MIMBAR PENDIDIKAN: Jurnal untuk Kajian Pendidikan, VolumeVolume 4(2), 5(1),4(1), September Maret 20192020

KUNTO SOFIANTO & MIFTAHUL FALAH Volume Volume 44(2),(1), MaretSeptember 2019 2019 ISSN ISSN 2527-3868 2527-3868 (print), (print), 2503-457X 2503-457X (online) (online) Arti Penting Situs Astana Gede di Kabupaten Ciamis bagi MasyarakatContents Jawa Barat Contents

KataABSTRAKSI Pengantar: Tulisan. [ii] ini membahas simbol dan identitas Kabupaten Ciamis di Jawa Barat, Indonesia, Kataterutama Pengantar berkenaan. [ii] dengan situs “Astana Gede” (Makam Besar). Situs itu sangat penting untuk dipelihara agar jatidiri masyarakat Jawa Barat tidak tergerus oleh arus globalisasi yang semakin kuat. Metode penelitian RONALDyang digunakan ALLAN dalam S. penelitian MABUNGA ini adalah & MARIAmetode sejarah ELJIE yang M. terdiri MABUNGA dari empat ,tahap, yaitu: heuristik, AMINATConflictkritik, interpretasi, ManagementADEOLA dan ODEBODE historiografi.among Selected , Hasil Officials kajian menunjukkanof bahwa situs “Astana Gede”, yang pernah FactorsStatemenjadi Universities Responsiblepusat kekuasaan and for CollegesKerajaan Students’ Galuhin Unrestthe pada Philippines inmasa Nigerian Prabu. [1- Wastu Tertiary20] Kancana Institutions: (1371-1475), merupakan simbol Implicationsdan identitas bagifor Counsellingmasyarakat Ciamis. Practices Pada masa. [93-102] sekarang, hal yang sangat dikhawatirkan adalah masyarakat Kabupaten Ciamis kurang paham mengenai arti penting eksistensi situs “Astana Gede”. Ada tiga faktor yang PURWADHIharus difahami, masyarakat, yaitu faktor bangunan, ruang, dan rasa memiliki. Ketiga faktor itu harus dipelihara PURWADHI, Pembelajarandan diimplementasikan Inovatif oleh dalam generasi Pembentukan penerus agar Karakterdapat memiliki Siswa pengetahuan. [21-34] tentang situs “Astana Gede” Pengembangandan para pendahulunya. Kurikulum Hal itu dalam juga, padaPembelajaran akhirnya, agar Abad generasi XXI. muda[103-112] dapat membangun dirinya dalam berbagai aspek di masa sekarang dan di masa yang akan datang. AHMADI MADEKATA KUNCI: YUDAYANI Simbol;, SURYAWAN, Identitas; Situs I WAYANAstana Gede; SANTYASA Kerajaan Galuh; & Masyarakat Ciamis dan Jawa Barat. KesulitanI GEDE ARIS Membaca GUNADI Permulaan, pada Anak Usia Dini dalamKeefektifanABSTRACT: Perspektif Model “The Analisis Significance Problem Reading Based of Astana LearningReadiness Gede Site d.an [113-126]in MotivasiCiamis Regency Berprestasi for West Siswa People”. This article discusses the symbols and identity of in , Indonesia, especially with regard to the site dalamof “Astana Pencapaian Gede” (Large Prestasi Tomb). Belajar The site Fisika is very .important [35-54] to be maintained so that the identity of West Java NOVRIANpeople could SATRIAnot be eroded PERDANA by globalization, which is getting stronger. The research method used in this study is OptimizingLEILANIthe historical C.Workforce method LUCERO that Absorption consist & JOSE of four of M.steps, Vocational OCAMPO, namely: heuristics, High JR. School, criticism, Graduates interpretation, and historiography. toEmotionalThe Prepare findings Intelligencefor show the that Era “Astana of and Industrial Leadership Gede” site, Revolution as Trait once aamong center 4.0. [127-142] ofMaster Galuh TeachersKingdom power. [55-72] in the time of King Wastu Kancana (1371-1475), is a symbol and identity of Ciamis people. Nowadays, it is very concerned that the people of Ciamis Regency has short on knowledge significance of “Astana Gede” site existence. There three factors that SAHRONIENDANGmust be understood KOMARA, by the, people, namely buildings factor, space, and sense of belonging. These three factors PembelajaranKompetensimust be maintained Profesional Masyarakat and implemented Pegawai Berbasis by ASN the Masalah next generation sebagai so that Strategi may have knowledge of the “Astana Gede” Meningkatkan Partisipasi Masyarakat dalam Program KOTAKU. [143-158] (Aparatursite and their Sipil predecessors. Negara) Itdi is Indonesia also, finally,. [73-84] in order the younger generations are able to develop themselves in various aspects in the present and in the future. Info-mimbardik-edutainmentKEY WORD: Symbol; Identity; Astana. [159-170] Gede Site; ; People of Ciamis and West Java. Info-mimbardik-edutainment. [85-92]

About the Authors: Kunto Sofianto, Ph.D. adalah Dosen Senior pada Program Studi Sejarah FIB UNPAD (Fakultas Ilmu Budaya,MIMBAR Universitas PENDIDIKAN: Padjadjaran) Jurnal Bandung; Indonesia dan untuk Dr. KajianMiftahul Pendidikan Falah adalah (Indonesian Dosen JuniorJournal pada for EducationalProgram Studi Studies). Sejarah This FIB UNPADjournal, Bandung,with ISSN Jalan 2527-3868 Raya Bandung-Sumedang (print) and 2503-457X Km. (online), 21 Jatinangor, was firstly Sumedang, published Jawa on Barat, March Indonesia. 11, 2016, Alamat by UPI emel: (Indonesia(Indonesia kunto. [email protected] of Education) dan [email protected] in Bandung and orgnized by the Lecturers of UPI Journal Developer Team. The MIMBAR PENDIDIKANSuggested Citation: is a new Sofianto, version journal Kunto from& Miftahul the old Falah.journal (2020). with the“Arti similar Penting name Situs that Astana was publishedGede di Kabupaten since 1995 Ciamis to 2005. bagi MasyarakatThis journal Jawa is dedicated Barat” in notMIMBAR only for PENDIDIKAN: Indonesian scholars Jurnal Indonesiawho concern untuk about Kajian educational Pendidikan studies,, Volume but 5(1), also March, welcome pp.15-36. to the Bandung,scholars ofIndonesia: Southeast UPI Asian [Indonesia countries University and around of theEducation] world who Press, care ISSN and share2527-3868 related (print) to the and educational 2503-457X studies (online). in general. TheArticle MIMBAR Timeline: PENDIDIKAN Accepted journal (December is published 27, 2019); twice Revised a year (February i.e. everyevery 9,MarchMar 2020);ch and and September. Published (March 30, 2020).

© 20192020 by UPI (Indonesia University of Education) Press in Bandung, West Java, Indonesia 15i ISSN 2527-3868 (print), 2503-457X (online), and http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbardik KUNTO SOFIANTO & MIFTAHUL FALAH, Arti Penting Situs Astana Gede

PENDAHULUAN situs sejarah yang mereka miliki. Dengan Sangat menarik kalau kita menyimak demikian, mereka sangat paham dengan kajian yang dilakukan oleh Atja & perjalanan sejarah bangsanya sendiri, Saleh Danasasmita (1981), Amanat dari sehingga mampu menyongsong masa depan Galunggung: Kropak 632 dari Kabuyutan dengan lebih baik (Sari, 2015; Dahlan, Ciburuy, Bayongbong-Garut, dimana 2017; dan Galloway, 2018). terdapat kata-kata yang nampaknya Di Indonesia, daerah yang dapat sederhana, namun penuh makna yang dibanggakan dengan kearifan lokalnya, mendalam. Kata-kata itu dapat disimak diantaranya, adalah Pulau Bali. Masyarakat sebagai berikut: Bali, yang masih sangat kuat memegang teguh budaya dan kearifan lokal, menjadi Hana nguni, hana mangke daya tarik tersendiri bagi wisatawan, baik Tan hana nguni, tan hana mangke domestik maupun mancanegara, untuk Aya ma beuheula, aya tu ayeuna Hanteu ma beuheula, hanteu tu ayeuna datang berkunjung ke Pulau Bali. Mayoritas Hana tunggak, hana watang penduduk Pulau Bali yang masih menganut Tan hana tunggak, tan hana watang agama Hindu-Bali mampu mempertahankan Hana ma tunggulna, aya tu catangna kebudayaannya dalam segala aspek (Atja & Danasasmita, 1981). kehidupan, sejak zaman kerajaaan-kerajaan Terjemahan: dahulu hingga masa kini. Kearifan lokal dan budaya yang masih sangat kental itu Ada dahulu, ada sekarang menyebabkan Pulau Bali dikenal di dunia, Kalau tidak ada dahulu, tidak akan sehingga para wisatawan mancanegara lebih ada sekarang “mengenal” Bali daripada Indonesia (Picard, Karena ada masa silam, maka ada masa kini 1 Kalau tidak ada masa silam, tidak akan 2006; Triguna, 2011; dan Suwardani, 2015). ada masa kini Di Indonesia pun, pada masa lalu, Ada tonggak, tentu ada batang terkenal dengan kerajaan-kerajaan besar Kalau tidak ada tonggak, tidak akan yang berpengaruh secara internasional. ada batang Kerajaan-kerajaan itu, diantaranya, Kerajaan Kalau ada tunggulnya, tentu ada catangnya. Sriwijaya dari abad ke-6 hingga abad ke-11 M (Masehi) di Sumatera; Kerajaan Mataram Menurut hemat penulis, kata-kata Kuno dari abad ke-8 hingga abad ke-10 M di atas maknanya tidak jauh berbeda di Jawa Tengah dan Jawa Timur; Kerajaan dengan ungkapan Bung Karno tentang dari abad ke-13 hingga abad ke- JASMERAH, singkatan dari “Jangan Sekali- 15 M di Jawa Timur; serta Kerajaan Sunda kali Meninggalkan Sejarah”. Dari kata-kata dan Kerajaan Galuh dari abad ke-8 hingga itu, boleh dimaknai bahwa masa silam suatu abad ke- 16 di Jawa Barat (Pramono, 2005; bangsa sangat penting untuk dijadikan Munoz, 2006; dan Ricklefs, 2008). tonggak bagi identitas suatu bangsa di Kerajaan-kerajaan itu mampu masa yang akan datang (Mukoyimah, 2018; memberikan identitas bangsa, sehingga pada Sumartono, 2018; dan Dewanata, 2019). masa lalu, kerajaan-kerajaan itu dikenal Hal ini juga sudah dibuktikan oleh secara internasional. Tome Pires, misalnya, bangsa-bangsa yang besar, diantaranya Amerika Serikat, negara-negara Eropa Barat, Jepang, Tiongkok, dan Korea Selatan. 1Lihat juga, misalnya, “Supadma Rudana: Kearifan Lokal Bali Jadi Daya Tarik Dunia” dalam Berita Dewata: Dalam perjalanan sejarahnya, mereka Jendela Pulau Bali, pada 6 September 2019. Tersedia berusaha untuk menjaga berbagai hal yang secara online juga di: https://beritadewata.com/supadma- berhubungan dengan masa lalu, diantaranya rudana-kearifan-lokal-bali-jadi-daya-tarik-dunia/ [diakses di Bandung, Jawa Barat, Indonesia: 3 Januari 2020].

16 © 2020 by UPI (Indonesia University of Education) Press in Bandung, West Java, Indonesia ISSN 2527-3868 (print), 2503-457X (online), and http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbardik MIMBAR PENDIDIKAN: Jurnal Indonesia untuk Kajian Pendidikan, Volume 5(1), Maret 2020 seorang apoteker dari Portugis yang pernah sehingga masyarakat Jawa Barat umumnya berlayar ke Nusantara pada sekitar abad tidak bisa menyaksikan bukti fisik sisa- ke-16 M, mencatat kerajaan-kerajaan sisa Kerajaan Sunda, yang menjadi ikon besar yang masih eksis pada masa itu, dan soko guru bagi kebudayaan Jawa diantaranya Kerajaan Sunda, Demak, dan Barat (Ekadjati, 2005; Zahorka, 2007; dan Cirebon (cf Habib, 1990; Ricklefs, 2008; Ramadhanti, 2015). Tidak demikian halnya dan Cortesao, 2015). dengan Kerajaan Galuh, dimana bekas Pada masa sekarang, sisa kejayaan keratonnya masih dapat kita saksikan, yaitu kerajaan-kerajaan itu masih bisa kita di Karang Kamulyan dan Astana Gede, saksikan, yaitu peninggalan Kerajaan Kecamatan , Kabupaten Ciamis. Sriwijaya, diantaranya Candi Muara Dengan adanya sisa bukti fisik Kerajaan Takus dan berbagai prasasti. Kerajaan Galuh, masyarakat Jawa Barat, khususnya Mataram Kuno, salah satunya adalah Candi Priangan, boleh berbangga karena ikon dan Borobudur. Adapun Kerajaan Mataram soko guru kebudayaan Jawa Barat masih Islam, keratonnya masih dapat kita saksikan dapat disaksikan hingga kini (Kartakusuma, di Yogyakarta dan Solo di Jawa Tengah. 2015; Syarief, 2017; dan Herlina et al., 2019). Peninggalan Kerajaan Majapahit dapat kita saksikan situsnya sampai sekarang METODE PENELITIAN di Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur. Di Metode penelitian yang digunakan sekitar situs itu dapat kita lihat berbagai adalah metode sejarah, yang terdiri dari candi, prasasti, dan sisa rumah pada masa empat tahap, yakni: heuristik (pengumpulan lalu (Pramono, 2005; Munoz, 2006; dan data), kritik, interpretasi (pengolahan dan Sucipto, 2009). penyaringan sumber), serta historiografi Peninggalan Kerajaan Sunda dan (Notosusanto, 1978:10-12; Howell & Galuh, diantaranya berbagai prasasti, Prevenier, 2001; dan Sjamsuddin, 2014). situs di Karang Kamulyan (Kawasan Selain itu, digunakan juga metode penelitian Mulia) dan Astana Gede (Makam Besar) kualitatif dan deskriptif (Sukmadinata, di Ciamis, Jawa Barat. Kerajaan Sunda 2006; Moleong, 2012; dan Sjamsuddin, berlokasi di daerah sekarang dengan 2014). Metode sejarah digunakan untuk ibukotanya ; sedangkan menjelaskan suasana sejarah situs Astana Kerajaan Galuh berlokasi di kawasan Gede (Makam Besar) di Kawali, Ciamis, Galuh dan salah satu keratonnya terletak Jawa Barat, Indonesia; sedangkan metode di Kawali, Kabupaten Ciamis sekarang. penelitian deskriptif digunakan untuk Kedua kerajaan itu pernah disatukan menjelaskan secara kualitatif relevansi melalui perkawinan, dengan luas wilayah antara situs Astana Gede Kawali dan kekuasaannya dari Provinsi Banten, DKI masyarakat Jawa Barat. (Daerah Khusus Ibukota) Jakarta, Provinsi Dalam tahap heuristik, penulis Jawa Barat, hingga sebagian Provinsi Jawa mengumpulkan dua macam sumber, yaitu Tengah sekarang. Pada akhir abad ke-15 sumber tertulis dan sumber benda. Sumber M, kekuasaannya dipusatkan di Pakuan tertulis terdiri dari buku-buku, artikel- Pajajaran hingga runtuh pada tahun 1579 artikel dalam jurnal ilmiah, serta karya- (Olthof, 2008; Tjandrasasmita, 2009; dan karya tulis ilmiah lainnya. Adapun sumber Lubis et al., 2016:9). benda, terutama gambar-gambar atau foto- Sayang sekali, bekas keraton Kerajaan foto, berhubungan dengan masalah yang Sunda di sekitar Batutulis, Bogor, tidak bisa sedang diteliti (Howell & Prevenier, 2001; direkonstruksi secara tepat karena sudah Kuntowijoyo, 2003; dan Sjamsuddin, 2014). dijadikan tempat pemukiman penduduk, Dalam tahap kritik, penulis mengolah dan

© 2020 by UPI (Indonesia University of Education) Press in Bandung, West Java, Indonesia 17 ISSN 2527-3868 (print), 2503-457X (online), and http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbardik KUNTO SOFIANTO & MIFTAHUL FALAH, Arti Penting Situs Astana Gede menguji sumber-sumber yang terkumpul HASIL DAN PEMBAHASAN secara bertahap melalui kritik ekstern Simbol dan Identitas Kabupaten dan kritik intern untuk menentukan Ciamis. Tidak diragukan lagi bahwa apakah informasi yang terkandung dalam Kabupaten Ciamis di Jawa Barat, sumber itu reliable (boleh dipercaya) Indonesia, memiliki beberapa situs sejarah sebagai data sejarah atau tidak. Dalam yang sangat penting, yang merupakan tahap interpretasi, data-data yang telah simbol dan identitas Kabupaten Ciamis. terkumpul ditafsirkan maknanya dalam Simbol-simbol itu, antara lain, situs- konteks masalah yang sedang diteliti, situs: Karang Kamulyan (Kawasan sehingga menghasilkan fakta sejarah yang Mulia), Astana Gede (Makam Besar), Situ diperlukan guna merekonstruksi masalah Lengkong (Danau Lengkong), Gunung yang sedang diteliti. Fakta-fakta yang telah Padang, Gunung Susuru, Patilasan disusun secara sistematis itu, kemudian, Sanghyang Cipta Permana Prabu Digaluh dianalisis secara kualitatif dengan (Bekas Peninggalan Raja di Galuh), menggunakan pendekatan dan bantuan dari Nagara Pageuh (Negeri Kuat), dan lain ilmu-ilmu sosial yang erat hubungannya sebagainya (Septiani, 2016; Loita, 2018; dengan ilmu sejarah, terutama ilmu dan Herlina et al., 2019). politik, sosiologi, antropologi, dan filologi Situs Karang Kamulyan, secara (Kuntowijoyo, 2003; Sjamsuddin, 2014; administratif, memiliki luas 25.5 ha dan Kartodirdjo, 2016). (hektar) dan berada di Kampung Karang Dalam tahap historiografi, hasil analisis Kamulyan, Desa Karang Kamulyan, dari fakta-fakta sejarah itu kemudian penulis Kecamatan Cijeungjing, Kabupaten susun dalam bentuk penulisan, sesuai Ciamis, Provinsi Jawa Barat. Situs itu dengan judul yang telah dibuat. Adapun terletak diantara dua aliran sungai, yaitu penelitian deskriptif, menurut Nana Syaodih Sungai Cimuntur di sebelah utara dan Sukmadinata (2006) dan sarjana lainnya, Sungai Citanduy di sebelah selatan. Di yaitu suatu bentuk penelitian yang ditujukan dalam situs itu terdapat sembilan benda untuk mendeskripsikan fenomena-fenomena arkeologis, yaitu batu-batu Pangcalikan yang ada, baik fenomena alamiah maupun (Tempat Duduk), Penyabungan Ayam, fenomena buatan manusia. Fenomena itu Sanghyang Bedil (Dewa Senjata), Lambang bisa berupa bentuk, aktivitas, karakteristik, Peribadatan, Cikahuripan (Air Sumber perubahan, hubungan, kesamaan, dan Kehidupan), Panyandaan (Tempat untuk perbedaan antara fenomena yang satu Bersemedi), Pamangkonan (Tempat untuk dengan fenomena lainnya (Zed, 2004; Dipangku), makam Adipati Panaekan, dan Sukmadinata, 2006; dan Moleong, 2012). Sri Begawat Pohaci (Lubis et al., 2013:88; Berkenaan dengan situs Astana Gede di Septiani, 2016; dan Loita, 2018). Kawali, Ciamis, bentuk penelitian deskriptif Situs Karang Kamulyan merupakan berupa studi kualitatif atau hermeunetik salah satu situs terpenting peninggalan (interpretasi makna) yang menjelaskan Kerajaan Galuh, karena dipandang sebagai hubungan antara situs Astana Gede dan implementasi dari konsep Tri Tangtu di masyarakat Jawa Barat, yang turut merasa Buana (Permana, 2015; Widyonugrahanto bangga dan merasa memiliki (sense of et al., 2017; dan Saringendyanti, Herlina belonging) terhadap situs Astana Gede & Zakaria, 2018). Situs Karang Kamulyan di Kawali, Ciamis, juga dikemukakan juga dipandang sebagai sebagai “Situs (Kuntowijoyo, 2003; Zed, 2004; Ratu”, yakni tempat para raja mengambil Sjamsuddin, 2014; Septiani, 2016; dan keputusan (Syarief, 2017:32; Loita, 2018; Herlina et al., 2019). dan Herlina et al., 2019). Lihat gambar 1.

18 © 2020 by UPI (Indonesia University of Education) Press in Bandung, West Java, Indonesia ISSN 2527-3868 (print), 2503-457X (online), and http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbardik MIMBAR PENDIDIKAN: Jurnal Indonesia untuk Kajian Pendidikan, Volume 5(1), Maret 2020

Gambar 1: “Situs Karangkamulyan” (Sumber: Dokumentasi Tim ALG UNPAD Bandung, 2015c)

Situs Astana Gede (Makam Besar), bertapa dan menyebarkan ilmu atau falsafah secara administratif, termasuk kedalam kehidupan, termasuk mendidik calon wilayah Desa Kawali, Kecamatan Kawali, pemegang tahta Kerajaan Galuh (Saptono, Kabupaten Ciamis, Provinsi Jawa Barat. 2008; Syarief, 2017:32; dan Herlina et al., Situs itu memiliki luas 5 hektar dan berada 2019). Lihat gambar 2. di Gunung Sawal bagian Timur. Di sebelah Selain situs di atas, terdapat juga utara, mengalir Sungai Cikadondong; dan Situ Lengkong (Danau Lengkong), yang di sebelah selatan terdapat Sungai Cibulan, merupakan sebuah danau seluas 69.98 yang airnya mengalir dari barat ke timur. Di hektar, dimana di tengahnya terdapat Nusa sebelah timur dibatasi oleh parit kecil dan Gede (Pulau Besar) atau Nusa Larang kebun penduduk; di sebelah barat dibatasi (Pulau Larangan), dengan luas sekitar oleh parit Cigaronggang, seperti parit buatan 9.25 hektar. Lokasi Situ Lengkong berada yang mengalir dari utara ke selatan, dan di daerah Panjalu, Kabupaten Ciamis, Jawa bermuara di Sungai Cibulan; sedangkan Barat. Di Nusa Larang terdapat makam batas di sebelah selatan berupa aliran Sungai Borosngora, dan raja-raja Panjalu serta Cibulan. Diantara aliran Sungai Cibulan keturunannya hingga Bupati Panjalu terakhir, dan parit Cigaronggang itu terletak mata air yakni Dalem Cakraningrat III (Suganda, Cikawali (Saptono, 2008; Prijono, 2015:2; 2003; Ridha, 2008; dan Hidayat, 2010). dan Herlina et al., 2019). Tempat itu diyakini oleh Ayatrohaedi Dalam kosmologi masyarakat Galuh, (2005), dan sarjana lainnya, sebagai situs Astana Gede merupakan situs “para tempat Prabu Wastukancana dipusarakan. buyut”. Artinya, sebelum masa kekuasaan Prabu Wastukancana memerintah Galuh Prabu Niskala Wastukancana, situs ini selama 104 tahun, 1371-1475 Masehi merupakan kabuyutan penting bagi Kerajaan (Argadipradja, 1992; Ayatrohaedi, Galuh. Di sinilah para resi (pendeta) 2005; dan Hidayat, 2010). Baik Carita

© 2020 by UPI (Indonesia University of Education) Press in Bandung, West Java, Indonesia 19 ISSN 2527-3868 (print), 2503-457X (online), and http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbardik KUNTO SOFIANTO & MIFTAHUL FALAH, Arti Penting Situs Astana Gede

Gambar 2: “Situs Astana Gede, Kawali” (Sumber: Dokumentasi Tim ALG UNPAD Bandung, 2016f)

Parahyangan maupun Prasasti Batutulis menyebutkan bahwa Prabu Wastu berusia 127 tahun, dan sesudah wafat dikebumikan di Nusa Larang (Argadipradja, 1992; Danasasmita, 2015:39; dan Suganda, 2015:117). Lihat gambar 3. Situs tersebut, gambar 3, memiliki potensi tinggi untuk dikembangkan lagi menjadi destinasi wisata di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, karena memiliki dua aspek, yakni: alam dan budaya. Situ (danau) Gambar 3: bisa dimanfaatkan untuk “Situ Lengkong, Panjalu” mengembangkan wisata air, dengan (Sumber: Dokumentasi Tim ALG UNPAD Bandung, 2016h) tetap memperhatikan kearifan lokal masyarakat setempat, puncak bukit di Kampung Sukahurip, sehingga tidak terjadi benturan kepentingan. Desa Sukaresik, Kecamatan Cikoneng, Sementara itu, keberadaan makam keramat Kabupaten Ciamis, Jawa Barat. Di situs di Nusa Gede, dalam perspektif pariwisata, Gunung Padang terdapat peninggalan bisa menjadi objek pengembangan wisata berupa bangunan berundak, makam, dan budaya, khususnya pilgrim tourism (Suganda, kolam. Bangunan berundak di situs Gunung 2003; Kartika, 2016; dan Marlina, Nurasa & Padang terpusat pada batu datar, yang Pancasilawan, 2017:39). disebut pangcalikan (tempat duduk). Batu Sementara itu, situs Gunung Padang pangcalikan terdiri dari dua bongkah batu berada di kawasan hutan lindung di sebuah yang besar, berukuran panjang 114 cm,

20 © 2020 by UPI (Indonesia University of Education) Press in Bandung, West Java, Indonesia ISSN 2527-3868 (print), 2503-457X (online), and http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbardik MIMBAR PENDIDIKAN: Jurnal Indonesia untuk Kajian Pendidikan, Volume 5(1), Maret 2020

Gambar 4: “Batu Pangcalikan di Gunung Padang, Ciamis” (Sumber: Dokumentasi Tim ALG UNPAD Bandung, 2015a) lebar 69 cm, dan tebal 14 m. Adapun batu Lihat gambar 4. yang lebih kecil berukuran panjang 45 cm, Situs Sang Hyang Cipta Permana Prabu lebar 28 cm, dan tebal 10 cm. Di sebelah di Galuh (Raja Dewa di Galuh) merupakan selatan batu pangcalikan terdapat 6 batu salah satu peninggalan Kerajaan Galuh tegak; dan di sebelah utara terdapat 1 batu Pangauban. Situs itu berada di Kampung tegak. Di sebelah utara (belakang) bangunan Salawe, Desa Cimaragas, Kecamatan cungkup terdapat hamparan batu, yang Cimaragas, Kabupaten Ciamis, Jawa bentuk dan ukurannya bervariasi. Di sebelah Barat. Didalam situs itu terdapat beberapa utara terdapat makam yang ditandai dengan petilasan (jejak-jejak peninggalan), nisan, berukuran tinggi 44 cm, lebar 25 cm, diantaranya batu entog (itik besar), batu dan tebal 16 cm (Dokumentasi Tim ALG lambang peribadatan, makam karuhun UNPAD Bandung, 2016g; Rachma, 2016; (nenek moyang), dan patilasan Prabu Galuh dan Nugraha et al., 2017). Salawe. Situs itu berada di samping Sungai Di situs Gunung Padang di Citanduy, dimana terdapat pepohonan Ciamis terdapat satu kolam, yang disebut bambu yang rimbun. Masyarakat sekitar Cikahuripan (Air Sumber Kehidupan); dan masih mempercayai bahwa situs itu tiga sumur kecil sebagai sumber mata air. berhubungan dengan Kerajaan Galuh (cf Kolam dan sumur kecil terletak di sebelah Runalan, 2015:174-175; Hidayat, 2017; dan utara halaman inti. Kolam Cikahurupan Kusmayadi, 2018). berukuran panjang 4.80 m dan lebar 3.70 Berdasarkan ceritera rakyat (mitos), cm. Di sebelah utara kolam Cikahuripan setelah pusat kekuasaan dipindahkan oleh berjarak ± 4.90 m terdapat tiga sumur kecil Sri Baduga Maharaja ke Pakuan Pajajaran sebagai sumber mata yang mengalir ke di Bogor, wilayah Galuh sebagai bawahan kolam Cikahuripan melalui bawah tanah. Kerajaan Sunda Pajajaran menjadi Galuh Keberadaan batu-batu pangcalikan di situs Pangauban. Kerajaan itu didirikan oleh Gunung Padang, Ciamis, termasuk kolam Prabu Haur Koneng, cicit Prabu Siliwangi. Cikahuripan, tidak dapat dipisahkan dengan Dalam ceritera itu dikatakan bahwa Prabu eksistensi Kerajaan Galuh (KC, 2011; Haur Koneng, yang mempunyai tiga Rachma, 2016; dan Nugraha et al., 2017). orang putra, digantikan oleh Maharaja

© 2020 by UPI (Indonesia University of Education) Press in Bandung, West Java, Indonesia 21 ISSN 2527-3868 (print), 2503-457X (online), and http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbardik KUNTO SOFIANTO & MIFTAHUL FALAH, Arti Penting Situs Astana Gede

Gambar 5: “Makam Karuhun di Situs Sang Hyang Cipta Permana Prabu di Galuh” (Sumber: Dokumentasi Tim ALG UNPAD Bandung, 2015b)

Cipta Sanghyang, yang juga mempunyai Oleh karena itu, Prabu Haur Koneng tiga orang putra, yaitu: Tanduran Ageung mengutus salah satu anaknya, yang yang menikah dengan Rangga Permana, bernama Cipta Permana, untuk mencari anak Prabu Geusan Ulun, penguasa tempat yang aman dari serangan Kerajaan Sumedanglarang. Kemudian Rangga Mataram Islam, dan membangun Kerajaan Permana mendirikan Kerajaan Galuh Galuh yang baru. Cipta Permana bersama Kertabumi di tepi Sungai Cimuntur dengan rombongan, akhirnya, tiba di sebuah tempat gelar Prabu Dimuntur (Zakaria, 2011; yang aman di daerah Salawe, dan kemudian Kuswandi & Rianto, 2012; dan Tim Peneliti mendirikan Kerajaan Galuh yang baru ALG UNPAD Bandung, 2016a). dengan Cipta Permana sebagai rajanya. Ia Anak keduanya, yaitu Cipta Permana, bergelar Maharaja Prabu Cipta Sanghyang menggantikan kedudukan ayahnya (Kuswandi & Rianto, 2012:16; Runalan, sebagai penguasa Galuh Pangauban, yang 2015; dan Ratih, 2017). berkedudukan di Galuh Salawe, Cimaragas. Sementara itu, putra ketiganya, yang Diceritakan bahwa saat Kerajaan Mataram bernama Sanghyang Permana, menjadi Islam memperluas wilayah kekuasaannya, penguasa di Kerajaan Digaluh Kawasen, Raja Haur Koneng (Ujang Ayem) yang sekitar Banjarsari, Ciamis, Jawa Barat, sedang memerintah Kerajaan Galuh Indonesia (Sukardja, 2002:107-108; Pangauban di Putrapinggan merasa cemas, Kuswandi & Rianto, 2012; dan Ratih, 2017). karena pasukan Kerajaan Mataram Islam Lihat gambar 5. sudah mendekati batas Galuh. Tentu saja, Lokasi situs Nagara Pageuh (Negeri Kuat) hal itu membuat Prabu Haur Koneng merasa berada di Kecamatan Panawangan, Kabupaten khawatir, sebab Kerajaan Galuh akan runtuh Ciamis, Jawa Barat, Indonesia. Didalam situs dan terdesak oleh kekuasaan Mataram Islam itu terdapat makam, punden berundak, altar, dari Jawa Tengah (Kuswandi & Rianto, enam batu berjajar (menhir), batu lumpang, 2012; Runalan, 2015; dan Tim Peneliti ALG dolmen, dan batu bergores. Situs itu berfungsi UNPAD Bandung, 2016a). sebagai pengagungan terhadap roh nenek-

22 © 2020 by UPI (Indonesia University of Education) Press in Bandung, West Java, Indonesia ISSN 2527-3868 (print), 2503-457X (online), and http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbardik MIMBAR PENDIDIKAN: Jurnal Indonesia untuk Kajian Pendidikan, Volume 5(1), Maret 2020 moyang (Lubis et al., 2013:127; Latief, 2018; dan Herlina et al., 2019). Eksistensi Situs Astana Gede Kawali di Jawa Barat. Kawali merupakan salah satu kota kecamatan yang berada di wilayah Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Indonesia. Daerah itu terletak di jalur jalan raya Ciamis-Kuningan-Cirebon, berada sekitar 15 kilometer sebelah utara Kota Ciamis sebagai ibukota kabupaten. Di kompleks Astana Gede (Makam Besar) ditemukan beberapa prasasti. Prasasti di situs itu ditemukan pertama kali oleh Letnan Gubernur Jenderal Inggris, Thomas Stamford Raffles (2014), pada tahun 1817 (cf Kartakusuma, 2005; Gambar 6a: Raffles, 2014; Suganda, 2015:63-65; dan “Prasasti Kawali 1 (1-A)” Herlina et al., 2019). Prasasti-prasasti (Sumber: Dokumentasi Tim ALG UNPAD tersebut, dengan isinya, sebagaimana Bandung, 2016a) nampak dalam gambar 6a dan 6b, gambar 7, dan gambar 8. Alih aksara dan alih bahasa “Prasasti Kawali 1 (1-A)”, gambar 6a, adalah sebagai berikut:

(1) nihan tapak wa = inilah tanda yang berbekas (2) lar nu siya muliºa tapa[k] ºi = dia yang mulia bertapa (3) ña Paºṛbu Raja Wastu = ia (bernama) Prabu Raja Wastu Gambar 6b: (4) maṅaděg di kuta Kawa = bertahta di “Prasasti Kawali 1 (1-B)” benteng pertahanan Kawali (Sumber: Dokumentasi Tim ALG UNPAD (5) li nu mahayu na kadatuºan = yang Bandung, 2016b) memperindah (memperbaiki) kedaton (istana) (6) Surawisesa nu marigi sa = Surawisesa (1) hayuºa diponaḥ ponaḥ = jangan dihalang- dan yang membangun seluruh halangi (7) kuliliŋ dayöh nu najur sakala = pusat (2) hayuºa dicawuḥ cawuḥ = jangan diganggu (pemerintahan) yang mensejahterakan (3) ºiºa neker ºiña ager = dia tekun dia tetap seluruh (4) ºiña ni[n]cak ºiña rě[m]pag = dia injak dia (8) desa ºaya ma nu pa[n]döri pakena = hancur (dalam Djafar, 2015:1 dan 3-4; dan Nastiti permukiman, kepada (mereka) yang akan & Djafar, 2016:108). datang, hendaknya (9) gawe raḥhayu pakön höböl ja = (selalu) Alih aksara dan alih bahasa “Prasasti memperindahnya agar bertahan lestari (10) ya dina buºana = di dunia (dalam Kawali 2”, gambar 7, adalah sebagai Kartakusuma, 2015:5-6; dan Nastiti & Djafar, berikut: 2016:107-108). (1) ºAya ma = Semoga ada (kepada yang) Adapun alih aksara dan alih bahasa (2) nu ṅösi ºi = yang menghuni (mengisi) (3) na Kawali ºi = di Kawali (bumi Kawali) “Prasasti Kawali 1 (1-B)”, gambar 6b, (4) ni pakena kě = yang melaksanakan adalah sebagai berikut: (sambil menerapkan)

© 2020 by UPI (Indonesia University of Education) Press in Bandung, West Java, Indonesia 23 ISSN 2527-3868 (print), 2503-457X (online), and http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbardik KUNTO SOFIANTO & MIFTAHUL FALAH, Arti Penting Situs Astana Gede

(5) ºṛta běněr = makmuran dan keadilan (kebaikan [kebenaran]) (6) pakön na[n]jör = agar unggul (agar [tetap] bertahan) (7) na juritan = dalam perang (dalam perjuangan [kehidupan]) (dalam Kartakusuma, 2015:6; dan Nastiti & Djafar, 2016:109).

Alih aksara dan alih bahasa “Prasasti Kawali 3”, gambar 8 kiri, adalah sebagai berikut:

(1) Saŋ hyaŋ liŋ = Sang Hyang Ling- (2) ga hyaŋ = Hyang

Alih aksara dan alih bahasa “Prasasti Kawali 4”, gambar 8 kanan, adalah sebagai berikut:

(1) Saŋ hyaŋ liŋga = Sang Hyang Lingga (2) Biŋba = Bingba (dalam Djafar, 2015:4- 6; dan Nastiti & Djafar, 2016:109-110).

Alih aksara dan alih bahasa “Prasasti Kawali 5”, gambar 9 kiri, adalah sebagai Gambar 7: berikut: “Prasasti Kawali 2” (Sumber: Dokumentasi Tim ALG UNPAD (1) ºa(j/)ñana = perintahnya. Bandung, 2016c)

Manakala alih aksara dan alih bahasa “Prasasti Kawali 6”, gambar 9 kanan, adalah sebagai berikut:

(1) °ini pěºṛti[ŋ] = inilah pening- (2) gal nu ºatis = galan dari yang kekal (3) ti rasa ºayama nu ti = rasa. Semoga (4) ṅösi dayöḥ ºiwö = penghuni kota ini (5) ºulaḥ botoḥ bisi = jangan berjudi, nanti bisa (6) kokoro = sengsara (dalam Djafar, 2015:2, 4 dan 6; dan Nastiti & Djafar, 2016:111).

Ada tiga faktor mengapa situs Astana Gede (Makam Besar) di Kawali sebagai simbol dan identitas dari Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Indonesia adalah sangat penting untuk dilestarikan. Hal ini dapat dikaji Gambar 8: dari perspektif bangunan, ruang, dan rasa “Prasasti Kawali 3 dan Prasasti Kawali 4” memiliki (sense of belonging) dari warga (Sumber: Dokumentasi Tim ALG UNPAD Kabupaten Ciamis. Dalam perspektif Bandung, 2016d)

24 © 2020 by UPI (Indonesia University of Education) Press in Bandung, West Java, Indonesia ISSN 2527-3868 (print), 2503-457X (online), and http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbardik MIMBAR PENDIDIKAN: Jurnal Indonesia untuk Kajian Pendidikan, Volume 5(1), Maret 2020 bangunan dan ruang, ada bangunan dan ruang masa lalu, terutama pada masa Kerajaan Galuh. Bangunan dan ruang masa lalu itu boleh dikatakan menjadi simbol dan identitas yang tidak bisa dilepaskan dari masyarakat Kabupaten Ciamis (Soedarmo, 2011; Septiani, 2016; dan Herlina et al., 2019). Penulis menganalogikan bahwa apabila seorang anak tidak memilki identitas dan tidak tahu asal-usul, terutama bapak dan ibunya, maka anak itu boleh disebut sebagai “anak haram jadah” dan rentan untuk diganggu atau di-dzalimi. Demikian pula dengan Kabupaten Ciamis, apabila tidak tahu “bapak-ibu” (asal-usul) dan tidak memiliki identitas, maka Kabupaten itu akan disebut sebagai “Kabupaten Haram Jadah”, yang mudah diganggu dan di-dzalimi. Tentu saja, hal ini akan sangat berbahaya bagi generasi penerus di masa yang akan datang (cf Schwartz, Kurtines & Montgomery, 2005; Sjamsuddin, 2017; dan Herlina et al., 2019). Oleh karena itulah, asal-usul dan sejarah Kabupaten Ciamis, sebagai bukti simbol dan identitas diri, sangat penting untuk dijaga agar di masa depan para generasi penerus Gambar 9: tidak linglung, yakni bingung karena “Prasasti Kawali 5 dan Prasasti Kawali 6” tidak tahu tentang jatidiri dan arah tujuan (Sumber: Dokumentasi Tim ALG UNPAD hidup. Dengan demikian, inilah pentingnya Bandung, 2016e) generasi muda mengerti akan asal-usul dan sejarah daerah tempat tinggalnya. Ini Surawisesa. Keraton Surawisesa, sebagai perlu ditegaskan, karena banyak sekali di pusat pemerintahan Galuh Pakuan, memiliki Indonesia, meskipun berbagai situs jelas- berbagai bangunan dan area yang masing- jelas dilindungi oleh undang-undang atau masing mempunyai fungsi berbeda (Prijono, hukum, namun seringkali situs itu dirusak 2015; Saringendyanti et al., 2019:71-73; dan atau dirobohkan dan diganti dengan Herlina et al., 2019).2 bangunan baru untuk kepentingan materi Ada kemungkinan, pada mulanya, sesaat. Ada pepatah dari negara-negara kompleks Astana Gede di Kawali maju, yaitu “The man who controls the merupakan kabuyutan, yang berfungsi past surely will control the future”, artinya: sebagai Padépokan Kabataraan di bawah Siapa yang menguasai masa lalu pasti akan wewenang golongan ke-Rama-an; atau bisa menguasai masa depan (Soedarmo, 2011; juga berupa Padépokan Kawikuan di bawah Sawunggalih, 2015; dan Herlina et al., 2019). wewenang Karesi-an, yaitu tempat Niskala Menurut hemat penulis, situs Astana Gede itu sebenarnya pernah dijadikan 2Lihat juga, misalnya, “Laporan Penelitian Situs Astana Gede, Kawali, Ciamis, 12-13 Juni 2015”. Laporan kompleks istana atau keraton Kerajaan Penelitian Tidak Diterbitkan, hlm.2. Tersedia dan dimiliki Sunda Galuh dan bernama Keraton oleh Penulis.

© 2020 by UPI (Indonesia University of Education) Press in Bandung, West Java, Indonesia 25 ISSN 2527-3868 (print), 2503-457X (online), and http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbardik KUNTO SOFIANTO & MIFTAHUL FALAH, Arti Penting Situs Astana Gede

Wastu Kancana mengasingkan dirinya (cf sehingga pada masa pemerintahannya, yang Kartakusuma, 2015; Prijono, 2015; Lubis et dikisahkan dalam Carita , al., 2016:11; dan Herlina et al., 2019). kehidupan rakyat Galuh menjadi tentram Ada pertanyaan, mengapa Niskala dan sejahtera. Prabu Niskala Wastu Kancana Wastu Kancana mengasingkan diri? menjalankan agama dengan baik dan Dapat diduga, alasannya karena peristiwa memperhatikan kesejahteraan rakyat (Lubis et Bubat pada 1357, dimana ayahnya, al., 2016; Achmad, 2019; dan Saringendyanti Prabu Maharaja Linggabhuana bersama et al., 2019:26-27). kerabatnya, termasuk Dyah Pitaloka, Keadaan masyarakat pada masa gugur diserang pasukan Majapahit yang pemerintahan Prabu Niskala Wastu Kancana dipimpin oleh Mahapatih Gadjah Mada dilukiskan oleh Atja (1968), dalam bukunya di Bubat, Jawa Timur. Peristiwa tragis itu yang berjudul Tjarita Parahijangan: Titilar menimbulkan kesedihan yang sangat dalam, Karuhun Urang Sunda Abad ka-16 Masehi sehingga Niskala Wastu Kancana berusaha [Cerita Parahiyangan: Peninggalan Nenek- mengendalikan diri dengan cara bertapa- Moyang Bangsa Sunda Abad ke-16 Masehi], brata. Hal ini diberitakan dalam Carita sebagai berikut: Parahyangan, yaitu brata siya puja tanpa lum, yang artinya: “ia berpuasa dan bertapa […] nja mana sang rama enak mangan, sang resi enak ngaresianana, ngawakan tanpa mengenal batas” (cf Atja, 1968; Lubis na purbatisti. Sang disri enak masini et al., 2016:11; dan Achmad, 2019). ngawakan na manusasana, ngaduman alas Berkat asuhan pamannya, sekaligus pari-alas, ke beet hamo diukih, ku gěde mertuanya, yakni Maharaja Suradipati hamo diukih. Nja mana sang tarahan enak Rahyang Bunisora, Niskala Wastu lalajaran ngawakan manuradjasasana […] ngawakan, sanghijang radjasasana angaděg Kancana berhasil menempa diri sehingga di Sanghijang Linggawesi, brata sija pudja ia menjadi raja Galuh yang berkuasa tanpa lum. Sang Wiku enak ngadewasasana selama 104 tahun, 1371-1475 M (Masehi); ngawakan Sanghijang Watangagöng, enak dan berumur panjang sekitar 127 tahun ngaděg manu-radja-sunija. (Poesponegoro & Notosusanto eds., Terdjemahan: 1990:367; Lubis et al., 2016; dan Achmad, 2019). Niskala Wastu Kancana dinobatkan […] makanja tetua kampung nikmat menjadi penerus takhta Galuh pada makan, sang resi tentram mendjalankan usia 23 tahun, dengan gelar Mahaprabu peraturan keresiannja mengamalkan purbatisti purbadjati. Dukun-dukun tentram Niskala Wastukancana atau Praburesi mengadakan perdjandjian-perdjandjian Bhuanatunggaldewa (Suganda, 2015:64; memakai aturan jang bertalian dengan Lubis et al., 2016; dan Achmad, 2019).3 kehidupan, membagi-bagi hutan dan Pada masa pemerintahan Prabu Niskala kitarannja, baik oleh si ketjil maupun si Wastu Kancana, Kawali menjadi pusat besar, tidak ada kerewelan sedikitpun, bahkan para badjak laut pun merasa aman berlajar Kerajaan Galuh (Lubis et al., 2016; menurut aturan sang radja […] berpegang Widyonugrahanto et al., 2017:30; dan teguh pada undang-undang, radja berdiri Achmad, 2019). Prabu Niskala Wastu Kancana pada Sanghijang Linggawesi, berpuasa dan juga banyak berjasa kepada masyarakat, memudja tak kenal batas. Sang wiku dengan tenang mendjalankan undang-undang dewa, mengamalkan Sanghijang Watangagöng. 3Lihat juga “Prabu Niskala Wastu Kancana: Oleh karena kejakinannja djualah, sang radja Memerintah Selama 103 Tahun” dalam Majalah meletakkan djabatannja (Atja, 1968:56). Parahyangan, Vol.VI, No.4, Thn.2019, hlm.94. Tersedia secara online juga di: http://unpar.ac.id/wp-content/ uploads/2019/11/Majalah-Parahyangan-IV-06.pdf [diakses Prabu Niskala Wastu Kancana, yang di Bandung, Jawa Barat, Indonesia: 3 Januari 2020]. disejajarkan dengan Resi Guru Manikmaya

26 © 2020 by UPI (Indonesia University of Education) Press in Bandung, West Java, Indonesia ISSN 2527-3868 (print), 2503-457X (online), and http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbardik MIMBAR PENDIDIKAN: Jurnal Indonesia untuk Kajian Pendidikan, Volume 5(1), Maret 2020 dan Resi Guru Demunawan, merupakan terpaksa membagi kerajaannya menjadi dua, satu-satunya Raja Sunda yang relatif yaitu Pakuan Pajajaran dan Galuh Pakuan banyak meninggalkan prasasti, seperti yang (Zahorka, 2007; Abdullah & Lapian eds., ditemukan di situs Astana Gede (Makam 2012; dan Lubis et al., 2016:11). Tentu saja, Besar), Kawali, Ciamis, Jawa Barat. Selama kita sebagi generasi penerus wajib menjaga, memerintah, Prabu Niskala Wastu Kancana melestarikan, bahkan merekonstruksi situs selalu berpedoman kepada kenegaraan yang Astana Gede (Makam Besar) di Kawali agar pernah dijalankan oleh para pendahulunya, bisa dibanggakan secara nyata oleh warga yaitu purbatisti purbajati. Ia pun sangat Jawa Barat pada umumnya (Kartakusuma, mengaharapkan agar para penerusnya 2005 dan 2015; Lubis et al., 2016; dan tetap berpegang kepada pedoman yang Herlina et al., 2019). diamanatkannya dalam Prasasti Kawali I-A, Dalam hal pelestarian budaya, kita gambar 6; dan Prasasti Kawali 2, gambar 7 semestinya mencontoh negara-negara (Kartakusuma, 2015; Lubis et al., 2016; dan maju, misalnya negara-negara Eropa Barat, Herlina et al., 2019). Amerika Serikat, Jepang, Korea Selatan, Para peneliti berpendapat bahwa “Prebu dan sebagainya. Negara-negara tersebut Wastu” yang tercatat pada prasasti adalah memelihara budaya masa lalu secara fisik tokoh yang sama dengan Prabu Niskala dan non-fisik agar mereka tahu identitas Wastu Kancana dalam naskah Carita dirinya di masa yang akan datang, sehingga Parahiyangan, Piagam Kebantenan generasi penerus tidak kehilangan arah Bekasi, dan Prasasti Batutulis Bogor, dalam membangun negaranya. Di Jepang, yang menyatakan bahwa “Perebu Raja contohnya, di kawasan Kyoto (794 M), Wastu” yang bertahta di kota Kawali, kampung-kampung tradisional yang yang memperindah kedaton Surawisesa, menunjukkan identitas dan kebudayaan yang membuat saluran (parit) di sekeliling bangsa Jepang dilindungi serta dilestarikan ibu kota (Kartakusuma, 2005 dan 2015; melalui pendekatan hukum dan subsidi Permana, 2015; Ramadhanti, 2015; Lubis et pemeliharaan bangunan untuk penghuninya. al., 2016; dan Herlina et al., 2019). Juga di Korea Selatan, ada Gyeongju, Berdasarkan prasasti tersebut dapat yang merupakan ibukota kuno dari Dinasti diketahui bahwa Prabu Niskala Wastu Shilla, 57 SM (Sebelum Masehi) sampai Kancana memindahkan ibu kota kerajaan 935 M (Masehi). Ibukota kuno itu, yang dari Karang Kamulyan (Kawasan masih dapat disaksikan hingga kini, dijuluki Mulia) ke Kawali di Ciamis Utara. Ia “Museum Tanpa Dinding” (Dahlan, 2017; tidak membangun keraton yang baru, Galloway, 2018; dan WK, 2020). melainkan didalam prasasti itu jelas-jelas Contoh lain, di Kota Melaka, Malaysia, dikatakan mahayu, yakni “memperindah” pemeliharaan ruang dari keagungan masa atau “merenovasi” (dalam Bahasa Sunda lalu dan masa yang akan datang tidak sekarang disebut ngoméan, ngahadéan) tumpang-tindih. Peninggalan sejarah di keraton bernama Surawisesa. Fungsi sekitar bangunan “Merah”, berupa bangunan pembuatan saluran di sekeliling ibu kota Portugis, memberikan kesan klasik bagi dapat dipastikan, selain untuk kepentingan Kota Melaka di Malaysia; dan hal ini pertahanan, juga untuk mencegah bencana memberikan daya tarik tersendiri, baik alam (Kartakusuma, 2005 dan 2015; Lubis bagi turis domestik maupun mancanegara. et al., 2016; dan Herlina et al., 2019). Tidak itu saja, ketegasan pemerintah Niskala Wastu Kancana mempunyai dua Malaysia, demi pelestarian bangunan orang isteri, dan dari setiap isteri lahir anak sejarah, bangunan Menara Melaka (menara laki-laki. Untuk meneruskan dinastinya, ia berputar) setinggi 110 meter digeser, setelah

© 2020 by UPI (Indonesia University of Education) Press in Bandung, West Java, Indonesia 27 ISSN 2527-3868 (print), 2503-457X (online), and http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbardik KUNTO SOFIANTO & MIFTAHUL FALAH, Arti Penting Situs Astana Gede ditemukannya sisa-sisa dinding benteng peninggalan sejarah sebagai simbol dan kuno, bekas benteng pertahanan yang identitas Kabupaten Ciamis. Dengan dibangun oleh penjajah Portugis, setelah demikian, perkembangan Kabupaten Ciamis mereka merebut Kerajaan Melaka pada akan terbangun secara seimbang atau well- tahun 1511 (Dahlan, 2017; Ashsubli, 2018; balanced (Soedarmo, 2011; Zakaria, 2012; dan Asari, 2019).4 dan Herlina et al., 2019). Meskipun beberapa bangunan Dari persfektif rasa memiliki (sense of kolonial pada kawasan bersejarah di belonging), terdapat kelompok masyarakat Melaka sudah tinggal reruntuhan, namun asli, pendatang, bussiness man (pebisnis), pemerintah Malaysia dapat menjadikannya dan Pemerintah Daerah Kabupaten Ciamis. sebagai sumber devisa wilayah, dengan Bagi masyarakat “asli” Ciamis, umumnya, mengangkatnya menjadi kawasan wisata rasa memiliki kepada situs Astana Gede bersejarah yang dilindungi (Puteh & Omar, tidak diragukan lagi, tertanam dalam 2014; Purwantiasning, 2015:6; dan Dahlan, sanubarinya sehingga perasaan ingin 2017). Penataan ruang pada masa lalu dan melestarikan simbol-simbol yang ada di masa yang akan datang di negara-negara Kabupaten Ciamis itu pasti ada. Bahkan, maju sangat terencana dan tertata secara apik. masyarakat asli Kawali di sekitar situs Dalam hubungannya dengan ruang, Astana Gede mengenal kearifan lokal yang Pemerintah Daerah Kabupaten Ciamis di bersifat mitos untuk lebih menanamkan Jawa Barat, Indonesia harus dapat membuat lagi rasa memiliki. Kearifan lokal itu, di participation planning (perencanaan antaranya, adalah kisah , yang partisipatif) dengan mengikut-sertakan kemudian menurunkan raja-raja Galuh; dan masyarakat di sekitar Kawali, agar situs Astana Gede yang memiliki kaitan keberadaan ruang sebagai bagian sejarah erat dengan peristiwa Pasundan Bubat pada masa lalu tetap terpelihara. Demikian juga tahun 1357 Masehi (Kartakusuma, 2005 dan kebutuhan ruang untuk masa sekarang dan 2015; Achmad, 2019; dan Herlina et al., 2019). yang akan datang, dapat ditata sedemikian Memang di situs Astana Gede terdapat rupa sehingga tercipta pola pengembangan sebuah prasasti yang menegaskan bahwa wilayah di Kawali, yang seimbang antara Prabu Maharaja di-perabu-kan atau perspektif peninggalan sejarah masa lalu dan dimakamkan di daerah Kawali. Oleh karena perspektif masa depan (Soedarmo, 2011; itu, kejadian-kejadian yang bersifat mistis Abady, 2013; dan Herlina et al., 2019). dan ghaib sering dirasakan dan disaksikan Peninggalan sejarah memberikan oleh masyarakat Kawali. Situs Astana Gede, kebanggaan, warna, dan keagungan klasik sebagai sebuah tempat bekas kabuyutan, yang tidak dapat dinilai dengan uang; dipandang sakral oleh masyarakat Kawali, sedangkan untuk perspektif masa depan, sehingga situs itu dijadikan tempat ziarah daerah Kawali dapat dijadikan tempat untuk mendapatkan berkah dan keselamatan. tinggal yang nyaman bagi masyarakatnya. Makam yang sering diziarahi oleh para Daerah Kawali bisa mempertimbangkan peziarah, terutama, adalah makam Adipati kebutuhan ruang untuk masa sekarang, Singacala. Para peziarah yang datang, atau masa depan, ke arah utara, selatan, umumnya, tidak hanya dari daerah Kawali atau barat, sehingga tempat tinggal dan saja, namun juga dari luar Kawali dan luar berbagai pusat kegiatan masyarakat tidak pulau Jawa (Soedarmo, 2011; Tim Peneliti tumpang-tindih dengan ruang dan bangunan ALG UNPAD Bandung, 2016b:14-15; dan Herlina et al., 2019). 4Lihat juga, misalnya, “Demi Sejarah, Proyek Menara Digeser” dalam berita Koran Tempo. Jakarta: 9 Desember Bagi kaum pendatang, rasa memiliki 2006, hlm.10. kepada Kabupaten Ciamis, secara

28 © 2020 by UPI (Indonesia University of Education) Press in Bandung, West Java, Indonesia ISSN 2527-3868 (print), 2503-457X (online), and http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbardik MIMBAR PENDIDIKAN: Jurnal Indonesia untuk Kajian Pendidikan, Volume 5(1), Maret 2020 umum, mungkin kurang tertanam dalam di Indonesia, adalah ada oknum yang sanubarinya, sehingga belum ada perasaan melakukan kolusi dengan para pebisnis, ingin melestarikan situs Astana Gede. Bagi sehingga konsep pembangunan Kabupaten para pendatang itu, yang penting, adalah Ciamis yang sudah direncanakan dengan bahwa mereka dapat hidup di sekitar baik menjadi mubazir. Menurut hemat Kabupaten Ciamis, tanpa memikirkan penulis, siapapun yang duduk, baik sebagai identitas dimana mereka tinggal. Selain eksekutif, legislatif, ataupun yudikatif, itu, suatu waktu, mereka bisa pindah lagi yang penting adalah mereka concern dari Ciamis ke daerah lain. Bagi bussiness dan memiliki kecerdasan spiritual dalam man (pebisnis) pula, kalau pun ada, pada memelihara warisan budaya, yang menjadi umumnya tidak mempunyai rasa memiliki identitas.dan simbol Kabupaten Ciamis kepada simbol dan identitas Kabupaten pada khususnya, dan masyarakat Jawa Barat Ciamis, karena yang penting bagi mereka pada umumnya (cf Zakaria, 2012; Zulfahmi, adalah mendapat keuntungan materi 2017; dan Herlina et al., 2019). sebanyak-banyaknya, tanpa memikirkan identitas Kabupaten Ciamis (Tim Peneliti KESIMPULAN ALG UNPAD Bandung, 2016b; Herlina et Peninggalan sejarah atau situs Astana al., 2019; dan Hermana & Komariah, 2019). Gede (Makam Besar) di Kawali, Ciamis, Menurut penulis, kelompok pebisnis Jawa Barat, Indonesia menjadi kebanggaan yang bersifat kapitalis harus diawasi secara bagi masyarakat Kabupaten Ciamis, ketat agar tidak mengganggu, bahkan sekaligus juga menjadi langkah nyata merusak, simbol dan identitas Kabupaten dalam melestarikan situs budaya daerah, Ciamis. Pihak berwenang sedapat mungkin sehingga masyarakat pada akhirnya akan harus dapat mencegahnya agar simbol dan mengetahui sejarah daerahnya sendiri. Hal identitas Kabupaten Ciamis, yang tidak itu, pada gilirannya, akan menumbuhkan ternilai dengan uang itu, dapat dilestarikan rasa memiliki (sense of belonging) dari (cf Tim Peneliti ALG UNPAD Bandung, masyarakat dan menjaga peninggalan 2016a; Dahlan, 2017; dan Herlina et al., 2019).5 sejarah tersebut. Manfaat yang dirasakan, Bagi Pemerintah Daerah Kabupaten sebagai imbas dari kekayaan situs yang ada Ciamis, terutama pihak eksekutif, legislatif, di daerah, adalah berkembangnya sektor dan yudikatif, rasa memiliki kepada pariwisata yang bisa menggerakkan sektor Kabupaten Ciamis sebetulnya tidak ekonomi kreatif masyarakat di sekitar usah diragukan lagi, meskipun sebagian Kawali dan Kabupaten Ciamis. dari mereka bukan berasal dari Ciamis. Dengan adanya situs Astana Gede Merekalah, sebetulnya, yang membuat di Kawali terdapat nilai penting yang rencana dan konsep pembangunan yang bermanfaat dalam menentukan pemahaman berwawasan lingkungan. Masalahnya masyarakat. Nilai penting dari situs itu sekarang adalah tinggal bagaimana sikap adalah bahwa generasi penerus dapat dan mentalitas mereka itu bisa tetap terus memiliki gambaran dan pengetahuan dipertahankan (Soedarmo, 2011; Herlina et tentang proses kehidupan di sekitar al., 2019; dan Hermana & Komariah, 2019). Kerajaan Galuh. Dengan memahami masa Hal yang penulis khawatirkan, seperti lampau, generasi muda yang bangga dengan yang sudah terjadi dengan daerah lain para pendahulunya memiliki bekal untuk menghadapi kehidupan di masa yang akan 5Lihat juga, misalnya, “Penelitian Lapangan ke Astana datang. Dengan mempelajari sejarah, Gede, pada 18-20 Mei, 30-31 Mei, 16-17 Juli, 22-23 Juli, dan 30-31 Juli 2016”. Laporan Penelitian Tidak generasi penerus memiliki media untuk Diterbitkan. Tersedia dan dimiliki oleh Penulis. mencapai kehidupan yang lebih baik lagi di

© 2020 by UPI (Indonesia University of Education) Press in Bandung, West Java, Indonesia 29 ISSN 2527-3868 (print), 2503-457X (online), and http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbardik KUNTO SOFIANTO & MIFTAHUL FALAH, Arti Penting Situs Astana Gede masa yang akan datang. Asari, Hasan. (2019). Sejarah Islam Modern: Nilai budaya, dengan identitasnya, Agama dalam Negosiasi Historis sejak Abad dapat menjadi acuan perilaku yang nampak XIX. Medan: Perdana Publishing. Tersedia secara online juga di: http://repository.uinsu. pada simbol-simbol, slogan, moto, dan ac.id/8367/1/BUKU%20SEJARAH%20 visi misi Kabupaten Ciamis. Apabila suatu ISLAM%20MODERN.pdf [diakses di Bandung, nilai telah tertanam didalam diri seseorang Jawa Barat, Indonesia: 3 Januari 2020]. itu kuat, maka nilai itu menjadi pedoman Ashsubli, Muhammad. (2018). Islam dan atau petunjuk didalam bertingkah-laku. Kebudayaan Melayu Nusantara. Jakarta: Penerbit DDII [Dewan Dakwah Islam Indonesia]. Dalam hal ini, masyarakat Jawa Barat Atja. (1968). Tjarita Parahijangan: Titilar Karuhun umumnya, khususnya para pemimpin, Urang Sunda Abad ka-16 Masehi. Bandung: harus bisa mencontoh perilaku Raja Galuh, Jajasan Kebudajaan Nusalarang. Prabu Niskala Wastu Kancana, yang Atja & Saleh Danasasmita. (1981). Amanat dari bisa mengayomi masayarakat pada masa Galunggung: Kropak 632 dari Kabuyutan Ciburuy, Bayongbong-Garut. Bandung: Proyek pemerintahannya, 1371-1475 M (Masehi), Pengembangan Permuseuman Jawa Barat. sehingga masyarakat pada umumnya hidup Ayatrohaedi. (2005). SUNDAKALA: Cuplikan tentram dan sejahtera. Sejarah Sunda Berdasarkan Naskah-naskah Masyarakat Ciamis khususnya, dan Jawa “Panitia Wangsakerta” dari Cirebon. Jakarta: Barat umumnya, mempunyai tanggung Pustaka Jaya. Cortesao, Armando. (2015). Suma Oriental Karya jawab untuk menjaga dan melestarikan Tome Pires: Perjalanan dari Laut Merah ke situs Astana Gede di Kawali dan situs-situs Cina & Buku Fransisco Rodrigues. Yogyakarta: lainnya di Kabupaten Ciamis. Situs-situs Penerbit Ombak, diterjemahkan ke dalam bahasa itu dapat menjadi pelajaran sejarah dan Indonesia oleh Adrian Perkasa & Anggita kebanggaan (pride) bagi masyarakat Jawa Pramesti dari The Suma Oriental of Tome Pires: An Account of East from the Sea to China and the 6 Barat, yang tidak akan lekang oleh zaman. Book of Fransisco Rodrigues. Dahlan, Juniawan. (2017). “Menjaga, Merawat, dan Melestarikan Peninggalan Sejarah” dalam INDONESIANA: Platform Kebudayaan, pada 31 Referensi Januari. Tersedia secara online juga di: https:// kebudayaan.kemdikbud.go.id/mkn/menjaga- Abady, Aryati Puspasari. (2013). “Perencanaan merawat-dan-melestarikan-peninggalan-sejarah/ Partisipatif dalam Pembangunan Daerah” dalam [diakses di Bandung, Jawa Barat, Indonesia: 3 Jurnal Otoritas, Vol.III, No.1 [April], hlm.25-34. Agustus 2019]. Abdullah, Taufik & A.B. Lapian [eds]. (2012). Danasasmita, Saleh. (2015). Melacak Sejarah Indonesia dalam Arus Sejarah. Jilid II. Jakarta: Pakuan Pajajaran dan Prabu Siliwangi. Ichtiar Baru van Hoeve dan Kemdikbud RI Bandung: PT Kiblat Buku Utama. [Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan “Demi Sejarah, Proyek Menara Digeser” dalam Republik Indonesia]. berita Koran Tempo. Jakarta: 9 Desember 2006, Achmad, Sri Wintala. (2019). Perang Bubat (1279 hlm.10. Saka): Membongkar Fakta Kerajaan Sunda Dewanata, Pandu. (2019). “Jasmerah Bung Karno, vs Kerajaan Majapahit. Bantul, Yogyakarta: Nasionalisme, dan Generasi Muda” dalam Hits Penerbit Araska. Banten: Dulu, Kini, dan Akan Datang, pada 1 Argadipradja, R. Duke. (1992). Babad Panjalu: Galur September. Tersedia secara online juga di: https:// Raja-raja Tatar Sunda. Bandung: Mekar Rahayu. bantenhits.com/2019/09/01/jasmerah-bung-karno- nasionalisme-dan-generasi-muda/ [diakses di 6Pernyataan: Kami, dengan ini, menyatakan bahwa Bandung, Jawa Barat, Indonesia: 3 Januari 2020]. artikel ini adalah karya akademik kami berdua, ianya bukan Djafar, Hasan. (2015). “Pembacaan Kembali Prasasti hasil plagiat, sebab sumber-sumber yang kami kutip dan Kawali dari Situs Astana Gede, Kawali, Ciamis”. rujuk terdapat secara jelas dalam daftar Referensi. Artikel Makalah pada FGD (Focus Group Discussion): ini juga belum pernah dikirim, direviu, dan diterbitkan oleh Rekonstruksi Situs Astana Gede Kawali, di Hotel jurnal ilmiah lainnya. Kami bersedia mendapatkan sanksi Horison, Bandung, Jawa Barat, Bandung, pada akademik, sekiranya apa-apa yang kami nyatakan ini, tanggal 29 September. ternyata di kemudian hari, adalah tidak benar.

30 © 2020 by UPI (Indonesia University of Education) Press in Bandung, West Java, Indonesia ISSN 2527-3868 (print), 2503-457X (online), and http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbardik MIMBAR PENDIDIKAN: Jurnal Indonesia untuk Kajian Pendidikan, Volume 5(1), Maret 2020

Dokumentasi Tim ALG UNPAD [Academic Ekadjati, Edi S. (2005). Kebudayaan Sunda Zaman Leadership Grant, Universitas Padjadjaran] Pajajaran, Jilid 2. Jakarta: Pustaka Jaya. Bandung. (2015a). “Batu Pangcalikan di Gunung Galloway, Lindsey. (2018). “Lima Negara yang Padang, Ciamis”. Laporan Kegiatan Tidak Paling Berdampak pada Budaya Dunia” dalam Diterbitkan. Tersedia dan dimiliki oleh Penulis. BBC News Indonesia, pada 18 Juli. Tersedia Dokumentasi Tim ALG UNPAD [Academic secara online juga di: https://www.bbc.com/ Leadership Grant, Universitas Padjadjaran] indonesia/vert-tra-44837294 [diakses di Bandung, Bandung. (2015b). “Makam Karuhun di Situs Jawa Barat, Indonesia: 3 Agustus 2019]. Sang Hyang Cipta Permana Prabu Digaluh”. Habib, Irfan. (1990). “Merchant Communities in Laporan Kegiatan Tidak Diterbitkan. Tersedia Pre-Colonial India” in J.D. Tracy [ed]. The dan dimiliki oleh Penulis. Rise of Merchant Empires. Cambridge: Oxford Dokumentasi Tim ALG UNPAD [Academic University Press. Leadership Grant, Universitas Padjadjaran] Herlina, Nina et al. (2019). “Sosialisasi Hasil Bandung. (2015c). “Situs Karangkamulyan”. Ekskavasi Situs Astana Gede Kawali kepada Laporan Kegiatan Tidak Diterbitkan. Tersedia Aparat Pemerintahan dan Masyarakat Sekitar dan dimiliki oleh Penulis. Situs”. Makalah Tidak Diterbitkan. Jatinangor: Dokumentasi Tim ALG UNPAD [Academic Departemen Sejarah dan Filologi FIB UNPAD Leadership Grant, Universitas Padjadjaran] [Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Padjadjaran] Bandung. (2016a). “Prasasti Kawali 1 (1-A)”. Bandung. Tersedia dan dimiliki oleh Penulis. Laporan Kegiatan Tidak Diterbitkan. Tersedia Hermana, Anda & Mamay Komariah. (2019). dan dimiliki oleh Penulis. “Eksplorasi Hukum Adat Galuh sebagai Kearifan Dokumentasi Tim ALG UNPAD [Academic Lokal di Kabupaten Ciamis” dalam Jurnal Ilmiah Leadership Grant, Universitas Padjadjaran] Galuh Justisi, Vol.7, No.2. Tersedia secara online Bandung. (2016b). “Prasasti Kawali 1 (1-B)”. juga di: https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/ Laporan Kegiatan Tidak Diterbitkan. Tersedia galuhjustisi/article/view/2915/2554 [diakses di dan dimiliki oleh Penulis. Bandung, Jawa Barat, Indonesia: 17 Januari 2020]. Dokumentasi Tim ALG UNPAD [Academic Hidayat, Yayat. (2010). “Mengenal Warisan Kerajaan Leadership Grant, Universitas Padjadjaran] Panjalu” dalam Majalah Misteri, Edisi 20 Bandung. (2016c). “Prasasti Kawali 2”. Laporan Pebruari – 04 Maret. Kegiatan Tidak Diterbitkan. Tersedia dan dimiliki Hidayat, Edi. (2017). “Perkembangan Tradisi Misalin oleh Penulis. di Cimaragas, Kabupaten Ciamis: Sebuah Kajian Dokumentasi Tim ALG UNPAD [Academic Historis, Tahun 1991-2016”. Skripsi Sarjana Leadership Grant, Universitas Padjadjaran] Tidak Diterbitkan. Bandung: Departemen Bandung. (2016d). “Prasasti Kawali 3 dan Pendidikan Sejarah FPIPS UPI [Fakultas Prasasti Kawali 4”. Laporan Kegiatan Tidak Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Diterbitkan. Tersedia dan dimiliki oleh Penulis. Pendidikan Indonesia]. Tersedia secara online Dokumentasi Tim ALG UNPAD [Academic juga di: http://repository.upi.edu/31646/6/S_ Leadership Grant, Universitas Padjadjaran] SEJ_1206234 [diakses di Bandung, Jawa Barat, Bandung. (2016e). “Prasasti Kawali 5 dan Indonesia: 17 Agustus 2019]. Prasasti Kawali 6”. Laporan Kegiatan Tidak Howell, Martha & Walter Prevenier. (2001). From Diterbitkan. Tersedia dan dimiliki oleh Penulis. Reliable Sources: An Introduction to Historical Dokumentasi Tim ALG UNPAD [Academic Methods. Ithaca, New York: Cornell University Leadership Grant, Universitas Padjadjaran] Press. Bandung. (2016f). “Situs Astana Gede, Kawali”. Kartakusuma, Richadiana. (2005). “Situs Laporan Kegiatan Tidak Diterbitkan. Tersedia Kawali: Ajaran Sunda dalam Tradisi dan dimiliki oleh Penulis. Megalitik?” dalam Sundalana, Volume 4, Dokumentasi Tim ALG UNPAD [Academic hlm.41-64. Diterbitkan oleh Pusat Studi Sunda di Leadership Grant, Universitas Padjadjaran] Bandung, Jawa Barat, Indonesia. Bandung. (2016g). “Situs Gunung Padang”. Kartakusuma, Richadiana. (2015). “Situs Kawali Laporan Kegiatan Tidak Diterbitkan. Tersedia (Astana Gede), Desa Indrayasa, Kecamatan dan dimiliki oleh Penulis. Kawali, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat: Salah Dokumentasi Tim ALG UNPAD [Academic Satu Balay Pamujaan/Kabuyutan Kerajaan Galuh Leadership Grant, Universitas Padjadjaran] Priangan Timur”. Makalah pada FGD (Focus Bandung. (2016h). “Situ Lengkong, Panjalu”. Group Discussion): Rekonstruksi Situs Astana Laporan Kegiatan Tidak Diterbitkan. Tersedia Gede Kawali, di Hotel Horison, Bandung, Jawa dan dimiliki oleh Penulis. Barat, Indonesia, pada tanggal 29 Setember.

© 2020 by UPI (Indonesia University of Education) Press in Bandung, West Java, Indonesia 31 ISSN 2527-3868 (print), 2503-457X (online), and http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbardik KUNTO SOFIANTO & MIFTAHUL FALAH, Arti Penting Situs Astana Gede

Kartika, Titing. (2016). “Dampak Pengembangan Lubis, Nina Herlina et al. (2016). “Rekonstruksi Pariwisata terhadap Aspek Ekonomi, Sosial- Kerajaan Galuh Abad VIII-XV” dalam Budaya, dan Lingkungan Fisik di Desa Panjalu” PARAMITA: Historical Studies Journal, Vol.26, dalam Jurnal Hospitaliti dan Pariwisata, Vol.3, No.1, hlm.9-22. Semarang: Jurusan Sejarah No.1 [Januari], hlm.1-19. FIS UNNES [Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Kartodirdjo, Sartono. (2016). Pendekatan Ilmu Sosial Negeri Semarang]. dalam Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Penerbit Marlina, Nina, Heru Nurasa & Ramadhan Omba, cetakan ke-1. Pancasilawan. (2017). “Efektivitas Program KC [Kabupaten Ciamis]. (2011). “Situs Pangcalikan Pengembangan Destinasi Pariwisata di Kabupaten Gunung Padang”. Tersedia secara online di: Ciamis: Studi pada Objek Wisata Situ Lengkong” http://www.disparbud.jabarprov.go.id/wisata/dest- dalam Jurnal Administrasi Negara, Vol.2, No.1 det.php?id=129&lang=id [diakses di Bandung, [Agustus], hlm.37-42. Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat, Indonesia: 9 Februari 2020]. Jawa Barat: UNPAD [Universitas Padjadjaran] Kuntowijoyo. (2003). Metodologi Sejarah. Bandung. Yogyakarta: Jurusan Sejarah FIB UGM [Fakultas Moleong, Lexy J. (2012). Metodologi Penelitian Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada] Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosda Karya, bekerjasama dengan PT Tiara Wacana Yogya, edisi revisi. edisi kedua. Mukoyimah. (2018). “Retorika dalam Pidato Kusmayadi, Yadi. (2018). “Pengembangan Soekarno pada Demokrasi Terpimpin: Analisis Potensi Wisata Situs Gandoang Wanasigra Dakwah”. Tesis M.Sos. Tidak Diterbitkan. untuk Meningkatkan Kesejahteraan Ekonomi Semarang: PPs UIN [Program Pascasarjana, Masyarakat Desa Wanasigra, Kecamatan Universitas Islam Negeri] Walisongo. Tersedia Sindangkasih, Kabupaten Ciamis” dalam Jurnal secara online juga di: http://eprints.walisongo. Candrasangkala, Vol.4, No.1 [Mei], hlm.31-47. ac.id/8390/1/1500048008_Tesis.pdf [diakses di Kuswandi, Kikin & Adi Dwi Rianto. (2012). “Cerita Bandung, Jawa Barat, Indonesia: 3 Agustus 2019]. Rakyat Prabu Galuh Salawe di Dusun Tunggal Munoz, Paul Michel. (2006). Early Kingdoms of the Rahayu, Desa Cimaragas, Kecamatan Cimaragas, Indonesian Archipelago and the Malay Peninsula. Kabupaten Ciamis dan Fungsinya untuk Singapura:Editions Didier Millet. Masyarakat” dalam Jurnal Cakrawala Galuh, Nastiti, Titi Surti & Hasan Djafar. (2016). “Prasasti- Vol.II, No.3 [Desember]. prasasti dari Masa Hindu-Buddha (Abad ke-12 “Laporan Penelitian Situs Astana Gede, Kawali, – 16 Masehi) di Kabupaten Ciamis, Jawa Barat” Ciamis, 12-13 Juni 2015”. Laporan Penelitian dalam Purbawidya, Vol.5, No.2 [November], Tidak Diterbitkan. Tersedia dan dimiliki oleh hlm.101-116. Bandung, Jawa Barat, Indonesia: Penulis. Balai Arkeologi Bandung. Latief, K. Putu. (2018). “Kisah Raden Undakan Notosusanto, Nugroho. (1978). Masalah Penelitian Kalangsari, Penyebar Agama Islam di Nagarapageuh, Sejarah Kontemporer: Suatu Pengalaman. Panawangan, Ciamis” dalam Galuh.Id, pada 14 Jakarta: Yayasan Idayu. Agustus. Tersedia secara online juga di: https://galuh. Nugraha, Ade et al. (2017). “Fungsi Cerita Situs id/kisah-raden-undakan-kalangsari-penyebar- Gunung Padang”. Makalah Tidak Diterbitkan. agama-islam-di-nagarapageuh-panawangan- Ciamis: Program Studi Pendidikan Sejarah ciamis/ [diakses di Bandung, Jawa Barat, Indonesia: FKIP UNIGAL [Fakultas Keguruan dan Ilmu 17 Agustus 2019]. Pendidikan, Universitas Galuh]. Tersedia secara Loita, Aini. (2018). “Situs Kabuyutan online juga di: http://paranggong.blogspot. Karangkamulyan: Studi Deskriptif Analisis com/2017/04/fungsi-cerita-situs-gunung- pada Benda-benda Situs Karangkamulyan di padang-di.html [diakses di Bandung, Jawa Barat, Desa Karangkamulyan, Kecamatan Cijeungjing, Indonesia: 17 Agustus 2019]. Kabupaten Ciamis, Provinsi Jawa Barat” dalam Olthof, W.L. (2008). Babad Tanah Jawi: Mulai dari MAGELARAN: Jurnal Pendidikan Seni, Vol.1, Nabi Adam sampai Tahun 1647. Yogyakarta: PT No.1 [Juni], hlm.12-23. Buku Kita, Terjemahan, cetakan ke-4. Lubis, Nina Herlina et al. (2013). Sejarah “Penelitian Lapangan ke Astana Gede, pada 18-20 Kerajaan Sunda. Bandung: Yayasan MSI Mei, 30-31 Mei, 16-17 Juli, 22-23 Juli, dan 30-31 [Masyarakat Sejarawan Indonesia] Cabang Juli 2016”. Laporan Penelitian Tidak Diterbitkan. Jawa Barat bekerjasama dengan MGMP IPS Tersedia dan dimiliki oleh Penulis. SMP [Musyawarah Guru Mata Pelajaran, Ilmu Permana, Rangga Saptya Mohamad. (2015). “Makna Pengetahuan Sosial, Sekolah Menengah Pertama] Tri Tangtu di Buana yang Mengandung Aspek Kabupaten . Komunikasi Politik dalam Fragmen Carita

32 © 2020 by UPI (Indonesia University of Education) Press in Bandung, West Java, Indonesia ISSN 2527-3868 (print), 2503-457X (online), and http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbardik MIMBAR PENDIDIKAN: Jurnal Indonesia untuk Kajian Pendidikan, Volume 5(1), Maret 2020

Parahyangan” dalam Jurnal Kajian Komunikasi, Hasil Penelitian Tidak Diterbitkan. Bogor: Vol.3, No.2 [Desember], hlm.173-191. Tersedia Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas secara online juga di: http://jurnal.unpad.ac.id/ Pertanian IPB [Institut Pertanian Bogor]. jkk/article/view/7407/3409 [diakses di Bandung, Ratih, Dewi. (2017). “Kadipaten Ciancang dalam Jawa Barat, Indonesia: 3 Agustus 2019]. Perspektif Lokal” dalam Jurnal Artefak: History Picard, Michel. (2006). Bali: Pariwisata Budaya and Education, Vol.4, No.1 [April], hlm.67-76. dan Budaya Pariwisata. Jakarta: Penerbit KPG Ricklefs, Merle Calvin. (2008). Sejarah Indonesia [Kepustakaan Populer Gramedia], Terjemahan. Modern, 1200-2008. Jakarta: PT Serambi Ilmu “Prabu Niskala Wastu Kancana: Memerintah Selama Semesta, Terjemahan. 103 Tahun” dalam Majalah Parahyangan, Vol. Ridha, R. Muhamad Juwarno. (2008). “Nilai VI, No.4, Thn.2019, hlm.94. Tersedia secara Ekonomi Wisata Kawasan Situ Lengkong online juga di: http://unpar.ac.id/wp-content/ Panjalu Kabupaten Ciamis dengan Metode uploads/2019/11/Majalah-Parahyangan-IV-06. Kontingensi”. Skripsi Sarjana Tidak Diterbitkan. pdf [diakses di Bandung, Jawa Barat, Indonesia: 3 Bogor: Departemen Konservasi Sumberdaya Januari 2020]. Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan Pramono, Djoko. (2005). Budaya Bahari. Jakarta: IPB [Institut Pertanian Bogor]. Tersedia secara Gramedia Pustaka Utama. online juga di: https://repository.ipb.ac.id/jspui/ Prijono, Sudarti. (2015). “Hasil Ekskavasi Situs bitstream/123456789/56915/1/E08rmj.pdf Astana Gede Sebelum Tahun 2014”. Makalah [diakses di Bandung, Jawa Barat, Indonesia: pada FGD (Focus Group Discussion): 10 Agustus 2019]. Rekonstruksi Situs Astana Gede Kawali, di Hotel Runalan, S.U. (2015). “Situs Cagar Budaya Horison, Bandung, Jawa Barat, Indonesia, pada Sanghyang Maharaja Cipta Permana tanggal 29 Setember. Prabudigaluh Salawe, Dusun Tunggal Rahayu, Poesponegoro, Marwati Djoened & Nugroho Desa Cimaragas, Kecamatan Cimaragas, Notosusanto [eds]. (1990). Sejarah Nasional Kabupaten Ciamis” dalam Jurnal Artefak, Vol.3, Indonesia II. Jakarta: PN Balai Pustaka. No.2 [Agustus], hlm.173-186. Ciamis, Jawa Purwantiasning, Ari Widyati. (2015). “Kajian Barat, Indonesia: UNIGAL [Universitas Galuh]. Revitalisasi pada Bantaran Sungai sebagai Saptono, Nanang. (2008). “Dimensi Arkeologi Upaya Pelestarian Bangunan Tua Bersejarah: Kawasan Ciamis: Situs Astana Gede Kawali Studi Kasus Kawasan Malaka, Malaysia” dalam dalam Konteks Perubahan Budaya” dalam Prosiding SNTT FGDT, diselenggarakan oleh Bujangga Manik, pada 4 Desember. Tersedia Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah secara online juga di: http://arkeologisunda. Makassar, pada tanggal 30 Juli – 2 Agustus. blogspot.com/2008/12/situs-astana-gede-kawali- Puteh, Baharuddin bin H. & Mohamad Nazli bin dalam-konteks.html [diakses di Bandung, Jawa H. Omar. (2014). “Islam dan Kebudayaan Barat, Indonesia: 10 Agustus 2019]. Melayu di Era Globalisasi di Malaysia” Sari, Mila Desti Arum. (2015). “Persepsi Guru dalam SOSIAL BUDAYA: Media Komunikasi Sejarah tentang Keberadaan Situs Benteng Ilmu-ilmu Sosial dan Budaya, Vol.10, No.1 Portugis dalam Pembelajaran Sejarah di SMA [Januari-Juni], hlm.115-123. Tersedia secara Negeri 1 Donorojo, Tahun Pelajaran 2014/2015”. online juga di: https://media.neliti.com/media/ Skripsi Sarjana Tidak Diterbitkan. Semarang: publications/40475-ID-islam-dan-kebudayaan- Jurusan SEJARAH FIS UNNES [Fakultas melayu-di-era-globalisasi-di-malaysia.pdf Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang]. [diakses di Bandung, Jawa Barat, Indonesia: 31 Tersedia secara online juga di: https://lib.unnes. Agustus 2019]. ac.id/20826/1/3101411027-S.pdf [diakses di Rachma, Dinda. (2016). “Sejarah Situs Pangcalikan Bandung, Jawa Barat, Indonesia: 3 Agustus 2019]. Gunung Padang Ciamis” dalam Alam Priangan, Saringendyanti, Etty, Nina Herlina & Mumuh pada 18 Agustus. Tersedia secara online juga Muhsin Zakaria. (2018). “Tri Tangtu on Sunda di: https://alampriangan.com/situs-pangcalikan- Wiwitan Doctrine in the XIV-XVII Century” in gunung-padang-ciamis/ [diakses di Bandung, TAWARIKH: Journal of Historical Studies, Volume Jawa Barat, Indonesia: 17 Agustus 2019]. 10(1), October, pp.1-14. Bandung, Indonesia: Raffles, Thomas Stamford. (2014).The History of Minda Masagi Press owned by ASPENSI, ISSN Java: Sejarah Pulau Jawa. Yogyakarta: Penerbit 2085-0980 (print). Available online also at: http:// Narasi, Terjemahan. journals.mindamas.com/index.php/tawarikh/ Ramadhanti, Astrie Syahrina. (2015). “Evaluasi article/view/1056 [accessed in Bandung, West Pelestarian Lanskap Sejarah Periode Kerajaan Java, Indonesia: August 10, 2019]. terhadap Kesiapan Bogor sebagai Kota Pusaka”. Saringendyanti, Etty et al. (2019). “Tata Ruang

© 2020 by UPI (Indonesia University of Education) Press in Bandung, West Java, Indonesia 33 ISSN 2527-3868 (print), 2503-457X (online), and http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbardik KUNTO SOFIANTO & MIFTAHUL FALAH, Arti Penting Situs Astana Gede

Keraton Galuh (IX-X Masehi) dan Keraton pidato Spektakuler Bung Karno Sepanjang Masa. Surawisesa (XIV-XV Masehi) di Kabupaten Jakarta: Penerbit Laksana. Ciamis, Provinsi Jawa Barat”. Laporan Penelitian “Supadma Rudana: Kearifan Lokal Bali Jadi Daya Tidak Diterbitkan. Bandung: Balai Arkeologi Tarik Dunia” dalam Berita Dewata: Jendela Jawa Barat. Pulau Bali, pada 6 September 2019. Tersedia Sawunggalih, Mustafid. (2015). “Semangat secara online juga di: https://beritadewata.com/ Kegaluhan di Perantauan: Galuh sebagai Identitas supadma-rudana-kearifan-lokal-bali-jadi-daya- Diri” dalam KOMPASIANA: Beyond Blogging, tarik-dunia/ [diakses di Bandung, Jawa Barat, pada 26 Juni. Tersedia secara online juga di: Indonesia: 3 Januari 2020]. https://www.kompasiana.com/mustafid/550007 Suwardani, Ni Putu. (2015). “Pewarisan Nilai-nilai 14a333119d6f50fb02/semangat-kegaluhan-di- Kearifan Lokal untuk Memproteksi Masyarakat perantauan-galuh-sebagai-identitas-diri Bali dari Dampak Negatif Globalisasi” dalam [diakses di Bandung, Jawa Barat, Indonesia: Jurnal Kajian Bali, Vol.05, No.02 [Oktober], 24 Agustus 2019]. hlm.247-264. Septiani, Ayu. (2016). “Situs Astana Gede Kawali Schwartz, S.J., W.M. Kurtines & M.J. Montgomery. sebagai Sumber Belajar bagi Mahasiswa (2005). “Perbandingan Dua Strategi untuk Sejarah: Studi Kasus pada Mahasiswa Program Memfasilitasi Proses Pembentukan Identitas pada Studi Sejarah Universitas Padjadjaran” dalam Orang Dewasa yang Baru Muncul” dalam Jurnal CANDRASANGKALA: Jurnal Pendidikan dan Penelitian Remaja, Volume 20, hlm.309-345. Sejarah, Vol.2, No.1, hlm.27-36. Tersedia secara Syarief, Edwin Buyung. (2017). “Makna Estetik pada online juga di: http://jurnal.untirta.ac.id/index. Situs Karangkamulyan di Kabupaten Ciamis” php/Candrasangkala/article/view/1601/1254 dalam IDEALOG: Jurnal Desain Interior & [diakses di Bandung, Jawa Barat, Indonesia: Desain Produk, Vol.2, No.1 [April]. Bandung: 10 Agustus 2019]. Universitas Telkom. Sjamsuddin, Helius. (2014). Metodologi Sejarah. Tim Peneliti ALG UNPAD [Academic Leadership Yogyakarta: Penerbit Ombak. Grant, Universitas Padjadjaran] Bandung. Sjamsuddin, Helius. (2017). “Identitas-Identitas (2016a). “Dokumentasi Lapangan”. Laporan Etnik dan Nasional dalam Perspektif Pendidikan Kegiatan Tidak Diterbitkan. Tersedia dan dimiliki Multikultural”. Tersedia secara online di: http:// oleh Penulis. sejarah.upi.edu/artikel/dosen/identitas-identitas- Tim Peneliti ALG UNPAD [Academic Leadership etnik-dan-nasional-dalam-perspektif-pendidikan- Grant, Universitas Padjadjaran] Bandung. multikultural/ [diakses di Bandung, Jawa Barat, (2016b). Situs Astana Gede Kawali. Bandung: Indonesia: 24 Agustus 2019]. YMSI [Yayasan Masyarakat Sejarawan Soedarmo, R. (2011). “Pelestarian Benda Cagar Indonesia] Cabang Jawa Barat. Budaya dan Upaya Pengembangan Nilai Budaya: Tjandrasasmita, Uka. (2009). Arkeologi Islam Situs Astana Gede sebagai Warisan Peninggalan Nusantara. Jakarta: Penerbit KPG [Kepustakaan Sejarah di Kecamatan Kawali, Kabupaten Populer Gramedia]. Ciamis” dalam Cakrawala Galuh, Vol.I, No.6 Triguna, Ida Bagus Gde Yudha. (2011). Mengapa [September]. Bali Unik? Jakarta: Pustaka Jurnal Keluarga. Sucipto. (2009). Perkembangan Masyarakat Widyonugrahanto, A. et al. (2017). “The Politics of pada Masa Kerajaan Hindu-Budha serta Sundanese Kingdom Administration in Kawali- Peninggalannya. Solo: Tiga Serangkai, Galuh” in PARAMITA Historical Studies Journal, terjemahan dan diedit oleh Suminto. Vol.27, No.1, pp.28-33. Semarang: Jurusan Suganda, Her. (2003). “Situ Lengkong dan Sejarah FIS UNNES [Fakultas Ilmu Sosial, Nusalarang: Wisata Alami yang Islami” dalam Universitas Negeri Semarang]. surat kabar Kompas. Jakarta: 21 Juni. WK [Wisata Korea]. (2020). “5 Museum Terbaik Suganda, Her. (2015). Kerajaan Galuh: Legenda, yang Ada di Korea Selatan”. Tersedia Takhta, dan Wanita. Bandung: PT Kiblat Buku secara online di: https://www.wisatakorea. Utama. co.id/2019/03/22/5-museum-terbaik-yang-ada-di- Sukardja, Djadja. (2002). Inventarisasi dan korea-selatan/ [diakses di Bandung, Jawa Barat, Dokumentasi Sumber Sejarah Galuh Ciamis. Indonesia: 28 Februari 2020]. Ciamis: t.p. [tanpa penerbit]. Zahorka, Herwig. (2007). The of Sukmadinata, Nana Syaodih. (2006). Metode West Java: From to Pakuan Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Pajajaran with the Royal Center of Bogor. Rosdakarya. Jakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka. Sumartono, Wirianto. (2018). JASMERAH: Pidato- Zakaria, Mumuh Muhsin. (2011). “Eksistensi

34 © 2020 by UPI (Indonesia University of Education) Press in Bandung, West Java, Indonesia ISSN 2527-3868 (print), 2503-457X (online), and http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbardik MIMBAR PENDIDIKAN: Jurnal Indonesia untuk Kajian Pendidikan, Volume 5(1), Maret 2020

Kerajaan Pajajaran dan Prabu Siliwangi”. Fakultas Sastra UNPAD [Universitas Padjadjaran] Makalah disampaikan dalam Seminar di Program Bandung. Tersedia secara online juga di: http:// Studi Ilmu Sejarah FS UNPAD [Fakultas Sastra, pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2013/10/ Universitas Padjadjaran] Bandung, di Jatinangor, KAJIAN-IDENTIFIKASI-PERMASALAHAN- Sumedang, Jawa Barat, Indonesia, pada hari Senin, KEBUDAYAAN-SUNDA.pdf [diakses di Bandung, 28 Maret. Tersedia secara online juga di: http:// Jawa Barat, Indonesia: 21 Agustus 2019]. pustaka.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2012/05/ Zed, Mestika. (2004). Metode Penelitian pustaka_unpad_eksistensi_kerajaan_padjadjaran_ Kepustakaan. Jakarta: Penerbit YOI [Yayasan dan_siliwangi.pdf [diakses di Bandung, Jawa Obor Indonesia]. Barat, Indonesia: 10 Agustus 2019]. Zulfahmi. (2017). “Peran Lembaga Eksekutif dan Zakaria, Mumuh Muhsin. (2012). “Kajian Identifikasi Legislatif dalam Mengimplementasikan Undang- Permasalahan Kebudayaan Sunda: Masa Lalu, Undang Pemerintah Aceh” dalam Al-Lubb, Vol.2, Masa Kini, dan Masa yang Akan Datang”. No.1, hlm.19-47. Laporan Penelitian Tidak Diterbitkan. Bandung:

© 2020 by UPI (Indonesia University of Education) Press in Bandung, West Java, Indonesia 35 ISSN 2527-3868 (print), 2503-457X (online), and http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbardik KUNTO SOFIANTO & MIFTAHUL FALAH, Arti Penting Situs Astana Gede

Selamat Datang di Kabupaten Ciamis (Sumber: https://www.boombastis.com, 31/8/2019)

Bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Ciamis di Jawa Barat, Indonesia, terutama pihak eksekutif, legislatif, dan yudikatif, rasa memiliki kepada Kabupaten Ciamis sebetulnya tidak usah diragukan lagi, meskipun sebagian dari mereka bukan berasal dari Ciamis. Merekalah, sebetulnya, yang membuat rencana dan konsep pembangunan yang berwawasan lingkungan. Masalahnya sekarang adalah tinggal bagaimana sikap dan mentalitas mereka itu bisa tetap terus dipertahankan.

36 © 2020 by UPI (Indonesia University of Education) Press in Bandung, West Java, Indonesia ISSN 2527-3868 (print), 2503-457X (online), and http://ejournal.upi.edu/index.php/mimbardik