PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP TAYANGAN INDONESIAN IDOLdi RCTI(Studi Pada Mahasiswa Komunikasi Audio Visual Kelas G 2007 Universitas Muhammadiyah Malang)

Oleh: Saputra Tri Wardana ( 05220079 ) communication science Dibuat: 2009­08­14 , dengan 6 file(s).

Keywords: Persepsi Mahasiswa dan

ABSTRAKSI Penelitian ini didasari atas fenomena hadirnya tayangan jenis reality show Indonesian Idol yang ditayangkan di RCTI mulai tahun 2004 sampai tahun 2008, Indonesian Idol sendiri di pelopori oleh Simon Fuller, Amelia Natasha, Irgi Achmad Fahrezi pada tahun 2004, dan tahun 2008 diteruskan oleh Daniel Manata, Indra Lesmana, Titi DJ, Meuthia Kasim, Indri Barends, Dimas Djayadiningrat, Anang Hermasyah, Jamie Aditya. Di mana Indonesian Idol itu sendiri memiliki produser ekskutif Aurora Maris Indonesian Idol itu sendiri berawal dari penacarian bakat yang diadopsi dari Pop Idol (American Idol dari Inggris) dengan sponsor Fremantle Media yang bekerja sama dengan RCTI dalam ajang Indonesian Idol. Keunikan Indonesian Idol di banding dengan acara lain, sebut saja AFI, KDI, Mamia Show dll, yang hanya menonjolkan hiburan di dalamnya dan tidak mengarah ke segi olah vocal yang berkualitas dan berkompeten di dalamnya. Untuk menjadi “the next Indonesian Idol”/ sebutan sang juara Indonesian Idol. Peserta harus menjalani tahap­tahap penyeleksian dan diawasi oleh juri yang memiliki nama yang besar di dunia tarik suara dan entertaint Maka permasalahan pada penelitian ini adalah bagaimana persepsi mahasiswa terhadap tayangan Indonesian Idol di RCTI. Mengapa tayangan yang memiliki format hampir sama seperti AFI, KDI, Mamia Show dll hanya ramai pada tahun pertama. Sedangkan Indonesian Idol pada tahun pertama sampai tahun seterusnya tetap ada, dan bagaimana persepsi mahasiswa menonton karena ingin benar­benar menikmati suara/vocal dari pesertanya, atau hiburan yang di berikan. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi mahasiswa ilmu komunikasi audio visual kelas G 2007 Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) terhadap tayangan Indonesian Idol di RCTI. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif yaitu menggambarkan suatu fenomena yang ingin diteliti, pertama­tama dengan menggunakan angket penjajakan untuk mengetahui sebuah populasi yang ada, dengan menggunakan metode purposive sampling untuk pengambilan informan sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Teknik pengumpulan data dengan angket yang di berikan kepada mahasiswa ilmu komunikasi audio visual kelas G 2007 UMM. Setelah angket tersebar, peneliti bisa menjaring Informan yang diharapkan. Setelah peneliti mendapatkan informan yang diharapkan, peneliti melakukan wawancara dengan dokumentasi berupa data tertulis yang berasal dari wawancara antara peneliti dengan informan. Dalam teknik penentuan informan, disini peneliti mengambil kriteria informan seperti frekuensi menonton tayangan Indonesian Idol minimal 3­4 kali dan yang paling benar­benar paham dan mengerti tentang acara ini. Teori yang dipakai adalah uses and gratifications atau teori pemakaian dan kepuasan. Teori ini dipilih karena penonton berhak memilih acara yang disukainya atau mereka memilih karena itu dianggap sebagai kebutuhan dan hiburan yang cocok buat mereka konsumsi . Kajian teori ini dipilih karena penonton memiliki persepsi yang berbeda antara satu dengan lain karena rangsangan yang berasal dari indra penglihatan dan pendengaran setelah menonton tayangan Indonesian Idol dan mempersepsikannya. Dan penonton bisa memberikan persepsi masing­ masing secara individu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada dua jawaban, yaitu dalam segi positif dan segi negatif. Dari sisi positif acara ini memang sangat menghibur bagi mahasiswa serta sebagai informasi dalam dunia tarik suara dan dunia hiburan, dan hiburan itu mereka pilih seperti tayangan Indonesian Idol, acara ini benar­benar sangat bagus baik dari segi peserta, presenter juga juri yang ahli dalam bidangnya serta format acara yang berbeda dengan acara yang sama­sama memiliki format reality show dan tata panggung yang berkesan megah dan berwarna, membuat penonton menjadi betah. Acara ini menyajikan informasi dalam bidang tarik suara. Informasi yang di berikan berasal dari juri yang ahli dalam bidang tarik suara. Dan dalam sisi negatifnya acara ini sebenarnya acara yang bisa dikatakan sebagai pemanfaatan media. Dimana peserta yang mengikuti Indonesian Idol hanya mencari popularitas dan ingin menjadi terkenal serta di kenal oleh semua masyarakat. Jadi bisa disimpulkan, bahwa persepsi mahasiswa ilmu komunikasi audio visual kelas G 2007 Universitas Muhammadiyah Malang mempunyai persepsi positif terhadap tayangan Indonesian Idol. Hal ini bisa kita lihat dari sikap, dukungan terhadap tayangan Indonesian Idol dari format acara, pembawa acara, juri, peserta, tata panggung (suara, lampu, warna, pernak­pernik ). Sisi negatif informan terhadap tayangan Indonesian Idol bisa dikatakan tidak ada. Hanya Informan melihat dari peserta yang memanfaatkan media televisi dan ajang Indonesian Idol untuk mencari popularitas.

ABSTRAC The research based on the phenomena of Indonesian Idol reality show programmed in RCTI from 2004 to 2008. Indonesian Idol was pioneered by Simon Fuller, Amelia Natasha, Irgi Achmad Fahrezi at 2004 and at 2008 continued by Daniel Manata, Indra Lesmana, Titi DJ, Meuthia Kasim, Indri Barends, Dimas Djayadiningrat, Anang Hermansyah, Jamie Aditya. Indonesian Idol itself had executive producer Aurora Maris. Indonesian Idol came from talent searching adopted by Pop Idol (American Idol from England) with Fremantle Media cooperated with RCTI in Indonesian Idol program. Indonesian Idol uniqueness compared with another program like AFI, KDI, Mamamia Show, etc which focused entertainment and undirected into quality and competent vocal dimension inside. To be “the next Indonesian Idol”/ the title of Indonesian Idol winner, participants should run selection phases monitored by Jurors who owed big name in vocal and entertainment. The problem in this research were how the student perception to the Indonesian Idol program at RCTI. Why programs with similar format like AFI, KDI, Mamamia show etc only good in the first year, while Indonesian Idol came from the first and the next years, and how the students perception to watch since they really want to enjoy voice/vocal from the participants, or entertainment given. So that the research aimed to find out the perception of audio visual communication science G class 2007 students perception University of Muhammadiyah Malang to the Indonesian Idol program at RCTI. The research used qualitative descriptive research, described a phenomena to be researched, first by using questionnaire to find out a population existed used purposive sampling method to take informers as criteria stated. Data collection technique with questionnaire given to the students of audio visual communication science class G 2007 UMM. After the questionnaire spread, the researcher could get the information needed. After the researcher get expected information, the researcher would do interview documentation data in written shape from the interview between the researcher with informer. In informer consideration, the researcher took informer criteria like frequency in watching Indonesian Idol minimum 3­4 times and really understand the show. Theory used was uses and gratification theory. The theory was chosen since the audiences had rights to choose the show they like or they choose the show because of their needs and the audiences had difference perspective each other since the stimulation came from vision and hearing after watching Indonesian Idol show and making perception of them. The audience could give individual perception. The research showed that there were two answers, in positive and negative. In positive side, the show was really entertained for students and as information at singing world and entertainment, and the entertainment they chose like Indonesian Idol really good whether in participant, presenter and skilful jurors in their dimension and different format which has similar format and spectacular and colorfur stage made the audience like it. The show presented information in singing show. Information given came from skilful Juror in vocals. In its negative side, the show could be stated as media usage, where the participants who followed Indonesian Idol were only look for popularity and became famous, known by all people. So that there could be concluded that Audio Visual Communication students Class G 2007 University of Muhammadiyah Malang had positive perception to the Indonesian Idol. It could be seen from the support of Indonesian Idol whether in format, presenter, juror, participants, stage coreography (sound, lamp, color, accesories). Negative side of informer to the Indonesian Idol could be said nothing. Informer saw from participants perspective which used television media and Indonesian Idol to search popularity.