HUMANIS Journal of Arts and Humanities

p-ISSN: 2528-5076, e-ISSN: 2302-920X Terakreditasi Sinta-4, SK No: 23/E/KPT/2019 Vol 25.1 Februari 2021: 111-116

Tari Baris Babuang pada Upacara Pegingsiran Jro Pingit di Desa Pengotan

I Wayan Hartawan, I Nyoman Dhana, I Nyoman Sama Universitas Udayana, Denpasar, Bali, Indonesia Correspondence e-mail: [email protected] , [email protected] , [email protected]

Info Artikel Abstract Bali is one of the islands that is very well known to foreign Masuk:16 Oktober 2020 countries. Besides being famous for its natural beauty it is also Revisi:7 Desember 2020 known by the nickname of the Thousand Temples. It is known Diterima:21 Desember 2020 that the Balinese are usually inseparable from the sacred arts which are believed to complement the ceremony. Meanwhile in Keywords: baris babuang the village of Pengotan has a sacred dance that is the , function, meaning Babuang dance. Baris Babuang is one element of universal culture that is part of the arts. Baris Babuang dance is danced by carrying banana fronds which can also be called the papah biu war. This research focuses on two things, namely the Babuang Baris Dance Function at the Pegingsiran Jro Pingit ceremony in Pengotan Village and the Meaning of the Babuang Baris Dance at the Pegingsiran Jro Pingit ceremony in Pengotan Village. The purpose and objective of this research is to find out the function and meaning of the implementation of the Babuang Baris Dance at the Jro Pingit ceremony. Then the authors use the Functional Theory of B. Malinowski and the ceremonial theory of William Robertson Smith to help strip the results of the research. This study uses qualitative methods to describe an event or phenomenon that occurs in a research subject such as behavior, perception, motivational action holistically and analyzed by collecting data that has previously been recorded besides audio visual recording, then recorded again in the recapitulation sheet then processed in the form of scientific writing. The results of this study state that, the function of Babuang Row Dance in relation to public trust, functions as a reinforcement of solidarity between citizens and the meaning of Babuang Row Dance to invoke safety, the meaning of kinship meaning the symbol of harmonization.

Abstrak Kata kunci: tari baris Bali adalah salah satu pulau yang sangat terkenal hingga ke babuang, fungsi, makna mancanegara.Selain terkenal dengan keindahan alamnya juga dikenal dengan julukan pulau seribu pura.Diketahui masyarakat Bali biasanya tidak terlepas dari kesenian sakral yang dipercaya sebagai pelengkap upacara.Sementara itu di Desa Pengotan memiliki sebuah tarian sakral yaitu tari Baris Babuang.Baris Babuang merupakan salah satu unsur budaya universal yang merupakan bagian dari kesenian. Tari Baris Babuang ditarikan

111

Tari Baris Babuang pada Upacara Pegingsiran Jro Pingit di Desa Pengotan | 112

Corresponding Author: dengan membawa pelepah pisang yang juga bisa disebut dengan I Wayan Hartawan perang papah biu.Penelitian ini berfokus pada dua hal, yaitu emial: Fungsi Tari Baris Babuang pada upacara Pegingsiran Jro Pingit hartawanceramcam111@gma di Desa Pengotan dan Makna Tari Baris Babuang pada upacara il.com PegingsiranJro Pingit di Desa Pengotan. Maksud dan tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui fungsidan makna dari DOI: pelaksaaan Tari Baris Babuang pada upacara Jro https://doi.org/10.24843/JH.2 Pingit.Kemudian penulis menggunakan teori Fungsional dari B. 021.v25.i01.p014 Malinowski dan teori upacara dari William Robertson Smith untuk membantu mengupas hasil penelitian. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif untuk menggambarkan suatu kejadian atau fenomena yang terjadi pada sebuah subjek penelitian seperti perilaku, persepsi, motivasi tindakan secara holistik dan dianalisis dengan mengumpulkan data yang sebelumnya telah di catat selain itu juga dilakukan rekaman audio visual, kemudian dicatat kembali dalam lembar rekapan lalu diolah dalam bentuk penulisan karya ilmiah. Adapun hasil penelitian ini menyatakan bahwa, fungsi tari baris babuang dalam kaitannya dengan kepercayaan masyarakat, fungsi sebagai penguat solidaritas antar warga dan makna tari baris babuang untuk memohon keselamatan, makna kekerabatan makna simbol harmonisasi.

PENDAHULUAN daerah sebagai tarian sakrat antara lain Bali merupakan salah satu pulau di Desa Tenganan Pegringsingan terdapat Indonesia yang telah dikenal Dunia tari sakral adalah rejang abuang, di Desa dengan keindahan alam, Trunyan terdapat tarian sakral keanekaragaman budaya dengan adat brutuk, dan tari rejang sutri di Batuan istiadat dan tradisi sebagai ciri khas yang Sukawati Gianyar. Beberapa jenis tarian masih melekat hingga saat ini. Bali tidak tersebut memiliki fungsi sakral dan terlepas dari kesenian-kesenian sakral ditarikan pada hari-hari tertentu. yang dipercaya sebagai pelengkap Sementara itu di Desa Pengotan memiliki upacara dan salah satunya adalah seni sebuah tarian sakral yaitu tari Baris tari. Masyarakat Bali mengenal berbagai Babuang. Baris Babuang merupakan macam jenis Kesenian yang sudah ada salah satu unsur budaya universal yang dari warisan budaya leluhur salah merupakan bagian dari kesenian. Tari satunya seni tari dengan fungsi sebagai Baris Babuang ditarikan dengan seni sacral maupun seni profane. membawa pelepah pisang yang juga bisa Beberapa jenis tarian di antaranya tari disebut dengan perang papah biu. Untuk teruna jaya, tari margapati, tari menarikan Baris Babuang tidak pernah , tari joged, , topeng ditentukan kriteria yang harus dipenuhi pajegan, tari baris, jauk dan dan berbagai untuk dapat menarikan tarian tersebut jenis tarian lainnya dimana tarian yang digelar oleh masyarakat Pengotan tersebut merupakan beberapa jenis tarian di setiap bulan November. Pada saat yang tanpa menggunakan lakon atau melakukan pertunjukkan tarian tersebut, cerita khusus. Sedangkan beberapa jenis para pemain bebas memukul lawan tarian yang mengunakan lakok dan alur dengan senjatanya yaitu dengan media cerita antara lain tari , perembon, pelepah pisang. Meskipun demikian, drama gong, calonarang, tidak ada rasa sakit yang dirasakan pada dan lain sebagainya (Kardji,2010:3). tubuh penari yang terluka, selain itu juga Beberpaa daerah yang memiliki tari khas tidak pernah ada dendam yang terjadi di 113 | I Wayan Hartawan, I Nyoman Dhana, I Nyoman Sama Vol 25.1 Februari 2021

antara mereka karena semua pemuda di HASIL DAN PEMBAHASAN desa Pengotan diwajibkan untuk ikut Fungsi manifest adalah merupakan dalam perang biu. Tradisi tersebut konsekuensi objektif yang membantu dipimpin oleh salah seorang “ Paduluan”. penyesuaian atau adaptasi dari sistem Terdapat beberapa masalah yang hendak dan disadari oleh para partisipan dalam dikaji dalam hal ini yaitu(1) Bagaimana sistem tersebut, sedangkan fungsi talent fungsi Tari Baris Babuang pada upacara ialah fungsi yang tidak disadari. Jadi pegingsiran Jro Pingit di Desa Pengotan fungsi manifest dalam Tari Baris Kabupaten Bangli, Bali? (2) Bagaimana Babuang dalam upacara sasih keenam makna Tari Baris Babuang pada upacara adalah fungsi yang disadari oleh Pegingsiran Jro Pingit di Desa Pengotan masyarakat setempat dan merupakan Kabupaten Bangli Bali? tujuan utama pelaksanaan upacara yaitu untuk memohon doa restu Tuhan agar METODE DAN TEORI Tari Baris Babuang dalam upacara sasih Metode yang dipergunakan pada keenam berjalan dengan lancar. penelitian ini dengan menggunakan Berdasarkan konsep “morfologi sosial” metode penelitian kualitatif yang yang dikembangkan oleh M. Mauss dan dipergunakan untuk menggambarkan Beuchat, bahwa solidaritas sosial suatu suatu kejadian atau fenomena yang masyarakat itu dapat mengendor dan terjadi oleh sebuah subjek penelitian menjadi intensif kembali. Oleh sebab itu, seperti perilaku, persepsi, motivasi perlu ada usaha-usaha khusus, secara tindakan, secara holistic dan deskriptif berulang untuk mengintensifkan kembali didalam bentuk kata dan bahasa. solidaritas tadi. Menurut Mauss dan Penelitian ini, menggunakan teori Beuchat hal itu dilakukan berdasarkan fungsional dari Malinowski yang sistem keagamaan, yang diintensifkan mengatakan bahwa semua aktivitas melalui upacara-upacara keagamaan kebudayaan sebenarnya bertujuan untuk (Koentjaraningrat, 1979:41). Pada memenuhi suatu rangkaian hasrat atau masyarakat Bali pada umumnya dalam naluri manusia. Berbagai macam aktifitas melakukan suatu upacara keagamaan kebudayaan yang ada mempunyai fungsi atau ritual pada dasarnya bertujuan untuk memenuhi hasrat dan naluri manusia memupuk rasa solidaritas antar sesuatu secara timbal balik dengan memberi dan kelompok, baik dalam suatu kelompok menerima dengan sesama berdasarkan kerabat maupun dalam suatu kelompok prinsip dari Koentjaraningrat,2004:20. komunitas. Hal ini karena mengingat William Robertson Smith juga bahwa pendukung dari suatu ritual mengungkapkan beberapa gagasan keagamaan tidak dapat berlangsung. penting mengenai Religi yaitu disamping Ritual yang dilaksanakan juga sistem keyakinan dan doktrin, upacara merupakan pengejawantahan dari hakikat juga merupakan suatu perwujudan dari kerja sebagai manusia beragama dan religi yang memerlukan studi dan analisa ritual juga adalah sebagai wahana untuk yang khusus. Gagasan kedua bahwa meningkatkan solidaritas sosial upacara yang termasuk didalam suatu antarumat yang sangat dibutuhkan dalam brntuk religi dan agama biasanya masyarakat berskala kecil. Solidaritas dilaksanakan oleh masyarakat yang dalam makna ini diartikan sebagai memiliki keyakinan dan bersama-sama tingginya intensitas untuk bertemu secara mempunyai fungsi sosial untuk berulang. Sehingga terjadi suatu mengintensifkan solidaritas masyarakat. mekanisme yang membuat manusia selalu menjaga kehidupan sosial sebagai Tari Baris Babuang pada Upacara Pegingsiran Jro Pingit di Desa Pengotan | 114

komunitas yang teratur.Masyarakat Babuang yang bertujuan untuk cenderung melaksanakan upacara atau menghalang penyakit dan hama yang ritual dengan kemampuan maksimal mengganggu masyarakat. Dengan sebagai perwujudan rasa bhakti kepada mementaskan Tari Baris Babuang Tuhan (Ida Sang Hyang Widhi Wasa). diharapkan kehidupan masyarakat Begitu halnya pada pementasan Tari menjadi lebih tenang dan sejahtera. Baris Babuang dalam Upacara Tari Baris Babuang membina Pegingsiran.Tari Baris Babuang dapat hubungan kekerabatan antar anggota berfungsi untuk membangun kehidupan terutama sekaa teruna untuk semakin sosial masyarakat pendukungnya, kenal antar satu sama lain. Pementasan khususnya penguat solidaritas sosial Tari Baris Babuang dapat memperkokoh yang didalamnya terdapat sikap saling persatuan dan kesatuan kekerabatan tolong menolong dan gotong royong. dalam kehidupan masyarakat. Mereka Dan hubungan solidaritas sosial berharap dan berdoa agar terhindar dari masyarakat Desa Pengotan khususnya pengaruh-pengaruh negatif yang dapat generasi muda terjalin kembali. Karena mengancam kelangsungan hidup mereka. adanya intensitas bertemu secara Ini merupakan wujud kebersamaan antar berulang-ulang. Melalui hal tersebut masyarakat, rasa kebersamaan sebagai masyarakat saling terkait satu dengan satu keluarga besar yang saling yang lain. Rasa kebersamaan sebagai membutuhkan nampak dalam satu keluarga sebagai satu keluarga besar pementasan yang dilaksanakan oleh yang saling membutuhkan nampak pada masyarakat Desa Pengotan. hubungan tersebut. Sehingga dapat Masyarakat Desa Pengotan membangun, memperkokoh persatuan memandang bahwa hubungan dua dunia dan kesatuan kembali hubungan mikrokosmos dengan makrokosmos persaudaraan dalam kehidupan harus selalu selaras, serasi, dan masyarakat. Jadi, makna dengan benda, seimbang. Ketidakharmonisan kedua peristiwa, dan keadaan sangat bertautan kosmos itu akan menimbulkan dan saling menyatu. Jika suatu kata tidak keguncangan dalam masyarakat seperti bisa dihubungkan dengan bendanya, timbulnya mara bahaya. Maka dari itu peristiwa atau keadaan tertentu maka kita masyarakat Desa Pengotan senantiasa tidak bisa memperoleh makna dari kata berusaha menjaga keharmonisan itu (Tjiptadi, 1984: 19). Makna yang hubungan kedua konsep itu dengan dimaksud dalam hal ini adalah arti yang menetralisir roh-roh jahat yang bersifat terkandung pada pementasan Tari Baris negatif. Upacara Pegingsiran, yang Babuang dalam Upacara Pegingsiran Jro merupakan suatu cara menciptakan Pingit yang dilakukan oleh masyarakat hermonisasi secara spiritual dan sebagai Desa Pengotan. Pada pementasan Tari kenyataan rasa bakti kepada roh-roh Baris Babuang terkandung makna yang leluhur yang mempunyai kekuatan gaib penting bagi kehidupan masyarakat atau kekuatan sakti sebagai tempat untuk pendukungnya. Makna keselamatan yang memperoleh kesejahteraan hidup. dimaksud adalah setiap masyarakat menginginkan keselamatan baik dalam SIMPULAN hidup sekarang ini maupun kehidupan Berdasarkan pembahasan dan yang akan datang, sehingga manusia analisis data penelitian terkait fungsi dan mencoba menolak segala macam bahaya makna Tari Baris Babuang pada Upacara yang mungkin dapat mengganggu Jro Pingit di Desa Pengotan Kabupaten keselamatannya. Pementasan Tari Baris Bangli, Bali dapat ditarik simpulan 115 | I Wayan Hartawan, I Nyoman Dhana, I Nyoman Sama Vol 25.1 Februari 2021

sebagai berikut. Tari Baris Babuang Spiritualitas Manusia Dengan dapat berfungsi untuk membangun Pendekatan Etnokoreologi,Jurnal kehidupan sosial masyarakat Pendidikan dan kajian Seni, pendukungnya, khususnya penguat Fakultas Keguruan dan solidaritas sosial yang di dalamnya Pendidikan Seni Unoversitas terdapat sikap saling tolong menolong, Sultan ageng Tirtayasa. Vol 3, No gotong royong, dan lain sebagainya. 2 (2018). Pementasan Tari Baris Babuang tentu Hidayati, Ratih Kurnia, (2016), Makna melibatkan banyak pihak dalam Tari Bajidor Kahot Ditinjau Dari mempersiapkan proses pelaksanaanya. Teori Semiotika Roland Barthes, Dalam hal ini umumnya yaitu Jurnal Ilmu Komunikasi masyarakat dan khususnya sekaa gong Universitas 17 Agustus dan sekaa truna yang bertugas 1945.Vol2, No 2 (2016). mengiringi dan mementaskan Tari Baris Iryanti, V.Eny, (2000), Tari Bali Sebuah Babuang.Persiapan tersebut dilakukan Telaah Historis,(Bali Dance : A dengan sepenuh hati secara bersama- Historical Reasearch), Harmonia sama dengan saling tolong-menolong Jurnal Of Arts Research and dan gotong royong sebagai ungkapan education.Vol 1, No 2 (2000). rasa bhakti kepada Tuhan (Ida Sang Jayanti, Suci Ramanda, (2019), Makna Hyang Widhi Wasa). Beberapa makna Tari Kejai Dalam Upacara Pesta yang bisa dilihat adalah makna Perkawinan Di Desa Topos keselamatan, makna kekerabatan dan Kecamatan Topos Kabupaten makna simbol harmonisasi. Dalam Lebong Provinsi Bengkulu.E- pementasan Tari Baris Babuang yang Jurnal SedDra TaSik, Vol 7, No bertujuan untuk menghalang penyakit 4(2019). dan hama yang mengganggu masyarakat. Kardji, I Wayan.(2010). serba-serbi tari Dengan mementaskan Tari Baris baris antara fungsi dan profane: Babuang diharapkan kehidupan Jurnal ISI.Denpasar.ac masyarakat menjadi lebih tenang dan Kartiani, Ni Luh Desmi, Arshiniwati, Ni sejahtera. Melalui pementasan Tari Baris Made, Suminto, (2018), Bentuk Babuang dapat memperkokoh persatuan Dan Fungsi Tari Baris Buntal, dan kesatuan kekerabatan dalam Desa Pakraman Pengotan, kehidupan masyarakat. Kabupaten Bangli. Jurnal ilmiah mahasiswa program studi REFERENSI pendidikan seni drama,tari dan Fretisari, Imma (2016),Makna simbil tari music.Vol 4, No 1 (2018). Nimang Padi dalam Upacara Adat Koentjaraningrat. (1979). Teori-teori Naek Dngo Masyarakat Dayak Struktural Fungsional di Inggis. Kanayan. RITME E-Joural. Upi. Diktat Teori Antropologi, F.S.U.I. EduVol 2, No 1 ( 2016) Jakarta Hasan, Abd. Rohman,(2018 Makna Tari Marlina, Leni, Supadmi, Tri, Lindawati, Bucerai Dalam Pesta Perkawinan (2017), Fungsi Tari Dan Makna Di Desa Rantau Pandan Kecamatan Gerak Tari Tradisioanal Landok Rantau Pandan Kabupaten Bungo Sampot Di Desa Lawe Sawah Provinsi Jambi. E-Jurnal SedDra Kecamatan Kluet Timur TaSik Vol 7, No 1 (2018). Kabupaten Aceh Selatan,Jurnal Hendra, Doni Febri, (2018), Tari Inla Ilmiah Mahasiswa Pendidikan Membangkitkan Nilai Tari Baris Babuang pada Upacara Pegingsiran Jro Pingit di Desa Pengotan | 116

Seni, Drama, Tari & Musik.Vol 2, No 3 (2017). Muliartini, Ni Nyoman, (2017), Eksistensi Tari Baris Idih-Idih Di Desa Pakraman Patas,Desa Taro, Kecamatan Tegallalang,Kabupaten Gianyar,Jurnal Penelitian Agama Hindu. Vol 1, No 1 (2017). Nofitri, Misselia, (2015), Bentuk Penyajian Tari Piring Di Daerah Guguak Pariangan Kabupaten Tanah Datar. Jurnal Ekspresi Seni, Vol 17, No 1, (2015). Rokhim, Nur. (2013), Makna Simbolik Tari Reyog Gembluk Tulungagung, GELAR: Jurnal Seni Budaya. Vol 11, No 2 (2013). Sama, I Nyoman. (2017). Keterampilan Seni Tari Sebagai Media Pendidikan Karakter Anak di Bali. Prossiding, Univesitas Ngurah Rai, Denpasar. Taib, Muhammad Fazli, (2014), Non- Formal Education As Culture Transformation Agent Towards The Development Of Clasical Court Dance In Yogyakarta, Indonesia. Internasional Journal Of Education and Research Vol 2, No 5 (2014.)