Jurnal Simbolika: Research and Learning in Comunication Study 6(1) April 2020 ISSN 2442-9198 (Print) ISSN 2442-9996 (Online) JURNAL SIMBOLIKA Research and Learning in Comunication Study Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/simbolika DOI: https://doi.org/10.31289/simbollika.v6i1.3240 Ritualisasi Kesenian Barong dalam Estetika Budaya: Studi Eksploratif Komunikasi Intra Personal Masyarakat Kota Beribadat Ritualization’s Art of Barong in Aesthetic Culture: Explorative Study of Intra Personal Communication as a City Worship Community Tika Ristia Djaya Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Selamat Sri, Kendal, Jawa Tengah, Diterima:22 Desember 2019; Disetujui: 19 April 2020; Dipublish: 27 April 2020 Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui cara pemain barong melakukan ritual, tanggapan masyarakat terhadap ritual yang dilakukan oleh para pemain barong dan pengaruh ritual terhadap perilaku personal pemain barong Singo Kencono di Kendal Jawa Tengah. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan eksploratif. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa ritual yang dilakukan pemain barong diantaranya adalah lek-lekan di malam hari sebelum pementasan dan disertai dengan pengajian, menggunakan sesaji semacam jajan pasar, pisang, bunga dan telor. Masyarakat modern memaknai sesaji tersebut sebagai seni dalam budaya, bukan yang dipercayai sebagai pedoman kepercayaan kehidupannya. Ritual tidak menyebabkan pengaruh negatif pada pemain barong tetapi justru meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Kesenian barong Singo Kencono dibentuk guna nguri-uri budaya meskipun sudah banyak perubahan sesuai dengan perkembangan jaman tetapi tetap tidak menghilangkan budaya asli, selain itu kesenian barong Singo Kencono ini dibentuk dan dimainkan untuk menghibur masyarakat. Kata Kunci: Ritualisasi, Estetika, Budaya.

Abstract The purpose of this research is to find out how barong performers perform rituals, people's responses to rituals performed by barong players and the effect of rituals on the personal behavior of barong singers in Kencono in Kendal, Central Java. This study uses a qualitative method with an exploratory approach. The results of the study showed that the rituals performed by barong players included lek-lekan at night before the performance and accompanied by recitation, using offerings such as market snacks, bananas, flowers and eggs. Modern society interprets the offerings as art in culture, not the flow of beliefs that are believed to be guidelines for the belief in their lives. The ritual does not cause a negative influence on the barong player but instead increases devotion to God Almighty. Singo Kencono's barong art was formed to reflect the culture even though there have been many changes in accordance with the times but it still does not eliminate the original culture, other than that Singo Kencono's barong art was formed and played to entertain the public. Keywords: Ritualisasi, Aesthetics, Culture.

How to Cite: Djaya, T.R (2020). Ritualisasi Kesenian Barong dalam Estetika Budaya: Studi Eksploratif Komunikasi Intra Personal Masyarakat Kota Beribadat, Jurnal Simbolika: Research and Learning in Comunication Study 6(1); 23- 40

23

Jurnal Simbolika: Research and Learning in Comunication Study, 6 (1): 23-40

PENDAHULUAN sedangkan aturan tersebut tidak Negara Indonesia terdiri dari macam- tercantum pada kitabnya sebagai pedoman macam budaya dan kaya dengan berbagai masyarakat beragama. Kembali kepada macam kesenian yang berada dalam satu masyarakat yang berbudaya yang artinya kesatuan. Dengan semboyan Bhinneka masyarakat yang mengikuti Tunggal Ika yang artinya meskipun perkembangan zaman, bahwa kehidupan berbeda-beda tetapi tetap satu juga dapat dipilah dari berbagai macam dengan berdasarkan Pancasila sebagai konteks. Seseorang melakukan ibadah, pandangan hidup masyarakat Indonesia. yaitu cara mereka mendekatkan dirinya Pancasila yang terdiri dari lima sila kepada sang pencipta, namun di sisi lain tersebut telah mencakup berbagai norma ada beberapa hal yang masyarakat tidak dalam kehidupan, dari bagaimana manusia dapat mengetahui adanya perbedaan taqwa terhadap Tuhannya, bagaimana ketika orang melakukan ritual. Banyak manusia hidup kepada sesamanya, orang Jawa yang bisa mengerti bahkan mempunyai satu kesatuan yang utuh, melihatnya, tetapi orang lain tidak bisa demokrasi serta keadilan. melihatnya. Hal tersebut dikarenakan Masyarakat Indonesia mempunyai seseorang mendapatkan anugrah yang ide-ide kreatif yang dapat menciptakan berbeda berkat tirakat dan sebuah keindahan, namun tak lepas dari keprihatinannya sehingga mempunyai komitmen sebagai bangsa yang kelebihan daripada yang lain. berdasarkan pancasila. Seperti ritual yang Contoh dalam hal ini adalah pada dilakukan dalam berbagai macam kesenian barong Singo Kencono, kesenian kegiatan, dengan harapan kegiatan dapat barong sudah lama bahkan dari sebelum berjalan dengan lancar sesuai dengan yang dibentuk grup kesenian barong Singo diharapkan. Ritual tersebut mempunyai Kencono, aliran kepercayaan sudah ada. maksud utama dan mengandung sejumlah Aliran tersebut semakin lama semakin keindahan yang mempunyai daya tarik berkembang dan mengalami perubahan. tersendiri. Daya tarik menjadi sebuah Aliran kepercayaan tersebut dimodifikasi keunikan, ketika orang melihatnya akan sesuai dengan kebutuhan dan menjadi penasaran tentang apa yang ada perkembangan jaman hingga menjadi dalam kegiatan ritual tersebut. Ritual sebuah seni yang telah membudaya. Sesuai tersebut membuat suasana yang berbeda dengan maksud dari budaya yaitu sesuai dari suasana sebelumnya, karena terdapat dengan perkembangan zaman, maka hal-hal yang menurut masyarakat yang kesenian ini dari tahun ke tahun akan menganut kepercayaan atau masyarakat bertambah dan berkembang, bahkan tidak yang beragama, ritual tersebut tidak sesuai lagi dengan aslinya. Penambahan terdapat di dalam aturan pegangan yang seperti itu tidak dinilai suatu hal yang hidupnya. negatif tetapi justru menjadi kekayaan Ketika melakukan ritual sebagai kreatifitas masyarakat Indonesia. Bisa kita tokoh masyarakat yang mempunyai agama amati dan namanya sama kesenian barong, yang kuat, yang dipertanyakan adalah tetapi gerak dan irama, bahkan musiknya mengapa hal tersebut harus dilakukan berbeda beda. Hal tersebut dapat menjadi 31

Tika Ristia Djaya. Ritualisasi Kesenian Barong dalam Estetika Budaya: Studi Eksploratif Komunikasi Intra ciri khas daerah masing-masing yang dan dipercayai oleh warga dan pemain dapat menunjukkan kepribadian barong, karena warga dan pemain barong masyarakat setempat. Meskipun awal sebagian besar adalah beragama Islam. mulanya kesenian barong tersebut berasal Penelitian tentang barong sudah dari daerah yang sama, tetapi sekarang banyak diteliti oleh banyak orang, bahkan kesenian tersebut banyak dikolaborasi dengan metode penelitian yang hampir dengan kesenian lain menjadi kesenian sama, biasanya diteliti mengenai baru yang berbeda sehingga masyarakat gerakannya, pakaiannya, isi ceritanya, menjadi tertarik untuk menonton. namun pada penelitian ini mengambil Perbedaan-perbedaan yang terdapat penelitian barong dengan tema yang pada kesenian barong Singo Kencono berbeda dan tempat yang berbeda serta bukan hanya pada gaya gerak dan lagu hasil yang berbeda pula yang belum serta musik yang mengiringinya, tetapi pernah diteliti oleh peneliti lain. pada ritualnya juga berbeda. Seperti sebelum pementasan dilakukan sebuah METODE PENELITIAN ritual dengan sesaji, yang menggunakan Sesuai dengan rumusan masalah bahan makanan, uang, ada juga yang hanya yang tercantum pada bab sebelumnya, memakai bunga, kemenyan, dupa atau yang penelitian yang cocok dilakukan adalah lain. Seperti itu sejak dari dulu sudah ada, penelitian dengan menggunakan metode dan dapat dipelajari, hanya saja tidak kualitatif dengan pendekatan eksploratif. semua orang bisa dan mau Maksud dari penelitian kualitatif yaitu mempelajarinya. Contoh, untuk menjadi untuk mengemukakan gambaran berikut kesenian tersebut menarik dan berkesan pemahaman mengenai bagaimana dan maka diantara pemain ada yang mengapasuatu gejala atau realitas kesurupan, yang artinya adanya ruh yang komunikasi terjadi (Pawito, 2007). Subjek masuk ke dalam tubuh si pemain. Gerakan penelitian adalah para pemain barong pemain barong ketika kesurupan terlihat yang beralamat di Kebon Harjo Kendal berbeda dengan gerakan pemain lainnya, Jawa Tengah Indonesia. Peneliti dapat dari gerakan tersebut malah menjadi pusat melaksanakan penelitian ini dengan lancar perhatian penonton. Unsur-unsur mulai dari tahap awal sampai akhir, yaitu keindahan lain membuat orang bertanya- mulai dari survey, pengumpulan data, tanya, bahwa hal tersebut adalah nyata pengambilan data observasi dan interview. atau tidak, bagi yang tidak menjalani pasti Teknik pengambilan sample menggunakan akan menduga-duga. snowball sampling. Pada tahap validasi Dengan rasa penasaran peneliti peneliti melakukan reduksi data sehingga mewakili untuk menanyakan hal tersebut hasil yang dicapai memadai. kepada beberapa penonton dan ketua Lokasi penelitian berada di dukuh paguyuban, peneliti mengadakan Pakauman desa Kebon Harjo kecamatan wawancara yang intinya mereka Patebon Kabupaten Kendal. Peneliti menjawab bahwa aliran kepercayaan yang mengambil penelitian di lokasi ini karena sering dipakai pada sebelum dan saat dukuh Pakauman Kebon Harjo memiliki pementasan barong, hanyalah sebagai seni. potensi dalam melestarikan kesenian Bukan kepercayaan yang selama ini dianut daerah yang terbukti dengan kesenian

32 Jurnal Simbolika: Research and Learning in Comunication Study, 6 (1): 23-40 barong yang ada sejak jaman dahulu kala, gambar atau foto-foto ritual dan yang sampai sekarang masih ada, pementasan kesenian barong Singo meskipun beberapa gerakan dan musik Kencono. dari sudah ada modifikasi karena Penelitian serupa terdahulu yang perkembangan jaman, tetapi keaslian pernah dilakukan oleh Sindang sriyanti kesenian barong masih terjaga. Antusias dengan judul penelitian eksistensi masyarakat juga masih ada dalam pertunjukan seni barongan sanggar seni mendukung dan melestarikan budayanya kademangan di Desa Gebang Kecamatan seperti masih banyak yang suka dengan Bonang Kabupaten Demak, penelitiannya menonton kesenian barong saat di dengan menggunakan metode kualitatif, pentaskan sebagai tontonan hiburan hasil penelitiannya menunjukkan bahwa masyarakat. pertunjukan seni barongan dari sanggar Sasaran dari penelitian ini adalah seni Kademangan di Desa Gebang mengetahui ritual yang dilakukan oleh Kecamatan Bonang Kabupaten Demak pemain barong Singo Kencono sebelum dapat mempertahankan eksistensinya dan saat pementasan dan tanggapan karena memiliki keunikan dari lakon atau masyarakat pada pengaruh perilaku cerita yang ditampilkan. Properti yang masyarakat sekitar mengenai ritual digunakan, inovasi pementasan, atraksi, tersebut. dan musik, video shooting melalui sistem Pada penyusunan laporan penelitian paket. ini, peneliti mengunakan teknik Hamidullah Ibda yang berjudul pengumpulan data yang meliputi Strategi grup barong sardulo krida mustika observasi, wawancara, studi pustaka, dan dalam melestarikan seni barongan Blora dokumentasi. Tahapan-tahapan analisis menggunakan metode analisis deskriptif data antara lain reduksi data, penyajan kualitatif. Hasil penelitiannya terdapat data kemudian penarikan kesimpulan. sembilan langkah strategi yang digunakan Untuk keabsahan data, peneliti untuk melestarikan kesenian barongan menggunakan metode triangulasi untuk Blora yaitu: 1) Memanfaatkan teknologi. 2) memeriksa keabsahan data atas dokumen- Melakukan kerjasama dengan media siber. dokumen yang telah diperoleh agar dapat 3) Mengikuti perkembangan zaman dipertangungjawabkan. Untuk pengecekan dengan cara memoles desain barong yang derajat kepercayaan tersebut yaitu dengan menarik. 4) Merintis kerajianan barong cara observasi langsung dilapangan, secara mandiri pada anggota grup. 5) wawancara dengan nara sumber atau Mengutamakan sisi edukasi darpada orang yang dianggap tahu sehingga dapat komersiil dan uang. 6) Kerjasama dengan memberikan informasi lebih banyak dan grup barong lain dengan cara valid, studi pustaka dengan menggunakan mengiktsertakan satu atau dua orang saat buku-buku atau laporan penelitian pentas. 7) Memperbanyak anggota adari terdahulu yang dapat memberikan unsur anak-anak, pelajar, dan mahasiswa. informasi lebih rinci untuk memperoleh 8) Menjadikan aktifitas seni barong untuk data dan sebagai sumber pembanding, berbisnis dan melatih kemandirian secra serta dokumentasi yang memuat gambar- ekonomi. 9) Bekerja sama menjalin 33

Tika Ristia Djaya. Ritualisasi Kesenian Barong dalam Estetika Budaya: Studi Eksploratif Komunikasi Intra komunikasi dengan organisasi mahasiswa ritualisasi kesenian barong dalam estetika dan perantau Blora di wilayah Blora, Jawa, budaya (studi eksploratif komunikasi Luar jawa bahkan luar negeri. Penelitian intrapersonal masyarakat kota beribadat ini juga hamper sama dengan Pramono, bahwa peneliti ingin meneliti tentang dkk (2019). Barong Using: Optimalisasi barong namun dengan konteks dan kajian Seni Pertunjukan Barong Sebagai Obyek yang berbeda sehingga menghasilkan Pariwisata Budaya Using Tahun 1996- temuan yang berbeda pula. 2018. Berbeda lagi dengan penelitian HASIL DAN PEMBAHASAN Abrillia Dwi Alfianingrum yang berjudul Cara Pemain barong Melakukan Ritual bentuk pertunjukan kesenian barongan Kebudayaan merupakan hasil karya wahyu budaya di Dukuh Karang Rejo Desa cipta serta rasa manusia yang dapat Loram Kecamatan Jati Kabupaten Kudus. menghasilkan kebudayaan material yang Menggunakan metode penelitian kualitatif. mana dapat digunakan manusia untuk Hasil penelitian mengungkapkan bahwa menguasai alam sekelilingnya dengan kesenian barongan wahyu budaya maksud hasilnya dapat diabadikan merupakan pelestarian dari kesenian menjadi sarana pemenuhan kebutuhan barongan peninggalan pemimpin desa manusia sebagai makhluk individu Loram terdahulu yang digunakan sebagai maupun makhluk bermasyarakat media penyebaran agama Islam d kota (Sumarjan, 1964). Kudus. Penelitian yang hamper sama juga Kebudayaan sebagai sistem kognitif dilakukan oleh Arisyanto, dkk. (2019). dan sistem simbolik. Seperti yang Struktur Pertunjukan dan Interaksi dikemukakan oleh Roger M Keesing bahwa Simbolik Barongan Kusumojoyo di Demak. kebudayaan merupakan sebuah sistem Agak berbeda dengan Endri Sintiana yang diturunkan secara sosial melalui pola Murni berjudul topeng seni barongan di kehidupan manusia dengan Kendayakan Tegal: ekspresi simbolik lingkungannya. Kebudayaan tumbuh budaya masyarakat pesisiran. Metode dipengaruhi oleh aliran psikologis kognitif. penelitian yang dipakai adalah metode Pada setiap individu memiliki budaya yang kualitatif. Hasil penelitiannya berbeda-beda dikarenakan setiap individu mengungkapkan bahwa jika terdapat mempunyai ide yang berbeda-beda pula. kebutuhan yang dimiliki masyarakat Kebudayaan sebagai sistem simbolik wilayah pesisir dengan corak kebudayaan merupakan bagaimana cara memandang yang khas maka akan terjadi praktik sebuah kebudayaan, membahas budaya, dan mengahsilkan produk budaya kebudayaan dan cara memaknainya sbagai ekspresi simbolik masyarakat. Dari melalui simbol. Simbol tersebut telah keempat penelitian tersebut sama-sama disepakati bersama oleh sekelompok menggunakan penelitian kesenian barong masyarakat. Jadi sebuah kebudayaan tetapi dengan tema serta kajian yang bukan merupakan milik individu berbeda-beda. Metode yang digunakan melainkan milik masyarakat. sama tetapi pendekatan yang dipakai Sepeti halnya pada kesenian barong berbeda. Hasil penelitiannya juga berbeda. Singo Kencono kesenian barong terbentuk Demikian pula penelitian berjudul karena sebuah ide dari seorang penduduk

34 Jurnal Simbolika: Research and Learning in Comunication Study, 6 (1): 23-40 setempat yang kemudian dilestarikan Singo Kencono membawa kebaikan dan sesuai dengan perkembangan jaman, tanpa manfaat untuk masyarakat sekitarnya. menghilangkan makna awal dari simbol- Dengan demikian ritual yang simbol yang ada. Karena dari setiap piranti dilakukan di malam hari sebelum yang digunakan mempunyai makna pementasan barong mempunyai tujuan. tersendiri, seperti jaran kepang Tujuannya adalah memohon ridho dari menyimbolkan pasukan dari pihak Panji Tuhan Yang Maha Esa agar diberikan Asmoro bangun, sedangkan barong Singo unsur–unsur yang mengandung kebaikan Kencono menyimbolkan sang penjaga Dewi seperti penontonnya banyak dan tertarik Sekartaji dan kedawang merupakan simbol dengan permainan barong, para penonton dari jin yang membantu Panji Asmoro senang menikmati permainan barong, Bangun dalam mengalahkan barong Singo orang yang berjualan di sekitarnya laris, Kencono. kesenian barong memiliki daya tarik Barong Singo Kencono sebelum sehingga dapat menjadi ajang promosi dipentaskan dimalam harinya diadakan untuk dimainkan di daerah lain. Jadi ritual ritual diantaranya adalah lek-lekan yang dilakukan para pemain barong Singo dimalam hari disertai dengan pengajian, Kencono dimalam hari sebelum dengan membaca surat yasin, surat al pementasan diharapkan dapat membawa waqi’ah, surat Tabaroq, ar rohman, dan al berkah bagi masyarakat setempat kafi. Ritual lainnya juga menggunakan (pemain, penonton, penjual) yang berada sesaji seperti menyediakan jajan pasar, sekitar area permainan barong. pisang, bunga dan telor. Cara ritual ini dilakukan sejak dibentuknya kesenian Tanggapan Masyarakat terhadap Ritual barong Singo Kencono. Maksud dari ritual yang dilakukan oleh ara pemain barong tersebut adalah agar diberikan Sebagai masyarakat daerah patai keselamatan, kelancaran dan diberikan utara (pantura) yang kental dengan agama kebaikan ketika pemain memainkan Islamnya, ketua paguyuban barong. Arizal selaku ketua paguyuban mengemukakan bahwa permainan mengatakan sesaji tersebut tidak dimakan inihanya sebuah seni yang bukan berarti oleh pemain, tetapi boleh dimakan siapa mempercayai hal yang tidak masuk saja yang ada di lingkungan tempat akalkarena ara pemain harus tetap bermain (boleh penonton, boleh juga percaya bertaqwa terhadap Tuhan Yang masyarakat setempat) yang artinya bahwa Maha Esa. Apasaja yang menjadi pemain barong memberikan sodaqoh kehendak-Nya pasti terjadi. Sebagian besar kepada masyarakat di lingkungannya pemain beragama Islam. Para pemain sebelum melakukan pementasan. ketika diwawancarai peneliti mereka Diceritakan pula bahwa ketika barong menjawab agama sebagian besar di sini dipentaskan terdapat masyarakat yang adalah Islam, jadi bermain barong juga berjualan makanan dan minuman, jajanan, harus tetap menjalankan perintah agama, mainan anak, baju, tas, dan lain-lain. Hal ini yang mana harus bertaqwa terhadap Allah menunjukkan bahawa pementasan barong Subhanahu Wataalla yang artinya menjalankan perintahnya dan menjauhi 35

Tika Ristia Djaya. Ritualisasi Kesenian Barong dalam Estetika Budaya: Studi Eksploratif Komunikasi Intra larangan-Nya. Seni hanyalah sebuah seni, mereka dapat sambil nguri-uri budaya, dimana di dalamnya terkandung sebuah dengan maksud dapat menghibur keindahan. Seni menjadi hasil karya cipta masyarakat setempat. Lokasinya sangat manusia, dalam artian keindahan tersebut cocok untuk latihan, pementasan dan tidak ada kaitannya dengan mendukung sekali untuk mengeksplor penyelewengan atau penyekutuan potensi pemuda pemudi untuk terhadap sang pencipta. Seni juga dapat melestarikan budaya di Kendal. dipelajari, tak ada bedanya dengan agama Dengan penduduknya yang ramah, juga dapat dipelajari. Dalam maka interaksi peneliti dengan para mempelajarinya tentunya tidak sama pemain barong, dengan penonton, dengan karena sudah dalam konteks yang masyarakat setempat disambut dengan berbeda. Sedangkan para pemain baik. Dalam pelaksanaan wawancara, melakukan ritual tersebut hanya ada masyarakat sangat terbuka untuk dimintai sebelum kesenian barong dimainkan, keterangan guna pengambilan data bukan untuk menjadi ritual keseharian. penelitian. Dengan banyaknya pemuda- Ketika seseorang memfokuskan pada pemudi yang tingkat pendidikannya tidak sesuatu yang hendak dicapai, maka dengan terlalu rendah, peneliti lebih mudah untuk ijin Allah pula dapat tercapai. penyampaian pesan. Komunkasi efektif Jadi sebagai masyarakat modern antara peneliti dan masyarakat Kebon mereka memaknai ritual tersebut sebagai Harjo Kendal dapat membantu dalam seni dalam budaya, bukan aliran kelancaran pelaksanaan penelitian. kepercayaan yang dipercayai sebagai Sejarah Kesenian Barong Singo pedoman kepercayaan kehidupannya. Kencono berawal dari Alm Bapak Sapoewan yang mempunyai keinginan Pengaruh Ritual terhadap Perilaku untuk dapat menghibur masyarakat, Personal Pemain Barong dengan berawal membuat barongan Ritual tidak menyebabkan pengaruh sendiri dengan bentuk singa, seperti negatif pada pemain barong, tetapi justru dikatakan oleh puteranya yaitu Bapak Edi meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Lukman yang sekarang menjabat sebagai Yang Maha Esa. Kepala Desa Kebon Harjo Kendal, pada Dusun Pekauman desa Kebon Harjo tanggal 20 November 2019, beliau Kendal merupakan desa yang berada di mengatakan bahwa asal mula kesenian wilayah Kendal bagian utara. Mata barong berasal dari Blora kemudian oleh pencaharian penduduknya rata rata alm. Sapoewan di modifikasi dalam seni sebagai Petani dan pedagang tetapi banyak gerak musik dan ritualnya. Meskipun sama pula yang bekerja sebagai PNS, sama diangkat dari cerita yang sama, pegawai/karyawan swasta. Data Arizal sebagai ketua paguyuban kesenian demografi penduduk Kebon Harjo Kendal barong bercerita pada tanggal 20 tercatat 2274 KK. Sikap masyarakatnya November 2019 bahwa kesenian barong hangat dan pemuda pemudinya kreatif. berisikan cerita Panji Asmoro Bangun dan Karena penduduknya banyak yang bekerja Dewi Sekartaji. Dalam hal terebut tidak terikat maka, di sela-sela waktu dibuatlah semacam simbol seperti luang setelah menunaikan pekerjaannya, barongan singa, sebagai simbol penjaga

36 Jurnal Simbolika: Research and Learning in Comunication Study, 6 (1): 23-40

Dewi Sekartaji, karena Dewi Sekartaji tidak pemuda pemudi Kebon Harjo Kendal dan mau dipersunting. Sedangkan dari Panji Bapak Kepala Desa menunjuk Rizal Asmara Bangun di simbolkan dengan para Mustofa sebagai Ketua paguyubannya penari yang memakai jaran kepang. Dewi hingga sekarang. Sekartaji di jaga oleh singo barong dan bilang kepada Panji Asmoro Bangun, bahwa apabila bisa mengalahkan singo barong berarti Dewi Sekartaji dapat dipersunting. Tak kalah strategi, Panji Asmoro Bangun meminta bantuan kepada jin yang bersimbolkan Dawangan Gambar 1. Ritual barong Singo Kencono. (bentuknya seperti ondel–ondel), singkat (Dok. Paguyuban SK, 16 November 2019) cerita terjadi perkelahian hebat antara Ritual yang dilakukan oleh para pihak Panji Asmoro Bangun dengan pemain barong Singo Kencono, berbeda penjaga Dewi Sekartaji dan dimenangkan dengan ritual dengan kesenian barong oleh pihak Panji Asmoro Bangun dan daerah lain pada umumnya. Dilandasi akhirnya dengan sangat terpaksa Dewi dengan ajaran agama yang kuat, M. Fauzi Sekartaji diperistri oleh Panji Asmoro (ozi) adek dari Kepala Desa merupakan Bangun. salah satu santri dari pondok salaf yang Dengan cerita yang sangat menarik ada di Kota Kendal, beliau bertanya kepada tersebut maka dibuatlah kesenian barong kyai, ’’bagaimana untuk acara ritual seperti Singo Kencono, belum sempat booming menaruh barong semalam di kuburan? dijamannya Beliau pencetus ide (alm. Bapak kyai menjawabnya: sebenarnya Bapak Sapoewan) meninggal dunia pada untuk ritual tidak harus yang seperti itu’’. tahun 1984. Baru kemudian tahun 1998 Kemudian diberikanlah amalan-amalan kesenian barong Singo Kencono mulai seperti surat Yasin, surat a waqiah, dilestarikan lagi dengan pembelian tabaroq, surat arohman, dan alkafi, amalan perangkat musik lengkap dan pakaian tersebut dilakukan semalam sebelum beserta ubo rampe lainnya. Pada tahun pementasan kesenian barong Singo 1998 tersebut ubo rampe barong singo Kencono. Semalam tersebut, ada budaya Kencono di beli di kudus. Wawancara lek-lek an yang artinya dalam waktu satu dengan Bapak Edi Lukman, 20 November malam tidak boleh tidur, boleh tidur tetapi 2019). bergantian. Sedangkan untuk sesaji juga Saat itu dirintis, dan hingga bisa masih menggunakan jajan pasar, bunga, terkenal sampai sekarang, karena sering dupa dan lain-lain seperti sesaji pada banyaknya latihan dan di tanggap ke umumnya tetapi karena masyarakat daerah daerah lain maka kesenian ini kendal seperti pada slogannya Kendal Kota berkembang sesuai jamannya. Pada tahun Beribadat, maka para pemain barong dan 2015 Bapak Edi Lukman terpilih menjadi masyarakat sekitar memaknainya bahwa Kepala Desa, kemudian kesenian barong sesaji tersebut hanya sebuah tradisi nguri- Singo Kencono diserahkan kepada uri budoyo, melestarikan keaslian budaya, masyarakat, sebagai pemainnya adalah agar tidak punah dan melihatnya dari sisi 37

Tika Ristia Djaya. Ritualisasi Kesenian Barong dalam Estetika Budaya: Studi Eksploratif Komunikasi Intra keindahan atau estetika bukan sebagai Kesenian barong Singo Kencono aliran kepercayaan, karena mereka tahu sangat menghibur masyarakat. Seperti bahwa hal tersebut tidak ada dalam aturan dikatakan oleh Candra Yulianto sebagai agama Islam. penonton barong Singo kencono tanggal 21 november 2019 mengatakan bahwa kesenian barong Singo Kencono ini mempunyai keunikan tesendiri, dari kostum yang dipakai, gerak tariannya dan irama musiknya berbeda dengan kesenian barong lainnya. Ditambah dengan para pemuda pemudi Kebon Harjo sangat kreatif dalam mencipatkan ide seperti gerakan tari yang di modifkasi dan Gambar 2. Atraksi barong Singo Kencono dikolaborasi dengan tarian kreasi baru, (Dok. Paguyuban SK, 17 November 2019) Dengan ritual yang sangat berbeda jadi seperti kesenian barong Singo dengan kesenian barong pada umumnya Kencono ini tidak ketinggalan jaman maka pengaruh ritual yang dilakukan oleh karena selalu ada perubahan mengikuti para pemain barong tersebut mempunyai jaman, dengan tidak meninggalkan pengaruh pada masyarakat sekitar saat kebudayaan aslinya. pementasan kesenian barong Singo Jumlah anggota kesenian barong Kencono di mainkan, antara lain para singo kecono ada 32 (tiga puluh dua) pedagang yang berjualan di sekitar tempat orang. Terdiri dari 4 , 7 penari pementasan rame pembeli, para penonton jaran kepang, 4 pemeran barong Singo berbondong-bondong melihat pementasan Kencono, 8 penabuh gamelan, 2 sebagai barong Singo Kencono, pertunjukan atraksi penari dawangan/ondel-ondel dan 7 kesenian barong Singo Kencono terlihat pemain cadangan. Mereka mempuyai tugas bagus dan menarik, pertunjukan berjalan sesuai dengan perannya masing masing. dengan lancar tanpa ada halangan suatu apa. Berikut adalah wawancara dengan SIMPULAN ketua paguyuban sekaligus pemain barong, Kesenian barong sebagai kesenian Arizal Mustofa (19 November 2019). lokal masyarakat Kendal, semakin eksis dengan kolaborasi-kolaborasi kesenian baru tetapi tidak meninggalkan kesenian aslinya. Ritual yang dilakukan pemain barong diantaranya adalah lek-lek an di malam hari sebelum pementasan dan disertai dengan pengajian, menggunakan sesaji semacam jajan pasar, pisang, bunga dan telor. Sebagai masyarakat modern mereka memaknai ritual tersebut sebagai seni dalam budaya, bukan aliran Gambar 3. Pementasan Barong Singo Kencono kepercayaan yang dipercayai sebagai (Dok. Paguyuban SK, 17 November 2019) pedoman kepercayaan kehidupannya.

38 Jurnal Simbolika: Research and Learning in Comunication Study, 6 (1): 23-40

Ritual tidak menyebabkan pengaruh berjalan dengan lancar tanpa ada kendala, negatif pada pemain barong, tetapi justru mendapat perlindungan dari yang maha meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan kuasa saat kesenian dimainkan dan Yang Maha Esa. Kesenian barong Singo sebagainya. Ritual dilakukan dengan cara Kencono dibentuk guna nguri-uri budaya sesaji, dari sesaji tersebut di anggapnya meskipun sudah banyak perubahan sesuai mempunyai kekuatan mistik yang orang dengan perkembangan jaman tetapi tetap pada umumnya tidak dapat tidak menghilangkan budaya asli, selain itu mengetahuinya. Namun sebenarnya kesenian barong Singo Kencono ini kekuatan tersebut muncul bukan dari dibentuk dan dimainkan untuk menghibur sesaji akan tetapi muncul dari kreatifitas masyarakat. pemain. Kesenian barong sebagai seni Barong sebagai warisan kesenian yang menunujukkan keindahan, sebagai budaya dan semakin digemari oleh wujud kekayaan budaya yang dimiliki masyarakat maka wajib di lestarikan dari masyarakat kota kendal merupakan keasliannya meskipun dari gerakan, ritual, transmisi pewarisan budaya dari nenek dan pementasannya sudah banyak moyang yang tidak meninggalkan ritual perkembangannya. Sebagai masyarakat ritual sebagai perantara suatu perolehan pantura yang kental dengan agama keindahan. Pelaksanaaan ritual pada Islamnya, kesenian barong dapat dijadikan kesenian barong dipandang sebagai sebagai media religi untuk memperkuat estetika budaya dengan tidak melanggar keimanan pada sang pencipta, yang dapat kaidah agama, dikarenakan hanya sebagai ditunjukkan dengan ketika ritual sebelum penarik keindahan, bukan untuk sebuah pementasan diadakan pengajian terlebih pemujaan. dahulu selain itu ketika saat pementasan ada pemain barong yang mengalami UCAPAN TERIMAKASIH kesurupan tak sedikit yang susah untuk di Penulis ucapkan terimakasih kepada sembuhkan bahkan sampai pada Bp. Edi Lukman selaku Kepala Desa Kebon mengundang kyai yang kemudian Harjo Kendal Jawa Tengah Indonesia, Mas. dibacakan ayat-ayat Al Quran untuk Arizal Mustofa selaku Ketua Paguyuban menyembuhkannya. Namanya juga Singo Kencono Indonesia, Para Pemain bermain, dan kurang menarik apabila Barong dan masyarakat sekitar yang telah dalam permainan tersebut tidak membantu sehingga penelitian dapat mempunyai daya keunikan. Pada kesenian berjalan dengan lancar. Rektor dan Wakil barong ini, terdapat beberapa hal yang Rektor UNISS Kendal, Bp. Setiya Budi, unik sehingga peneliti mengkaji kesenian Kakak Valen, dan Adek Early yang telah barong. Keunikan salah satunya terdapat banyak memberikan motivasi untuk pada ritual. Ritual ini dilakukan sebelum mencapai keberhasilan, Jurnal Simbolika: pementasan kesenian barong dan Research and Learning in Comunication dilakukan pada waktu pementasan barong. Study Universitas Medan Area yang Maksud dari ritual ini adalah membuat membantu dalam mempublikasikan kesenian lebih menarik perhatian tulisan saya. Semoga menjadi amal penonton, pelaksanaan pementasan baiknya, aamiin. 39

Tika Ristia Djaya. Ritualisasi Kesenian Barong dalam Estetika Budaya: Studi Eksploratif Komunikasi Intra

DAFTAR PUSTAKA Karyono, T. S. (2016) Model Pertunjukan Barongan Panggung dalam Murwakala. Laporan Abrilia D, (2016) Bentuk Pertunjukan Kesenian Penelitian. BarongWahyu Budaya di Dukuh Karang Rejo Karyono. (2013). Model Pertunjukan Barongan Kecamatan Jati Kabupaten Kudus. anak sebagai transmisi budaya daerah. Lib.unnes.ac.ide/31932/.Thesis. Greget: jurnal Pengetahuan dan Penciptaan Arisyanto, P., Untari, M.F.A & Sundari, S.S. (2019). Tari,12 0.2. Struktur Pertunjukan dan Interaksi Simbolik https://jurnal.isiska.ac.id/index.php/greget/ Barongan Kusumojoyo di Demak. Gondang: article/view/503/507. Jurnal Seni dan Budaya, 3 (2): 111-118 Keesing, RM. (1981) Theories of Culture dalam Bormann, E.G. (1996) Symbolic Convergence Cason. Ronaldw (ed.) Language, Culture, and Theory and Communication in group Cognition. London: Macmillan. decision making. Thousan Oaks, CA: Sage. Komariyah, I., & Wiyoso, J. (2017). Nilai Estetika (2nd ed., pp.81-113). Barongan Wahyu Arom Joyo di Desa Bustami, S (1985) Seni Rupa dalam Pergelaran Tari. Gunungsari Kecamatan Tlogowungu Semarang: Aji Jaya Offset. Kabupaten Pati. Jurnal Seni Tari, 6(1). Dadang D, (2018). Bentuk Petunjukan Kesenian https://doi.org/10.15294/jst.v6i1.12106 Barongan Grup Samin Edan Kota Semarang. Kurniawan. I.B. (2017). Sisi Lain barongan Blora Jurnal Pendidikan dan Kajian Seni Vol 3 No (1st ed). Semarang: CV. Pilar Nusantara. 2Oktober 2018:180- Moleong, LJ. (2001) Metode Penelitian Kualitatif. 194.Jurnal.Untirta.ac.id>index>php>jpks>art Bandung:PT Remaja Rosdakarya. icle>view Muksin, D. (2018). Ide Bentuk Topeng Barongan Dini L, (2015). Bentuk Pertunjukan Kesenian Singo Blora dalam Perkembangan di Masa Kini. Barong ”Kusumo Joyo” di Desa Gebang Jurnal Seni Budaya dan Desain :1-10. Kecaatan Bonang Kabupaten Demak. Nurul A, (2018), memahami nilai moral dan sosial Laporan Penelitian. dalam kesenian barongan sebagai Efendi. J. & Kusumastuty, E. (2012). Seni Barongan pertunjukan yang layak ditonton anak usia Jogo Rogo dalam Tradisi Selapan Dino di dini.https://educhild.ejournal.unri.ac.id/ind Desa Gabus Kabupaten Pati. Jurnal Seni Tari ex.php/JPSBE/article/download/5117/47 FBS UNNES Semarang, 1(1-11). Pramono, M.A. Soepono, B. & Puji, P.R.P.N. (2019). Endri S, (2016). Topeng Seni Barongan di Barong Using: Optimalisasi Seni Pertunjukan Kendayakan Tegal: Ekspresi Simbolik Barong Sebagai Obyek Pariwisata Budaya Budaya Masyarakat Pesisiran. Jurnal unnes Using Tahun 1996-2018. Gondang: Jurnal vol 5 no2. Seni dan Budaya, 3 (2): 56-73 Journal.unnes.ac.id/sju/index.php/catharsis Purwadarminta, W.I.S. (2003). Kamus Umum /article/view/13159 Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Hamidullah I, (2019). Strategi Grup barong Sardulo Rahayu, U. (2019). Eksplorasi Etnomatematika Krida Mustika Dalam Melestarikan Seni dalam Kesenian Barongan di Kabupaten Barongan Blora. Blora. Jurnal Matematika dan Pendidikan https://media.neliti.com/media/publication Matematika, 5 (1):1-7. s/292649-strategi-grup-barong-sardulo- Sindang, S. (2015). Eksistensi Pertunjukan Seni krida-musti-0bbe12a5.pdf Barongan Sanggar Seni Kademangan di Desa Ibda, H. (2019). Strategi Grup Barong Sardolo Krida Gebang Kecamatan Bonang Kabupaten Mustika dalam Melestarikan Seni Barongan Demak.Lib.unnes.ac.id/22041/1/25019140 Blora. Handep. Greget: jurnal Pengetahuan 25-s.Pdf. skripsi dan Penciptaan Tari 12 No.2. Tumanggor, R. (2014). Ilmu sosial dan Budaya Kemendikbud.go.id>index.php>handep>arti Dasar. Jakarta: Kencana Prenada Media cle. Group.

40