Vol. 6 No. 2 November 2019 (pp. 193-209) DOI: 10.17509/t.v6i2. 21273 ISSN : 2580-6181 (Print), 2599-2481 (Online) Available online at: https://ejournal.upi.edu/index.php/tarbawy/index

PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN DAN AL- : Kajian Atas Istilah Tarbiyah, Taklim, Tadris, Ta’dib dan Tazkiyah

Ma’zumi, Syihabudin, dan Najmudin

Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Banten *E-mail: [email protected]

Abstract. The purpose of this study is to identify the synthesis of education in the interpretation of thematic studies of terms containing educational connotations. This article is the result of a literary study (literature) about terms that connotes education in al-Qur’an and al-Sunnah, namely tarbiyah, taklim, tadris, ta’dib and tazkiyah. This research is library research, with a content analysis approach. This study concludes that the five terms that connote to education in their contexts describe the concept of education in a whole synthesis, which is in line with the dynamics of humanity as God’s representative on earth. The five terms are identical with the term da’wah and all its connotations, which indicate that education is an accumulation of Islamic da’wah. The results of this study can be used to formulate the vision, mission and goals of all disciplines and at all levels of education, both formal and nonformal.

Keywords: Education, tarbiyah, taklim, tadris, ta’dib, and tazkiyah

Abstrak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi sintesa pendidikan dalam interpretasi kajian tematik istilah-istilah yang tercakup dalam konotasi pendidikan. Artikel ini adalah hasil dari kajian literatur (pustaka) tentang istilah-istilah yang berkonotasi dengan pendidikan dalam al-Qur’an dan al-Sunnah, yaitu tarbiyah, taklim, tadris, ta’dib dan tazkiyah. Jenis penelitian kepustakaan (library research), dengan pendekataan content analysis (kajian isi). Penelitian ini menyimpulkan bahwa kelima istilah yang berkonotasi dengan pendidikan tersebut dalam konteksnya masing-masing mendeskripsikan konsep pendidikan dalam sintesa yang utuh, yang searah dengan dinamika kemanusiaan sebagai wakil Tuhan di muka bumi. Kelima istilah tersebut identik dengan istilah dakwah dan seluruh konotasinya, yang menunjukkan bahwa pendidikan merupakan akumulasi dari dakwah . Hasil dari kajian ini dapat digunakan untuk merumuskan visi, misi dan tujuan dari segala disiplin keilmuan dan pada seluruh jenjang pendidikan, baik formal maupun nonformal.

Kata Kunci: Pendidikan, tarbiyah, taklim, tadris, ta’dib, dan tazkiyah

TARBAWY: Indonesian Journal of Islamic Education – Vol. 6 No. 2 (2019) | 194 Ma’zumi, Shihabudin, dan Najmudin

PENDAHULUAN merdeka yang melahirkan inovasi dan kreativitas tanpa batas. Menjadi hal yang Wahyu pertama, Q.S. al-‘Alaq: 1- sangat penting dan mendasar bagi para 5, mengilustrasikan bahwa Islam adalah muslim untuk memahami konsep anti kebodohan, amti kedzaliman dan pendidikan menurut al-Qur’an dan al- anti monopoli, sebagai musuh utama Sunnah. Konsep dasar yang perlu untuk manusia. Ayat ini menjadi penggerak dikaji berawal dari definisi atau utama dalam mencapai tujuan pengertian pendidikan dengan berbagai pendidikan yaitu membentuk manusia konotasinya yang disandarkan pada Al yang cerdas dan berkarakter Qur’any (pemberdaya alam lingkungannya dan Qur’an dan As Sunnah. Seluruh konotasi mengabdikan diri kepada swt). istilah hamper pendidikan memiliki Ayat inipun membangun harapan untuk kesamaan dengan istilah dakwah Islam mewujudkan masyarakat yang progresif, yang menggunakan istilah tabligh, amar berkontribusi dalam membangun ma’ruf-nahyi munkar, dan mau’idzah. peradaban yang bermartabat. Namun, Sebagaimana diagram di bawah ini: terjadi perdebatan hangat para pakar atau ilmuwan terkait dengan konsep pendidikan. Peran pendidikan untuk melahirkan sebuah generasi tidak bisa dicapai tanpa melalui konsep yang benar. jika kita menerima teori ilmiah empiris sebagai sebuah paradigma dalam teori pendidikan, berati kita telah meninggalkan konsep metafisika (Abdullah, 2007: 21). Metode ilmiah dalam membangun sebuah teori harus dapat dibuktikan secara empiris untuk dapat dijadikan dasar dalam menyusun sebuah teori termasuk di dalamnya teori pendidikan. Dalam khazanah bahasa Arab, istilah pendidikan secara populer diterjemahkan dengan beberapa istilah, yaitu tarbiyah, ta’lim, tadris, ta’dib, dan tazkiyah. Istilah tarbiyyah adalah istilah yang paling populer dan paling banyak digunakan. Istilah-istilah ini, dengan pendekatan semantik, dikaji dari aspek kebahasaan, aspek penggunaannya secara leksikal dan penggunaannya dalam berbagai konteksnya dalam al-Qur’an al- Sunnah. Bahwa: tarbiyah berkonotasi Pendidikan menjemput ilham dengan nasy’an, tahdzib, khalqiyah, Allah dan menuntun untuk melakukan tamlikiyah; taklim berkonotasi dengan kreatifitas dengan melakukan serang- irsyad, ta’rif, tilawah, tabligh, tadris, dan kaian uji coba, membangun pemikiran talqin; ta’dib berkonotasi dengan imajinatif, sehingga kita menjadi insan tazkiyah dan khalqiyah. Seluruh istilah-

TARBAWY: Indonesian Journal of Islamic Education – Vol. 6 No. 2 (2019) | 195 Pendidikan dalam Perspektif Al-Qur’an dan Al-Sunnah: Kajian Atas Istilah Tarbiyah, Taklim, Tadris, Ta’dib dan Tazkiyah istilah tersebut berkonotasi juga dengan E. Analisis Data istilah-istilah konotasi dakwah. Analisis meliputi penyajian data dan pembahasan dilakukan secara METODE PENELITIAN kualitatif konseptual. Analisis data harus selalu dihubungkan dengan Dalam penelitian ini penulis konteks dan konstruk analisis. menggunakan jenis penelitian kepustaka- Konteks berkaitan dengan hal-hak an (library research), dengan prosedur yang berhubungan dengan struktur penelitian sebagai berikut: karya, sedangkan konstruk berupa A. Pendekatan Penelitian bangunan konsep analisis. Analisis Model pendekataan yang diguna- konten kajian kualitatif dengan ranah kan dalam penelitian ini adalah content konseptual. dimulai dengan membaca, analysis (kajian isi), bersifat analisis mencatat (mengumpulkan data), pembahasan yang mendalam terhadap menidentifikasi, menyusunnya dalam isi suatu informasi tertulis atau satuan-satuan sesuai urutan pola tercetak dalam karya-karya para Ahli berpikir, kemudian menganalisis Pendidikan. hingga pada kesimpulan.

B. Sumber Data HASIL PENELITIAN DAN 1. Sumber data primer, diperoleh PEMBAHASAN langsung dari karya-karya para

Ahli Pendidikan. A. Tarbiyyah 2. Sumber data sekunder, diperoleh Dalam literatur-literatur berbaha- buku-buku yang mendukung sa Arab kata tarbiyah mempunyai banyak penulis untuk melengkapi isi definisi yang intinya yaitu mengacu serta interpretasi dari al-Qur an ’ pada proses pengembangan potensi yang dan al-Sunnah dianugrahkan pada manusia. Definisi- definisi itu antara lain sebagai berikut: C. Fokus penelitian Tarbiyyah adalah proses Fokus dalam penelitian ini adalah pengembangan dan bimbingan jasad, studi karya-karya para Ahli akal dan jiwa yang dilakukan secara Pendidikan. berkelanjutan sehingga mutarabbi (anak didik) bisa dewasa dan mandiri untuk D. Teknik Pengumpulan Data hidup di tengah masyarakat (Thabary, Pengumpulan data dengan 1988): 67). Tarbiyyah menghimpun pemikiran para ahli adalah kegiatan yang disertai dengan penuh kasih sayang, Pendidikan tentang tarbiyah, ta lim, ’ kelembutan hati, perhatian bijak dan tadris, ta’dib, dan tazkiyah. untuk menyenangkan; tidak membosankan (al- memahami data-data tersebut dapat Maraghy, al-Maraghy, juz V, digunakan teknik content analysis (Beirut: Daar al-Fikr, 1871: 34). dalam perspekti al-Qur’an dan al- a. Tarbiyyah adalah mendidik anak Sunnah. melalui penyampaian ilmu, menggunakan metode yang mudah diterima sehingga ia dapat

TARBAWY: Indonesian Journal of Islamic Education – Vol. 6 No. 2 (2019) | 196 Ma’zumi, Shihabudin, dan Najmudin

mengamalkannya dalam kehidupan salah satu konsep pendidikan Islam yang sehari-hari (al-Ashqalany, 2010: penting. Menurut Al-Attas (Naquib, : 65), 243). secara semantik istilah tarbiyyah tidak b. Tarbiyyah adalah yang mencakup tepat dan tidak memadai untuk pengembangan, pemeliharaan, membawakan konsep pendidikan dalam penjagaan, pengurusan, penyam- pengertian Islam, sebagaimana dipapar- paian ilmu, pemberian petunjuk, kan, bahwa: Istilah tarbiyyah yang dipahami dalam pengertian pendidikan bimbingan, penyempurnaan dan sebagaimana dipergunakam di masa kini, perasaan memiliki terhadap anak tidak secara alami mengandung unsur- didik (Al-Maraghy, 97). unsur esensial pengetahuan, intelegensi Para ahli memberikan definisi dan kebajikan yang pada hakikatnya tarbiyah, bila diidentikkan dengan al-rabb merupakan unsur-unsur pendidikan yang adalah sebagai berikut: sebenarnya. Jika sekiranya dikatakan a. Menurut al-Quturbi, bahwa; arti ar- bahwa suatu makna yang berhubungan rabb adalah pemilik, tuan, maha dengan pengetahuan disusupkan dalam memperbaiki, yang maha pengatur, konsep rabba, maka makna tersebut yang maha mengubah, dan yang mengacu pada pemilikan pengetahuan maha menunaikan (al-Qurthuby, (penulis: pada aspek manajerial) dan tth: 15). bukan penanamannya. Konsep tarbiyyah b. Menurut Louis al-Ma’luf ar-rabb merupakan proses mengurus dan berarti tuan, pemilik, memperbaiki, mengatur supaya perjalanan kehidupan perawatan, tambah, dan mengum- berjalan dengan lancar. pulkan (Ma’luf, 1960: 6). Kata al-rabb juga berasal dari kata tarbiyyah yang berarti mengantarkan Menurut Fahru Razi, ar-rabb merupakan fonem yang seakar dengan sesuatu kepada kesempurnaan secara al-tarbiyah yang mempunai arti at- bertahap, sebagaimana Q.S. al Syu’ara: 18, tanwiyah yang berarti (pertumbuhan dan “Fir’aun menjawab: “Bukankah kami telah perkemba-ngan) (al-Razi, t.th: 12). mengasuhmu di antara (keluarga) kami, waktu c. Al-Jauhari yang dikutip oleh al- kamu masih kanak-kanak dan kamu tinggal Abrasy memberi arti kata tarbiyah bersama kami beberapa tahun dari umurmu”. dengan rabban dan rabba dengan Ini menegaskan pada proses pengasuhan memberi makan, memelihara dan atau membesarkan. Proses tarbiyah tidak mengasuh (Zuhairini, 1950: 17). mencakup langsung keterlibatan ilmu sebagai aspek penting dalam pendidikan.

Proses pengembangan (penumbuhan) Dari pandangan beberapa pakar diri sebagai pengembangan yang bersifat tafsir tersebut, kata dasar ar-rabb, materi, pada dimensi biologis mempunyai arti yang luas antara lain; (meterialistik) dan bersifat kuantitatif memiliki, menguasai, mengatur, meme- (aturan, fasilitas dan kondisi). lihara, memberi makan, menumbuhkan, mengembangkan dan berarti pula memanaje1. Konsep tarbiyyah merupakan pemilik, dan pengatur. Demikian pula sebagaimana dalam QS. al-Isra’ ayat 24 “Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan 1 Q.S. al-Fatihah: 2, bahwa Allah itu penuh kesayangan dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, Rabb semesta alam, yaitu sebagai pencipta, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka penjaga, yang mengadakan fasilitas hidup, berdua Telah mentarbiyah Aku waktu kecil”.

TARBAWY: Indonesian Journal of Islamic Education – Vol. 6 No. 2 (2019) | 197 Pendidikan dalam Perspektif Al-Qur’an dan Al-Sunnah: Kajian Atas Istilah Tarbiyah, Taklim, Tadris, Ta’dib dan Tazkiyah

B. Taklim a. Abdul Fatah Jalal, mendefinisi-kan Taklim berasal dari akar kata taklim sebagai proses pemberi ,pengetahuan, pemaha-man ( ّيعلم) yu‘allimu ,( ّعلم) allama‘ Yu’allimu diartikan pengertian, tanggung jawab, dan .(تعليم) dan ta’lim dengan mengajarkan, dan ta’lim artinya penanaman amanah,…. taklim pengajaran (instruction; teach-of). M. Thalib menyangkut aspek pengetahuan mengatakan bahwa ta’lim memiliki arti memberitahukan sesuatu kepada sese- dan keterampilan yang dibutuhkan orang yang belum tahu (Thalib, 1996: seseorang dalam hidup serta 16). pedoman perilaku yang baik. Taklim merupakan proses yang Dan mu’allim atau pengajar yang terus menerus diusahakan berarti orang yang melakukan penga- semenjak dilahirkan, sebab jaran.2 Sebagaimana hadits nabi Muham- mad SAW.: manusia dilahirkan tidak mengetahui apa-apa, tetapi dia dibekali dengan berbagai potensi اعلموا بطاعة هللا واتقوا معا صى هللا yang memper-siapkannya untuk ومروا اوالدكم بامتثال اال وامر, واجتناب meraih dan memahami ilmu pengetahuan serta النوا هى, فذ لك وقا ية لهم ولكم من النار Artinya: Ajarkanlah mereka untuk ta at “ ’ memanfaatkannya dalam kepada Allah dan takut berbuat maksiat kepada Allah serta suruhlah anak-anak kamu kehidupan (Jalal, 1977: 32). untuk menaati perintah-perintah dan menjauhi b. Menuruit Rasyid Ridho, taklim larangan-larangan. Karena yang demikian itu adalah proses transmisi berbagai akan memelihara mereka dan kamu dari api ilmu pengetahuan pada jiwa neraka” individu tanpa adanya batasan ketentuan tertentu. Definisi ini ُ َّ ْ ُ َّ berpijak pada Firman Allah yang َخ ْي ُرك ْم َم ْن تَعَل َم الق ْر َآن َو َعل َمه ُ berbunyi: Artinya: “sebaik-baik kamu adalah orang yang mempelajari al-Qur’an dan mengajar- َو َعلَّ َم آدَ َ م ْاألس َم َاء ُكلَّ َها ثُ َّم َع َر َض ُه ْم (kannya”. (H.R. al-Bukhary َع َلى ْال َمالئِ َك ِة َف َق َال أَ ْنبِئُونِي بِأَ ْس َم ِاء Taklim secara umum hanya ْ ُ ْ ُ َه ُؤ ِالء إِن كنت ْم َص ِادقِ َين terbatas pada pengajaran (proses transfer ilmu pengetahuan) dan pendidikan Artinya: “ Dan dia mengajarkan kognitif semata-mata (proses dari tidak 3 kepada Adam nama-nama (benda- tahu menjadi tahu). Beberapa ahli benda seluruhnya), kemudian menge- Pendidikan mendefinisikan taklim, mukakannya kepada para malaikat. sebagai berikut: Kemudian Allah berfirman: “Sebutkan- lah kepada-Ku nama-nama itu jka 2 H.R. Thurmudzy dan Darimi dari Abu kamu memang orang-orang yang benar. Umamah al-Bahily ra. (Q.S. al-Baqarah: 31) (Ridho, 1373: .(42 3كنا نعلم اوالدنا مغازي رسول هللا صلى هللا عليه وسلم كما نعلمهم السورة من القرأن Dari perkataan Sa’ad bin waqash, “memberi makna Rasyid Ridho memahami kata anak-anak yang tidak tahu tentang riwayat Rasulullah, diajarkan sehingga menjadi tahu”. ‘allama’ sebagai proses transmisi

TARBAWY: Indonesian Journal of Islamic Education – Vol. 6 No. 2 (2019) | 198 Ma’zumi, Shihabudin, dan Najmudin

yang dilakukan secara bertahap 239, Q.S. al-Maidah: 4 dan Q.S. al- sebagaimana Adam menyaksikan Hujurat: 16. dan menganalisis asma yang Penggunaan kata ‘allama-ta’lim diajarkan Allah kepadanya. taklim juga didapatkan pada hadits-hadits mencakup fase bayi, anak-anak, berikut: remaja, dan orang dewasa…. (Ridho, 1373 H: 42). “Barang siapa yang mengajarkan suatu ilmu c. Naquib al-Attas, maka dia memperoleh pahala orang yang mengartikan taklim dengan mengamalkannya.” (HR. Ibn Majah).

pengajaran. Bila taklim “Diantara amal dan kebaikan yang menyusul disinonimkan dengan tarbiyah, seseorang sesudah matinya adalah: ilmu yang maka taklim mempunyi arti dia ajarkan dan sebarluaskan, …” (HR. Ibn pengenalan tempat segala sesuatu Majah, Baihaqi dan Khuzaimah). dalam sebuah sistem. Menurutnya ada hal yang membedakan antara Sa’ad bin Abu Waqqash r.a berkata: tarbiyah dengan taklim, yaitu ruang lingkup taklim lebih umum ُكـنَّا نُعَ ِـلّ ُم أَ ْوالَدَنَا َمغـ ِاز ْى َر ُس ْو ِل هللاِ َص َّـلى َ daripada tarbiyah, karena tarbiyah هللاُ ع َليـ ِه وسـلَّم َكمـا نُع ِلّمـهم ُّالسـورةَ ِم َـن َ ْ َ َ َ َ َ ُ ُ ُ ْ َ tidak mencakup segi pengetahuan ْ ُ الق ْـر ِآن dan hanya mengacu pada kondisi

eksistensial, yang mengacu pada “Kami mengajar anak-anak kami riwayat segala sesuatu yang bersifat fisik hidup Rasulullah SAW .Seperti kami mental (Naquib, 17). mengajarkan satu surat dari Al Qur’an” d. Menurut Muhammad Athiyah al-

Abrasy, taklim lebih khusus اعملوا بطاعة هللا و اتقوا معاصى هللا و ,dibandingkan dengan tarbiyah مروا اوالدكم بامتثال االوامر, و اجتناب karena taklim hanya merupakan النواهى, فذالك و قاية لهم و لكم من النّار upaya menyiapkan individu dengan “Ajarkanlah mereka untuk ta’at kepada mengacu pada aspek-aspek Allah dan takut berbuat maksiat kepada tertentu saja, sedankan tarbiyah Allah serta suruhlah anak-anak kamu untuk mencakup keseluruhan aspek- menaati perintah-perintah dan menjauhi aspek pendidikan (al-Abrasy, 1968: larangan-larangan. Karena itu akan 32). memelihara mereka dan kamu dari api Beberapa ayat terkait dengan kata neraka ” (HR. Tirmidzi dan Darimi). taklim dalam pengertian instruction antara lain: Q.S. al- Umar ibn Khatab berkata: Jum’ah: 2, Q.S. al-Baqarah: 151, علموا اوالدكم الرماية و الصباحة و مروهم :Q.S. al-Rahman: 1-4, Q.S. Yasin ان يثبوا على الخيل وثبا :Q.S. al-Syu’ara: 49, Q.S. Thaha ,69 71, Q.S. al-Kahfi: 66, Q.S. Yusuf:: 6 dan 37, 68 dan 101, Q.S. al- “Ajarkanlah memanah dan berenang kepada Nisa’: 113, QS. Ali Imran: 17 dan anak-anak kamu, dan suruhlah mereka 48, Q.S. al-Baqarah: 30, 31, 129, melompat keatas kuda dengan sekali lompatan”

TARBAWY: Indonesian Journal of Islamic Education – Vol. 6 No. 2 (2019) | 199 Pendidikan dalam Perspektif Al-Qur’an dan Al-Sunnah: Kajian Atas Istilah Tarbiyah, Taklim, Tadris, Ta’dib dan Tazkiyah

rakhmat, dikerumuni malaikat dan Allah من دخل مسجدنا هذا ليعلّم خيرا او ليتعلّم membanggakan mereka kepada makhluk كان كا المجاهد فى سبيل هللا hidup disisinya (HR. Muslim). “Barang siapa masuk masjid kami ini untuk ” tujuan mengajarkan kebaikan atau untuk Berdasarkan beberapa ayat dan belajar, maka dia bagaikan orang berperang di beberapa hadts tersebut, istilah ta’lim menunjukkan bahwa ilmu yang bisa jalan Allah”( HR. Ibn Majah). untuk dialihkan meliputi semua ilmu Dari Abu Hurairah, Rasulullah bersabda, termasuk diantaranya sihir. Sehingga memang istilah tersebut lebih dekat pada pengajaran bukan pendidikan, karena ما من رجل يعلم ولده القرأن فى الدنيا االّ pendidikan dalam pengertian Islam tentu ّ ّ saja harus mengarah pada manusia yang ّتوج ابوه بتاج فى الجنة يعرفه به اهل الجنة lebih baik, sesuai peran dan fungsinya بتعليم ولده القرأن فى الدنيا “Tidaklah seseorang mengajarkan Al Qur’an menurut al-Qur’an dan al-Sunnah. kepada anaknya di dunia kecuali ayahnya Dalam konsep ta’lim,Allah adalah “Guru” pada hari kiamat dipakaikan mahkota surga. para nabi dan manusia. Menurut Az- Ahli surgamengenalinya dikarenakan dia Zajjaj, taklim merupakan cara Allah mengajari anaknya Al Qur’an di dunia.” mengajarkan para nabi dan umat manusia tentang “ilmu pengetahuan” dan “teknologi”, sebagaimana dipahami تعلّمو القرأن فأقرؤوه ّفان مثل القرأن لمن dalam petikan ayat: “Dan telah Kami نعلّمه و قرأه و قام به كمثل جراب ٍّّمحشو ajarkan kepada Daud membuat baju besi مسكا يفوح ريحه فى ّكل مكان untuk kamu, guna memelihara kamu dalam “Belajarlah Al Qur’an, lalu bacalah. peperanganmu, maka hendaklah kamu Sesungguhnya perumpamaan Al Qur’an bagi bersyukur (kepada Allah)” (Q.S. al-Anbiya: orang yang mempelajari, membaca dan 80). beribadah malam dengannya bagaikan tempat Ilmu pengetahuan menurut Islam yang dipenuhi minyak kesturi yang semerbak merupakan landasan kuat bagi keimanan bau harumnya di setiap tempat” (HR. dan sekaligus pedoman amal dalam Thabrani). meningkatkan kualitas hidup manusia untuk memperoleh ridha Allah SWT. -Konsep taklim secara filosofis dalam al خيركم من تعلّم القرأن و علّمه Qur’an digunakan khusus untuk “Sebaik-baik kamu adalah orang yang menunjukkan ilmu pengetahuan dan mempelajari al-Qur’an dan mengajarkannya” teknologi yang dapat diulang dan ( HR. Bukhari). dikembangkan, sehingga menghasilkan pengaruh ke arah ketinggian spiritaul pada diri muta’allim. Ilmu pengetahuan ما اجتمع قوم فى بيت من بيوت هللا يتعلّمون dan teknologi dapat digali melalui budaya كتاب هللا و يتدارسونه بينهم االّ نزلت عليهم baca dan budaya tulis bukan sekedar – ّ budaya lisan dan menghapal – dan dapat السكينة و غشيتهم الرحمة و حفتهم المالئكة dikembangkan dengan semangat kritis وذكرهم هللا فيمن عنده “Sekelompok masyarakat tidak berkumpul di intelectual curiosity dan kekuatan creative masjid mempelajari kitab Allah dan imagination melalui aktifitas intidzar (Q.S. bertadarrus diantara mereka, kecuali turun al-‘Alaq: 1-5). Proses pendidikan dalam kepada mereka ketenangan, mereka diliputi

TARBAWY: Indonesian Journal of Islamic Education – Vol. 6 No. 2 (2019) | 200 Ma’zumi, Shihabudin, dan Najmudin kansep taklim tidak dapat berdiri sendiri. membebaskan diri dari segala perbuatan Ia merupakan rangkaian dari aktivitas keji dan munkar sambil menghiasi diri tilawah, ta’lim, dan tazkiyah, sebagaimana dengan sifat-sifat terpuji sehingga informasi Allah berikut: terpancar pesona pribadi insan yang adiluhung; sedangkan ishlah berupa “Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka keberanian menegakkan amar ma’rif nahi seorang Rasul dari kalangan mereka, yang munkar, terpanggil untuk membebaskan akan membacakan kepada mereka ayat-ayat masyarakat dari segala penyakit sosial, Engkau, dan mengajarkan kepada mereka al- memelihara ukhuwah islamiyah, peka Kitab (al-Qur’an) dan Hikmah (as-Sunnah) dan memiliki komitmen untuk senantiasa serta mensucikan mereka. Sesungguhnya memihak kepada si tertindas dan Engkaulah yang Maha Perkasa lagi Maha sungguh-sungguh mereformasi tatanan Bijaksana.” (Q.S. al-Baqarah: 129). sosial-ekonomi-politik yang tak berkeadilan. Proses ta’lim ini dapat ditarik Secara peadagogis, aktifitas tilawah dari makna ayat berikut: adalah membacakan ayat-ayat Allah “Orang-orang yang mengikuti Rasul, secara tartil dan fasih, dengan tujuan Nabi yang ummi, yang (namanya) mereka memberikan kabar gembira (tabsyir) dan dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang peringatan (tanzir), serta mengingatkan ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mereka yang lupa (tadzkir/tanbih lil mengerjakan yang ma’ruf dan melarang mereka ghafilin); lalu dilanjutkan dengan aktifitas dari mengerjakan yang munkar dan ta’lim, yakni menjelaskan esensi menghalalkan bagi mereka segala yang baik kandungan al-Qur’an dan al-Sunnah dan mengharamkan bagi mereka segala yang tentang halal-haram dengan segala buruk dan melepaskan dari mereka beban- konseksewensi yang melekat, yang halal beban dan belenggu-belengguyang ada pada dengan kemaslahatannya dan yang haram mereka. Maka orang-orang yang beriman dengan segala kemafsadatan yang kepadanya, memuliakannya, menolongnya dan ditimbulkannya; menafsirkan informasi mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan secara kreatif dan produktif. kepadanya (al-Qur’an), mereka itulah orang- Makna tilawah ini sebangun orang yang beruntung.” (Q.S. al-A’raf: 157) . dengan makna tabligh (menyampaikan suatu informasi secara transparan, Rasa ingin tahu dan pencarian terbuka, dan lugas); sedangkan makna kebenaran itu dilakukan melalui ta’lim sebagun dengan makna tabyin, eksplorasi dan ekspresi sensoris (panca sebagaimana firman Allah: indra) secara konstan. Tugas pendidik “Kami tidak mengutus seorang Rasul pun, adalah membantu anak dalam melainkan dengan bahasa kaumnya, supaya ia merekonstruksi pengetahuan baru dapat memberi penjelasan dengan terang dengan memanfaatkan pengalaman dan kepada mereka…” (Q.S. Ibrahim: 4). pengetahuan awal yang telah dimilikinya. Proses ta’lim atau tabyin tersebut Pendidik melatih kognitif anak diharapkan berpengaruh pada jiwa para merumuskan gagasan menjadi konsep pembelajar. Mereka dapat bertindak yang lebih sistematis, logis, dan rasional. sesuai pengetahuan mereka tentang C. Tadris halal-haram, dengan kesadaran tazkiyah (internalisasi nilai) dan ishalah (eksternalisasi nilai). Tazkiyah berarti

TARBAWY: Indonesian Journal of Islamic Education – Vol. 6 No. 2 (2019) | 201 Pendidikan dalam Perspektif Al-Qur’an dan Al-Sunnah: Kajian Atas Istilah Tarbiyah, Taklim, Tadris, Ta’dib dan Tazkiyah

Tadris dari akar kata daras – darras, bertujuan agar materi yang dibacakan artinya pengajaran, adalah upaya atau disampaikan itu mudah dihapal dan menyiapkan (mutadaris) agar dapat diingat. Ia merupakan kegiatan pewarisan membaca, mempelajari dan mengakaji kepada murid dari para leluhurnya. sendiri, yang dilakukan dengan cara a. Kegiatan dalam tadris tidak sekedar mudarris membacakan, menyebutkan membacakan tau menyebutkan berulang-ulang dan bergiliran, materi, tetapi juga disertai dengan menjelaskan, mengungkapkan dan mempelajari, mengungkap, mendiskusikan makna yang terkandung menjelaskan, dan mendiskusikan didalamnya sehingga mutadrris isi dan maknanya. mengetahui, mengingat, memahami, b. Tadris adalah suatu upaya serta mengamalkannya dalam kehidupan menjadikan dan membelajarkan sehari-hari dengan tujuan mencari ridho murid (mutadarris) supaya mau Allah (definisi secara luas dan formal). membaca, mempelajari, dan Al-Juzairi memakai tadarrsu dengan membaca dan menjamin agar tidak lupa, mengakaji sendiri. berlatih dan menjamin sesuatu. Menurut c. Dalam tadris, seorang murid Rusiadi dalam tadris tersirat adanya (mutadarris) diharapkan mengetahui mudarris. Mudarris berasal dari kata dan memahami benar yang darasa-yadrusu-darsan-durusan-dirasatan disampaikan oleh mudarris (guru) yang artinya terhapus, hilang bekasnya, serta dapat mengamalkan di dalam mengahapus, melatih dan mempelajar. kehidupan sehari-hari. Artinya guru adalah orang yang berusaha d. Tadris dilakukan dengan niat mencerdaskan peserta didiknya, beribadah kepada Allah SWT dan menghilangkan ketidaktahuan atau mendapat ridhaNya. memberantas kebodoha, serta melatih e. Kegiatan belajar dalam tadris bisa keterampilan peserta didik sesuai dengan berlangsung dengan cara saling bakat dan minatnya. 4 Mudarris adalah bergantian atau bergilirian, yaitu orang yang memiliki kepekaan intelektual sebagian membaca sebagian dan informasi serta memperbaruhi lainnya memperhatikan dengan pengetahuan dan keahliannya secara berkelanjutan, dan berusaha saing mengoreksi, emmbenarkan mencerdaskan peserta didiknya, kesalahan lafal yang dibaca memberantas kebodohan mereka, serta sehingga terhindar dari kekeliruan melatih keterampilan sesuai dengan dan lupa. bakat, minat, dan kemampuannya5 f. Tadris menunjukan kegiatan yang Tadris adalah suatu bentuk terjadi pada diri manusia dalam arti kegiatan yang dilakukan oleh mudarris yang umum. untuk membacakan dan menyebutkan Tadris merupakan taklim secra suatu kepada mutadarris (murid) dengan mendalam dan dengan kajina khusus Al- berulang-ulang dan sering. Tadris Kitab. Makna kata tadris dapat kita baca dalam pertikan firman Allah berikut:

4 Rusiadi, Metodologi Pembelajaran Agama “Adakah kamu kamu mempunyai sebuah Islam, Cet. Ke II, (Jakarta: Sedaun, 2012), hal. 13 kitab (yang diturunkan Allah) yang kamu 5 Yayan Ridwan, Ilmu Pendidikan Islam, Cet. Ke I, (Jakarta: Sedaun, 2011), 65 membacanya?” (Q.S. al-Qalam: 37)

TARBAWY: Indonesian Journal of Islamic Education – Vol. 6 No. 2 (2019) | 202 Ma’zumi, Shihabudin, dan Najmudin

“Dan Kami tidak pernah memberikan dipercaya guru besar), dan Mufid kepada mereka kitab-kitab yang mereka (mahasiswa reguler yang dipercaya syeikh baca…” (Q.S. Saba’: 44) membantu mahasiswa pemula) dan Muthalib (mahasiswa) (Asari, 1994: 39), Hendaklah kamu menjadi orang-orang “ yang memiliki perlengkapan akademis , karena kamu selalu mengajarkan al- tingkat tinggi (Tim Dosen, 2019: 52), Kitab dan disebabkan kamu tetap mempertahankan kelangsungan hidup- mempelajarinya.” (Q.S. Ali Imran: 79) nya dan meraik sukses (Buzan, 2005: Kata tadris berkonotasi pada 130). proses mempelajari al-Kitab (atau al- Qur’an). Kata ini telah diserap dalam D. Ta’dib khazanah bahasa dan budaya bangsa ,(أدّب) dengan istilah ngeder’s, atau tadarusan. Ta’dib berasal dari kata addaba biasa ,(تأديب) dan ta’dib (يأدّب) Ngeder’s itu belajar dengan cara yuaddibu mengulang, menghapal, dan melestarikan diartikan dengan ‘allama atau mendidik. diterjemahkan oleh Ibnu (أدّب ) ide, nilai, dan ajaran yang bersifat absolut. Addaba Tempat untuk mempelajari kitab suci Al- Manzhur merupakan padanan kata allama Qur’an itu disebut madrasah. Dari sisi dan oleh Azzat dikatakan sebagai cara bahasa Arab, madrasah adalah bentuk Tuhan mengajar Nabi-Nya, sehingga Al- isim makan dari kata tadris yang berarti Attas mengatakan bahwa kata addaba tempat ngeders. Meskipun demikian, (ta’dib) mendapatkan rekanan penggunaan kata madrasah di Indonesia konseptualnya di dalam istilah ta’lim. Al- sama sekali berbeda dengan Attas memaknai pendidikan dari hadith, penggunaannya dalam tradisi Islam أَدَّبَنِى َربِّى اَ ْح َس َن تَأْ ِد ْيـبِى ,klasik. Dalam bahasa Indonesia modern madrasah menunjuk pada lembaga pendidikan dasar dan menengah orang “Tuhanku (Allah) telah mendidikku dengan Islam untuk mempelajari bahasa Arab pendidikan yang terbaik”6 dan isi kandungan al-Qur’an serta ilmu keislaman lainnya secara klasikal. Dalam Selanjutnya Al Attas menyam- sejarah keemasan Islam klasik, madrasah paikan(Al-Attas, 61), ”Dalam pende- merujuk pada suatu institusi pendidikan finisian kita tentang ’makna’, kita katakan tinggi yang secara luas mulai dikenal bahwa ’makna’ adalah pengenalan sejak abad ke-5/11, seperti Madrasah tempat segala sesuatu dalam sebuat Nidzamiyah. Madrasah juga berarti sistem. Karena pengetahuan terdiri dari madzhab (aliran pemahaman keagamaan sampainya, baik dalam arti hushul dan tertentu), yang kemudian diajarkan di wushul, makna di dalam dan oleh jiwa, maka kita definisikan pengetahuan madrasah. Madrasah pada umumnya ’ ’ sebagai pengenalan tempat-tempat yang menganut madzhab tertentu para tepat dari segala sesuatu di dalam pendirinya, khususnya dalam madzhab penciptaan sedemikian rupa, sehingga syafi’i. Pendidik di madrasah – hal ini membawa kepada pengenalan Perguruan Tinggi Ilmu Hukum – itu tentang tempat yang tepat dari Tuhan disebut Mudarris, meliputi: Syaikh (guru dalam tatanan wujud dan keperiadaan. besar), Naib (asisten dosen dengan kualifikasi setara guru besar), Mu id ’ 6 Lihat Jami’ al-Ahadits wa al-Marasil, (mahasiswa pascasarjana senior yang nomor 780-781

TARBAWY: Indonesian Journal of Islamic Education – Vol. 6 No. 2 (2019) | 203 Pendidikan dalam Perspektif Al-Qur’an dan Al-Sunnah: Kajian Atas Istilah Tarbiyah, Taklim, Tadris, Ta’dib dan Tazkiyah

َح َم َـالةَ ْالقُ ْـر ِآن فِى ِظ ِّـل َع ْـر ِش هللاِ يَ ْـو َم الَ Agar pengetahuan bisa dijadikan ظ َّـل إالَّ ظلُّـهُ مع أَ ْنبـيآئـه وأ َصفـيآئـه pengetahuan’, kita masukkan unsur’ ِ ِ ِ َ َ ِ َ ِ ِ َ ْ ِ َ ِ ِ ,dasar pengakuan di dalam pengenalan dan kita definisikan kandungan “Didiklah anak-anakmu dalam tiga hal: pendidikan ini sebagai pengenalan dan mencintai Nabimu, mencintai keluarga nabi, pengakuan tempat-tempat yang tepat dan membaca Al Qur’an. Maka sesungguhnya dari segala sesuatu di dalam keteraturan yang membaca Al Qur’an berada dalam penciptaan sedemikian rupa, sehingga naungan Nya, bersama para Nabi dan orang- hal ini membimbing ke arah pengenalan orang Suci” dan pengakuan tempat-tempat Tuhan Istilah ta’dib dalam tradisi arab yang tepat dalam tatanan wujud dan dikaitkan dengan kemuliaan dan kepriadaan. Kemudian kita definisikan ketinggian pribadi seseorang. Sebagai- pendidikan, termasuk pula proses mana hadits-hadits berikut: أدّبوا اوالدكم و احسنوا ادابهم pendidikan, sebagai pengenalan dan pengakuan yang secara berangsur-angsur “Didiklah anak-anak kamu dengan ditanamkan dalam manusia tentang pendidikan yang baik” (H.R. Ibn Majjah) tempat-tempat yang tepat dari segala علموا اوالدكم و أهليكم الخير و sesuatu di dalam tatanan penciptaan أدبوهم sedemikian rupa, ini membimbing ke arah pengenalan dan pengakuan tempat “Ajarkanlah kebaikan kepada anak-anak Tuhan yang tepat di dalam tatanan kamu dan didiklah mereka” wujud dan keperiadaan.” ألن يؤدّب الرجل ولده خير من ان يتصدق Al-Attas, mengartikan kata addaba بصاع (secara generik (Penulis: kekhasan (أدّب) adalah undangan kepada suatu perja- “Seorang yang mendidik anaknya itu lebih muan (al-Attas, 57). Pengunaan ta’dib baik daripada bersedekah satu sha” lebih cocok untuk pendidikan islam, اكرما اوالدكم و احسنوا ادا بهم .konsep inilah yan diajarkan oleh Rasul Ta’dib berarti pengenalan, bimbingan, “Muliakan anak-anak kalian dengan adab pengakuan yang secara berangsur-angsur yang baik” من ّحق الولد على الوالد أن يحسن ادبه و ditanamkan kepada manusia tentang يحسن اسمه ,segala sesuatu dalam tatanan penciptaan sehingga membimbing kearah kesopanan, “Diantara yang menjadi hak seorang anak keramahan, kehalusan budi pekerti , dan atas orang tuanya adalah memperbagus ketaatan terhadap kekuasaan dan adabnya dan menamakannya dengan nama keagunggan Allah. Konsep ta’dib yang yang baik” ما نحل والد ولدا افضل من ادب حسن digagas al-Attas ini adalah konsep pendidikan Islam yang integratif (al- “Tidak ada suatu pemberian yang lebih utama Attas, 1987: 90). yang diberikan oleh seorang ayah kepada Abdullah Nasih Ulwan (1994: anaknya, kecuali adab yang baik” 200), mengambil hadits yang diri- الغالم ّيعـق عنه يوم السـابع, و ّيسمى و .wayatkan oleh Thabrani dari Ali r.a يـماط عنه األذى فاذا بلـغ ّست سنـين أدّب, untuk menjadi dasar penting terhadap pendidikan al-Qur’an untuk anak, bahwa و اذا بلغ تسع سنـين عـزل عن فـراشه , فاذا :Rasulullah bersabda بلـغ عشرة سنة ضرب على الصالة و أَ ِدّبُ ْـوا أَ ْوالَدَ ُك ْم َع َـلى ثَالَ ِث ِح َص ٍّـال: ُح ِّب الصوم, فاذا بلغ ّست عشرة سنة ّزوجه ابوه, نَبِـيِّ ُك ْم َو ُح ِّب ِآل بَ ْيـتِ ِه, َوتِـالَ َو ِت اْلقُ ْـر ِآن. َفإِ َّن

TARBAWY: Indonesian Journal of Islamic Education – Vol. 6 No. 2 (2019) | 204 Ma’zumi, Shihabudin, dan Najmudin

Dapat disimpulkan, konsep ta’dib ّثم أخذ بيده و قال قد أدّبتك و علّمتك و adalah konsep pendidilan yang bertujuan أنكحتك, اعوذ باهلل من فـتـنـتك فى الـدنيـا و menghasilkan individu beradab, yang عذابـها فـى االخرة “Seorang anak diselamati pada hari ketujuh mampu melihat segala perseolan dengan dari kelahirannya, diberi nama dan teropong worldview Islam. dihilangkan penyakitnya (dicukur rambutnya). Mengintengrasikan ilmu-ilmu sains dan Jika sudah menginjak usia enam tahun, maka humaniora dengan ilmu syariah. ia diberi pendidikan. Jika sudah menginjak Sehingga apapun profesi dan keahliannya, usia sembilan tahun, maka ia dipisahkan syariah dan worldview Islam tetap merasuk tempat tidurnya. Jika sudah menginjak usia dalam dirinya sebagai parameter utama. tigabelas tahun maka ia harus dipukul bila Individu-individu yang demikian ini tidak mau mengerjakan sholat dan puasa. adalah manusia pembentuk peradaban Dan jika telah menginjak enambelas tahun, Islam yang bermartabat. Dalam tataran maka ayahnya boleh mengawinkan, lalu praktis, konsep ini memerlukan proses memegang anaknya itu dengan tangannya dan Islamisasi pengetahuan terlebih dahulu. berkata padanya:’Aku telah mendidikmu, mengajarmu dan mengawinkanmu’. Aku Karena, untuk mencapai tujuan utama berlindung kepada Allah dari fitnah (yang konsep pendidikan ini, ilmu-ilmu tidak disebabkan ulah)mu di dunia dan dari adzab hanya perlu diintegrasikan akan tetapi, yang (disebabkan) fitnah itu di akhirat” ilmu yang berparadigma sekuler harus diislamkan basis filosofinya. Menurutnya, “para pendidik Konsep ta’dib dalam pendidikan terutama ayah dan ibu, mempunyai menjadi sangat penting mengingat tanggung jawab besar dalam mendidik semakin terlihatnya gejala keruntuhan anak dengan kebaikan dan dasar-dasar akhlak di kalangan umat Islam bukan moral. Mereka bertanggung jawab untuk dikarenakan mereka tidak mempunyai mendidik anak-anak sejak kecil untuk ilmu pengetahuan, tetapi karena mereka berlaku benar, dapat dipercaya, telah kehilangan adab. Tindak kejahatan, istiqomah, … (Ulwan, 1994: 189). korupsi, penyalahgunaan kekuasaan, Konsep ta’dib adalah konsep pembunuhan dan hal lain justru banyak pendidikan Islam yang komprensif, dilakukan oleh pihak-pihak yang karena aspek-aspek ilmu dan proses mengenyam proses pendidikan. Proses pencapaiannya mesti dicapai dengan bertambahnya ilmu pengetahuan seakan- pendekatan tauhid dan objek-objeknya akan tidak berbanding lurus bahkan tidak diteropong dengan pandangan hidup berhubungan dengan peningkatan akhlak Islami (worldview isalm)(Al- Attas, 1995: 2). yang mulia atau keimanan para mudarist. Pendekatan tauhid adalah pendekatan yang tidak dikotomis(Guttenplan, t.th.: E. Tazkiyah 5-7) dalam melihat realita. Menurut al- Attas, pendidikan Islam bukanlah seperti Secara bahasa, tazkiyah berasal dari pelatihan yang akan menghasilkan kata zakka-yuzzaki-tazkiyah yang berarti spesialis. Melainkan proses yang akan pembersihan, penyucian atau pemurnian النماء menghasilkan individu baik (insan abadi), (Hawwa, 1999: 2); dan berarti yaitu tumbuh, berkah والبركة وزيادة الخير yang akan menguasai berbagai bidang studi secara integral dan koheren yang dan bertambah baik. Tazkiyah dalam arti mencerminkan pandangan hidup islam pertama adalah membersihkan dan (Wan Daud, 186).

TARBAWY: Indonesian Journal of Islamic Education – Vol. 6 No. 2 (2019) | 205 Pendidikan dalam Perspektif Al-Qur’an dan Al-Sunnah: Kajian Atas Istilah Tarbiyah, Taklim, Tadris, Ta’dib dan Tazkiyah mensucikan jiwa dari sifat-sifat tercela, memperhatikan hal-hal spritual yang sedangkan arti yang kedua, adalah serupa dengan hal-hal material yang menumbuhkan dan memperbaiki jiwa digunakan Allah bersumpah itu dengan sifat- sifat terpuji. Dengan (Shihab, 2002: 301). demikian tazkiyah tidak saja terbatas Lebih rinci lagi menurut Sayyid pada pembersihan dan penyucian diri, Qutub, tazkiyatun adalah mem- tetapi juga meliputi pembinaan dan bersihkan jiwa dan perasaan, mensucikan pengembangan diri. amal dan pandangan hidup, mem- Dalam al-Qur’an kata kerja bersihkan kehidupan dan hubungan seks, tazkiyah digunakan sebanyak belas dan membersihkan kehidupan masya- kali. Subjeknya adalah Allah, dan rakat (Qutub, 1967: 3915). objeknya adalah manusia. Kebanya- Al-Ghazali mengartikan tazkiyah kan ayat ini berpesan bahwa rahmat berarti pembersihan diri dari sifat-sifat dan bimbingan Allah-lah yang mensuci- tercela dan imaratun nafs dalam arti kan dan memberkati umat manusia memakmurkan jiwa (pengembangan jiwa) mempunyai peranan penting terhadap dengan sifat-sifat terpuji. Tentang makna hal itu (Chittick, 2002: 84-85). tazkiyatun nafs, para mufassir mempunyai M. Quraish Shihab dalam Tafsir pandangan yang berbeda-beda: Al-Mishbah menafsirkan, setelah Allah a. Tazkiyah dalam arti para rasul berrsumpah dengan sekian banyak hal, mengajarkan manusia, sesuatu Allah berfirman menjelaskan apa yang yang jika dipatuhi, akan menye- hendak ditekankan-Nya dengan sumpah- babkan jiwa mereka tersucikan sumpah di atas, yaitu: Sungguh dengannya (Razi, t.th: 67). telah beruntunglah meraih segala apa b. Tazkiyah dalam arti mensucikan yang diharapkannya siapa yang manusia dari syirik, karena syirik menyucikan dan mengembangkanya itu oleh Al- dipandang dengan mengikuti tuntunan Allah dan sesuatu yang bersifat najis (Al- Rasul serta mengendalikan nafsunya, dan Maraghi, t.th.: 123). sungguh merugilah siapa yang c. Tazkiyah dalam arti mensucikan memendamnya yakni menyembunyi- dari dosa (Al-Maraghi, t.th.: 123). kan kesucian jiwanya dengan mengikuti d. Tazkiyah dalam arti mengangkat rayuan nafsu dan godaan setan, atau manusia dari martabat orang menghalangi jiwa itu mencapai munafik ke martabat mukhlisin kesempurnaan dan kesuciannya dengan (, t.th.: 80). melakukan kedurhakaan serta mengo- torinya (Shihab, 2002: 300). Al-Baqai, Tazkiyah dimaksudkan sebagai cara mendefinisikan bahwa taz-kiyah adalah untuk memperbaiki seseorang dari upaya sungguh-sungguh manusia agar tingkat yang rendah ke tingkat yang lebih matahari kalbunya tidak mengalami tinggi didalam hal sikap, sifat, gerhana, dan bulannya pun tidak kepribadian dan karakter. Semakin sering mengalami hal serupa. Ia harus berusaha manusia melakukan tazkiyah pada agar siangnya tidak keruh dan tidak pula karakter kepribadiannya, semakin Allah kegelapannya bersinambung. Cara membawanya ke tingkat yang lebih meraih hal tersebut adalah

TARBAWY: Indonesian Journal of Islamic Education – Vol. 6 No. 2 (2019) | 206 Ma’zumi, Shihabudin, dan Najmudin tinggi. Perkataan tazkiyatun ersimpul ال يستقيم إيمان عبد حتى يستقيم قلبه وال :pengertian dan gagasan tentang يستقيم حتى يستيم لسانه a. Usaha-usaha yang bersifat pengembangan diri, yaitu usaha Artinya : “Keimanan seseorang mewujudkan potensi- hamba tidak akan lurus sebelum lurus hatinya, potensi manusia menjadi kualit dan hatinya tidak akan lurus sebelum lurus as-kualitas moral yang luhur lisanya” (HR Anas bin Malik).

(akhlakul hasanah); dan b. Komitmen dengan Adab-adab b. Usaha-usaha yang bersifat Pergaulan (Iltizam Bi Adabil ‘Ilaqat) pembersihan diri, yaitu usaha Berinteraksi dengan batasan-batasan menjaga dan memelihara diri dari tertentu baik secara agama maupun kecenderungan immoral (akhlakus budaya. sayyiah) (Effendi, 1991: 5). Salah satu tujuan utama diutusnya Dengan demikian, tazkiyatun na Nabi Muhammad SSAW. adalah untuk fs adalah proses penyucian, pe- membimbing umat manusia dalam ngembangan jiwa manusia, proses rangka membentuk jiwa yang suci (suci pertumbuhan, pembinaan dan pengem- diri dari kemusyrikan dan kekufuran) bangan akhlakul krimah (moralitas yang (lihat Q.S. al-Jumu’ah: 2), dan mulia) dalam diri dan kehidupan manusia. menyucikan diri dari keburukan- Dan dalam proses perkembangan jiwa keburukan amal perbuatan, dengan itu terletak falah (kebahagiaan), yaitu melakukan amal-amal salih. Menurut keberhasilan manusia dalam memberi Ibnu Katsir, tazkiyah bermakna bentuk dan isi pada keluhuran menyucikan dirinya dari dosa, keburukan martabatnya sebagai makhluk yang dan syirik. Keberuntungan dan berakal budi. kesuksesan seseorang, sangat ditentukan Menurut Ibn Taimiyah, tazkiya oleh seberapa jauh ia men-tazkiyah adalah menjadikan sesuatu suci zat, dirinya (al-Thobari, 1420 H: 454). Secara umum aktivitas tazkiya َوالتَّ ْز ِكيَةُ َج ْع ُل ) keyakinan dan fisiknya mengarah pada dua kecenderungan, yaitu ( َّالش ْي ِء َز ِكيًّا: َّإما فِي ذَاتِ ِه َوإِ َّما فِي ِاال ْعتِ َق ِاد َو ْال َخبَ ِر (Taimiyah, 1416: 10). dapat dikatakan membersihkan jiwa dari sifat-sifat tercela, bahwa pribadi yang secara fisik, mental membuang seluruh penyakit hati, keimanan dan kejiwaan yang baik dan menjauhi kesyirikan, dan menghiasi jiwa bersih dari segala kelaliman dan dengan sifat-sifat terpuji.Tazkiyah kesyirikan, maka secara implementatif merupakan misi kerasulan, yaitu upaya perilaku yang nampak sebagai buahnya untuk membersikan jiwa manusia dari adalah: sesuatu yang dapat mengotori tauhid dari a. Lisan yang terkontrol (Dhabat al- keyakinan yang salah, syirik, khurafat, Lisan) bid’ah serta dosa-dosa lainnya yang disebabkan penyimpangan dari jalan Rasulullah menjadikan lurusnya lisan sebagai syarat bagi lurusnya yang lurus. Tazkiyah menjadi role value hati, dan menjadikan lurusnya hati dan ultimate goal pendidikan Islam. sebagai syarat lurusnya iman. Sebagaimana diriwayatkan dari Anas KESIMPULAN bin Malik, Rasulullah SAW bersabda:

TARBAWY: Indonesian Journal of Islamic Education – Vol. 6 No. 2 (2019) | 207 Pendidikan dalam Perspektif Al-Qur’an dan Al-Sunnah: Kajian Atas Istilah Tarbiyah, Taklim, Tadris, Ta’dib dan Tazkiyah

Istilah ta’lim’, ta’dib, tadris, dan tarbiyah menjadi yang “seutuhnya”, sehingga jika ditinjau dari segi penekanannya mampu mengurangi kehidupan ini baik terdapat titik perbedaan antara satu sekarang mampu akan datang dengan dengan lainny, namun apabila dilihat dari baik. unsur kandungannya, terdapat keter- kaitan yang saling mengikat, yakni dalam REFERENSI hal memelihara dan mendidik anak. Dalam ta’lim, titik tekannya adalah Al-Qur’an Al-Karim penyampaian ilmu pengetahuan yang Abdullah, Abdurrahman Saleh, benar, pemahaman, pengertian, tanggung Educational Theory a Quranic jawab dan penanaman amanah kepada Outlook, Terj. anak. ta’lim disini mencakup aspek-aspek Teori-teori Pendidikan Berdasarkan pengetahuan dan keterampilan yang Al-Qur’an. Jakarta: PT Rineke dibutuhkan seseorang dalam hidupnya Cipta, 2007. dan pedoman perilaku yang baik. al-Attas, Muhammad Naquib, Konsep Sedangkan pada tarbiyah, titik tekannya Pendidikan Dalam Islam. Bandung: difokuskan pada bimibangan anak Mizan, 1988 supaya berdaya (punya potensi) dan Tafsir, Ahmad, Ilmu Pendidikan Dalam tumbuh kelengkapan dasarnya serta Perspektif Islam, Bandung: Rosda dapat berkembang secara sempurna. Karya, 1992 Yaitu pengembangan ilmu dalam diri Al-Thabary, Abu Ja’far Muhammad Ibn manusia dan pemupukan akhlak yakni Jaris, Jami’ul Bayan ‘an Ta’wil ayat pengalaman ilmu yang benar dalam al-Qur’an, Beirut: Dar al-Fikr, mendidik pribadi. 1988 Adapun ta’dib, titik tekannya al-Maraghy, Ahmad Musthafa, Tafsir al- adalah pada penguasaan ilmu yang benar Maraghy, juz V, Beirut: Daar al- dalam diri seseorang agar menghasilkan Fikr, 1871 kemantapan amal dan tingkah laku yang al-Ashqalany, Al-Imam al-Hafidz Ibn baik. Tadris, titik tekannya adalah upaya Hajar, Fath al-Barr ala Syarh menyiapkan anak didik tidak hanya ‘ sekedar dalam hal membaca, tetapi juga Shahih al-Bukhary, Penerjemah: disertai dengan investasi inernalisasi Gazirah Abdi Ummah, Jakarta: nilai-nilai moral dan spritual yang Pustaka Azzam, 2010 diemban oleh guru untuk ditransfor- al-Qurthuby, Ibn Abdillah Muhammad masikan kearah pembentukan kepri- bin Ahmad al-Anshary, Tafsir al- badian anak didik, mencerdaskan serta Qurthuby, (al-Qahirah: Durusy, melatih keterampilan, sesuai dengan t.th. bakat, minat, dan kemampuannya. Ma’luf, Louis, al-Munjid fi Lughah, Beirut: Sedangkan tazkiyah menjadi role value dan Daar al-Masyriq, 1960 ultimate goal pendidikan Islam. al-Razi, Fath, Tafsir Fat al-Razy,Teheran: Kelima konsep diatas dalam satu Daar al-Kutub al-Ilmiyah, t.th. kesatuan utuh proses pendidikan Islam. Zuhairini, Metodik Pendidikan Islam, Kelimanya mendasari tujuan, metode, Malang: IAIN Tarbiyah Sunan kurikulum pendidikan, dan manajemenya, Ampel Press, 1950 yang akan menghantarkan anak didik

TARBAWY: Indonesian Journal of Islamic Education – Vol. 6 No. 2 (2019) | 208 Ma’zumi, Shihabudin, dan Najmudin

M. Thalib, Pendidikan Islam Metode 30 T, al-Razi, Imam Fakh r, Tafsir Al-Kabir, Bandung: Irsyad Baitus Salam, cet. III, jilid IV , Beirut: Dar Ihya 1996 Al-Turats Al-Arabi, tth Jalal, Abdul Fatah, Min Ushul al-Tarbiyyah Taimiyah, Ibnu, Majmu al-Fatawa, Saudi fi al-Islam, Mesir: Daar al-Kutuh Arabia: Percetakan Mushaf Raja al-Misriyah, 1977 Fahd, 1416 H Ridho, Rasid, Tafsir al-Mannar, Mesir: Daar al-Mannar, 1373 H. al-Abrasy, M. Athiyah, al-Tarbiyah al-

Islamiyah, Penerjemah: Bustani A. Goni dkk., Jakarta: Bulan Bintang, 1968

Rusiadi, Metodologi Pembelajaran Agama Islam, Cet. Ke II, Jakarta: Sedaun, 2012

Ridwan, Yayan, Ilmu Pendidikan Islam, Cet. Ke I, Jakarta: Sedaun, 2011 Asari, Hasan, Menyingkap Zaman Keemasan Islam, Bandung: Mizan, 1994 Tim Dosen MPK PAI Untirta, Kajian Tematik Peradaban Islam, Serang: Untirta Press, 2019 Buzan, Toni Brain Child: Cara Pintar Membuat Anak Jadi Pintar, Jakarta: Gramedia, 2005 Ulwan, Abdullah Nasih Tarbiyatul Aulad fil Islam, DJamaludin Miri, Jakarta: Pustaka Amani, 1994 Hawwa, Said, Almustakhlash Fii Tazkiyatil Anfus, alih bahasa oleh: Ainur Rafiq Shaleh Tahmid, Mensucikan Jiwa: Konsep Tazkiyatun Nafs Terpadu, Jakarta, Robbani Press, 1999 Chittick, William C. : A short Introduction, diterjemahkan Zaimul, Tasawuf di Mata Kaum Sufi, Bandung, Mizan, 2002 Shihab, M. Quraish, Tafsir Al-Mishbah, Jakarta, Lentera Hati, 2002 Qutub, Sayyid, Tafsir Fi Dzilalil Quran, Bairut Lubnan, Ihya Al-Turats Al-Arabi, 1967

TARBAWY: Indonesian Journal of Islamic Education – Vol. 6 No. 2 (2019) | 209