Pelestarian Warisan Budaya Bahari: Daya Tarik Kapal Tradisional Sebagai
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
PELESTARIAN WARISAN BUDAYA BAHARI: DAYA TARIK KAPAL TRADISIONAL SEBAGAI KAPAL WISATA Maritime Culture Heritage Preservation: The Attraction of Traditional Boat as Traditional Cruise Roby Ardiwidjaja Pusat Penelitian dan Pengembangan Kepariwisataan, Jl. Medan Merdeka Barat No. 17, Jakarta [email protected] Naskah diterima : 25 Februari 2016 Naskah diperiksa : 1 Maret 2016 Naskah disetujui : 7 Maret 2016 Abstract. Indonesia, where 75% of its territory is covered by the sea, held a significant role both in local and international commerce in the past. Various historical evidences, shipwrecks, as well as the influence and the similarity of maritime culture with other countries reveal that Indonesian people held major role in global maritime culture at the time. However, the maritime culture and life nowadays slowly recedes due to economical factors, limited raw materials, and lack of technology. This paper aims to provide solutions for the problems through the alteration of traditional wooden boat into traditional cruise. The approach used in this research is sustainable development approach through the concept of marine tourism which focuses in making use of traditional boats for both native villagers and tourists to visit the natural and cultural attractions of marine people living in coastal areas and small islands. Hopefully, this article can inspire to support the government repositioning Indonesia maritime area as one of the global maritime axis, in addition to strengthen the efforts to preserve the maritime cultural heritage. Keywords: Tourism, Cultural Heritage, Maritime, Traditional cruise Abstrak. Wilayah Indonesia memiliki luas wilayah kurang lebih 75% berupa laut, memiliki peran penting dalam arus lalu-lintas perdagangan lokal maupun antar negara di masa lalu. Adanya berbagai bukti sejarah, kapal tenggelam, serta pengaruh atau kesamaan budaya bahari dengan negara lain, menunjukkan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa bahari yang hidup di wilayah perairan sebagai poros pelayaran internasional kala itu. Permasalahannya adalah kehidupan akar budaya bahari masyarakat sekarang ini, yang salah satunya berupa aktivitas pelayaran kapal tradisional sebagai bukti budaya bahari, secara perlahan tapi pasti mulai menghilang akibat faktor ekonomi, bahan baku, dan teknologi. Tulisan ini bertujuan memberikan alternatif pemecahan masalah pelestarian budaya bahari bangsa melalui pemanfaatan potensi kapal kayu tradisional sebagai kapal wisata tradisional (traditional cruise). Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan pembangunan berkelanjutan melalui konsep pariwisata bahari dengan fokus pada pemanfaatan kapal tradisional yang tidak saja memberi kemudahan angkutan masyarakat antar pulau, tetapi juga kemudahan kepada wisatawan untuk mengunjungi keanekaragaman alam dan kehidupan keseharian akar budaya bahari masyarakat di kawasan pesisir dan pulau- pulau kecil. Diharapkan tulisan ini dapat menjadi inspirasi dalam mendukung pemerintah memposisikan kembali wilayah perairan Indonesia sebagai poros pelayaran internasional (poros maritim dunia), sekaligus memperkuat upaya pelestarian budaya bahari bangsa. Kata kunci: Pariwisata, Warisan budaya, Bahari, Kapal wisata tradisional 65 KALPATARU, Majalah Arkeologi Vol. 25 No. 1, Mei 2016 (65-74) 1. Pendahuluan mancanegara dari paket wisata kapal pesiar Indonesia sebagai negara kepulauan (cruise). Permasalahan yang dihadapi adalah terbesar di dunia dengan luas lautan mencapai kapal pesiar cruise memiliki karakteristik 5,8 juta km persegi dan panjang garis pantai yang justru kurang memberikan manfaat 81.000 km, memiliki kekuatan sumber daya optimal bagi Indonesia sebagai destinasi kelautan yang luar biasa. Indonesia dengan yang dikunjungi (Brida dan Sandra 2008). potensi ¾ wilayahnya laut, dikenal sebagai Sebagai contoh, kapal cruise dengan negara kepulauan terbesar di dunia yang kapasitas 1.000 sampai 6.000 penumpang memiliki sekitar 17.508 pulau (Pujayanti antara lain akan menghasilkan 2.000 ton 2011: 3). Selain itu, Indonesia dikenal sebagai sampah (solid, liquid dan toxic waste) (US benua keenam dunia dengan sebutan benua EPA 2008). Cruise tersebut memerlukan maritim Indonesia, serta negara yang memiliki pelabuhan standar internasional yang besar, garis pantai terpanjang kedua di dunia. sedangkan waktu dan pengeluaran wisatawan Letaknya yang strategis menjadikan di destinasi sangat terbatas mengingat yang Indonesia memiliki keanekaragaman budaya dijual cruise adalah paket wisata lengkap seperti tinggalan cagar budaya beserta adat (Klein 2003). Permasalahan berikutnya istiadat, kearifan lokal, tradisi dengan 742 yaitu keanekaragaman budaya bahari terkait bahasa dan dialek dari 1.128 suku bangsa pembuatan dan transportasi kapal laut (Biro Pusat Statistik 2012). Di samping itu, tradisional antar pulau kurang dioptimalkan Indonesia juga dikenal sebagai wilayah Marine sehingga semakin sedikit keberadaannya Mega-Biodiversity terbesar di dunia yang kaya (Asmiati, dkk 2012). akan keanekaragaman non-hayati dan hayati Seharusnya Indonesia dengan potensi laut, di antaranya memiliki 8.500 spesies ikan, bahari yang dimiliki, menjadi salah satu 555 spesies rumput laut dan 950 spesies biota negara maritim terbesar di dunia yang yang berasosiasi dengan ekosistem terumbu akar pembangunan dan pendapatan utama karang (Siregar 2015). Bahkan dari berbagai ekonomi negara adalah dari potensi kekayaan data dan informasi dalam dan luar negeri, baharinya. Walaupun diwacanakan sudah sering disebutkan bahwa wilayah perairan sejak satu dekade yang lalu, program Indonesia pada masa lalu sangat strategis dan pembangunan oleh pemerintah masih fokus memiliki peran penting dalam arus lalu-lintas pada pembangunan berbasis darat, dan belum perdagangan baik lokal maupun antar negara. beranjak ke pembangunan yang berbasis Menambah lagi keberadaan tinggalan budaya bahari sesuai dengan karakteristik wilayah bawah air atau disebut benda berharga asal Indonesia yang berbasis laut (Sunoto 2016). temuan kapal tenggelam, telah menambah Padahal bila dilihat dari sejarahnya, bangsa khazanah kekayaan potensi kelautan Indonesia Indonesia pada masa lalu sudah dikenal sebagai (Djalal 2013). bangsa bahari yang juga diakui sebagai pelaut Pemerintah sekarang ini mendorong ulung (Salman, dkk 2011). Artinya, bisa jadi pembangunan pariwisata di daerah wilayah Indonesia sebagai jalur perempatan dengan mencanangkan sasaran 20 juta pelayaran yang sangat ramai pada masa kunjungan wisman pada tahun 2019 (Biro lalu, sudah menggambarkan sebagai poros Analisa Anggaran dan Pelaksanaan APBN maritim internasional. Lebih jauh lagi, Adhuri 2015). Berbagai upaya dilakukan untuk menjelaskan mengenai bukti sejarahnya, yaitu meningkatkan jumlah kunjungan dimaksud, adanya pengaruh budaya Nusantara dalam yang salah satunya adalah mengembangkan bentuk salah satunya hubungan perdagangan wisata bahari melalui segmen wisatawan pelaut kita dengan negara lain yang hingga 66 Pelestarian Warisan Budaya Bahari: Daya Tarik Kapal Tradisional Sebagai Kapal Wisata (Traditional Cruise), Roby Ardiwidjaja saat ini masih dilakukan oleh nelayan dari dapat dimanfaatkan adalah moda transportasi Bugis (Adhuri 2009). laut tradisional sebagai sarana kemudahan Atas dasar kondisi tersebut, maka konektivitas antar destinasi wisata bahari tulisan ini akan membahas masalah pesisir dan pulau-pulau kecil sekaligus menjadi pelestarian (perlindungan, pengembangan daya tarik warisan budaya berupa kapal wisata dan pemanfaatan) budaya bahari terkait moda tradisional (traditional cruise). transportasi kapal laut tradisional. Berdasarkan keanekaragaman dan keunikannya, kapal laut 3. Hasil dan Pembahasan tradisional di Indonesia memiliki peluang 3.1 Isu Strategis yang dapat dikembangkan sebagai kapal Tujuan pembangunan pariwisata wisata/pesiar tradisional yang merupakan berkelanjutan (sustainable tourism develop- bagian keunikan daya tarik wisata bahari, ment) seharusnya dipahami tidak lagi hanya dan sekaligus menjadi alat konektivitas berpusat pada pertumbuhan yang menekankan antar pesisir dan pulau-pulau kecil (P3K) di hasil ekonomi, tetapi berpusat pada rakyat Indonesia. Diharapkan tulisan ini dapat menjadi dengan mengutamakan pelestarian alam inspirasi terobosan pemerataan pembangunan, dan budaya masyarakat (Fletcher 1996: 4). mewujudkan tol laut antar pulau, pertahanan Undang-Undang nomor 10 tahun 2009 wilayah negara kesatuan Republik Indonesia tentang Kepariwisataan, Undang-Undang (NKRI), serta pelestarian industri kapal nomor 11 tahun 2010 tentang Cagar Budaya, tradisional yang sekaligus memperkuat akar serta Deklarasi Pembangunan Berkelanjutan, budaya bahari. menekankan bahwa dalam pemanfaatan sumberdaya alam dan budaya dapat dilakukan 2. Metode dengan tetap menjaga kelestarian dan Guna menumbuhkan kesadaran terhadap memperhatikan prinsip keberlanjutan yang potensi tersebut, maka pemerintah sekarang didasarkan azas manfaat dan lestari, kerakyatan, mencanangkan visi pembangunan ke depan, kesejahteraan, keadilan, kebersamaan, yaitu menjadikan Indonesia sebagai poros keterbukaan, dan keterpaduan. maritim dunia yang tentunya harus melalui Dalam penyelenggaraan pariwisata pendekatan pembangunan yang berbasis berkelanjutan, pemerintah menggalakkan laut (Muhamad 2014). Pembangunan yang pembangunan pariwisata yang berwawasan dimaksud dipastikan tidak akan terwujud lingkungan serta kelestarian sumber daya apabila tidak melalui upaya pelestarian dan alam dan budaya Indonesia. Sebagai negara pengangkatan kembali akar budaya bahari kepulauan yang memiliki keanekaragaman bangsa Indonesia yang sekarang