Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Selama Hampir 700

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Selama Hampir 700 Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Selama hampir 700 tahun, dari 1192 sampai 1867, Jepang dikuasai oleh pemerintahan samurai. Pada mulanya samurai adalah ksatria yang mengendarai kuda yang kemudian terorganisir menjadi suatu perkumpulan, khususnya di daerah Kanto. Secara harfiah samurai berarti “orang yang melayani,” yang memiliki arti seorang ksatria yang menjadi kaki tangan tuannya dan harus menjunjung tinggi kehormatan tuan beserta keluarganya sampai batas dimana seoarang samurai harus melakukan seppuku untuk menghindari penangkapan pada suatu peperangan. Di China, kanji samurai mempunyai arti menunggui atau menemani seseorang dari tingkatan sosial yang lebih tinggi, kemudian baik di China maupun Jepang artinya menjadi orang yang melayani dan berada dekat dengan kaum bangsawan. Banyak kesenian Jepang yang bertahan hingga sekarang lahir karena samurai, seperti kendo, panahan, dan juga upacara minum teh. Para samurai mengikuti serangkaian peraturan tidak tertulis yaitu kode etik samurai atau Bushido. Kode etik samurai yang tidak tertulis, yang disebut juga dengan Bushido, menyatakan bahwa prajurit sejati harus memegang teguh kesetiaan, keberanian, ketulusan, simpati, dan kehormatan di atas segalanya. Sebuah apresiasi dan menghargai kehidupan juga tidak kalah penting untuk menyeimbangkan perilaku seorang samurai. Seorang samurai bisa menjadi mematikan dalam sebuah pertempuran tapi bisa menjadi orang lembut dan ramah kepada anak-anak dan kaum yang lemah. 1 Selain berakar pada filosofi Zen, kode etik samurai juga dipengaruhi oleh Konfusianisme dan Shinto. Dengan latar belakang tersebut bisa dimengerti bahwa kode etik samurai tidak hanya berlaku sebagai jalan hidup, tapi menjadi suatu budaya yang baik selama berabad-abad bagi seorang samurai. 1.2 Sekilas Tentang Bushido Bushido sebenarnya berasal dari kata Bushi yang berarti “Pejuang” dan “Do” yang berarti “jalan”, dan bila digabungkan berarti jalan hidup seorang pejuang. Selama berabad – abad kode etik ini tidak pernah ada yang tertulis, kode etik samurai ini diturunkan secara lisan dari para samurai ternama. Hingga tahun 1685 Yamagei Yoko membagi kode etik ini menjadi tujuh kebenaran yang berakar dari paham konfusianime dan ajaran Zen. Ketujuh kode etik itu adalah, Gi yang berarti keadilan. Adalah suatu kemampuan untuk memutuskan di dalam suatu situasi dengan alasan yang tepat dan tanpa keraguan, bagi samurai, mereka tahu kapan yang tepat untuk mempertaruhkan nyawa, dan untuk menyerang bila saatnya memang untuk menyerang. Prinsip ini juga digunakan setiap kali membuat keputusan, keputusan yang tepat adalah yang berasal dari hati bukan pikiran. Kemudian Yuu yang berarti keberanian. Keberanian adalah berani melakukan hal yang benar, keberanian baru dianggap benar bila seorang samurai melakukan hal yang benar. Ini sangat penting karena bila seorang samurai mati karena hal yang tidak benar, maka kematian itu hanyal menjadi hal yang sia- sia. Yang berikunya adalah Jin, kebaikan dan kemurahan hati dan kasih sayang. Seorang samurai sejati adalah samurai yang menunjukkan rasa kasih sayangnya terhadap sesama. 2 Kemudian yang keempat adalah Rei yang berarti rasa hormat. Samurai menghormati tradisi dan pada hal- hal yang berlaku dimasyarakat. Dan karena itu samurai juga patut dihormati oleh masyarakat, samurai bisa menghukum orang yang tidak menunjukkan rasa hormat kepadanya. Yang berikutnya adalah Makoto yang berarti kejujuran dan ketulusan. Samurai yang paling buruk adalah yang tidak jujur. Samurai terikat pada kata – katanya, dan bila seorang samurai tidak dapat memegang kata- katanya ia akan dilucuti dari statusnya. Ketulusan adalah awal dan akhir dari semua hal. Seorang samurai harus selalui mempunyai kehormatan dalam pikiran, kata- kata dan perbuatannya. Yang keenam adalah Meiyo yang berarti kehormatan. Samurai lebih memilih mati daripada hidup dalam rasa malu, dan bila kehormatan seorang samurai sudah hilang, jalan satu – satunya untuk mendapat kehormatan itu adalah dengan melakukan seppuku. Dan yang terakhir adalah Chuugi yang berarti kesetiaan dan pengabdian. Samurai menunjukkan kesetiaan penuh pada tuannya. Kehidupan seorang samurai adalah dengan mengabdi pada tuannya. 1.3 Sekilas Tentang Perkembangan Samurai Di Jepang Pada akhir abad ke-12, samurai menjadi sinonim dengan kata Bushi dan juga dikaitkan dengan golongan militer tingkat tengah dan golongan militer tingkat atas. Asal-usul mereka berasal dari Shoen atau tanah pribadi milik kaum bangsawan dan kuil buddha yang besar di ibukota Jepang pada era berkembangnya kebudayaan klasik Jepang yaitu era Heian (794-1185) Kyoto. Pada era tersebut kaum bangsawan menikmati masa kemakmurannya selama 150 tahun dibawah pemerintahan kaisar yang dipercaya sebagai keturunan dari dewa matahari shinto yaitu Amaterasu o Mikami. 3 Tetapi, pemerintahan daerah yang dibentuk oleh pemerintah pusat justru menekan para penduduk yang mayoritas adalah petani. Pajak yang sangat berat menimbulkan pemberontakan di daerah-daerah, dan mengharuskan petani kecil untuk bergabung dengan tuan tanah yang memiliki pengaruh agar mendapatkan pemasukan yang lebih besar. Dikarenakan keadaan negara yang tidak aman, penjarahan terhadap tuan tanah pun terjadi baik di daerah dan di ibu kota yang memaksa para pemilik shoen (tanah milik pribadi) mempersenjatai keluarga dan para petaninya. Kondisi ini yang kemudian melahirkan kelas militer yang dikenal dengan samurai. Di padang yang luas dan terbuka di Kyoto menjadi tempat yang cocok untuk dijadikan peternakan, yang dipimpin oleh kepala suku setempat yang kuat, yang kemudian terus berkembang yang kemudian melahirkan dua garis keluarga bangsawan yaitu Taira (dikenal juga sebagai Heike) dan Minamoto (dikenal juga sebagai Genji). Kelompok toryo (panglima perang) dibawah pimpinan keluarga Taira dan Minamoto muncul sebagai pemenang di Jepang bagian Barat dan Timur, tetapi mereka saling memperebutkan kekuasaan. Pemerintah pusat, dalam hal ini keluarga Fujiwara, tidak mampu mengatasi polarisasi ini, yang mengakibatkan berakhirnya kekuasaan kaum bangsawan. Kaisar Gonjo yang dikenal anti-Fujiwara, mengadakan perebutan kekuasaan dan memusatkan kekuasaan politiknya dari dalam o-tera yang dikenal dengan insei seiji. Kaisar Shirakawa,menggantikan kaisar Gonjo akhirnya menjadikan o-tera sebagai markas politiknya. Secara lihai, ia memanfaatkan o-tera sebagai fungsi keagamaan dan fungsi politik. Tentara pengawal o-tera, souhei pun ia bentuk, termasuk memberi sumbangan tanah (shoen) pada o-tera. Lengkaplah sudah o-tera memenuhi syarat sebagai “negara” di dalam negara. Akibatnya, kelompok kaisar yang anti pemerintahan o-tera mengadakan perlawanan dengan memanfaatkan kelompok Taira dan Minamoto 4 yang sedang bertikai. Keterlibatan Taira dan Minamoto dalam pertikaian ini berlatar belakang pada kericuhan yang terjadi di istana menyangkut perebutan tahta, antara Fujiwara dan kaisar yang pro maupun kotra terhadap o-tera. Perang antara Minamoto, yang memihak o-tera melawan Taira, yang memihak istana, muncul dalam dua pertempuran besar yakni Perang Hogen (1156) dan Perang Heiji (1159). Peperangan akhirnya dimenangkan oleh Taira yang menandai perubahan besar dalam struktur kekuasaan politik. Untuk pertama kalinya, kaum samurai muncul sebagai kekuatan politik di istana. Taira pun mengangkat dirinya sebagai kuge atau bangsawan kerajaan, sekaligus memperkokoh posisi samurai-nya. Sebagian besar keluarganya diberi jabatan penting dan dinobatkan sebagai bangsawan. Pada abad ke-12 Taira mendominasi istana , dan pada saat yang bersamaan Minamoto menjadi klan samurai yang kuat di daerah Kamakura di Kanto. Pada tahun 1185 Minamoto mengalahkan Taira pada pertempuran Dannoura di selat Shimonoseki yaitu diantara pulau Honshu dan Kyushu. Kepala keluarga Minamoto no Yoritomo tidak menghilangkan kekaisaran, tapi ia membenarkan dominasi militernya dengan menyuruh kaisar untuk memberinya gelar komandan militer tertinggi atau Shogun, yang pada akhirnya mengantarkan keluarga Minamoto mendirikan pemerintahan militer pertama di Kamakura (Kamakura Bakufu; 1192 – 1333). Kamakura Bakufu berakhir pada tahun 1333 saat kaisar Go-Daigo mencoba mengembalikan kekuasan kerajaan di Kyoto. Kaisar di Bantu oleh Ashikaga Takaujii yaitu seorang jandral dari Kamakura yang tiba-tiba berganti pihak. Tapi pada tahun 1335 Takauji memipin pamberontakan terhadap kaisar Go-Daigo dan menduduki Kyoto pada tahun 1336. Kaisar kemudian meninggalkan ibukota dan membangun kekaisaran di Yoshino yang terletak di selatan Kyoto. Takauji kemudian menaruh kaisar bonekanya 5 pada tahta yang kosong di Kyoto. Keluarga kerajaan manjadi terpecah yakni Istana Utara di Kyoto dan Istana Selatan selama setengah abad. Di tahun 1338 Ashikaga Takauji menyuruh kaisar di utara untuk memberinya gelar Shogun. Dan pada tahun 1392 kaisar dari istana selatan diminta unuk kembali ke Kyoto tapi ia menolak sehingga garis keturunan istana selatan hilang. Pada zaman Muromachi (1338-1573) banyak dari kaum samurai memegang kekuasaan di daerah. Kemudian mereka diebut Daimyo. Pada masa ini, Ashikaga tidak dapat mengontrol para daimyo daerah. Mereka saling memperkuat posisi dan kekuasaannya di wilayah masing-masing. Di tahun 1467 terjadi perselisihan tentang pengganti Shogun Ashikaga. Kemudian dalam 10 tahun Kyoto hancur dalam peperangan yang disebut perang Onin. Kondisi ini melahirkan krisis panjang dalam bentuk perang antar tuan tanah daerah atau Sengoku Jidai. 1.4 Drama Taiga Tenchijin Stasiun TV Jepang NHK setiap tahunnya menayangkan seri drama berlatar belakang sejarah Jepang yang biasa disebut Taiga Drama. Taiga drama bukan
Recommended publications
  • Nikkei Foundation, Organized the Since the Hawaiian the Story of Japanese Americans
    2 FEB. 20-MAR. 5, 2009 COMMENTARY /LETTERS PACIFIC E! CmZEN !fila' PAC I FI C ~.CITIZEN L~tters to the Editor· 250 E. First Street, Ste. 301, Los Angeles, CA. 90012 Guantanamo in the mail today. Thank you very much. r Tel: 213/620-1767, eqjoyed reading aU the articles. I am a senior 800/966-6157 An almost unnoticed article appeared in a citizen and I worked in Japantown before Fax: 213/620-1768 recent edition of Newsweek addressing the E-mail: [email protected] issue of where to put the Guantanamo World War II. www.pacificcitizen.org detainees once the detention center is closed. It haS been suggested that these Gitmo prison­ YUKI KUMAKI Executive Editor: South Holland, JII. Caroline Y. Aoyagi-Stom ers l?e placed in existing federal facilities such Assistant Editor: as Fort Leavenworth. Howling protests arose Lynda Lin Pos,ter Boy for from not only the governor of Kansas but Re: Oshogatsu Office Manager: Member$hip Recruitment from other gO,vernors fearful of having their I enjoyed the column by Margie Yamamoto Brian Tanaka in the special New Year's issue so much I I enjoyed reading the interview ofu' Brian states involved in the move. Circulation: wanted to share my experience with Japanese Eva Lau-Ting Moriguchi in the Feb. 6-20 edition of the The major argument? It would pose a dan­ Pacific Citizen. The courage Brian dis­ ger to their community. This argument sounds New Year with yOlL . ~erican Publisher: Japanese Citizens played in challenging his racist superior offi­ similar to those arguments presented during I am the Italian American spouse of a League (founded 1929) 1765 Sutter Street, cers and paying the price for it these many the intemment of Japanese AmericaiIs during Japanese gentleman who came to the States San Francisco, CA 94115, tel: 4151921- in 1969 to attend university and has been here years was inspiring: wwn.
    [Show full text]
  • Oda Nobunaga in Japanese Videogames the Case of Nobunaga’S Ambition: Sphere of Influence (Koei, 2013)
    Trabajo Fin de Máster Oda Nobunaga en los videojuegos japoneses El caso de Nobunaga’s Ambition: Sphere of Influence (Koei, 2013) Oda Nobunaga in Japanese videogames The case of Nobunaga’s Ambition: Sphere of Influence (Koei, 2013) Autora Claudia Bonillo Fernández Directoras Elena Barlés Báguena Amparo Martínez Herranz Facultad de Filosofía y Letras/ Departamento de Historia del Arte Curso 2017-2018 2 ÍNDICE I. PRESENTACIÓN DEL TRABAJO .......................................................................................................................... 3 1. Delimitación del tema y causas de su elección ..................................................................................................... 3 2. Estado de la cuestión ............................................................................................................................................. 5 3. Objetivos del trabajo ............................................................................................................................................. 9 4. Metodología .......................................................................................................................................................... 9 4.1. Búsqueda, recopilación, lectura y análisis de material bibliográfico ........................................................... 10 4.2. Búsqueda, recopilación, lectura y análisis de material documental ............................................................. 11 4.3. Trabajo de campo ........................................................................................................................................
    [Show full text]
  • On the Trail of the Last Samurai (III): Himeji and Kagoshima
    On the trail of The Last Samurai (III): Himeji and Kagoshima Philip Seaton Abstract: This research note is part three of a three-part series documenting fieldwork at sites related to the 2003 film The Last Samurai. It contrasts the two major sites in Japan that experienced increased tourism levels as a result of the film: the shooting locations in Himeji and heritage sites in Kagoshima related to the ‘real last samurai’, Saigō Takamori. Despite the film being only very loosely based on Saigō’s life, the tourism impacts were greatest in Kagoshima, in other words the place where contents tourism relating to the actual history of ‘the last samurai’ (Saigō) occurred, and not in Himeji, where film tourism relating to The Last Samurai (the film) occurred. Comparison with the levels of tourism at shooting locations in New Zealand (in part I and part II of the article series) demonstrates a similar pattern: the tourism impacts were greatest in the country depicted in the film rather than the country where the film was made. アブストラクト:本研究ノートは、2003年公開の映画『ラストサムライ』に関連する場 所でのフィールドワーク記録を、3編の連続する研究ノートとしてまとめたうちの「その 3」である。本稿では、同映画の結果、ツーリズムが活発化した2つの主な場所を取り上 げる。すなわち、姫路市における同映画のロケ地、ならびに実在した「ラストサムライ」 である西郷隆盛に関連する鹿児島市内の歴史文化遺産である。映画『ラストサムライ』 の物語は、西郷の生涯を非常に大雑把にベースとしているに過ぎないが、同映画が鹿児 島のツーリズムに与えた影響は非常に大きい。言い換えれば、同映画は、映画に関連す る実在した「ラストサムライ」の歴史に関連付けられたコンテンツツーリズム目的地と しての鹿児島のツーリズムに大きな影響を与え、同映画のロケ地を訪ねるフィルムツーリ ズム目的地としての姫路のツーリズムにはそれほど大きな影響を与えなかった。これは、 筆者が「その1」「その2」で示した、ニュージーランドの『ラストサムライ』ロケ地に おけるツーリズムへの影響と同じパタンを示す結果であった。つまり、ツーリズムへの 影響は、映画が撮影・製作された国(場所)より、むしろ、映画において描かれた国(描 かれた内容そのものに関連する場所)の方で大きい、ということが明らかとなった。 Keywords: film location tourism, contents tourism, heritage tourism, Saigō Takamori, The Last Samurai International Journal of Contents Tourism, Philip Seaton, Vol. 4 (2019), pp. 32-44. On the trail of The Last Samurai (III) Introduction This research note1 explores the connections between media-induced tourism and heritage tourism with reference to sites related to the famous Japanese military leader Saigō Takamori.
    [Show full text]
  • Mahalo Hawai'i!
    MAHALO HAWAI‘I! For voting Non-Stop Travel Hawai‘i’s best travel agency five years in a row! WWW.NONSTOP.TRAVEL | (808) 593-0700 | AUGUST 2018 Locally Owned & Operated Since 1985 — Mahalo! PERRY & THE POSSE’S PERRY & THE POSSE’S 2019 AUSTRALIA & NEW ZEALAND CRUISE 2019 ALASKA GLACIER BAY CRUISE 17 Nights / 19 Days Complete Vacation Package! 10 Night / 11 Day Complete Vacation Package! Abord the Norwegian Jewel — Multi-Million Dollar Renovation! Aboard the Norwegian Bliss — New Ship!! 3 Nights Pre-Cruise Hotel & Sightseeing Plus 14 Nights Cruise 7 Nights Deluxe Cruise Plus 3 Night Stay at Tulalip Resort Casino Plus Plus Enjoy the Broadcast of the “Perry & The Posse Morning Show”! Enjoy the Live Broadcast of the “Perry & The Posse Morning Show”! CRUISE HIGHLIGHTS: Cruise Milford Sound, Doubtful Sound, VISIT: Juneau (AK), Skagway (AK), Glacier Bay, Ketchikan (AK) & Victoria B.C. (CA) Dusky Sound, Dunedin (Port Chalmers, NZ), Akaroa (NZ), Picton (NZ), CHOOSE FROM 6 GROUPS: Wellington (NZ), Napier (NZ), Tauranga (NZ) & Auckland (NZ) Tour #1: July 04 – July 14 • Cliff Nakamura — Sold Out! Mahalo!! CHOOSE FROM 4 GROUPS: Tour #2: July 04 – July 14 • Bryan Wauke — Sold Out! Mahalo!! Tour #1: Jan 26 – Feb 13 • Cora Kinney — Sold Out! Mahalo!! Tour #3: July 04 – July 14 • Clayton & Nadine Izu — Sold Out! Mahalo!! Tour #2: Jan 26 – Feb 13 • Mary Yoshino — Sold Out! Mahalo!! Tour #4: July 05 – July 15 • Jay & Peggy Kemmler — Sold Out! Mahalo!! Tour #3: Jan 26 – Feb 13 • Mildred Kimura — Sold Out! Mahalo!! Tour #5: July 05 – July 15 • Cora Kinney —
    [Show full text]
  • Lc Cl Lzcll [)Eceer12,19BO
    •• •• aCl 'lC Cl lZCll [)ece~er12,19BO natio~1 publi~on of the Japanese American Citizens League ISSN: 003O-SS79/Who!e No. 2,llS ! Vol. 91 No. 19 25¢U.s. Postpaid/!5¢peroopy- 5 3 5 Busing rider delays commission funding WASHINGTON-In th~ final hours of the. Jame.duck session, for racial balance was appended, apparently to ensure a coDstl­ Co~ has :;;ent ~~ent Carter a JUStlce Department aIr tutional test prop~tl~ns bill w~ch mclud~ $~.S million for ~the JACL which hailed the Brown vs. Board of Education deseg­ Comnnss~nofWartimeRel~tlonandlntemmentofCivilians. regation case of 1954 was not visibly concerned about the po- Last Friday (Dec. S?, President Carter stated he would ~~to ten~ veto of the latest appropriation bill as some welcomed the the measure that demes aJ?y funds ~ efforts by the J~ce additional time likely to develop by the delay to prepare for the De~ent ~ ~nforce busmg to achieve ~hool desegregation. commission hearings in view of the oversight the last time in Theridertolimitcourt-orderedschoolbusmgwaspassedby~e missing proper attribution to Michl Weglyn's description of House ~ov. 21 by a 2~S9 vote and by the Senate Dec. 3 by VOiCe camp life in her ''Years of Infamy" (see President's Corner this yote Wl~ a roll ~ . , _. , issue, page 4). The President believed a greater constitutional issue was in- R N 'Min-" •. • volved: can the Congress decide which cases the Justice Dept - el? orman. eta s legislative assIStant John Connerley may bring? Congress, which has hold of the purse strings, in a explained the ~~ure of ~e 96th G;>~ .to autho~ monies Asian Family Affair Photo way can decide-thus the rider to end mandatory school busing for ~~ .coI1lII11.SS1On h~s at this ~ ~ ~t a 'tempo~ Elizabeth Dunbar is the new director of the Washington State .
    [Show full text]
  • Japan and Its East Asian Neighbors: Japan’S Perception of China and Korea and the Making of Foreign Policy from the Seventeenth to the Nineteenth Century
    JAPAN AND ITS EAST ASIAN NEIGHBORS: JAPAN’S PERCEPTION OF CHINA AND KOREA AND THE MAKING OF FOREIGN POLICY FROM THE SEVENTEENTH TO THE NINETEENTH CENTURY DISSERTATION Presented in Partial Fulfillment of the Requirements for the Degree Doctor of Philosophy in the Graduate School of The Ohio State University By Norihito Mizuno, M.A. ***** The Ohio State University 2004 Dissertation Committee: Approved by Professor James R. Bartholomew, Adviser Professor Philip C. Brown Adviser Professor Peter L. Hahn Graduate Program in History Copyright by Norihito Mizuno 2004 ABSTRACT This dissertation is a study of Japanese perceptions of its East Asian neighbors – China and Korea – and the making of foreign policy from the early seventeenth century to the late nineteenth century. Previous studies have overwhelmingly argued that after the Meiji Restoration of 1868, Japan started to modernize itself by learning from the West and changed its attitudes toward those neighboring countries. It supposedly abandoned its traditional friendship and reverence toward its neighbors and adopted aggressive and contemptuous attitudes. I have no intention of arguing here that the perspective of change and discontinuity in Japan’s attitudes toward its neighbors has no validity at all; Japan did adopt Western-style diplomacy toward its neighbors, paralleling the abandonment of traditional culture which had owed much to other East Asian civilizations since antiquity. In this dissertation, through examination primarily of official and private documents, I maintain that change and discontinuity cannot fully explain the Japanese policy toward its East Asian neighbors from the early seventeenth to the late nineteenth century. The Japanese perceptions and attitudes toward China and ii Korea had some aspects of continuity.
    [Show full text]
  • Road to Honganji General Unit (Front) General Unit (Back) Main Rules
    1-2-1 Generals Road to Honganji General unit (front) General unit (back) Main Rules Game Design: Jun Tajima Produced and Published by Simulation Journal (http://www.gamejournal.net) Units with a military value printed on them are Translation by: Matt Boehland generals. Emails welcome: [email protected] Generals represent the important people of the time, Japanese wargame database: their soldiers, and each player's castles. Generals have http://www.wolfgames.com/jpnwar/jpnwar.htm their 'general's name' and 'military value' printed on them. Chapter 1: Game components 1) General's name: Referred to in some cards and charts The following items are included with this game. In addition, 6 sided dice (the more the better) are needed. 2) Military value: All generals have this value, which represents combat expertise and battlefield command Rules (1) skill. Board (1) Units & markers (part of 1 countersheet) 3) Cunning: Some generals have this value, which Combat cards (32 cards) indicates that general having expertise in carrying out Note: Print out chart translation in 'landscape' mode plots, schemes and their domestic administration ability. 1-1 Board Printed on the board are 'areas' that units are placed on, 1-2-1-1 Leaders a 'turn track', and various charts to help players during These are the daimyos that are the main characters that the game. each player becomes: 'Hashiba Hideyoshi', 'Akechi Mitsuhide, 'Shibata Katsuie', and 'Tokugawa Ieyasu' 1-1-1 Areas (shown below in that order): The map is of central Japan in feudal times. Each area has its 'area name' and 'starting placements' printed on it.
    [Show full text]
  • Himetachi No Sengoku [Depicting the Life of Go(U) and the Other Ladies of the Warring States Period] 1
    298 EMWJ 2012, vol . 7 Exhibition Reviews Go[u]: Himetachi no Sengoku [Depicting the Life of Go(u) and the Other Ladies of the Warring States Period] 1. The Edo-Tokyo Museum, Tokyo, 2 January–20 February 2011 . Peopled with such distinctive individuals as Oda Nobunaga (織田信長, 1534–82), Toyotomi Hideyoshi (豊臣秀吉, 1536–98) and Tokugawa Ieyasu (徳川家康, 1542–1616), prominent warrior governors, or Sen Rikyu (千利休, 1521–91), a renowned tea master, Japan of the late sixteenth- and early seventeenth-centuries is one of the most popular periods in the national historical imagination and repeatedly offers fruitful subjects for Taiga drama, the annual yearlong historical NHK television series.2 This exhibition was held in conjunction with the 2011 NHK Ta i g a “Gou: Hime-tachi no Sengoku” (The Life of Ladies in the Warring States Period). Just as the TV drama series focused not only on Gou (江) but also other noblewomen from that time, the exhibition displayed items belong- ing to and representing her along with those from others in her circle. One of the main aims of the exhibition was to meet the needs of the newly created public interest in Gou, the heroine of the TV drama series, who was relatively unknown at the beginning of 2011. This exhibition review will first provide an account of Gou’s life and the general interest in this princess, then review the exhibition itself, and finally discuss the television drama series. Princess Gou (Sûgen-in [崇源院] as she is posthumously called) was born in 1573 between Azai Nagamasa (浅井長政), the Daimyô of northern Ômi province, and his wife Ichi (市), the younger sister of Oda Nobunaga, who, in his attempt to unify and pacify the realm, eventually destroyed Nagamasa in 1573.
    [Show full text]
  • The Sengoku Era, Anime, &
    THE SENGOKU ERA, ANIME, & YOU By: DJ Data Masamune SOME DISCLAIMERS Panel will be available online as well as a list of all my resources On my blog .pdf of PowerPoint Will go live after the con Contact info./handouts Link to resources, panel, etc. on handout! You don’t have to take notes! Take a business card/handout before you leave Especially if you have ANY feedback Even if you leave mid-way, feel free to get one before you go If you have any questions left, feel free to ask me after the panel or e-mail me *Himeji Castle in BG SOME MORE DISCLAIMERS Don’t be “That Guy” Have something to say? Say it! I’m totally open to comments/questions throughout the panel I just ask that you respect me as the panelist & keep things said short & concise Don’t be “That Guy”, Parte Dos Please understand I’m tots open to feedback/suggestions. If you can’t say anything to me in person you have my e-mail, Tumblr, blog, & a lot of other methods to tell me something where you can avoid a face-to-face Just make sure you mention what you liked/didn’t like & (if applicable) ways to improve You win no points for claiming “I know more than the panelist/the panelist didn’t know what she was talking about” Really? ‘Cause you didn’t say anything during the entire panel/left early -_- QUICK QUESTION By show of hands, who’s actually studied Japanese history preferably with a focus on the Sengoku era? ABOUT THE PANEL Will be giving a brief overview of the Sengoku era to give some background & focusing namely on anime recommendations Don’t have nearly enough time to give a comprehensive outline of all the daimyos, events, clans, famous figures, etc.
    [Show full text]
  • Sengoku Era Figures & Their Media Portrayals
    By dj Date Masamune • Panel will be available online as well as a list of all my resources • On my blog • Will upload .pdf of PowerPoint that will be available post-con • Contact info. • Take a business card before you leave • Especially if you have ANY feedback • Even if you leave mid-way, feel free to get one before you go • If you have any questions left, feel free to ask me after the panel or e-mail me • Background • Will be giving a brief overview of the Sengoku era, as well as historical figures • Don’t have nearly enough time to give a comprehensive outline of all the daimyos, events, clans, famous figures, etc. of the Sengoku era, so I’m going to be giving some factoids on each covered • a.k.a. the Warring States Period • 1467-1573 • Reference to Warring States Period in China • Gekokujo • Upheaval that weakened central authority & precipitated the rise of daimyos & the fall of Shoguns that really kickstarted the Sengoku era • *Anything having to do with Oda Nobunaga! • The Onin War • Conflict rooted in economic distress & instigated by a dispute over shogunal succession. Lasted 11 years & left Kyoto almost completely destroyed • Unification/Azuchi-Momoyama Period • Started by Oda Nobunaga & finished & maintained by Hideyoshi Toyotomi & then Ieyasu Tokugawa • Battle of Sekigahara • Tokugawa Ieyasu’s forces vs. Mitsunai Ishida’s forces post Hideyoshi Toyotomi’s (1598) & Maeda Toshiie (1599) death since Mitsunari accused Ieyasu of disloyalty to Toyotomi • Tokugawa Shogunate • The last Shogunate & when Japan could • Shogunate-A system in government put in place by the present feudal dictatorship at the time • *There are various important battles (Battle of Kawanakajima, the Siege of Osaka, etc.
    [Show full text]
  • Fairy Inc. Sheet Music Products List Last Updated [2013/03/018] Price (Japanese Yen) a \525 B \788 C \683
    Fairy inc. Sheet Music Products list Last updated [2013/03/018] Price (Japanese Yen) A \525 B \788 C \683 ST : Standard Version , OD : On Demand Version , OD-PS : Piano solo , OD-PV : Piano & Vocal , OD-GS : Guitar solo , OD-GV : Guitar & Vocal A Band Score Piano Guitar Title Artist Tie-up ST OD ST OD-PS OD-PV ST OD-GS OD-GV A I SHI TE RU no Sign~Watashitachi no Shochiku Distributed film "Mirai Yosouzu ~A I DREAMS COME TRUE A A A Mirai Yosouzu~ SHI TE RU no Sign~" Theme song OLIVIA a little pain - B A A A A inspi'REIRA(TRAPNEST) A Song For James ELLEGARDEN From the album "BRING YOUR BOARD!!" B a walk in the park Amuro Namie - A a Wish to the Moon Joe Hisaishi - A A~Yokatta Hana*Hana - A A Aa Superfly 13th Single A A A Aa Hatsu Koi 3B LAB.☆ - B Aa, Seishun no Hibi Yuzu - B Abakareta Sekai thee michelle gun elephant - B Abayo Courreges tact, BABY... Kishidan - B abnormalize Rin Toshite Shigure Anime"PSYCHO-PASS" Opening theme B B Acro no Oka Dir en grey - B Acropolis ELLEGARDEN From the album "ELEVEN FIRE CRACKERS" B Addicted ELLEGARDEN From the album "Pepperoni Quattro" B ASIAN KUNG-FU After Dark - B GENERATION again YUI Anime "Fullmetal Alchemist" Opening theme A B A A A A A A Again 2 Yuzu - B again×again miwa From 2nd album "guitarium" B B Ageha Cho PornoGraffitti - B Ai desita. Kan Jani Eight TBS Thursday drama 9 "Papadoru!" Theme song B B A A A Ai ga Yobu Hou e PornoGraffitti - B A A Ai Nanda V6 - A Ai no Ai no Hoshi the brilliant green - B Ai no Bakudan B'z - B Ai no Kisetsu Angela Aki NHK TV novel series "Tsubasa" Theme song A A
    [Show full text]
  • Spring 2009 Newsletter.Pdf
    Where ancient traditions thrive Hawaii Kotohira Jinsha Hawaii Dazaifu Tenmangu Volume 5, Issue 2 Spring is the most glorious time of the year when the landscape Spring Thanksgiving Festival transforms into an explosion of vibrant color. Spring symbolizes birth, renewal, of life, regeneration. main shrine, Dazaifu Tenmangu, Fu- 4月19日(日)当宮では福 The shrine celebrated the annual kuoka to join in the festivities. 岡の本宮より馬場宣彦禰宜と有吉 Spring Thanksgiving Festival on President Shinken Naitoh 重行権禰宜をお迎えしての春季感 Sunday, April 19 from 3:00 pm. greeted members and guests and ex- 謝大祭が執り行われました。 Officiating the ceremony was tend the shrine’s deepest gratitude to Rev. Masa Takizawa, assisted by Rev. the many people who came together 夜半からの雨も止み境内の Naoya Shimura of Hawaii Ishizuchi to make the festival a success. 緑も一層輝きを増した中、祭典が Jinja and Rev. Akihiro Okada of Dai- A big mahalo also goes out to 厳かに斎行されました。 jingu Temple of Hawaii and Ryuji Ho- the students of the Hanayagi Dancing 直会では花柳ダンシング・ shino. Academy and Hanayagi Mitsuemi アカデミーの日舞、坂井久美子さ A miko mai was performed by sensei for coordinating their perform- Natsumi Ikeda. ance and Honolulu Fukuoka Ken- んの詩吟、ベッシー田神さんのカ Rev. Nobuhiko Baba and Rev. jinkai and its president Dr. Bertrand ラオケやマジシャン・モトさんの Shigeyukji Ariyoshi flew in from our Kobayashi for their support. マジック・ショーで賑わった。 for your generous donations MAHALO Mahalo to Axel Obara for Thomas & Linda Agawa Roy Morioka donating his talents and time Daryl Cachola Kara Muramoto to construct cabinets for the Titus Chan Ellen Nagatori shrine meeting room and Daijingu
    [Show full text]