Jurnal Lingkungan dan Bencana Geologi, Vol. 3 No. 1 April 2012: 1 - 19

Semburan gas bercampur air di Desa Candi Pari, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur

The Outburst of gas and water mixing at Pari Temple village, Porong District, , East

Hanik Humaida, A. Zaennudin, dan N. E. Sutaningsih

Badan Geologi Jln. Diponegoro 57 Bandung 40122

SARI

Semburan gas di Desa Candi Pari yang terjadi pada 20 November 2011 berada sekitar 3,2 km sebelah barat titik pusat semburan lumpur Sidoarjo (LUSI). Semburan gas ini didominasi oleh gas hidrokarbon disertai oleh air yang keluar melalui sumur bor dengan kedalaman sekitar 35 m. Sumur bor ini dibuat tiga tahun yang lalu untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari, kecuali untuk air minum karena mutunya tidak layak untuk dikonsumsi sebagai air minum. Berdasarkan analisis, komposisi kimia hidrokarbon dan isotop kar- bon dari semburan gas LUSI tersebut merupakan gas hidrokarbon termogenik yang mempunyai kesamaan dengan semburan-semburan gas di sekitar LUSI. Gas hidrokarbon yang terdapat di dalam semburan Candi Pari berasal dari kedalaman antara 1.514 – 2.514 m yang mendorong air meteorik yang berada di lapisan atasnya. Kata kunci: Candi Pari, semburan gas hidrokarbon, Porong, LUSI

ABSTRACT

The gas outburst at Candi Pari village that occured on November 20, 2011 was a gas outburst about 3.2 km to the west of the main eruption point of LUSI. This outburst was followed by hydrocarbon gas dominated water that came out of shallow bore hole of 35 m deep. This bore hole was built three years ago for daily needs, but not as drinking water. Based on analysis, chemical composition of the hydrocarbon and isotop of the carbon the gases are thermogenic hydrocarbon. These gases are similar with bubbles and outburst gases from around LUSI. The hydrocarbon gases of Candi Pari were originating from a depth of 1,514 – 2,514 m that pushed out the meteoric water on the upper layer. Keywords: Candi Pari, outburst hydrocarbon gases, Porong, LUSI

Naskah diterima 27 Februari 2012, selesai direvisi 21 Maret 2012 Korespondensi, email: [email protected] 1 Semburan gas bercampur air di Desa Candi Pari, Kecamatan Porong, 3 Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur - Hanik Humaida drr. air yang ikut serta dalam semburan gas dan vulkanik Pliosen Atas, batu lempung berwar- air permukaan yang ada di sekitar tembusan na kebiru-biruan, selang-seling batu pasir dan gas. Air terikut serta oleh semburan gas baik serpih berumur Plistosen Bawah – Tengah. yang berasal dari pusat semburan LUSI mau- Kelompok batuan tersebut kemudian ditindih pun yang terdapat pada semburan gas di luar secara tidak selaras oleh batuan gunung api tanggul penahan endapan LUSI. Khususnya Notopuro berumur Plistosen Atas dan aluvial semburan gas di Desa Candi Pari, apakah delta Brantas berumur Resen. air tersebut berasal dari air formasi atau air Batu pasir vulkanik yang terdapat di sumur permukaan yang terdorong keluar oleh gas Banjar panji-1 ini mempunyai ketebalan seki- hidrokarbon dari bawah. Sampel air yang ber- tar 962 m (Kadar drr., 2007) yang menipis ke asal dari pusat semburan LUSI di samping arah timur (Lapindo Brantas, 2006). Lapisan dianalisis komposisinya juga dilakukan anali- batuan ini adalah endapan batuan vulkanik sis isotop deuterium dan oksigennya yang di- hasil erupsi gunung api yang berada di se- lakukan di laboratorium Badan Tenaga Atom belah barat atau barat dayanya yang berumur Nasional di Jakarta. Analisis komposisi kimia Pliosen Atas merupakan hasil orogenesa Plio- air menggunakan metoda titrasi dan AAS Plistosen. Batu lempung berwarna kebiru-bi- (Atomic Absorption Sphectophotometry). ruan yang menindih di atasnya adalah bagian Geokimia gas dilakukan dengan metoda bawah dari Formasi Pucangan berumur Plis- Giggenbach dan sampel gas kering. Sampling tosen Bawah. dengan metoda Giggenbach untuk mengeta- Bemmelen (1949) menyatakan bahwa pada hui komposisi gas secara keseluruhan dari zaman Pliosen Bawah terdapat banyak gu- suatu semburan dan tembusan gas. Sedangkan nung api yang masih aktif berlokasi di seki- sampling dengan metoda gas kering dimak- tar Surakarta. Pada saat yang bersamaan di sudkan untuk mendapatkan komposisi gas wilayah sebelah timurnya terdapat aktivitas hidrokarbon yang terdapat dalam semburan gunung api lainnya sebagai ujung timur Zona dan tembusan gas. Beberapa titik lokasi tem- Solo, yaitu Kompleks Gunung Api Wilis Tua busan atau semburan gas diambil dua kantong dan Anjasmoro Tua. Letusan-letusan dari sampel yang peruntukannya satu kantong kompleks gunung api tersebut menghasilkan sampel untuk komposisi gas hidrokarbon dan endapan lahar, aliran piroklastika, dan atau satu kantong sampel lagi untuk dianalisis iso- endapan fl uvial hasil ”reworked” dari endap- top karbonnya dari gas hidrokarbon. an piroklastika. Lapisan batu pasir vulkanik yang terdapat pada wilayah Porong dan seki- GEOLOGI DAERAH SIDOARJO tarnya merupakan lapisan batuan hasil erupsi gunung api tersebut. Endapan batuan di wilayah Sidoarjo ini di- awali dengan terbentuknya batu gamping Pada zaman Plistosen Atas aktivitas vulkanik pada zaman Pliosen yang kemudian ditutupi dari Gunung Anjasmoro berpindah pusat akti- secara tidak selaras oleh endapan batu pasir vitasnya ke arah tenggara dan timurnya mem- Semburan gas bercampur air di Desa Candi Pari, Kecamatan Porong, 5 Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur - Hanik Humaida drr. sangat dalam.

Semburan gas bercampur air di Candipari

Lokasi sampling air

Gambar 1. Lokasi semburan gas yang muncul di Desa Candi Pari dan Pesawahan, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo dan lokasi pengambilan sampel air di dalam tanggul dan sekitar LUSI.

A B

Gambar 2. Pengambilan sampel air pada aliran dari pusat semburan LUSI (A) dan air panas dari sumur pemboran di salah satu pabrik kue di Desa Pulungan, Kecamatan Gempol, Pasuruan (B). Semburan gas bercampur air di Desa Candi Pari, Kecamatan Porong, 7 Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur - Hanik Humaida drr.

Tabel 2. Hasil Analisis Kimia Air dari beberapa Sampel di sekitar LUSI dan Area di luar LUSI (Bledug Kuwu) pada Bulan November 2011 (kadar unsur dalam ppm)

LP-C Sumur LP-A Sumur Gali LP-C Sumur Bor Unsur P. Purnomo Bledug Kuwu (P. Sujono) Candi Pari P. Sujono Pesawahan

SiO2 45,49 24,06 50,90 0,00 Al 0,00 0,00 0,00 0,00 Fe 0,00 0,00 0,00 0,54 Ca 91,35 81,30 83,00 341,00 Mg 25,25 32,50 17,54 39,00 Na 625,6 641,20 247,40 8016,00 K 76,62 27,62 65,64 285,70 Mn 0,00 0,15 0,18 0,06 Li 0,00 0,00 0,00 9,81

NH3 11,67 0,00 0,00 16,67 Cl 731,28 1004,44 211,14 12702,99

SO4 99,34 64,41 28,19 27,29

HCO3 620,44 258,03 635,16 254,42

H2S 1,94 5,82 5,17 4,53 B 0,00 1,54 0,00 44,98 pH lab. 7,51 7,34 6,95 7.92 DHL, umhos/cm 1443 1539 810 5060

JUNI 2011

KONTRIBUSI MAGMA AIR METEORIK DALAM Deutorium

Bualan Gas

Pusat Semburan

Kalang Anyar

Air Panas G. Welirang

Jatirejo

18 Oksigen

Gambar 3. Plotting hasil analisis deuterium dan oksigen dari air semburan LUSI bulan Juni 2011 dibandingkan dengan sampel yang dianalisis sebelumnya diambil tahun 2007 dan 2009. Semburan gas bercampur air di Desa Candi Pari, Kecamatan Porong, 9 Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur - Hanik Humaida drr.

Tabel 3. Hasil Pengukuran Gas pada Lokasi Tembusan Gas di sekitar LUSI dengan menggunakan Detektor Gas Multiwarn (Drager) pada bulan Juni 2011

No. Lokasi Posisi Geografi Jenis dan Konsentrasi Gas Keterangan

Tidak bisa diukur, karena bualan Tembusan gas sudah jauh 1. Rumah Okinawa S 07o31”32,8” gas terdapat di kolam yang mengecil. E 112o42’11,5” berdiameter sekitar 10 m.

S 07. 31’ 29,4’’ CH = 84 % LEL Sampling gas kode SB-1 (2 2. Rumah Bpk Lutfi 4 E 112. 41’ 07,8’’ H2S = 88 ppm infus dan 1sampling bag)

Pamotan pinggir jalan S 07. 31’ 28,6’’ CH = 45 % LEL Telah dibuatkan pipa di pinggir 2. 4 aspal E 112. 41’ 57,8’’ H2S = - ppm jalan

PT. Candi Jaya, pabrik CO = - % vol. 2 Sampling gas kering dan 3. kerupuk Semburan gas di S 07o31’38,6” CH = > 54 % LEL 4 Giggenbach dalam pabrik E 112o42’6” H2S = 0 ppm Sudah diseparator dan dibuang S 07. 52578o Tidak bisa diukur, karena 4. Bpk Suncono (SB-17) ke udara bebas dan rumah E 112. 70319o aksesnya sulit dikosongkan. Sudah diseparator dan dibuang Rumah Ibu Sutini (alm) S 07. 52576o CH = > 100 % LEL 5 4 ke udara bebas, sampling gas (SB-28) E 112. 70164o H S = 12 ppm 2 kering dan Giggenbach

Semburan gas di rumah S 07. 31’ 29,8’’ CH = 32 % LEL Gas keluar dari bawah keramik 6 4 Bpk Supardi (SB-39) E 112. 42’ 06,6’’ H2S = 0 ppm di teras rumah

Semburan gas di rumah S 07. 31’ 30,9’’ Gas sudah diditribusikan untuk CH = 55 % LEL 7 Ibu Ning Ayu Sofa (SB- E 112. 42’ 07,1’’ 4 beberapa rumah di sekitarnya H S = 0 ppm 22) 2 untuk masak. S 07. 31’ 30,3’’ Air sumur tidak dapat CH = 10 % LEL 8 Sumur Bpk Sudiyono E 112. 42’ 06,3’’ 4 digunakan lagi sejak 3 tahun H S = 3 ppm 2 yang lalu (pH 6) Di sekitarnya banyak terdapat S 07. 31’ 30,3’’ Lahan kosong Ibu CH = 10 % LEL tembusan-tembusan gas; tapi 9. E 112. 42’ 06,3’’ 4 Sumiyati H2S = 3 ppm munculnya tidak kontinyu dan kecil.

Pengambilan contoh gas dilakukan dengan Pada tahun 2011 dilakukan penelitian dua pe- menggunakan sampling bag yang telah va- rioda, yaitu bulan Juni – Juli 2011 dan No- kum dan juga tabung vakum Giggenbach vember 2011. Pada bulan November 2011 pe- untuk komposisi gas secara keseluruhan. Ada nelitian hanya dilakukan di lokasi semburan empat contoh gas untuk dianalisis komposisi dan tembusan gas di Candi Pari dan Pesawah- hidrokarbon dan isotop karbonnya. Analisis an. Hasil penelitian yang dilakukan pada bu- komposisi gas hidrokarbon dan isotop gas lan Juni-Juli tersaji dalam Tabel 4 dan peneli- karbon (C) dilakukan di Pusat Pengembangan tian November dalam Tabel 5. dan Penelitian Minyak dan Gas Bumi (LEMI- Sebagai bahan evaluasi munculnya bubble GAS, Jakarta). gas di LUSI yang relatif berlokasi cukup jauh Semburan gas bercampur air di Desa Candi Pari, Kecamatan Porong, 11 Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur - Hanik Humaida drr. dari titik semburan utama, maka dilakukan Komposisi gas dari Candi Pari dan Pesawah- juga sampling gas di Bledug Kuwu dan Mera- an mempunyai komposisi utama gas metana pen di Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah (CH4) dengan konsentrasi lebih dari 76% mol (Gambar 5). Hasil analisis gas dari Candi dan diikuti dengan hidrokarbon yang lebih

Pari, Pesawahan, Bledug Kuwu, dan Merapen berat lainnya seperti etana (C2H6), propana tersaji pada Tabel 5. (C3H8), butana (C4H10), serta pentana (C5H12). Komposisi gas dengan konsentrasi hidrokar- Dari hasil analisis komposisi tersebut terlihat bon yang lebih berat (C +) yang relatif tinggi adanya perbedaan komposisi antara Bledug 2 (lebih dari 0,2 % mol), yaitu 4,4 % mol untuk Kuwu, Merapen, Candi Pari, dan Pesawahan. gas dari Candi Pari dan 5,2 % mol gas dari Tampak jelas bahwa gas dari Bledug Kuwu Pesawahan menunjukkan salah satu ciri gas mempunyai komposisi utama karbondioksi- thermogenic. da (CO2), gas Merapen komposisi utamanya adalah gas metana (CH4) dengan tidak disertai + PEMBAHASAN gas hidrokarbon yang lebih berat lainnya C2 , sedangkan gas dari Candi Pari dan Pesawahan Apabila dibandingkan dengan gas yang ada mempunyai komposisi yang hampir sama. di daerah Siring, Wunut, Jatirejo, Jabon, dan Berdasarkan nilai isotop δ13C serta kompo- Ketapang, komposisi gas yang ada di Candi sisi gasnya, gas Merapen merupakan gas ke- Pari dan Pesawahan ini mempunyai kompo- ring yang berasosiasi dengan produk biogenic sisi yang hampir sama. Bahkan konsentrasi (Gambar 6). Sedangkan gas Bledug Kuwu metananya mempunyai nilai yang lebih ting- mengandung jejak metana skala minor (ter- gi. Sedangkan konsentrasi C + berada pada abaikan) dengan karbon dioksida dalam gas 2 kisaran yang sama. Berdasarkan nilai isotop terindikasikan berasal dari diagenesa batuan carbon δ13C dan konsentrasi hidrokarbon serta karbonat.

AB

Gambar 5. Pengambilan sampel di Bledug Kuwu dan Merapen pada bulan Desember 2011. Sampling gas dari tembusan gas berukuran kecil pada radius 200 m dari pusat semburan di Bledug Kuwu (A) dan pengambilan sampel di Merapen (B). Semburan gas bercampur air di Desa Candi Pari, Kecamatan Porong, 13 Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur - Hanik Humaida drr.

plotting terhadap nilai-nilai tersebut, gas Can- 20% ∼ 10.000 ppm dan H2S sekitar 35 ppm. di Pari dan Pesawahan merupakan gas yang Sedangkan contoh semburan pada bulan Juli berasal dari sumber yang sama dengan indi- 2006 menunjukkan bahwa komponen utama kator kematangan organik, % Ro, sebesar 0,7 gas di dekat pusat semburan mempunyai - 1% serta merupakan produk thermogenic komposisi utama metana (83 - 85,4%) dan

(Gambar 6). CO2 (9,9 - 11,3%) serta terdapat hidrokar- bon yang lebih berat. Pada bulan September Komposisi isotop karbon dari gas alam atau 2006 gas yang dekat dengan pusat semburan gas hidrokarbon dapat digunakan untuk mempunyai konsentrasi CO sampai dengan mengetahui sumber hasil proses dari bak- 2 74,3% di samping CH . Sedangkan gas yang teri (James and Burn, 1984), thermal (Sch- 4 teremisikan di permukaan tanah dengan jarak oell, 1983), atau migrasi (Leythaeuser et al., 500 m dari pusat semburan mempunyai kan- 1982). Demikian juga, data isotop karbon dari dungan CO yang lebih rendah (18,7%). Dari CO dapat digunakan untuk memperkirakan 2 2 sampel tersebut juga dianalisis isotop karbon asal gas tersebut (Hunt, 1996). dari hidrokarbon dengan nilai isotop sebesar Sebagian besar gas alam dalam cekungan - 48,6‰ sampai - 51,8‰ sebagaimana tercan- sedimen berasal dari hasil aktivitas bakteri tum pada Tabel 6 (Mazzini et al., 2007). maupun degradasi termal dari kerogen pada Nilai isotop tersebut menunjukkan adanya kedalaman tinggi (Schoell, 1983). Gas alam campuran gas yang berasal dari sumber yang hasil aktivitas mikroba mengandung C sang- 1 dalam dan dangkal. Isotop karbon dari CH at dominan (δ13C < -55 ‰) dengan sedikit 4 (δ13C ) yang relatif rendah (-51,8‰) serta kandungan C dan jejak C . Gas asosiasi ther- CH4 2 3 adanya hidrokarbon yang lebih berat me- mogenic mengandung hidrokarbon C + sangat 2 nunjukkan bahwa gas berasal dari campur- besar dengan C kaya akan δ13C > -50 ‰. Gas 1 an antara biogenic dan thermogenic. Dalam yang tidak berasosiasi thermogenic asal ba- kasus yang terjadi di LUSI, over pressure ter- tuan sumber terestrial maupun marin dengan jadi pada kedalaman 1.323 - 1.871 m (Mazzi- kematangan termal tinggi hanya mengandung ni et al., 2007) yang merupakan lapisan yang C yang sangat diperkaya oleh δ13C (Schoell, 1 baik untuk sumber gas biogenic, sedangkan 1983). gas yang mempunyai nilai isotop yang lebih Secara umum gas yang teremisikan ke permu- berat (-48,6‰) merupakan gas thermogenic kaan di sekitar area LUSI mempunyai kom- yang berasal dari formasi yang lebih dalam. posisi utama gas metana (C ) dengan ting- 1 Kajian terhadap gas yang teremisikan ke kat kebasahan relatif (C +) lebih besar 0,2% 2 permukaan secara intensif telah dilakukan. mol, dengan nilai isotop karbon bergeser dari Sampling dan analisis baik komposisi mau- waktu ke waktu. Pada awal terjadinya sem- pun isotop dilakukan secara kontinyu pada buran, kandungan gas yang utama adalah uap. periode Februari - September 2009. Secara Selain uap air, gas yang terkandung adalah umum emisi gas di lokasi semburan lumpur metana dengan Low Explosion Limit (LEL) mengandung hidrokarbon dengan senyawa Semburan gas bercampur air di Desa Candi Pari, Kecamatan Porong, 15 Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur - Hanik Humaida drr.

Legend Abbreviations Februari 2009 B = Biogenic Maret 2009 B(m) = Biogenic (marine) April 2009 B(t) = Biogenic (terrestrial) September 2009 T = Associated Gases September 2006 To/Tc = Oil/Condensate associated (Mazzini et al, 2007) TT(m) = Non-associated dry (marine) TT(h) = Non-associated dry (humic) November 2011 M = Mixed gas

Gambar 7. Diagram rasio-rasio isotop karbon gas metana

terhadap komposisi hidrokarbonnya (C1-C4+) pada periode pengambilan yang berbeda.

Pergeseran sumber gas dari awal terjadinya Dari perhitungan tersebut di atas terlihat bah- semburan lumpur sampai dengan September wa pada saat awal terjadinya semburan gas 2009 yang menunjukkan asal gas yang sema- yang teremisikan di permukaan berasal dari kin dalam dapat ditentukan berdasarkan kore- kedalaman 1.229 m. Kedalaman asal gas ini lasi umum dari indikator kematangan organik, berada di bawah pipa drilling tanpa casing %Ro (North, 1985) dan hasil analisis isotop (1.091 m) dan di atas pipa pada saat terjadi- tingkat kematangan gas serta paleo tempera- nya stagnasi proses drilling (1.293m) seba- tur maksimum. Dengan nilai gradien tempe- gaimana terlihat pada Gambar 9 (Davis et al., ratur wilayah LUSI sebesar 3,5o C (Siswoyo 2008). dan Sandjojo, 1980) dan suhu permukaan 270 Sedangkan sumber emisi gas pada bulan Feb- C, maka kedalaman pembentukan awal gas ruari 2009 menjadi lebih dalam lagi yaitu LUSI berkisar antara 1.229 - 2.514 m seperti pada kedalaman 2.514 m dan pada Septem- tercantum dalam Tabel 7. Semburan gas bercampur air di Desa Candi Pari, Kecamatan Porong, 17 Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur - Hanik Humaida drr. ber 2009 gas berasal dari sumber yang lebih an sumber gas. Namun demikian sumber gas dalam lagi, yaitu 2.800 m. Bergesernya sum- pada saat ini (November 2011), yang berasal ber gas menjadi lebih dalam ini sangat di- dari sumber yang relatif lebih dangkal, karena mungkinkan, karena lubang bor yang terbuka semakin jauhnya semburan gas yang timbul. (open hole) yang ada pada sumur pengeboran Fakta-fakta karakter gas seperti yang dibahas mempunyai kedalaman sampai dengan 2.834 di atas tentunya memberikan implikasi yang m, yang berarti gas berasal dari Formasi Ku- harus dicermati dengan sangat serius. Antisi- jung sebagaimana terlihat dalam Gambar 9 pasi terhadap dampak adanya potensi bencana (Davis et al., 2008). pada kemudian hari akibat keluarnya gas dari Kedalaman pembentukan gas pada bulan kedalaman yang sangat dalam sebaiknya di- November 2011 lebih dangkal dibandingkan lakukan oleh berbagai pihak. Mengingat gas pada bulan September 2009. Apabila dilihat dari kedalaman tinggi pada umumnya berte- dari debit semburan yang mencapai pun- kanan besar dan berpotensi menimbulkan caknya pada Juni 2008 sampai Juni 2009, bencana terhadap lingkungan sekitarnya. yaitu sebesar 120.000 m3/hari (Zaennudin drr, Selain itu berdasarkan pada kajian model- 2010) dan seiring dengan berjalannya waktu ling terhadap kerawanan bencana juga telah debitnya terus menurun, bahkan pada Juni dilakukan, sehingga dapat digunakan sebagai 2011 debit semburan tercatat hanya 12.500 pertimbangan untuk mengantisipasi potensi m3/hari. Hal ini mengindikasikan adanya ko- bencana tersebut. relasi antara debit semburan dengan kedalam-

Gambar 9. Stratigrafi sumur Banjar Panji-1 (Davis et al., 2008) dan kedalaman asal gas yang teremisikan di permukaan. Semburan gas bercampur air di Desa Candi Pari, Kecamatan Porong, 19 Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur - Hanik Humaida drr.

ACUAN Surrounding Area, Abstract in International Geo- logical Workshop on Sidoarjo Mud Volcano. Bemmelen, R. W., van, 1949, The Geology of In- donesia, Govt. Printing Offi ce, Martinus Nyhoff, Lapindo Brantas, 2006, Banjarpanji “Mud volcano The Hague, 732 pp. in the making” sub surface study, Presentasi tang- gal 29 Agustus 2006. Davies, R.J., Brumm, M., Manga, M., Rubiandini, R., Swarbrick, R., Tingay, M., 2008, The Leythaeuser, D., Schaefer, R.G., and Yukler, mud volcano (2006 to present): An earthuquake or A.,1982, Role of diffusion in primary migration drilling trigger? Earth and Planetary Science Let- of hydrocarbons. AAPG Bulletin, v. 66, no. 4, p. ters 272 (2008), p. 627 – 638. Elsever. 408 – 429.

Fukushima, Y., Mori, J., Hashimoto, M., Kano, Y., Mazzini, A., Svensen, H., Akhmanov, G.G., Aloi- 2009, Subsidence associated with the LUSI mud si, G., Planke, S., Malthe-Sarenssen, A., Istadi, B., volcano eruption, East Java, invertigated by SAR 2007, Triggering and dynamic evolution of LUSI interferometry. Journal Marine and Petroleum Ge- mud volcano, , Earth Planet Scie. Lett. ology, Special issue: Mud volcanism, submitted 261, p. 375 – 388. for Q2 publication. North, F. K., 1985, Petroleum Geology, Winches- Hunt, J.M., 1996, Petroleum Geochemistry and ter, USA, 676 p Geology 2nd edition. 743 p, Freeman, San Fran- Schoell M., 1983, Genetic characterization of nat- cisco. ural gasses. AAPG Bull. 67, 2225 – 2238. James, A.T., and Burn, B.J., 1984, Microbial al- Siswoyo, S. and Sandjojo, 1980, Heat fl ow in teration of subsurface natural gas accumulation, Cepu area, Northeast Java Basin, Indonesia. Proc. AAPG Bulletin 68, p. 957 – 960. 16th Sess. CCOP, Bandung 1979, p. 272 – 280. James, A.T., 1990, Correlation of reservoired gas- Zaennudin, A., Badri, I., Padmawidjaja, T., Hu- es using the carbon isotopic composition of wet maida, H., dan Sutaningsih, E.N., 2010, Fenome- gas components, AAPG Bull. 74, p.1441 – 1448. na Geologi Semburan Lumpur Sidoarjo, Badan Kadar, A. P., Kadar, K., and Aziz, F., 2007, Pleis- Geologi tocene Stratigraphy of Banjatpanji-1 Well and the