Pertumbuhan Kesadaran Nasionalisme Indonesia Di Antara Orang Papua Di Jayapura 1945-1949

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Pertumbuhan Kesadaran Nasionalisme Indonesia Di Antara Orang Papua Di Jayapura 1945-1949 PROSIDING SEMINAR HASIL PENELITIAN PENGEMBANGAN IPTEKS DAN SENI EDISI V, 2019 PERTUMBUHAN KESADARAN NASIONALISME INDONESIA DI ANTARA ORANG PAPUA DI JAYAPURA 1945-1949 BERNARDA METERAY1 DAN ODE JAMAL2 1,2 Program Studi Pendidikan Sejarah, Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan, Universitas Cenderawasih 1Email: [email protected] ABSTRAK Bila ditinjau dari aspek geografis Papua, proses penyemaian mengindonesiakan orang Papua masih dalam tahap penyemaian sejak periode 1945 hingga 1949. Sementara pasca integrasi 1963, pemerintah telah menjadikan hampir seluruh wilayah Papua yang belum nasionalis termasuk daerah pedalaman sebagai daerah sasaran operasi militer. Maka kajian tentang Nasionalisme orang Papua di Jayapura sejak 1945 hingga 1949 layak untuk dilakukan.. Dengan demikian, kajian ini bertujuan pertama mengetahui, siapa aktor- aktor yang terlibat dalam proses pertumbuhan kesadaran nasionalisme Indonesia di antara orang Papua di Jayapura1945-1949, kedua, mengetahui model yang digunakan untuk menumbuhkan kesadaran nasionalisme Indonesia di antara oranag Papua di Jayapura 1945- 1949. PENDAHULUAN yang disertai dengan pengibaran bendera Kejora dan bukan bendera Merah Putih di Kajian LIPI pada 2007, wilayah-wilayah lainnya di Papua perlu mempertanyakan mengapa sudah 62 tahun dikaitkan dengan keindonesia orang Papua Indonesia merdeka, nasionalisme di di masa lalu. Indonesia di Papua mulai dipertanyakan Menurut Djopari (1993), sejak kembali bahkan diragukan (Soewarsono, 1962, berbagai demonstrasi pro Indonesia ed.:2007). Adanya keraguan pemerintah di beberapa daerah di Papua. Sementara pusat terhadap nasionalisme Indonesia Drooglever menegaskan bahwa tidak orang Papua selama ini menunjukkan semua pernyataan itu berasal dari bahwa ada kemungkinan terdapat kemauan masyarakat Papua itu sendiri pemahaman yang keliru atau pengabaian melainkan mereka ditekan. Drooglever terhadap perjalanan orang Papua dalam (2010) menjelaskan bahwa Soebandrio sejarah bangsa Indonesia. menunjukkan kepada bekas anggota Pemikiran Soewarsono, di atas ini Dewan Papua tanpa basabasi bahwa perlu dikaitkan dengan konsep “negara- kekuatan militer Indonesia lebih besar, bangsa” yang dipromosikan pada 17 akan mengusir UNTEA dari wilayah ini Agustus 1945 oleh Soekarno dan Hatta. kalau perlu dengan kekuatan senjata. Henley (1996) ketika mengkaji Pernyataan Soebandrio ini nasionalisme di Minahasa menyatakan menunjukkan bahwa keinginan orang bahwa konsep nasionalisme yang Papua menjadi bagian dari Indonesia dipromosikan Soekarno bukanlah semata- sebenarnya bukan keinginan dari orang mata didasarkan atas kesamaan etnis, Papua sendiri. Hal ini didukung dengan budaya, agama dan memiliki pengalaman pernyataan Ikrar Nusa Bakti bahwa serta keinginan yang sama melainkan sejarah masuknya Papua ke Indonesia negara-bangsa ini dibangun atas proyek bukanlah sederhana melainkan melalui politik bukan berdasarkan fakta sejarah jalan panjang yang rumit. Indonesia bukan atau budaya. Maka munculnya konflik di saja menggunakan cara-cara diplomatik Papua dan diwarnai dengan demonstrasi tetapi juga melalui cara-cara militer LPPM UNCEN 132 ISBN 978-602-7905-39-9 PERTUMBUHAN KESADARAN NASIONALISME INDONESIA … BERNARDA METERAY DAN ODE JAMAL (dalam Safroedin Bahar, A.B.Tangdililing, kontak orang Papua dengan non Papua 1996). baik Belanda termasuk aktivitas para Dengan demikian nasionalisme misionaris maupun pendudukan Jepang Indoensia hadir di antara orang Papua serta peran orang Indonesia sebelum perlu dikaji dan dimulai di Jayapura. perang Pasifik 1942. Singh menambahkan Ternyata, kemenangan Sekutu yang bahwa peran Isak Samuel Kijne dan Van dimulai di Jayapura pada 1944, membuka Eechoud sangatlah besar dalam proses lembaran baru bagi orang di Papua membangkitkan nasionalisme Papua mengenal keindonesiaan. (Singh, 2008). Sementara Penders Jayapura merupakan tempat awal menyatakan bahwa nasionalisme Papua pertama persemaian nasionalisme berawal dari munculnya rasa anti amberi Indonesia bagi orang Papua di Papua pada yang pertama kali bertumbuh ketika 1945. Secara geografis, Jayapura terletak brutalnya perlakuan tentara Jepang dan di sebelah timur utara Papua yang jauh masyarakat Indonesia dari Maluku dan dari kontak awal orang Papua dengan Sulawesi Utara. Namun di sisi lain, daerah luar Papua di sebelah barat Papua. Penders memperlihatkan bahwa Ketika Pos pemerintahan Belanda pemerintah Belanda di Batavia juga pertama dibuka di Fak-Fak dan kedua di berperan terhadap lambannya Manokwari pada 1898 kemudian pos yang pembangunan di Papua. Intelektual ke tiga Merauke pada 1905, Jayapura baru Barat lain yang adalah karya Drooglever. dibuka pada 7 Maret 1910 dengan nama Karya ini memang memberikan banyak Jayapura. Kehadiran pasukan sekutu di informasi yang lengkap tentang sejarah Jayapura menyebabkan Jayapura bukan Papua. Namun ketika menyinggung saja merupakan daerah pertama di nasionalisme di Papua, Drooglever Indonesia yang dibebaskan dari menyimpulkan bahwa sampai dengan pendudukan Jepang melainkan menjadi Perang Dunia ke II perkembangangan kota embrio awal berkembangnya nasionalisme Indonesia belum menyentuh nasionalisme Indonesia di Papua. Dengan orang Papua dan sesudah Perang Dunia ke demikian, sangat diperlukan kajian yang II pun tidak ada gerakan nasionalis mendalam tentang proses pertumbuhan Indonesia di antara orang Papua yang anti nasionalisme Indonesia di Jayapura Belanda. Munculnya gerakan anti periode 1945-1949. pemerintah Belanda menurutnya dipicu oleh peran orang Maluku dan pendudukan BEBERAPA PANDANGAN Jepang di Papua (Drooglever, 2010). TENTANG NASIONALISME DI Sementara itu, intelektual PAPUA Indonesia yang mengkaji nasionalisme di Terdapat beberapa intelektual barat Papua sangatlah terbatas antara lain adalah yang telah memberi perhatian pada Pigay, Antoh dan Meteray. Pigay masalah nasionalisme di Papua yaitu mengatakan bahwa “sejak awal orang Chauvel, Singh, Penders, dan Drooglever. Papua sudah mengadakan perlawanan Kajian Chauvel tentang nasionalisme menentang orang asing karena didorong Papua dipandang penting untuk oleh semangat nasionalisme yang memahami perkembangan nasionalisme memiliki akar sejarah dan ideologi Papua yang focus kajiannya pada nasionalisme Papua.Semangat perkembangan nasionalisme Papua pasca nasionalisme ini telah lama ditanamkan kejatuhan pemerintahan Soeharto 1998. oleh Pemerintah Belanda tersosialisasi Intelektual lainnya adalah Singh dari generasi ke generasi selama lebih yang juga menyatakan bahwa kurang seperempat abad lamanya. berkembangnya nasionalisme Papua Penananam ideologi nasionalisme Papua antara lain juga dipengaruhi oleh dimulai awal 1940-an ketika Van Echoud pengalaman masa lalu baik menyangkut mendirikan sebuah Sekolah Pamong Praja LPPM UNCEN 133 ISBN 978-602-7905-39-9 PERTUMBUHAN KESADARAN NASIONALISME INDONESIA … BERNARDA METERAY DAN ODE JAMAL di Jayapura” (Pigay, 2000). Begitu pun Oleh karena keterbatasan tenaga di dengan Demmy Antoh yang dalam bidang pemerintahan maka Pemerintah kajiannya tentang transformasi Belanda menggunakan tenaga asal nasionalisme di Papua menjelaskan bahwa Indonesia antara lain Soegoro nasionalisme Papua terbentuk akibat dari Atmoprasodjo. Soegoro Atmoprasodjo persentuhan dengan bangsa lain yang kelahiran Jogja pada 23 Oktober 1923 kemudian berkembang. Pada mulanya, merupakan salah seorang bekas tawanan diwarnai dengan nasionalisme etnik dan Digul yang ditunjuk oleh Van Eechoud kemudian berkembang menjadi sebagai pengajar dan juga direktur asrama nasionalisme pro Papua dan pro Indonesia pada Kursus Singkat Pamong Praja di kota (Antoh, 2007). Nica (sekarang Kampung Harapan). 1 Di kota Nica terdapat 12 barak yang selain AWAL PERSEMAIAN digunakan sebagai asrama, juga digunakan NASIONALISME INDONESIA DI untuk menyelenggarakan kursus kilat JAYAPURA pamong praja atau yang dikenal sekolah Pendaratan pasukan sekutu di bestuur, kursus mantri, dan Sekolah Jayapura pada 22 April 1944 Sambung untuk anak laki-laki (Jongens menyebabkan Papua khususnya Jayapura Vervolgschool=JVVS). Sekolah Bestuur lebih awal menjadi wilayah pertama yang hanya berlangsung 6 bulan sementara dibebaskan dari pendudukan Jepang. JVVS berlangsung terus menrus selama Kemenangan ini berpengaruh terhadap itu. perubahan sistem pemerintahan ke Pada saat itu terdapat 40 orang asli Pemerintahah Nederlands Indies Civil Papua sebagai calom pamong praja yang Adminitration (NICA). Lokasi pembukaan tinggal di asrama. Orang Papua yang lokasi pemerintah NICA di antara Kamp merupakan elit Papua pertama yang armada ke tujuh dan Kamp Walker mengikuti pendidikan di kota Nica ini terdapat lembah Makanwai terletak di atas antara lain; Markus Kaisiepo, Lukas tanah milik Ondoafi Asei didirikan kantor Rumkorem, Lisias Simbiak, Frans NICA sehingga tempat ini diberi nama Kaisiepo, Nikolas Youwe, Marten Indey, Kota Nica yang saat ini dikenal Kampung Silas Papare, Baldus.Mofu, O. Harapan. Di tempat inilah pemerintah Manupapami. Semuel Demianus Kawab Belanda mulai membuka pemerintahannya dan Herman Wayoi. Sebagai pengajar antara lain kantor-kantor, rumah sakit, pada sekolah Pamong Praja, Soegoro asrama-asrama, gedung sokolah dan Atmoprasodjo mempunyai kesempatan gereja. memperkenalkan sejarah dan budaya Kota Nica menampung para “Indonesia” ke peserta kursus. Sementara tawanan perang yang antara lain para Corinus Krey selain mengepalai poliklinik tahanan pekerja pakasa yang dibawa dan mengajar pada kursus mantri juga Jepang yang berasal dari daerah luar menjadi pengajar pada sekolah bestuur ini. Papua. Menurut Mampioper(1972), Menurut Corinus Krey, Soegoro penduduk yang
Recommended publications
  • National Heroes in Indonesian History Text Book
    Paramita:Paramita: Historical Historical Studies Studies Journal, Journal, 29(2) 29(2) 2019: 2019 119 -129 ISSN: 0854-0039, E-ISSN: 2407-5825 DOI: http://dx.doi.org/10.15294/paramita.v29i2.16217 NATIONAL HEROES IN INDONESIAN HISTORY TEXT BOOK Suwito Eko Pramono, Tsabit Azinar Ahmad, Putri Agus Wijayati Department of History, Faculty of Social Sciences, Universitas Negeri Semarang ABSTRACT ABSTRAK History education has an essential role in Pendidikan sejarah memiliki peran penting building the character of society. One of the dalam membangun karakter masyarakat. Sa- advantages of learning history in terms of val- lah satu keuntungan dari belajar sejarah dalam ue inculcation is the existence of a hero who is hal penanaman nilai adalah keberadaan pahla- made a role model. Historical figures become wan yang dijadikan panutan. Tokoh sejarah best practices in the internalization of values. menjadi praktik terbaik dalam internalisasi However, the study of heroism and efforts to nilai. Namun, studi tentang kepahlawanan instill it in history learning has not been done dan upaya menanamkannya dalam pembelaja- much. Therefore, researchers are interested in ran sejarah belum banyak dilakukan. Oleh reviewing the values of bravery and internali- karena itu, peneliti tertarik untuk meninjau zation in education. Through textbook studies nilai-nilai keberanian dan internalisasi dalam and curriculum analysis, researchers can col- pendidikan. Melalui studi buku teks dan ana- lect data about national heroes in the context lisis kurikulum, peneliti dapat mengumpulkan of learning. The results showed that not all data tentang pahlawan nasional dalam national heroes were included in textbooks. konteks pembelajaran. Hasil penelitian Besides, not all the heroes mentioned in the menunjukkan bahwa tidak semua pahlawan book are specifically reviewed.
    [Show full text]
  • From Paradise Lost to Promised Land: Christianity and the Rise of West
    School of History & Politics & Centre for Asia Pacific Social Transformation Studies (CAPSTRANS) University of Wollongong From Paradise Lost to Promised Land Christianity and the Rise of West Papuan Nationalism Susanna Grazia Rizzo A Thesis submitted for the Degree of Doctor of Philosophy (History) of the University of Wollongong 2004 “Religion (…) constitutes the universal horizon and foundation of the nation’s existence. It is in terms of religion that a nation defines what it considers to be true”. G. W. F. Hegel, Lectures on the of Philosophy of World History. Abstract In 1953 Aarne Koskinen’s book, The Missionary Influence as a Political Factor in the Pacific Islands, appeared on the shelves of the academic world, adding further fuel to the longstanding debate in anthropological and historical studies regarding the role and effects of missionary activity in colonial settings. Koskinen’s finding supported the general view amongst anthropologists and historians that missionary activity had a negative impact on non-Western populations, wiping away their cultural templates and disrupting their socio-economic and political systems. This attitude towards mission activity assumes that the contemporary non-Western world is the product of the ‘West’, and that what the ‘Rest’ believes and how it lives, its social, economic and political systems, as well as its values and beliefs, have derived from or have been implanted by the ‘West’. This postulate has led to the denial of the agency of non-Western or colonial people, deeming them as ‘history-less’ and ‘nation-less’: as an entity devoid of identity. But is this postulate true? Have the non-Western populations really been passive recipients of Western commodities, ideas and values? This dissertation examines the role that Christianity, the ideology of the West, the religion whose values underlies the semantics and structures of modernisation, has played in the genesis and rise of West Papuan nationalism.
    [Show full text]
  • I the INFLUENCE of on the JOB TRAINING
    THE INFLUENCE OF ON THE JOB TRAINING, PRODUCTIVE SUBJECT ACHIEVEMENT, SOCIAL ENVIRONMENT AND MOTIVATION TO WORK TOWARD THE READINESS OF ENTERING JOB MARKET OF STUDENT CLASS XII ACCOUNTING SMKN 2 MAGELANG ACADEMIC YEAR 2017/2018 UNDERGRADUATE THESIS This undergraduate thesis is submitted in partial fulfillment of the requirements to obtain the degree of Bachelor of Education in Faculty of Economics Yogyakarta State University By : FRIDA KUSUMASTUTI 14803241051 ACCOUNTING EDUCATION DEPARTMENT FACULTY OF ECONOMICS YOGYAKARTA STATE UNIVERSITY 2018 i APPROVAL PAGE ii VALIDATION I, the undersigned: Name : Frida Kusumastuti NIM : 14803241051 Study Program : Accounting Education Undergraduate thesis title : THE INFLUENCE OF ON THE JOB TRAINING, PRODUCTIVE SUBJECT ACHIEVEMENT, SOCIAL ENVIRONMENT, AND MOTIVATION TO WORK TOWARD THE READINESS OF ENTERING JOB MARKET OF STUDENT CLAS XII ACCOUNTING SMK N 2 MAGELANG ACADEMIC YEAR 2017/2018 Hereby I declare that this umdergraduate thesis is my own original work. According to my knowledge, there is no work or opinion written or published by others, except as reference or citation by following the prevalent procedure of scientific writing. Yogyakarta, April 2nd, 2018 Author, Frida Kusumastuti iii DECLARATION OF AUTHENTICITY iv MOTTO “Fainnama’al usri yusra.. Innama’al usri yusra” (QS. Al Insyirah 5:6) “Do not lose hope, nor be sad. You will surely be victorious if you are true in faith” (QS. Al Imran 139) “Those who are pessimistic will always see difficulty in every opportunity, while those who are optimistic will always see opportunity in every difficulty” (Winston Curchill) “Do not stop when you fail, but stop when you have got it” (Author) v DEDICATION Subhanallah .
    [Show full text]
  • 1 Lampiran Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 46
    LAMPIRAN PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 46/Permentan/HK.340/8/2010 TANGGAL : 4 Agustus 2010 I. TEMPAT-TEMPAT PEMASUKAN MEDIA PEMBAWA HAMA DAN PENYAKIT HEWAN KARANTINA DAN ORGANISME PENGGANGGU TUMBUHAN KARANTINA KE DALAM WILAYAH NEGARA RI (IMPOR) A. Bandar Udara No. Bandar Udara Lokasi UPT Sultan Iskandar Banda Aceh SKP Kelas I Banda Aceh 1. Muda 2. Maimun Saleh Sabang SKP Kelas I Banda Aceh 3. Polonia Medan BKP Kelas II Medan 4. Hang Nadim Batam BKP Kelas I Batam Sultan Syarif Pekanbaru BKP Kelas I Pekanbaru 5. Kasim II Raja Haji Tanjung Pinang BKP Kelas II Tg. Pinang 6. Fisabilillah 7. Minangkabau Padang BKP Kelas I Padang Sultan Mahmud Palembang BKP Kelas I Palembang 8. Badaruddin II 9. Soekarno-Hatta Tangerang BBKP Soekarno Hatta Halim Jakarta BBKP Soekarno Hatta 10. Perdanakusuma Husein Bandung SKP Kelas I Bandung 11. Sastranegara 12. Ahmad Yani Semarang BKP Kelas I Semarang 13. Adi Sucipto Yogyakarta BKP Kelas II Yogyakarta 14. Adi Sumarmo Surakarta BKP Kelas II Yogyakarta 15. Juanda Surabaya BBKP Surabaya 16. Supadio Pontianak BKP Kelas I Pontianak 17. Sepinggan Balikpapan BKP Kelas I Balikpapan 18. Juwata Tarakan BKP Kelas II Tarakan 19. Ngurah Rai Denpasar BKP Kelas I Denpasar 20. Selaparang Mataram BKP Kelas I Mataram 21. Eltari Kupang BKP Kelas I Kupang 22. Hassanudin Makassar BBKP Makassar 23. Sam Ratulangi Manado BKP Kelas I Manado 24. Pattimura Ambon SKP Kelas I Ambon 25. Sentani Jayapura BKP Kelas I Jayapura 1 26. Mopah Merauke SKP Kelas I Merauke 27. Frans Kaisiepo Biak SKP Kelas I Biak 28. Moses Kilangin Timika SKP Kelas I Timika B.
    [Show full text]
  • Daftar Nama Pahlawan Nasional Republik Indonesia
    DAFTAR NAMA PAHLAWAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA Asal Daerah / NO Nama SK Presiden Daerah Ket Pengusul Abdul Muis 218 Tahun 1959 1. Sumatera Barat 1883 – 1959 30 – 8 – 1959 Ki Hadjar Dewantoro 305 Tahun 1959 2. D.I. Yogyakarta 1889 – 1959 28 – 11 – 1959 Surjopranoto 310 Tahun 1959 3. D.I. Yogyakarta 1871 – 1959 30 – 11 – 1959 Mohammad Hoesni Thamrin 175 Tahun 1960 4. DKI Jakarta 1894 – 1941 28 – 7 – 1960 K.H. Samanhudi 590 Tahun 1961 5. Jawa Tengah 1878 – 1956 9 – 11 – 1961 H.O.S. Tjokroaminoto 590 Tahun 1961 6. Jawa Timur 1883 – 1934 9 – 11 – 1961 Setyabudi 590 Tahun 1961 7. Jawa Timur 1897 – 1950 9 – 11 – 1961 Si Singamangaradja XII 590 Tahun 1961 8. Sumatera Utara 1849 – 1907 9 – 11 – 1961 Dr.G.S.S.J.Ratulangi 590 Tahun 1961 9. Sulawesi Utara 1890 – 1949 9 – 11 – 1961 Dr. Sutomo 657 Tahun 1961 10. Jawa Timur 1888 – 1938 27 – 12 – 1961 K.H. Ahmad Dahlan 657 Tahun 1961 11. D.I. Yogyakarta 1868 – 1934 27 – 12 – 1961 K.H. Agus Salim 657 Tahun 1961 12. Sumatera Barat 1884 – 1954 27 – 12 – 1961 Jenderal Gatot Subroto 222 Tahun 1962 13. Jawa Tengah 1907 – 1962 18 – 6 1962 Sukardjo Wirjopranoto 342 Tahun 1962 14. Jawa Tengah 11903 – 1962 29 – 10 – 1962 Dr. Ferdinand Lumban Tobing 361 Tahun 1962 15. Sumatera Utara 1899 – 1962 17 – 11 – 1962 K.H. Zainul Arifin 35 Tahun 1963 16. Sumatera Utara 1909 – 1963 4 – 3 – 1963 Tan Malaka 53 Tahun 1963 17. Sumatera Utara 1884-1949 28 – 3 – 1963 MGR A.Sugiopranoto, S.J.
    [Show full text]
  • State Societyand Governancein Melanesia
    THE AUSTRALIAN NATIONAL UNIVERSITY Research School of Pacific and Asian Studies State, Society and Governance in Melanesia StateSociety and in Governance Melanesia DISCUSSION PAPER Discussion Paper 2005/6 DECENTRALISATION AND ELITE POLITICS IN PAPUA ABSTRACT INTRODUCTION JAAP TIMMER This paper focuses on conflicts in the Province For a number of reasons ranging from Dutch of Papua (former Irian Jaya) that were stimulated nationalism, geopolitical considerations, and self- by the recent devolution of power of administrative righteous moral convictions, the Netherlands functions in Indonesia. While the national Government refused to include West New decentralisation policy aims at accommodating Guinea in the negotiations for the independence anti-Jakarta sentiments in the regions and of Indonesia in the late 1940s (Lijphart 1966; intends to stimulate development, it augments Huydecoper van Nigtevecht 1990; Penders 2002: contentions within the Papuan elite that go hand Chapter 2; and Vlasblom 2004: Chapter 3). At the in hand with ethnic and regional tensions and same time, the government in Netherlands New increasing demands for more sovereignty among Guinea initiated economic and infrastructure communities. This paper investigates the histories development as well as political emancipation of of regional identities and Papuan elite politics the Papuans under paternalistic guardianship. In in order to map the current political landscape the course of the 1950s, when tensions between in Papua. A brief discussion of the behaviour of the Netherlands and Indonesia grew over the certain Papuan political players shows that many status of West New Guinea, the Dutch began to of them are enthused by an environment that guide a limited group of educated Papuans towards is no longer defined singly by centralised state independence culminating in the establishment control but increasingly by regional opportunities of the New Guinea Council (Nieuw-Guinea Raad) to control state resources and to make profitable in 1961.
    [Show full text]
  • Improving the Use of Frans Kaisiepo Airport Through
    Prosiding Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Kedirgantaraan : Peran Teknologi untuk Revitalisasi Bandara dan Transportasi Udara, Yogyakarta, 10 Desember 2019 SENATIK 2019, Vol. V, ISBN 978-602-52742-1-3 DOI: 10.28989/senatik.v5i0.366 IMPROVING THE USE OF FRANS KAISIEPO AIRPORT THROUGH ALTERNATIVE ELECTION DEVELOPMENT OF REGIONAL POTENTIALS OF BIAK NUMFOR REGENCY (CASE STUDY: BIAK NUMFOR DISTRICT, PAPUA) Muhammad Nur Roviq1), Uyuunul Mauidzoh2), Eko Poerwanto3) Program Studi Teknik Industri Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto Yogyakarta Jl. Janti Blok-R Lanud Adisutjipto Yogyakarta Email : [email protected] Abstract Frans Kaisiepo Airport is the airport with the first international status in the Papua region with the airport managing agency PT. Angkasa Pura I (Persero) and has runway specifications and airport facilities that are fairly good and complete. The airport is located in the Biak Numfor-Papua district, where the district has regional potential that can be developed to increase the utilization of the Frans Kaisiepo airport such as tourism, fisheries, industry and Biak Numfor as a place / space research facility. In this research, it is intended to choose alternative potential of the Biak Numfor district area to be developed in order to improve the utilization of the Frans Kaisiepo Biak Numforairport. In this study, the Analytical Hierarchy Process (AHP) method is used to choose the best alternative potential for the region from the existing potential areas, with the steps in the AHP are (1) Problem decomposition (2) Matrix preparation (3) Assessment /weighting for compare elements (4) Normalization (synstesis) of priorities and consistency tests and (5) Decision making / decision making. Then given suggestions for efforts to develop the potential of selected areas using SWOT analysis.
    [Show full text]
  • Pt. Aia Financial (Individu)
    PT. AIA FINANCIAL (INDIVIDU) No State City Hospital Name Address Tel Number Hospital Emails 001 BALI BADUNG RS. KHUSUS BEDAH BIMC NUSA DUA BALI BLOK D KAWASAN BTDC NUSA DUA 0361-3000911| [email protected]; [email protected]; [email protected]; [email protected] 002 BALI BANGLI RS. BANGLI MEDIKA CANTI JL. TIRTA GIRI KUTRI LCSUBAK AYA BEBALANG, BANGLI, BALI 0366-91555/93444| [email protected]; [email protected] 003 BALI BULELENG RSU. PARAMASIDHI JL. A.YANI NO.171A 0362-29787, 32701,22426,| [email protected] 004 BALI BULELENG RSU. KERTHA USADA JL. CENDRAWASIH, NO.5-7, SINGARAJA 0362-26277/8| [email protected];[email protected] 005 BALI DENPASAR RS. DHARMA YADNYA JL. WR.SUPRATMAN NO. 256, TOHPATI 0361-462488 / 462629| [email protected]; [email protected] 006 BALI DENPASAR RS. SURYA HUSADHA JL. PULAU SERANGAN NO.7 0361-233787| [email protected]; [email protected]; [email protected] 007 BALI DENPASAR BALI ROYAL HOSPITAL (BROS) JL. TANTULAR NO.6 RENON 0361- 247499/222588/228054| [email protected] 008 BALI DENPASAR RS. BHAKTI RAHAYU DENPASAR JL. GATOT SUBROTO II, NO.11 0361-430270 / 430245 / 428287 / 7420673| [email protected]; [email protected] 009 BALI DENPASAR RS. PRIMA MEDIKA JL. PULAU SERANGAN, 9X 0361-262535 / 232434| [email protected]; [email protected]; [email protected] 010 BALI DENPASAR RSU. KASIH IBU DENPASAR JL. TEUKU UMAR, NO.120 0361-223036/3003030/082146806677| [email protected]; [email protected]; [email protected] 011 BALI DENPASAR RS. MANUABA JL. HOS. COKROAMINOTO, NO.28 0361-437143 / 426393| [email protected]; [email protected] 012 BALI DENPASAR RS.
    [Show full text]
  • KEMENTERIAN KESEHATAN RI SEKRETARIAT JENDERAL Jalan H.R
    KEMENTERIAN KESEHATAN RI SEKRETARIAT JENDERAL Jalan H.R. Rasuna Said Blok X-5 Kavling 4 - 9 Jakarta 12950 Telepon: (021) 5201590 (hunting) Nomor TU.05.07/1/3518/2015 Jakarta, 30 Oktober 2015 Lampiran 1 (satu) berkas Hal PertemuanEvaluasiPelaksanaan JKN/KIS Tk Nasional Tahun 2015 Yang terhormat, Direktur Rumah Sakit di Seluruh Indonesia (sesuai daftar terlampir) Sehubungan dengan telahmemasuki tahun kedua berjalannya Program JKN/KIS yang dikelola oleh BPJS Kesehatan, dipandang perlu adanya evaluasi penyelenggaraan JKN/KIS. Evaluasi Pelaksanaan JKN/KIS dimaksudkan untuk memperolehgambaranpelaksanaan JKN/KIS pada tahun berjalan dan akan menjadi masukan sebagai penyempurnaan Program JKN/KIS pada tahun selanjutnya. Berkenaan dengan hal tersebut, bersama ini kami informasikan beberapa hal dan sekaligus mohon bantuan serta kerjasama Bapak/lbu/Saudara hal-hal sbb: 1. Menugaskan: 1 (satu) Orang Pejabat sebagai Penanggungjawab program Pembiayaan dan Jaminan Kesehatan atau Jaminan Kesehatan Nasional Di Rumah Sakit. 2. Peserta diharapkan telah hadir dan melaporkan diri kepada panitia penyelenggara perternuan sesuai dengan jadwal acara, tanggal dan ternpat yang telah ditetapkan (terlampir). Pertemuan dilaksanakan di 4(ernpat) regional yaitu : NO. REGIONAL LOKASI PERTEMUAN WAKTU 1. Regional I Bandung, Jawa Barat 15 sid 17 November 2015 2. Regional II Makassar, Sulawesi Selatan 19 sid 21 November 2015 3. Regional III Batam, Kepri 23 sid 25 November 2015 4 Regional IV Yogyakarta 3 sid 5 Desember 2015 3. Berkaitan dengan pertemuan ini kepada semua peserta dimohon untuk rnengisi dan membuat laporan mengenai pelaksanaan JKN/KlS sesuai dengan format terlampir. Laporan terse but kemudian dikirimkan ke alamat email [email protected] diserahkan kepada kepada panitia pada saat pendaftaran. 4.
    [Show full text]
  • The Resistance of People in Papua (1945-1962)
    HISTORIA: International Journal of History Education, Vol. X, No. 2 (December 2009) THE RESISTANCE OF PEOPLE IN PAPUA (1945-1962) Onie M. Lumintang 1 ABSTRACT This article discusses a sequence of events showing the resistance of the people of Papua since 1945 until 1965. This resistance was conducted by the movement fi gures of Papua who were aggressively struggling for the independence of Indonesia or claiming the independence for the land of Papua. This Movement was conducted in various areas with different resistance targets and forms. Key words: Resistance of People, National Movement, Papua. Introduction Even though the West New Guinea (Papua now) had offi cially been included under the power of the Dutch Indies (Netherlands Indië) starting from the 24th of August 1828; in reality it was on the 8th of October 1898 that the government of the Dutch colonial (later referred to as PKB) seriously upheld its power of that area by building its fi rst governance post in Fak-Fak and Manokwari. Later, it was continued by the building of the governance post in Merauke on the 14th of February 1902, after the Den Haag Convention on May 16, 1895. There was an agreement in the Convention between the Netherland Kingdom and the United Kingdom concerning the division of their colonized area in New Guinea or Papua, namely starting from the south coast of the island in the centre of the estuary of Bens Bach, 1400 1’ 47” BT, continuing to the north by following its stream as the natural boundary and reaching the north coast of that island at 1400 BT, ( K.W mark in line W.C.
    [Show full text]
  • FAQ on Investment 2018-Min.Pdf
    List of Content INDONESIA 01 INVESTMENT OPPORTUNITIES Chapter 02 Chapter Chapter INVESTMENT PROCEDURES Chapter 03 Chapter 04 INVESTMENT RELATED ASPECTS 05 GOVERNMENT SUPPORTS List of Content Pages 10 Priority Sectors 12 Special Economic Zones 16 Starting Business 22 Getting Licenses 27 One Stop Service Center 29 Priority Service 32 Investment Incentives 42 Labor 60 Land-Ownership 63 Taxation 66 Immigration 79 Trade 88 Related Government Agencies 93 Indonesia Investment Coordinating Board 94 Indonesia Investment Promotion Center Indonesian economy continues to offer vast potential thanks to the country’s sustainable economic growth, political stability, large young population and growing middle class, as well as abundant natural resources. Investment has a large multiplier effect in boosting economic growth, creating job opportunities, and shifting the current consumption-based economy to an economy driven by production. Therefore, as a government agency and primary interface between the government and investors, as well as service provider related to investment, it is the roles of The Indonesia Investment Coordinating Board (Badan Koordinasi Penanaman Modal or BKPM) to improve investment climate and to invite “smart investment” to the archipelago. Government of Indonesia has a strong reform agenda and since January 2015, several policies have been implemented. First, the One Stop Service Center (Pelayanan Terpadu Satu Pintu or PTSP) at BKPM aimed at providing a faster, simpler, and more transparent investment licensing service. Second, an end-to-end service for investors, starting from earlier until commercial stage, including facilitation during the process of investment realization. And finally, improvements of investment climate, among others by providing more attractive incentives and facilities for investors.
    [Show full text]
  • Lampiran Nomor : B/639/.E3/RA.00/2020 Tanggal : 28 Juli 2020
    Lampiran Nomor : B/639/.E3/RA.00/2020 Tanggal : 28 Juli 2020 Daftar Peneliti yang Belum Melakukan Revisi Proposal & RAB No Nama Judul Penelitian Institusi Skema Peneliti 1 Dian Nurmansyah Potensi Salmonella Typhi Isolat Lokal Kota Akademi Analis Penelitian Banjarbaru Sebagai Kandidat Vaksin Demam Kesehatan Borneo Dosen Pemula Tifoid Lestari Banjarbaru 2 Aina Fatkhil Haque Formulasi Handsanitizer Gel Minyak Atsiri Jeruk Akademi Farmasi Penelitian Kalamansi (Citrofortunella Microcarpa) Sebagai Yayasan Al-Fatah Dosen Pemula Antiseptik Pencuci Tangan Tanpa Air : Kajian Antioksidan, Aktivitas Antibakteri Terhadap Bakteri Staphylococcus Aureus Dan Escherchia Coli Serta Uji Iritasi Dan E.Coli, Serta Uji Iritasi. 3 Densi Selpia Sopianti Uji Potensi Anti Kanker Dengan Metode Brine Akademi Farmasi Penelitian Shrimp Lethality Test (Bslt) Dari Ekstrak Etanol Yayasan Al-Fatah Dosen Pemula Dan Fraksi-Fraksi Biji Kebiul (Caesalpinia Bonduc (L). Roxb) Dan Uji Toksisitas Dari Emulsi Fraksi Aktif Biji Kebiul (Caesalpinia Bonduc (L). Roxb ) Terhadap Mencit Jantan (Mus Musculus) 4 Murti Wuryani Faktor_Faktor Yang Mempengaruhi Pemanfaatan Akademi Penelitian Persalinan Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Di Kebidanan Dosen Pemula Uptd Puskesmas Anggaberi Kabupaten Konawe Konawe 5 Puspita Adriani Pengaruh Sari Kurma (Phoenix Dactylifera) Akademi Penelitian Terhadap Peningkatan Hemoglobin Kebidanan Dosen Pemula Konawe 6 Syarifuddin Pengaruh Pemberian Ekstrak Rumput Laut Akademi Penelitian (Eucheuma Sp) Terhadap Peningkatan Kadar Kebidanan Dosen Pemula Hemoglobin
    [Show full text]