Lex Et Societatis Vol. VI/No. 9/Nov/2018

KAJIAN YURIDIS PENETAPAN BATAS Kata kunci: Kajian Yuridis, Penetapan Batas WILAYAH AMBALAT ANTARA INDONESIA Wilayah Ambalat, Indonesia dengan , DENGAN MALAYSIA MENURUT HUKUM Hukum Internasional INTERNASIONAL1 Oleh: Roky Stefanus Baureh2 PENDAHULUAN A. Latar Belakang ABSTRAK Tahun 60-an, slogan Ganyang Malaysia Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk adalah slogan yang sangat populer bagi mengetahui bagaimana pengaturan batas bangsa Indonesia ketika itu.Dan slogan ini wilayah laut menurut UNCLOS dan bagaimana muncul kembali di seantero Indonesia, ketika penetapan batas wilayah Ambalat antara Malaysia Mendeklarasikan kleim sepihak Indonesia dan Malaysia berdasarkan hukum terhadap blok Ambalat, berdasarkan peta internasional. Dengan menggunakan metode yang dibuatnya sendiri pada tahun 1979. penelitian yuridis normatif, disimpulkan: 1. Pengakuan tersebut kontan ditolak Ambalat adalah blok dasar laut (landas Indonesia.Alasannya, Malaysia bukan negara kontinen) yang berlokasi di sebelah timur kepulauan dan hanya berhak atas 12 mil dari Pulau (Kalimantan). Sebagian besar garis batas pantai Pulau dan atau seluruh Blok Ambalat berada pada jarak .Patut diketahui, konsep Wawasan lebih dari 12 M dari garis pangkal sehingga Nusantara atau status Indonesia sebagai termasuk dalam rejim hak berdaulat bukan negara kepulauan telah diakui dalam kedaulatan. Pada kawasan ini telah terjadi Konvensi Hukum Laut Perserikatan Bangsa- proses eksplorasi dan eksploitasi sejak tahun Bangsa pada tahun 1982 (UNCLOS 1982).3 1960an namun belum ada batas maritim Hubungan Indonesia dan Malaysia kembali definitif antara Malaysia dan Indonesia. Dapat mengalami kerenggangan pada bulan dilihat bahwa Wilayah ambalat merupakan Februari 2005, setelah kedatangan Royal milik Indonesia berdasrkan Hukum Laut Dutch Shell, sebuah perusahaan minyak dari Internasional (UNCLOS), sementara Malaysia negara Inggris-Belanda, di Malaysia, yang baru menetapkan hukum laut dan mengklaim kemudian menamakan Blok Ambalat dengan kepemilikan Ambalat tahun 1979. Dengan inisial ND6 atau Blok Y dan Blok Ambalat East demikian mereka secara hukum tidak sebagai ND7 atau Blok Z.2. Melalui mempunyai hak cukup kuat sebagai bukti perusahaan minyak nasionalnya Petronas, kepemilikan Ambalat. Penentuan garis batas Malaysia memberikan konsesi eksplorasi antara kedua negara idealnya mengacu pada sumber daya minyak terhadap Shell pada UNCLOS dengan memperhatikan keberadaan tanggal 16 Februari 2005. Padahal di sisi lain, konsesi sumberdaya alam (minyak, gas) yang Indonesia yang memiliki hak atas blok sudah ada di kawasan tersebut sejak tahun Ambalat ini, telah memberikan hak atau 1960an. 2. Malaysia sebenarnya paham konsesi eksplorasi terhadap ENI, perusahaan secara hukum internasional bahwa Perairan Italia atas blok Ambalat, pada tahun 1999. Ambalat adalah milik Indonesia. Namun Sedangkan untuk daerah Ambalat Timur, setelah menangnya Malaysia atas kepemilikan Indonesia telah memberikan hak serupa Sipadan-Ligitan sehingga Malaysia lebih kepada perusahaan minyak Amerika Serikat arogan untuk meluaskan kembali wilayah yakni UNOCAL pada tahun 2004.Dalam rangka kedaulatan negaranya. Sebagai negara pantai proses perkembangan hukum biasa yang di atur dalam (UNCLOS) dinyatakan internasionalbaik hukum Internasional bahwa Malaysia hanya diperbolehkan regional maupun hukum internasional khusus menarik garis pangkal biasa atau garis pangkal (special) merupakan hal yang wajar kearah lurus. terwujudnya suatu hukum Internasional, yang bersifat universal dan berlaku bagi seluruh anggota masyarakat Internasional, apapun 1 Artikel Skripsi. Dosen Pembimbing: Harold Anis, SH, M.Si, MH; Dr. Devy K. G. Sondakh, SH, MH 2 Mahasiswa pada Fakultas Hukum Unsrat, NIM. 3 https://www.liputan6.com/news/read/97004/hari-ini- 14071101646 presiden-yudhoyono-ke-ambalat

87 Lex Et Societatis Vol. VI/No. 9/Nov/2018 sistem politik ekonomi, kebangsaan dan penelitian yang menekankan pada ilmu kebudayaannya.4 hukum dan latar belakang sejarah. Pembentukan perjanjian internasional pada hakekatnya, dilakukan melalui PEMBAHASAN perundingan antar individu yang mewakili A. Pengaturan Batas Wilayah Laut negara, organisasi internasional, atau subyek Menurut(UNCLOS 1982) hukum internasionallainnya.5Saling Dahulu pertikaian lebih sering membutuhkan antara bangsa-bangsa di mengakibatkan perang, tetapi sekarang berbagai lapangankehidupan, yang tindakan seprti itu tidak sering ditempuh, dan mengakibatkan timbulnya hubungan yang biasanya pertikaian hanya mengakibatkan tetap dan terus-menerus antara bangsa- pemutusan hubungan atau hububungan bangsa, mengakibatkan pula timbulnya diplomatik. Tetapi itupun sudah buruk, karena kepentingan untuk memelihara dan mengatur pertikaian antara negara-negara dapat hubungan tersebut. mengakibatkan penderitaan-penderitaan bagi Kebutuhan bangsa-bangsa untuk hidup negara-negara lain. Maka dari itu, munculah berdampingan secara teratur ini, merupakan dasar hukum pengaturan wilayah Negara suatu keharusan kenyataan social yang tidak (khusnya) wilayah laut, pertikaian-pertikaian dapat dielakan. Hubungan yang teratur antara negara harus diselesaikan secepat demikian itu tidak semata-mata merupakan mungkin dengan cara yang wajar dan adil bagi akibat dari fakta, adanya sejumlah negara dan pihak-pihak yang bersangkutan. Karena itu kemajuan dalam berbagai perhubungan, pula, pertikaian-pertikaian itu termasuk karena kebutuhan antara bangsa-bangsa dalam bidang hukum internasional. timbal balik sifatnya, makakepentingan UNCLOS 1982 membagi laut dalam tiga memelihara dan mengatur hubungan yang bagian, yaitu: Pertama, laut yang merupakan bermanfaat demikian, merupakan suatu bagian dari wilayah kedaulatannya (yaitu laut kepentingan bersama. Masyararakat teritorial, laut pedalaman); Kedua, laut yang internasional merupakan suatu kompleks bukan merupakan wilayah kedaulatannya kehidupan bersama yang terdiri dari aneka namun negara tersebut memiliki hak-hak dan ragam masyarakat. Faktor pengikat yang yurisdiksi terhadap aktifitas tertentu (yaitu nonmaterial ialah, adanya asas kesamaan zona tambahan, zona ekonomi hukum antara bangsa-bangsa di dunia ini, eksklusif; Ketiga, laut yang bukan merupakan betapapun berlainan wujudnya hukum positif wilayah kedaulatannya dan bukan merupakan yang berlaku di tiap-tiap negara, asas hukum hak/yurisdiksi, namun negara tersebut inidikenal dengan hukum alami. memiliki kepentingan, yaitu laut bebas.6 Konvensi Hukum Laut 1982 (UNCLOS 1982) B. RUMUSAN MASALAH adalah merupakan puncak karya dari PBB 1. Bagaimana pengaturan batas wilayah tentang hukum laut yang disetujui di Montego laut menurut UNCLOS? Bay, Jamaika tanggal 10 desember 2. Bagaimana penetapan batas wilayah 1982.7Selanjutnya dipertegas kembali dengan Ambalat antara Indonesia dan Malaysia Undang-undang no. 17 tahun 1985 tentang berdasarkan hukum internasional? pengesahan UNCLOS 1982 bahwa Indonesia adalah Negara Kepulauan. Dengan adanya C. METODE PENELITIAN Undang-undang no.17 tahun 1985, Indonesia Metode penulisan yang digunakan dalam dapat mencantumkan aturan UNCLOS ke menganalisa danmengembangkan dalam hukum nasional, yang merupakan permasalahan dalam skripsi adalah metode penelitian yuridis normatif dan historis, yaitu metode yang dapat digunakan dalam suatu 6Retno Windari. 2009. Hukum Laut, Zona-Zona Maritime Sesuai UNCLOS 1982 dan Konvensi-Konvensi Bidang Maritim. Jakarta: Badan Koordinasi Keamanan laut. 19 4Mochtar Kusumaatmadja. 1976. Pengantar Hukum 7 Chairul anwar. 1989. Hukum internasional,Horizon Baru Internasional. Bandung-Jakarta: Binacipta. 6 Hukum Laut 5Ibid. 35 Internasional. Jakarta: Djambatan. 6-7

88 Lex Et Societatis Vol. VI/No. 9/Nov/2018

payung hukum dalam menangani sengketa 1982 (UNCLOS 1982) melahirkan delapan wilayah laut. zona pengaturan hukum laut yaitu: Berikut Undang-Undang dan Peraturan 1. Perairan pedalaman (internal waters) yang telah mengacu pada Konvensi Hukum 2. Perairan kepulauan (archipelagic Laut Internasional: waters), Undang-Undang No. 17 tahun 1985 tentang 3. Laut territorial (teritorial waters) Pengesahan atas UNCLOS 1982 4. Zona tambahan (contiguous waters), Pada tanggal 31 Desember 1985 5. Zona Ekonomi Eklusif (Exclusive pemerintah mengeluarkan Undang-Undang Econimic Zone) No. 17 tahun 1985 tentang 6. Landas kontinen (continental shelf), Pengesahan United Nations Convention on the 7. Laut lepas (high seas), dan Law of the Sea(Konvensi PBB tentang Hukum 8. Kawasan dasar laut internasional Laut) untuk meratifikasi Konvensi PBB tentang (international seabed area).11 Hukum Laut pada tahun 1982. Menurut UNCLOS, Indonesia berhak untuk menetapkan B. Penetapan Batas Wilayah Ambalat Antara batas-batas terluar dari berbagai zona Indonesia dan Malaysia Menurut Hukum maritim dengan batas-batas maksimum Internasional ditetapkan sebagai berikut: Perseteruan Inonesia dan Malaysia a. Laut Teritorial sebagai bagian dari memuncak pada 2002 ketika Mahkamah wilayah negara : 12 mil-laut; Internasional memenangkan Malaysia atas b. Zona Tambahan dimana negara sengketa kepemilikan Pulau Sipadan dan memiliki yurisdiksi khusus : 24 mil-laut; Ligitan yang berada di perairan Ambalat. c. Zona Ekonomi Eksklusif : 200 mil-laut, Konflik Ambalat bermula sejak tahun dan 1969.Indonesia dan Malaysia d. Landas Kontinen : antara 200 – 350 mil- menandatangani Perjanjian Tapal Batas laut atau sampai dengan 100 mil-laut Landas Kontinen pada tanggal 27 Oktober dari isobath (kedalaman) 2.500 meter.8 1969.Indonesia meratifikasi perjanjian Sebagai Negara kepulauan Indonesia tersebut pada tanggal 7 November 1969, termasuk Negara yang paling diutungkan Malaysia memasukkan Ambalat ke dalam dengan keberadaan UNCLOS.Indonesia wilayahnya pada tahun 1979 secara memperoleh tambahan wilayah yang sangat sepihak.Klaim Malaysia atas Ambalat waktu signifikan dengan diakui hak negara menuai protes negara-negara tetangga kepulauan untuk menarik garis dasar lurus seperti Singapura, Filipina, , , 12 kepulauan menghubungkan titik-titik terluar dan Inggris. dari pulau-pulau terluar.Perairan yang semula Indonesia kemudian mengeluarkan protes laut bebas menjadi perairan kepulauan.9 pada tahun 1980 atas pelanggaran tersebut. Perairan laut Indonesia bertambah sekitar 2,7 Klaim Malaysia atas blok Ambalat ini dinilai juta km2. Saat ini luas wilayah laut Indonesia sebagai keputusan politis yang tidak memiliki sekitar 5.176.800km2.ini berarti luas wilayah dasar hukum Indoensia, garis batas yang laut Indonesia lebih dari dua setengah kali ditentukan Malaysia melebihi ketentuan garis luas daratanya.10 ZEE yang telah diatur sejauh 200 mil laut. Wilayah laut adalah laut beserta tanah Klaim Malaysia atas Ambalat disebabkan yang ada di bawahnya.Tanah dibawah laut kandungan minyak bumi yang ada di blok terdiri dari dasar laut dan tanah dibawah inKeputusan nomor 102 tanggal 17 Desember dasar laut. Konvensi PBB tentang hukum laut 2002 memenangkan Malaysia dengan bukti penguasaan dan pengendalian efektif. 8https://eleveners.wordpress.com/2010/01/19/dasar- hukum-pengaturan-wilayah-negara-di-laut/ 11Sefriani. 2016. Hukum Internasional. Jakarta.PT Raja 9https://newberkeley.wordpress.com/2017/03/14/hukum Grafindo Persada. 180 -perairan-kepulauanarchipelagic-waters/ 12 10 Rokhmin Dahuri. 2003. Keanekaragaman Hayati Laut: https://id.wikipedia.org/wiki/Konfrontasi_Indonesia%E2% Aset Pembagunan Berkelanjutan Indonesia. 80%93Malaysia

89 Lex Et Societatis Vol. VI/No. 9/Nov/2018

Setelah keputusan ICJ pada tahun 2002, lihat bahwa klaim wilayah Maritim Indonesia konflik blok Ambalat semakin mencapai sudah sesuai dengan ketentuan hukum eskalasi. Malaysia terlibat beberapa kali internasional, dan Indonesia juga sudah pelanggaran kedaulatan wilayah NKRI. Pada16 melakukan kewajibannya sebagai negara Februari 2005, Malaysia secara sepihak kepulauan berdasarkan UNCLOS mengumumkan bahwa Blok ND-6 dan ND-7 1982.15Sebagai contoh, Pada bulan Maret merupakan konsensi perminyakan baru yang 2009, sesuai dengan Pasal 16 UNCLOS 1982, dioperasikan oleh Shell dan Petronas Carigali. Indonesia juga telah melakukan kewajibannya Padahal wilayah tersebut merupakan wilayah untuk menyetorkan daftar koordinat yang bertumpang tindih dengan wilayah geografis titik-titik garis pangkal kepulauan Ambalat dan Ambalat Timur.Malaysia juga Indonesia ke PBB yang mencakup 195 titik melakukan pengejaran terhadap kapal garis pangkal. Perlu juga kita melihat fakta- nelayan Indonesia. KD Sri Melaka mengejar fakta terkait dengan hal tersebut. Fakta dan menembak KM Jaya Sakti 6005, KM Irwan tersebut adalah konsesi minyak yang dan KM Wahyu-II di Laut pada dilakukan Indonesia di wilayah laut Sulawesi tanggal 7 Januari 2005 yang dilakukan sejak tahun 1960-an. Sampai dengan tahun 2012 berdasarkan Pemberian konsesi minyak oleh Indonesia data yang berhasil dikumpulkan telah terjadi dimulai dengan blok JAPEX pada tahun 1966. sekitar 475 kali pelanggaran yang dilakukan Data Ditjen Migas Departemen ESDM Malaysia baik lewat laut,darat dan udara menyatakan bahwa ada sejumlah kontraktor dengan perincian sebagai berikut : (a) Tahun bagi hasil (KPS) yang telah melakukan 2005 ada 38 kali pelanggaran,(b) Tahun 2006 kegiatan operasional migas di kawasan ada 62 kali pelanggaran,(c) Tahun 2007 ada Ambalat sejak tahun 1967 yang antara lain; 143 kali pelanggaran,(d) Tahun 2008 ada 104 Total Indonesia mengelola Blok Bunyu sejak kali pelanggaran, (e) Tahun 2009 ada 25 kali tahun 1967, BP mengelola lepas pantai North pelanggaran, (f) Tahun 2010 ada 44 kali East Kalimantan pada tahun 1970, dan pelanggaran,(g) Tahun 2011 ada 24 kali Hadson Bunyu mengelola Blok Bunyu pada pelanggaran, (h) Tahun 2012 ada 35 kali tahun 1983. Kemudian, Eni Bukat mengelola pelanggaran.13 Blok Bukat pada tahun 1988 dan Eni Ambalat Pemerintah Indonesia menilai Malaysia mengelola Blok Ambalat pada tahun 1999 tidak berhak mengkalim perairan Ambalat Pada bulan September 2004, Malaysia melalui sebagai wilayahnya. Indonesia memiliki Petronas memberikan konsesi kepada Shell kekuatan hukum untuk menyatakan blok sesuai dengan wilayah kerja pertambangan Ambalat adalah milik Indonesia. Bukti kuat itu migas dengan nama Blok ND 7 dan ND 6. adalah dengan adanya pemberian konsesi Pemberian konsesi ini langsung diprotes oleh minyak dari Indonesia kepada Shell di Indonesia, karena pemerintah Indonesia perairan Sulawesi sejak 30 tahun lalu. Posisi sudah membuat kontrak pengelolaan blok Indonesia, jauh di atas blok Ambalat.14 tersebut dengan nama Blok Ambalat dan Blok Negara Indonesia adalah sebuah negara East Ambalat. Blok Ambalat sudah dikelola kepualauan (archipelagic state) yang sudah ENI sejak tahun 1999, sementara Blok East lama diperjuangkan di forum internasional. Ambalat sudah diberikan kepada UNOCAL Klaim wilayah maritim Indonesia diawali pada tahun 2004. dengan Deklarasi Djuanda pada tanggal 13 Semua pemberian konsesi dilakukan Desember 1957 sampai diakuinya konsepsi, melalui public offering dari sebelum sampai negara kepulauan adalah suatu negara yang sesudah Peta Baru 1979 dipublikasikan. seluruhnya terdiri dari satu atau lebih Malaysia tidak pernah mengajukan protes kepulauan dan dapat mencakup pulau-pulau terhadap pemberian konsesi yang diberikan lain.Dengan berlakunya ketentuan bisa kita oleh Indonesia walaupun wilayah yang dikonsesikan memotong wilayah Malaysia

13 dalam Peta Baru 1979Malaysia baru https://kumparan.com/fadil-alif/analisa-sengketa- wilayah-ambalat 14 https://www.viva.co.id/berita/nasional/64079- 15 https://saripedia.wordpress.com/tag/konflik-indonesia- malaysia-tidak-berhak-klaim-ambalat malaysia/

90 Lex Et Societatis Vol. VI/No. 9/Nov/2018

mengajukan protes pada tahun 2004 pasca landas kontinen. Beberapa yurisprudensi putusan kasus Sipadan dan Ligitan. Sikap hukum internasional telah Malaysia yang tidak memprotes pemberian membuktikan dipakainya doktrin itu.17 konsesi yang dilakukan oleh Indonesia bisa Jika Malaysia bersikukuh untuk dipakainya dianggap sebagai pengakuan terhadap sikap peta wilayahnya tahun 1979Peta itu hanya Indonesia. tindakan unilateral yang tidak Pakar hukum laut internasional, Prof Dr mengikat Indonesia.Indonesia telah menolak Hasyim Djalal, menegaskan, secara hukum langsung peta itu sejak diterbitkan, serta berdasarkan konsensus Mahkamah karena penarikan baselines yang tidak jelas Internasional, Indonesia pemilik sah wilayah landasan hukumnya, Ambalat jelas di bagian Ambalat.Jika kasus ini kembali diajukan ke selatan Laut Sulawesi dan masuk Mahkamah Internasional, Indonesia memiliki wilayah Indonesia. Jika kedua negara tetap alat bukti kuat mengenai kepemilikan dalam posisi berlawanan, maka untuk kawasan tersebut sebagai bagian dari wilayah mencegah konflik bersenjata, jalan keluar Nusantara. Dikatakan, Indonesia adalah yang harus ditempuh adalah duduk dalam negara kelautan yang memiliki bukti dan perundingan garis batas dokumen sejak peninggalan pemerintah landas kontinen kedua negara, yang sekaligus Belanda yang sangat kuat mengenai berarti menyelesaikan kasus Ambalat dengan Nusantara yang memuat hukum laut dan menerapkan prinsip equitable solution, batas garis pangkal nusantara dan batas laut seperti digariskan UNCLOS1982. dasar sampai pantai dasar serta di mana Indonesia dalam kasus Ambalat tetap posisi perairan Indonesia berada sampai 200 berpegang pada posisinya yang memasukkan mil dari Zona Ekonomi Eksklusif. “Sementara Ambalat sebagai wilayah Indonesia.Ambalat mereka baru menetapkan hukum laut dan merupakan kelanjutan alamiah dari lempeng mengklaim kepemilikan Ambalat tahun benua Kalimantan.Letaknya pun masih di 1979.Dengan demikian mereka secara hukum dalam 200 mil dari garis dasar.Fakta inilah tidak mempunyai hak cukup kuat sebagai yang menguatkan bahwa Ambalat berada bukti kepemilikan Ambalat,” ujarnya.16 dalam kedaulatan Indonesia. Indonesia pun Malaysia adalah negara pantai biasa, yang telah melakukan eksploitasi pada blok hanya boleh memakai garis pangkal biasa Ambalat. (normal baselines) atau garis pangkal lurus Tahun 2005Malaysia melalui perusahaan (straight baselines) jika syarat-syarat tertentu minyaknya, petronas, memberikan hak dipenuhi. Karena itu, Malaysia seharusnya eksplorasi kepada perusahaan Shell untuk tidak menyentuh daerah itu karena ia hanya melakukan eksplorasi di wilayah perairan laut bisa menarik baselines Negara di sebelah timur Kalimantan Timur yang Bagian dari daratan utamanya, bukan merekaberi nama blok ND6 (Y) dan dari Pulau Sipadan atau Ligitan. ND7,(Z).18Malaysia telah mengkaim dirinya Jika Malaysia berargumentasi, "tiap pulau sebagai negara kepulauan dengan dasar berhak mempunyai laut teritorial, zona bahwa mereka telah memiliki hak ekonomi eksklusif, dan pengelolaan atas dua pulau yaitu Pulau landas kontinennya sendiri", maka Pasal Sipadan dan Pulau Ligitan.Kedua pulau 121 UNCLOS 1982 tersebut jatuh ke tangan Malaysia dapat membenarkannya. Namun, rezim penet berdasarkan keputusan akhir ICJ No. 102 apan batas landas kontinen mempunyai tahun 2002. Sebagai negara pantai biasa oleh specific rule yang membuktikan keberadaan pengaturan dalam United NationsConvention pulau-pulau yang relatively small, socially and on the Law Of the Sea 1982 dinyatakan bahwa economically insignificant tidak akan dianggap Malaysia hanya diperbolehkan menarik garis sebagai special circumstances dalam penentuan garis batas 17http://perpustakaan.bappenas.go.id/lontar/file?file=digi tal/blob/F5895/Ambalat.htm 16https://belanegarari.com/2009/06/04/indonesia-punya- 18 Sefriani. Hukum Internasional.PT RajaGrafindo Persada. bukti-kuat-pemilik-sah-wilayah-ambalat/ Jakarta. 187

91 Lex Et Societatis Vol. VI/No. 9/Nov/2018 pangkal biasa (normal baselines) atau garis e. UNCLOS1982 article 77, Continental pangkal lurus (Straight Baselines), karena Shelf20 alasan ini seharusnya Malaysia tidak Tulisan diatas ini, dapat diambil diperbolehkan menarik garis pangkal lautnya kesimpulan bahwa sengketa wilayah Ambalat dari pulau Sipadan danLigitan karena Malaysia merupakan konflik bilateral antara Indonesia merupakan negara pantai. dengan Malaysia.Konflik Ambalat dipicu Terdapat tiga faktor yang meningkatkan pelanggaran Malaysia yang memasukkan eskalasi konflik Indonesia dan Malaysia di Ambalat ke dalam wilayah negaranya tahun wilayah Ambalat menurut Druce dan 1979. Indonesia telah berkali-kali Baikoeni. Ketiga faktor tersebut adalah: melayangkang protes kepada Malaysia dan a. Faktor ekonomi. Baik Indonesia dan membawa kasus ini ke ranah ICJ.Namun, ICJ Malaysia sama-sama menginginkan memutuskan Sipadan dan Ligitan menjadi Sebagaimana yang telah penulis bahas wilayah Malaysia pada tahun 2002.Setelah sebelumnya, Ambalat merupakan keputusan ICJ tersebut, Indonesia dan wilayah laut yang memiliki kekayaan Malaysia berkonfrontasi secara militer di alam berupa minyak bumi. perairan Sulawesi. Dan pada tahun 2009 b. Media dan sentimen kebangsaan. Indonesia Malaysia sepakat untuk menahan Dalam konflik Ambalat, media sangat diri dari serangan dan menyelesaikan kasus ini mempengaruhi kebijakan negara dan secara diplomasi. sikap masyarakat terhadap sebuah Menurut Hukum Laut Internasional, peristiwa. Druce dan Baikoeni Indonesia dan Malaysia telah meratifikasi menggambarkan bagaimana media di UNCLOS 1982 maka penyelesaian sengketa Indonesia dan Malaysia mampun berdasarkan pada UNCLOS 1982 bukan pada menggiring opini publik untuk ketentuan yang berlaku sepihak. menyerang lawan masing-masing. Dahulu pertikaian sering mengakibatkan c. Pemerintah dan penegak hukum. Druce perang, tetapi sekarang tindakan seprti itu dan Baikoeni menggambarkan tidak sering ditempuh, biasanya pertikaian bagaimana perang opini antara hanya mengakibatkan pemutusan hubungan pemerintah Indonesia dan Malaysia atau hububungan diplomatik. Itupun sudah begitu sengit. Masing-masing buruk, karena pertikaian antara negara- memprovokasi massa dalam negara dapat mengakibatkan penderitaan- menanggapi kasus Ambalat.19 penderitaan bagi negara-negara lain. Maka UNCLOS (United nation convention on the dari itu, pertikaian-pertikaian antara negara law of the sea) merupakan suatu badan harus diselesaikan secepat mungkin dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang membuat cara yang wajar dan adil bagi pihak-pihak peraturan, dan salah satunya mengenai yang bersangkutan. Karena itu pula, perikanan intemasional. Semua negara yang pertikaian-pertikaian itu termasuk dalam menjadi anggotanya berkewajiban mengacu bidang hukum internasional. pada pasal-pasal yang telah disetujui, dalam Gagasan mengutamakan penyelesaian mengelola sumberdaya perikanannya dan sengketa secara damai ketimbang yang berhubungan antara satu negara dengan penggunaan kekerasan sudah dimunculkan negara yang lain. Dalam konflik Ambalat sejak lama sekali.Namun demikian secara pasal-pasal yang dapat dianalisis adalah formal, usaha pembentukan lembaga, sebagai berikut: intrumen hukum juga pengembangan teknis a. UNCLOS 1982 article 46, Archipelagic penyelesaian baru memperoleh pengakuan States secara luas sejak dibentuknya PBB tahun b. UNCLOS 1982 article 47, Archipelagic 1945.21 Baselines

c. UNCLOS 1982 article 57 20 d. UNCLOS 1982 article 76 https://id.wikipedia.org/wiki/Konvensi_Perserikatan_Ba ngsa-Bangsa_tentang_Hukum_Laut 72Jhon Merrils, The means of Dispute Settlement’’, dalam 19 https://kumparan.com/fadil-alif/analisa-sengketa- Evan, Malcolm D, International Law, 23, Oxford University wilayah-ambalat Press, first edition, hlm. 530

92 Lex Et Societatis Vol. VI/No. 9/Nov/2018

Peraturan-peraturan dan prosedur yang hubungan-hubungan persahabatan antara telah di terima oleh hukum internasional, bangsa-bangsa (pasal 14 Piagam). berkenaan dengan pertikaian itu sebagian Kekuasaan-kekuasaan yang lebih luas berupa kebiasaan atau praktek, dan sebagian diberikan kepada Dewan Keamanan, agar merupakan konsepsi-konsepsi yang dewan dapat menyelenggarakan dengan membentuk hukum seperti Kovensi Den cepat dan pasti, kebijaksanaan Haag, 1899 serta 1907, guna penyelesaian PBB.Kebijaksaan belaka akan menentukan secara damai dari pertikaian-pertikaian metode apa yang akan dipergunakan internasional serta PBB yang dibuat di San dalammenyelesaikan persengketaan antara Francisco 1945.Cara-cara penyelesaian negara-negara, kecuali sengketa Internasional secara damai persengketanpersengketaan yang khusus 1. Negosiasi adalah cara penyelesaian bersifat hukum, yang pada umumnya diajukan sengketa yang paling dasar dan yang kedepan badan arbitrase atau Mahkamah. paling tua digunakan oleh manusia. Beberapa traktat tertentu telah menentukan Cara penyelesaian melalui negosiasi jenis persengketaan yang harus diajukan merupakan cara yang paling penting. kedepan badan arbitrase, Mahkamah, Banyak sengketa yang diselesaikan ataukonsiliasi. melalui cara ini tanpa publisitas atau Tiap metode dapat sesuai, dan semakin perhatian publik.22dengan cara ini, para besar kelonggaran yang diperkenankan maka pihak dapat mengawasi prosedur semakin besar kemungkinan penyelesaian penyelesaian sengketanya dan setiap secara damai.Atas saran-saran yang dapat penyelesaian didasarkan kesepakatan diajukan Dewan Keamanan, atau tindakan- atau konsensus para pihak. tindakan yang bersifat tetap atau sementara 2. Pencarian fakta, pemastian kedudukan yang telah diambil oleh Dewan Keamanan fakta yang sebenarnya dianggap tidak ada pembatasan. Dewan dapat sebagai bagian dari prosedur mengusulkan dasar penyelesaian, dapat penyelesaian sengketa. Dengan mengusulkan agar perkara itu dibawa demikian, para pihak dapat kedepan Mahkamah Internasional dan memperkecil masalah sengketanya, sebagainya. dengan menyelesaikannya mealui Menurut pasal 41 sampai 47 piagam, metode pencarian fakta yang Dewan Keamanan berwenang menjalankan menimbulkan persengketaan. keputusannya, tidak hanya dengan tindakan- Menyelesaikan perselisihan-perselisihan, tindakan paksaan seperti sanksi ekonomi, tapi dan dalam pasal piagam, anggota-anggota juga dengan mengunakan angkatan PBB berjanji menyelesaikan persengketaan- bersenjata terhadap negara yang tidak mau persengketaan mereka, dengan cara-cara mentaati keputusan itu. Kebijaksanaan belaka yang damai dan tidak akan mengecam dengan akan menentukan metode-metode apa yang peperangan atau menggunakan kekerasan. akan dipergunakan, dalam menyelesaikan Berhubung dengan itu, maka pada majelis persengketaan antara negara-negara, kecuali Umum dan Dewan Keamanan dibebankan persengketaan- persengketaan yang khusus pertanggung jawap yang penting, yang bersifat hukum, yang pada umumnya diajukan sesuain dengan kekuasaan-kekuasaan yang ke depan badan arbitrase atau Mahkamah. diberikan kepada kedua badan itu.Majekis Beberapa traktat tertentu telah menentukan umum diberi kekuasaan yang menyarankan jenis persengketaan yang harus diajukan ke tindakan-tuindakan agar dapat menyeleaikan depan badan arbitrse, Mahkamah, atau secara damai, setiap peristiwa yang mungkin konsiliasi, akan tetapi pengalaman merugijan kesejahtraan umum atau membuktikan manfaat yang masih diragukan tentang cara seperti itu. Tiap mode dapat sesuai, dan semakin besar kelonggaran yang 22 W. Poeegel and E. Oeser. 1991. Methods Of Diplomatic diperkenankan semakin besar kemungkinan Settlemnt, dalam Mohammed Bedjaoui, International penyelesaian secara damai. Law: Achievements and Prospects, Martinus Nijhoff and UNESCO, Dordrescht. 514

93 Lex Et Societatis Vol. VI/No. 9/Nov/2018

pengetahuan, teknik dan hukum, tidak hanya PENUTUP bagi pejabat pemerintah, tetapi juga A. Kesimpulan masyarakat dari kedua belah pihak, untuk 1. Ambalat adalah blok dasar laut (landas menghindari keputusan emosional. kontinen) yang berlokasi di sebelah 2. Diperlukan sinergi antar departemen terkait, timur Pulau Borneo (Kalimantan). lembaga, badan, institusi lain untuk secara Sebagian besar atau seluruh Blok komprehensif mempelajari kasus perbatasan Ambalat berada pada jarak lebih dari 12 maritim ini sebelum memutuskan untuk M dari garis pangkal sehingga termasuk bernegosiasi baik secara bilateral atau dalam rejim hak berdaulat bukan mengirimkan kasus ini ke Mahkamah kedaulatan. Pada kawasan ini telah Internasional. Perlu untuk dipelajari lebih terjadi proses eksplorasi dan eksploitasi lanjut tentang tumpang tindih antara negara sejak tahun 1960an namun belum ada kepulauan dengan negara pantai biasa, jika batas maritim definitif antara Malaysia negara kepulauan berhak untuk menentukan dan Indonesia. Dapat dilihat bahwa garis pangkal kepulauan, dalam menentukan Wilayah ambalat merupakan milik garis baseline yang menjadi dasar penarikan Indonesia berdasrkan Hukum Laut bagi zona-zona maritim, maka jika ada Internasional (UNCLOS), sementara benturan dengan negara pantai yang tidak Malaysia baru menetapkan hukum laut setuju pihak lawannya menggunakan garis dan mengklaim kepemilikan Ambalat pangkal kepulauan, manakah yang lebih tahun 1979. Dengan demikian mereka diutamakan antara hak negara kepulauan secara hukum tidak mempunyai hak untuk menggunakan garis pangkal cukup kuat sebagai bukti kepemilikan kepulauan, dengan ketentuan perbatasan Ambalat. Penentuan garis batas antara ZEE dan landas kontinen yang mengharuskan kedua negara idealnya mengacu pada para pihak menggunakan kesepakatan dan UNCLOS dengan memperhatikan berdasarkan sumber hukum internasional keberadaan konsesi sumberdaya alam untuk mencapai solusi yang adil. (minyak, gas) yang sudah ada di kawasan tersebut sejak tahun 1960an. DAFTAR PUSTAKA 2. Malaysia sebenarnya paham secara Albert W. Koers, Konvensi Perserikatan hukum internasional bahwa Perairan Bangsa-Bangsa Tentang Hukum Ambalat adalah milik Indonesia. Namun Laut, Yogyakarta: Gajah Mada setelah menangnya Malaysia atas University Press, 1994. kepemilikan Sipadan-Ligitan sehingga Albert. W. Koers, Konvensi Perserikatan Malaysia lebih arogan untuk meluaskan Bangsa-Bangsa Tentang Hukum kembali wilayah kedaulatan negaranya. Laut. Yogyakarta: Gadjah Mada Sebagai negara pantai biasa yang di University Pres, 1994. atur dalam (UNCLOS) dinyatakan Anwar Chairul. 1989. Hukum Internasional bahwa Malaysia hanya diperbolehkan Horizon Baru Hukum Laut menarik garis pangkal biasa atau garis Internasional Konvensi Hukum Laut pangkal lurus. 1982, Jakarta: Djambatan, 1989. B. Saran Bedjaoui (ed.), International Law: 1. Akhirnya sebagai saran atas penulisan ini, Achievements and Prospects, perlu suatu peraturan internasional yang Dordrescht: Martinus Nijhoff and lebih jelas dalam memberikan arahan UNESCO, 1991 penentuan penetapan garis perbatasan Boer Mauna Hukum Internasional (delimitasi) maritim khususnya pada negara (Pengertian, Peranan dan Fungsi kepulauan seperti Indonesia dengan negara dalam Era Dinamika Global), pantai agar prinsip yang adildapat lebih Bandung: Alumni, 2008. mudah dicapai. Untuk proses delimitasi Boer Mauna, Hukum Internasional Edisi perbatasan maritim maka diperlukan Kedua, Bandung: PT. Alumni, 2013. pemahaman yang baik dalam hal ilmu

94 Lex Et Societatis Vol. VI/No. 9/Nov/2018

Dr.Boer Mauna, Hukum dan Situasi Perbatasan Indonesia: Internasional(pengertian peranan Ancaman Terhadap Integritas dan fungsi dalam era dinamika Teritorial, Jakarta: Tiga Putra Utama, global, Jakarta: IKAPI, 2000. 2004. Eka Djunarsjah, Survey hidrogafi untuk Suryo Sakti Hadiwijoyo, Perbatasan Negara penetapan bats landas kontinen Dalam Dimensi Hukum Internasional, (hydrographic survey for the Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011. limitation of the continental shelf), T. May Rudy, Hukum Internasional II, Bandung: UNPAD Journal of Bandung: Refika Aditama, 2006. International Law, 2004. Undang-undang No. 43 tahun 2008 Tentang Huala Adolf, Aspek-Aspek Negara Dalam Wilyah Negara Hukum Internasional, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002. I Made Andi Arsana, Batas Maritim Antarnegara: Sebuah Tinjauan Teknis dan Yuridis, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2007. I Wayan Parthiana, Pengantar Hukum Internasional, Bandung: Mandar Maju, 2003. Ivan Shearer sebagaimana dikutip dalam Didik Mohamad Sodik, Hukum Laut Internasional & Pengaturanya di Indonesia, Bandung: Refika Aditama, 2014. J.G.Starke, Pengantar Hukum Internasional I Edisi Kesepuluh, Jakarta: Sinar Grafika, 2009. Mirza Satria Buana, Hukum Internasional Teori dan Praktek, Nusa Media, 2007. Mochtar Kusumaatmadja, Pengantar Hukum Internasional. Jakarta: Binacipta, 1976. P.Joko Subagyo,Hukum Laut Indonesia, Jakarta: Rineka Cipta, 2009. Prof.Dr. Mockhtar Kusumaatmadja, Hukum Hukum Laut, Jakarta: Bima Cipta, 1978. Redaksi Bukune,Undang-undang Dasar 1945 Perubahannya,Jakarta: Bukune, 2010. Retno Windari, Hukum Laut, Zona-Zona Maritime Sesuai UNCLOS 1982 dan Konvensi-Konvensi Bidang Maritim, Jakarta: Badan Koordinasi Keamanan laut,2009. Sefriani.Hukum Internasional, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2016. Simela Victor Muhamad, Batas Wilayah Negara Dalam Perspektif Hukum Internasional, dalam Batas Wilayah

95