STRATEGI KOMUNIKASI NEWS ANCHOR DALAM PENYAMPAIAN BERITA

(Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Komunikasi News Anchor dalam Penyampaian Berita dalam Program Acara “Sumut Dalam Berita” di TVRI Sumatera Utara)

SKRIPSI

JEFRI ALDINO

120904130

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2016

Universitas Sumatera Utara STRATEGI KOMUNIKASI NEWS ANCHOR DALAM PENYAMPAIAN BERITA

(Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Komunikasi News Anchor dalam Penyampaian Berita pada Program Acara “Sumut Dalam Berita” di TVRI Sumatera Utara)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Program Strata 1 (S1) pada Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

JEFRI ALDINO

120904130

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2016

Universitas Sumatera Utara UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS SOSIAL DAN ILMU POLITIK

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan oleh:

Nama : JEFRI ALDINO

NIM : 120904130

Departemen : ILMU KOMUNIKASI

Judul : STRATEGI KOMUNIKASI NEWS ANCHOR DALAM PENYAMPAIAN BERITA

(Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Komunikasi News Anchor dalam Penyampaian Berita pada Program Acara “Sumut Dalam Berita” di TVRI Sumatera Utara)

Dosen Pembimbing Ketua Departemen Ilmu Komunikasi

Dra. Dayana Manurung, M.si Dra. Fatma Wardy Lubis, M.A NIP. NIP. 196007281987032002 NIP. 196208281987012001

Dekan FISIP USU

Dr. Muryanto Amin, M.Si NIP. 197409302005011002

Universitas Sumatera Utara HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini diajukan oleh :

Nama : JEFRI ALDINO

NIM : 120904130

Departemen : ILMU KOMUNIKASI

Judul : STRATEGI KOMUNIKASI NEWS ANCHOR DALAM PENYAMPAIAN BERITA

(Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Komunikasi News Anchor dalam Penyampaian Berita pada Program “Acara Sumut Dalam Berita” di TVRI Sumatera Utara)

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Komunikasi pada Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Majelis Penguji

Ketua Penguji : (…………………………..)

Penguji : (…………………………..)

Penguji Utama : (…………………………..)

Ditetapkan di : Medan

Tanggal :

Universitas Sumatera Utara HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, semua sumber baik yang dikutip maupun dirujuk telah saya cantumkan sumbernya dengan benar. Jika dikemudian hari saya terbukti melakukan pelanggaran (plagiat) maka saya bersedia di proses sesuai dengan hukum yang berlaku.

Nama : Jefri Aldino

NIM : 120904130

Tanda tangan :

Tanggal :

Universitas Sumatera Utara HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademik Universitas Sumatera Utara, saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Jefri Aldino

NIM : 120904140

Departemen : Ilmu Komunikasi

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas : Universitas Sumatera Utara

Jenis karya : Skripsi

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada Universitas Sumatera Utara Hak Bebas Royalti Non Eksklusif (Non Exclusive Royalty – Free Rights) atas karya ilmiah saya yang berjudul Strategi Komunikasi News Anchor dalam Penyampaian Berita (Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Komunikasi News Anchor dalam Penyampaian Berita pada Program Acara “Sumut Dalam Berita” di TVRI Sumatera Utara) Dengan Hak Bebas Royalti Non Eksklusif ini Universitas Sumatera Utara berhak menyimpan, mengalih media/format-kan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat dan mempublikasikan tugas akhir saya tanpa meminta izin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Dibuat di : Medan

Pada tanggal : Juli 2016

Yang menyatakan:

(Jefri Aldino)

Universitas Sumatera Utara ABSTRAK

Penelitian ini berjudul Strategi Komunikasi News Anchor dalam Penyampaian Berita. Penelitian ini berfokus pada strategi komunikasi news anchor dalam penyampaian berita pada program acara “Sumut Dalam Berita” di TVRI Sumatera Utara. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi komunikasi news anchor dalam menyampaikan berita, untuk mengetahui hambatan-hambatan apa saja yang terjadi ketika menyampaikan berita, untuk mengetahui cara mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi ketika menyampaikan berita. Penelitian ini menggunakan metodologi penelitian deskriptif kualitatif. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah komunikasi massa, komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal. Informan dalam penelitian ini berjumlah enam (6) orang yaitu news anchor yang bersiaran dalam program acara Sumut Dalam Berita dan produser serta pengarah acara di TVRI Sumatera Utara. Teknik pengumpulan data adalah wawancara mendalam dan observasi terus terang atau tersamar. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa news anchor ketika bersiaran selalu menggunakan strategi komunikasi agar berita atau pesan yang disampaikan dapat tersampaikan dengan baik. Ketika proses siaran sedang berlangsung tentu juga ada hambatan-hambatan yang terjadi misalnya saja hambatan dari dalam diri dan juga hambatan dari luar diri news anchor tersebut. Adapun cara yang dilakukan untuk mengatasi hambatan tersebut adalah dengan cara mempersiapkan dengan baik segala kebutuhan proses bersiaran sebelum on air yang berguna untuk mengatasi segala hambatan-hambatan yang terjadi ketika siaran sedang berlangsung.

Kata Kunci: Strategi Komunikasi, Komunikasi Verbal Nonverbal, News Anchor.

i

Universitas Sumatera Utara ABSTRACT

The title of this research is communication strategy of news anchor to communicate the news. The research is focus at communication strategy of news anchor to communicate the news in TVRI Sumut. It aims to knowing communication strategy of news anchor, to knowing the hindrances and to knowing how to overcome the hindrances. This research applied qualitative descriptive method. Theory which is use in this research are mass communication, verbal communication and nonverbal communication. This research involve six informant which is on duty at sumut dalam berita programs on TVRI Sumut. Data collection is worked through in depth interview and observation. The result can be conclude is while news anchor are on duty, they are always using communication strategy to share the news and the message well. There are hindrances from internal or external news anchor definitely to prepare everything as well when on air is the way how is done.

Key words : communication strategy, Verbal and Nonverbal communication, News anchor

ii

Universitas Sumatera Utara KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkat dan rahmatnya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penelitian skripsi ini berjudul “Strategi Komunikasi News Anchor Dalam Penyampaian Berita (Studi Deskriptif Kualitatif strategi komunikasi News Anchor Dalam Penyampaian Berita Pada Program Acara Sumut Dalam Berita di TVRI Sumatera Utara), merupakan salah- satu persyaratan yang harus dipenuhi untuk menyelesaikan program sarjana Ilmu Komunikasi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sumatera Utara (USU).

Peneliti menyadari bahwa belajar merupakan sebuah proses berkelanjutan yang tak kenal henti hingga akhir hidup. Begitu pun dengan skripsi ini adalah bagian dari proses belajar penulis, oleh karena itu penulis menerima kritik dan saran yang membangun agar skripsi ini menjadi lebih baik.

Peneliti berterima kasih kepada kedua orang tua peneliti, Muhammad Rasyib dan Erli Haslinah yang selalu memberikan dukungan moral maupun materil, kasih sayang, perhatian, semangat, serta doa yang tiada henti-hantinya menemani peneliti sampai saat ini. Terima kasih untuk kedua orang tua yang sangat luar biasa memberikan bimbingan serta semangat kepada peneliti sehingga peneliti menjadi lebih semangat dalam menjalani tantangan hidup. Peneliti juga ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada bunda Putri Elvina dan om Mahyudin yang sudah mendukung peneliti dalam hal materil dan juga moril kepada peneliti selama ini.

Peneliti menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit bagi peneliti bagi peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. Muriyanto Amin M.Si., sebagai Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU.

iii

Universitas Sumatera Utara 2. Ibu Dra. Fatma Wardy Lubis, M.A., sebagai Ketua Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU 3. Ibu Dra. Dayana Manurung, M.Si., sebagai dosen pembimbing yang dengan sabar telah membimbing, meluangkan waktu, selalu menuntun dan mendengarkan keluh kesah peneliti selama proses penyelesaian skripsi ini hingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. 4. Para informan Neza, Keri, Mela, Ripka, Tuty, Fitri yang telah bersedia meluangkan waktu dan berbagi cerita dengan peneliti. 5. Kak Fika, Andra, Tia yang selalu memberikan kasih sayang, perhatian, serta motivasi kepada peneliti selama menimba ilmu di tanah perantauan. 6. Rumah cinta Hendra Aisyah, Danna, Sofyandi, Hendra, Wahyu, Agung yang selalu memberikan dukungan kepada peneliti hingga saat ini. 7. Sahabat-sahabat enam belas terkasih Siti, Inggit, Uye, Serra, Deby, Fira, Dini, Dina, Miko, Kevin yang sudah menjadi bagian dari perjalanan hidup peneliti dan juga sudah memberikan dorongan dan motivasi kepada peneliti baik dalam kondisi susah maupun senang sehingga peneliti semangat dalam menghadapi perjalan hidup setiap hari. 8. Dewi Chonsa yang paling baik, Inka, Januari, Ajeng, Deby, Faisal, Eko, Pandi yang sudah menjadi teman untuk saling bertukar pengetahuan. 9. Kak Maya, Pak Tangkas dan seluruh staf Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU yang telah membantu mengurus administrasi peneliti sejak masa kuliah. 10. Teman-teman TVRI Sumatera utara ibu Mimin, ibu Nury, kak July, kak Feby, kak Ike, ibu Fitri, abang Wahyu, kak Iren, ibu Nuri, kakak Jamilah, pak Haris, ibu Lisa yang sudah menjadi guru dan juga selalu memberikan ilmu yang terbaik kepada peneliti selama ini. 11. Budi, Amir, Arif, Reza, kak Jeli, Yantri, Yuni yang sudah membantu selama ini. 12. Aji, Agung, Dimas, Fadil yang sudah menjadi teman juga selama ini. 13. Ibu tatik, ibu Cempreng, Tami, abang Toyok, kakek Suldi, Yasmin, Jihan yang sudah menjadi tetangga yang baik selama berada di RUMCIN.

iv

Universitas Sumatera Utara Akhir kata, peneliti berharap Allah SWT berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu.

Medan, Juli 2016

Peneliti

Jefri Aldino

v

Universitas Sumatera Utara DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ORISIONALITAS LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ABSTRAK...... i ABSTRACT...... ii KATA PENGANTAR...... iii DAFTAR ISI...... vi DAFTAR GAMBAR...... viii DAFTAR TABEL...... ix DAFTAR LAMPIRAN...... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Konteks Masalah...... 1 1.2. Fokus Masalah...... 6 1.3. Tujuan Penelitian...... 6 1.4. Manfaat Penelitian...... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Paradigma Kajian...... 8 2.2. Kajian Pustaka...... 9 2.2.1 Komunikasi ……………...... 9 2.2.1.1 Strategi Komunikasi...... 11 2.2.2 Komunikasi Verbal……………………...... 16

vi

Universitas Sumatera Utara 2.2.3 Komunikasi Nonverbal...... 19 2.2.4 Komunikasi Massa ...... 33 2.2.4.1 Televisi…...... 33 2.3 Model Teoritik …………………………………………………………. 36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metodologi Penelitian...... 37 3.2. Objek Penelitian...... 38 3.3. Subjek Penelitian...... 38 3.4. Kerangka Analisis...... 39 3.5. Teknik Pengumpulan Data...... 39 3.5.1 Penentuan Informan …………………………………………… 40 3.5.2 Lokasi dan Waktu Penelitian …………………………………… 41 3.5.3 Keabsahan Data ………………………………………………… 41 3.6. Teknik Analisis Data...... 42

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian...... 43 4.1.1. Proses Penelitian...... 43 4.1.2. Deskripsi Informan...... 45 4.1.2.1 Profil Informan I ………………………………………………... 45 4.1.2.2 Profil Informan II ………………………………………………. 46 4.1.2.3 Profil Informan III ……………………………………………… 47 4.1.2.4 Profil Informan IV ……………………………………………… 48 4.1.2.5 Profil Informan V ………………………………………………. 49 4.1.2.6 Profil Informan VI ……………………………………………… 50 4.1.3. Hasil Pengamatan dan Wawancara...... 50 4.1.3.1 Tabel Karakterisitik Informan News Anchor pada Program Sumut Dalam Berita di TVRI Sumatera Utara...... 119

vii

Universitas Sumatera Utara 4.1.3.2 Tabel Strategi Komunikasi, Hambatan Komunikasi, Cara Mengatasi Hambatan Komunikasi dalam Penyampaian Berita pada Program Acara Sumut Dalam Berita di TVRI Sumatera Utara...... 121 4.2. Pembahasan...... 126

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1. Simpulan...... 137 5.2. Saran...... 139

DAFTAR REFERENSI LAMPIRAN

viii

Universitas Sumatera Utara DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

2.1 Model Teoritik 36

ix

Universitas Sumatera Utara DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

4.1 Tabel Karakteristik Informan News Anchor pada Program Sumut Dalam Berita di TVRI Sumatera Utara 119 4.2 Tabel Strategi Komunikasi, Hambatan Komunikasi, Cara Mengatasi Hambatan Komunikasi dalam Penyampaian Berita pada Program Acara Sumut dalam Berita di TVRI Sumatera Utara 121

x

Universitas Sumatera Utara DAFTAR LAMPIRAN

1. Pedoman Wawancara

2. Hasil Wawancara

3. Biodata Peneliti

4. Lembar Catatan Bimbingan Skripsi

xi

Universitas Sumatera Utara BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Konteks Masalah

News anchorsaat ini merupakan sebuah pekerjaan yang sangat menyenangkan dan juga tentu menjadi sebuah cara yang sangat tepat untuk mengekspresikan diri didepan kamera, maka tidak heran saat ini banyak sekali yang ingin menjadi seorang news anchor. News anchormenjadi filter terakhir dalam penyampaian berita kepada pemirsa. Tidak heran seorang news anchordituntut agar mampu menyampaikan berita dengan baik kepada penonton atau khalayak. Menjadi seorang news anchortidaklah mudah, selain memiliki wajah yang good looking dibutuhkan skill mumpuni serta pengetahuan yang cukup. Up date terhadap kejadian yang sedang terjadi dan juga peka terhadap lingkungan sekitar adalah syarat mutlak untuk menjadi seorang news anchor.Tugas utama dari seorang news anchor adalah menyampaikan informasi atau pesan kepada pemirsa.

Ketika proses penyampain pesan kepada pemirsa berlangsung, tentu dalam proses penyampaian tersebut tidaklah semuanya berjalan dengan lancar dan sering sekali mengalami hambatan, baik itu hambatan dari internal maupun eksternal. Hambatan internal yang terjadi adalah seperti grogi, suara serak, kurang tidur sehingga badan tidak fit, pendingin ruangan yang tidak berfungsi sehingga membuat seorang news anchor gerah dan kepanasandan lain sebagainya. Sedangkan hambatan eksternalnya adalah prompter yang tidak berfungsi, sering terjadinyamiss communication dengan produser dan kameramen serta crewyang sedang bertugas dan lain-lain.

Hambatan-hambatan tersebut membuat peneliti ingin sekali mengetahui strategi apa yang biasanya digunakan oleh news anchor untuk mengatasinya. Karena setiap news anchor memiliki cara masing-masing untuk mengatasi hambatan yang sedang dialami tersebut.

Dalam dunia pertelevisian presenter televisi terbagi atas tiga jenis :contiunity presenter, yaitu mereka yangbertugas mengantarkan acara-acara

1 Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 2

televisi kepada pemirsa. Mereka berfungsi sebagai jeda atau perangkai dari satu acara ke acara lainnya.Penampilan mereka sangat santai, biasanya mereka hanya sedikit mengulas materi acara yang segera hadir dengan tujuan mengajak dan menghambat pemirsa agar tidak berganti channel ke stasiun televisi lainnya.

Selain itu presenter ini sering memberikan kiat khusus berkaitan dengan aktivitas penonton sehari-hari.Keberadaan contiunity presenter ini sangat membantu memasarkan sebuah acara, karena dengan sapaan dan ajakan mereka untuk menonton sebuah acara, mereka mencoba mengikat pemirsa. Mereka harus betul-betul paham dan cermat terhadap sebuah acara yang akan diulasnya sehingga pemirsa akan tetap tune in di stasiun televisi yang bersangkutan.

Host, pada dasarnya diartikan sebagai orang yang memegang sebuah acara tertentu. Keberadaan host biasanya identik dengan acara yang dibawakanya. Dengan demikian, selain jenis acarafigurehost yang bersangkutan juga memiliki peranan penting. Kehadiran seorang host yang berakarakter akan menjadi daya tarik sebuah acara. Jika ternyata host-nya tidak berkarakter maka bisa jadi acara tersebut akan ditinggalkan pemirsa. Maka dari itu produser sebuah acara harus selektif memilih para host, Artinya pertimbangan pemilihannya tidak berdasarkan kecantikan dan popularitasnya, tetapi juga integritas dan juga karakternya.

Anchor, dalam dunia jurnalistik istilah pembawa acara sering disebut dengan News Anchor (Presenter Berita).Presenter berita adalah orang yang membawakan atau mengantarkan berita di televisi atau radio. Dalam perkembangannya news anchor merupakan salah-satu pekerjaan yang dituntut untuk mengetahui dan juga up date terhadap kejadian yang sedang hangat di perbincangkan dimasyarakat. Seorang news anchor bukan hanya mampu menyampaikan berita kepada masyarakat tetapi juga harus mampu membuat berita dan memiliki rasa tanggung jawab atas apa yang di beritakannya. Berita yang disampaikan oleh news anchor diharapkan dapat memberikan informasi kepada penonton sehingga penonton dapat mengetahui apa yang sedang terjadi saat ini.

Informasi merupakan hal yang sangat penting dalam kelangsungan hidup manusia. Tanpa adanya informasi maka seseorang tidak dapat mengetahui apa

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 3

yang sedang terjadi dibelahan bumi manapun. Manusia sebagai mahluk sosial senantiasa berinteraksi dengan manusia lainnya untuk mengetahui apa yang sedang terjadi di dunia sekitar. Salah-satu hal yang sering sekali dilakukan untuk mendapatkan informasi adalah melakukan komunikasi.Komunikasi merupakan hal yang sangat mendasar dalam kehidupan sehari-hari, tanpa komunikasi maka informasi tidak bisa didapatkan.Untuk mengetahui hal yang sedang terjadi maka banyak sekali cara-cara yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan informasi tersebut seperti menonton televisi, mendengarkan radio, membaca koran bahkan browsing menggunakan internet.

Berdasarkan paradigma Lasswell, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu (Effendy, 2006:10).Media massa adalah alat yang biasanya digunakan dalam penyampaian pesan dari sumber kepada khalayak dengan menggunakan alat-alat komunikasi mekanis seperti surat kabar, film, radio dan televisi (Cangara, 2003: 134). Hingga detik ini media massa masih menjadi penentu atau pencetus sebuah opini publik yang ada dimasyarakat. Media mampu menjangkau masyarakat luas untuk menikmati sajian pesan atau berita yang di tampilkan.

Salah satu cara yang dilakukan oleh manusia untuk mendapatkan informasi adalah dengan menonton televisi. Televisi merupakan satu dari banyak cara yang sangat mudah dalam mencari dan memilih informasi apa yang ingin kita dapatkan.Televisi adalah media yang sangat menarik untukmendapatkan informasi karena televisi memiliki kelebihan yaitu dapat menyampaikan pesan melalui audio dan visual secara bersamaan dan dapat menjangkau ruang yang sangat luas.Dewasa ini televisi menjadi kebutuhan yang sangat penting bagi masyarakat baik di perkotaan maupun dipedesaan. Media massa televisi merupakan suatu sarana yang sangat efektif dalam mempengaruhi pola pikir manusia. Dengan berbagai program acara selama ini, televisi selalu menyajikan tayangan-tayangan untuk dapat dinikmati oleh khalayak baik kalangan orangtua maupun muda dengan berbagai program acara yang ditayangkan seperti sinetron, sinema, komedi, olahragahingga berita.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 4

Televisi mampu mempengaruhi persepsi, sikap, pandangan maupun perilaku bagi masyarakat dikarenakan televisi saat ini telah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Jika dalam kehidupan nyata khalayak mampu membuat lingkungannya sama seperti yang ada ditayangan televisi, itu berarti pihak-pihak yang terkait dalam pembuatan program acara tersebut telah berhasil menghipnotis penonton yang seolah-olah penonton tersebut berada dilingkungan dari tayangan televisi itu sendiri. Dengan hadirnya televisi di tengah masyarakat tentu informasi sangat mudah didapatkan.

Perkembangan pertelevisian di Indonesia saat ini berkembang pesat.Banyak sekali televisi swasta yang bermunculan dengan berbagai karakter dan juga warna yang sangat berbeda-beda. Dalam perkembangannya pengelola televisipun mengklasifikasikan jenis program acara apa yang akan disajikan kepada masyarakat, dengan harapan masyarakatdapatmemilih program acara yang akan ditonton sehingga dapat memperbaharui pengetahuan masyarakat yang menonton acara televisi tersebut.Media televisi merupakan salah-satu media yang sangat mudah didapat dan murah sehingga masyarakat sangat tertarik untuk menonton televisi.Keragaman program acara yang ditawarkan oleh televisi membuat media massa ini menjadi andalan banyak masyarakat terutama anak- anak dan juga ibu rumah tangga untuk menonton program acara yang di tawarkan. Dengan banyaknya stasiun televisi yang ada di Indonesia saat ini membuat masyarakat dengan mudah untuk mengganti stasiun televisi yang ditonton ke stasiun televisi lain jika acara yang ditawarkan oleh program televisi tersebut tidak menarik dan tidak menghibur serta tidak mendidik.Adapun stasiun televisi yang ada di Indonesia saat ini adalah TVRI, SCTV, RCTI, TV ONE, RTV, , MNC TV, , TRANS TV, , NET TV, GLOBAL TV, METRO TV.

TVRI merupakan salah satu dari sekian banyak stasiun televisi yang menayangkan program acara berita dan televisi milik pemerintah yang berbentuk lembaga penyiaran publik.Dalam perkembangannya, untuk memenuhi kebetuhan masyarakat dalam mendapatkan informasi, TVRI juga mengembangkan stasiun televisi yang berada disetiap provinsi di seluruh Indonesia termasuk di Sumatera Utara.TVRI Sumatera Utara mengudara pertama kali tanggal 28 Desember 1970

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 5

dan pada saat itu TVRI Sumatera Utara merupakan stasiun TVRI pertama yang didirikan di luar pulau Jawa atau stasiun TVRI ketiga didirikan di Indonesia setelah Jakarta dan Jogjakarta. Dalam pelaksanaan pembangungan TVRI Sumatera Utara terus mengembangkan mutu dan jangkauan siaran dengan mendirikan beberapa stasiun pemancar yang sampai saat ini sudah berjumlah sebanyak 21 unit.TVRI sumatera Utara merupakan televisi yang menayangkan informasi terkait dengan Sumatera Utara baik itu budaya, sosial, kehidupan dan lain-lain. TVRI mengudara selama 24 jam dalam satu hari dan durasi untuk tayangan Sumatera Utara dimulai pada pukul 15.00 wib hingga 19.00 wib. Dalam durasi tersebut biasanya terdapat empat hingga lima program acara yang akan disiarkan, baik itu live ataupun taping.

Sejak berdirinya TVRI Sumatera Utara hingga sekarang sudah melahirkan berbagai program acara, mulai dari program acara berita atau informasi, pendidikan dan agama, hiburan serta budaya. Adapun dalam program berita terdiri dari beberapa program acara seperti: Sumut dalam berita, Kelepon, Markombur, Jelajah Negeri, Lensa Olga.

Satu dari sekian banyak acara yang ditayangkan di TVRI Sumatera Utara adalah “Sumut Dalam Berita”.Program acara ini menjadi salah-satu program acara unggulan yang membahas tentang infomasi dan kejadian yang terjadi di Sumatera Utara, baik itu tentang politik, sosial, budaya, kriminal, tempat wisata hingga beragam berita menarik lainnya. Durasi program acara ini ditayangkan setiap hari dari jam 16.00 hingga 17.00 wib.Keberhasilan program Sumut Dalam Berita tentu tidak lepas dari pembawa acarayang menyampaikan berita tersebut. Pada program acara Sumut Dalam Berita terdapat tujuh news anchor (Pembaca Berita).Secara umum pembawa acara adalah orang yang memandu jalannya sebuah acara atau kegiatan.Pembawa acara atau presenter merupakan satu hal yang sangat penting dalam kelangsungan sebuah program acara televisi.Pembawa acara yang baik adalah pembawa acara yang mampu mencairkan suasana dan membuat pemirsa menjadi nyaman dan tertarik untuk menonton program acara televisi yang ditawarkan.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 6

Pada penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian saya adalah anchor yang berada di TVRI Sumatera Utara. Pemilihan lokasi di TVRI Sumatera Utara dilakukan karena ditemukan beberapa kasus pada saat penyampaian berita kepada pemirsa yaitu masih sering terjadi kesalahan-kesalahan dalam proses penyampaian berita sehingga para anchor-pun harus mampu mengatasi gangguan yang terjadi dengan strategi komunikasi yang dimiliki oleh anchor tersebut. Keberadaan anchor di TVRI Sumatera Utara juga merupakan salah-satu faktor yang sangat mendukung dalam eksekusi penyampaian berita tersebut kepada pemirsa. Banyak sekali kejadian yang dialami oleh para anchor di TVRI Sumatera Utara dalam proses menyampaikan berita kepada pemirsa, mulai dari pra siaran hinggga pasca siaran sehingga membuat peneliti tertarik untuk meneliti strategi komunikasi seperti apa yang dilakukan oleh anchor dalam mengatasi gangguan komunikasi yang muncul sehingga menghambat proses penyiaran. Kebanyakan dari masalah-masalah yang dihadapi oleh para anchoradalah masalah dari luar diri dan juga dari dalam diri para anchor tersebut. Berdasarkan konteks masalah yang telah dipaparkan diatas, maka penulis tertarik untuk meneliti tentang strategi komunikasi yang dilakukan oleh anchor dalam penyampaian berita di TVRI Sumatera Utara.

1.2 Fokus Masalah

Berdasarkan konteks masalah yang diuraikan diatas, maka dapat ditentukan masalah dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah Strategi Komunikasi News AnchorDalam Penyampaian BeritaPada Acara Sumut Dalam Berita?”.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui strategi komunikasi news anchor dalam penyampaian berita 2. Untuk mengetahui hambatan-hambatan apa saja yang dialami oleh news anchor dalam penyampaian berita

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 7

3. Untuk mengetahui cara penyelesaian hambatan-hambatan yang dihadapi oleh News Anchor dalam penyampaian berita.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat akademis

Penelitian ini diharapkan mampu berkontribusi dalam menambah dan memperluas khasanah penelitian komunikasi dan menjadi referensi tambahan bagi mahasiswa khususnya mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU.

2. Manfaat Teoritis

Secara teoritis bagi ilmu pengetahuan, penelitian ini mampu memberikan konstribusi dan memperluas wawasan berkaitan dengan strategi komunikasi news anchor dalam penyampain berita di TVRI Sumatera Utara.

3. Manfaat Praktis

Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan menjadi masukan bagi pihak-pihak yang membutuhkan terutama bagi TVRI terkait dengan strategi komunikasi news anchor dalam penyampain berita di TVRI Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Perspektif / Paradigma Kajian

Paradigma bukanlah sebuah teori, namun lebih merupakan cara berfikir atau pola-pola untuk penelitian yang diperluas dan dapat menuju pembentukan suatu teori. Jadi, paradigma merupakan keseluruhan susunan kepercayaan dan asumsi-asumsi yang dipegang bersama yang dipakai oleh peneliti dalam memandang fokus masalah penelitiannya. Perspektif aturan menjelaskan perilaku komunikasi dengan mengacu pada tujuan,maksud-maksud dan alasan-alasan komunikator berkomunikasi.Pandangan yang menyatakan bahwa perilaku dapat dijelaskan dengan mengacu pada alasan- alasan seseorang untuk bertindak. Paradigma didefinisikan sebagai suatu pandangan dunia dan model konseptual yang dimiliki oleh anggota masyarakat ilmiah yang menentukan cara mereka meneliti. Paradigma akan menentukan kualitas pertanyaan yang akan ditanyakan oleh peneliti dan jenis data yang bagaimana untuk menghasilkan jawaban (Bulaeng, 2004: 2). Paradigma bukan merupakan salah atau benar, melainkan lebih memberikan manfaat atau kurang bermanfaat sebagai sebuah cara pandang terhadap sesuatu. Uraian yang lebih sederhana, paradigma penelitian merupakan sudut pandang peneliti dalam memandang realitas yang diteliti. Sudut pandang penelitian akan berimplikasi pada pendekatan, prosedur, asumsi dan teori yang dipilih. (Pujileksono, 2015: 26). Paradigma penelitian merupakan perspektif penelitian yang digunakan oleh peneliti tentang bagaimana peneliti: (a) melihat realitas (world views), (b) bagaimana mempelajari fenomena, (c) cara-cara yang digunakan dalam penelitian dan (d) cara-cara yang digunakan dalam menginterpretasikan temuan (Pujileksono, 2015: 26). Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma kritis dengan model pendekatan kualitatif.Paradigma kualitatif merupakan paradigma penelitian yang menekankan pada pemahaman mengenai masalah-masalah dalam

8 Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 9

kehidupan sosial berdasarkan kondisi realitas atau natural setting yang holistis, kompleks, dan rinci (Rumengan, 2010:9). Paradigma kritis memiliki karakteristik melihat suatu realita secara kritis sebagai objek penelitian. Paradigma penelitian ini melihat realita yang terjadi tidak sesuai dengan apa yang sebaiknya terjadi pada masyarakat. (Pujileksono, 2015: 29). Penelitian pada news anchor untuk melihat fakta strategi komunikasi seperti apa yang digunakan news anchordalam penyampaian berita dan melihat apa yang sebenarnya terjadi pada news anchorTVRI Sumatera Utara yang mengakibatkan terjadinya hambatan-hambatan saat menyampaikan berita tersebut.

2.2 Kajian Pustaka

2.2.1 Komunikasi

Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal dari kata Latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama memiliki maksud berupa persamaan makna. Cara yang baik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut:“Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect?

Siapa Mengatakan Apa Dengan Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Pengaruh Bagaimana?” (Lasswell dalam Mulyana: 2010-69). Berdasarkan definisi Laswell dapat diturunkan lima unsur komunikasi yang saling bergantungan satu sama lain, yaitu:

1. Sumber (Source) Sumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi.Sumber boleh jadi seseorang individu, kelompok, organisasi, perusahaan atau bahkan suatu negara.Sumber harus mengubah perasaan atau pikiran tersebut ke dalam seperangkat simbol verbal atau nonverbal yang idealnya dipahami oleh penerima pesan. Proses ini disebut penyandian (encoding). 2. Pesan (Message)

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 10

Pesan yaitu apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima. Pesan merupakan seperangkat simbol verbal dan atau nonverbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan. 3. Media (Channel) Saluran atau Media, yaitu alat atau wahana yang digunakan sumber untuk menyampaikan pesannya kepada penerima.Saluran boleh jadi merajuk pada bentuk pesan yang disampaikan kepada penerima, apakah saluran verbal atau saluran nonverbal. 4. Penerima (Receiver) Penerima pesan ini menerjemahkan atau menafsirkan seperangkat simbol verbal atau nonverbal yang ia terima menjadi gagasan yang dapat ia pahami. Proses ini disebut penyandian-balik (decoding). 5. Efek (Effect) Efek yaitu apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima pesan tersebut, misalnya penambahan pengetahuan (dari tidak tahu menjadi tahu), terhibur, perubahan sikap, perubahan keyakinan, perubahan perilaku dan sebagainya. (Lasswell dalam Mulyana, 2010: 71).

Jadi, berdasarkan paradigma Lasswell tersebut, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Pikiran bisa merupakan gagasan, informasi, opini dan lain-lain yang muncul dari benaknya.Perasaan bisa berupa keyakinan, kepastian, keragu- raguan, kekhwatiran, kemarahan, keberanian, kegairahan, dan sebagainya yang timbul dari lubuk hati (Effendy, 2011: 11). Komunikasi merupakan proses yang rumit. Diperlukan berbagai strategi untuk mencapai tujuan dalam berkomunikasi.Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan. R. Wayne Pace, Brent D. Peterson dan M. Dallas Burneett dalam bukunya Techniques for Effective Communication, menyatakan bahwa sentral kegiatan komunikasi terdiri atas tiga tujuan utama yaitu:

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 11

a. to secure understanding, yaitu memastikan bahwa komunikan mengerti pesan yang diterimanya. b. to establish acceptance, yaitu pembinaan atau pengelolaan pesan yang diterima oleh komunikan. c. to motivate action, yaitu mendorong komunikan untuk melakukan tindakan sesuai dengan yang kita inginkan.

Peristiwa komunikatif ini melibatkan komunikator dengan segala kemampuannya dan komunikan dengan segala ciri dan sifatnya.Itulah manusia yang harus paling banyak diperhitungkan dalam menyusun strategi komunikasi (Effendy, 2011: 32-35).

2.2.1.1 Strategi Komunikasi

Para ahli komunikasi, terutama di negara-negara yang sedang berkembang, dalam tahun-tahun belakangan ini menumpahkan perhatian yang besar terhadap strategi komunikasi.Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (Planning) dan Management dalam mencapai tujuan. Akan tetapi, untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi seagai peta jalan, melainkan harus mampu menunjukkan bagaimana taktik operasioanalnya (Effendy,2007 : 32).

Menurut R. Wayne Pace, Brent D Peterson dan M. Dallas Burnet dalam bukunya Technique for Effective Communication, menyatakan bahwa yang menjadi tujuan sentral strategi komunikasi meliputi to secure understanding, to acceptance dan to motive action, artinya bahwa dalam kegiatan komunikasi seorang komunikator harus memastikan apakah pesan sampai kepada komunikannya setelah itu dibina dan didorong untuk melakukan sesuatu baik mengubah ataupun melanjutkan apa yang diinginkan komunikator.

Strategi tersebut harus memperhatikan beberapa hal berikut :

 Tujuan  Sasaran  Pesan  Instrumen dan kegiatan  Sumber daya  Skala waktu

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 12

 Evaluasi dan perbaikan

Seperti halnya dengan strategi komunikasi dalam bidang manapun, strategi komunikasi harus didukung oleh teori, sebab teori merupakan pengetahuan berdasarkan pengalaman yang sudah diuji kebenarannya. Banyak teori komunikasi yang sudah dikemukakan oleh para ahli, tetapi untuk strategi komunikasi yang dijadikan pendukung strategi tersebut adalah apa yang dikemukakan oleh Lasswell. Cara untuk menerangkan kegiatan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan “Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect”. Artinya bahwa siapakah komunikatornya, pesan apa yang disampaikan, media apa yang digunakan, siapa komunikatornya serta efek apa yang diharapkannya juga diperhitungkan.

Ketika membayangkan strategi komunikasi, maka ada tujuan yang ingin dicapai dan jenis materi yang dipandang dapat memberikan kontribusi bagi tercapainya tujuan ini. Khusus untuk setiap tujuan tertentu yang berkaitan dengan aktivitas, maka tujuan komunikasi menjadi sangat penting karena meliputi, announcing, motivating, educating, and supporting decision making.(Liliweri, 2011: 248-249).

1. Memberitahu (Announcing)

Tujuan pertama dari strategi komunikasi adalah announcing, yaitu pemberitauan tentang kapasitas dan kualitas informasi (one of the first goal of your communications strategy is to announce the availability of information on quality). Oleh karena itu, informasiyang akan dipromosikan sedapat mungkin berkaitan dengan informasi utama dari seluruh informasi yang sedemikian penting.

2. Motivasi (Motivating)

Memotivasi artinya informasi yang diberikan untuk sasaran dapat memberikan akses cepat kepada hal-hal yang berhubungan dengan yang akan disampaikan. Informasi yang diberikan harus dipersiapkan matang-matang dan menggunakan beberapa media agar sasaran mendapatkan informasi yang jelas.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 13

3. Mendidik (Educating)

Tiap informasi yang diberikan kepada sasaran harus bersifat mendidik.Misalnya informasi tentang tips-tips penting yang sebelumnya belum diketahui oleh komunikan.

4. Menyebarkan Informasi (Informating)

Salah satu tujuan strategi komunikasi adalah menyebarkan informasi kepada komunikan atau audiens yang menjadi sasaran.Diusahakan agar informasi yang disebarkan ini merupakan informasi yang spesifik dan aktual, sehingga dapat digunakan komunikan.Apalagi jika informasi ini tidak saja sekedar pemberitahuan, atau motivasi semata-mata tetapi mengandung unsur pendidikan.

5. Mendukung Pembuatan Keputusan (Supporting Decision Making)

Strategi komunikasi terakhir adalah strategi yang mendukung pembuatan keputusan.Dalam rangka pembuatan keputusan, maka informasi yang dikumpulkan, dikategorisasi, dan dianalisis sedemikian rupa sehingga dapat dijadikan informasi utama bagi pembuatan keputusan.

Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan.Strategi komunikasi harus didukung oleh teori, karena teori merupakan pengetahuan berdasarkan pengalaman yang masih diuji kebenarannya.

Alasan utama mengapa para ahli komunikasi memfokuskan kepada strategi komunikasi ini dikarenakan strategi komunikasi dipandang memiliki fungsi ganda, baik secara makro (planned multi media strategy) maupun secara mikro (single communication medium strategy) yakni menyebarluaskan pesan komunikasi yang bersifat informatif, persuasif, maupun instruktif secara sistematis kepada sasaran untuk memperoleh hasil yang optimal sekaligus menjembatani “kesenjangan budaya”. Oleh karena itu keberadaan strategi komunikasi tidak terlepas dari suatu tujuan yang ingin dicapai. Hal ini ditujukan oleh suatu jaringan kerja yang membimbing tindakan yang akan dilakukan dan pada saat yang sama sehingga strategi akan mempengaruhi tindakan tersebut. Tindakan yang dibuat semata-mata sekadar untuk suatu taktik atau tanpa strategi

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 14

dapat meningkat cepat namun sebaliknya dapat merosot kedalam masalah lain. Inilah pentingnya sebuah strategi untuk mencerminkan suatu pesan atau arahan.

Seperti yang telah disinggung sebelumnya bahwa strategi komunikasi yang dijalankan dalam sebuah kegiatan komunikasi tentu saja tidak akan terlepas dari hambatan-hambatan komunikasi. Hambatan- hambatan yang dimaksud adalah sebagai berikut: a. Hambatan Teknis

Hambatan ini timbul karena lingkungan yang memberikan dampak pencegahan terhadap kelancaran pengiriman dan penerimaan pesan, dari sisi teknologi keterbatasan fasilitas dan peralatan komunikasi akan semakin berkurang dengan adanya temuan baru di bidang teknologi komunikasi dan sistem informasi, sehingga saluran komunikasi dalam media komunikasi dapat diandalkan serta lebih efisien. b. Hambatan Semantik

Hambatan semantik menjadi hambatan dalam proses penyampaian pengertian atau ide secaraefektif. Defenisi semantik adalah studi atas pengertian yang diungkapkan lewat bahasa. Suatu pesan yang kurang jelas akan tetap menjadi tidak jelas bagaimanapun baiknya transmisi. Hambatan semantik dibagi menjadi 3 yaitu:

1. Salah pengucapan kata atau istilah karena teralu cepat berbicara.

2. Adanya perbedaan makna dan pengertian pada kata-kata yang pengucapannya sama. Contohnya beda daerah berbeda juga maknanya

3. Adanya pengertian konotatif (perbedaan menafsirkan suatu makna yang menjadi kesepakatan bersama. Contohnya saja semua setuju bahwa binatang anjing adalah binatang berbulu dan berkaki empat, sedangkan dalam makna konotatif banyak orang menganggap anjing sebagai binatang piaraan yang setia, bersahabat dan panjang ingatan.

Untuk menghindari miss-komunikasi ini tentu saja seorang komunikator harus mampu memilih kata-kata yang tepat dan sesuai dengan karakteristik

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 15

komunikannya, serta melihat dan mempertimbangkan kemungkinan penafsiran yang berbeda terhadap kata-kata yang digunakannya. c. Hambatan Manusiawi

Hambatan jenis manusiawi ini muncul dari masalah-masalah pribadi yang dihadapi orang-orang yang terlibat dalam komunikasi, baik komunikator maupun komunikan.

Ada beberapa hambatan terhadap komunikasi yang efektif, yaitu:

1. Mendengar.

Biasanya kita mendengar apa yang ingin kita dengar. Banyak informasi yang ada di sekeliling kita, namun tidak semua kita dengar dan tanggapi.Informasi yang menarik bagi kita, itulah yang ingin kita dengar.

2. Mengabaikan informasi yang bertentangan dengan apa yang kita ketahui.

3. Menilai Sumber.

Kita cenderung menilai siapa yang memberikan informasi.Jika ada anak kecil yang memberikan informasi tentang suatu hal, kita cenderung mengabaikannya.

4. Persepsi yang Berbeda.

Komunikasi tidak akan berjalan efektif, jika persepsi si pengirim pesan tidak sama dengan si penerima pesan. Perbedaan ini bahkan bisa menimbulkan pertengkaran, diantara pengirim dan penerima pesan.

5. Kata yang Berarti Lain Bagi Orang yang Berbeda.

Kita sering mendengar kata yang tidak sesuai dengan pengertian kita.Seseorang menyebut dan datang sebentar lagi, mempunyai arti yang berbeda bagi orang yang menanggapinya. Sebentar lagi bisa berarti satu menit, lima menit, setengah jam, atau satu jam kemudian.

6. Sinyal Nonverbal yang Tidak Konsisten.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 16

Gerak-gerik kita ketika berkomunikasi tidak melihat kepada lawan bicara, tetapi dengan aktivitas kita pada saat ada yang berkomunikasi dengan kita mempengaruhi proses komunikasi yang berlangsung.

7. Pengaruh Emosi.

Pengaruh emosi juga sangat berpengaruh dalam kelancaran komunikasi. Pada keadaan marah, seseorang akan kesulitan untuk menerima informasi. Apapun berita atau informasi yang diberikan, tidak akan diterima dan ditanggapinya dengan baik.

8. Gangguan.

Gangguan ini bisa berupa suara bising pada saat kita berkomunikasi, jarak yang jauh serta gangguan psikologis seseorang sebagai lawan bicara kita ketika berkomunikasi.

Ketika mengetahui hambatan tentu saja ada juga cara atau alternatif untuk megurangi maupun mengatasi hambatan tersebut. Cara mengatasinya adalah sebagai berikut:

1. Membuat suatu pesan secara berhati-hati, tentukan maksud dan tujuan komunikasi serta komunikan yang akan dituju.

2. Meminimalkan gangguan dalam proses komunikasi, komunikator harus berusaha dapat membuat komunikan lebih mudah memusatkan perhatian pada pesan yang disampaikan sehingga penyampaian pesan dapat berlangsung tanpa gangguan yang berarti.

3. Mempermudah upaya umpan balik antara si pengirim dan si penerima pesan. Hal ini berarti bahwa cara dan waktu penyampaian dalam komunikasi harus direncanakan dengan baik agar menghasilkan umpan balik dari komunikasi sesuai harapan.

2.2.2. Komunikasi Verbal

Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan kata-kata (verbs), baik secara lisan maupun tulisan. Dengan demikian sebenarnya defenisi

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 17

komunikasi verbal ini sama dengan kebanyakan defenisi dari komunikasi itu sendiri seperti yang diungkapkan oleh para ahli. Hampir semua rangsangan yang kita sadari masuk kedalam kategori pesan verbal disengaja, yaitu usaha-usaha yang dilakukan secara sadar untuk berhubungan dengan orang lain secara lisan (Mulyana, 2007: 260).

Komunikasi verbal menggunakan sistem lambang verbal yang disebut bahasa.Bahasa dapat didefenisikan sebagai alat atau simbol yang dipakai untuk mengekspresikan ide atau perasaan, membangkitkan respon emosional, atau menguraikan obyek, observasi dan ingatan.Sering juga untuk menyampaikan arti yang tersembunyi, dan menguji minat seseorang.Keuntungan komunikasi verbal dalam tatap muka yaitu memungkinkan tiap individu untuk saling merespon secara langsung.Bahasa memiliki beberapa fungsi, namun sekurang-kurangnya ada tiga fungsi yang erat hubungannya dalam menciptakan komunikasi yang efektif.Adapun ketiga fungsi tersebut adalah pertama, untuk mempelajari tentang dunia sekeliling kita.Kedua, untuk membina hubungan yang baik di antara sesama manusia.Ketiga adalah untuk menciptakan ikatan-ikatan dalam kehidupan manusia.Melalui bahasa, kita dapat mengetahui sikap, perilaku, dan pandangan suatu bangsa, walaupun kita belum pernah berkunjung ke negaranya.

Bahasa mengembangkan pengetahuan kita, agar kita dapat menerima sesuatu dan juga berusaha untuk untuk menggambarkan ide-ide kepada orang lain. Bahasa verbal adalah sarana utama untuk menyatakan pikiran, perasaan, dan maksud seseorang. Bahasa verbal menggunakan kata-kata yang merepresentasikan berbagai aspek realitas individual (Mulyana, 2008 :261) dengan komunikasi verbal, pesan dapat diterima dengan baik oleh komunikan. Penggunaan komunikasi verbal diharapkan kesalahan persepsi komunikasi dapat diminimalisir.

Menurut Larry L.Barker dalam (Mulyana, 2007:266), bahasa memiliki tiga fungsi:penamaan (naming atau labeling), interaksi dan transmisi informasi. Penamaan atau penjulukkan merujuk pada usaha mengedentifikasi objek, tindakan, atau orang dengan menyebut namanya sehingga dapat dirujuk dalam komunikasi.Fungsi interaksi menurut Barker, menekankan berbagai gagasan dan

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 18

emosi, yang dapat mengundang simpati dan pengertian atau kemarahan dan kebingungan. Melalui bahasa, informasi dapat disampaikan kepada orang lain. Seseorang juga menerima informasi setiap hari, sejak bangun tidur hingga tidur kembali dari orang lain, baik secara langsung atau tidak (misalnya melalui media massa ). Fungsi bahasa inilah yang disebut transmisi.

Baker berpandangan, keistimewaan bahasa sebagai sarana transmisi informasi yang lintas-waktu dengan menghubungkan masa lalu, masa kini, dan masa depan, memungkinkan kesinambungan budaya dan tradisi. Tanpa bahasa seseorang tidak mungkin bertukar informasi, tidak mungkin menghadirkan semua objek dan tempat untuk kita rujuk dalam komunikasi ( Mulyana, 2007:261).

Komunikasi verbal selalu berhubungan dengan pesan verbal.Pesan-pesan verbal merupakan tema yang dibicarakan bersama oleh peserta komunikasi. Penyampaian pesan oleh seorang komunikator membutuhkan : pengetahuan tentang bentuk-bentuk pesan verbal, masyarakat sasaran (Liliweri, 2001: 193) yang terdiri dari :

1. Struktur pesan : ditujukan oleh pola penyimpulan (tersirat atau tersurat), pola urutan argumentasi (mana yang lebih dahulu, argumentasi yang disenangi atau tidak disenangi), pola obyektifitas (satu atau dua sisi).

2. Gaya pesan : menunjukkan variasi linguistic dalam penyampaian pesan (perulangan dan mudah dimengerti).

3. Appeals pesan : mengacu pada motif-motif psikologis yang dikandung pesan (rasional-emosional)

Dalam mempelajari interaksi bahasa dan verbal, ada beberapa hal yang harus dipertimbangkan (Devito, 1997: 117), diantaranya:

1. Kata-kata kurang dapat menggantikan perasaan atau pikiran kompleks yang ingin kita komunikasikan. Oleh karenanya, kata-kata hanya dapat mendeteksi makna yang kita sampaikan.

2. Kata-kata hanyalah sebagian dari sistem komunikasi kita. Dalam komunikasi yang sesungguhnya kata-kata kita selalu disertai perasaan nonverbal.Oleh

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 19

karenanya, pesan-pesan kita merupakan kombinasi isyarat-isyarat verbal dan nonverbal, dan efektivitasnya bergantung pada bagaimana kedua macam isyarat ini dipadukan.

3. Bahasa adalah institusi sosial dari budaya kita dan mencerminkan budaya tersebut.Pandanglah bahasa dalam suatu kontekssosial, selalu mempertimbangkan implikasi sosial dari penggunaan bahasa.

Pengetahuan terhadap isi pesan, sebagai contoh apabila materi pesan itu berisi inovasi informasi maupun teknologi, maka pesan yang disampaikan sebaiknya mengandung sesuatu cara yang dapat membantu masyarakat memecahkan masalah yang dihadapinya. Secara teknis isi pesan harus mudah dipahami secara verbal, agar cepat dikerjakan meskipun dalam skala kecil agar hasilnya cepat dirasakan.

2.2.3 Komunikasi Non Verbal

Komunikasi nonverbal adalah setiap informasi dikomunikasikan tanpa menggunakan kata-kata. Komunikasi nonverbal adalah penting, sebab apa yang sering kita lakukan mempunyai makna jauh lebih penting dari pada apa yang kita katakan (Budyatna & Ganiem, 2011: 110). Komunikasi nonverbal pastilah merupakan kata-kata yang sedang popular saat ini.Setiap orang tampaknya tertarik pada pesan yang dikomunikasikan oleh gerakan tubuh, gerakan mata, ekspresi wajah, sosok tubuh, penggunaan jarak (ruang), kecepatan dan volume bicara, bahkan juga keheningan.Kita ingin belajar bagaimana “membaca seseorang seperti sebuah buku,” (Nierenberg & Calero, 1971, dalam Devito, 2011:193).

Menurut Knapp dan Hall isyarat nonverbal adalah sebagaimana simbol verbal dimana jarang memiliki makna denotatif yang tunggal. Salah satu faktor yang mempengaruhinya adalah konteks tempat perilaku berlangsung, makna isyarat nonverbal akan semakin rumit jika mempertimbangkan berbagai budaya. Secara sederhana, pesan non verbal adalah semua isyarat yang bukan kata-kata. Menurut Larry A. Samovardan, Richard E. Porter dalam (Mulyana, 2007:343), komunikasi verbal mencakup semua rangsangan (kecuali rangsangan verbal) dalam suatu setting komunikasi, yang dihasilkan oleh individu dan pengguna

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 20

lingkungan oleh individu, yang mempunyai nilai pesan potensial bagi pengirim atau penerima. Jadi, defenisi ini mencakup perilaku yang disengaja juga tidak disengaja sebagai bagian dari peristiwa komunikasi secara keseluruhan.Perilaku artinya bahasa tubuh, sentuhan, penampilan sampai bau-bauan.

Sebagaimana kata-kata, kebanyakan isyaratnonverbal juga tidak universal, melainkan terkait oleh budaya, jadi dipelajari bukan bawaan.Sedikit saja isyarat nonverbal yang merupakan bawaan.Menurut Edward T.Hall bahasa nonverbal juga dinamai “bahasa diam” (silent language) dan dimensi tersembunyi (hidden dimension) suatu budaya.Disebut diam dan tersembunyi, karena pesan-pesan nonverbal tertanam dalam konteks komunikasi.Selain isyarat situasional dan rasional dalam transaksi komunikasi, pesan non verbal memberi isyarat-isyarat konteksual.Pesan nonverbal membantu menafsirkan seluruh makna pengalaman komunikasi.

Menurut Richard L. Weaver (dalam Budyatna & Ganiem 2011: 111) komunikasi nonverbal memiliki beberapa karakteristik, dan enam diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Komunikasi nonverbal memiliki sifat berkesinambungan, mengirim dan menerima pesan-pesan nonverbal dalam arus yang tidak terputus dan terus menerus. Selagi kita mengamati sikap dan perilaku seseorang, orang tersebut mungkin sedang mengamati kita juga.

2. Komunikasi nonverbal kaya dalam makna, isyarat-isyarat nonverbal semacam alis yang terangkat, senyum, kedipan mata atau sentuhan tangan sangat berguna apabila saat berkomunikasi lisan dan tulisan tidak tepat. Komunikasi nonverbal kaya dengan makna.

3. Komunikasi nonverbal dapat membingungkan, meskipun komunikasi nonverbal kaya dengan makna, tetapi dapat juga membingungkan. Isyarat-isyarat tertentu dapat berarti sesuatu yang secara keseluruhan berbeda dari apa yang dibayangkan. Setiap orang harus berhati-hati dalam menafsirkan isyarat nonverbal.Kita tidak selalu mendapatkan informasi yang cukup untuk membuat penilaian, dan dugaan-dugaan kita bisa saja jauh dari akurat atau tidak tepat.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 21

4. Komunikasi nonverbal menyampaikan emosi, apabila ingin menunjukkan kesungguhan atau ketulusan hati, maka wajah dan isyarat tubuh akan lebih efektif dari pada ucapan-ucapan, meskipun kata atau ucapan yang diperbuat oleh isyarat- isyarat nonverbal terkait begitu dekat kepada emosi, sejauh mana pengertian kita mengenai pesan-pesan nonverbal. Memahami ekspresi nonverbal memerlukan kemampuan yang lebih, ekspresi nonverbal, dipelajari lebih dini dan sering kali terkait secara dekat kepada emosi manusia secara universal, adakalanya lebih mudah untuk memberikan makna meskipun makna itu bisa kurang sempurna keakuratannya.

5. Komunikasi nonverbal dikendalikanoleh norma-norma dan peraturan mengenai kepatutan, norma dan peraturan umumnya amat berbeda dari satu budaya kebudaya yang lain. Kebanyakan norma dan peraturan dipelajari sejak kecil yaitu dari bimbingan orang tua atau keluarga. Beberapa dari norma dan peraturan dipelajari dari hasil pengamatan orang lain. Ada juga yang dipelajari dari hasil pengamatan orang lain dan ada juga yang dipelajari dari kesalahan dan kegagalan serta hukuman.

6. Komunikasi nonverbal terkait pada budaya, perbedaan-perbedaan cultural dapat diketahui berkenaan dengan setiap bentuk perilaku nonverbal dari penampilan gerak isyarat, perilaku wajah dan mata, perilaku vocal yang berkenaan dengan suara, ruang, sentuhan, lingkungan, tempat atau waktu. Berkenaan dengan penampilan, apa yang menarik di satu budaya belum tentu menarik pada budaya lain. Gerak isyarat dan gerak tubuh mempunyai makna yang berbeda diantara budaya.Ekspresi wajah dan kontak mata, perilaku vokal, aspek lingkungan seperti bau-bauan, warna, pencahayaan, atau artefak yang mengkomunikasikan makna yang berbeda pada semua budaya.

Komunikasi nonverbal dapat menjalankan sejumlah fungsi penting.Komunikasi nonverbal mengidentifikasikan enam fungsi utama (Ekman, 1965 dan Knapp, 1978, dalam DeVito, 2011) yaitu:

1. Untuk Menekankan. Kita menggunakan komunikasi nonverbal untuk menonjolkan atau menekankan beberapa bagian dari pesan verbal.misalnya saja,

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 22

anda mungkin tersenyum untuk menekankan kata atau ungkapan tertentu, atau kita dapat memukulkan tangan kita kemeja untuk menekankan suatu hal tertentu.

2. Untuk Melengkapi(Complement). Kita juga menggunakan komunikasi nonverbal untuk memperkuat warna atau sikap umum yang dikomunikasikan oleh pesan verbal.Jadi kita mungkin tersenyum ketika menceritakan kisah lucu, atau menggeleng-gelengkan kepala ketika menceritakan ketidakjujuran seseorang.

3. Untuk Mengatur. Gerak-gerik nonverbal dapat mengendalikan atau mengisyaratkan keinginan kita untuk mengatur arus pesan nonverbal. Mengerutkan bibir, mencondongkan badan ke depan atau membuat gerakan tangan untuk menunjukkan bahwa kita ingin mengatakan sesuatumerupakan contoh-contoh dari fungsi mengatur ini. Kita juga mungkin mengangkat tangan atau menyuarakan jenak (pause) kita (misalnya, dengan menggumamkan “umm”) untuk memperlihatkan bahwa kita belum selesai berbicara.

4. Untuk Menunjukkan Kontradiksi. Kita juga dapat secara sengaja mempertentangkan pesan verbal kita dengan gerakan nonverbal.Sebagai contoh, kita dapat menyilangkan jari kita atau mengkedipkan mata untuk menunjukkan bahwa yang kita katakan adalah tidak benar.

5. Untuk Mengulangi. Kita juga dapat mengulangi dan merumuskan ulang makna dari pesan verbal, misalnya kita dapat menyertai pernyataan verbal “Apa benar?” dengan mengangkat alis mata kita, atau kita dapat menggerakkan kepala atau tangan untuk mengulangi pesan verbal “Ayo kita pergi.”

6. Untuk Menggantikan. Komunikasi nonverbal juga dapat menggantikan pesan verbal.Seseorang dapat, misalnya mengatakan “Oke” dengan tangan tanpa berkata apa-apa.Kita dapat menganggukkan kepala untuk mengatakan “Ya” atau menggelengkan kepala untuk mengatakan “Tidak”.

Dari berbagai studi yang pernah dilakukan sebelumnya,kode nonverbal dapat dikelompokkan dalam beberapa bentuk, antara lain (Cangara, 2006: 101- 110): a. Kinesics

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 23

Kinesics adalah kode nonverbal yang ditunjukkan oleh gerakan-gerakan badan. Menurut Paul Ekhman dan Wallace V. Friesen (dalam DeVito, 2011) kedua priset ini membedakan lima kelas (kelompok) gerakan nonverbal, di antaranya:

1. Emblim. Perilaku nonverbal yang secara langsung menerjemahkan kata atau ungkapan. Emblim meliputi, isyarat “Oke,” “Jangan ribut,” ”kemarilah,” dan “ saya ingin menumpang.” Emblim adalah pengganti nonverbal untuk kata-kata atau ungkapan tertentu.Walaupun emblimbersifat alamiah dan bermakna mereka mempunyai kebebasan makna seperti sembarang kata ataupun dalam sembarang bahasa. Oleh karenanya, emblim dalam kultur kita sekarang belum tentu sama dengan emblim dalam kultur kita 300 tahun yang lalu. Emblim juga dimana gerakan mata tertentu merupakan simbol yang memiliki kesetaraan dengan simbol verbal.Kedipan mata dapat mengatakan “saya tidak sungguh-sungguh”.

2. Illustrator. Merupakan perilaku nonverbal yang menyertai dan secara harfiah “ mengilustrasikan” pesan verbal. dalam mengatakan “ayo, bangun.” Misalnya, kita mungkin menggerakkan kepala dan tangan kita kearah menaik.Dalam menggambarkan lingkaran atau bujur sangkar kita mungkin sesekali membuat gerakan berputar dengan tangan kita.Begitu biasanya kita melakukan gerakkan demikian sehingga sukar bagi kita untuk menukar-nukarnya atau menggunakan gerakkan yang tidak tepat.Kita hanya menyadari sebagian ilustrator yang kita gunakan.Kadang-kadang ilustrator ini perlu kita perhatikan.Ilustrator bersifat lebih alamiah, kurang bebas dan lebih universal dari pada emblim.Mungkin sesekali ilustrator ini mengandung komponen-komponen yang sudah dibawa sejak lahir selain juga yang dipelajari.Sama seperti pandangan kebawah dapat menunjukkan depresi atau kesedihan.

3. Regulator. Adalah perilaku nonverbal yang mengatur,memantau, memelihara atau mengendalikan pembicaraan orang lain. Ketika kita mendengarkan orang lain, kita tidak pasif. Kita menganggukkan kepala, mengerutkan bibir, menyesuaikan fokus mata dan membuat berbagai suara para linguistic seperti ”mm-mm” atau “tsk.” Regulator jelas terikat pada kultur dan tidak universal. Regulator mengisyaratkan kepada pembicara apa yang kita harapkan mereka

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 24

lakukan misalnya, “Teruskanlah,” lalu apalagi?,” atau “Tolong agak lambat sedikit.” Bergantung pada kepekaan mereka, mereka mengubah perilaku sesuai dengan pengarahan dari regulator.

4. Adaptor. Adalah perilaku nonverbal yang bila dilakukan secara pribadi atau dimuka umum tetapi tidak terlihat berfungsi memenuhi kebutuhan tertentu dan dilakukan sampai selesai. Misalnya, bila kita sedang sendiri mungkin kitaakan menggaruk-garuk kepala sampai rasa gatal hilang. Dimuka umum bila orang- orang melihat kita melakukan adaptor ini hanya sebagian.Kita mungkin misalnya, hanya menaruh jari kita dikepala dan menggerakkannya sedikit, tetapi barangkali tidak akan menggaruk cukup keras untuk menghilangkan gatal.

5. Affect display. Adalah gerakan-gerakan wajah yang mengandung makna emosional gerakan ini memperlihatkan rasa marah dan rasa takut, rasa gembira dan rasa sedih, semangat dan kelelahan. Ekspresi wajah demikian “membuka rahasia kita” bila kita berusaha menampilkan citra yang tidak benar dan membuat orang berkata, “Anda kelihatan kesal hari ini, mengapa?” tetapi, kita dapat secara sadar mengendalikan affect display, seperti actor yang memamerkan peran tertentu. Affect diplay kurang bergantung pada pesan verbal dari pada ilusator. Selanjutnya, kita tidak secar sadar mengendalikan affect display seperti yang kita lakukan pada emblim atau ilusator.Affect display tidak dapat disengaja seperti ketika gerakan-gerakan ini membuka rahasia kita tetapi mungkin juga disengaja. Kita mungkin ingin memperlihatkan rasa marah, cinta, benci, atau terkejut dan biasanya kita mampu melakukannya dengan baik. b. Gerakan Mata (Eye Gaze)

Mata adalah alat komunikasi paling berarti dalam memberi isyarat tanpa kata. Dari observasi puitis Ben Jonson’s “Drink to me only with thin eyes, and I will pledge with mine” sampai ke observasi ilmiah para periset kontemporer (Hess, Marshall, dalam DeVito, 2011), mata dipandang sebagai sistem pesan nonverbal yang paling penting. Pesan-pesan yang dikomunikasikan oleh mata bervariasi bergantung pada durasi, arah dan kualitas dari perilaku mata.Ada yang menilai bahwa gerakan mata adalah percerminan isi hati seseorang.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 25

Mark Knapp dalam risetnya menemukan empat fungsi utama gerakan mata, yakni:

1. Untuk memperoleh umpan balik dari seorang lawan bicaranya. Misalnya dengan mengungkapkan bagaimana pendapat anda tentang hal itu?.

2. Untuk menyatakan terbukanya saluran komunikasi dengan tibanya waktu untuk berbicara.

3. Sebagai sinyal untuk menyalurkan hubungan, dimana kontak mata akan meningkatkan frekuensi bagi orang yang saling memerlukan. Sebaliknya orang yang merasa malu akan berusaha untuk menghindari terjadinya kontak mata. Misalnya orang yang merasa bersalah atau berhutang akan menghindari orang yang bisa menagihnya.

4. Sebagai pengganti jarak fisik. Bagi orang yang berkunjung ke suatu pesta, tetapi tidak sempat berdekatan karena banyaknya pengunjung, maka melalui kontak mata mereka dapat mengatasi jarak pemisah yang ada. Dari berbagai studi yang pernah dilakukan oleh para ahli psikologi tentang gerakan mata, disimpulkan bahwa bila seseorang tertarik pada suatu objek tertentu, maka pandangannya akan terarah pada objek itu tanpa putus dalam waktu yang relatif lama, dengan bola mata cenderung menjadi besar. c. Sentuhan (Touching)

Sentuhan atau Touch secara formal dikenal sebagai haptics, sentuhan ialah menempatkan bagian dari tubuh dalam kontak dengan sesuatu.Ini merupakan bentuk pertama dari komunikasi nonverbal yang kita alami.Bagi seorang balita, sentuhan merupakan alat utama untuk menerima pesan-pesan mengenai kasih sayang dan kenyamanan.Perilaku menyentuh merupakan aspek fundamental komunikasi nonverbal pada umumnya dan mengenai perkenalan diri atau self presentation pada khususnya.Kita gunakan tangan kita, lengan kita dan bagian- bagian tubuh lainnya untuk menepuk, merangkul, mencium, mencubit, memukul, memegang, menggelitik dan memeluk.Melalui sentuhan, kita mengkomunikasikan macam-macam emosi dan pesan.Dalam budaya barat, orang berjabat tangan untuk bergaul dan menunjukkan rasa hormat, menepuk seseorang

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 26

dipunggungnya untuk memberi semangat, merangkul seseorang untuk menunjukkan kasih sayang, bertepuk tangan sambil diangkat, menunjukkan kasih sayang, bertepuk tangan sambil diangkat, menunjukkan solidaritas.

Menurut bentuknya sentuhan badan dibagi atas tiga macam (Canggara, 2006: 105) yakni:

1. Kinesthetic

Ialah isyarat yang ditunjukkan dengan bergandengan tangan satu sama lain, sebagai simbol keakraban atau kemesraan.

2. Sociofugal

Ialah isyarat yang ditunjukkan dengan jabat tangan atau saling merangkul. Umumnya orang Amerika dan Asia Timur di dalam menunjukkan persahabatan ditandai dengan jabat tangan, sedangkan orang Arab dan Asia Selatan menunjukkan persahabatan lewat sentuhan pundak atau berpelukan.

3. Thermal

Ialah isyarat yang ditunjukkan dengan sentuhan badan yang terlalu emosional sebagai tanda persahabatan yang begitu intim.Misalnya menepuk punggung karena sudah lama tidak bertemu. d. Paralanguage

Paralanguage ialah isyarat yang ditumbulkan dari tekanan atau irama suara sehingga penerima dapat memahami sesuatu dibalik apa yang diucapkan. Misalnya “Datanglah” bisa diartikan betul-betul mengundang kehadiran kita atau sekedar basa-basi.Sesuatu kesalahpahaman seringkali terjadi jika komunikasi berlangsung dari etnik yang berbeda.Suara yang bertekanan besar bisa disalah artikan oleh etnik tertentu sebagai perlakuan kasar, meski menurut kata hatinya tidak demikian, sebab hal itu sudah menjadi kebiasaan bagi etnik tersebut.

Ada pengendalian empat utama karakteristik vocal, yaitu (Budyatna, 2011):

1. Pola titik nada atau Pitch, ini merupakan tinggi atau rendahnya nada vokal. Orang menaikkan atau menurunkan pola titi nada vokal atau vocal pitch dan

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 27

mengubah volume suara untuk menegaskan gagasan, menunjukkan pertanyaan dan memperlihatkan kegugupan.

2. Volume, volume merupakan keras atau lembutnya nada

3. Kecepatan, kecepatan atau rate mengacu kepada kecepatan pada saat orang berbicara.

4. Kualitas, kualitas merupakan bunyi dari suara seseorang. e. Diam

Berbeda dengan tekanan suara, maka sikap diam juga sebagai kode nonverbal yang mempunyai arti.Max Picard menyatakan bahwa diam tidak semata-mata mengandung arti bersikap negative, tetapi bisa juga melambangkan sikap positif.

Dalam kehidupan kita sehari-hari, sikap berdiam diri sangat sulit untuk diterka, apakah orang itu malu, cemas atau marah. Banyak orang mengambil sikap diam karena tidak mau menyatakan sesuatu yang menyakitkan orang lain, misalnya mengatakan “Tidak.” Tetapi dengan bersikap diam, juga dapat menyebabkan orang bersikap ragu.Karena itu diam tidak selamanya berarti menolak sesuatu, tetapi juga tidak berarti menerima.Mengambil sikap diam karena ingin menyimpan kerahasiaan sesuatu.

Untuk memahami sikap diam, kita perlu belajar terhadap budaya atau kebiasaan-kebiasaan seseorang.Pada suku-suku tertentu ada kebiasaan tidak senang menyatakan “Tidak” tetapi juga tidak berarti “Ya.”Diam adalah perilaku komunikasi sekarang ini yang makin banyak dilakukan orang-orang yang bersikap netral dan mau aman. f. Kedekatan dan ruang (Proximity and Spatial)

Proximity adalah kode nonverbal yang menunjukkan kedekatan dari dua obyek yang mengandung arti.Proximity dapat dibedakan atas territory atau Zone. Edwart T. Hall (dalam Cangara, 2006: 107-108) membagi kedekatan menurut territory terbagi atas empat macam, yaitu:

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 28

1. Wilayah intim (rahasia), yakni kedekatan yang berjarak antara 3-18 inchi.

2. Wilayah pribadi, ialah kedekatan yang berjarak antara 18 inchi hingga 4 kaki.

3. Wilayah sosial, ialah kedekatan yang berjarak antara 4 sampai 12 kaki.

4. Wilayah umum (Publik), ialah kedekatan yang berjarak antara 4 sampai 12 kaki atau sampai suara kita terdengar dalam jarak 25 kaki. g. Waktu

Ungkapan “Time is Money” membuktikan bahwa waktu itu sangat penting bagi orang yang ingin maju.Karena itu orang yang sering menepati waktu dinilai sebagai orang yang berfikiran modern.Waktu mempunyai arti tersendiri dalam kehidupan manusia.Bagi masyarakat tertentu, melakukan suatu pekerjaan seringkali melihat waktu.Misalnya membangun rumah, menanam padi, melaksanakan perkawinan, membeli sesuatu dan sebagainya. Penggunaan waktu atau chronemics adalah cara lain untuk menyampaikan pesan-pesan nonverbal. Terdapat beberapa aspek mengenai bagaimana kita berfikir tentang dan menggunakan waktu yang mengandung kesan-kesan bagi orang lain. h. Gerakan Wajah

Gerakan wajah mengkomunikasikan macam-macam emosi dan juga kualitas atau dimensi emosi. Para ahli banyak yang berpendapat bahwa pesan wajah dapat mengkomunikasikan sedikitnya “kelompok emosi” seperti kebahagiaan, keterkejutan, ketakutan, kemarahan, kesedihan, dan kemuakan atau penghinaan. Pesan-pesan yang dikomunikasikan oleh mata tergantung pada durasi, arah, dan kualitas dari perilaku mata.Misalnya, kontak mata dengan durasi yang singkat dapat dianggap bahwa seseorang itu malu atau sibuk.Sebaliknya, bila kontak mata durasinya lebih lama bisa jadi orang tersebut menunjukkan minat berlebihan (DeVito, 1997: 191).

Dalam komunikasi nonverbal banyak terdapat bentuk-bentuk komunikasi nonverbal seperti kinesics berupa gerakan tubuh, paralanguage, proxemics yang berkenaan dengan penggunaan waktu, dan olfactory communication berkaitan dengan masalah penciuman (Verderber et al., dalam Budyatna dan ganiem, 2011)

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 29

Menurut Verderber et all dalam Budyatma dan Ganiem (2011: 115) komunikasi memiliki 5 fungsi sebagai berikut :

1. Melengkapi Informasi.

Kebanyakan informasi atau isi sebuah pesan disampaikan secara nonverbal.Isyarat-isyarat nonverbal dapat menguatkan atau mempertentangkan pesan verbal. Pesan nonverbal dapat menguatkan apa yang telah dikatakan secara verbal, apabila mengatakan “tidak” dan menggelengkan kepala pada saat yang sama, kita telah menggunakan isyarat nonverbal untuk mengulang pesan verbal. Beberapa isyarat pesan nonverbal dapat digunakan sebagai pengganti untuk kata “halo” atau “bye-bye”.Misalnya juga, mengangkatkedua bahu dapat berarti “mungkin” “tidak tahu” masa bodoh”. Cara lain isyarat nonverbal melengkapi informasi denganmemperkuat pesan-pesan verbal. Perilaku nonverbal dapat memberi tekanan melengkapi, menambah informasi kepada kata-kata.

Isyarat-isyarat nonverbal juga dapat bertentangan dengan pesan verbal.Dalam hal ini, nonverbal tetap memberikan informasi, tetapi informasi yang diberikan mengarah kepada kebingungan dan bukan kepada kejelasan. Seperti saat suami mengatakan “bagus” ketika dimintai komentar oleh istrinya mengenai gaun yang baru dibelinya, namum terus membaca surat kabar atau menonton televisi. Hasil dari pesan-pesan verbal dan nonverbal yang bertentangan berupa pesan campuran.Hanya karena orang lebih bergantung kepada komunikasi nonverbal dari pada bentuk kata-kata sebuah pesan untuk menentukan makna emosional, makna orang lebih banyak bergantung kepada isyarat-isyarat nonverbal untuk memahami pesan campuran atau maxed massage.

2. Mengatur Interaksi.

Kita mengelola sebuah interaksi melalui cara-cara yang tidak terlihat dan kadang-kadang melalui isyarat nonverbal yang jelas. Kita menggunakan perubahan atau pergeseran dalam kontak mata, gerakan kepala yang perlahan, bergeser dalam sikap badan, mengangkat alis, menggunakan kepala memberitahukan pihak lain kapan boleh melanjutkan, mengulang, menguraikan, bergegas atau berhenti. Biasanya untuk meninggalkan interaksi, kita mengurangi

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 30

jumlah kontak mata dengan lawan bicara, memberikan respon yang singkat, mengurangi ekspresi muka, berpaling atau bergeser dari orang lain.

3. Mengekspresikan atau Menyembunyikan Emosi dan Perasaan.

Kebanyakan dari aspek-aspek emosional dari komunikasi disampaikan melalui cara-cara nonverbal. Ketika kita menunjukkan secara nonverbal kepada pihak lain bahwa kita peduli kepadanya. Kita tersenyum, merangkul, mencium, duduk berdekatan, menatap matanya, menyediakan lebih banyak waktu dengan siapa anda amat peduli.Secara alternatif kita dapat gunakan perilaku nonverbal untuk menutupi perasaan kita yang sebenarnya.Namun meskipun demikian, lebih sering kita menunjukkan emosi kita yang sebenarnya secara nonverbal dari pada menunjukkan emosi kita dengan kata-kata. Adakalanya kita menyembunyikan emosi dan perasaan kita, tetapi secara tidak sengaja sering terbaca oleh orang lain. Muka merah karena malu merupakan contoh yang terbaik berupa penampilan yang kurang hati-hati mengenai emosi.

4. Menyajikan Sebuah Citra.

Manusia mencoba menciptakan kesan mengenai dirinya melalui cara-cara menampilkan dan bertindak.Kebanyakan pengelolaan kesan terjadi melalui saluran nonverbal.Manusia dapat secara hati-hati mengembangkan citra melalui pakaian, merawat diri, perhiasan, dan milik pribadi lainnya.Orang tidak hanya menggunakan komunikasi nonverbal untuk mengkomunikasikan citra pribadi, tetapi dua orang dapat menggunakan isyarat-isyarat nonverbal untuk menyajikan citra atau identitas hubungan. Seperti sepasang kekasih yang memperlihatkan dihadapan umum citra yang positif, dengan saling menggandeng tangan, merangkul ataupun menunjukkan penuh perhatian terhadap satu sama lainnya dengan memperlihatkan melalui ekspresi wajah yang cerah.

5. Memperlihatkan Kekuasaan dan Kendali.

Banyak perilaku nonverbal merupakan isyarat dari kekuasaan, terlepas dari apakah mereka bermaksud menunjukkan kekuasaan dan kendali. Seperti seorang manajer yang mengenakan baju gaya eksekutif, aksesoris mahal, berjalan dan berbicara penuh wibawa. Bawahan menunjukkan rasa hormat dengan penuh

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 31

perhatian apabila saat manajer berbicara, tidak menginterupsi, memohon izin, atau minta waktu untuk memasuki ruang kerja manajer.

Jika terdapat pertentangan antara pesan verbal dan nonverbal, kita biasanya lebih mempercayai pesan nonverbal, yang menunjukkan pesan sebenarnya karena pesan nonverbal lebih sulit dikendalikan daripada pesan verbal.Sebagian dari kita dapat mengendalikan sedikit perilaku nonverbal, namum kebanyakan perilaku nonverbal diluar kesadaran kita.

Komunikasi nonverbal juga memiliki sebuah struktural kode nonverbal yang akan membantu untuk melihat bagaimana komunikasi dikonstruksikan. Kode nonverbal adalah sejumlah perilaku yang digunakan untuk menyampaikan makna (Morissan 2013: 141). Jude Burgoon (dalam Morissan 2013: 141-142) menggambarkan sistem kode nonverbal memiliki sejumlah perangkat struktural, seperti :

1) Kode nonverbal cenderung bersifat analog dari pada digital. Sinyal digital bersifat terpisah (discrete) seperti angka dan huruf sedangkan sinyal analog bersifat bersambungan (continuous) yang membentuk suatu spectrum atau tingkatan, seperti tingkat suara dan tingkat terang cahaya.Karena itu, tanda nonverbal seperti ekspresi wajah dan intonasi tidak dapat dikelompokkan ke dalam kategori yang terpisah tetapi lebih merupakan suatu gradasi.

2) Pada sebagian kode nonverbal berarti tidak semuanya terdapat faktor yang disebut iconicity yaitu kemiripan (resemblance). Kode nonverbal menyerupai objek yang tengah disimbolkan.Misalnya ketika anda menggambarkan bentuk sesuatu di udara dengan menggunakan jari anda.

3) Beberapa kode nonverbal menyampaikan makna universal. Misalnya tanda adanya ancaman serta ungkapan emosi yang bersifat biologis.Bagaimana perilaku universal yang ditunjukkan orang yang merasa ketakutan atau seseorang yang ingin ke toilet (WC).

4) Kode nonverbal memungkinkan transmisi sejumlah pesan secara serentak seperti: ekspresi wajah, tubuh, suara, dan tanda lainnya serta beberapa pesan berbeda lainnya dapat dikirim sekaligus.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 32

5) Tanda nonverbal seringkali menghasilkan tanggapan otomatis tanpa berfikir. Misalnya, menginjak rem mobil karena ada orang yang menyebrang jalan.

6) Tanda nonverbal seringkali ditunjukkan secara spontan. Misalnya ketika seseorang merasa cemas (nervous) sering kali ia bermain-main dengan rambutnya atau menggoyangkan kakinya.

Menurut Burgoon, kode nonverbal memiliki tiga dimensi yaitu :

1) Sematik, mengacu pada makna dari suatu tanda. Misalnya seorang ibu dengan wajah cemberut meletakkan jari telunjuknya didepan bibirnya meminta agar seorang yang sedang bersuara untuk berhenti bersuara karena bayinya sedang tidur.

2) Sentetik, mengacu pada cara tanda disusun atau diorganisasi dengan tanda lainnya di dalam system. Misalnya, orang yang meletakkan jari telunjuk di depan bibirnya itu tidak menunjukkan wajah cemberut tetapi tersenyum sambil berkata dengan suara lembut,” maaf, ada bayi yang sedang tidur.” Disini gerak tubuh, tanda vocal (suara yang lembut), ekspresi wajah dan bahasa menyatu untuk menciptakan makna keseluruhan.

3) Pragmatik, mengacu pada efek atau perilaku yang ditunjukkan oleh tanda, sebagaimana contoh orang yang meminta seseorang untuk diam, namun yang pertama seseorang tersebut terima sebagai menunjukkan sikap tidak suka kepada seseorang tersebut, sedangkan lainnya diterima sebagai sikap yang ramah atau bersahabat.(Morissan 2013: 142)

Makna yang dibawa oleh bentuk-bentuk verbal dan nonverbal adalah terikat dengan konteks, atau sebagian ditentukan oleh situasi di mana bentuk- bentuk verbal dan nonverbal itu dihasilkan.Baik bahasa dan bentuk-bentuk nonverbal memungkinkan komunikator untuk menggabungkan sejumlah kecil tanda kedalam berbagai ekspresi atau ungkapan makna yang kompleks tanpa batas.

2.2.4 Komunikasi Massa

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 33

Komunikasi massa menurut para ahli adalah komunikasi melalui media massa. Sedangkan komunikasi Joseph A. Devito dalam bukunya, Communicology: An Introduction to the study of communication menyatakan bahwa komunikasi massa :First, mass communication is communication addressed to the masses, to an extremiley large audience. This does not mean that audience includes all people or that is large and generally rather poorly difined.

Second, mass communication is communication is perhaps most easily and most logically defined by it form : Television, radio, newspaper, magazine, film, books and tapes.

Pertama, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan pada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini tidak berarti khalayak meliput seluruh penduduk atau semua orang yang membaca atau semua orang yang menonton televisi, agaknya ini berarti khalayak itu besar pada umumnya sulit di defisinikan.

Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar-pemancar audio dan visual komunikasi. Barangkali akan lebih mudah dan lebih logis bila didefinisikan menurut bentuknya : televisi, radio, majalah, film dan buku. (dalam buku Theories Of Human Communication Little John, 1999).

2.2.4.1 Televisi

Televisi sebagai media massa, sangat membantu dalam hubungan masyarakat. Dengan menggunakan media televisi, penyebarluasan informasi bukan saja sangat luas, melainkan juga cepat dan serentak.Televisi dalam mengemban tugas sebagai penyebar informasi, mendidik, menghibur, kontrol sosial, harus dapat menyampaikan pesan agar masyarakat dapat memperoleh informasi yang jelas, lengkap, jujur, beretika, bermoral serta objektif.Disadari bahwa informasi membuka kita menjadi berpikir dan bergaya hidup tertentu. Perananan media massa (televisi) dalam melaksanakan sekian banyak fungsinya dan hak yang dimilikinya seperti fungsi informasi, fungsi menyalurkan inspirasi

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 34

masyarakat, meluaskan komunikasi dan pertisipasi masyarakat dan koreksi yang konstruktif.

Televisi mempunyai sebuah sifat yang istimewa, televisi merupakan gabungan dari suara dan gambar atau yang lebih dikenal dengan audio dan visual. Sebagai media massa, televisi memiliki ciri-ciri berlangsung satu arah, komunikatornya melembaga, pesannya bersifat umum dan menimbulkan keserempakan (Pareno, 2002:102). Dengan kekuatannya yang audio visual, ia mampu mempengaruhi kehidupan manusia, baik dari segi politik, sosial dan budaya (Russel, Verril dan Lane, 1988:173 dalam Komunikasi Politik: Komunikator, Pesan dan Media, Dan Nimmo, 1999). Adapun fungsi televisi yaitu:

1. Fungsi penerangan atau infomasi, sebagai sarana yang sangat efektif dalam menginformasikan segala berita kepada khalayak 2. Fungsi pendidikan, disadari atau tidak televisi mempunyai pengaruh yang tidak kecil dalam memberikan pengetahuan tambahan kepada khalayak luas mengenai berbagai hal. 3. Fungsi hiburan, tentunya suatu media yang mudah dan murah dalam upaya kita mendapatkan hiburan karena isi dari televisi tidak seluruhnya berita.

Telaah yang sudah cukup banyak tentang televisi pada umumnya cenderung pada kesimpulan bahwa medium televisi ini melebihi kemampuan media massa lainnya dalam memengaruhi sikap maupun perilaku khalayak. Kelebihan televisi dalam memengaruhi perilaku khalayak, yaitu menurut pandangan-pandangan tersebut, berkat watak keteknikannya bercirikan gejala-gejala berikut ini :

Bersifat lihat-dengar (audivisual)

1. Cepat mencapai khalayak yang relatif tidak terbatas jumlahya 2. Televisi menghimpun dalam dirinya gejala komunikasi radio, film (gambar hidup), komunikasi tertulis, potret diam, serta kode analogik dan kode mediator lainnya 3. Televisi memiliki ciri-ciri personal yang lebih besar dari media massa lainnya, atau menyerupai komunikasi tatap muka.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 35

Ciri-ciri tersebut berkembang pengertian bahwa siaran televisi seakan-akan memindahkan realitas ke hadapan penonton, dan karena itu penonton seakan-akan terlibat secara langsung atau “hadir sendiri” pada peristiwa tersebut meskipun kejadian dan tempat itu mungkin sangat jauh dari penonton. Sering kali peristiwa yang diliput oleh televisi tiba pada khalayak pada saat peristiwa itu sedang terjadi (aktualitas objektif), sehingga derajat keterlibatan penonton dalam kejadian- kejadian yang bersangkutan sangat besar (optical identification dan phychological identification).

Berbagai studi yang terungkap, bahwa televisi dapat menimbulkan dampak yang langsung atas sikap dan perilaku penonton. James Monaco menjelaskan bahwa menekankan kemampuan yang besar dari televisi untuk menghubungkan realitas dari penonton. kemampuan ini disebabkan oleh sifat televisi yang menyajikan pengalaman secara berkesinambungan, dan bukan hanya satu pengalaman seperti halnya dalam film. Televisi berlangsung teru-menerus, apakah itu dalam konteks program satu hari, atau menyangkut liputan yang bersifat serial. Televisi terjadi di dalam ruang kita, di dalam waktu kita, ia menjadi bagian dari realitas kita. Akibatnya ia tidak hanya menghubungkan antara penonton dan kenyataan, tetapi juga antara kenyataan dan fiksi, karena televisi merupakan medium hiburan dan sekaligus medium informasi yang lihat-dengar. Kadang- kadang sulit untuk membedakan mana fiksionalnya dan mana fungsi nonfiksionalnya (James Monaco,1977 :13).

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 36

2.3 Model Teoritik

Komunikasi Strategi

Verbal- Non Komunikasi Komunikasi Verbal Massa pada News Anchor

1. Strategi Komunikasi News Anchor dalam penyampaian berita 2. Hambatan-hambatan yang dialami News Anchor dalam penyampaian berita 3. Cara penyelesaian hambatan-hambatan yang dihadapi oleh News Anchor

Sumut Dalam Berita

Sumber : Peneliti, 2016

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Metodologi adalah proses, prinsip dan prosedur yang digunakan peneliti untuk mendekati masalah dan mencari jawaban. Dengan kata lain, metodologi merupakan suatu pendekatan umum untuk mengkaji penelitian. Metodologi diukur berdasarkan kemanfaatannya, dan tidak bisa dinilaiapakah suatu metode benar atau salah.Metode penelitian merupakan teknik-teknik spesifik dalam sebuah penelitian (Mulyana, 2001:145-146).

Secara umum penelitian kualitatif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk memahami fenomena atau gejala-gejala sosial tentang apa yang dipahami oleh subjek penelitian, seperti perilaku, motivasi dan sebagainya. Penelitian kualitatif berusaha membentuk pengertian terhadap fenomena sesuai dengan makna yang lazim digunakan oleh subjek penelitian.

Metodologi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif.Penelitian dengan metode deskriptif merupakan penelitian yang menggambarkan, meringkas berbagai kondisi atau berbagai fenomena realitas sosial dan berupaya menarik realitas itu kepermukaan sebagai suatu ciri, karakter, sifat, model, tanda atau gambaran tentang kondisi, situasi ataupun fenomena tertentu (Bungin, 2008:68).

Maka, dengan menggunakan metode ini peneliti akan berusaha untuk memahami dunia subjek penelitian dan akan mendeskripsikan bagaimana strategi komunikasi news anchor dalam penyampain berita serta menjelaskan hambatan- hambatan apa saja yang dialami oleh news anchor dalam penyampaian berita. Setelah itu peneliti akan menganalisis data yang diperoleh dari informan berdasarkan dengan teori yang digunakan.

37 Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 38

3.2 Subjek Penelitian

Subjek penelitian dalam penelitian kualitatif disebut sebagai informan, yang artinya orang pada latar belakang penelitian yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan latar belakang penelitian (Moleong, 2010:132). Adapun subjek penelitian dalam penelitian ini adalah empat news anchor yang siaran dalam program acara “Sumut dalam berita” di TVRI Sumatera Utara. Informan dalam penelitian ini berjumlah enam orang. Empat diantaranya adalah informan primer. Adapun informan primer dalam penelitian ini yaitu merupakan news anchor di TVRI Sumatera Utara yang bernama Keryawan Sembiring, Neza Yana Febriani, Ripka Ginting dan Mela Hapsari. Sementara untuk informan sekunder yaitu Tuti Dwisaptri sebagai pengarah acara serta Fitriani sebagai produser. Informan dipilih dengan menggunakan purposive sampling, dimana informan-informan dipilih sesuai dengan kriteria tertentu yang telah ditentukan. Adapun kriteria-kriteria tersebut yaitu : 1. Tercatat sebagai news anchor dalam program acara “Sumut dalam berita di TVRI Sumatera Utara. 2. Sudah pernah liputan selama menjadi news anchor 3. Sudah pernah melakukan live report dan live cross

3.3 Objek Penelitian Objek penelitian adalah sesuatu yang merujuk pada masalah atau tema yang sedang diteliti (Idrus, 2009:91). Secara singkat objek penelitian merupakan apa yang menjadi sasaran yang digambarkan dalam rumusan penelitian. Adapun yang menjadi objek penelitian dalam penelitian ini adalah strategi komunikasi news anchor dalam penyampaian berita pada program acara “Sumut dalam berita” di TVRI Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 39

3.4 Kerangka Analisis

Unit analisis pada umumnya dilakukan untuk memperoleh gambaran yang umum dan menyeluruh tentang situasi yang diteliti objek penelitian. Unit analisis dalam penelitian ini meliputi 3 komponen menurut Speadly (dalan Sugiono, 2007: 68) yaitu:

1. Tempat, tempat dimana dalam penelitian ini berlangsung. Tempat berlangsungnya adalah di TVRI Sumatera Utara. 2. Pelaku, pelaku dalam penelitian ini adalah subjek penelitian sebagai informan yang sesuai dengan penelitian ini. Dalam hal ini adalah News Anchor, pengarah acara dan produser yang ada di TVRI Sumatera Utara. 3. Kegiatan, kegiatan yang dilakukan oleh pelaku dalam situasi yang sedang berlangsung dalam hal mengetahui strategi komunikasinews anchor dalam penyampain berita

3.5 Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian kualitatif, teknik pengumpulan data yang utama adalah observasi dan wawancara.Dalam prakteknya kedua metode tersebut dapat digunakan secara bersama-sama, artinya sambil wawancara juga melakukan observasi atau sebaliknya. Wawancara akan berlangsung baik kalau tercipta kepercayaan antara peneliti dengan yang diwawancarai (Sugiyono, 2012: 239). 1. Wawancara Mendalam (in-depth interview) Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan tanya jawab secara lisan, baik langsung atau tidak langsung dengan sumber data. Dalam penelitian ini wawancara dilakukan secara langsung (tatap muka) dengan jumlah pertemuan yang tidak ditentukan bergantung pada informasi yang dibutuhkan (Pujileksono, 2015: 123). 2. Observasiterus terang atau tersamar Dalam hal ini, peneliti dalam melakukan pengumpulan data menyatakan terus terang kepada sumber data, bahwa ia sedang melakukan penelitian. Jadi mereka yang diteliti mengetahui sejak awal sampai akhir tentang aktivitas peneliti (Sugiyono, 2012: 228).

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 40

3. Studi kepustakaan Dalam melakukan penelitian, peneliti juga akan membaca literatur yang berkaitan dengan penelitian. Dalam penelitian ini peneliti membaca literatur yang berkaitan dengan komunikasi massa dan komunikasi verbal dan nonverbal.

3.5.1 Penentuan Informan Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Kegunaan informan bagi peneliti ialah agar dalam waktu yang relatif singkat banyak informasi yang terjaring, jadi sebagai sampling internal, karena informan dimanfaatkan untuk berbicara, betukar pikiran, atau membandingkan suatu kejadian yang ditemukan dari subjek lainnya (Biklen dalam Moeleong, 2014: 131). Teknik penentuan dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Teknik purposive sampling adalah sampel diambil atau ditentukan dengan maksud atau tujuan tertentu.Seseorang atau sesuatu diambil atau ditentukan sebagai sampel karena peneliti menganggap bahwa seseorang atau sesuatu tersebut memiliki dan dapat memberikan informasi yang diperlukan untuk kepentingan penelitiannya.Dalam penentuan informan, kriteria yang dibutuhkan adalah sebagai berikut: 1. News Anchor di TVRI Sumatera Utara 2. Sudah pernah liputan selama menjadi news anchor 3. Sudah pernah melakukan live report, live cross Tentunya setiap news anchor yang ketika menyampaikan berita, mereka memiliki strategi komunikasi masing-masing. Adapun untuk memperkuat dari hasil penelitian ini, peneliti juga akan menggunakan informan tambahan untuk memperkuat informasi yang diberikan oleh informan utama.Adapun yang menjadi informan tambahan dalam penelitian ini adalah pengarah acara dan produser dalam acara Sumut dalam Berita di TVRI Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 41

3.5.2 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini adalah di kota Medan, sebagaimana data yang butuhkan berasal dari news anchor yang bersiaran di program acara “Sumut dalam berita” di TVRI Sumatera Utara. Peneliti menyesuaikan tempat dengan informan untuk melakukan wawancara mendalam (in-depth interview).Tempat wawancara berlangsung di lingkungan TVRI Sumatera Utara dan dikondisikan sesuai dengan permintaan para informan dengan melakukan kesepakatan bersama terlebih dahulu. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2016 sampai dengan selesai. Proses pengumpulan data dalam penelitian ini berlangsung selama dua bulan. Hal ini disebabkan oleh adanya keperluan dan hal-hal yang harus dipersiapkan oleh peneliti dalam rangka penelitian ke lapangan. Hal ini bertujuan agar peneliti mendapatkan data dan hasil yang maksimal dalam melakukan penelitian.

3.5.3 Keabsahan Data Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan. Pelaksanaan teknik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu. Ada dua kriteria yang digunakan, yaitu derajat kepercayaan dan kebergantungan. 1. Kredibilitas (credibility) kredibilitas penelitian berkaitan dengan pertanyaan “Apakah proses dan hasil penelitian ini dapat diterima atau dipercaya?”. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka perlu dilihat dari beberapa aspek, yaitu: a. Memperpanjang masa penelitian memungkinkan peningkatan derajat kepercayaan yang akan dikumpulkan. b. Meningkatkan ketekunan berarti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. c. Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. d. Analisis kasus negatif ada, peneliti mencari data yang berbeda atau bertentangan dengan data yang telah ditemukan. Bila tidak ada lagi data yang berbeda atau bertentangan dengan temuan, berarti data yang ditemukan sudah dapat dipercaya. e. Menggunakan bahan refrensi sebagai upaya pendukung untuk membuktikan data yang telah ditemukan oleh peneliti.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 42

f. Mengadakan memberchek untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data (Sugiyono, 2012: 276). 2. Kebergantungan (confirmability) jika dua atau beberapa kali diadakan pengulangan suatu studi dalam suatu kondisi yang sama dan hasilnya secara esensial sama, maka dikatakan realibilitasnya tercapai (Moloeng, 2014: 324).

3.6 Teknik Analisis Data Menurut Seiddel (Moeleong, 2014: 248) analisis data kualitatif memiliki tahapan sebahai berikut: 1. Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal itu diberi kode agar sumber datanya tetap dapat ditelusuri. 2. Mengumpulkan, memilah-milah, mengklasifikasi, membuat ikhtisar dan membuat indeksnya. 3. Berpikir dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai makna, mencari dan menemukan pola hubungan-hubungan, dan membuat temuan- temuan umum. Kegiatan analisis data dalam penelitian ini dimulai dengan mengumpulkan semua data yang diperoleh dari lapangan, baik berupa data primer maupun sekunder.Data-data yang diperoleh kemudian disesuaikan dengan teori-teori yang berhubungan untuk mendapatakan suatu kesimpulan akhir. Selanjutnya, akan disusun membentuk laporan yang sistematis.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1. Proses Penelitian Pada penelitian ini, proses pengumpulan data dilapangan diperoleh peneliti dengan melakukan beberapa tahapan, seperti tahapan awal penelitian dan tahapan pengumpulan data penelitian.

Tahapan awal penelitian dimulai dengan melakukan pengajuan judul kepada departemen dan disetujui oleh dosen pembimbing untuk melakukan penelitian mengenai strategi komunikasi.Setelah mendapatkan persetujuan untuk melakukan penelitian sesuai dengan judul yang peneliti ajukan, maka peneliti melakukan segala persiapan yang berhubungan dengan penelitian. Persiapan awal dimulai dengan melakukan observasi mengenai strategi komunikasi yang dilakukan oleh news anchor ketika menyampaikan berita. Selanjutnya peneliti membuat pedoman wawancara yang berguna sebagai acuan dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada informan mengenai strategi komunikasi dalam penyampaian berita.

Pemilihan informan dilakukan dengan melihat kriteria yang telah peneliti uraikan pada bab III yaitu, tercatat sebagai news anchor pada program acara Sumut Dalam Berita, sudah pernah liputan selama menjadi news anchor dan sudah pernah live report serta live cross.Peneliti mengumpulkan data-data news anchor yang bersiaran pada progam Sumut Dalam Berita. Setelah mengumpulkan data, peneliti tidak langsung menentukan informan, peneliti melakukan observasi terlebih dahulu melihat kredibilitas news anchor tersebut ketika proses penyampain berita berlangsung.

Penelitian ini dilakukan terhadap empat informan yaitu news anchor yang bersiaran pada program acara Sumut Dalam Berita di TVRI Sumatera Utara. Untuk menguji hasil dari penelitian ini agar akurat maka peneliti juga menambah informan tambahan dalam penelitian ini yaitu pengarah acara dan juga produser yang ada diprogram acara Sumut Dalam berita. Sebelum melakukan wawancara peneliti telah melakukan pendekatan terlebih dahulu kepada informan walaupun

43 Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 44

peneliti sudah merasa dekat terhadap informan tersebut sehingga diharapkan dapat memudahkan peneliti dalam melakukan wawancara. Informan I bernama Neza dan informan II bernama Ripka adalah satu angkatan dengan peneliti sebagai news anchor, peneliti sering mengajak mereka untuk berdiskusi mengenai masa depan baik itu masalah pekerjaan ataupun masalah diluar dari pekerjaan misalnya teman, pacar dan lain-lain sehingga peneliti sudah tidak canggung lagi ketika melakukan wawancara terhadap mereka.Informan III bernama Kery yaitu senior peneliti.Peneliti dan informan III sudah sering sekali berinteraksi sebelumnya sehingga peneliti mudah untuk melakukan wawancara. Banyak hal yang peneliti bicarakan dengan informan III karena ia merupakan senior yang sangat bersahabat dan ramah, maka dari itu sering sekali peneliti meminta masukan dan tips terkait bagaimana menjadi seorang news anchor. Informan IV bernama Mela adalah senior peneliti yang juga sekaligus dosen peneliti. Informan IV juga sangat dekat dengan peneliti karena sebelumnya sudah sering melakukan diskusi terkait dengan masalah kampus dan juga masalah lainnya sehingga proses wawancarapun sangat nyaman dan lancar.

Pada saat melakukan penelitian, peneliti tidak langsung melakukan wawancara dengan para informan, melainkan terlebih dahulu melakukan pengamatan dan pendekatan kepada news anchor tersebut.Pada saat mereka berada dikampus atau pada saat mereka dalam sebuah organisasi.Sebelumnya peneliti juga meminta izin kepada informan untuk dapat mengikuti kegiatan informan.Setelah mengenal lebih dekat dan mengamati beberapa kegiatan maka kemudian peneliti melakukan wawancara mendalam terhadap news anchor yang berada di TVRI Sumatera Utara.

Proses wawancara dilakukan dikantor TVRI Sumatera Utara jalan Putri Hijau Medan tepatnya di ruangan penyiar. Ruang penyiar merupakan ruangan yang selalu disinggahi oleh para news anchor sebelum bersiaran. Banyak sekali kegiatan yang dilakukan oleh para news anchor didalam ruang penyiar ini seperti berinteraksi dengan penyiar lain, mengganti pakaian sebelum siaran, make up sebelum siaran, research berita yang akan disampaikan kepada pemirsa dan lain- lain sehingga sangat memudahkan peneliti untuk melalukan proses wawancara. Selain di ruangan penyiar, proses wawancara juga dilakukan di tempat lain seperti

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 45

kantin TVRI, ruang make up, studio tempat melakukan siaran, lobi TVRI. Peneliti tidak mengalami banyak kesulitan dalam melakukan penelitian ini, hanya saja jadwal para informan yang sangatpadat sehingga membuat peneliti harus bergerak cepat untuk melakukan proses wawancara.

4.1.2 Deskripsi Informan 4.1.2.1 Profil Informan I Nama : Neza Yana Febriani Tempat Tanggal Lahir : Banda Aceh, 12 Februari 1994 Usia : 22 Tahun Agama : Islam

Neza Yana Febriani adalah seorang news anchordi TVRI Sumatera Utara. Neza biasa ia disapa, merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Wanita bersuku Aceh ini sangat menyukai film Korea. Selain itu, wanita kelahiran Banda Aceh ini menyukai TULUS sebagai penyanyi favoritnya.

Setelah tamat dari SMAN 1 Langsa, Neza melanjutkan studinya pada Universitas Negeri Medan (UNIMED) dan selanjutnya memutuskan untuk bekerja sambil kuliah. Baginya bekerja merupakan aktualisasi pendidikan yang telah diperoleh selama di bangku sekolah dan kuliah.

Neza mengawali karirnya pertama sekali yaitu menjadi guru private bahasa Inggris pada tahun 2014. Namun disana ia hanya bertahan beberapa bulan saja karena setelah itu dia kemudian mencoba peruntungan untuk menjadi news anchordengan mengikuti castingyang diadakan oleh TVRI Sumatera Utara dan kemudian ia berhasil masuk dan terpilih menjadi seorang news anchor. Selain sibuk dengan kegiatan sebagai news anchor, Neza juga masih disibukkan dengan kegiatan kampus yang sangat padat.

4.1.2.2. Profil Informan II

Nama : Keryawan Sembiring

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 46

Tempat Tanggal Lahir : Medan , 18 Agustus 1978 Usia : 38 Tahun Agama : Kristen

Keryawan Sembiring atau yang sering disapa Kery ini merupakan salah- satu news anchor senior di TVRI Sumatera Utara.Pria berumur 38 tahun ini memulai karir sebagai resepsionist di hotel ASEAN Internasional di Medan.Kery merupakan lulusan dari Universitas Dharma Agung Medan. Jauh sebelum menjadi seorang news anchorKery sudah sering sekali menjadi Master of Ceremony diberbagai event baik itu didalam kota maupun diluar kota Medan. Pria dengan tinggi 170 ini sangat ramah terhadap semua orang dan sering sekali memberikan masukan-masukan terkait dengan bagaimana menjadi news anchor yang baik kepada juniornya.

Kery mengawali karir sebagai news anchor pada tahun 2004 dengan mengikuti casting sebagai presenter di TVRI Sumatera Utara. Ketika pertama sekali menjadi seorang news anchor ia tidak langsung bersiaran melainkan di taining terlebih dahulu selama tiga bulan. Selama dua belas tahun menjalani karir sebagai seorang news anchoria sudah banyak sekali mendapatkan pengalaman baik itu dilapangan maupun di studio.

Kery sangat berpengalaman dalam dunia broadcasting terbukti dengan dijadikannya ia menjadi salah-satu utusan news anchordari TVRI Sumatera Utara ke tingkat nasional untuk mengikuti workshop seputar dunia news anchor.

4.1.2.3 Profil Informan III

Nama : Melani Indra Hapsari Tempat Tanggal Lahir : Semarang, 5 Mei 1980

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 47

Usia : 36 Tahun Agama : Islam

Melani Indra Hapsari atau biasa ia dipanggil Mela adalah seorang news anchor senior di TVRI Sumatera Utara yang juga menjadi informan pada penelitian ini. Wanita berumur 36 tahun ini mengawali karir sebagai news anchor di TVRI Jawa Tengah. Namun sebelumnya ia juga sudah menjadi penyiar radio di Jawa Tengah. Wanita yang satu ini memiliki hobi olahraga dan juga travelling.Tempat terjauh yang pernah ia kunjungi adalah Jepang. Selain disibukkan dengan kegiatan sebagai news anchor, ia juga saat ini sedang sibuk mengurusi beberapa kegiatan seperti asuransi dan juga mengajar sebagai dosen di Universitas Sumatera Utara. Ibu dari dua orang anak ini saat ini sedang fokus mengembangkan karir di dunia broadcasting.Ia pertama sekali mengawali karir sejak tahun 2006 menjadi news anchor di TVRI Jawa Tengah namun sebelumnya ia sudah dahulu menjadi penyiar radio. Mela juga merupakan alumni dari jurusan ilmu Komunikasi Universitas Diponegoro, saat ini ia sudah menyelesaikan program master di universitas yang sama. Saat pertama sekali bergabung dengan TVRI Sumatera Utara ia tidak di training terlebih dahulu namun langsung bersiaran karena ia sudah memiliki pengalam yang baik untuk menjadi news anchor. Semenjak menjadi seorang news anchor dari tahun 2006, informan Mela sudah banyak sekali memiliki pengalaman di dunia broadcasting karena ia sudah sering sekali mengikuti pelatihan tentang dunia broadcasting tersebut dan juga sering melakukan liputan sehingga sudah sangat berpengalaman dalam dunia jurnalistik.

4.1.2.4 Profil Informan IV

Nama : Ripka L. Nona Ginting Tempat Tanggal Lahir : Kuta Bulu, 12 November 1991

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 48

Usia : 25 Tahun Agama : Kristen

Ripka merupakan informan keempat dalam penelitian ini, Ripka merupakan wanita berumur 25 tahun yang lahir di Kuta Bulu pada tanggal 12 November 1991.Ripka memiliki ciri fisik tinggi 155 cm dan memiliki kulit berwarna putih, hidung mancung dan rambut berwarna coklat kemerah- merahan.Ripka merupakan alumni dari Universitas Dharma Agung Medan jurusan ilmu Komunikasi studi Jurnalistik. Ripka yang memiliki keturunan suku karo ini memiliki hobi bernyanyi, ia juga memiliki suara yang sangat bagus. Selain bernyanyi ia juga sangat senang membaca buku, biasanya buku yang ia baca seperti novel dan juga buku berjenis fiksi. Wanita kelahiran tahun 1991 ini saat ini tinggal di kota Medan tidak bersama orang tuanya melainkan tinggal sendiri. Ia telah hidup mandiri sejak berada di SMA. Semua ia kerjakan tanpa ada bantuan orang lain, sehingga saat ini pun Ripka menjadi wanita yang sangat tangguh dan juga sangat mandiri. Sebelum menjadi seorang news anchor, Ripka juga pernah bekerja di berbagai tempat seperti hotel, bank hingga menjadi sales. Semua ia kerjakan untuk bertahan hidup. Sebelum menjadi news anchor di TVRI Sumatera Utara, ia juga sudah pernah menjadi news anchor di televisi lain yaitu di Deli TV Medan yang sekarang sudah berubah nama menjadi MNC TV Medan.

4.1.2.5 Profil Informan V

Nama : Tuti Daswisaptri Tempat Tanggal Lahir : Medan, 7 Desember 1967

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 49

Usia : 49 Tahun Agama : Islam

Tuti Daswisaptri merupakan informan tambahan peneliti dalam penelitian ini. Informan Tuti merupakan pengarah acara dalam program Sumut Dalam Berita. Sebelum menjadi pengarah acara di program berita tersebut, wanita yang menggunakan jilbab dalam kesehariannya ini juga pernah menjadi news anchor serta reporter terlebih dahulu. Wanita kelahiran 7 Desember 1967 ini sangat gemar menulis, ia juga sudah melahirkan sebuah buku dengan judul “Rahasia pengusaha cerdas dan mandiri”. Informan Tuti merupakan senior peneliti di TVRI Sumatera Utara, ia sangat ramah dan juga sering berbagi ilmu dan tips tentang bagaimana menjadi seorang news anchor yang baik kepada para juniornya. Selain menjadi pengarah acara di program acara Sumut Dalam Berita, informan Tuti juga sering menjadi produser di program acara lain, misalnya saja seperti program acara Suara Perempua dan program acara Ekonomi Kreatif. Baginya bekerja di dunia broadcasting merupakan hal yang sangat menarik dan sangat menantang. Sebelum bergabung dengan TVRI Sumatera Utara informan Tuti juga pernah menjadi dosen di salah satu universitas yang ada di kota Medan. Informan Tuti juga pernah merasa bingung disaat harus memilih antara menjadi dosen atau bekerja di dunia broadcasting.Namun seiring dengan berjalannya waktu ia pun memutuskan untuk bekerja di dunia pertelevisian dan bergabung dengan TVRI Sumatera Utara.

4.1.2.6 Profil Informan VI

Nama :Fitriani Tempat Tanggal Lahir : Kisaran, 12 Januari 1967

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 50

Usia : 49 Tahun Agama : Islam

Informan tambahan selanjutnya dalam penelitian ini adalah Fitriani. Ia merupakan produser di TVRI Sumatera Utara. Sebelum menjadi produser ia sudah menjadi asisten pengarah acara terlebih dahulu. Wanita kelahiran Kisaran 12 Januari 1967 ini memiliki hobi memasak dan membaca buku. Biasanya jika tidak bekerja, ia akan menghabiskan waktu dirumah berkumpul bersama keluarganya. Wanita berusia 49 tahun ini memiliki ciri fisik kulit kuning langsat, memiliki tinggi badan sekitar 150 cm dan dalam kesehariannya ia selalu memakai jilbab. Selain menjadi produser di program acara Sumut Dalam Berita ia juga menjadi pengarah acara dibeberapa program acara seperti kontak publik, dialog tani, Sumut Sport dan berbagai program acara lainnya.

4.1.3 Hasil Pengamatan dan Wawancara

Setelah peneliti melakukan wawancara dengan empat informan, berikut hasil wawancara dengan masing-masing informan: 1. Informan I

Nama Informan : Neza Yana Febriani Tanggal wawancara : 30 April 2016, 10 Juni 2016, 12 Juni 2016 Pukul : 15.20 WIB, 14.45 WIB, 17. 12 WIB Tempat :Ruang penyiar, Ruang Redaksi, Ruang Editor. Informan pertama yang di wawancarai dalam penelitian ini adalah Neza.Saat ini Neza berumur 22 tahun dan juga merupakan teman satu angkatan peneliti di TVRI Sumatera Utara sebagai news anchor sehingga tidak sulit menjadikan Neza sebagai informan.Neza juga tidak sulit diajak bertemu untuk wawancara.Dalam proses wawancara peneliti menanyakan biodata lengkap informan terlebih dahulu dan latar belakang dirinya. Meskipun peneliti telah mengenal informan Neza namun peneliti tetap menanyakan biodata informan karena agar data yang dihasilkan lebih akurat.Informan Neza telah menjadi news anchor selama setahun. Awal menjadi news anchor informan Neza mengikuti casting di TVRI Sumatera Utara, ia mengetahui informasi penerimaan dari

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 51

selebaran yang di tempel dimading kampus. Setelah mengetahui informasi tersebut informan Neza kemudian mempersiapkan diri dan mengikuti casting tersebut dan akhirnya lulus dan diterima.

“Awal menjadi seorang news anchor adalah saya melihat papan pengumuman yang ada dikampus tentang penerimaan news anhcor di TVRI Sumatera Utara, terus saya coba ikutan dan akhirnya diterima. Sebenernya saya sih gak pernah ada niat dan kepikiran menjadi news anchor karena dasar pendidikan saya bukan dari komunikasi tapi bahasa Inggris. Sejujurnya iseng aja sih nyoba dan saya pikir ini adalah satu kesempatan yang sangat baik dan kesempatan gak dateng dua kali, terus nambah pengalaman juga, dan saya rasa news anchor itu keren, kerjaan yang bukan sekedar fisiknya aja yang diliat tapi suara dan lain-lain yang menjadi satu package gitu, makanya saya coba dan akhirnya alhamdulillah saya diterima”.

Ketika pertama sekali mejadi seorang news anchor hal yang informan Neza lakukan adalah melatih diri dan juga melihat senior-senior yang sudah berpengalaman ketika bersiaran sehingga informan Neza bisa mencontoh dan mengikuti cara serta gaya para senior tersebut ketika menyampaikan berita. Selama menjadi news anchor, informan Neza bukan hanya siaran di depan kamera tetapi juga membuat berita, redaksi, assistant PA, dubbing berita, bahkan liputan.

“Pertama kali menjadi news anchor hal dilakukan adalah melatih suara yang paling penting, terus coba ngobrol setiap hari, latihan pernafasan, latian vokal, karena pasti kita siaran butuh suara yang prima kan, jadi pasti butuh latihan juga supaya terbiasa untuk bicara lancar gitu. Selain itu biasanya saya juga sering melihat senior-senior ketika bersiaran dan sering minta tips dan juga masukan gimana caranya biar bisa lancar waktu siaran. Ketika pertama kali masuk TVRI belum langsung siaran, tapi di training dulu dan kalo ditempat saya bekerja biasanya pekerjaannya dirangkap jadi saya bukan hanya siaran didepan kamera

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 52

tapi juga kadang jadi assistant PA, nulis berita, liputan, dubbing bahkan live cros atau live report”.

Ketika siaran informan Neza sering sekali merasa grogi dan nerveouskarena ditonton oleh banyak orang sehingga terkadang ketika menyampaikan berita informanNeza melakukan kesalahan-kesalahan dan apabila sudah melakukan kesalahan maka ia pun segera memperbaiki kesalahan tersebut.

“ya pasti lah. Inikan bukan cuman masalah public speaking lagi kayak lebih uda memang nampil di depan banyak orang dan itu secara rutin dilakukan dan liat orang-orang. Lebih ngerasa nerveous karena itu jadi beban takut gak bisa nampilin yang terbaik jadi nervous dan gugup. Terus ketika saya nervous atau grogi biasanya hal dilakukan adalah well prepare aja kayak naskah berita yang uda diluar kepala karena kadang- kadang nervous itu datang karena kita gak paham betul bahan yang akan sampaikan, terus berdoa juga penting sekali dan tarik nafas. Itu sih tips- tips yang bisa sedikit mengurangi rasa nervous itu”.

Pertama sekali informan Neza menjadi seorang news anchor tidak langsung siaran on air tetapi harus melakukan beberapa hal terlebih dahulu untuk mempersiapkan diri seperti olah suara, mempersiapkan mental dan lain-lain. Informan Neza harus menunggu selama dua bulan untuk mempersiapkan diri sehingga ketika diberikan kesempatan untuk bersiaran, informan Neza langsung siap dan mampu menyampaikan berita dengan baik.

“Jadi pertama kali itu belum langsung siaran on air, tapi harus training dulu selama dua bulan. Selama training itu banyak sekali hal-hal yang dipelajari mulai dari olah suara, latihan pernafasan, latihan percaya diri juga, terus mempelajari jedah-jedah bacaan, karena kalo misalkan kita gak tau jedah dimana harus berenti pas baca berita, nanti yang ada kita sendiri yang ribet dan ngos-ngosan. Jadi harus pinter-pinter curi nafas”.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 53

Adapun tujuan informan Neza ketika bersiaran adalah ia ingin memberikan informasi kepada penonton sehingga penonton tersebut dapat mengetahui apa yang sedang terjadi saat ini. Ia menjelaskan kepada peneliti, misalnya saja contoh kasusnya adalah masalah berita kriminal, maka tujuan dari penyampain tersebut agar masyarakat atau pemirsa lebih waspada terhadap lingkungan sekitar.

Tujuan dari penyampaian berita kepada penonton atau pemirsa tentunya adalah memberikan informasi yang terbaru dan juga up to date yang sedang terjadi. Sehingga masyarakat yang menonton tersebut dapat mengetahui apa yang sedang terjadi. Informasi yang disampaikan pun ketika bersiaran bisa macem-macem ya, kayak misalkan kriminal, bencana alam, politik, pendidikan dan lain-lain. Kemudian tujuan dari penyampaian berita itu kepada masyarakat adalah agar bisa menambah wawasan baru dan agar pengetahuan mereka bisa diperbaharui.

Berbicara soal segmentasi atau target dari berita yang disampaikan ini, ia menjelaskan bahwa targetnya adalah mulai dari anak remaja hingga orang dewasa yang tentunya mereka sudah mengetahui dan dapat memahami isi dari berita tersebut.

Untuk Sumut Dalam Berita sendiri segmentasi ataupun targetnya adalah seperti orang remaja dan dewasa.Karena pada dasarnya di tingkat seperti itu masyarakat tentunya sudah mengerti dan paham tentang berita yang disampaikan.

Untuk pesan berita yang disampaikan oleh informan Neza biasanya sangat beragam, mulai dari hard news, soft news, features yang tentunya dapat memberikan efek dan dampak kepada masyarakat sehingga pemirsapun bisa mengetahui apa yang sedang terjadi saat ini.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 54

Berita yang disampaikan beragam ya, mulai dari hard news, soft news, features yang dimana berita ini akan selalu di up date setiap hari agar masyarakat atau pemirsa yang menonton mengetahui berita apa yang sedang terkini atau kejadian apa yang sedang terjadi saat ini.

Dalam proses produksi di program acara Sumut Dalam Berita yang ada di TVRI Sumatera Utara ini, tentunya banyak melibatkan para crew yang bertugas. Ia menjelaskan bahwa pertama sekali mulai dari reporter dan juga kameramen yang terjun ke lapangan untuk mencari berita tersebut, kemudian setelah berita itu sudah diliput maka akan diberikan kepada redaksi untuk diperiksa terlebih dahulu apakah berita tersebut layak untuk ditayangkan atau tidak. Setelah dari meja redaksi kemudian diberikan kepada para kerabat kerja yang bertugas, namun sebelumnya berita tersebut sudah di edit oleh editor yang bertugas.

Proses produksi di program Sumut Dalam Berita pertama sekali melibatkan kameramen dan juga reporter yang ada dilapangan kemudian setelah berita tersebut berhasil diliput oleh kameramen dan juga reporter tersebut, maka selanjutnya akan diberikan kepada redaksi untuk diperiksa terlebih dahulu apakah berita tersebut layak tayang atau tidak. Setelah dari meja redaksi maka kemudian berita tersebut diberikan kepada para crew yang bertugas termasuk penyiar, PA, ASPA, audio, kameramen dan lain sebagainya. Namun sebelumnya tentu saja berita tersebut harus di edit terlebih dahulu melalui editor.

Ketika proses siaran sedang berlangsung informan Neza biasanya selalu memikirkan banyak hal, misalnya saja takut karena salah pengucapan nama, atau grogi yang berlebihan sehingga membuat konsentrasi menjadi pecah, dan biasanya hal yang dilakukan untuk mencegah hal tersebut adalah dengan mencoba berkonsentrasi dan fokus terhadap berita yang akan disampaikan serta tidak memikirkan hal-hal yang lain. Biasanya dalam menyampaikan berita durasi yang diperlukan adalah sekitar satu jam, tetapi jika ada program lain yang lebih penting biasanya menjadi tiga puluh menit.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 55

“Ya bisa jadi kayak yang uda saya bilang tadi misalnya kepikiran bahwa, aduuuh cara menyampaikan beritanya kurang pas atau bacanya kurang bagus seperti itu, jadi kadang kurang konsen mikir hal-hal seperti itu. Kalo soal durasi sih tergantung ya, biasanya satu jam cuman kalo misalnya berita itu sendiri kadang ada program lain atau sesuatu yang harus dipotong, itu bisa jadi setengah jam juga”.

Sebelum bersiaran biasanya informan Neza selalu mempersiapkan diri terlebih dahulu, mulai dari mempersiapkan pakaian, make up, check berita apa yang akan disiarkan terlebih dahulu sampai hal kecil sekalipun misalnya seperti tidak makan makanan yang berminyak sebelum siaran dan mengkonsumsi air putih yang banyak. Ketika wawancara sedang berlangsung informan Neza juga mengatakan bahwa jika ingin menjadi seorang news anchorbukan hanya wajah yang camera face yang harus dimiliki oleh seseorang tetapi juga suara yang bagus serta harus percaya diri. Selain itu hal yang paling penting adalah harus harus memiliki wawasan yang luas dan up date terhadap kejadian yang sedang terjadi.

“Biasanya durasi yang dihabiskan sebelum siaran adalah dua jam,dan yang pasti selama dua jam sebelum siaran itu yang dilakukan adalah make up, mempersiapkan pakaian seperti apa yang akan dipakai nantinya terus juga check berita terebih dahulu, maksudnya baca naskahnya dan pastikan itu harus dibaca jadi nanti harus ada persiapan. Saya rasa juga semua orang bisa menjadi seorang news anchor, cuman ya karena ini berhubungan sesuatu yang lebih besar, karena bukan sekedar suara aja tetapi juga penampilan (camera face). Saya rasa juga orang butuh pengalaman sebelum menjadi seorang news anchor. Jadi at least mungkin dia uda pernah punya pengalaman jadi public speaker atau mungkin dia pernah siaran radio, karena yang pasti news anchor juga butuh suara yang bagus jadi biasanya kalo orang yang udah sering berhubungan dengan dunia speaking gitu, apalagi ngobrol atau berbicara di depan publik itu bagus karena ada nilai plus disitu. Bukan cuman itu

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 56

aja tapi hal yang juga gak kalah penting adalah jika ingin menjadi news anchor maka seseorang itu juga harus punya wawasan yang luas dan itu hukumnya wajib. Terus juga harus up date terhadap hal-hal yang sedang terjadi saat ini”.

Dalam menyampaikan berita, informan Neza juga sering sekali mendapatkan kritikan dan juga masukan dari pihak TVRI itu sendiri dan juga dari pihak luar misalnya seperti keluarga, teman. Banyak sekali tanggapan-tanggapan yang didapatkan oleh informan Neza terkait dengan bagaimana cara ia bersiaran, pakaian, make up dan lain-lain. Tanggapan dan juga masukan yang di terima oleh informan Neza tidak selamanya positif bahkan ada juga yang negatif sehingga informan Neza pun sadar bahwa tidak semua yang di sampaikan oleh orang lain tersebut diterima secara keseluruhan.

“Ada, pasti ada.Jadi baik dari internalnya stasiun televisi itu sendiri maupun dari eksternal pasti ada yang kritik, ada yang ngasi saran juga.ya semuanya kita terima-lah pasti, untuk bisa jadi lebih baik lagi. Banyak tanggapan-tanggapan dari mereka, ada yang positif terus juga ada yang negatif. Tapi ya kita harus mikir lagi kan, setiap orang pasti punya kekurangan, dan ada juga mungkin yang mereka lihat ada nilai lebihnya, jadi kritikan dan pujian itu bisa jadi masukan-masukan yang baik untuk bisa menjadi lebih baik lagi ke depan. Kritikan dan juga pujian itu berasal dari macem-macem mulai dari penampilan, fisik, make up, pakaian yang dipakai sampai nada bicara dan juga intonasi. Jadi ya ada yang pro dan juga yang ada yang kontra sih”.

Ketika proses penyampaian berita berlangsung, informan Neza sering sekali mengalami hambatan-hambatan yang sangat mengganggu proses siaran tersebut, mulai dari kesalahan dari dalam diri sendiri maupun kesalahan dari luar seperti kesalahan teknis dan lainnya. Ia juga mengaku kesalahan teknis seperti teleprompter yang tidak berfungsi, dan miss komunikasi dengan para petugas yang bertanggung jawab seperti produser, kameramen, membuat ia terkendala

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 57

dalam menyampaikan berita tersebut. Sehingga tidak jarang ketika proses penyampaian berita sedang berlangsung, informan Neza juga sering mengalami kesalahan akibat hambatan-hambatan yang terjadi.

“Pernah dong. Nah ini juga biasanya hambatan itu bisa datang dari diri sendiri terus bisa datang dari luar, misalnya kayak kalo misalnya diri sendiri itu kayak waktu yang terlalu sempit sehingga gak bisa prepare yang lebih bagus lagi atau mungkin diluar itu misalnya dari hal-hal teknis kayak listriknya padam, AC-nya padam sehingga membuat kepanasan dan akhirnya gak konsen waktu menyampaikan berita, atau bahkan teleprompter yang gak nyala, headset yang tidak berfungsi lagi sehingga saya tidak bisa mendengarkan apa yang produser arahkan ke saya atau bahkan kadang-kadang suara saya gak kedengeran karena clip on yang mati, dan itu sering sekali terjadi”.

Adapun cara yang biasanya dilakukan oleh informan Neza untuk mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi adalah dengan bersikap tenang dan tidak boleh panik, karena panik merupakan hal yang sangat berbahaya karena dapat membuat konsentrasi menjadi terganggu. Informan Neza juga menjelaskan bahwa ketika ia membuat kesalahan dalam menyampaikan berita, biasanya ia meminta maaf langsung kepada pemirsa atau penonton.

“Hambatan-hambatan itu sangat mengganggu waktu saya siaran dan cara mengatasi hambatan itu biasanya gak ambil pusing dan yaaa saya hadapi aja, dan banyak juga para senior biasanya kasih masukan- masukan. Hal yang dilakukan untuk mengatasi hambatan adalah rileks dan gak boleh panik dan biasanya kalo misalkan uda buat kesalahan biasanya langsung minta maaf sama penontonnya atau pemirsanya terkait dengan hal-hal gangguan teknis ketika siaran berlangsung”.

Informan Neza juga menjelaskan bahwa dalam menyampaikan berita ia juga banyak membuat kesalahan, misalnya saja salah menyebutkan nama orang

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 58

atau nama daerah karena itu merupakan sebuah kesalahan yang sangat fatal. Bukan hanya itu saja, tetapi juga pengucapan kata yang tidak jelas menjadi hal yang sering Informan Neza lakukan juga. Adapun cara yang ia lakukan untuk mengurangi atau meminimalisir kesalahan tersebut adalah dengan membaca kembali berita yang akan disampaikan dan memastikan bahwa tidak ada lagi kata yang salah dalam naskah berita itu.

“Pernah dong mengalami kesalahan, malahan sering. Misalnya saja salah baca, salah sebut nama atau daerah, atau ngomongnya yang belibet dan juga kata-kata yang jarang digunain dan juga jarang didenger jadi salah bacanya seperti itu. Untuk meminimalisir kesalahan biasanya sebelumnya harus dicari tau lagi gitu kata-kata yang belum pernah di denger sebelumnya dari naskah berita itu sendiri, yaahh dicari tau artinya atau singkatannya gitu”.

Pada dasarnya informan Neza dalam menyampaikan berita tujuannya adalah untuk membertikan informasi kepada penonton atau pemirsa agar mereka dapat menambah dan juga memperluas wawasan.Para kru yang bertugas biasanya juga selalu memberikan masukan kepada informan Neza mulai dari penampilan hingga cara menyampaikan berita itu. Ketika selesai on airinforman Neza juga selalu menanyakan pendapat orang-orang disekitarnya seperti produser dan juga para petugas yang sedang bekerja untuk mendapatkan masukan tentang cara ia membacakan berita tersebut. Ia merasa bahwa hal-hal seperti itu yang selalu membuatnya semangat untuk selalu memperbaiki diri agar kedepan ia lebih baik lagi dalam menyampaikan berita tersebut.

“Yang pasti tujuan pertama ketika menyampaikan berita kepada penonton adalah memberi tahu dan juga menginformasi para penonton,karena sebenernya itu adalah tujuan awal dari penyampaian berita tersebut.Kalo misalnya uda siap baca berita saya selalu meminta saran dan juga kritikan kepada kru dan juga pengarah acara serta produser. Misalnya kayak kurangnya dimana, apakah sudah bagus atau belum dan lain-

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 59

lain.Hal-hal yang seperti itu yang membuat saya memperbaiki diri terus sampe sekarang. Waktu siaran juga saya pernah mendapat teguran dari para kru yang bertugas pada saat itu, mulai dari PA, ASPA, Kameramen, Audio men, dan lain-lain dan biasanya kritikannya itu bisa jadi dari penampilan, look, cara berpakaian atau make up, atau bahkan pembawaan dari beritanya itu sendiri”.

Hingga saat ini informan Neza masih mengalami grogi dan juga nerveous ketika bersiaran. Terkadang informan Neza juga tidak memiliki waktu yang banyak untuk mempersiapkan diri dengan baik dikarenakan karena aktivitas yang sangat padat sehingga waktu yang tersisa harus dimanfaatkan dengan baik. Adapun cara yang sering ia lakukan untuk menghindari grogi tersebut adalah dengan berdo’a dan juga mempersiapkan diri dengan baik.

“Sampai hari ini ketika bersiaran saya masih mengalami grogi, dan biasanya untuk menghindari grogi itu adalah berdoa, kemudian prepare jauh-jauh sebelumnya, misalnya ada waktu yang memang sempit jadi diusahakan untuk menyisihkan waktu yang lebih banyak untuk persiapan supaya meminimalisir dari rasa nerveous atau grogi itu tadi”.

Informan Neza juga menjelaskan bahwa percaya diri merupakan hal yang sangat penting yang harus dimiliki oleh seorang news anchor karena itu menyangkut dengan bagaimana cara informan Neza membawa dirinya di depan banyak orang. Ia juga menjelaskan bahwa ia tidak pernah mengikuti sekolah pengembangan diri, hanya saja iasering mendengarkan masukan dan juga saran dari orang-orang terdekatnya seperti orang tua.

“Percaya diri itu sangat penting banget karena ini adalah bagaimana kita membawa diri kita didepan orang dan didepan publik. Saya tidak mengikuti sekolah pengembangan diri, hanya saja saya mendengarkan saran dan juga kritik dari orang terdekat misalnya dari

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 60

orang tua terkait bagaimana membangun rasa percaya diri itu sendiri, karena pastikan ada rasa-rasa minder dan mungkin kecewa dengan diri sendiri.Motivasi dan juga dukungan dari orang tua itu bisa juga menjadi salah-satu cara untuk membangun percaya diri itu sendiri”.

Selama menjadi news anchor informan Neza juga pernah melakukan liputan dan berita yang ia liput sangat beragam mulai dari soft news hingga hard news. Informan Neza juga pernah liputan tentang erupsi gunung Sinabung yang terjadi beberapa waktu lalu. Selain liputan, informan Neza juga pernah live report.Ia menjelaskan biasanya waktu yang dihabiskan untuk melakukan persiapan live report itu sekitar setengah hingga satu jam. Banyak sekali hal-hal yang harus dipersiapkan mulai dari mempersiapkan seragam yang akan dipakai hingga menghafal materi yang akan disampaikan nantinya. Gangguan dan juga hambatan sering sekali terjadi dalam penyampaian berita tersebut, mulai dari cuaca yang kurang bersahabat hingga hal-hal teknis, namun semuanya dapat diatasi.

“Saya pernah liputan dan berita yang saya liput itu macem-macem.Ada tentang pemilukada, harga sembako dipasar.Adapun tempat terjauh saya pernah liputan adalah di Tanah Karo dan itu meliput tentang erupsi gunung Sinabung. Kalo ngomongin soal live report biasanya waktu yang dihabiskan sekitar setengah sampe satu jam, dan banyak persiapan-persiapan yang dilakukan mulai dari baju seragam yang harus disiapkan, menghafal materi yang diberikan oleh produser, check sound sebelum on air. Ganggun dan juga hambatan ketika live report sering sekali terjadi, misalnya seperti cuaca yang tidak bersahabat, microphone yang tiba-tiba mati, headset yang rusak sehingga mengganggu komunikasi dengan produser yang ada di studio.Cuman yaa semuanya bisa diatasi yang penting tetap tenang dan jangan panik”.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 61

Ia berharap kedepan bahwa sebagai pelaku media agar dapat terus memberikan informasi yang terpercaya kepada para pemirsa dan juga agar masyarakat lebih sadar bahwa menonton berita itu sangat baik untuk menambah wawasan dan juga pengetahuan mereka.

“Harapan saya adalah sebagai news anchor dan juga khususnya sebagai media, kami terus dapat memberikan informasi yang aktual dan terpercaya, kemudian bahwa harapannya masyarakat lebih menyadari bahwa menonton atau menyimak berita itu penting untuk meng-update mengenai informasi dan juga pengetahuan mereka”.

2. Informan II

Nama Informan : Keriawan Sembiring Tanggal wawancara : 30 April 2016, 12 Mei 2016, 10 Juni 2016 Pukul : 18.12 WIB, 14.10 WIB, 15.23 WIB Tempat : Ruang penyiar TVRI, Kantin TVRI, Mobil Informan kedua yang diwawancarai dalam penelitian ini adalah adalah Keriawan Sembiring.Informan saat ini berusia 38 tahun dan merupakan senior peneliti di TVRI Sumatera Utara. Informan Keri yang sangat memiliki hobitravelling ini sudah menjadi seorang news anchor sejak tahun 2004. Pada awalnya Keri memulai karir sebagai seorang resepsionis di sebuah hotel di kota Medan, namun jauh sebelum menjadi news anchor Keri juga sudah sangat dekat dengan dunia broadcasting dan ia sering sekali menjadi pembawa acara atau MC dalam berbagai kesempatan. Menjadi seorang news anchor dalam kurun waktu dua belas tahun membuat informan Keri mendapatkan banyak sekali pengalaman baik itu pengalam yang ia dapatkan di dalam studio maupun dari luar seperti liputan dan lain sebagainya. Sejak SMP Keri memang sudah tertarik dengan dunia news anchor sehingga pada akhirnya setelah tamat kuliah ia memutuskan untuk mengkuti lomba penerimaan sebagai news anchor di TVRI Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 62

“Karena memang dari SMP ketika menonton televisi khususnya TVRI pada saat itu, saya tergerak dan ada rasa pengen sekali untuk menjadi seorang news anchor di televisi gitu. Usai kuliah kemudian ada penerimaan untuk menjadi news anchor dan saya pun mencoba utuk mengikuti kesempatan tersebut dan kemudian saya berhasil masuk dan menjadi news anchor sampai sekarang. Namun jauh sebelumnya ketika belum ada penerimaan news anchor di TVRI saya terus berlatih dengan cara menjadi Master of ceremony (MC) dalam berbagai acara baik indoor maupun outdoor gitu. Ketika sudah dinyatakan lulus menjadi seorang news anchor kemudian sayapun mulai di training”.

Keri juga menjelaskan bahwa ketika pertama sekali menjadi seorang news anchor ia belum langsung bersiaran melainkan harus di training terlebih dahulu, untuk mendapatkan ilmu dalam dunia broadcasting ia juga melihat dan belajar dari para senior. Selain itu salah-satu cara yang sangat sering sekali dilakukan oleh Keri untuk selalu memperbaiki diri agar bisa menjadi news anchor yang baik adalah dengan cara merekam suaranya sendiri dan kemudian mendengarkan kembali suara yang ia rekam tersebut. Proses menjadi seorang news anchor tidak semudah yang Keri bayangkan karena setelah ia lulus dan diterima menjadi news anchor di TVRI Sumatera Utara, ia tidak serta merta melakukan siaran tetapi harus dilatih lagi dalam waktu yang sudah ditentukan oleh pihak TVRI Sumatera Utara. Adapun lama proses yang ditempuh oleh Keri adalah selama tiga bulan. Biasanya training yang dilakukan Keri adalah seperti latihan olah suara, humming, latihan pernafasan, cara berbicara, dan juga penampilan. Setelah di training selama tiga bulan tersebut, kemudian informan Keri diberikan kesempatan oleh produsernya untuk on air di studio.

“Hal yang paling pertama sekali dilakukan ketika menjadi seorang news anchor adalah mencoba melihat bagaimana cara senior menjadi anchor dan menanyakan kepada senior, saya juga merekam suara saya kemudian

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 63

mendengar kembali yang berguna untuk terus berlatih agar bisa menjadi lebih baik lagi. Ketika menjadi seorang news anchor saya tidak langsung bersiaran melainkan ditraining terlebih dahulu dan durasi yang saya habiskan untuk training tersebut sekitar tiga bulan. Adapun bentuk training yang dilakukan seperti olah vocal, humming, pernafasan, cara berbicara dan juga tentunya penampilan. Bukan hanya itu saja, tetapi juga saya selalu melihat bagaimana cara kerja senior dalam membawakan berita sehingga setelah di training selama tiga bulan tersebut kemudian saya baru di on air-kan oleh produser saya di studio”.

Keri menjelaskan bahwa adapun tujuannya ketika menyampaikan berita di sebuah media adalah agar ia dapat memberikan informasi kepada masyarakat. Karena informasi yang ia sampaikan tersebut menyangkut tentang kebutuhan masyarakat. Ia juga menjelaskan bahwa ketika menyampaikan berita juga berdampak terhadap penonton yang menonton berita tersebut dan juga berdampak terhadap para pejabat publik dalam membuat sebuah kebijakan.

Karena memang tujuannya adalah untuk memberikan informasi kepada publik dan memang informasi yang saya sampaikan tersebut adalah menyangkut dengan kepentingan publik. Selain itu ketika informasi sampai ke publik berdampak terhadap para pemirsa yang menonton berita tersebut, bukan hanya itu saja tetapi juga informasi yang sampaikan akan berdampak juga terhadap pemerintah dalam membuat kebijakan.

Untuk segmentasi atau target berita yang disampaikan di TVRI Sumatera Utara khususnya di program acara Sumut Dalam Berita adalah pada umumnya masyarakat yang ada berada di Sumatera utara dan khusunya kepada kelompok yang berusia tujuh belas tahun keatas.

Kalau bicara segmentasi berita, pada umumnya memang di TVRI Sumatrera Utara ini adalah pada masyarakat Sumut. Kemudian secara

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 64

khusus ditujukan kepada orang-orang professional, usia tujuh belas tahun keatas.

Pesan yang disampaikan di program cara Sumut Dalam Berita ini adalah pesan yang benar dan tentu juga adalah pesan yang berimbang, tidak ada berpihak terhadap satu pihak manapun.

Adapun pesan yang disampaikan dalam Sumut Dalam Berita ini adalah pesan dimana informasi itu adalah berimbang dan juga tidak memihak terhadap satu pihak manapun dan kita juga memberitakan informasi yang benar.

Informan Keri menjelaskan juga kepada peneliti bahwa dalam menghasilkan produksi berita dalam program acara Sumut Dalam Berita ini melibatkan banyak hal dan kerabat kerja. Mulai dari kameramen, reporter, pengarah cara, assistant pengarah acara, audio, dan lain sebagainya. Sehingga muncullah berita yang akan disampaikan kepada penonton atau pemirsa.

Nah untuk memproduksi sebuah berita yang ada, pertamasekali yang terlibat adalah reporter dan juga kameramen yang meliput berita tersebut ke lapangan.Kemudian setelah itu berita tersebut diserahkan di meja redaksi dan koreksi terlebih dahulu oleh desk editor, apakah berita tersebut layak tayang atau tidak.Kemudian setelah itu baru disiarkan oleh penyiar.

Saat pertama sekali siaran Keri juga merasa sangat malu ketika harus tampil dihadapan banyak orang dan ia juga merasa sangat gugup. Hal ini dikarenkan karena baru pertama sekali ia siaran didepan kamera dan juga disaksikan oleh banyak orang, sehingga kegugupan tersebut membuat ia sering melakukan kesalahan. Ia juga menjelaskan bahwa pertama sekali bersiaran ia tidak berani melihat kamera melainkan hanya melihat monitor.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 65

Hal tersebut dijelaskannya bahwa saat itu ia belum memiliki banyak pengalam serta minimnya kemampuan, namun ia juga dituntutagar bisa menyampaikan berita tersebut dengan baik. Sehingga ia merasa malu dan kemudian berdampak terhadap penyampain berita tersebut.

“Yaaa pastilah. Karena memang bukan hanya malu tetapi pertama sekali juga saya merasakan sangat gugup bahkan dengan gugup tersebut saya kemudian membuat banyak kesalahan dan juga pada waktu itu saya tidak berani melihat kamera justru malah melihat monitor. Hal tersebut terjadi karena pada waktu itu saya belum memiliki banyak pengalaman dan juga kemampuan masih sangat terbatas dan saya harus mencoba membuat yang terbaik padahal mungkin yang saya lakukan adalah belum terbaik, itulah yang membuat saya menjadi malu”.

Saat ini ketika melakukan siaran Keri juga masih merasakan grogi dan juga nerveous.Ia menjelaskan bahwa setiap orang memang memiliki rasa gugup seperti itu apalagi harus berhadapan dengan kamera dan juga ditonton oleh banyak orang, tentu akan merasakan seperti itu. Bukan hanya itu saja tetapi juga hal yang membuat ia merasa gugup ketika setiap kali melakukan siaran adalah karena tidak menguasai materi yang disampaikan. Menurutnya itu sangat mengganggu dalam proses penyampaian berita dan kesalahan tersebut merupakan hal yang sangat fatal.

“Ketika siaran saat ini-pun saya masih merasakan grogi dan juga nerveous.Setiap orang saya rasa juga seperti itu apalagi kalau di studio televise, melihat kamera itu terkadang agak sedikit mengkhawatirkan apalagi ditambah dengan bahan yang akan kita sampaikan itu tidak kita kuasai, dan menurut saya itu sangat mengganggu dan sangat fatal”.

Informan Keri juga menjelaskan kepada peneliti bahwa ketika ia merasa grogi dan gugup biasanya cara yang dilakukan untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan menenangkan diri kemudian melakukan affirmasi serta berdo’a

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 66

dengan harapan berita yang akan disampaikan tersebut tidak salah dan juga sesuai dengan seperti apa yang diharapkan.Dalam menyampaikan berita ia juga menjelaskan tidak menggunakan kata-kata tertentu, hanya saja konteks dari acara tersebut bersifat formal sehingga Keri selalu menggunakan kata-kata formal dari awal hingga akhir.

“Cara mengatasi grogi dan juga gugup adalah dengan cara menenangkan diri saja kemudian affirmasi dan berdo’a. Saya juga ketika menyampaikan berita kepada penonton tidak menggunakan bahasa-bahasa tertentu, hanya saja berita yang saya sampaikan ini konteksnya formal, maka kemudian saya-pun harus menggunakan kata-kata formal”.

Ketika proses penyampaian berita tersebut, ia juga mengatakan bahwa seharusnya hanya fokus kepada berita yang akan disampaikan dan tidak boleh menyimpang ke hal-hal lain, sehingga informasi yang disampaikan tersebut sampai kepada pemirsa yang menyaksikan. Memang terkadang dalam menyampaikan berita tersebut tidak mudah membuat fikiran hanya terfokus kepada hal itu saja karena memang banyak sekali hal yang harus difikirkan, tetapi ia berusaha sebisa mungkin agar tidak memikirkan hal-hal lain.

“Yaaaa khususnya agar informasi yang kita sampaikan sampai kepada pemirsa atau penonton, ketika kita bertugas menjadi seorang news anchor memang pada saat itu kita harus fokus memikirkan bagaimana agar kita bisa menyampaikan berita dengan baik kepada pemirsa dan juga agar berita yang kita sampaikan sampai kepada pemirsa yang menonton.Pada dasarnya sih ketika menyampaikan pesan kita harus fokus dan tidak boleh ada yang sampai mengganggu fikiran kita, walaupun pada implementasinya tidak semudah apa yang kita fikirkan artinya masih ada aja hal-hal lain yang muncul ketika siaran, kira-kira gitu sih”.

Bicara soal waktu, biasanya Keri menghabiskan waktu sekitar satu jam dalam menyampaikan berita tersebut dan dalam waktu satu jam itu biasanya ia

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 67

juga menghabiskan waktu sekitar satu jam dalam mempersiapkan dirinya sebelum on air. Adapun hal-hal yang biasanya yang ia lakukan dalam mempersiapkan diri tersebut adalah mulai dari memeriksa berita tersebut sebelum disiarkan, make up, pakaian, karena hal tersebut merupakan hal yang sangat penting yang harus dilakukan sebelum bersiaran.

“Paling lama durasi yang saya habiskan ketika bersiaran adalah sekitar satu jam, dan saya juga biasanya spend time sekitar satu jam untuk mempersiapkan diri sebelum on air, mulai dari urusan make up, wardrobe, check bahan berita yang akan disampaikan sampai urusan detail seperti mencocokkan warna dasi agar nyambung dengan warna baju hahahhaha”

Keri juga menjelaskan bahwa jika ingin menjadi seorang news anchor maka hal yang harus dimiliki adalah rasa percaya diri yang tinggi, karena hal tersebut merupakan salah-satu faktor yang sangat penting jika ingin menjadi seorang news anchor. Selain itu faktor yang sangat penting juga yang harus dimiliki adalah harus berani tampil dihadapan banyak orang dan yang terakhir yang harus dimiliki adalah rasa keingin tahu-an dan terus belajar karena hal tersebut merupakan cara yang sangat tepat untuk meningkatkan pengetahuan, karena menurutnya meng-up date ilmu pengetahuan merupakan hal yang sangat wajib yang harus di lakukan oleh seorang news anchor.

“Yang pertama yang harus dimiliki oleh seseorang agar menjadi seorang news anchor adalah harus memiliki tingkat percaya diri yang tinggi, kemudian juga harus berani tampil dihadapan orang banyak, dan yang terakhir adalah harus terus belajar”.

Ketika peniliti melakukan wawancara dengan informan Keri, ia juga menjelaskan bahwa selama menjadi news anchor ia sering sekali mendapatkan pujian dan juga kritikan. Ia juga menjelaskan bahwa ketika mendapatkan pujian ia tidak langsung merasa puas diri, hanya saja hal tersebut menjadi sebuah cara yang

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 68

sangat tepat untuk terus meningkatkan kualitasnya. Sementara itu kritikan yang diperolehnya juga membuat ia terus memperbaiki diri, agar ke depan ia menjadi lebih baik lagi.

“Yaaa pastilah.. Ketika kita menjadi seorang news anchor pasti ada pujian juga pasti ada kritikan yang baik dan ada juga kritikan yang tidak baik. Gampang aja sih, jika kita mendapatkan pujian kita jangan berpuas diri dan kemudian jika kita mendapatkan kritikan kita harus terus berusaha untuk selalu memperbaiki diri (tentu kritikan tersebut adalah kritikan yang membangun dong)”.

Selama dua belas tahun menjadi seorang news anchor Keri juga masih sering sekali mengalami kendala dalam bersiaran. Adapun kendala yang sering dihadapi adalah seperti kesalahan teknis di studio sehingga kadang-kadang ia menjadi panik. Sementara itu kesalahan internal yang juga terjadi adalah ia sering mengalami batuk atau bersendawa. Dalam bersiaran selama satu jam tentu banyak sekali berita ataupun naskah berita yang akan dibacakan sehingga membuat ia menjadi batuk dan tidak jarang ia juga bersendawa, tetapi ia menjelaskan bahwa hal tersebut masih bisa ia atasi.

“Yaa kesalahan eksternal karena mungkin ada human error atau mungkin pada saat itu terjadi kesalahan teknis di studio, jadi yaaa kadang-kadang membuat kita menjadi panik.Sementara kalau kesalahan internal sendiri itu paling tiba-tiba mau batuk atau bersendawa itu aja. Jadi biasanya dalam durasi satu jam ketika menyampaikan berita, biasanya banyak sekali berita yang akan dibacakan sehingga membuat saya batuk atau suara menjadi habis bahkan bersendawa sehingga itu menggangu proses siaran yang sedang berlangsung. Tapi masih bisa diatasi kok”.

Ketika hambatan ataupun kendala itu terjadi biasanya Keri sudah memiliki cara-cara tertentu untuk mengatasi hal tersebut, misalnya saja seperti

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 69

memperisapkan diri dengan baik. Informan Keri juga pernah membuat kesalahan seperti salah menyebutkan nama orang dan juga salah menyebutkan kata-kata.

“Biasanya cara yang dilakukan untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut adalah sebelum tampil harus well prepare terlebih dahulu. Ketika siaran saya juga pernah membuat kesalahan seperti salah membaca nama orang kemudian salah dalam mengucapkan kata-kataitu aja sih”.

Selain itu ia juga menjelaskan bahwa untuk meminimalisir kesalahan biasanya ia selalu menggaris bawahi nama-nama penting (ataupun ejaan lama) atau kata-kata yang mengarah ke bahasa asing, hal tersebut dilakukan untuk mencegah agar tidak salah dalam penyebutan nama ataupun kata-kata.

“Saya akan meng-under line atau menggaris bawahi nama-nama penting.Apalagi nama-nama ejaan yang lama atau nama-nama yang mengarah ke bahasa asing untuk meminimalisir kesalahan ketika menyampaikan berita kepada penonton atau pemirsa”.

Informan Keri merasa sangat puas dan juga senang dalam menyampaikan informasi kepada pemirsa atau penonton, apalagi informasi yang disampaikan tersebut bisa diterima dengan baik oleh masyarakat yang menonton. Baginya ketika masyarakat menerima dengan baik apa yang disampaikan oleh Keri, maka ia pun sangat merasa senang dan puas serta itu menjadi sebuah kebanggaan tersendiri baginya.

“Yaaaa itu sudah menjadi kepuasan sendiri bagi saya ketika menyampaikan suatu informasi dan informasi tersebut bisa diterima oleh masyarakat dengan baik dan itu menjadi kepuasan yang luar biasa sekali bagi saya karena memang tugas saya sebagai news anchor itu sudah berhasil”.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 70

Setiap kali informan Keri melakukan kesalahan, ia selalu belajar dari kesalahannya itu karena ia memiliki sebuah prinsip bahwa guru yang yang terbaik adalah orang yang belajar dari sebuah pengalaman dan kesalahan yang telah ia buat akan dijadikan sebagai sebuah pengalaman dan kesalah tersebut tidak terulang kembali. Misalnya saja dalam penyebutan nama, jika ia salah dalam penyebutan nama maka apabila kesalahan tersebut masih dapat diperbaiki maka akan diperbaiki seperti misalnya meminta “maaf” kepada pemirsa atau penonton, dan apabila kesalahan tersebut tidak dapat diperbaiki lagi maka ia akan berusaha semaksimal mungkin bagaimana caranya agar kesalahan tersebut agar tidak terulang kembali dimasa yang akan datang.

“Yaaa otomatis saya belajar dari kesalahan tersebut karena yang pasti guru yang terbaik adalah yang melakukan kesalahan dan belajar dari kesalahan itu. Misalnya saja dalam penyebutan nama orang, ketika masih bisa diperbaiki maka saya akan perbaiki dengan cara meminta maaf kepada penonton atau pemirsa tetapi jika tidak bisa diperbaiki maka saya harus berusaha semaksimal mungkin bagaimana caranya agar kesalahan seperti itu tidak terulang kembali”.

Dalam pelaksanaannya ketika selesai melakukan siaran, Keri juga sering sekali mendapatkan teguran. Teguran tersebut biasanya datang dari para pekerja ataupun crew yang bertugas pada saat itu juga, mulai dari produser, assistant produser bahkan hingga kameran-pun turut memberikan masukan atau teguran. Biasanya hal-hal yang sering koreksi oleh para crew tersebut adalah mulai dari hal-hal sederhana hingga rumit sekalipun, seperti cara duduk, cara melihat kamera, ekspresi wajah, hingga cara membaca yang kurang tepat (intonasi, nada bicara, mimik wajah)

“Sering sekali. Banyak sih ya teguran-teguran ataupun koreksi dari produser atau ASPA dan juga bahkan kameramen. Mulai dari cara duduk, kemudian juga cara melihat kamera, terus juga ekspresi wajah, kemudian cara membaca juga yang kurang tepat, dan lain sebagainya”.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 71

Sifat percaya diri adalah hal yang sangat penting dimiliki oleh seorang news anchor karena memang tanpa adanya sifat percaya diri maka seseorang tidak bisa menjadi news anchor.Ia juga menjelaskan bahwa banyak aspek yang menjadi syarat agar bisa menjadi news anchor dan salah-satunya syarat mutlak yang harus dimiliki adalah rasa percaya diri. Percaya diri akan membuat semuanya menjadi lebih santai dan tidak merasa nerveous, inilah hal utama yang harus dimiliki oleh seorang news anchordikarenakan memang tugasnya adalah berhadapan dengan banyak orang dan ditonton oleh banyak sekali pemirsa (walaupun hanya melalui sebuah kamera). Ketika seseorang merasa percaya diri, maka bisa dipastikan ia akan wise dalam melakukan sesuatu. Misalnya saja ketika membuat kesalahan, maka hal yang harus dilakukan adalah mencari solusi agar tidak terlihat salah di depan kamera, maka dari itu dengan adanya rasa percaya diri yang tinggi, seseorang itu bisa melihat solusi apa yang akan digunakan (tanpa terlihat salah di depan kamera). Keri juga menjelaskan bahwa dalam melatih sifat percaya diri yang dimiliki, ia tidak pernah sekolah khusus di tempat sekolah pengembangan diri melainkan hanya belajar otodidak saja.

“Karena memang salah-satu hal penting yang wajib dimiliki oleh seorang news anchor adalah sifat percaya diri. Selain hal-hal lain yang memang harus dimiliki oleh seorang news anchor, percaya diri merupakan hal yang sangat penting dan juga crusial dalam menyampaikan berita dan berhadapan dengan banyak orang (walaupun hanya melalui kamera). Ketika kita percaya diri maka kita akan wise dalam melakukan sesuatu. Saya pun sebenarnya tidak sekolah pengembangan diri atau percaya diri melainkan hanya belajar otodidak saja”.

Sejak berkarir tahun 2004 lalu, Keri juga sudah sering sekali melakukan liputan. Mulai dari hard news hingga soft news bahkan features.Sejauh ini ketika meliput berita ia tidak pernah meliput berita yang sampai membahayakan

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 72

nyawanya, hanya saja ia baru-baru ini pernah meliput tentang erupsi Gunung Sinabung Karo yang mengeluarkan debu vulkanik dan juga awan panas. Adapun lokasi terjauh ia pernah melakukan liputan adalah sekitar seratus tujuh puluh kilo meter dari kota Medan tepatnya di daerah Rantau Parapat.

“Sering dong liputan. Macem-macem sih berita yang diliput, mulai dari soft news, hard news, features. Sejauh ini kalau meliput berita hingga membuat diri terancam belum pernah yaa..tapi yang paling saya ingat ketika liputan adalah saya harus meliput bagaimana kondisi gunung Sinabung yang sedang mengeluarkan debu vulkanik dan juga awan panas. Adapun tempat terjauh saya liputan di daerah Sumatera Utara juga sih, sekitar 170 Km dari kota Medan tepatnya di daerah Rantau Parapat”.

Bukan hanya liputan di luar saja, tetapi ia juga sampai saat ini masih melakukan live report, biasanya waktu yang ia habiskan untuk melakukan persiapan live report adalah sekitar tiga puluh menit dan hal yang ia lakukan sebelum melakukan live report adalah mempersiapkan diri terlebih dahulu seperti mempersiapkan bahan ataupun naskah yang akan disampaikan kepada pemirsa atau penonton agar nanti ketika on air, ia tidak kehabisan bahan yang akan disampaikan. Setelah mempersiapkan naskah berita yang akan disampaikan, ia kemudian mempersiapkan pakaian dan juga penampilan agar terlihat bagus di depan kamera. Ketika melakukan siaran live reportia juga sering mengalami hambatan ataupun kendala. Keri menjelaskan kendala yang sering ia dapatkan ketika melakukan live report adalah sering adanya suara yang menggangu dari tempat kejadian live report tersebut dan alat komunikasi yang tidak maksimal juga menjadi kendala ketika live report sedang berlangsung.

“Ofcourse..untuk persiapan live report itu biasanya saya habiskan minimal tiga puluh menit. Hal yang harus dipersiapkan adalah harus menguasai bahan sehingga ketika menyampaikannya tidak kekurangan

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 73

bahandan yang kedua setelah mempersiapkan bahan adalah mempersiapkan penampilan. Ketika live report berlangsung juga sering sekali mengalami hambatan atau gangguan, dan gangguan tersebut banyak sekali dari sekitarnya mulai dari suara yang berisik dan lain sebagainya. Yang paling penting adalah harus fokus kepada berita yang akan disampaikan saja”.

Adapun untuk masa yang akan datang ia akan terus belajar dan belajar dan ia juga mengatakan bahwa ia akan berusaha semaksimal mungkin untuk meminimalisir kesalahan yang sudah ia perbuat.

“Kedepan saya harus tetap belajar dan belajar kemudian juga harus tetap mengupayakan bagaimana atau meminimalisir kesalahan dan yang paling penting adalah terus belajar”.

Harapan Keri ke depan terkait dengan dunia broadcasting ataupun news anchor ini adalah ia berharap agar menjadi news anchor yang baik dan juga masih terus diberikan kesempatan serta kepercayaan untuk terus memberikan informasi yang berguna bagi para penonton setia Keri di layar kaca.

“Saya berharap semoga saya bisa menjadi news anchor yang baik dan juga masih terus diberikan kepercayaan untuk selalu memberikan informasi yang berguna bagi penonton ataupun pemirsa yang selalu setia menonton saya di layar kaca hahaha…

3. Informan III

Nama Informan : Melani Indra Hapsari

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 74

Tanggal wawancara : 23 Mei 2016, 13 Juni 2016, 14 Juni 2016 Pukul : 16.15 WIB, 14.21 WIB, 17. 24 WIB Tempat : LobiTVRI, Ruang make up, Ruang Penyiar.

Informan saya yang ketiga pada penelitian ini adalah Mela yang merupakan senior peneliti di TVRI Sumatera Utara dan juga merupakan dosen peneliti. Proses wawancara dengan informan ketiga saya sedikit mengalami kesulitan dikarenakan ia baru saja melakukan siaran dan ingin pulang sehingga membuat peneliti mengalami kesulitan dalam proses wawancara. Selain itu suasana tempat berlangsungnya wawancara yang tidak kondusif membuat peneliti terganggu dan tidak fokus, namun semuanya dapat teratasi. Wawancara selanjutnya dilakukan di ruang make up TVRI dimana informan Mela sedang bersiap-siap untuk melakukan siaran. Hal yang pertama sekali peneliti lakukan untuk mewawancarai informan ketiga adalah menanyakan kesediaan waktu terlebih dahulu karena sebelumnya peneliti belum membuat kesepakatan terlebih dahulu dengan informan Mela. Wawancara dengan informan Mela dilakukan secara mendadak karena pada saat itu peneliti berjumpa secara tidak sengaja dengan informan ketiga, namun proses wawancara berjalan dengan lancar dan terstruktur sesuai dengan pedoman wawancara karena sebelumnya peneliti sudah menyiapkan pertanyaan terlebih dahulu. Informan Mela menjelaskan kepada peneliti bahwa saat pertama sekali menjadi news ancor ia ditawarkan oleh pihak TVRI untuk bergabung bersama mereka dan ia pun menyetujui dan akhirnya bergabung dengan TVRI Jawa Tengah. Setelah itu pada tahun 2012 ia pun memutuskan untuk pindah ke Sumatera Utara dan bergabung dengan TVRI Sumut. Namun sebelumnya ia juga sudah bersiaran berita di radio.

“Aku di televisi sejak tahun 2006.Tapi itu dibagian program (acara program), kalau di bidang berita itu dari 2011 dan dari awal memang sudah memulai karirnya dari TVRI.Tapi memang sebelumnya aku uda siaran di radio dan memang radio ku dulu sebenarnya itu adalah radio

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 75

berita juga. Jadi disitu pun kalo di radio-kan penyampaiannya tidak formal seperti yang ada di televisi tetapi setiap informasi yang disampaikan adalah berita. Saat pertama sekali masuk menjadi news anchor di TVRI Sumatera Utara aku langsung siaran. Banyak acaranya baik itu program dan juga bagian berita.Mulai dari talkshow sampai kepada menyampaikan berita. Kalo di program acara saya sudah merasa cukup di TVRI Jawa Tengah dan ketika saya datang ke TVRI Sumatera Utara saya memutuskan untuk pindah bidang, karena saya sudah merasa ok, sudah mengetahui program seperti apa dan saya ingin mengetahui bidang yang lain. Kenapa saya mau terjun ke bidang berita? sebenarnya saya ingin mengetahui bagaimana rasanya menjadi news anchor di bidang berita”.

Mela menjelaskan kepada peneliti bahwa proses awal ketika menjadi news anchor di TVRI Sumatera Utara adalah ia menghubungi pihak TVRI Sumatera Utaradan meminta untuk bergabung sebagai news anchor di stasiun televisi tersebut. Sebelumnya Mela merupakan news anchor pindahan dari TVRI Jawa Tengah. Ia juga menjelaskan bahwa ia tidak lagi mengikuti tes dan casting karena memang ia sudah memiliki pengalaman dan pengetahuan yang cukup sehingga ketika bergabung dengan TVRI Sumatera Utara ia langsung bersiaran atau on air.

“Prosesnya adalah pada saat itu saya pindah dari stasiun televisi yang lama di TVRI Jawa Tengah, menuju ke stasiun TVRI Sumatera Utara ini, prosesnya adalah pindahan antar stasiun aja dan untuk tes-tes dan lain sebagainya sudah ga ada lagi karena memang sudah lama siaran disana. Jadi ceritanya gini pas di Jawa Tengah itu, waktu itu bukan menjadi news anchor tetapi presenter, itu aku diminta oleh TVRI karena memang waktu itu aku masih siaran radio, tapi kemudian aku melegalkan dan setahun kemudian aku memasukan aplikasi resmi jadi kemudian baru dikontrak pada tahun 2007”.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 76

Tugas dari seorang news anchor menurut informan Mela adalah memberikan informasi dan menyampaikan berita kepada khalayak. Selain menyampaikan berita kepada khalayak, news anchor juga biasanya mencari berita walaupun tidak sesering wartawan televisi tersebut, ia menjelaskan biasanya ia juga sering mencari berita di lapangan atau liputan.

“Tugas dari news anchor adalah menyampaikan berita kepada khalayak atau pemirsa. Selain itu juga seorang news anchor biasanya juga turut mencari berita dilapangan. Karena memang selain menyampaikan berita di studio, aku juga sering mencari berita dilapangan atau liputan”.

Ketika wawancara berlangsung, Mela menjelaskan kepada peneliti bahwa yang dilakukan untuk melati diri adalah olah nafas, ekspresi wajah, melatih suara perut sehingga suara yang dikeluarkan bulat dan baik. Ia menjelaskan kepada peneliti bahwa news anchor juga merupakan aktor terhadap semua berita yang akan disampaikan, jadi ia tidak mungkin memanipulasi berita yang akan disampaikan. Ketika ia menyampaikan berita kepada khalayak, maka ia menjadi pusat perhatian setiap orang yang sedang menonton, maka disaat itu juga kepercayaan publik ia dapatkan. Ia juga melatih diri bagaimana agar ia terlihat menarik ketika menyampaikan berita tersebut, mengasah kemampuan, melatih diri agar terlihat pintar. Tapi pada dasarnya seorang news anchor harus memahami seperti apa berita yang akan disampaikannya.

“Latihannya banyak, saya sudah banyak melatih diri ketika siaran di radio dulu, dari mulai olah nafas, kemudian olah suara, kemudian juga ekspresi, bagaimana kita mengeluarkan suara yang tepat untuk ekspresi yang tepat, karena kita ini kan aktor untuk setiap berita yang mau kita sampaikan. Jadi kita tidak mungkin memanipulasi suatu berita dengan ekspresi yang salah. So yaa mau tidak mau penyiar itu adalah center dari apa yang disampaikan, disitulah kepercayaan publik bisa didapatkan ketika ia berbicara dengan cara menarik. Tidak hanya menarik, ia juga harus bisa dipercaya dengan kemampuannya, kelihatan smart, kelihatan

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 77

tahu betul berita yang akan disampaikan padahal sebenarnya mungkin dia ga berada dilapangan. Tetapi dengan seorang news anchor memahami berita tersebut, ekspresi yang muncul seolah-olah dia itu memang meyakinkan untuk menyampaikan berita tersebut”.

Waktu pertama sekali diterima menjadi seorang news anchor, informan Mela langsung diberikan kesempatan untuk bersiaran, jadi ia tidak melakukan training terlebih dahulu, dikarenakan ia sudah memiliki pengalaman yang baik ketika masih menjadi seorang penyiar radio. Ia menjelaskan bahwa training yang ia alami adalah ketika bersiaran sedang berlangsung (by process).

“Kalau di TVRI Jawa Tengah saya tidak ditraining, karena memang pada waktu itu saya langsung diminta untuk siaran.Training saya dulu waktu di radio.Jadi kalau di televisi itu trainingnya adalah by process. Sama halnya dengan TVRI Sumatera Utara, dulu juga langsung siaran dan tidak ada training karena memang sudah memiliki pengalaman yang cukup sehingga kemudian tidak harus ditraining lagi terlebih dahulu”.

Informan Mela menjelaskan kepada peneliti bahwa seorang news anchor harus memiliki pengetahuan yang baik, karena ketika menyampaikan berita kepada pemirsa atau penonton banyak sekali hal baru yang didapatkan, maka dari itu news anchor tersebut dituntut harus mengetahui hal apa saja terkait dengan berita yang akan disampaikan. Selain itu seorang news anchor juga harus memiliki strategi komunikasi lain seperti misalnya percaya diri, karena percaya diri merupakan hal yang sangat penting dalam melangsungkan penyampaian berita tersebut.

Yang pasti seorang news anchor harus memiliki pengetahuan dan juga wawasan yang luas, karena memang ketika menyampaikan kita harus bisa meyakinkan masyarakat yang sedang menonton kita tersebut. Jadi wawasan yang luas sangat penting disamping tingkat percaya diri yang tinggi juga sangat menjadi modal awal ketika menyampaikan berita.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 78

Ia menjelaskan bahwa ketika menyampaikan berita, adapun tujuannya adalah untuk menyampaikan kepada pemirsa atau penonton tentang informasi yang sedang hangat terjadi, sehingga orang yang menonton program acara Sumut Dalam Berita tersebut mengetahui apa yang sedang terjadi saat ini serta mereka dapat memperbaharui pengetahuan mereka. Informan Mela menjelaskan bahwa seorang news anchor dikatakan berhasil jika ketika menyampaikan berita, masyarakat memahami apa yang disampaikannya tersebut. Namun sebaliknya, seorang news anchor dikatakan gagal jika informasi yang disampaikannya tersebut tidak dapat dipahami oleh masyarakat yang menonton program acara tersebut.

Agar pemirsa atau penonton memahami apa isi berita tersebut, selain itu tujuan saya menyampaikan berita adalah agar masyarakat dapat mengetahui apa yang sedang terjadi disekitarnya dan mereka dapat memperbaharui wawasan dan pengetahuan mereka tentang apapun yang menyangkut terhadap berita yang saya sampaikan kepada penonton. Adapun tujuan lain adalah agar masyarakat memahami akan suatu peristiwa. Ketika kita menyampaikan berita tersebut kemudian masyarakat memahami apa yang kita sampaikan, itu artinya kita sudah berhasil menyampaikan berita tersebut kepada masyarakat, akan tetapi ketika kita menyampaikan berita tersebut dan masyarakat yang menonton tidak memahami apa yang kita sampaikan, itu artinya kita sebagai news anchor sudah gagal dalam menyampaikan berita tersebut.

Adapun target atau segmentasi dari program acara Sumut Dalam Berita itu sendiri adalah semua masyarakat yang ada di Sumatera Utara yang mereka juga menonton program acara tersebut. Namun secara rincinya ia menjelaskan bahwa targetnya adalah orang dewasa.

Kalau segmentasi dari Sumut Dalam Berita memang adalah semua masyarakat yang ada di Sumatera Utara yang tentunya menonton acara

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 79

TVRI tersebut, tetapi lebih tepatnya yang menjadi sasaran atau target dari program acara ini adalah orang dewasa atau adult.

Dalam program acara Sumut Dalam Berita menurutnya relatif tidak banyak berita-berita seperti hard news, tetapi justru lebih banyak berita seperti berita ringan dan futures. Ia juga menjelaskan bahwa terkadang juga berita yang ada di Sumut Dalam Berita tidak terlalu up to date. Hal ini dikarenakan banyak faktor misalnya saja berita yang tidak tayang hari ini bisa saja tayangnya esok hari. Tetapi hal tersebut dapat diatasi karena memang permasalahan yang terjadi tidak terlalu dipermasalahkan, cukup mengganti tanggal dan beberapa hal lain di naskah berita tersebut.

Kalau di Sumut Dalam Berita itu relatif tidak banyak hard news, justru malah kebanyakan adalah berita soft news dan juga features. Berita yang ada di program acara tersebut pun kadang-kadang tidak up to date karena memang terjadi karena banyak faktor, misalnya saja berita yang tidak tayang hari ini, sehingga di tayangkan esok hari.Hal-hal seperti ini yang membuat program acara Sumut Dalam Berita ini terkadang tidak up date. Sebenarnya memang kita sebagai penyiar atau anchor bisa saja merubah format berita tersebut, tetapi seharusnya itu adalah tugas redaksi yang melakukan semua itu.

Adapun orang-orang yang terlibat pada program acara Sumut Dalam Berita tersebut adalah mulai dari reporter dan juga kameramen yang meliput berita tersebut di lapangan, kemudian setelah itu berita yang sudah diliput tersebut diserahkan kepada redaksi. Untuk selanjutnya berita tersebut akan dipertimbangkan oleh pihak redaksi, apakah berita tersebut layak untuk ditayangkan atau tidak. Setelah dari meja redaksi berita tersebut kemudian dibagikan kepada para kerabat kerja atau crew yang bertugas pada saat itu.

Jadi sebenarnya pada dasarnya kepala pemberitaan harus membagi para wartawan dan juga reporter untuk meliput berita masing-masing. Setelah

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 80

reporter dan juga kameramen meliput berita tersebut, langkah selanjutnya adalah berita yang sudah diliput tersebut akan diberikan kepada meja redaksi yang kemudian akan diperiksa oleh desk editor. Selanjutnya setelah berita tersebut diserahkan kepada desk editor maka akan dibagikan kepada masing-masing crew yang bertugas termasuk news anchor yang menyiarkan berita tersebut.

Informan Mela mengaku bahwa saat pertama sekali bersiaran ia tidak merasa hanya saja deg-degan atau grogi. Ketika ia merasa grogi biasanya hal ia lakukan untuk mengatasi hal tersebut adalah ia harus mengetahui dengan baik seperti apa berita yang akan disampaikan, menguasai materi yang akan disajikan kepada khalayak. Seorang news anchor kadang-kadang dituntut untuk mampu berbicara spontan ketika bersiaran, tidak hanya terpaku membaca teks atau naskah yang sudah disiapkan. Adapun hal lain yang biasanya ia lakukan untuk menghindari rasa grogi adalah dengan cara persiapan yang matang, tidak lapar dan tidak haus, berusaha untuk tidak mondar-mandir ke toilet serta fisik yang prima. Grogi juga bisa terjadi kepada informan Mela jika ada orang-orang dekat melihatnya ketika bersiaran seperti seseorang yang sedang dekat dengannya atau bahkan pejabatyang melihat ketika ia sedang bersiaran, itu juga merupakan salah- satu faktor yang membuat ia menjadi grogi. Ia juga menjelaskan bahwa grogi bisa saja muncul ketika ia sedang mempunyai masalah di luar konteks berita yang akan ia sampaikan. Adapun cara untuk mengatasi hal tersebut ia selalu menanamkan pemikiran bahwa semua masalah yang ia hadapi harus ia buang jauh-jauh dan tidak boleh terfikirkan ketika ia bersiaran, karena hal tersebut akan sangat mengganggu informan Mela dan membuat konsentrasi menjadi pecah.

“Saat pertama sekali siaran tidak merasa malu mungkin lebih kepada grogi atau nerveous ya. Banyak hal yang bisa diatasi ketika mengalami grogi atau nervous seperti yang pertama adalah sebagai seorang news anchor kita harus tahu betul apa yang mau disampaikan, ketika kita tahu kita bisa mempersiapkan diri untuk menghadapi hal tersebut. Masalahnya news anchor itu harus mampu berbicara spontan, sementara situasi medan yang kadang-kadang

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 81

dia enggak tau, jadi sebelum kita melakukan sesuatu ataupun me-report sesuatu kita perlu research dulu ni, bagaimanakah situasi yang ada disana, apa yang akan kita laporkan, berita seperti apa yang akan kita sampaikan, bagaimana caranya menyampaikan hal tersebut kepada pemirsa. Kalau itu sudah berbentuk teks, yaa enak kita tinggal baca. Tapi jika itu adalah berbicara spontan atau langsung misalnya itu akan menjadi satu bentuk grogi yang lebih parah lagi kalau kita gak siap. Nah itu jadi ada beberapa yang perlu kita lakukan, misalnya seperti beritanya seperti apa, persiapan yang matang, konsentrasi yang bagus, tidak lapar dan haus, tidak kebelet pipis, dan dalam fisik yang ready dan tentu dengan sendirinya kita siap gitu. Tapi memang ada situasi tertentu yang kadang-kadang membuat kita tidak nyaman. Misalnya saja begini, kita diliatin oleh orang yang mungkin bikin kita deg-degan misalnya pejabat, ataupun juga dia memang orang yang kita kenal atau kagumi bahkan mungkin lagi naksir sama dia hehehe. Bukan hanya itu saja tetapi mungkin kita mempunyai masalah diluar yang membuat kita gelisah terhadap sesuatu yang sebenarnya ga ada hubungannya dengan acara tersebut. Nah itu ada tipsnya sih seperti misalnya gini, kita misalnya bawa tas ransel, kita letakan ransel itu diluar studio, beban kita ya tinggalkan di dalam tas itu. Jadi apapun masalahnya put it out side the door. Ketika masuk ke studio kita ini adalah seorang aktor, news anchor itu adalah aktor”.

Bahasa yang digunakan adalah bahasa formal dan biasanya informan Mela ketika bersiaran adalah menggunakan bahasa Indonesia seperti apa yang sudah tertulis di dalam naskah. Ia menjelaskan tergantung situasinya seperti apa, karena terkadang ia juga mewawancarai narasumber dalam bahasa Inggris jika diperlukan.

“Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia seperti yang sudah tertulis di dalam naskah. Tetapi jika tidak, saya akan tetap menggunakan bahasa Indonesia jika itu dalam kategori acara berbahasa Indonesia atau

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 82

saya akan menggunakan bahasa lain jika diperlukan. Tergantung situasi sih, karena adakalanya saya harus menginterview dalam bahasa Inggris, atau dalam bahasa lain yang kebetulan saya kuasai, tetapi jika tidak mendingan gausah, mendingan diserahkan kepada orang lain”.

Informan Mela juga sering sekali memikirkan hal-hal lain ketika bersiaran sedang berlangsung.ia juga menjelaskan bahwa ia selalu merasa bahwa tugas yang sangat berat adalah jika harus bersiaran berita dikarenakan ia akan menjadi pusat perhatian. Mela menjelaskan ketika membaca berita ia merasa takut akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, misalnya saja blank sehingga akan membuat semuanya menjadi berantakan. Untuk menghindari hal tersebut, biasanya ia selalu mengkonsumsi air putih dan menarik nafas secara mendalam.

“Iya pasti. Saya sering sekali memikirkan hal lain ketika proses siaran sedang berlangsung. Jadi begini, saya itu paling stres kalo harus siaran berita. Dari semua bentuk siaran yang saya alami, saya pernah menjadi penyiar anchor, penyiar berita, pernah jadi penyiar dialog, penyiar musik dan segala macamdan saya paling tidak suka menjadi news anchor which is centre of everything, menjadi anchor ataupun penyiar berita itu adalah posisi yang paling berat untuk saya sebenarnya diantara semua pekerjaan yang saya lakukan. Karena begini tiba-tiba kita mendadak blank, sementara kita sedang melakukan atau membaca naskah, dan itu ga boleh blank karena ketika itu terjadi maka otomatis akan salah semua. Sementara saya ini memang susah untuk konsentrasi. Pada saat atau batas tertentu saya akan blank dan itu pasti terjadi, makanya saya selalu berusaha uintuk ready dan badan fit. Saya sering minum, dan tarik nafas agar hal tersebut tidak terjadi”.

Wanita berusia tiga puluh enam tahun ini juga menjelaskan bahwa durasi yang ia gunakan selama tampil dalam setiap episodenya adalah sekitar satu jam. Namun juga jika ada hal yang mendadak yang harus segera disiarkan, maka waktu yang ia butuhkan ketika bersiaran bisa saja tiga puluh menit. Adapun hal yang

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 83

selalu ia lakukan setiap kali sebelum ia bersiaran adalah mempersiapkan diri terlebih dahulu. Biasanya waktu yang ia habiskan untuk mempersiapkan diri tersebut adalah sekitar satu jam dan hal yang ia lakuakan adalah berdandan, fitting baju, memeriksa berita yang akan disampaikan agar tidak terjadi kesalahan ketika menyampaikan berita tersebut.

“Durasi yang digunakan dalam sekali tampil bersiaran adalah biasanya satu jam, namun kadang-kadang ada juga beritanya cuman setengah jam dikarenakan adanya hal-hal lain yang lebih penting yang memang harus disampaikan. Bicara soal persiapan, biasanya waktu yang saya habiskan untuk mempersiapkan diri adalah satu jam. Adapun hal yang dilakukan adalah fitting baju, make up, memeriksa dan mengkoreksi berita yang akan disampaikan (jika ada yang salah)”.

Menurutnya hal yang harus dimiliki oleh seseorang agar bisa menjadinews anchor adalah yang pertama orang tersebut harus memiliki penampilan yang baik, karena menurutnya news anchor di Indonesia itu berbeda sekali dengan news anchor yang ada di luar negeri. Jika di Indonesia biasanya para pelaku televisi mencari orang yang masih muda untuk dijadikan sebagai news anchor karena penampilan merupakan hal nomor satu.Sementara jika diluar negeri, semakin tua seseorang maka ia pun akan menjadi news anchor yang awalnya adalah seorang reporter. Sementara di luar negeri yang paling utama adalah pengetahuan, sangat berbeda dengan yang ada di Indonesia. Jadiyang harus dimiliki oleh seseorang agar menjadi seorang news anchor adalah penampilan yang baik dan juga pengetahuan serta wawasan yang luas.

“Hal yang harus dimiliki oleh seseorang agar bisa menjadi news anchor adalah yang pertama memiliki penampilan yang baik. Karena news anchor di Indonesia itu berbeda dengan anchor yang ada di Amerika Serikat atau Negara lain. Kita liat BBC atau CNN mereka itu adalah penyiar senior yang tua, yang gak ganteng, gak cantik tetapi tampil di

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 84

televisi dan mereka itu awalnya adalah reporter. Ketika mereka semakin senior wawasannya semakin bagus, mereka dimasukkan menjadi anchor. Kalau kita di Indonesia kebalik, kita ini yang muda-muda, yang fresh, yang gak tau apa-apa itulah yang dipakai untuk menjadi anchor. Jadi ketika nanti kita harus live report, atau kita harus live call dengan studio, kita kadang ga ngerti ni mau ngomong apa, saya harus tanya apa gitu. Hal ini terjadi di Indonesia, mungkin alasannya adalah yang mudah itu lebih enak di pandang ya, kompetisi yang semakin keras jadi televisipun berusaha terus mencoba bagaimana menarik pemirsa dengan menghadirkan yang cantik-cantik dan ganteng-ganteng. Jadi memang kalo di Indonesia yang harus dimiliki oleh seseorang agar menjadi anchor adalah penampilan, kedua wawasan luas”.

Cara yang informan Mela lakukan untuk mengatasi rasa deg-degan adalah meminum air putih, mondar-mandir, kemudian ia juga sering membaca. Iamenjelaskan jika tingkat rasa deg-degan semakin bertambah, maka hal yang ia lakukan adalah ia akan membaca naskah yang akan ia sampaikan tersebut. Ia juga akan berusaha kembali mengingat berita yang akan disampaikan, latihan pernafasan dan juga ia selalu berdo’a.

“Hal yang aku lakukan biasanya mengatasi grogi adalah bisa dengan minum air putih, mondar-mandir, terus juga banyak-banyak membaca. Biasanya saya kalau semakin grogi, saya semakin baca atau menulis sesuatu terkait dengan berita yang akan disampaikan, berusaha untuk mengingat-ngingat kembali berita yang mau disampaikan atau mengatur nafas dengan zikir, kurang lebih seperti itu. Hal tersebut biasanya akan sangat membantu mengurangi tingkat grogi yang sedang terjadi”.

Informan Mela menjelaskan kepada peneliti bahwa percaya diri merupakan hal yang sangat penting yang harus dimiliki oleh seseorang. Jika seseorang tidak memiliki rasa percaya diri maka seseorang tersebut akan merasa ada saja yang kurang dalam dirinya. Mela mejelaskan bahwa jika ia sudah berada

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 85

diataspanggung, maka seseorang harus fokus dengan berita yang akan disampaikan dan tidak memikirkan hal-hal lain. Informan peneliti yang ketiga ini selalu melatih diri sebelum tampil.Ia juga mengatakan ia tidak mengikuti sekolah pengembangan diri untuk mempelajari percaya diri hanya saja ia belajar secara otodidak.

“Percaya diri itu memang sangat penting karena dengan kita tidak percaya diri, rasanya apa saja yang kita lakukan itu salah. Jadi ketika kita memang on the stage atau on air itu memang mau gak mau udah harus forget everything, makanya percaya diri itu sangat kuat dan perlu di bangun dengan latihan. Kita mungkin bisa melatih diri kita sebelum tampil gitu. Saya sendiri tidak pernah sekolah pengembangan diri hanya saja melakukannya dengan cara otodidak”.

Mela juga pernah melakukan liputan, biasanya berita yang ia liput adalah soft news. Ketika melakukan liputan ia juga sering sekali mengalami hambatan. Misalnya saja seperti sakit, cuaca yang tidak mendukung.Ia menjelaskan kepada peneliti bahkan ketika ia melakukan liputan ia jatuh sakit sehingga proses liputan harus dihentikan karena agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Selain itu lokasi liputan yang sebelumnya belum pernah ia kunjungi sebelumnya juga membuat informan Mela harus waspada agar tidak terjadi bahaya. Ia mengalami demam tinggi dan radang tenggorokan ketika meliput berita di daerah Sipiso- sipiso dan akhirnya satu tim memutuskan untuk pulang ke Medan.

“Pernah dong liputan, biasanya yang saya liput adalah soft news saja.Ketika liputan pun saya sering sekali mengalami hambatan.Misalnya saja sakit, atau tidak tahan dengan cuacanya. Misalnya ni ya liputan negeri Indonesia. Itu bahkan gak ada orang tahu kalo aku muntah-muntah bau belerang loh, terus paket syuting negeri Indonesia yang lain misalnya. Terus ada juga paket yang terpaksa diulang artinya syuting kembali sebulan kemudian karena sakit demam radang tenggorokan. Waktu itu lokasi liputannya ada di sipiso-piso, panas tinggi dan satu tim pulang ke

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 86

Medan. Jadi hambatannya ya antara lain bisa dari dalam diri seperti fisik. Terus kemudian juga hambatan tidak tahu medan, misalnya kita ini terjun ke suatu lokasi yang kita sendiri tidak mengetahui dan tidak pernah hunting kesana. Nah itu yang membuat kita tidak maksimal ketika liputan, yang digigit pacet la, yang ga ada air, semuanya itu udah pernah aku alami”.

Biasanya informan Mela ketika melakukan liputan, cara yang ia lakukan untuk mengatasinya adalah dengan harus memiliki mental yang kuat dan akan terbiasa dengan hambatan-hambatan tersebut.

“Yang dilakukan ketika liputan adalah yaa dijalani aja, pasti selalu ada jalan keluar.Tinggal nyali kita sanggup atau tidak untuk mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi ketika liputan itu”.

Informan Mela menjelaskan kepada peneliti bahwa tempat terjauh selama ia melakukan liputan yaitu di Jepang. Adapun berita yang ia liput adalah tentang transportasi masal pasca tsunami yang terjadi di Jepang.

“Adapun tempat terjauh selama liputan adalah di Jepang.Disitu aku meliput tentang transportasi masal pasca tsunami”.

Ia juga sering melakukan live report. Adapun berita yang pernah ia laporkan sangat beragam misalnya saja berita tentang gunung Sinabung atau acara Selamat Pagi Indonesia.

“Live report dari Medan ke Jakarta yaa seringlah. Macem-macem beritanya, ada juga kayak acara Selamat Pagi Indonesia (SPI)update perkembangan gunung Sinabung dan lain-lain”.

Ketika live reportia juga menjelaskan bahwa banyak sekali terjadi hambatan-hambatan, misalnya saja alat pendengaran yang kurang maksimal

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 87

sehingga membuatnya kurang mendengar dengan baik apa yang disampaikan oleh penyiar di studio, atau tiba-tiba gambar yang sedang ditampilkan hilang sehingga harus diulang kembali penayangannya. Jika sudah terjadi blank maka ia pun harus mencari solusi bagaimana menyambungkan kata demi kata agar berita yang sedang disampaikan tetap fokus sehingga informasi yangdisampaikan, tersampaikan dengan baik kepada penonton atau khalayak.

“Ketika live report sedang berlangsung banyak sekali hambatan yang terjadi misalnya saja alat bantu dengar yang kurang maksimal, atau tiba- tiba gambar (visual) yang tidak ada alias blank atau mungkin gak jadi tayang juga pernah, kemudian diulang berjam-jam (berjam-jam kemudian baru naik). Kalo dari internal sendiri gak ada sih paling cuman lupa-lupa heehehe. Tapi kan gini, penyiar itu harus tenang. Ketika dia tenang dia bisa mengatasi ke-blank-annya itu. Jadi bagaimana menyambungkan kata pertama diblank dengan menyambungkan kata baru sehingga bisa nyambung ke informasi berikutnya. Nah itu la yang membuat kita grogi atau nerveous bisa rusak semuanya”.

Adapun waktu yang ia habiskan untuk mempersiapkan live report adalah setengah jam. Hal yang ia lakukan adalah berdandan, mempersiapkan seragam, memperbaiki berita yang akan disampaikan jika masih ada yang salah.

“Waktu yang biasa dihabiskan untuk live report setengah jam ya. Biasanya yang dipersiapkan ya seperti biasa make up, pakaian, materi yang akan disampaikan harus di kuasai, cross check terlebih dahulu bagaimana berita yang akan disampaikan apakah sudah ok untuk disampaikan atau belum”.

Ia menjelaskan kepada peneliti hambatan yang sering ia alami ketika bersiaran adalah konsentrasi yang terlalu pendek sehingga membuatnya tidak fokus hingga akhir ketika menyampaikan berita tersebut. Bukan hanya itu saja tetapi juga suara yang sedang tidak prima juga menjadi hambatan ketika

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 88

menyampaikan berita. Adapun hambatan eksternal yang sering terjadi ketika ia menyampaikan berita adalah seperti suara yang tidak kondusif di ruang kontrol sehingga membuat ia terganggu. Ia juga sering meminta agar para crew yang bertugas agar tidak berisik dan kondusif.

“Ketika menyampaikan berita biasanya hambatannya adalah blank. Aku kan uda bilang sebelumnya bahwa konsentrasi ku itu kan pendek. Jadi kalo misalkan aku uda terpikir sesuatu yang lain, blank la aku. Suara serak juga jadi hambatan, apalagi studio yang panas membuat kepanasan dan gerah juga menjadi salah-satu hambatan. Sedangkan hambatan dari luar seperti suara yang berisik dari control room itu sangat mengganggu sekali. Orang-orang yang berada di sekeliling berita itu harusnya tenang karena kan konsentrasi kita full disitu jadi harusnya para crewnya lebih baik diam. Karena suara berisik itu akan membuat keselip ketika berbicara. Cara mengatasi hambatan tersebut adalah meminta agar para crew tersebut agar diam sehingga tidak mengganggu konsentrasi ketika proses siaran sedang berlangsung”.

Adapun cara yang ia lakukan untuk memininalisir kesalahan ketika bersiaran adalah mempersiapkan diri dengan baik serta tidak memikirkan hal-hal lain ketika sedang bersiaran. Ia juga mengatakan ia akan berusaha teliti terhadap hal kecil sekalipun agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.

“Cara meminimalisir kesalahan ketika bersiaran adalah mempersiapkan dengan baik dan tidak memikirkan hal-hal lain ketika bersiaran. Selalu fokus terhadap berita yang akan di sampaikan dan teliti terhadap sesuatu hal sekecil apapun”.

Ia juga menjelaskan bahwa ia sering mendapat teguran dari produser atau kameramen. Bentuk teguran yang ia dapatkan misalnya seperti kurang fokus,

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 89

karena memang informan Mela memiliki kelemahan yaitu tidak dapat fokus dalam waktu yang lama.

“Pernah dong ditegur oleh produser dan kameramen, biasanya tegurannya itu seperti karena kurang fokus aja sih. Hahahhaa”

Informan Mela menjelaskan ia terus meningkatkan kemampuan diri, karena terkadang ketika seseorang sudah menjadi news anchor, Ia pun akan merasa sombong dan itu tidak boleh terjadi. Menjadi seorang news anchor harus tetap memperbaharui pengetahuan, tetap terus latihan seperti latihan pernafasan, latihan intonasi. Ia selalu memikirkan pengalaman dan perjuangan dimasa lalu agar ia tetap belajar dan tidak berpuas diri dengan apa yang sudah ia raih saat ini.

“Jadi saya berfikir begini, skill itu harus terus ditingkatkan, kita yang sudah lama menjadi anchor, kadang-kadang terus menjadi sok-sok-an. Kemudian kita terus lalai terhadap latihan baik itu latihan intonasi, entah kita harus berlatih nafas lagi agar tidak ngos-ngosan di tengah jalan. Jadi ketika menyadari kita berada di satu titik kita harus flashback dan memulai dari nol lagi. Kalo ga kita kan merasa tinggi dan enggan untuk terus berlatih akhirnya itulah yang membuat news anchor itu jatuh”.

Harapan informan Mela terkait dengan sebagai news anchor adalah ia selalu memperbaiki diri, memperbaiki penampilan. Ia juga menjelaskan akan lebih banyak melakukan dubbing agar dapat melatih diri, terus melatih ekspresi wajah dengan tujuan agar ia bisa menjadi lebih baik lagi ketika menyampaikan berita tersebut.

“Harapan saya adalah terus memperbaiki penampilan, memperpanjang konsentrasi, dan lebih banyak dubbing, melatih ekspresi agar lebih bagus dan seperti aku bilang diawal tadi bahwa dari semua jenis siaran itu aku kurang menjiwai news anchor, jadi aku akan berusaha terus bagaimana caranya agar dapat menjiwai peran sebagai news anchor tersebut”.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 90

4. Informan IV

Nama Informan : Ripka L. Nona Ginting Tanggal wawancara : 19 Mei 2016, 9 Juni 2016, 15 Juni 2015 Pukul : 14.04 WIB, 15.43 WIB, 11.20 WIB Tempat :Ruang penyiar,Studio , Ruang Redaksi TVRI.

Informan saya yang keempat pada penelitian ini adalah bernama Ripka. Ia merupakan teman peneliti sebagai news anchor di TVRI Sumatera Utara. Proses melakukan wawancara terhadap informan peneliti yang keempat ini tidak terlalu sulit hanya saja waktu untuk bertemu tidak banyak dan wawancarapun dilakukan dengan cara sangat santai dan nyaman. Hal yang pertama sekali peneliti lakukan ketika melakukan wawancara adalah menanyakan latar belakang informan Ripka, setelah itu kemudian berlanjut dengan pertanyaan-pertanyaan lain terkait dengan news anchor. Ketika melakukan wawancara terhadap informan IV, peneliti merasa tidak terlalu sulit dan juga informan Ripka sangat antusias serta sangat terbuka dalam memberikan jawaban-jawaban yang peneliti inginkan karena memang peneliti sudah sangat mengenal informan Ripka. Informan Ripka menjelaskan bahwa pertama sekali ia menjadi news anchor yaitu pada tahun 2012 dan alasannya menjadi news anchor adalah karena hobi. Ia juga menjelaskan bahwa ia senang sekali berjumpa dengan banyak orang dan juga sangat hobi berbicara. Sebenarnya keinginan awal informan Ripka adalah inging sekali menjadi artis dan masuk televisi namun ia tidak mengetahui caranya bagaimana, akhirnya saat itu ada tawaran dari INEWS TV goes to campus dan ia pun mengikuti audisi. Dari ratusan orang yang mengikuti audisi, hanya dua orang yang terpilih dan salah-satunya adalah Ripka.

“Pertama sekali menjadi news anchor yaitu dari tahun 2012. Alasan saya menjadi seorang news anchor pertamanya karena hobby, selain itu aku juga seneng banget ketemu sama banyak orang dan juga paling hobby cakap-cakap atau ngoceh hahhaa..

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 91

Saya seneng gitu karena dulu pingin juga jadi artis tapi kan ga tau gimana caranya. Akhirnya ada tawaran datang dari goes to kampus yaitu dari INEWS TV, atau dulu namanya DELI TV. Naaah disitu diantara ratusan orang yang mengikuti audisi hanya dua orang saja yang terpilih dan kebetulan salah-satunya itu saya gituuu..”

Dalam wawancara dengan informan Ripka, ia juga menjelaskan kepada peneliti bahwa ia sangat bersyukur bisa diterima menjadi news anchor pada waktu itu dan ia juga tidak merasa hebat melainkan ia hanya saja beruntung karena mendapatkan kesempatan tersebut yang tidak semua orang bisa mendapatkannya. Awal pertama sekali menjadi news anchor adalah pada tahun 2012 dan kemudian pada tahun 2013 ia bergabung dengan MNCTV lokal yang ada di Sumatera Utara. Setelah itu pada tahun 2015 sekitar pertengahan tahun, ia pun akhirnya memutuskan untuk pindah dari MNCTV Sumatera Utara ke televisi lain dan pada waktu itu Ripka memilih TVRI Sumatera Utara. Alasan memilih TVRI Sumatera Utara adalah ia penasaran dan ingin sekali mengetahui bagaimana iklim kerja di televisi milik pemerintahan ini, maka ia pun mencoba mengikuti audisi dan akhirnya lulus dan diterima menjadi news anchor di TVRI Sumatera Utara.

“Bukan hebat sih tapi hanya saja keberuntungan sedang berpihak sama ku waktu itu. Jadi tahun 2012 itu saya mulai masuk menjadi news anchor dan tahun 2013 nya saya direkrut oleh MNCTV dengan audisi, sehingga saya jebol menjadi news anchor MNCTV untuk siaran MNCTV lokal khusus Sumatera Utara. Kemudian tahun 2015 kemarin sekitar pertengahan tahun akhirnya beranjak dari MNCTV, sebenarnya karena bosen sih terus kemudian coba casting di TVRI Sumatera Utara. Awalnya pingin tahu gimana sih atmosfir kerja dipemerintahan dan ternyata Puji Tuhan saya masuk dibagian pemberitaan dan hampir setahun sudah bergabung di TVRI Sumatera Utara”.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 92

Selama menjadi news anchor di TVRI Sumatera Utara banyak sekali hal yang baru yang ia dapatkan. Ia juga menjelaskan bahwa di TVRI Sumatera Utara ini masih ada hal-hal yang mengunakan cara-cara manual, tapi ia sangat menikmati cara-cara manual tersebut agar ia bisa mengetahui bagaimana produksi sebuah program acara sebelum melakukan siaran.

“Selama menjadi news anchor di TVRI Sumatera Utara banyak hal baru yang saya dapatkan, dan di TVRI Sumatera Utara beberapa hal masih menggunakan cara manual, tapi saya sangat menikmati cara-cara manual ini karena memang saya dapat mempelajari banyak hal. Misalnya saja bagaimana caranya memproduksi sebuah berita, baik itu untuk berita hard news, soft news, features dalam sebuah program tv. Asik sih sebenarnya”.

Awal pertama sekali masuk di TVRI Sumatera Utara adalah dulu ia juga pernah melakuka praktek Kerja Lapangan (PKL) disana. Beberapa bulan setelah melakukan PKL, kemudian ada pengumuman bahwa TVRI Sumatera Utara sedang membuka dan mencari penyiar baru, dan ia pun mengajukan surat lamaran kerja kepada TVRI, akhirnya ia masuk dan bergabung dengan TVRI Sumatera Utara. Proses yang ia lalui dari pertama masuk TVRI Sumatera Utara adalah sekitar satu bulan setengah. Ia juga merasa sangat senang dan puas selama menjadi news anchor di TVRI Sumatera Utara.

“Kalau awal pertama sekali masuk TVRI Sumatera Utara adalah dulu aku PKL sih.Abis PKL kebetulan ada pembukaan casting news anchor, nah karena ada pembukaan terus aku coba masukan lamaran kemudian jebol.Dari sekitar 120-an orang kami yang mendaftar pada waktu itu dan saya masuk salah-satunya. Proses casting sampai akhirnya diterima menjadi news anchor sekitar satu setengah bulan. Setelah itu lulus dan menjadi bagian dari TVRI Sumatera Utara. Seneng sih, lumayan puas dengan hasil yang saya dapatkan sekarang selama menjadi news anchor di TVRI Sumatera Utara”.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 93

Pada dasarnya tugas dari seorang news anchor adalah menyampaikan informasi dan juga berita kepada masyarakat. Ia mengatakan informasi yang disampaikan itu tujuannya adalah untuk meng-up date pengetahuan masyarakat terkait dengan apa yang sedang terjadi saat ini. Ketika menjadi news anchor ia menuturkan tugasnya bukan hanya menyampaikan berita saja tetapi juga tugasnya banyak sekali, misalnya saja menjadi reporter, belajar menjadi redaksi, kemudian ia juga menjadi pengisi narasi (narrator). Bukan hanyamenjadi news anchorsaja,tetapi ia juga menjadi presenter program acara lain di TVRI Sumatera Utara seperti program acara Indonesia Membangun, Kuliner Nusantara. Adapun hal lain yang juga ia sukai ketika bergabung dengan TVRI Sumatera Utara adalah ia bisa menambah relasi, karena menurutnya relasi merupakan hal yang sangat penting.

“Adapun tugas dari seorang news anchor adalah menyampaikan informasi dan juga berita kepada masyrakat, sehingga masyarakat ataupun pemirsa yang menonton, pengetahuannya terkait dengan berita akan ter-update dan terus berkembang. Selama menjadi news anchor tugasnya banyak sekali karena selain menjadi anchor saya juga menjadi reporter, terus juga di redaksi, saya juga menjadi dubber atau narrator. Selain itu saya juga menjadi MC atau presenter untuk acara-cara program di TVRI Sumatera Utara.Selain itu juga saya menjadi pembawa acara di program televisi Indonesia Membangun, kuliner nusantara (dan saya berharap acara tersebut masuk GATRA) biar ada kebanggaan.Selain dari itu relasi yang terus berkembang juga sangat menjadi satu faktor yang sangat penting bagi saya semenjak bergabung dengan TVRI Sumatera Utara”.

Informan Ripka menjelaskan kepada peneliti bahwa ia selalu berlatih di depan cermin atau kaca untuk melatih dirinya agar ia terbiasa tampil dan berbicara di depan banyak orang. Ia menjelaskan berlatih dan terus berlatih merupakan hal yang terpenting baginya agar ia bisa tampil dengan maksimal. Ketika melakukan

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 94

latihan di depan kaca atau cermin tersebut, ia juga sering sekali dicemooh oleh orang-orang terdekatnya yang menyaksikannya karena ia berbicara sendiri seperti orang yang tidak waras. Tapi ia tidak perduli dengan cemoohan tersebut karena baginya yang terpenting adalah belajar dan terus belajar.

“Saya selalu melatih diri di depan kaca karena dengan melatih diri biasanya kita akan terbiasa berbicara di depan banyak orang. Ketika saya terus latihan di depan kaca banyak sekali orang yang mengatakan kalo saya kurang kerjaan dan juga ada yang bilang kalo saya gila karena ngomgong-ngomong sendiri, tapi saya gak peduli sih yang penting saya terus belajar dan juga terus melatih diri saya”.

Informan peneliti yang satu ini ketika pertama sekali menjadi news anchor tidak langsung bersiaran, melainkan ia di training terlebih dahulu. Tetapi seminggu kemudian ia langsung siaran, karena ia merasa memiliki tingkat percaya diri yang tinggi.

“Waktu pertama sekali menjadi news anchor saya di training dulu selama seminggu. Setelah seminggu di training, berhubung kepercayaan diri saya melebihi rata-rata, jadi saya langsung dijadikan percobaan dan langsung saya bersiaran setelah training seminggu tersebut hahaha”.

Ripka menjelaskan kepada peneliti bahwa adapun tujuannya ketika menyampaikan berita adalah untuk memberikan informasi kepada para penonton atau pemirsa, ia juga menjelaskan bahwa memang salah-satu fungsi media adalah memberikan informasi kepada masyarakat. Ketika informasi yang ia sampaikan sudah diterima masyarakat, maka ia menjelaskan bahwa ia sudah memperbaharui pengetahuan dan informasi masyarakat tersebut.

“Adapun tujuannya adalah untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat karena memang media itu fungsinya adalah salah-satunya adalah untuk menginformasi dan berita yang disiarkan di TVRI Sumut ini

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 95

kan ada hard news, soft news, features. Jadi kalau hard news ini memang adalah menginformasikan kepada masyarakat agar mereka waspada terhadap suatu isu yang sedang terjadi, sementara informasi lainnya itu sebenarnya tujuannya adalah untuk mengetahui apa yang sedang terjadi saat ini sehingga pengetahuan mereka pun menjadi diperbaharui dengan adanya informasi yang mereka dapatkan tersebut”.

Adapun segmen dari berita yang ia sampaikan adalah kepada seluruh masyarakat atau pemirsa yang ada di TVRI Sumatera Utara. tetapi memang tidak semua masyarakat yang ada di Sumatera Utara menonton berita. Jadi biasanya yang menonton berita itu adalah kalangan anak remaja hingga orang tua.

“Kalo bicara target berita yang akan disampaikan adalah memang kepada seluruh masyarakat, tetapi memang yang memahami berita itu kan biasanya anak remaja ke atas ya, itu pun kadang-kadang masi dalam bimbingan orang tua, namun kebanyakan pada zaman sekarang ini yang nonton berita itu kebanyakan orang tua, sementara anak-anak remaja adalah sukanya malah nonto sinetron dan lain sebagainya”.

Bicara soal pesan yang disampaikan dalam Sumut Dalam Berita, ia menjelaskan kepada peneliti bahwa pesan yang disampaikan adalah bersifat faktual dan berita yang sedang hangat diperbincangkan di masyarakat, harapannya agar nanti masyarakat lebih waspada terhadap sesuatu hal yang sedang terjadi.

“Adapun pesan yang disampaikan dalam berita ini adalah memang jenis berita yang sedang hangat diperbincangkan di masyarakat, sehingga masyarakat atau pemirsa yang menonton pun mengetahui apa yang sedang terjadi di masyarakat.Seperti misalnya tentang korban kebakaran, ya kita berusaha menginformasikan sebaik mungkin tentang kejadian tersebut”.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 96

Dalam proses produksi program acara Sumut Dalam Berita, banyak sekali para kerabat kerja yang bertugas. Ia menjelaskan pertama sekali dari proses produksi di Sumut Dalam Berita adalah meeting tim terlebih dahulu setelah itu para kameramen beserta reporter turun ke lapangan untuk meliput berita tersebut. Setelah itu berita yang sudah diliput akan sampai ke meja redaksi dimana di meja redaksi ini beritanya akan diseleksi oleh editor apakah berita tersebut layak tayang atau tidak. Kemudian setelah berita tersebut sudah dihimpun oleh meja redaksi, ia menjelaskan bahwa berita tersebut akan di berikan kepada kerabat kerja yang bertugas pada saat itu.

“Wah banyak sekali ya kalo orang yang terlibat dalam proses produksi di berita. Mulai dari briefing dulu tim kemudiankamerawan atau kamerawati serta reporter turun ke lapangan, dari lapangan mereka akan mendapatkan berita dan sampailah kepada meja redaksi. Proses di meja redaksi berita yang sudah diliput oleh para wartawan tersebut kemudian akan di seleksi oleh desk editor yang bertanggung jawab di meja redaksi, selanjutnya setelah berita tersebut selesai di rangkum oleh tim redaksi maka berita tersebut akan di kirim kepada para crew yang bertugas, misalnya saja kepjen, vtr, pengarah acara, assistant pengarah acara, audio, editor, tentu berita-berita tersebut semuanya sudah di ross atau di dubbing. Nah setelah berita itu semua sudah diberikan kepada para kerabat kerja maka proses on air pun segera di mulai”.

Ketika bersiaran Ripka juga merasa tidak malu hanya saja grogi.Ia menjelaskan alasannya gugup karena takut salah ketika menyampaikan berita tersebut. Baginya ketika ia sudah salah disaat on air, maka ia akan merasa memiliki beban yang sangat berat dan ia sangat takut mencemarkan nama perusahaan. Tapi pada dasarnya ia mengatakan jika ia sudah tampil di depan kamera ia merasa percaya diri. Grogi atau gugup tesebut itu masih ada karena memang biasanya hal tersebut akan terjadi di menit-menit pertama ketika bersiaran.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 97

“Sebenarnya kalo malu sih tidak, tapi grogi.Kenapa takut grogi?Ya karena takut salah. Misalnya saja kalo salah aku jadi di ejek-ejek, aku jadi bahan pembicaraan orang, aku jadi mencemarkan nama perusahaan, itu aja sih. Tapi basically kalo uda tampil di depan kamera aku ngerasa pede aja dan memang grogi masih ada, itu pun grogi biasanya terjadi di menit-menit pertama aja ketika mau tampil. Sering sekali grogi dan juga nervous waktu menyampaikan berita sampai sekarang, apalagi waktu dulu awal-awal sering sekali”.

Disaat sudah merasa grogi dan gugup biasanya hal yang dilakukan oleh Ripka adalah menarik nafas, kemudian ia juga mengatakan jika sudah gugup ia juga sering minum terlebih dahulu disaat sedang iklan, kadang-kadang para crew yang sedang bertugas pun sering sekali memberikan semangat kepadanya sehingga kemudian ia pun semangat kembali dalam bersiaran tersebut. Ia menjelaskan biasanya ketika bersiaran dari awal sudah salah, biasanya sampai akhir akan terus salah dan berantakan. Jika sudah salah pasrah saja, ia juga meminta maaf kepada pemirsa atau penonton ketika ada salah pengucapan dan semua itu masih bisa diatasi.

“Biasanya yang dilakukan untuk menghindari grogi dan nervous adalah tarik nafas, kemudian saat iklan atau visual di insert tarik nafas, atau minum, atau kadang temen-temen yang berada di studio kasih semangat, jadi aku semangat kembali dan rasa percaya diri mulai kembali. Kadang kalo udah drop banget, salah diawal itu akan berantakan sampai akhir berita itu selesai disiarkan. Tapi yasudah kita pasrahkan saja, salah tidak masalah, kita bisa meminta maaf kepada pemirsa jika kita salah dalam pengucapan gitu.Jadi sebenarnya itu masih bisa diatasi kok”.

Ketika bersiaran ia juga menggunakan bahasa-bahasa tertentu atau bahasa formal, karena acara yang ia bawakan pun memang dituntut untuk menggunakan bahasa formal tersebut. Ia juga menjelaskan tidak mungkin jika acara berita

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 98

menggunakan bahasa gaul atau bahasa anak-anak. Karena memang segmentasi dari acara yang ia bawakan menggunakan bahasa formal dan bisa di mengerti oleh khalayak atau pemirsa yang menonton.

“Oiya!Itu semuanya harus menggunakan bahasa yang formal. Karena bila tidak, ini kan namanya tivi public, kita itu menyampaikan informasi kepada khalayak atau masyarakat dengan bahasa yang formal. Jika kita menyampaikannya dengan bahasa sehari-hari atau bahasa gaul atau bahkan bahasa anak-anak, itu dongeng anak dong namanya hehehe.. Karena memang ada segmentasinya kan, jadi kalo berita yang saya sampaikan (yang saya bawakan) memang menggunakan bahasa formal dan bisa dimengerti oleh khalayak atau pemirsa”.

Ketika proses siaran sedang berlangsung informan Ripkatidak memikirkan hal-hal lain. Ia juga menjelaskan biasanya ketika bersiaran para crew yang bertugas di studio juga sering sekali berkomentar atau suasana tidak kondusif sehingga membuat Ripka menjadi tidak fokus dan memecahkan konsentrasinya terhadap apa yang sedang disiarkan. Ia juga menjelaskan bahwa ia tidak perduli dengan kejadian yan sedang terjadi tersebut, karena ketika bersiaran sedang berlangsung ia hanya fokus dengan berita yang akan disampaikan.

“Saya tidak memikirkan hal-hal lain ketika proses siaran sedang berlangsung, bahkan ketika crew yang bertugas di studio pun biasanya akan berkomentar atau ribut ketika saya membuat kesalahan sehingga akan sangat mengganggu dan memecahkan konsentrasi saya. Tetapi saya tidak perduli dengan apa yang mereka katakan karena memang saya ketika bersiaran harus fokus terhadap berita yang akan saya sampaikan dan jangan sampai tidak fokus karena itu sangat fatal”.

Adapun durasi program acara berita yang informan Ripka bawakan adalah sekitar satu jam, tetapi terkadang durasi tersebut bisa tiga puluh menit dikarenakan jika ada hal-hal yang penting dan urgent untuk segera disiarkan saat

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 99

itu juga. Ripka juga menjelaskan kepada peneliti bahwa persiapan sebelum bersiaran adalah merupakan hal yang juga sangat penting karena menyangkut performanya saat siaran nanti. Biasanya ia melakukan siaran berita pada pukul empat sore, maka pukul dua siang ia sudah berada di TVRI Sumatera Utara untuk mempersiapkan segala sesuatu yang harus dipersiapkan misalnya saja seperti fitting baju, make up, mengecek materi yang akan disiarkan, serta mempelajari materi yang akan disiarkan.

“Biasanya berita di TVRI Sumatera Utara durasinya adalah satu jam, bahkan kadang-kadang ada juga durasinya setengah jam jika ada hal-hal yang lebih penting dan harus segera diberitakan. Nah ini juga sebenarnya merupakan hal yang sangat penting dalam sebuah proses penyampaian berita yaitu kesiapan sebelum bersiaran. Ini sangat penting karena menyangkut performa ketika siaran nanti. Jadi kan saya on airnya jam empat sore, berarti paling lama jam dua siang saya sudah harus sampai di TVRI untuk berdandan, fitting baju, check materi siaran, make up, rambut, menguasai materinya, mencheck mana yang sudah di dubbing dan juga mana yang belum pokoknya mempersiapkan segala sesuatunya gitu”.

Menurut informan yang ke empat ini, hal yang harus dimiliki oleh seseorang news anchor itu adalah memiliki pengetahuan yang luas, kepercayaan diri yang tinggi dan juga kemampuan berbicara yang baik. Bukan hanya itu saja tetapi juga hal lainnya yang harus dimiliki oleh seorang news anchor adalah memiliki wajah yang good looking serta camera face.Ia juga menjelaskan bahwa ada juga news anchor yang tidak terlalu cantik dan ganteng, tetapi memiliki karisma, itu juga menjadi faktor yang diperhitungkan ketika menjadi seorang news anchor.

“Hal yang harus dimiliki seseorang agar bisa menjadi seorang news anchor adalah pastinya memiliki pengetahuan yang luas, kepercayaan diri, kemampuan berbicara (tidak celat maksudnya) terus apalagi yaaa

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 100

yang pasti cakep yaa, cantik, menarik. Tapi ada juga yang tidak cantik dan tidak ganteng tetapi dia memiliki karisma, rapi dan juga memiliki tutur kata yang baik, banyak sih kriterianya dan juga yang penting adalah punya pengalaman dulu”.

Bicara soal pujian dan kritikan, informan Ripka mengaku sering sekali mendapatkan hal tersebut. Salah-satu pujian diantaranya yaitu ketika pertama sekali live report untuk siaran berita TVRI nasional, produser dari Jakarta mengatakan bahwa ia sangat bagus ketika live report tersebut. Ia juga mengatakan kepada peneliti bahwa di TVRI Sumatera Utara sering sekali membanding- bandingkan antara satu news anchor dengan news anchor lainnya. Ripka menjelaskan seharusnya antara news anchor tidak bisa disamakan karena mereka memiliki ciri dan juga karakter serta gaya masing-masing ketika membawakan berita tersebut.Kemudian ia juga menjelaskan sering sekali mendapatkan kritikan mulai dari kritikan soal suara, wawasan yang kurang baik tentang materi yang akan disampaikan, make up yang kurang bagus, hingga hal-hal lain yang menyangkut proses siaran.

“Ulalaaaaa..sering banget itu terjadi. Pujian ketika pertama sekali masuk TVRI saya sedang live report (live cross) saya mendapatkan pujian dari TVRI Jakarta. Mereka bilang kalo saya mau dijadikan penyiar di TVRI Jakarta.Karena mungkin pada waktu itu mereka ngeliatnya bagus gitu. Kalo disini sistemnya itu suka membeda-bedakan dan juga membanding- bandingkan antara penyiar satu dengan lainnya. Contoh anchor yang lama dan juga yang baru. Kan setiap orang itu memiliki gaya dan juga karakter yang berbeda-beda, itu harusnya tidak bisa disamakan. Kalo kritikan juga banyak yang datang mulai dari kritikan soal suara, wawasan yang kurang baik tentang suatu materi yang sedang dibahas, make up yang kurang bagus, rambut yang tidak ok, baju yang kurang mantap, dan lain-lain pokoknya banyak sih kalo soal kritikan”.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 101

Pada awalnya ia sering sekali grogi ketika menyampaikan berita. Alasannya pada waktu itu grogi atau gugup karena takut salah. Tetapi sekarang juga masih merasa grogi, hanya saja jika sekarang ia mengatakan bahwa ia terlalu banyak bercanda dengan crew bertugas sehingga ketika sudah on came ia pun akan gugup hingga akhirnya ia merasa blank.

“Sampai hari ini masih sering grogi juga kok. Kalo dulu awal-awal groginya takut salah, kalo sekarang ya keseringan bercanda pas berada di studio dengan para crew sehingga pas sudah on camera jadi kurang serius bawaannya jadinya malah terlihat seperti grogi terus blank hahaha”

Cara yang ia lakukan agar tidak terlihat grogi atau gugup di depan kamera adalah dengan cara menguasai materi berita yang akan disampaikan. Bukan hanya itu saja tetapi juga ia harus menguasai situasi dan keadaan agar timbul rasa percaya diri sehingga ketika menyampaikan berita akan berjalan dengan lancar dan seperti apa yang diharapkan.

“Biar gak grogi ya kita harus menguasai materi sih, intinya itu.Mampu menguasai materi, menguasai situasi, keadaan, terus juga kita harus menimbulkan rasa percaya diri. Karena kan grogi itu timbul dari dalam diri sendiri, yauda gitu aja sih”.

Menurut Ripka, percaya diri merupakan hal yang sangat penting yang harus dan wajib dimiliki oleh seorang news anchor, tetapi percaya diri itu tidak boleh berlebihan karena tidak baik. Sifat percaya diri merupakan aspek yang memang seharusnya dimiliki oleh seorang news anchor setelah wawasan dan juga ilmu pengetahuan. Ia juga menjelaskan kepada peneliti bahwa ia tidak pernah belajar ataupu sekolah pengembangan diri, tetapi ia hanya belajar secara otodidak. Salah-satu cara yang ia lakukan untuk melatih sifat percaya dirinya adalah mengajak teman-temannya untuk sama-sama melatih diri karena memang ia dan teman-temannya tersebut kuliah di jurusan ilmu Komunikasi, yang pada dasarnya

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 102

sudah sangat cocok dengan pekerjaan yang ia geluti saat ini. Ia juga biasanya meminta keluarga ataupun temannya untuk merekam ketika ia bersiaran agar ia mengetahui apa yang saja yang kurang dan harus diperbaiki dari cara dia bersiaran tersebut.

“Percaya diri itu merupakan hal yang sangat penting, tapi jangan terlalu over percaya diri, ntar dikatai gilak hahaha.. Percaya diri merupakan aspek yang harus dimiliki oleh seorang news anchor setelah wawasan dan juga ilmu pengetahuan. Saya tidak pernah belajar di sekolah pengembangan diri, tapi justru malah saya belajar otodidak. Lagian memang saya uda percaya diri dari sononya sih hahaha.. Selain itu untuk melatih sifat percaya diri saya, saya selalu mengajak teman sekelas untuk belajar percaya diri karena kan kita semua satu jurusan jadi semuanya memang fokus ke televisi. Oiya, Biasanya saya selalu meminta kawan ataupun keluarga menonton saya dan merekamnya untuk perbandinganya saja agar saya mengetahui seperti apa penampilan saya dari waktu ke waktu, apakah ada perubahan atau tidak”.

Ia juga menjelaskan sering sekali melakukan liputan, tetapi ia tidak berani jika harus meliput berita seperti hard news karena ia menyadari bahwa ia seorang perempuansehingga banyak konsekuensi yang akan ia terima. Biasanya berita yang ia liput adalah seperti soft news, features, kuliner dan juga tempat wisata.

“Saya tentu pernah liputan dong. Kalo ngeliput berita saya gak berani ngeliput hard news karena kan saya seorang perempuan, jadi itu tantangannya sangat keras takut nanti kenapa-napa gitu kan. Jadi berita yang saya liput lebih kepada features, kayak misalkan berita tentang kuliner, wisata, hal-hal yang unik, itu aja sih”.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 103

Ketika Ripka liputan pun ia sering sekali mendapatkan hambatan. Misalnya saja seperti meliput berita wisuda, ia menjelaskan tidak bisa setelah liputan langsung pulang, tetapi ia juga harus menyesuaikan terlebih dahulu seperti apa berita yang diinginkan oleh client. Begitu juga dengan berita features, ia harus memikirkan bagaimana cara membuat angle berita yang baik didalam feature tersebut dan berkoordinasi dengan kameramenserta editor agar editor yang mengedit gambar dari berita tersebut tidak kesulitan. Hambatan berikutnya yang kerap kali ia rasakan adalah ketika meliput atau wawancara dengan narasumber. Penyesuaian jadwal yang sangat sulit dengan narasumber menjadi masalah yang sangat menghambat proses pencarian informasi, sehingga pada akhirnya ia pun enggan untuk melakukan liputan terkait informasi tersebut. Kemudian ia menjelaskan banyak juga narasumber yang membatalkan jadwal secara sepihak dan tidak mengkofirmasi terlebih dahulu yang membuat informan Ripka menjadi kesal. Adapun cara yang ia lakukan untuk mengatasi hal tersebut adalah mencari narasumber lain.

“Ketika liputan sering sekali mengalami hambatan.Nahcontoh hambatannya misalnya saja untuk berita ceremony seperti pelantikan, wisuda, dan lain sebagainya, kita tidak bisa liputan kemudian langsung pulang. Kita harus menyesuaikan dahulu seperti apa angle berita yang client inginkan. Sementara untuk berita features, kita harus bisa membayangkan seperti apa berita yang akan kita liput kemudian bagaimana angle berita yang akan kita shoot supaya editor tidak bingung dan tidak kesulitan mengedit gambar kita. Hambatan selanjutnya adalah ketika meliput wawancara dengan narasumber, ini juga menjadi sebuah hambatan ketika liputan. Penyesuaian jadwal yang sangat susahkemudian juga cancel jadwal secara tiba-tiba sehingga membuat saya enggan untuk melakukan liputan. Itu sih kendalanya ketika melakukan live report”.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 104

Tidak banyak yang bisa ia lakukan selain hanya bisa bersabar dan ia juga mengatakan itu semua adalah resiko dari pekerjaan yang ia miliki sekarang. Kadang-kadang apabila sudah terjadi hal tersebut diatas ia akhirnya menjadi malas untuk liputan, apalagi ia adalah seorang perempuan dan tentu banyak hal yang ia fikirkan.

“Cara untuk mengatasi hal tersebut ya hanya bisa bersabar sih ya dan itu kan sebenarnya sudah menjadi resiko dari pekerjaan kita sebagai pekerja media. Tapi kadang-kadang melihat kondisi di lapangan yang seperti itu, saya jadi males liputan. Yaaa tau sendiri kan saya adalah seorang perempuan, banyak hal yang harus di fikirkan”.

Ia juga mengatakan tempat terjauh yang pernah ia liput adalah di daerah Karang Gaol, dan jenis berita yang ia liput pada waktu itu adalah berita features tentang tanaman bawang yang menghidupkan kembali perekonomian masyarakat yang berada di kawasan Karang Gaol.

“Sejauh ini tempat yang paling jauh saya liputan adalah di Karang Gaol.Adapun berita yang saya liput pada waktu itu adalah tanaman bawang yang bisa menghidupkan kembali perekonomian masyarakat Simalungun yang ada dikawasan Haranggaol”.

Melakukan liputan merupakan hal yang sangat sering dilakukan oleh informan Ripka dan sering juga mengalami hambatan.Hambatan tersebut baik itu hambatan dari dalam dirinya sendiri dan juga dari luar. Adapun dari dalam diri Ripka hambatannya adalah seperti belum menguasai materi secara maksimal, sementara jika hambatan dari luar seperti gangguan signal, suara yang berisik dan juga suara yang tidak jelas didengar dari studio.

“Sering dong yaaa..sering sekali malahan kalo live report. Sering sekali mengalami hambatan.Ada hambatan dari dalam diri sendiri yang misalnya saja belum menguasai materi dengan baik seratus persen dan

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 105

juga ada hambatan dari signal atau hambatan teknis.Ada juga hambatan dari orang-orang di sekeliling kita, misalnya saja suara yang berisik, tidak dapat mendengar dengan jelas apa yang disampaikan oleh penyiar dari studio”.

Dalam melakukan live report biasanya waktu yang ia habiskan untuk mempersiapkan diri biasanya sekitar tiga puluh menit atau setengah jam. Lima belas menit pertama biasanya akan ia habiskan untuk materi yang akan di sampaikannya, kemudian lima belas menit berikutnya ia gunakan untuk mempersiapkan baju, make up, dan lain-lain.

“Untuk live report biasanya waktu yang saya habiskan sekitar setengah jam. Adapun hal yang dipersiapkan biasanya adalah lima belas menit untuk menghafal materi yang akan disampaikan kemudian lima belas menit dihabiskan untuk mempersiapkan baju, make up dan lain sebagainya mempersiapkan semua hal yang yang perlu dipersiapkan”.

Dalam menyampaikan berita ia juga sangat sering mengalami hambatan, baik itu hambatan dari dalam dirinya maupun dari luar. Hambatan dari dalam diri Ripka seperti rasa gugup, karena ia menjelaskan bahwa rasa gugup itu akan selalu ada ketika melakukan siaran, suara serak dan juga batuk menjadi hambatan dan kendala ketika siaran. Ia menjelaskan jika suaranya sudah serak maka ia akan meminta izin kepada produser untuk tidak siaran dahulu. Adapun hambatan dari luar seperti hambatan teknis, prompter yang tidak berfungsi, sering terjadinya miss communication antara produser, ASPA dan kameramen sehingga membuat Ripka pun menjadi bingung ketika proses siaran sedang berlangsung.

“Ketika menyampaikan berita saya sangat sering mengalai hambatan, baik itu hambatan dari dalam diri maupun dari luar diri saya.Misalnya saja kalo dari dalam diri sih grogi ya, karena memang tidak bisa di pungkiri beberapa menit pertama itu saat menyampaikan berita saya merasa sangat grogi.Suara serak dan batuk juga menjadi hambatan yang

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 106

sangat menggangu ketika siaran.Biasanya kalo uda serak atau uda mengalami batuk, saya ga mau siaran dan minta izin ke produser untuk minta izin dulu. Kalo misalkan hambatan dari luar diri saya adalah seperti kendala teknis seperti prompter yang tidak jalan, kurang koordinasi antara produser, aspa dan kameramen sehingga terjadi miss communication dan lain-lain. Tapi semuanya akan baik-baik saja agar kita bisa menjaga konsentrasi dan tetap fokus pada berita yang sedang kita sampaikan. Hambatan tersebut sangat mengganggu ketika proses siaran sedang berlangsung”.

Berbicara soal kesalahan ketika bersiaran, ia juga sering melakukan hal tersebut. Tetapi biasanya ia langsung meminta maaf kepada pemirsa ketika membuat kesalahan misalnya saja salah dalam menyebut nama orang, ataupun kata-kata yang rumit pengucapannya. Adapun cara yang sering ia lakukan untuk meminimalisir kesalahan tersebut adalah mengaris bawah nama-nama dan kata- kata penting.

“Ya tentu pernah dong membuat kesalahan ketika bersiaran. Akhirnya pihaknya marah, tapi kan kita bisa minta maaf dan kalo misalkan uda parah banget yaa dari pihak kantor akan mem-back up kita sampai masalah tersebut terselesaikan. Biasanya hal yang dilakukan untuk meminimalisir kesalahan adalah menggaris bawahi nama-nama atau pun kata-kata yang penting”.

Tujuan awal ketika ia melakukan siaran adalah memberikan informasi kepada masyarakat agar masyarakat ataupun pemirsa dapat memperbaharui pengetahuan mereka dan agar penonton mengetahui apa yang sebenarnya terjadi saat ini. Ia menjelaskan bahwa itu adalah poin awal ketika ia menyampaikan berita.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 107

“Adapun tujuan saya ketika menyampaikan berita di media adalah agar masyarakat tahu informasi apa yang sedang terjadi dan agar pemirsa juga up date tentang kejadian apa saja yang terjadi saat ini, itu sih pointnya”.

Ripka menjelaskan kendala ketika ia bersiaran adalah sering merasa ingin buang air kecil, jadi ketika iklan sedang berlangsung atau ketika berita yang memiliki durasi yang panjang di tayangkan, ia selalu permisi ke kamar mandi. Sementara kesalahan ketika siaran, dijelaskannya seperti salah menyebutkan nama, atau bahkan ia juga pernah membaca lead berita tetapi tidak sesuai dengan visual yang ditampilkan. Kesalahan-kesalahan seperti itu yang sedang ia usahakan untuk diminimalisir.

“Kendala ketika siaran biasanya adalah kebelet buang air kecil jadi kalo pas iklan atau pas berita features biasanya karena ada yang sampe tujuh menit durasinya, jadi itu adalah kesempatan buat ke kamar mandi hahaha.. Kalo kesalahan ketika siaran itu misalnya salah sebut nama, salah baca narasi, atau pun pernah juga lead berita yang dibaca tidak sesuai dengan visual gambar yang di tampilkan. Kesalahan-kesalahan seperti itu sih yang coba diminimalisir”.

Selama menjadi news anchor di TVRI Sumatera Utara ia juga sering sekali mendapat teguran dari produser, menurutnya jika salah sedikit saja, ia langsung mendapat teguran. Ripka mengatakan zero mistake merupakan tujuan yang targetkan.

“Aduuuuh kalo teguran dari produser mah sering banget terjadi, kayaknya kalo salah dikit aja langsung kenak marah. Pokonya harus zero mistake banget lah gitu”.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 108

Adapun hal yang Ripka lakukan terkait dengan dunia news anchor ini adalah ia akan tetap bersiaran selama masyarakat membutuhkannya.Ia juga mengatakan akan tetap memperbaiki diri agar ketika bersiaran tidak melakukan kesalahan-kesalahan lagi.

“Saya akan tetap menjadi anchor dan akan tetap bersiaran selama masyarakat masih membutuhkan saya. Yang pasti akan tetap memperbaiki diri, agar ketika bersiaran tidak melakukan kesalahan-kesalahan lagi”.

Ia berharap ke depan agar TVRI Sumatera Utara terus meningkatkan kualitasnya dalam hal fasilitas, kemudian juga ia mengatakan kepada peneliti bahwa agar para pimpinan di TVRI Sumatera Utara lebih memperhatikan para news anchor seperti misalnya penyedian wardrobe, make up dan lain-lain.

“Harapan saya adalah semoga TVRI Sumatera Utara meningkatkan kualitasnya dalam hal fasilitas, kemudian juga agar para pimpinan dan juga para produser agar memperhatikan para news anchor mulai dari penyediaan wardrobe hingga kesejahteraan anchor itu sendiri. Mungkin itu aja sih”.

Informan Tambahan :

5. Informan V Nama Informan : Tuti Dwisaptri

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 109

Tanggal wawancara : 10 Juni 2016 Pukul : 15.07 WIB Tempat : Ruang Penyar TVRI Informan saya yang saya wawancara selanjutnya adalah Tuti Dwisaptri merupakan salah-satu informan tambahan peneliti dalam penelitian ini.Wawancara ini dilakukan di ruangan penyiar TVRI Sumatera Utara.Proses wawancara berlangsung dengan sangat lancar, hanya saja informan Tuti saat itu harus segera beranjak ke studio untuk bekerja sehingga membuat proses wawancara harus berakhir, namun informasi yang peneliti dapatkan sudah sangat cukup. Tuti menjelasakan kepada peneliti bahwa sebelum menjadi pengarah acara, ia sudah menjadi news anchor terlebih dahulu. Ia juga juga menjalaskan menjadi pengarah acara ia lakukan semenjak tidak menjadi news anchor lagi. Ia juga menjelaskan bahwa banyak program acara yang ia pertanggung jawabkan di TVRI Sumatera Utara mulai dari program acara Sumut Dalam Berita, Kontak Publik, Ekonomi Kreatif, Suara Perempuan dan lain sebagainya.

”Sebelum jadi pengarah acara saya juga menjadi reporter, kemudian news anchor pada saat itu. Setelah saya sudah tidak lagi menjadi news anchor kemudian saya menjadi pengarah acara dibeberapa program TVRI Sumatera Utara, termasuk di program Sumut Dalam Berita”.

Informan Tuti menjelaskan kepada peneliti bahwa proses menjadi pengarah acara sangat panjang, karena terdiri dari beberapa proses bahkan harus sekolah terlebih dahulu yaitu sekolah broadcasting selama beberapa bulan. Ia juga menjelaskan bahwa ketika sudah sekolah tentang broadcasting tersebut, ia pun sudah mengetahui apa-apa saja tugas dan tanggung jawab seorang pengarah acara sehingga ia tidak mengalami kesulitan ketika mendapat kesempatan untuk menjadi pengarah acara di program acaranya tersebut.

“Oh perjalanannya panjang ya, karena memang sejak dulu saya memang sudah sekolah broadcasting selama empat bulan. Jadi kalau untuk

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 110

bagaimana menjadi seorang pengarah acara itu ya sudah mudah gitu, karena kita sudah tau bagaimana prosedur yang ada gitu. Misalnya saja apa yang harus kita lakukan sebagai seorang pengarah acara”.

Adapun tugas dari seorang pengarah acara, Tuti menjelaskan bahwa banyak sekali tugas dan tanggung jawab dari seorang pengarah acara, misalnya saja seorang pengarah acara juga harus mengetahui cara pengambilan gambar melalui kamera. Selain itu juga seorang pengarah acara harus berkoordinasi dengan para crew yang bertugas agar informasi yang disampaikan dapat tersampaikan dengan baik dan tidak terjadi miss komunikasi antara para crew yang bertugas tersebut.

“Kalau untuk tugas dari seorang Pengarah Acara banyak ya, misalnya saja kita harus tahu bagaimana materi acaranya tersebut, bagaimana mengambil shoo-shoot gambar, seorang Pengarah Acara juga harus paham betul bagaimana gambar close up, long shoot, zoom in, zoom out dan lain sebagainya. Kita juga harus tahu berkoordinasi dengan semua crew yang bertugas pada saat itu untuk memastikan semua sudah standby sehingga tidak terjadi miss komunikasi antar semua crew”.

Informan Tuti menjelaskan bahwa adapun strategi komunikasi yang harus dimiliki oleh seorang news anchor adalah yang pertama harus memiliki intelektual yang baik, karena anchor harus mampu memahami berita yang akan disampaikan kepada pemirsa atau penonton. Ia juga menjelaskan bahwa seorang news anchor juga harus menyesuaikan berita yang akan disampaikan dengan ekspresi wajah yang tepat dan benar. Seorang news anchor juga harus mampu beradaptasi dengan kondisi apapun, pakaian juga harus meyakinkan sehingga pemirsa atau penonton yang menonton acara tersebut pun yakin dengan berita yang disampaikan oleh news anchor tersebut. Sebelum proses siaran berlangsung, anchor juga harus beradaptasi dengan panggung agar untuk menghindari grogi atau gugup, selain itu juga harus memiliki tingkat percaya diri yang tinggi,

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 111

menjadi diri sendiri dan tidak mengikuti gaya orang lain. Selain itu seorangnews anchor juga harus memiliki branding sendiri agar beda dengan yang lain.

“Kalau strategi komunikasi news anchor itu paling tidak dia harus memiliki intelektual ya, karena memang dia harus memahami materi yang akan disampaikannya. Selain itu seorang news anchor juga harus menyesuaikan seperti apa berita yang akan disampaikan dengan ekspresi wajah anchor tersebut ketika menyampaikan berita. Bukan hanya itu saja tetapi juga news anchor juga harus beradaptasi dengan kondisi apapun, pakaian juga harus mantap, make up harus oke, beradaptasi dengan stage atau panggung tempat berita tersebut akan disiarkan sehingga nanti tidak terjadi grogi atau nerveous. Pokoknya segala macem itu harus dipersiapkan dan yang paling penting adalah percaya diri, menjadi diri sendiri, dan tidak mengikuti gaya orang lain ketika tampil serta memiliki branding sendiri”.

Adapun hambatan yang sering dialami oleh news anchor ketika bersiaran adalah terdiri dari dua, yaitu hambatan dari dalam diri news anchor tersebut dan juga dari luar. Adapun hambatan dari dalam diri news anchor tersebut adalah seperti grogi atau gugup, salah dalam menyebutkan nama orang atau nama tempat. Selain itu ia juga menjelaskan bahwa terkadang news anchor kurang fokus dalam menyampaikan berita sehingga ketika menyampaikan berita tersebut tidak maksimal. Adapun hambatan dari luar diri news anchor tersebut adalah seperti hambatan teknis, misalnya teleprompter yang tidak berfungsi, audio yang mati sehingga apa yang disampaikan oleh news anchor tersebut tidak terdengar kepada pemirsa atau penonton. Kesalahan komunikasi antara pengarah acara dan assistant pengarah acara juga menjadi hambatan ketika bersiaran, sehingga membuat anchor yang bersiaran menjadi bingung.

“Biasanya hambatan yang dialami para news anchor ketika bersiaran adalah kalau dari dalam diri sendiri itu misalnya saja kayak grogi dan salah-salah dalam menyebutkan nama, baik itu nama tempat atau nama

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 112

tokoh ya. Terkadang nanti juga ketika dalam menyampaikan berita ada juga hambatan lain seperti tidak fokus disaat menyampaikan berita tersebut. Sementara kalau hambatan dari luar news anchor sendiri juga ada, kayak misalnya hambatan teknis, seperti misalnya teleprompter mati, terus kemudian kadang-kadang audio juga tidak berfungsi secara maksimal, terjadi kesalahan antara pengarah acara dengan assistant pengarah acara yang akhirnya membuat penyiar atau anchor menjadi bingung ketika menyampaikan berita karena penyiar tersebut menjadi bingung harus mengikuti kata siapa yang harus diikuti dan lain sebagainya”.

Ketika menyampaikan berita tersebut, banyak juga hambatan-habatan yang dialami oleh para news anchor.Adapun cara untuk mengatasi hambatan- hambatan tersebut adalah harus memiliki persiapan yang matang, karena dengan adanya persiapan yang matang, maka berita yang akan disampaikan oleh news anchor itu pun akan berjalan dengan lancar. Hambatan yang sering dialami oleh news anchor ketika siaran juga bisa seperti dari dalam diri news anchor tersebut, misalnya saja seperti grogi. Adapun cara yang biasanya dilakukan untuk mengatasi grogi tersebut adalah dengan cara harus memiliki percaya diri yang tinggi dan juga harus mempersiapkan dengan baik berita apa yang disampaikan serta harus menguasai berita tersebut, sehingga hal tersebut dapat mengatasi grogi yang ada. Ia juga menjelaskan bahwa cara untuk mengatasi hambatan yang lainnya adalah dengan datang minimal satu jam sebelum siaran, yang berguna untuk memeriksa terlebih dahulu berita yang akan disampaikan sebelum disiarkan kepada pemirsa yang akan menonton berita tersebut. Ketika menyampaikan berita seorang news anchor juga harus mampu menguasai panggung, karena dengan penguasaan panggung maka akan membantu untuk mengatasi hambatan- hambatan yang akan terjadi.

“Kalau cara mengatasi hambatan yang terjadi ketika bersiaran itu ya harus memiliki persiapan yang matang, karena memang jika memiliki persiapan yang matang tentu saja ketika bersiaran para news anchor

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 113

tersebut akan bisa menyampaikan berita tersebut dengan lancar. Selain itu dengan adanya persiapan yang matang yang juga dimiliki oleh news anchor tentu juga hambatan-hambatan yang lain seperti misalnya grogi atau nerveous akan dengan mudah dihadapi, karena memang grogi atau nerveous itu salah satu penyebabnya adalah karena persiapan yang kurang matang. Jadi intinya adalah harus memiliki persiapan yang matang sebelum bersiaran. Penguasaan panggung juga menjadi satu hal yang sangat penting ya, karena memang ketika seseorang news anchor tersebut sudah menguasai panggung, maka dia akan leluasa untuk menyampaikan berita tersebut. Satu hal lagi yang juga penting adalah seorang news anchor juga harus datang minimal satu jam sebelum siaran, agar bisa menguasai situasi dan keadaan, sehingga sebelum bersiaran tidak terburu-buru”.

6. Informan VI Nama Informan : Fitriani Tanggal wawancara : 15 Juni 2016 Pukul : 15.00 WIB Tempat : Ruang redaksi TVRI, whatsApp dan via telepon Informan tambahan peneliti selanjutnya dalam penelitian ini adalah bernama Fitriani. Ia merupakan seorang produser di TVRI Sumatera Utara. Saat ini informan Fitri berusia 49 tahun dan masih aktif bekerja sebagai produser di program acara Sumut Dalam Berita. Informan peneliti yang satu ini merupakan produser yang sangat ramah dan dekat dengan para news anchor di TVRI Sumatera Utara. Ia juga sering sekali memberikan masukan dan kritikan kepada para news anchor jika membuat menurutnya masih ada beberapa kesalahan yang dilakukan ole anchor tersebut. Ketika wawancara berlangsung informan Fitri juga menjelaskan bahwa awal karir bekerja di dunia pertelevisian ia tidak langsung menjadi produser, melainkan menjadi asisten pengarah acara terlebih dahulu. Ia juga menjelaskan sebelum bekerja di TVRI Sumut, ia pernah bekerja di TVRI Bali.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 114

“Pertama sekali sebelum menjadi produser, saya terlebih dahulu menjadi asisten pengarah acara dibeberapa program acara televisi yang ada di TVRI Sumatera Utara. Sebelum bekerja di TVRI Sumut saya terlebih dahulu bekerja di TVRI Bali”.

Informan Fitri menjelaskan adapun tugas dari seorang produser adalah mulai dari sebelum siaran hingga selesai siaran. Produser memiliki peranan dan tanggunng jawab yang sangat besar dalam sebuah proses produksi mulai dari memikirkan konten acara program tersebut hingga mengatur semua tim yang ada dalam program acara tersebut. Produser juga bertugas mengontrol secara teliti kerja tim produksi tersebut demi lancarnya program acara yang akan disiarkan tersebut.

“Kalau bicara soal tugas dari seorang produser adalah banyak sekali ya. Mulai dari pra siaran hingga nanti pasca siaran. Seorang produser mempunyai tanggung jawab yang sangat besar dalam produksi sebuah acara, mulai dari memikirkan tentang konten dari acara tersebut hingga memimpin para crew yang bertugas diprogram acara tersebut. Selain itu tugas dari seorang produser juga yaitu harus mengontrol secara teliti kerja tim produksi demi lancarnya program acara yang akan disiarkan. Banyak lagi tugas dari seorang produser ya, seperti mengatur para tim yang bekerja mulai dari kameramen, PA, ASPA, audio men, dekorasi, dan lain-lain termasuk mengatur news anchor”.

Menurut informan Fitri strategi komunikasi yang harus dimiliki oleh seorang news anchor adalah news anchor tersebut harus pintar dan memiliki wawasan yang luas. Selain itu juga harus mengetahui banya hal sehingga ketika menyampaikan berita anchor tersebut mengetahui banyak hal dan pesan yang akan disampaikan dapat tersampaikan dengan baik kepada penonton atau pemirsa. Strategi komunikasi yang lain yang harus dimiliki oleh news anchor adalah percaya diri. Dengan adanya sifat percaya diri tentu sifat grogi dan gugup akan hilang sendirinya dan ketika menyampaikan pesan pun akan terlihat lebih

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 115

kredibel. Selain itu persiapan yang matang juga sangat diperluka dalam menyampaikan berita tersebut.

“Adapun strategi komunikasi yang harus dimiliki oleh seorang news anchor ketika bersiaran adalah dia harus pintar dan memiliki wawasan yang luas. Seorang news anchor juga harus mengetahui banyak hal, sehingga ketika menyampaikan pesan kepada pemirsa, ia dapat menyampaikan pesan tersebut dengan baik karena ia menguasai materi yang disampaikan. Selain itu juga harus memiliki rasa percaya diri yang tinggi, agar ketika menyampaikan pesan tersebut ia terlihat percaya diri sehingga orang yang menonton program acara tersebut yakin dengan apa yang disampaikan oleh news anchor itu. Persiapan yang matang juga merupakan satu hal yang sangat penting dalam proses siaran. Dengan adanya persiapan yang matang yang telah dipersiapkan oleh news anchor tersebut maka kesalahan-kesalahan dapat dihindari”.

Adapun hambatan-hambatan yang sering sekali dialami oleh news anchor tersebut ketika bersiaran adalah hambatan dari dalam diri dan juga dari luar diri news anchor tersebut. Biasanya hambatan dari dalam diri misalnya saja seperti salah menyebutkan nama tokoh, nama tempat dan lain sebagainya. Hambatan lainnya adalah masih sering sekali gogi ketika on camera sehingga ketika mengucapkan atau menyampaikan pesan tersebut seorang news anchor terlihat gugup sehingga berdampak terhadap berita yang akan disampaikan seperti tidak berhasil disampaikan secara maksimal kepada pemirsa atau penonton. Informan Fitri juga menjelaskan kepada peneliti bahwa kurang fokus juga menjadi salah- satu hambatan yang sering sekali dialami oleh news anchor ketika bersiaran, waktu persiapan yang sangat singkat membuat persiapan yang dilakukan tidak begitu baik sehingga terkesan terburu-buru. Ia juga menjelaskan bahwa setidaknya satu jam sebelum siaran anchor tersebut sudah harus berada di studi untuk melakukan berbagai persiapan, mulai dari memeriksa audio visual serta hal-hal teknis lainnya termasuk juga memeriksa kembali naskah yang akan disiarkan tersebut agar tidak salah.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 116

“Hambatan yang sering terjadi yang dihadapi oleh para news anchor di program Sumut Dalam Berita adalah kalau dari dalam diri, seperti masih sering salah menyebutkan nama tokoh, nama tempat bahkan nama-nama yang jarang sekali di dengar. Bukan hanya itu saja, tetapi juga para news anchor tersebut terkadang disaat siaran juga masih sering merasa grogi dan gugup sehingga ketika menyampaikan pesan tersebut, pesan yang disampaikan tidak maksimal karena sudah merasa nervous duluan. Selain itu tidak konsentrasi ketika menyampaikan berita membuat pesan yang disampaikan tidak dapat disampaikan seratus persen. Waktu yang mepet juga menjadi kendala yang sangat penting, karena memang seharusnya news anchor itu minimal satu jam sebelum siaran harus sudah berada di studio. Karena kan kita sebelum siaran harus persiapan terlebih dahulu, mulai dari check sound terlebih dahulu, check gambar dan lan sebagainya. Sementara itu kalo hambatan dari luar misalnya saja seperti kesalahan-kesaahn teknis ya, salah insert gambar dengan lead berita yang akan disampaikan tidak sesuai, prompter yang terkadang juga tidak berfungsi sehingga nanti anchor-nya harus baca naskah lead-nya sementara lead tersebut belum sempat dibaca oleh anchornya. Pengeras suara yang juga tidak berfungsi dengan baik sehingga pesan yang disampaikan tidak sampai kepada pemirsa”.

Fitri menjelaskan adapun penyebab dari hambatan-hambatan tersebut adalah jika dari news anchor sendiri biasanya karena persiapan yang kurang matang, hal ini dikarenakan tidak adanya waktu yang banyak untuk mempersiapkan hal-hal tersebut. Penyebab selanjutnya adalah karena kurang tidur, haus bahkan lapar sehingga membuat news anchor tersebut ketika bersiaran tidak konsentrasi dengan berita yang disampaikan. Penyebab dari hambatan yang lain adalah karena kesalahan teknis yang juga sering sekali terjadi disaat bersiaran. Misalnya teleprompter yang tidak berfungsi dengan baik, alat pengeras suara yang belum on bahkan hingga masalah pencahayaan yang kurang baik

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 117

sampai ke dekorasi juga bisa menjadi hambatan ketika siaran, karena menyesuaikan dengan wardrobe dan lain-lain.

“Kalau penyebabnya banyak ya. Kalo dari anchor-nya sendiri persiapan yang kurang baik. Waktu yang mepet juga menjadi satu hambatan atau kendala yang sering sekali terjadi. Kalau kurang fokus itu penyebabnya biasanya adalah mungkin karena kurang tidur, atau pas siaran anchor tersebut lagi lapar dan haus. Makanya harus persiapan yang matang sebelum siaran. Ketika siaran di program acara tersebut biasanya durasi yang kita miliki itu kan sekitar satu jam, jadi sebelum biasaran lebih baik para news anchor yang akan siaran tersebut disarankan untuk ke toilet terlebih dahulu agar nanti ketika siaran tidak bolak-balik ke toilet, karena itu akan sangat mengganggu proses siaran tersebut. Misalnya saja kameran harus mengatur kembali posisi duduk anchor tersebut karena sudah tidak sesuai dengan posisi angle kamera dari awal siaran. Selain itu pemasangan pengeras suara dan juga headset yang akan diulang kembali sementara durasi jalan terus, jadi saya khawatir kalau nanti durasi tidak cukup untuk anchor tersebut kira-kira seperti itu. Kalau penyebab yang lain ada juga sih kayak kurang komunikasi antara para tim crew yang bertugas sehingga membuat news anchor tersebut bingung dengan aba-aba yang ada, tetapi biasanya anchor tersebut akan mengikuti instruksi dari pengarah acara program tersebut”.

Informan Fitri menjelaskan kepada peneliti bahwa cara yang biasanya dilakukan untuk mengatasi hambatan tersebut adalah news anchor yang akan melakukan siaran harus memiliki persiapan yang matang agar informasi yang disampaikan kepada pemirsa dapat diterima dengan baik. Ia juga menjelaskan bahwa seharusnya ketika bersiaran anchor tetap konsentrasi dan fokus terhadap berita yang akan disampaikan serta tidak memikirkan hal-hal yang lain selain dari berita atau informasi yang akan disampaikan tersebut. Terus belajar dan memperbaharui wawasan adalah cara yang sangat tepat yang harus dilakukan oleh news anchor tersebut agar ia terlihat pintar dan meyakinkan ketika menyampaikan

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 118

berita. Salah-satu cara untuk memperbaharui pengetahuan dan wawasan tersebut adalah dengan cara membaca buku. Selanjutnya ia juga menjelaskan bahwa cara mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi ketika bersiaran yang lain adalah dengan meningkatkan rasa percaya diri.

“Cara yang harus dilakukan untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut seharusnya news anchor itu harus lebih persiapan dengan matang, agar berita yang disampaikan pun dapat tersampaikan dengan baik kepada masyarakat atau pemirsa. Fokus memikirkan berita yang akan disampaikan, tidak boleh memikirkan hal-hal lain yang tidak ada kaitannya dengan berita yang akan disampaikan tersebut. Terus belajar dan memperbaiki diri adalah cara yang sangat tepat bagi para news anchor dalam memperbaharui diri. Banyak-banyak baca buku juga bisa sangat membantu untuk mengetahui atau mencari tahu apa yang belum diketahui para news anchor tersebut, karena menurut saya memang kalau kita baca buku otomatis pengetahuan kita akan bertambah dengan sendirinya. Meningkatkan percaya diri dan meminimalisir kesalahan agar kedepan para anchor tersebut lebih baik lagi dalam menyampaikan pesan berita tersebut”.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 119

Tabel Karakteristik informan News Anchor Pada Program Acara Sumut Dalam Berita di TVRI Sumatera Utara

Tabel 4.1 NO Keteranga Informan Informan Informan Mela Informan n Neza Keri Ripka

1 Nama Neza Yana Keryawan Melani Indra Ripka L. Febriani Sembiring Hapsari Nona Ginting

2 Tempat Banda Medan, 18 Semarang, 5 Mei Kuta Bulu, Tanggal Aceh, 12 Agustus 1980 12 Lahir Februari 1978 November 1994 1991

3 Usia 22 Tahun 38 Tahun 36 Tahun 25 Tahun

4 Suku Aceh Karo Jawa Karo

5 Agama Islam Kristen Islam Kristen

6 Hobi Travelling, Travelling Membaca buku, Bernyanyi Fotografi Travelling , Membaca buku

7 Pendidikan S1 S1 S2 S1 terakhir 8 Status Belum Menikah Menikah dan Belum menikah dan memiliki dua menikah memiliki orang anak satu orang anak

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 120

9 Awal karir Guru Resepsioni Dosen, Presenter private s hotel, Radio televisi bahasa Master of Announcer (MNCTV) Inggris Ceremony 10 Alasan Ingin Ingin Ingin Ingin menjadi mencoba menjadi Mengembangka terkenal news pengalama public n diri dalam anchor n baru sepaker bidang broadcasting 11 Lama Satu tahun Dua belas Sepuluh tahun Lima menjadi tahun tahun news anchor

Sumber : Hasil Wawancara, 2016

Tabel Strategi Komunikasi, Hambatan Komunikasi, Cara Mengatasi Hambatan Komunikasi Dalam Penyampaian Berita Pada Program Acara Sumut Dalam Berita di TVRI Suamtera Utara

Tabel 4.2 NO Keterangan Informan Informan Informan Informan Neza Keri Mela Ripka

1 Strategi Tujuan : Tujuan : Tujuan : Tujuan : komunikasi Memberikan Memberika Untuk Menyamp informasi n informasi menyampaik aikan kepada kepada an informasi informasi pemirsa publik kepada kepada tentang apa karena pemirsa masyaraka saja yang informasi tentang t,

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 121

sedang yang kejadian yang meningat terjadi. disampaika sedang bahwa n terjadi. salah satu Sasaran : menyangkut fungsi dari Sasaran atau dengan Sasaran : tv adalah segmentasi kepentingan Semua memberik adalah publik. masyarakat an remaja dan Segmentasi Sumatera informasi. dewasa. atau Utara yang sasaran: juga Sasaran: Pesan : Masyarakat menonton Kepada Pesan yang Sumatera program seluruh disampaikan Utara, usia acara masyaraka adalah 17 tahun ke tersebut. t, terutama beragam, atas. anak mulai dari Pesan: remaja ke hard news, Pesan : Cenderung atas. soft news, informasi tidak banya futures. yang hard news, Pesan: disampaika lebih banyak berita Instrumen n adalah soft news dan yang dan kegiatan: berimbang futures. sedang Teleprompter dan juga hangat , kamera, tidak Instrumen diperbinca speaker, memihak dalam ngkan di headset. kepada kegiatan: masyaraka siapapun. Pencahayaan, t. Sumber teleprompter, daya: Instrumen pengeras Instrumen Kameramen, dalam suara. dalam reporter, kegiatan : kegiatan: redaksi, PA, Lighting, Sumber daya: Kamera,

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 122

ASPA, audio kamera, Reporter, monitor, men, toast audio, kameramen, teleprompt master. microphone editor, er, redaksi, headset, Skala waktu: Sumber ASPA, PA,. microphon 30 menit-1 daya: e, toast jam. Kameramen master. , reporter, Skala waktu : Sumber Evaluasi dan narasumber, Satu jam daya: kritikan: pengarh paling Reporter, misalnya saja acara, maksimal. kamerame kekurangan- asisten n, petugas kekurangan pengarah Evaluasi dan redaks, seperti acara, audio kritikan: editor, pakaian, nada men. Kurang fokus narrator, suara, . terhadap PA, intonasi, Skala materi yang ASPA. materi siaran. waktu: satu disampaikan. jam. Skala waktu: Evaluasi Setengah dan hingga kritikan: satu jam. penyebutan nama yang Evaluasi salah. dan perbaikan: jangan terlalu banyak bercanda ketika

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 123

iklan.

2 Hambatan Hambatan Hambatan Hambatan Hambatan komunikasi internal : internal : internal: internal : Nervous Tidak Tidak bisa Awal-awal karena takut menguasai fokus. siaran tidak bisa materi. merasa menampikan Memiliki nervouska yang terbik. Sering daya ingat rena taku Waktu yang mengalami yang lemah. salah. sangat sempit batuk dan sehingga bersendawa Takut blank Tidak tidak bisa ketika ketika mengusai mempersiapk bersiaran. bersiaran, materi an dengan sehingga dengan baik. Hambatan berita yang baik. eksternal: akan Salah Teleprompt disampaikan Waktu pengucapan er yang menjadi yang nama (tokoh, tidak berantakan. sangat tempat). berfungsi singkat Grogi yang sehingga Suara yang sehingga berlebihan membuat tidak prima tidak bisa sehingga news atau hasil menyiapka membuat anchor produksi n konsentrasi harus suara yang persiapan menjadi membaca tidak baik dengan terganggu. headline ketika baik. dari naskah menyampaik Hambatan tidak an berita. Hambatan eksternal : melalui eksternal: Teleprompter prompter. Pernah sakit Biasanya

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 124

yang tidak ketika liputan karena berfungsi Terkadang di lapangan. peralatan dengan terjadi miss yang tidak maksimal. komunikasi Hambatan berfungsi antara para eksternal : dengn AC yang crew yang Control room baik, tidak bertugas. yang terlalu seperti berfungsi berisik headset dengan baik sehingga tidak sehingga sangat berfungsi membuat menggangu maksimal, tidak nyaman konsentrasi. prompter karena yang tidak kepanasan. menyala.

3 Cara Konsentrasi Menguasai Memperbaiki Jika sudah mengatasi dan fokus materi penampilan gugu, akan hambatan terhadap berita yang agar lebih menenagk komunikasi berita yang akan baik lagi. an diri akan disiarkan. dengan disampaikan. Memperbaha cara tarik Terus rui wawasan nafas. Tidak belajar dan dan memakan belajar. pengetahuan Minum air makanan tentang berita putih. yang Memeriksa yang akan berminyak kembali disampaikan. Meminima sebelum materi lisir agar siaran dan siaran Latihan tidak selalu sebelum on pernafasan, terjadi

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 125

mengkonsum air agar olah suara. kesalahan. si air putih. tidak terjadi kesalahan Mengkonsum Menguasai Tidak boleh ketika si air putih materi panik dan siaran. agar suara berita tetap tenang. tidak serak. yang akan Mempersiap disampaik Humming kan diri Membaca an. dengan kembali Memperbaiki baik. berita yang Berusaha kesalahan akan ke toilet dengan cara disampaikan terlebih meminta Konsentrasi sebelum on dahulu maaf kepada dan antusias air agar tidak sebelum penonton. dalam terjadi on air Misalnya menyampai kesalahan. untuk salah dalam kan berita menghind menyebut tersebut Ketika ari hal-hal nama atau liputan harus yang tidak tempat. memiliki diinginkan mental yang kuat. Berdo’a.

Sumber : Hasil Wawancara, 2016

4.2 Pembahasan Berdasarkan analisis hasil wawancara dan pengamatan peneliti dari informan pertama hingga informan keempat serta informan tambahan, maka peneliti membuat pembahasan sesuai dengan tujuan penelitian sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 126

Peneliti melakukan penelitian kepada empat informan yaitu news anchor TVRI Sumatera Utara pada program acara Sumut Dalam Berita serta dua informan tambahan yaitu pengarah acara dan produser Sumut Dalam Berita. Dari setiap informan ini, peneliti memperoleh data yang hampir sama mengenai strategi komunikasi news anchor dalam penyampaian berita pada program acara Sumut Dalam Berita di TVRI Sumatera Utara. News anchoratau dalam dunia jurnalistik istilah pembawa acara sering disebut dengan News Anchor (Presenter Berita). Presenter berita adalah orang yang membawakan atau mengantarkan berita di televisi atau radio. Dalam perkembangannya news anchor merupakan salah-satu pekerjaan yang dituntut untuk mengetahui dan juga up date terhadap kejadian yang sedang hangat di perbincangkan dimasyarakat. Seorang news anchor bukan hanya mampu menyampaikan berita kepada masyarakat tetapi juga harus mampu membuat berita dan memiliki rasa tanggung jawab atas apa yang diberitakannya. Berita yang disampaikan oleh news anchor diharapkan dapat memberikan informasi kepada penonton sehingga penonton dapat mengetahui apa yang sedang terjadi saat ini serta dapat memperbaharui pengetahuan mereka terhadap suatu hal.

Berdasarkan penelitian dari keempat news anchor dan dua informan tambahan yaitu pengarah acara serta produser di program Sumut Dalam Berita di TVRI Sumatera Utara, peneliti melakukan pembahasan yang dikaitkan dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui strategi komunikasi news anchor ketika menyampaikan berita, mengetahui hambatan-hambatan apa saja yang terjadi ketika proses penyampaian berita tersebut berlangsung dan bagaimana cara mengatasi hambatan-hambatan tersebut.

Menurut R. Wayne Pace, Brent D Peterson dan M. Dallas Burnet dalam bukunya Technique for Effective Communication, menyatakan bahwa, strategi komunikasi harus memperhatikan beberapa hal berikut ini :

1. Tujuan. Komunikasi harus memiliki sebuah tujuan. Pada penelitian ini yang menjadi tujuannya adalah menyampaikan pesan kepada pemirsa atau penonton.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 127

2. Sasaran. Komunikasi juga pada dasarnya harus memiliki sasaran agar proses komunikasi tersebut dapat disampaikan kepada sasaran yang ingin dituju. Adapun yang menjadi sasaran dalam penelitian ini adalah masyarakat atau penonton yang menonton Sumut Dalam Berita. 3. Pesan. Sudah jelas bahwa dalam sebuah strategi komunikasi pasti memiliki pesan yang akan disampaikan kepada komunikan. Adapun pesan yang akan disampaikan dalam penelitian ini adalah berita yang ada dalam program Sumut Dalam Berita. 4. Instrumen dalam kegiatan. Adapun yang menjadi instrumen dalam program acara ini Sumut Dalam Berita pada penelitian ini adalah seperti kamera, alat pengeras suara, headset, toast master teleprompter, pencahayaan dan lain sebagainya. 5. Sumber daya. Salah-satu unsur dalam strategi komunikasi adalah sumber daya dan yang menjadi sumber daya dalam penelitian ini adalah para crew atau kerajabat kerja yang bertugas dalam program acara tersebut seperti pengarah acara, asisten pengarah acara, kameramen studio, audio men, tim wardrobe, redaksi, reporter, kameramen lapangan. 6. Skala waktu. Ketika menyampaikan pesan tentu waktu merupakan hal yang juga sangat penting. Karena dengan adanya waktu kita dapat mengetahui durasi dalam penyampaian pesan tersebut. Biasanya waktu atau durasi dalam penyampaian berita pada program acara Sumut Dalam Berita adalah satu jam, namun adakalanya waktu atau durasi tersebut menjadi setengah jam jika ada program acara lain yang lebih penting dan harus segera disiarkan. 7. Evaluasi dan perbaikan. Setelah proses penyampaian berita pada program acara Sumut Dalam Berita telah selesai dilaksanakan maka hal yang selanjutnya dilakukan adalah evaluasi dan perbaikan dalam segala hal terkait dengan penyampain berita yang disampaikan tersebut. Misalnya saja seperti kesalahan atau kekurangan news anchor dalam penyampaian pesan tersebut bahkan hingga masalah dari teknis

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 128

seperti kamera, lighting, teleprompter, headset, audio dan lain sebagainya.

Pada penelitian ini peneliti juga menemukan kesamaan pada beberapa informan yaitu memulai karir sebagai news anchor di stasiun televisi yang berbeda meskipun kemudian mereka memutuskan untuk bergabung dengan TVRI Sumatera Utara. Misalnya saja Mela yang mengawali karir sebagai news anchor di TVRI Jawa Tengah, Ripka sebagai news anchor di MNCTV. Sedangkan Neza langsung bergabung dengan TVRI Sumatera Utara dan Kery mengawali karir sebagai Master of Ceremony dalam berbagai event di kota Medan.

Selain itu kesamaan yang juga peneliti temukan dalam penelitian ini berdasarkan dari empat informan tersebut adalah setiap informan sering sekali mengalami kendala atau hambatan baik itu dari dalam diri maupun hambatan atau kendala dari luar. Meskipun begitu keempat informan tersebut memiliki cara masing-masing untuk mengatasi kendala atau hambatan tersebut.Selain kesamaan yang sudah peneliti jelaskan diatas, keempat informan tersebut memiliki kesamaan dalam hal percaya diri. Mereka terus melatih tingkat kepercayaan diri merekadengan cara berlatih didepan kaca, misalnya saja seperti informan Ripka. Ia selalu berlatih didepan kaca untuk memperbaiki tingkat kepercayaan dirinya. Keempat informan dalam penelitian ini tidak melakukan atau mengikuti sekolah pengembangan diri untuk melatih sifat percaya diri melainkan hanya belajar secara otodidak.

Dari hasil penelitian ini, ternyata ditemukan bahwa menjadi seorang news anchor tidak mudah dan harus mengalami beberapa tahapan.Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya keempat informan tersebut harus menjalani tahapan- tahapan yang telah dipersiapkan sebelum akhirnya menjadi news anchor di TVRI Sumatera Utara.Misalnya saja seperti Neza dan Kery, mereka harus menjalani masa training beberapa bulan sebelum mereka akhirnya bersiaran.

Adapun alasan keempat informan menjadi seorang news anchor adalah karena keempat informan tersebut menganggap bahwa pekerjaan sebagai seorang news anchor merupakan pekerjaan yang sangat menarik. Selain keempat informan tersebut dapat menyampaikan berita kepada masyarakat atau pemirsa, menjadi

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 129

seorang news anchor juga dapat dikenal banyak orang. Seperti informan Neza, Keri dan Ripka, ketiga informan ini memilih menjadi seorang news anchor karena mereka ingin sekali tampil di televisi dan dikenal banyak orang. Bagi mereka dengan menjadi news anchor mereka dapat menyampaikan informasi dan juga memberikan pengetahuan kepada masyarakat atau pemirsa tentang hal-hal yang sedang terjadi dengan cara menyampaikannya melalui berita yang disampaikan. Berbeda dengan inforan Mela, ia menjadi news anchor karena ditawarkan oleh pihak TVRI karena sebelum menjadi seorang news anchor ia merupakan seorang penyiar radio.

Strategi komunikasi news anchor

Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan terhadap empat news anchor dan juga dua informan tambahan peneliti yaitu pengarah acara dan produser pada program acara Sumut Dalam Beritadi TVRI Sumatera Utara, strategi yang biasanya dilakukan oleh news anchor tersebut dalam proses penyampaian berita adalah sebagai berikut :

 Seorang news anchor harus memiliki pengetahuan yang baik serta wawasan yang luas sehingga ketika menyampaikan pesan kepada pemirsa atau penonton, dapat berjalan dengan baik. Ketika seorang news anchor tersebut memiliki pengetahuan yang baik, maka misalnya saja terjadi kesalahan, news anchor tersebut secara spontan akan melakukan improvisasi terhadap berita yang sedang disampaikan tersebut sesuai dengan pengetahuan anchor yang sedang menyampaikan pesan sehingga tidak terlihat sedang mengalami kesalahan. Seperti yang dilakukan oleh informan Mela dan Keri ketika mereka melakukan kesalahan maka kedua informan tersebut langsung melakukan improvisasi sehingga tidak terlihat jika mereka membuat kesalahan ketika siaran berlangsung. Pengetahuan dan wawasan yang luas merupakan kunci yang sangat penting yang wajib dimiliki oleh news anchor, karena pada dasarnya anchor tersebut harus terlihat pintar dan cerdas ketika sudah on kamera.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 130

 News Anchor yang ada diprogram acara Sumut Dalam Berita harus memiliki tujuan yang jelas ketika menyampaikan berita tersebut. Adapun tujuannya adalah untuk memberitahu atau menginformasi kepada masyarakat tentang apa yang sedang terjadi.  Ketika bersiaran harus sesuai dengan waktu. News anchor harus disiplin dengan waktu sehingga ketika menyampaikan pesan tidak bermasalah dengan durasi. Selain itu sebelum proses siaran berlangsung seorang news anchor juga harus minimal satu jam sebelum siaran harus sudah berada di studio untuk mempersiapkan hal- hal yang memang harus dipersiapkan. Hal ini yang selalu dilakukan oleh informan Ripka dan Neza, kedua informan ini selalu berusaha untuk datang minimal dua jam sebelum siaran atau on air harus sudah berada di ruang penyiar sehingga proses menuju siaran tidak terburu- buru.  News anchor juga harus memiliki penampilan yang baik. Ketika memiliki penampilan yang baik, maka pemirsa atau penonton yang sedang menyaksikan berita tersebut akan tertarik dengan pesan yang akan disampaikan, sehingga seorang news anchor yang memiliki penampilan yang baik menjadi daya tarik tersendiri pada penyampaian pesan di program acara Sumut Dalam Berita. Selain itu dengan adanya penampilan yang baik, maka akan sangat membantu untuk meyakinkan penonton untuk menyaksikan program acara di Sumut Dalam Berita. Maka dari itu penampilan yang baik merupakan strategi komunikasi yang sangat penting dalam mendapatkan hati masyarakat untuk menyaksikan program tersebut. Informan Mela merupakan salah-satu dari keempat informan peneliti yang sangat menjaga dan juga memperhatikan penampilannya ketika tampil di layar kaca. Karena memang dengan adanya penampilan yang baik maka pemirsa pun akan tertarik untuk menonton program acara televisi yang akan disajikan.  Adapun strategi selanjutnya yang harus dilakukan oleh news anchor di TVRI Sumatera Utara dalam penyampaian berita adalah harus fokus

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 131

dengan pesan yang akan disampaikan serta tidak memikirkan hal-hal lain di luar dari konteks berita yang akan disampaikan. Informan Mela merupakan informan yang memiliki tingkat konsentrasi yang sangat pendek sehingga ia membutuhkan konsentrasi yang ekstra untuk mengingat semua materi siaran yang akan disampaikan kepada pemirsa.  Percaya diri merupakan strategi komunikasi yang tidak kalah penting yang juga harus dimiliki oleh seorang news anchor. Ketika sudah memiliki rasa percaya diri maka sudah tentu semua informasi yang akan disampaikan kepada masyarakat akan tersampaikan dengan baik. Informan Ripka merupakan salah satu informan peneliti yang memiliki tingkat percaya diri yang tinggi sehingga ia dengan mudah mengatasi rasa nervous yang tiba-tiba saja bisa datang ketika proses siaran sedang berlangsung.  Menguasai materi yang akan disampaikan sehingga tidak terjadi kesalahan-kesalahan ketika menyampaikan berita tersebut. Hal ini yang biasanya dilakukan oleh informan Neza, Keri, Mela dan Ripka sebelum siaran berlangsung. Memeriksa materi siaran sebelum on air merupakan rutinitas yang selalu dilakukan oleh ke empat informan ini. Biasanya ke empat informan tersebut menghabiskan waktu sekitar setengah hingga satu jam untuk memeriksa materi berita tersebut sebelum disiarkan.  Menguasai panggung dan juga keadaan sekitar termasuk strategi yang harus dimiliki oleh seorang news anchor ketika menyampaikan berita.

Hambatan-hambatan yang dialami news anchor

Strategi komunikasi yang dijalankan dalam sebuah kegiatan komunikasi tentu saja tidak akan terlepas dari hambatan-hambatan komunikasi. Sama halnya dengan penelitian ini, seorang news anchor ketika menyampaikan berita juga mengalami hambatan. Hambatan- hambatan yang dimaksud adalah sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 132

1. Hambatan teknis. Hambatan ini timbul karena lingkungan yang memberikan dampak pencegahan terhadap kelancaran pengiriman dan penerimaan pesan, dari sisi teknologi keterbatasan fasilitas dan peralatan komunikasi. Hambatan ini terjadi dalam proses penyampaian berita pada program acara Sumut Dalam Berita. Adapun hambatan yang dimaksud adalah seperti teleprompter yang tidak berfungsi, audio yng tidak bisa diterima dengan baik, headset yang rusak dan lain sebagainya. Ketika hambatan teknis ini terjadi maka biasanya news anchor yang sedang bersiaran akan mengalami panik dan konsentrasi menjadi tidak fokus. Hal ini sering terjadi kepada informan Neza. Ia akan merasa panik jika hambatan ini terjadi. 2. Hambatan semantik.Maksudnya adalah hambatan dalam proses penyampaian pengertian atau ide secaraefektif. Defenisi semantik adalah studi atas pengertian yang diungkapkan lewat bahasa.Suatu pesan yang kurang jelas akan tetap menjadi tidak jelas bagaimanapun baiknya transmisi. Misalnya saja dalam hal ini adalah seorang news anchor salah dalam pengucapan nama, berbicara terlalu cepat sehingga pemirsa atau penonto tidak mengetahui apa yang diucapkan oleh news anchor tersebut. Perbedaan makna dan bahasa juga merupakan hambatan semantik yang juga dialami oleh news anchor pada program acara Sumut Dalam Berita ketika menyampaikan pesan kepada penonton. Hambatan ini sering sekali dialami oleh ke empat informan peneliti ketika proses siaran sedang berlangsung. Hal ini terjadi karena biasanya sebelum siaran berlangsung para news anchor tersebut lupa atau tidak memiliki banyak waktu untuk melakukan olah vokal atau senam wajah sehingga berdampak terhadap kata-kata yang akan disampaikan. 3. Hambatan jenis manusiawi ini muncul dari masalah-masalah pribadi yang dihadapi orang-orang yang terlibat dalam komunikasi, baik komunikator maupun komunikan. Misalnya saja dalam program Sumut Dalam Berita terkadang news anchor tersebut tidak fokus dalam penyampaian berita tersebut, seperti yang dialami oleh informan Neza kurang percaya diri

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 133

sehingga membuat nervous, tidak menguasai materi yang akan disampaikan dan lain sebagainya.

Berdasarkan keempat informan yang telah diteliti oleh peneliti, ternyata banyak sekali hambatan-hambatan yang terjadi terhadap para informan tersebut ketika menyampaikan berita. Pada dasarnya hambatan-hambatan yang terjadi yang dilakukan oleh para news anchor tersebut adalah hambatan seperti dari dalam diri news anchor tersebut (internal) dan juga hambatan dari luar. Adapun hambatan-hambatan yang terjadi dalam diri news anchor tersebut adalah seperti :

1. Faktor Internal :  Cara menyebutkan kata yang salah, seperti nama, tempat dan kata-kata penting lainnya.  Intonasi suarayang kurang tepat sehingga membuat berita yang disampaikan kurang meyakinkan.  Gugup atau grogi sehingga berdampak terhadap berita yang akan disampaikan  Penguasaan materi berita yang akan disiarkan yang kurang baik sehingga membuat penampilan news anchor ketika menyampaikan berita kurang percaya diri.  Rendahnya tingkat konsentrasi news anchor tersebut sehingga membuat mereka tidak fokus terhadap berita yang akandisampaikan. Konsentrasi yang lemah dan juga kurang fokus sering sekali dialami oleh informan Mela ketika bersiara.  Seringnya perut yang mengalami kelaparan dan haus membuat mereka tidak konsentrasi ketika bersiaran. Kasus ini sering dihadapi oleh informan Mela. Biasanya sebelum siaran dimulai, ia akan berusaha untuk ke toilet terlebih dahulu.  Wardrobe yang tidak cocok sehingga membuat news anchor tersebut tidak nyaman sehingga berdampak terhadap penyampain berita yang akan disampaikan. Informan Neza sering sekali mengalami hal ini. Bahkan ia harus menyisihkan banyak sekali waktu untuk memilih dan memadupadankan wardrobe yang akan ia kenakan.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 134

 Pemenggalan kata-kata yang kurang tepat yang akan disampaikan kepada pemirsa atau penonton sehingga membuat makna berita tersebut menjadi berbeda dari apa yang seharusnya.  Pengetahuan yang sedikit terhadap suatu berita yang akan disampaikan sehingga membuat berita yang disampaikan kurang maksimal.

Sedangkan hambatan-hambatan dari luar diri news anchor tersebuat adalah :

2. Faktor Eksternal  Tidak adanya komunikasi yang baik antara news anchor dengan crew yang bersangkutan seperti produser, kameramen, pengarah acara, asisten pengarah acara dan lain-lain  Terkadang teleprompter yang tersedia tidak berfungsi dengan baik sehingga membuat news anchor tersebut menjadi bingung ketika menyampaikan berita. Ketika alat prompter tidak bekerja dengan baik, maka hal yang dilakukan adalah membaca naskah berita tersebut dan hal ini kerap kali terjadi dalam proses penyampaian berita di Sumut Dalam Berita TVRI Sumatera Utara.  Ketika proses siaran sedang berlangsung, terkadang alat pengeras suara (microphone) tidak berfungsi dengan baik sehingga membuat produksi suara yang dihasilkan oleh news anchor tersebut tidak maksimal.  Suara yang sangat berisik dari control room membuat mereka tidak konsentrasi terhadap berita yang akan disampaikan.  Ruangan studio yang tidak nyaman, misalnya pendingin ruangan yang tidak berfungsi juga menjadi salah-satu hambatan yang dialami oleh news anchor tersebut ketika bersiaran.  Headset yang tidak berfungsi dengan baik juga menjadi salah-satu hambatan yang sering sekalidialami oleh news anchor ketika bersiaran, sehingga membuat komunikasi antara pengarah acara dengan news anchor tersebut menjadi terganggu. Informan Neza, Keri, Mela dan Ripka sering sekali mengalami hal seperti ini sehingga ke empat informan peneliti tersebut menggunakan headset pribadi demi

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 135

kelancaran penerimaan pesan yang dikirim oleh pengarah acara kepada news anchor yang sedang bersiara pada waktu itu.  Lokasi tempat ketika menyampaikan berita yang kurang kondusif juga menjadi salah-satu hambatan ketika penyampaian berita berlangsung. Hal ini juga pernah dialami oleh informan Keri, Neza serta Ripka ketika kondsi studio harus direnovasi dan membuat mereka ketika menyampaikan berita menjadi tidak nyaman dan kurang kondusif.

Cara mengatasi hambatan yang dialami oleh news anchor

Ketika mengetahui hambatan tentu saja ada juga cara atau alternatif untuk mengurangi maupun mengatasi hambatan tersebut. Cara mengatasinya adalah sebagai berikut:

 Memperbaiki kesalahan-kesalahan yang terjadi, misalnya saja salah menyebutkan nama tokoh atau nama tempat. Seperti yang dilakukan oleh informan Keri dan Ripka, kedua informan tersebut selalu menggarisbawahi kata-kata yang menurut mereka penting dan susah dalam menyebutkannya.  Latihan olah suara yang harus terus dilakukan agar hasil produksi suara yang keluar tidak cacat.  Mengurangi rasa nervous dan gugup dengan cara meningkatkan rasa percaya diri. Nervous merupakan hambatan yang sangat rentan sekali dialami oleh news anchor dalam penyampaian berita. Oleh karenanya seorang news anchor harus mencari cara agar tidak terlihat grogi ketika sudah on kamera. Seperti halnya yang dilakukan oleh informan Neza, ia selalu berusaha setenang mungkin untuk menghindari rasa nervous tersebut.  Memperbaiki komunikasi antara setiap crew yang bertugas pada program acara Sumut Dalam Berita, karena memang masih sering sekali terjadi miss communication antara para crew yang bertugas, terutama antara pengarah acara, asisten pengarah acara dan anchor sehingga terkadang berita yang disampaikan tidak sesuai dengan rundown yang sudah ada.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 136

 Meminimalisir kesalahan-kesalahan teknis seperti memastikan sound system apakah sudah berfungsi dengan baik atau belum, alat pengeras suara juga terkadang tidak berfungsi secara maksimal sehingga produksi suara yang dikeluarkan tidak keluar secara total, headset harus diperbaiki karena memang penggunaan alat bantu komunikasi dengan pengarah acara tersebut tidak berfungsi sebagaimana mestinya, teleprompter yang merupakan andalan para news anchor dalam menyampaikan berita kepada penonton terkadang juga menjadi kendala bagi para anchor jika alat ini sudah tidak berfungsi dengan baik sehingga pesan yang akan disampaikan tidak bisa diterima dengan baik oleh masyarakat yang menonton.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Dari hasil penelitian mengenai strategi komunikasi news anchor dalam penyampaian berita pada program acara Sumut Dalam Berita di TVRI Sumatera Utara, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Seorang news anchor harus memiliki strategi komunikasi ketika menyampaikan pesan kepada penonton atau pemirsa. Seperti yang dilakukan oleh informan I, informan II, informan III dan informan IV selalu memiliki strategi dan cara tersendiri ketika bersiaran. Dengan adanya strategi komunikasi maka pesan yang disampaikan pun akan tersampaikan dengan baik. Strategi komunikasi seorang news anchor harus sesuai dengan unsur-unsur yang ada dalam strategi komunikasi seperti memiliki tujuan yang jelas, sasaran, skala waktu, instrumen atau alat, sumber daya, evaluasi (perbaikan) serta pesan yang akan disampaikan. Selain itu ketika menyampaikan berita kepada pemirsa, seorang news anchor juga harus memiliki tingkat percaya diri yang tinggi, seperti halnya yang dilakukan oleh informan I,II,III,IV yang selalu berusaha untuk tampil dengan percaya diri ketika menyampaikan pesan kepada pemirsa. Hal ini dibutuhkan oleh seorang news anchor untuk memantapkan diri ketika menyampaikan pesan yang ada didalam berita tersebut. Selain itu pengetahuan yang luas juga merupakan hal yang sangat penting yang harus dimiliki oleh seorang news anchor. 2. Adapun hambatan-hambatan yang sering sekali dialami oleh seorang news anchor ketika menyampaikan berita pada program Sumut Dalam Berita adalah hambatan internal dan juga hambatan eksternal. Adapun hambatan internal maksudnya adalah hambatan yang datang dari dalam diri news anchor tersebut sedangkan hambatan eksternal adalah hambatan yang muncul dari luar diri news anchor. Hambatan internal yang terjadi misalnya saja seperti merasa gugup, tidak percaya diri, kurang menguasai materi yang akan disampaikan sehingga ketika proses penyampaian berita

137 Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara 138

berlangsung, news anchor tersebut terlihat seperti tidak menguasai materi, sehingga akhirnya akan berdampak terhadap berita yang disampaikan.Misalnya saja seperti nervousketika menyampaikan berita sehingga pesan yang disampaikan tidak dapat tersampaikan dengan baik. Hal ini sering sekali dialamai oleh informan I. Sedangkan yang menjadi hambatan informan III tidak memiliki tingkat konsentrasi yang tinggi sehinga mudah lupa serta tidak fokus. Bukan hanya itu saja, tetapi juga hambatan internal lainnya seperti persiapan yang kurang baik, mulai dari masalah waktu untuk mempersiapkan diri yang kurang panjang sehingga membuat news anchor tersebut terburu-buru, hal ini sering juga dialami oleh informan II dan IV. Pemenggalan kata-kata yang kurang tepat serta intonasi suara dan artikulasi yang kurang jelas juga menjadi hambatan yang sering dilakukan oleh news anchor tersebut ketika menyampaikan berita pada program acara Sumut Dalam Berita. 3. Cara mengatasi hambatan yang dilakukan oleh news anchor dalam penyampaian berita di program Sumut Dalam Berita tersebut adalah seorang news anchor harus memiliki rasa percaya diri yang tinggi agar ketika menyampaikan pesan (berita) kepada pemirsa tidak mengalami grogi. Selain itu terus melatih diri seperti olah vokal, melatih mimik ekspresi wajah yang benar serta memperbaiki artikulasi menjadi hal yang sangat penting dilakukan oeh seorang news anchor untuk mengatasi hambatan-hambatan yang sering terjadi ketika menyampaikan berita pada program acara Sumut Dalam Berita. Hambatan-hambatan yang terjadi ketika menyampaikan berita bukan hanya datang dari dalam diri news anchor tersebut tetap juga dari luar diri anchor tersebut seperti hambatan teknis dan lain sebagainya. Cara mengatasi hambatan teknis adalah dengan memperbaiki fasilitas yang ada misalnya seperti teleprompter diperbaharui agar bisa berfungsi dengan maksimal, audio visual yang di periksa terlebih dahulu sebelum siaran berlangsung agar tidak terjadi kesalahan-kesalahan. Komunikasi yang baik antara para crew yang bertugas seperti pengarah acara, asisten pengarah acara, toast master, audio men, kameramen serta

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 139

anchor juga menjadi hal yang sangat penting dilakukan agar ketika proses on air berlangsung semua dapat berjalan dengan lancar.

5.2 Saran

1. Bagi pihak TVRI agar lebih memperhatikan para news anchor ketika bekerja. Mulai dari kebutuhan make up, wardrobe, ruangan penyiar yang diperbaiki serta terawat sehingga para news anchor menjadi lebih nyaman. 2. Fasilitas serta perlengkapan produksi TVRI Sumut yang sudah tidak layak digunakan seharusnya diperbaharui agar hasil dari program Sumut Dalam Berita tersebut lebih baik lagi dan lebih masa kini. 3. Sumber daya manusia juga menjadi salah-satu faktor penting dalam memproduksi program acara Sumut Dalam Berita sehingga selayaknya para pekerja atau crew yang bertugas ketika siaran berlangsung seperti misalnya pengarah acara, asisten pengarah acara, seharusnya yang memiliki usia tidak produktif selayaknya tidak perlu dipekerjakan karena pada akhirnya sangat menghambat proses siara berlangsung.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 140

DAFTAR REFERENSI

Budyatna, Muhammad dan Mona, Leila G. (2011).Teori Komunikasi Antarpribadi. Jakarta: Kencana. Bulaeng, Andi. (2004). Metode Penelitian Komunikasi Kontemporer.Yogyakarta: Andi Offset. Bungin, Burhan. (2008). Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana. Cangara, Hafied. (2006). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Devito, J. A. (1997). Human Communication. Jakarta: Profesional Book.

Effendy, Onong Uchjana. (2011). Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek.Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Idrus, Muhammad. (2009). Metode Penelitian Ilmu Sosial : Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif. Yogyakarta: Erlangga. King, Larry. (2007). Seni Berbicara Kepada Siapa saja, Kapan Saja, Diaman Saja.Marcus Prihminto Widodo (penerjemah). Jakarta : PT. Gramedia.

LittleJohn, Stephen W & Foss, Karen.A. (2009).Teori Komunikasi, Theories of Human Communication (9thed). Jakarta: Salemba Hunika.

Moloeng, Lexy J. (2014).Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. ______. (2010). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Morissan.(2008). Manajemen Media Penyiaran Strategi Mengelola Radio & Televisi.Jakarta : PT. Remaja Rosdakarya.

Mulya, Dedy. (2001). Metode Penelitian Kualitatif.Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. ______. (2005). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 141

Pujileksono, Sugeng. (2015). Metode Penelitian Komunikasi Kualitatif. Malang: Intrans Publishing. Sugiyono. (2007). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. ______.(2012). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sumber Lain: (http://www.tvri.co.id/page/sejarah) diakses 22 April 2016 pukul 21.30 WIB. (http://www.tvri.co.id/group/Sumatera-Utara) diakses 26 April 2016 pukul 20.00 WIB.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Panduan Wawancara Penelitian Strategi Komunikasi News Anchor dalam Penyampaian Berita

1. Dapatkah anda sebutkan nama lengkap dan kapan anda lahir? 2. Apakah anda sudah berkeluarga? 3. Dimana anda tinggal? 4. Apakah hobby anda? 5. Dimanakah anda kuliah? 6. Sejak kapan menjadi news anchor? 7. kenapa anda tertarik menjadi seorang news anchor? 8. Bagaimanakah prosesnya sehingga anda menjadi menjadi seorang news anchor? 9. Apa sajakah tugas anda ketika menjadi seorang news anchor? 10. Saat pertama sekali anda menjadi news anchor, hal apa yang anda lakukan untuk melatih diri anda? 11. Sejak pertama sekali anda diterima menjadi seorang news anchor, apakah anda langsung siaran? atau anda di training terlebih dahulu? dan berapa lama anda ditraining? 12. Seperti apa strategi komunikasi yang anda gunakan ketika bersiaran ? 13. Apa yang menjadi tujuan anda ketika menyampaikan berita disebuah media? 14. Kepada siapa sajakah sasaran berita yang anda sampaikan ? 15. Seperti apa pesan berita yang anda sampaikan dalam program acara tersebut? 16. Dalam proses produksi di acara Sumut Dalam Berita, siapa sajakah yang terlibat ? 17. berapa lama durasi anda dalam sekali tampil didepan kamera? 18. berapa banyak waktu yang anda habiskan dalam mempersiapkan diri untuk tampil dalam durasi tersebut? 19. Menurut anda apa yang harus dimiliki oleh seseorang agar bisa menjadi seorang news anchor?

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 20. Apakah anda merasa malu ketika ditonton oleh banyak orang? kenapa? 21. Apakah ketika menyampaikan berita anda pernah merasa grogi dan nerveous? 22. Jika pernah, langkah apa yang anda lakukan untuk mengatasi hal tersebut? 23. Apakah dalam proses penyampaian berita anda menggunakan bahasa-bahasa tertentu? 24. Apa yang anda pikirkan ketika anda siaran? apakah anda memikirkan hal lain, selain berita yang akan anda sampaikan? 25. Selama anda menjadi news anchor, apakah anda pernah mendapatkan pujian atau kritikan dari orang-orang disekitar anda yang menonton anda? seperti apa tanggapan mereka? 26. Apakah anda masih mengalami grogi sampai hari hari ini ketika bersiaran? 27. Strategi apa yang ada lakukan untuk menghindari grogi tersebut? 28. Seberapa penting sifat percaya diri bagi anda? 29. Dimanakah anda belajar tentang percaya diri? Apakah anda mengikuti sekolah pengembangan diri atau bagaima? 30. Apakah anda pernah liputan ? 31. Berita seperti apa yang pernah anda liput? 32. Ketika liputan, apakah anda pernah mendapatkan hambatan? 33. Hambatan seperti apa yang anda alami? 34. Bagaimana cara anda untuk mengatasi hambatan tersebut? 35. Dimanakah tempat terjauh anda pernah liputan? 36. Apakah anda pernah live report? 37. Apakah anda pernah mengalami gangguan dan hambatan ketika live report sedang berlangsung? 38. Berapa lama waktu yang anda habiskan utuk persiapan live report? 39. Hal apa saja yang biasanya anda persiapkan ketika anda melakukan live report? 40. Ketika menyampaikan berita, apakah anda pernah mengalami gangguan atau hambatan?

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 41. Hambatan atau gangguan seperti apa yang anda alami? 42. Apakah hambatan atau gangguan itu menjadi kendala ketika anda melakukan siaran? 43. Bagaimanakah cara andauntuk mengatasi hambatan atau gangguan tersebut? 44. apakah anda pernah membuat kesalahan ketika siaran? 45. Apa yang anda lakukan agar dapat meminimalisir kesalahan ketika siaran? 46. Kesalahan seperti apa yang pernah anda buat ketika bersiaran? 47. Apa yang anda lakukan setelah anda membuat kesalahan tersebut? 48. Apakah anda pernah mendapat teguran dari atasan anda seperti produser? 49. Apa yang akan anda lakukan kedepan terkait dengan dunia news anchor ini? 50. Apa harapan anda sebagai seorang news anchor?

Pertanyaan untuk informan tambahan :

1. Dapatkah anda sebutkan data diri anda ? 2. Sejak kapan anda menjadi produser ? 3. Bagaimanakah prosesnya sehingga anda menjadi seorang produser ? 4. Apa saja tugas seorang produser ? 5. Menurut anda strategi komunikasi seperti apa yang harus dilakukan oleh news anchor ketika bersiaran? 6. Selama anda menjadi produser di Sumut dalam Berita, menurut anda hambatanapa saja yang biasanya dialami oleh para news anchor disaat bersiaran? 7. Menurut anda apa penyebab dari hambatan tersebut? 8. Menurut anda sebagai seorang produser, apa yang seharusnya dilakukan oleh para news anchor untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut ?

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Hasil Wawancara

Informan I

Nama : Neza Yana Febriani

Tempat/Tanggal lahir : Banda Aceh, 12 Februari 1994

Usia : 22 Tahun

Suku : Aceh

Agama : Islam

1. Bole disebutkan biodata diri anda ? Nama saya Neza Yana Febriani. Saya lahir di Banda Aceh 12 Februari 1994. 2. Apakah anda sudah berkeluarga ? Belum. 3. Terus sekarang tinggalnya dimana ? Saya tinggal di Medan. Tepatnya di Jalan Ambai Medan No. 50 4. Hobinya apa by the way ? Hobi saya fotografi sama membaca dan menyanyi 5. Neza kuliah dimana dan jurusan apa serta semester berapa? Di Unimed, jurusan sastra Inggris semester 9 6. Kalo untuk menjadi seorang news anchor sejak kapan ? Dari setahun yang lalu sih. 7. Kenapa bisa tertarik menjadi seorang news anchor ? Awalnya sih ga ada niat buat pengen jadi news anchor, kebetulan sejujurnya iseng aja sih nyoba. Tapi karena uda lewat dan ini juga pengalaman yang bagus untuk belajar dan saya rasa news anchor itu keren. Kerjaaan yang bukan sekedar face aja sih yang diliat, tapi juga suara dan lain-lain yang memang menjadi satu package gitu. 8. Gimana cerita proses awalnya sehingga anda bisa menjadi seorang news anchor ?

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Yaaa awalnya saya ikut coba gitu. Ada lowongan sebagai news anchor di TVRI Sumatera Utara yang di tempel di satu papan pengumuman di kantor jurusan di kampus saya. Terus saya ngeliat dari persyaratannya, Alhamdulillah memenuhi jadi saya rasa kenapa enggak coba gitu. Jadi dari situ saya coba dan Alhamdulillah saya lulus sampe akhirnya saya bisa bekerja disini sampai sekarang. 9. Kalau untuk tugas sendiri ketika menjadi seorang news anchor apa aja ? Disini news anchor kebetulan bisa ngerangkap. Jadi kerjaannya bukan sekedar on air di depan kamera, tapi juga bisa banyak pekerjaan kayak redaksi, atau buat skrip berita terus juga bisa dubbing berita bahkan meliput juga. 10. Pertama kali ketika menjadi seorang news anchor apa yang pertama kali anda lakukan untuk melatih diri anda ? Yang pasti suara yang paling penting. Coba latihan olah vocal, pernafasan, karena pasti ketika siaran kita kan butuh suara yang prima, jadi pasti butuh latihan juga supaya terbiasa untuk bicara lancar. 11. Sejak pertama sekali anda diterima, apakah anda langsung siaran atau di training terlebih dahulu ? Kami yang kebetulan kemarin lulus gak langsung siaran karena memang pasti ada training-nya dulu. Kira-kira kemarin itu ada kurang lebih dua bulan waktu untuk persiapan jadi news anchor atau langsung perform on air gitu. 12. Apakah anda merasa malu disaat pertama sekali siaran ? Ya pasti dong. Karena ini kan bukan hanya sekedar public speaking lagi. Uda memang nampil di depan banyak orang dan itu rutin setiap minggu diliatin sama orang. Lebih kepada merasa nerveous karena itu jadi berasa beban sih karena takut gak bisa nampilin yang terbaik. 13. Seperti apa strategi komunikasi yang anda gunakan ketika bersiaran ? Strategi komunikasi ketika bersiaran yang pasti seorang news anchor harus mempersiapkan sebaik mungkin sebelum bersiaran mulai dari materi yang disampaikan, pakaian, make up dan lain sebagainya. Karena memang ketika

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara seorang news anchor sudah memiliki persiapan yang matang maka ketika menyampaikan berita pun akan berjalan dengan lancar. 14. Apa yang menjadi tujuan anda ketika menyampaikan berita disebuah media? Yang pasti tujuan utamanya adalah memberikan informasi kepada masyarakat atau pemirsa, misalnya saja seperti informasi criminal, politik, budaya, pendidikan dan lain-lain. Sehingga masyarakat pun pengetahuannya akan bertambah terkait dengan informasi yang disampaikan dan tentu juga informasi yang sedang terjadi di lingkungan sekitar. 15. Kepada siapa sajakah sasaran berita yang anda sampaikan ? Untuk siaran berita sendiri sasaran atau segmentasinya adalah seperti orang remaja dan tentu juga orang dewasa karena, karena pada stage pemirsa sudah tahu dan juga mengerti bagaimana mengolah informasi dengan baik dan yang pasti mereka bisa memilah mana yang baik dan benar. 16. Seperti apa pesan berita yang anda sampaikan dalam program acara tersebut? Pesan berita yang sampaikan tentunya adalah pesan yang baik ya, karena memang ketika kita memberikan informasi kepada penonton atau pemirsa tentu saja kita juga akan menyampaikan pesan tentang suatu hal. 17. Dalam proses produksi di acara Sumut Dalam Berita, siapa sajakah yang terlibat ? Berita itu tentunya diproses dari pencarian berita itu sendiri terlebih dahulu yaitu yang dilakukan oleh reporter dan juga cameramen, setelah itu naskah berita dibuat oleh reporter kemudian diberikan kepada redaksi. Setelah diberikan kepada pihak redaksi maka berita yang sudah diliput dan juga sudah dibuat naskahnya tersebut akan di periksa kembali oleh desk editor apakah berita tersebut layak tayang atau tidak. Setelah itu ketika sudah siap untuk on air, maka ada juga beberapa petugas yang terlibat seperti PA, ASPA, cameramen, audio, kepjen yang akan membuat proses on air tersebut berjalan dengan baik. 18. berapa lama durasi anda dalam sekali tampil didepan kamera?

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Tergantung sih.Biasanya satu jam. Cuman kalo misalnya ada program lain yang lebih penting yang harus segera disiarkan biasanya bisa juga menjadi setengah jam. 19. berapa banyak waktu yang anda habiskan dalam mempersiapkan diri untuk tampil dalam durasi tersebut? Ya pasti persiapannya itu dua jam sebelumnya. Biasannya yang dilakuin sebelum siaran adalah ber make up, terus juga memerikasa berita yang akan disampaikan biar nanti ketika siaran tidak salah. 20. Menurut anda apa yang harus dimiliki oleh seseorang agar bisa menjadi seorang news anchor? Hhhhmm saya rasa juga semua orang bisa menjadi news anchor.Cuman ya ini berhubungan dengan sesuatu yang lebih besar, bukan hanya sekedar suara aja yang bagus, tetapi juga penampilan dan saya rasa juga orang butuh pengalaman yang baik sebelum menjadi news anchor.Jadi at least mungkin dia uda punya pengalaman menjadi penyiar radio atau yang berhubungan dengan public speaking lainnya. 21. Apakah ketika menyampaikan berita anda merasa grogi atau nerveous ? Ya pasti 22. Strategi apa yang anda lakukan untuk mengatasi hal tersebut ? Yang pasti mungkin lebih ke persiapannya.Naskah berita dibaca berulang.Terus juga berdoa, terus tarik nafas.Pokonya coba tips-tips yang bisa lah.At least bisa mengurangi rasa nerveous itu. 23. Apakah ketika menyampaikan berita anda menggunakan bahasa-bahasa tertentu ? Sebenernya lebih kepada bahasa formal ya. Karena ini kan memang situasi dan konsepnya formal jadi pasti mengggunakan bahasa yang formal juga. 24. Apasih yang ada fikiran anda ketika proses penyampaian berita sedang berlangsung, apakah anda memikirkan hal-hal lain ? Ya misalnya saja kepikiran hal lain seperti cara membawakannya yang kurang pas ketika bersiaran, dan hal tersebut juga mengganggu sih.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 25. Selama menajadi seorang news anchor apakah anda pernah mendapat pujian atau ktitikan dari orang-orang disekitar anda yang menonton anda? Ada dong pastilah kalo soal itu.Jadi baik dari internal dan eksternalnya stasiun televisi itu sendiri pasti ada yang mengkritik, memberikan saran juga, ya semuanya kita terimalah pasti agar bisa ajadi yang lebih baik lagi.Tanggapan mereka juga ada yang positif ada juga yang negatif. Jadi memang semua orang pasti punya kekurangan da nada juga mungkin ada yang mereka lihat ada nilai lebihnya. Pokoknya masukan yang baik saya ambil dan masukan yang tidak baik tidak saya ambil. 26. Apakah ketika menyampaikan berita anda pernah mengalami gangguan atau hambatan ? Pernah dong 27. Hambatan seperti apa yang pernah anda alami ? Kalo hambatannya itu bisa dari dalam diri sendiri bisa juga dari luar diri saya. Misalnya saja kalo dari diri sendiri bisa kayak waktu yang sangat sempit sehingga gak bisa prepare dengan baik lagi, atau mungkin dari eksternal kayak hal-hal teknis misalnya listrik yang padam, AC mati, atau bahkan teleprompter yang gak nyala atau headset yang pecah dan gak berfungsi dengan baik, itu banyak dan sering sekali terjadi sih. 28. Apakah hambatan yang anda sebutkan menjadi menjadi kendala ketika anda bersiaran? Ya 29. Bagaimana cara anda mengatasi hambata-hambatan tersebut ? Dihadapin aja sih, paling kalo misalnya sesuatu yang menjadi kendala tadi biasanya ada yang kasi saran atau masukan dan kasi tau gimana caranya biar kita bisa jadi relax terus juga biasanya minta maaf sama pemirsa kalo ketika bersiaran mengalami hambatan atau kesalahan terkait dengan hal-hal teknis yang mengganggu proses siaran tersebut. 30. Apakah anda pernah membuat kesalahan ketika bersiaran ? Pernah

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 31. Apa yang anda lakukan agar dapat meminimalisir kesalahan tersebut ? Biasanya kesalah yang dilakukan ketika menyampaikan berita itu adalah salah baca, pengucapan yang tidak tepat terhadap kata-kata yang jarang digunakan atau di dengar jadi mengakibatkan salah bacanya. Terus cara meminimalisir kesalah tersebut yaaa sebelumnya harus di cari tahu lagi kata-kata yang belum pernah di dengar dari naskah berita itu sendiri. Coba cari tahu artinya atau singkatannya gitu. 32. Apa yang anda lakukan jika anda sudah membuat kesalahan tersebut ? Yaaa kayak yang uda dibilang sebelumnya, kalo misalkan saya buat kesalah biasanya saya langsung minta maaf ketika siaran sedang berlangsung. misalnya saja salah nyebut nama orang, itu kan kesalahan yang termasuk fatal ya, harus cepat meminta maaf aja sih. 33. Apakah anda pernah mendapatkan teguran dari atasan anda seperti PA, ASPA, Produser ? Pernah. Tegurannya biasanya bisa jadi dari penampilannya, seperti cara berpakaian atau cara ber make up, atau dari cara pembawaan beritanya itu sendiri gitu. 34. Apakah anda masih mengalami grogi sampai hari ini ketika bersiaran ? Masih. 35. Strategi apa yang anda lakukan untuk menghindari grogi tersebut ? Yaaaa seperti yang uda saya bilang yaitu berdo’a, mempersiapkan dengan baik materi yang akan disiarkan, waktu yang sangat sempit membuat semuanya berantakan sih jadi yaa diusahakan harus punya wakktu banyak untuk mempersiapkan semuanya sehingga ketika bersiaran berjalalan dengan lancar dan pastinya juga untuk meminimalisir dari rasa nerveous itu tadi. 36. Seberapa penting sifat percaya diri bagi seorang news anchor ? Yang penting banget. Karena ini adalah bagaimana kita membawakan diri kita di depan orang banyak. 37. Terus apakah anda belajar sekolah pengembangan diri atau belajar sendiri?

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Enggak sih. Saya belajarnya sendiri dan tidak mengikuti sekolah pengembangan diri.saya biasanya lebih mendengar dari saran dan kritikan dari orang-orang terdekat, misalnya dari orang tua. bagaimana membangun tingkat percaya diri yang baik. Pastikan ada rasa-rasa minder dan mungkin kecewa dengan diri sendiri.Tapi ya itu tadi dukungan dan motivasi dari orang tua sendiri bisa juga membangun dan membangkitkan rasa percaya diri. 38. Apakah anda pernah liputan ? Pernah 39. Berita seperti apa yang pernah anda liput? Misalnya saja seperti kemarin itu ada liputan tentang pilkada, kenaikan harga kayak bahan pokok dan lain sebagainya. 40. Dimanakah tempat terjauh anda pernah liputan ? Di daerah aduuh saya lupa..oiya di daerah Berastagi dan waktu itu saya meliput tentang erupsi gunung sinabung. Jadi itu liputannya tentang gunung sinabung yang mengelaurkan lava dan sangat merugikan warga yang tinggal disana. 41. Apakah anda pernah live report ? Pernah 42. Berapa lama waktu yang anda habiskan untuk persiapan live report tersebut ? Biasanya setengah sampai satu jam. 43. Hal apa yang biasanya anda persiapkan ketika anda melakukan live report ? Biasanya baca naskah dulu. Kemudian menyiapkan seragam yang akan digunakan atau dipakai disaat live report itu. 44. Apakah anda pernah mengalami hambatan atau gangguan ketika live report tersebut sedang berlangsung ? Pernah.Ya misalnya saja headset yang tidak berfungsi dengan baik, atau lingkungan tempat live report tersebut tidak mendukung dan lain sebagainya. 45. Bagaimana cara anda untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut? Yaaa saya mencoba mendengarkan dengan sebaik mungkin apa yang sedang dikatakan oleh anchor yang bersiaran di studio tersebut.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 46. Apa yang akan anda lakukan kedepan terkait dengan dunia news anchor ini? Saya gak bisa bilang kalo saya akan terus berada di dunia public speaking ini sih ya, tetapi selama saya masih menjadi seorang news anchor di TVRI Sumut Dalam Berita ini, saya akan berusaha untuk selalu memberikan yang terbaik. 47. Apa harapan anda sebagai seorang news anchor ? Harapan saya adalah sebagai news anchor dan khususnya sebagai media, kami akan berusaha untuk selalu memberikan informasi terbaik, actual dan terpercaya dan kemudian saya berharap masyarakat harus lebih menyadari bahwa menonton berita atau menyimak berita itu sangat pentig untuk meng up date mengenai informasi dan pengetahuan mereka.

Informan II

Nama : Keriawan Sembiring

Tempat/Tanggal lahir : Medan, 18 Agustus 1978

Usia : 38 Tahun

Suku : Karo

Agama : Kristen

1. Bisakah anda sebutkan biodata diri anda pak Kery ? Baik, nama saya Keriawan Sembiring, saya lahir di Medan 18 Agustus 1978 dan saya tinggal di Jalan Pintu Air IV Kelurahan Kuala Bekala Medan Johor. 2. Apakah anda sudah berkeluarga? Sudah dan saya memiliki anak satu orang. 3. Apakah hobi anda ? Hobi saya travelling.Hampir diseluruh Indonesia sih dan traveling terakhir adalah di Bali. 4. Dimanakah anda kuliah ?

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Sebelumnya saya kuliah di Universitas Darma Agung Medan. 5. Sejak kapan menjadi news anchor ? Sejak tahun 2004.Berarti sekitar sebelas tahun yang lalu. 6. Kenapa anda tertarik menjadi news anchor ? Karena memang dari SMP, ketika saya menonton televisi khususnya TVRI pada waktu itu, saya tergerak untuk kepengen bisa menjadi seorang news anchor di televisi gitu. 7. Bagaimana prosesnya sehingga anda menjadi seorang news anchor? Ya kemudian usai kuliah kemudian ada penerimaan untuk menjadi news anchor. Tetapi namun jauh sebelumnya memang sebelum ada penerimaan news anchordi TVRI, diluar saya berlatih menjadi MC baik di acara indoor maupun outdoor. Kemudian proses menjadi news anchor pertamanya mengikuti audisi. Setelah ikut audisi kemudian lulus dan kemudian di training. 8. Saat pertama anda menjadi seorang news anchor apa yang anda lakukan untuk melatih diri anda? Hal yang pertama sekali saya lakukan adalah saya mencoba melihat bagaimana kerja senior, apa yang mereka lakukan, kemudian juga bertanya kepada senior dan juga saya merekam suara saya dan akhirnya saya mencoba mendengar kembali. 9. Sejak pertama sekali anda menjadi seorang news anchor, apakah anda langsung siaran? Atau di training terlebih dahulu dan berapa lama? Yaaa saya di training selama lebih kurang tiga bulan.Bentuk training yang dilakukan di TVRI itu disebut dengan Melopen (Melatih Logat Penyiar). Adapun yang training adalah melatih cara bicara, logat dan juga dilatih dahulu bagaimana cara membaca berita yang benar dan lain-lain. Pada akhirnya setelah tiga bulan saya baru di on air kan di studio. 10. Apakah anda merasa malu ketika pertama sekali anda siaran dan alasannya kenapa?

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Pastilah, karena memang untuk menjadi seorang news anchor itu ya pada umumnya dan memang yang saya rasakan adalah pertama sekali sangat gugup dan bahkan saya banyak sekali melakukan kesalahan-kesalahan ketika pertama kali siaran dan parahnya lagi saya tidak berani melihat kamera karena merasa malu dan gugup, hanya saja melihat monitor pada saat itu. Saat pertama sekali juga saya merasa malu karena saya kan belum punya pengalaman, kemudia juga masih bisa dikatakan kemampuannya masih terbatas dan saya harus mencoba membuat dan memberikan yang terbaik. Padahal mungkin apa yang saya lakukan belum merupakan yang terbaik dan itu yang membuat saya menjadi malu. 11. Seperti apa strategi komunikasi yang anda gunakan ketika bersiaran ? 12. Apa yang menjadi tujuan anda ketika menyampaikan berita disebuah media? Ya itu sudah menjadi kepuasan tersendiri bagi saya ketika saya menyampaikan suatu infromasi itu bisa diterima oleh masyarakat dengan baik dan itulah yang menjadi kepuasan yang sangat luar biasa sekali bagi saya, karena memang tugas saya sebagai seorang news anchor itu sudah berhasil gitu. Sementara itu tujuannya yang lain itu adalah agar informasi yang kita sampaikan itu sampai kepada public karena memang informasi yang disampaikan menyangkut kepada kepentingan public. Selain itu ketika sudah menyampaikan informasi kepada public tentu harapannya adalah berdampak terhadap masyarakat tersebut atau bahkan juga pemerintah sehingga apa yang menjadi aspirasi masyarakat, dengan melalui media ini bisa tersampaikan kepada pejabat public. 13. Kepada siapa sajakah sasaran berita yang anda sampaikan ? Kalo segmentasi atau sasaran berita di TVRI Sumatera Utara itu pada umumnya adalah kepada masyarakat Sumatera Utara langsung dan secara khusus memang berita ini disiarkan kepada kalangan usia tujuh belas tahun keatas.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 14. Seperti apa pesan berita yang anda sampaikan dalam program acara tersebut? Pesan yang kita sampaikan dalam program tersebut adalah pesan yang mana informasi yang disampaikan berimbang dan tidak berpihak terhadap satu pihak manapun.Tentunya juga kita ketika menginformasikan atau menyiarkan berita yang benar. 15. Dalam proses produksi di acara Sumut Dalam Berita, siapa sajakah yang terlibat ? Untuk memproduksi sebuah berita di TVRI Sumatera Utara yang terlibat pertama sekali adalah reporter dan juga cameramen yang tentunya mencari berita di lapangan, kemudian berita tersebut diserahkan ke meja redaksi dan setelah itu berita tersebut di periksa serta dipertimbangkan oleh desk editor apakah berita tersebut layak tayang atau tidak. Setelah itu kemudian gambar berita tersebut di edit oleh editor kemudia setelah itu disarkan oleh penyiar atau news anchor tentu dengan dibantu oleh para kerabat kerja yang bertugas misalnya seperti PA, ASPA, audio, cameramen dan lain-lain. 16. berapa lama durasi anda dalam sekali tampil didepan kamera? Paling lama satu jam sih ya. Kadang-kadang tiga puluh menit jika ada program siaran yang sangat urgent. 17. berapa banyak waktu yang anda habiskan dalam mempersiapkan diri untuk tampil dalam durasi tersebut? Untuk persiapan biasanya waktu yang saya habiskan adalah maksimal satu jam. Biasanya sih satu jam tersebut ya di pergunakan untuk ber make up, memeriksa kembali materi siaran yang akan disampaikan, wardrobe,check sound dan lain sebagainya. 18. Menurut anda apa yang harus dimiliki oleh seseorang agar bisa menjadi seorang news anchor?

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Yang pertama harus punya kepercayaan diri yang kuat kemudian harus berani tampil di hadapan banyak orang dan yang ketiga harus terus belajar. 19. Apakah anda ketika menyampaikan berita mengalami gugup atau nervous ? Iya dan sekarang pun masih grogi apalagi di awal-awal detik-detik pertama on camera itu sangat gugup. Saya rasa pun juga sehebat apapun seseorang pekerja televisi pasti ia akan merasa nerveous ketika akan mau tampil di awal-awal. Memang bahwa ketika sudah melihat kamera itu sedikit sangat mengkhawatirkan, apalagi kadang-kadang bahan yang akan kita sampaikan belum kita kuasai dengan baik. 20. Bagaimana strategi anda untuk mengatasi nervous atau grogi tersebut ? Cara mengatasinya yaaa hanya menenagkan diri saja, kemudian juga afirmasi yang positif dan berdo’a, itu aja sih. 21. Apa yang biasanya yang anda pikirkan ketika siaran? Apakah anda memikirkan hal-hal lain selain berita yang akan anda sampaikan ? Ya khususnya untuk informasi yang akan kita sampaikan agar sampai kepada pemirsa, ketika kita bertugas sebagai seorang news anchor memang pada saat itu kita harus berfikir bagaimana agar bisa menyampaikan informasi itu dengan baik. Berarti memang fokusnya seratus persen harus kepada berita yang akan disampaikan. 22. Selama anda menjadi news anchor apakah anda pernah mendapatka pujian atau kritikan dari orang-orang di sekitar anda ? Pasti pernah la. Ketika kita menjadi seorang news anchor pasti ada pujian dan juga pasti ada kritikan yang baik dan juga kritikan yang tidak baik. 23. Ketika menyampaikan berita apakah anda pernah mengalami hambatan atau gangguan? Ya karena mungkin ada human error atau mungkin pada saat itu terjadi kesalahan teknis di studio, jadi ya membuat kita kadang-kadang panik

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara dengan situasi tersebut.Kalo dari dalam sendiri ada juga hambatan atau gangguan paling seperti tiba-tiba mau batuk atau bersendawa. 24. Kalo waktu siaran hambatan atau gangguan seperti apa yang sering anda alami? Kadang-kadang mau tiba-tiba sendawa, kebelet mau ke kamar mandi, haus juga menjadi kendala karenakan banyak sekali berita yang akan di baca sehingga membuat kerongkongan menjadi kering. 25. Apakah hambatan-hambatan tersebut menjadi kendala ketika anda bersiaran ? Tidak.Sejauh ini masih bisa diatasi. 26. Bagaimana cara anda mengatasi hambatan-hambatan tersebut ? Yaaa berusaha untuk sebelum tampil agar mempersiapkan dengan sangat baik. 27. Apakah anda pernah membuat kesalah ketika bersiaran ? Ya pernah. Saya salah membaca nama orang kemudian juga salah dalam mengucapkan kata-kata. 28. Apa yang anda lakukan untuk meminimalisir kesalahan tersebut ? Saya akan menggaris bawahi nama-nama penting, apalagi nama ejaan yang lama atau nama-nama yang mengarah kepada bahasa-bahasa asing. 29. Apa yang anda lakukan setelah melakukan hambatan atau kesalahan tersebut ? Tentunya saya akan belajar dari kesalahan tersebut karena pastinya guru yang terbaik adalah belajar dari pengalaman masa lalu. Ketika juga bersiaran misalnya saja saya menyebutkan salah nama orang atau salah menyebutkan daerah atau tempat, selagi masih bisa dikoreksi maka saya akan meminta maaf kepada pemirsa dan mengucapkan kembali kata yang seharusnya diucapkan, dan jika memang sudah tidak bisa diperbaiki yasudah saya akan belajar dari kesalah tersebut, gitu sih biasanya. 30. Apakah anda pernah mendapatkan teguran dari atasan anda seperti misalnya PA, ASPA, Produser ?

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Sering sekali. Biasanya sih dalam hal kadang-kadang cara duduk, cara melihat kamera yang kurang tepat, ekspresi yang kurang tepat, cara membaca mungkin yang kurang benar, paling itu aja. 31. Menjadi seorang news anchor tentu sifat percaya diri merupakan suatu hal yang harus dimilik, menurut anda sepenting apakah sifat dari percaya tersebut ? Yaa karena memang diatas segala sesuatunya yang harus dimiliki oleh seorang news anchor adalah sifat percaya diri. karena memang selain dari itu yang paling sangat utama yang harus dimiliki adalah sifat percaya diri. Ketika kita percaya diri tentunya kita lebih wise untuk melakukan segala sesuatunya. 32. Kalau anda sendiri belajar percaya diri dari mana? Saya tidak sekolah pengembangan diri, hanya saja belajar secara otodidak. 33. Apakah anda pernah liputan ? Saya sering dong liputan. 34. Sejauh ini berita seperti apa yang anda liput ? Beritanya ya macem-macem la.Misalnya saja seperti soft news, hard news.Beritanya juga biasanya yang sedang actual dan hangat diperbincangkan di masyarakat.Sejauh ini kalau liputan berita belum pernah sih sampe membuat diri terancam, aman-aman aja kok. Yang sedikit membahayakan adalah saya ingat ketika liputan tentang gunung sinabung yang sedang mengeluarkan debu vulkanik dan juga awan panas 35. Dimana tempat terjauh selama liputan ? Tempat terjauh masih seratus tujuh puluh kilo meter dari kota Medan tepatnya di Rantau Parapat. 36. Apakah anda pernah live report ? Ofcourse. 37. Berapa lama waktu yang anda habiskan untuk persiapan live report tersebut ? Biasanya waktu yang saya habiskan adalah minimal tiga puluh menit.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 38. Hal apa saja yang dilakukan untuk mempersiapkan live report tersebut? Harus menguasai bahan sehingga nanti ketika menyampaikan berita tersebut tidak kekurangan bahan atau materi.Setelah mempersiapkan bahan adalah persiapan penampilan. 39. Apakah anda pernah mengalami gangguan ketika live report tersebut sedang berlangsung? Pasti lah.Gangguan banyak sekali, seperti gangguan dari sekitarnya, suara dan lain sebagainya. 40. Bagaimana cara anda untuk mengatasi hal tersebut? Harus fokus terhadap apa yang akan saya sampaikan saja, konsentrasi penuh pokoknya hahahaa 41. Apa yang akan anda lakukan terkait dengan dunia broadcast yang sedang anda geluti ini ? Saya harus tetap belajar dan belajar, kemudian juga harus tetap mengupayakan bagaimana atau meminimalisir bagaimana mengurangi kesalahan dan yang paling penting adalah terus belajar. 42. Harapan anda sebagai seorang news anchor kedepan seperti apa ? Harapan saya semoga saya bisa terus menjadi news anchor yang baik dan tetap dipercaya oleh masyarakat untuk menyampaikan informasi melalui media di tempat saya bekerja.

Informan III

Nama : Melani Indra Hapsari

Tempat/Tanggal lahir : Semarang, 5 Mei 1980

Usia : 36 Tahun

Suku : Jawa

Agama : Islam

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 1. Mba Mela dapatkah anda sebutkan nama lengkap dan dimana anda lahir ? Melani Indra Hapsari, 5 Mei 1980 2. Apakah anda sudah berkeluarga? Sudah 3. Dimana anda tinggal ? Di Medan (Tasbih) 4. Mba Mela hobinya apa kalo bole tahu ? Olahraga dan travelling 5. Dulu kuliahnya dimana mba ? S1 di Universitas Diponegoro (UNDIP), S2 juga di UNDIP, Komunikasi (Kebijakan Media). 6. Kalo boleh tahu sejak kapan menjadi news anchor ? Aku di tv itu dari tahun 2006, tapi itu dibagian program. Kalo di bidang berita sekitar tahun 2011. 7. Apakah itu di TVRI Medan atau pindah-pindah ? Memang sebelum di TVRI, aku udah di radio.Radio ku pun sebenernya radio berita juga.jadi disitupun kalo di radio kan penyampaiannya tidak berbentuk kayak kita baca berita formal gitu, pokoknya setiap informasi yang disampaikan di radio itu adalah berita. Kemudian sebelum di TVRI Medan, saya juga di TVRI Jawa Tengah dulu baru kemudian ke TVRI Medan. 8. Terus kenapa kemudian akhirnya tertarik untuk menjadi seorang news anchor ? Karena kalo di presenter program saya merasa sudah cukup lima tahun di TVRI Jateng, ketika saya datang ke TVRI Sumut saya memutuskan untuk pindah bidang karena saya sudah merasa harus mengeksplor kemampuan saya dibidang yang lain. Jadi alasan sebenarnya kenapa saya terjun ke dunia berita karena saya ingin mencoba hal baru selain dari acara di program saja. 9. Bagaimana prosesnya sehingga anda menjadi news anchor ? Karena saya pindah dari stasiun lama dari TVRI Jawa Tengah menuju ke stasiun Sumatera Utara prosesnya adalah oindah antar stasiun saja dan untuk

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara tes segala macem sudah ga ada lagi karena memang sudah lama siaran disana.Kalau dulu prosesnya kenapa bisa menjadi pembaca berita di Jawa Tengah itu adalah karena diminta oleh pihakl TVRI Jateng untuk bergabung bersama mereka. 10. Apasajakah tugas anda ketika menjadi seorang news anchor ? Saya memeriksa kembali berita yang sudah dibuat di redaksi kemudian saya menyesuaikan dengan ekspresi wajah agar apa yang disampaikan itu tepat dan sesuai dengan ekpresi wajah ketika bersiaran. 11. Pertama sekali menjadi news anchor hal apa yang nada lakukan untuk melatih diri anda? Latihannya banyak ya, saya sudah banyak latihan di radio. Dari mulai olah nafas, kemudia olah suara, ekspresi, bagaimana kita memproduksi suara yang tepat untuk menyampaikan berita dengan ekspresi yang tepat, karena kita ini kan aktor untuk setiapn berita yang mau kita sampaikan. Jadi kita tidak mungkin memanipulasi suatu berita dengan ekspresi yang salah. Yaa mau tidak mau penyiar itu adalah center dari apa yang disampaikan dan disitulah kepercayaan publik bisa didapatkan ketika anchor tersebut berbicara dengan menarik. Tidak hanya menarik, ia juga bisa menjadi orang yang dipercaya dengan kemampuannya, kelihatan smart, kelihatan tahu betul padahal mungkin sebenarnya dia tidak turun ke lapangan untuk meliput berita tersebut, hanya saja ekspresi yang muncul seolah-olah dia tahu betul tentang berita yang akan disampaikannya. 12. Sejak pertama sekali diterima menjadi seorang news anchor, apakah kemudian anda langsun siaran? Atau anda di training terlebih dahulu dan berapa lama anda di training? Kalo di TVRI saya tidak training, karena saya langsung diminta untuk siaran.Justru malah training saya dulu itu di radio. Kalo di tvtraining saya by process (learning by doing) aja sih. 13. Seperti apa strategi komunikasi yang anda gunakan ketika bersiaran?

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Yang pasti seorang news anchor harus memiliki pengetahuan dan juga wawasan yang luas, karena memang ketika menyampaikan kita harus bisa meyakinkan masyarakat yang sedang menonton kita tersebut. Jadi wawasan yang luas sangat penting disamping tingkat percaya diri yang tinggi juga sangat menjadi modal awal ketika menyampaikan berita. 14. Apa yang menjadi tujuan anda ketika menyampaikan berita disebuah media? Agar pemirsa atau penonton memahami apa isi berita tersebut, selain itu tujuan saya menyampaikan berita adalah agar masyarakat dapat mengetahui apa yang sedang terjadi di sekitarnya dan mereka dapat memperbaharui wawasan dan pengetahuan mereka tentang apapun yang menyangkut terhadap berita yang saya sampaikan kepada penonton. Adapun tujuan lain adalah agar masyarakat memahami akan suatu peristiwa. Ketika kita menyampaikan berita tersebut kemudian masyarakat memahami apa yang kita sampaikan, itu artinya kita sudah berhasil menyampaikan berita tersebut kepada masyarakat, akan tetapi ketika kita menyampaikan berita tersebut dan masyarakat yang menonton tidak memahami apa yang kita sampaikan, itu artinya kita sebagai news anchor sudah gagal dalam menyampaikan berita tersebut. 15. Kepada siapa sajakah sasaran berita yang anda sampaikan? Kalau segmentasi dari Sumut Dalam Berita memang adalah semua masyarakat yang ada di Sumatera Utara yang tentunya menonton acara TVRI tersebut, tetapi lebih tepatnya yang menjadi sasaran atau target dari program acara ini adalah orang dewasa atau adult. 16. Seperti apa pesan berita yang anda sampaikan dalam program acara tersebut? Kalau di Sumut Dalam Berita itu relatif tidak banyak hard news, justru malah kebanyakan adalah berita soft news dan juga features. Berita yang ada di program acara tersebut pun kadang-kadang tidak up to date karena memang terjadi karena banyak faktor, misalnya saja berita yang tidak tayang hari ini, sehingga di tayangkan esok hari.Hal-hal seperti ini yang membuat program acara Sumut Dalam Berita ini terkadang tidak up date.Sebenarnya memang

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara kita sebagai penyiar atau anchor bisa saja merubah format berita tersebut, tetapi seharusnya itu adalah tugas redaksi yang melakukan semua itu. 17. Dalam proses produksi di acara Sumut Dalam Berita, siapa sajakah yang terlibat? Jadi sebenarnya pada dasarnya kepala pemberitaan harus membagi para wartawan dan juga reporter untuk meliput berita masing-masing. Setelah reporter dan juga kameramen meliput berita tersebut, langkah selanjutnya adalah berita yang sudah diliput tersebut akan diberikan kepada meja redaksi yang kemudian akan diperiksa oleh desk editor. Selanjutnya setelah berita tersebut diserahkan kepada desk editor maka akan dibagikan kepada masing- masing crew yang bertugas termasuk news anchor yang menyiarkan berita tersebut. 18. berapa lama durasi anda dalam sekali tampil didepan kamera? Satu jam biasanya. 19. berapa banyak waktu yang anda habiskan dalam mempersiapkan diri untuk tampil dalam durasi tersebut? Satu jam.make up setengah jam terus setengah jam lagi memeriksa kembali materi berita yang akan disampaikan. 20. Menurut anda apa yang harus dimiliki oleh seseorang agar bisa menjadi seorang news anchor? Yang pertama adalah dia punya penampilan yang baik. Karena penyiar berita itu di Indonesia berbeda dengan di Amerika atau di negara lain. Kita liat BBC atau CNN. Mereka itu rata-rata penyiar senior yang tua yang gak ganteng dan gak cantik, itu tampil di tv dan mereka itu awalnya adalah reporter. Ketika mereka semakin senior, wawasannya semakin bagus, mereka di masukkan menjadi news anchor. Kalo kita di Indonesia kebalik.Kita ini yang muda- muda yang masih fresh yang gak tau apa-apa itulah yang dipakai untuk penyiar berita. Jadi ketika nanti kita harus live report atau kita harus telfonan dengan di studio, kita kadang-kadang gak ngerti ni orang ini mau ngomong apa, saya harus tanya apa gitu. Jadi memang ada yang membuat kita kalau di

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Indonesia ya berbeda dengan negara lain. Ya jadi yang pertama kalau menjadi anchor adalah harus memiliki penampilan yang baik, baru yang kedua brain. Kenapa kemudia hal itu bisa terjadi ya, karena mungkin kalo di Indonesia mikirnya begini, yang lebih mudah itu lebih enak di pandang ya jadinya dipilih yang muda-muda dan karena memang persaingan media dalam menyampaikan berita yang begitu ketat persaingannya sehingga para pelaku media mencari segala cara agar program dapat dibuat lebih menarik, saya pikir itu sih alasannya. 21. Apakah anda pertama sekali siaran merasa malu? Enggak, enggak tahu malu hahahahha 22. Apakah ketika menyampaikan berita anda merasa grogi atau nervous? Yaaaa banyak cara untuk mengatasi hal tersebut, seperti yang pertama adalah sebagai seorang news anchor kita harus tahu dengan baik apa yang mau disampaikan. Ketika kita tahu, kita bisa mempersiapkan diri untuk menghadapi hal tersebut. Masalahnya sering sekali terjadi news anchor itu harus berbicara spontan, sementara di situasi medan yang kadang-kadang dia gak ngerti. Jadi sebelum kita melakukan sesuatu ataupun me-report sesuatu kita perlu research dulu ni, bagaimana situasi yang ada disana, kita mau melaporkan apa, kita mau sampaikan apa dan baimana menyampaikan hal tersebut kepada pemirsa. Kalau itu sudah dalam bentuk teks, enak kita tinggal baca. Tapi kalau itu kasusnya adalah berbicara secara spontan, reportase langsung misalnya, itu akan menjadi suatu bentuk grogi yang lebih parah lagi kalau kita ga siap. Nah itu jadi ada beberapa hal yang perlu kita lakukan. Pertama kita harus tahu mau berbicara apa, persiapan yang cukup, kita dalam kondisi konsentrasi yang bagus, tidak lapar dan tidak haus, tidak kebelet pipis dan dalam fisik yang ready ya. Dengan sendirinya kita siap gitu.Tetapi memang ada situasi-situasi tertentu yang kadang membuat kita tidak nyaman. Misalnya saja begini, kita ketika bersiaran terus diliatin oleh orang yang mungkin bikin kita deg-degan misalnya pejabat, atau orang yang lagi kita kagumi, lagi kita taksir hahahaa..

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Atau mungkin kita punya beban masalah diluar yang membuat kita itu gelisah terhadap sesuatu yang sebenarnya gak ada hubungannya dengan acara tersebut.Nah itu ada kiatnya sih. Seperti misalnya gini, kita misalnya bawa tas ransel. Kita letakkan ransel itu diluar studio dan beban kita harus berfikir seolah-olah beban kita, kita tinggalkan di tas tersebut. Pokoknya semua fikiran yang aneh-aneh put it outside the door. 23. Apakah anda ketika menyimpan berita menggunakan bahasa-bahasa tertentu ? Bahasa yang digunakan adalah bahasa Indonesia seperti yang sudah dibuat di naskah atau teks. Tetapi jika tidak, maka saya akan tetap menggunakan bahasa Indonesia jika itu termamsuk dalam kategori acara dalam bahasa Indonesia, atau saya akan menggunakan bahasa lain jika diperlukan. Tergantung situasi, karena adakalanya saya wawancara dalam bahasa Inggris atau dalam bahasa lain jika kebetula saya kuasai. Atau jika tidak saya kuasai mendingan ga usah. Mending di serahkan kepada orang lain. 24. Apa yang anda pikirkan ketika bersiaran? Apakah anda memikirkan hal-hal lain selain berita yang akan anda sampaikan? Yaa pasti. Pasti! Jadi begini, saya itu paling stress siaran berita.Dari semua bentuk siaran yang saya alami, palinng stress ketika menjadi news anchor karena menjadi center of everything. Menjadi anchor atau penyiar berita merupakan posisi yang paling berat untuk saya. Karena begini, tau-tau mendadak kita blanc, sementara kita sedang membaca naskah dan itu tidal boleh blanc sama sekali, karena ketika blanc hancur lah semuanya gitu. Sementara saya ini adalah orang yang sangat susah untuk konsentrasi. Saya punya hambatan konsentrasi saya itu pendek. Jadi ketika sudah sampai pada limit tertentu, saya akanblanc dan itu pasti. Makanya saya berusaha minum atau tarik nafa atau apa, kebetulan lagi jarak antara siaran berita itu kan pendek ya, lama kan. Artinya begini kalau kita setiap hari siaran berita, kita akan sendirinya terlatih dengan lebih lancar, dengan lebih biasa. Tetapi di TVRI Jawa Tengah saya bisa dua minggu bahkan tiga minggu tidak siaran berita, baru siaran kemudian setelah itu baru siaran lagi. Jadi saya sudah

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara blancterhadap suatu kebiasaan kemudian membangun kebiasaan baru lagi, membangkitkan sesuatu yang sudah terbiasa itu untuk hadir lagi ke diri saya, itu kadang-kadang bikin situasi yang agak aneh, kadan nerveous-nya lebih parah dari pada siaran dalam bentuk yang lain. 25. Terus apa yang biasanya mba Mela lakukan untuk mengatasib grogi ketika siaran berita tersebut ? Biasanya yang aku lakukan adalah bisa dengan minum air, mondar-mandir terus banyak-banyak membaca naskah berita tersebut sebelum siaran berlangsung. biasanya kalo saya semakin grogi ya saya semakin baca atau menulis coretan-coretan di naskah saya tersebut hahaha.. biasanya itu akan membantu saya untuk mengurangi grogi, atau mungkin mengatur nafas dengan zikir atau apalah, yaaa gitulaaahh.. 26. Ketika menjadi seorang news anchor percaya diri merupakan hal yang sangat penting. Seberapa penting sifat percaya diri bagi seorang mba Mela? Percaya diri itu memang sangat penting. Karena dengan kita gak percaya diri, kayaknya apa aja yang kita lakukan itu salah. Misalnya saja kurang pede dengan gaya rambut, make up atau hal-hal lain sepele seperti itu membuat kita menjadi blanc. Jadi memang ketika kita on the stage atau on air, itu memang mau gam au harus uda forget everything. Makanya percaya diri itu sangat kuat dan perlu dibangun dengan cara latihan. Kita mungkin bisa melatih diri kita sebelum tampil gitu. 27. Kalau mba Mela sendiri apakah belajar percaya diri secara sekolah atau belajar sendiri? Saya belajar otodidak sih. 28. Apakah anda pernah liputan ? Ya 29. Berita seperti apa yang pernah anda liput? Saya biasanya di berita-berita soft news. 30. Ketika liputan, apakah anda pernah mendapatkan hambatan ?

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Pernah.Misalnya sakit ketika liputan atau tidak tahan dengan cuacanya. Misalnya ni yaaa liputan tentang Negeri Indonesia. Paket yang menag Gatra kemarin.Itu gak ada orang yang kalo aku muntah-muntah bau belerang loh. Terus paket Negeri Indonesia yang lain misalnya itu ada juga paket yang terpaksa dilanjutkan kembali shooting-nya sebulan kemudian karena aku demam radang tenggorokan. Waktu itu di daerah Sipiso-piso aku panas tinggi, 40 derajat dan akhirnya pulang lah kita satu tim. Jadi ya hambatannya ya antara lain bisa jadi fisik, terus kemudian hambatan karena tidak tahu medan. Misalnya kita ini terjun ke suatu lokasi yang kita sendiri gak tau kondisinya seperti apa. Itu juga salah-satu hambatan ketika liputan. 31. Bagaimana cara mengatasi hambatan yang mba Mela lakukan ketika liputan ? Yaaa di jalani aja sih.Karena prinsipnya selalu ada jalan keluar.Tinggal nyali kita sanggup gak.Gini, karena saya itu adventurer jadi liputan-liputan saya itu bersifat adventure, misalnya saya harus terjun dari tebing yang berketiggian tujuh meter, berani ga? Mau ga?.Tinggal itu aja sih.Nyali aja yang di tambahin. 32. Kalau tempat terjauh selama liputan dimana ? China, Jepang. Di Jepang aku liputan tentang transportasi massal pasca tsunami. 33. Apakah anda pernah live report ? Pernah.Sering ya. 34. Apakah anda pernah mengalami gangguan ketika live report berlangsung ? Ya pernah. Misalnya saja kayak gangguan teknis sampe kemudian gambarnya tidak Nampak dan blanc. Terus ada juga ga jadi tayang, terus diulang beberapa jam kemudian baru naik misalnya atau harus nunggu lama lagi untuk nunggu giliran buat live report tersebut.Kalo dari internal ga ad sih ya. Paling lupa- lupa aja materinya hahaha.. Tapi kan begini, penyiar itu harus tenang. Ketika dia tenang akan akan berfikir bagaimana agar bisa mengatasi ke-blanc- ngannya itu. Jadi bagaimana menyambungkan kata kata pertama yang dia blanc, dengan membuat kata baru sehingga bisa nyambung ke informasi

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara berikutnya. Nah itu la yang mmebuat kalo kita grogi atau nerveous bisa rusak semuanya. 35. Biasanya berapa banyak waktu yang dihabiskan untuk persiapkan live report? Setengah jam sih biasanya. Biasanya hapalin naskah, persiapan penampilan. 36. Ketika menyampaikan berita apakah anda mengalami gannguan atau hambatan ? Hambatannya adalah blanc. Aku kan uda bilang kalo konsentrasi ku itu pendek sekali. Jadi kalo aku udah terpikir sesuatu yang lain blanclah aku. Kalo dari luar sih suara berisik dari control room, itu ganggu banget sih hahaha 37. Apakah hambatan ini menjadi kendala ketika anda bersiaran ? Iyaaa karena kan begitu blanc, kita jadi keselip ngomongnya. 38. Cara mengatasi hambatan dan gangguan tersebut bagaimana? Iya protes sih. Biasanya nyuruh para crew untuk diam hahaha.. 39. Apakah anda pernah membuat kesalah ketika bersiaran ? Biasanya sih salah baca aja kalo di berita ya. 40. Apa yang anda lakukan agar bisa meminimalisir kesalah tersebut ? Ya persiapan dengan baik dan tidak memikirkan hal-hal lain 41. Mba Mela kesalahan seperti apa yang pernah anda buat ketika bersiaran ? Misalnya gini, audio tetap on sementara aku ngomong. Kita kan taunya itukan sudah off. Nah itu ada bocor suara audio. Terus kesalah yang lain yaa salah baca. 42. Apa yang ada lakukan setelah membuat kesalah tersebut ? Hhhhmmm minta maaf sih biasanya 43. Apa yang akan anda lakukan ke depan terkait dengan dengan news anchor ini kedepan mba Mela? Jadi saya berfikir begini bahwa skill itu harus selalu di tingkatkan, kita yang sudah lama jadi anchor, itu kadang jadi sok-sok an, kita terus lalai terhadap latihan, entah itu intonasi, entah kita harus berlatinafas lagi, harus terus belajar sih intinya dan jangan sombong. 44. Apa harapan anda sebagai news anchor?

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Yaaa saya berharap dapat terus memperbaiki penampilan, memperpanjang konsentrasi, dan lebih banyak rossterus ekspresi agar bisa lebih bagus itu aja.

Informan IV

Nama : Ripka L. Nona Ginting

Tempat/Tanggal lahir : Kuta Bulu, 12 November 1991

Usia : 25 Tahun

Suku : Karo

Agama : Kristen

1. Bisakah anda sebutkan biodata diri anda ? Nama saya Ripka L. Nona Ginting, lahir di Kuta Bulu, 12 November 1991. 2. Apakah anda sudah berkeluarga ? Belum dong saya masih single. 3. Ripka tinggalya dimana ? Saya tinggal di komplek Torong, Jalan Ngumban Surbakti Nomor 22 Medan. 4. Ripka kuliah dimana ? Kuliahnya dulu di Universitas Darma Agung, jurusan Ilmu Komunikasi 5. Sejak kapan menjadi seorang news anchor ? Menjadi seorang news anchor dari tahun 2012 6. Kepada pada akhirnya tertarik menjadi seorang news anchor? Karena hobi bertemu dengan banyak orang, berinteraksi dan suka cakap-cakap sih gitu dan saya seneg aja gitu karena memang awalnya pengen jadi artis hahaha, cuman ga kesampean jadinya jadi anchor.Kebetulan waktu itu ada tawaran dari acara kampus salah satu stasiun televisi yaitu INEWS TV membuat event goes to campus. Nah, disitu dari ratusan orang yang ikutan audisi hanya dua orang yang terpilih, kebetulan salah-satunya itu saya gitu, merasa beruntung juga sih pada waktu itu. Jadi pada tahun 2012 itu, saya

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara mulai masuk menjadi news anchor dan ditahun 2013 nya saya direkrut oleh MNCTV dengan cara audisi, sehingga saya jebol menjadi penyiar MNCTV untuk siaran MNCTV lokal pada waktu itu. Kemudian pada tahun 2015 kemarin sekitar pertengahan saya beranjak dari MNC ke TVRI karena bosan.Pingin juga ngerasain sih berkarya di pemerintahan itu kayak gimana.Ternyata puji Tuhan saya masuk dan sudah setahun saya berhabung dengan TVRI Sumatera Utara.Disini enak sih ya, banyak sekali hal-hal yang baru dan bisa dibilang masih manual dibandingkan dengan televisi swasta namun hal yang manual ini menurut saya sangat mengajarkan kita memproduksi sutu berita baik itu berita hard news, soft news, futures dan lain sebagainya. 7. Terus bagaimana prosesnya ketika masuk dan bergabung TVRI Sumatera Utara? Pertama sekali bergabung di TVRI yaa karena memang awalnya saya sudah PKL di TVRI ya, setelah PKL kebetulan ada pembukaan penerimaan news anchor dan saya masukkan lamaran kemudian jebol sekitar 120 an orang yang mendaftar pada waktu itu. Kemudian prosesnya untuk menjadi anchor di TVRI Sumatera Utara sekitar satu bulan setengah waktu yang dihabiskan. Yaa lumayan puas lah dengan hasil yang ada disini hahaha.. 8. Tugas dari seorang news anchor itu apa aja sih ? Wah banyak sekali ya, mulai dari check berita yang akan disampaikan, tentunya juga menyampaikan berita kepada pemirsa atau penonton. kadang- kadang saya juga bisa menjadi reporter, ngerangkap juga jadi cameramen jika jika diperlukan. Kemudian juga orang redaksi sering juga minta bantuan jadinya kerja dibagian redaksi juga kadang-kadang. Dubber juga sering sekali karena memang para news anchor di TVRI Sumatera Utara juga jadi dubber atau narrator. Jadi presenter juga untuk acara talkshow, host acara lainnya pokoknya banyak lah. 9. Saat pertama sekali menjadi seorang news anchor apa yang anda lakukan untuk melatih diri anda ?

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Saya selalu berlatih di depan kaca dan orang-orang disekeliling saya tak jarang bilang kao saya udah mulai gila hahahha, karena ngomong-ngomong sendiri kan. By the way aku sih gak pernah peduli ya kalo soal omongan orang bagaimana karena aku pengen banget di kenal banyak orang dan akhirnya saya berhasil. 10. Saat pertama sekali anda diterima menjadi news anchor, apakah anda langsung bersiaran? Ga sih, tetapi waktu itu aku di training dulu selama seminggu, setelah itu berhubung kepercayaan diri saya itu sangat tinggi, jadi saya langsung dijadikan percobaan untuk siaran hahaha. 11. Saat pertama sekali anda siaran, apakah anda merasa malu ditonton oleh banyak orang? Kalo malu sih enggak ya, tetapi lebih kepada grogi.Tapi kalo uda on stage aku uda lepas aja gitu.Kenapa grogi yak arena takut salah.Nanti kalo salah takutnya jadi di ejek-ejek atau jadi bahan omongan orang dan lain-lain, ya gitu sih. 12. Seperti apa strategi komunikasi yang anda gunakan ketika bersiaran ? 13. Apa yang menjadi tujuan anda ketika menyampaikan berita disebuah media? Tujuan saya ketika manyampaikan suatu berita di media adalah supaya masyarakat tahu apa informasi yang sedang hangat di perbincangkan di masyarakat, kemudian juga tujuan selanjutnya adalah agar masyarakat tersebut wawasannya bertambah. 14. Kepada siapa sajakah sasaran berita yang anda sampaikan ? 15. Seperti apa pesan berita yang anda sampaikan dalam program acara tersebut? 16. Dalam proses produksi di acara Sumut Dalam Berita, siapa sajakah yang terlibat ? 17. berapa lama durasi anda dalam sekali tampil didepan kamera? Kalo bersiaran di berita biasanya satu jam, tapi kadang juga bisa tiga puluh menit aja.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 18. berapa banyak waktu yang anda habiskan dalam mempersiapkan diri untuk tampil dalam durasi tersebut? Nah, ini ni yang paling penting ya. Saya mengahabiskan waktu biasanya untuk siaran berita paling lama saya dua jam sebelum siaran harus uda sampe di kantor. Biasanya hal dilakukan selama dua jam sebelum siaran itu adalah berdandan, mempersiapkan pakaian, make up, materi berita yang akan disampaikan, koreksi naskah, dan lain sebagainya. karena kan posisinya saya tidak punya mobil pribadi jadi ga mungkin dandan dari rumah, makanya dandannya di TVRI aja sekalian pas dandan bisa langsung briefing dengan petugasnya. Jadi alangkah bagusnya dua jam sebelumon air harus uda di kantor sih. 19. Menurut anda apa yang harus dimiliki oleh seseorang agar bisa menjadi seorang news anchor? Yang pertama yang pasti adalah pengetahuan yang luas, kepercayaan diri, kemapuan berbicara, terus apalagi yaa..oiya capek ya pastinya, menarik. Walaupun ada juga yang gak terlalu cakep sih tapi ya dia memiliki karisma, terus juga rapi, bertutur kata yang baik, yang penting punya pengalaman dan juga pengetahuan yang bagus. 20. Apakah ketika menyampaikan berita anda pernah merasakan grogi atau nervous? Sering lah. Bahkan sampe sekarang masih sering juga ngerasain grogi hahaha 21. Bagaimana cara anda untuk mengatasi hal tersebut? Biasanya tarik nafas kalo misalkan pas iklan atau pas visual di insert atau juga bisa minum pas lagi tidak on camera dan bahkan biasanya temanteman yang sedang bertugas distudio juga suka kasi semangat ketika siaran, jadinya jadi semangat kembali bersiaran. Kadang kalo uda drop banget, kalo misalkan salah di awal itu akan berantakan sampe akhir hahaha. Tapi yasudah kita pasrah aja sih biasanya, salah tidak masalah yang penting terus belajar.So, itu gausah terlalu di permasalahkan sih menurut ku.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 22. Apakah dalam proses penyampaian berita anda menggunakan bahasa-bahasa tertentu? Oiya itu semuanya tentu harus menggunakan bahasa yang formal. Karena bila tidak, inikan kita namanya juga tv public yang notabene kita itu menyampaikan informasi kepada khlayak dan kepada masyarakat dengan menggunakana bahasa yang formal. Jika kita menyapaikan dengan menggunakan bahasa anak-anak itu bukan Sumut Dalam Berita dong.Justru malah jatuhnya kepada dongeng anak dong jadinya gitu. Karena kan acara di TVRI Sumut itu ada segmennya dan kebetulan Sumut Dalam Berita harus menggunakan bahasa formal. 23. Apa yang anda fikirkan ketika anda bersiaran? Apakah anda memikirkan hal lain selain berita yang akan anda sampaikan? Tidak. Kalau saya fokus aja sih ke berita yang akan disampaikan. Biasanya kalo uda salah crew biasanya akan ribut apalagi pengarah acaranya yaaa. Jadinya aku ya bagaimana caranya agar harus tetap fokus dengan apa yang akan aku sampaikan. Tapi kalo untuk mikirkan hal-hal yang tidak masuk ke dalam materi siaran itu sebisa mungkin dihindari karena bisa dipastikan akan membuat konsentrasi menjadi pecah. 24. Selama anda menjadi news anchor apakah anda pernah mendapatkan pujian dan kritikan dari orang-orang disekeliling anda? Olaala sering sekali terjadi hahaha.. Kalo pujian sih saya ingat waktu itu pertama sekali masuk TVRI saya live report, saya mendapat pujian dari TVRI Nasional.Kemudian kalo untuk kritikan juga banyak sih ya, karena disini memang sistemnya adalah membeda-bedakan antara penyiar senior dan penyiar junior. Harusnya hal tersebut gak usah terjadi ya karena kan menurutku setiap orang punya ciri khas dan juga gaya masing-masing dan gak boleh disamain, sementara disini suka banget kayak gitu dan banyak sekali kritikan-kritikan yang lain mulai dari suara yang terkadang kurang ok, wawasan terhadap suatu hal kurang baik, make up, baju, rambut dan lain-lain.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 25. Sebenarnya apa sih membuat anda menjadi grogi Ripka? Kalo dulu awal-awal alasannya karena takut salah.Kalo misalkan sekarang keseringan bercanda di dalam studio itu aja sih yang kadang-kadang membuat jadi nerveous.Karena kan karena kebanyakan cerita dengan dengan para kerabat kerja yang bertugas, dimenit-menit terakhir pun agak grogi jadinya yang seharusnya harus sudah on camera. 26. Bisanya kalo seorang Ripka, apa yang dilakuakan untuk mengatasi grogi tersebut? Ya intinya sih kita harus menguasai materi, harus menguasai situasi, keadaan dan yang pasti harus membangkitkan rasa percaya diri, karena grogi itu kan muncul dari diri sendiri ya. Yauda gitu aja sih ga perlu memikirkan hal yang tidak penting. 27. Seberapa penting sifat percaya diri bagi anda ? Sangat penting. Tapi jangan terlalu over ya hahaa. Karena kalo kepedean nantinya dikatain gila hahaha. 28. Dimana anda belajar tentang kepercayaan diri? Secara otodidak sih ya.Karena memang uda dasarnya percaya diri jadinya ga perlu hasil sekolah pengembangan diri lagi. Biasanya kayak yang uda aku bilang belajar percaya diri biasanya ngomong di depan kaca, terus juga kadang-kadang mengajak teman-teman satu kelas untuk belajar percaya diri juga. karena memang temen-temen satu kelas kan satu jurusan semua yang pada dasarnya kita menjurus ke televisi, jadi kita ya biasanya belajar bareng untuk bisa meningktakan rasa percaya diri. 29. Apakah anda pernah liputan ? Pernah 30. Berita seperti apa yang pernah anda liput ? Kalau saya sih gak berani untuk ngeliput hard news, karena memang resikonya tinggi ya.Karena bagi seorang perempuan itu sangat keras tantangannya, jadi kalo ngeliput berita lebih kepada berita yang soft aja. 31. Apakah selama liputan, anda mendapatkan hambata-hambatan ?

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Oh kalo itu sering sekali ya. 32. Seperti aja saya hambatan-hambatan tersebut ? Nah misalnya gini, untuk liputan seremoni ni, kayak misalkan pelantikan, wisuda, atau lainnya gitu, kita ga bisa seenaknya aja ngeliput terus langsung pulang gitu. Ya ga bisa, harus konfirmasi lagi sama orang yang punya acara dan lain sebagainya. ada lagi hambatan kayak misalkan kalo liputan ke satu daerah misalnya kendala bahasa ataupun lokasi liputan yang sangat berbaha gitu. Banyak sih kalo hambatan-hambatan yang sering terjadi ketika liputan.Liputan itu ga gampang ya, karena memang banyak sekali hambatan dan rintangan yang terjadi.Belum lagi nanti narasumber yang mau diwawancara banyak maunya, jadwal yang sangat sulit untuk diatur dan lain sebagainya. 33. Cara mengatasi hambatan liputan itu gimana jadinya? Yaa karena mengingat sering sekali terjadi kendala-kendala disaat liputan jadinya aku malas untuk liputan sih biasanya. Karena kan aku juga perempuan yang pasti juga banyak sekali tantangan yang ada diluar. 34. Sejauh ini tempat liputan terjauh dimana? Di daerah Haranggaol.Adapaun yang diliput adalah tanaman bawang yang bisa menghidupkan kembali masyarakat Simalungun yang ada di kawasan Haranggaol. 35. Apakah anda pernah live report? Sering, sering sekali. 36. Apakah anda pernah mengawali hambatan atau gangguan ketika live report berlangsung? 37. Sering sekali. Ada hambatan dari diri sendiri, seperti misalnya belum menguasai materi, ada juga hambatan dari luar seperti misalnya cuaca yang kurang mendukung, signal yang tidak ok dan lain sebagainya. 38. Berapa lama waktu yann di habiskan untuk live report ? Kira-kira setengah jam ya. Lima belas menit untuk mempersiapkan materi dan juga lima belas menit untuk mempersiapkan penampilan.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 39. Ketika menyampaikan berita, apakah anda pernah mengalami hambatan atau gangguan? Kalo dari dalam diri sih ya tentang fokus sih ya. Kalo uda masuk on air juga jangan ngobrol lagi dengan para kerabat keraja, harusnya fokus kepada kamera dan materi siaran yang akan disampaikan. Kendala atau hambatan selanjutnya adalah suara serak. Nah kalo uda suara ga ok, biasanya saya akan langsung meminta tolong kepada teman yang lain untuk bersiaran karena takutnya tidak bisa tampil prima. Kalo hambatan dari luar kayak kendala teknis ya, misalnya saja hawa dari lighting yang terlalu panas jadi membuat kita kepanasan walaupun sudah ada pendingin ruangan ya hahaha dan bahkan mungkin teleprompter yang tidak bekerja dengan baik dan lain-lain. 40. Apakah gangguan dan hambatan tersebut menjadi hambatan ketika anda bersiaran? Ya pasti jelas dong. Karena kan di televisi terlihat kalo saya itu tidak menguasai materi yang akan disampaikan, ibaratnya kalo liat teleprompter kan uda hapal mati gitu hahaha padahal kan tidak seperti itu konsepnya. 41. Apakah ketika bersiaran anda pernah membuat kesalahan? Pernah. Mislanya saja seperti salah menyebutkan nama orang dan akhirnya orangnya ya complain, tapi kan kita akan selalu meminta maaf jika kita membuat kesalahan gitu. 42. Hal apa yang akan anda lakukan untuk meminimalisir kesalahan-kesalahn tersebut? Saya biasanya akan terus memperbaharui wawasan saya. Contohnya saja mencoba mencari tau nama-nama jabatan di pemerintahan, bagian kepolisian, mencari tau juga nama-nama pejabat public, tokoh masyarakat dan lain sebagainya. 43. Apa yang anda lakukan untuk mengatasi kesalahan tersebut? Biasanya adalah langsung meminta maaf kepada pemirsa. 44. Apakah anda pernah mendapat teguran dari atasan anda ketika bersiaran? Itu sering sekali terjadi ya.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara 45. Hal apa yang akan anda lakukan terkait dengan dunia news anchor ini? Saya akan menjaga eksistensi selama masi menjadi news anchor di televisi ini. Tetap belajar dan terus mencari tahu hal-hal baru. 46. Harapan anda kedepan seperti apa terkait dengan news anchor ini? Saya berharap bahwa semoga fasilitas segera di perbaiki yang anda di TVRI ini, wardrobe juga harus diperhatikan mengingat memang penampilan merupakan salah-satu hal yang sangat penting dan tidak bisa dipisahkan dari dunia pemberitaan.

Informan Tambahan :

Informan V

Nama : Tuti Daswisaptri

Tempat/Tanggal lahir : Medan , 7 Desember 1967

Usia : 49 Tahun

Pekerjaan : Pengarah acara di TVRI Sumatera Utara

1. Dapatkah anda sebutkan data diri anda ? Nama saya Tuti Daswisaptri.Pekerjaan saya sebagai pengarah acara di stasiun televisi Sumatera Utara.Saya lahir 7 Desember 1967, alamat saya di Purwosari komplek Pelangi Asri jalan Krakatau Medan Timur. Hobi saya menulis, saat ini saya sudah melahirkan sebuah buku dengan judul ”rahasia pengusaha cerdas dan mandiri”. 2. Sejak kapan anda menjadi pengarah acara di program Sumut Dalam Berita? Sejak tidak lagi menjadi penyiar, saya kemdian menjadi pengarah cara. 3. Bagaimanakah prosesnya sehingga anda menjadi seorang pengarah acara ?

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Prosenya panjang ya.Kerena memang sejak dulu saya sudah memang sekolah tentang broadcasting selama empat bulan. Jadi bagaimana untuk menjadi seorang pengarah acara jadi mudah karena memang sudah punya pengetahuan tentang hal tersebut, sudah tahu tentang prosedur yang ada, apa yang harus kita lakukan sebagai seorang pengarah acara, 4. Apa saja tugas seorang pengarah acara? Jadi tugas pengarah itu banyak ya. Pertama kita harus tau dulu materi acaranya itu seperti apa, terus bagaimana mengambil shoot gambar. Bukan hanya kameran saja, tetapi juga seorang pengarah acara harus paham betul bagaimana close up, zoom in, zoom out, dan lain sebagainya. 5. Menurut anda strategi komunikasi seperti apa yang harus dilakukan oleh news anchor ketika bersiaran? Kalau seorang news anchor paling tidak dia harus memiliki intelektual yang tinggi, terus juga ia harus memahami materi yang akan dibawakannya. Selain itu juga ia harus menyesuaiakan materi acaranya seperti apa, tergantung jenis acara yang ia bawakan. Seorang news anchor harus beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan panggung, misalnya saja seperti ekpresi waja, pakaian yang digunakan, percaya diri, make up. Yang paling penting adalah percaya diri, menjadi diri sendiri dan punya branding sendiri dalam artian dia tidak mengikuti orang lain dan harus beda. Just be your self. 6. Selama anda menjadi pengarah acara di Sumut dalam Berita, menurut anda hambatan apa saja yang biasanya dialami oleh para news anchor disaat bersiaran? Menurut saya para news anchor di program Sumut Dalam Berita kadang- kadang kurang persiapan ya. Sehingga dengan tidak adanya persiapan yang baik tersebut, membuat materi siaran yang akan disampaikannya itu tidak maksimal. Jadi memang persiapan yang matang merupakan hal yang sangat penting yang harus dimiliki oleh news anchor yang ada di TVRI Sumatera Utara. Kemudian tidak adanya latihan olah vokal terlebih dahulu sebelum bersiaran juga menjadi kendala ketika bersiaran, sehingga produksi suara yang

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara di keluarkan tidak baik dan bukan suara perut melainkan suara hidung dan itu merupakan juga satu hambatan yang sering dialami oleh para anchor ketika bersiaran. Selain itu pemahaman materi berita yang kurang baik juga membuat kadang-kadang anchor bingung dengan materi siaran yang akan disampaikannya. Sementara kalau hambatan dari luar itu misalnya seperti prompter yang kadang-kadang tidak berfungsi, audio yang tidak bekerja maksimal, banyak juga berita yang belum di isi suara sehingga membuat para anchor tersebut kewalahan ketika membaca naskah berita yang panjang tersebut. Hambatan-hambatan eksternal yang seperti itu juga menjadi kendala yang mengganggu serta menghambat proses penyampaian berita tersebut. 7. Menurut anda apa penyebab dari hambatan tersebut? Kalo di TVRI Sumatera Utara memang hambatan yang sering sekali terjadi adalah hambatan di teknis ya. Peralatan siaran kita kan juga banyak yang sudah tua. kalo yang saya perhatikan ya teknisnya maksudnya peralatannya yang kurang memadai. Kalau untuk SDM sebenarnya itu masih bisa dibenahi ya yang penting mau belajar. Kalau untuk hambatan dari dalam anchor itu sendiri ya kayak yang sudah saya bilang tadi, karena memang persiapan yang kurang sehingga membuat penampilannya tidak maksimal. Jadi gini, jika persiapan ketika sebelum tampil itu tidak maksimal, maka secara otomatis percaya dirinya akan berkurang, tetapi jika persiapannya oke, pasti hasilnya juga akan oke. Jadi grogi itu akan hilang jika kita punya percaya diri yang baik dan persiapan diri dengan baik sebelum tampil. 8. Menurut anda sebagai seorang pengarah acara, apa yang seharusnya dilakukan oleh para news anchor untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut ? Ya itu tadi, persiapan harus matang. Paling tidak ya satu jam sebelumnya harus sudah hadir di studio atau di TVRI. Karena banyak sekali hal yang dilakukan, misalnya saja seperti persiapan diri, memeriksa naskah yang akan disiarkan sebelum siaran, check sound, make up, dan lain sebagainya, sehingga nanti tidak terburu-buru dan dapat tampil dengan maksimal.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara Informan VI

Nama : Fitriani

Tempat/Tanggal lahir : Kisaran, 12 Januari 1967

Usia : 49 Tahun

Pekerjaan : Produser di TVRI Sumatera Utara

1. Dapatkah anda sebutkan data diri anda ? Nama saya Fitriani. Saya lahir di Kisaran 12 Januari 1967. Saya tinggal di Tembung, Medan. Saat ini saya berusia 49 tahun. Hobi saya adalah memasak dan membaca. Biasanya kalau tidak ada kerjaan saya lebih suka menghabiskan waktu bersama keluarga di rumah karena memang kalau sudah kerja biasanya tidak ada waktu lagi di rumah dan tidak ada waktu berkumpul bersama keluarga. 2. Sejak kapan anda menjadi produser? Menjadi produser sudah lima tahun. 3. Bagaimanakah prosesnya sehingga anda menjadi seorang produser? Pertama sekali sebelum menjadi produser, saya terlebih dahulu menjadi asisten pengarah acara dibeberapa program acara televisi yang ada di TVRI Sumatera Utara. Sebelum bekerja di TVRI Sumut saya terlebih dahulu bekerja di TVRI Bali. 4. Apa saja tugas seorang produser? Kalau bicara soal tugas dari seorang produser adalah banyak sekali ya. Mulai dari pra siaran hingga nanti pasca siaran. Seorang produser mempunyai tanggung jawab yang sangat besar dalam produksi sebuah acara, mulai dari memikirkan tentang konten dari acara tersebut hingga memimpin para crew yang bertugas diprogram acara tersebut. Selain itu tugas dari seorang produser juga yaitu harus mengontrol secara teliti kerja tim produksi demi lancarnya program acara yang akan disiarkan. Banyak lagi tugas dari seorang produser

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara ya, seperti mengatur para tim yang bekerja mulai dari kameramen, PA, ASPA, audio men, dekorasi, dan lain-lain termasuk mengatur news anchor. 5. Menurut anda strategi komunikasi seperti apa yang harus dilakukan oleh news anchor ketika bersiaran? Adapun strategi komunikasi yang harus dimiliki oleh seorang news anchor ketika bersiaran adalah dia harus pintar dan memiliki wawasan yang luas. Sorang news anchor juga harus mengetahui banyak hal, sehingga ketika menyampaikan pesan kepada pemirsa, ia dapat menyampaikan pesan tersebut dengan baik karena ia menguasai materi yang disampaikan. Selain itu juga harus memiliki rasa percaya diri yang tinggi, agar ketika menyampaikan pesan tersebut ia terlihat percaya diri sehingga orang yang menonton program acara tersebut yakin dengan apa yang disampaikan oleh news anchor itu. Persiapan yang matang juga merupakan satu hal yang sangat penting dalam proses siaran. Dengan adanya persiapan yang matang yang telah dipersiapkan oleh news anchor tersebut maka kesalahan-kesalahan dapat dihindari. 6. Selama anda menjadi produser di Sumut dalam Berita, menurut anda hambatan apa saja yang biasanya dialami oleh para news anchor disaat bersiaran? Hambatan yang sering terjadi yang dihadapi oleh para news anchor di program Sumut Dalam Berita adalah kalau dari dalam diri, seperti masih sering salah menyebutkan nama tokoh, nama tempat bahkan nama-nama yang jarang sekali di dengar. Bukan hanya itu saja, tetapi juga para news anchor tersebut terkadang disaat siaran juga masih sering merasa grogi dan gugup sehingga ketika menyampaikan pesan tersebut, pesan yang disampaikan tidak maksimal karena sudah merasa nervous duluan. Selain itu tidak konsentrasi ketika menyampaikan berita membuat pesan yang disampaikan tidak dapat disampaikan seratus persen. Waktu yang mepet juga menjadi kendala yang sangat penting, karena memang seharusnya news anchor itu minimal satu jam sebelum siaran harus sudah berada di studio. Karena kan kita sebelum siaran harus persiapan terlebih dahulu, mulai dari check sound terlebih dahulu, check

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara gambar dan lan sebagainya. Sementara itu kalo hambatan dari luar misalnya saja seperti kesalahan-kesaahn teknis ya, salah insert gambar dengan lead berita yang akan disampaikan tidak sesuai, prompter yang terkadang juga tidak berfungsi sehingga nanti anchor-nya harus baca naskah lead-nya sementara lead tersebut belum sempat dibaca oleh anchornya. Pengeras suara yang juga tidak berfungsi dengan baik sehingga pesan yang disampaikan tidak sampai kepada pemirsa. 7. Menurut anda apa penyebab dari hambatan tersebut? Kalau penyebabnya banyak ya. Kalo dari anchor-nya sendiri persiapan yang kurang baik. Waktu yang mepet juga menjadi satu hambatan atau kendala yang sering sekali terjadi. Kalau kurang fokus itu penyebabnya biasanya adalah mungkin karena kurang tidur, atau pas siaran anchor tersebut lagi lapar dan haus. Makanya harus persiapan yang matang sebelum siaran. Ketika siaran di program acara tersebut biasanya durasi yang kita miliki itu kan sekitar satu jam, jadi sebelum biasaran lebih baik para news anchor yang akan siaran tersebut disarankan untuk ke toilet terlebih dahulu agar nanti ketika siaran tidak bolak-balik ke toilet, karena itu akan sangat mengganggu proses siaran tersebut. Misalnya saja kameran harus mengatur kembali posisi duduk anchor tersebut karena sudah tidak sesuai dengan posisi angle kamera dari awal siaran. Selain itu pemasangan pengeras suara dan juga headset yang akan diulang kembali sementara durasi jalan terus, jadi saya khawatir kalau nanti durasi tidak cukup untuk anchor tersebut kira-kira seperti itu. Kalau penyebab yang lain ada juga sih kayak kurang komunikasi antara para tim crew yang bertugas sehingga membuat news anchor tersebut bingung dengan aba-aba yang ada, tetapi biasanya anchor tersebut akan mengikuti instruksi dari pengarah acara program tersebut. 8. Menurut anda sebagai seorang produser, apa yang seharusnya dilakukan oleh para news anchor untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut ? Cara yang harus dilakukan untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut seharusnya news anchor itu harus lebih persiapan dengan matang, agar berita

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara yang disampaikan pun dapat tersampaikan dengan baik kepada masyarakat atau pemirsa. Fokus memikirkan berita yang akan disampaikan, tidak boleh memikirkan hal-hal lain yang tidak ada kaitannya dengan berita yang akan disampaikan tersebut. Terus belajar dan memperbaiki diri adalah cara yang sangat tepat bagi para news anchor dalam memperbaharui diri. Banyak- banyak baca buku juga bisa sangat membantu untuk mengetahui atau mencari tahu apa yang belum diketahui para news anchor tersebut, karena menurut saya memang kalau kita baca buku otomatis pengetahuan kita akan bertambah dengan sendirinya. Meningkatkan percaya diri dan meminimalisir kesalahan agar kedepan para anchor tersebut lebih baik lagi dalam menyampaikan pesan berita tersebut.

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara BIODATA PENELITI

Data Pribadi

Nama : Jefri Aldino

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat, Tanggal lahir : Kuta Padang, 30 Maret 1992

Umur : 24 Tahun

Status Marital : Mahasiswa

Warga Negara : Indonesia

Alamat : Jl.Bunga Rinte Raya Komplek Puri Zahara Medan

Nomor Telepon : 085362241884

Email : [email protected]

Nama Orang Tua :

Ayah : M. Rasyib

Ibu : Erli Haslina

Riayat Pendidikan :

1998-2004 : Sekolah Dasar Negeri 2 Latak Ayah simeulue

2005-2008 : Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Kejuruan Muda Aceh Tamiang

2008-2011 : Sekolah Menegah Atas Negeri 1 Kejuruan Muda Aceh Tamiang

2012-sekarang : Universitas Sumatera Utara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Departemen Ilmu Komunikasi

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Jl. Dr. A. Sofyan No. 1 Telp. (061) 8217168

LEMBAR CATATAN BIMBINGAN SKRIPSI

NAMA : Jefri Aldino NIM : 120904130 PEMBIMBING : Dra. Dayana, M.Si

PARAF N TGL.PERTEMUAN PEMBAHASAN O PEMBIM BING 1. 71 April 2016 ACC Seminar Proposal

13 April 2016 Seminar Proposal

28 April 2016 Penyerahana Bab I-III

9 Mei 2016 Penyerahan Revisi Bab I-III

12 Mei 2016 Penyerahan Pedoman Wawancara

18 Mei 2016 Penyerahan Revisi Bab I-III

25 Mei 2016 Revisi Pedoman Wawancara

12 Juni 2016 Penyerahan Bab IV

17 Juni 2016 Penyerahan V

22 Juni 2016 Penyerahan Revisi Bab IV

ACC Sidang Meja Hijau

Catatan: Minimal pertemuan 6 (enam) kali untuk setiap bimbingan

Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara