Estetika Tari Jaipongan Kawung Anten Karya Gugum Gumbira
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
ESTETIKA TARI JAIPONGAN KAWUNG ANTEN KARYA GUGUM GUMBIRA Oleh: Shinda Regina, Ria Dewi Fajaria dan Sopian Hadi Jurusan Seni Tari, Fakultas Seni Pertunjukan, ISBI Bandung Jln. Buah Batu No. 212 Bandung 40265 e-mail: [email protected], [email protected], [email protected] ABSTRAK Kawung Anten merupakan salah satu tarian Jaipongan yang diciptakan oleh Gugum Gumbira pada sekitar tahun 1991, belatar cerita seorang putri dari Kerajaan Sumedang Larang yang bernama Kawung Anten yang mendapat tugas dari ayahnya yaitu Prabu Jaya Perkosa untuk menjaga pohon hanjuang. Tarian ini memiliki karakteristik yang berbeda dari karya-karya tari Jaipongan yang telah diciptakan sebelumnya, terutama pada properti yang digunakan yaitu duhung (senjata tradisional yang berasal dari Sumedang). Berawal dari perbedaan itulah yang menjadi salah satu ketertarikan penulis untuk melakukan penelitian lebih lanjut dalam upaya mengupas estetika dari Tari Jaipongan Kawung Anten. Penelitian ini menggunakan teori estetika instrumental A.A.M Djelantik dengan memakai pendekatan metode kualitatif deskriptif analisis. Adapun hasilnya adalah satu-satunya repertoar tari Jaipongan yang enerjik, dinamis, dan maskulin dengan menggunakan duhung sebagai propertinya. Kata Kunci: Jaipongan, Tari Kawung Anten, Estetika Tari. ABSTRACT. Estetika Dance Jaipongan Kawung Anten Gugum Gumbira Works, Desember 2020. Kawung Anten is one of the Jaipongan dances created by Gugum Gumbira around1991, the background story of a princess from the Sumedang Larang Kingdom named Kawung Anten who got a task from her father, Prabu Jaya Perkosa, to guard the hanjuang tree. This dance has different characteristics from the previously created Jaipongan dance works, especially in the property used, namely the duhung (a traditional weapon originating from Sumedang). Starting from this difference, it became one of the writers' interests to conduct further research in an effort to explore the aesthetics of the Jaipongan Kawung Anten Dance. This research uses the instrumental aesthetic theory of A.A.M Djelantik using a descriptive qualitative analysis method approach. The result is the only repertoire of Jaipongan dance that is energetic, dynamic, and masculine using duhung as its property. Keywords: Jaipongan, Kawung Anten Dance, Dance Aesthetics. Naskah diterima pada 5 Agustus, revisi akhir 1 Oktober 2020| 107 PENDAHULUAN Gugum Gumbira adalah seorang kreator Kawung Anten dari kerajaan Sumedang tari Jaipongan di era 1970-an hingga tahun Larang. Ia mendapat tugas dari ayahnya yaitu 2020. Keberadaannya telah diperhitungkan di Prabu Jaya Perkosa untuk menjaga pohon lingkungan masyarakat Sunda, sehingga di- hanjuang. Adapun makna dari Kawung Anten akui sebagai maestro tari Jaipongan. Sebagai ialah segala sesuatu yang bermanfaat. Kawung pelopor tari Sunda generasi ketiga setelah tari adalah pohon enau cengkaleng, di Sunda pohon Keurseus dan tari Kreasi Baru, karya Gugum ini dikenal dengan sebagai pohon Multiperes. telah menyumbangkan estetika tari Sunda Anten adalah inti pati kekuatan yang bisa dengan warna yang baru. Pola cipta krea- segala rupa. (Nia Karnia, 2015: 3-4) tivitasnya telah memberikan kebaruan dalam Hingga saat ini, Gugum telah melakukan estetika tari Sunda sehingga mempengaruhi pengujian dengan menggubah tari Kawung kebudayaan Sunda. Kegigihannya dalam Anten sehingga berbeda dengan tari Kawung berkarya mendorong lahirnya kreativitas yang Anten pada saat pertama kali diciptakan. menggugah masyarakat Indonesia. Ketertarikan penulis dalam membahas ini Tari Jaipongan adalah repertoar tari yang adalah kreativitas Gugum Gumbira dalam bersumber dari Ketuk Tilu, Pencak Silat, Topeng menciptakan tari Jaipongan yaitu Kawung Anten Banjet, dan Kliningan Bajidoran.Tari Jaipongan karena memiliki karakteristik yang berbeda yang telah diciptakan diantaranya, Rendeng dengan tari Jaipongan lainnya. Perbedaan Bojong, Keser Bojong, Sonteng, Rawayan, Setra tersebut dapat dilihat terutama pada properti Sari, Kawung Anten, Jalak Ngejat, Kuntul yang digunakan yaitu duhung (senjata tra- Manggut, Kania Laga, dan lain-lain. Karya- disional yang berasal dari Sumedang). Ber- karya yang diciptakan oleh Gugum Gumbira dasarkan pemaparan tersebut, maka rumusan selalu berbeda dan memiliki ciri khas ter- masalah pada penulisan ini, yaitu bagaimana sendiri. estetika tari Jaipongan Kawung Anten Karya Jika dilihat dari tahapan kekaryaannya, Gugum Gumbira? selalu ada perkembangan estetika dan pem- baharuan serta inovasi yang signifikan, dari METODE mulai tari Keser Bojong, Sonteng, Rawayan, Merujuk pada permasalahan tersebut, pe- hingga tari Kawung Anten. Dari karya-karyanya nulis akan melakukan penelitian dengan yang telah diciptakan, tari Kawung Anten mengunakan metode kualitatif deskriptif ana- memiliki karakteristik yang berbeda diban- lisis dengan menggunakan teori estetika dingkan karya lain yang telah diciptakannya. instrumental A.A.M Djelantik. Metode kua- Perbedaan tersebut sangat terlihat dari litatif adalah metode yang membahas objek berbagai aspek yaitu koreografinya, iringan tertentu berdasarkan mutunya. Untuk meng- musik, konsep garap, dan lainnya. gali informasi lebih dalam, penulis melakukan Tari Kawung Anten merupakan repertoar pencarian sumber informasi berdasarkan tari Jaipongan yang diciptakan oleh Gugum pustaka dan wawancara pada orang-orang Gumbira pada tahun 1991 dalam rangka Ujian yang bersangkutan. Sugiyono (2018: 3) dalam Akhir Ati Sumiati. Gugum Gumbira men- bukunya yang berjudul Metode Penelitian ciptakan tari Kawung Anten terinspirasi dari Kualitatif mengatakan bahwa: cerita tentang seorang putri yang bernama Auerbach dan Silverstein (2003) menyatakan bahwa, metode kualitatif adalah sebagai ber- Makalangan Vol. 7, No. 2, Edisi Desember 2020| 108 ikut. “Qualitative research is research that involves ciptakan atau membuat sesuatu yang berbeda analyzing and interpreting texts and interviews in (bentuk, susunan, atau gayanya) dengan yang order to discover meaningful patterns descriptive of a particular phenomenon.” (Penelitian kualitatif lazim dikenal orang banyak. adalah penelitian yang melakukan analisis dan Selain berbeda, kreativitas harus diiringi interpretasi teks dan hasil interview dengan dengan kemampunan untuk menciptakan se- tujuan untuk menemukan makna dari suatu suatu yang otentik. Dalam merumuskan se- fenomena). suatu yang otentik, dibutuhkan kejujuran yang murni dalam proses berkarya sehingga Penggunaan teori estetika instru- melahirkan suatu objek (karya) yang memiliki mental akan mengupas permasalahan identitas sebagai hasil pemikiran atau per- terkait dengan bentuk penyajian tari buatannya. Dengan demikian, originalitas Jaipongan Kawung Anten. Djelantik akan timbul terhadap objek yang diciptakan- membahas beberapa permasalahan di- nya sebagai identitas penciptanya sendiri. Hal antaranya tentang keindahan pada ben- tersebut sejalan dengan pendapat Morgan tuk kesenian yang salah satu di dalam- (1953) menyatakan bahwa faktor universal nya terdapat unsur-unsur tari. Artinya, bagi kreativitas adalah kebaruan (novelty), dan tari sebagai salah satu bagian dari suatu kebaruan membutuhkan keaslian (originality). keindahan yang dapat dinikmati secara (Irma Damajanti. 2006: 21). visual dalam segi penyajiannya. Tari Daya cipta Gugum Gumbira dalam ber- juga mengandung unsur dasar lainnya karya tidak hanya melahirkan kebaruan, tetapi seperti, irama, musik, tata busana, dan dapat diterima di lingkungan masyarakat tatarias, tempat, serta tema. Merujuk (layak). Bukan hanya layak, melainkan pada permasalahan tersebut Djelantik diminati oleh semua kalangan (dari anak-anak (2004: 15), bahwa semua benda atau hingga orang tua) dan menembus semua peristiwa kesenian mengandung tiga lapisan masyarakat (rakyat hingga menak atau aspek, yaitu Wujud (appearance), Bobot elite). Uniknya, tari Jaipongan tidak memiliki atau isi (content, substance), dan kesan yang menggambarkan suatu golongan Penanampilan atau penyajian (Presen- masyarakat tertentu, tetapi memiliki kesan tation). universal (menyeluruh) yang berarti untuk semua golongan. HASIL DAN PEMBAHASAN Lahirnya kreativitas tidak semata-mata 1. Sekilas Tentang Perjalanan Ruang Kreatif hanya karena bakat yang didapat sejak lahir. Gugum GumbirA Melainkan kemauan dan kemampuan manu- Kata kreativitas diadopsi dari bahasa sia untuk mengasah bakat tersebut sehingga Inggris yaitu “Create” yang secara etimologi melahirkan hal-hal baru. Sikap yang dapat memiliki arti menciptakan. Kreativitas meru- diteladani dari sosok Gugum Gumbira dalam pakan kemampuan untuk melakukan proses menunjang kreativitas, yaitu anti fanatisme, mencipta guna melahirkan sesuatu yang baru. keberanian dalam menciptakan karya, gigih, Definisi tersebut diperkuat oleh pernyataan dinamis, dan berpikir tidak linear. Irma damajanti (2006: 21), Istilah kreativitas Fanatisme adalah alasan tidak berkembang- bersumber dari kata Inggris to create yang nya bakat dan pengetahuan yang sempit. dapat diterjemahkan dalam bahasa Indonesia Sempitnya pikiran akan menjadikan manusia dengan istilah mencipta yang berarti men- Makalangan Vol. 7, No. 2, Edisi Desember 2020| 109 cepat merasa puas terhadap apa yang Selain Ketuk Tilu, ia juga mempelajari tari dilakukannya sehingga bakat dan penge- Keurseus dari bapak Sari Redman, tari Topeng dari ibu Suji dan bapak Sujana, serta gerak- tahuannya tidak akan berkembang. Berban- gerak Topeng Banjet dari bapak Epeng, ding terbalik dengan maestro tari Jaipongan. Alisaban, dan Bah Pendul. Kegiatan tersebut Gugum Gumbira memiliki kepekaan dan mulai dilakukan tahun 1970. Ketika