Urgensi Sistem Siaran Televisi Berjaringan*

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Urgensi Sistem Siaran Televisi Berjaringan* URGENSI SISTEM SIARAN TELEVISI BERJARINGAN* Ade Armando** Abstract The existence of TV broadcasting system using networking is a consequence of responsibility of broadcasting media which uses the spectrum of radio frequency. It further reveals that in the system, its main institution disseminates its broadcasting to several or many regions through its local institution, regularly, in a specific schedule. This system is developed from a democratic broadcasting principle in order to encourage participation and empowerment of local television and to guarantee the variety of its content, while simultaneously protect the rights of public to have access to the content. Keywords: broadcasting system, television networking, law on broadcasting, local television, broadcasting system Abstrak Sistem siaran televisi berjaringan sesungguhnya merupakan bentuk tanggungjawab dari media penyiaran yang telah menggunakan spektrum frekuensi radio. Sistem siaran televisi berjaringan merupakan sistem siaran di mana lembaga penyiaran induk yang memancarluaskan siarannya ke beberapa atau banyak wilayah siar melalui lembaga penyiaran lokal secara tetap pada jam siaran tertentu. Sistem siaran televisi berjaringan berangkat dari pemikiran sistem penyiaran yang demokratis dalam rangka mendorong partisipasi dan pemberdayaan lembaga penyiaran lokal, keberagaman isi siaran, dan perlindungan terhadap hak masyarakat dalam memperoleh materi siaran. Kata Kunci: sistem siaran, televisi berjaringan, UU penyiaran, lembaga penyiaran lokal, sistem penyiaran A. Latar Belakang ada semacam koresponden tak berkantor. Salah satu keluhan yang sering terdengar Koresponden atau kontributor ini bertugas mengenai pertelevisian Indonesia adalah melaporkan berita yang terjadi di kotanya penyajian gambaran tentang daerah di luar masing-masing untuk dikirim ke Jakarta. Jakarta yang terkesan melulu negatif. Berita Pola tersebut, pada gilirannya, melahirkan negatif tentang Jakarta juga banyak namun gelombang berita negatif dari daerah. Para itu bisa diimbangi oleh gambaran cerah kontributor ini memahami bahwa ada risiko mengenainya di beragam program siaran yang besar untuk mengirimkan berita positif karena tersaji sepanjang hari. Informasi tentang luar tahu bahwa redaksi di Jakarta akan lebih Jakarta lazimnya hanya tersaji secara singkat, menyukai berita negatif. Berita positif sering secara parsial, sebagai rangkaian berita di dianggap hanya relevan untuk masyarakat program berita. Itu pun umumnya hanya setempat sementara berita sensasional mudah menyangkut hal-hal negatif dan sensasional menarik perhatian banyak penonton, terlepas seperti pembunuhan, tawuran, skandal, dari daerah asal dan tempat tinggal. kekerasan, demonstrasi, darah, bencana alam, Dalam beberapa tahun terakhir, memang dan semacamnya. ada sedikit perubahan. Sejumlah stasiun, di Televisi besar di Jakarta pada dasarnya beberapa daerah mulai memperkenalkan siaran tak terlalu perduli dengan perkembangan di lokal. Sebagai contoh, SCTV memiliki siaran luar daerahnya. Mereka berkantor di Jakarta, berita khusus Surabaya yang hanya dapat mengambil keputusan di Jakarta, sementara ditangkap di Surabaya. Namun ini tak berarti di setiap daerah di luar Jakarta, lazimnya yang SCTV memiliki stasiun lokal di Surabaya. * Tulisan ini pernah di presentasikan dalam diskusi terbatas di P3DI Setjen DPR RI dengan Topik Penataan Penyiaran di Indonesia, tanggal 31 Januari 2013. ** Pakar Komunikasi UI dan Anggota Tim Pakar Pendamping Penggantian UU Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran di Komisi I DPR RI. Ade Armando: Urgensi Sistem Siaran Televisi Berjaringan 1 Yang dilakukan SCTV adalah mendirikan biro yaitu izin penyelenggaraan penyiaran dilarang khusus Surabaya yang mengirimkan berita- dipindahtangankan kepada pihak lain. berita Surabaya dalam jumlah cukup banyak Norma hukumnya telah memberikan aturan untuk mengisi siaran berita sekitar 30 menit. dengan baik, namun implementasinya yang masih Siaran tersebut tetap dikirimkan untuk diedit dilanggar oleh pengelola media. Konsolidasi dalam dan dikemas di Jakarta. Pada gilirannya, Jakarta bisnis penyiaran telah menyebabkan konsentrasi akan mengirimkan siaran ke Surabaya yang kepemilikan media penyiaran di tangan beberapa berbeda dari siaran ke daerah-daerah lainnya, pihak saja. Tentu saja, konsolidasi yang diikuti khusus pada jam tertentu itu. oleh pemidahtanganan izin siaran ini melanggar Pola terakhir ini memang terkesan lebih ketentuan UU Penyiaran.1 akomodatif terhadap kebutuhan masyarakat Konsolidasi yang melahirkan variasi pola- lokal. Namun pada dasarnya metode semacam ini pola kepemilikan diikuti pula oleh suatu sistem tak akan dapat memenuhi kebutuhan tuntutan pengendalian dan kontrol yang ketat baik dari demokatisasi penyiaran yang mendasar. Dengan sisi pemilik modal maupun manajemen. Ada pola itu, tetap tak akan ada stasiun-stasiun setidaknya tiga macam model pengendalian dan afiliasi yang tumbuh di berbagai daerah. Yang control yang dilakukan oleh pemilik modal dan diperoleh hanyalah mungkin maksimal satu jam manajemen yaitu menempatkan orang-orang siaran berita lokal. Gagasan tentang masyarakat “kunci”, internal merger, dan pembatasan saham.2 lokal sebagai pemegang kedaulatan frekuensi siaran tidak berlaku. Segenap keuntungan yang B. Permasalahan diperoleh dari pengelolaan frekuensi siaran tetap Persoalan imej Indonesia yang negatif terpusat di Jakarta. sebagaimana dideskripsikan pada latar belakang Sebenarnya Undang-Undang Nomor hanya salah satu dari rangkaian kerugian yang 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran (UU diakibatkan sistem siaran sentralistis. Untuk Penyiaran), ketentuan mengenai penyiaran memperjelas dampak buruk yang diakibatkan berjaringan telah disebutkan yaitu Pasal 6 ayat sistem siaran televisi terpusat yang ada saat ini, (3), dalam sistem penyiaran nasional terdapat kita bisa melihat dimensi politik, sosial-budaya lembaga penyiaran dan pola jaringan yang dan ekonomi dari sistem tersebut. Sehingga adil dan terpadu yang dikembangkan dengan permasalahan yang di ajukan dalam tulisan membentuk stasiun jaringan dan stasiun lokal. ini yaitu “mengapa sistem siaran televisi Ketentuan ini tentunya berdampak pada berjaringan harus kembali dimasukkan ke persoalan pemusatan kepemilikan. Pada Pasal dalam perubahan UU Penyiaran?” 18 ayat (1) disebutkan, pemusatan kepemilikan dan penguasaan Lembaga Penyiaran Swasta C. Kerangka Pemikiran oleh satu orang atau satu badan hukum, baik Pada awal berjalannya era Reformasi di di satu wilayah siaran maupun di beberapa tanah air, media massa sangat menikmati wilayah siaran, dibatasi. Selanjutnya pada euforia kebebasan tanpa batas yang justru ayat (2), kepemilikan silang antara Lembaga Penyiaran Swasta yang menyelenggarakan 1 Puji Riyanto (dkk), Kepemilikan dan Intevensi Siaran Perampasan Hak Publik, Dominasi dan Bahaya Media jasa penyiaran radio dan Lembaga Penyiaran di Tangan Segelintir Orang, Penerbit Yayasan Tifa dan Swasta yang menyelenggarakan jasa penyiaran PR2Media, Jakarta, 2014, hal. 12 televisi, antara Lembaga Penyiaran Swasta 2 Badan hukum anggota televisi nasional berjaringan dan perusahaan media cetak, serta antara umumnya dunamai dengan melekatkan atribut grop yang menjadi afiliasinya. Sebagai contoh PT Surya Citra Pesona Lembaga Penyiaran Swasta dan lembaga Media merupakan nama badan hukum jaringan SCTV di penyiaran swasta jasa penyiaran lainnya, baik Batam dan stasiunnya bernama SCTV Pekanbaru. PT langsung maupun tidak langsung, dibatasi. Indosiar Semarang Televisi merupakan badan hukum Hal lainnya terkait dengan Pasal 34 ayat (1), jaringan Indosiar di Semarang dan stasiunnya bernama SCTV Semarang. Ibid., hal. 36. 2 Politica Vol. 5 No. 1 Juni 2014 mendorong terjadinya krisis kinerja media. Dalam sistem demokrasi, regulasi terhadap Keberpihakan media memang sangat riskan media pada dasarnya dipilih menjadi dua bagian terutama bila dikaitkan dengan dampak yang besar, yakni media yang tidak menggunaka akan terjadi pada diri khalayaknya. Menurut ranah publik (public domain) dan medua McLeod yang mengkritik media yang tidak yang menggunakan ranah publik. Regulasi memberikan informasi politik yang dibutuhkan media yang menggunakan public domain oleh khalayak. Namun di lain sisi, Chaffe juga sangat berbeda dengan media yang tidak mengakui peranan media dalam membuat menggunakan public domain, maka regulasinya khalayak lebih terlibat dengan masalah-masalah sangat ketat. Ini karena ketika seseorang atau politik. Sedangkan McLeod sendiri memberikan suatu badan telah diberi frekuensi, sebenarnya penjelasan mengenai efek media khususnya ia telah diberi hak monopoli oleh negara untuk proses mediasi antara individu dengan media, menggunakan frekuensi tersebut dalam kurun bahwa masih ditemukannya argumentasi yang waktu tertentu. Dengan demikian, berlaku berbeda-beda dari para peneliti mengenai ketentuan peraturan perundang-undangan di substansi mediasi tersebut. Terdapat sejumlah bidang penyiaran. Dalam kaitannya ini, regulasi argumentasi berbeda mengenai isu, proses terhadap radio dan televisi berlangsung sangat penafsiran berita sampai proses terbentuknya ketat (highly regulated).6 pemahaman atas suatu isu.3 Regulasi yang ideal harus mencakup tiga Kenyataan ini menjadi penting untuk prinsip yaitu pertama, memastikan bebasnya dipahami, mengingat potensi yang dimiliki gangguan interferensi antarfrekuensi, kedua, media dalam rangka pembentukan pendapat memastikan terjadinya pluralitas politik dan umum. Bahwa media dengan mekanisme budaya dalam isi siaran, dan ketiga, menyediakan yang dimilikinya, mempunyai kemampuan masyarakat apa
Recommended publications
  • Bab 2 Industri Dan Regulasi Penyiaran Di Indonesia
    BAB 2 INDUSTRI DAN REGULASI PENYIARAN DI INDONESIA 2.1. Lembaga Penyiaran di Indonesia Dalam kehidupan sehari-hari, istilah lembaga penyiaran seringkali dianggap sama artinya dengan istilah stasiun penyiaran. Menurut Peraturan Menkominfo No 43 Tahun 2009, yang ditetapkan 19 Oktober 2009, lembaga penyiaran adalah penyelenggara penyiaran, baik Lembaga Penyiaran Publik, Lembaga Penyiaran Swasta, Lembaga Penyiaran Komunitas, maupun Lembaga Penyiaran Berlangganan yang dalam melaksanakan tugas, fungsi dan tanggungjawabnya berpedoman pada peraturan perundangan yang berlaku. Jika ditafsirkan, lembaga penyiaran adalah salah satu elemen dalam dunia atau sistem penyiaran. Dengan demikian walau lembaga penyiaran bisa dilihat sebagai segala kegiatan yang berhubungan dengan pemancarluasan siaran saja, namun secara implisit ia merupakan keseluruhan yang utuh dari lembaga-lembaga penyiaran (sebagai lembaga yang memiliki para pendiri, tujuan pendiriannya/visi dan misi, pengelola, perlengkapan fisik), dengan kegiatan operasional dalam menjalankan tujuan-tujuan penyiaran, serta tatanan nilai, dan peraturan dengan perangkat-perangkat regulatornya. Sedangkan stasiun penyiaran adalah tempat di mana program acara diproduksi/diolah untuk dipancarluaskan melalui sarana pemancaran dan/atau sarana transmisi di darat, laut atau antariksa dengan menggunakan spektrum frekuensi radio melalui udara, kabel, dan/atau media lainnya untuk dapat diterima secara serentak dan bersamaan oleh masyarakat dengan perangkat penerima siaran. Sedangkan penyiaran adalah kegiatan pemancarluasan
    [Show full text]
  • ANNUAL REPORT KODE ETIK CODE of ETHICS Atif
    ANNUAL REPORT KODE ETIK CODE OF ETHICS atif V NO Edukatif I T EA MW ORK K REDI RASA ANTUSIASME FOKUS TANGGUNG DAN B ilitas JAWAB AKTIF DAFTAR ISI TABLE OF CONTENTS PROFIL PERSEROAN KINERJA 2014 CORPORATE PROFILE 2014 PERFORMANCE Filosofi & Visi Misi 06 Tinjauan Umum 2014 58 Philosophy & Vision Mission 2014 General Review Sekilas Mahaka Media 08 Harian Republika 59 Mahaka Media at a Glance Republika Penerbit 60 04 Jejak Langkah Perseroan 10 Republika Media Visual 61 56 Corporate Milestone Mahaka Advertising 62 Bidang Usaha & Struktur Organisasi 13 Golf Digest 63 Line of Business & Organization Structure Parents Indonesia 64 Struktur Kepemilikan Saham 16 Shareholders Structure Jak TV 65 Komposisi Pemegang Saham 18 Gen FM 66 Shareholder Composition Jak FM 67 Kronologis Pencatatan Saham 20 Harian Indonesia 68 Share Listing Chronology Masima Radionet 69 Ikhtisar Keuangan 22 Alive Indonesia 70 Financial Highlights CardPlus 71 Informasi Anak Perusahaan 26 Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Corporate Subsidiaries Information 72 Corporate Social Responsibilities Kalender Kegiatan 2014 74 2014 Calendar Events LAPORAN MANAJEMEN MANAGEMENT REPORT Sambutan Komisaris Utama 31 ANALISA & KINERJA PERUSAHAAN Foreword from The President Commissioner ANALYSIS & PERFORMANCE OF THE Dewan Komisaris 34 COMPANY Board of Commissioner Laporan Ketua Direktur 38 Analisa & Kinerja Perusahaan 78 28 Analysis & Performance of the Company Report from The President Director Dewan Direksi 42 Analisa Arus Kas 82 Board of The Directors Cashflow Analysis 76 Jumlah Karyawan &
    [Show full text]
  • Indonesia Media and Telecoms Landscape Guide November 2012
    1 Indonesia Media and Telecoms Landscape Guide November 2012 2 Index Introduction…………………………………………………………….……….3 Media overview……………………………………………………………….16 Media groups………………………………………………………………….30 Radio overview………………………………………………………………..39 Radio networks………………………………………………….…………….44 Television overview……………………………………………….…………..66 Television networks…………………………………………………………...74 Print overview………………………………………………………………….98 Newspapers…………………………………………………………………..103 Magazines…………………………………………………………………….121 Online media………………………………………………………………….124 News weBsites………………………………………………………………..128 Traditional and informal channels of communication……………………..131 Media resources………………………………………………………………133 Telecoms overview…………………………………………………………...141 Telecoms companies…………………………………………………………145 3 Introduction Indonesia is the largest and most populous country in Southeast Asia. It has become an economic and political powerhouse in the region, with a growing international profile. This chain of more than 6,000 inhabited islands had an estimated population of 242 million people in 2011, according to the World Bank. More than half the population lives on the island of Java, where the capital Jakarta is situated. This large island of 140 million people is one of the most densely populated places on earth. The overthrow of President Suharto in 1998 ended six decades of authoritarian rule. It ushered in a new era of democracy, freedom of speech and economic prosperity. The local media has blossomed in this environment. Over 1,500 private radio stations and more than
    [Show full text]
  • Jurnal Ilmiah Komunikasi Analisa Program Metropolis Di Jak TV
    Jurnal Ilmiah Komunikasi Analisa Program Metropolis di Jak TV Sinta Nur Alifah1, Mustopa2 1,2Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Indonesia Maju Jln. Harapan Nomor 50, Lenteng Agung – Jakarta Selatan 12610 Telp: (021) 78894045, Email: [email protected], [email protected] Abstrak Program Metropolis adalah acara magazine yang menayangkan tentang kehidupan realita malam di Jakarta kaum middle up atau menengah ke atas. Sejak bulan Ramadhan konten Metropolis diubah menjadi tayangan kaum bawah atau marginal seperti realita Manusia Gerobak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, serta menganalisis apa saja yang mempengaruhi dalam pembuatan program Metropolis di Jak TV dan pengaruhnya terhadap rating and share pada tahun 2016. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif, dengan studi kasus. Data penelitian didapatkan wawancara, observasi dan, dokumentasi. Wawancara dilakukan terhadap informan. Sementara data sekunder diperoleh dari studi dokumen, buku, dan artikel. Hasil penelitian menunjukan bahwa, ide awalnya program Metropolis yaitu mengenai tentang kehidupan malam yang terjadi di Ibu Kota Jakarta. Kemudian konten diubah ketika memasuki bulan Ramadhan yang mengangkat tema-tema kaum marginal. Konsep program Metropolis dibuat berdasarkan tiga hal, brainstorming yang dilakukan oleh produser, PA, serta tim kreatif, dan berdasarkan permintaan dari manajemen. Pada saat episode Manusia Gerobak rating pada program Metropolis mengalami kenaikan tertinggi. Hal ini menunjukan bahwa viewers lebih menyukai tema kaum marginal dibandingkan tema kehidupan malam. Program Metropolis menampilkan host dengan kriteria seperti, perempuan dewasa, tampilannya harus sensual (tidak memakai baju yang terbuka), pembawaan body language serta suara yang menarik. Segmentasi pada program Metropolis saat ini yaitu A, B, dan C (kelas atas, kelas menengah atas dan kelas menengah ke bawah).
    [Show full text]
  • MURNIATI Drs. Jumroni, M. Si
    DESKRIPTIF ANALISIS FORMAT SIARAN DAKWAH DIALOG JUM' ATPADA JAK-TV Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Komunikasi Untuk Memenuhi Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S. Sos. I) Oleh: MURNIATI 104051001840 Drs. Jumroni,- M. Si NIP: 150254959 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI VIN SYARIF IDDAYATULLAH JAKARTA 1429 H/2008 PENGESAHAN PANITIA UJIAN Slaipsi yang berjudul "Desktiptif Analisis Format Siaran Dakwah" Dialog Jum'at Pada JAK-TV" telah di ujikan dalam sidang munaqasah Fakultas Dakwah dan Koumunikasi UIN SyarifHidayatulah Jakarta, pada tanggal 26 Juni 2008. Slaipsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Strata Satu (SI) pada Fakultas Dakwah dan Komunikasi, jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI). Jakarta, 26 Juni 2008 Sidang Munaqasah Ketua merangkap anggota --""'-=~~=:..=:.~!~~-----·~__........;:,. Dr. Murodi, MA W Nilamsari M. Si NIP: 150254102 N : 150293223 Anggota Penguji I Penguji II ,..-­ Drs. asanuddin MA Noor Bekti Negoro. SE. STP. M.Si NIP: 150270815 NIP: 150293230 Pembimbing Drs. Jumroni. Msi NIP: 150254959 LEMBARPERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa: 1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar strata satu di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian ini telah saya canrnmkan clengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah .Jakarta 3 . .lika kemudian hari terbukti saya! meupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, makasaya bersedia menenma sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Ciputat, 19 Juni 2007 Murniati ABSTRAK MURNIATI Analisis Deskriftif Format Siaran Dialog Jum'at di JakTV Era globalisasi yang ditandai oleh semakin majunya teknologi komunikasi clisebut juga clengan era informasi.
    [Show full text]
  • Mapping the Landscape of the Media Industry in Contemporary Indonesia
    Mapping the landscape of the media industry in contemporary Indonesia By: Yanuar Nugroho Dinita Andriani Putri Shita Laksmi Report series: Engaging Media, Empowering Society: Assessing media policy and governance in Indonesia through the lens of citizens’ rights A joint research project of: Funded by: March 2012 This report is licensed under a Creative Commons Attribution 3.0 License. Some rights reserved. Mapping the landscape of the media industry in contemporary Indonesia Published in Indonesia in 2012 by Centre for Innovation Policy and Governance Jl. Lamandau Raya No. 18 Jakarta Selatan 12130 Indonesia Cover designed by Rachmat Affriadi Anggara and Dinita Andriani Putri Except where otherwise noted, content on this report is licensed under a Creative Commons Attribution 3.0 License Some rights reserved. How to cite this report: (Nugroho, et al., 2012) - Nugroho, Y., Putri, DA., Laksmi, S. 2012. Mapping the landscape of the media industry in contemporary Indonesia. Report Series. Engaging Media, Empowering Society: Assessing media policy and governance in Indonesia through the lens of citizens’ rights. Research collaboration of Centre for Innovation Policy and Governance and HIVOS Regional Office Southeast Asia, funded by Ford Foundation. Jakarta: CIPG and HIVOS. 1 Acknowledgements The research was funded by the Ford Foundation Indonesia Office and undertaken by the Centre for Innovation Policy and Governance (CIPG), Jakarta and HIVOS Regional Office Southeast Asia Contract No. RO SEA 100371 and RO SEA 100374 Principal Investigator : Dr. Yanuar Nugroho, University of Manchester Co-investigator (CIPG), Coordinator : Mirta Amalia Co-investigator (HIVOS) : Shita Laksmi Researchers (CIPG) : Dinita Andriani Putri Leonardus Kristianto Nugraha Muhammad Fajri Siregar Academic Advisors : Dr.
    [Show full text]
  • Menakar Kekuatan Dan Keunggulan Industri Televisi Lokal Di Era Otonomi
    MENAKAR KEKUATAN DAN KEUNGGULAN INDUSTRI TELEVISI LOKAL DI ERA OTONOMI Gatut Priyowidodo Jurusan Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Kristen Petra Jalan Siwalankerto 121-131 Surabaya 60236 email:[email protected] ABSTRACT The development of industrial television has two sides. In one hand, it gives blessing but on the other hand posses some disadvantages. In autonomy era since 1999, all regional administratives have big opportunities to establish television station. Therefore, they are competing to invite some investors to come. Such as, Bali Post from Bali found Yogya TV, Jawa Pos came to Batam and found Batam TV etc. They are aware that it isn’t difficult to manage media firm. TV has more influence than radio or print media. Since 1950, all country in the world had used TV as media to campaign or to socialize their program to people. TV is an effective tool to deliver message to audience. Basicaly, human prefers audio-visual activity than to read or to listen. Through TV, they can take information, entertainment, and also education values. By 2009, there will be more than two hundred television stations established in some cities in Indonesia. Finally, the audiences will have more channels to watch. Keywords: television, industrialization, investor PENDAHULUAN Mesti diakui, jika perkembangan televisi dalam kurun dua dasawarsa bela- kangan ini luar biasa pesatnya. Tidak saja dilihat dari kuantitas stasiun televisinya, tetapi yang jauh lebih penting adalah pengaruh apa yang ditimbulkan akibat siaran tabung audio visual tersebut. Karakteristik pengaruh sesungguhnya adalah refleksi paling aktual atas jenis atau siaran apa yang diproduksi masing-masing stasiun televisi itu.
    [Show full text]
  • Laporan Tahunan 2019
    Daftar Isi CONTENT PROFIL PERSEROAN 06 CORPORATE PROFILE VISI MISI & FILOSOFI 8 VISION MISSION & PHILOSOPHY KODE ETIK DAN BUDAYA PERSEROAN 9 THE COMPANY’S CODE OF ETHICS AND CULTURE SEKILAS MAHAKA MEDIA 10 MAHAKA MEDIA AT A GLANCE JEJAK LANGKAH PERSEROAN 13 CORPORATE MILESTONE BIDANG USAHA 16 LINE OF BUSINESS STRUKTUR ORGANISASI 17 ORGANIZATION STRUCTURE DIAGRAM MAHAKA MEDIA & ENTITAS ANAK 2019 18 MAHAKA MEDIA CHART & SUBSIDIARIES 2019 STRUKTUR KEPEMILIKAN SAHAM 20 SHARE OWNERSHIP STRUCTURE KOMPOSISI PEMEGANG SAHAM 21 SHAREHOLDER COMPOSITION INFORMASI HARGA SAHAM DALAM 2 (DUA) TAHUN TERAKHIR 22 STOCK PRICE INFORMATION THE LAST 2 (TWO)YEARS KRONOLOGIS PENCATATAN SAHAM SHARE LISTING CHRONOLOGY 22 KAPITALISASI PASAR MARKET CAPITALIZATION 23 FINANCIAL HIGHLIGHT 2019 FINANCIAL HIGHLIGHT 2019 24 INFORMASI ANAK PERUSAHAAN CORPORATE SUBSIDIARIES INFORMATION 26 LAPORAN MANAJEMEN 28 MANAGEMENT REPORT SAMBUTAN KOMISARIS UTAMA 30 FOREWORD FROM PRESIDENT COMMISSIONER DEWAN KOMISARIS 37 BOARD OF COMMISIONERS LAPORAN DIREKTUR UTAMA 40 REPORT FROM THE PRESIDENT DIRECTOR DEWAN DIREKSI BOARD OF DIRECTORS 46 DATA KARYAWAN EMPLOYEES DATA 48 STRATEGI SUMBER DAYA MANUSIA HUMAN RESOURCE STRATEGY 49 PENGHARGAAN DAN SERTIFIKASI AWARDS AND CERTIFICATIONS 53 4 PT MAHAKA MEDIA TBK ANNUAL REPORT 2019 TINJAUAN OPRASIONAL 56 OPERATIONAL REVIEW PROSPEK USAHA 2020 58 2020 BUSINESS PROSPECT KINERJA 2019 62 2019 PERFORMANCE PT REPUBLIKA MEDIA MANDIRI (HARIAN REPUBLIKA) 64 PT MAHAKA RADIO INTEGRA TBK (MARI) 67 PT KALYANAMITRA ADHARA MAHARDHIKA (ALIVE! INDONESIA) 69 PT DANAPATI
    [Show full text]
  • Laporan Praktik Kerja Lapangan Pada Jak Tv (Pt
    LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN PADA JAK TV (PT. DANAPATI ABINAYA INVESTAMA) I LUH SRI WARDHANI PUJAYANTI 8143118104 Laporan Praktik Kerja Lapangan ini ditulis untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan Gelar Ahli Madya pada Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta PROGRAM STUDI D III SEKRETARI JURUSAN EKONOMI DAN ADMINISTRASI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA 2014 KATA PENGANTAR Puji syukur praktikan panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga praktikan dapat menyelesaikan kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) selama dua bulan dan Laporan Praktik Kerja Lapangan pada JakTV (PT Danapati Abinaya Investama) divisi Finance. Selama penyusunan laporan ini, praktikan cukup banyak menghadapi kesulitan dan hambatan, namun berkat doa, usaha dan bantuan dari dosen pembimbing dan pihak-pihak yang telah terlibat dalam penyelesaian laporan ini akhirnya praktikan mampu menghasilkan laporan yang diharapkan. Selain itu, tak lupa praktikan menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar- besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dorongan dan semangat dalam penulisan laporan praktik kerja lapangan antara lain: 1. Maisaroh, M.Si, selaku Pembimbing Laporan Praktik Kerja Lapangan. 2. Roni Faslah, S.Pd, MM selaku Ketua Program Studi Diploma III Sekretari Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta. 3. Drs.Nurdin Hidayat,MM.,M.Si selaku Ketua Jurusan Ekonomi dan Administrasi, Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta. 4. Drs. Dedi Purwana. E.S., M.Bus selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta. 5. Seluruh pihak JakTV (PT Danapati Abinaya Investama) yang membantu selama PKL berlangsung 6. Bapak I Gede Sandita dan Ibu Made Kasini sebagai orang tua yang selalu memberikan bantuan doa, materi, serta menjadi motivasi praktikan. v 7.
    [Show full text]
  • Regulating Convergence: Challenges for Contemporary Media in Indonesia
    Asian Journal of Media and Communication Volume 1, Number 1, April 2017 Regulating Convergence: Challenges for Contemporary Media in Indonesia Hellena Yoranita Souisa The University of Melbourne - Asia Institute, Parkville – Victoria 3010, Australia, +61406742121, [email protected] Abstract This paper examines the implications of media liberalization and media convergence to regulatory issues and journalism practices in Indonesia. While technologies are being used to serve the economic interests of media companies, corporate concentration and technological convergence effectively disempower media workers. It will do so through an in-depth analysis of the current trends and case studies in the Indonesian media industry. The Indonesian case shows how media liberalization affects Indonesian media landscape at a first place, and how the media landscape is then shaped by conglomeration and convergence. Using the concept of diversity, media scholars are still debating the consequences of liberalization and convergence, to see whether those will undermine journalism and threaten the diversity of voices as the heart of media in democracy. This creates another challenge for regulatory bodies in Indonesia. On one hand, a free and competitive economic marketplace, a consideration of competitive markets is critical. On the other hand, there should be some tools to ensure media pluralism and diversity (ownership and content), hence provide necessary protections for the public. May there are interventions needed from the government body regarding this double-edge sword situation, a clear distinction needs to be drawn between regulation in the public interest and regulation to protect against market failure. Keywords: Indonesia; media ownership, media concentration, convergence, content diversity, political economy, policy 1.
    [Show full text]
  • Mapping the Landscape of the Media Industry in Contemporary Indonesia
    Mapping the landscape of the media industry in contemporary Indonesia Report Series Engaging Media, Empowering Society: Assessing Media Policy and Governance in Indonesia through the Lens of Citizens’ Rights Oleh A joint research project of Yanuar Nugroho Dinita Andriani Putri Shita Laksmi Supported by Mapping the landscape of the media industry in contemporary Indonesia Published in Indonesia in 2013 by Centre for Innovation Policy and Governance Jl. Siaga Raya (Siaga Baru), Komp BAPPENAS No 43. Pejaten Barat, Pasar Minggu , Jakarta Selatan 12130 Indonesia. www.cipg.or.id Cover designed by FOSTROM (www.fostrom.com); all rights reserved. Except where otherwise noted, content on this report is licensed under a Creative Commons Attribution 3.0 License Some rights reserved. How to cite this report: (Nugroho, et al., 2012) - Nugroho, Y., Putri, DA., Laksmi, S. 2012. Mapping the landscape of the media industry in contemporary Indonesia. Report Series. Engaging Media, Empowering Society: Assessing media policy and governance in Indonesia through the lens of citizens’ rights. Research collaboration of Centre for Innovation Policy and Governance and HIVOS Regional Office Southeast Asia, funded by Ford Foundation. Jakarta: CIPG and HIVOS. Centre for Innovation Policy and Governance i Mapping the landscape of the media industry in contemporary Indonesia Acknowledgements The research was funded by the Ford Foundation Indonesia Office and undertaken by the Centre for Innovation Policy and Governance (CIPG), Jakarta and HIVOS Regional Office Southeast Asia Principal Investigator : Dr. Yanuar Nugroho, University of Manchester Co-investigator (CIPG), Coordinator : Mirta Amalia Co-investigator (HIVOS) : Shita Laksmi Researchers (CIPG) : Dinita Andriani Putri Leonardus Kristianto Nugraha Muhammad Fajri Siregar Academic Advisors : Dr.
    [Show full text]