Jurnal Simbolika: Research and Learning in Comunication Study 6(1) April 2020 ISSN 2442-9198 (Print) ISSN 2442-9996 (Online) JURNAL SIMBOLIKA Research and Learning in Comunication Study Available online http://ojs.uma.ac.id/index.php/simbolika DOI: https://doi.org/10.31289/simbollika.v6i1.3240 Ritualisasi Kesenian Barong dalam Estetika Budaya: Studi Eksploratif Komunikasi Intra Personal Masyarakat Kota Beribadat Ritualization’s Art of Barong in Aesthetic Culture: Explorative Study of Intra Personal Communication as a City Worship Community Tika Ristia Djaya Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Selamat Sri, Kendal, Jawa Tengah, Indonesia Diterima:22 Desember 2019; Disetujui: 19 April 2020; Dipublish: 27 April 2020 Abstrak Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui cara pemain barong melakukan ritual, tanggapan masyarakat terhadap ritual yang dilakukan oleh para pemain barong dan pengaruh ritual terhadap perilaku personal pemain barong Singo Kencono di Kendal Jawa Tengah. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan eksploratif. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa ritual yang dilakukan pemain barong diantaranya adalah lek-lekan di malam hari sebelum pementasan dan disertai dengan pengajian, menggunakan sesaji semacam jajan pasar, pisang, bunga dan telor. Masyarakat modern memaknai sesaji tersebut sebagai seni dalam budaya, bukan aliran kepercayaan yang dipercayai sebagai pedoman kepercayaan kehidupannya. Ritual tidak menyebabkan pengaruh negatif pada pemain barong tetapi justru meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Kesenian barong Singo Kencono dibentuk guna nguri-uri budaya meskipun sudah banyak perubahan sesuai dengan perkembangan jaman tetapi tetap tidak menghilangkan budaya asli, selain itu kesenian barong Singo Kencono ini dibentuk dan dimainkan untuk menghibur masyarakat. Kata Kunci: Ritualisasi, Estetika, Budaya. Abstract The purpose of this research is to find out how barong performers perform rituals, people's responses to rituals performed by barong players and the effect of rituals on the personal behavior of barong singers in Kencono in Kendal, Central Java. This study uses a qualitative method with an exploratory approach. The results of the study showed that the rituals performed by barong players included lek-lekan at night before the performance and accompanied by recitation, using offerings such as market snacks, bananas, flowers and eggs. Modern society interprets the offerings as art in culture, not the flow of beliefs that are believed to be guidelines for the belief in their lives. The ritual does not cause a negative influence on the barong player but instead increases devotion to God Almighty. Singo Kencono's barong art was formed to reflect the culture even though there have been many changes in accordance with the times but it still does not eliminate the original culture, other than that Singo Kencono's barong art was formed and played to entertain the public. Keywords: Ritualisasi, Aesthetics, Culture. How to Cite: Djaya, T.R (2020). Ritualisasi Kesenian Barong dalam Estetika Budaya: Studi Eksploratif Komunikasi Intra Personal Masyarakat Kota Beribadat, Jurnal Simbolika: Research and Learning in Comunication Study 6(1); 23- 40 23 Jurnal Simbolika: Research and Learning in Comunication Study, 6 (1): 23-40 PENDAHULUAN sedangkan aturan tersebut tidak Negara Indonesia terdiri dari macam- tercantum pada kitabnya sebagai pedoman macam budaya dan kaya dengan berbagai masyarakat beragama. Kembali kepada macam kesenian yang berada dalam satu masyarakat yang berbudaya yang artinya kesatuan. Dengan semboyan Bhinneka masyarakat yang mengikuti Tunggal Ika yang artinya meskipun perkembangan zaman, bahwa kehidupan berbeda-beda tetapi tetap satu juga dapat dipilah dari berbagai macam dengan berdasarkan Pancasila sebagai konteks. Seseorang melakukan ibadah, pandangan hidup masyarakat Indonesia. yaitu cara mereka mendekatkan dirinya Pancasila yang terdiri dari lima sila kepada sang pencipta, namun di sisi lain tersebut telah mencakup berbagai norma ada beberapa hal yang masyarakat tidak dalam kehidupan, dari bagaimana manusia dapat mengetahui adanya perbedaan taqwa terhadap Tuhannya, bagaimana ketika orang melakukan ritual. Banyak manusia hidup kepada sesamanya, orang Jawa yang bisa mengerti bahkan mempunyai satu kesatuan yang utuh, melihatnya, tetapi orang lain tidak bisa demokrasi serta keadilan. melihatnya. Hal tersebut dikarenakan Masyarakat Indonesia mempunyai seseorang mendapatkan anugrah yang ide-ide kreatif yang dapat menciptakan berbeda berkat tirakat dan sebuah keindahan, namun tak lepas dari keprihatinannya sehingga mempunyai komitmen sebagai bangsa yang kelebihan daripada yang lain. berdasarkan pancasila. Seperti ritual yang Contoh dalam hal ini adalah pada dilakukan dalam berbagai macam kesenian barong Singo Kencono, kesenian kegiatan, dengan harapan kegiatan dapat barong sudah lama bahkan dari sebelum berjalan dengan lancar sesuai dengan yang dibentuk grup kesenian barong Singo diharapkan. Ritual tersebut mempunyai Kencono, aliran kepercayaan sudah ada. maksud utama dan mengandung sejumlah Aliran tersebut semakin lama semakin keindahan yang mempunyai daya tarik berkembang dan mengalami perubahan. tersendiri. Daya tarik menjadi sebuah Aliran kepercayaan tersebut dimodifikasi keunikan, ketika orang melihatnya akan sesuai dengan kebutuhan dan menjadi penasaran tentang apa yang ada perkembangan jaman hingga menjadi dalam kegiatan ritual tersebut. Ritual sebuah seni yang telah membudaya. Sesuai tersebut membuat suasana yang berbeda dengan maksud dari budaya yaitu sesuai dari suasana sebelumnya, karena terdapat dengan perkembangan zaman, maka hal-hal yang menurut masyarakat yang kesenian ini dari tahun ke tahun akan menganut kepercayaan atau masyarakat bertambah dan berkembang, bahkan tidak yang beragama, ritual tersebut tidak sesuai lagi dengan aslinya. Penambahan terdapat di dalam aturan pegangan yang seperti itu tidak dinilai suatu hal yang hidupnya. negatif tetapi justru menjadi kekayaan Ketika melakukan ritual sebagai kreatifitas masyarakat Indonesia. Bisa kita tokoh masyarakat yang mempunyai agama amati dan namanya sama kesenian barong, yang kuat, yang dipertanyakan adalah tetapi gerak dan irama, bahkan musiknya mengapa hal tersebut harus dilakukan berbeda beda. Hal tersebut dapat menjadi 31 Tika Ristia Djaya. Ritualisasi Kesenian Barong dalam Estetika Budaya: Studi Eksploratif Komunikasi Intra ciri khas daerah masing-masing yang dan dipercayai oleh warga dan pemain dapat menunjukkan kepribadian barong, karena warga dan pemain barong masyarakat setempat. Meskipun awal sebagian besar adalah beragama Islam. mulanya kesenian barong tersebut berasal Penelitian tentang barong sudah dari daerah yang sama, tetapi sekarang banyak diteliti oleh banyak orang, bahkan kesenian tersebut banyak dikolaborasi dengan metode penelitian yang hampir dengan kesenian lain menjadi kesenian sama, biasanya diteliti mengenai baru yang berbeda sehingga masyarakat gerakannya, pakaiannya, isi ceritanya, menjadi tertarik untuk menonton. namun pada penelitian ini mengambil Perbedaan-perbedaan yang terdapat penelitian barong dengan tema yang pada kesenian barong Singo Kencono berbeda dan tempat yang berbeda serta bukan hanya pada gaya gerak dan lagu hasil yang berbeda pula yang belum serta musik yang mengiringinya, tetapi pernah diteliti oleh peneliti lain. pada ritualnya juga berbeda. Seperti sebelum pementasan dilakukan sebuah METODE PENELITIAN ritual dengan sesaji, yang menggunakan Sesuai dengan rumusan masalah bahan makanan, uang, ada juga yang hanya yang tercantum pada bab sebelumnya, memakai bunga, kemenyan, dupa atau yang penelitian yang cocok dilakukan adalah lain. Seperti itu sejak dari dulu sudah ada, penelitian dengan menggunakan metode dan dapat dipelajari, hanya saja tidak kualitatif dengan pendekatan eksploratif. semua orang bisa dan mau Maksud dari penelitian kualitatif yaitu mempelajarinya. Contoh, untuk menjadi untuk mengemukakan gambaran berikut kesenian tersebut menarik dan berkesan pemahaman mengenai bagaimana dan maka diantara pemain ada yang mengapasuatu gejala atau realitas kesurupan, yang artinya adanya ruh yang komunikasi terjadi (Pawito, 2007). Subjek masuk ke dalam tubuh si pemain. Gerakan penelitian adalah para pemain barong pemain barong ketika kesurupan terlihat yang beralamat di Kebon Harjo Kendal berbeda dengan gerakan pemain lainnya, Jawa Tengah Indonesia. Peneliti dapat dari gerakan tersebut malah menjadi pusat melaksanakan penelitian ini dengan lancar perhatian penonton. Unsur-unsur mulai dari tahap awal sampai akhir, yaitu keindahan lain membuat orang bertanya- mulai dari survey, pengumpulan data, tanya, bahwa hal tersebut adalah nyata pengambilan data observasi dan interview. atau tidak, bagi yang tidak menjalani pasti Teknik pengambilan sample menggunakan akan menduga-duga. snowball sampling. Pada tahap validasi Dengan rasa penasaran peneliti peneliti melakukan reduksi data sehingga mewakili untuk menanyakan hal tersebut hasil yang dicapai memadai. kepada beberapa penonton dan ketua Lokasi penelitian berada di dukuh paguyuban, peneliti mengadakan Pakauman desa Kebon Harjo kecamatan wawancara yang intinya mereka Patebon Kabupaten Kendal. Peneliti menjawab bahwa aliran kepercayaan yang mengambil penelitian di lokasi ini karena sering dipakai pada sebelum dan saat dukuh Pakauman Kebon Harjo memiliki pementasan barong, hanyalah sebagai seni. potensi dalam melestarikan kesenian Bukan kepercayaan yang selama
Details
-
File Typepdf
-
Upload Time-
-
Content LanguagesEnglish
-
Upload UserAnonymous/Not logged-in
-
File Pages12 Page
-
File Size-