perilaku menjadi hidup bersih dan sehat, pembangunan modal sosial, capacitu building bagi masyarakat, serta pembangunan dan pengelolaan SPAM berbasis masyarakat; dan pengembangan SPAM skala kecil (perdesaan) pembiayaannya didorong melalui DAK. Pendekatan Cost-Recovery berupa fasilitasi penyediaan air baku untuk air minum melalui kerjasama dengan Ditjen Sumber Daya Air; dan fasilitasi penyediaan air minum (PDAM) di kawasan strategis (PKN, PKW, PKL, dll) dengan pendanaan melalui perbankan, Pemda/PDAM, serta KPS. Alternatif pola pembiayaan yang dilakukan dapat melalui equity, pinjaman bank komersial, trade credti, KPS, obligasi, dan CSR.

D. Usulan Pogram dan Kegiatan Pengembangan SPAM

Usulan dan prioritas program komponen Pengembangan SPAM disusun berdasarkan paket-paket fungsional dan sesuai dengan kebijakan prioritas program seperti pada RPJM. Penyusunan tersebut memperhatikan kebutuhan air minum berkaitan dengan pengembangan atau pembangunan sektor dan kawasan unggulan. Dengan demikian usulan sudah mencakup pemenuhan kebutuhan dasar dan kebutuhan pembangunan ekonomi.

Laporan Akhir VII-50 Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

Usulan program yang diajukan akan disesuaikan dengan hasil analisis dan identifikasi yang telah dilakukan. Selain itu, perlu juga dicek keterpaduan dengan sektor-sektor lainnya. Usulan program diupayakan dapat mencerminkan besaran dan prioritas program, dan manfaatnya ditinjau dari segi fungsi, kondisi fisik, dan non-fisik antar kegiatan dan pendanaannya. Penjabaran program-program tersebut disesuaikan dengan struktur tatanan program RPJMN yang diwujudkan dalam paket-paket kegiatan/program.

Selain itu, pembiayaan pengembangan SPAM perlu disusun berdasarkan klasifikasi tanggung jawab masing-masing Pemerintah Kabupaten/Kota, Pemerintah Pusat, Swasta dan Masyarakat. Jika ada indikasi program pengembangan SPAM yang melibatkan swasta perlu dilakukan kajian lebih mendalam untuk menentukan kelayakannya. Pembiayaan kegiatan pengembangan SPAM sebagaimana diusulkan dapat berasal dari dana Pemerintahan Kabupaten/Kota, masyarakat, swasta, dan bantuan Pemerintah Pusat. Bantuan Pemerintah Pusat dapat berbentuk proyek biasa (pemerataan dalam pemenuhan prasarana sarana dasar), bantuan stimulan, dan bantuan proyek khusus (menurut pengembangan kawasan). Untuk lebih jelasnya mengenai usulan program dalam Bidang Air Minum Kabupaten Kepahiang dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Laporan Akhir VII-51 Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

Tabel 7.16 Usulan Prioritas Kegiatan dan Pembiayaan Pengembangan SPAM Kabupaten Kepahiang

SUMBER PENDANAAN x Rp. 1.000,- NO RINCIAN KEGIATAN LOKASI VOLUME SATUAN TAHUN APBN APBD DAK APBD KAB BUMD SWASTA Masyarakat CSR Rp. MURNI PHLN PROV. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 LAPORAN PEMBINAAN PELAKSANAAN 1 PENGEMBANGAN SPAM 1.a. RENCANA INDUK BIDANG AIR MINUM Penyusunan Rencana Induk Penyusunan RISPAM 2018 550.000 525,000 2 SPAM DI KAWASAN MBR 2.a OPTIMALISASI IKK Pembangunan SPAM di kawasan MBR IKK Pengembangan jaringan retikulasi (pembangunan 1 paket 2019 3.200.000 1,600,000 reservoir) Muara Kemumu

Pengembangan jaringan retikulasi (pembangunan 1 paket 2019 5.000.000 reservoir) Durian Depun (Merigi)

3 SPAM DI IBU KOTA KECAMATAN(IKK) 3.a SPAM DI IBUKOTA KECAMATAN (IKK) Unit Air Baku Pembangunan Intake Baru Pembebasan Lahan Jalur Pipa 5,000 M2 2019 2,000,000 Intake Kapasitas 300 Lt/dt 300 Lt/dt 2019 3,748,000 Pengadaan & Pemasangan Pompa Air Baku 2 Unit, 440 Lt/dt 2019 3,753,000 Kapasitas. 220 Lt/dt, H=75 m Hydrophore untuk proteksi water hammer 2 Lt/dt 2019 775,000 Pengadaan & Pemasangan Pipa Air Baku Steel 600 13,300 Unit 2019 46,838,000 mm Jembatan Pipa Dia 600 - 50 m 1 Unit 2019 2,122,000 Toll Road Crossing Dia 600 - 60 m 1 Ls 2019 955,000 Optimalisasi Intake saat ini Pengadaan & Pemasangan Pompa Submersible 1 Ls 1,900,000 dan Aksesoris Unit Produksi + Bangunan Penunjang Pembangunan IPA & Bangunan Pendukung Pembebasan Lahan IPA 20,000 M2 2019 8,000,000 Instalasi Pengolahan Air 200 Lt/dt 200 Lt/dt 2019 25,464,000 Reservoir Distribusi Volume 2,500 m3 2,500 M3 2019 6,631,000 Unit Distribusi Pipa JDU Steel Dia 600 mm 1,000 M 2019 3,521,000

Laporan Akhir VII-52 Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

SUMBER PENDANAAN x Rp. 1.000,- NO RINCIAN KEGIATAN LOKASI VOLUME SATUAN TAHUN APBN APBD DAK APBD KAB BUMD SWASTA Masyarakat CSR Rp. MURNI PHLN PROV. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Pipa JDU Steel Dia 500 mm 1,940 M 2019 5,740,000 Pipa JDU PVC Dia 350 mm M 2019 8,930,000 8,441 Pipa JDU PVC Dia 350 mm M 2020 2,364,000 Pipa JDU PVC Dia 300 mm M 2019 3,256,000 7,657 Pipa JDU PVC Dia 300 mm M 2020 5,548,000 Pipa JDU PVC Dia 250 mm M 2019 1,606,000 9,534 Pipa JDU PVC Dia 250 mm M 2020 5,397,000 Pipa PVC Dia 200 mm M 2019 2,347,000 12,000 Pipa PVC Dia 200 mm M 2020 3,739,000 Pipa PVC Dia 150 mm M 2020 1,971,000 Pipa PVC Dia 150 mm 29,752 M 2020 3,496,000 Pipa PVC Dia 150 mm M 2020 5,569,000 Pipa PVC Dia 100 mm M 2020 1,971,000 Pipa PVC Dia 100 mm M 2019 1,412,000 Pipa PVC Dia 100 mm 44,613 M 2020 1,500,000 Pipa PVC Dia 100 mm M 2021 2,395,000 Pipa PVC Dia 100 mm M 2022 2,556,000 Pipa PVC Dia 75 mm M 2022 1,516,000 Pipa PVC Dia 75 mm M 2018 1,344,000 Pipa PVC Dia 75 mm 59,484 M 2019 1,428,000 Pipa PVC Dia 75 mm M 2020 2,281,000 Pipa PVC Dia 75 mm M 2022 2,434,000 Jembatan Pipa Cikao 1 Unit 2022 1,425,000 Jembatan Pipa Dia 350 mm - 50 m 1 Unit 2018 424,000 Jembatan Pipa Dia 300 mm - 80 m 1 Unit 2019 631,000 Jembatan Pipa Dia 200 mm - 20 m 1 Unit 2019 158,000 Toll Road Crossing Dia 350 mm - 60 m 1 Unit 2018 637,000 Toll Road Crossing Dia 250 mm - 60 m 1 Unit 2019 541,000 Toll Road Crossing Dia 200 mm - 60 m 1 Unit 2018 446,000 Road Crossing Dia 350 mm - 30 m 2 Unit 2018 509,000 Road Crossing Dia 350 mm - 15 m 1 Unit 2019 135,000 Railway Crossing Dia 600 mm - 35 m 1 Unit 2018 520,000 Railway Crossing Dia 350 mm - 35 m 1 Unit 2019 355,000 Unit Pelayanan Jumlah Sambungan Rumah Kab. Kepahiang Unit 2019 3,380,000 Jumlah Sambungan Rumah Kab. Kepahiang 15,000 Unit 2020 7,200,000 Jumlah Sambungan Rumah Kab. Kepahiang Unit 2022 7,683,000 Program Penurunan Kebocoran (NRW) Penggantian Meter Pelanggan Kab. Kepahiang 1 Ls 2020 338,000

Laporan Akhir VII-53 Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

SUMBER PENDANAAN x Rp. 1.000,- NO RINCIAN KEGIATAN LOKASI VOLUME SATUAN TAHUN APBN APBD DAK APBD KAB BUMD SWASTA Masyarakat CSR Rp. MURNI PHLN PROV. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 Penggantian Meter Pelanggan Kab. Kepahiang 1 Ls 2021 360,000 Penggantian Meter Pelanggan Kab. Kepahiang 1 Ls 2022 521,000 Program Penunjang Kab. Kepahiang 1 Ls 2018 318,000 Peningkatan Manajemen PDAM Kab. Kepahiang 1 Ls 2019 338,000 Kab. Kepahiang 1 Ls 2018 673,000 DED dan Supervisi Kab. Kepahiang 1 Ls 2019 713,000 Kab. Kepahiang 1 Ls 2020 760,000 Kab. Kepahiang 1 Ls 2018 221,000 Kab. Kepahiang 1 Ls 2019 68,000 Biaya Administrasi Proyek Kab. Kepahiang 1 Ls 2020 96,000 Kab. Kepahiang 1 Ls 2021 77,000

Program Pengembangan Kinerja Air Minum

DAK dan Pendampingan DAK Bidang Infrastruktur 2018 3,120,018 Air Minum dan Sanitasi Tahun 2018 Penunjang DAK Bidang Infrastruktur Air Minum 2018 141,819 dan Sanitasi Tahun 2018 Unit 2018 500,000 Unit 2019 500,000 Pembangunan Sarana Air Minum Siap Saji di Fasilitas Umum dan Sekolah Unit 2020 500,000 Unit 2021 500,000 Unit 2022 500,000 4 SPAM PERDESAAN 5.a. SPAM DI DESA RAWAN AIR /PESISIR/TERPENCIL Pembangunan - Pembangunan SPAM baru Perdesaan3 l/dtk di Kec. Merigi 1 paket 2019 1,500,000 500,000 Durian Depun - Pembangunan SPAM baru Perdesaan3 l/dtk di Kec. Muara 1 paket 2020 1,000,000 Sosokan Taba Kemumu

Laporan Akhir VII-54 Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

7.4 PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN

Penyehatan Lingkungan Permukiman merupakan sektor Cipta Karya yang berkaitan dengan kebijakan, pengaturan, perencanaan, pembinaan, pengawasan, pengembangan dan standardisasi teknis di bidang air limbah, drainase dan persampahan permukiman.

7.4.1 Air Limbah

Air Limbah adalah air limbah permukiman (Municipal Wastewater) yang terdiri atas air limbah domestik (rumah tangga) yang berasal dari air sisa mandi, cuci, dapur dan tinja manusia dari lingkungan permukiman serta air limbah industri rumah tangga yang tidak mengandung Bahan Beracun dan Berbahaya (B3). Air buangan yang dihasilkan oleh aktivitas manusia dapat menimbulkan pengaruh yang merugikan terhadap kualitas lingkungan sehingga perlu dilakukan pengolahan.

A. Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan dan Tantangan Air Limbah Permukiman

Isu strategis sektor PLP subsektor air limbah baik skala nasional maupun kabupaten diturunkan dari berbagai dokumen perencanaan pembangunan terkait seperti RPJMN, RPJMD, RTRW Kabupaten/Kota, Renstra Dinas, RP2KP, SSK dan dokumen lainnya.

Isu-isu strategis dalam pengelolaan air limbah permukiman di Indonesia antara lain: 1. Akses masyarakat terhadap pelayanan pengelolaan air limbah permukiman Sampai saat ini walaupun akses masyarakat terhadap prasarana sanitasi dasar mencapai 90,5% di perkotaan dan di pedesaan mencapai 67% (Susenas 2007) tetapi sebagian besar fasilitas pengolahan air limbah setempat tersebut belum memenuhi standar teknis yang ditetapkan. Sedangkan akses layanan air limbah dengan sistem terpusat baru mencapai 2,33% di 11 kota (Susenas 2007 dalam KSNP Air Limbah). 2. Peran Masyarakat Peran masyarakat berupa rendahnya kesadaran masyakat dan belum diberdayakannya potensi masyarakat dan dunia usaha dalam pengelolaan air limbah serta terbatasnya penyelenggaraan pengembangan sistem pengelolaan air limbah permukiman berbasis masyarakat. 3. Peraturan perundang-undangan Peraturan perundang-undangan meliputi lemahnya penegakan hukum dan belum memadainya perangkat peraturan perundangan yang dibutuhkan dalam sistem

Laporan Akhir VII-55 Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

pengelolaan air limbah permukiman serta belum lengkapnya NSPM dan SPM pelayanan air limbah. 4. Kelembagaan Kelembagaan meliputi kapasitas SDM yang masih rendah, kurang koordinasi antar instansi dalam penetapan kebijakan di bidang air limbah, belum terpisahnya fungsi regulator dan operator, serta lemahnya fungsi lembaga bidang air limbah. 5. Pendanaan Pendanaan terutama berkaitan dengan terbatasnya sumber pendanaan pemerintah dan rendahnya alokasi pendanaan dari pemerintah yang merupakan akibat dari rendahnya skala prioritas penanganan pengelolaan air limbah. Selain itu adalah rendahnya tarif pelayanan air limbah sehingga berakibat pihak swasta kurang tertarik untuk melakukan investasi di bidang air limbah.

Sementara itu isu-isu strategis terkait pengelolaan air limbah di Kabupaten Kepahiang antara lain: Tabel 7.17 Permasalahan Mendesak Air Limbah Domestik

A. Sistem Air Limbah : 1. Aspek Kepemilikan Jamban : Pengembangan . 49% masyarakat belum memiliki akses terhadap jamban dan masih Sarana dan melakukan BABS Prasarana User Interface: 50,0 44,4 37,9 40,0 30,0 20,0 9,3 10,0 4,4 1,3 1,9 ,5 ,3 ,0 Cluster 1 Cluster2 Cluster 3 Kepahiang

Gambar 7.1 Grafik Tempat Penyaluran Akhir Tinja Dari 61.2% Keluarga yang memiliki Jamban Pribadi, hanya 9.3 % yang memiliki tangki septic, yang paling banyak saluran akhir tinja memakai cubluk/lobang tanah 44.4%, ada juga saluran pembuangan tinja ke sungai 4.4%, ke drainase 1.9%, dengan pipa sewer 1.3%.

Laporan Akhir VII-56 Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

A. Sistem Air Limbah : Pengumpulan& Prosentase Tangki Septik Aman : Penampungan/  61% memiliki jamban Pengolahan Awal  4% belum memenuhi standar

96 %

94 % 98 % 100 4 % 6 % Claster 3 50 2 % Claster 2 Claster 1

Tidak Ya Tangki septik suspek aman

Claster 1 Claster 2 Claster 3

Gambar 7.2 Grafik Persentase Tangki Septik Suspek Aman dan Tidak Aman Keadaan Tangki septic sangat mempengaruhi kualitas lingkungan di rumah tangga, itu itu studi EHRA menetapkan Tangki Septik sebagai salah satu variable yang disurvei , analisa data EHRA diperoleh hasil seperti Grafik. Dari 9.3 % keluarga yang memiliki Tangki Septik di Kab. Kepahiang, masih ada 4 % tangki septik nya tidak aman yaitu di daerah claster 2, pada claster 1 juga masih terdapat 2% tangki septic yang tidak aman. Sumber :Hasil Pengolahan dan analisis data study EHRA Kab. Kepahiang 2012 Pengangkutan/  Mobil Tinja baru 1 unit dan sudah beroperasi, pembuangan dilakukan Pengaliran di TPA

Pengolahan Akhir  Belum memiliki IPAL maupun IPLT Terpusat

Daur Ulang/  Belum dilakukan daur ulang Pembuangan Akhir: Perencanaan  Belum adanya master plan air limbah permukiman yang terintegrasi Teknis dll

B. Lain-lain: 2. Aspek  Masih minimnya alokasi pendanaan dari Pemerintah Pendanaan:  Belum tertariknya sektor swasta untuk melakukan investasi  Belum optimalnya penggalian potensi pendanaan dari masyarakat

3. Aspek  Belum adanya Perda mengenai air limbah domestik sehingga target Kelembagaan capaian pelayanan pengelolaan air limbah domestik tidak dapat diukur, dan Peraturan

Laporan Akhir VII-57 Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

B. Lain-lain: Undang- kewajiban dan sanksi bagi pemerintah maupun masyarakat tidak dapat Undangan : dilaksanakan, tidak ada PAD dari retribusi penyedotan air limbah domestik dan tata cara perizinan untuk kegiatan pembuangan air limbah domestik bagi kegiatan permukiman, usaha rumah tangga dan perkantoran juga tidak jelas  Belum ada perencanaan komprehensif air limbah domestik (outline plan)  Rendahnya koordinasi antar instansi dalam penetapan kebijakan

4. Aspek Peran  Masih rendahnya pemahaman dan kesadaran masyarakat dalam serta mengakses sarana jamban/jamban sehat dalam BAB Masyarakat  Masih kurangnya sosialisasi mengenai bahayanya BABS dan kurangnya dan Dunia pengelolaan air limbah serta pentingnya penggunaan tangki septic yang Usaha/ Swasta standar dalam pengelolaan air limbah  Rendahnya koordinasi antar instansi terkait dalam menggerakkan peran masyarakat dalam pengelolaan air limbah  Rendahnya peran dunia swasta dalam penanganan limbah

5. Aspek  Rendahnya pendanaan dalam sector promosi bidang kesehatan Komunikasi, khususnya sector limbah PMJK dll

Sumber referensi: Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kepahiang, Tahun 2013

B. Sasaran Pembangunan Air Limbah

Sasaran prioritas yang akan dicapai terkait pembangunan Sanitasi dan PHBS terkait sanitasi sampai dengan periode Tahun 2018. Uraian resume sasaran sudah disusun berdasarkan Tingkat Prioritas dan merupakan hasil kesepakatan seluruh anggota Pokja. Penetapan sasaran dengan mempertimbangkan “Permasalahan Utama”. Uraian secara detail tersedia pada dokumen BPS/SSK.

Tabel 7.18 Tujuan dan Sasaran Air Limbah Domestik

Air Limbah Permukiman

1. Berkurangnya Praktek BABS dari 49% menjadi 0 % di tahun 2018 2. Meningkatnya akses masyarakat terhadap sarana jamban keluarga dengan tangki septic yang tidak aman dari 44 % menjadi 0% di tahun 2018 3. Meningkatkan Kepemilikan jamban Pribadi dari 61,2% menjadi 80% dan kepemilikan Septic tank dari dari 9,3% menjadi 80% ditahun 2018 4. Meningkatnya kesadaran masyarakat sebesar 49% untuk tidak BABS diakhir tahun 2018

Laporan Akhir VII-58 Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

Tabel 7.19 Rencana Pengembangan Jangka Menengah Air Limbah Domestik Kab. Kepahiang

Cakupan Tahun No Sistem layanan Keterangan eksisting 2014 2015 2016 2017 2018 A Sistem On-Site Individual 1 9,3% 20% 35% 45% 55% 80% (tangki septik) Cubluk dan 2 44% 35% 25% 15% 7% 0% sejenisnya B Sistem Off-site 1 Skala Kota ------Skala Wilayah/ Kawasan IPAL 2 0 2% 5% 10% 15% 20% - Komunal & MCK ++ C BABS 49% 40 % 30 % 20 % 10% 0% Lumpur Tinja ke Belum ada D ------IPLT (m3/bln) kegiatan Sumber: Hasil Analisis Data, 2013

C. Prioritas Pembangunan Air Limbah

Tabel 7.20 Prioritas Program dan Kegiatan Air Limbah Domestik

Score (dan bobot) Penerima Permasalahan Persepsi Pro- Score Urutan No. Program manfaat mendesak Pokja poor total prioritas 25% 25% 25% 25% 1 Pembangunan 4 4 4 3 3.75 1 MCK++ 2 Penyusunan 4 4 4 3 3.75 1 Masterplan dan DED pengelolaan air limbah 3 Pengadaan Truk 4 4 4 3 3.75 1 Tinja dan Pembangunan IPLT Muara Langkap 4 Penyuluhan, 4 4 4 3 3.75 1 Kampanye & Edukasi

Laporan Akhir VII-59 Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

Score (dan bobot) Penerima Permasalahan Persepsi Pro- Score Urutan No. Program manfaat mendesak Pokja poor total prioritas 25% 25% 25% 25% 5 Penyusunan 3 4 4 3 3.50 2 peraturan daerah tentang pengelolaan air limbah 6 Peningkatan 3 4 4 3 3.50 2 Koordinasi lintas SKPD 7 Pembentukan 3 3 4 3 3.25 3 Badan Pengelola IPLT 8 Pelatihan dan 3 4 3 3 3.25 3 Peningkatan produktivitas SDM Pengelolaan air limbah 9 Peningkatan 3 3 3 3 3.00 4 partisipasi pihak swasta/CSR/NGO dalam menanggulangi air limbah

D. Rencana Kegiatan Air Limbah

Pengembangan sanitasi sub sektor Air Limbah di Kabupaten Kepahiang dibagi dalam dua bentuk penanganan yaitu penanganan dengan system on site dan off site.

Penganganan Air Limbah dengan system on site dibagi dalam 3 (tiga) zona wilayah pengembangan yaitu:

1. Zona I meliputi Kecamatan Kepahiang, Merigi dan beberapa desa dalam wilayah kecamatan Ujan Mas; Zona ini memiliki karateristik : kepadatan penduduk tinggi, resiko sanitasi sedang sampai tinggi, topografi bergelombang dan sebagai pusat pelayanan wilayah promosi. Pada zona ini diprioritaskan pembangunan MCK Komunal karena keterbatasan lahan dan kepadatan penduduk.

2. Zona II meliputi Kecamatan Ujan Mas, Kabawetan, Tebat Karai dan Bermani Ilir dengan karateristik kepadatan penduduk tinggi, resiko sanitasi sedang-tinggi, Topografi

Laporan Akhir VII-60 Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

bergelombang. Pada wilayah ini pengembangan sanitasi air limbah diarahkan pada pengembangan septi tenk individu yang berstandar internasional

3. Zona III meliputi Kecamatan Seberang Musi, Muara Kemumu dan beberapa desa dalam wilayah Kecamatan Bermani Ilir, dengan karateristik: Kepadatan penduduk rendah- sedang, resiko sanitasi rendah-sedang, topografi bergelombang. Penanganan air limbah pada zona ini diarahkan untuk mengurangi praktek BABS dengan menyediakan septi tenk bagi masyarakat berpenghasilan rendah.

Disamping itu penanganan air limbah domistik juga akan dilakukan dengan system off site terutama di Kecamatan Kepahiang untuk skala kota. Hal ini dilakukan karena factor keterbatasan lahan dan kepadatan penduduk.Pengelolaan air limbah terdiri atas:

- Pengolahan On Site menggunakan sistem septik-tank dengan peresapan ke tanah dalam penanganan limbah rumah tangga, septic tank komunal, MCK Plush, MCK Sanimas dan IPLT.

- Pengelolaan Off Site adalah pengolahan limbah rumah tangga yang dilakukan melalui perpipaan secara terpusat melalui IPAL.

Air limbah domestik yang terbagi ke dalam kelompok Black Water dan Grey Water. Jenis sarana pengelolaan air limbah domestik black water yang bersumber dari kotoran manusia, yang digunakan rumah tangga di Kabupaten Kepahiang antara lain toilet siram, pipa saluran pembuangan, tangki septik serta jamban cemplung.

Sedangkan untuk grey water yang bersumber dari air bekas mandi dan cuci. Untuk air limbah jenis grey water ini pada umumnya masih menggunakan saluran/parit sebagai tempat pembuangan tanpa adanya pengolahan terlebih dahulu, semisal bak perangkap lemak.

Tinja merupakan bahan buangan yang timbul karena adanya kehidupan manusia sebagai mahluk individu maupun mahluk sosial. Tinja juga merupakan bahan buangan yang sangat dihindari oleh manusia karena dapat mengakibatkan bau yang sangat menyengat dan sangat menarik perhatian serangga, khususnya lalat, dan berbagai hewan lain seperti anjing, ayam, dan tikus. Apabila pembuangan tinja tidak ditangani sebagaimana mestinya,maka dapat mengakibatkan terjadinya pencemaran permukaan tanah serta air tanah, yang berpotensi menjadi penyebab timbulnya penularan berbagai macam penyakit saluran pencemaan.

Tangki Septik adalah bak kedap air yang terbuat dari beton, fbreglass, PVC atau plastik, untuk penampungan dan pengolahan black water dan grey water. Merupakan tangki pengendapan

Laporan Akhir VII-61 Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022 dan proses anaerobik untuk mengurangi padatan dan material organik. Pada grafik dibawah menunjukkan saluran akhir pembuangan tinja.

Pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Kepahiang masih bersifat on-site individual dan untuk layanan pengelolaan air limbah secara off-site belum tersedia, sehingga peta layanan terhadap sistim off-site belum dapat dipetakan. Lebih jelasnya peta penanganan air limbah dapat dilihat pada Gambar 7.3.

Infastruktur pengelolaan air limbah domestik di Kabupaten Kepahiang yang masih secara on- site individual berupa WC/Jamban pribadi hampir merata di seluruh wilayah Kabupaten Kepahiang, bahkan disebagian wilayah masih ditemukan kegiatan BABS di masyarakat. Sedangkan yang secara on-site komunal berupa MCK Komunal terdapat di sejumlah titik di hampir setiap ibukota kecamatan, terutama sebagai fasilitas umum. Untuk sistem off-site belum di Kabupaten Kepahiang belum terbangun, sehingga tidak bisa dimunculkan dalam peta di atas.

Untuk penanganan limbah Black Water sebagian sudah menggunakan tanki septic dan sebagian masih menggunakan jamban sehingga limbah langsung dibuang ke sungai. Limbah ini sama sekali tidak dialirkan ke Instalasi Pengolah Limbah Tinja (IPLT)/daur ulang, hal ini dikarenakan sampai saat ini daerah belum memiliki IPLT baik utuk skala domestic apalagi skala wilayah. Sedangkan untuk penangan limbah Grey Water, umumnya limbah dialirkan ke saluran/selokan bahkan ke sungai tanpa dialirkan ke septiktank/IPL khusus limbah mandi, cuci dan cuci piring.

1. Sarana dan Prasarana (Fisik) Air Limbah

Pengolahan On Site menggunakan sistem septik-tank dengan peresapan ke tanah dalam penanganan limbah rumah tangga, septic tank komunal, MCK Plush, MCK Sanimas dan IPLT. Pengelolaan Off Site adalah pengolahan limbah rumah tangga yang dilakukan melalui perpipaan secara terpusat melalui IPAL atau IPLT.

Air limbah domestik yang terbagi ke dalam kelompok Black Water dan Grey Water. Jenis sarana pengelolaan air limbah domestik black water yang bersumber dari kotoran manusia, yang digunakan rumah tangga di Kabupaten Kepahiang antara lain toilet siram, pipa saluran pembuangan, tangki septik serta jamban cemplung.

Laporan Akhir VII-62 Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

2. Kegiatan Pendukung (Non-Fisik) Air Limbah

Kegiatan studi dan perencanaan teknis antara lain Perencanaan Master Plan pengelolaan limbah,DED serta dokumen lainnya yang mendukung Kelembagaan, Peraturan, Komunikasi. Kelembagaan yang akan dibentuk berupa kelembagaan formal dan kelembagaan yang bersifat non-formal atau berbasis masyarakat berupa KSM dan UPTD untuk Pengelola IPLT.

Peraturan atau regulasi akan mengatur pengelolaan air limbah secara keseluruhan yang berupa Perda. Komunikasi yang akan dilakukan berupa kampanye, sosialisasi, edukasi, pemicuan baik secara langsung melalui kader-kader sanitasi maupun melalui siaran radio, televisi, leflet,baliho dan media lainnya.

Laporan Akhir VII-63 Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

GAMBAR 7.3 PETA PENANGANAN INFRASTRUKTUR AIR LIMBAH

Laporan Akhir VII-64 Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

TABEL 7.21 RENCANA KEGIATAN AIR LIMBAH . Jumlah Tahun Pelaksanaan Jumlah No. Uraian Kegiatan Detail Lokasi Satuan Penduduk 2018 2019 2020 2021 2022 Volume A. Masterplan 1 Penyusunan Masterplan air Kab. Kepahiang 133.703 Paket 1 1 limbah skala Kabupaten B. Infrastruktur Air Limbah Sistim Setempat dan Komunal 1 Program Jamban Keluarga Kab Kepahiang 133.703 Paket 5 5 5 5 5 20 dan MCK Umum 2 MCK ++ Desa Cinto mandi,Kembang 20 5 5 5 5 5 20 Sri,Muara langkap,embong ijuk,Penanjung panjang,Tebat karai,nanti agung,Permu,Klobak,Tebat Monok,Gunung Agung,Ujan Mas 4 IPAL Komunal Kel Pensiuan,Pasar 17.208 Paket 2 Kepahiang,Padang Lekat dan Tebat Monok 5 Pembangunan IPLT Desa Muara langkap 133.703 Paket 1 1 D Sanitasi Sekolah Pembangunan Sarana Di 67 sekolah dasar Se kabupaten 75 Paket 15 15 15 15 15 75 prasarana sanitasi Kepahiang sekolah,Pembangunan jamban dan sarana CPTS E Pengaturan Penyusunan Pengaturan Kab Kepahiang 133.703 Paket 1 1 Pengelolaan Air Limbah

Laporan Akhir VII-65 Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

7.4.2 Persampahan

A. Isu Strategis, Kondisi Eksisting, Permasalahan dan Tantangan Persampahan

Permasalahan dan isu-isu strategis dalam pengelolaan persampahan di Indonesia antara lain:

1. Kapasitas Pengelolaan Sampah Kapasitas pengelolaan sampah erat kaitannya dengan:

a. Makin besarnya timbulan sampah berupa peningkatan laju timbulan sampah perkotaan antara 2-4% per tahun.

Dengan bertambahnya penduduk, pertumbuhan industri dan peningkatan konsumsi masyarakat dibarengi peningkatan laju timbulan sampah.

b. Rendahnya kualitas dan tingkat pengelolaan persampahan.

Rendahnya kualitas pengelolaan persampahan terutama pengelolaan TPA memicu berbagai protes masyarakat. Di sisi lain rendahnya tingkat pengelolaan sampah mengakibatkan masyarakat yang tidak mendapat layanan membuang sampah sembarangan atau membakar sampah di tempat terbuka.

c. Keterbatasan Lahan TPA.

Keterbatasan lahan TPA merupakan masalah terutama di kota-kota besar dan kota metropolitan. Fenomena keterbatasan lahan TPA memunculkan kebutuhan pengelolaan TPA Regional namun banyak terkendala dengan banyak faktor kepentingan dan rigiditas otonomi daerah.

2. Kemampuan Kelembagaan

Masih terjadinya fungsi ganda lembaga pengelola sampah sebagai regulator sekaligus operator pengelolaan serta belum memadainya SDM (secara kualitas dan kuantitas) menjadi masalah dalam pelayanan persampahan.

3. Kemampuan Pembiayaan

Kemampuan pendanaan terutama berkaitan dengan rendahnya alokasi pendanaan dari pemerintah daerah yang merupakan akibat dari rendahnya skala prioritas penanganan pengelolaan sampah. Selain itu adalah rendahnya dana penarikan retribusi pelayanan sampah sehingga biaya pengelolaan sampah menjadi beban Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

APBD. Permasalahan pendanaan secara keseluruhan berdampak pada buruknya kualitas penanganan sampah.

4. Peran Serta Masyarakat dan Dunia Usaha/Swasta

Kurangnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat dalam pengelolaan sampah dan belum dikembangkan secara sistematis potensi masyarakat dalam melakukan sebagian sistem pengelolaan sampah, serta rendahnya minat pihak swasta berinvestasi di bidang persampahan karena belum adanya iklim kondusif membuat pengelolaan sampah sulit untuk ditingkatkan.

5. Peraturan perundangan dan Lemahnya Penegakan Hukum

Lemahnya penegakan hukum terkait pelanggaran dalam pengelolaan sampah dan kurangnya pendidikan masyarakat dengan PHBS sejak dini juga menjadi kendala dalam penanganan sampah.

Sementara itu, isu-isu strategis dalam pengelolaan persampahan di Kabupaten Kepahiang antara lain:

1. TPA yang ada masih dengan sistem Open Dumping sehingga umur ekonomisnya terbatas dan sudah hampir penuh  Belum selesainya pembangunan prasarana TPA, seperti kolam leachete  Tidak ada sumber air bersih di TPA  Upaya Komposting yang masih rendah  Air leachete yang kemungkinan besar masuk ke sungai di lokasi TPA.  Kondisi lahan tanah TPA yang labil

2. Terbatasnya sarana dan prasarana pengelolaan sampah  Terbatasnya sarana dan prasarana pengelolaan sampah, seperti jumlah armada dan peralatan pendukung  Adanya Peraturan Daerah tentang pengelolaan persampahan  Terbatasnya anggaran APBD untuk membiayai TPA dengan sistem sanitary landfill.

3. Belum terlayaninya pengelolaan sampah yang baik di kawasan perdesaan, sehingga banyak sampah yang dibuang di lahan-lahan dan lembah lalu dibiarkan membusuk dan sebagian besar dibakar begitu saja

Laporan Akhir VII-67 Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

 Terdapat banyak pengusaha pengepul dan daur ulang sampah yang bisa diajak bermitra oleh pemerintah

 Minimnya peran serta swasta dalam membiayai pengelolaan sampah

4. Pengelolaan sampah sistem 3R (Reuse, Reduse, Recycle) tidak bekerja secara efektif

 Kurangnya kesadaran dan kepedulian masyarakat untuk melakukan pengelolaan sampah 3R.

Tabel 7.22 Permasalahan Persampahan

A. Sistem Persampahan Domestik : 1. Aspek Tingkat Pengelolaan Sampah Rumah Tangga (RT) sbb : Pengembangan Pengelolaan sampah rumah tangga dilakukan oleh responden Sarana dan adalah dengan dibakar sebesar 32 % sedangkan dibuang ke sungai Prasarana User 18 %, dibuang ke lahan kosong/kebun 17%, dikumpulkan dalam Interface: keranjang sampah sebelum diangkut ke TPS 14 %, dibuang dalam lubang galian dan dibakar 13%,dibuang dan dikubur di lobang galian, sampah dibiarkan saja berserakan 2%. Pengangkutan sampah didefinisikan sebagai bentuk membawa sampah dari sumber dan atau dari tempat penampungan sampah sementara atau dari TPS menuju ke tempat pengolahan sampah terpadu atau tempat pemrosesan akhir Lihat Gambar 7.4. dan 7.5.

100% 32 13 14 2 ,2 32 18 17 2 80% 2 2 13 60% 2 21 ,0 21 19 23 17 40% 40 16 2 7 10 ,2 11 7 20% 11 14 23 18 20 1 0% ,0

Claster 1 Claster 2 Sumber : Hasil Pengolahan dan analisis data study EHRA Kabupaten Kepahiang 2012

Laporan Akhir VII-68 Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

A. Sistem Persampahan Domestik :

86,9 100,0 86,8 80,3 Cluster 1 50,0 Cluster2 13,2 19,7 13,1 Cluster 3 ,0 Ya Tidak C3. Apakah ibu melakukan pemilahan sampah di rumah sebelum dibuang?

. Praktek Pemilahan Sampah oleh RT : Kecilnya kesadaran masyarakat yang mengelola sampah, mulai dari mengumpulkan sampah dari rumah ke rumah lalu mengangkut sampah ke TPS dan TPA. Selain itu masih sangat kecilnya persentase masyarakat yang memilah sampah di rumah-rumah, di TPS maupun di TPA. . Kurangnya kesadaran masyarakat dalam mengelola lingkungan terhadap timbulan sampah tingkat rumah tangga, serta belum membudayanya pemilahan sampah dari sumber timbulan sampah yang mengacu pada pendekatan 3R. . Tidak adanya pengetahuan dan atau ketertarikan terhadap bank sampah. Pengumpulan . Kurangnya tong sampah terpilah untuk rumah tangga dan setempat : fasilitas-fasilitas umum . Tidak tersedianya gerobak dorong yang seyogyanya berada di ujung-ujung jalan . Kurangnya sarana dan prasarana pengumpul setempat Penampungan . Baru Ada 4 unit TPS dan masih sangat minim program 3R Sementara (TPS): Pengangkutan . Baru 35% wilayah terlayani utk dilakukan pengangkutan sampah ke TPA (Semi) Pengolahan . Kecilnya kegiatan dalam melakukan pemilahan dan belum ada Akhir Terpusat: KSM 3R Daur Ulang / . TPA masih open dumping belum control landfill, minimnya Pemrosesan Akhir ketersedianya peralatan operasional . Perlu ada alternatif lokasi TPA baru untuk melayani Kabupaten Kepahiang

B. Lain-lain: Dokumen . Masih dilakukan proses penyusunan master plan persampahan Perencanaan :

Laporan Akhir VII-69 Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

B. Lain-lain: Kapasitas . Cakupan layanan persampahan di perkotaan sudah cukup Pengelolaan memadai Sampah : . Makin bertambah timbunan sampah namun belum ada usaha pengurangan sampah dari sumbernya . Masih rendahnya kualitas dan tingkat pengelolaan persampahan . Masih minimnya Personil lapangan . Jumlah personil/SDM pengelola sampah masih kurang dalam pelayanan Aspek . Kurangnya sumberdaya aparatur pemerintah dalam pengelolaan Kelembagaan sampah baik dari kuantitas maupun kualitas Aspek Pendanaan : . Penganggaran terkait pengelolaan persampahan masih minim . Pegelolaan sampah masih belum menjadi prioritas . Pola penanganan sampah di Kabupaten Kepahiang belum optimal . Rendahnya dana penarikan retribusi Aspek Peran Serta . Masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam mengelola Masyarakat dan sampah Dunia Usaha/ . Belum ada Kelompok Swadaya Masyarakat dalam Swasta : pengurangan timbunan sampah dari sumbernya (pemilahan dan pemanfaatan sampah sebagai komoditas bernilai jual tinggi) . Belum ada keterlibatan swasta Peraturan . Belum ada kewajiban dan sanksi terkait pengelolaan Perundangan dan persampahan penegakan . Belum tersosialisasinya ketentuan penanganan sampah terhadap hukum: masyarakat Sumber referensi: Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kepahiang, Tahun 2013

B. Sasaran Pembangunan Persampahan

Sasaran dalam perencanaan dan pembangunan sektor sanitasi yang didasarkan pada permasalahan utama sektor sanitasi di Kabupaten Kepahiang. Sasaran sektor sanitasi Kabupaten Kepahiang, ditampilkan dalam Tabel 2.10 berikut ini.

Tabel 7.23 Tujuan dan Sasaran Pengembangan Persampahan Domestik

Persampahan 1. Meningkatnya cakupan layanan persampahan oleh pemerintah dari 35 % pada tahun 2017 menjadi 65% pada tahun 2022 pada seluruh wilayah kabupaten kepahiang 2. Meningkatnya Sarana dan Prasarana Persampahan TPS dan TPST/3R Mulai dari tahun 2018 sampai dengan 2022 3. Meningkatnya Kesadaran masyarakat untuk dapat melakukan pengolahan sampah dimulai dari tingkat Rumah tangga dari 25% menjadi 45% di tahun 2022

Laporan Akhir VII-70 Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

Tabel 7.24 Rencana Pengembangan Jangka Menengah Persampahan Sasaran Tahun No Sistem Eksisting Ket 2018 2019 2020 2021 2022 A Penanganan Langsung 1 Kawasan Komersial 45 % 65 % 65 % 75 % 75 % 85 % 2 Rumah Tangga 30 % 35 % 35 % 45 % 45 % 55 % B Penanganan tidak

Langsung 1 Rumah Tangga 23 % 25% 25% 30% 30% 30% 2 Sekolah,Kantor 8 % 10% 10% 12% 12% 15% C Penanganan Berbasis 25 % 30% 30% 35% 35% 35% Masyarakat D TPA 55 % 65% 65% 65% 75% 75%

C. Prioritas Pembangunan Persampahan

Daftar Program dan Kegiatan yang sudah disusun di bawah ini berdasarkan dari dokumen SSK. Daftar Program sesuai urutan Prioritas-nya, dengan mempertimbangkan kepentingan skala prioritas Kabupaten/Kota. Secara proses, direkomendasikan untuk menetapkan terlebih dahulu 3 atau 4 saja sebagai Prioritas UTAMA – kaji terkait ketersediaan dana dan jadwal pelaksanaannya. Apabila dalam proses ke 3 atau 4 program diatas sudah ada kepastian penganggarannya (dari berbagai sumber pendana), Pokja dapat menetapkan kembali prioritas lanjutan (kemungkinan bisa dilakukan pada tahun n+3 atau n+4 atau di review pada dokumen “MPS Tahunan”).

Tabel 7.25 Prioritas Implementasi Program dan Kegiatan Persampahan Domestik

Score (dan bobot) Penerima Permasalahan Persepsi Pro- Score Urutan No. Program manfaat mendesak Pokja poor total prioritas 25% 25% 25% 25% 1 Penyusunan Master Plan dan DED 4 4 4 4 4.00 1 Persampahan 2 Pemilihan Lokasi TPA Baru 4 4 4 4 4.00 1 4 Pembangunan TPS 3R Kec. Seberang Musi, Kec. Muara Kemumu, Kec. Kepahiang, Kec.Kabawetan, 4 3 3 4 3.50 2 Kec.Merigi Kec.Bermani Ilir, Kec Ujan Mas, Kec Tebat Karai dan fasilitasnya

Laporan Akhir VII-71 Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

Score (dan bobot) Penerima Permasalahan Persepsi Pro- Score Urutan No. Program manfaat mendesak Pokja poor total prioritas 25% 25% 25% 25% 5 Penyuluhan, Kampanye dan Edukasi 4 3 4 3 3.50 2 Persampahan` 6 Pengadaan Armada pengangkutan 4 3 4 3 3.50 2 persampahan 7 Penyusunan Perda Pengelolaan 4 3 4 3 3.50 2 Persampahan 8 Pelatihan Pengolahan sampah 3R bagi kader 3 3 3 4 3.25 3 desa 9 Rehabilitasi TPS 3 3 3 3 3.25 3 10 Program penanggulangan 3 3 3 3 3.00 4 sampah melalui Bank Sampah

D. Rencana Kegiatan Persampahan

Sasaran Pelayanan persampahan di wilayah kabupaten kepahiang baru terlayani 35 % dari keseluruhan wilayah yang ada direncanakan menjadi 65 % diakhir tahun 2018,sementara beberapa wilayah akan dilakukan dengan menggunakan sistim penanganan berbasis masyarakat.Pengembangan sanitasi sub sektor Persampahan di Kabupaten Kepahiang dibagi dalam 3 (tiga) zona wilayah pengembangan yaitu:

1. Zona I meliputi Kecamatan Kepahiang, Merigi, Ujan Mas, Tebat Karai dan Bermani Ilir; Zona ini memiliki karateristik : kepadatan penduduk tinggi, resiko sanitasi sedang sampai tinggi, topografi bergelombang dan sebagai pusat pelayanan wilayah promosi. Pada zona ini penanganan sampah akan dilaksanakan secara langsung oleh SKPD Teknis karena zona ini terletak pada jalur utama Kabupaten Kepahiang dan dapat diakses dengan mudah oleh kendaraan sampah. Pada zona ini penyebaran penduduk merata disepanjang jalan utama sehingga memudahkan penanganan sampah secara langsung.

2. Zona II meliputi Kecamatan Seberang Musi dan Muara Kemumu dengan karateristik kepadatan penduduk rendah-sedang, resiko sanitasi rendah-tinggi, Topografi bergelombang sebagai pusat pelayanan lingkungan. Pada zona ini penanganan sampah akan dilakukan secara tidak langsung hal ini dikarenakan kesulitan aksesibilitas.

Laporan Akhir VII-72 Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

3. Zona III meliputi Kecamatan Kabawetan dengan karateristik: Kepadatan penduduk sedang, resiko sanitasi rendah-sedang, topografi bergelombang, sebagai pusat pelayanan lingkungan. Pada zona ini penanganan persampahan akan dilaksanakan dengan memberdayakan masyarakat setempat atau berbasis masyarakat. Sampah- sampah organic akan diolah sebagai pupuk oleh masyarakat sedang sampah an organic akan diolah baik dalam bentuk bahan jadi maupun bahan setengah jadi oleh masyarakat.Disamping itu dengan melibatkan peran serta masyarakat, dharapkan kegiatan pengelolaan persampahan dapat lebih berkelanjutan.

E. Sarana dan Prasarana Persampahan

Sistem pengelolaan sampah di Kabupaten Kepahiang merupakan serangkaian kegiatan yang terdiri dari pengurangan sampah dan penanganan sampah yang dilakukan oleh pemerintah daerah bersama-sama dengan masyarakat. Pengurangan sampah dalam hal ini dilakukan melalui: kegiatan Bank sampah, penambahan fasilitas persampahan seperti pembangunan TPST 3R. Sedangkan kegiatan penanganan sampah dilakukan melaui pemilahan, pengumpulan, pengangkutan Sosialisasi dan kampanye kepada masyarakat tentang program 3R. Penanganan sampah yang dilakukan di Kabupaten Kepahiang antara lain: Pewadahan Penambahan jumlah TPS dan Tong pyramid atau tong sampah lainnya. Pengadaan Alat Angkut sampah seperti Penambahan gerobak sampah,Truk sampah, amrol truk. Fasilitas TPA yang ada di Kabupaten kepahiang sudah menjadi TPA dengan sistim Control landfill, akan tetapi lokasi TPA saat ini mendapatkan penolakan dari penduduk Desa Muara Langka. Untuk hal tersebut diperlukan lokasi baru untuk TPA yang melayani wilayah Kkabupaten Kepahiang.

F. Kegiatan Pendukung Persampahan

Studi dan Perencanaan Teknis a. Master Plan Persampahan dan DED TPA alternatif lokasi baru b. Perda pendukung c. Pembentukan organisasi pengelola.

Laporan Akhir VII-73

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

Tabel 7.26 Rencana Kegiatan Persampahan

Jumlah Tahun Pelaksanaan No Uraian Kegiatan Detail Lokasi Penduduk Satuan Volume 2018 2019 2020 2021 2022 terlayani A Pengembangan Kebijakan Dan Kinerja Pengelolaan Persampahan 1 Penyusunan Masterplan paket 1 1 Kabupaten 133.703 Persampahan Skala Kab./Kota 2 Penyusunan DED TPA Paket 1 1 Alternatif di Kabupaten Kabupaten 133.703 Kepahiang 3. Penyusunan Amdal TPA Alternatif Kabupaten Kabupaten Paket 1 Kepahiang 4 Studi Manajemen Kabupaten 133.703 Paket 1 1 Pengelolaan Persampahan 5 Penyusunan Perda Pengelolaan Persampahan Kabupaten 133.703 paket 1 1 Skala Kab./Kota B PENGELOLAAN SAMPAH Kabupaten 133.703 DARI SUMBERNYA** Penyuluhan dan Kabupeten pelatihan,pengadaan dan Kampanye tentang 133.703 Paket 1 Persampahan Pengadaan Gerobak sampah

Laporan Akhir VII-74

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

Jumlah Tahun Pelaksanaan No Uraian Kegiatan Detail Lokasi Penduduk Satuan Volume 2018 2019 2020 2021 2022 terlayani C PENGELOLAAN SAMPAH Kab Kepahiang DARI STASIUN ANTARA 133.703 1 1 SAMPAI TPA Pembanguan TPS dan Rehabilitasi TPS 133.703 Paket 1 1 1 1 Pengadaan dan Pemeliharaan Alat angkut Persampahan D TEMPAT PEMROSESAN Kab Kepahiang AKHIR (TPA) Control 133.703 Landfill** Pembangunan TPA dan Kab.kepahiang 133.703 Paket 1 1 Kelengkapannya

Laporan Akhir VII-75

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

7.4.3. Drainase

Drainase sebagaimana tertuang dalam Buku Referensi Opsi Sistem dan Teknologi Sanitasi adalah prasarana yang berfungsi mengalirkan air permukaan ke badan penerima air dan atau ke bangunan resapan buatan.Jaringan drainase merupakan salah satu prasarana penting dalam mewujudkan lingkungan yang bersih dan sehat. Perencanaan jaringan drainase terutama ditujukan untuk mengatasi permasalahan limpasan/aliran air hujan di permukaan agar tidak menimbulkan genangan atau banjir.

Saluran drainase yang ada menerima tidak hanya air hujan, tetapi juga air buangan (limbah) rumah tangga dan limbah industri. Hujan yang jatuh di suatu wilayah kemungkinan besar terkontaminasi, manakala air itu memasuki dan melintas atau berada pada lingkungan permukiman tersebut. Sumber kontaminasi berasal dari udara (asap, debu, uap, gas dan lain-lain), bangunan dan/atau permukaan tanah dan limbah domestik (rumah tangga) yang mengalir bersama air hujan. Setelah melewati lingkungan permukiman, air hujan, dengan atau tanpa limbah domestik, membawa polutan ke badan air.

A. Permasalahan Drainase

Kondisi saluran drainase eksisting di wilayah Kabupaten Kepahiang secara keseluruhan masih didominasi oleh saluran tanah, sementara saluran dengan pasangan batu terutama terdapat di jalan-jalan utama ibu kota kabupaten dan dibeberapa pemukiman. Saluran drainase yang ada di pusat Ibu kota Kabupaten, Kota Kepahiang, terutama di sekitar pusat pertokoan/pasar berupa saluran terbuka dan tertutup yang dilengkapi dengan street inlet seperti yang ditemukan di sepanjang jalur tiga Jalan Lintas Sumatera yang menuju ke Kabupaten Empat Lawang. Disepanjang jalan menuju Kabupaten Rejang Lebong yang berada di wilayah administrasi Kecamatan Kepahiang sudah terlayani oleh saluran drainase yang sudah memiliki konstruksi namun beberapa masih menggunakan saluran tanah.

Di beberapa ruas saluran, terutama ruas saluran yang melalui permukiman padat dan pusat kegiatan masyarakat cenderung kurang terpelihara dan banyak sampah, yang apabila musim hujan akan sangat mengganggu proses pengaliran air. Saluran drainase yang terdapat di wilayah permukiman sebagian besar dapat ditemukan di wilayah Ibu Kota kabupaten mengingat tingkat kepadatan penduduknya sangat tinggi dibandingkan dengan wilayah lainnya di kabupaten Kepahiang. Kondisi sistem drainase tidak terlepas adanya bangunan pelengkap oleh sebab itu bangunan pelengkap ini harus menjadi satu

Laporan Akhir VII-76 Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022 sistem yang menunjang untuk mengalirkan air secara cepat tanpa menjadi penghambat. Bangunan pelengkap Street inlet tidak berfungsi secara optimal akibat tersumbat oleh sampah dan timbunan/endapan tanah.

Tabel 7.27 Permasalahan Drainase

A. Sistem Drainase Lingkungan : User Interface: Genangan/banjir terjadi di beberapa titik, tinggi genangan mencapai 30 cm, lama genangan lebih dari 2 jam yang disebabkan oleh curah hujan yang tinggi dengan kapasitas tampung tidak memadai, saluran menyempit oleh karena sedimentasi sampah dan atau lumpur dan beberapa lokasi belum mempunyai sistem drainase sebagai pematus air hujan Penampungan/ . Air limbah rumah tangga di Kabupaten Kepahiang disalurkan ke Pengolahan Awal: sungai/kanal 9%, ke jalan/halaman 9%, ke saluran terbuka 52%, ke saluran tertutup 9%, ke lubang galian 14%, ke pipa saluran pembuangan 7%, ke pipa IPAL sanimas 0% dan tidak tahu 0%. . Belum ada pemilahan penanganan air limbah rumah tangga (Grey water) dan Black water. Lihat Gambar 7.6.

0% Ke sungai/kanal 0% Ke jalan, halaman 7% 9% 14% 9% Saluran terbuka Saluran tertutup 9% Lubang galian Pipa saluran pembuangan 52% Pipa IPAL Sanimas Tidak tahu

Sumber : Hasil Pengolahan dan analisis data study EHRA Kab. Kepahiang 2013. Pengangkutan/ . Kondisi drainase lingkungan : Pada saat terjadi hujan, di beberapa lokasi Pengaliran: sering tergenang. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal, antara lain : - Saluran pembuangan (drainase) sudah tidak berfungsi - Kapasitas tampung saluran sudah tidak memadai - Profil saluran menyempit oleh karena sedimentasi sampah dan atau lumpur - Limbah rumah tangga banyak dibuang disaluran terbuka dan dibiarkan tergenang Data lain . Pada umumnya, drainase lingkungan masih menjadi satu antara berdasarkan hasil pembuangan air hujan (pematusan air hujan) dan saluran limbah rumah EHRA 2013 tangga (grey water) . Ditemukan bahwa sekitar 88% rumah tangga tidak mengalami genangan air, 6% terjadi genangan air sekali dalam setahun, 4% terjadi genangan beberapa kali dalam setahun, 1% terjadi genangan sekali atau beberapa kali dalam sebulan dan 1% menyatakan tidak tahu

Laporan Akhir VII-77 Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

B. Lain-lain: Dokumen . Belum adanya masterplan sistem drainase Perencanaan Sumber referensi: Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kepahiang, Tahun 2013

B. Sasaran Pembangunan Drainase

Sasaran dalam perencanaan dan pembangunan subsektor drainase mengacu pada Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) yang didasarkan pada permasalahan utama subsektor drainase lingkungan di Kabupaten Kepahiang, ditampilkan dalam tabel berikut ini.

Tabel 7.28 Resume Tujuan dan Sasaran Utama Pembangunan Drainase

Drainase 1. Tersedianya Dokumen Masterplan Drainase dan dokumen perencanaan lainnya 2. Mengurangi genangan air pada titik-titik tertentu di pusat kab kepahiang dari 10% menjadi 0% ditahun 2022 3. Meningkatnya sarana infrastruktur drainase lingkungan mulai tahun 2018 sd 2022 4. Meningkatnya kesadaran masyarakat akan fungsi saluran drainase

Tabel 7.29 Rencana Pengembangan Jangka Menengah Drainase

Sasaran Tahun No Sistem Eksisting Ket 2018 2019 2020 2021 2022 A. Cakupan Layanan 30% 35% 45% 55% 65% 75% B. Peningkatan 33% 34% 36% 38% 40% 42% Fungsi drainase C. Luas Daerah 10% 10% 8% 6% 4% 2% Genangan

C. Prioritas Pembangunan Drainase

Uraian pada Sub bab ini merupakan rangkaian dari sub bab sebelumnya dan sesuai manual data ini bisa di adopsi dari Daftar Program dan Kegiatan yang sudah disusun dari SSK. Penekanan pada sub bab ini, adalah agar Pokja dapat mengkaji dan menyepakati Daftar Program sesuai urutan Tingkat Prioritasnya, dengan semata-mata

Laporan Akhir VII-78 Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022 mempertimbangkan kepentingan Kab/Kota dan tanpa dipengaruhi kepentingan dari masing-masing kedinasan.

Secara proses, direkomendasikan untuk menetapkan terlebih dahulu 3 atau 4 saja sebagai Prioritas utama kaji terkait ketersediaan Anggaran dan rencana Implementasinya. Apabila dalam proses ke 3 atau 4 program diatas sudah ada kepastian penganggarannya (dari berbagai sumber pendana), Pokja dapat menetapkan kembali prioritas lanjutan (kemungkinan bisa dilakukan pada tahun n+3 atau n+4 atau di review pada dokumen “MPS Tahunan”). Konsultasi dan koordinasi dengan seluruh Dinas terkait untuk penetapan prioritasi ini merupakan keharusan.

Tabel 7.30 Prioritas Implementasi Program dan Kegiatan Drainase

Score (dan bobot) Penerima Permasalahan Persepsi Score Urutan No. Program Pro-poor manfaat mendesak Pokja total prioritas 25% 25% 25% 25% Penyusunan Masterplan 1 Sistem Drainase Skala 2 4 4 4 3,75 1 Kabupaten Pembangunan/ 2 Normalisasi 3 4 4 4 3,75 1 Saluran Primer Pembangunan Saluran 3 Drainase Sekunder 3 2 2 2 2,25 2 Normalisasi Saluran 4 Sekunder 2 2 3 2 2,25 2

D. Rencana Kegiatan Drainase

Drainase sebagaimana tertuang dalam Buku Referensi Opsi Sistem dan Teknologi Sanitasi adalah prasarana yang berfungsi mengalirkan air permukaan ke badan penerima air dan atau ke bangunan resapan buatan.Jaringan drainase merupakan salah satu prasarana penting dalam mewujudkan lingkungan yang bersih dan sehat. Perencanaan jaringan drainase terutama ditujukan untuk mengatasi permasalahan limpasan/aliran air hujan di permukaan agar tidak menimbulkan genangan atau banjir.

Laporan Akhir VII-79 Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

Tabel 7.31 Rencana Kegiatan Drainase

Pengurangan Tahun Pelaksanaan Instansi No Uraian Kegiatan Detail Lokasi Satuan Genangan 2018 2019 2020 2021 2022 Pengelola 1 Penyusunan Masterplan Kab. Kepahiang - paket PU CK 1 Drainase Perkotaan 2 Pembangunan Saluran Kec. Kepahiang, 5,8Ha paket 1 1 PU CK drainase Primer Merigi, 3 Rehabilitasi Saluran dan Pasar Kepahiang pengerukan Drainase 2,8 Ha paket 1 PU CK Primer Kec Merigi,Ujan Pembangunan Saluran PU CK 3. Mas, Kec 15,8 Ha paket 1 1 Drainase Sekunder Kepahiang Rehabilitasi dan Pasar Kepahiang, Pengerukan Sedimentasi 24,8 Ha 4 Kel Pasar Ujung, paket 1 1 1 PU CK Saluran dan gorong-gorong Kel Pd Lekat Drainase Sekunder Penyusunan Perda tentang 6 pengelolaan sistem Kab.Kepahiang - paket 1 Bappeda Drainase

Laporan Akhir VII-80 Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

Saluran drainase yang ada menerima tidak hanya air hujan, tetapi juga air buangan (limbah) rumah tangga dan limbah industri. Hujan yang jatuh di suatu wilayah kemungkinan besar terkontaminasi, manakala air itu memasuki dan melintas atau berada pada lingkungan permukiman tersebut. Sumber kontaminasi berasal dari udara (asap, debu, uap, gas dan lain-lain), bangunan dan/atau permukaan tanah dan limbah domestik (rumah tangga) yang mengalir bersama air hujan. Setelah melewati lingkungan permukiman, air hujan, dengan atau tanpa limbah domestik, membawa polutan ke badan air.

Kerugian yang ditimbulkan oleh genangan dan luapan air permukaan tidak hanya berakibat pada aspek kenyamanan lingkungan (terutama pada pasca banjir) atau terganggunya aktifitas kehidupan penduduk dan kegiatan kawasan secara umum, tetapi juga berpotensi menimbulkan kerusakan pada badan jalan yang sudah dibangun dengan biaya yang tidak sedikit.

Di Kabupaten Kepahiang, institusi yang berwenang dalam pengelolaan drainase (baik operator maupun regulator) adalah Bidang Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan (PU) Kabupaten Kepahiang. Sedangkan untuk pemeliharaan dan pembersihan ditangani oleh Kantor Kebersihan Pertamanan.

Kondisi saluran drainase eksisting di wilayah Kabupaten Kepahiang secara keseluruhan masih didominasi oleh saluran tanah, sementara saluran dengan pasangan batu terutama terdapat di jalan-jalan utama ibu kota kabupaten dan dibeberapa pemukiman. Saluran drainase yang ada di pusat Ibu kota Kabupaten, Kota Kepahiang, terutama di sekitar pusat pertokoan/ pasar berupa saluran terbuka dan tertutup yang dilengkapi dengan street inlet seperti yang ditemukan di sepanjang jalur tiga Jalan Lintas Sumatera yang menuju ke Kabupaten Empat Lawang. Disepanjang jalan menuju Kabupaten Rejang Lebong yang berada di wilayah administrasi Kecamatan Kepahiang sudah terlayani oleh saluran drainase yang sudah memiliki konstruksi namun beberapa masih menggunakan saluran tanah.

Di beberapa ruas saluran, terutama ruas saluran yang melalui permukiman padat dan pusat kegiatan masyarakat cenderung kurang terpelihara dan banyak sampah, yang apabila musim hujan akan sangat mengganggu proses pengaliran air. Saluran drainase yang terdapat di wilayah permukiman sebagian besar dapat ditemukan di wilayah Ibu Kota kabupaten mengingat tingkat kepadatan penduduknya sangat tinggi dibandingkan

Laporan Akhir VII-81 Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022 dengan wilayah lainnya di kabupaten Kepahiang. Kondisi sistem drainase tidak terlepas adanya bangunan pelengkap oleh sebab itu bangunan pelengkap ini harus menjadi satu sistem yang menunjang untuk mengalirkan air secara cepat tanpa menjadi penghambat. Bangunan pelengkap Street inlet tidak berfungsi secara optimal akibat tersumbat oleh sampah dan timbunan/endapan tanah.

Hal lain bahwa tingkat kepedulian masyarakat dalam perencanaan, pembangunan, dan pemeliharaan drainase lingkungan masih sangat rendah, tidak jarang ditemui saluran drainase yang ada bersifat multi fungsi, di antaranya sebagai tempat pembuangan sampah dan air limbah. Kondisi ini memacing terjadinya genangan dan banjir dibeberapa tempat khususnya pada lingkungan permukiman dataran rendah dan padat, utamanya desa-desa yang ada di sepanjang aliran sungai.

Laporan Akhir VII-82 Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

Tabel 7.32 Tabel Usulan Program dan Kegiatan Pengembangan PLP Kabupaten Kepahiang

SUMBER PENDANAAN x Rp. 1.000,- APBN NO RINCIAN KEGIATAN LOKASI VOLUME SATUAN TAHUN APBD APBD Rp. DAK BUMD SWASTA Masyarakat CSR PHLN PROV. KAB MURNI LAPORAN PEMBINAAN PELAKSANAAN PENYEHATAN LINGKUNGAN 1 PERMUKIMAN LAPORAN FASILITAS PENGUATAN KAPASITAS MASYARAKAT DAN 1.b. DUNIA USAHA Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Pelatihan SDM 50 orang 2018 125.000 Kepahiang 1.c. RENCANA INDUK DAN PRA STUDI KELAYAKAN BIDANG PLP Penyusunan Masterplan Kabupaten Pembuatan Master Plan Drainase Skala Perkotaan 1 paket 2018 500,000 Kepahiang Kabupaten Pembuatan Review Masterplan Persampahan Skala Kab./Kota 1 2018 450.000 Kepahiang Kabupaten Penyusunan DED TPA Alternatif di Kabupaten Kepahiang 1 2019 650.000 Kepahiang Kabupaten Penyusunan Amdal TPA Alternatif Kabupaten Kepahiang 1 2019 450.000 Kepahiang 2 INFRASTRUKTUR AIR LIMBAH INFRASTRUKTUR AIR LIMBAH DENGAN SISTEM TERPUSAT SKALA 2.a. KOTA Perencanaan Teknis Kajian Sistem Pengelolaan Air Limbah/Kotor Terpusat Kota Kecamatan 1 paket 2019 500,000 Kepahiang Kepahiang Rehabilitasi/Peningkatan/Pembangunan Kabupaten Peningkatan PS AL 1 lokasi 2019 622,600 Kepahiang INFRASTRUKTUR AIR LIMBAH DENGAN SISTEM SETEMPAT DAN 2.b. SISTEM KOMUNAL Rehabilitasi/Peningkatan/Pembangunan Kabupaten Penambahan Kendaraan Tangki Tinja 1 unit 2019 250,000 Kepahiang Kabupaten Biaya Perawatan dan Pemeliharaan 2019 60,000 Kepahiang Kabupaten Penambahan Kendaraan Tangki Tinja 1 unit 2020 250,000 Kepahiang Kabupaten Biaya Perawatan dan Pemeliharaan 2020 60,000 Kepahiang Kecamatan Rehabilitasi sarana IPLT 1 paket 20120 300,000 Kepahiang Perencanaan Teknis (DED) Pembuatan Dokumen Perencanaan dan Manajemen Air Limbah

Laporan Akhir VII-83 Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

SUMBER PENDANAAN x Rp. 1.000,- APBN NO RINCIAN KEGIATAN LOKASI VOLUME SATUAN TAHUN APBD APBD Rp. DAK BUMD SWASTA Masyarakat CSR PHLN PROV. KAB MURNI Kabupaten a. Studi Kelayakan IPLT 1 paket 2019 350,000 Kepahiang Kabupaten b. Pembuatan DED IPLT 1 paket 2019 450,000 Kepahiang Kabupaten c. Biaya Perawatan dan Pemeliharaan 2018 30,000 Kepahiang Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan Pembangunan TPA Lokasi Alternatif Kabupaten Kepahiang Kepahiang 2019 10.000.000 Pengadaan Bak Kontainer Sampah 2018 150,000 Perbaikan Bak Kontainer Sampah 2018 100,000 Penunjang Pembuatan Kompos di TPA Muara Langkap 2018 50,000 Lanjutan Peningkatan Pengembangan Garasi / Pool Kendaraan 2018 300,000 Angkutan Sampah Pengerukan Saluran Drainase / Gorong-Gorong 2018 100,000 Penunjang Petugas Bidang Pengelolaan Sampah 2018 200,000 Pengadaan Bin Sampah dan Tong Sampah 2018 200,000 Pembuatan Saluran Drainase Pool Kendaraan 2018 100,000 Penyusunan Peraturan Daerah (Perda) Pengelolaan Sampah 2019 100,000 Penyusunan Data Potensi Retribusi Sampah di Kelurahan/Desa dan 2018 100,000 Pasar Pembentukan Satuan Tugas (Satgas) Pengelolaan Sampah Pada 2018 - Instansi dan Satuan Pendidikan Sosialisasi Peraturan Daerah (Perda) Retribusi Sampah 2018 120,000 Pembuatan Stiker Jadwal Pembuangan Sampah 2018 35,000 Penunjang Petugas Bidang Pendataan dan Pembinaan 2018 - Pengadaan Kendaraan Roda Empat 2018 200,000 Pengadaan Tempat Sampah Karakter Kepahiang 2018 200,000 Pengadaan Gerobak Sampah Karakter Kepahiang 2018 150,000 Pengadaan Alat Berat TPA 2018 - Pembangunan Pos Jaga Pool Kendaraan (lanjutan) 2018 200,000 Pengadaan Kendaraan Operasional dan Pengangkut sampah 2018 1,500,000 Pemagaran Garasi Pool Kendaraan Pengangkut Sampah 2018 500,000 Emplacement Garasi Pool Kendaraan Pengangkut Sampah 2018 350,000 Sawala/Lokakarya Kebersihan Lingkungan 2018 75,000 3 INFRASTRUKTUR DRAINASE PERKOTAAN 2018 3.a. INFRASTRUKTUR DRAINASE Rehabilitasi/Peningkatan/Pembangunan Biaya Pembangunan dan Rehabilitasi 1. Saluran Drainase (Saluran Sekunder) 2,4 Km 2018 2,000,000 400,000 2. Saluran Drainase (Saluran Sekunder) 0,96 Km 2019 960,000 3. Saluran Drainase (Saluran Sekunder) 1,6 Km 2020 1,000,000 600,000

Laporan Akhir VII-84 Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

SUMBER PENDANAAN x Rp. 1.000,- APBN NO RINCIAN KEGIATAN LOKASI VOLUME SATUAN TAHUN APBD APBD Rp. DAK BUMD SWASTA Masyarakat CSR PHLN PROV. KAB MURNI 4. Saluran Drainase (Saluran Primer) 5 Km 2020 5,000,000 5. Saluran Drainase (Saluran Primer) 2,5 Km 2020 2,500,000 6. Saluran Drainase (Saluran Primer) 3,5 Km 2021 3,500,000 4 INFRASTRUKTUR TEMPAT PEMPROSESAN AKHIR SAMPAH INFRASTRUKTUR STASIUN ANTARA DAN TEMPAT PEMPROSESAN 4.a. AKHIR SAMPAH Fisik Penunjang Arm Roll Truck + container Kec. Kepahiang 5 unit 2018 1.200.000 4.800.000 Buldozer TPA Alternatif 2 unit 2020 2.000.000 Excavator TPA Alternatif 1 unit 2020 1.500.000 Kabupaten Tong Sampah 50 unit 2018 10,000 Kepahiang Permbangunan Kolam Maturasi TPA Alternatif 1 paket 2020 1.500.000 Kabupaten Biaya Perawatan dan Pemeliharaan 1 2018 30,000 Kepahiang Kabupaten Penambahan Bin 21 unit 2018 4,410 Kepahiang Kabupaten Penambahan Bak Sampah 12 unit 2018 2,250 Kepahiang Kabupaten Penambahan Gerobak Sampah 10 unit 2018 5,000 Kepahiang Kabupaten Penambahan Truk Sampah 1 unit 2018 270,000 Kepahiang Kabupaten Biaya perawatan dan pemeliharaan 1 unit 2018 30,000 Kepahiang Kabupaten Penambahan Container 21 unit 2019 1,150,000 Kepahiang Kabupaten Penambahan Tranfer Depo 15 unit 2019 900,000 Kepahiang Kabupaten Penambahan Landasan Kontainer 23 unit 2019 345,000 Kepahiang Kabupaten Penambahan Dump Truk 10 unit 2019 500,000 1,000,000 Kepahiang Kabupaten Biaya perawatan dan pemeliharaan 10 unit Kepahiang Kabupaten Penambahan Arm Roll Truk 1 unit 2022 288,750 Kepahiang Kecamatan Pengolahan Sampah Menjadi Briket 1 paket 2022 150,000 Kepahiang Kecamatan Pembangunan Garasi / Full Kendaraan Sampah 1 unit 2020 300,000 Kepahiang Kecamatan Pembuatan sumur pantek 1 paket 2020 250,000 Kepahiang Pembinaan/Pemberdayaan Lainnya

Laporan Akhir VII-85 Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

SUMBER PENDANAAN x Rp. 1.000,- APBN NO RINCIAN KEGIATAN LOKASI VOLUME SATUAN TAHUN APBD APBD Rp. DAK BUMD SWASTA Masyarakat CSR PHLN PROV. KAB MURNI Kabupaten Pelatihan SDM dalam mengelola persampahan 100 orang 2020 250,000 Kepahiang 5 INFRASTRUKTUR TEMPAT PENGOLAH SAMPAH TERPADU/3R 5.a. INFRASTRUKTUR TEMPAT PENGOLAH SAMPAH TERPADU/3R Peningkatan/Pembangunan TPST/3R Kabupaten Pembangunan pengelolaan sampah dengan pola 3R 1 lokasi 2018 500.000 Kepahiang Pembinaan/Pemberdayaan Lainnya Kecamatan Kepahiang, Ujan Pengelolaan persampahan rumah tangga berbasis masyarakat Mas, 4 lokasi 2018 600.000 dengan konsep 3R Kabawetan dan Merigi

Laporan Akhir VII-86 Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

7.5 KETERPADUAN PROGRAM BERDASARKAN ENTITAS

Keterpaduan program pembangunan dalam skala Kabupaten/Kota diperlukan agar kemanfaatan hasil pembangunan dapat lebih optimal dirasakan. Keterpaduan dalam skala kabupaten/kota ini masih memerlukan keterpaduan dalam skala entitas kawasan dan entitas lingkungan/komunitas. Sehingga untuk program/kegiatan yang masih mempunyai fleksibilitas lokasi diharapkan dapat mendukung keterpaduan pembangunan bidang CK dalam skala kawasan dan skala lingkungan/komunitas (diperlukan peran/fungsi Satker Randal Provinsi).

Bila disandingkan dengan strategi penataan ruang dan sektor (RTRW, RDTR, SSK, RISPAM, SPPIP, RPKPP, dan RTBL) terlihat umumnya masih belum sesuai dengan arahan strategi tersebut. Sehingga diharapkan untuk program/kegiatan yang mempunyai fleksibilitas diharapkan dapat mendukung keterpaduan pembangunan bidang CK dalam skala kawasan dan skala lingkungan/komunitas (diperlukan sinergi para Satker Cipta Karya Provinsi). Berikut alur penetapan lokasi keterpaduan berdasarkan entitas di Kabupaten Kepahiang:

Gambar 7.7 Identifikasi Entitas Keterpaduan Kabupaten, Kawasan dan Lingkungan

Laporan Akhir VII-87 Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

7.6 USULAN PROGRAM DI ENTITAS REGIONAL

Entitas regional didefinisikan sebagai suatu wilayah lintas batas administratif yang memiliki kesamaan fungsi, antara lain fungsi ekonomi, sosial, dan lingkungan, yang mendorong terjadinya kerjasama antar daerah. Pengembangan infrastruktur Bidang Cipta Karya entitas regional antara lain dalam rangka pengembangan kota metropolitan, KAPET, KEK, dan lain-lain.

Adapun contoh program software/non fisik, yang termasuk pada pengembangan infrastruktur Bidang Cipta Karya entitas regional antara lain adalah:

a. Masterplan Infrastruktur Bidang Cipta Karya Kawasan Regional

b. Feasibility Study Infrastruktur Bidang Cipta Karya Kawasan Regional

Untuk program pembangunan fisik, yang termasuk pada pengembangan infrastruktur Bidang Cipta Karya entitas regional antara lain adalah:

a. Sistem Pengembangan Air Minum (SPAM) Regional, sektor Pengembangan Air Minum;

b. Tempat Pemprosesan Akhir (TPA) Regional, sektor Pengembangan PLP.

Adapun kebutuhan program bidang keciptakaryaan pada entitas Regional di Kabupaten Kepahiang pada kurun waktu 5 (lima) tahun kedepan belum teridentifikasi dalam dokumen rencana yang ada.

7.7 USULAN PROGRAM DI ENTITAS KABUPATEN

Pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya entitas Kabupaten merupakan pembangunan infrastruktur yang memiliki tingkat pelayanan skala kabupaten/kota.

Program software/non fisik antara lain berupa:

a. Rencana Induk Sistem Pengembangan Air Minum (RISPAM), sektor Pengembangan Air Minum;

b. Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan Permukiman (RP2KP), sektor Pengembangan Permukiman;

c. Perda Bangunan Gedung dan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan di Kawasan Strategis Kabupaten (RTBL KSK), sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan;

Laporan Akhir VII-88 Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

d. Strategi Sanitasi Kota (SSK), program dari Direktorat Pengembangan PLP Ditjen Cipta Karya,

Program pembangunan fisik antara lain berupa:

a. Penyehatan PDAM, sektor Pengembangan Air Minum;

b. Sistem Pengembangan Air Minum (SPAM) Kabupaten/Kota, sektor Pengembangan Air Minum;

c. Infrastruktur Air Limbah Terpusat, sektor Pengembangan PLP;

d. Infrastruktur Drainase Perkotaan, sektor Pengembangan PLP; Infrastruktur TPA Sampah, sektor Pengembangan PLP.

Pembangunan infrastruktur pada entitas kabupaten difokuskan untuk dapat mencapai SPM Kementerian Pekerjaan Umum pada tahun 2019. Adapun SPM yang hendak dicapai ialah 100% pelayanan air bersih dan 100% pelayanan sektor penyehatan lingkungan permukiman. Selain itu terdapat pula SPM 0% kawasan kumuh. Program/kegiatan entitas kabupaten untuk penanganan kawasan kumuh merupakan program/kegiatan yang dilaksanakan pada kawasa kumuh non prioritas/tidak termasuk entitas kawasan.

Untuk mencapai target capaian bidang cipta karya 100% - 0% - 100% tersebut maka haruslah dibuat strategi yang disesuaikan dengan kemampuan di daerah (Kabupaten Kepahiang), Provinsi dan Pusat.

7.8 USULAN PROGRAM DI ENTITAS KAWASAN

Seperti telah disampaikan pada bab sebelumnya bahwa pada RTRW Kabupaten/Kota telah ditetapkan Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK) yang pembangunannyadiprioritaskan karena mempunyai pengaruh sangat penting dalam lingkup kabupaten/kota terhadap ekonomi, sosial, budaya, dan/atau lingkungan. Terkait dengan hal tersebut, pembangunan infrastruktur entitas kawasan yang dikembangkan oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya akan diprioritaskan pada Kawasan Strategis Kabupaten/Kota.

Untuk program software/non fisik, yang termasuk dalam entitas kawasan antara lain adalah:

a. Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan;

Laporan Akhir VII-89 Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

b. Desain Kawasan.

Sedangkan untuk program pembangunan fisik, yang termasuk dalam entitas kawasan antara lain adalah sebagai berikut: a. Sistem Pengembangan Air Minum (SPAM) MBR di Rusuna, Kawasan Kumuh dan Kawasan Nelayan, sektor Pengembangan Air Minum; b. Sistem Pengembangan Air Minum (SPAM) di Kawasan KAPET/MP3EI/KEK, sektor Pengembangan Air Minum; c. Sistem Pengembangan Air Minum (SPAM) IKK, sector Pengembangan Air Minum; d. Sistem Pengembangan Air Minum (SPAM) di Pelabuhan Perikanan, sektor Pengembangan Air Minum; e. Sistem Pengembangan Air Minum (SPAM) di Kawasan Perbatasan, sektor Pengembangan Air Minum; f. Rusunawa, sektor Pengembangan Permukiman; g. Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh sektor Pengembangan Permukiman; h. PSD Kawasan Rawan Bencana, Kawasan Perbatasan, Pulau Kecil Terluar, dan Kawasan Perdesaan Potensial (Agro/Minapolitan dan KTM), sektor Pengembangan Permukiman; i. Infrastruktur Air Limbah Komunal, sektor Pengembangan PLP; j. Infrastruktur TPST/3R, sektor Pengembangan PLP; k. Revitalisasi Kawasan, sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan; l. Pengembangan RTH, sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan; m. PSD Permukiman Tradisional/Bersejarah, sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan.

Keterpaduan program dan kegiatan pada entitas kawasan mengacu pada strategi pemenuhan skala/entitas kabupaten dengan penekanan pada kawasan-kawasan yang telah ditetapkan dalam dokumen sector yang ada. Hasil identifikasi entitas kawasan dapat terlihat pada tabel dibawah ini, yang merupakan overlay terhadap dokumen perencanaan yang ada untuk memenuhi target bidang cipta karya. Dari hasil identifikasi Program Keterpaduan pada Entitas Kawasan diatas dapat terlihat keterlibatan sektor-sektor yang akan menangani dalam satu kawasan. Sehingga keterpaduan program dapat tercapai dalam entitas kawasan.

Laporan Akhir VII-90 Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

7.9 USULAN PROGRAM DI ENTITAS LINGKUNGAN/KOMUNITAS

Pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya pada entitas lingkungan diutamakan diselenggarakan pada pembangunan berbasis komunitas, dan lokasi pembangunan diutamakan pada KSK.

Untuk program software/non fisik, kegiatan dapat berupa penyusunan Rencana Kerja Masyarakat/Community Action Plan, sedangkan pada program fisik dapat berupa:

a. Sistem Pengembangan Air Minum (SPAM) Desa Rawan Air/Pesisir/Terpencil, sektor Pengembangan Air Minum;

b. Pengembangan Air Minum dan Sanitasi Masyarakat (PAMSIMAS), sektor Pengembangan Air Minum;

c. Program Pengembangan Infrastruktur Perdesaan (PPIP), sector Pengembangan Permukiman;

d. SANIMAS, sektor Pengembangan PLP;

e. Program Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas/Neighbourhood Development (PLP-BK/ND), sector Penataan Bangunan dan Lingkungan;

f. Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perkotaan (P2KP), sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan;

g. Perbaikan Kampung/Program Lingkungan Permukiman Berbasis Komunitas (PLP- BK), sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan.

Pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya pada entitas lingkungan diutamakan diselenggarakan pada pembangunan berbasis komunitas dan lokasi pembangunan diutamakan pada KSK. Berikut ini paparan ringkasan desain program pembangunan infrastruktur Bidang Cipta Karya berdasarkan entitas.

Tabel 7.33 Desain Program Entitas Bidang Cipta Karya Tahun 2018

Entitas Bentuk Dukungan/Kegaitan Software/Non Fisik Pembangunan Fisik Regional Sektor PLP Sektor PLP  Review Master Plan  Infrastruktur Air Limbah Terpusat Regional Persampahan Kabupaten  TPA Regional Kepahiang  Penyusunan DED TPA Alternatif  Penyusunan Dokumen AMDAL TPA Alternatif

Laporan Akhir VII-91 Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

Entitas Bentuk Dukungan/Kegaitan Software/Non Fisik Pembangunan Fisik Sektor AM: Sektor AM:  Penyusunan RISPAM Kabupaten SPAM Regional Kepahiang

Kabupaten/ Sektor PBL: Sektor PBL: Kota  Perda Bangunan Gedung  Peningkatan aksesibilitas bangunan gedung  RISPK dan lingkungan  Pengawasan PSD  Pembangunan PSD kebakaran penganggulangan kebakaran  Penataan Ruang Publik Terbuka  Pendampingan pembuatan  Penataan RTH prasarana sistem hidran  Revitalisasi kawasan permukiman tradisional  DED sistem hidran  Penyusunan RTBL Sektor PLP: Sektor PLP:  SSK Kota  Revitalisasi dan Pengembangan IPAL  Penyusunan Masterplan Soreang Drainase  Pembangunan jaringan Air Limbah/Sanitasi  Review DED IPAL  Pembangunan infrastruktur air limbah  DED Sistim Sewer dengan sistem setempat dan komunal  FS Sistem pengelolaan Air  Pembangunan infrastruktur stasiun antara Limbah dan tempat pemprosesan akhir sampah  DED Sarana Sanitasi Komunal  Pembangunan infrastruktur tempat  Kajian AMDAL dan Feasibility pengelolaan sampah terpadu Study untuk perluasan pengelolaan persampahan Sektor Bangkim: Sektor Bangkim:  PKP  Pembangunan rusunawa dan PSU  Penyusunan indeks  Pembangunan infrastruktur kawasan keterjangkauan masyarakat permukiman perdesaan dalam kepemilikan rumah  Peningkatan kualitas permukiman RSH  Penyusunan prioritas  Penanganan kawasan kumuh non entitas penanganan stimulan RTLH kawasan  Studi kelayakan tempat pemakaman umum (TPU)  DED PSU Perumahan Formal untuk MBR Sektor AM: Sektor AM:  Penyusunan Dokumen Regulasi  SPAM ibukota kecamatan dan Amdal Pemanfaatan Air Baku  SPAM perdesaan untuk Air Bersih/Air Minum  Pembangunan konstruksi jaringan  Pembinaan Kelompok Pengelola perpipaan Prasarana Air Bersih Desa  Pembangunan konstruksi sumur dalam dan dangkal Kawasan Sektor Bangkim: Sektor Bangkim:  DED penanganan kawasan  Peremajaan kawasan permukiman padat kumuh  Pembangunan rusunawa  Pembangunan jalan lingkungan Sektor PBL:  Peningkatan RTH  Penataan sempadan sungai Sektor PLP: Sektor PLP:  DED tangki septik komunal  Pembangunan tangki septik komunal

Laporan Akhir VII-92 Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Bidang Cipta Karya Kabupaten Kepahiang Tahun 2018 -2022

Entitas Bentuk Dukungan/Kegaitan Software/Non Fisik Pembangunan Fisik  Pembentukan Lembaga  Penataan saluran drainase Pengelola Sistim Pengolah  Pengadaan sarana pengngkut sampah Limbah Terpusat  Pembangunan TPST  Pembangunan IPAL kawasan  Pembngunan sistem perpipaan Lingkungan/ Sektor AM: Komunitas  SPAM Desa  Pemanfaatan sumber air non PDAM (Hidran Umum)  PAMSIMAS Sektor Bangkim:  Pembangunan jalan setapak  PPIP  Perbaikan kampung Sektor PLP:  Program 3R  SANIMAS  Pengadaan tong sampah Sektor PBL:  Pembangunan taman lingkungan

Laporan Akhir VII-93