Fathi Islam – Edisi 002/2014
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
TAUSIAH Bersetialah pada Tuhan! Oleh: Hazrat Mirza Ghulam Ahmad ungguh Allah Maha Perkasa dan Maha Kuat. Siapa- pun yang berserah diri kepada-Nya dengan sepe- S nuh cinta dan kesetiaan, sekali-kali dia tak akan disia-siakan. Mereka yang memiliki rencana jahat dan tujuan nista, tiada akan mampu membinasakannya. Tuhan berkata kepada mereka, ”Wahai orang-orang yang dungu! Adakah engkau hendak memusuhi Aku? Dapatkah engkau menistakan hamba yang kucintai?” Karena itu, pada hakikatnya tiada akan terjadi sesuatu di dunia ini kecuali bila telah ditakdirkan oleh Penguasa Langit terlebih dahulu. Dan tiada tangan duniawi dapat menjangkau sejauh batas yang telah ditakdirkan oleh langit. Tuhan adalah cahaya langit dan bumi. Cahaya yang tampak di tempat-tempat tinggi dan di tempat-tempat rendah, di alam ruh atau pun di alam jasad, bersifat lahir atau pun batin, adalah merupakan limpahan karuniaNya. Hal ini meng- isyaratkan kepada kenyataan bahwa karunia Allah, Rabb sarwa sekalian alam itu, meliputi segala sesuatu. Segala sesuatu di alam ini tiada yang terlewati dari rahmat-Nya. Keberadaan- nya yang hakiki adalah pelindung segala sesuatu dari tempat kegelapan yang tak berwujud, lalu menganugerahi segala sesuatu itu jubah wujud-Nya. Tiada wujud lain selain Dia. Dia ada dengan sendirinya dan abadi. Segala sesuatu pasti menerima anugerah-Nya. Tanah dan langit, manusia dan hewan, batu-batuan dan pohon- pohonan, ruh dan jasmani, semuanya terwujud berkat karunia-Nya. Sungguhlah bodoh orang-orang yang merencanakan kezaliman. Ketika mereka membuat rencana makruh dan memalukan itu, mereka tiada ingat akan wujud Yang Maha Agung dan Maha Kuasa, yang tanpa kehendak-Nya, tiada sehelai FATHI ISLAM - Edisi 002 | Januari - Februari 2014 | hlm. 1 daun pun dapat jatuh ke bumi. Mereka tak akan berhasil dan malah akan me- nanggung malu oleh karena kegagalan mereka itu. Tak secuil kemudaratan pun akan menyentuh orang-orang tulus. Bahkan, tanda-tanda Tuhan akan senantiasa tampak dan wawasan ilmu khalayak makhluk Allah kian berkembang. Tuhan Yang Maha Perkasa dan Maha Kuat itu menam- pakkan wujudNya melalui tanda-tandaNya yang ajaib, meski tak terlihat oleh mata zahirmu. Aku berkata dengan sungguh-sungguh bahwa di dalam diri setiap jiwa terdapat hasrat mencari kebenaran dan setiap hari digandrungi kehausan untuk mencari jalan kebenaran itu. Akan tetapi, bagaimana caranya merambah jalan ini dan dengan alat apa tirai ini dapat tersingkap? Aku menyakinkanmu akan sebuah kebenaran, bahwa Islam-lah yang memberi kabar suka mengenai cara mengenali jalan itu. Seperti halnya mustahil kita dapat melihat tanpa bantuan mata, atau mustahil kita dapat berbicaraa tanpa bantuan lidah, demikian pula halnya mustahil kita dapat menyaksikan wajah Sang Kekasih tanpa bantuan Al-Qur’an. Aku pernah menjadi seorang belia, dan kini aku telah menjadi orang yang tua. Namun, aku tak pernah berjumpa dengan seorang yang mencicipi makrifat yang jernih kemilau tanpa adanya pancaran mata air Al-Qur’an ini. Tauhid adalah cahaya yang terbit di dalam hati, sesudah manusia meniadakan segala macam sesembahan, baik yang lahiriah maupun batiniah. Cahaya itu tak dapat diraih dengan mengandalkan kekuatan sendiri, tetapi harus melalui perantaraan pertolongan Tuhan dan RasulNya. Kewajiban manusia hanyalah membunuh ego dan melepaskan sifat angkuh syaitaniyah di dalam dirinya. Manusia hendaklah jangan menyombongkan diri karena telah dibesarkan di dalam buaian ilmu pengetahuan. Tetapi hendaklah ia menyibukkan diri dalam doa, karena sesudah itu barulah cahaya Tauhid akan turun di atasnya dari Tuhan, kemudian suatu kehidupan baru akan dilimpahkan kepadanya. Tuhan amatlah setia. Karena itu, kepada mereka yang tetap setia kepadaNya, Dia menampakkan karya-karyaNya yang ajaib. Dunia setiap saat bisa saja menelan habis mereka dan setiap lawan akan merasa gemas terhadap mereka. Namun, Tuhan yang menjadi sahabat setia mereka akan menyelamatkan mereka dari setiap marabahaya yang melanda, dan mengeluarkan mereka, dan mengeluarkan mereka dari setiap ajang pertarungan sebagai pemenang. Betapa mujurlah orang yang berpegang teguh pada Tuhan! [Ruhani Khazain, Jilid II, hal. 19] FATHI ISLAM - Edisi 002 | Januari - Februari 2014 | hlm. 2 ARTIKEL Artikel berikut ini disampaikan sebagai pengantar dalam Silatu- rahmi Perwakilan Uni Eropa Peserta Indonesia Interfaith Scholar- ship (IIS) yang diprakarsai atas Kerjasama PKUB Kemenag RI, KBRI Belgia, Keharyapatihan Luxembourg dan Uni Eropa pada 26 Agustus 2013 di Sekretariat PB GAI, Yogyakarta. GERAKAN AHMADIYAH INDONESIA DAN TANTANGANNYA Oleh: Mulyono | Sekretaris PB GAI GERAKAN AHMADIYAH INDONESIA, atau yang populer dengan sebutan Ahma- diyah Lahore, adalah organisasi mandiri, dan bukan bagian dari organisasi apa pun dan di mana pun. Organisasi ini sepenuh- nya bergerak dalam usaha penyiaran Islam di Indonesia, antara lain melalui penerbitan buku-buku keislaman dan penyelenggara- an pendidikan formal. Sebagai organisasi yang sah secara hukum dan eksistensinya diakui oleh negara, maka sejumlah buku keislaman yang penting-penting, yang diterbitkan oleh GAI, men- dapat izin resmi dari pemerintah, dan disebarluaskan secara terbuka kepada siapa pun. Demikian juga semua lembaga pendidikan yang diselenggarakan oleh GAI, yang secara teknis dikelola oleh Yayasan Perguruan Islam Republik Indonesia (PIRI), juga mendapat legalitas dari negara, yang siswa atau mahasiswanya berasal dari berbagai kelompok masyarakat, baik Muslim maupun non-Muslim. Melalui dua macam usaha inilah, ide- ide keagamaan GAI tersebar luas, sejak organisasi ini didirikan pada tahun 1928. Oleh karena itu tidak heran jika banyak tokoh pergerakan nasional Indonesia dan tokoh-tokoh kemerdekaan yang mengambil manfaat dari ide-ide keagamaan GAI, seperti misalnya Haji Agoes Salim, HOS Tjokroaminoto, dan Ruslan Abdul Ghani. Bahkan Bung Karno, proklamator dan presiden pertama Republik Indonesia, secara terbuka menya- takan besarnya manfaat buku-buku yang diterbitkan oleh GAI. Oleh karena itu jika sampai saat ini masih ada orang, atau kelompok orang, yang tidak memahami ide-ide keagamaan GAI, hampir pasti karena kemiskinan literatur atau kesalahpahaman belaka. FATHI ISLAM - Edisi 002 | Januari - Februari 2014 | hlm. 3 Kesalahpahaman terhadap GAI yang ketahui juga, bahwa keduanya tidak ada masih terdapat pada sebagian kecil orang, hubungan organisatoris maupun ideologis pada umumnya bukan disebabkan karena — yang tersebut terakhir ini terutama da- paham keagamaan yang dianut dan di- lam sejumlah paham maupun praktik ke- sebarluaskan oleh GAI, melainkan karena agamaan. Tentang adanya perbedaan label Ahmadiyah yang melekat pada nama organisatoris dan ideologis itu bukan saja organisasi ini. Mereka mengira bahwa GAI telah dijelaskan oleh GAI sejak berdirinya, tidak berbeda dengan organisasi lain yang melainkan juga, bahkan berulang-ulang, kebetulan memiliki nama yang hampir telah dijelaskan dan disosialisasikan oleh sama dengan GAI. Meskipun demikian, pihak pemerintah. Tidak kurang dari kesalahpahaman itu hingga hari ini belum Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, di pernah berkembang menjadi konflik, apa- hadapan guru-guru teladan tingkat lagi sampai mewujud tindakan kekerasan nasional di Istana Negara Jakarta (2005) kepada warga GAI di mana pun, di Indo- telah memberikan penjelasan adanya nesia ini. Mudah-mudahan demikianlah perbedaan dua Ahmadiyah itu. Demikian adanya pula di masa yang akan datang. juga Menteri Agama Maftuh Basuni (2006) Berbagai peristiwa konflik yang me- maupun Surya Dharma Ali. Sehingga nyangkut Ahmadiyah, di mana pun di karena boleh jadi betapa pentingnya pen- Indonesia, tidak ada sangkut-pautnya jelasan tentang perbedaan antara dua dengan Gerakan Ahmadiyah Indonesia Ahmadiyah itu untuk dijelaskan kepada (GAI). Karena itu, baik secara kelemba- masyarakat Indonesia, pemerintah bahkan gaan maupun pribadi-pribadi warganya telah mengeluarkan Surat Keputusan tidak pernah menjadi sasaran tindak Bersama Tiga Menteri tentang Ahmadiyah kekerasan dari pihak mana pun. Betapa (2008). pun demikian, peristiwa konflik tersebut Berbagai upaya dari pihak pemerintah menimbulkan keprihatinan yang menda- itu, selain untuk melindungi kelompok lam bagi seluruh warga GAI. Oleh karena masyarakat yang oleh kelompok masyara- itu GAI selalu mendukung setiap upaya kat lainnya dianggap sebagai penyebab untuk mencari penyelesaian yang adil dari konflik, juga untuk mencegah agar konflik pihak mana pun. Dalam hal ini GAI telah serupa tidak terulang kembali. Menurut berulang kali ikut dilibatkan oleh pihak hemat kami, pemerintah telah melakukan pemerintah dalam upaya mencari penye- upaya yang terbaik, khususnya yang terkait lesaian terbaik, berkenaan dengan kasus dengan kasus Ahmadiyah. Di satu sisi Ahmadiyah. pemerintah tetap menghormati perbedaan Adanya dua organisasi yang sama- paham keagamaan yang ada, sedangkan sama menggunakan nama Ahmadiyah di di sisi lain juga memberikan perlindungan Indonesia, adalah fakta hukum yang tidak agar kelompok tersebut tidak menjadi bisa dipungkiri. Namun yang perlu di- sasaran tindak kekerasan dari kelompok FATHI ISLAM - Edisi 002 | Januari - Februari 2014 | hlm. 4 masyarakat lainnya. Oleh karena itu upaya dampingan secara damai di dalam wadah pemerintah tersebut harus didukung oleh Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). semua pihak. Perbedaan bahasa dipersatukan dalam GAI adalah gerakan penyiaran Islam, bahasa Indonesia, perbedaan sosial dan yang usaha penyiaran itu dilakukan dengan lain-lain dipersatukan dalam Pancasila se- cara-cara yang damai. Kata Ahmadiyah bagai falsafah hidup bersama, dan perbe-