Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.12 No.1

STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN PARIWISATA GUNUNG GALUNGGUNG (Studi Kasus Kecamatan Sukaratu Kabupaten )

1DADAN MUKHSI, ST., MT

Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Islam Jl. Tamansari No. 1 Bandung, 40116

ABSTRAK Gunung Galunggung merupakan wisata di Kecamatan Sukaratu, yang memiliki pertumbuhan dan kegiatan pembangunan untuk rekreasi dan pembangunan untuk pelayanan. Gunung Galunggung memiliki dualisme fungsi yaitu (1) sebagai kawasan pariwisata, serta (2) sebagai kawasan lindung bagi wilaang yang berada dibawahnya. Berdasarkan hal tersebut, Gunung Galunggung sebagai bagian dari kawasan yang menawarkan objek wisata alami yang sekaligus memiliki fungsi lindung terhadap kawasan dibawahnya tentu membutuhkan penanganan khusus dalam pengembangannya. Salah satu alternatif untuk mengembangkan kegiatan wisata di Gunung Galunggung adalah dengan menerapkan konsep yang berbasiskan mitigasi bencana, mengingat kawasan wisata yang memiliki potensi bencana gunung api dan sangat menerapkan keseimbangan lingkungan kesejahteraan masyarakat lokal. Dengan demikian penelitian ini bertujuan untuk merusmuskan strategi pengembangan pariwisata Gunung Galunggung yang ada di Kecamatan Sukaratu. Untuk mencapai tujuan studi, maka dilakukanlah suatu analisis yang meliputi analisis SWOT yang mengeluarkan strategi dan analisis mitigasi bencana dengan menggunakan metode standar sehingga diketahui kabutuhan saran dan prasarana yang menunjang pariwisata. Hasil studi menunjukkan bahwa pada dasarnya Gunung Galunggung cocok untuk dijadikan kawasan ekowisata, karena ekowisata salah satu kegiatan pariwisata yang berwawasan lingkungan dengan mengutamakan aspek konservasi alam dan mengingat karakteristik fisik dan fungsi kawasannya yang memerlukan proteksi dan berdampak luas terhadap wilayah sekitarnya. Studi ini menyarankan agar dilakukannya perencanaan terpadu antara-antara terhadap ODTW Gunung Galunggung agar pertumbuhan dan perkembangan kegiatan pariwisata disana berjalan dengan baik secara utuh di seluruh kawasan wisata Gunung Galunggung, pembuatan perencanaan kegiatan ekonomi, dan kegiatan sosial yang dapat memajukan masyarakat lokal, peningkatan kegiatan pendidikan sadar lingkungan dan simulasi kebencanaan, penambahan sarana dan jumlah tenaga kerja pengaman lingkungan maupun pos penjagaan di setiap ODTW, peningkatan berbagai kualitas pelayanan yang dinilai kurang baik oleh wisatawan.

Kata Kunci : Pengembangan, Wisata, Alam, Aman, Nyaman, Sukaratu

Page | 1

Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.12 No.1

Pendahuluan Pariwisata mempunyai peran yang sangat wisata yang ditawarkan antara lain obyek penting dalam pembangunan wisata dan daya tarik wanawisata dengan areal khususnya sebagai penghasil devisa negara di seluas kurang lebih 120 hektar di bawah samping sektor migas. Sebagai sumber devisa, pengelolaan Perum Perhutani. Obyek yang pariwisata menyimpan potensi yang sangat lainnya seluas kurang lebih 3 hektar berupa besar. Melihat trend pariwisata tahun 2020, pemandian air panas (Cipanas) lengkap perjalanan wisata dunia akan mencapai 1,6 dengan fasilitas kolam renang, kamar mandi milyar orang. Di beberapa negara, pariwisata dan bak rendam air panas. khususnya agritourism bertumbuh sangat pesat dan menjadi alternatif terbaik bagi wisatawan (rakaiskandar.blogspot.com). berdasarkan fenomena yang ada untuk ke depan, prospek pengembangan pariwisata diperkirakan sangat cerah. Hal inilah yang mendorong pemerintah untuk menggalakkan pembangunan di sektor pariwisata. Pengembangan dampak pariwisata ini akan berdampak sangat luas dan signifikan dalam pengembangan ekonomi upaya-upaya Gambar 1 Potensi Wisata Gunung Galunggung pelestarian sumber daya alam dan lingkungan Sumber: Observasi, 2015 serta akan berdampak terhadap kehidupan sosial budaya masyarakat terutama masyarakat lokal. Pengembangan kawasan wisata mampu membarikan kontribusi terhadap pendapatan asli daerah, membuka peluang usaha dan kesempatan kerja serta sekaligus berfungsi menjaga kelestarian kekayaan alam dan hayati. Pengembangan pariwisata sebagai salah satu sektor pembangunan secara umum menjadi relevan jika pengembangan pariwisata itu sesuai dengan potensi daerah. Dengan demikian Gambar 2 Wisata Gunung Galunggung maka pembangunan pariwisata harus Sumber: Observasi, 2015 didasarkan pada kriteria keberlanjutan yang artinya bahwa pembangunan dapat didukung Pengembangan dampak wisata Gunung secara ekologis dalam jangka panjang Galunggung ini akan berdampak sangat luas sekaligus layak secara ekonomi adil secara dan signifikan dalam pengembangan ekonomi etika dan sosial terhadap masyarakat (Piagam upaya-upaya pelestarian sumber daya alam dan Pariwisata Berkelanjutan, 1995). lingkungan serta akan berdampak terhadap kehidupan sosial budaya masyarakat terutama Wisata Gunung Galunggung merupakan masyarakat lokal. salah satu kawasan pariwisata andalan, terlihat dari pemasukannya terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Tasikmalaya dan jumlah kunjungan wisatawan yang berkunjung ke wisata Gunung Galunggung, tidak hanya wisatawan lokal saja tetapi juga wisatawan asing. Terdapat beberapa daya tarik

Page | 2

Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.12 No.1

Metodologi

Tabel 1 Konsistensi Strategi Pengembangan Wisata Gunung Galunggung

No. Tujuan Data Analisis Strategi 1 Untuk mengetahui Kondisi Sarana Analisis Pengembangan bagi kelengkapan dan Prasaran Deskriptif jenis fasilitas Wisata Gunung dengan melalui kegiatan yang akan pariwisata Galunggung standar fasilitas dikembangkan pada core Gunung wisata yang ada wisata- sub core wisata dan Galunggung dan ODTW wisata Gunung mengetahui fasilitas Galunggung mitigasi bencana 2 Untuk mengetahui Kondisi objek daya Analisis bobot Rencana pengembangan potensi wisata di tarik wisata penilaian objek daya paket wisata dan rencana kecamatan Sukaratu di kecamatan tarik wisata event promosi wisata sukaratu unggulan 3 Untuk mengetahui Tanggapan Analisis Diketahui karakteristik Karakteristik wisatawan wisatawan hasil Kuantitatif wisatawan dan aspirasi pelaku wawancara dan permintaan pelaku wisata. wisata terhadap industri pariwisata. 4 Untuk menentukan hasil dari data Analisis Kuantitatif Diketahui hirarki kawasan hirarki Satuan Kawasan kerawanan dan deskriptif pariwisata yang membentuk Pariwisata Gunung kebencanaan dan satuan kawasan-kawasan Galunggung penilaian bobot pariwisata di Kecamatan odtw Sukaratu. 5 Menentukan konsep Faktor ekseternal Analisis Menghasilkan strategi pengembangan dan internal dari Kuantitatif dengan seperti kawasan pariwisata. Wisata Gunung menggunakan event promosi, paket wisata Galunggung. analisis SWOT yang akan digunakan untuk merencanakan tata ruang kawasan pariwisata Gunung Galunggung di Kecamatan Sukaratu

Survei ini dilakukan untuk mendapatkan Teknik pengumpulan data dalam kegiatan ini data terbaru/terkini langsung dari lapangan menggunakan teknik survei, baik survei atau obyek kajian. Pengumpulan data primer sekunder maupun survei primer ini sendiri akan dilakukan melalui 2 (dua) Pertama, Survei Sekunder metode, yaitu metode observasi langsung ke Survei sekunder merupakan teknik lapangan dan metode penyebaran kuesioner pengumpulan data dengan tujuan mendapatkan atau wawancara. Penentuan penggunaan kedua data dan informasi yang telah metode ini dilakukan berdasarkan jenis data terdokumentasikan dalam bentuk buku laporan yang dibutuhkan. dan statistik. Survei Sekunder diperoleh dari studi pustaka dan studi instansi. Studi pustaka Selain metode pengumpulan data diatas ada digunakan untuk mengetahui data dan teori juga metode analisis yang digunakan dalam yang berhubungan dengan materi pekerjaan. penyusunan strategi pengembangan dikawasan Studi pustaka diperoleh dari telaahan studi pariwisata Gunung galunggung ini yaitu: 1) terdahulu yang telah dilakukan dengan maksud Metode Analisis Sarana Prasarana Mitigasi untuk memperoleh wawasan mengenai aspek- Bencana; 2) Metode Analisis Objek dan Daya aspek yang berhubungan dengan materi Tarik Wisata (ODTW); 3) Metode Analisis pekerjaan. Survei instansi bertujuan untuk Kebutuhan Penunjang Wisata; 4) Metode memperoleh data-data yang berkaitan dengan Analisis Karakteristik Wisatawan dan Aspirasi strategi pengembangan pariwisata. Pelaku Wisata; 5) Metode Analisis SWOT Kedua, Survey Primer Pembahasan

Page | 3

Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.12 No.1

Perencanaan sebuah kawasan pariwisata Luas Daerah dan Rata-rata Ketinggian barupembangunan fasilitas-fasilitas Desa Luas Rata-rata % pendukung seperti infrastruktur dan amenity Daerah Ketinggian Luas (Ha) Desa core merupakan sebuah hal yang mutlak untuk dilakukan, terlebih dengan potensi alam dan Tawangba 320,27 0 - 500 9,57 kebudayaan yang menjadi daya tarik kawasan nteng pariwisatayang secara signifikan akan Gunungsar 492 0 - 500 14,68 merangsang minat wisatawan untuk i berkunjung. Namun disisi lain, elemen lain Sukamahi 263 0 - 500 7,9 yang tidak dapat dikesampingkan adalah keterlibatan masyarakat yang merupakan Sukagalih 199 0 - 500 5,89 bagian dari stakeholder dan juga sebagi pihak Indrajaya 327 751 - 1000 9,74 yang akan merasakan dampak langsung pengembangan kawasan tersebut baik dampak Sukaratu 499,14 0 – 1000 14,92 postitf maupun negative yang akan Snagar 467,25 500 - 1750 13,97 ditimbulkan. Inskeep & Gunn (1994), mengemukakan Linggajati 781 501 - >2000 23,33 bahwa suatu kawasan wisata yang baik dan berhasil bila secara optimal didasarkan kepada beberapa aspek yaitu: 1) Mempertahankan/ Luasan dan ketinggian rata-rata diatas menjaga kelestarian lingkungannya; 2) merupakan lokasi dari objek wisata, berikut ini Meningkatkan kesejahteraan masyarakat di adalah data berupa jumlah wisatawan pertahun kawasan tersebut; 3) Menjamin kepuasan wisatawan yang berkunjung ke wisata Gunung pengunjung; 4) Meningkatkan keterpaduan Galunggung mayoritas wisatawan nusantara dan unit pembangunan masyarakat di sekitar tidak menutup kemungkinan bahwa promosi kawasan dan zone pengembangannya yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Konsep pembangunan pariwisata Tourism Tasikmalaya. Tabel 3 Area Life Cycle of Evolution” oleh Butler, Jumlah Wisatawan Gunung Galunggung yang dikatakan oleh Butler 1980 dalam, bahwa Tahun 2010-2014 terdapat enam tingkatan atau tahapan dalam Tahun Wisman Wisnus Jumlah pembangunan pariwisata terdapat enam (Orang) (Orang) Total tahapan yang penting, yaitu : 1) Tahap (Orang) Penemuan (Exploration); 2) Tahap Pelibatan 2010 162 103.691 103.853 (Involvement); 3) Tahap Pengembangan 2011 218 132.121 132.339 (Development); 4) Tahap Konsolidasi (Consolidation); 5) Tahap Stagnasi 2012 201 129.651 129.852 (Stagnation); 6) Tahap Penurunan atau 2013 207 183.761 183.968 Peremajaan (Decline/Rejuvenation) Gununng Galunggung adalah sama dengan 2014 130 238.439 238.569 batas Kecamatan Sukaratu. Luas wilayah Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, 2015 Kecamatan Sukaratu adalah 3.341,00 Ha. Keterangan: Wisman : Wisatawan Mancanegara Wisnus : Wisatawan Nusantara Tabel 2

Tabel 4 Penilaian potensi daya tarik objek wisata

Page | 4

Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.12 No.1

Tabel 5 Analisis Keberadaan Sarana Prasarana Dasar di Pusat Wisata No Indikator Kriteria Penilaian Nilai 1 Listrik Sistem prasarana kelistrikan yang ada di Cukup Kecamatan Sukaratu sendiri sudah dapat dibilang terpenuhi karena dengan adanya jalan cisinga sehingga kawasan sekitar bisa terpenuhi kebutuhannya, ketika pengembangan pusat wisata baru kelistrikan sangat diperlukan karena kebutuhan yang semakin besar. 2 Telekomunikasi Secara garis besar pelayanan telekomunikasi di Kecamatan kurang Sukaratu telah dapat menjangkau seluruh Desa, akan tetapi dirasakan oleh pengunjung kesulitan untuk menemukan telekomunikasi umum, dalam pusat wisata yang berada diantara desa sukaratu dan sinagar jaringan telekomunikasi seperti telpon umum sangat diperlukan. 3 Air Bersih Kebutuhan sarana air bersih di kecamatan baik sukaratu menggunakan sumur atau berasal dari sumber mata air yang ada di wilayah tersebut. Dengan adanya pengembangan wisata baru yang berada di jalan cisinga sistem air bersih perlu di alirkan dari Gunung Galunggung 4 Persampahan Persampahan di Kecmatan Sukaratu ini belum memiliki TPS kurang ataupun TPA warga sekitar biasanya membakar atau mengubur sampah tersebut, dan sistem pengambilan sampah pun tidak terpenuhi. Ini merupakan hal yang perlu diperhatikan bagi pengembangan pusat wisata karena dalam pariwisata memiliki segi kenyamanan berwisata.

Sumber : Sumber :Analisis 2016

Dari nilai keseluruhan yang didapatkan dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan pada analisis yang menjadi indikator prasarana keberadaan prasarana dasar di lingkungan dasar di lingkungan pengembangan pusat kawasan pusat wisata Kecamatan Sukaratu wisata baru Kecamatan Sukaratu yaitu maka termasuk kedalam tingkat.

Page | 5

Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.12 No.1

Fasilitas penunjang pariwisata ini terbagi fasilitas ini diperlukan jika perjalanan yang dalam tiga (3) komponen yaitu : dilakukan lebih dari satu hari. Pertama, Komponen kebutuhan fasilitas penjualan, Komponen ini terdiri dari fasilitas-fasilitas perdagangan barang-barang Strategi Pengembangan Pariwisata sehari-hari dan barang-barang cindera mata. Core Strategy (Strategy Utama) Barang-barang ini diperlukan oleh wisatawan Core strategy atau strategi utama karena letak atraksi wisatawan berada jauh dari pengembangan wisata yang terdiri dari tempat tinggal, serta perjalanan dalam costumer strategy dengan menjelaskan brand melakukan kegiatan kepariwisataan tersebut, image strategy yaitu dengan menjelaskan wisatawan tidak dapat membawa seluruh obyek dan produk unggulan dengan tema-tema keperluan sehari-harinya. tertentu yang kompetitif. Dalam Kedua, Komponen Kebutuhan pengembangan Core Strategy ada beberapa Pengamanan, Komponen ini terdiri atas dua (2) komponen yaitu : 1) Strategi bagian yaitu pertama, untuk melayani PengembanganPerwilayahan Pariwisata; 2) kecelakaan dan melayani keamanan dari Strategi Pengembangan Transportasi dan kejahatan. Rasa aman dalam melakukan Infrastruktur; 3) Strategi Pengembangan kegiatan kepariwisataan yang bersifat Sarana dan Prasarana Penunjang Pariwisata petualangan dengan menghadapi tantangan- tantangan rasa aman memerlukan sarana yang Strategi Pengembangan Kegiatan Wisata di baik, akan tetapi, tidak semua wisatawan Daerah Kendala senang dengan petualangan ini sehingga Kawasan wisata Gunung Galunggung fasilitas yang tidak diperlukan setiap saat, sudah tidak diperkenankan lagi adanya seperti : Kantor Polisi dan Pos Penjagaan. pembangunan sarana dan prasarana penunjang Bagian dari komponen yang kedua terdiri atas kegiatan wisata, terkecuali yang dibutuhkan kemudahan menanggulangi kecelakaan pelebaran akses jalan, lampu penerangan. seperti: 1) P3K dan Puskesmas/BP keduanya Mengingat kawasan wisata Gunung duanya mempunyai peranan yang sangat Galunggung ini berada pada daerah aliran penting dalam perjalanan wisata; 2) Kebutuhan Gunung Galunggung maka Fasilitas Pelayanan Umum pembangunan sarana dan prasarana penunjang Ketiga, Kebutuhan Pelayanan Umum, wisata yang diperbolehkan hanya Fasilitas yang termasuk dalam kelompok ini pembangunan sarana dan prasarana elemen merupakan fasilitas yang sudah biasa terdapat kecil saja dimana dalam pengembangannya di rumah atau tempat tinggal. Kecuali, fasilitas dikenakan persyaratan harus dapat penginapan, dipenginapan ini biasanya melestarikan mata air dan melestarikan hutan. tersedia tempat-tempat peribadatan kecil, Strategi yang diterapkan di kawasan ini yaitu untuk mandi dan kakus. Selain itu fasilitas ini strategi desintensifikasi, dimana strategi kurang diperlukan dalam kegiatan desintenfikasi ini bertujuan untuk membatasi kepariwisataan, kegiatan kepariwisataan masih perkembangan di wilayah objek wisata ini. dapat berjalan, akan tetapi untuk memberi rasa Berikut upaya mitigasi bencana: 1) Membuat lebih nyaman, maka fasilitas ini di butuhkan. kanal untuk mengaliri aliran lahar; 2) Tidak fasilitas ini terbagi atas tiga (3) jenis. Pertama, membangun permukiman, sarana dan tempat peribadatan, yang sebenarnya prasarana lainnya di daerah timbunan yang; 3) merupakan kegiatan yang dapat dilakukan Tidak mendirikan bangunan, sarana dan seperti : mesjid/mushola dan gereja/tempat prasarana lainnya diatas dan atau di bawah ibadah lainnya. Kedua, fasilitas mandi dan tebing; 4) Melakukan pelatihan kebencanaan, kakus, kegiatan yang menggunakan fasilitas guna memberitahu tanda- tanda akan terjadi ini merupakan kegiatan yang mendasar dalam bencana; 5) Melakukan penyuluhan terhadap kegiatan manusia. Ketiga, tempat menginap, masyarakat di daerah rawan bencana; 6) Memasyarakatkan rambu-rambu pada daerah

Page | 6

Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.12 No.1 rawan bencana; 7) Melatih masyarakat di Keempat, Menambah jumlah tenaga daerah rawan bencana agar bisa melaksanakan kerja pengawas dan pengamanan upaya-upaya menghindari dan penyelamatan lingkungan maupun kebencanaan pada wisata apabila terjadi bencana kawah dan pemandian air panas mengingat hingga saat ini tingkat kebersihan dan tingkat Strategi pengembagan kegiatan ekowisata kedisiplinan wisatawan dalam melaksanakan guna memenuhi kriteria- kriteria dan aspek ketaatan kebersihan masih sangat rendah. permintaan pengunjung di wiayah studi : Kelima, Memberikan fasilitas dana lebih Pertama, Melakukan perencanaan kegiatan terhadap pariwisata kawasan Gunung ekowisata di wilayah studi secara terpadu yang Galunggung karena pemeliharaan lingkungan dilakukan oleh pengelola ODTW di kawasan alami pada kawasan wisata ODTW saat ini terseb agar pertumbuhan dan perkembangan masih belum optimal, dan untuk kegiatan pariwisata di sana tidak berjalan memperbaikinya juga diperlukan dana yang saling bersinergi secara utuh. Rencana tersebut cukup besar dibuat secara periodic (misalnya setiap 10 tahun sekali) dan harus mengakomodasi Keenam, Tingkat kepedulian masyarakat kepentingan semua pihak, termasuk pihak dan pengunjung yang masih rendah dalam pengelola pihak masyarakat setempat, pihak menjaga fasilitas dan melestarikan lingkungan pemerintah, serta pihak-pihak lain secara luas alami di objek wisata cipanas dapat berdampak berkepentingan dengan perkembangan kerusakan. Oleh karena itu perlu meningkatkan kefiatan wisata di kawasan tersebut (ditujukan kesadaran masyarakat dan pengunjung untuk bagi pengelola). ikut terlibat dalam upaya konservasi lingkungan. Pada objek wisata perlu Kedua, Selain membuat rencana diperbanyak penulisan keterangan dan sarana pengembangan kegiatan pariwisata di atas, tempat sampah agar wisatawan merasa dipaksa untuk pengelola ODTW juga perlu untuk merasa canggung dan merasa tidak berkerjasama untuk mengadakan penelitaian berani membuang sampah seenaknya dan mengenai berbagai potensi ekonomi yang melakukan hal-hal lain yang merusak dapat dikembangakan oleh masyarakat stempat lingkungan. Bila para pengunjung nyaman untuk menginkatkan tingkat kesejahteraan dengan tingkat kebersihan dan keindahan alam mereka. Kerjasama di bidang penelitian yang disajikan di objek wisata ini maka bukan tersebut sebaiknya diagendakan ke dalam tidak mungkin bila mereka rela membayar program kerja rutin setiap pengelola ODTW. tiket lebih mahal dan mempromosikan objek wisata wilayah studi. Ketiga, Kontribusi ekonomi kegiatan pariwisata di Kecamatan Sukaratu terhadap Ketujuh, Meningkatkan upaya promosi masyarakat lokal masih kecil sehingga untuk memperluas segmen pasar, terutama memerlukan pengembangan lebih lanjut. bagi wisatawan. Beberapa program kegiatan yang memiliki konsep cukup bagus telah diagendakan oleh Kedelapan, Berdasarkan karakteristik dan para pengelola ODTW, namun keefektifan persepsi pengunjung terdapat sarana dan program-program tersebut dinilai masih prasaran yang memerlukan peningkatan kurang. Oleh karena itu peningkatan kulaitas pelayanan yaitu mencakup keefektifan program-program tersebut peningkatan tingkat kenyamanan, tingkat merupakan langkah untuk meningkatkan keamanan dari bencana, karena salah satu dari kontribusi kegiata pariwisata dalam pengunjung yang penulis wawancara sudah meningkatkan kesejahteraan masyarakat lokal. mengerti akan bahayanya wisata disini, karena masih aktif dan rawannya Gunung Galunggung disini.

Page | 7

Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.12 No.1

SKW 1 Wisata Alam Basis Petualangan; 3) Restrukturisasi SKW (Satuan Kawasan SKW 2 Wisata Kuliner Baru Khas Wisata) Kecamatan Sukaratu Galunggung. Penilaian objek dan daya tarik wisata tersebut dilihat dari setiap objek wisata Sebaran SKW di Galunggung terbagi dalam 2 sesuai dengan daya tarik jenis wisata, dan (dua) SKW, yaitu sebagai berikut : 1) Core penilaian yang dilakukan dilihat dari aspek- Wisata Alam dan Kuliner Khas Galunggung; 2) aspek tertentu

Gambar 3 Konsep Struktur SKW (Satuan Kawasan Wisata) konsep SKW), jalur utama wisata antar core, Pada Gambar diatas menjelaskan tentang lingkup pelayanan program SSKW, jalur paket pembagian konsep struktur SKW (Satuan wisata, serta sub core wisata. Kawasan Wisata) terdiri dari core (pusat dari

Tabel 6 Penentuan SKW 1 (Wisata Alam Berpetualang) Bagian SSKW SKW 1 Skor Produk Unggulan Tema SKW Wisata Hiking 107 Wisata Alam Pemandian Air Panas Core Wisata 1 Wisata BARAT Kawah Gunung Edukasi 97 Wisata Alam Alam Galunggun Berbasis g Petualanga Pemandian Air 105 Minat n Panas Khusus Offroad 104 Wisata Alam

Tabel 7 Penentuan SKW 1 (Wisata Kuliner Baru Khas Gunung Galunggung) Bagian SSKW SKW 2 Produk Unggulan Tema SKW Wisata Pemancingan Minat Khusus Core Wisata 2 Wisata Kuliner TIMUR Kuliner Khas Cocok Tanam Agrowisata (-) Galunggung Basis Alam

Page | 8

Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.12 No.1

Kemerdekaan (17 Agustus); 6) Event Tahun Rencana Pengembangan Paket Wisata Barug) Pagelaran Atraksi Seni Budaya.

Paket Wisata SSKW 1 Kedua, Core SKW 1 yaitu Konsep Alam Paket wisata ini terdiri dari objek wisata Berbasis Petualang (Kawah Gunung yang terdapat di bagian barat yang terdiri dari Galunggung) diantaranya terdapat event : 1) 4 Desa (Linggajati, Sinagar, Sukaratu, Event Kejurnas Adventure Offroad; 2) Event Indrajaya). Paket wisata ini terdiri dari objek Roadshow Goes; 3) Festival Seni Musik dan wisata alam dan minat khusus. Wisatawan Teater; 4) Event Hari Kemerdekaan 17 dapat berkunjung ke Objek wisata minat Agustus; 5) Event Tahun Baru; 6) Camping khusus yaitu pemandian air panas cipanas Para Bersama. wisatawan dapat pula mengunjungi wisata Ketiga, Rencana Core SKW 2 yaitu Event alam yang berbasiskan petualangan seperti Kuliner Khas Galunggung (Nasi Tutug offroad dan hiking di kawasan wisata Gunung Oncom) diantaranya terdapat event : 1) Galunggung Dengan SKW nya yaitu Wisata Pagelaran Industri Kerajinan, makanan Kawah Gunung Galunggung, paket wisata Tradisional; 2) Bazar Produk Lokal (kelom tersebut dinamakan sebagai “Wisata Alam geulis, sandal kulit, dompet, tas mendong, tas berbasis Petualangan”. dan dompet); 3) Panen Raya Padi; 4) Pagelaran Atraksi Seni Budaya. Peket Wsata SSKW 2 Paket wisata ini terdiri dari objek wisata Kesimpulan dan Rekomendasi yang terdapat di bagian timur yang terdiri dari Kesimpulan 4 Desa (Tawangbanteng, Gunungsari, Sukamahi, Sukagalih). Paket wisata ini terdiri Berdasarkan hasil penelitian mengenai strategi dari objek Agrowisata dan minat khusus. pengembangan pariwisata Gunung Wisatawan dapat berkunjung ke Objek wisata Galunggung di Kabupaten Tasikmalaya, maka wisata pemancingan dan belajar bercocok peneliti dapat mengambil keputsan sebagai tanam padi bersama warga sekitar atau berikut. pengelola tempat wisata tersebut. Dengan Pertama, Wisata yang berada di Kecamatan SKW nya yaitu Wisata Kuliner Khas Sukaratu memiliki potensi yang sangat luar Galunggung, paket wisata tersebut dinamakan biasa, potensi tersebut diantaranya adalah sebagai “Wisata Kuliner Berbasis Alam”. keindahan kawah, keindahan alam di sekeliling wisata Gunung Galunggung lahan Rencana Event Promosi Wisata Unggulan kosong yang berpotensi, terdapat zona konservasi dan lain-lain. Pengunjung pun akan Event yang dilakukan untuk meningkatkan lebih mudah menuju ke kawasan wisata daya tarik wisata di Kecamatan Sukaratu tersebut karena selain memiliki potensi yang dipusatkan pada wisata – wisata unggulan luar biasa, wisata Gunung Galunggung yang menjadi core inti dan core pada tiap SKW merupakan kawasan yang strategis dengan dan wisata-wisata unggulan lainnya, event- lokasinya yang berada di pusat kota, sehingga event yang akan dilakukan tersebut membuat kawasan tersebut memiliki nilai diantaranya : lebih dari para pesaing-pesaingnya. Wisata Pertama, Rencana Event pada Core Wisata Gunung Galunggung terdapat beberapa Terbaru yaitu diantaranya terdapat event : 1) kegiata wisata tersebut diantaranya adalah, Event Spektakuler Internasional; 2) Festival hiking, berfoto-foto, taman kanak-kanak, Band Nasional; 3) Festival Film dan teater kuliner, dan pemandian air panas. (Animasi dan Dokumenter); 4) Seni Musik dan Kedua, Faktor internal di Wista Sukaratu Teater; 5) Event Spektakuler Hari diantaranya adalah memiliki keindahan alam

Page | 9

Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.12 No.1 yang menjadi daya tarik para pengunjung yang kondisi lapangan yang lebar jalannya sangat datang ke wisata Gunung Galunggung. minim untuk wisata yang memiliki potensi sangat besar. Ketiga, Faktor eksternal wisata Kecamatan Sukaratu diantaranya adalah Kelima, Pemerintah pusat perlu segera pengunjung, pesaing dan kondisi fisik. memperhatikan objek wisata unggulan ini, Pengunjung sangat berpengaruh terhadap karena fasilitas kegiatan wisata dan kawasan wisata sehingga lingkungan yang ada di kawasan wisata ini pengelola/pemerintah harus memanjakan para sangat minim, sehingga masih kurang nyaman pengunjung kawasan wisata, agar pengunjung dan amannya untuk d kunjungi tersebut merasa nyaman, aman dan kembali berkunjung. Kemudian dalam persaingan Keenam, Dalam upaya mengantisipasi kawasan wisata Gunung Galunggung harus terjadinya bencana yang tidak dapat di lebih berinovasi dan mempertahankan dan perkirakan, dapat disiasati dengan upaya melestarikan kegiatan wisata tersebut agar meningkatkan kualitas fasilitas yang menjadi nilai tambah bagi para pesaingnya. berbasiskan mitigasi bencana, agar wisatawan Kemudian dengan adanya kondisi fisik yang tetap merasa aman. berada di kawasan wisata Gunung Galunggung Ketujuh, Memberikan penyuluhan atau cukup berbahaya untuk beriwsata, karena pelatihan terhadap masyarakat ketika terjadi gunungnya yang masih aktif sehingga bencana pada kawasan wisata Gunung pemerintah harus semakin terdorong agar Galunggung, agar masyarakat dapat memberikan kenyamanan untuk beriwasata. mengantisipasi dengan siaga ketika terjadi Rekomendasi bencana yang terjadi tiba-tiba. Pertama, Untuk melaksanakan Program- Kedelapan, Perlu adanya studi lebih lanjut program yang dihasilkan, pemerintah perlu terhadap kawasan wisata di Gunung melakukan kerjasama dengan pihak swasta dan Galunggung, baik itu mengenai peningkatan masyarakat, terutama untuk pendanaan dan sarana dan prasarana maupun peningkatan pengelolaan lingkungan objek wisata. jumlah pengunjung yang datang. Oleh karena itu diperlukan usaha-usaha pengembangan Kedua, Mempromosikan secara kontinue kawasan pariwisata potensial lebih terarah dan dengan even-even tahunan. Sedangkan terencana, terutama yang menyangkut upaya promosi lewat media cetak dan elektronik pelestarian dan pemeliharaan kawasan wisata, dilakukan dengan membuat Blog wisata hal tersebut perlu dilakukan secara intensif Gunung Galunggung pada masing- masing oleh pihak terkait. TIC dan kerjasama dengan TV Nasional. DAFTAR PUSTAKA Ketiga, Meningkatkan insentif dan menegaskan desinsentif pagi setiap Al-Quran dan Terjemahannya, Departemen stakeholder yang terlibat untuk memotivasi Agama Republik Indonesia Dipenogoro, terwujudnya wisata yang progresif dan 2005 produktif. Dan membatasi perkembangan fisik Buku terutama kawasan terbangun khususnya di Adinul Yakin. 1997. Ekonomi Sumberdaya kawasan wisata Gunung Galunggung yang dan Lingkungan : Teori dan Kebijaksanaan dapat membahayakan ketika terjadinya Pembangunan Berkelanjutan, Akapres. bencana, harus melakukan penentuan batasan Jakarta yang jelas seperti dengan cara memperketat Gunn Clare A. 1979. Tourism Planning, izin pengembangan kawasan. Crane Russak. New York Keempat, Meningkatkan akses jalan menuju Yoeti, Oka A. Drs. MBA. 1992. Pengantar objek wisata sehingga akses pada wisata Ilmu Pariwisata, Penerbit Angkasa. Gunung Galunggung tidak sulit, karena Bandung

Page | 10

Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Vol.12 No.1

Yoeti, Oka A. Drs. MBA. Perencanaan Undang-Undang No 10 Tahun 2009 Mengenai dan Pengembangan Pariwisata, PT Kepariwisataan. Pradnya Paramita. Jakarta. Yoeti, Oka.A.1996. Pemasaran Pariwisata. Undang-Undang No 9 Tahun 1990 Mengenai Angkasa. Bandung. Jasa Pariwisata. Undang-undang Republik Indonesia Nomor Internet 24 Tahun tentang “Sarana dan GunungApi.,2004_http://www.geocities.com Prasarana Penanggulan Bencana”, 2007 Pembagian Fungsi Kawasan, http://www.merbabu.com Undang-undang Tahun 2002 “Mengenai Pokok-pokok Kepariwisataan” Tesis dan Tugas Akhir Gita Ramandha. 2011. Arahan Penataan Ruang Berbasis Mitigasi Bencana Geologi Gempa Bumi di Kecamatan Pengalengan Kabupaten Bandung, Fakultas Teknik, Universitas Islam Bandung. Hery Hidayat.2009. Arahan Pengembangan Sarana Prasarana Mitigasi Bencana Tsunami di Zona Wisata Utama Pangandaran, Fakultas Teknik, Universitas Islam Bandung. Lutfi Sya’bani.2014. Strategi Pengembangan Potensi Wisata Situ Gede Sebagai Kawasan Wisata Alam di Kota Tasikmalaya. Tugas Akhir. Program studi Manajemen Resort &Leisure.UPI Studio I Planologi, “Survey dan Kompilasi Data Pengembangan Kawasan Pariwisata Kecamatan Sijuk, Kabupaten Belitung”, Jurusan Tekmik Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik, Universitas Islam Bandung, Bandung, 2013

Undang-undang dan Peraturan Pemerintah Bappeda Kabupaten Tasikmalaya.2011. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Tasikmalaya. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No.21/PRTM/2007, Perihal Pedoman Penataan Ruang Kawasan Rawan Gunung Berapi dan Kawasan Rawan Gempa Bumi. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang.

Page | 11