Jtrrnal llntiolr

EDIEiI KHUSUE! April 2010

1. Peningkatan Efisiensi Penggunaan Lahan Dan Penerimaan Petani Dengan

Pola Tanam Padi-Semangka -Padi. Dasmal 1 - 9

2 Pengendalian Ulat Grayak Spodoptera Litura F. Dan Ulat Penggerek Pucuk Helicoverpa Armigera Hubner Dengan Insektisida Biologi Pada Tanaman Tembakau. Andi MuhammadAmirDan Eli Korlina rc - fi

J Penguasaan Tanah Ulayat Pada Sosio-Ekonomi Riau. Anton Rosari jB - 24

4. Kajian Sistem Pengujian Undang-Undang Di Mahkamah Konstitusi Republik lndonesia. Delfina Gusman 25 -32

5. Dampak Kebakaran Hutan Di Wilayah Sumatera Barat Dan Riau Terhadap Perubahahan lklim (Climate Change) Delfiyanti 33 - 48

6. Kebijaksanaan Pemerintah Dalam Pengelolaan Lingkungan hidup Di Era Otonomr Daerah . Hendria Fithrina 49 - 55

7. Re-Evaluasi l-ian Re-Orientasi Penegakan hukum. lsmansyah 56 - 70

8. Masalah Penyerahan Tanah Ulayat Nagari Lubuk Kilangan Pada PT. Semen Padang. Yulia Nizwan 71 - 77

9. Tinjauan Yuridis Rule Of Reason Dalam Perspektif UU No.5 Tahun'1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli Dan Persaingan Usaha Tidak sehat. Wetria Fauzi 78 - 86

10. Pengukuran Kinerja Pemerintah Daerah Dan Akuntabilitas Publik Dalam Rangka Mewujudkan Good Govermance. Hendria Fithrina g7 - 92

1'1. DoctrineOf Consideration :lsltStillEssentiallnContractLaw?. NaniMulyati 93 - 10'1

12. Tanggung Jawab Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BBPOM) Terhadap Peredaran Produk ?angan lmpor Cina Yang Membahayakan Konsumen Di Kota Padang. Erinaldi 102 - 111

13 Sengketa Perbatasan LautAntara Indonesia - Pada BlokAmbalat Di Trnjau Dari Hukum International. Ferdi 112 - 121

14 EfeKtifltas Fungisida Azoxystrobin 200 G/L, Difenokonazol 125 GIL Terhadap Penyakit Antraknosa (Colletotrichum gloeosporioides) dan Penyakit Becak Da.r iStigmina Mangiferae) Pada Tanaman Mangga. Eli Korlina, Diding Rachmawati dan Sri Zunaini Saadah 122 - 130

rssN 1412 - 5838 JURNAL ILMIAH TAMBUA, ISSN T412.5838 UNIVERSITAS MAHAPUTRA MUI{AMMAD YAMIN JL. JENDERAL SUDIRMAN NO 6, SOLOK. TELr. (07ss) 20s6s, FAx. lozssj 20s6s

Pembina : Prof.Dr.Ir.Syahro Ali Akbar, M.p. (Rektor) Penanggung Jawab : Ir. Helmayuni, M.Si. (Ketua Lp3M) Pimpinan Redaksi : Ir. Renfiyeni, M.p. Dewan Redaksi : Prof. Dr.Ir.H.Syafri Syafei, M.S. Prof.Dr.Ir.Syaro Ali Akbar, M.p. Dra. Zulfariati, M.pd

Dra. Hj.Asmawati Kamal, M.pd. Wahyu Indah Mursalini, S.E., M.M. Yasniwati, S.H., M.H. Ir. Mahmud Ir. Edwin Anwar Nola Zuhana, S.Kom.

Ida Nirwana, S.E. -turrul llmiah Tambua Edisi Khusus, April 2010, hal 112-I2I ISSN 1412-5838

SBNGKETA PERBATASAN LAUT m ANTARA INDONESIA - MALAYSIA PADA BLOK AMBALAT K DI TINJAU DARI HUKUM INTERNASIONAL r K Ferdil \ v ABSTRAK uA k and the East Ambalat Block is a The rising case of the Ambalat Block v is sample of cases which relates with the delimitation of borders. Ambalat Block k not in island but it a Marine Block which is located deep down the sea (2500 I of the meters below the sea line). It is located in the bottom of the continent ( gas The case Celebes Sea. This block is very rich with the oil and natural reserve. I unclear oil and natural gas concession and exploration rights is started with the ( to and Unicol and in the same time or simultaneously is given by Indonesia ENI 1 I also given by Malaysia to Royal Dutch/Shell Group Company located in the those t sea areas. Therefore, this case should be completed and ended as soon as possible by both countries in respect with the International Law principles. Generally, l "negotiation" is the first step which will be used by both countries. Considering impacts of this case which will influence relationship between Indonesia and Malaysia and considering that both countries play an active roles in ASEAN where they can determine stabilization in the South East Asia Region, deliberation is the best way which can be used by both countries, based on the principles of the International Law. Kev words : Case of Ambalat Block and International Law

A. PENDAHULUAN (sovereignty over Pulau and Beberapa waktu lalu, ketegangan belongs to Malaysia).' hubungan Indonesia-Malaysia semakin Wilayah Laut Ambalat yang kini meningkat berkaitan dengan klaim di persengketakan antara Indonesia- kepemilikan masing-masing negara atas Malaysia adalah Blok Ambalat dan Wilayah Laut Ambalat (dikenal j,rga Blok Ambalat Timur (East Ambalat). sebagai "Blok Ambalat") yang berada di Kedua Blok tersebut bukanlah Laut (sebelah timur merupakan putau atau wilayah daratan Kalimantan). Ketegangan im melainkan berada pada "kedalaman laut mengingatkan kembali kepada masalah 2500 meter di Landas Kontinen".2 Secara kepemilikan Pulau Sipadan dan Pulau geografis, Blok Ambalat terletak di Ligitan yang juga diklaim oleh kedua Wilayah Muara Sungai Kayan Yang Negara. Persoalan kedua pulau kecil membentuk delta pada bagian lepas tersebut berakhir melalui jalur hukum ke pantai berkedalaman antara 1.000-2.375 Mahkamah Internasional (International Court JusticelICJ) Den Haag, t of di Husr* Wirajud4 "Pernyataan Pers Menteri Luar Negeri Belanda. Keputusan Hakim Mahkamah Setelah Dikeluarkannya Kepulusan Mahkamah pada tanggal 17 Desember 2002 Internasional', Jakart4 l7 Desember 2002 dan termuat juga dalam Putusan Mahkamah lnternasional QCJ) di menyatakan Malaysia berhak atas Belanda tanggal l7 Desember 2002. kepemilikan kedua pulau kecil tersebut 'A.ifHuuas Oegroseno, "Fahor Sumber DayaAlam dalam Penetapan Batas Maritim : Studi Kasus Hydrocarbon Deposit di Laut Sulawesi", dalam Seminar Batas-batas ' Staf Pengajar Bagian Hukum Internasional Maritim R[ dengan Negara Tetangg4 Universitas Padjajaran, Bandung, tanggal 13 Februari 2006. Fak. Hukum Univ. Andalas IT2 Ferdi :Sengketa perbatasan Laut Antara Indonesia - Malavsia ISSN 1412-5838 meter di bawah muka laut pada Landas internasional yang berlaku. Disamping Kontinen Kalimantan. itu Jadi Blok Ambalat j"g." perlu upaya-upaya merupakan ke depan-menjaga bagi kelanjutan alamiah darutan ' negara Kalimantan fefua dalam rangka Indonesia yang berada pada hubungan kedua Negari wilayah penyebaran Cekungan berkaitan Tarakan dengan wilayah laut yang berada yang berpotensi sumber di 3^sebagai minyak perbatasan. dan gas bumi. Sengketa ini dimulai ketika perusahaan minyak Malaysia B. TINJAUAN UMUM TENTANG yakni Petronas telah memberikan LATAR BELAKANG SENGKETA konsensi dan hak eksplorasi kepada The BLOKAMBALAT Royal Dutch/Shell Group Cimpanies Sengketa yang ftrerusahaan minyak patungan Beianda_ _ terjadi antara Indonesia dan Malaysia Inggris) yang mereka beri turrru Blok ND birmula dari diberikannya konsensi dan hak eksplorasi 6 (Y) dan ND 7 (Z) melalui kontrak basi kepada The Royal Dutch/Shell hasil (production sharing contract) paia Group Companies (perusahaan minyak patungan tanggal i6 Februari 2005 di Kuala Lumpur. lglanda-Inggris) oleh perusahaan minyak Malaysia yakni petronas Sedangkan Indonesia melalui kontrak . sendiripun bagi hasil (production juga telah memberi konsesi pengeboran sharing contract) pada tanggai 16 Februari di Blok Ambalat kepada perusahaan 2005 di Kuala Lumpur. Konsensi dan hak Amerika, Unocal dan perusahaan Italia, eksplorasi dilakukan di wilayah laut yang mereka ENI. Penandatanganan kontrak baei hasil beri nama Blok ND 6 (y) Qtroduction sharing contrait/pSC) dan ND 7 (Z)- dilakukan 12 Desember 2A04, dengan Sedangkan Indonesia sendiripun juga -1,5 komitmen eksplorasi sebesar US$ telah memberi konsesi prrg"borun di juta dan bonus penandatanganan sebesar wilayah laut yang sama namun dengan o ,.Blok US$ 100 ribu. Jadi ini bermula dari menggrrnakan nama Ambalat,, masalah perebutan minyak dan gas yang kepada perusahaan Italia (ENI) tahun bergeser ke arah kepemilikan atau 1999 dan "Blok Ambalat Timur,' fEast kedauiatan wilayah suatu negara, Ambalat) kepada perusahaan minyak asal Amerika (Unocal) pada tahun 2004. Sengketa tersebut mendapat Penandatanganan kontrak bagi hasil perhatian besar dari masyarakat Qtroduction sharing internasional terutama Negara-negara contract/pSC) dilalcukan 12 Desember 2004. densan Asean lain karena sedikit banyak ini akan "1,5 komitmen eksplorasi sebesar US$ menimbulkan pengaruh juga terhadap juta dan bonus penandatanganan sebesar Negara-negaru di kawasan tersebut. Oleh US$ 100 ribu. Dengan demikian karena itu, perlunya suafu cara unfuk terjadilah tumpang tindih terhadap penyelesaian sengketa antar kedua pemberian konsensi dan hak eksplorasi Negara melalui jalur-jalur yang biasa pada ladang minyak yang berada dipergunakan dalam masvarakat di wilayah laut tersebut. internasional dengan berlandaskan pada hukum dan prinsip-prinsip hukum Kedua blok tersebut berada diatas Landas Kontinen (fhe Continental ShelJ) ' Febri Hirnawa4 "Masaloh Batas NKRI: Kasus Ambalat di dengan kedalaman 2500 meter di bawah Tinjau dari Aspek Hukum, potitik Teknis, Sosial dan permukaan laut yang merupakan Ekonomi", dalam Seminar Nasional di Universitas daerah Padjajaran, Bandung, tgl 23 April 2005. kaya sumber daya alam terutama Ytuy dari www.pdat.co.id,thelooliricatJdar/ cadangan 2005104/08/ool^ I^"ll*1] minyak, mineral dan gas bumi. 113 Jurnal llmiah Tambua Edisi Khusus, April 2010, hal I 12'12 I ISSN 1412-5838

Oleh karena itu, ketika kemudian Dari aspek ekonomi, wilayah laut pemerintah Malaysia melakukan klaim Ambalat tersebut mempunyai potensi sepihak melalui Menteri Luar Negeri qkonomis yang tinggi dengan kandungan Malaysia Syed Hamid Albar terhadap cadangan minyak dan gas bumi. Minyak Blok ND 6 (Blok Ambalat) dan ND 7 merupakan sumber daya alam yang tidak (Blok Ambalat Timur) di Laut Sulawesi dapat diperbaharui dengan mempunyai yang rnereka nyatakan berada di dalam nilai jual yang tinggi. Disamping itu, batas Landas Kontinen Malaysia seperti minyak merupakan sumber energi utama yang termuat dalam peta WilaYah untuk mengerakkan industri dan Perairan dan Perbatasan Kontinen perekonomian dunia. Oleh karena itu Malaysia tahun 197 9, langsung mendapat tidak heran jika sering terjadi konflik bantahan dari pihak Indonesia. antar Negara yang di picu oleh perebutan wilayah minyak. Dewasa ini diyakini Situasi ini semakin memuncak dan bahwa cadangan mrnyak dunia sudah memanas dengan pengerahan kekuatan mulai berkurang sedangkan pada sisi lain sekitar kawasan minYak militer di ketergantungan yang tinggi terhadap tersebut oleh angkatan laut baik minyak semakin kuat walaupun sudah Indonesia (KRI Tedong Naga) maupun ada energi pengganti lainnya. Tak heran angkatan laut Malaysia (Kapal Diraja jika banyak Negara mengadakan Laut Malaysia Rencong). Ini ditambah eksplorasi dan eksploitasi terhadap tindakan Malaysia yang telah lagi dengan wilayah-wilayah yang diyakini punya menghentikan menganggu dan potensi kandungan minyak dan gas bumi. pembuatan mercusuar di Karang Unarang dengan alasan bahwa ini termasuk dalam Indonesia sebagai Negara Yang wilayah Malaysia. MalaYsia juga perekonomian dan industrinya menggunakan peta batas maritim tahun bergantung pada minyak maka harus 1979 yang telah memasukkan wilayah mulai secara aktif untuk melakukan tersebut kedalam kepemilikan mereka. eksplorasi dan eksploitasi terhadap ini. Wilayah Laut Ambalat yang berada di Akar persoalan kasus sengketa Landas Kontinen merupakan salah aset Ambalat ini terjadi akibat tidak adanya yang berharga bagi Indonesia untuk masa kesepakatan atau perjanjian menyangkut depan. Oleh karena itu, Indonesia harus landas kontinen antara garis batas berupaya keras untuk menyelesaikan Indonesia dan Malaysia di Laut Sulawesi. tumpang tindih kePemilikan Blok Sedangkan kesepakatan garis batas attara Ambalat tersebut dengan Malaysia" Indonesia dan Malaysia yang pernah dibuat, adalah hanya mengenai Selat Dari aspek politik dan Pertahanan Malaka dan Laut Cina Selatan sehingga keamanan, masalah sengketa Blok dalam kesepakatan itu jelas kawasan apa Ambalat tersebut juga harus dipandang saja yar-rg menjadi kePemilikan dengan cermat. Dengan belajar pada Indonesia.t Disamping itu, Blok tersebut kasus sengketa kepemilikan Pulau diprediksikan menyimpan cadangan Sipadan dan Ligitan tahun 2003 lalu minyak dan gas yang cukuP besar dimana kedua pulau kecil tersebut jatuh sehingga semakin meningkatkan ke Malaysia maka menimbulkan aspek keinginan dari masing-masing Negara politik yang kuat dalam masyarakat. untuk memiliki kawasan tersebut. Pemerintah sudah saatnya memberikan perhatian khusus terhadap pulau-pulau ) kecil terluar dan wilayah laut Indonesia

www.suarapembaruan.co.idA{ew s 12005 /03 | 04 Ntamalut0 1. yang berbatasan langsung dengan htm - lok. tetangga. Hal ini berkaitan dengan 1t4 l

Ferdi :sengketa perbatasan Laut Antara Indonesia - Maravsia rssN l4l2-s838 potensi konflik yang suatu saat akan Berakhirnya sengketa pulau t]mbul menyangkut kepemilikan dan Sipadan dan pulau Ligitan di Mahkamah disintegrasi bangsa. Indbnesia ' sebagai Internasional telah menimbulkan Negara Kesatuan RI harus persoalan lain yang memang sudah mempertahankan kedaulatan bangsa dan diprediksi sebelumnya yaitu muncul berusaha mempertahankan persatuan dan klaim Malaysia atas kepemilikan wilayah bangsa. Wilayah laut yang fesaluan laut yang berada di Landas Kontinen berada di perbatasan merupakan gertang Laut Sulawesi yang dikenal dengan Blok utama dalam menjaga wilayah Indonesia. Ambalat. Sebagaimana dikatakan oleh Disamping itu, suatu Negara akan ahli hukum internasional yaitu Hasyirn dipandang kuat di mata internasional jika Djalal diantaranya bahwa pada saat hakim Mahkamah mampu menuniukan Internasional memufuskan kemampuannya sengketa dalam menjaga wiiayah Indonesia dan Malaysia teritorial negaranya. dalam kasus Sipadan-Ligitan, Indonesia tidak B. DASAR meminta Mahkamah Internasional KLAIM KEPEMILIKAN memutuskan OLEH INDONESIA-MALAYSIA garis perbatasan laut sekaligus. Indonesia juga tidak pernah Dasar Malaysia mengajukan klaim merundingkannya dengan Malaysia.s kepemilikan atas kedua blok (Blok Akhimya, Ambalat dan Ambalat Timur) yaitu peta Malaysia telah menggunakan kedua pulau Malaysia tahun 197 9 dimana memasukan kecil ini kawasan ini ke dalam sebagai dasar lain unhrk mengklaim Blok wilayah minyak di Blok Ambalat maritimnya. Padahal legitimasi peta ini dengan menghubungkannya dengan pasal masih dipertanyakan sampai sekarang. l}l Konvensi Hukum Laut pBB tahun 19g2 Peta tersebut dibuat secara sepihak (LTNCLOS) bahwa tiap pulau berhak (unilate,raQ sehingga telah mengundang protes mempunyai Laut Teritorial, Zona bukan hanya oleh Indonesia, tapi Ekonomi Ekslusif juga Singapura, Filipina, Clna, dan Landas Kontinennya sendiri. Namun sebenarnya dan . Inggrispun juga pemah rezim penetapan batas Landas Kontinen melayangkan protes atas nama Brunei mempunyai aturan khusus (Spectfic Rute) Darussalam, saat negeri ini beium yang membullikan keberadaan pulau_ Merdeka. Indonesia telah mengajukan pulau yang relatif kecil (relatively imoll), protes pertama tahun 1980 dengan tidak sosial (socially) dan pengaruh ekonomi mengakui peta tersebut.o Setelah inipun tidak signifikan (economically beberapa kali Indonesia melayangkan I*g insigntficant) tidak akan dianggap nota protes ke Malaysia terhadap peta sebagai "special circumstances" dilarn tersebut. Indonesia berpendapat bahwa penentuan Landas Kontinen. Beberapa klaim batas secara unilateral ti-dak yurisprudensi hukum intemasional telah memiliki kekuatan hukum, apalagi membuktikan dipakainya doktrin itu. mengingat pembatasan atau delimitasi Doktrin ini sejalan dengan prinsip batas laut harus dengan perundingan proporsionalitas yang dikenal sesuai dengan Hukum Intemasional.T sebagai salah satu cara penrndingan maritim. e " Oleh karena itu, ini juga menimbulkan Wawancara dengan Arif Havas Oeroseno, Ketua Tim Teknis Perundingan Delimitasi Batas Laut Rl-Malavsia. dimuat dalam Forum Hukur4 Volume 2 No.l, Jakarta, i005 deneal Tetangga, Universitas padjajaran, ' Rusdi Ridwan, "Batas-batas l-eqqa Bandung, Maritim N dengan Negara tanggal 13 Februari 2006 dan Prospek Sumber Daya o lta,ngga Alam ai Witoyoi ForumHukunr, Volume 2 No,l, Jakarta P e r b a tas a n ", dalam Seminar Batas-batas Maritim'RI 'rbid. u5 Jurnal llmiahTsmbua Edisi Khusus, April 2010, hal I I2-121 ISSN 1412-5838 suatu pertanyaan menyangkut tindakan aturam hukum internasional sehingga Malaysia dengan menjadikan kedua kedua Negara sama-sama terikat untuk pulau kecil sebagai dasar pengambilan melaksanakan hasil konvensi. Sesuai titik dasar atau garis pangkalnya. Kedua dengan Pasal 26 Konvensi Wina tahun pulau ini (Pulau Sipadan dan Pulau 1969 maka daya mengikatnya perjanjian Ligitan) boleh dikatakan bukan dalam intemasional dinyatakan sebagai berikut : kategori " special circumstances" seperti "Every treaty inforce is binding upon the yang dimaksud tersebut diatas. the parties to it and must be performed by them in goodfaith". Sedangkan Indonesia sendiri mengklaim kepemilikan Blok Ambalat Indonesia sebagai Negara tersebut dengan mendasarkan kepada Kepulauan pengambilan garis pangkalnya Konvensi Hukum Laut PBB tahun 1982, didasarkan pada garis pangkal kepulauan dimana Indonesia yang tennasuk kategori yang diatur dalam Bab IV tentang Negara Negara Kepulauan sehingga ketika Kepulauan (Archipelagic State) Pasal 46 ditarik Garis Pangkal Lurus Kepulauan sampai Pasal 54 Konvensi Hukum Laut maka Blok tersebut masuk dalam wilayah PBB tahun 1982. Berdasarkan ini, Indonesia. Disamping itu, Indonesia Indonesia dapat menarik garis pangkal lama melakukan eksplorasi dan lurus kepulauan yang menghubungkan sudah *titik-titik eksploitasi di Blok Ambalat tersebut jauh terluar pulau-pulau karang sebelum Malaysia melakukan perjanjian kering terluar kepulauan" itu, dengan dengan Royal Dutch/Shell ComPanY ketentuan bahwa di dalam garis pangkal pada bulan Februari 2005 lalu. Dan demikian termasuk pulau-pulau utama sampai kasus ini muncul pihak Malaysia dan suatu daerah dimana perbandingan tidak mengajukan protes maupun gugatan antara daerah perairan dan daerah atas tindakan Indonesia tersebut. Dengan daratan, termasuk atol, adalah satu demikian secara tidak langsung, Malaysia berbanding satu dan sembilan berbanding sendiri sudah memberikan persetujuan satu.lo dengan tindakan Indonesia ini. Sedangkan Malaysia sendiri tidak Persoalan yang muncul begitu jelas garis pangkal mana yang menyangkut klaim kedua Negara yaitu digunakan dalam menetapkan batas Indonesia dan Malaysia atas Blok minyak terluar kontinennya sebagaimana (Ambalat) yang berada di Landas dipetakan dalam Peta Baru tafum 1,979 Kontinen harus segera diselesaikan tersebut. Berdasarkan Konvensi Hukum secepatnya. Dengan demikian, yang perlu Laut PBB tahun 1982 merupakan aturan ditentukan kini adalah garis pangkal yang mengatur laut secara internasional masing-masing negara dengan maka Malaysia jelas "tidak termasuk berdasarkan Konvensi Hukum Laut PBB kepada kategori Negara Kepulauan". tahun 1982 (UNCLOS) yang meruPakan Pilihan yang ada Malaysia daPat aturan hukum intemasional mengatur laut menggunakan garis pangkal biasa atau secara umum. Indonesia dan Malaysia garis pangkal lurus. Dari batas terluar adalah peserta dalam Konvensi Hukum yang tercantum dalam peta tersebut Laut PBB tahun 1982 dan sama-sama tampaknya Malaysia menggunakan telah meratifikasi konvensi tersebut. kombinasi antaru garis pangkal lurus dan Indonesia lebih dulu telah meratifikasi garis pangkal lurus kepulauan, mengingat Konvensi melalui Undang-Undang No. I 7 dengan digunakannya Pulau Sebatik serta tahun 1985 tentang Pengesahan Kovensi r0 TINLOS 1982 tersebut. Ratifftasi Pasal 47 ayat (l) Konvensi Hukum Laut PBB tahun 1982 (TTNCLOS). merupakan dasar hukum yang kuat dalam rt6 Ferdi :Sengketa Perbatason Laut Antara Indonesia _ Malavsia rssN 1412-5838 Pulau Sipadan dan-pulau Ligitan sebagai genting dan pengaruh yang signifikan dasar pengukuran.ll bagi Malaysia karena Malaysia bukan Tidak jelas atas dasar apa Negara Kepulauan (Archipelagic State) Malaysia menarik garis-garis lurus sesuai dengan aturan Konvensi Hukum sebagai garis pangkalnya. Seperti terlihat Laut PBB. Dan Malaysia hanya dapat diatas, untuk dapat menarik garis-garis menarik garis pangkal dari pulau Sebatik. pangkal lurus paling tidak Malaysia harus Seiring dengan itu, Indonesia juga memiliki garis pantai yang menjorok dan mengklaim Blok Ambalat sebagai bagiin menikung jauh ke dalam, atau ada wilayah Indonesia karena ,"r.rii dengan deretan/gugusan pulau sepanjang pantai fakta bahwa Ambalat berdasarkan aturan didekatnya. Karena tampaknya Malaysia Konvensi Hukum Laut pBB berada tidak memiliki pantai pada yang terlalu 12 mil laut teritorial yang diukur dari menjorok atau menikung ke dalam, maka garis air rendah dari titik terluar pulau penggunaan Pulau Sipadan dan pulau Ligitan atarr karang terluar dengan mengingat sebagai titik pangkal bahwa Indonesia merupakan Gg*u mengundang pertanyaan apakah kedua Kepulauan. Demikianlah dasar klaim pulau tersebut merupakan deretan pulau Negara yang yang cukup fedua menyatakan dekat dengan pantai kepemilikan mereka atas Blok Ambalat utamanya. Malaysia jelas bukan suatu tersebut. Negara kepulauan sebagaimana diisyaratkan oleh Pasal 46 Konvensi C. PROSES PENYELESAIAN Hukum Laut 1982 karena Negara tersebut SENGKETA BLOK AMBALAT tidak memiliki wilayah yang berupa suatu DI TINJAU DARI HUKUM kepulauan. Seperti diketahui *ihvatr INTERNASIONAL Malaysia bagian barat merupakan bagian Pilihan penyelesaian sengketa dari Benua Asia sedangkan bagian timur internasional ada 2 (dua) yaitu ,.ruru merupakan bagian dari pulau Kalimantan ().12 damai fueacefull settlement) dan kekerasan (war or intervention). pilihan Oleh karena itu dasar klaim penyelesaian sengketa menyangkut Malaysia yang menggunakan pulau kepemilikan Blok Ambalat dan Blok Sipadan dan Ligitan serta peta batas Ambalat Timur ini, tergantung kepada maritim tahun 1979 sebagai dasar untuk Indonesia dan Malaysia sendiri dengan mengklaim kepemilikan Landas Kontinen mempertimbangkan segala kemungkinan di Blok Ambalat secara fakta ini dan resiko yang akan terjadi. Biasany4 dipertanyakan karena tidak mempunyai untuk permulaan dimulai dengan cara dasar hukum yang jelas. Disamping itu damai melalui jalur diplomatik. Sebagai pulau-pulau terluar (pulau Sipadan dan. Negara tetangga dan serumpun, pilihan Pulau Ligitan) tidak mempunyai arti terbaik adalah berusaha menghindari jalan kekerasan (perang) yang dapat ttP_ry. menimbulkan jatuhnya korban bagi R.Agoes, "sengketa Ambalat Dilihar dari Segi pilihan Hukwn Internasional dan peraturan perundang_ kedua belah pihak. dengan Undangan Nasional", Makalah disamFaikan pada menggunakan negosiasi (perundingan) Seminar Nasional "Masalah Batas Wilayah NKRI : Kasus melalui komunikasi diplomatik yang Amtalat Ditinjau dari Aspek Hukum", kerjasama Fak. Ftrukum Universitas padjajaran_Forum Kajian dibangun antara kedua Negara untuk Kewilayahan Unpad-ITB-Bakosurtanal, Bandung, menyelesaikan sengketa tersebut dapat ," tanggal 23 April 2005. '- rbid dipakai, disamping tidak menutup kemungkinan penggunaan jalur hukum rt7 Jurnal IlmiahTambua Edisi Khusus, April 2010, hal 112'12 I ISSN 1412-5838 ke pengadilan intemasional Yaitu Malaka. Sayangnya, semangat damai itu Mahkamah Internasional Hukum Laut tak berujung pada dicaPainYa PBB maupun ke Mahkamah Intemasional kesepakatan. Kedua pihak tetap berada (International Court of Justice). dalam posisi masing-masing dan menganggap blok itu sebagai wilayah Pilihan dengan jalur diPlomatik kedaulatan mereka. Juru Bicara Deplu (perundingan) adalah yaitu negosiasi Marty Natalegawa menyatakan bahwa jalan terbaik bagi Indonesia merupakan memang sulit untuk mengharaPkan saat Kedua Negara dan Malaysia ini. pemecahan masalah yang. rumit ini mengutus tim tekhnis untuk dapat dengan satu kali pertemuan.'" membicarakan serta menentukan kembali batas maritim di Landas Kontinen (Blok Tim perunding kedua negara Ambalat) pada Laut Sulawesi bertemu kembali untuk kedua kalinya di 2005. berdasarkan landasan hukum dan prinsip- Langkawi pada 25-26 Mei prisip yang berlaku dalam hukum Sedangkan perundingan lanjutan ketiga intemasional. Pada beberapa waktu lalu, antara Indonesia dan Malaysia membahas Presiden Yudhoyono tetap menegaskan masalah Blok Ambalat berlangsung di pihaknya akan menempuh jalan damai Yogyakarta sejak Senin tanggal 25 Juli dengan negara jiran. Dia menunjuk 2005 berakhir pada Selasa tanggal 26 Juli Menteri Luar Negeri Hassan Wirayrrdha 2005 dengan menghasilkan kesepakatan kerja untuk menyelesaikan masalah ini secara dibentuknya satu kelomPok bilateral. Perdana Mentri Badawi pun [POKJA,). Perundingan ke-emPat rupanya rnemilih sikap yang sama dengan masalah Ambalat dilakukan Pada Pokja memerintahkan Menlu Malaysia Datuk September 2005 di MalaYsia. Sri Syed Hamid Albar untuk bertemu tersebut beranggotakan delapan orang, Menlu Hasan WiraYudha. Pertemuan yaitu empat orang dari Indonesia dan Malaysia. keduanya akhirnya berlangsung pada 9 empat orang lainnya dari Ambalat di Maret 2005 di sela-sela Pertemuan Selain masalah Blok pertemuan tim teknis ASEAN - Uni EroPa di Jakarta." Kalimantan Timur, Rl-Malaysia tentang Delimitasi Batas keduanYa Setelah Pertemuan, Maritim di Yogyakarta 25-26 Juli 2005 penyelesaian secara damai sepakat bahwa juga membahas masalah teknis deiimitasi jalan kesepakatan menjadi utama menuju di Selat Malaka, Selat Singapura' Laut atas Ambalat. Baik MalaYsia dan Cina Selatan dan Laut Sulawesi menarik Indonesia menjanjikan tak akan berdasarkan hukum internasional, untuk pihak ke tiga maupun internasional terutama batas wilaYah laut sesuai Keduanya lebih penyelesaian kasus. Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNCLOS) membentuk tim teknis memilih untuk 1gg2.1s guna memecahkan masalah batas laut rangka menghadaPi foalaysia - Indonesia di Blok Ambllat Dalam tersebut. Tim Perundingan dari negosiasi (perundingan) tersebut maka mempersiapkan diri Departemen Luar Negeri yang diketuai Indonesia perlu Arif Havas Oegroseno itu kemudian berupa fakta-fakta dan landasan hukum memPerkuat berangkat Nusa Dua, Bali, pada2} Maret yang digunakan untuk Disamping itu, 2005. Agenda yang dibawanya adalah kedudukan Indonesia. tersebut tidak membahas batas laut Ambalat, Karang berusaha agat sengketa jalur hukum Unarang" Laut Cina Selatan dan Selat sampai masuk ke

to Ibid. I 3 rwrv.pdat.co.id/hglpoliticaljdaV I 18 15 www.polkam.go.id/polkam.rberita'asp?nwid:442 - l3k 2005/04/08/po1,20050408-01,id.hfinl - 1 6k Ferdi :Senglreta Perbatasqn Laut Antara Indonesia - Malwsia ISSN 14l2-5838 (Mahkamah Hukum Laut dan Mahkamah berdekatan sehingga menimbulkan saling Intemasional) sebagaimana kasus klaim kepemilikan atas wilayah darat, pulau sengketa Pulau Sipadan dan laut maupun udara yang terutama terletak Ligitan lalu, namun cukup penyelesaian di perbatasan. pada tingkat diplomatik yaitu negosiasi. Hubungan kerjasama antara Indonesia D. PROSPEK ITUBUNGA}I dengan Malaysia sudah lama terjalin sehingga INDONESIA-MALAYSIA KE sudah layaknya seperti DEPAN "saudara". Hubungan yang erat tersebut disebabkan faktor sejarah, hubungan Dalam hubungan antar Negara, antar rakyatnya maupun sebagai bangsa sudah hal umum suafu saat akan serumpun. Bahkan pada tingkat mengalami pasang naik dan surut. Teori- internasional kedua Negara ini teori tentang perilaku Negara yang merupakan Negara pendiri Asean di menitikberatkan konteks geografis Barrgkok tahun 1967. Adanya lanjutan bukanlah suatu gejala baru. Pada abad ke- sengketa yang sekarang menyangkut 4 seorang filusuf hdia Kautilya, perebutan kawasan minyak di Blok membahas suatu teori tentang perilaku Ambalat kembali memperuncing Negara yang sebagian didasarkan atas hubungan kedua Negara. Sengketa geografi 16 dengan membayangkan : tersebut harus diselesaikan secepat " ... suatu lingkaran (yang terdiri mungkin dengan jalan damai (peacefult atas) Negara-negara yang settlement) dengan mengunakan membentuk sejenis sistem tata hubungan diplomatik yang sudah terjalin surya politik, dqn cendrung saling selama ini. Sebagaimana sikap yang bergravitasi sebagai sahabat atau diambil oleh pemerintah Indonesia bertabrakan sebagai musuh sesuai menyangkut batas wilayah maka dengan posisi masing-masing Indonesia tetap menekankan pada upaya dalam lingkaran tersebut. Jadi, perundingan dengan Negara tetangga Negara-negara yqng saling ketimbang penyelesaian melalui berbatasan, dan knrena itu seswi Mahkamah Intemasional yang tidak dengan sifutnyo akan mempunyai murah dan relatif lebih sulit dikontrol.rT b anyak s ekali ges e kan. " Saat sekarang, sengketa tersebut ingin diselesaikan dengan jalan negosiasi Dengan berasumsi bahwa Negara- atau perundingatr. Pilihan tersebut adalah negara akan berusaha memperluas yang paling tepat bagi kedua Negara wilayahnya, Kautilya berargumentasi mengingat hubungan kerjasama yang bahwa Negara-negara yang bertetangga sudah terjalin selama ini serta banyak akan selalu menjadi dan musuh, keuntungan yang diperoleh melalui cara- tetangganya akan merupakan saHabat. cara tersebut dari pada memilih cara-cara Hal terlihat kasus ini dari banyak kekerasan (perang) yang jelas akan sengketa yang terjadi antar Negara yang memakan korban pada rakyat kedua salah satunya faktor geografis yang negara. Kedua Negara harus mempertimbangkan secara matang akibat tu yang timbul sengketa tersebut. William D. Coplin, "Pengantar Politik Internasional, dari Suatu Telaah Teoritis (Introduction to Internationql Indonesia dan Malaysia harus mencari Relations, a Theoritical Ovemiew)", dialihbahasakan oleh Marsedes Marbun, Penerbit Sinar Baru, Bandung , t992. " Kompas tanggal l2 Februari 2006 r19 -F"rrel ilmiah Tambua Edisi Khusus, April 2010, hol I 12-121 ISSN 1412-5838 jalan terbaik untuk menyelesaikan dan Indonesia juga sudah lamanya sengketa Blok Ambalat. melakukan eksplorasi di kawasan Landas Kontinen tersebut. Penyelesaian sengketa Disamping kasus Ambalat maka . antara Indonesia dan Malaysia tersebut masih ada beberapa wilayah laut yang secepatnya. langsung berbatasan antara kedua Negara harus diselesaikan Penyelesaian sengketa paling baik yang dapat menimbulkan suatu konflik ini jalan (peacefull pada suatu hari nanti. Oleh karena itu, menggunakan damai negosiasi sebagai upaya kedepan maka pemerintah settlement) melalui antara kedua Negara. kedua Negara haruslah secepatrya fuerudingan) Hubungan diplomatik dan kerjasama membuat garis-garis batas wilayah yang yang sudah terjalin erat selama ini jelas dan pasti menyangkut wilayah laut merupakan jembatan bagi kedua Negara yang berada di perbatasan. Kemudian menyelesaikan sengketa. dilanjutkan dengan pembuatan suatu untuk Disamping itu, kedua belah pihak perjanjian (agreement) tentang hendaknya juga harus mengacu kepada kesepakatan kedua Negara menyangkut Konvensi Hukum Laut PBB tahun 1982 wilayah laut resmi yang akan menjadi (IINCLOS) yang merupakan aturan milik mereka selanjufirya di ratifikasi hukum internasional yang berkaitan sehingga perjanjian tersebut akan dengan masalah laut. Kedua Negara menjadi landasan hukum kuat dan tersebut telah meratifikasi konvensi ini mengikat untuk mencegah meletusnya sehingga terikat untuk menjalankan dan suatu konflik atau sengketa lain pada melaksanakan isi dari konvensi. Dari masa mendatang. aspek ekonomi, wilayah laut Ambalat E.PENUTUP tersebut mempunyai potensi ekonomis yang tinggi dengan kandungan cadangan Sengketa yang terjadi antara minyak dan gas bumi. Minyak Indonesia dan Malaysia berawal dari merupakan sumber daya alam yang tidak terjadinya tumpang tindih pemberian dapat diperbaharui dengan mempunyai konsensi dan hak eksplorasi di Blok nilai jual yang tinggi. Wilayah Laut Ambalat (ND 6) dan Blok Ambalat Ambalat yang berada di Landas Kontinen Timur (l.iD 7) yang berada di Laut merupakan salah aset yang berharga bagi Sulawesi dekat dengan Kalimantan Indonesia untuk masa depan. Dari aspek Timur. Sehingga terjadilah perebutan politik dan pertahanan keamanan, terhadap kawasan yang kaya dengan masalah sengketa Blok Ambalat tersebut cadangan minyak dan gas yang berada di juga harus dipandang dengan cermat. Landas Kontinen Laut Sulawesi. Pemerintah sudah saatnya memberikan Akhimya, ini kemudian berlanjut dengan perhatian terhadap pulau-pulau kecil adanya saling klaim kedua Negara atas terluar dan wilayah laut Indonesia yang kepemilikan wilayah laut tersebut.'Jadi berbatasan langsung dengan tetangga. akar persoalan ini adalah sampai Hal ini berkaitan dengan potensi konflik sekarang antara Indonesia dan Malaysia yang suatu saat akan timbul menyangkut belum ada penenfuan batas laut secara kepemilikan dan disintegrasi bangsa. resmi di kawasan tersebut. Malaysia Indonesia sebagai Negara Kesatuan Rl mendasarkan kepemilikan kepada peta harus mempertahankan kedaulatan maritimnya tahun 1979 yang telah bangsa dan berusaha mempertahankan memasukan Blok Ambalat ke dalam persatuan dan kesatuan bangsa. Wilayah wilayahnya. Sedangkan Indonesia laut yang berada di perbatasan mendasarkan kepemilikan kePada merupakan gerbang utama dalam 1982 Konvensi Hukum Laut PBB tahun menj aga wilayah Indonesia. t20 Ferdi :Sengketa Perbatasan Loat Antara Indonesia - Malavsia rssN 1412-s838

DAFTAR PUSTAKA Ridwan, Rusdi, "Batas-batas Maritim kI Agoes, Etfy. R. "sengketa Ambalat dengan Negara Tetangga dan Dilihat dari Segi Hukum Prospek Sumber Daya Alam di Internasionql dan peraturan Wilayah Perbotasqn", dalam Perundang-Undangan Nasionel", Seminar Batas-batas Maritim RI Makalah disampaikan pada Seminar dengan Negara Tetangg4 Nasional "Masalah Batas Wilayah Universitas Padjajaran, Bandwrg, NKRI : Kasus Ambalat Ditinjau dari tanggal 13 Februari 2006 Aspek Hukum", kerjasama Fak. Wirajuda, Hassan, "Pernyataan pers Hukum Universitas Menteri Luar Negeri Setelah Padjajaran_Forum Kajian Dikeluarkannya Keputusan Kewilayahan Unpad-ITB- Mahkamah Internasionaf', Jakarta, Bakosurtanal, Bzurdung, tanggal 23 17 Desember 2002 dan termuat juga April2005 dalam Putusan Mahkamah Coplin, William D., "Pengantar Politik Intemasional (ICJ) di Belanda Internasional, Suatu Telaah Teoritis tanggal 17 Desember 2002 (Introduction to International Wawancara dengan Arif Havas Relations, a Theoritical Overview) ", Oeroseno, Ketua Tim Teknis dialihbahasakan oleh Marsedes Perundingan Delimitasi Batas Laut Marbun, Penerbit Sinar Baru Rl-Malaysia, dimuat dalam Forum Bandung ,1992. Hukum, Volume 2 No.l. Jakarta. Hirnawan, Febri, "Masalah Batas NKM: 2005 Kasus Ambalat di Tinjau dari Aspek www. suarapembaruan. co. idA{ews/2}} 5 / 0 Hukum, Telvtis, Sosial Politik dan 3 l}4Utama/ut}l.htm - 1 0k Ekonomi", dalam Seminar Nasional www.pdat. co. id/hglpoliticalJdat/2005/0 di Universitas Padjajaran, Bandung, tgl23 April2005 4i08lpo1.2005 0408-0 f .id.htmt- I 6k www. pdat. co. id/hglpolitical.pdaV Oegroseno, Arif Havas, 'oFahor Sumber 2005 / 0 4 I 08/po 1, 2005 04 0 8 - Daya AIam dalan Penetapan Botas 0l,id.html - 16k Maritim : Studi Kasus Hydrocarbon Deposit di Laut Sulewesi", dalam www.polkam. go. id/polkam/berita. asp?nw Seminar Batas-batas Maritim RI id:442 - 13k dengan Negara Tetangga, PERATURAN DAN SURAT KABAR. : Universitas Padjajaran, Bandung, tanggal13 Februari 2006 l.Konvensi Hukum Laut PBB tahun 1982 (UNCLOS) 2.Undand-Undang No.9 tahun 1996 tentang Perairan Indonesia

12l